Senin, 13 Juni 2016

[SERIES] Miracle Daily Part 1 (Song Joong Ki’s Story)



[SERIES] Miracle Daily Part 1 (Song Joong Ki’s Story)
Title                 : [SERIES] Miracle Daily Part 1 (Song Joong Ki’s Story)
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Married Life, Romance, and Sad
Main Cast        : Song Joong Ki and Na Hae Ryeong aka Haeryung
Other Cast       : Cho Kyuhyun, Heo Gayoon, Kim Ah Young aka Yura, Kim Ji Won, Kim Myungsoo aka L, Lee Jae Jin, Lee Jonghyun, Seo In Guk


Joong Ki memandang foto keluarganya. Foto yang menggambarkan pernikahan Ji Won dengan Kyuhyun bersama ibu dan dirinya. Joong Ki masih tidak menyangka bahwa dirinya harus merelakan yeoja yang dicintainya untuk kedua kalinya. Saat dirinya menyelamatkan Ji Won dan hidup bersama, tanpa sadar dirinya memiliki perasaan khusus pada adik angkatnya itu. Sebisa mungkin dirinya menyangkal perasaannya itu. Namun, selalu gagal hingga ibunya mengetahui semua itu. Bahkan ibunya mengirimnya ke London dengan alasan untuk melanjutkan kuliahnya. Padahal dirinya mengetahui niat ibunya yang sesungguhnya. Ibunya tak ingin ia jatuh cinta pada adik angkatnya. Karena ibunya terlalu menyayangi Ji Won dan telah menganggapnya sebagai anak kandungnya sendiri.

“ Apakah kau masih mencintainya?” Tanya Nyonya Song tiba-tiba muncul.
“ Sejak kapan omma ada disini?” Tanya Joong Ki tak percaya.
“ Sejak kau memandang foto pernikahan itu. Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Nyonya Song.
“ Aku tak menyangka dia secepat itu meninggalkan rumah ini.” Elak Joong Ki.
“ Pabo. Apakah kau lupa? Dia sudah lama tinggal sendiri di rumahnya. Bahkan dia jarang pulang ke rumah ini. Apakah kau tak malu? Adikmu saja sudah menikah. Kapan kau akan menikah?” Sindir Nyonya Song.
“ Geumane! Aku takkan menikah. Aku akan menemanimu seumur hidupku.” Ujar Joong Ki.
“ Yak! Aku tak ingin tinggal bersamamu selamanya. Kau harus mencari calon pengantinmu secepatnya. Jika tidak, maka aku akan mengatur kencan buta untukmu. Otte?” Ancam Nyonya Song.
“ Terserah omma. Aku harus pergi kerja sekarang. Annyeong omma.” Pamit Joong Ki sambil mencium wajah ibunya lalu pergi begitu saja meninggalkan ibunya yang masih menggerutu kesal padanya.

Setibanya di kantor Miracle Daily, semua pegawai bawahannya menyapa dirinya. Yura dan Jae Jin menyapa Joong Ki sambil membungkukan sebagian kepalanya, sedangkan Ji Won terlihat berusaha beranjak dari kursinya sambil memegang perutnya. Joong Ki merasa tak heran lagi dengan sikap adik angkatnya itu. Karena Ji Won sedang mengandung dan perutnya telah membesar.
“ Duduklah, Ji Won-ya!” Titah Joong Ki lalu Ji Won duduk kembali.
“ Ada tamu untukmu, sajangnim.” Ujar Yura.
“ Nugu?” Tanya Joong Ki.
“ Molla. Dia hanya bilang teman lama anda.” Ujar Yura.
“ Namja atau yeoja?” Tanya Joong Ki.
“ Yeoja. Dia terlihat cantik dan seksi jika dilihat dari postur tubuhnya.” Ujar Jae Jin tiba-tiba berdiri dengan senyum merekahnya.
“ Araseo.” Ujar Joong Ki.

Joong Ki berjalan memasuki ruangannya perlahan-lahan, namun Ji Won menghadangnya dan menatap tajam padanya. “ Apakah dia kekasihmu? Yura bilang padaku bahwa kau sudah memiliki kekasih? Apakah dia orangnya?” Tanya Ji Won.
“ Aku saja belum tahu siapa yang menungguku. Bisakah kau menyingkir? Aku harus menemuinya.” Usir Joong Ki.
“ Nappeun namja.” Kesal Ji Won lalu duduk kembali di kursi kerjanya.

Joong Ki tersenyum melihat sikap Ji Won yang menurutnya seperti anak kecil. Mungkin karena efek kehamilannya. Ia tak menyangka sebentar lagi akan menjadi seorang paman. Padahal usianya masih muda menurutnya. Tangannya membuka pintu ruangannya perlahan-lahan. Terlihat sosok yeoja sedang duduk membelakanginya dengan rambut yang terurai. Kakinya melangkah perlahan-lahan menghampiri yeoja itu. “ Annyeonghaseyo. Bussunmariya?” Tanya Joong Ki.
“ Oppa.”

Mendengar suara yang tidak asing lagi baginya, membuatnya membelalakan matanya dan kenangan masa lalunya yang telah terkubur dalam-dalam mulai bermunculan kembali dalam benaknya. Yeoja itu berdiri dan menoleh ke arahnya. Terlihat sebuah senyuman yang terukir pada bibir manisnya. Yeoja itu menghampirinya dan berdiri tepat dihadapannya.

- 10 TAHUN YANG LALU -

Di musim gugur yang begitu indah ini banyak daun yang berguguran dari pohonnya. Terlihat banyak orang-orang yang berlalu-lalang menelusuri sepanjang jalan. Joong Ki menelusuri jalan itu sambil mendengarkan musik melalui headsetnya. Tiba-tiba langkahnya terhenti saat melihat seorang yeoja yang tak jauh darinya. Terlihat yeoja itu beranjak dari bangku. Angin yang menerpa wajah yeoja itu membuat rambutnya beterbangan. Yeoja itu memejamkan matanya merasakan hembusan angin pada wajahnya. Joong Ki menatap yeoja itu penuh kagum. Rambutnya yang panjang dan sedikit bergelombang, kulitnya yang putih, tubuhnya yang tinggi dan matanya yang terlihat besar. Tak lama kemudian, yeoja itu membuka matanya dan mengambil salah satu daun yang berguguran di jalan. Yeoja itu seperti menuliskan sesuatu pada daun itu. Setelah selesai, yeoja itu menunggu angin berhembus lagi dan membiarkan daun itu terbang begitu saja. Setelah memastikan daunnya terbang, yeoja itu pergi sambil bersiul dan naik ke bus. Sementara itu, Joong Ki berusaha menangkap daun yang terbang itu hingga ia berkali-kali menabrak pohon.

“ Hari ini adalah hari pertamaku kuliah di Universitas Dongguk. Semoga hari-hariku menyenangkan mulai detik ini.”
- Haeryung -

“ Jadi namanya adalah Haeryung. Rupanya kita akan sering berjumpa.” Gumam Joong Ki lalu menyelipkan daun itu disalah satu buku yang dibawanya.

Tiga jam telah berlalu dengan cepatnya. Joong Ki mengemasi semua perlengkapan belajarnya. Saat melangkah menuju pintu, ia melihat Haeryung melintasi ruang kelasnya. Terlihat raut wajah Haeryung yang datar tanpa senyum sedikit pun. Tanpa sadar Joong Ki mengikuti Haeryung hingga mereka tiba di perpustakaan. Haeryung memilih buku dengan seriusnya, sedangkan Joong Ki menatap Haeryung dari arah berlawanan. Saat mengambil buku, Haeryung melihat seorang namja di depannya. Haeryung mengambil buku itu lalu tersenyum pada namja itu dan pergi menuju kursi perpustakaan. Joong Ki menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal sambil tersenyum senang.

Hari telah berganti. Joong Ki masih setia mengikuti Haeryung kemanapun pergi. Tak sedetik pun matanya lepas dari Haeryung. Merasa diikuti, Haeryung menghentikan langkahnya dan membalikan tubuhnya. Bukannya bersembunyi, Joong Ki malah ikut berhenti tak jauh dari Haeryung. Haeryung berjalan menghampiri dan berhenti tepat di depan Joong Ki. “ Apa yang kau inginkan?” Tanya Haeryung.
“ Siapa namamu?”
“ Menurutmu? Siapa namaku?”
“ Jika aku berhasil mengetahui namamu, maka kau harus menjadi kekasihku.”
“ Neo micheosseo. Jangan mengikutiku lagi!”

Setelah mengancam namja yang tak dikenalnya, Haeryung bergegas naik ke bus dan menyuruh supir untuk melajukan busnya. Bus pun mulai melaju perlahan-lahan. Joong Ki mendesah kesal karena tak berhasil naik ke bus, sedangkan Haeryung menjulurkan lidahnya ke arah Joong Ki dan tersenyum puas padanya. Joong Ki yang menyadarinya mengeluarkan smirknya lalu tersenyum. “ Ini baru awal, Haeryung-ssi.” Gumam Joong Ki sambil memperhatikan bus yang melaju dan semakin pergi menjauh dari pandangannya.
“ Apa yang kau lakukan disini, Joong Ki-ya?” Tanya In Guk tiba-tiba muncul dibalik kaca mobilnya.
“ Kau datang tepat waktu, chingu. Kajja!” Ajak Joong Ki sambil membuka pintu mobil dan masuk lalu duduk disamping In Guk.
“ Mengapa kau tidak membawa mobilmu?” Tanya In Guk disela menyetirnya.
“ Aku telah memutuskan untuk naik bus mulai kemarin.” Ujar Joong Ki.
“ Waeyo?” Tanya In Guk.
“ Ada sesuatu yang ingin ku dapatkan.” Ujar Joong Ki.
“ Sesuatu? Apakah kau yakin? Ku rasa sesuatu itu adalah seorang yeoja. Hey, siapakah yeoja itu?” Tanya In Guk penasaran.

Bukannya menjawab, Joong Ki malah tersenyum dan menyuruh In Guk untuk mempercepat mobilnya. Jika tidak, mereka akan terlambat masuk ke kelas. In Guk adalah sahabatnya sejak ia kuliah di Dongguk. Selama dua tahun saling mengenal, mereka semakin cocok. Mereka merupakan casanova di Dongguk. Banyak yeoja yang mengidolakan dan mengejar mereka. Setiap pagi loker mereka pasti dipenuhi oleh surat cinta dari para penggemarnya. Tak hanya mereka berdua saja. Ada satu personil lagi dalam persahabatan mereka, yaitu Lee Jonghyun. Jonghyun terkenal dengan bakat menyanyinya. Jonghyun membius para penggemar dengan suara emasnya. Sebenarnya Jonghyun berbeda dengan Joong Ki dan In Guk dalam hal belajar. Jonghyun lebih memilih kelas seni, sedangkan Joong Ki dan In Guk memilih kelas sastra. Tapi, mereka dipertemukan dalam hobi yang sama yaitu bermain sepak bola. Setiap seminggu sekali, mereka menyempatkan untuk bermain sepak bola di kampusnya. Hal itu membuat para penggemarnya kegirangan menyoraki nama mereka.
“ Berapa surat cinta yang ada di lokermu?” Tanya In Guk.
“ 20. Kau?” Tanya Joong Ki.
“ 15. Dan kau?” Tanya In Guk pada Jonghyun yang baru datang.
“ 25. Daebak! Kali ini aku yang menang. Jangan lupa yang kalah harus mentraktir!” Ujar Jonghyun sambil mengedipkan sebelah matanya pada In Guk.
“ Aish jinja. Mengapa aku harus kalah dalam dua hari berturut-turut?” Lirih In Guk.

Haeryung baru saja keluar dari kelasnya. Saat akan mengembalikan buku ke perpustakaan, ia tertarik untuk menghampiri lapangan yang penuh dengan yeoja. Terdengar para yeoja menyoraki nama idola mereka dengan semangat sekali. Bahkan ia menutup telinganya dengan tangannya sendiri. Setelah berhasil menerobos kerumunan, matanya menelusuri lapangan sudut demi sudut. Matanya berhenti tepat pada seorang namja yang sedang bermain sepak bola sambil melambaikan tangannya ke arah para penggemarnya dan memberikan ciuman jarak jauh untuk mereka. Para yeoja itu mulai kegirangan dan semakin keras menyoraki nama namja itu.
“ Jadi, namja tadi pagi kuliah disini juga. Rupanya dia sangat populer. Ah, pabo. Aku harus cepat mengembalikan buku ini. Jika tidak, maka aku harus membayar denda.” Gumam Haeryung sambil memukul pelan kepalanya lalu keluar dari kerumunan.

Tanpa Haeryung sadari, Joong Ki mengetahui keberadaanya. Sebenarnya ciuman jarak jauhnya bukanlah untuk para penggemarnya, melainkan untuk Haeryung. Melihat reaksi wajah Haeryung yang datar, membuat Joong Ki semakin gemas padanya. “ Yeoja pabo. Apakah kau tidak menyukai ciumanku?” Gumam Joong Ki sambil tersenyum lalu melanjutkan permainan bolanya.

Haeryung baru menyadari bahwa siang telah berganti menjadi sore. Tangannya menutup buku yang dibacanya dan menyimpan di atas meja. Saat akan beranjak dari kursinya, tiba-tiba namja pagi tadi muncul dan menghimpitnya dengan nafas yang terengah-engah. Yang tak lain adalah Joong Ki.
“ Sekarang adalah waktumu pulang. Hampir saja aku terlambat. Aku akan mengantarkanmu.” Ujar Joong Ki.
“ Chogio, sudah berapa lama kau mengikutiku?” Tanya Haeryung.
“ Molla, aku tidak menghitungnya. Yang jelas sejak kau pertama kuliah disini.” Ujar Joong Ki.
“ Mwo? Selama itukah?” Tanya Haeryung tak percaya.
“ Chogio, sebentar lagi perpustakaan akan tutup. Sebaiknya kalian melanjutkan obrolan di luar saja!” Titah petugas perpustakaan tiba-tiba muncul pada mereka.
“ Ah, nde. Jeongmal mianhaeyo. Kami akan pergi sekarang.” Sesal Haeryung sambil tersenyum pada petugas perpustakaan itu.
“ Kajja!” Ajak Joong Ki.

Joong Ki dan Haeryung keluar dari perpustakaan dan berjalan beriringan. Suasana terasa sangat canggung dan sunyi karena tak ada yang memulai bicara diantara mereka. Haeryung melihat tetesan keringat yang mengalir pada sekujur tubuh Joong Ki. Detik itu juga, Haeryung baru menyadari bahwa Joong Ki pasti berlarian menghampirinya setelah bermain sepak bola tadi. Haeryung menghentikan langkahnya lalu mencari sapu tangan di tas miliknya. Hal itu sontak membuat langkah Joong Ki terhenti juga.
“ Waeyo?” Tanya Joong Ki.

Setelah mendapatkan sapu tangannya, Haeryung mengulurkan sapu tangan itu pada Joong Ki agar menerimanya. “ Chogio, tubuhmu penuh keringat! Kau bisa mengeringkannya dengan menggunakan ini.” Ujar Haeryung.
“ Namaku adalah Song Joong Ki. Jadi, panggil aku dengan namaku.” Ujar Joong Ki.
“ Apakah kau sedang memancingku? Sampai kapan pun aku tidak akan memberitahu namaku padamu.” Ujar Haeryung.
“ Waeyo?” Tanya Joong Ki.
“ Karena aku tidak ingin ucapanmu tadi pagi terwujud. Jadi, kau akan mengambil sapu tangan ini atau tidak?” Tanya Haeryung memastikan karena tangannya memang sudah pegal memegang sapu tangan yang tak kunjung Joong Ki ambil dari tangannya.
“ Ternyata kau masih mengingatnya. Apakah kau tidak ingin mengeringkan keringatku dengan tanganmu? Apakah kau tahu? Para yeoja di luar sana sangat ingin melakukannya.” Ujar Joong Ki.
“ Kau akan mengambilnya atau tidak? Jika tidak, maka aku akan memasukannya kembali ke tas.” Ancam Haeryung.
“ Araseo. Gomawo.” Ujar Joong Ki sambil mengambil sapu tangan itu.
“ Busnya sudah datang. Kajja!” Ajak Haeryung lalu naik ke bus.

Mereka duduk bersampingan di bus. Lagi-lagi mereka saling terdiam. Joong Ki mengambil headset di tas miliknya lalu memasangkannya pada ponselnya. Sedangkan Haeryung memilih untuk melihat ke arah luar bus dan melihat jalanan yang mulai ramai dengan orang-orang yang baru pulang bekerja. Setelah memilih lagu, Joong Ki melepaskan sebelah headset miliknya dan memasangkannya pada telinga kiri Haeryung. Lagu yang diputar oleh Joong Ki adalah Talk Love yang dinyanyikan oleh K. Will. Awalnya Haeryung menikmati lagu itu, tapi ada bagian lirik yang membuatnya sedikit kesal.
“ Mwo? Aku yang selalu mengganggumu? Bukankah sebaiknya? Yang benar saja.” Kesal Haeryung.
“ Hey, mengapa kau marah seperti ini? Ini hanyalah sebuah lagu. Aku tak menyangka bahwa kau akan menghayatinya seperti ini dan melampiaskannya padaku. Apakah kau tidak mengerti maksud dari lagu itu?” Tanya Joong Ki tak terima.

Sebenarnya Haeryung sangat mengerti maksud lagu itu. Lagu itu mengisahkan tentang seorang namja yang tergila-gila pada seorang yeoja. Sang namja mencintai yeoja itu pada pandangan pertamanya. Yang ada dalam otak sang namja hanyalah memikirkan yeoja itu. Tanpa sadar sang namja terlihat sangat bodoh ketika berada di dekat yeoja itu.
“ Hey, apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Joong Ki. Merasa tak mendapatkan respon, Joong Ki mencubit wajah Haeryung dengan gemasnya. Dan benar saja Haeryung langsung sadar dan menatap kesal padanya.
“ Lepaskan tanganmu!” Titah Haeryung.

Joong Ki pun melepaskan tangannya dari wajah Haeryung dan mengangkat kedua tangannya seperti penjahat yang tertangkap oleh polisi. “ Apa yang kau pikirkan sebenarnya? Aku hanya memberitahumu bahwa sebentar lagi kita sampai di halte dekat rumahmu.” Ujar Joong Ki.
“ Mwo? Mengapa kau tidak memberitahuku dari tadi?” Panik Haeryung sambil memakai tas miliknya.

Haeryung bergegas turun dari bus. Begitupun dengan Joong Ki. Haeryung tidak menyadari bahwa Joong Ki masih mengikutinya. Pikirannya hanya tertuju pada ibunya yang pasti akan mengomelinya karena pulang terlambat. Saat membuka pagar rumahnya, Haeryung baru menyadari Joong Ki berada dibelakangnya sambil tersenyum. “ Jangan bilang, kau tahu rumahku?” Tebak Haeryung, sedangkan Joong Ki menganggukan kepalanya. “ Aish jinja. Kau benar-benar seorang penguntit.” Gerutu Haeryung.
“ Masuklah!” Titah Joong Ki.
“ Jangan mengikutiku lagi besok!” Titah Haeryung, sedangkan Joong Ki menanggapinya dengan senyuman.
Haeryung menutup pintu pagarnya dan mulai melangkahkan kakinya.
“ Sampai jumpa besok, Haeryung-ya.” Gumam Joong Ki lalu pergi dari rumah Haeryung.

Mendengar gumaman Joong Ki, membuat Haeryung menghentikan langkahnya. Haeryung mendengar Joong Ki mengatakan namanya. Meskipun gumaman Joong Ki terdengar pelan, namun Haeryung mendengarnya dengan jelas. Haeryung membalikan tubuhnya dan mencari sosok Joong Ki di sekitar rumahnya. Namun nihil, Joong Ki telah pergi.
-o0o-

Besoknya Haeryung dibuat bingung oleh Joong Ki. Joong Ki benar-benar menurutinya. Terbukti Joong Ki tidak mengikutinya. Berkali-kali Haeryung menoleh ke belakang untuk memastikannya. Dan benar saja Joong Ki tidak menunjukan batang hidungnya hingga dirinya naik ke bus. Saat naik ke bus, Haeryung  mencari kursi kosong. Ternyata ada satu dan itu disebelah namja yang tak terlihat wajahnya. Karena namja itu menutupi wajahnya dengan topi. “ Dia benar-benar tidak mengikutiku kali ini.” Gumam Haeryung sambil duduk.

Tanpa Haeryung ketahui, namja yang duduk disampingnya adalah Joong Ki. Joong Ki berusaha mati-matian menahan tawanya. Joong Ki tak menyangka bahwa Haeryung akan bersikap waspada seperti itu pada dirinya. “ Apakah kau mencariku?” Tanya Joong Ki sambil membuka topinya dan menoleh ke arah Haeryung.

Kali ini Haeryung dibuat terkejut bukan main oleh Joong Ki. Pasalnya Haeryung mendesah lega saat mengetahui Joong Ki tidak mengikutinya. Tapi ketenangannya mulai terguncang saat Joong Ki muncul. Lebih tepatnya duduk disampingnya. “ Mengapa kau ada disini?” Tanya Haeryung tak percaya.
“ Bukankah kau yang menyuruhku tidak mengikutimu? Jika kita perhatikan hari ini, maka kau lah yang mengikutiku! Lihatlah! Kau menaiki bus yang sama denganku. Bahkan duduk disampingku.” Goda Joong Ki.
“ Kau telah merencanakan semua ini, bukan?” Tanya Haeryung tak ingin kalah.

Bukannya menjawab, Joong Ki malah mengeluarkan smirknya. Haeryung yang menyadarinya mulai menatap kesal pada Joong Ki. Tiba-tiba ada sebuah mobil yang menyalip bus dengan cepatnya. Joong Ki yang melihat sopir bus mulai kehilangan kendali, bergegas menarik Haeryung dan memeluknya. Haeryung mulai berontak dan menyuruh Joong Ki untuk melepaskannya. Dan benar saja supir bus menginjak rem dengan mendadak. Bukannya Haeryung berusaha melepaskan dirinya malah memeluk Joong Ki dengan eratnya. Joong Ki tersenyum dibalik pelukannya itu, sedangkan Haeryung masih memejamkan matanya penuh ketakutan. Saat bus mulai melaju dengan normal, Haeryung mendengar detak jantung Joong Ki.
“ Jantungmu berdetak sangat cepat. Aku suka sekali mendengarnya.” Ujar Haeryung sambil menempelkan telinganya pada dada Joong Ki.
“ Sampai kapan kau akan memelukku seperti ini? Orang-orang akan berpikiran kalau kau yeoja yadong.” Bisik Joong Ki.

Haeryung bergegas melepaskan pelukannya setelah mendengar bisikan Joong Ki dan merapikan pakaiannya, sedangkan Joong Ki masih tersenyum. “ Kita sudah sampai, kajja!” Ajak Haeryung sambil beranjak dari kursinya.

Seperti biasa Joong Ki mengikuti Haeryung dari belakang. Joong Ki sengaja melakukannya karena ia takut para penggemarnya akan mengganggu Haeryung. Tiba-tiba Jonghyun dan In Guk datang. Mereka merangkul Joong Ki bersamaan.
“ Apakah dia yeoja itu?” Tanya In Guk sambil memperhatikan Haeryung yang terus berjalan, sedangkan Joong Ki menanggapinya dengan senyumannya.
“ Nugu?” Tanya Jonghyun.
“ Dia adalah yeoja yang dikejarnya selama ini. Apakah kau tahu? Dia naik bus sekarang gara-gara yeoja itu.” Goda In Guk.
“ Jeongmal? Wow, bukankah itu bagus? Namja kaya raya yang tak pernah menaiki kendaraan umum sebelumnya tiba-tiba berubah 100% gara-gara yeoja itu. Aku mendukung hubungan kalian dari lubuk hatiku paling dalam.” Puji Jonghyun.
“ Dia lebih sulit dari yang ku bayangkan.” Ujar Joong Ki.

Tiba-tiba datang para penggemar mereka dan mulai mengerumuninya. Merasa bicara sendiri, Haeryung menoleh ke belakang. Dan benar saja Joong Ki tak ada disamping maupun belakangnya. Lagi-lagi matanya melihat kerumunan para yeoja. Haeryung sudah tak heran lagi melihatnya. Haeryung dapat menebak siapa penyebab para yeoja itu berkumpul di depan gerbang kampusnya. Haeryung dapat melihat Joong Ki melalui celah kerumunan itu. Begitupun dengan Joong Ki. Haeryung melambaikan tangannya dan tersenyum manis lalu pergi menuju kelasnya. Ingin rasanya Joong Ki mengejarnya, namun ternyata penggemarnya itu tidak melepaskannya begitu saja.

Setelah berhasil kabur dari penggemarnya, Jonghyun masuk ke kelasnya. Kali ini Jonghyun ditunjuk oleh dosen menjadi asisten dosen untuk mengisi kelas menyanyi. Seluruh mahasiswi yang ada di kelas mulai menyoraki nama Jonghyun. Jonghyun tersenyum menanggapinya dan meletakan peralatan mengajarnya. Namun, perhatiannya tertuju pada satu yeoja yang menatap ke arah luar jendela. Yeoja yang tak lain adalah yeoja idaman sahabatnya, Joong Ki. Dengan sekali melihatnya, Jonghyun mengerti alasan Joong Ki menyukai yeoja itu.
“ Siapa namamu?” Tanya Jonghyun.
“ Apakah aku harus menjawabnya?” Tanya Haeryung dengan malas.
“ Aigoo…. Kau adalah yeoja pertama yang mengabaikanku seperti ini. Apakah kau tidak tahu? Aku adalah asisten dosen disini. Jika kerjaanmu hanya melamun selama kegiatan belajar berlangsung, maka sebaiknya kau tidak perlu mengikuti kelasku.” Tegur Jonghyun.
“ Jeongmal mianhaeyo. Saya tidak akan mengulanginya.” Sesal Haeryung.
“ Nyanyikan lagu ini sebagai hukuman pertamamu dariku!” Titah Jonghyun sambil memberikan lirik lagu pada Haeryung.
“ Nde, mwo?” Tanya Haeryung tak percaya.

Jonghyun mengabaikan pertanyaan Haeryung lalu pergi mengambil gitarnya dan mulai memetik senar gitarnya. Melihat Haeryung tak beranjak dari kursinya, membuat Jonghyun menggelengkan kepalanya lalu menarik Haeryung agar mengikutinya. Haeryung berdiri sambil mengatur nafasnya perlahan-lahan lalu membaca lirik lagunya.
“ Bukankah judul lagu ini adalah Like a Dream dan penyanyinya adalah Ben?” Tanya Haeryung tak percaya.
“ Waeyo? Apakah kau tidak percaya diri?” Tanya Jonghyun.
“ Aniyo. Geunde, lagu ini sangat menyedihkan.” Ujar Haeryung sambil menatap sendu pada kertas lirik yang dipegangnya.
“ Jeongmal? Buktikan padaku! Nyanyikan sekarang!” Titah Jonghyun.

Jonghyun mulai memetik senar gitarnya perlahan-lahan, sedangkan Haeryung berusaha menyesuaikannya. Haeryung mulai menyanyikan lagu itu. Jonghyun tertegun mendengar suara Haeryung. Suara yang begitu lembut dan merdu menurutnya. Saat Haeryung menyanyikan lagu bagian reff, semua mahasiswa yang mendengarnya terkejut bukan main. Yang tadinya masih ada mahasiswa yang mengobrol tiba-tiba terdiam dan menatap Haeryung. Begitupun dengan Jonghyun. Jonghyun baru menemukan seseorang yang menyanyi seperti dirinya. Menyanyikan lagu dengan penuh penghayatan. Seolah-olah bahwa dia adalah orang dibalik cerita lagu itu. Dan benar saja dugaan Haeryung bahwa lagu yang diberikannya adalah lagu yang penuh luka. Haeryung menyanyi sambil memejamkan matanya tanpa melihat lirik dan hanya mengikuti alunan melodi dan tempo pada gitar yang dimainkan oleh Jonghyun. Haeryung membuka matanya saat lagu yang dinyanyikan berakhir. Detik itu juga, Haeryung mendapatkan tepuk tangan sangat meriah dari mahasiswa di kelasnya. Sedangkan Jonghyun masih menatap Haeryung penuh takjub.
“ Kau boleh duduk!” Titah Jonghyun pada Haeryung.

Haeryung berjalan menuju kursinya lalu Jonghyun mulai memberikan pelajarannya. Akhirnya bel kelas telah berbunyi. Jonghyun mengemasi perlengkapan mengajarnya. Saat hendak keluar kelas, Jonghyun memanggil Haeryung agar mengikutinya. Haeryung yang terkejut hanya bisa mengikutinya saja.
“ Mengapa anda memanggil saya?” Tanya Haeryung.
“ Apakah kau tidak mempunyai chingu?” Tanya Jonghyun.
“ Mengapa anda bertanya seperti itu?” Tanya Haeryung tak mengerti.
“ Geunyang, aku tidak pernah melihatmu berbaur dengan teman sekelasmu. Dan satu lagi namaku adalah Lee Jonghyun. Kau boleh memanggilku Jonghyun-ssi atau Jonghyun oppa seperti yeoja lainnya. Ah, jangan bicara terlalu formal padaku jika kita hanya berdua saja! Aku ini masih sangat muda.” Ujar Jonghyun.

Haeryung sudah tak heran menghadapi namja seperti Jonghyun. Setiap namja yang mendekatinya pasti tertarik karena wajah cantiknya. Jika ada namja yang mencintainya, maka ada yeoja yang membencinya juga. Bahkan ia sering menjadi korban dari para yeoja itu. Tubuhnya pasti akan memar setelah dihajar oleh para yeoja itu. Karena hal itu lah ia memilih untuk tidak berteman dengan siapapun setelah lulus SMA dan menjauhi setiap namja yang mendekatinya. “ Lalu?” Tanya Haeryung dengan malasnya.
“ Luangkan waktumu hari ini!” Pinta Jonghyun.
“ Shirreo.” Tolak Haeryung.
“ Jika kau menolaknya, maka aku akan memberikan nilai rendah padamu. Apakah kau masih menolaknya?” Ancam Jonghyun.
“ Ini tidak adil. Kau adalah tipe namja penindas.” Gerutu Haeryung.

Haeryung mengikuti Jonghyun tanpa banyak tanya. Terlihat Jonghyun memasuki sebuah café. Saat Jonghyun masuk, semua pengunjung café mulai ricuh terutama yeoja. Haeryung menggelengkan kepalanya sambil mengikuti Jonghyun. Haeryung melihat Jonghyun menghampiri salah satu sudut meja yang telah diduduki oleh dua namja. Haeryung melihat namja itu melambaikan tangannya ke arah Jonghyun. Tapi, tidak dengan satu namja lainnya. Namja itu masih duduk membelakanginya tanpa menoleh padanya.
“ Rupanya kalian sudah berada disini. Hey, kau tidak menyambutku. Padahal aku membawakan sesuatu yang menarik untukmu, Joong Ki-ya.” Ujar Jonghyun sambil mengeluarkan smirknya.

Mendengar nama Joong Ki, Haeryung membelalakan matanya. “ Jangan bilang bahwa Joong Ki yang dimaksud oleh Jonghyun adalah Joong Ki sang penguntit? Aku harus pergi.” Pikir Haeryung sambil membalikan tubuhnya.

“ Hey, apakah kau ingin melarikan diri?” Tanya Jonghyun hingga membuat langkah Haeryung terhenti.
“ Aniyo. Geunde, sepertinya aku akan mengganggu kalian.” Elak Haeryung dengan senyum kakunya.

Seperti mendengar suara Haeryung, Joong Ki menoleh ke belakangnya. Dan benar saja Haeryung sedang berdiri tepat disamping Jonghyun. Joong Ki mengernyitkan keningnya dan menatap penuh tanya pada Jonghyun. Namun, Jonghyun mengabaikannya dan menarik tangan Haeryung lalu menyuruhnya duduk tepat di depan Joong Ki.
“ Kau berhutang padaku.” Ujar Jonghyun, sedangkan Joong Ki mengeluarkan smirknya sambil menatap Haeryung.
“ Bukankah dia yeoja di depan gerbang kampus tadi?” Tanya In Guk sambil memperhatikan Haeryung.
“ Yak, geumane! Kau membuatnya takut.” Ujar Jonghyun pada In Guk.
“ Joneun Seo In Guk imnida. Nuguseyo?” Tanya In Guk pada Haeryung.
“ Kau terlalu formal padanya. Lagipula dia adalah salah satu adik kelasku. Namanya adalah Na Hae…..” Belum sempat Jonghyun menyelesaikan ucapannya, Haeryung membungkam mulut Jonghyun dengan tangannya.
“ Na Hae…..” Goda Joong Ki sambil mengeja nama Haeryung.
  Aku tidak mempunyai nama.” Ujar Haeryung.
“ Mwo? Bussunsuriya? Jelas-jelas namamu adalah….” Ujar Jonghyun, namun lagi-lagi Haeryung membungkam mulutnya.
“ Jangan beritahu namaku, jebal! Jika kau memberitahunya, maka tamat riwayatku.” Bisik Haeryung, sedangkan Jonghyun menganggukan kepalanya mengerti.
“ Jika kau tidak memberitahu namamu pada kami, maka kami harus memanggilmu apa?” Tanya In Guk sambil melipat kedua tangannya tepat pada dadanya.
“ Kau boleh memanggilku apa saja.” Ujar Haeryung sambil tersenyum kaku.
“ Hmm…. Chagi. Otte?” Goda Joong Ki yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Haeryung.
“ Aku lapar. Kau yang mentraktir kami, bukan?” Tanya Jonghyun yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari In Guk. “ Mian, aku membawa personil baru. Dia akan bergabung dengan kita mulai saat ini.” Ujar Jonghyun sambil menunjuk ke arah Haeryung.
“ Shirreo.” Tolak Haeryung.
“ Waeyo? Bukankah ini bagus untukmu? Kau bisa berteman dengan kami. Apakah kau tahu? Kami adalah Casanova di kampus.” Ujar In Guk penuh bangga.
“ Justru karena itu lah aku tidak ingin berteman dengan kalian. Sebaiknya aku pergi sekarang. Kamsahamnida karena telah mengundangku.” Pamit Haeryung.

Haeryung memakai tas miliknya lalu pergi. Tiba-tiba langkah Haeryung terhenti saat seseorang memegang tangannya. Yang tak lain adalah Joong Ki. “ Tidak baik kau pergi begitu saja pada awal pertemuan kita. Kau boleh bersikap seperti itu padaku. Geunde, jangan dihadapan sahabatku!” Ujar Joong Ki.

Haeryung merasa bersalah pada Joong Ki dan sahabatnya itu. Karena sikap waspadanya terlalu berlebihan, tanpa sadar telah menyakiti perasaan mereka. Terutama Jonghyun yang telah mengundangnya makan bersama mereka. Haeryung melepaskan tangan Joong Ki dari tangannya lalu kembali duduk di kursinya. Joong Ki tersenyum karena Haeryung menuruti ucapannya.
“ Apa yang ingin kau pesan?” Tanya Joong Ki.
“ Hmm…. Ini, ini, ini, ini, dan ini.” Ujar Haeryung sambil menunjuk gambar makanan itu satu persatu.

In Guk menelan ludahnya sendiri tak percaya. Haeryung memesan lima makanan sekaligus dan harga makanan itu sangatlah mahal. In Guk mengingat kembali jumlah uang yang ada didompetnya. Jika pesanan makanan disatukan antara dirinya, Jonghyun, Joong Ki, dan Haeryung, maka uang sakunya akan habis dalam sekejap. Apalagi ATM miliknya telah diblokir oleh ayahnya karena sifat borosnya itu.
“ Wae? Apakah kau merasa dirampok hari ini?” Sindir Jonghyun.
“ Aniyo. Tenang saja. Aku yang akan membayarnya.” Ujar In Guk sambil tersenyum kaku.
“ Aku akan membayar makananku sendiri.” Ujar Haeryung.
“ Nan gwaenchana. Aku akan mentraktirmu. Aku senang sekali bisa mentraktir yeoja secantik dirimu.” Ujar In Guk sambil mengedipkan sebelah matanya.
“ Apakah kau sanggup menghabiskannya?” Tanya Joong Ki tak percaya disela makannya, sedangkan Haeryung menganggukan kepalanya disela menikmati makanannya.

Setelah makan, mereka mulai mengobrol. Canda tawa mereka memenuhi suasana café. Haeryung mulai terbiasa dengan Joong Ki, Jonghyun, dan In Guk. Haeryung tak menyangka bahwa rasanya memiliki teman itu sungguh luar biasa. Hal yang menurutnya tidak lucu, tapi bagi mereka hal itu sangat lucu. Bahkan mereka tertawa dengan puasnya hingga perut mereka merasakan kesakitan.
“ Jadi, kau masih tidak ingin memberitahu namamu pada kami?” Tanya In Guk, sedangkan Haeryung menganggukan kepalanya.
“ Waeyo? Apa alasanmu?” Tanya Jonghyun penasaran, sedangkan Haeryung malah menatap tajam pada Joong Ki. Hal itu membuat Joong Ki mendapatkan tatapan penuh tanya dari sahabatnya itu.
“ Araseo. Geure. Aku pernah bertanya padanya. Siapa namamu? Geunde, dia tidak memberitahuku. Lalu aku mengatakan padanya bahwa jika aku mengetahui namanya, maka dia harus menjadi kekasihku. Apakah kalian puas sekarang?” Jelas Joong Ki.
“ Wow, jadi begitu. Jika seperti itu, maka aku akan menjadi kekasihmu. Karena aku mengetahui namamu.” Ujar Jonghyun paa Haeryung dengan bangganya.
“ Jangan harap! Perjanjian itu hanya berlaku untukku dan dirinya.” Ujar Joong Ki sambil memukul kepala Jonghyun.
“ Ini tidak adil. Jonghyun telah mengetahui namamu. Apakah kau juga mengetahui namanya?” Tanya In Guk, sedangkan Joong Ki terdiam sambil menatap Haeryung. Merasa tak mendapatkan jawaban, In Guk meminum jus miliknya. “ Jadi, kami harus memanggilmu apa?” Tanya In Guk pada Haeryung.
“ Miss Na. Otte?” Tanya Haeryung sambil tersenyum.
“ Itu jelek sekali. Bagaimana kalau Julia, otte?” Tanya Jonghyun.
“ Aku lebih senang memanggilnya, chagi.” Celetuk Joong Ki yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Haeryung.
“ Oke. Julia. Deal.” Ujar Haeryung dengan semangatnya.
“ Apakah itu berarti kau bersedia berteman dengan kami?” Tanya In Guk.
“ Aku akan mempertimbangkannya.” Ujar Haeryung lalu meminum jus miliknya.

Tanpa terasa siang telah berganti menjadi malam. In Guk pulang bersama Jonghyun, sedangkan Joong Ki seperti biasa masih mengikuti Haeryung. Entahlah mengikuti Haeryung sudah menjadi rutinitas Joong Ki selama 6 bulan ini. Namun, tindakannya telah diketahui oleh Haeryung beberapa hari yang lalu. Haeryung membalikan tubuhnya dan menatap Joong Ki. “ Aku sudah sampai di rumahku. Sebaiknya kau pulang.” Ujar Haeryung.
“ Kau tak perlu khawatir. Aku tidak akan mengikutimu besok.”
“ Waeyo? Apakah kau mulai lelah?”
“ Aniyo, geunyang. Aku harus pergi ke suatu tempat. Masuklah! Ini sudah malam.”

Haeryung membuka pintu pagarnya lalu menutupnya. Saat akan melangkahkan kakinya, Haeryung membalikan tubuhnya dan berjalan menghampiri Joong Ki. “ Gomawo. Kau beruntung sekali berteman dengan mereka. Senang bisa mengenal kalian. Hati-hati di jalan!” Ujar Haeryung sambil tersenyum manis lalu berlarian masuk ke rumahnya, sedangkan Joong Ki masih mencerna ucapan Haeryung.

TBC

PENGUMUMAN !!!

Jika readers memiliki sebuah cerita dan ingin berbagi dengan readers lainnya, maka readers bisa mengirimkannya ke email tree_cavela@rocketmail.com ini. Saya akan memposting cerita readers dalam blog ini. Selamat bergabung! Thank You….

Tidak ada komentar: