[SERIES]
Miracle Daily Part 1 (Song Joong Ki’s Story)
Title : [SERIES] Miracle Daily Part 1
(Song Joong Ki’s Story)
Author : Cavela
Length : Series
Genre : Married Life, Romance, and Sad
Main
Cast : Song Joong Ki and Na Hae
Ryeong aka Haeryung
Other Cast : Cho Kyuhyun, Heo Gayoon, Kim Ah Young aka Yura, Kim Ji Won,
Kim Myungsoo aka L, Lee Jae Jin, Lee Jonghyun, Seo In Guk
Joong
Ki memandang foto keluarganya. Foto yang menggambarkan pernikahan Ji Won dengan
Kyuhyun bersama ibu dan dirinya. Joong Ki masih tidak menyangka bahwa dirinya
harus merelakan yeoja yang dicintainya untuk kedua kalinya. Saat dirinya
menyelamatkan Ji Won dan hidup bersama, tanpa sadar dirinya memiliki perasaan
khusus pada adik angkatnya itu. Sebisa mungkin dirinya menyangkal perasaannya
itu. Namun, selalu gagal hingga ibunya mengetahui semua itu. Bahkan ibunya
mengirimnya ke London dengan alasan untuk melanjutkan kuliahnya. Padahal
dirinya mengetahui niat ibunya yang sesungguhnya. Ibunya tak ingin ia jatuh
cinta pada adik angkatnya. Karena ibunya terlalu menyayangi Ji Won dan telah
menganggapnya sebagai anak kandungnya sendiri.
“
Apakah kau masih mencintainya?” Tanya Nyonya Song tiba-tiba muncul.
“
Sejak kapan omma ada disini?” Tanya Joong Ki tak percaya.
“
Sejak kau memandang foto pernikahan itu. Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya
Nyonya Song.
“
Aku tak menyangka dia secepat itu meninggalkan rumah ini.” Elak Joong Ki.
“
Pabo. Apakah kau lupa? Dia sudah lama tinggal sendiri di rumahnya. Bahkan dia
jarang pulang ke rumah ini. Apakah kau tak malu? Adikmu saja sudah menikah.
Kapan kau akan menikah?” Sindir Nyonya Song.
“
Geumane! Aku takkan menikah. Aku akan menemanimu seumur hidupku.” Ujar Joong
Ki.
“
Yak! Aku tak ingin tinggal bersamamu selamanya. Kau harus mencari calon
pengantinmu secepatnya. Jika tidak, maka aku akan mengatur kencan buta untukmu.
Otte?” Ancam Nyonya Song.
“
Terserah omma. Aku harus pergi kerja sekarang. Annyeong omma.” Pamit Joong Ki
sambil mencium wajah ibunya lalu pergi begitu saja meninggalkan ibunya yang
masih menggerutu kesal padanya.
Setibanya
di kantor Miracle Daily, semua
pegawai bawahannya menyapa dirinya. Yura dan Jae Jin menyapa Joong Ki sambil
membungkukan sebagian kepalanya, sedangkan Ji Won terlihat berusaha beranjak
dari kursinya sambil memegang perutnya. Joong Ki merasa tak heran lagi dengan
sikap adik angkatnya itu. Karena Ji Won sedang mengandung dan perutnya telah
membesar.
“
Duduklah, Ji Won-ya!” Titah Joong Ki lalu Ji Won duduk kembali.
“
Ada tamu untukmu, sajangnim.” Ujar Yura.
“
Nugu?” Tanya Joong Ki.
“
Molla. Dia hanya bilang teman lama anda.” Ujar Yura.
“
Namja atau yeoja?” Tanya Joong Ki.
“
Yeoja. Dia terlihat cantik dan seksi jika dilihat dari postur tubuhnya.” Ujar
Jae Jin tiba-tiba berdiri dengan senyum merekahnya.
“
Araseo.” Ujar Joong Ki.
Joong
Ki berjalan memasuki ruangannya perlahan-lahan, namun Ji Won menghadangnya dan
menatap tajam padanya. “ Apakah dia kekasihmu? Yura bilang padaku bahwa kau
sudah memiliki kekasih? Apakah dia orangnya?” Tanya Ji Won.
“
Aku saja belum tahu siapa yang menungguku. Bisakah kau menyingkir? Aku harus
menemuinya.” Usir Joong Ki.
“
Nappeun namja.” Kesal Ji Won lalu duduk kembali di kursi kerjanya.
Joong
Ki tersenyum melihat sikap Ji Won yang menurutnya seperti anak kecil. Mungkin
karena efek kehamilannya. Ia tak menyangka sebentar lagi akan menjadi seorang
paman. Padahal usianya masih muda menurutnya. Tangannya membuka pintu
ruangannya perlahan-lahan. Terlihat sosok yeoja sedang duduk membelakanginya
dengan rambut yang terurai. Kakinya melangkah perlahan-lahan menghampiri yeoja
itu. “ Annyeonghaseyo. Bussunmariya?” Tanya Joong Ki.
“
Oppa.”
Mendengar
suara yang tidak asing lagi baginya, membuatnya membelalakan matanya dan
kenangan masa lalunya yang telah terkubur dalam-dalam mulai bermunculan kembali
dalam benaknya. Yeoja itu berdiri dan menoleh ke arahnya. Terlihat sebuah
senyuman yang terukir pada bibir manisnya. Yeoja itu menghampirinya dan berdiri
tepat dihadapannya.
- 10 TAHUN YANG LALU -
Di
musim gugur yang begitu indah ini banyak daun yang berguguran dari pohonnya.
Terlihat banyak orang-orang yang berlalu-lalang menelusuri sepanjang jalan.
Joong Ki menelusuri jalan itu sambil mendengarkan musik melalui headsetnya. Tiba-tiba langkahnya
terhenti saat melihat seorang yeoja yang tak jauh darinya. Terlihat yeoja itu
beranjak dari bangku. Angin yang menerpa wajah yeoja itu membuat rambutnya
beterbangan. Yeoja itu memejamkan matanya merasakan hembusan angin pada
wajahnya. Joong Ki menatap yeoja itu penuh kagum. Rambutnya yang panjang dan
sedikit bergelombang, kulitnya yang putih, tubuhnya yang tinggi dan matanya
yang terlihat besar. Tak lama kemudian, yeoja itu membuka matanya dan mengambil
salah satu daun yang berguguran di jalan. Yeoja itu seperti menuliskan sesuatu
pada daun itu. Setelah selesai, yeoja itu menunggu angin berhembus lagi dan
membiarkan daun itu terbang begitu saja. Setelah memastikan daunnya terbang,
yeoja itu pergi sambil bersiul dan naik ke bus. Sementara itu, Joong Ki
berusaha menangkap daun yang terbang itu hingga ia berkali-kali menabrak pohon.
“ Hari ini adalah hari pertamaku
kuliah di Universitas Dongguk. Semoga hari-hariku menyenangkan mulai detik
ini.”
- Haeryung -
“ Jadi namanya adalah Haeryung. Rupanya kita
akan sering berjumpa.” Gumam Joong Ki lalu menyelipkan daun itu disalah satu
buku yang dibawanya.
Tiga jam telah berlalu dengan cepatnya. Joong
Ki mengemasi semua perlengkapan belajarnya. Saat melangkah menuju pintu, ia
melihat Haeryung melintasi ruang kelasnya. Terlihat raut wajah Haeryung yang
datar tanpa senyum sedikit pun. Tanpa sadar Joong Ki mengikuti Haeryung hingga
mereka tiba di perpustakaan. Haeryung memilih buku dengan seriusnya, sedangkan
Joong Ki menatap Haeryung dari arah berlawanan. Saat mengambil buku, Haeryung
melihat seorang namja di depannya. Haeryung mengambil buku itu lalu tersenyum
pada namja itu dan pergi menuju kursi perpustakaan. Joong Ki menggaruk
kepalanya yang sama sekali tidak gatal sambil tersenyum senang.
Hari telah berganti. Joong Ki masih setia
mengikuti Haeryung kemanapun pergi. Tak sedetik pun matanya lepas dari
Haeryung. Merasa diikuti, Haeryung menghentikan langkahnya dan membalikan
tubuhnya. Bukannya bersembunyi, Joong Ki malah ikut berhenti tak jauh dari
Haeryung. Haeryung berjalan menghampiri dan berhenti tepat di depan Joong Ki. “
Apa yang kau inginkan?” Tanya Haeryung.
“ Siapa namamu?”
“ Menurutmu? Siapa namaku?”
“ Jika aku berhasil mengetahui namamu, maka
kau harus menjadi kekasihku.”
“ Neo micheosseo. Jangan mengikutiku lagi!”
Setelah mengancam namja yang tak dikenalnya,
Haeryung bergegas naik ke bus dan menyuruh supir untuk melajukan busnya. Bus
pun mulai melaju perlahan-lahan. Joong Ki mendesah kesal karena tak berhasil
naik ke bus, sedangkan Haeryung menjulurkan lidahnya ke arah Joong Ki dan
tersenyum puas padanya. Joong Ki yang menyadarinya mengeluarkan smirknya lalu
tersenyum. “ Ini baru awal, Haeryung-ssi.” Gumam Joong Ki sambil memperhatikan
bus yang melaju dan semakin pergi menjauh dari pandangannya.
“ Apa yang kau lakukan disini, Joong Ki-ya?”
Tanya In Guk tiba-tiba muncul dibalik kaca mobilnya.
“ Kau datang tepat waktu, chingu. Kajja!” Ajak
Joong Ki sambil membuka pintu mobil dan masuk lalu duduk disamping In Guk.
“ Mengapa kau tidak membawa mobilmu?” Tanya In
Guk disela menyetirnya.
“ Aku telah memutuskan untuk naik bus mulai
kemarin.” Ujar Joong Ki.
“ Waeyo?” Tanya In Guk.
“ Ada sesuatu yang ingin ku dapatkan.” Ujar
Joong Ki.
“ Sesuatu? Apakah kau yakin? Ku rasa sesuatu
itu adalah seorang yeoja. Hey, siapakah yeoja itu?” Tanya In Guk penasaran.
Bukannya menjawab, Joong Ki malah tersenyum dan
menyuruh In Guk untuk mempercepat mobilnya. Jika tidak, mereka akan terlambat
masuk ke kelas. In Guk adalah sahabatnya sejak ia kuliah di Dongguk. Selama dua
tahun saling mengenal, mereka semakin cocok. Mereka merupakan casanova di
Dongguk. Banyak yeoja yang mengidolakan dan mengejar mereka. Setiap pagi loker
mereka pasti dipenuhi oleh surat cinta dari para penggemarnya. Tak hanya mereka
berdua saja. Ada satu personil lagi dalam persahabatan mereka, yaitu Lee
Jonghyun. Jonghyun terkenal dengan bakat menyanyinya. Jonghyun membius para
penggemar dengan suara emasnya. Sebenarnya Jonghyun berbeda dengan Joong Ki dan
In Guk dalam hal belajar. Jonghyun lebih memilih kelas seni, sedangkan Joong Ki
dan In Guk memilih kelas sastra. Tapi, mereka dipertemukan dalam hobi yang sama
yaitu bermain sepak bola. Setiap seminggu sekali, mereka menyempatkan untuk
bermain sepak bola di kampusnya. Hal itu membuat para penggemarnya kegirangan
menyoraki nama mereka.
“ Berapa surat cinta yang ada di lokermu?”
Tanya In Guk.
“ 20. Kau?” Tanya Joong Ki.
“ 15. Dan kau?” Tanya In Guk pada Jonghyun
yang baru datang.
“ 25. Daebak! Kali ini aku yang menang. Jangan
lupa yang kalah harus mentraktir!” Ujar Jonghyun sambil mengedipkan sebelah
matanya pada In Guk.
“ Aish jinja. Mengapa aku harus kalah dalam dua
hari berturut-turut?” Lirih In Guk.
Haeryung baru saja keluar dari kelasnya. Saat
akan mengembalikan buku ke perpustakaan, ia tertarik untuk menghampiri lapangan
yang penuh dengan yeoja. Terdengar para yeoja menyoraki nama idola mereka dengan
semangat sekali. Bahkan ia menutup telinganya dengan tangannya sendiri. Setelah
berhasil menerobos kerumunan, matanya menelusuri lapangan sudut demi sudut.
Matanya berhenti tepat pada seorang namja yang sedang bermain sepak bola sambil
melambaikan tangannya ke arah para penggemarnya dan memberikan ciuman jarak
jauh untuk mereka. Para yeoja itu mulai kegirangan dan semakin keras menyoraki
nama namja itu.
“ Jadi, namja tadi pagi kuliah disini juga.
Rupanya dia sangat populer. Ah, pabo. Aku harus cepat mengembalikan buku ini.
Jika tidak, maka aku harus membayar denda.” Gumam Haeryung sambil memukul pelan
kepalanya lalu keluar dari kerumunan.
Tanpa Haeryung sadari, Joong Ki mengetahui
keberadaanya. Sebenarnya ciuman jarak jauhnya bukanlah untuk para penggemarnya,
melainkan untuk Haeryung. Melihat reaksi wajah Haeryung yang datar, membuat
Joong Ki semakin gemas padanya. “ Yeoja pabo. Apakah kau tidak menyukai
ciumanku?” Gumam Joong Ki sambil tersenyum lalu melanjutkan permainan bolanya.
Haeryung baru menyadari bahwa siang telah
berganti menjadi sore. Tangannya menutup buku yang dibacanya dan menyimpan di
atas meja. Saat akan beranjak dari kursinya, tiba-tiba namja pagi tadi muncul
dan menghimpitnya dengan nafas yang terengah-engah. Yang tak lain adalah Joong
Ki.
“ Sekarang adalah waktumu pulang. Hampir saja
aku terlambat. Aku akan mengantarkanmu.” Ujar Joong Ki.
“ Chogio, sudah berapa lama kau mengikutiku?”
Tanya Haeryung.
“ Molla, aku tidak menghitungnya. Yang jelas
sejak kau pertama kuliah disini.” Ujar Joong Ki.
“ Mwo? Selama itukah?” Tanya Haeryung tak
percaya.
“ Chogio, sebentar lagi perpustakaan akan
tutup. Sebaiknya kalian melanjutkan obrolan di luar saja!” Titah petugas
perpustakaan tiba-tiba muncul pada mereka.
“ Ah, nde. Jeongmal mianhaeyo. Kami akan pergi
sekarang.” Sesal Haeryung sambil tersenyum pada petugas perpustakaan itu.
“ Kajja!” Ajak Joong Ki.
Joong Ki dan Haeryung keluar dari perpustakaan
dan berjalan beriringan. Suasana terasa sangat canggung dan sunyi karena tak
ada yang memulai bicara diantara mereka. Haeryung melihat tetesan keringat yang
mengalir pada sekujur tubuh Joong Ki. Detik itu juga, Haeryung baru menyadari
bahwa Joong Ki pasti berlarian menghampirinya setelah bermain sepak bola tadi.
Haeryung menghentikan langkahnya lalu mencari sapu tangan di tas miliknya. Hal
itu sontak membuat langkah Joong Ki terhenti juga.
“ Waeyo?” Tanya Joong Ki.
Setelah mendapatkan sapu tangannya, Haeryung
mengulurkan sapu tangan itu pada Joong Ki agar menerimanya. “ Chogio, tubuhmu
penuh keringat! Kau bisa mengeringkannya dengan menggunakan ini.” Ujar
Haeryung.
“ Namaku adalah Song Joong Ki. Jadi, panggil
aku dengan namaku.” Ujar Joong Ki.
“ Apakah kau sedang memancingku? Sampai kapan
pun aku tidak akan memberitahu namaku padamu.” Ujar Haeryung.
“ Waeyo?” Tanya Joong Ki.
“ Karena aku tidak ingin ucapanmu tadi pagi
terwujud. Jadi, kau akan mengambil sapu tangan ini atau tidak?” Tanya Haeryung
memastikan karena tangannya memang sudah pegal memegang sapu tangan yang tak
kunjung Joong Ki ambil dari tangannya.
“ Ternyata kau masih mengingatnya. Apakah kau
tidak ingin mengeringkan keringatku dengan tanganmu? Apakah kau tahu? Para
yeoja di luar sana sangat ingin melakukannya.” Ujar Joong Ki.
“ Kau akan mengambilnya atau tidak? Jika
tidak, maka aku akan memasukannya kembali ke tas.” Ancam Haeryung.
“ Araseo. Gomawo.” Ujar Joong Ki sambil
mengambil sapu tangan itu.
“ Busnya sudah datang. Kajja!” Ajak Haeryung
lalu naik ke bus.
Mereka duduk bersampingan di bus. Lagi-lagi
mereka saling terdiam. Joong Ki mengambil headset
di tas miliknya lalu memasangkannya pada ponselnya. Sedangkan Haeryung memilih
untuk melihat ke arah luar bus dan melihat jalanan yang mulai ramai dengan
orang-orang yang baru pulang bekerja. Setelah memilih lagu, Joong Ki melepaskan
sebelah headset miliknya dan
memasangkannya pada telinga kiri Haeryung. Lagu yang diputar oleh Joong Ki
adalah Talk Love yang dinyanyikan
oleh K. Will. Awalnya Haeryung menikmati lagu itu, tapi ada bagian lirik yang
membuatnya sedikit kesal.
“ Mwo? Aku yang selalu mengganggumu? Bukankah
sebaiknya? Yang benar saja.” Kesal Haeryung.
“ Hey, mengapa kau marah seperti ini? Ini
hanyalah sebuah lagu. Aku tak menyangka bahwa kau akan menghayatinya seperti
ini dan melampiaskannya padaku. Apakah kau tidak mengerti maksud dari lagu
itu?” Tanya Joong Ki tak terima.
Sebenarnya Haeryung sangat mengerti maksud
lagu itu. Lagu itu mengisahkan tentang seorang namja yang tergila-gila pada
seorang yeoja. Sang namja mencintai yeoja itu pada pandangan pertamanya. Yang
ada dalam otak sang namja hanyalah memikirkan yeoja itu. Tanpa sadar sang namja
terlihat sangat bodoh ketika berada di dekat yeoja itu.
“ Hey, apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya
Joong Ki. Merasa tak mendapatkan respon, Joong Ki mencubit wajah Haeryung
dengan gemasnya. Dan benar saja Haeryung langsung sadar dan menatap kesal
padanya.
“ Lepaskan tanganmu!” Titah Haeryung.
Joong Ki pun melepaskan tangannya dari wajah
Haeryung dan mengangkat kedua tangannya seperti penjahat yang tertangkap oleh
polisi. “ Apa yang kau pikirkan sebenarnya? Aku hanya memberitahumu bahwa
sebentar lagi kita sampai di halte dekat rumahmu.” Ujar Joong Ki.
“ Mwo? Mengapa kau tidak memberitahuku dari
tadi?” Panik Haeryung sambil memakai tas miliknya.
Haeryung bergegas turun dari bus. Begitupun
dengan Joong Ki. Haeryung tidak menyadari bahwa Joong Ki masih mengikutinya.
Pikirannya hanya tertuju pada ibunya yang pasti akan mengomelinya karena pulang
terlambat. Saat membuka pagar rumahnya, Haeryung baru menyadari Joong Ki berada
dibelakangnya sambil tersenyum. “ Jangan bilang, kau tahu rumahku?” Tebak
Haeryung, sedangkan Joong Ki menganggukan kepalanya. “ Aish jinja. Kau
benar-benar seorang penguntit.” Gerutu Haeryung.
“ Masuklah!” Titah Joong Ki.
“ Jangan mengikutiku lagi besok!” Titah
Haeryung, sedangkan Joong Ki menanggapinya dengan senyuman.
Haeryung menutup pintu pagarnya dan mulai
melangkahkan kakinya.
“ Sampai jumpa besok, Haeryung-ya.” Gumam
Joong Ki lalu pergi dari rumah Haeryung.
Mendengar gumaman Joong Ki, membuat Haeryung
menghentikan langkahnya. Haeryung mendengar Joong Ki mengatakan namanya.
Meskipun gumaman Joong Ki terdengar pelan, namun Haeryung mendengarnya dengan
jelas. Haeryung membalikan tubuhnya dan mencari sosok Joong Ki di sekitar
rumahnya. Namun nihil, Joong Ki telah pergi.
-o0o-
Besoknya Haeryung dibuat bingung oleh Joong
Ki. Joong Ki benar-benar menurutinya. Terbukti Joong Ki tidak mengikutinya.
Berkali-kali Haeryung menoleh ke belakang untuk memastikannya. Dan benar saja
Joong Ki tidak menunjukan batang hidungnya hingga dirinya naik ke bus. Saat
naik ke bus, Haeryung mencari kursi
kosong. Ternyata ada satu dan itu disebelah namja yang tak terlihat wajahnya.
Karena namja itu menutupi wajahnya dengan topi. “ Dia benar-benar tidak
mengikutiku kali ini.” Gumam Haeryung sambil duduk.
Tanpa Haeryung ketahui, namja yang duduk
disampingnya adalah Joong Ki. Joong Ki berusaha mati-matian menahan tawanya.
Joong Ki tak menyangka bahwa Haeryung akan bersikap waspada seperti itu pada
dirinya. “ Apakah kau mencariku?” Tanya Joong Ki sambil membuka topinya dan
menoleh ke arah Haeryung.
Kali ini Haeryung dibuat terkejut bukan main
oleh Joong Ki. Pasalnya Haeryung mendesah lega saat mengetahui Joong Ki tidak
mengikutinya. Tapi ketenangannya mulai terguncang saat Joong Ki muncul. Lebih
tepatnya duduk disampingnya. “ Mengapa kau ada disini?” Tanya Haeryung tak
percaya.
“ Bukankah kau yang menyuruhku tidak
mengikutimu? Jika kita perhatikan hari ini, maka kau lah yang mengikutiku!
Lihatlah! Kau menaiki bus yang sama denganku. Bahkan duduk disampingku.” Goda
Joong Ki.
“ Kau telah merencanakan semua ini, bukan?”
Tanya Haeryung tak ingin kalah.
Bukannya menjawab, Joong Ki malah mengeluarkan
smirknya. Haeryung yang menyadarinya mulai menatap kesal pada Joong Ki.
Tiba-tiba ada sebuah mobil yang menyalip bus dengan cepatnya. Joong Ki yang
melihat sopir bus mulai kehilangan kendali, bergegas menarik Haeryung dan
memeluknya. Haeryung mulai berontak dan menyuruh Joong Ki untuk melepaskannya.
Dan benar saja supir bus menginjak rem dengan mendadak. Bukannya Haeryung berusaha
melepaskan dirinya malah memeluk Joong Ki dengan eratnya. Joong Ki tersenyum
dibalik pelukannya itu, sedangkan Haeryung masih memejamkan matanya penuh
ketakutan. Saat bus mulai melaju dengan normal, Haeryung mendengar detak
jantung Joong Ki.
“ Jantungmu berdetak sangat cepat. Aku suka
sekali mendengarnya.” Ujar Haeryung sambil menempelkan telinganya pada dada
Joong Ki.
“ Sampai kapan kau akan memelukku seperti ini?
Orang-orang akan berpikiran kalau kau yeoja yadong.” Bisik Joong Ki.
Haeryung bergegas melepaskan pelukannya
setelah mendengar bisikan Joong Ki dan merapikan pakaiannya, sedangkan Joong Ki
masih tersenyum. “ Kita sudah sampai, kajja!” Ajak Haeryung sambil beranjak
dari kursinya.
Seperti biasa Joong Ki mengikuti Haeryung dari
belakang. Joong Ki sengaja melakukannya karena ia takut para penggemarnya akan
mengganggu Haeryung. Tiba-tiba Jonghyun dan In Guk datang. Mereka merangkul
Joong Ki bersamaan.
“ Apakah dia yeoja itu?” Tanya In Guk sambil
memperhatikan Haeryung yang terus berjalan, sedangkan Joong Ki menanggapinya
dengan senyumannya.
“ Nugu?” Tanya Jonghyun.
“ Dia adalah yeoja yang dikejarnya selama ini.
Apakah kau tahu? Dia naik bus sekarang gara-gara yeoja itu.” Goda In Guk.
“ Jeongmal? Wow, bukankah itu bagus? Namja
kaya raya yang tak pernah menaiki kendaraan umum sebelumnya tiba-tiba berubah
100% gara-gara yeoja itu. Aku mendukung hubungan kalian dari lubuk hatiku
paling dalam.” Puji Jonghyun.
“ Dia lebih sulit dari yang ku bayangkan.”
Ujar Joong Ki.
Tiba-tiba datang para penggemar mereka dan
mulai mengerumuninya. Merasa bicara sendiri, Haeryung menoleh ke belakang. Dan
benar saja Joong Ki tak ada disamping maupun belakangnya. Lagi-lagi matanya
melihat kerumunan para yeoja. Haeryung sudah tak heran lagi melihatnya.
Haeryung dapat menebak siapa penyebab para yeoja itu berkumpul di depan gerbang
kampusnya. Haeryung dapat melihat Joong Ki melalui celah kerumunan itu.
Begitupun dengan Joong Ki. Haeryung melambaikan tangannya dan tersenyum manis
lalu pergi menuju kelasnya. Ingin rasanya Joong Ki mengejarnya, namun ternyata
penggemarnya itu tidak melepaskannya begitu saja.
Setelah berhasil kabur dari penggemarnya,
Jonghyun masuk ke kelasnya. Kali ini Jonghyun ditunjuk oleh dosen menjadi
asisten dosen untuk mengisi kelas menyanyi. Seluruh mahasiswi yang ada di kelas
mulai menyoraki nama Jonghyun. Jonghyun tersenyum menanggapinya dan meletakan
peralatan mengajarnya. Namun, perhatiannya tertuju pada satu yeoja yang menatap
ke arah luar jendela. Yeoja yang tak lain adalah yeoja idaman sahabatnya, Joong
Ki. Dengan sekali melihatnya, Jonghyun mengerti alasan Joong Ki menyukai yeoja
itu.
“ Siapa namamu?” Tanya Jonghyun.
“ Apakah aku harus menjawabnya?” Tanya
Haeryung dengan malas.
“ Aigoo…. Kau adalah yeoja pertama yang
mengabaikanku seperti ini. Apakah kau tidak tahu? Aku adalah asisten dosen
disini. Jika kerjaanmu hanya melamun selama kegiatan belajar berlangsung, maka
sebaiknya kau tidak perlu mengikuti kelasku.” Tegur Jonghyun.
“ Jeongmal mianhaeyo. Saya tidak akan
mengulanginya.” Sesal Haeryung.
“ Nyanyikan lagu ini sebagai hukuman pertamamu
dariku!” Titah Jonghyun sambil memberikan lirik lagu pada Haeryung.
“ Nde, mwo?” Tanya Haeryung tak percaya.
Jonghyun mengabaikan pertanyaan Haeryung lalu
pergi mengambil gitarnya dan mulai memetik senar gitarnya. Melihat Haeryung tak
beranjak dari kursinya, membuat Jonghyun menggelengkan kepalanya lalu menarik
Haeryung agar mengikutinya. Haeryung berdiri sambil mengatur nafasnya
perlahan-lahan lalu membaca lirik lagunya.
“ Bukankah judul lagu ini adalah Like a Dream dan penyanyinya adalah
Ben?” Tanya Haeryung tak percaya.
“ Waeyo? Apakah kau tidak percaya diri?” Tanya
Jonghyun.
“ Aniyo. Geunde, lagu ini sangat menyedihkan.”
Ujar Haeryung sambil menatap sendu pada kertas lirik yang dipegangnya.
“ Jeongmal? Buktikan padaku! Nyanyikan
sekarang!” Titah Jonghyun.
Jonghyun mulai memetik senar gitarnya
perlahan-lahan, sedangkan Haeryung berusaha menyesuaikannya. Haeryung mulai
menyanyikan lagu itu. Jonghyun tertegun mendengar suara Haeryung. Suara yang
begitu lembut dan merdu menurutnya. Saat Haeryung menyanyikan lagu bagian reff, semua mahasiswa yang mendengarnya
terkejut bukan main. Yang tadinya masih ada mahasiswa yang mengobrol tiba-tiba
terdiam dan menatap Haeryung. Begitupun dengan Jonghyun. Jonghyun baru
menemukan seseorang yang menyanyi seperti dirinya. Menyanyikan lagu dengan
penuh penghayatan. Seolah-olah bahwa dia adalah orang dibalik cerita lagu itu.
Dan benar saja dugaan Haeryung bahwa lagu yang diberikannya adalah lagu yang
penuh luka. Haeryung menyanyi sambil memejamkan matanya tanpa melihat lirik dan
hanya mengikuti alunan melodi dan tempo pada gitar yang dimainkan oleh
Jonghyun. Haeryung membuka matanya saat lagu yang dinyanyikan berakhir. Detik
itu juga, Haeryung mendapatkan tepuk tangan sangat meriah dari mahasiswa di
kelasnya. Sedangkan Jonghyun masih menatap Haeryung penuh takjub.
“ Kau boleh duduk!” Titah Jonghyun pada
Haeryung.
Haeryung berjalan menuju kursinya lalu
Jonghyun mulai memberikan pelajarannya. Akhirnya bel kelas telah berbunyi.
Jonghyun mengemasi perlengkapan mengajarnya. Saat hendak keluar kelas, Jonghyun
memanggil Haeryung agar mengikutinya. Haeryung yang terkejut hanya bisa
mengikutinya saja.
“ Mengapa anda memanggil saya?” Tanya
Haeryung.
“ Apakah kau tidak mempunyai chingu?” Tanya
Jonghyun.
“ Mengapa anda bertanya seperti itu?” Tanya
Haeryung tak mengerti.
“ Geunyang, aku tidak pernah melihatmu berbaur
dengan teman sekelasmu. Dan satu lagi namaku adalah Lee Jonghyun. Kau boleh
memanggilku Jonghyun-ssi atau Jonghyun oppa seperti yeoja lainnya. Ah, jangan
bicara terlalu formal padaku jika kita hanya berdua saja! Aku ini masih sangat
muda.” Ujar Jonghyun.
Haeryung sudah tak heran menghadapi namja
seperti Jonghyun. Setiap namja yang mendekatinya pasti tertarik karena wajah
cantiknya. Jika ada namja yang mencintainya, maka ada yeoja yang membencinya
juga. Bahkan ia sering menjadi korban dari para yeoja itu. Tubuhnya pasti akan
memar setelah dihajar oleh para yeoja itu. Karena hal itu lah ia memilih untuk
tidak berteman dengan siapapun setelah lulus SMA dan menjauhi setiap namja yang
mendekatinya. “ Lalu?” Tanya Haeryung dengan malasnya.
“ Luangkan waktumu hari ini!” Pinta Jonghyun.
“ Shirreo.” Tolak Haeryung.
“ Jika kau menolaknya, maka aku akan
memberikan nilai rendah padamu. Apakah kau masih menolaknya?” Ancam Jonghyun.
“ Ini tidak adil. Kau adalah tipe namja
penindas.” Gerutu Haeryung.
Haeryung mengikuti Jonghyun tanpa banyak
tanya. Terlihat Jonghyun memasuki sebuah café. Saat Jonghyun masuk, semua
pengunjung café mulai ricuh terutama yeoja. Haeryung menggelengkan kepalanya
sambil mengikuti Jonghyun. Haeryung melihat Jonghyun menghampiri salah satu
sudut meja yang telah diduduki oleh dua namja. Haeryung melihat namja itu
melambaikan tangannya ke arah Jonghyun. Tapi, tidak dengan satu namja lainnya.
Namja itu masih duduk membelakanginya tanpa menoleh padanya.
“ Rupanya kalian sudah berada disini. Hey, kau
tidak menyambutku. Padahal aku membawakan sesuatu yang menarik untukmu, Joong
Ki-ya.” Ujar Jonghyun sambil mengeluarkan smirknya.
Mendengar nama Joong Ki, Haeryung membelalakan
matanya. “ Jangan bilang bahwa Joong Ki
yang dimaksud oleh Jonghyun adalah Joong Ki sang penguntit? Aku harus pergi.”
Pikir Haeryung sambil membalikan tubuhnya.
“ Hey, apakah kau ingin melarikan diri?” Tanya
Jonghyun hingga membuat langkah Haeryung terhenti.
“ Aniyo. Geunde, sepertinya aku akan
mengganggu kalian.” Elak Haeryung dengan senyum kakunya.
Seperti mendengar suara Haeryung, Joong Ki
menoleh ke belakangnya. Dan benar saja Haeryung sedang berdiri tepat disamping
Jonghyun. Joong Ki mengernyitkan keningnya dan menatap penuh tanya pada
Jonghyun. Namun, Jonghyun mengabaikannya dan menarik tangan Haeryung lalu
menyuruhnya duduk tepat di depan Joong Ki.
“ Kau berhutang padaku.” Ujar Jonghyun,
sedangkan Joong Ki mengeluarkan smirknya sambil menatap Haeryung.
“ Bukankah dia yeoja di depan gerbang kampus
tadi?” Tanya In Guk sambil memperhatikan Haeryung.
“ Yak, geumane! Kau membuatnya takut.” Ujar
Jonghyun pada In Guk.
“ Joneun Seo In Guk imnida. Nuguseyo?” Tanya
In Guk pada Haeryung.
“ Kau terlalu formal padanya. Lagipula dia
adalah salah satu adik kelasku. Namanya adalah Na Hae…..” Belum sempat Jonghyun
menyelesaikan ucapannya, Haeryung membungkam mulut Jonghyun dengan tangannya.
“ Na Hae…..” Goda Joong Ki sambil mengeja nama
Haeryung.
“ Aku
tidak mempunyai nama.” Ujar Haeryung.
“ Mwo? Bussunsuriya? Jelas-jelas namamu
adalah….” Ujar Jonghyun, namun lagi-lagi Haeryung membungkam mulutnya.
“ Jangan beritahu namaku, jebal! Jika kau
memberitahunya, maka tamat riwayatku.” Bisik Haeryung, sedangkan Jonghyun
menganggukan kepalanya mengerti.
“ Jika kau tidak memberitahu namamu pada kami,
maka kami harus memanggilmu apa?” Tanya In Guk sambil melipat kedua tangannya
tepat pada dadanya.
“ Kau boleh memanggilku apa saja.” Ujar
Haeryung sambil tersenyum kaku.
“ Hmm…. Chagi. Otte?” Goda Joong Ki yang
langsung mendapatkan tatapan tajam dari Haeryung.
“ Aku lapar. Kau yang mentraktir kami, bukan?”
Tanya Jonghyun yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari In Guk. “ Mian, aku
membawa personil baru. Dia akan bergabung dengan kita mulai saat ini.” Ujar
Jonghyun sambil menunjuk ke arah Haeryung.
“ Shirreo.” Tolak Haeryung.
“ Waeyo? Bukankah ini bagus untukmu? Kau bisa
berteman dengan kami. Apakah kau tahu? Kami adalah Casanova di kampus.” Ujar In
Guk penuh bangga.
“ Justru karena itu lah aku tidak ingin
berteman dengan kalian. Sebaiknya aku pergi sekarang. Kamsahamnida karena telah
mengundangku.” Pamit Haeryung.
Haeryung memakai tas miliknya lalu pergi.
Tiba-tiba langkah Haeryung terhenti saat seseorang memegang tangannya. Yang tak
lain adalah Joong Ki. “ Tidak baik kau pergi begitu saja pada awal pertemuan
kita. Kau boleh bersikap seperti itu padaku. Geunde, jangan dihadapan
sahabatku!” Ujar Joong Ki.
Haeryung merasa bersalah pada Joong Ki dan
sahabatnya itu. Karena sikap waspadanya terlalu berlebihan, tanpa sadar telah
menyakiti perasaan mereka. Terutama Jonghyun yang telah mengundangnya makan
bersama mereka. Haeryung melepaskan tangan Joong Ki dari tangannya lalu kembali
duduk di kursinya. Joong Ki tersenyum karena Haeryung menuruti ucapannya.
“ Apa yang ingin kau pesan?” Tanya Joong Ki.
“ Hmm…. Ini, ini, ini, ini, dan ini.” Ujar
Haeryung sambil menunjuk gambar makanan itu satu persatu.
In Guk menelan ludahnya sendiri tak percaya.
Haeryung memesan lima makanan sekaligus dan harga makanan itu sangatlah mahal.
In Guk mengingat kembali jumlah uang yang ada didompetnya. Jika pesanan makanan
disatukan antara dirinya, Jonghyun, Joong Ki, dan Haeryung, maka uang sakunya
akan habis dalam sekejap. Apalagi ATM miliknya telah diblokir oleh ayahnya
karena sifat borosnya itu.
“ Wae? Apakah kau merasa dirampok hari ini?”
Sindir Jonghyun.
“ Aniyo. Tenang saja. Aku yang akan
membayarnya.” Ujar In Guk sambil tersenyum kaku.
“ Aku akan membayar makananku sendiri.” Ujar
Haeryung.
“ Nan gwaenchana. Aku akan mentraktirmu. Aku
senang sekali bisa mentraktir yeoja secantik dirimu.” Ujar In Guk sambil
mengedipkan sebelah matanya.
“ Apakah kau sanggup menghabiskannya?” Tanya
Joong Ki tak percaya disela makannya, sedangkan Haeryung menganggukan kepalanya
disela menikmati makanannya.
Setelah makan, mereka mulai mengobrol. Canda
tawa mereka memenuhi suasana café. Haeryung mulai terbiasa dengan Joong Ki,
Jonghyun, dan In Guk. Haeryung tak menyangka bahwa rasanya memiliki teman itu
sungguh luar biasa. Hal yang menurutnya tidak lucu, tapi bagi mereka hal itu
sangat lucu. Bahkan mereka tertawa dengan puasnya hingga perut mereka merasakan
kesakitan.
“ Jadi, kau masih tidak ingin memberitahu
namamu pada kami?” Tanya In Guk, sedangkan Haeryung menganggukan kepalanya.
“ Waeyo? Apa alasanmu?” Tanya Jonghyun
penasaran, sedangkan Haeryung malah menatap tajam pada Joong Ki. Hal itu
membuat Joong Ki mendapatkan tatapan penuh tanya dari sahabatnya itu.
“ Araseo. Geure. Aku pernah bertanya padanya.
Siapa namamu? Geunde, dia tidak memberitahuku. Lalu aku mengatakan padanya
bahwa jika aku mengetahui namanya, maka dia harus menjadi kekasihku. Apakah
kalian puas sekarang?” Jelas Joong Ki.
“ Wow, jadi begitu. Jika seperti itu, maka aku
akan menjadi kekasihmu. Karena aku mengetahui namamu.” Ujar Jonghyun paa
Haeryung dengan bangganya.
“ Jangan harap! Perjanjian itu hanya berlaku
untukku dan dirinya.” Ujar Joong Ki sambil memukul kepala Jonghyun.
“ Ini tidak adil. Jonghyun telah mengetahui
namamu. Apakah kau juga mengetahui namanya?” Tanya In Guk, sedangkan Joong Ki
terdiam sambil menatap Haeryung. Merasa tak mendapatkan jawaban, In Guk meminum
jus miliknya. “ Jadi, kami harus memanggilmu apa?” Tanya In Guk pada Haeryung.
“ Miss Na. Otte?” Tanya Haeryung sambil
tersenyum.
“ Itu jelek sekali. Bagaimana kalau Julia,
otte?” Tanya Jonghyun.
“ Aku lebih senang memanggilnya, chagi.”
Celetuk Joong Ki yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Haeryung.
“ Oke. Julia. Deal.” Ujar Haeryung dengan semangatnya.
“ Apakah itu berarti kau bersedia berteman
dengan kami?” Tanya In Guk.
“ Aku akan mempertimbangkannya.” Ujar Haeryung
lalu meminum jus miliknya.
Tanpa terasa siang telah berganti menjadi
malam. In Guk pulang bersama Jonghyun, sedangkan Joong Ki seperti biasa masih
mengikuti Haeryung. Entahlah mengikuti Haeryung sudah menjadi rutinitas Joong
Ki selama 6 bulan ini. Namun, tindakannya telah diketahui oleh Haeryung
beberapa hari yang lalu. Haeryung membalikan tubuhnya dan menatap Joong Ki. “
Aku sudah sampai di rumahku. Sebaiknya kau pulang.” Ujar Haeryung.
“ Kau tak perlu khawatir. Aku tidak akan
mengikutimu besok.”
“ Waeyo? Apakah kau mulai lelah?”
“ Aniyo, geunyang. Aku harus pergi ke suatu
tempat. Masuklah! Ini sudah malam.”
Haeryung membuka pintu pagarnya lalu
menutupnya. Saat akan melangkahkan kakinya, Haeryung membalikan tubuhnya dan
berjalan menghampiri Joong Ki. “ Gomawo. Kau beruntung sekali berteman dengan
mereka. Senang bisa mengenal kalian. Hati-hati di jalan!” Ujar Haeryung sambil
tersenyum manis lalu berlarian masuk ke rumahnya, sedangkan Joong Ki masih
mencerna ucapan Haeryung.
TBC
PENGUMUMAN !!!
Jika
readers memiliki sebuah cerita dan ingin berbagi dengan readers lainnya, maka
readers bisa mengirimkannya ke email tree_cavela@rocketmail.com ini. Saya akan memposting cerita readers dalam
blog ini. Selamat bergabung! Thank You….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar