[SERIES]
Miracle Daily Part 2 (Song Joong Ki’s Story)
Title : [SERIES] Miracle Daily Part 2
(Song Joong Ki’s Story)
Author :
Cavela
Length : Series
Genre : Married Life, Romance, and Sad
Main
Cast : Song Joong Ki and Na Hae
Ryeong aka Haeryung
Other Cast : Cho Kyuhyun, Heo Gayoon, Kim Ah Young aka Yura, Kim Ji Won,
Kim Myungsoo aka L, Lee Won Geun, Lee Jae Jin, Lee Jonghyun, Seo In Guk
Preview
Tanpa terasa siang telah berganti menjadi
malam. In Guk pulang bersama Jonghyun, sedangkan Joong Ki seperti biasa masih
mengikuti Haeryung. Entahlah mengikuti Haeryung sudah menjadi rutinitas Joong
Ki selama 6 bulan ini. Namun, tindakannya telah diketahui oleh Haeryung
beberapa hari yang lalu. Haeryung membalikan tubuhnya dan menatap Joong Ki. “
Aku sudah sampai di rumahku. Sebaiknya kau pulang.” Ujar Haeryung.
“ Kau tak perlu khawatir. Aku tidak akan
mengikutimu besok.”
“ Waeyo? Apakah kau mulai lelah?”
“ Aniyo, geunyang. Aku harus pergi ke suatu
tempat. Masuklah! Ini sudah malam.”
Haeryung membuka pintu pagarnya lalu menutupnya.
Saat akan melangkahkan kakinya, Haeryung membalikan tubuhnya dan berjalan
menghampiri Joong Ki. “ Gomawo. Kau beruntung sekali berteman dengan mereka.
Senang bisa mengenal kalian. Hati-hati di jalan!” Ujar Haeryung sambil
tersenyum manis lalu berlarian masuk ke rumahnya, sedangkan Joong Ki masih
mencerna ucapan Haeryung.
Next
-o0o-
Apa yang dikatakan oleh Joong Ki semalam
ternyata benar. Haeryung tak menemukan keberadaan Joong Ki baik di depan
rumahnya, sepanjang jalan, dan dalam bus juga. Haeryung menoleh ke arah kanan
dan kiri. Entahlah apa yang dicarinya. Sebenarnya Haeryung merasa lega awalnya,
namun tidak dengan hatinya. Entahlah memiliki seorang penguntit seperti Joong
Ki benar-benar telah mengisi hari-harinya selama ini. “ Ada apa dengan dirinya?
Aigoo…. Sepertinya aku sudah gila karena mencari keberadaannya sekarang.
Padahal aku selalu mengusirnya selama ini.” Gumam Haeryung sambil menatap
jalanan Kota Seoul.
Haeryung tiba di kampusnya. Saat berjalan
menelusuri lorong menuju kelasnya, Haeryung merasa suasana kampus terlalu sepi
untuknya hingga ia menabrak seseorang di depannya dan terjatuh.
“ Julia.” Ujar In Guk setelah menyadari yeoja
yang ditabraknya adalah Haeryung.
Mendengar seseorang memanggilnya Julia,
Haeryung menyimpulkan bahwa namja yang menabraknya adalah Jonghyun, In Guk,
atau Joong Ki. Haeryung mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang
menabraknya itu. “ In Guk-ssi.” Lirih Haeryung.
“ Neo gwaenchana?” Tanya In Guk sambil mengulurkan
tangannya.
Haeryung masih terdiam. Mulutnya masih
bungkam. Begitu pun dengan tangannya yang tidak bergerak sedikit pun. Haeryung
sangat ragu. Apakah ia harus menerima uluran bantuan dari In Guk atau tidak?
Mengingat In Guk adalah casanova di kampusnya. Membuatnya khawatir dengan
dampak yang akan dihadapi setelah ini.
“ Apakah kau terluka?” Tanya In Guk sambil
memastikan kondisi tubuh Haeryung.
Haeryung menepis tangan In Guk lalu bergegas
berdiri. “ Nan gwaenchana.” Ujar Haeryung.
In Guk memandangi tangannya tak percaya.
Seumur hidupnya tak pernah ada yeoja yang menolaknya. Tingkat popularitasnya
selalu paling rendah diantara Joong Ki dengan Jonghyun. Dan sekarang Haeryung
menepis tangannya. Sungguh lengkap penghinaan untuknya saat ini. Yang membuatnya
lebih tercengang adalah Haeryung pergi begitu saja tanpa berpamitan padanya.
“ In Guk-ya.” Teriak Jonghyun saat In Guk
hendak melangkahkan kakinya.
In Guk menoleh ke arah belakang dan menunggu
Jonghyun menghampirinya. Jonghyun berhenti tepat di depan In Guk dengan nafas
terengah-engah. “ Apakah kau sudah mendengarnya?” Tanya Jonghyun.
“ Wae?”
“ Joong Ki tidak masuk ke kelas hari ini,
bukan?”
“ Nde, mungkin dia sedang membolos seperti
biasanya. Geunde waeyo?”
“ Pabo. Ayahnya meninggal karena serangan jantung
di rumah sakit kemarin malam.”
“ Tidak mungkin. Sepertinya itu hanya gossip.
Darimana kau mendengarnya?”
“ Bibiku melihat Joong Ki di rumah sakit.
Apakah kau lupa? Bibiku adalah seorang dokter.”
“ Geunde, mengapa dia tidak memberitahu kita?”
“ Molla. Sebaiknya kita pergi ke rumahnya
sekarang.”
Jonghyun dan In Guk berlarian menuju parkiran.
Setibanya di parkiran, mereka pergi ke rumah Joong Ki menggunakan mobilnya
masing-masing. Selama perjalanan, Jonghyun mencoba menghubungi Joong Ki.
Begitupun dengan In Guk. Namun, tak ada satupun dari mereka yang berhasil
menghubungi Joong Ki.
Setibanya di rumah Joong Ki, terlihat banyak
orang yang keluar-masuk rumahnya dengan menggunakan pakaian yang serba berwarna
hitam. Jonghyun dan In Guk saling memandang. Ternyata benar kabar dari bibi
Jonghyun. Mereka memasuki rumah Joong Ki perlahan-lahan. Terlihat Joong Ki
berdiri disamping foto ayahnya, sedangkan ibunya tiada hentinya menangis.
Bukannya Joong Ki tidak peduli terhadap perasaan ibunya. Tapi, Joong Ki tahu bahwa
ibunya akan berhenti menangis setelah kelelahan. Bagi Joong Ki membujuk ibunya
untuk diam malah memperburuk suasana berkabungnya. Ibunya akan menangis dengan
histeris. Joong Ki tak ingin hal itu terjadi.
“ Joong Ki.” Lirih Jonghyun.
Mendengar suara sahabatnya, Joong Ki menoleh
ke arah pintu. Dan benar saja Joong Ki melihat Jonghyun dan In Guk datang ke
rumahnya. Jonghyun mengambil bunga mawar putih lalu meletakannya di depan foto
ayah Joong Ki dan tak lupa mendoakannya. Begitupun dengan In Guk. Setelah itu,
mereka memberikan makanan pada tamu yang datang. Beberapa jam kemudian, Joong
Ki menyuruh sahabatnya itu untuk istirahat.
“ Mengapa kau tidak memberitahu kami?” Tanya
In Guk.
“ Berita itu bukanlah sesuatu yang perlu
dibanggakan.” Ujar Joong Ki sambil tersenyum miris.
“ Geunde, kami adalah sahabatmu dan kami telah
mengenal keluargamu termasuk ayahmu.” Ujar Jonghyun.
“ Padahal kami ingin melihatnya untuk terakhir
kali. Meskipun melihatnya di pemakaman.” Ujar In Guk.
“ Gomawo.” Ujar Joong Ki sambil tersenyum.
“ Bibiku bilang ayahmu meninggal pukul 7.00
p.m. Bukankah itu waktu saat kita berada di café kemarin?” Tanya Jonghyun
memastikan.
“ Jeongmal? Mengapa kau diam saja?” Kesal In
Guk.
“ Aku tak ingin melihatnya disaat appa sedang
sekarat. Cukup bagiku hanya mengetahui penyakitnya saja. Aku tak ingin
melihatnya menderita. Aku tidak ingin menangis seperti omma. Aku adalah seorang
namja. Aku harus kuat dan tegar. Karena aku adalah kepala keluarga di rumah ini
setelah kepergiannya.” Jelas Joong Ki.
Jonghyun dan In Guk sangat terharu mendengar
ucapan Joong Ki. Joong Ki yang hidupnya selalu berhura-hura berubah menjadi
dewasa dalam sekejap. Joong Ki yang selalu bermain dengan setiap yeoja berubah
menjadi hanya mengincar satu yeoja. Mereka tak pernah melihat Joong Ki
tersenyum dengan tulusnya di hadapan yeoja selain Haeryung. Setiap bermain
dengan yeoja, Joong Ki selalu mengeluarkan smirknya. Senjata andalan Joong Ki
adalah senyuman manisnya yang mematikan bagi para yeoja termasuk rayuannya.
Para yeoja itu akan menyerahkan segala-galanya pada Joong Ki hanya dalam
hitungan menit termasuk tubuh mereka.
-o0o-
Satu minggu telah berlalu. Setiap pergi maupun
pulang kuliah, Haeryung tak pernah melihat Joong Ki disekitarnya. “ Mengapa aku
malah mencarinya? Bukankah ini bagus untukku? Dia tidak menggangguku lagi.
Geunde, mengapa aku merasa kehilangan?” Gumam Haeryung.
“ Hey, Julia.” Sapa In Guk tiba-tiba muncul.
“ Aish jinja. Kau mengejutkanku.” Kesal
Haeryung sambil memegang dadanya.
“ Wae? Apakah kau sedang mencari seseorang?”
Goda In Guk.
“ Aniyo. Geunde, aku ingin pergi ke
perpustakaan.” Elak Haeryung.
“ Gojitmal.” Ujar In Guk.
“ Aku pergi.” Pamit Haeryung lalu pergi
meninggalkan In Guk begitu saja.
“ AYAH JOONG KI MENINGGAL SATU MINGGU YANG
LALU. AKU TAHU KAU MERINDUKANNYA. PERGILAH KE RUMAHNYA! KAU PASTI MENEMUKANNYA
DISANA.” Teriak In Guk.
Teriakan In Guk membuat langkah Haeryung
berhenti. Haeryung baru mengetahui kabar duka atas meninggalnya ayah Joong Ki.
Haeryung juga teringatkan raut wajah Joong Ki saat tidak akan mengikutinya lagi.
Raut penuh kesedihan. In Guk yang menyadari sikap Haeryung pun tersenyum. In
Guk menebak bahwa Haeryung akan menghampirinya dan meminta alamat rumah Joong
Ki. Saat memikirkan tebakannya, In Guk tersenyum penuh arti. Namun, tebakannya
ternyata salah. Haeryung melanjutkan langkahnya kembali tanpa menoleh ke
arahnya.
“ Apakah dia benar-benar tak peduli pada Joong
Ki? Aish jinja, dia adalah yeoja susah ditebak.” Gerutu In Guk.
Haeryung terus berjalan hingga menemukan
sebuah bangku di taman. Baginya tak ada namja sebodoh Joong Ki di dunia ini.
Hanya Joong Ki lah yang mampu mengikutinya selama 6 bulan ini. Setiap namja
yang ditolaknya pasti akan mundur dengan sendirinya. Tapi, Joong Ki berbeda.
Entah mengapa Joong Ki telah menjadi bagian dari hidupnya. Tanpa kehadiran
Joong Ki, hari-harinya terasa hampa. Tanpa sengaja ia melihat seorang namja
melewatinya. Matanya terus memperhatikan namja itu hingga akhirnya ia sadar
bahwa namja itu adalah Joong Ki. Ia beranjak dari bangkunya lalu mengikuti
Joong Ki.
“ Mengapa
aku malah mengikutinya? Apakah aku menjadi seorang penguntit sekarang?” Pikir
Haeryung masih mengikuti Joong Ki.
Melihat Joong Ki berhenti, membuat Haeryung
menghentikan langkahnya juga. Haeryung baru menyadari Joong Ki berhenti tepat
di sebuah rumah yang begitu besarnya melebihi rumahnya sendiri. “ Masuklah!”
Titah Joong Ki.
Haeryung membelalakan matanya tak percaya saat
Joong Ki membalikan tubuhnya dan bicara padanya. “ Bagaimana kau bisa tahu?”
Tanya Haeryung.
“ Kau kurang professional. Sepertinya kau
harus belajar cara menguntit dariku.”
“ Mwo? Aku tidak sengaja mengikutimu.
Mendengar Haeryung terus mengelaknya, membuat
Joong Ki semakin gemas padanya. Joong Ki melangkahkan kakinya menghampiri
Haeryung, sedangkan Haeryung berjalan mundur hingga menabrak pagar rumah Joong
Ki. Joong Ki membelai wajah Haeryung perlahan-lahan, sedangkan Haeryung telah
memasang wajah waspadanya. “ Neomu bogosipeo.” Ujar Joong Ki sambil menatap
sendu pada Haeryung.
Haeryung mengerjapkan matanya tak percaya.
Awalnya Haeryung menyangka bahwa Joong Ki akan menciumnya dengan paksa. Tapi,
ternyata Joong Ki malah mengucapkan kata yang membuat jantungnya berdegup
dengan kencangnya untuk pertama kalinya. “ Masuklah! Bukankah tujuanmu kemari
untuk menyapa ayahku?” Titah Joong Ki sekali lagi.
Joong Ki membuka pintu pagar rumahnya dan
menyuruh Haeryung masuk. Haeryung sempat tertegun dengan suasana rumah Joong
Ki. Rumah yang tampak sangat luas dan dipenuhi dengan barang mewah, tapi tidak
ada tanda kehidupan di rumah itu. Suasana terasa sangat sepi. Haeryung juga
tidak melihat ibu Joong Ki maupun pembantu rumah tangga. Haeryung pun
menghentikan langkahnya saat melihat foto seorang ahjussi yang diyakininya
adalah ayah Joong Ki. Haeryung mengambil satu bunga mawar putih lalu
menyimpannya di depan foto ayah Joong Ki dan berdoa. Setelah selesai, Haeryung
menatap sendu pada Joong Ki. Begitu pun dengan Joong Ki. “ Mengapa rumah ini
terasa sangat sepi?” Tanya Haeryung.
“ Aku tinggal sendirian disini. Ibuku
melarikan diri ke luar negeri dan aku mengusir semua pembantu disini.”
Haeryung terdiam setelah mendengar jawaban
Joong Ki. Haeryung merasa iba pada Joong Ki. Seharusnya ibunya menemaninya
disaat seperti ini. Bukan meninggalkannya sendirian. Merasa suasana mulai
canggung, Joong Ki memulai pembicaraan lagi. “ Waeyo? Apakah kau ingin menginap
disini?” Goda Joong Ki.
“ Jangan harap!”
“ Sayang sekali. Padahal kondisi sangat
mendukung saat ini.”
“ Aku pergi.”
Haeryung melangkahkan kakinya perlahan-lahan.
Joong Ki yang masih menatap kepergian Haeryung, tiba-tiba lari ke arah Haeryung
dan memeluknya. “ Gomawo. Tak bisakah kau temani aku disini sebentar saja?”
Pinta Joong Ki, sedangkan Haeryung terlihat sedang menahan detak jantungnya
sendiri.
Haeryung tak ingin Joong Ki mengetahui suara
detak jantungnya itu. “ Geure. Aku akan menemanimu. Geunyang, hanya sebentar.”
Tegas Haeryung dan Joong Ki pun tersenyum.
Kini Joong Ki dan Haeryung menonton TV
bersama. Haeryung merasa canggung bukan main. Bagaimana tidak? Mereka hanya
menonton TV sedari tadi tanpa ada yang memulai pembicaraan. “ Aku lapar.” Gumam
Haeryung sambil beranjak dari sofa.
“ Jeongmal?” Tanya Joong Ki, sedangkan
Haeryung menganggukan kepalanya. “ Aku akan memasak makanan untukmu.
Chankaman!” Ujar Joong Ki.
“ Mwo? Apakah aku tidak salah mendengarnya?
Kau bisa memasak.” Tanya Haeryung.
“ Tentu saja. Aku akan membuktikannya padamu
sekarang.” Ujar Joong Ki dengan bangganya.
Haeryung mengikuti Joong Ki ke dapur lalu
duduk tepat di depan dapur. Haeryung menatap takjup pada Joong Ki. Joong Ki
memotong berbagai bahan makanan mulai dari bumbu, sayuran, dan daging dengan
cepatnya seperti seorang koki yang sudah professional. Belum lagi kemampuan
memasaknya yang seperti pertunjukan sulap. Haeryung hanya bisa menganga tak
percaya menyaksikan semua itu.
“ Wow, daebak!” Puji Haeryung.
Mendengar pujian Haeryung, membuat Joong Ki
bersemangat untuk menyelesaikan masakannya. Akhirnya makanan pun telah matang
dan Joong Ki juga menatanya di atas meja makan. Haeryung menatap semua makanan
itu seperti hewan yang sedang kelaparan. Joong Ki yang menyadari tatapan
Haeryung pun memegang asal wajah Haeryung. Hal itu sontak membuat Haeryung kesal.
“ Beraninya kau!” Kesal Haeryung.
“ Berapa hari kau tidak makan? Wajahmu itu
benar-benar mengerikan saat melihat makanan.”
“ Apakah aku terlihat seperti orang
kelaparan?”
“ Nde. Dan itu sangat mengerikan.”
“ Ah, molla. Aku akan menikmatinya sekarang.
Selamat makan!”
Haeryung mengambil satu persatu lauk yang ada
di atas meja dan menyimpannya di mangkuk nasinya, sedangkan Joong Ki hanya
menatap Haeryung tak percaya. Pola makan Haeryung benar-benar terlihat
mengerikan dimata Joong Ki. Namun, Joong Ki tak bisa memungkuri bahwa Haeryung
terlihat sangat manis saat makan. “ Bagaimana bisa tubuhmu seindah itu
sedangkan pola makanmu mengerikan seperti ini?” Goda Joong Ki.
Bukannya menjawab, Haeryung hanya mendelik ke
arah Joong Ki sebentar dan melanjutkan makannya. Setelah makan, Joong Ki
mengantarkan Haeryung pulang ke rumahnya. " Aku pasti akan kena marah,
omma." Gumam Haeryung sambil melepaskan sabuk pengamannya.
"
Apakah ibumu sangat menyeramkan?"
"
Lain kali kau harus bertemu dengannya."
"
Apakah kau sedang mengundangku?"
Haeryung
menutup mulutnya rapat-rapat tak percaya. Ucapannya telah membawa malapetaka
untuknya. Terlihat Joong Ki sedang menggodanya saat ini. Merasa malas
meladeninya, Haeryung bergegas keluar dari mobil. Sebelum dirinya masuk ke
rumah, Haeryung menoleh ke arah mobil Joong Ki dan melambaikan tangannya.
Sedangkan Joong Ki tersenyum lalu melajukan mobilnya.
"
Siapa yang mengantarmu?" Tanya Nyonya Na tiba-tiba muncul.
"
Omma." Lirih Haeryung.
"
Jawab pertanyaanku!" Tegas Nyonya Na.
"
Dia adalah temanku." Lirih Haeryung.
"
Apakah dia kaya? Siapa namanya?" Tanya Nyonya Na.
Haeryung
tak habis pikir dengan ibunya sendiri. Lagi-lagi ibunya menanyakan hal yang
sama setiap ibunya melihat namja yang berada disekitarnya. Merasa tak
mendapatkan respon, Nyonya Na menduga
namja yang mengantar Haeryung berasal dari keluarga biasa saja. " Sikap
diammu telah memberikan jawaban padaku. Jauhi namja itu! Dan mulailah bertemu
dengan namja yang telah ku atur dalam kencan buta, araseo!" Titah Nyonya
Na.
"
Omma. Aku belum ingin menikah. Aku ini masih muda."
"
Tak ada penolakan! Jika kau masih tetap seperti ini, maka aku akan
mempersiapkan pernikahanmu secepatnya!"
Haeryung
memejamkan matanya lalu membukanya dalam sekejap dan pergi menuju kamarnya
sambil menahan emosinya. Baginya percuma saja melawan ibunya. Karena pada
akhirnya ia harus mematuhi perintah ibunya. Ibunya pasti akan menggunakan
berbagai cara untuk membuatnya bertekuk lutut.
-o0o-
Haeryung
seperti biasa pergi ke kampusnya. Saat akan masuk ke kelasnya, tiba-tiba ada
yang menarik tangannya. Haeryung mencoba untuk berontak. Namun, tenaganya
terlalu lemah untuk menghadapi keempat yeoja yang sedang menariknya secara
paksa itu. Kini Haeryung berada di sebuah ruangan yang kosong dan disudutkan
oleh keempat yeoja itu. Haeryung mencoba untuk melarikan diri, namun nihil
usahanya selalu gagal.
“
Katakan pada kami! Siapa yang kau kencani?”
“
Joong Ki oppa?”
“
Jonghyun oppa?”
“
Ataukah In Guk oppa?”
Bukannya
menjawab, Haeryung malah mengeluarkan smirknya hingga membuat keempat yeoja itu
menjadi kesal. Salah satu dari keempat yeoja itu berjalan menghampiri Haeryung.
Wajah mereka pun saling berhadapan. Tanpa banyak bicara, yeoja itu menampar
wajah Haeryung. Haeryung menjadi kesal bukan main. Bahkan meniup poni rambutnya
sendiri lalu menatap tajam pada yeoja itu. “ Jika aku berpacaran dengan salah
satu diantara mereka, maka apa yang akan kalian lakukan?” Geram Haeryung.
“
Neo? Aish jinja. Aku benar-benar muak denganmu.” Ujar yeoja itu.
“
Apakah kau ingin kami tampar lagi?” Ujar yeoja lainnya.
“
Bukankah tindakan kalian ini sungguh kekanak-kanakan?” Ujar Joong Ki tiba-tiba
muncul.
“
Joong Ki oppa.” Gumam yeoja itu.
Joong
Ki berjalan menghampiri dan memeriksa wajah Haeryung. “ Sudut bibirmu berdarah.
Geunde, semakin ku lihat semakin ku ingin cicipi bibirmu ini.” Ujar Joong Ki
sambil menelusuri bibir Haeryung.
“
Apa hubunganmu dengan yeoja itu, oppa?” Tanya yeoja itu.
“
Dia adalah kekasihku yang baru.” Ujar Joong Ki.
“
Mwo? Apakah dia telah memberikan tubuhnya padamu, oppa?” Tanya yeoja itu tak
percaya.
“
Aniyo. Geunde, aku adalah alat pemuas nafsunya.” Ujar Joong Ki sambil
mengeluarkan smirknya, sedangkan Haeryung membelalakan matanya tak percaya
mendengar ucapan Joong Ki yang menurutnya sangat vulgar. “ Jadi, hentikan
tindakan kalian ini! Beritahu pada pasukanmu juga! Jika tidak, maka kalian akan
berurusan denganku!” Ancam Joong Ki lalu merangkul Haeryung dan pergi begitu
saja meninggalkan keempat yeoja itu yang masih tercengang tak percaya mendengar
ancaman dari namja idola mereka.
Setelah
memastikan telah jauh dari ruang kosong tadi, Haeryung melepaskan tangan Joong
Ki dari bahunya. Sedangkan Joong Ki menatap Haeryung penuh tanya. “ Mengapa kau
mengatakan hal menjijikan seperti tadi?” Tanya Haeryung.
“
Ucapan yang mana? Apakah yang kau adalah kekasih baruku? Ataukah aku ingin
mencicipi bibirmu?”
“
Semuanya.”
“
Itu bukanlah hal yang menjijikan. Semua itu akan menjadi kenyataan suatu saat
nanti. Aku akan mengobati sudut bibirmu itu. Kajja!”
Joong
Ki menarik tangan Haeryung agar mengikutinya. Mereka pergi ke sebuah apotek.
Joong Ki menyuruh Haeryung menunggunya di luar. sedangkan ia membeli obat luka.
Tak lama kemudian, Joong Ki keluar lalu mengobati sudut bibir Haeryung. Joong
Ki mengobati bibir Haeryung perlahan-lahan. Tak bisa dipungkuri bahwa Joong Ki
benar-benar tergoda dengan bibir Haeryung. Bibir Haeryung yang kecil dan
sedikit tebal membuatnya terbius seketika. Setelah selesai, Joong Ki menelusuri
bibir Haeryung dengan jari tangannya. Joong Ki mendekatkan wajahnya
perlahan-lahan, sedangkan Haeryung menatap Joong Ki dengan pandangan kosongnya.
“
Semua itu tidak akan pernah menjadi kenyataan.” Gumam Haeryung hingga membuat
Joong Ki menghentikan tindakannya. “ Aku akan melakukan kencan buta.” Lanjut
Haeryung.
“
Mengapa kau memberitahuku?”
“
Berhentilah mengejarku! Semuanya akan sia-sia.”
“
Bagaimana jika aku menghancurkan kencan butamu?”
“
Sebaiknya kau menyerah saja. Gomawo karena telah membebaskanku dari para
penggemarmu itu. Aku pergi.”
Haeryung
pergi begitu saja meninggalkan Joong Ki yang masih berpikir. Haeryung sengaja
melakukannya karena ia tak ingin menyakiti Joong Ki lebih jauh lagi. Padahal
didalam lubuk hatinya, Haeryung senang mendengar Joong Ki masih mengejarnya.
Sebenarnya mengagalkan kencan butanya bukanlah hal yang sulit bagi Haeryung.
Jika Haeryung mengatakan keadaan Joong Ki yang sebenarnya, maka otomatis ibunya
akan menerimanya dengan senang hati. Tapi, Haeryung tak ingin terlihat memanfaatkan
Joong Ki demi hidupnya karena hatinya telah jatuh dalam pesona Joong Ki.
“
Buktikanlah bahwa kau mencintaiku, Joong Ki oppa!” Gumam Haeryung sambil
menoleh ke arah Joong Ki lalu melanjutkan langkahnya kembali.
Disinilah
Haeryung bersama namja kencan butanya di sebuah restoran mewah. Tak bisa
dipungkuri bahwa Haeryung sedikit tertarik dengan namja dihadapannya itu.
Bagaimana tidak? Tubuhnya yang tinggi, warna kulitnya yang putih, wajahnya yang
tampan dihiasi dengan rambut hitamnya, dan senyum manisnya yang begitu
menggoda. Kali ini pilihan ibunya sesuai dengan tipenya. “ Siapa namamu?” Tanya
namja itu.
“
Na Hae Ryeong. Neo?”
“
Lee Won Geun. Apakah kau tidak mengenalku?”
“
Aniyo. Bahkan aku baru bertemu denganmu hari ini.”
“
Sepertinya kau tak pernah melihat televisi.”
“
Apakah aku perlu melihatnya?”
“
Ternyata kau adalah tipikal yeoja dingin dan aku sangat menyukainya. Aku tahu
bahwa kau seorang mahasiswi. Begitupun denganku. Geunde, disamping itu aku juga
bekerja. Aku adalah seorang aktor.”
“
Sepertinya kau bangga sekali. Yang ku tahu tentangmu adalah kau berasal dari
keluarga kaya raya dan ibuku sangat menyukaimu.”
“
Kau terlalu jujur, Haeryung-ssi. Dan aku sangat menghargainya.”
Won
Geun menyuruh Haeryung untuk menikmati makan malamnya. Mereka makan dalam diam.
Tak ada satupun diantara mereka yang bicara. Tiba-tiba pintu ruang makan
terbuka. Hal itu sontak membuat Won Geun dan Haeryung menoleh ke arah pintu.
Betapa terkejutnya Haeryung saat melihat Joong Ki muncul dan berjalan
menghampirinya. Dengan sekali tarikan, Haeryung berada dalam pelukan Joong Ki.
Joong Ki menatap tajam pada Won Geun. Joong Ki melepaskan pelukannya lalu
memegang leher Haeryung. Detik itu juga, Joong Ki mencium bibir Haeryung bahkan
melumatnya. Haeryung pun tak kuasa untuk tidak membalasnya. Haeryung mengikuti
alur permainan ciumannya sambil memeluk Joong Ki dengan eratnya. Sedangkan Won
Geun mengeluarkan smirknya sambil mengepalkan kedua tangannya lalu pergi
meninggalkan Joong Ki dan Haeryung yang masih berciuman.
Joong
Ki melepaskan ciumannya perlahan-lahan lalu menempelkan keningnya pada kening
Haeryung sambil mengatur nafasnya. Begitupun dengan Haeryung. “ Aku takkan
pernah melepaskanmu.” Lirih Joong Ki.
Haeryung
mengangkat kepalanya lalu menatap Joong Ki dan tersenyum manis padanya.
Tangannya menarik kerah kemeja Joong Ki lalu menciumnya lagi. Sedangkan Joong
Ki tersenyum dibalik ciuman mereka. Joong Ki tak menyangka bahwa dirinya telah
berhasil membuat Haeryung jatuh cinta padanya.
-o0o-
Semenjak
hari itu, Joong Ki dan Haeryung semakin dekat. Haeryung juga telah terbiasa
bergaul dengan Jonghyun dan In Guk. Bahkan Haeryung sering menemani mereka saat
bermain sepak bola seperti hari ini.
“
Berikan aku air!” Titah Joong Ki pada Haeryung.
Haeryung
memberikan satu botol air mineral pada Joong Ki. Haeryung juga memberikan botol
air mineral itu pada Jonghyun dan In Guk.
“
Berapa banyak surat di loker kalian hari ini?” Tanya In Guk.
“
30. Neo?” Tanya Jonghyun.
“
28. Neo?” Tanya In Guk.
“
0.” Ujar Joong Ki disela minumnya.
“
Mwo? Neo micheosseo?” Tanya Jonghyun dan In Guk tak percaya bersamaan.
“
Ini semua adalah salahmu, Julia.” Tuduh In Guk pada Haeryung.
“
Naega? Wae?” Tanya Haeryung tak mengerti.
“
Karena kau berpacaran dengannya.” Ujar In Guk pada Haeryung sambil menunjuk
Joong Ki.
“
Sudahlah! Kalian tenang saja. Aku akan mentraktir kalian hari ini.” Ujar Joong
Ki sambil merangkul Haeryung.
Tanpa
mereka sadari, Jonghyun menatap nanar pada pasangan kekasih dihadapannya itu.
Tanpa sadar, Jonghyun telah jatuh cinta pada Haeryung. Mendengar nyanyian
Haeryung telah membuat hatinya bergetar dan jantungnya berdegup sangat kencang
untuk pertama kalinya. Jonghyun menyesali tindakannya saat membawa Haeryung
untuk bergabung makan di café bersama sahabatnya itu. Awalnya Jonghyun menduga
bahwa Haeryung adalah yeoja yang teguh pada pendiriannya dan bersikap dingin
pada tiap namja. Karena hal itu lah Jonghyun tidak merasa khawatir saat Joong
Ki mengejar Haeryung. Tapi, ternyata dugaannya salah. Cepat atau lambat
Haeryung akan jatuh dalam pesona Joong Ki seperti saat ini. Haeryung sedang
mengelap keringat yang mengalir pada wajah Joong Ki dengan handuk kecilnya.
“
Mengapa kau diam saja, Jonghyun?” Tanya In Guk.
“
Ani. Geunyang, aku sedang memikirkan tempat untuk menghabiskan uang Joong Ki
dalam sekejap.” Elak Jonghyun.
“
Kau benar. Kita tidak boleh melewatkan kesempatan ini. Jarang sekali dia kalah
dalam permainan ini. Bagaimana kalau kita pergi ke clubbing? Otte?” Tanya In Guk.
“
Deal. Apakah kau akan ikut?” Tanya
Joong Ki pada Haeryung.
“
Molla.” Ujar Haeryung.
“
Aku tak ingin tahu. Kau harus ikut bersama kami. Kau tak perlu takut karena
Joong Ki akan mengantar dan menjemputmu nanti malam.” Ujar In Guk sambil
mengedipkan sebelah matanya.
“
Aku akan mempertimbangkannya.” Ujar Haeryung.
“
Aigoo, ice princess.” Sindir In Guk
yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Haeryung.
Mereka
mulai berpisah. Lagi-lagi Joong Ki mengikuti Haeryung kemanapun Haeryung pergi.
Entahlah semenjak insiden ciuman mereka masih belum ada kejelasan dalam
hubungan mereka. Perasaan Joong Ki mungkin sudah terlihat oleh Haeryung. Namun,
tidak dengan Haeryung. Haeryung tak mengatakan bagaimana perasaannya terhadap
Joong Ki. Haeryung hanya bersikap baik pada Joong Ki dan mulai menerima
kehadirannya. Memikirkan semua itu membuat Joong Ki bingung. Kini mereka tiba
di sebuah butik. Haeryung mulai memilih pakaian yang cocok untuknya dan
menunjukannya pada Joong Ki. “ Otte?” Tanya Haeryung.
“
Neo micheosseo? Andwe. Ini terlalu terbuka dan terlihat seperti nappeun yeoja.”
Joong
Ki menyimpan kembali pakaian itu dan mulai memilih pakaian. “ Otte?” Tanya
Joong Ki sambil menunjukan pakaian yang dipilihnya.
“
Aniyo. Ini terlalu tertutup. Hey, bukankah kita akan pergi ke clubbing? Pakaian yang kau pilih lebih
cocok untuk pergi ke pesta.”
“
Araseo. Aku akan memilih yang tertutup dan cocok untuk pergi ke clubbing.” Ujar Joong Ki sambil
menyimpan kembali pakaian yang diambilnya lalu mulai memilih pakaian lainnya. “
Otte?” Tanya Joong Ki setelah mendapatkan pakaian yang menurutnya cocok untuk
Haeryung.
“
Aku menyukainya. Geure, aku akan memakainya. Sebaiknya kau pergi ke kasir dan
bayar pakaian ini untukku!” Titah Haeryung sambil mengedipkan sebelah matanya.
“
Hey, aku memang yang mentraktirmu. Tapi, tidak dengan membelikan pakaian
untukmu.” Elak Joong Ki.
“
Mungkin aku tidak akan datang, jika aku tidak mengenakan pakaian ini. Jadi, kau
pilih yang mana? Aku datang atau tidak datang?” Tawar Haeryung.
“
Kau licik sekali. Araseo. Aku akan membelikannya untukmu. Apakah kau puas?”
Tanya Joong Ki.
Haeryung
menjulurkan lidahnya lalu masuk ke ruang ganti, sedangkan Joong Ki berjalan
menuju kasir dan membayar pakaian yang dikenakan oleh Haeryung. Saat Haeryung
keluar dari ruang ganti, betapa terkejutnya Joong Ki melihat penampilan
Haeryung. Meskipun pakaiannya tertutup, tapi kesan seksi tak hilang. Justru
Haeryung malah terlihat semakin seksi dimata Joong Ki. “ Seharusnya kau
mengenakan pakaian santaimu saja. Masuklah dan ganti pakaianmu!” Titah Joong
Ki.
“
Shirreo. Kau ingin melihatku datang atau tidak?”
“
Lagi-lagi kau mengancamku. Araseo. Kajja!”
Joong
Ki dan Haeryung pergi ke clubbing.
Terlihat In Guk dan Jonghyun telah berada disana. Saat Joong Ki dan Haeryung
menghampiri mereka. Mereka menyoraki penampilan Haeryung yang menurutnya sangat
seksi.
“
Apakah kalian tahu? Aku sudah melarangnya tadi. Geunde, dia keras kepala
sekali.” Protes Joong Ki.
“
Itulah resiko mempunyai yeojachingu secantik Julia. Meskipun penampilannya
tertutup, geunde dia tetap terlihat seksi.” Puji In Guk.
“
Kita menari sekarang, kajja!” Ajak Joong Ki.
Mereka
menari bersama. Canda tawa memenuhi tarian mereka. Tiba-tiba Joong Ki melihat
ada seorang namja yang sedang menari dibelakang Haeryung dan akan menabraknya.
Saat Joong Ki akan menarik Haeryung, tiba-tiba Jonghyun menarik tangan Haeryung
hingga Haeryung berada dalam pelukannya. Joong Ki melihat raut wajah Jonghyun
yang merasa khawatir sekaligus lega bersamaan. Haeryung yang terkejut hanya
bisa diam saja. Setelah memastikan keadaan telah aman, Jonghyun melepaskan
Haeryung.
“
Neo gwaenchana?” Tanya Jonghyun.
“
Neo gwaenchana, Julia?” Tanya In Guk.
“
Nan gwaenchana. Gomawo.” Ujar Haeryung.
“
Joong Ki eodi?” Tanya In Guk sambil melihat sekelilingnya.
“
Aku akan mencarinya. Sebaiknya kalian menari lagi saja.” Ujar Haeryung.
Joong
Ki duduk kembali di sofa dan meneguk wine
miliknya. Joong Ki masih memikirkan makna dibalik raut wajah Jonghyun tadi.
Bahkan Joong Ki tidak menyadari Haeryung duduk disampingnya. “ Apa yang sedang
kau pikirkan?” Tanya Haeryung.
“
Jika kau bertemu dengan namja lain dan namja itu lebih baik dariku, apakah kau
akan meninggalkanku?”
“
Apakah kau sedang bicara tentang Jonghyun-ssi?”
Joong
Ki tak menyangka Haeryung menebak pikirannya dengan semudah itu dan jawabannya
sungguh tepat. Joong Ki hanya menatap Haeryung tak percaya, sedangkan Haeryung
malah mengeluarkan smirknya. “ Sepertinya memang dia. Kau lebih mengetahui
tentang aku dibandingkan diriku sendiri.” Ujar Haeryung.
Joong
Ki menarik Haeryung dan memeluknya sangat erat, sedangkan Haeryung memilih
untuk mendengarkan suara jantung Joong Ki. Bagi Haeryung, suara detak jantung
Joong Ki adalah perasaan Joong Ki sebenarnya. Haeryung tersenyum dan membalas
pelukan Joong Ki. Tanpa mereka sadari, Jonghyun menyaksikan semua itu dengan
raut wajah yang penuh luka.
Setelah
pesta berakhir, Joong Ki mengantarkan Haeryung pulang ke rumahnya. Setibanya di
depan rumah, Joong Ki menyudutkan Haeryung ke dinding pagar dan menciumnya.
Haeryung pun merangkulkan tangannya pada leher Joong Ki dan membalas tiap
ciumannya.
“
Sepertinya kau pulang terlambat.”
Mendengar
suara Won Geun, Haeryung melepaskan ciumannya dan menoleh ke arah pintu
pagarnya. “ Bagaimana kau bisa ada disini?” Tanya Haeryung.
“
Aku baru saja bilang pada ibumu bahwa aku ingin bertunangan denganmu
secepatnya.” Ujar Won Geun sambil mengeluarkan smirknya.
“
Ku kira kau sudah menggagalkannya.” Ujar Haeryung.
“
Sebaiknya kau pergi dari sini dan jangan ganggu tunanganku lagi!” Usir Won Geun.
“
Bukankah kau yang pengganggu? Kau telah mencurinya dengan kekuasaanmu.” Sindir
Joong Ki.
“
Itu adalah takdirku karena menjadi orang kaya raya. Kha!” Usir Won Geun.
“
Masuklah!” Titah Joong Ki pada Haeryung.
Haeryung
masuk ke rumahnya. Sebelum benar-benar masuk, Haeryung menyempatkan untuk
melihat Joong Ki. Terlihat Joong Ki tersenyum manis padanya. Saat membalikan
tubuhnya, Haeryung mendapatkan tamparan keras dari ibunya. Joong Ki dan Won
Geun membelalakan matanya tak percaya menyaksikan semua itu. Haeryung memegang
wajahnya dan menatap tajam pada ibunya.
“
BUKANKAH AKU SUDAH MEMBERITAHUMU? JAUHI NAMJA MISKIN ITU!” Marah Nyonya Na.
“
Aku tidak bisa melakukannya. Dia adalah kekasihku, omma.” Ujar Haeryung.
“
Putuskan dia! Karena kau akan bertunangan dengan Won Geun.” Titah Nyonya Na.
“
Jika kekasihku adalah orang kaya, apakah kau akan membatalkan pertunangan itu?”
Tanya Haeryung.
“
Kita lihat saja nanti.” Ujar Nyonya Na sambil mengeluarkan smirknya dan menatap
tajam ke arah Joong Ki.
TBC
Bacalah part sebelumnya dengan mengklik link dibawah ini!
PENGUMUMAN !!!
Jika
readers memiliki sebuah cerita dan ingin berbagi dengan readers lainnya, maka
readers bisa mengirimkannya ke email tree_cavela@rocketmail.com ini. Saya akan memposting cerita readers dalam
blog ini. Selamat bergabung! Thank You….
1 komentar:
song joongkiiiiiii!!!!!!!!!!!!! <3 <3 <3 <3
ceritanya seru banget kak.
Posting Komentar