[SERIES]
The Love Story of Five Men Part 5
Title : The Love Story of Five Men
Part 5
Author : Cavela
Length : Series
Genre : Romance, Married Life and Yadong
Main
Cast : Cho Kyuhyun, Kim Myungsoo,
Kim Soo Hyun, Lee Donghae, Lee Taemin
Other Cast : Bae Suzy, Jessica Jung, Kang Min Hyuk, Kim Dasom, Kim Ji
Won, Krystal Jung, Kwon Yuri, Lee Jong Suk, Lee Joon, Na Hae Ryeong aka
Haeryung, Nam Woohyun, Park Jiyeon, Jung Yu Ji aka U-Ji, Kang Hye Yeon aka
Hyeyeon, Bang Minah
Preview
Myungsoo pergi ke rumah Haeryung menggunakan motornya.
Setibanya disana, ia melihat Haeryung telah menunggunya di depan pagar
rumahnya. Haeryung tersenyum ketika melihat kedatangannya yang berhenti tepat
dihadapannya.
“ Apakah aku terlambat?” Tanyanya sambil memberikan helm pada
Haeryung.
“ Aniyo.” Ujar Haeryung sambil memakai helm itu.
“ Eodigga?” Tanyanya kembali.
“ Kau akan mengetahuinya nanti. Kajja!” Ajak Haeryung.
Next
Mereka tiba di universitas Dongguk. Myungsoo membelalakan
matanya tak percaya pada Haeryung. Sedangkan Haeryung mengeluarkan smirknya.
Haeryung pun berjalan mendahuluinya tanpa mengatakan satu kata pun. Ia mengikuti
Haeryung dengan terpaksa. Saat mereka sedang berjalan di sepanjang lorong, ia
melihat banyak mahasiswi yang menatap kagum padanya. Ia membalas setiap
mahasiswi yang menyapanya dengan senyuman manisnya. Haeryung menyadari tatapan
mahasiswi itu. Hal itu sontak membuatnya kesal. Ia pun menghentikan langkahnya.
Myungsoo yang melihat Haeryung berhenti pun menghentikan langkahnya. Detik itu
juga, Haeryung memegang tangannya sambil tersenyum padanya. Ia yang tak
mengerti menggaruk kepalanya yang sama sekali tak gatal. Mereka pun berjalan
kembali. Haeryung tersenyum puas ketika melihat banyak mahasiswi yang terlihat
kesal padanya. Akhirnya mereka tiba di kantin. Ia melihat kedua temannya telah
menunggunya. Ia menarik tangan Myungsoo agar mengikutinya.
“ Annyeong, chigu.” Sapanya sambil duduk.
“ Annyeong, Haeryung-ya.” Ujar Hyeyeon.
“ Nugu?” Tanya U-Ji ketika melihat Myungsoo.
“ Dia adalah nae namjachingu. Otte?” Tanyanya sambil
tersenyum.
“ Ah, pitaya. Joneun Jung
Yu Ji imnida. Kau bisa memanggilku, U-Ji.” Ujar U-Ji.
“ Joneun Kang Hye Yeon imnida. Kau bisa memanggilku,
Hyeyeon.” Ujar Hyeyeon.
“ Kalian tidak perlu mengenalkan diri padaku seperti ini
karena aku telah mengenal kalian.” Ujar Myungsoo. Ia membelalakan matanya
sambil mencubit pinggang Myungsoo.
“ Appo.” Lirih Myungsoo sambil menatap tajam padanya.
“ Mwo? Bussunsuriya? Apakah kau mengenal kami sebelumnya?”
Tanya Hyeyeon tak mengerti.
“ Aniyo. Dia belum mengenal kalian. Geunde, dia telah
mengetahui kalian adalah nae chingu melalui foto yang ada diponselku ini.”
Elaknya sambil menunjukan ponselnya.
“ Ah, begitu rupanya. Geunde, siapa namamu?” Tanya U-Ji.
“ Joneun Kim Myungsoo imnida. Kalian bisa memanggilku,
Myungsoo.” Ujar Myungsoo sambil tersenyum.
“ Kim Myungsoo? Mengapa namamu seperti nama professor Kim?”
Tanya U-Ji tak mengerti.
“ Apakah kau kira bahwa namja yang mempunyai nama Kim
Myungsoo hanya professor Kim saja? Di dunia ini banyak sekali orang yang mempunyai
nama sama.” Elaknya sambil tersenyum kaku.
“ Geunde, bila diperhatikan wajahmu dengan professor Kim
terlihat sama. Geunde, kau sangat tampan. Sedangkan professor Kim sangat jelek
dengan kacamata culun dan kumisnya.” Ujar U-Ji sambil tertawa diikuti Hyeyeon.
Ia pun ikut tertawa bersama mereka.
“ Berani sekali dia menertawakanku. Seandainya mereka
mengetahui bahwa sebenarnya aku adalah
professor Kim. Apakah mereka akan tertawa seperti ini? Awas saja kalian!
Aku akan memberikan nilai paling jelek untuk kalian sebagai balasanku.” Pikir
Myungsoo sambil mengeluarkan smirknya.
“ Apakah kau masih
bekerja sebagai bartender di The Grace
Club?” Tanya Hyeyeon pada Myungsoo.
“ Bagaimana kau mengetahuinya?” Herannya.
“ Aku adalah pelanggan tetap di The Grace Club dulu. Kau sangat terkenal, Myungsoo. Aku tidak menyangka
bahwa kau bisa mendapatkan uri Haeryung. Haeryung adalah tipe yeoja pemilih.” J
Ujar Hyeyeon. Ia pun tersenyum dengan bangganya. Tanpa sengaja ia melihat
Myungsoo sedang mengeluarkan smirknya. Ia mulai menaruh curiga dengan jawaban
Myungsoo selanjutnya. Ia takut Myungsoo akan mempermalukannya di depan
teman-temannya. Ia takut Myungsoo akan membongkar rahasia mereka.
“ Jeongmal? Mian, aku tidak mengingatmu. Sebenarnya Haeryung
yang menginginkanku.” Ujar Myungsoo sambil mengeluarkan smirknya padanya.
“ Nde, aku memang menginginkannya. Aku tidak membelinya
seperti kebanyakan yeoja lainnya. Geunde, aku menawarinya dengan cinta. Ia pun
menyetujuinya hingga akhirnya kami berpacaran.” Balasnya sambil mengeluarkan
smirknya pada Myungsoo karena ia bisa membalas perkataan Myungsoo. Ia pun
tersenyum manis pada teman-temannya.
“ Sudahlah! Mengapa kalian bertengkar seperti ini? Kita harus
masuk ke kelas sekarang, Haeryung-a. Kajja!” Ajak U-Ji.
“ Aku harus pergi sekarang, chagi. Kita akan bertemu kembali
di clubbing.” Ujarnya pada Myungsoo. Myungsoo pun menganggukan kepalanya dan
tersenyum manis. Ia dan teman-temannya pun pergi meninggalkan Myungsoo.
“ Aku benar-benar muak
dengan sandiwara ini. Aku harus membuat Haeryung bertekuk lutut padaku. Aku
harus membuatnya mengemis cinta padaku. Aku harus mendapatkan semua hartanya.
Aku harus memikirkan strategi selanjutnya.” Pikir Myungsoo sambil menatap
kepergian Haeryung yang semakin jauh dari pandangannya sambil mengeluarkan
smirknya.
-o0o-
Di perpustakaan universitas Dongguk, Soo Hyun sedang
mengembalikan buku yang dipinjamnya tempo hari. Saat ia keluar dari
perpustakaan, ia baru menyadari ternyata sedang hujan. Ia melihat jam tangannya
dan sedikit terkejut. Ia harus pergi menemui klien di restoran. Ia pun memutuskan
untuk menerjang hujan. Saat ia sedang berjalan, tiba-tiba ia merasa bahwa
dirinya tidak basah. Ia pun melihat kearah belakang. Ia melihat Ji Won sedang
tersenyum padanya. “ Aku selalu berdoa bahwa aku akan dipertemukan dengan Ji
Won kembali. Hari ini doaku terkabul. Dia berada dihadapanku sekarang sambil
tersenyum padaku. Apakah dia adalah yeoja yang kau berikan padaku, Tuhan? Kesan
pertamaku adalah dia memberikan botol minuman padaku di saat aku sedang
kehausan. Lalu sekarang dia membiarkanku berteduh pada payung yang sama dengannya.”
Pikirnya sambil menatap Ji Won.
“ Annyeong, Soo Hyun-ssi.” Sapa Ji Won.
“ Annyeong. Aku tidak menyangka bahwa kau masih mengingatku.”
Ujarnya.
“ Mengapa kau tidak menunggu hujan reda? Apakah kau sedang
terburu-buru?” Tanya Ji Won.
“ Nde. Aku harus bertemu klien sekarang.” Ujarnya sambil
melihat jam tangannya.
“ Dimana mobilmu? Aku akan mengantarkanmu.” Tanya Ji Won.
“ Diujung sana! Apakah kau yakin akan mengantarkanku?”
Tanyanya untuk memastikan.
“ Nde. Kajja!” Ajak Ji Won.
Mereka pun berjalan menuju mobilnya dengan menggunakan satu
payung. Ia mengambil payung dari tangan Ji Won. Ji Won sedikit terkejut dan
menatapnya. Ia tersenyum sambil memegang payung itu untuk mereka. Suasana
terasa canggung diantara mereka hingga mereka tiba didepan mobilnya.
“ Gomawo.” Ujarnya sambil memberikan payung itu pada Ji Won.
“ Nde. Semoga kau berhasil.” Ujar Ji Won sambil tersenyum.
“ Apa jurusanmu?” Tanyanya.
“ Manajemen dan bisnis. Waeyo?” Tanya Ji Won.
“ Aku berharap bahwa kau akan magang di perusahaanku. Aku
akan menerimamu dengan senang hati. Nama perusahaanku adalah grup Taeyang.
Ingatlah baik-baik!” Ujarnya sambil memberikan kartu namanya pada Ji Won
“ Araseo.” Ujar Ji Won sambil mengambil kartu nama itu dan
tersenyum padanya. Ia pun masuk ke mobilnya lalu melajukan mobilnya. Ia melihat
Ji Won masih memandangi kepergiannya dari kaca spion mobilnya.
Sepeninggalan Soo Hyun, Ji Won senyum-senyum sendiri
mengingat kejadian tadi. Ia tidak menyangka akan bertemu dengan Soo Hyun lagi.
Entah kenapa melihat senyum Soo Hyun membuat jantungnya berdetak dengan cepat.
Ia merasa satu payung berdua dengan Soo Hyun seperti dalam drama. Ia melihat ke
arah cincin yang terpasang di jari manisnya. Ia menganggap cincin itu sebagai
cincin keberuntungan. Setelah memakai cincin itu, kontrak kerja paruh waktunya
di perpanjang lalu keesokan harinya bertemu dengan pria tampan dan baik hati.
Pria tampan dan baik hati itu adalah Kim Soo Hyun.
Setibanya di restoran, Soo Hyun bergegas masuk ke ruangan
pertemuan dengan kliennya. Beberapa jam kemudian, akhirnya pertemuan untuk
kerjasama kedua perusahaan pun berakhir. Ia mengantarkan klien hingga depan
restoran. Setelah kliennya pergi, tiba-tiba terdengar suara yang memanggil namanya.
Ia pun melihat kearah sumber suara. Ia melihat Jiyeon sedang tersenyum padanya.
“ Oppa.” Sapa Jiyeon.
“ Apakah kau menungguku dari tadi? Mian.” Tanyanya sambil
melihat penampilan Jiyeon.
“ Aniyo. Aku baru saja datang.” Ujar Jiyeon.
“ Kita masuk ke restoran. Aku yakin kau pasti belum makan.
Kajja!” Ajaknya sambil menggandeng tangan Jiyeon.
Mereka masuk ke restoran kembali. Setelah melihat menu
makanan, Jiyeon memanggil pelayan restoran. Ia menanyakan makanan yang akan
dipesan oleh mereka pada Soo Hyun. Namun, Soo Hyun terlihat masih memilih menu
makanan. Akhirnya ia memesan makanan yang diinginkannya. Begitupun dengan Soo
Hyun memesan makanan, namun ia masih melihat menu. Saat ia menutup buku menu
makanan, ia membelalakan matanya ketika melihat pelayan itu tersenyum padanya.
Pelayan restoran itu adalah Ji Won.
“ Aku dipertemukan kembali dengan Ji Won untuk ketiga
kalinya. Aku telah bertemu dengannya sebanyak dua kali pada hari yang sama.
Namun, berbeda tempat. Dia selalu tersenyum padaku hingga membuat jantungku
berdetak sangat cepat. Apakah ini adalah sebuah tanda darimu, Tuhan? Apakah ia
benar-benar yeoja yang kau berikan padaku, Tuhan?” Pikirnya sambil menatap Ji
Won. “ Ji Won-ssi.” Sapanya pada Ji Won.
“ Annyeong, Soo Hyun-ssi.” Sapa Ji Won.
“ Mengapa kau mengenakan pakaian pelayan? Apakah kau bekerja
disini?” Tanyanya sambil memperhatikan penampilan Ji Won.
“ Nde. Aku bekerja paruh waktu disini.” Ujar Ji Won.
“ Apakah oppa mengenalnya?” Tanya Jiyeon.
“ Nde. Dia adalah nae chingu. Perkenalkan dirimu!” Ujarnya pada
Jiyeon sambil tersenyum.
“ Annyeonghaseyo. Joneun Park Jiyeon imnida.” Sapa Jiyeon
pada Ji Won.
“ Joneun Kim Ji Won imnida. Aku tidak menyangka bahwa kekasihmu
sangat cantik.” Ujar Ji Won sambil tersenyum sedangkan Jiyeon tertawa kecil. Ji
Won baru menyadari bahwa ada seorang wanita yang menemani Soo Hyun. Ia merasa
harapannya bersama Soo Hyun pupus ketika mengetahui bahwa Soo Hyun telah
memiliki kekasih. Bahkan kekasihnya sangat cantik. Ia merasa tidak percaya diri
di depan mereka. Ia memaksakan diri untuk tersenyum di depan mereka untuk
menutupi rasa kecewanya.
“ Aku bukanlah kekasihnya, Ji Won-ssi. Geunde, aku adalah
adiknya. Kau pasti terkejut, bukan? Karena wajah kami tidak mirip.” Ujar Jiyeon
disela tertawanya. Ketika mendengar perkataan Jiyeon, Ji Won merasa lega bahkan
senyum manis terbit di bibirnya.
“ Dia adalah anak dari keluarga yang pernah menolongku. Aku
telah menganggapnya seperti nae dongsaeng.” Jelas Soo Hyun.
“ Ah, nde. Aku telah mencatat semua pesanan kalian. Aku akan
mengantarkannya pada kalian. Chankaman!” Ujar Ji Won sambil tersenyum lalu
meninggalkan mereka.
“ Dia sangat cantik, oppa. Mengapa kau tidak berpacaran
dengannya saja? Dia sepertinya seorang mahasiswi.” Tanya Jiyeon.
“ Nde, ia adalah seorang mahasiswi. Ia kuliah di Universitas
Dongguk. Otte? Apakah kau telah mempunyai keputusan sehingga ingin bertemu
denganku disini?” Tanya Soo Hyun.
“ Nde, aku berencana hari ini akan menemui Kyuhyun dan istrinya.
Aku tidak ingin anakku tidak mengenal ayah kandungnya.” Ujar Jiyeon sambil
mengelus perutnya.
“ Araseo. Kita akan pergi ke apartemennya setelah makan.” Ujar
Soo Hyun.
Ji Won datang sambil membawa makanan yang dipesan oleh mereka.
Setelah Ji Won selesai menata makanan itu, mereka mulai makan siang. Beberapa
menit kemudian, mereka selesai makan lalu pergi ke apartemen Kyuhyun. Setibanya
di depan gedung apartemen, Soo Hyun mengkhawatirkan Jiyeon karena Jiyeon ingin
pergi ke kamar apartemen Kyuhyun sendirian. Jiyeon pun berusaha untuk
menenangkan Soo Hyun agar tidak mengkhawatirkannya. Ia pun keluar dari mobil
Soo Hyun lalu berjalan menuju kamar apartemen Kyuhyun. Sedangkan Soo Hyun
menunggu Jiyeon di dalam mobilnya sambil menatap kepergian Jiyeon yang semakin
jauh dari pandangannya.
-o0o-
Akhirnya Jiyeon tiba di depan kamar apartemen Kyuhyun. Ia
menekan bel pintu kamar apartemen Kyuhyun beberapa kali. Saat akan menekan bel
pintu lagi, tiba-tiba ia melihat pintu apartemen terbuka dan melihat seorang wanita
yang sangat cantik tersenyum padanya. Ia sangat yakin bahwa wanita yang sedang
dilihatnya adalah istri Kyuhyun. Perasaan iri pun menyelimuti hatinya. Istri
Kyuhyun lebih cantik dibandingkan dirinya. “ Annyeonghaseyo. Apakah Kyuhyun-ssi
ada di apartemennya?” Tanyanya memberanikan diri.
“ Nuguseyo?” Tanya wanita itu.
“ Joneun Park Jiyeon imnida.” Ujarnya sambil memberi
hormatnya sebagai tanda sopan santunnya.
“ Joneun Cho Dasom imnida. Geunde, Kyuhyun sedang berada di
Jepang. Apakah kau ingin menyampaikan pesan padanya? Aku bisa membantumu untuk
menyampaikannya.” Tanya Dasom.
“ Aniyo. Sebenarnya aku ingin bertemu dengan kalian. Geunde,
bisakah aku bicara denganmu?” Tanya Jiyeon dengan hati-hati. Ia bertanya-tanya
dalam pikirannya. “ Apakah istri Kyuhyun mengetahui bahwa dia adalah kekasih
Kyuhyun? Jika iya, apakah ia akan mendapat sebuah tamparan di wajahnya setelah
ini?”
“ Ah, nde. Silahkan masuk! Duduklah disana! Aku akan
membuatkan minuman untukmu.” Ujar Dasom.
Ia mengerjapkan matanya tak percaya. Dasom menyuruhnya masuk
ke apartemen mereka bahkan membuatkan minum untuknya. Ternyata hal yang
ditakutkannya tidak terjadi. Ia melihat isi apartemen dengan perlahan-lahan. Ia
tertegun ketika melihat foto pernikahan Kyuhyun dan Dasom yang begitu besar
terpasang di dinding ruang tamu. Perasaan iri pun menyelimuti hatinya. Seandainya
dirinya yang bersanding dengan Kyuhyun di foto itu. Ia mengalihkan pandangannya
pada Dasom yang sedang membawakan jus jeruk untuk mereka.
“ Seharusnya kau tidak perlu repot seperti ini. Gomawo.” Ujarnya
sambil tersenyum.
“ Nan gwenchana. Bagaimanapun aku harus melayani tamu dengan
baik. Ada apa? Mengapa kau ingin bicara denganku?” Tanya Dasom sambil
tersenyum.
Ia bertanya-tanya dalam pikirannya dengan bimbang. Apakah ia
sanggup untuk mengatakannya pada Dasom? Sebagai sesama wanita, ia tidak ingin
menyakiti Dasom. Namun, ia adalah korban disini. Ia berhak mendapat pertanggung
jawaban dari Kyuhyun. Apalagi dirinya sedang mengandung janin Kyuhyun. Saat ia
melihat wajah Dasom yang tersenyum padanya, ia benar-benar merasa bimbang
antara mengatakannya atau tidak. Akhirnya ia memutuskan untuk mengatakannya. Ia
melakukan semua ini demi anaknya. Biarlah ia dianggap sebagai wanita jalang
oleh Dasom. Asalkan anaknya bahagia bersama ayahnya. “ Sebenarnya aku tidak
sanggup mengatakannya padamu. Seharusnya aku membicarakan soal ini dengan
Kyuhyun. Sebenarnya aku adalah yeojachingu Kyuhyun.” Ujarnya sambil menundukan
kepalanya tak berani untuk menatap reaksi Dasom.
“ Nan gwenchana. Sebenarnya aku telah mengetahuimu
sebelumnya. Aku mengetahui bahwa kau adalah kekasihnya. Kau tidak perlu
menundukan kepalamu seperti itu. Ada masalah apa? Apakah orang tua Kyuhyun
mengganggumu lagi? Katakanlah!” Tanya Dasom yang membuatnya terkejut. Ia tidak
menyangka bahwa Dasom telah mengetahui hubungan mereka. Ia ingin bertanya pada
Dasom. Apakah Kyuhyun yang memberitahunya? Namun, ia mengurungkan niatnya
karena tujuannya kemari bukan untuk berkenalan dengan Dasom lebih jauh lagi.
“ Aniyo. Geunde, sebenarnya aku sedang mengandung anak
Kyuhyun.” Ujarnya sambil menatap sendu pada Dasom.
“ Berapa usia kandunganmu?” Tanya Dasom tanpa menatapnya.
“ Sudah dua bulan.” Ujarnya. Ia sudah siap untuk menerima tamparan
Dasom detik itu juga. Namun, ia melihat Dasom mengeluarkan ponselnya dan
terlihat sedang menelepon seseorang. Ia mengernyitkan keningnya tak mengerti. “
Mengapa dia tidak marah padaku? Apakah benar dia adalah istri Kyuhyun oppa? Aku
telah mengatakan padanya bahwa aku sedang hamil. Seharusnya ia memakiku bahkan
menamparku. Geunde, mengapa ia menanyakan usia kandunganku? Apakah karena
kebaikan yang dimilikinya hingga membuat Kyuhyun oppa tidak pernah menghubungiku
lagi setelah menikah?” Pikirnya sambil memperhatikan Dasom dari kejauhan.
Di bandara Incheon, pesawat yang dinaiki oleh Kyuhyun baru
saja tiba. Ia berjalan keluar dari bandara sambil tersenyum. Ia mengeluarkan
sebuah kotak cincin sambil tersenyum. Saat akan menaiki taksi, ia melihat
sebuah toko aksesori. Ia mampir dan melihat-lihat ke toko aksesori itu. Tanpa
sengaja matanya tertuju pada sebuah gantungan ponsel pasangan yang sangat
menarik baginya. Ia pun membeli gantungan ponsel pasangan itu. “ Sepertinya
Dasom akan merasa senang bila aku memberikan cincin dan gantungan ponsel
pasangan ini padanya. Ia sangat menyukai berbagai jenis cincin bahkan di
lemarinya banyak koleksi cincin. Apalagi cincin ini ku beli di Jepang. Aku
sangat merindukanmu, Dasom-ya. Sebaiknya aku meneleponnya sekarang.” Gumamnya sambil
mengeluarkan ponselnya namun tiba-tiba ponselnya berdering dan tertera nama
Dasom dilayar ponselnya. Tanpa menunggu lama, ia menjawab panggilan teleponnya.
“ Yeobsseo.” Ujarnya sambil tersenyum.
“ Apakah kau masih berada di Jepang?” Tanya Dasom.
“ Wae? Apakah kau merindukanku?” Tanyanya sambil tertawa
kecil.
“ Sebaiknya kau pulang sekarang. Tinggalkan semua
pekerjaanmu. Aku akan menunggumu di apartemen.” Ujar Dasom lalu mematikan
panggilan teleponnya.
“ Geunde,… Yeobsseo… Yeobsseo… Yeobsseo. Aish jinja, mengapa dia
mematikan panggilan teleponnya? Ada apa ini? Mengapa dia menyuruhku cepat
pulang bahkan menyuruhku untuk meninggalkan semua pekerjaanku? Apakah terjadi
sesuatu padanya? Aku harus pulang sekarang.” Gumamnya sambil memasukan
ponselnya ke jas miliknya.
Ia bergegas menaiki taksi. Ia menyuruh supir taksi untuk
melajukan mobil taksinya dengan kecepatan penuh. Di sepanjang jalan, pikirannya
hanya tertuju pada Dasom. Ia sangat mengkhawatirkan keadaan Dasom. Akhirnya ia
tiba di depan gedung apartemennya. Ia bergegas masuk ke gedung dan berlari
menuju kamar apartemennya. Setibanya di depan pintu kamar apartemennya, ia
mengatur nafasnya sambil menekan password
pintu itu. Pintu pun terbuka. Saat melangkahkan kakinya menuju ruang tamu, ia
membelalakan matanya ketika melihat Jiyeon dan Dasom sedang duduk di ruang tamu.
“ Jiyeon-ya.” Panggilnya sedikit terkejut.
“ Kyuhyun oppa.” Ujar Jiyeon.
“ Duduklah! Jiyeon ingin bertemu denganmu. Aku akan
membuatkan minuman untukmu.” Ujar Dasom sambil tersenyum padanya lalu pergi
menuju dapur.
“ Mengapa kau bisa datang kesini, Jiyeon-ya? Apakah terjadi
sesuatu padamu? Jeongmal mianhae. Aku tidak pernah menghubungimu selama ini.” Sesalnya
sambil menatap Jiyeon.
“ Nan gwenchana. Geunde, aku ingin memberitahu sesuatu
padamu.” Ujar Jiyeon.
“ Mwoya?” Tanyanya.
“ Aku sedang hamil. Aku mengandung anakmu. Usia kandunganku
sudah dua bulan. Aku ingin oppa bertanggung jawab karena aku tidak ingin
melahirkan anak ini tanpa mengetahui ayah kandungnya bahkan tidak mendapatkan
kasih sayang dari ayahnya.” Ujar Jiyeon sedangkan ia membelalakan matanya
karena terkejut bukan main.
“ Kau hamil? Bagaimana bisa?” Tanyanya tak mengerti.
“ Apakah oppa lupa? Oppa datang ke rumahku dalam keadaan
mabuk sewaktu oppa mendengar bahwa oppa akan di jodohkan dan segera menikah.
Oppa sangat frustasi karena oppa tidak ingin meninggalkanku hingga akhirnya
kita bercinta saat itu. Saat itu adalah masa suburku, oppa.” Jelas Jiyeon.
“ Geunde, aku telah menikah. Aku tidak mungkin menikahimu.”
Tolaknya secara halus. Ia benar-benar tidak tahu yang harus dilakukannya saat
ini. Ia sangat senang mendengar kabar kehamilan Jiyeon. Itu berarti ia akan
menjadi seorang ayah. Namun, ia memikirkan perasaan Dasom. Ia tidak ingin kehilangan
Dasom.
“ Apakah oppa tidak menginginkan anak ini? Oppa harus
menikahiku. Oppa harus bertanggung jawab atas perbuatanmu itu.” Tegas Jiyeon
sambil memegang tangannya.
“ Aku tidak akan pernah mengijinkan Kyuhyun untuk menikah
lagi. Bukankah kau sudah bertemu dengan Kyuhyun sesuai keinginanmu? Sebaiknya
kau pergi dari sini sekarang. Aku dan Kyuhyun akan memikirkan solusi untuk
masalah ini. Saat ini Kyuhyun adalah milikku. Aku berhak atas dirinya.
Sebaiknya kau pergi dari sini dan jagalah janinmu dengan baik-baik hingga kami
bertemu lalu memberikan solusi padamu, Jiyeon-ya! Jika kau sudah selesai bicara
dengannya, maka bergegaslah pergi ke kamar! Aku akan menunggumu di dalam,
Kyuhyun-ya.” Tegas Dasom lalu pergi meninggalkannya dengan Jiyeon yang terkejut
ketika mendengar perkataan Dasom.
“ Jeongmal mianhae, Jiyeon-ya. Sebaiknya kau pergi sekarang!
Aku akan membicarakan masalah ini dengan Dasom. Aku akan segera menemuimu
setelah ini. Aku harap kau bisa mengerti keadaanku saat ini.” Ujarnya penuh
pengertian sambil membalas pegangan tangan Jiyeon.
“ Araseo. Geunde, bisakah oppa mengelus perutku ini sebelum
aku pergi? Aku ingin janin ini bisa merasakan sentuhan tangan ayahnya.” Pinta
Jiyeon.
“ Nde.” Ujarnya sambil mengelus perut Jiyeon dengan lembut
dan berusaha untuk merasakan kehadiran janin itu. Ia melihat raut wajah Jiyeon
yang begitu bahagia saat tangannya menyentuh perut Jiyeon untuk merasakan
keberadaan janin mereka. Setelah mengelus perut Jiyeon, ia mengantarkan Jiyeon
hingga depan gedung apartemennya. Jiyeon berpamitan padanya lalu masuk ke
mobil. Ia baru menyadari bahwa mobil itu milik Soo Hyun. Namun, ia enggan untuk
bertengkar dengan Soo Hyun karena masalah yang dihadapinya kali ini. Akhirnya
mobil Soo Hyun melaju. Ia masuk ke apartemennya kembali dan mencari keberadaan
Dasom di kamar mereka.
Tanpa Kyuhyun sadari, Dasom melihat mereka dibalik dinding
sambil menahan tangisnya. Ia berusaha setegar mungkin menghadapi kenyataan ini.
Kenyataan bahwa suaminya telah menghamili kekasihnya. “ Apakah aku terlalu
egois? Aku melarang Kyuhyun untuk menikahi Jiyeon. Apakah aku terlalu jahat
terhadap mereka bahkan janinnya? Mereka saling mencintai. Geunde, aku melarang
hubungan mereka demi keegoisanku ini. Bagaimanapun Kyuhyun adalah suamiku?
Apakah aku tidak berhak untuk memilikinya seutuhnya? Sebenarnya apa alasanku
melarang Kyuhyun menikahi Jiyeon? Bahkan aku tidak bisa memahami diriku sendiri.”
Pikirnya sambil berjalan menuju kamarnya dengan pelan-pelan. Ia melihat Kyuhyun
masuk ke kamar mereka. Mereka saling menatap. Namun, tak ada yang memulai
pembicaraan. Akhirnya ia memutuskan untuk bicara terlebih dahulu. “ Mengapa kau
tidak mengantarkannya?” Tanyanya pada Kyuhyun.
“ Dia datang kemari dengan seseorang. Orang itu telah
menunggunya di depan apartemen.” Ujar Kyuhyun.
“ Apakah kau ingin ku buatkan kopi? Kau baru saja tiba. Kau
pasti sangat lelah.” Tanyanya sambil tersenyum.
“ Ada apa denganmu? Mengapa kau bersikap manis seperti ini?
Padahal kau terlihat sangat marah tadi.” Tanya Kyuhyun tak mengerti. Ia
mengetahui bahwa Kyuhyun akan menanyakan hal yang sama, jika ia tidak
menjawabnya. Ia berusaha untuk mengalihkan pembicaraan mereka.
“ Kau mengeluarkan banyak keringat. Apakah kau berlarian
sewaktu menuju apartemen? Aku akan menyiapkan air hangat untukmu. Chankaman!” Ujarnya
lalu meninggalkan Kyuhyun yang tercengang tak mengerti. Ia masuk ke kamar mandi
untuk menyiapkan air hangat. Setelah itu, ia memanggil Kyuhyun untuk bergegas
mandi.
Kyuhyun yang merasa terpanggil mengambil handuknya. Entah
mengapa ia memiliki perasaan buruk dengan sikap Dasom yang seperti itu. Selama
sedang mandi, pikirannya hanya tertuju pada Dasom. Ia memikirkan bagaimana
menjelaskannya pada Dasom. Jika ia diijinkan untuk memilih, maka ia ingin
memilih Dasom berada di sampingnya. Namun, ia tetap akan menerima janin yang di
kandung oleh Jiyeon. Bahkan ia bersedia merawat, membesarkan, dan memberikan
kasih sayangnya pada anaknya kelak. Ia tidak ingin kehilangan Dasom. Namun, ia
tidak ingin melukai Jiyeon untuk ke sekian kalinya. Selesai mandi, ia keluar
dari kamar mandi. Betapa terkejutnya ia ketika melihat Dasom menunggunya di depan
pintu kamar mandi. “ Wae?” Tanyanya sambil melihat Dasom.
“ Aku telah menyiapkan makan malam untuk kita. Kajja!” Ajak
Dasom sambil menarik tangannya.
“ Geunde, aku belum mengeringkan rambutku.” Elaknya.
“ Aku akan membantumu.” Ujar Dasom sambil menarik tangannya.
Ia mengikuti permintaan Dasom dengan terpaksa. Kini mereka
duduk di kursi masing-masing. Mereka makan malam bersama. Suasana canggung pun
menyelimuti mereka. Akhirnya mereka selesai makan. Dasom membereskan semua
peralatan makan yang kotor hingga mencucinya. Sedangkan ia masih terduduk di
kursinya sambil memikirkan permasalahan yang sedang dihadapinya. “ Apa yang
harus ku lakukan pada Dasom? Kami menjalani kehidupan rumah tangga dengan
baik-baik saja selama tiga bulan ini. Aku merasa nyaman menjalani kehidupan
rumah tanggaku bersamanya. Ku akui bahwa aku telah jatuh cinta padanya seiring
berjalannya waktu. Aku selalu memikirnya bahkan merindukannya di saat aku tidak
bersamanya. Tak pernah terlintas bayangan Jiyeon saat aku sedang bersamanya.
Kini Jiyeon hadir kembali dengan membawa kabar kehamilannya. Entah kenapa aku
menganggap kabar kehamilannya adalah kabar buruk bagiku. Seharusnya kabar
kehamilannya adalah kabar baik bagiku karena ia sedang mengandung anakku.
Bagaimana cara untuk memulai pembicaraan ini pada Dasom? Setelah kepergian
Jiyeon, ia sama sekali tidak membicarakan masalah itu.” Pikirnya sambil menatap
Dasom yang sedang mencuci peralatan makan.
“ Apakah kau masih memikirkan masalah kehamilan Jiyeon?” Tanya
Dasom sambil berjalan kearahnya.
“ Nde. Geunde, bagaimana kau bisa mengetahui pikiranku?”
Tanyanya sedikit terkejut.
“ Aku bisa mengetahuinya dengan melihat raut wajahmu itu.” Ujar
Dasom sambil tersenyum dan berjalan kearahnya.
“ Apakah kau mempunyai saran untukku? Aku akan mengikuti
saranmu.” Tanyanya sambil menghela nafasnya.
“ Sebaiknya kita bicarakan masalah ini nanti.” Bisik Dasom
sambil duduk dipangkuannya dan mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.
“ Apa yang kau lakukan? Mengapa kau bersikap manja seperti ini
di saat kita sedang mempunyai masalah besar?” Tanyanya tak mengerti.
“Aku sangat menginginkanmu saat ini. Aku sangat merindukanmu
bahkan sentuhan darimu.” Bisik Dasom sambil mengedipkan sebelah matanya.
Dasom membungkam mulut Kyuhyun dengan ciuman panasnya.
Kyuhyun pun tergiur untuk membalas ciumannya. Ia melumat bibir Kyuhyun hingga
menggigitnya. Kyuhyun menarik lehernya untuk memperdalam ciuman mereka. Tangan
Kyuhyun tak hanya tinggal diam. Kyuhyun melepaskan tali gaun yang dipakainya lalu
meremas payudaranya dengan keras disela ciumannya. Setelah puas meremas
payudaranya, tangan Kyuhyun beralih menuju miss V miliknya. Kyuhyun meraba-raba
miss V miliknya dibalik celana dalam yang dipakainya. Ia yang merasa telah
terangsang melepaskan ciuman mereka. “ Setidaknya ijinkan aku untuk merasakan
sentuhan darinya, Tuhan. Sebelum ia menjadi milik yeoja yang sedang mengandung
anaknya. Meskipun ini adalah sentuhan terakhir darinya. Aku sangat menginginkannya
untuk terakhir kalinya.” Pikirnya sambil menatap Kyuhyun yang meraba-raba miss
V miliknya.
Detik itu juga, ia membuka kemeja Kyuhyun sambil tersenyum.
Kyuhyun pun melepaskan celana dalamnya. Kyuhyun menciumnya kembali. Tanpa
melepas ciumannya, Kyuhyun mengangkat dan menurunkan tubuhnya di atas meja. Kyuhyun
beralih menciumi lehernya. Ia menahan tubuhnya dengan memeluk tubuh Kyuhyun. Kyuhyun
melepaskan celana yang dipakainya. Kyuhyun memegang juniornya lalu
memasukkannya ke miss V miliknya dengan sekali hentakan.
“ Arrgghhhhh……” Desahnya saat junior Kyuhyun masuk ke miss V
miliknya.
Kyuhyun
mulai menggenjot miss V miliknya. Ia merasa junior Kyuhyun masuk lebih dalam
pada miss V miliknya dengan cepat. Ia pun mulai menikmatinya. Gerakan tubuh
mereka sangat berlawanan hingga suara decitan meja pun terdengar. Ia melihat
Kyuhyun memegang kakinya agar tidak menutup saat junior Kyuhyun sedang
menggenjot miss V miliknya.
“
Kyuhyuuuuuunnnn, lebihhhh ceppaaat lagggihhhh.” Desahnya.
“
Sabarrrrlaaahhh!” Desah Kyuhyun sambil terus menggenjot miss V miliknya
“
Kyuhyuuuuunnnnnn, iniiii sunngggguhhhh nikmaaaatttt. Ah…. Ahhhh.... ahhhh…
lebihhhh ceppaaattt lagiiiiiihhhh… palliiiiiiii…” Desahnya sambil menarik
kepala Kyuhyun dan mencium bibirnya.
Sementara
ia terus melumat bibir Kyuhyun, Kyuhyun terus menggenjot miss V miliknya dengan
cepat. Kyuhyun membawanya ke sudut dinding ruang tamu. Ia terus melumat bibir
Kyuhyun sangat ganas. Kyuhyun pun meremas bahkan memilin payudaranya. Junior
Kyuhyun mulai bergerak lagi dibawah sana. Junior Kyuhyun menggenjot miss V miliknya
dengan cepat. Kyuhyun membalikkan posisi tubuhnya hingga ia menghadap kearah
dinding. Kyuhyun mengangkat kaki kirinya dengan tangannya. Kyuhyun memasukan
juniornya kembali lalu menggenjot miss V miliknya lebih cepat hingga ia
kewalahan untuk menahan tubuhnya. Akhirnya ia pun menungging. Kyuhyun pun
menggenjot miss V miliknya dari belakang.
“
Mengaappaaaa kauuu belummmm keluuuuar jugaaaaaaaa? Padahaaaaalllll akuuuuu
sudaaaaahhh mengeluaraaakaaan spermaaaaaku sebanyaaaakkkk tigaaaa kaliiiiii.”
Tanya Kyuhyun disela desahannya.
“
Mollaaaa. Mungkiinnnn akuuu terlaluuuuu merindukkkannnmu.” Ujarnya
disela desahannya.
“
Sebaikkkknnnyaaaa kitaaaa pindaaaahhhh ke kamaarrrr. Disiniiii sangaaat
dinginnnnn.” Ujar Kyuhyun disela desahannya.
Kyuhyun
mengangkat tubuhnya hingga berada dipelukannya. Tanpa melepaskan juniornya,
Kyuhyun membawa tubuhnya menuju kamar mereka. Kyuhyun membaringkannya di
ranjang. Namun detik itu juga, ia mendorong tubuh Kyuhyun hingga terbaring di
ranjang. Ia pun menaiki tubuh Kyuhyun. Ia memegang junior Kyuhyun lalu
mengarahkannya pada miss V miliknya. Ia sedikit mengerang kesakitan saat
memasukan junior Kyuhyun dalam miss V miliknya. Setelah itu, ia mulai
menggerakkan pinggulnya. Kini miss V miliknya mulai menggenjot junior Kyuhyun. Ia
melihat Kyuhyun memejamkan matanya seolah-olah menikmatinya. Kyuhyun merasa
tidak tahan lagi hingga ia membantu pergerakan tubuhnya untuk menggenjot junior
Kyuhyun lebih dalam lagi. Pergerakan tubuhnya pun mulai cepat. Kyuhyun meremas
bahkan memilin payudaranya. Akhirnya ia mencapai klimaks. Ia merasakan miss V miliknya
berkedut dan mengeluarkan cairan bersamaan dengan sperma yang dikeluarkan oleh
Kyuhyun di dalam miss V miliknya. Ia pun terjatuh pada tubuh Kyuhyun karena
kelelahan.
“
Aku tidak menyangka bahwa kau senakal ini. Padahal kita tidak pernah melakukan
gaya ini sebelumnya. Siapa yang mengajarimu?” Tanya Kyuhyun sambil membaringkan
tubuhnya disampingnya.
“
Mantan kekasihku.” Ujarnya disela menghela nafasnya.
“
Nugu? Apakah aku mengenalnya? Aish jinja, aku sungguh merasa cemburu padanya.”
Tanya Kyuhyun sambil cemberut.
“
Aku sangat lelah. Sebaiknya kita tidur. Kajja!” Ajaknya sambil memakai selimut.
Tanpa
terasa malam telah berganti menjadi pagi. Dasom terbangun dari tidurnya. Ia tersenyum
manis ketika melihat Kyuhyun tidur disampingnya lalu ia beranjak menuju dapur.
Kyuhyun terbangun dari tidurnya karena mencium aroma makanan yang begitu sedap.
Ia pun membuka matanya lalu beranjak menuju dapur. Ia melihat Dasom sedang
memasak lalu ia berjalan pelan dan memeluk Dasom dari belakang.
“
Kau sudah bangun. Duduklah! Sebentar lagi makanannya matang.” Titah Dasom.
“
Arra.” Ujarnya dengan terpaksa lalu melepaskan pelukannya
dan duduk di kursi miliknya.
Dasom
menyiapkan makanan di atas meja untuk sarapan mereka. Kyuhyun menelan ludahnya
tak percaya karena semua makanan yang di masak oleh Dasom adalah sayuran. Tanpa
merasa bersalah, Dasom mengambilkan nasi dan sayuran ke dalam mangkuk Kyuhyun. Ia
pun mulai makan. Namun, ia berhenti makan ketika melihat Kyuhyun tidak
menyentuh mangkuk itu sama sekali. Ia pun berinisiatif untuk pindah duduk lalu
menyuapi Kyuhyun. Kyuhyun merasa enggan untuk makan sayuran itu. Namun, ia memelototinya.
Akhirnya Kyuhyun makan sayuran itu dengan terpaksa.
“
Otte? Bukankah sayuran ini sangat enak? Kau harus banyak makan sayuran agar
perutmu tidak buncit seperti itu.” Sindirnya.
“
Mwo? Apakah aku tidak salah mendengarnya? Kau baru saja mengatakan bahwa
perutku ini buncit.” Tanya Kyuhyun tak percaya disela makannya.
“
Nde. Kau tidak salah mendengarnya.” Ujarnya sambil tersenyum.
“
Ah, aku baru ingat. Aku membelikan hadiah untukmu. Otte? Apakah kau sangat
menyukainya?” Tanya Kyuhyun sambil memberikan cincin dan gantungan ponsel
pasangan.
“
Kau romantis sekali membeli gantungan ponsel pasangan untuk kita dan cincin ini
sangat unik sekali. Bagaimana kau bisa mengetahui bahwa aku sangat menyukai
cincin?” Tanyanya sambil memakai cincin itu.
“
Aku pernah melihat isi lemarimu tanpa sengaja. Semua isi lemarimu itu adalah koleksi
berbagai cincin.” Ujar Kyuhyun sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama
sekali.
“
Gomawo. Geunde, cincin yang paling ku sukai adalah cincin pernikahan kita.” Ujarnya
sambil tersenyum.
“
Mian. Seharusnya aku yang memilih cincin pernikahan itu bukan dirimu.” Sesal
Kyuhyun.
“
Nan gwenchana. Ah, aku telah mempunyai solusi untuk masalahmu. Bawa Jiyeon
kemari! Ia akan tinggal bersama kita. Bagaimanapun ia sedang mengandung anakmu.
Ia sangat membutuhkanmu. Kapan kita akan bertemu dengannya?” Tanyanya antusias.
“
Mwo? Bussunsuriya?” Tanya Kyuhyun untuk memastikan. Lagi-lagi ia dikejutkan
dengan sikap Dasom yang selalu berubah. Bahkan ia tidak bisa membaca jalan
pikiran Dasom saat ini.
“
Kapan kita akan bertemu dengannya? Semakin cepat maka semakin baik.” Tanya
Dasom.
“
Neo micheosseo? Bagaimana kau bisa mempunyai solusi seperti itu? Mengapa kau
tidak menanyakan perasaanku terlebih dulu? Mungkin aku memang mencintainya
dulu. Geunde, yang ku cintai saat ini adalah dirimu. Aku tidak ingin
menyakitimu. Kita akan mencari solusi lain.” Tolaknya.
“
Atas dasar apa kau mencintaiku? Apakah kau mencintaiku karena kita sering
bercinta? Awal pernikahan kita tanpa dasar cinta. Apakah kau tidak ingat?
Bahkan sebelum menikah kau mengatakan padaku bahwa kau sangat mencintai Jiyeon.”
Tanya Dasom sambil mengeluarkan smirknya.
“
Bukankah kau menikah denganku karena aku adalah cinta pertamamu?” Tanyanya tak
mengerti.
“
Mengapa kau mempercayai kata-kataku itu dengan mudah? Kau memang cinta
pertamaku. Geunde, yang ku cintai saat ini bukanlah dirimu. Sebaiknya kau
mempertimbangkan solusiku dengan baik. Pikirkan secara rasional, siapa yeoja
yang mencintaimu selama ini? Siapa yeoja yang selalu menemanimu di saat kau
sedang kesepian? Siapa yeoja yang selalu menemanimu di saat kau sedang
menangis? Siapa yeoja yang selalu menemanimu di saat kau sedang bahagia? Siapa
yeoja yang selalu hadir di saat kau sedang membutuhkannya? Yeoja itu bukanlah
diriku. Aku adalah yeoja yang selalu menemanimu di saat kau sedang ingin
bercinta. Tidak lebih dari itu.” Jelas Dasom sambil mengeluarkan smirknya.
“
Apa yang sedang kau pikirkan, Dasom? Aku tidak percaya dengan semua perkataanmu
itu.” Tanyanya tak habis pikir.
“
Setelah kau membuat janji dengan Jiyeon, maka segeralah hubungi aku! Aku telah
menyiapkan pakaianmu di kamar. Aku harus pergi ke kantor sekarang.” Ujar Dasom
lalu meninggalkannya yang masih tercengang.
“
Apa yang sedang kau pikirkan sebenarnya, Dasom? Baru saja kau membawaku terbang
ke atas langit. Geunde beberapa menit kemudian, kau menghempaskanku ke dalam
jurang. Kau mengajakku bercinta seolah-olah tidak terjadi apapun. Kau membuatku
melayang dengan sentuhan belaianmu. Geunde, kau membuatnya hilang dalam
sekejap. Apa rencanamu sebenarnya? Apa yang kau sembunyikan dariku? Apakah aku
sanggup untuk menjalankan solusimu itu? Geunde, aku benar-benar mencintaimu.
Aku tidak ingin menyakitimu. Mengapa kau berikan masalah yang begitu rumit
padaku, Tuhan? Di saat aku menikmati kehidupan rumah tanggaku bersama Dasom. Ottokke?”
Pikirnya sambil menatap kepergian Dasom yang semakin jauh dari pandangannya.
Setelah
keluar dari apartemen, Dasom menahan tubuhnya lalu bersandar pada dinding. Dadanya
terasa sesak dan sakit bersamaanya. Ia memegang dadanya dengan erat. Tiba-tiba
raut wajah kecewa Kyuhyun muncul, saat ia mengajukan solusinya. Ia merasa
bersalah karena telah menyakiti hati suaminya itu. Terlebih lagi setelah
suaminya menyatakan perasaan cinta padanya. Saat mendengar pengakuan Kyuhyun,
ia merasa bahagia karena mereka saling mencintai. Namun, bayangan Jiyeon sedang
hamil tiba-tiba muncul di benaknya. Ia menghapus bayangan saat Kyuhyun mengakui
perasaannya padanya dengan wajah sendu Jiyeon. Ia merasa tidak boleh egois. Ia
lebih rela membagi Kyuhyun dengan Jiyeon dibandingkan bercerai dengan Kyuhyun.
“
Kau tidak perlu melakukan apa-apa lagi untukku, Kyuhyun-ya. Sebaiknya kau
memikirkan Jiyeon dan calon anakmu mulai sekarang. Geunde, aku sangat bersyukur
karena Tuhan telah mengabulkan keingananku untuk merasakan sentuhan belaianmu.
Meskipun untuk terakhir kalinya. Aku sangat berterimakasih padamu karena kau
telah mencintaiku. Meskipun kita tidak bisa bersatu pada akhirnya. Mungkin kau
memang di takdirkan untuk bersama Jiyeon. Semoga keputusanku ini adalah
keputusan yang terbaik untukku, kau, Jiyeon, dan calon anakmu. Saranghae,
Kyuhyun-ya.” Pikirnya sambil berjalan menuju mobilnya.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar