[SERIES]
Love is Feeling (Myung Soo’s Diary) Part 7
Title : [SERIES] Love is Feeling
(Myung Soo’s Diary) Part 7
Author : Cavela
Length : Series
Genre : Romance and Comedy
Main
Cast : Kim Myung Soo aka L Infinite
and Kim Ji Won
Other Cast : Cho Kyuhyun, Kim Yerim, Kim Ryeowook, Beige, Kim
Heechul, Im Yoona, Leeteuk aka Seongseonim Park, Hyuna, Gayoon,
Yoo Seung Ho, Jung Yong Hwa, Lee Hyukjae aka Eunhyuk, Song Eunji, Han Ji Min,
Kang In aka Seongseonim, Park Shi Ho, Hwang Jung Eum, Lee Da Hee, Lee Jun Ki,
Song Hye Kyo, Han Ga In, Park Shin Hye, Yoon Eun Hye, Jessica Jung, Moon Chae
Won, Kang So Ra, Goo Hye Sun, Lee Sunkyu aka Sunny, Lee Hong Ki, Shindong, Kim
Bum, Kim Gyeong, Song Ye Jin, Park Si Yeon, Jung So Min, Kim Jae Joong, Seo In Guk, Kwon Yuri, Tuan
Kim, Nyonya Kim
Note: Sebelum Reader
membaca “[SERIES] Love is Feeling (Myung Soo’s Diary)” ini. Alangkah lebih baik
jika Reader membaca terlebih dahulu “[SERIES] Love is Feeling”. Karena “[SERIES]
Love is Feeling (Myung Soo’s Diary)” merupakan kisah lanjutan dari “[SERIES]
Love is Feeling”. Tetaplah berkunjung di blog ini dan nikmatilah beragam kisah
cinta yang menarik dan pastinya membuat Reader sangat penasaran.
Satu minggu sudah berlalu. Aku sedang berada di rumahku. Aku
selalu melihat ponselku.
Mengapa dia tidak
meneleponku atau mengirim message kepadaku?
Apakah dia masih marah
padaku?
Tapi dimana letak
kesalahanku?
Seharusnya dia
memberitahuku, jika aku benar-benar mempunyai kesalahan kepadanya.
Pertanyaan itu selalu berputar di kepalaku hingga akhirnya
aku mengirim message kepadanya.
To: Ji
Won
“ Apa kau sudah tidur?”
From: Ji Won
“ Waeyo?”
To: Ji Won
“ Apa kau sudah mempunyai rencana tahun baru
ini kita akan pergi kemana?”
From: Ji Won
“ Molla.”
To: Ji Won
“ Apa kau marah padaku?”
From: Ji Won
“ Molla.”
To: Ji Won
“ Geure, kalau begitu aku akan menentukan
tempatnya. Besok bersiap-siaplah! Aku akan menjemputmu. Araseo?”
From: Ji Won
“ Nde.”
“ Aish jinja, mengapa dia membalas messageku singkat dan
padat sekali. Benar-benar menyebalkan.” Kataku dengan stress sambil
mengacak-acak rambutku sendiri.
Next
Aku mulai bersiap untuk kembali ke apartemenku. Tiba-tiba
omma datang menghampiriku.
“ Myung Soo, oedigga?” Tanya Omma.
“ Aku akan kembali ke apartemenku sekarang.” Kataku.
“ Waeyo? Bukankah kau masih libur.” Tanya Omma kembali.
“ Besok aku ada kencan dengan nae yeojachingu.” Kataku dengan
malu-malu.
“ MWO? Kau sudah mempunyai yeojachingu? Mengapa kau tidak
memberitahu pada omma? Apakah dia yeoja yang sangat cantik?” Tanya Omma dengan
penasarannya.
“ Aku masih terlalu awal menjalin hubungan dengannya. Aku
tidak berani membawanya kesini. Dia adalah yeoja yang sangat cantik, omma.”
Jelasku.
“ Jeongmal? Kau harus secepatnya membawanya kemari, nde.
Omma, tidak sabar bertemu dengan calon menantu. Yakso?” Tanya Omma.
“ Yakso, omma. Kalau begitu aku pergi sekarang, nde.” Kataku
sambil berjalan meninggalkannya.
“ Arra, hati-hati di jalan.” Teriak Omma.
“ Araseo.” Teriakku sambil melambaikan tanganku kearah Omma.
Aku telah tiba di apartemen. Aku pun istirahat terlebih
dahulu dari perjalananku yang jauh tadi. Aku tak tahu sudah tertidur berapa
lama. Aku terkejut saat melihat ponselku. Aku mendapat telepon dari Ji Won. Aku
pun menjawab telepon tersebut.
“ Yeobseo.” Jawabku.
“ Yak, eodigga?”
Tanyanya.
“ Aku di apartemen.
Waeyo?” Tanyaku.
“ Waeyo? Apa kau tidak
salah bertanya? Aku sudah menunggumu selama 3 jam tapi kau tak kunjung datang
menjemputku.” Katanya tak terima.
“ Disini sedang hujan.”
Kataku sambil melihat kearah jendela apartemen.
“ Aku tak peduli. Aku
ingin kau datang ke rumahku sekarang!” Katanya sambil mematikan teleponnya.
“ Sepertinya dia marah
lagi terhadapku. Mengapa dia suka sekali marah-marah seperti ini? Aku harus
bergegas ke rumahnya untuk meredakan marahnya itu.” Pikirku.
Aku bergegas mandi. Setelah mandi, aku membuka lemari. Aku
sempat kebingungan akan memakai pakaian yang mana. Jujur saja, saat ini didalam
lemari hanya terdapat pakaian santai sedangkan pakaian formalku semuanya kotor.
Akhirnya dengan terpaksa aku memakai pakaian santai tersebut dan bergegas
menuju rumahnya.
“ Mianhae.” Kataku.
“ Apa kau sudah makan?” Tanyanya.
“ Aniyo.” Kataku.
“ Geure, kalau begitu kau makan dulu saja.” Katanya sambil
menyiapkan makanannya. Namun tiba-tiba lampu di ruang makan mati.
“ Ottokke? Mengapa lampu mati semua?” Gerutu Ji Won sambil
mengecek saklar lampu.
“ Mungkin listriknya sedang padam.” Kataku.
“ Kau benar. Makanlah dulu! Aku akan mencari lilin dulu.”
Katanya sambil mencari lilin disekitar dapurnya.
“ Apa yang kau inginkan saat ini?” Tanyaku kembali.
“ Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu hingga kembang api
dinyalakan ditengah malam nanti dan aku ingin berfoto bersama denganmu.”
Katanya dengan senang.
“ Apakah hanya itu yang kau inginkan?” Tanyaku tak percaya.
“ Nde, ini belum seberapa. Masih ada permintaanku yang
lainnya tapi nanti.” Katanya.
“ Geure, aku akan mengabulkan permintaanmu itu selama
berpacaran denganku. Kajja, kita pergi!” Ajakku.
“ Nde.” Kata Ji Won dengan tersenyumnya. Kami pergi bersama
hingga kami sampai disuatu tempat.
“ Mengapa kita kesini lagi?” Tanya Ji Won.
“ Kemarin kita tidak sempat liburan bersama makanya aku
mengajakmu kemari lagi karena saat ini kita akan merayakan tahun baru ini hanya
berdua saja.” Kataku.
“ Ternyata kau bisa bersikap romantic seperti ini juga, ne.”
Pujinya.
“ Ayo kita berfoto bersama!” Ajakku.
“ Bagaimana caranya?” Tanyanya dengan bingung.
“ Lihatlah! Disana ada jasa foto. Kajja, kita kesana!” Ajakku
sambil menunjuk kearah ajusshi itu dan menggenggam tangannya. Kami berfoto
bersama hingga kini kami duduk disebuah meja makan yang terletak diluar sebuah
restoran agar bisa melihat pemandangan malam hari yang indah itu.
“ Bagaimana apa kau menyukainya?” Tanyaku kembali.
“ Nde.” Kata Ji Won.
“ Aku pergi ke toilet sebentar, nde.” Kataku lalu pergi
meninggalkan Ji Won. Saat aku kembali dari toilet, Ji Won tertawa
terbahak-bahak. Aku pun merasa bingung dibuat olehnya.
“ Waeyo? Mengapa kau tertawa seperti itu?” Tanyaku dengan
bingungnya.
“ Aku tahu kau tadi pasti buang air kecil, ne?” Tebak Ji Won.
“ Bagaimana kau tahu?” Tanyaku dengan penasaran.
“ Karena kau meninggalkannya dicelana luarmu. Lihatlah!
Celanamu bagian itu terlihat basah seperti itu.” Katanya sambil tertawa dengan
senangnya sedangkan aku langsung melihat kearah celanaku dan benar saja
terlihat basah. Aku sungguh malu dengan diriku sendiri ini.
“ Yak, mengapa kau menjadi yadong seperti ini? Aku baru tahu
bahwa aku mempunyai yeojachingu yadong sepertimu.” Tanyaku tak percaya.
“ Itu bukan salahku. Salahmu sendiri kau meninggalkan jejak
dicelanamu saat dari toilet.” Elaknya.
“ Arra. Gomawo karena telah mengingatkanku.” Kataku sedangkan
ku lihat dia masih menahan tawanya itu.
“ Ji Won, sebentar lagi liburan tiba? Apa kau mempunyai
sebuah rencana?” Tanyaku.
“ Molla, sepertinya aku akan di rumah saja. Waeyo?” Tanyanya.
“ Apa kau tidak ingin ikut pergi ke rumah orang tuaku?”
Tanyaku to the point.
“ MWO.” Katanya tak percaya sambil tersedak.
“ Mengapa kau bisa tersedak seperti ini? Makanya kalau makan
pelan-pelan saja.” Kataku sambil memberikan tissue.
“ Aku belum siap.” Katanya kembali.
“ Waeyo? Padahal ommaku ingin bertemu denganmu.” Tanyaku
kembali.
“ Mianhae.” Katanya sambil menundukkan kepalanya.
“ Nan gwenchana. Aku akan menunggumu sampai kau siap. Kajja!
kita akan pulang ke Seoul sekarang.” Ajakku.
“ Nde.” Kata Ji Won.
Kami sampai di Seoul, aku mengantarkannya sampai ke rumahnya.
“ Apa kau tidak akan dimarahi oleh orang tuamu?” Tanyaku.
“ Aniyo. Mereka sudah tahu bahwa aku pergi denganmu.” Kata Ji
Won.
“ Geure, aku pulang sekarang.” Kataku.
“ Hati-hati, nde.” Kata Ji Won sambil melambaikan tangannya
sedangkan aku membalasnya dengan senyum.
***
Aku masih kecewa dengannya. Karena dia menolak untuk datang
ke rumahku. Padahal nae omma ingin bertemu dengannya. Omma pun kecewa padaku
hingga mengatur perjodohan untukku dengan anak dari temannya. Aku menolaknya
hingga omma geram kepadaku.
“ Myung Soo, duduklah! Omma ingin bicara kepadamu.” Kata
Omma.
“ Nde.” Kataku sambil langsung duduk.
“ Myung Soo, kapan kau akan membawa neo yeojachingu ke rumah
ini?” Tanya Omma.
“ Molla, dia masih belum siap kemari.” Kataku.
“ Omma sudah lama menunggunya untuk datang kemari. Tapi
sepertinya dia tidak serius denganmu.” Kata Omma.
“ Apa maksud omma?” Tanyaku kembali.
“ Omma akan mengatur perjodohan untukmu.” Kata Omma dengan
tiba-tiba.
“ Omma, aku hanya mencintai Ji Won. Aku hanya ingin menikah
dengannya. Lagipula kami ini masih muda.” Tolakku.
“ Menurut tradisi keluarga kita, kau harus menikah saat
umurmu 20 tahun.” Kata Omma.
“ Tapi omma, dia belum tahu umurku yang sebenarnya. Dia hanya
tahu umurku masih 18 tahun.” Elakku.
“ Mengapa kau tidak jujur kepadanya?” Tanya Omma.
“ Aku belum siap menceritakan semuanya kepadanya.” Elakku.
“ Omma akan memberimu waktu tiga bulan untuk memikirkan hal
ini. Jika kau masih tidak membawanya kesini maka omma dengan terpaksa akan
menjodohkanmu dan tidak ada penolakkan.” Kata Omma lalu pergi meninggalkanku.
***
Waktu liburan dua minggu berakhir sudah. Kini kami memasuki
semester 2. Kami masih berada pada kelas yang sama. Aku masih terpikirkan oleh
perkataan omma tempo hari. Aku dengan sengaja mengabaikannya kembali karena aku
tak ingin dia mengetahui hal ini. Aku selalu menghindarinya bila dia datang
menghampiriku. Namun aku selalu memperhatikannya dari belakang seperti saat aku
mengaguminya ketika pertama kali aku jatuh cinta pada pandangan pertama
kepadanya. Aku terkejut saat mendapat message darinya.
From: Ji Won
“ Omma, ottokke? Dia
masih mengabaikanku. Apa lebih baik kami putus saja?”
Aku tahu sepertinya dia
salah mengirim message.
Tapi mengapa harus
mengirimnya kepadaku?
Apakah dia tidak tahu,
aku merasa sedih membaca message itu?
Aku terkejut bukan main saat dia mengirim message kembali
padaku.
From: Ji Won
“ Bisakah kita bertemu setelah mata kuliah ini berakhir?”
To: Ji Won
“ Datanglah ke
apartemen saja.”
Setelah mengirim message tersebut, aku pun melewati koridor.
Aku sempat melihat dia dan memperhatikannya dari jauh. Aku melihatnya membalikkan
tubuhnya dan melihat kearahku. Namun dia membalikkan tubuhnya kembali dan
melanjutkan langkahnya kembali. Aku hanya bisa mendesah pelan saat dia pergi
begitu saja dari hadapanku. Seharusnya dia datang menghampiriku tapi dia malah
membalas mengabaikanku kembali. Aku bergegas kembali ke apartemen. Aku sengaja
tidak mengikuti mata kuliah Leeteuk karena aku benar-benar sangat malas hari
ini. Setelah tiba di apartemen, aku pun menonton TV. Selama satu jam, aku menunggunya.
Tapi dia masih belum datang. Bel apartemen pun berbunyi, aku melihatnya masuk
kedalam apartemenku dan aku pun menyambutnya dengan senyuman manisku.”
“ Tapi mengapa dia
membelalakan matanya seperti itu?” Tanyaku dalam batin.
“ Mengapa kau hanya berdiri didepan pintu saja? Kemarilah!”
Titahku.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar