Minggu, 26 Juni 2016

[SERIES] Miracle Daily Part 2 (Song Joong Ki’s Story)



[SERIES] Miracle Daily Part 2 (Song Joong Ki’s Story)
Title                 : [SERIES] Miracle Daily Part 2 (Song Joong Ki’s Story)
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Married Life, Romance, and Sad
Main Cast        : Song Joong Ki and Na Hae Ryeong aka Haeryung
Other Cast       : Cho Kyuhyun, Heo Gayoon, Kim Ah Young aka Yura, Kim Ji Won, Kim Myungsoo aka L, Lee Won Geun, Lee Jae Jin, Lee Jonghyun, Seo In Guk


Preview

Tanpa terasa siang telah berganti menjadi malam. In Guk pulang bersama Jonghyun, sedangkan Joong Ki seperti biasa masih mengikuti Haeryung. Entahlah mengikuti Haeryung sudah menjadi rutinitas Joong Ki selama 6 bulan ini. Namun, tindakannya telah diketahui oleh Haeryung beberapa hari yang lalu. Haeryung membalikan tubuhnya dan menatap Joong Ki. “ Aku sudah sampai di rumahku. Sebaiknya kau pulang.” Ujar Haeryung.

“ Kau tak perlu khawatir. Aku tidak akan mengikutimu besok.”
“ Waeyo? Apakah kau mulai lelah?”
“ Aniyo, geunyang. Aku harus pergi ke suatu tempat. Masuklah! Ini sudah malam.”

Haeryung membuka pintu pagarnya lalu menutupnya. Saat akan melangkahkan kakinya, Haeryung membalikan tubuhnya dan berjalan menghampiri Joong Ki. “ Gomawo. Kau beruntung sekali berteman dengan mereka. Senang bisa mengenal kalian. Hati-hati di jalan!” Ujar Haeryung sambil tersenyum manis lalu berlarian masuk ke rumahnya, sedangkan Joong Ki masih mencerna ucapan Haeryung.

Next
-o0o-

Apa yang dikatakan oleh Joong Ki semalam ternyata benar. Haeryung tak menemukan keberadaan Joong Ki baik di depan rumahnya, sepanjang jalan, dan dalam bus juga. Haeryung menoleh ke arah kanan dan kiri. Entahlah apa yang dicarinya. Sebenarnya Haeryung merasa lega awalnya, namun tidak dengan hatinya. Entahlah memiliki seorang penguntit seperti Joong Ki benar-benar telah mengisi hari-harinya selama ini. “ Ada apa dengan dirinya? Aigoo…. Sepertinya aku sudah gila karena mencari keberadaannya sekarang. Padahal aku selalu mengusirnya selama ini.” Gumam Haeryung sambil menatap jalanan Kota Seoul.
Haeryung tiba di kampusnya. Saat berjalan menelusuri lorong menuju kelasnya, Haeryung merasa suasana kampus terlalu sepi untuknya hingga ia menabrak seseorang di depannya dan terjatuh.
“ Julia.” Ujar In Guk setelah menyadari yeoja yang ditabraknya adalah Haeryung.

Mendengar seseorang memanggilnya Julia, Haeryung menyimpulkan bahwa namja yang menabraknya adalah Jonghyun, In Guk, atau Joong Ki. Haeryung mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang menabraknya itu. “ In Guk-ssi.” Lirih Haeryung.
“ Neo gwaenchana?” Tanya In Guk sambil mengulurkan tangannya.

Haeryung masih terdiam. Mulutnya masih bungkam. Begitu pun dengan tangannya yang tidak bergerak sedikit pun. Haeryung sangat ragu. Apakah ia harus menerima uluran bantuan dari In Guk atau tidak? Mengingat In Guk adalah casanova di kampusnya. Membuatnya khawatir dengan dampak yang akan dihadapi setelah ini.
“ Apakah kau terluka?” Tanya In Guk sambil memastikan kondisi tubuh Haeryung.
Haeryung menepis tangan In Guk lalu bergegas berdiri. “ Nan gwaenchana.” Ujar Haeryung.

In Guk memandangi tangannya tak percaya. Seumur hidupnya tak pernah ada yeoja yang menolaknya. Tingkat popularitasnya selalu paling rendah diantara Joong Ki dengan Jonghyun. Dan sekarang Haeryung menepis tangannya. Sungguh lengkap penghinaan untuknya saat ini. Yang membuatnya lebih tercengang adalah Haeryung pergi begitu saja tanpa berpamitan padanya.
“ In Guk-ya.” Teriak Jonghyun saat In Guk hendak melangkahkan kakinya.

In Guk menoleh ke arah belakang dan menunggu Jonghyun menghampirinya. Jonghyun berhenti tepat di depan In Guk dengan nafas terengah-engah. “ Apakah kau sudah mendengarnya?” Tanya Jonghyun.
“ Wae?”
“ Joong Ki tidak masuk ke kelas hari ini, bukan?”
“ Nde, mungkin dia sedang membolos seperti biasanya. Geunde waeyo?”
“ Pabo. Ayahnya meninggal karena serangan jantung di rumah sakit kemarin malam.”
“ Tidak mungkin. Sepertinya itu hanya gossip. Darimana kau mendengarnya?”
“ Bibiku melihat Joong Ki di rumah sakit. Apakah kau lupa? Bibiku adalah seorang dokter.”
“ Geunde, mengapa dia tidak memberitahu kita?”
“ Molla. Sebaiknya kita pergi ke rumahnya sekarang.”

Jonghyun dan In Guk berlarian menuju parkiran. Setibanya di parkiran, mereka pergi ke rumah Joong Ki menggunakan mobilnya masing-masing. Selama perjalanan, Jonghyun mencoba menghubungi Joong Ki. Begitupun dengan In Guk. Namun, tak ada satupun dari mereka yang berhasil menghubungi Joong Ki.

Setibanya di rumah Joong Ki, terlihat banyak orang yang keluar-masuk rumahnya dengan menggunakan pakaian yang serba berwarna hitam. Jonghyun dan In Guk saling memandang. Ternyata benar kabar dari bibi Jonghyun. Mereka memasuki rumah Joong Ki perlahan-lahan. Terlihat Joong Ki berdiri disamping foto ayahnya, sedangkan ibunya tiada hentinya menangis. Bukannya Joong Ki tidak peduli terhadap perasaan ibunya. Tapi, Joong Ki tahu bahwa ibunya akan berhenti menangis setelah kelelahan. Bagi Joong Ki membujuk ibunya untuk diam malah memperburuk suasana berkabungnya. Ibunya akan menangis dengan histeris. Joong Ki tak ingin hal itu terjadi.
“ Joong Ki.” Lirih Jonghyun.

Mendengar suara sahabatnya, Joong Ki menoleh ke arah pintu. Dan benar saja Joong Ki melihat Jonghyun dan In Guk datang ke rumahnya. Jonghyun mengambil bunga mawar putih lalu meletakannya di depan foto ayah Joong Ki dan tak lupa mendoakannya. Begitupun dengan In Guk. Setelah itu, mereka memberikan makanan pada tamu yang datang. Beberapa jam kemudian, Joong Ki menyuruh sahabatnya itu untuk istirahat.
“ Mengapa kau tidak memberitahu kami?” Tanya In Guk.
“ Berita itu bukanlah sesuatu yang perlu dibanggakan.” Ujar Joong Ki sambil tersenyum miris.
“ Geunde, kami adalah sahabatmu dan kami telah mengenal keluargamu termasuk ayahmu.” Ujar Jonghyun.
“ Padahal kami ingin melihatnya untuk terakhir kali. Meskipun melihatnya di pemakaman.” Ujar In Guk.
“ Gomawo.” Ujar Joong Ki sambil tersenyum.
“ Bibiku bilang ayahmu meninggal pukul 7.00 p.m. Bukankah itu waktu saat kita berada di café kemarin?” Tanya Jonghyun memastikan.
“ Jeongmal? Mengapa kau diam saja?” Kesal In Guk.
“ Aku tak ingin melihatnya disaat appa sedang sekarat. Cukup bagiku hanya mengetahui penyakitnya saja. Aku tak ingin melihatnya menderita. Aku tidak ingin menangis seperti omma. Aku adalah seorang namja. Aku harus kuat dan tegar. Karena aku adalah kepala keluarga di rumah ini setelah kepergiannya.” Jelas Joong Ki.

Jonghyun dan In Guk sangat terharu mendengar ucapan Joong Ki. Joong Ki yang hidupnya selalu berhura-hura berubah menjadi dewasa dalam sekejap. Joong Ki yang selalu bermain dengan setiap yeoja berubah menjadi hanya mengincar satu yeoja. Mereka tak pernah melihat Joong Ki tersenyum dengan tulusnya di hadapan yeoja selain Haeryung. Setiap bermain dengan yeoja, Joong Ki selalu mengeluarkan smirknya. Senjata andalan Joong Ki adalah senyuman manisnya yang mematikan bagi para yeoja termasuk rayuannya. Para yeoja itu akan menyerahkan segala-galanya pada Joong Ki hanya dalam hitungan menit termasuk tubuh mereka.
-o0o-

Satu minggu telah berlalu. Setiap pergi maupun pulang kuliah, Haeryung tak pernah melihat Joong Ki disekitarnya. “ Mengapa aku malah mencarinya? Bukankah ini bagus untukku? Dia tidak menggangguku lagi. Geunde, mengapa aku merasa kehilangan?” Gumam Haeryung.
“ Hey, Julia.” Sapa In Guk tiba-tiba muncul.
“ Aish jinja. Kau mengejutkanku.” Kesal Haeryung sambil memegang dadanya.
“ Wae? Apakah kau sedang mencari seseorang?” Goda In Guk.
“ Aniyo. Geunde, aku ingin pergi ke perpustakaan.” Elak Haeryung.
“ Gojitmal.” Ujar In Guk.
“ Aku pergi.” Pamit Haeryung lalu pergi meninggalkan In Guk begitu saja.
“ AYAH JOONG KI MENINGGAL SATU MINGGU YANG LALU. AKU TAHU KAU MERINDUKANNYA. PERGILAH KE RUMAHNYA! KAU PASTI MENEMUKANNYA DISANA.” Teriak In Guk.

Teriakan In Guk membuat langkah Haeryung berhenti. Haeryung baru mengetahui kabar duka atas meninggalnya ayah Joong Ki. Haeryung juga teringatkan raut wajah Joong Ki saat tidak akan mengikutinya lagi. Raut penuh kesedihan. In Guk yang menyadari sikap Haeryung pun tersenyum. In Guk menebak bahwa Haeryung akan menghampirinya dan meminta alamat rumah Joong Ki. Saat memikirkan tebakannya, In Guk tersenyum penuh arti. Namun, tebakannya ternyata salah. Haeryung melanjutkan langkahnya kembali tanpa menoleh ke arahnya.
“ Apakah dia benar-benar tak peduli pada Joong Ki? Aish jinja, dia adalah yeoja susah ditebak.” Gerutu In Guk.

Haeryung terus berjalan hingga menemukan sebuah bangku di taman. Baginya tak ada namja sebodoh Joong Ki di dunia ini. Hanya Joong Ki lah yang mampu mengikutinya selama 6 bulan ini. Setiap namja yang ditolaknya pasti akan mundur dengan sendirinya. Tapi, Joong Ki berbeda. Entah mengapa Joong Ki telah menjadi bagian dari hidupnya. Tanpa kehadiran Joong Ki, hari-harinya terasa hampa. Tanpa sengaja ia melihat seorang namja melewatinya. Matanya terus memperhatikan namja itu hingga akhirnya ia sadar bahwa namja itu adalah Joong Ki. Ia beranjak dari bangkunya lalu mengikuti Joong Ki.

“ Mengapa aku malah mengikutinya? Apakah aku menjadi seorang penguntit sekarang?” Pikir Haeryung masih mengikuti Joong Ki.

Melihat Joong Ki berhenti, membuat Haeryung menghentikan langkahnya juga. Haeryung baru menyadari Joong Ki berhenti tepat di sebuah rumah yang begitu besarnya melebihi rumahnya sendiri. “ Masuklah!” Titah Joong Ki.

Haeryung membelalakan matanya tak percaya saat Joong Ki membalikan tubuhnya dan bicara padanya. “ Bagaimana kau bisa tahu?” Tanya Haeryung.
“ Kau kurang professional. Sepertinya kau harus belajar cara menguntit dariku.”
“ Mwo? Aku tidak sengaja mengikutimu.

Mendengar Haeryung terus mengelaknya, membuat Joong Ki semakin gemas padanya. Joong Ki melangkahkan kakinya menghampiri Haeryung, sedangkan Haeryung berjalan mundur hingga menabrak pagar rumah Joong Ki. Joong Ki membelai wajah Haeryung perlahan-lahan, sedangkan Haeryung telah memasang wajah waspadanya. “ Neomu bogosipeo.” Ujar Joong Ki sambil menatap sendu pada Haeryung.
Haeryung mengerjapkan matanya tak percaya. Awalnya Haeryung menyangka bahwa Joong Ki akan menciumnya dengan paksa. Tapi, ternyata Joong Ki malah mengucapkan kata yang membuat jantungnya berdegup dengan kencangnya untuk pertama kalinya. “ Masuklah! Bukankah tujuanmu kemari untuk menyapa ayahku?” Titah Joong Ki sekali lagi.

Joong Ki membuka pintu pagar rumahnya dan menyuruh Haeryung masuk. Haeryung sempat tertegun dengan suasana rumah Joong Ki. Rumah yang tampak sangat luas dan dipenuhi dengan barang mewah, tapi tidak ada tanda kehidupan di rumah itu. Suasana terasa sangat sepi. Haeryung juga tidak melihat ibu Joong Ki maupun pembantu rumah tangga. Haeryung pun menghentikan langkahnya saat melihat foto seorang ahjussi yang diyakininya adalah ayah Joong Ki. Haeryung mengambil satu bunga mawar putih lalu menyimpannya di depan foto ayah Joong Ki dan berdoa. Setelah selesai, Haeryung menatap sendu pada Joong Ki. Begitu pun dengan Joong Ki. “ Mengapa rumah ini terasa sangat sepi?” Tanya Haeryung.
“ Aku tinggal sendirian disini. Ibuku melarikan diri ke luar negeri dan aku mengusir semua pembantu disini.”

Haeryung terdiam setelah mendengar jawaban Joong Ki. Haeryung merasa iba pada Joong Ki. Seharusnya ibunya menemaninya disaat seperti ini. Bukan meninggalkannya sendirian. Merasa suasana mulai canggung, Joong Ki memulai pembicaraan lagi. “ Waeyo? Apakah kau ingin menginap disini?” Goda Joong Ki.
“ Jangan harap!”
“ Sayang sekali. Padahal kondisi sangat mendukung saat ini.”
“ Aku pergi.”

Haeryung melangkahkan kakinya perlahan-lahan. Joong Ki yang masih menatap kepergian Haeryung, tiba-tiba lari ke arah Haeryung dan memeluknya. “ Gomawo. Tak bisakah kau temani aku disini sebentar saja?” Pinta Joong Ki, sedangkan Haeryung terlihat sedang menahan detak jantungnya sendiri.
Haeryung tak ingin Joong Ki mengetahui suara detak jantungnya itu. “ Geure. Aku akan menemanimu. Geunyang, hanya sebentar.” Tegas Haeryung dan Joong Ki pun tersenyum.

Kini Joong Ki dan Haeryung menonton TV bersama. Haeryung merasa canggung bukan main. Bagaimana tidak? Mereka hanya menonton TV sedari tadi tanpa ada yang memulai pembicaraan. “ Aku lapar.” Gumam Haeryung sambil beranjak dari sofa.
“ Jeongmal?” Tanya Joong Ki, sedangkan Haeryung menganggukan kepalanya. “ Aku akan memasak makanan untukmu. Chankaman!” Ujar Joong Ki.
“ Mwo? Apakah aku tidak salah mendengarnya? Kau bisa memasak.” Tanya Haeryung.
“ Tentu saja. Aku akan membuktikannya padamu sekarang.” Ujar Joong Ki dengan bangganya.

Haeryung mengikuti Joong Ki ke dapur lalu duduk tepat di depan dapur. Haeryung menatap takjup pada Joong Ki. Joong Ki memotong berbagai bahan makanan mulai dari bumbu, sayuran, dan daging dengan cepatnya seperti seorang koki yang sudah professional. Belum lagi kemampuan memasaknya yang seperti pertunjukan sulap. Haeryung hanya bisa menganga tak percaya menyaksikan semua itu.
“ Wow, daebak!” Puji Haeryung.

Mendengar pujian Haeryung, membuat Joong Ki bersemangat untuk menyelesaikan masakannya. Akhirnya makanan pun telah matang dan Joong Ki juga menatanya di atas meja makan. Haeryung menatap semua makanan itu seperti hewan yang sedang kelaparan. Joong Ki yang menyadari tatapan Haeryung pun memegang asal wajah Haeryung. Hal itu sontak membuat Haeryung kesal. “ Beraninya kau!” Kesal Haeryung.
“ Berapa hari kau tidak makan? Wajahmu itu benar-benar mengerikan saat melihat makanan.”
“ Apakah aku terlihat seperti orang kelaparan?”
“ Nde. Dan itu sangat mengerikan.”
“ Ah, molla. Aku akan menikmatinya sekarang. Selamat makan!”

Haeryung mengambil satu persatu lauk yang ada di atas meja dan menyimpannya di mangkuk nasinya, sedangkan Joong Ki hanya menatap Haeryung tak percaya. Pola makan Haeryung benar-benar terlihat mengerikan dimata Joong Ki. Namun, Joong Ki tak bisa memungkuri bahwa Haeryung terlihat sangat manis saat makan. “ Bagaimana bisa tubuhmu seindah itu sedangkan pola makanmu mengerikan seperti ini?” Goda Joong Ki.

Bukannya menjawab, Haeryung hanya mendelik ke arah Joong Ki sebentar dan melanjutkan makannya. Setelah makan, Joong Ki mengantarkan Haeryung pulang ke rumahnya. " Aku pasti akan kena marah, omma." Gumam Haeryung sambil melepaskan sabuk pengamannya.
" Apakah ibumu sangat menyeramkan?"
" Lain kali kau harus bertemu dengannya."
" Apakah kau sedang mengundangku?"

Haeryung menutup mulutnya rapat-rapat tak percaya. Ucapannya telah membawa malapetaka untuknya. Terlihat Joong Ki sedang menggodanya saat ini. Merasa malas meladeninya, Haeryung bergegas keluar dari mobil. Sebelum dirinya masuk ke rumah, Haeryung menoleh ke arah mobil Joong Ki dan melambaikan tangannya. Sedangkan Joong Ki tersenyum lalu melajukan mobilnya.
" Siapa yang mengantarmu?" Tanya Nyonya Na tiba-tiba muncul.
" Omma." Lirih Haeryung.
" Jawab pertanyaanku!" Tegas Nyonya Na.
" Dia adalah temanku." Lirih Haeryung.
" Apakah dia kaya? Siapa namanya?" Tanya Nyonya Na.

Haeryung tak habis pikir dengan ibunya sendiri. Lagi-lagi ibunya menanyakan hal yang sama setiap ibunya melihat namja yang berada disekitarnya. Merasa tak mendapatkan respon,  Nyonya Na menduga namja yang mengantar Haeryung berasal dari keluarga biasa saja. " Sikap diammu telah memberikan jawaban padaku. Jauhi namja itu! Dan mulailah bertemu dengan namja yang telah ku atur dalam kencan buta, araseo!" Titah Nyonya Na.
" Omma. Aku belum ingin menikah. Aku ini masih muda."
" Tak ada penolakan! Jika kau masih tetap seperti ini, maka aku akan mempersiapkan pernikahanmu secepatnya!"

Haeryung memejamkan matanya lalu membukanya dalam sekejap dan pergi menuju kamarnya sambil menahan emosinya. Baginya percuma saja melawan ibunya. Karena pada akhirnya ia harus mematuhi perintah ibunya. Ibunya pasti akan menggunakan berbagai cara untuk membuatnya bertekuk lutut.
-o0o-

Haeryung seperti biasa pergi ke kampusnya. Saat akan masuk ke kelasnya, tiba-tiba ada yang menarik tangannya. Haeryung mencoba untuk berontak. Namun, tenaganya terlalu lemah untuk menghadapi keempat yeoja yang sedang menariknya secara paksa itu. Kini Haeryung berada di sebuah ruangan yang kosong dan disudutkan oleh keempat yeoja itu. Haeryung mencoba untuk melarikan diri, namun nihil usahanya selalu gagal.
“ Katakan pada kami! Siapa yang kau kencani?”
“ Joong Ki oppa?”
“ Jonghyun oppa?”
“ Ataukah In Guk oppa?”

Bukannya menjawab, Haeryung malah mengeluarkan smirknya hingga membuat keempat yeoja itu menjadi kesal. Salah satu dari keempat yeoja itu berjalan menghampiri Haeryung. Wajah mereka pun saling berhadapan. Tanpa banyak bicara, yeoja itu menampar wajah Haeryung. Haeryung menjadi kesal bukan main. Bahkan meniup poni rambutnya sendiri lalu menatap tajam pada yeoja itu. “ Jika aku berpacaran dengan salah satu diantara mereka, maka apa yang akan kalian lakukan?” Geram Haeryung.
“ Neo? Aish jinja. Aku benar-benar muak denganmu.” Ujar yeoja itu.
“ Apakah kau ingin kami tampar lagi?” Ujar yeoja lainnya.
“ Bukankah tindakan kalian ini sungguh kekanak-kanakan?” Ujar Joong Ki tiba-tiba muncul.
“ Joong Ki oppa.” Gumam yeoja itu.
Joong Ki berjalan menghampiri dan memeriksa wajah Haeryung. “ Sudut bibirmu berdarah. Geunde, semakin ku lihat semakin ku ingin cicipi bibirmu ini.” Ujar Joong Ki sambil menelusuri bibir Haeryung.
“ Apa hubunganmu dengan yeoja itu, oppa?” Tanya yeoja itu.
“ Dia adalah kekasihku yang baru.” Ujar Joong Ki.
“ Mwo? Apakah dia telah memberikan tubuhnya padamu, oppa?” Tanya yeoja itu tak percaya.
“ Aniyo. Geunde, aku adalah alat pemuas nafsunya.” Ujar Joong Ki sambil mengeluarkan smirknya, sedangkan Haeryung membelalakan matanya tak percaya mendengar ucapan Joong Ki yang menurutnya sangat vulgar. “ Jadi, hentikan tindakan kalian ini! Beritahu pada pasukanmu juga! Jika tidak, maka kalian akan berurusan denganku!” Ancam Joong Ki lalu merangkul Haeryung dan pergi begitu saja meninggalkan keempat yeoja itu yang masih tercengang tak percaya mendengar ancaman dari namja idola mereka.

Setelah memastikan telah jauh dari ruang kosong tadi, Haeryung melepaskan tangan Joong Ki dari bahunya. Sedangkan Joong Ki menatap Haeryung penuh tanya. “ Mengapa kau mengatakan hal menjijikan seperti tadi?” Tanya Haeryung.
“ Ucapan yang mana? Apakah yang kau adalah kekasih baruku? Ataukah aku ingin mencicipi bibirmu?”
“ Semuanya.”
“ Itu bukanlah hal yang menjijikan. Semua itu akan menjadi kenyataan suatu saat nanti. Aku akan mengobati sudut bibirmu itu. Kajja!”

Joong Ki menarik tangan Haeryung agar mengikutinya. Mereka pergi ke sebuah apotek. Joong Ki menyuruh Haeryung menunggunya di luar. sedangkan ia membeli obat luka. Tak lama kemudian, Joong Ki keluar lalu mengobati sudut bibir Haeryung. Joong Ki mengobati bibir Haeryung perlahan-lahan. Tak bisa dipungkuri bahwa Joong Ki benar-benar tergoda dengan bibir Haeryung. Bibir Haeryung yang kecil dan sedikit tebal membuatnya terbius seketika. Setelah selesai, Joong Ki menelusuri bibir Haeryung dengan jari tangannya. Joong Ki mendekatkan wajahnya perlahan-lahan, sedangkan Haeryung menatap Joong Ki dengan pandangan kosongnya.
“ Semua itu tidak akan pernah menjadi kenyataan.” Gumam Haeryung hingga membuat Joong Ki menghentikan tindakannya. “ Aku akan melakukan kencan buta.” Lanjut Haeryung.
“ Mengapa kau memberitahuku?”
“ Berhentilah mengejarku! Semuanya akan sia-sia.”
“ Bagaimana jika aku menghancurkan kencan butamu?”
“ Sebaiknya kau menyerah saja. Gomawo karena telah membebaskanku dari para penggemarmu itu. Aku pergi.”

Haeryung pergi begitu saja meninggalkan Joong Ki yang masih berpikir. Haeryung sengaja melakukannya karena ia tak ingin menyakiti Joong Ki lebih jauh lagi. Padahal didalam lubuk hatinya, Haeryung senang mendengar Joong Ki masih mengejarnya. Sebenarnya mengagalkan kencan butanya bukanlah hal yang sulit bagi Haeryung. Jika Haeryung mengatakan keadaan Joong Ki yang sebenarnya, maka otomatis ibunya akan menerimanya dengan senang hati. Tapi, Haeryung tak ingin terlihat memanfaatkan Joong Ki demi hidupnya karena hatinya telah jatuh dalam pesona Joong Ki.
“ Buktikanlah bahwa kau mencintaiku, Joong Ki oppa!” Gumam Haeryung sambil menoleh ke arah Joong Ki lalu melanjutkan langkahnya kembali.

Disinilah Haeryung bersama namja kencan butanya di sebuah restoran mewah. Tak bisa dipungkuri bahwa Haeryung sedikit tertarik dengan namja dihadapannya itu. Bagaimana tidak? Tubuhnya yang tinggi, warna kulitnya yang putih, wajahnya yang tampan dihiasi dengan rambut hitamnya, dan senyum manisnya yang begitu menggoda. Kali ini pilihan ibunya sesuai dengan tipenya. “ Siapa namamu?” Tanya namja itu.
“ Na Hae Ryeong. Neo?”
“ Lee Won Geun. Apakah kau tidak mengenalku?”
“ Aniyo. Bahkan aku baru bertemu denganmu hari ini.”
“ Sepertinya kau tak pernah melihat televisi.”
“ Apakah aku perlu melihatnya?”
“ Ternyata kau adalah tipikal yeoja dingin dan aku sangat menyukainya. Aku tahu bahwa kau seorang mahasiswi. Begitupun denganku. Geunde, disamping itu aku juga bekerja. Aku adalah seorang aktor.”
“ Sepertinya kau bangga sekali. Yang ku tahu tentangmu adalah kau berasal dari keluarga kaya raya dan ibuku sangat menyukaimu.”
“ Kau terlalu jujur, Haeryung-ssi. Dan aku sangat menghargainya.”

Won Geun menyuruh Haeryung untuk menikmati makan malamnya. Mereka makan dalam diam. Tak ada satupun diantara mereka yang bicara. Tiba-tiba pintu ruang makan terbuka. Hal itu sontak membuat Won Geun dan Haeryung menoleh ke arah pintu. Betapa terkejutnya Haeryung saat melihat Joong Ki muncul dan berjalan menghampirinya. Dengan sekali tarikan, Haeryung berada dalam pelukan Joong Ki. Joong Ki menatap tajam pada Won Geun. Joong Ki melepaskan pelukannya lalu memegang leher Haeryung. Detik itu juga, Joong Ki mencium bibir Haeryung bahkan melumatnya. Haeryung pun tak kuasa untuk tidak membalasnya. Haeryung mengikuti alur permainan ciumannya sambil memeluk Joong Ki dengan eratnya. Sedangkan Won Geun mengeluarkan smirknya sambil mengepalkan kedua tangannya lalu pergi meninggalkan Joong Ki dan Haeryung yang masih berciuman.

Joong Ki melepaskan ciumannya perlahan-lahan lalu menempelkan keningnya pada kening Haeryung sambil mengatur nafasnya. Begitupun dengan Haeryung. “ Aku takkan pernah melepaskanmu.” Lirih Joong Ki.
Haeryung mengangkat kepalanya lalu menatap Joong Ki dan tersenyum manis padanya. Tangannya menarik kerah kemeja Joong Ki lalu menciumnya lagi. Sedangkan Joong Ki tersenyum dibalik ciuman mereka. Joong Ki tak menyangka bahwa dirinya telah berhasil membuat Haeryung jatuh cinta padanya.
-o0o-

Semenjak hari itu, Joong Ki dan Haeryung semakin dekat. Haeryung juga telah terbiasa bergaul dengan Jonghyun dan In Guk. Bahkan Haeryung sering menemani mereka saat bermain sepak bola seperti hari ini.
“ Berikan aku air!” Titah Joong Ki pada Haeryung.

Haeryung memberikan satu botol air mineral pada Joong Ki. Haeryung juga memberikan botol air mineral itu pada Jonghyun dan In Guk.
“ Berapa banyak surat di loker kalian hari ini?” Tanya In Guk.
“ 30. Neo?” Tanya Jonghyun.
“ 28. Neo?” Tanya In Guk.
“ 0.” Ujar Joong Ki disela minumnya.
“ Mwo? Neo micheosseo?” Tanya Jonghyun dan In Guk tak percaya bersamaan.
“ Ini semua adalah salahmu, Julia.” Tuduh In Guk pada Haeryung.
“ Naega? Wae?” Tanya Haeryung tak mengerti.
“ Karena kau berpacaran dengannya.” Ujar In Guk pada Haeryung sambil menunjuk Joong Ki.
“ Sudahlah! Kalian tenang saja. Aku akan mentraktir kalian hari ini.” Ujar Joong Ki sambil merangkul Haeryung.

Tanpa mereka sadari, Jonghyun menatap nanar pada pasangan kekasih dihadapannya itu. Tanpa sadar, Jonghyun telah jatuh cinta pada Haeryung. Mendengar nyanyian Haeryung telah membuat hatinya bergetar dan jantungnya berdegup sangat kencang untuk pertama kalinya. Jonghyun menyesali tindakannya saat membawa Haeryung untuk bergabung makan di café bersama sahabatnya itu. Awalnya Jonghyun menduga bahwa Haeryung adalah yeoja yang teguh pada pendiriannya dan bersikap dingin pada tiap namja. Karena hal itu lah Jonghyun tidak merasa khawatir saat Joong Ki mengejar Haeryung. Tapi, ternyata dugaannya salah. Cepat atau lambat Haeryung akan jatuh dalam pesona Joong Ki seperti saat ini. Haeryung sedang mengelap keringat yang mengalir pada wajah Joong Ki dengan handuk kecilnya.
“ Mengapa kau diam saja, Jonghyun?” Tanya In Guk.
“ Ani. Geunyang, aku sedang memikirkan tempat untuk menghabiskan uang Joong Ki dalam sekejap.” Elak Jonghyun.
“ Kau benar. Kita tidak boleh melewatkan kesempatan ini. Jarang sekali dia kalah dalam permainan ini. Bagaimana kalau kita pergi ke clubbing? Otte?” Tanya In Guk.
Deal. Apakah kau akan ikut?” Tanya Joong Ki pada Haeryung.
“ Molla.” Ujar Haeryung.
“ Aku tak ingin tahu. Kau harus ikut bersama kami. Kau tak perlu takut karena Joong Ki akan mengantar dan menjemputmu nanti malam.” Ujar In Guk sambil mengedipkan sebelah matanya.
“ Aku akan mempertimbangkannya.” Ujar Haeryung.
“ Aigoo, ice princess.” Sindir In Guk yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Haeryung.

Mereka mulai berpisah. Lagi-lagi Joong Ki mengikuti Haeryung kemanapun Haeryung pergi. Entahlah semenjak insiden ciuman mereka masih belum ada kejelasan dalam hubungan mereka. Perasaan Joong Ki mungkin sudah terlihat oleh Haeryung. Namun, tidak dengan Haeryung. Haeryung tak mengatakan bagaimana perasaannya terhadap Joong Ki. Haeryung hanya bersikap baik pada Joong Ki dan mulai menerima kehadirannya. Memikirkan semua itu membuat Joong Ki bingung. Kini mereka tiba di sebuah butik. Haeryung mulai memilih pakaian yang cocok untuknya dan menunjukannya pada Joong Ki. “ Otte?” Tanya Haeryung.
“ Neo micheosseo? Andwe. Ini terlalu terbuka dan terlihat seperti nappeun yeoja.”

Joong Ki menyimpan kembali pakaian itu dan mulai memilih pakaian. “ Otte?” Tanya Joong Ki sambil menunjukan pakaian yang dipilihnya.
“ Aniyo. Ini terlalu tertutup. Hey, bukankah kita akan pergi ke clubbing? Pakaian yang kau pilih lebih cocok untuk pergi ke pesta.”
“ Araseo. Aku akan memilih yang tertutup dan cocok untuk pergi ke clubbing.” Ujar Joong Ki sambil menyimpan kembali pakaian yang diambilnya lalu mulai memilih pakaian lainnya. “ Otte?” Tanya Joong Ki setelah mendapatkan pakaian yang menurutnya cocok untuk Haeryung.
“ Aku menyukainya. Geure, aku akan memakainya. Sebaiknya kau pergi ke kasir dan bayar pakaian ini untukku!” Titah Haeryung sambil mengedipkan sebelah matanya.
“ Hey, aku memang yang mentraktirmu. Tapi, tidak dengan membelikan pakaian untukmu.” Elak Joong Ki.
“ Mungkin aku tidak akan datang, jika aku tidak mengenakan pakaian ini. Jadi, kau pilih yang mana? Aku datang atau tidak datang?” Tawar Haeryung.
“ Kau licik sekali. Araseo. Aku akan membelikannya untukmu. Apakah kau puas?” Tanya Joong Ki.

Haeryung menjulurkan lidahnya lalu masuk ke ruang ganti, sedangkan Joong Ki berjalan menuju kasir dan membayar pakaian yang dikenakan oleh Haeryung. Saat Haeryung keluar dari ruang ganti, betapa terkejutnya Joong Ki melihat penampilan Haeryung. Meskipun pakaiannya tertutup, tapi kesan seksi tak hilang. Justru Haeryung malah terlihat semakin seksi dimata Joong Ki. “ Seharusnya kau mengenakan pakaian santaimu saja. Masuklah dan ganti pakaianmu!” Titah Joong Ki.
“ Shirreo. Kau ingin melihatku datang atau tidak?”
“ Lagi-lagi kau mengancamku. Araseo. Kajja!”

Joong Ki dan Haeryung pergi ke clubbing. Terlihat In Guk dan Jonghyun telah berada disana. Saat Joong Ki dan Haeryung menghampiri mereka. Mereka menyoraki penampilan Haeryung yang menurutnya sangat seksi.
“ Apakah kalian tahu? Aku sudah melarangnya tadi. Geunde, dia keras kepala sekali.” Protes Joong Ki.
“ Itulah resiko mempunyai yeojachingu secantik Julia. Meskipun penampilannya tertutup, geunde dia tetap terlihat seksi.” Puji In Guk.
“ Kita menari sekarang, kajja!” Ajak Joong Ki.

Mereka menari bersama. Canda tawa memenuhi tarian mereka. Tiba-tiba Joong Ki melihat ada seorang namja yang sedang menari dibelakang Haeryung dan akan menabraknya. Saat Joong Ki akan menarik Haeryung, tiba-tiba Jonghyun menarik tangan Haeryung hingga Haeryung berada dalam pelukannya. Joong Ki melihat raut wajah Jonghyun yang merasa khawatir sekaligus lega bersamaan. Haeryung yang terkejut hanya bisa diam saja. Setelah memastikan keadaan telah aman, Jonghyun melepaskan Haeryung.
“ Neo gwaenchana?” Tanya Jonghyun.
“ Neo gwaenchana, Julia?” Tanya In Guk.
“ Nan gwaenchana. Gomawo.” Ujar Haeryung.
“ Joong Ki eodi?” Tanya In Guk sambil melihat sekelilingnya.
“ Aku akan mencarinya. Sebaiknya kalian menari lagi saja.” Ujar Haeryung.

Joong Ki duduk kembali di sofa dan meneguk wine miliknya. Joong Ki masih memikirkan makna dibalik raut wajah Jonghyun tadi. Bahkan Joong Ki tidak menyadari Haeryung duduk disampingnya. “ Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Haeryung.
“ Jika kau bertemu dengan namja lain dan namja itu lebih baik dariku, apakah kau akan meninggalkanku?”
“ Apakah kau sedang bicara tentang Jonghyun-ssi?”

Joong Ki tak menyangka Haeryung menebak pikirannya dengan semudah itu dan jawabannya sungguh tepat. Joong Ki hanya menatap Haeryung tak percaya, sedangkan Haeryung malah mengeluarkan smirknya. “ Sepertinya memang dia. Kau lebih mengetahui tentang aku dibandingkan diriku sendiri.” Ujar Haeryung.

Joong Ki menarik Haeryung dan memeluknya sangat erat, sedangkan Haeryung memilih untuk mendengarkan suara jantung Joong Ki. Bagi Haeryung, suara detak jantung Joong Ki adalah perasaan Joong Ki sebenarnya. Haeryung tersenyum dan membalas pelukan Joong Ki. Tanpa mereka sadari, Jonghyun menyaksikan semua itu dengan raut wajah yang penuh luka.

Setelah pesta berakhir, Joong Ki mengantarkan Haeryung pulang ke rumahnya. Setibanya di depan rumah, Joong Ki menyudutkan Haeryung ke dinding pagar dan menciumnya. Haeryung pun merangkulkan tangannya pada leher Joong Ki dan membalas tiap ciumannya.
“ Sepertinya kau pulang terlambat.”

Mendengar suara Won Geun, Haeryung melepaskan ciumannya dan menoleh ke arah pintu pagarnya. “ Bagaimana kau bisa ada disini?” Tanya Haeryung.
“ Aku baru saja bilang pada ibumu bahwa aku ingin bertunangan denganmu secepatnya.” Ujar Won Geun sambil mengeluarkan smirknya.
“ Ku kira kau sudah menggagalkannya.” Ujar Haeryung.
“ Sebaiknya kau pergi dari sini dan jangan ganggu tunanganku lagi!” Usir Won Geun.
“ Bukankah kau yang pengganggu? Kau telah mencurinya dengan kekuasaanmu.” Sindir Joong Ki.
“ Itu adalah takdirku karena menjadi orang kaya raya. Kha!” Usir Won Geun.
“ Masuklah!” Titah Joong Ki pada Haeryung.

Haeryung masuk ke rumahnya. Sebelum benar-benar masuk, Haeryung menyempatkan untuk melihat Joong Ki. Terlihat Joong Ki tersenyum manis padanya. Saat membalikan tubuhnya, Haeryung mendapatkan tamparan keras dari ibunya. Joong Ki dan Won Geun membelalakan matanya tak percaya menyaksikan semua itu. Haeryung memegang wajahnya dan menatap tajam pada ibunya.
“ BUKANKAH AKU SUDAH MEMBERITAHUMU? JAUHI NAMJA MISKIN ITU!” Marah Nyonya Na.
“ Aku tidak bisa melakukannya. Dia adalah kekasihku, omma.” Ujar Haeryung.
“ Putuskan dia! Karena kau akan bertunangan dengan Won Geun.” Titah Nyonya Na.
“ Jika kekasihku adalah orang kaya, apakah kau akan membatalkan pertunangan itu?” Tanya Haeryung.
“ Kita lihat saja nanti.” Ujar Nyonya Na sambil mengeluarkan smirknya dan menatap tajam ke arah Joong Ki.



TBC

Bacalah part sebelumnya dengan mengklik link dibawah ini!


PENGUMUMAN !!!

Jika readers memiliki sebuah cerita dan ingin berbagi dengan readers lainnya, maka readers bisa mengirimkannya ke email tree_cavela@rocketmail.com ini. Saya akan memposting cerita readers dalam blog ini. Selamat bergabung! Thank You….

1 komentar:

Membuat Pupuk Organik dari Kotoran Sapi mengatakan...

song joongkiiiiiii!!!!!!!!!!!!! <3 <3 <3 <3
ceritanya seru banget kak.