Jumat, 15 Juli 2016

[SERIES] The Love Story of Five Men Part 17 (Kyuhyun’s Story)



[SERIES] The Love Story of Five Men Part 17 (Kyuhyun’s Story)
Title                 : The Love Story of Five Men Part 17 (Kyuhyun’s Story)
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Romance, Married Life, and sad
Main Cast        : Cho Kyuhyun, Kim Myungsoo, Kim Soo Hyun, Lee Donghae, Lee Taemin
Other Cast       : Bae Suzy, Jessica Jung, Kang Min Hyuk, Kim Dasom, Kim Ji Won, Krystal Jung, Kwon Yuri, Lee Jong Suk, Lee Joon, Na Hae Ryeong aka Haeryung, Nam Woohyun, Park Jiyeon, Jung Yu Ji aka U-Ji, Kang Hye Yeon aka Hyeyeon, Bang Minah, D.O of EXO, Heo Gayoon


Preview

Kyuhyun dan Dasom menginap di kediaman Cho selama dua hari. Kyuhyun mengantarkan Dasom pulang ke apartemennya, lalu pergi ke kantornya. Setibanya di depan apartemen, Dasom melihat keadaan apartemen yang begitu berantakan. Terlihat pecahan gelas, piring, vase bunga berserakan di tiap ruang. Dasom memegang bawah perutnya sambil berjalan hati-hati agar tak mengenai pecahan itu. Dasom juga memanggil ahjumma Han. Terlihat raut khawatir dan lelah pada wajah ahjumma Han. “ Apa yang terjadi ahjumma?” Tanya Dasom.

“ Jiyeon agassi.”
“ Waeyo ahjumma?”
“ Jiyeon agassi mengamuk karena tuan muda membawa anda ke pesta pernikahan sahabatnya. Padahal tuan muda telah berjanji padanya akan pergi bersama Jiyeon agassi.”
“ Jiyeon eodi?”
“ Mollayo. Setelah melemparkan semua barang, Jiyeon agassi pergi keluar.”
“ Sebaiknya kita membersihkan semua ini, ahjumma.”
“ Andwe! Ini adalah tugas saya. Sebaiknya agassi istirahat di kamar saja.”

Dasom menganggukan kepalanya lalu pergi ke kamarnya, sedangkan ahjumma Han mulai membersihkan apartemen. Dasom mengambil ponselnya dan menelepon Kyuhyun. Kyuhyun yang sedang rapat, tidak tahu ada telepon dari istrinya. Dasom pun memutuskan untuk menelepon Jiyeon. Namun, Jiyeon tidak menjawabnya. “ Sebenarnya kau pergi kemana, Jiyeon-ya? Cuaca sangat dingin sekali sekali.” Gumam Dasom sambil memainkan ponselnya.

Next

Jiyeon berjalan menuju toko bunganya. Matanya masih memerah dan sedikit bengkak akibat menangis. Kakinya terus berjalan tanpa menggunakan sandal maupun sepatu. Bahkan ia tak menyadari kaki dan tangannya terluka. Darah pun terus mengalir. Saat membuka pintu, terlihat bunga yang selalu dirawatnya telah layu. Ia baru menyadari bahwa ia sudah meninggalkan toko bunganya selama 6 bulan. Seiring dengan perutnya yang membesar. Tangannya mengambil sebuah foto pigura yang berukuran kecil. Terlihat sepasang namja dan yeoja yang tersenyum ceria. Yang tak lain adalah dirinya dengan Kyuhyun. Kyuhyun yang dikenalnya dulu sangat berbeda dengan Kyuhyun yang sekarang. Dulu Kyuhyun sangat perhatian, peduli, dan mencintainya. Tapi, Kyuhyun yang sekarang adalah orang yang hanya mengasihaninya. Tak ada lagi cinta untuknya. Meskipun ia tahu bahwa Kyuhyun peduli padanya karena janin yang dikandungnya.
“ Kau sudah berubah, oppa. Aku sangat membencimu. Aku menyesal karena telah mengenalmu bahkan jatuh cinta padamu.” Ujar Jiyeon disela tangisnya.

Di kantornya, Kyuhyun baru saja selesai rapat. Sekretarisnya memberikan ponsel padanya. Ia tersenyum sambil memikirkan restoran untuk makan malamnya bersama Dasom. Saat melihat ponselnya, terdapat banyak panggilan tak terjawab dari istrinya itu. Tak hanya itu, Dasom juga mengiriminya banyak pesan.

From: My Lovely

“ Mengapa kau tidak menjawab panggilan telepon dariku, Kyu?”
“ Apakah kau sedang rapat?”
“ Jiyeon menghilang Kyu.”
“ Ottokke? Jiyeon masih belum pulang.”
“ Cepat hubungi aku, Kyu!”

Kyuhyun membelalakan matanya tak percaya saat membaca pesan itu. Yang membuatnya terkejut adalah kabar menghilangnya Jiyeon. Dengan sekali gerakan, ia mengambil jas miliknya lalu keluar dari kantor dengan tergesa-gesa. Bahkan sekretarisnya yang memanggilnya sedari tadi pun diabaikannya. Disela menyetirnya, ia menyempatkan untuk menelepon Dasom. Namun, Dasom tak menjawab panggilan telepon darinya. Setibanya di apartemen, Kyuhyun mencari keberadaan istrinya dan Jiyeon. Namun, yang muncul hanyalah pembantunya. “ Dasom eodi, ahjumma Han?” Tanya Kyuhyun.
“ Agassi pergi mencari Jiyeon agassi.”
“ Mwo? Mengapa ahjumma membiarkannya? Di luar sangat dingin, ahjumma.”
“ Saya sudah melarangnya, tuan. Geunde, agassi mengabaikan saya.”
“ Apakah benar Jiyeon menghilang? Ataukah dia sedang berkunjung ke rumah temannya?”
“ Aniyo, tuan. Sebelum agassi Dasom tiba di apartemen, Jiyeon agassi membanting semua barang disini sambil berteriak dan menangis histeris. Saya berusaha untuk menenangkannya. Geunde, Jiyeon agassi pergi begitu saja tanpa menjawab pertanyaan saya. Jiyeon agassi juga melarang saya untuk mengikutinya. Geunde…..”
“ Geunde?”
“ Jiyeon agassi sepertinya marah pada anda, tuan. Saya mendengar Jiyeon agassi mengatai anda seorang pembohong dan pengkhianat.”
“ Araseo. Aku akan mencarinya. Hubungi aku! Jika Dasom sudah pulang.”
“ Nde, tuan.”

Kyuhyun berlarian menuju mobilnya dan melajukannya. Ia mencari keberadaan Jiyeon mulai dari tempat yang sering mereka kunjungi mulai dari mall, Sungai Han, café, hingga taman. Namun, ia tak menemukannya. Ia terus berpikir tempat yang akan dituju oleh Jiyeon. Jiyeon sama sekali tidak memiliki teman satupun kecuali Soo Hyun. Mengingat nama Soo Hyun muncul dalam otaknya, membuatnya ragu. Apakah ia akan menanyakan keberadaan Jiyeon pada Soo Hyun atau tidak? Geunde, ia tak ingin bertengkar lagi dengan Soo Hyun. Jika Soo Hyun mengetahui Jiyeon menghilang, maka Soo Hyun akan menghajarnya habis-habisan seperti tempo hari.
“ Ani. Aku tidak boleh menanyakannya pada Soo Hyun.” Gumam Kyuhyun disela menyetirnya.

Tiba-tiba kenangan awal pertemuan pertamanya dengan Jiyeon muncul dalam benaknya. Ada satu tempat yang belum dikunjunginya. Tempat yang mempertemukannya dengan sosok Jiyeon. Sosok Jiyeon yang membuatnya terpesona pada pandangan pertama. Tangannya membelokan stir mobil dan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. 30 menit kemudian, akhirnya ia tiba di toko bunga milik keluarga Jiyeon. Toko bunga itu terlihat gelap dan tidak berpenghuni. Tak hanya itu, sarang laba-laba dan debu ada ditiap sudut ruang. Tangannya membuka pintu perlahan-lahan. Saat menyingkirkan sarang laba-laba yang mengenai rambutnya, tanpa sengaja matanya melihat sosok Jiyeon yang sedang berdiri dan menatap tajam padanya. Ia berusaha mungkin menahan rasa terkejutnya saat melihat Jiyeon. Bagaimana tidak? Jiyeon mengenakan gaun santai selututnya yang berwarna putih, rambutnya yang sedikit berantakan, wajahnya yang terlihat pucat, dan tidak mengenakan sandal/sepatu. “ Jiyeon-ya.” Lirih Kyuhyun.
“ Untuk apa kau kemari?”
“ Kau?”
“ Wae? Apakah kau masih mengharapkanku untuk memanggilmu, oppa?”
“ Mengapa kau kemari sendirian? Kita pulang, kajja!”
“ Shirreo. Ini adalah rumahku.”
“ Disini dingin sekali tak baik untuk janinmu.”
“ Apa pedulimu? Dari awal kau tak pernah menginginkan janin ini. Dan sekarang Dasom onnie sedang hamil. Kha!”
“ Mwo? Bussunsuriya? Dia adalah calon anakku. Darah dagingku sendiri. Geumane! Jangan bersikap kekanak-kanakan seperti ini! Kita pulang, kajja!”

Kyuhyun berjalan menghampiri Jiyeon perlahan-lahan, sedangkan Jiyeon berjalan mundur sambil tertatih-tatih. Melihat wajah Jiyeon yang terlihat kesakitan, membuat Kyuhyun khawatir. Betapa terkejutnya Kyuhyun ketika melihat darah pada tangan dan kaki Jiyeon. “ KAU TERLUKA. APA YANG KAU LAKUKAN SEBENARNYA? BAGAIMANA JIKA TERJADI SESUATU PADA ANAK KITA?” Marah Kyuhyun sambil memegang tangan Jiyeon.

Jiyeon tak bisa menahan tangisnya lagi. Seumur hidupnya Kyuhyun tak pernah memarahinya. Mendengar Kyuhyun memarahinya karena mengkhawatirkan janinnya membuatnya merasa masih dipedulikan oleh Kyuhyun. Kyuhyun masuk ke rumah kediaman Jiyeon. Meskipun Jiyeon tidak tinggal lagi di rumahnya, tapi barang-barang Jiyeon masih ada disana. Kyuhyun mencari peralatan P3K. Setelah mendapatkannya, Kyuhyun mulai mengobati luka Jiyeon. Sedangkan Jiyeon masih terdiam dan menatap sendu pada Kyuhyun.
“ Apakah oppa tahu? Aku sangat mencintaimu, oppa. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Saat Soo Hyun oppa membawamu kemari. Oppa adalah satu-satunya sahabat Soo Hyun oppa yang bersikap dingin padaku. Geunde saat melihat senyummu, jantung ini berdebar-debar luar biasa. Aku tak pernah menyangka ternyata bukan hanya aku saja yang merasakan hal itu. Oppa juga merasakannya hingga kita berpacaran. Aku sangat merindukan momen itu. Awalnya aku berpikir dengan aku tinggal bersamamu, maka aku bisa merasakan momen seperti itu lagi. Geunde, dugaanku ternyata salah. Oppa mengabaikanku. Oppa hanya datang padaku disaat Dasom onnie mengabaikanmu. Oppa sudah tidak mencintaiku lagi. Oppa mencintai Dasom onnie. Seandainya aku tidak mengandung anakmu. Seandainya aku tidak mencintaimu. Seandainya aku tidak mengenalmu. Maka semua ini tidak akan terjadi. Aku sangat membencimu, oppa.” Ujar Jiyeon disela tangisnya.

Kyuhyun tertegun mendengar ucapan Jiyeon disela mengobatinya. Jiyeon tak pernah mengungkapkan isi hatinya selama ini. Selama berpacaran pun, Jiyeon hanya mendengarkan curahan hatinya tanpa mengeluh. Bahkan Jiyeon tak pernah mengatakan tentang ayahnya yang selalu menyewa preman untuk mengacaukan hidup Jiyeon hingga ia mengetahuinya dengan matanya sendiri.
“ Aku ingin oppa mencintaiku seperti dulu. Aku ingin memilikimu, oppa.” Ujar Jiyeon sambil menatap sendu pada Kyuhyun.

Ingin rasanya Kyuhyun menolak permintaan Jiyeon itu. Bagi Kyuhyun itu sungguh mustahil. Kyuhyun telah menikah dan hanya mencintai istrinya, Dasom. Jiyeon terus menatap Kyuhyun berharap Kyuhyun akan bicara padanya. Kyuhyun yang mengetahui gelagat Jiyeon hanya bisa tersenyum lalu memeluk Jiyeon. Jiyeon hanya menerima pelukan Kyuhyun dalam diam. Jujur, bukan pelukan yang diinginkan Jiyeon melainkan jawaban atas permintaannya.

Tanpa Kyuhyun dan Jiyeon sadari, Dasom mengintip mereka sambil memegang perutnya. Dasom mendengar pembicaraan mereka dari awal sampai akhir. Mendengar ucapan Jiyeon, membuatnya merasa bersalah. Ia merasa bahwa dirinya lah yang menyebabkan keduanya berpisah. Ia memang sedikit egois. Ia begitu mendambakan sebuah pernikahan yang hanya dilakukan sekali seumur hidupnya. Ia juga menyetujui perjodohan itu karena Kyuhyun lah calonnya. Jika bukan Kyuhyun, mungkin ia akan menolak perjodohan itu. Belum lagi tiba-tiba Soo Hyun muncul dalam hidupnya lagi. Sesaat ia meragu dengan keputusannya. Terutama saat Soo Hyun melamarnya tepat pada hari yang sama dengan pertemuannya dengan Kyuhyun. Memikirkan semua itu membuatnya tak tahu apa yang harus dilakukannya. Bohong, jika ia tidak bahagia dengan pernikahannya. Bohong, jika ia tidak mencintai suaminya itu. Bohong, jika ia harus rela membagi suaminya dengan yeoja lain. Apalagi yeoja itu adalah kekasih suaminya sendiri.

Akhirnya Kyuhyun berhasil membawa pulang Jiyeon ke apartemennya. Setibanya di apartemen, Kyuhyun memapah Jiyeon menuju kamarnya dan menyuruh Jiyeon untuk mandi. Saat Jiyeon masuk kamar mandi, Kyuhyun keluar dari kamar dan pergi mencari keberadaan pembantunya. “ Apakah Dasom sudah pulang, ahjumma Han?” Tanya Kyuhyun.
“ Nde, tuan. Dasom agassi ada di kamarnya.”
“ Siapkan makanan untuk Jiyeon, ahjumma Han.”
“ Geunde, tuan.”
“ Wae?”
“ Dasom agassi juga belum makan.”
“ Mwo? Araseo. Siapkan makan malam untuk kami di ruang makan!”
“ Nde, tuan.”

Kyuhyun masuk ke kamar Dasom. Terlihat Dasom sedang duduk di depan meja riasnya. Saat melihat sosok Kyuhyun melalui cermin, Dasom bergegas berdiri dan menghampiri Kyuhyun. “ Apakah kau menemukan Jiyeon?” Tanya Dasom.
“ Nde, aku menemukannya. Kau darimana saja?”
“ Aku mencarinya juga. Aku tidak bisa tenang. Jika harus berdiam diri di apartemen saja.”
“ Inilah sifat yang tidak ku sukai darimu. Kau terlalu memikirkan orang lain hingga mengabaikan dirimu sendiri. Padahal kau tahu cuaca di luar sangat dingin. Geunde, mengapa kau bodoh sekali? Apakah kau tidak memikirkan calon anak kita yang ada di perutmu itu?”
“ Geunde, dia juga mengandung anakmu. Dan aku mengkhawatirkannya juga.”
“ Sudahlah. Ku dengar kau belum makan. Kita makan malam bersama, kajja!”
“ Aniyo. Sebaiknya kau makan malam bersama Jiyeon saja. Dia lebih membutuhkanmu.”
“ Dia memang membutuhkanku. Geunde, aku membutuhkanmu.”

Dasom sedikit terkejut mendengar ucapan Kyuhyun. Tak biasanya Kyuhyun mengungkapkan isi hatinya. Mendengar Kyuhyun membutuhkannya, membuat Dasom merasa bahwa dirinya begitu berarti untuk suaminya itu. Dasom pun tersenyum manis. Kyuhyun memegang tangan Dasom lalu keluar dari kamarnya menuju ruang makan. Setibanya disana, mereka tidak melihat keberadaan Jiyeon.
“ Mungkin dia masih di kamar. Coba kau ajak dia kemari!” Titah Dasom.
“ Nde, Dasom agassi.” Ujar Kyuhyun sambil menirukan logat bicara ahjumma Han hingga membuat Dasom sedikit tertawa.

Kyuhyun masuk ke kamar Jiyeon. Kyuhyun melihat Jiyeon sudah berbaring di ranjangnya. Kyuhyun berjalan menghampiri Jiyeon untuk memastikannya. Dan benar saja Jiyeon sudah memejamkan matanya. “ Mengapa kau cepat sekali tidur? Ku harap kau tidak melakukan hal bodoh lagi seperti hari ini. Kau harus menjaga ibumu, aegy. Lakukanlah demi, appa! Jika ibumu melakukan hal bodoh lagi, maka tendanglah perutnya hingga ibumu tak berkutik lagi!” Gumam Kyuhyun sambil mengelus perut Jiyeon dengan pelan agar tak membangunkannya.

Kyuhyun berjalan keluar dari kamar Jiyeon dengan pelan-pelan. Saat Kyuhyun menutup pintu kamar, Jiyeon membuka matanya. Ia mendengar gumaman Kyuhyun dengan jelas. Ia merasa tersentuh karena Kyuhyun masih mempedulikannya dan janinnya. Namun disisi lain, ia sangat kecewa. Kyuhyun tidak menemaninya. Kyuhyun tidak tidur di kamarnya. Kyuhyun lebih memilih untuk bersama istrinya. Ia merasa miris dengan kehidupannya saat ini. Dulu ia adalah pemilik atas Kyuhyun sepenuhnya, tapi sekarang ia harus rela berbagi Kyuhyun dengan istrinya. Dengan kata lain ia seperti yeoja simpanan di apartemen ini.

-o0o-

Seperti biasa Dasom membantu ahjumma Han untuk menyiapkan sarapan. Tak lupa Dasom menyiapkan pakaian kerja untuk Kyuhyun. Makanan telah disajikan di meja. Kyuhyun telah hadir dan duduk di kursinya. Dasom mengambilkan nasi pada mangkuk Kyuhyun.
“ Jiyeon belum keluar dari kamarnya, Kyu. Apakah dia masih tidur?” Tanya Dasom.
“ Aku akan melihatnya. Chankaman!” Ujar Kyuhyun sambil beranjak dari kursinya.

Saat membuka pintu kamar, Kyuhyun melihat Jiyeon masih tidur dengan pulasnya. Kyuhyun menutup pintu dan kembali ke ruang makan. “ Sepertinya dia masih lelah. Biarkan saja!” Ujar Kyuhyun.
“ Geunde, dia belum makan dari kemarin.”
“ Sebaiknya kita makan sekarang! Disamping kau mengkhawatirkan orang lain, kau juga harus memperhatikan janin dalam kandunganmu. Kajja!”

Kyuhyun dan Dasom menikmati sarapan mereka. Setelah itu, Dasom mengantarkan Kyuhyun hingga depan apartemen mereka. Kyuhyun melarang Dasom bekerja. Kyuhyun takut Dasom akan mengalami stress hingga membahayakan calon anak mereka. Tak hanya itu, ada alasan lain. Ternyata Kyuhyun tak ingin melihat Soo Hyun berdekatan dengan Dasom karena alasan kerjasama mereka. Kyuhyun mulai mengambil alih perusahaan Dasom hanya untuk sementara selama Dasom sedang hamil. Setelah melahirkan, Dasom akan memimpin perusahaannya kembali. Meskipun begitu, Kyuhyun ingin membantu Soo Hyun untuk membangkitkan kembali perusahaannya yang terancam bangkrut karena ulah saingannya itu.

Dasom sedang membuat susu untuknya. Saat mengaduk susunya, Dasom melihat Jiyeon keluar dari kamarnya. Dasom bergegas mengambil satu gelas lagi dan membuat susu untuk Jiyeon. Jiyeon berjalan melewati Dasom tanpa sepatah kata pun. Tujuan Jiyeon hanya fokus pada kulkas. Saat membuka kulkas, Jiyeon tak menemukan satu pun makanan kesukaannya. Hal itu membuatnya kesal karena stok makanannya telah habis. Saat membalikan tubuhnya, Jiyeon melihat Dasom mengulurkan segelas susu untuknya.
“ Apakah kau lapar? Apakah kau ingin aku menghangatkan makanan untukmu? Ini susu untukmu. Minumlah!” Tanya Dasom.
Jiyeon menatap Dasom sambil mengeluarkan smirknya. “ Aku tak butuh makanan darimu.” Tolak Jiyeon.
“ Apakah ada yang kau inginkan?” Tanya Dasom.
“ Berikan Kyuhyun padaku!” Ujar Jiyeon sambil mengeluarkan smirknya, sedangkan Dasom sedikit terkejut mendengar permintaan Jiyeon. “ Wae? Mengapa kau diam saja? Kau yang merebutnya dariku. Apakah aku salah jika memintanya kembali? Melihatmu diam seperti ini, ku rasa kau tidak bisa mengabulkan permintaanku ini.” Ujar Jiyeon sambil mengambil gelas susu yang ada ditangan Dasom, sedangkan Dasom tersenyum karena Jiyeon menerima susu buatannya. “ Jangan harap! Aku akan meminumnya. Kau pasti telah mencampur susu ini dengan racun, bukan? Aku tahu kau ingin membunuh janinku ini agar kau bebas memiliki Kyuhyun oppa.” Ujar Jiyeon sambil melempar gelas itu hingga terdengar suara pecahan yang begitu keras.

Dasom terkejut bukan main mendengar ucapan dan suara pecahan gelas itu, sedangkan Jiyeon masih mengeluarkan smirknya dan merasa puas dengan tindakannya kali ini. Jiyeon pergi berlalu meninggalkan Dasom yang masih berdiri di tempatnya. Ahjumma Han membelalakan matanya menyaksikan semua itu. Ahjumma Han merasa kasihan pada majikannya itu. Bagi ahjumma Han, Dasom adalah majikan yang sangat baik. Dasom selalu memperlakukan ahjumma Han seperti ibunya sendiri. Tanpa memandang status pekerjaannya yang hanyalah seorang pembantu.
“ Biar saya saja yang membersihkannya, agassi!” Ujar ahjumma Han.
“ Aniyo. Biar aku saja!” Tolak Dasom.
“ Geunde, agassi.” Ujar ahjumma Han.
“ Nan gwaenchana. Sebaiknya ahjumma melakukan pekerjaan lain saja.” Ujar Dasom sambil tersenyum.

Dasom duduk termenung di balkon kamarnya sambil memikirkan sikap Jiyeon terhadapnya pagi tadi. Tak hanya itu, ia juga memikirkan ucapan Jiyeon semalam saat sedang berbicara dengan suaminya. Awalnya ia sangat marah saat Jiyeon datang ke apartemennya untuk pertama kalinya. Terlebih lagi Jiyeon menyampaikan berita kehamilannya. Ingin rasanya ia mengusir Jiyeon saat itu. Namun saat melihat Jiyeon memegang perutnya sambil menundukan kepalanya bahkan tak berani menatapnya, membuatnya merasa kasihan. Bagaimanapun Jiyeon tak salah? Yang salah adalah cinta antara Jiyeon dengan Kyuhyun yang penuh dengan nafsu hingga menghasilkan benih cinta mereka. Dengan berat hati, ia menyuruh Kyuhyun untuk membawa Jiyeon ke apartemen mereka. Sosok Jiyeon yang pendiam dan ramah adalah kesan pertama baginya. Semenjak itulah ia sangat menyukai Jiyeon bahkan telah menganggap Jiyeon seperti adik kandungnya sendiri. Mengingat bahwa dirinya tidak mempunyai adik. Namun Jiyeon telah berubah menjadi kasar sekarang.
“ Apakah ini terlalu tidak adil untukmu, Jiyeon-ya? Apa yang harus ku lakukan terhadap kalian? Ottokke?” Gumam Dasom sambil memegang kepalanya sendiri.

Kyuhyun pulang ke apartemen dengan semangatnya. Tak lupa ia juga membawa bingkisannya. Saat perjalanan pulang, tanpa sengaja ia melihat sebuah toko perhiasan. Detik itu juga ia teringatkan pada istrinya, Dasom. Yang membuatnya tertarik adalah sebuah cincin yang terpajang di depan toko perhiasan itu. Ia langsung menepikan mobilnya dan masuk ke toko perhiasan itu. Dan benar saja cincin yang dilihatnya sangat unik dan elegan. Saat akan keluar dari toko, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya. Ia teringat pada Jiyeon. Selama Jiyeon tinggal di apartemennya, ia ingat tidak pernah memberikan sesuatu padanya. Ia masuk kembali ke toko perhiasan lalu melihat berbagai jenis kalung disana dan membeli salah satu kalung itu.
“ Oppa sudah pulang.” Ujar Jiyeon sambil tersenyum.
“ Kau terlihat senang sekali. Apakah kau mendapat undian lagi?” Tanya Kyuhyun sambil melepaskan sepatunya.
“ Waeyo? Apakah aku tidak boleh merasa senang seperti ini?” Tanya Jiyeon sambil cemberut.
“ Ani. Bukan begitu maksudku. Geure, ceritakan padaku! Apa yang membuatmu merasa senang seperti ini?” Tanya Kyuhyun sambil memegang kedua bahu Jiyeon.
“ Aku senang karena memakai kartu kredit yang oppa berikan padaku.” Ujar Jiyeon sambil menjulurkan lidahnya dan mengedipkan sebelah matanya.
“ Mwo? Jangan bilang kau sudah menghabiskan uangku?” Tebak Kyuhyun.
“ Aniyo. Geunyang, membeli beberapa sayuran. Aku memasak makanan kesukaanmu, oppa. Yang pasti semua menunya adalah sayuran. Otte?” Tanya Jiyeon.
“ Wow, daebak. Masakanmu pasti sangat lezat.” Puji Kyuhyun.

Dasom keluar dari kamarnya. Saat membuka pintu, ia melihat Jiyeon bersikap manja pada Kyuhyun. Begitupun Kyuhyun yang terlihat senang meresponnya. Ia melangkahkan kakinya menghampiri mereka lalu mengambil tas dan jas milik Kyuhyun. Setelah itu, ia membalikan tubuhnya berniat kembali ke kamarnya.
“ Cepatlah kembali! Kita akan mencicipi masakan Jiyeon.” Ujar Kyuhyun hingga membuat langkah Dasom terhenti.
“ Araseo.” Ujar Dasom tanpa membalikan tubuhnya lalu melanjutkan langkahnya kembali.

Jiyeon menarik tangan Kyuhyun agar mengikutinya lalu menyuruhnya duduk di kursi. Jiyeon mengambilkan nasi pada mangkuk Kyuhyun dan beberapa sayuran. Tak lama kemudian, Dasom keluar dari kamar dan duduk bersama mereka. Saat akan mengambil nasi, tiba-tiba Jiyeon mencegahnya dan menawarkan diri mengambilkan nasi untuk Dasom. Dasom meresponnya dengan tersenyum. Jiyeon juga menaruh beberapa sayuran di atas mangkuk nasi Dasom. Kyuhyun yang melihat sikap Jiyeon terhadap Dasom menduga bahwa semuanya telah membaik seperti keadaan semula.
“ Otte? Apakah onnie menyukainya?” Tanya Jiyeon.

Dasom masih terdiam. Sikap Jiyeon terhadapnya selalu berubah-ubah. Jiyeon bersikap kasar padanya pagi tadi, tapi sekarang Jiyeon bersikap baik padanya. “ Nde, mashita. Gomawo.” Puji Dasom sambil tersenyum.
“ Apakah kau ada waktu untukku besok, oppa?” Tanya Jiyeon.
“ Wae?” Tanya Kyuhyun disela makannya.
“ Aku ingin oppa menemaniku ke rumah sakit. Dokter bilang akan memberitahu jenis kelamin janin ini, jika aku membawa suamiku saat pemeriksaan rutin.” Ujar Jiyeon.
“ Mengapa kau baru mengatakannya sekarang? Araseo. Aku akan pulang cepat besok. Ah, aku hampir lupa. Aku membeli sesuatu untukmu. Bukalah!” Ujar Kyuhyun lalu Jiyeon membuka kotak kecil yang berisi kalung itu sambil tersenyum manis.
“ Gomawo, oppa.” Ujar Jiyeon lalu mencium singkat wajah Kyuhyun.

Kyuhyun terkejut bukan main saat Jiyeon mencium wajahnya. Yang membuatnya terkejut bukanlah ciuman itu. Tapi, Jiyeon menciumnya di depan istrinya. Dan benar saja Dasom menyaksikan semua itu dalam diam. Tak ingin memperkeruh suasana, Dasom tersenyum pada Kyuhyun. Melihat senyuman Dasom justru membuat Kyuhyun merasa seperti nappeun namja. Jiyeon mengunyah makanannya kembali sambil menatap puas pada Dasom. Tanpa sengaja Dasom menoleh ke arah Jiyeon. Detik itu juga, Jiyeon mengeluarkan smirknya.
-o0o-

Setelah mengantarkan Kyuhyun berangkat kerja, Dasom masuk ke apartemennya. Ia memanggil ahjumma Han, namun ahjumma Han tak merespon panggilannya. Meskipun terasa lelah, ia memaksakan dirinya pergi ke dapur untuk membuat susunya. Padahal ia telah minum susunya saat sarapan tadi. Ia melihat Jiyeon berada di dapur sedang membuat susu juga.
“ Apakah onnie ingin membuat susu juga?” Tanya Jiyeon.
“ Nde.” Ujar Dasom.
“ Aku akan membuatkannya untukmu.” Ujar Jiyeon.
“ Aniyo. Aku akan membuatnya sendiri.” Tolak Dasom.
“ Aniyo. Aku akan membuatnya. Chankaman!” Ujar Jiyeon sambil mengambil gelas lagi.

Jiyeon mulai membuatkan susu untuk Dasom, sedangkan Dasom mengernyitkan keningnya tak mengerti. Dasom masih memikirkan apa yang diinginkan Jiyeon darinya sebenarnya? Sikap Jiyeon yang berubah-ubah pasti memiliki alasan.
“ Ini, onnie.” Ujar Jiyeon hingga membuat Dasom tersadar dari lamunannya.
“ Gomawo.” Ujar Dasom sambil tersenyum.

Saat Dasom akan mengambil gelas susunya, tiba-tiba Jiyeon melepaskan gelas itu dari tangannya begitu saja hingga gelas itu terjatuh dan pecah. Air susu pun yang berceceran di lantai. Dasom menatap lantai itu tak percaya lalu menatap Jiyeon. Terlihat Jiyeon mengeluarkan smirknya lagi.
“ Wae? Apakah kau ingin marah padaku? Geure, marahlah! Aku sudah muak dengan sikap baikmu itu.” Ujar Jiyeon, sedangkan Dasom lebih memilih diam dan menenangkan dirinya sendiri. Merasa diabaikan, Jiyeon kesal bukan main. “ Mengapa kau diam saja? Marahlah! Jangan membuatku merasa yang paling jahat disini! Apakah kau sadar? Kau lah yang jahat disini. Kau hadir dalam kehidupanku dengan Kyuhyun oppa tanpa ijin. Lalu kau merebutnya dariku. Tak puaskah kau dengan hanya memiliki tubuhnya saja? Geunde, mengapa kau harus memiliki hati dan perasaannya juga? Lalu apa yang tersisa untukku? Aku yakin sekali setelah janin ini lahir, Kyuhyun oppa akan mencampakkanku. Wae? Karena Kyuhyun oppa mencintaimu sekarang. Apa salahku sebenarnya? Apakah aku mempunyai dosa padamu di masa lalu? Jangan berharap aku bersedia berbagi Kyuhyun oppa denganmu lagi! Aku ingin memilikinya kembali. Aku ingin Kyuhyun oppa menjadi ayah untuk anakku dan suami untukku. Aku takkan mengalah padamu lagi. Camkan itu!” Jelas Jiyeon penuh penekanan lalu meninggalkan Dasom begitu saja.

Akhirnya Dasom mengetahui apa yang diinginkan oleh Jiyeon sebenarnya. Yang diinginkan Jiyeon adalah suaminya, Kyuhyun. Memberikan Kyuhyun pada Jiyeon sama saja dengan memberikan sebagian sumber kebahagiaannya. Itu sungguh mustahil baginya. Tanpa Dasom ketahui, ahjumma Han memperhatikannya dari kejauhan dengan tatapan sendu. Ahjumma Han merasa prihatin dengan kehidupan majikannya itu.

Kyuhyun pulang dari kantornya lebih awal untuk menepati janjinya pada Jiyeon. Kini Kyuhyun dan Jiyeon berada di rumah sakit. Jiyeon menyuruh Kyuhyun untuk menunggunya karena ia ingin ke kamar mandi. Kyuhyun pun menunggu Jiyeon di lobby. Saat melihat ke sekelilingnya, tanpa sengaja Kyuhyun melihat yeoja yang terlihat seperti Dasom. Terlihat Dasom sedang berjalan sambil memegang perutnya. Saat Kyuhyun hendak mengejar, Jiyeon memanggil namanya hingga membuat langkahnya terhenti. Saat menoleh ke arah Dasom tadi, Kyuhyun tak menemukan sosok Dasom disana.
“ Waeyo oppa?” Tanya Jiyeon.
“ Aniyo. Apakah kau sudah selesai?” Tanya Kyuhyun.
“ Nde, oppa. Kajja!” Ajak Jiyeon.

Selama perjalanan menuju ruang dokternya, Jiyeon bergelayut manja pada Kyuhyun. Sedangkan Kyuhyun malah memperhatikan sekelilingnya berharap bahwa sosok yeoja yang dilihatnya tadi adalah Dasom.
“ Anda sudah datang, Nyonya Jiyeon?” Ujar dokter.
“ Nde.” Ujar Jiyeon.
“ Rupanya anda membawa suami anda kali ini.” Ujar dokter.
“ Nde. Otte? Bukankah suamiku sangat tampan?” Tanya Jiyeon.
“ Nde. Suami anda sangat tampan. Saya jadi penasaran seperti siapa calon anak kalian ini. Apakah tampan seperti ayahnya atau cantik seperti ibunya? Berbaringlah, Nyonya Jiyeon! Saya akan mulai memeriksanya.” Ujar dokter.

Jiyeon mulai berbaring di ranjangnya. Dokter pun mulai memberikan jel pada perut Jiyeon. Jiyeon dan Kyuhyun fokus pada layar USG untuk melihat perkembangan calon anak mereka, sedangkan dokter fokus memeriksa kondisi janin.
“ Sepertinya anak anda adalah namja, Tuan Cho.” Ujar dokter.
“ Jeongmal?” Tanya Kyuhyun.
“ Nde. Anak anda juga sehat dan aktif sekali.” Ujar dokter.
“ Dia menendang perutku, oppa.” Ujar Jiyeon.
“ Rupanya anak appa sangat nakal.” Ujar Kyuhyun.

Sementara itu di rumah sakit yang sama, Dasom sedang memeriksakan kandungannya. Dasom tersenyum saat melihat janinnya yang masih kecil di layar monitor USG. Kondisi janinnya sangat baik dan sehat. Awalnya Dasom ingin meminta Kyuhyun menemaninya untuk pemeriksaan rutinannya. Dasom sempat membayangkan bagaimana reaksi Kyuhyun saat mendengarkan detak jantung anaknya. Tapi khayalannya sirna begitu saja saat mendengar Jiyeon meminta Kyuhyun untuk menemaninya ke rumah sakit. Dasom pun memilih untuk mengalah kali ini. Dasom tak ingin bertengkar dengan Jiyeon karena masalah itu.
“ Dasom-ssi.” Panggil seseorang yang tak lain adalah Donghae.
“ Donghae-ssi.” Sapa Dasom.
“ Apakah kau sedang memeriksa kandunganmu?” Tanya Donghae.
“ Nde.” Ujar Dasom sambil memegang perutnya.
“ Apakah kau sendirian lagi? Ataukah kau ditemani Soo Hyun?” Tanya Donghae.
“ Aku sendirian, Donghae-ssi.” Ujar Dasom.
“ Bagaimana keadaan janinmu?” Tanya Donghae.
“ Dia sungguh kuat dan sehat.” Ujar Dasom.
“ Syukurlah.” Ujar Donghae sambil tersenyum.

Tiba-tiba Donghae mengalihkan tatapannya. Donghae seperti melihat sosok Kyuhyun. Yang membuatnya tertarik adalah Kyuhyun bersama seorang yeoja yang sedang hamil besar. Yang tak lain adalah Jiyeon. Dasom yang menyadari tatapan Donghae telah berpindah darinya pun mengikuti arah tatapannya. Detik itu juga, Dasom membelalakan matanya ketika melihat Kyuhyun dan Jiyeon.
“ Bukankah itu Kyuhyun, Dasom-ssi?” Tanya Donghae tanpa mengalihkan pandangannya dari sosok Kyuhyun.

Dasom menoleh ke sekelilingnya berharap menemukan tempat untuk bersembunyi. Matanya berbinar saat menemukan tempat yang cocok untuk bersembunyi. Secepat kilat, Dasom berlari menuju tempat itu dengan nafas yang terengah-engah.
“ Kyuhyun-ya!” Panggil Donghae sambil melambaikan tangannya.

Merasa ada yang memanggil namanya, Kyuhyun menoleh ke sekelilingnya. Dan benar saja ia melihat Donghae sedang melambaikan tangannya. Ia pun tersenyum dan menyuruh Jiyeon mengikutinya. “ Apakah masa cutimu sudah habis, Donghae-ya?” Tanya Kyuhyun.
“ Bukankah kau bisa menebaknya dengan melihatku disini? Apa yang kalian lakukan disini?” Tanya Donghae.
“ Kami sedang melakukan pemeriksaan rutin untuk kandunganku, Donghae oppa.” Ujar Jiyeon sambil tersenyum.
“ Jeongmal? Mengapa kalian tak pergi bersama dengan Dasom-ssi? Dasom-ssi baru saja memeriksa kandungannya. Bukankah begitu, Dasom-ssi?” Tanya Donghae sambil menoleh ke sampingnya. Betapa terkejutnya Donghae saat tak menemukan Dasom tidak ada disampingnya. “ Kemana dia pergi?” Gumam Donghae.
“ Apakah Dasom ada disini?” Tanya Kyuhyun.
“ Aniyo. Maksudku Dasom-ssi baru memeriksa kandungannya kemarin. Dia tak ada disini sekarang. Aku harus memeriksa pasienku sekarang. Annyeong.” Elak Donghae setelah menyadari situasi mereka saat ini lalu pergi meninggalkan Jiyeon dan Kyuhyun yang terlihat masih bingung.

Dasom mendesah lega karena Donghae telah mengerti situasinya. Donghae membantunya untuk menghindari Kyuhyun dan Jiyeon. Setelah memastikan Kyuhyun dan Jiyeon pergi, Dasom keluar dari tempat persembunyiannya. Baru melangkahkan satu kakinya, Dasom dibuat terkejut dengan kemunculan Donghae dihadapannya.
“ Sepertinya kau melarikan diri dari mereka, Dasom-ssi.” Ujar Donghae.
“ Kamsahamnida, Donghae-ssi.” Ujar Dasom sambil tersenyum.
“ Apalagi masalah kalian sekarang?” Tanya Donghae.
“ Aniyo. Geunyang, aku sedang tidak ingin bertengkar dengannya.” Ujar Dasom.
“ Nugu?” Tanya Donghae.
“ Sepertinya aku harus pulang sekarang. Kamsahamnida. Annyeonghi-gyeseyo, Donghae-ssi.” Pamit Dasom.
“ Lagi-lagi dia bersikap misterius. Membuatku penasaran saja.” Gumam Donghae sambil memperhatikan Dasom yang semakin jauh dari pandangannya.

Dasom mengirim pesan pada Kyuhyun agar menemuinya di sebuah restoran dekat Sungai Han. Kyuhyun membaca pesan itu sambil tersenyum. Kyuhyun berpikir bahwa Dasom sedang mengajaknya berkencan. Tak membutuhkan waktu yang lama. Kyuhyun telah tiba di restoran dan melihat Dasom telah duduk di salah satu kursi. Kyuhyun menghampiri Dasom lalu mencium keningnya dan duduk disana. “ Tak biasanya kau mengajakku makan malam di luar rumah? Apakah kau mengajakku kencan malam ini?” Tanya Kyuhyun.
“ Geunyang, aku ingin memiliki kenangan indah saat bersamamu.”
“ Mwo? Bussunsuriya? Mengapa kau bicara seolah-olah kau akan meninggalkanku?”
“ Apa yang ingin kau pesan?”
“ Aku ingin memesan makanan paling enak di restoran ini dan tentunya kau yang harus mentraktirku karena kau yang mengajakku berkencan disini.”
“ Araseo.”

Dasom pun memesan makanan untuk mereka. Canda tawa memenuhi suasana makan malam mereka. Dasom menatap Kyuhyun seolah-olah takkan bertemu dengannya lagi. Dasom ingin menyimpan wajah Kyuhyun dalam ingatannya. Senyumnya, tawanya, bahkan marahnya. Setelah makan, Dasom mengajak Kyuhyun mengelilingi Sungai Han. Mereka berjalan menelusuri Sungai Han sambil berpegangan tangan. Tak sedetikpun Kyuhyun melepaskan tangannya dari Dasom. “ Ini untukmu.” Ujar Kyuhyun sambil memberikan kotak kecil pada Dasom.
“ Ige mwoya?”
“ Bukalah!”

Dasom pun membuka kotak kecil itu. Dasom melihat sebuah cincin yang begitu unik untuknya. “ Yoeputta. Gomawo.” Ujar Dasom sambil memakai cincin itu.

Kini mereka duduk di atas rerumputan sambil menatap kembang api di langit. Suasana Sungai Han sangat ramai oleh pengunjung yang menyaksikan kembang api itu. Dasom menyandarkan kepalanya pada bahu Kyuhyun. Kyuhyun hanya menoleh ke arah Dasom sebentar lalu menatap kembang api lagi, sedangkan Dasom memanfaatkan kesempatan itu untuk menatap wajah suaminya. Merasa ditatap, Kyuhyun menoleh ke arah Dasom. Dan benar saja Dasom sedang menatapnya. Kyuhyun menjadi gemas dengan tingkah laku istrinya itu yang selalu menatapnya semenjak di restoran tadi. Tiba-tiba pandangan Kyuhyun beralih ke bibir Dasom. Dasom yang menyadari arah tatapan mata suaminya pun memejamkan matanya. Merasa mendapatkan lampu hijau, Kyuhyun mencium bibir Dasom perlahan-lahan dan menikmati sensasi tiap lumatannya. Akhirnya Kyuhyun melepaskan ciumannya. Detik itu juga, Dasom memberikan amplop berwarna cokelat pada Kyuhyun.
“ Ige mwoya?” Tanya Kyuhyun.
“ Bukalah!” Titah Dasom.

Kyuhyun membuka amplop itu sesuai permintaan Dasom. Betapa terkejutnya Kyuhyun saat melihat isi amplop itu. Kyuhyun menatap penuh tanya pada Dasom. Bahkan matanya telah berkaca-kaca. Tak hanya Kyuhyun saja, Dasom pun tak sanggup menahan matanya sendiri. Dasom memejamkan matanya dan meyakinkan dirinya sendiri bahwa inilah yang terbaik Kyuhyun, Jiyeon, untuknya.



TBC

Bacalah part sebelumnya dengan mengklik link dibawah ini!


PENGUMUMAN !!!

Jika readers memiliki sebuah cerita dan ingin berbagi dengan readers lainnya, maka readers bisa mengirimkannya ke email tree_cavela@rocketmail.com ini. Saya akan memposting cerita readers dalam blog ini. Selamat bergabung! Thank You….