Selasa, 28 Juli 2015

[SERIES] The Love Story of Five Men Part 5

[SERIES] The Love Story of Five Men Part 5
Title                 : The Love Story of Five Men Part 5
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Romance, Married Life and Yadong
Main Cast        : Cho Kyuhyun, Kim Myungsoo, Kim Soo Hyun, Lee Donghae, Lee Taemin
Other Cast       : Bae Suzy, Jessica Jung, Kang Min Hyuk, Kim Dasom, Kim Ji Won, Krystal Jung, Kwon Yuri, Lee Jong Suk, Lee Joon, Na Hae Ryeong aka Haeryung, Nam Woohyun, Park Jiyeon, Jung Yu Ji aka U-Ji, Kang Hye Yeon aka Hyeyeon, Bang Minah



Preview

Myungsoo pergi ke rumah Haeryung menggunakan motornya. Setibanya disana, ia melihat Haeryung telah menunggunya di depan pagar rumahnya. Haeryung tersenyum ketika melihat kedatangannya yang berhenti tepat dihadapannya.
“ Apakah aku terlambat?” Tanyanya sambil memberikan helm pada Haeryung.
“ Aniyo.” Ujar Haeryung sambil memakai helm itu.
“ Eodigga?” Tanyanya kembali.
“ Kau akan mengetahuinya nanti. Kajja!” Ajak Haeryung.



Next

Mereka tiba di universitas Dongguk. Myungsoo membelalakan matanya tak percaya pada Haeryung. Sedangkan Haeryung mengeluarkan smirknya. Haeryung pun berjalan mendahuluinya tanpa mengatakan satu kata pun. Ia mengikuti Haeryung dengan terpaksa. Saat mereka sedang berjalan di sepanjang lorong, ia melihat banyak mahasiswi yang menatap kagum padanya. Ia membalas setiap mahasiswi yang menyapanya dengan senyuman manisnya. Haeryung menyadari tatapan mahasiswi itu. Hal itu sontak membuatnya kesal. Ia pun menghentikan langkahnya. Myungsoo yang melihat Haeryung berhenti pun menghentikan langkahnya. Detik itu juga, Haeryung memegang tangannya sambil tersenyum padanya. Ia yang tak mengerti menggaruk kepalanya yang sama sekali tak gatal. Mereka pun berjalan kembali. Haeryung tersenyum puas ketika melihat banyak mahasiswi yang terlihat kesal padanya. Akhirnya mereka tiba di kantin. Ia melihat kedua temannya telah menunggunya. Ia menarik tangan Myungsoo agar mengikutinya.
“ Annyeong, chigu.” Sapanya sambil duduk.
“ Annyeong, Haeryung-ya.” Ujar Hyeyeon.
“ Nugu?” Tanya U-Ji ketika melihat Myungsoo.
“ Dia adalah nae namjachingu. Otte?” Tanyanya sambil tersenyum.
“ Ah, pitaya. Joneun Jung Yu Ji imnida. Kau bisa memanggilku, U-Ji.” Ujar U-Ji.
“ Joneun Kang Hye Yeon imnida. Kau bisa memanggilku, Hyeyeon.” Ujar Hyeyeon.
“ Kalian tidak perlu mengenalkan diri padaku seperti ini karena aku telah mengenal kalian.” Ujar Myungsoo. Ia membelalakan matanya sambil mencubit pinggang Myungsoo.
“ Appo.” Lirih Myungsoo sambil menatap tajam padanya.
“ Mwo? Bussunsuriya? Apakah kau mengenal kami sebelumnya?” Tanya Hyeyeon tak mengerti.
“ Aniyo. Dia belum mengenal kalian. Geunde, dia telah mengetahui kalian adalah nae chingu melalui foto yang ada diponselku ini.” Elaknya sambil menunjukan ponselnya.
“ Ah, begitu rupanya. Geunde, siapa namamu?” Tanya U-Ji.
“ Joneun Kim Myungsoo imnida. Kalian bisa memanggilku, Myungsoo.” Ujar Myungsoo sambil tersenyum.
“ Kim Myungsoo? Mengapa namamu seperti nama professor Kim?” Tanya U-Ji tak mengerti.
“ Apakah kau kira bahwa namja yang mempunyai nama Kim Myungsoo hanya professor Kim saja? Di dunia ini banyak sekali orang yang mempunyai nama sama.” Elaknya sambil tersenyum kaku.
“ Geunde, bila diperhatikan wajahmu dengan professor Kim terlihat sama. Geunde, kau sangat tampan. Sedangkan professor Kim sangat jelek dengan kacamata culun dan kumisnya.” Ujar U-Ji sambil tertawa diikuti Hyeyeon. Ia pun ikut tertawa bersama mereka.
“ Berani sekali dia menertawakanku. Seandainya mereka mengetahui bahwa sebenarnya aku adalah  professor Kim. Apakah mereka akan tertawa seperti ini? Awas saja kalian! Aku akan memberikan nilai paling jelek untuk kalian sebagai balasanku.” Pikir Myungsoo sambil mengeluarkan smirknya.
 “ Apakah kau masih bekerja sebagai bartender di The Grace Club?” Tanya Hyeyeon pada Myungsoo.
“ Bagaimana kau mengetahuinya?” Herannya.
“ Aku adalah pelanggan tetap di The Grace Club dulu. Kau sangat terkenal, Myungsoo. Aku tidak menyangka bahwa kau bisa mendapatkan uri Haeryung. Haeryung adalah tipe yeoja pemilih.” J Ujar Hyeyeon. Ia pun tersenyum dengan bangganya. Tanpa sengaja ia melihat Myungsoo sedang mengeluarkan smirknya. Ia mulai menaruh curiga dengan jawaban Myungsoo selanjutnya. Ia takut Myungsoo akan mempermalukannya di depan teman-temannya. Ia takut Myungsoo akan membongkar rahasia mereka.
“ Jeongmal? Mian, aku tidak mengingatmu. Sebenarnya Haeryung yang menginginkanku.” Ujar Myungsoo sambil mengeluarkan smirknya padanya.
“ Nde, aku memang menginginkannya. Aku tidak membelinya seperti kebanyakan yeoja lainnya. Geunde, aku menawarinya dengan cinta. Ia pun menyetujuinya hingga akhirnya kami berpacaran.” Balasnya sambil mengeluarkan smirknya pada Myungsoo karena ia bisa membalas perkataan Myungsoo. Ia pun tersenyum manis pada teman-temannya.
“ Sudahlah! Mengapa kalian bertengkar seperti ini? Kita harus masuk ke kelas sekarang, Haeryung-a. Kajja!” Ajak U-Ji.
“ Aku harus pergi sekarang, chagi. Kita akan bertemu kembali di clubbing.” Ujarnya pada Myungsoo. Myungsoo pun menganggukan kepalanya dan tersenyum manis. Ia dan teman-temannya pun pergi meninggalkan Myungsoo.
 “ Aku benar-benar muak dengan sandiwara ini. Aku harus membuat Haeryung bertekuk lutut padaku. Aku harus membuatnya mengemis cinta padaku. Aku harus mendapatkan semua hartanya. Aku harus memikirkan strategi selanjutnya.” Pikir Myungsoo sambil menatap kepergian Haeryung yang semakin jauh dari pandangannya sambil mengeluarkan smirknya.
-o0o-

Di perpustakaan universitas Dongguk, Soo Hyun sedang mengembalikan buku yang dipinjamnya tempo hari. Saat ia keluar dari perpustakaan, ia baru menyadari ternyata sedang hujan. Ia melihat jam tangannya dan sedikit terkejut. Ia harus pergi menemui klien di restoran. Ia pun memutuskan untuk menerjang hujan. Saat ia sedang berjalan, tiba-tiba ia merasa bahwa dirinya tidak basah. Ia pun melihat kearah belakang. Ia melihat Ji Won sedang tersenyum padanya. “ Aku selalu berdoa bahwa aku akan dipertemukan dengan Ji Won kembali. Hari ini doaku terkabul. Dia berada dihadapanku sekarang sambil tersenyum padaku. Apakah dia adalah yeoja yang kau berikan padaku, Tuhan? Kesan pertamaku adalah dia memberikan botol minuman padaku di saat aku sedang kehausan. Lalu sekarang dia membiarkanku berteduh pada payung yang sama dengannya.” Pikirnya sambil menatap Ji Won.
“ Annyeong, Soo Hyun-ssi.” Sapa Ji Won.
“ Annyeong. Aku tidak menyangka bahwa kau masih mengingatku.” Ujarnya.
“ Mengapa kau tidak menunggu hujan reda? Apakah kau sedang terburu-buru?” Tanya Ji Won.
“ Nde. Aku harus bertemu klien sekarang.” Ujarnya sambil melihat jam tangannya.
“ Dimana mobilmu? Aku akan mengantarkanmu.” Tanya Ji Won.
“ Diujung sana! Apakah kau yakin akan mengantarkanku?” Tanyanya untuk memastikan.
“ Nde. Kajja!” Ajak Ji Won.

Mereka pun berjalan menuju mobilnya dengan menggunakan satu payung. Ia mengambil payung dari tangan Ji Won. Ji Won sedikit terkejut dan menatapnya. Ia tersenyum sambil memegang payung itu untuk mereka. Suasana terasa canggung diantara mereka hingga mereka tiba didepan mobilnya.
“ Gomawo.” Ujarnya sambil memberikan payung itu pada Ji Won.
“ Nde. Semoga kau berhasil.” Ujar Ji Won sambil tersenyum.
“ Apa jurusanmu?” Tanyanya.
“ Manajemen dan bisnis. Waeyo?” Tanya Ji Won.
“ Aku berharap bahwa kau akan magang di perusahaanku. Aku akan menerimamu dengan senang hati. Nama perusahaanku adalah grup Taeyang. Ingatlah baik-baik!” Ujarnya sambil memberikan kartu namanya pada Ji Won
“ Araseo.” Ujar Ji Won sambil mengambil kartu nama itu dan tersenyum padanya. Ia pun masuk ke mobilnya lalu melajukan mobilnya. Ia melihat Ji Won masih memandangi kepergiannya dari kaca spion mobilnya.

Sepeninggalan Soo Hyun, Ji Won senyum-senyum sendiri mengingat kejadian tadi. Ia tidak menyangka akan bertemu dengan Soo Hyun lagi. Entah kenapa melihat senyum Soo Hyun membuat jantungnya berdetak dengan cepat. Ia merasa satu payung berdua dengan Soo Hyun seperti dalam drama. Ia melihat ke arah cincin yang terpasang di jari manisnya. Ia menganggap cincin itu sebagai cincin keberuntungan. Setelah memakai cincin itu, kontrak kerja paruh waktunya di perpanjang lalu keesokan harinya bertemu dengan pria tampan dan baik hati. Pria tampan dan baik hati itu adalah Kim Soo Hyun.

Setibanya di restoran, Soo Hyun bergegas masuk ke ruangan pertemuan dengan kliennya. Beberapa jam kemudian, akhirnya pertemuan untuk kerjasama kedua perusahaan pun berakhir. Ia mengantarkan klien hingga depan restoran. Setelah kliennya pergi, tiba-tiba terdengar suara yang memanggil namanya. Ia pun melihat kearah sumber suara. Ia melihat Jiyeon sedang tersenyum padanya.
“ Oppa.” Sapa Jiyeon.
“ Apakah kau menungguku dari tadi? Mian.” Tanyanya sambil melihat penampilan Jiyeon.
“ Aniyo. Aku baru saja datang.” Ujar Jiyeon.
“ Kita masuk ke restoran. Aku yakin kau pasti belum makan. Kajja!” Ajaknya sambil menggandeng tangan Jiyeon.

Mereka masuk ke restoran kembali. Setelah melihat menu makanan, Jiyeon memanggil pelayan restoran. Ia menanyakan makanan yang akan dipesan oleh mereka pada Soo Hyun. Namun, Soo Hyun terlihat masih memilih menu makanan. Akhirnya ia memesan makanan yang diinginkannya. Begitupun dengan Soo Hyun memesan makanan, namun ia masih melihat menu. Saat ia menutup buku menu makanan, ia membelalakan matanya ketika melihat pelayan itu tersenyum padanya. Pelayan restoran itu adalah Ji Won.
“ Aku dipertemukan kembali dengan Ji Won untuk ketiga kalinya. Aku telah bertemu dengannya sebanyak dua kali pada hari yang sama. Namun, berbeda tempat. Dia selalu tersenyum padaku hingga membuat jantungku berdetak sangat cepat. Apakah ini adalah sebuah tanda darimu, Tuhan? Apakah ia benar-benar yeoja yang kau berikan padaku, Tuhan?” Pikirnya sambil menatap Ji Won. “ Ji Won-ssi.” Sapanya pada Ji Won.
“ Annyeong, Soo Hyun-ssi.” Sapa Ji Won.
“ Mengapa kau mengenakan pakaian pelayan? Apakah kau bekerja disini?” Tanyanya sambil memperhatikan penampilan Ji Won.
“ Nde. Aku bekerja paruh waktu disini.” Ujar Ji Won.
“ Apakah oppa mengenalnya?” Tanya Jiyeon.
“ Nde. Dia adalah nae chingu. Perkenalkan dirimu!” Ujarnya pada Jiyeon sambil tersenyum.
“ Annyeonghaseyo. Joneun Park Jiyeon imnida.” Sapa Jiyeon pada Ji Won.
“ Joneun Kim Ji Won imnida. Aku tidak menyangka bahwa kekasihmu sangat cantik.” Ujar Ji Won sambil tersenyum sedangkan Jiyeon tertawa kecil. Ji Won baru menyadari bahwa ada seorang wanita yang menemani Soo Hyun. Ia merasa harapannya bersama Soo Hyun pupus ketika mengetahui bahwa Soo Hyun telah memiliki kekasih. Bahkan kekasihnya sangat cantik. Ia merasa tidak percaya diri di depan mereka. Ia memaksakan diri untuk tersenyum di depan mereka untuk menutupi rasa kecewanya.
“ Aku bukanlah kekasihnya, Ji Won-ssi. Geunde, aku adalah adiknya. Kau pasti terkejut, bukan? Karena wajah kami tidak mirip.” Ujar Jiyeon disela tertawanya. Ketika mendengar perkataan Jiyeon, Ji Won merasa lega bahkan senyum manis terbit di bibirnya.
“ Dia adalah anak dari keluarga yang pernah menolongku. Aku telah menganggapnya seperti nae dongsaeng.” Jelas Soo Hyun.
“ Ah, nde. Aku telah mencatat semua pesanan kalian. Aku akan mengantarkannya pada kalian. Chankaman!” Ujar Ji Won sambil tersenyum lalu meninggalkan mereka.
“ Dia sangat cantik, oppa. Mengapa kau tidak berpacaran dengannya saja? Dia sepertinya seorang mahasiswi.” Tanya Jiyeon.
“ Nde, ia adalah seorang mahasiswi. Ia kuliah di Universitas Dongguk. Otte? Apakah kau telah mempunyai keputusan sehingga ingin bertemu denganku disini?” Tanya Soo Hyun.
“ Nde, aku berencana hari ini akan menemui Kyuhyun dan istrinya. Aku tidak ingin anakku tidak mengenal ayah kandungnya.” Ujar Jiyeon sambil mengelus perutnya.
“ Araseo. Kita akan pergi ke apartemennya setelah makan.” Ujar Soo Hyun.

Ji Won datang sambil membawa makanan yang dipesan oleh mereka. Setelah Ji Won selesai menata makanan itu, mereka mulai makan siang. Beberapa menit kemudian, mereka selesai makan lalu pergi ke apartemen Kyuhyun. Setibanya di depan gedung apartemen, Soo Hyun mengkhawatirkan Jiyeon karena Jiyeon ingin pergi ke kamar apartemen Kyuhyun sendirian. Jiyeon pun berusaha untuk menenangkan Soo Hyun agar tidak mengkhawatirkannya. Ia pun keluar dari mobil Soo Hyun lalu berjalan menuju kamar apartemen Kyuhyun. Sedangkan Soo Hyun menunggu Jiyeon di dalam mobilnya sambil menatap kepergian Jiyeon yang semakin jauh dari pandangannya.
-o0o-

Akhirnya Jiyeon tiba di depan kamar apartemen Kyuhyun. Ia menekan bel pintu kamar apartemen Kyuhyun beberapa kali. Saat akan menekan bel pintu lagi, tiba-tiba ia melihat pintu apartemen terbuka dan melihat seorang wanita yang sangat cantik tersenyum padanya. Ia sangat yakin bahwa wanita yang sedang dilihatnya adalah istri Kyuhyun. Perasaan iri pun menyelimuti hatinya. Istri Kyuhyun lebih cantik dibandingkan dirinya. “ Annyeonghaseyo. Apakah Kyuhyun-ssi ada di apartemennya?” Tanyanya memberanikan diri.
“ Nuguseyo?” Tanya wanita itu.
“ Joneun Park Jiyeon imnida.” Ujarnya sambil memberi hormatnya sebagai tanda sopan santunnya.
“ Joneun Cho Dasom imnida. Geunde, Kyuhyun sedang berada di Jepang. Apakah kau ingin menyampaikan pesan padanya? Aku bisa membantumu untuk menyampaikannya.” Tanya Dasom.
“ Aniyo. Sebenarnya aku ingin bertemu dengan kalian. Geunde, bisakah aku bicara denganmu?” Tanya Jiyeon dengan hati-hati. Ia bertanya-tanya dalam pikirannya. “ Apakah istri Kyuhyun mengetahui bahwa dia adalah kekasih Kyuhyun? Jika iya, apakah ia akan mendapat sebuah tamparan di wajahnya setelah ini?”
“ Ah, nde. Silahkan masuk! Duduklah disana! Aku akan membuatkan minuman untukmu.” Ujar Dasom.

Ia mengerjapkan matanya tak percaya. Dasom menyuruhnya masuk ke apartemen mereka bahkan membuatkan minum untuknya. Ternyata hal yang ditakutkannya tidak terjadi. Ia melihat isi apartemen dengan perlahan-lahan. Ia tertegun ketika melihat foto pernikahan Kyuhyun dan Dasom yang begitu besar terpasang di dinding ruang tamu. Perasaan iri pun menyelimuti hatinya. Seandainya dirinya yang bersanding dengan Kyuhyun di foto itu. Ia mengalihkan pandangannya pada Dasom yang sedang membawakan jus jeruk untuk mereka.
“ Seharusnya kau tidak perlu repot seperti ini. Gomawo.” Ujarnya sambil tersenyum.
“ Nan gwenchana. Bagaimanapun aku harus melayani tamu dengan baik. Ada apa? Mengapa kau ingin bicara denganku?” Tanya Dasom sambil tersenyum.

Ia bertanya-tanya dalam pikirannya dengan bimbang. Apakah ia sanggup untuk mengatakannya pada Dasom? Sebagai sesama wanita, ia tidak ingin menyakiti Dasom. Namun, ia adalah korban disini. Ia berhak mendapat pertanggung jawaban dari Kyuhyun. Apalagi dirinya sedang mengandung janin Kyuhyun. Saat ia melihat wajah Dasom yang tersenyum padanya, ia benar-benar merasa bimbang antara mengatakannya atau tidak. Akhirnya ia memutuskan untuk mengatakannya. Ia melakukan semua ini demi anaknya. Biarlah ia dianggap sebagai wanita jalang oleh Dasom. Asalkan anaknya bahagia bersama ayahnya. “ Sebenarnya aku tidak sanggup mengatakannya padamu. Seharusnya aku membicarakan soal ini dengan Kyuhyun. Sebenarnya aku adalah yeojachingu Kyuhyun.” Ujarnya sambil menundukan kepalanya tak berani untuk menatap reaksi Dasom.
“ Nan gwenchana. Sebenarnya aku telah mengetahuimu sebelumnya. Aku mengetahui bahwa kau adalah kekasihnya. Kau tidak perlu menundukan kepalamu seperti itu. Ada masalah apa? Apakah orang tua Kyuhyun mengganggumu lagi? Katakanlah!” Tanya Dasom yang membuatnya terkejut. Ia tidak menyangka bahwa Dasom telah mengetahui hubungan mereka. Ia ingin bertanya pada Dasom. Apakah Kyuhyun yang memberitahunya? Namun, ia mengurungkan niatnya karena tujuannya kemari bukan untuk berkenalan dengan Dasom lebih jauh lagi.
“ Aniyo. Geunde, sebenarnya aku sedang mengandung anak Kyuhyun.” Ujarnya sambil menatap sendu pada Dasom.
“ Berapa usia kandunganmu?” Tanya Dasom tanpa menatapnya.
“ Sudah dua bulan.” Ujarnya. Ia sudah siap untuk menerima tamparan Dasom detik itu juga. Namun, ia melihat Dasom mengeluarkan ponselnya dan terlihat sedang menelepon seseorang. Ia mengernyitkan keningnya tak mengerti. “ Mengapa dia tidak marah padaku? Apakah benar dia adalah istri Kyuhyun oppa? Aku telah mengatakan padanya bahwa aku sedang hamil. Seharusnya ia memakiku bahkan menamparku. Geunde, mengapa ia menanyakan usia kandunganku? Apakah karena kebaikan yang dimilikinya hingga membuat Kyuhyun oppa tidak pernah menghubungiku lagi setelah menikah?” Pikirnya sambil memperhatikan Dasom dari kejauhan.

Di bandara Incheon, pesawat yang dinaiki oleh Kyuhyun baru saja tiba. Ia berjalan keluar dari bandara sambil tersenyum. Ia mengeluarkan sebuah kotak cincin sambil tersenyum. Saat akan menaiki taksi, ia melihat sebuah toko aksesori. Ia mampir dan melihat-lihat ke toko aksesori itu. Tanpa sengaja matanya tertuju pada sebuah gantungan ponsel pasangan yang sangat menarik baginya. Ia pun membeli gantungan ponsel pasangan itu. “ Sepertinya Dasom akan merasa senang bila aku memberikan cincin dan gantungan ponsel pasangan ini padanya. Ia sangat menyukai berbagai jenis cincin bahkan di lemarinya banyak koleksi cincin. Apalagi cincin ini ku beli di Jepang. Aku sangat merindukanmu, Dasom-ya. Sebaiknya aku meneleponnya sekarang.” Gumamnya sambil mengeluarkan ponselnya namun tiba-tiba ponselnya berdering dan tertera nama Dasom dilayar ponselnya. Tanpa menunggu lama, ia menjawab panggilan teleponnya. “ Yeobsseo.” Ujarnya sambil tersenyum.
“ Apakah kau masih berada di Jepang?” Tanya Dasom.
“ Wae? Apakah kau merindukanku?” Tanyanya sambil tertawa kecil.
“ Sebaiknya kau pulang sekarang. Tinggalkan semua pekerjaanmu. Aku akan menunggumu di apartemen.” Ujar Dasom lalu mematikan panggilan teleponnya.
“ Geunde,… Yeobsseo… Yeobsseo… Yeobsseo. Aish jinja, mengapa dia mematikan panggilan teleponnya? Ada apa ini? Mengapa dia menyuruhku cepat pulang bahkan menyuruhku untuk meninggalkan semua pekerjaanku? Apakah terjadi sesuatu padanya? Aku harus pulang sekarang.” Gumamnya sambil memasukan ponselnya ke jas miliknya.

Ia bergegas menaiki taksi. Ia menyuruh supir taksi untuk melajukan mobil taksinya dengan kecepatan penuh. Di sepanjang jalan, pikirannya hanya tertuju pada Dasom. Ia sangat mengkhawatirkan keadaan Dasom. Akhirnya ia tiba di depan gedung apartemennya. Ia bergegas masuk ke gedung dan berlari menuju kamar apartemennya. Setibanya di depan pintu kamar apartemennya, ia mengatur nafasnya sambil menekan password pintu itu. Pintu pun terbuka. Saat melangkahkan kakinya menuju ruang tamu, ia membelalakan matanya ketika melihat Jiyeon dan Dasom sedang duduk di ruang tamu. “ Jiyeon-ya.” Panggilnya sedikit terkejut.
“ Kyuhyun oppa.” Ujar Jiyeon.
“ Duduklah! Jiyeon ingin bertemu denganmu. Aku akan membuatkan minuman untukmu.” Ujar Dasom sambil tersenyum padanya lalu pergi menuju dapur.
“ Mengapa kau bisa datang kesini, Jiyeon-ya? Apakah terjadi sesuatu padamu? Jeongmal mianhae. Aku tidak pernah menghubungimu selama ini.” Sesalnya sambil menatap Jiyeon.
“ Nan gwenchana. Geunde, aku ingin memberitahu sesuatu padamu.” Ujar Jiyeon.
“ Mwoya?” Tanyanya.
“ Aku sedang hamil. Aku mengandung anakmu. Usia kandunganku sudah dua bulan. Aku ingin oppa bertanggung jawab karena aku tidak ingin melahirkan anak ini tanpa mengetahui ayah kandungnya bahkan tidak mendapatkan kasih sayang dari ayahnya.” Ujar Jiyeon sedangkan ia membelalakan matanya karena terkejut bukan main.
“ Kau hamil? Bagaimana bisa?” Tanyanya tak mengerti.
“ Apakah oppa lupa? Oppa datang ke rumahku dalam keadaan mabuk sewaktu oppa mendengar bahwa oppa akan di jodohkan dan segera menikah. Oppa sangat frustasi karena oppa tidak ingin meninggalkanku hingga akhirnya kita bercinta saat itu. Saat itu adalah masa suburku, oppa.” Jelas Jiyeon.
“ Geunde, aku telah menikah. Aku tidak mungkin menikahimu.” Tolaknya secara halus. Ia benar-benar tidak tahu yang harus dilakukannya saat ini. Ia sangat senang mendengar kabar kehamilan Jiyeon. Itu berarti ia akan menjadi seorang ayah. Namun, ia memikirkan perasaan Dasom. Ia tidak ingin kehilangan Dasom.
“ Apakah oppa tidak menginginkan anak ini? Oppa harus menikahiku. Oppa harus bertanggung jawab atas perbuatanmu itu.” Tegas Jiyeon sambil memegang tangannya.
“ Aku tidak akan pernah mengijinkan Kyuhyun untuk menikah lagi. Bukankah kau sudah bertemu dengan Kyuhyun sesuai keinginanmu? Sebaiknya kau pergi dari sini sekarang. Aku dan Kyuhyun akan memikirkan solusi untuk masalah ini. Saat ini Kyuhyun adalah milikku. Aku berhak atas dirinya. Sebaiknya kau pergi dari sini dan jagalah janinmu dengan baik-baik hingga kami bertemu lalu memberikan solusi padamu, Jiyeon-ya! Jika kau sudah selesai bicara dengannya, maka bergegaslah pergi ke kamar! Aku akan menunggumu di dalam, Kyuhyun-ya.” Tegas Dasom lalu pergi meninggalkannya dengan Jiyeon yang terkejut ketika mendengar perkataan Dasom.
“ Jeongmal mianhae, Jiyeon-ya. Sebaiknya kau pergi sekarang! Aku akan membicarakan masalah ini dengan Dasom. Aku akan segera menemuimu setelah ini. Aku harap kau bisa mengerti keadaanku saat ini.” Ujarnya penuh pengertian sambil membalas pegangan tangan Jiyeon.
“ Araseo. Geunde, bisakah oppa mengelus perutku ini sebelum aku pergi? Aku ingin janin ini bisa merasakan sentuhan tangan ayahnya.” Pinta Jiyeon.
“ Nde.” Ujarnya sambil mengelus perut Jiyeon dengan lembut dan berusaha untuk merasakan kehadiran janin itu. Ia melihat raut wajah Jiyeon yang begitu bahagia saat tangannya menyentuh perut Jiyeon untuk merasakan keberadaan janin mereka. Setelah mengelus perut Jiyeon, ia mengantarkan Jiyeon hingga depan gedung apartemennya. Jiyeon berpamitan padanya lalu masuk ke mobil. Ia baru menyadari bahwa mobil itu milik Soo Hyun. Namun, ia enggan untuk bertengkar dengan Soo Hyun karena masalah yang dihadapinya kali ini. Akhirnya mobil Soo Hyun melaju. Ia masuk ke apartemennya kembali dan mencari keberadaan Dasom di kamar mereka.

Tanpa Kyuhyun sadari, Dasom melihat mereka dibalik dinding sambil menahan tangisnya. Ia berusaha setegar mungkin menghadapi kenyataan ini. Kenyataan bahwa suaminya telah menghamili kekasihnya. “ Apakah aku terlalu egois? Aku melarang Kyuhyun untuk menikahi Jiyeon. Apakah aku terlalu jahat terhadap mereka bahkan janinnya? Mereka saling mencintai. Geunde, aku melarang hubungan mereka demi keegoisanku ini. Bagaimanapun Kyuhyun adalah suamiku? Apakah aku tidak berhak untuk memilikinya seutuhnya? Sebenarnya apa alasanku melarang Kyuhyun menikahi Jiyeon? Bahkan aku tidak bisa memahami diriku sendiri.” Pikirnya sambil berjalan menuju kamarnya dengan pelan-pelan. Ia melihat Kyuhyun masuk ke kamar mereka. Mereka saling menatap. Namun, tak ada yang memulai pembicaraan. Akhirnya ia memutuskan untuk bicara terlebih dahulu. “ Mengapa kau tidak mengantarkannya?” Tanyanya pada Kyuhyun.
“ Dia datang kemari dengan seseorang. Orang itu telah menunggunya di depan apartemen.” Ujar Kyuhyun.
“ Apakah kau ingin ku buatkan kopi? Kau baru saja tiba. Kau pasti sangat lelah.” Tanyanya sambil tersenyum.
“ Ada apa denganmu? Mengapa kau bersikap manis seperti ini? Padahal kau terlihat sangat marah tadi.” Tanya Kyuhyun tak mengerti. Ia mengetahui bahwa Kyuhyun akan menanyakan hal yang sama, jika ia tidak menjawabnya. Ia berusaha untuk mengalihkan pembicaraan mereka.
“ Kau mengeluarkan banyak keringat. Apakah kau berlarian sewaktu menuju apartemen? Aku akan menyiapkan air hangat untukmu. Chankaman!” Ujarnya lalu meninggalkan Kyuhyun yang tercengang tak mengerti. Ia masuk ke kamar mandi untuk menyiapkan air hangat. Setelah itu, ia memanggil Kyuhyun untuk bergegas mandi.

Kyuhyun yang merasa terpanggil mengambil handuknya. Entah mengapa ia memiliki perasaan buruk dengan sikap Dasom yang seperti itu. Selama sedang mandi, pikirannya hanya tertuju pada Dasom. Ia memikirkan bagaimana menjelaskannya pada Dasom. Jika ia diijinkan untuk memilih, maka ia ingin memilih Dasom berada di sampingnya. Namun, ia tetap akan menerima janin yang di kandung oleh Jiyeon. Bahkan ia bersedia merawat, membesarkan, dan memberikan kasih sayangnya pada anaknya kelak. Ia tidak ingin kehilangan Dasom. Namun, ia tidak ingin melukai Jiyeon untuk ke sekian kalinya. Selesai mandi, ia keluar dari kamar mandi. Betapa terkejutnya ia ketika melihat Dasom menunggunya di depan pintu kamar mandi. “ Wae?” Tanyanya sambil melihat Dasom.
“ Aku telah menyiapkan makan malam untuk kita. Kajja!” Ajak Dasom sambil menarik tangannya.
“ Geunde, aku belum mengeringkan rambutku.” Elaknya.
“ Aku akan membantumu.” Ujar Dasom sambil menarik tangannya.

Ia mengikuti permintaan Dasom dengan terpaksa. Kini mereka duduk di kursi masing-masing. Mereka makan malam bersama. Suasana canggung pun menyelimuti mereka. Akhirnya mereka selesai makan. Dasom membereskan semua peralatan makan yang kotor hingga mencucinya. Sedangkan ia masih terduduk di kursinya sambil memikirkan permasalahan yang sedang dihadapinya. “ Apa yang harus ku lakukan pada Dasom? Kami menjalani kehidupan rumah tangga dengan baik-baik saja selama tiga bulan ini. Aku merasa nyaman menjalani kehidupan rumah tanggaku bersamanya. Ku akui bahwa aku telah jatuh cinta padanya seiring berjalannya waktu. Aku selalu memikirnya bahkan merindukannya di saat aku tidak bersamanya. Tak pernah terlintas bayangan Jiyeon saat aku sedang bersamanya. Kini Jiyeon hadir kembali dengan membawa kabar kehamilannya. Entah kenapa aku menganggap kabar kehamilannya adalah kabar buruk bagiku. Seharusnya kabar kehamilannya adalah kabar baik bagiku karena ia sedang mengandung anakku. Bagaimana cara untuk memulai pembicaraan ini pada Dasom? Setelah kepergian Jiyeon, ia sama sekali tidak membicarakan masalah itu.” Pikirnya sambil menatap Dasom yang sedang mencuci peralatan makan.
“ Apakah kau masih memikirkan masalah kehamilan Jiyeon?” Tanya Dasom sambil berjalan kearahnya.
“ Nde. Geunde, bagaimana kau bisa mengetahui pikiranku?” Tanyanya sedikit terkejut.
“ Aku bisa mengetahuinya dengan melihat raut wajahmu itu.” Ujar Dasom sambil tersenyum dan berjalan kearahnya.
“ Apakah kau mempunyai saran untukku? Aku akan mengikuti saranmu.” Tanyanya sambil menghela nafasnya.
“ Sebaiknya kita bicarakan masalah ini nanti.” Bisik Dasom sambil duduk dipangkuannya dan mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.
“ Apa yang kau lakukan? Mengapa kau bersikap manja seperti ini di saat kita sedang mempunyai masalah besar?” Tanyanya tak mengerti.
“Aku sangat menginginkanmu saat ini. Aku sangat merindukanmu bahkan sentuhan darimu.” Bisik Dasom sambil mengedipkan sebelah matanya.

Dasom membungkam mulut Kyuhyun dengan ciuman panasnya. Kyuhyun pun tergiur untuk membalas ciumannya. Ia melumat bibir Kyuhyun hingga menggigitnya. Kyuhyun menarik lehernya untuk memperdalam ciuman mereka. Tangan Kyuhyun tak hanya tinggal diam. Kyuhyun melepaskan tali gaun yang dipakainya lalu meremas payudaranya dengan keras disela ciumannya. Setelah puas meremas payudaranya, tangan Kyuhyun beralih menuju miss V miliknya. Kyuhyun meraba-raba miss V miliknya dibalik celana dalam yang dipakainya. Ia yang merasa telah terangsang melepaskan ciuman mereka. “ Setidaknya ijinkan aku untuk merasakan sentuhan darinya, Tuhan. Sebelum ia menjadi milik yeoja yang sedang mengandung anaknya. Meskipun ini adalah sentuhan terakhir darinya. Aku sangat menginginkannya untuk terakhir kalinya.” Pikirnya sambil menatap Kyuhyun yang meraba-raba miss V miliknya.

Detik itu juga, ia membuka kemeja Kyuhyun sambil tersenyum. Kyuhyun pun melepaskan celana dalamnya. Kyuhyun menciumnya kembali. Tanpa melepas ciumannya, Kyuhyun mengangkat dan menurunkan tubuhnya di atas meja. Kyuhyun beralih menciumi lehernya. Ia menahan tubuhnya dengan memeluk tubuh Kyuhyun. Kyuhyun melepaskan celana yang dipakainya. Kyuhyun memegang juniornya lalu memasukkannya ke miss V miliknya dengan sekali hentakan.
“ Arrgghhhhh……” Desahnya saat junior Kyuhyun masuk ke miss V miliknya.

Kyuhyun mulai menggenjot miss V miliknya. Ia merasa junior Kyuhyun masuk lebih dalam pada miss V miliknya dengan cepat. Ia pun mulai menikmatinya. Gerakan tubuh mereka sangat berlawanan hingga suara decitan meja pun terdengar. Ia melihat Kyuhyun memegang kakinya agar tidak menutup saat junior Kyuhyun sedang menggenjot miss V miliknya.
“ Kyuhyuuuuuunnnn, lebihhhh ceppaaat lagggihhhh.” Desahnya.
“ Sabarrrrlaaahhh!” Desah Kyuhyun sambil terus menggenjot miss V miliknya
“ Kyuhyuuuuunnnnnn, iniiii sunngggguhhhh nikmaaaatttt. Ah…. Ahhhh.... ahhhh… lebihhhh ceppaaattt lagiiiiiihhhh… palliiiiiiii…” Desahnya sambil menarik kepala Kyuhyun dan mencium bibirnya.

Sementara ia terus melumat bibir Kyuhyun, Kyuhyun terus menggenjot miss V miliknya dengan cepat. Kyuhyun membawanya ke sudut dinding ruang tamu. Ia terus melumat bibir Kyuhyun sangat ganas. Kyuhyun pun meremas bahkan memilin payudaranya. Junior Kyuhyun mulai bergerak lagi dibawah sana. Junior Kyuhyun menggenjot miss V miliknya dengan cepat. Kyuhyun membalikkan posisi tubuhnya hingga ia menghadap kearah dinding. Kyuhyun mengangkat kaki kirinya dengan tangannya. Kyuhyun memasukan juniornya kembali lalu menggenjot miss V miliknya lebih cepat hingga ia kewalahan untuk menahan tubuhnya. Akhirnya ia pun menungging. Kyuhyun pun menggenjot miss V miliknya dari belakang.
“ Mengaappaaaa kauuu belummmm keluuuuar jugaaaaaaaa? Padahaaaaalllll akuuuuu sudaaaaahhh mengeluaraaakaaan spermaaaaaku sebanyaaaakkkk tigaaaa kaliiiiii.” Tanya Kyuhyun disela desahannya.
“ Mollaaaa. Mungkiinnnn akuuu terlaluuuuu merindukkkannnmu.” Ujarnya disela desahannya.
“ Sebaikkkknnnyaaaa kitaaaa pindaaaahhhh ke kamaarrrr. Disiniiii sangaaat dinginnnnn.” Ujar Kyuhyun disela desahannya.

Kyuhyun mengangkat tubuhnya hingga berada dipelukannya. Tanpa melepaskan juniornya, Kyuhyun membawa tubuhnya menuju kamar mereka. Kyuhyun membaringkannya di ranjang. Namun detik itu juga, ia mendorong tubuh Kyuhyun hingga terbaring di ranjang. Ia pun menaiki tubuh Kyuhyun. Ia memegang junior Kyuhyun lalu mengarahkannya pada miss V miliknya. Ia sedikit mengerang kesakitan saat memasukan junior Kyuhyun dalam miss V miliknya. Setelah itu, ia mulai menggerakkan pinggulnya. Kini miss V miliknya mulai menggenjot junior Kyuhyun. Ia melihat Kyuhyun memejamkan matanya seolah-olah menikmatinya. Kyuhyun merasa tidak tahan lagi hingga ia membantu pergerakan tubuhnya untuk menggenjot junior Kyuhyun lebih dalam lagi. Pergerakan tubuhnya pun mulai cepat. Kyuhyun meremas bahkan memilin payudaranya. Akhirnya ia mencapai klimaks. Ia merasakan miss V miliknya berkedut dan mengeluarkan cairan bersamaan dengan sperma yang dikeluarkan oleh Kyuhyun di dalam miss V miliknya. Ia pun terjatuh pada tubuh Kyuhyun karena kelelahan.
“ Aku tidak menyangka bahwa kau senakal ini. Padahal kita tidak pernah melakukan gaya ini sebelumnya. Siapa yang mengajarimu?” Tanya Kyuhyun sambil membaringkan tubuhnya disampingnya.
“ Mantan kekasihku.” Ujarnya disela menghela nafasnya.
“ Nugu? Apakah aku mengenalnya? Aish jinja, aku sungguh merasa cemburu padanya.” Tanya Kyuhyun sambil cemberut.
“ Aku sangat lelah. Sebaiknya kita tidur. Kajja!” Ajaknya sambil memakai selimut.

Tanpa terasa malam telah berganti menjadi pagi. Dasom terbangun dari tidurnya. Ia tersenyum manis ketika melihat Kyuhyun tidur disampingnya lalu ia beranjak menuju dapur. Kyuhyun terbangun dari tidurnya karena mencium aroma makanan yang begitu sedap. Ia pun membuka matanya lalu beranjak menuju dapur. Ia melihat Dasom sedang memasak lalu ia berjalan pelan dan memeluk Dasom dari belakang.
“ Kau sudah bangun. Duduklah! Sebentar lagi makanannya matang.” Titah Dasom.
“ Arra.” Ujarnya dengan terpaksa lalu melepaskan pelukannya dan duduk di kursi miliknya.

Dasom menyiapkan makanan di atas meja untuk sarapan mereka. Kyuhyun menelan ludahnya tak percaya karena semua makanan yang di masak oleh Dasom adalah sayuran. Tanpa merasa bersalah, Dasom mengambilkan nasi dan sayuran ke dalam mangkuk Kyuhyun. Ia pun mulai makan. Namun, ia berhenti makan ketika melihat Kyuhyun tidak menyentuh mangkuk itu sama sekali. Ia pun berinisiatif untuk pindah duduk lalu menyuapi Kyuhyun. Kyuhyun merasa enggan untuk makan sayuran itu. Namun, ia memelototinya. Akhirnya Kyuhyun makan sayuran itu dengan terpaksa.
“ Otte? Bukankah sayuran ini sangat enak? Kau harus banyak makan sayuran agar perutmu tidak buncit seperti itu.” Sindirnya.
“ Mwo? Apakah aku tidak salah mendengarnya? Kau baru saja mengatakan bahwa perutku ini buncit.” Tanya Kyuhyun tak percaya disela makannya.
“ Nde. Kau tidak salah mendengarnya.” Ujarnya sambil tersenyum.
“ Ah, aku baru ingat. Aku membelikan hadiah untukmu. Otte? Apakah kau sangat menyukainya?” Tanya Kyuhyun sambil memberikan cincin dan gantungan ponsel pasangan.
“ Kau romantis sekali membeli gantungan ponsel pasangan untuk kita dan cincin ini sangat unik sekali. Bagaimana kau bisa mengetahui bahwa aku sangat menyukai cincin?” Tanyanya sambil memakai cincin itu.
“ Aku pernah melihat isi lemarimu tanpa sengaja. Semua isi lemarimu itu adalah koleksi berbagai cincin.” Ujar Kyuhyun sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.
“ Gomawo. Geunde, cincin yang paling ku sukai adalah cincin pernikahan kita.” Ujarnya sambil tersenyum.
“ Mian. Seharusnya aku yang memilih cincin pernikahan itu bukan dirimu.” Sesal Kyuhyun.
“ Nan gwenchana. Ah, aku telah mempunyai solusi untuk masalahmu. Bawa Jiyeon kemari! Ia akan tinggal bersama kita. Bagaimanapun ia sedang mengandung anakmu. Ia sangat membutuhkanmu. Kapan kita akan bertemu dengannya?” Tanyanya antusias.
“ Mwo? Bussunsuriya?” Tanya Kyuhyun untuk memastikan. Lagi-lagi ia dikejutkan dengan sikap Dasom yang selalu berubah. Bahkan ia tidak bisa membaca jalan pikiran Dasom saat ini.
“ Kapan kita akan bertemu dengannya? Semakin cepat maka semakin baik.” Tanya Dasom.
“ Neo micheosseo? Bagaimana kau bisa mempunyai solusi seperti itu? Mengapa kau tidak menanyakan perasaanku terlebih dulu? Mungkin aku memang mencintainya dulu. Geunde, yang ku cintai saat ini adalah dirimu. Aku tidak ingin menyakitimu. Kita akan mencari solusi lain.” Tolaknya.
“ Atas dasar apa kau mencintaiku? Apakah kau mencintaiku karena kita sering bercinta? Awal pernikahan kita tanpa dasar cinta. Apakah kau tidak ingat? Bahkan sebelum menikah kau mengatakan padaku bahwa kau sangat mencintai Jiyeon.” Tanya Dasom sambil mengeluarkan smirknya.
“ Bukankah kau menikah denganku karena aku adalah cinta pertamamu?” Tanyanya tak mengerti.
“ Mengapa kau mempercayai kata-kataku itu dengan mudah? Kau memang cinta pertamaku. Geunde, yang ku cintai saat ini bukanlah dirimu. Sebaiknya kau mempertimbangkan solusiku dengan baik. Pikirkan secara rasional, siapa yeoja yang mencintaimu selama ini? Siapa yeoja yang selalu menemanimu di saat kau sedang kesepian? Siapa yeoja yang selalu menemanimu di saat kau sedang menangis? Siapa yeoja yang selalu menemanimu di saat kau sedang bahagia? Siapa yeoja yang selalu hadir di saat kau sedang membutuhkannya? Yeoja itu bukanlah diriku. Aku adalah yeoja yang selalu menemanimu di saat kau sedang ingin bercinta. Tidak lebih dari itu.” Jelas Dasom sambil mengeluarkan smirknya.
“ Apa yang sedang kau pikirkan, Dasom? Aku tidak percaya dengan semua perkataanmu itu.” Tanyanya tak habis pikir.
“ Setelah kau membuat janji dengan Jiyeon, maka segeralah hubungi aku! Aku telah menyiapkan pakaianmu di kamar. Aku harus pergi ke kantor sekarang.” Ujar Dasom lalu meninggalkannya yang masih tercengang.
“ Apa yang sedang kau pikirkan sebenarnya, Dasom? Baru saja kau membawaku terbang ke atas langit. Geunde beberapa menit kemudian, kau menghempaskanku ke dalam jurang. Kau mengajakku bercinta seolah-olah tidak terjadi apapun. Kau membuatku melayang dengan sentuhan belaianmu. Geunde, kau membuatnya hilang dalam sekejap. Apa rencanamu sebenarnya? Apa yang kau sembunyikan dariku? Apakah aku sanggup untuk menjalankan solusimu itu? Geunde, aku benar-benar mencintaimu. Aku tidak ingin menyakitimu. Mengapa kau berikan masalah yang begitu rumit padaku, Tuhan? Di saat aku menikmati kehidupan rumah tanggaku bersama Dasom. Ottokke?” Pikirnya sambil menatap kepergian Dasom yang semakin jauh dari pandangannya.

Setelah keluar dari apartemen, Dasom menahan tubuhnya lalu bersandar pada dinding. Dadanya terasa sesak dan sakit bersamaanya. Ia memegang dadanya dengan erat. Tiba-tiba raut wajah kecewa Kyuhyun muncul, saat ia mengajukan solusinya. Ia merasa bersalah karena telah menyakiti hati suaminya itu. Terlebih lagi setelah suaminya menyatakan perasaan cinta padanya. Saat mendengar pengakuan Kyuhyun, ia merasa bahagia karena mereka saling mencintai. Namun, bayangan Jiyeon sedang hamil tiba-tiba muncul di benaknya. Ia menghapus bayangan saat Kyuhyun mengakui perasaannya padanya dengan wajah sendu Jiyeon. Ia merasa tidak boleh egois. Ia lebih rela membagi Kyuhyun dengan Jiyeon dibandingkan bercerai dengan Kyuhyun.
“ Kau tidak perlu melakukan apa-apa lagi untukku, Kyuhyun-ya. Sebaiknya kau memikirkan Jiyeon dan calon anakmu mulai sekarang. Geunde, aku sangat bersyukur karena Tuhan telah mengabulkan keingananku untuk merasakan sentuhan belaianmu. Meskipun untuk terakhir kalinya. Aku sangat berterimakasih padamu karena kau telah mencintaiku. Meskipun kita tidak bisa bersatu pada akhirnya. Mungkin kau memang di takdirkan untuk bersama Jiyeon. Semoga keputusanku ini adalah keputusan yang terbaik untukku, kau, Jiyeon, dan calon anakmu. Saranghae, Kyuhyun-ya.” Pikirnya sambil berjalan menuju mobilnya.




TBC

Tidak ada komentar: