Senin, 10 Agustus 2015

[SERIES] The Love Story of Five Men Part 8

[SERIES] The Love Story of Five Men Part 8
Title                 : The Love Story of Five Men Part 8
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Romance, and Married Life
Main Cast        : Cho Kyuhyun, Kim Myungsoo, Kim Soo Hyun, Lee Donghae, Lee Taemin
Other Cast       : Bae Suzy, Jessica Jung, Kang Min Hyuk, Kim Dasom, Kim Ji Won, Krystal Jung, Kwon Yuri, Lee Jong Suk, Lee Joon, Na Hae Ryeong aka Haeryung, Nam Woohyun, Park Jiyeon, Jung Yu Ji aka U-Ji, Kang Hye Yeon aka Hyeyeon, Bang Minah



Preview

Setelah menutup pintu kamar Krystal, Taemin masuk ke kamarnya. Ia berbaring di ranjangnya sambil mengingat proses pernikahannya tadi. Ia tidak menyangka bahwa dirinya telah menjadi seorang suami. Ia tidak mencintai Krystal. Namun, kini Krystal telah menjadi istrinya secara resmi. Ia mulai bingung bagaimana memerankan statusnya sebagai seorang suami untuk Krystal. Raut kecewa pun muncul di wajahnya saat mengingat Suzy memberikan ucapan selamat atas pernikahannya bahkan memberikan kado untuknya. Ia pun bangkit dari ranjangnya lalu bergegas mencari kado dari Suzy. Akhirnya ia menemukan kado itu. Isi kadonya adalah sebuah jam tangan yang sangat bagus dan unik. Saat ia memakai jam tangan itu, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu kamarnya. Ia mendengar suara Krytal memanggilnya. Ia pun membuka pintu kamarnya dan sedikit terkejut ketika melihat penampilan Krystal.


Next

“ Mian, karena mengganggu waktu istirahatmu. Geunde, bisakah kau membantuku?” Tanya Krystal.
“ Nde.” Ujarnya.
“ Bisakah kau membantuku untuk membuka pengait gaun pengantin ini? Tanganku tak sanggup menggapainya?” Tanya Krystal dengan hati-hati.

Ia menghampiri Krystal lalu mencari pengait gaun pengantin itu. Ia melihat banyak pengait pada gaun pengantin itu. Ia pun membuka satu persatu pengait gaun itu. Ia mulai membuka pengait yang ada di punggung, pinggang, dan pinggul Krystal. Saat ia akan membuka pengait yang ada di dada Krystal, ia menahan tangannya lalu menatap wajah Krystal. Tiba-tiba muncul dalam benaknya bayangan saat mencumbu Krystal. Jantungnya pun berdetak dengan cepatnya. Mereka saling menatap satu sama lain. Beberapa detik kemudian, Krystal menyilangkan kedua tangannya tepat pada dadanya sambil menatap tajam padanya. Ia pun tersadar lalu mengelus-elus kepala Krystal sambil tersenyum.
“ Aku rasa kau bisa membuka pengait yang ada di dadamu itu. Masuklah ke kamarmu! Ini sudah larut malam. Bukankah kau harus kuliah besok pagi?” Ujarnya sambil tersenyum. Krystal pun berjalan dengan cepat menuju kamarnya, sedangkan ia menahan tawanya ketika melihat reaksi istrinya yang ketakutan. Namun, ia berhenti tersenyum ketika melihat gaun Krystal terbuka hingga memperlihatkan punggung hingga pinggulnya. Entah kenapa libidonya naik. Ia pun menelan air liurnya sendiri. Terlihat istrinya merapikan gaun pengantinnya untuk menutupi tubuhnya dan bergegas masuk ke kamarnya. Sedangkan ia sedang berusaha menahan hasratnya mati-matian. Terpikir dalam benaknya untuk tidak melakukan kesalahan kedua kalinya pada Krystal. Akhirnya ia pun memutuskan untuk masuk ke kamarnya dan mengunci pintu kamarnya. “ Aish jinja, mengapa bayangan saat aku mencumbunya selalu bermunculan dalam pikiranku? Aku tidak mungkin memintanya untuk bersedia ku tiduri kedua kalinya. Meskipun dia telah resmi menjadi istriku. Geunde, kami tidak saling mencintai. Sebaiknya aku tidur sekarang. Aku tidak ingin memikirkan hal ini. Aku harus menahannya.” Gumamnya lalu berbaring di ranjangnya dan tidur.
-o0o-

Soo Hyun mengantarkan Ji Won pulang ke apartemennya. Ia menepikan mobilnya di depan gedung apartemen Ji Won. Ia tidak melihat mobil Myungsoo disana. Ia pun memutuskan untuk pergi ke taman. Ia masih terkejut setelah mengetahui bahwa Ji Won adalah adik Myungsoo. Mereka pun pergi ke taman lalu duduk di sebuah ayunan. “ Mengapa kau tidak memberitahuku bahwa Myungsoo adalah kakakmu?” Tanyanya sambil menatap Ji Won.
“ Kau tidak bertanya padaku. Bahkan aku tidak mengetahui bahwa Myungsoo oppa adalah sahabatmu.” Ujar Ji Won sambil menundukan kepalanya.
“ Semuanya sudah terlanjur. Aku mengatakan pada sahabatku bahwa kau adalah kekasihku. Sudah saatnya aku bertanggung jawab dengan ucapanku itu. Mungkin semua ini terlalu awal untuk kita. Padahal kita baru saling mengenal. Apakah kau ingin menjadi kekasihku, Ji Won-ya? Mungkin kita tidak saling menyukai saat ini. Geunde seiring dengan berjalannya waktu, mungkin rasa itu akan tumbuh. Aku tidak ingin membebanimu gara-gara ucapanku itu. Aku tidak ingin Myungsoo memarahimu karena kesalahanku. Aku rasa dia akan memukulku setelah ini.” Jelasnya sambil menggenggam tangan Ji Won.
“ Semua ini bukan salahmu saja. Aku pun bersalah. Seandainya aku mengetahui bahwa kau adalah sahabat Myungsoo oppa, mungkin semua ini tidak akan terjadi. Aku tidak terlalu mengetahui kehidupan pribadi Myungsoo oppa. Aku hanya mengurusi apartemen, makanan dan pakaiannya saja. Sehingga aku tidak mengetahui siapa teman-temannya dan kekasihnya. Aku rasa keinginanmu untuk menjadikanku sebagai kekasihmu adalah emosi rasa bersalahmu. Yang ku inginkan bukanlah itu. Geunde, aku akan berusaha untuk menjaga persahabatan kalian. Aku akan melakukan yang terbaik untuk kita semua.” Jelas Ji Won.

Saat ia akan membalas perkataan Ji Won, tiba-tiba ponsel Ji Won berdering. Ji Won menjawab panggilan teleponnya dengan serius, sedangkan ia menguping pembicaraan mereka. Ia mengetahui bahwa yang menelepon Ji Won adalah Myungsoo. Akhirnya Ji Won mematikan panggilan teleponnya sambil mendesah pelan. Ji Won mengatakan padanya bahwa Myungsoo ingin bertemu dengan mereka sekarang. Mereka pun beranjak dari ayunan lalu pergi ke apartemen Myungsoo. Sepanjang perjalanan, Ji Won terlihat gelisah dan ketakutan. Soo Hyun yang menyadari hal itu pun sontak memegang tangan Ji Won untuk menenangkannya. Kini mereka tiba di depan apartemen. Soo Hyun menekan bel pintu apartemen dengan perlahan-lahan hingga pintu terbuka memperlihatkan sosok Myungsoo yang sedang marah. Mereka pun masuk lalu duduk di ruang tamu.
“ Jelaskan padaku semua ini! Bagaimana bisa Ji Won menjadi kekasihmu?” Tanya Myungsoo penuh penekanan.
“ Apakah kau lupa? Semua ini karena dirimu.” Ujar Soo Hyun dengan santai.
“ Mwo? Karena diriku? Bussunsuriya?” Tanya Myungsoo tak mengerti.
“ Sepertinya kau lupa. Apakah kau ingat saat aku datang ke ruanganmu untuk berkonsultasi? Saat itu aku benar-benar terpuruk setelah mengetahui Dasom menikah dengan Kyuhyun. Aku datang menemuimu untuk meminta saran darimu. Kau memberiku saran untuk mencari yeoja lain. Saat itu lah aku bertemu dengan adikmu. Aku bertemu dengannya melalui saranmu. Tanpa sengaja kami bertemu di perpustakaan lalu saling berkenalan. Namun takdir mempertemukan kita kembali. Akhirnya kami menjadi dekat. Aku merasa sangat nyaman bersamanya. Aku pun memutuskan untuk memilikinya agar dia selalu berada disampingku. Geunde, aku tidak mengetahui bahwa dia adalah neo dongsaeng. Aku tidak menanyakan tentang keluarganya karena hubungan kami masih terlalu awal. Geunde, aku sangat senang ketika mengetahui bahwa kau adalah kakaknya. Otte? Apakah kau merestui hubungan kami?” Tanya Soo Hyun sambil tersenyum.
“ Jadi, yeoja yang dicintai oleh Soo Hyun adalah Dasom. Pantas saja dia sangat mencintai Dasom. Dasom adalah yeoja yang baik bahkan cantik. Mengapa aku tidak percaya diri seperti ini sekarang setelah mengetahui yeoja yang dicintainya?” Pikir Ji Won sambil melirik ke arah Soo Hyun.
“ Aku memang memberikan saran seperti itu padamu. Geunde, mengapa dari sekian banyaknya yeoja kau harus memilih nae dongsaeng?” Tanya Myungsoo sambil memegang kepalanya. Tanpa sengaja, ia melihat ke arah mereka. Ia menjadi geram saat melihat Soo Hyun menggenggam tangan Ji Won dihadapannya. “ Yak! Lepaskan tanganmu darinya!” Titah Myungsoo. Namun, Soo Hyun malah semakin mempererat genggamannya.
“ Bukankah aku sudah menjelaskannya tadi bahwa aku sangat nyaman berada di dekatnya. Mengapa begitu sulit mendapatkan restu darimu? Kita sudah saling mengenal selama 7 tahun. Bukankah kau sudah mengetahui sifatku seperti apa? Apa yang membuatmu ragu sekarang?” Tanya Soo Hyun tak mengerti.
“ Aish jinja. Araseo. Aku mengijinkan kalian berhubungan. Geunde, bukan berarti aku merestui hubungan kalian. Aku akan merestui hubungan kalian saat kau serius dengannya. Jika kau membuatnya menangis bahkan menyakitinya, maka aku tidak akan segan-segan lagi untuk membunuhmu dengan tanganku sendiri! Pulanglah! Aku sudah kenyang melihat wajahmu hari ini.” Ancam Myungsoo pada Soo Hyun lalu pergi meninggalkan mereka.
“ Aku benar-benar tidak menyangka Myungsoo oppa mengijinkan kami berhubungan. Semudah itu kah dia memberikan restunya? Mungkinkah karena mereka telah saling mengenal selama 7 tahun? Mengapa aku tidak merasa puas dengan semua ini? Apakah karena Soo Hyun masih mencintai Dasom?” Pikir Ji Won sambil menatap kepergian Myungsoo. “ Sebaiknya kau pulang sekarang, Soo Hyun-ssi! Aku akan mengantarmu hingga depan apartemen.” Titah Ji Won.
“ Aniyo. Kau tak perlu mengantarkanku. Aku bisa pulang sendiri. Sebaiknya kau tidur. Bukankah kau harus kuliah besok? Kalau begitu, aku pulang sekarang. Annyeong.” Ujar Soo Hyun sambil melepaskan tangannya, sedangkan Ji Won menganggukan kepalanya lalu melambaikan tangannya. Soo Hyun pun pulang ke rumahnya.
-o0o-

Taemin terbangun dari tidurnya karena mendengar ponselnya berdering. Dengan mata masih terpejam, ia menjawab panggilan teleponnya. Ia hanya mengatakan “iya” lalu mematikan panggilan teleponnya. Dengan malas, ia beranjak dari ranjangnya lalu mandi. Ia melihat jam dinding menunjukan masih pagi. Saat keluar kamar, ia melihat pintu kamar Krystal masih tertutup. Ia pergi ke dapur lalu membuat sarapan untuk mereka. Saat ia menyimpan roti di meja, Krystal keluar dari kamarnya dengan pakaiannya yang sudah rapi.
“ Duduklah! Aku telah membuatkan sarapan untukmu.” Titahnya pada Krystal. Krystal menganggukan kepalanya lalu duduk dihadapannya. Selama makan, tidak ada satu pun yang berbicara. Akhirnya ia memulai pembicaraan. “ Sepertinya aku tidak akan pulang selama 3 hari. Aku harus mempersiapkan album baruku. Apakah kau tidak apa-apa tinggal disini sendirian?” Tanyanya dengan hati-hati.
“ Nde, nan gwenchana. Mungkin aku akan menginap di rumah Jessica onnie.” Ujar Krystal sambil tersenyum.
“ Nde, memang sebaiknya kau menginap di rumah Jessica noona. Aku telah mentransferkan uang ke rekening tabunganmu. Kau bisa menggunakan uang itu untuk kebutuhanmu.” Ujarnya disela makannya.
“ Mwo? Seharusnya kau tak perlu memberikan uang padaku. Aku masih bekerja dan mempunyai penghasilan sendiri. Sebaiknya kau ambil kembali uangmu.” Tolak Krystal secara halus.
“ Apakah kau lupa dengan statusmu sebagai istri dari seorang musisi terkenal? Aku ingin kau mengubah penampilanmu. Aku tak ingin nama baikku tercemar karena tidak memberikan uang pada istrinya. Kau bisa membeli pakaian dan perhiasan dengan uang itu. Aku mohon padamu pertimbangkanlah posisiku! Aku sama sekali tidak bermaksud untuk merendahkanmu.” Pintanya dengan serius. Namun, Krystal terdiam bahkan menghentikan makannya. “ Habiskan sarapanmu! Aku telah bersusah payah membuatkannya untukmu. Aku akan mengantarkanmu pergi ke kampus setelah ini.” Titahnya lalu ia melihat Krystal melanjutkan makannya lagi, meskipun tidak membalas perkataannya.

Ia pun mengantarkan Krystal ke kampusnya. Sepanjang perjalanan, mereka diam membisu. Ia sesekali melirik ke arah Krystal untuk memastikan keadaanya. Ia merasa bersalah karena perkataan kasarnya pada Krystal. Mereka pintu tiba di depan kampus. Saat Krystal hendak keluar, ia menahan tangan Krystal. “ Aku akan menjemputmu setelah pekerjaanku selesai. Jadi, tunggulah aku!” Ujarnya sambil menatap Krystal. Namun, Krystal lagi-lagi tidak membalas perkataannya bahkan menghempaskan tangannya. Krystal keluar lalu menutup pintu mobil dengan keras. Ia hanya bisa memandangi kepergian Krystal yang semakin jauh dari pandangannya sambil mendesah pelan lalu melajukan mobilnya.

Krystal berjalan menuju kelasnya dengan perasaan kesalnya. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa Taemin akan merendahkannya seperti itu. Ternyata menikah dengan pria kaya raya yang tidak mencintainya itu lebih sengsara dibandingkan menikah dengan pria yang mencintainya walau pun keadaan rumah tangganya sederhana saja. Tiba-tiba ia merasakan hawa aneh di sekitarnya. Ia pun memberanikan diri untuk melihat sekelilingnya. Ia tidak menyangka bahwa semua mata tertuju padanya saat ini. Ia pun melanjutkan jalannya lagi. Tanpa sengaja, ia mendengar beberapa orang sedang berbisik membicarakannya.
“ Bukankah dia adalah yeoja yang menikah dengan Taemin musisi terkenal itu? Nde, dia memang lah yeoja itu. Aish jinja, betapa beruntungnya ia bisa menikah dengan uri Taemin. Geunde, bukankah dia adalah yeojachingu Min Hyuk? Aigoo, aku tidak menyangka ternyata dia adalah seorang playgirl. Apakah kita perlu membuat website anti fansnya. Bukankah ini sungguh tidak adil untuk uri Taemin? Nde, kau benar. Dia tidak pantas untuk uri Taemin.” Seperti itu lah bisikan yang ia dengar. Ia berusaha mengabaikannya. Namun, langkahnya berhenti ketika melihat Min Hyuk berada di hadapannya sambil tersenyum padanya. Perasaan bersalah pun menyelimuti hatinya. Min Hyuk menghampirinya lalu merangkulnya. Detik itu juga, ia melihat orang-orang di sekitarnya menatap tajam padanya. Tiba-tiba mereka menghentikan langkahnya ketika melihat gerombolan wanita mengerumuni mereka.
“ Chukhae, Krystal-ssi atas pernikahanmu dengan Taemin-ssi! Gaun pengantinmu sangat indah. Aku melihat pernikahan kalian melalui televisi. Ini adalah kado pernikahan dari kami. Kami akan menjadi penggemarmu mulai hari ini karena kau adalah istri Taemin-ssi. Kami adalah penggemar berat Taemin-sii. Terimalah!” Ujar salah satu dari mereka, sedangkan ia melihat reaksi Min Hyuk ketika mendengar kabar pernikahannya. Kini ia melihat raut wajah Min Hyuk yang kecewa, sedih, dan bingung seolah-olah meminta penjelasan darinya.
“ Ah, nde. Gomawo. Geunde, jeongmal mianhae. Aku ada kelas sekarang. Aku pamit pergi dulu.” Ujarnya sambil menerima kado itu. Mereka menganggukan kepalanya sambil tersenyum lalu memberikan jalan untuknya dan Min Hyuk. Sepanjang perjalanan menuju kelas, ia dan Min Hyuk saling terdiam. Ia kebingungan untuk menjelaskan semuanya. Baginya semua ini terlalu mendadak. Setibanya di kelas, Min Hyuk menyuruhnya untuk menemuinya di taman kampus setelah mata kuliah berakhir tanpa menoleh padanya. Bahkan mendahuluinya pergi. Selama mata kuliah, pikirannya hanya tertuju pada Min Hyuk. Tanpa terasa mata kuliah telah berakhir. Saat melihat ke arah kursi Min Hyuk, ia tidak melihat Min Hyuk disana. Ia pun memutuskan untuk pergi ke taman dan benar saja Min Hyuk telah menunggunya disana. Ia memberanikan diri duduk disamping Min Hyuk. “ Jeongmal mianhae. Aku tidak bermaksud untuk…” Sesalnya, namun Min Hyuk menyela perkataannya.
“ Jadi, kau telah menikah dengannya? Mengapa kau tidak memberitahuku? Apakah kau merasa senang telah mempermainkan perasaanku?” Tanya Min Hyuk tanpa menatapnya. Ia pun menghela nafasnya. Sangat wajar bagi Min Hyuk bertanya seperti itu karena ia adalah korban. Ia seperti tersangka yang tertangkap basah setelah membunuh orang.
“ Nde, aku menikah dengan namja lain kemarin. Aku tidak bermaksud untuk membohongimu. Sebenarnya aku ingin memberitahumu sebelum menikah. Geunde, aku tidak siap untuk mengatakannya padamu. Aku takut kau akan membenciku setelah mendengarnya.” Ujarnya sambil menundukan kepalanya.
“ Mengapa kau menikah dengannya? Apakah kau mencintainya? Mengapa kau bersedia menjadi kekasihku di saat kau sendiri telah mempunyai kekasih?” Tanyanya tak terima.
“ Apakah aku harus mengatakan yang sebenarnya padanya? Aku tidak mungkin mengatakan bahwa alasanku menikah dengan Taemin karena Taemin telah meniduriku. Dia akan semakin membenciku.” Pikirnya sambil mempertimbangkan jawabannya. “ Sebenarnya dia melamarku. Aku tidak mungkin menolaknya karena dia adalah namja yang paling berjasa dalam kehidupan keluargaku. Dia selalu membantuku di saat keluarga kami dalam kesusahan. Aku pun menerima lamarannya mengingat jasanya itu. Jeongmal mianhae. Semuanya begitu mendadak bagiku.” Ujarnya sambil menatap Min Hyuk dan tersenyum. “ Jeongmal mianhae, aku telah membohongimu. Aku harap kau memaafkanku, Min Hyuk-ya.” Pikirnya sambil menatap sendu pada Min Hyuk.
“ Geure, jika alasanmu seperti itu. Sebaiknya kita akhiri hubungan kita ini. Kita putus mulai detik ini.” Ujar Min Hyuk sambil beranjak dari bangku.
“ Aku harap kita masih bisa berteman, Min Hyuk-ya.” Ujarnya sambil menahan tangan Min Hyuk. Namun hal yang tak diduga sebelumnya terjadi. Min Hyuk menghempaskan tangannya lalu pergi meninggalkannya tanpa mengucapkan satu patah kata pun. Ia memaklumi semua itu karena ia memang pantas mendapatkannya. Ia telah menyakiti perasaan pria yang mencintainya dengan tulus. Ia pun memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Saat sedang berjalan, tiba-tiba seorang wanita mendorong tubuhnya hingga ia terjatuh.
“ Yak, nappeun yeoja! Kau benar-benar yeoja tidak tahu diri. Kau telah mempunyai kekasih. Geunde, kau menikah dengan Taemin. Aish jinja, yang benar saja. Yeoja sepertimu tidak pantas menjadi istri Taemin.” Makinya, sedangkan ia hanya mendengarkan saja sambil menundukan kepalanya. Tiba-tiba ia mendengar suara tamparan cukup keras. Ia memegang wajahnya, namun tidak merasakan sakit. Ia pun mengangkat kepalanya lalu melihat ke arah wanita itu. Ia terkejut bukan main ketika melihat Haeryung berdiri di hadapan wanita itu. Ia pun melihat ke arah wanita itu yang sedang memegang wajahnya dengan kesalnya.
“ Jangan pernah mencaci maki sahabatku seperti itu lagi! Wae? Apakah kau iri padanya karena kau tidak bisa menikah dengan Taemin? Aigoo, apakah kau tidak pernah bercermin. Lihatlah tubuhmu itu! Bila dibandingkan dengan sahabatku ini, tubuhmu tidak ada apa-apanya. Tak ada yang menarik satu pun dari tubuhmu itu. Apakah kau tidak sadar diri? Jika kau mempunyai wajah jelek, setidaknya kau harus menutupi dengan sikap baikmu. Kau malah mempunyai sikap buruk sangat sesuai dengan wajahmu itu. Pergilah! Apakah kau ingin ku tampar lagi?” Ujar Haeryung sambil mengangkat tangannya kembali. Detik itu juga, wanita itu menghentakkan kakinya lalu pergi meninggalkan mereka. “ Neo gwaenchana, Krystal-ssi?” Tanya Haeryung sambil membantunya berdiri.
“ Gomawo.” Ujarnya sambil merapikan penampilannya dan tersenyum.
“ Seharusnya kau melawannya saat yeoja itu mendorongmu hingga jatuh bahkan mencaci makimu seperti itu. Geunde, kau malah diam saja. Kau terlalu baik, Krystal-ssi. Aku bisa melihat dari wajahmu. Aku akan memberikan saran untukmu. Kau harus mengubah image-mu mulai detik ini. Kau boleh bersikap baik. Geunde, kau tidak boleh lemah seperti tadi. Kau harus melawannya sesekali. Araseo.” Ujar Haeryung sambil memegang bahunya.
“ Kau tidak bisa memberikan saran buruk seperti itu padanya. Aku akan memberikan hukuman padamu karena kau telah membolos mata kuliahku, Haeryung-ssi.” Geram Myungsoo tiba-tiba datang sambil menarik kerah kemeja Haeryung dari belakang.
“ Yak, lepaskan tanganmu! Apakah kau sedang mempermalukanku di depan Krystal-ssi? Aku tidak sengaja membolos. Geunde, aku terlambat bangun. Lagipula kau tidak menjemputku.” Bela Haeryung, namun Myungsoo tidak mendengarkannya malah menariknya agar mengikutinya. “ Sampai berjumpa lagi, Krystal-ssi!” Teriak Haeryung.

Ia menatap kepergian Haeryung dan Myungsoo yang semakin jauh dari pandangannya. Ia merasa iri dengan tingkah laku mereka. Seandainya ia dan Taemin bersikap seperti mereka. Tiba-tiba ia menggelengkan kepalanya dan menyadarkan dirinya bahwa semua itu tidak mungkin terjadi. Letak perbedaannya adalah Haeryung dan Myungsoo saling mencintai, sedangkan ia dan Taemin tidak mencintai. Bahkan mereka menikah dengan terpaksa. Taemin bersikeras ingin bertanggung jawab atas perbuatannya. Padahal ia tidak pernah menuntut Taemin untuk bertanggung jawab atas dirinya. Ternyata menikah dengan Taemin tidak menyelesaikan masalah malah menambah masalah baru. Kini ia harus menghadapi penggemar Taemin yang tidak menyukainya karena ia telah menyandang sebagai status istri Taemin. Ia pun teringat akan pembicaraannya dengan Taemin tentang status mereka saat ini. Apa yang dikatakan oleh Taemin ada benarnya. Ia tidak boleh egois memikirkan perasaannya saja. Ia harus memikirkan perasaan Taemin yang berprofesi sebagai musisi terkenal. Detik itu juga, ia melihat penampilannya. Ia merasa penampilannya sudah bagus bahkan menarik. Lalu dimana letak kesalahannya? Tiba-tiba ia teringat dengan Haeryung yang selalu berpakaian menarik bahkan tidak ada yang menyamai pakaiannya.
“ Sepertinya aku harus berkonsultasi masalah ini dengan Haeryung. Geunde, dimana Haeryung? Bukankah Haeryung adalah kekasih Myungsoo? Sepertinya mereka pergi ke ruangan kerja Myungsoo. Mengingat mereka pergi bersama barusan. Aku harus kesana sekarang.” Gumamnya sambil berjalan.

Ia pun pergi ke ruangan Myungsoo untuk mencari Haeryung. Saat masuk ke ruangan Myungsoo, ia membelalakan matanya tak percaya ketika melihat Myungsoo dan Haeryung sedang berciuman. Ingin rasanya ia menutup matanya. Namun, ia malah melihat pergerakan ciuman mereka. Myungsoo terlihat melumat bibir Haeryung dengan ganasnya. Begitu pun dengan Haeryung yang membalas tiap lumatan Myungsoo. Yang membuatnya terkejut adalah saat Myungsoo meremas payudara Haeryung tanpa melepaskan ciumannya. Dengan refleks ia menutup wajahnya dengan tangannya. Namun sesekali ia membuka sedikit celah pada tangannya untuk melihat adegan mesra mereka. Tiba-tiba ia mendengar teriakan Haeryung. Detik itu juga, ia membuka wajahnya sambil mencari penyebab Haeryung berteriak. Yang ia dapatkan malah Myungsoo sedang menatap tajam padanya.
“ Bussunmariya? Apa yang kau lakukan disini? Apakah kau melihat semuanya?” Tanya Myungsoo penuh curiga padanya.
“ Aku ingin bertemu dengan Haeryung-ssi. Apakah ini yang kau maksud dengan hukuman, Professor Kim?” Tanyanya sambil menyipitkan matanya penuh curiga. Ia melihat Myungsoo sedikit gelagapan menghadapinya.
“ Tentu saja bukan. Aku telah memberikan sebuah tugas untuknya. Kalian keluar dari ruanganku sekarang! Aku sangat sibuk.” Usir Myungsoo sambil duduk di kursi kerjanya.
“ Araseo. Geunde. Jeongmal mianhae, atas kelancanganku. Aku harap kalian tidak melakukannya di kampus lagi. Ini sangat berbahaya. Beruntung sekali aku yang memergoki kegiatan kalian itu.” Ujarnya sambil tertawa. Myungsoo terlihat mengabaikannya untuk menyembunyikan rasa malunya itu, sedangkan wajah Haeryung memerah karena rasa malunya. Detik itu juga, Haeryung menarik tangannya lalu keluar dari ruangan Myungsoo.
“ Jeongmal mianhae, Krystal-ssi. Aku jadi merasa malu seperti ini berhadapan denganmu. Geunde, bussunmariya?” Tanya Haeryung sambil memegang wajahnya sendiri.
“ Apakah kau bisa membantuku? Sebenarnya aku ingin menanyakan pendapatmu tentang penampilanku ini. Apakah penampilanku terlihat norak?” Tanyanya sambil menunjuk tubuhnya, sedangkan Haeryung mendelik dari ujung kepala hingga kaki untuk menilai penampilannya.
“ Aniyo. Penampilanmu sangat sesuai dengan kepribadian polosmu. Waeyo? Apakah yeoja tadi mengatai penampilanmu?” Tanya Haeryung sambil melipat kedua tangannya di dadanya.
“ Aniyo. Geunde, Taemin menyuruhku untuk membeli beberapa pakaian dan perhiasan. Dia memintaku untuk mengerti profesinya.” Ujarnya dengan hati-hati dan sedikit malu.
“ Ah, aku mengerti. Mungkin dia ingin menunjukan pada dunia bahwa istrinya adalah yeoja yang paling cantik. Sebenarnya kau sangat cantik bahkan tanpa polesan make up sekalipun, Krystal-ssi. Mungkin dia ingin melihatmu cantik sempurna. Kau bertanya pada orang yang tepat. Sebaiknya kita pergi belanja ke mall sekarang. Apakah Taemin memberikan uang padamu? Jika iya, maka kita pergunakan untuk membeli beberapa pakaian dan perhiasan untukmu.” Ujar Haeryung, sedangkan ia menganggukan kepalanya sebagai tanda menyetujuinya. “Kajja!” Ajak Haeryung sambil menarik tangannya.

Mereka pergi ke mall terbesar di Seoul. Haeryung menunjukan pada Krystal beberapa butik pakaian dan toko perhiasan yang menurutnya bagus. Mereka berhenti di butik langganan Haeryung. Haeryung memilih pakaian untuk Krystal. Krystal membelalakan matanya tak percaya karena Haeryung memilih banyak pakaian untuknya. Haeryung menyuruh Krystal untuk mencoba pakaian itu satu per satu. Krystal menuruti keinginan Haeryung dengan terpaksa. Haeryung tersenyum puas karena semua pakaian pilihannya sesuai dengan tubuh Krystal. Akhirnya Krystal mengganti pakaiannya dengan pakaian semula. Haeryung telah menunggu di toko perhiasan di depan butik itu. Yang membuat Krystal terkejut adalah harga semua pakaiannya yang menurutnya sangat mahal. Krystal tidak menyangka bahwa ia akan menghabiskan uang sebanyak itu hanya dalam beberapa menit. Haeryung yang merasa lelah menunggu pun menyusul Krystal lalu menarik Krystal menuju toko perhiasan itu. Haeryung memilihkan perhiasan yang sesuai dengan Krystal. Krystal hanya menganggukan kepalanya menyetujui pilihan Haeryung. Namun saat Haeryung menawarinya sebuah cincin, Krystal menolaknya dengan halus. Bagi Krystal cincin pernikahannya adalah cincin terindah yang dimilikinya. Haeryung menganggukan kepalanya mengerti. Setelah itu, mereka pergi ke toko tas dan sepatu. Haeryung menyuruh Krystal untuk mencoba semua tas dan sepatu yang dipilihnya. Tanpa persetujuan Krystal, Haeryung mengambil kartu kredit milik Krystal lalu membayar semua tas dan sepatu itu ke kasir. Krystal hanya mengangakan mulutnya tak percaya. Haeryung pun mengantarkan Krystal hingga apartemennya. Setelah menurunkan semua barangnya, Krystal mengucapkan terima kasih pada Haeryung. Haeryung menanggapinya sambil tersenyum dan melambaikan tangannya lalu melajukan mobilnya. Krystal kebingungan membawa semua barangnya. Detik itu juga satpam melewatinya. Krystal meminta bantuan pada satpam itu untuk membawakan sebagian barangnya.
-o0o-

Terlihat Soo Hyun sedang mempresentasikan hasil penelitian resort di Pulau Jeju. Banyak yang mengajukan pertanyaan padanya. Ia pun menjawab pertanyaan itu dengan cepat. Tepuk tangan meriah pun terdengar di ruangan rapat itu. Bahkan banyak yang memberikan pujian padanya. Tak bisa dipungkiri bahwa proyek itu sedikit sulit baginya. Banyak kendala yang harus diatasinya. Akhirnya rapat berakhir. Ia menghela nafasnya lalu keluar dari kantornya. Saat ini menunjukan jam makan siang. Ia mencari restoran terdekat. Saat sedang memarkirkan mobilnya, ia melihat Dasom melewati mobilnya. Ia bergegas keluar dari mobil lalu memanggil Dasom. Dasom yang merasa namanya terpanggil melihat ke arahnya. Beberapa detik kemudian, Dasom tersenyum padanya. “ Apa yang kau lakukan disini, Dasom-ya?” Tanyanya sambil tersenyum senang karena bertemu lagi dengan wanita yang dicintainya itu.
“ Aku habis belanja untuk keperluan rumah tangga kami. Apa yang oppa lakukan disini?” Tanya Dasom, sedangkan ia terlihat sedih saat Dasom mengatakan rumah tangga kami. Tiba-tiba bayangan pernikahan Dasom dan Kyuhyun muncul dalam benaknya.
“ Aku akan makan siang. Apakah kau sudah makan siang? Bagaimana kalau kita makan siang bersama?” Tawarnya dengan senyum yang dipaksakan.
“ Kebetulan sekali. Aku belum makan siang. Kajja!” Ujar Dasom sambil tersenyum.
Mereka masuk ke restoran lalu memesan makanan. Ia melihat Dasom mengeluarkan ponselnya lalu mengetik sesuatu. Matanya pun tertuju pada kantongan plastik yang dibawa oleh Dasom. Ia melihat banyak kotak susu untuk ibu hamil. Ia tersenyum karena Dasom memperhatikan Jiyeon dengan baik. Meskipun Jiyeon membicarakan hal buruk tentang Dasom padanya. Tapi, ia mengetahui bahwa Dasom sangat perhatian bahkan peduli pada Jiyeon. Hanya saja Dasom tidak bisa menunjukan perhatiannya itu dengan benar. Ternyata sikap dingin Dasom masih sama seperti saat mereka pacaran dulu.
“ Aku harap Jiyeon tidak menyusahkanmu.” Ujarnya sambil menatap Dasom.
“ Apakah kau mengenal Jiyeon? Apa hubunganmu dengannya?” Tanya Dasom tak mengerti.
“ Dia adalah yeoja yang dekat denganku. Aku telah menganggapnya sebagai adik kandungku sendiri. Bahkan aku yang menyuruhnya untuk memberitahu kalian tentang kehamilannya. Aku ingin Kyuhyun bertanggung jawab atas perbuatannya. Seharusnya aku tidak mengenalkannya pada Kyuhyun dulu. Mungkin dia bisa menikmati masa mudanya saat ini. Geunde, gomawo. Kau telah memperhatikannya.” Ujarnya disela makan.
“ Seharusnya kau memberitahuku tentang Jiyeon sejak awal.” Ujar Dasom.
“ Aku belum siap untuk mengatakannya padamu. Kalian sangat berharga bagiku.” Ujarnya sambil menatap Dasom.

Ia melihat ada sisa makanan di sudut bibir Dasom. Tangannya pun terulur untuk mengambil sisa makanan itu. Dasom terlihat sedikit terkejut. Namun, ia mengabaikannya lalu mengambil sisa makanan itu dan menunjukannya pada Dasom. Dasom tersenyum sambil membersihkan sudut bibirnya. Setelah makan, ia mengantarkan Dasom hingga mobilnya. Dasom berpamitan padanya lalu melajukan mobilnya. Mobil yang dinaiki Dasom telah melaju jauh dari pandangannya. Ia pun masuk ke mobilnya lalu kembali ke kantornya. Tanpa ia sadari, sepasang mata sedang menatap tajam padanya sambil mengepalkan kedua tangannya.

Ji Won berjalan menuju perusahaan grup Taeyang. Setibanya di perusahaan itu, ia mengerjapkan matanya ketika melihat gedung perusahaan itu. Ia memeriksa penampilannya lalu masuk ke perusahaan itu. Tiba-tiba ia melihat Soo Hyun sedang berbicara dengan beberapa orang. Ia menggerutu kesal karena Soo Hyun tidak menyapanya saat melewatinya. Ia pun berjalan menuju resepsionis lalu memberikan berkas magangnya. Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang. Ia pun membalikan tubuhnya untuk melihat orang itu. Ia melihat Soo Hyun tersenyum padanya. “ Omo, kau mengejutkanku.” Gumamnya sambil memegang dadanya.
“ Apa yang kau lakukan disini?” Tanya Soo Hyun.
“ Aku sedang memberikan berkas magangku disini. Hey, apakah kau lupa bahwa kau yang menyuruhku untuk magang disini?” Tanyanya sambil mengingat pembicaraan mereka saat hujan deras waktu itu.
“ Arra. Aku masih mengingatnya dengan jelas. Apakah kau telah memberikan berkas itu pada resepsionis? Tanya Soo Hyun. Ia pun menganggukan kepalanya. “ Sebaiknya kita pergi ke suatu tempat untuk bicara. Apakah kau mempunyai waktu luang sekarang?” Tanya Soo Hyun kembali. Lagi-lagi ia menganggukan kepalanya. “ Kajja!” Ajak Soo Hyun sambil memegang tangannya. Ia benar-benar kehilangan kata-kata untuk menghadapi Soo Hyun. Ia masih ragu dengan keseriusan Soo Hyun yang memintanya sebagai kekasihnya. Namun, melihat sikap Soo Hyun seperti itu memperlihatkan bahwa mereka seperti sedang berpacaran. Bahkan genggaman tangan Soo Hyun membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Mereka pun duduk di sebuah café tak jauh dari perusahaan Taeyang. “ Apakah Myungsoo memarahimu setelah aku pulang?” Tanya Soo Hyun disela minum kopinya.
“ Aniyo. Dia menyuruhku untuk tidur. Apakah kau sedang mengkhawatirkanku?” Tanyanya sambil tersenyum manis.
“ Apakah wajahku ini tidak menunjukan raut khawatir? Sudah pasti aku sangat mengkhawatirkanmu. Hey, bukankah hari ini adalah hari penutupan untuk mahasiswa yang magang di perusahaanku? Berarti besok kau harus melakukan wawancara.” Ujar Soo Hyun.
“ Mwo? Jeongmal? Hampir saja aku terlambat. Aku sungguh beruntung bisa memberikan berkasku hari ini.” Ujarnya sambil bernafas lega.
“ Kau tak perlu khawatir. Kau pasti akan diterima di perusahaanku.” Ujar Soo Hyun sambil tersenyum.
“ Aniyo. Aku tidak ingin perusahaanmu menerimaku karena kau mengenalku. Aku ingin mereka menerimaku karena keahlian yang ku miliki.” Tolaknya secara halus.
“ Kau tidak hanya mengenalku. Geunde, kau adalah kekasihku. Jangan lupakan hal itu! Araseo.” Ujar Soo Hyun sambil mengedipkan sebelah matanya.
“ Yak, aku belum menyetujuinya. Geunyang, aku hanya ingin meloloskan diri dari amarah Myungsoo oppa. Bahkan kau tidak menyatakan perasaanmu padaku dengan benar.” Protesnya sambil cemberut.
“ Ah, jadi seperti itu.” Ujar Soo Hyun agak kecewa. Tiba-tiba ponsel Soo Hyun berdering. Soo Hyun menjawab panggilan telepon di depannya. Setelah itu, Soo Hyun berpamitan padanya karena ia harus kembali ke kantornya. Ia pun menganggukan kepalanya sambil menatap kepergian Soo Hyun yang berbicara dengan seseorang melalui ponselnya.

Soo Hyun menandatangani beberapa berkas di kantornya. Baru saja ia beristirahat, ponselnya bergetar menandakan adanya sebuah pesan masuk. Ia menekan tombol pesan lalu membacanya. Ia bergegas pulang ke rumahnya. Setibanya di rumah, ia melihat Jiyeon sedang berjongkok di depan pintu rumahnya. Ia keluar dari mobilnya lalu menghampiri Jiyeon. Saat ia memegang bahu Jiyeon, tiba-tiba Jiyeon terjatuh tepat disampingnya. Ia membelalakan matanya bukan main. Ia menelepon dokter untuk datang ke rumahnya lalu membaringkan Jiyeon di kamar ruang tamu. Beberapa menit kemudian, dokter pun datang lalu memeriksa keadaan Jiyeon. “ Bagaimana keadaannya, dokter? Bagaimana keadaan kandungannya?” Paniknya sambil menatap Jiyeon yang terbaring lemah di ranjang.
“ Kandungannya baik-baik saja. Geunde, sepertinya dia kelelahan dan mengalami stress berat. Sebaiknya anda melarangnya untuk beraktivitas yang berat-berat supaya kesehatannya stabil. Selain itu, diupayakan agar dia tidak banyak berpikir karena akan mempengaruhi kesehatan janinnya. Saya telah membuat resep obat untuknya. Saya harap anda mengikuti saran saya. Annyeonghi-gyeseyo.” Pamit dokter itu.
“ Ah, nde. Kamsahamnida, dokter.” Ujarnya sambil menganggukan kepalanya. Dokter itu pun pergi meninggalkannya. Ia memeriksa keadaan Jiyeon kembali. Sekujur tubuh Jiyeon terasa sangat dingin. Ia merasa kasihan pada Jiyeon. Tiba-tiba ponsel Jiyeon berdering. Ia mencari-cari keberadaan ponsel Jiyeon. Setelah menemukannya, ia melihat nama Kyuhyun tertera pada layar ponsel. “ Yeobsseo.” Ujarnya.
“ Nugu? Bukankah ini adalah ponsel Jiyeon?” Tanya Kyuhyun diseberang sana, sedangkan ia mengernyitkan keningnya tak percaya bahwa Kyuhyun tak mengenali suaranya. Bahkan Kyuhyun bicara tidak sopan padanya.
“ Naega, Soo Hyun. Jiyeon berada di rumahku. Dia pingsan di depan rumahku dan tubuhnya sangat dingin. Jemputlah dia!” Titahnya lalu mematikan panggilan teleponnya. Matanya menatap pada Jiyeon kembali. “ Apa yang terjadi padamu sebenarnya, Jiyeon-ya? Mengapa kau meneleponku untuk menemuimu di rumahku? Sementara itu begitu aku tiba di rumah, kau sudah pingsan. Apakah Kyuhyun mengabaikanmu lagi? Apakah kau merasa tertekan hidup bersama mereka?” Gumamnya sambil membenarkan selimut yang dipakai Jiyeon. Ia mendengar suara bel pintu rumahnya. Saat membuka pintu, ia melihat Kyuhyun ada di depannya. Ia melirik ke arah lain berharap melihat Dasom. Namun, ia tidak melihat Dasom.
“ Apa yang kau cari? Apakah kau mencari Dasom? Dia tidak ada disini. Aku tidak mengajaknya. Jiyeon, eodi?” Tanya Kyuhyun penuh curiga padanya, sedangkan ia sedikit terkejut mendengar pertanyaan Kyuhyun.
“ Apakah Kyuhyun telah mengetahui semuanya? Apakah Dasom telah memberitahu Kyuhyun? Aku tidak boleh gegabah. Mungkin Kyuhyun sedang menjebakku saat ini.” Pikirnya sambil membalas tatapan Kyuhyun. “ Apa yang kau lakukan pada Jiyeon? Mengapa dia datang ke rumahku pada malam hari seperti ini? Apalagi udara malam ini begitu dingin. Apakah kau tidak mengkhawatirkan keadaan kandungannya?” Tanyanya untuk mengalihkan pembicaraan.
“ Dimana dia? Bagaimana keadaan janinnya?” Tanya Kyuhyun sambil masuk ke rumahnya lalu mencari keberadaan Jiyeon di setiap ruangan rumahnya, sedangkan ia mengikuti Kyuhyun dari belakang.
“ Keadaannya dan janinnya sehat. Dokter memberikan saran agar dia tidak melakukan aktivitas yang berat. Yang paling penting kau jangan membuatnya stress. Dia pingsan karena itu. Jika kau tidak menginginkan keberadaan Jiyeon, maka pikirkanlah janin yang ada di dalam rahimnya! Aku tahu bahwa kau mencintai Dasom sekarang ini hingga kau melupakannya. Bahkan kau tak pernah menghubunginya setelah menikah. Bersikap baiklah padanya! Bagaimana pun dia sedang mengandung anakmu.” Ujarnya, sedangkan Kyuhyun mengabaikannya dan terus mencari keberadaan Jiyeon. Ia tak tahan lagi karena Kyuhyun mengabaikannya. Ia pun memegang bahu Kyuhyun dari belakang. “ Dia ada di kamar tamu.” Lanjutnya.
“ Kau tak perlu menceramahiku. Aku akan membawanya pulang. Aku pastikan hari ini adalah hari terakhir Jiyeon menemuimu. Jadi, kau jangan pernah menemuinya lagi!” Ujar Kyuhyun sambil menggendong Jiyeon.

Ia menatap kepergian Kyuhyun dengan kesal. Sebenarnya ia ingin membantah larangan Kyuhyun untuk menemui Jiyeon. Namun, ia menyadari bahwa ia tidak mempunyai hak atas Jiyeon lagi. Jiyeon telah berada di tangan Kyuhyun. Mempercayai Kyuhyun adalah satu-satu hal yang harus dilakukannya saat ini. Tanpa terasa malam telah berganti menjadi pagi. Ia berangkat ke kantor pagi-pagi sekali mengingat Ji Won akan melakukan wawancara di perusahaannya. Setibanya di kantor, ia melihat Ji Won sedang melakukan wawancara. Banyak juri yang menanyainya. Terlihat para juri merasa puas dengan jawaban kekasihnya itu. Ia menunggu Ji Won di depan ruang wawancara. Ia melihat Ji Won keluar lalu menghampirinya. “ Otte?” Tanyanya pada Ji Won. Namun, ia melihat raut kecewa pada wajah Ji Won. “ Apakah kau gagal? Geure! Jika hasilnya seperti itu, maka aku akan menggunakan kekuasaanku. Kau tak perlu khawatir, nde!” Ujarnya. Detik itu juga, Ji Won tertawa dengan keras. Ia mengernyitkan keningnya tak mengerti. Jika Ji Won gagal, maka seharusnya Ji Won bersikap sedih bukan tertawa seperti itu. “ Wae? Mengapa kau malah tertawa seperti itu?” Tanyanya tak mengerti.
“ Sikapmu terlalu berlebihan, Soo Hyun-ssi. Aku diterima disini. Aku ditempatkan di bagian keuangan.” Ujar Ji Won sambil tersenyum.
“ Jeongmal? Wow, daebak. Aku akan melihat keahlianmu selama magang disini. Jika hasil kerjamu sangat memuaskan, maka aku akan merekomendasikanmu menjadi pegawai tetap disini. Otte?” Tawarnya sambil mengulurkan tangannya.
“ Deal!” Ujar Ji Won sambil menjabat tangannya dan tersenyum manis.
“ Aku harus kembali ke ruanganku sekarang. Selamat bekerja di perusahaanku, Ji Won-ssi.” Ujarnya sambil mengedipkan sebelah matanya lalu pergi meninggalkan Ji Won yang masih berdiri di tempatnya.

Ji Won menggeleng-gelengkan kepalanya agar ia kembali sadar. Tiba-tiba senior yang akan membimbingnya keluar dari ruang wawancara. Seniornya menyuruhnya untuk mengikutinya. Kini ia berada di ruangan khusus untuk staf keuangan. Ia merasa takjub ketika melihat meja kerjanya. Tak lama kemudian, seniornya memperkenalkan staf lainnya padanya. Ia pun memberikan hormatnya pada mereka. Baru saja ia akan duduk, tiba-tiba seniornya memanggilnya. Seniornya menyuruhnya untuk membuat kopi. Ia membelalakan matanya tak percaya ketika disuruh membuatkan kopi untuk semua staf keuangan. Ia menggerutu kesal selama membuat kopi.
“ Apakah tugas seorang pekerja magang disini untuk membuat kopi? Apakah aku salah masuk perusahaan? Jika aku tahu akan begini jadinya, maka aku akan menuruti perintah Myungsoo oppa untuk magang di perusahaan Kyuhyun-ssi. Geunde jika aku magang di perusahaan Kyuhyun-ssi, maka aku tidak bisa melihat Soo Hyun-ssi. Benar-benar menjengkelkan.” Gerutunya sambil membuat kopi. Setelah selesai, ia mengantarkan kopi satu per satu ke setiap meja seniornya. Tanpa terasa hari telah menjadi gelap, ia sedang menyelesaikan tugas mencetaknya. Ia mendengar seseorang memanggilnya. Tanpa menoleh pada orang itu, ia menjawab panggilannya. Saat cetakan kertasnya selesai, ia mengambil kertas itu lalu membalikan tubuhnya. Detik itu juga, wajahnya menyentuh wajah seseorang. Lebih tepatnya bibirnya menyentuh bibir orang yang ada di hadapannya. Matanya pun bergerak untuk melihat wajah pemilik bibir yang diciumnya. Ia membelalakan matanya ketika melihat wajah orang itu. Orang itu adalah Soo Hyun. Saat ia akan menjauhkan tubuhnya, tiba-tiba Soo Hyun memegang pinggangnya hingga jarak mereka semakin dekat dan bibir mereka saling bersentuhan. Ia melihat Soo Hyun memejamkan matanya dan mulai mencium bibirnya dengan perlahan-lahan. Entah keberanian darimana, ia pun membalas ciuman Soo Hyun sambil memejamkan matanya. Mereka saling melumat satu sama lain ke arah kanan dan kiri. Akhirnya ia melepaskan ciumannya karena kehabisan nafas. Soo Hyun menatap matanya dengan tatapan yang tak dimengerti olehnya. Tiba-tiba Soo Hyun menarik tangannya hingga menuju ruangan kerja Soo Hyun.







TBC

Tidak ada komentar: