[SERIES]
Love is Feeling (Myung Soo’s Diary) Part 8
Title : [SERIES] Love is Feeling
(Myung Soo’s Diary) Part 8
Author : Cavela
Length : Series
Genre : Romance and Sad
Main
Cast : Kim Myung Soo aka L Infinite
and Kim Ji Won
Other Cast : Cho Kyuhyun, Kim Yerim, Kim Ryeowook, Beige, Kim
Heechul, Im Yoona, Leeteuk aka Seongseonim Park, Hyuna, Gayoon,
Yoo Seung Ho, Jung Yong Hwa, Lee Hyukjae aka Eunhyuk, Song Eunji, Han Ji Min,
Kang In aka Seongseonim, Park Shi Ho, Hwang Jung Eum, Lee Da Hee, Lee Jun Ki,
Song Hye Kyo, Han Ga In, Park Shin Hye, Yoon Eun Hye, Jessica Jung, Moon Chae
Won, Kang So Ra, Goo Hye Sun, Lee Sunkyu aka Sunny, Lee Hong Ki, Shindong, Kim
Bum, Kim Gyeong, Song Ye Jin, Park Si Yeon, Jung So Min, Kim Jae Joong, Seo In Guk, Kwon Yuri, Tuan
Kim, Nyonya Kim, Micky Yoochun
Note: Sebelum Reader
membaca “[SERIES] Love is Feeling (Myung Soo’s Diary)” ini. Alangkah lebih baik
jika Reader membaca terlebih dahulu “[SERIES] Love is Feeling”. Karena “[SERIES]
Love is Feeling (Myung Soo’s Diary)” merupakan kisah lanjutan dari “[SERIES]
Love is Feeling”. Tetaplah berkunjung di blog ini dan nikmatilah beragam kisah
cinta yang menarik dan pastinya membuat Reader sangat penasaran.
Setelah mengirim message tersebut, aku pun melewati koridor.
Aku sempat melihat dia dan memperhatikannya dari jauh. Aku melihatnya
membalikkan tubuhnya dan melihat kearahku. Namun dia membalikkan tubuhnya
kembali dan melanjutkan langkahnya kembali. Aku hanya bisa mendesah pelan saat
dia pergi begitu saja dari hadapanku. Seharusnya dia datang menghampiriku tapi
dia malah membalas mengabaikanku kembali. Aku bergegas kembali ke apartemen.
Aku sengaja tidak mengikuti mata kuliah Leeteuk karena aku benar-benar sangat
malas hari ini. Setelah tiba di apartemen, aku pun menonton TV. Satu jam, aku
telah menunggunya. Tapi dia masih belum datang. Bel apartemen pun berbunyi, aku
melihatnya masuk kedalam apartemenku dan aku pun menyambutnya dengan senyuman
manisku.”
“ Tapi mengapa dia
membelalakan matanya seperti itu?” Tanyaku dalam batin.
“ Mengapa kau hanya berdiri didepan pintu saja? Kemarilah!”
Titahku.
Next
“ Waeyo?” Tanyaku kembali sambil tersenyum.
“ Mengapa kau tidak kuliah tadi padahal aku melihatmu waktu
di koridor sebelum mata kuliah dimulai?” Tanya Ji Won.
“ Aku hanya sedang malas saja.” Kataku lalu menonton TV
kembali.
“ Mianhae. Aku salah mengirim message tadi.” Katanya.
“ Geure, nan gwenchana.” Kataku dengan tenangnya.
“ Mengapa kau tidak bertanya padaku mengenai isi message tersebut?” Tanyanya dengan
herannya.
“ Karena aku pikir tanpa aku bertanya kau pasti akan
menjelaskannya sendiri.” Kataku.
“ Geure, aku akan mengatakannya sekarang. Mengapa kau
mengabaikanku dan kali ini selama tiga bulan? Jika aku mempunyai kesalahan
kepadamu, aku mohon katakanlah kepadaku agar aku bisa memperbaiki kesalahanku
itu. Jangan mengabaikanku seperti ini. Jebal, kali ini tolong beritahu! Aku tak
ingin kau tertutup seperti ini kepadaku. Aku ini adalah yeojachingumu
setidaknya berikanlah aku beberapa alasan agar aku bisa menerima semua ini.”
Katanya sambil menunduk dan menangis.
“ Ji Won, dengarkan aku baik-baik! Sebenarnya aku
menghindarimu karena orang tuaku sedang mengawasiku.” Kataku sambil memegang
kedua tangan Ji Won ke dadaku.
“ Waeyo? Bukankah sudah biasa jika orang tua mengawasi
anaknya.” Tanya Ji Won tak terima.
“ Sebenarnya mereka mengawasiku karena aku akan dijodohkan.”
Kataku.
“ MWO? DIJODOHKAN? Bukankah ommamu sudah mengetahui tentang
diriku? Mengapa bisa seperti itu.” Tanya Ji Won tak percaya.
“ Yang menjodohkanku bukan ommaku melainkan appaku.” Kataku
dengan bohong.
“ Mianhaeyo, Ji Won.
Sebenarnya nae omma yang ingin menjodohkanku.” Batinku.
“ Lalu apa yang akan kau lakukan sekarang?” Tanya Ji Won.
“ Aku akan menolaknya karena aku tak ingin diatur lagi
termasuk dalam mencari pasanganku sendiri.” Kataku.
“ Bagaimanapun mereka adalah orang tuamu sendiri. Tidak baik
jika kau membantah mereka. Aku akan mengalah jika semua itu demi kebaikanmu.”
Katanya sambil menangis.
“ Apa aku tidak salah
mendengarnya? Dia benar-benar yeoja yang sangat baik. Mengapa bisa aku
menyakitinya seperti ini? Mianhaeyo, Ji Won.” Batinku.
“ Nan gwenchana. Aku akan menghadapi mereka dengan caraku
sendiri. Aku ingin kau menungguku.” Kataku sambil menghapus air mata di wajah
Ji Won dengan kedua ibu jariku.
“ Geure, aku akan menunggumu. Apapun keputusannya aku ingin
yang terbaik untukmu.” Katanya lalu dia pun berhenti menangis.
“ Aku membawa beberapa tugas yang akan dikumpulkan besok. Ini
soal-soalnya dan aku ingin kau besok pergi kuliah, araseo! Aku tak ingin
nilaimu jelek.” Katanya sambil memberikan soal-soal tugas itu.
“ Apa kau sudah mengerjakannya?” Tanyaku.
“ A-n-i-y-o.” Kata Ji Won dengan terbata-bata.
“ Kau tak bisa membohongiku, Ji Won. Berikan jawabanmu! Aku
ingin melihatnya.” Kataku.
“ Shireo.” Kata Ji Won dengan tegasnya.
“ Pelit sekali. Aku ini namjachingumu.” Kataku tak terima.
“ Arra, kau adalah namjachinguku. Tapi kau tak seharusnya
mencontek jawabanku.” Kata Ji Won. Namun aku tak tinggal diam hingga akhirnya aku
beranjak menuju Ji Won dan menggelitik tubuh Ji Won hingga Ji Won merasa geli.
Kami tertawa senang hingga akhirnya Ji Won memberikan jawaban tugasnya kepadaku. Setelah selesai mengerjakan tugasnya, aku pun tiduran di paha Ji Won dan Ji Won seperti
biasa mengacak-acak rambutku dan merapikannya kembali.
“ Kau tahu Ji Won, apa yang kau lakukan saat ini. Aku jadi
teringat kepada omma yang selalu seperti ini terhadapku.” Kataku sambil
memejamkan mata dan menikmati tiap sentuhan Ji Won di kepalaku.
“ Jeongmal? Aku jadi senang jika perhatianku ternyata mirip
dengan ommamu. Myung Soo, aku ingin kau kembali rajin kuliah. Aku tak ingin kau
seperti ini. Aku tahu kau mempunyai sebuah masalah tapi kau tak perlu mengabaikan
kuliahmu seperti ini.” Katanya.
“ Apa kau mengkhawatirkanku?” Tanyaku.
“ Nde. aku sangat mengkhawatirkanmu. Aku ingin kau tak
seperti ini lagi. Yakso?” Tanya Ji Won.
“ Nde, yakso.” Kataku.
Dengan posisi aku berbaring di paha Ji Won, aku pun melihat
kearah Ji Won yang sedang melihatku sambil menundukan kepalanya. Entah hasrat darimana
datangnya, mataku tertarik kearah bibirnya dan dia pun sepertinya mengetahui
arah mataku. Aku mulai mengangkat kepalanya dengan perlahan-lahan. Saat wajahku
semakin dekat dengan wajahnya, ketika aku akan menciumnya tiba-tiba dia memalingkan
wajahnya. Aku yang melihat reaksi darinya, akhirnya aku berbaring kembali di
pahanya.
“ Mianhae.” Katanya masih dengan memalingkan wajahnya.
“ Nan gwenchana.” Kataku sambil memejamkan matanya kembali.
“ Sepertinya dia masih
belum mempercayaiku.” Pikirku.
Terasa hening, aku pun mulai mengantuk. Akhirnya aku tertidur di pahanya. Entah berapa lama aku
tertidur. Saat aku terbangun, aku mendapatkan wajah yeoja yang sangat aku
cintai sedang tidur. Aku tersenyum saat melihat wajahnya yang polos ketika
sedang tidur. Entah keberanian darimana arah datangnya, aku mengangkat kepalaku
dan mencium bibirnya. Namun, aku tidak berani menciumnya terlalu lama karena
aku takut dia akan marah kepadaku nantinya. Ji Won menggerakkan kepalanya hingga akhirnya dia terbangun
dan tersenyum saat melihatku. Aku pun membalas senyumannya itu.
“ Kau sudah bangun?” Tanyaku.
“ Nde, jam berapa sekarang?” Tanyanya masih dengan setengah
sadar.
“ Jam 8 p.m.” Kataku.
“ Mengapa kau tak membangunkanku?” Tanya Ji Won lalu bangkit
dari tempat tidur dan dia pun membereskan semua barang-barangnya.
“ Aku tidak tega membangunkanmu. Kau tidur lelap sekali.”
Elakku.
“ Arra, aku pulang sekarang.” Kata Ji Won lalu memakai
sepatunya.
“ Hati-hati, nde.” Kataku namun Ji Won mengabaikannya dan
berlari dengan cepat seperti dikejar-kejar oleh hantu.
“ Selalu seperti itu.” Lirihku sambil melihat kepergian Ji
Won.
Kami kembali seperti semula. Saat di kampus kami seperti tak
saling mengenal namun berbeda saat mereka berada di apartemenku, kami seperti
layaknya sepasang kekasih. Kini aku berada di koridor bersama dengan Song Hye
Kyo dan Yoo Seung Ho. Saat kami sedang membicarakan sebuah tugas, tiba-tiba
Jung Eum datang menghampiriku. Aku pun melihat Song Hye Kyo dan Yoo Seung Ho
melihatku dengan tatapan herannya.
“ Wae?” Tanyaku kepada Jung Eum.
“ Aku ingin berbicara denganmu mengenai Ji Won.” Katanya.
“ Araseo, kajja.” Ajakku.
Aku sengaja mengajaknya pergi agar Song Hye Kyo dan Yoo Seung
Ho tidak mendengar pembicaraan kami. Entah sejak kapan, aku dan Jung Eum
menjadi dekat. Dia selalu menghubungiku bahkan dia sering main ke apartemenku.
“ Wae?” Tanyaku.
“ Kemarin Ji Won mengirim message kepadaku.” Katanya.
“ Apa isinya?” Kataku to the point.
Aku merasa risih dengan kedatangan Jung Eum didepan Song Hye
Kyo dan Yoo Seung Ho. Aku takut akan terjadi kesalahpahaman setelah ini. Tapi,
aku tidak bisa mengabaikannya. Aku sudah menganggapnya sebagai teman dekatku.
“ Dia menyuruhku untuk menjauhimu. Sepertinya dia cemburu
dengan kedekatan kita. Apakah dia mengetahui bahwa kita pernah pergi bersama?”
Tanyanya.
“ Molla, sepertinya begitu. Apakah ada hal yang ingin
dibicarakan lagi?” Tanyaku.
“ Aniyo.” Katanya.
“ Kalau begitu aku pergi dulu. Aku masih mempunyai urusan
dengan Song Hye Kyo dan Yoo Seung Ho.” Kataku lalu pergi meninggalkannya.
“ Apakah benar Ji Won
seperti itu? Aku tahu ada baiknya jika dia merasakan cemburu terhadap Jung Eum.
Tapi apakah dia mengatakannya keterlaluan seperti itu? Ji Won adalah yeoja yang
kalau bicara asal bunyi menurut kehendaknya saja tanpa memikirkan perasaan
lawan bicaranya? Tapi dia tidak mungkin mengulangi kesalahan seperti itu lagi?
Dulu dia bersikap seperti itu kepada Hyuna dan sekarang kepada Jung Eum?
Sebenarnya apa sih maunya dia?” Pikirku sambil menghampiri Song Hye Kyo dan Yoo
Seung Ho kembali dan mengerjakan tugas kami lagi.
Setelah selesai mengerjakan tugas bersama Song Hye Kyo dan
Yoo Seung Ho, aku pulang ke apartemen. Baru saja aku meletakkan tasku, Ji Won
datang.
“ Mengapa wajahmu lesu seperti itu?” Tanyaku.
“ Aniyo. Aku hanya kelelahan saja. Aku tadi bertemu dengan
Jung Eum.” Katanya dengan dinginnya.
“ Lalu?” Tanyaku kembali.
“ Dia akan mengajakmu pergi ke bioskop saat ulang tahunnya
nanti. Apa kau akan pergi bersamanya?” Tanyanya.
“ Molla, aku belum melihat jadwalku.” Kataku sambil minum
air.
“ Semoga kalian bersenang-senang disana.” Kata Ji Won dengan
dinginnya lalu focus kepada tugasnya kembali.
“ Mengapa kau berbicara seperti itu? Apa kau merasa cemburu
kepadanya?” Tanyaku sambil mengingat perkataan Jung Eum tadi.
“ Aniyo. Aku hanya mempunyai the bad feeling.” Katanya sedangkanku yang mendengarnya hanya diam
saja.
“ Aku harus melakukan
sesuatu agar tidak pergi bersama Jung Eum? Ah, bukankah minggu depan aku ada
touring bersama club motorku. Lebih baik aku mengikutinya saja.” Pikirku sambil
melihat kalender.
Keesokkan harinya, saat di koridor aku melihat Ji Won
menghampiri Jung Eum dan berbicara. Namunku tidak bisa mendengar pembicaraan
mereka.
“Apakah mereka sedang
bertengkar?” Pikirku tiba-tiba Micky datang menghampiriku.
“ Myung Soo, sepertinya mereka bertengkar mengenai dirimu.
Aku mendengarnya dari Da Hee.” Kata Micky.
“ Biarkanlah. Selagi mereka tidak saling membunuh, bertengar
mungkin tak apa-apa.” Kataku.
Ji Won melihat kearahku. Dia selesai berbicara dengan Jung
Eum dan sekarang dia menghampiriku.
“ Myung Soo?” Panggilnya.
“ Waeyo?” Tanyaku.
“ Aku ingin berbicara denganmu. Kajja!” Ajaknya.
“ Apa yang kau bicarakan dengan Jung Eum tadi?” Tanyaku.
“ Aku hanya menyuruhnya meminta maaf kepada Yerim itu saja.
Ah, satu lagi. Aku ingin kau menjaga sikapmu karena kau adalah nae namjachingu
dan apakah kau tahu apa yang terjadi kemarin?” Tanyanya.
“ Ada apa?” Tanyaku kembali dengan penasaran.
“ Kemarin aku kerumuni oleh Yerim, Hyuna, Gayoon, Beige dan
Hye Kyo. Semua ini karena sikapmu dan dia yang membuatku muak. Mereka
membicarakan kalian kemarin dan aku baru tahu bahwa kalian berdua kemarin
membicarakanku. Apakah mungkin karena aku mengirim message kepada Jung Eum.
Bukankah aku terlalu baik kepadanya?” Tanyanya dengan sinis.
“ Aku tak ingin membicarakan masalah ini sekarang. Dia sudah
aku anggap sebagai teman baikku dan apapun alasannya aku tak akan merubah
sikapku ini kepadanya.” Kataku lalu meninggalkan Ji Won yang tercengang saat
mendengarnya.
Aku tiba di kampus terlebih dahulu bersama dengan Kyuhyun. Ku
lihat semua mahasiswi sudah pulang kecuali dirinya yang terlihat bingung. Aku
masih tidak berani menghampirinya setelah kejadian tadi siang. Aku pun
mendengar pembicaraannya dengan Jun Ki.
“ Ji Won, mengapa kau masih disini?” Tanya Jun Ki.
“ Aku hanya bingung. Bagaimana caraku pulang ke rumah
sementara bus sudah tidak ada jam segini?” Kata Ji Won.
“ Mengapa kau harus bingung? Bukankah disini ada Myung Soo
yang akan mengantarkanmu pulang?” Kata Jun Ki.
“ Sepertinya aku tidak yakin dia akan mengantarkanku pulang.”
Lirih Ji Won sambil melihat kearahku sedangkan Jun Ki yang mendengarnya hingga
dia berinisiatif untuk berbicara kepadaku.
“ Myung Soo, lebih baik kau antar Ji Won pulang sekarang.
Kasihan! Jam segini sudah tidak ada bus lagi.” Kata Jun Ki kepadaku sedangkan aku
hanya diam saja dan melihat kearah Ji Won.
“ Nah, Ji Won lebih baik sekarang kau ikuti Myung Soo sekarang.
Aku akan pulang dulu, nde.” Kata Jun Ki kepada Ji Won.
“ Nde, gomawo.” Kata Ji Won lalu Jun Ki meninggalkan diriku
dan Ji Won berdua disana.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar