Selasa, 17 Juni 2014

[SERIES] Love is Feeling (Myung Soo’s Diary) Part 10

[SERIES] Love is Feeling (Myung Soo’s Diary) Part 10
Title                 : [SERIES] Love is Feeling (Myung Soo’s Diary) Part 10
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Romance, Comedy, Sad and Tragedy
Main Cast        : Kim Myung Soo aka L Infinite and Kim Ji Won
Other Cast       : Cho Kyuhyun, Kim Yerim, Kim Ryeowook, Beige, Kim Heechul,  Im Yoona,  Leeteuk aka Seongseonim Park, Hyuna, Gayoon, Yoo Seung Ho, Jung Yong Hwa, Lee Hyukjae aka Eunhyuk, Song Eunji, Han Ji Min, Kang In aka Seongseonim, Park Shi Ho, Hwang Jung Eum, Lee Da Hee, Lee Jun Ki, Song Hye Kyo, Han Ga In, Park Shin Hye, Yoon Eun Hye, Jessica Jung, Moon Chae Won, Kang So Ra, Goo Hye Sun, Lee Sunkyu aka Sunny, Lee Hong Ki, Shindong, Kim Bum, Kim Gyeong, Song Ye Jin, Park Si Yeon, Jung So Min, Kim Jae Joong, Seo In Guk, Kwon Yuri, Tuan Kim, Nyonya Kim, Micky Yoochun


Note: Sebelum Reader membaca “[SERIES] Love is Feeling (Myung Soo’s Diary)” ini. Alangkah lebih baik jika Reader membaca terlebih dahulu “[SERIES] Love is Feeling”. Karena “[SERIES] Love is Feeling (Myung Soo’s Diary)” merupakan kisah lanjutan dari “[SERIES] Love is Feeling”. Tetaplah berkunjung di blog ini dan nikmatilah beragam kisah cinta yang menarik dan pastinya membuat Reader sangat penasaran.


Preview

Aku yang melihat wajahnya yang kelelahan tersenyum senang dan ikut berbaring disamping dan memeluknya. Kami benar-benar tertidur karena aktivitas yang kami lakukan tadi sangatlah melelahkan.

Next

***

Satu bulan kemudian.

Aku sudah tidak tahan lagi dengan semua perjodohan yang telah omma atur untukku. Aku sungguh menyesal karena melampiaskannya kepada Ji Won. Seharusnya aku bisa menutupi kekesalanku terhadap omma agar dia tidak kena imbasnya. Namun yang terjadi adalah sebaliknya. Kini kami saling berdiam diri. Aku ingin meminta maaf kepadanya namun aku sangat enggan untuk mengakuinya. Mengapa rasa cintaku terhadapnya masih terkalahkan oleh egoku ini?
Aku terkejut sekali dengan kedatangannya ke apartemenku ini. Setelah satu bulan kami tidak bertemu. Padahalku baru saja akan tidur namunku masih memejamkan mataku agar terlihat olehnya bahwa aku sudah tidur. Tak biasanya dia datang pada malam hari seperti ini.
 “ Myung Soo, bangunlah! Aku ingin berbicara denganmu sekarang.” Katanya lalu aku pun membuka kedua mataku.
“ Apakah kau sedang sakit? Apa kau sudah makan? Jika kau belum makan aku akan membuatkan makanan untukmu.” Tanyanya dengan panic.
“ Nan gwenchana. Waeyo? Mengapa kau datang kesini malam-malam begini?” Tanyaku to the point.
“ Aku ingin hubungan kita ini break dulu. Apa kau tak ingin menjelaskan sesuatu?” Tanyanya.
“ Aniyo. Lebih baik kau pulang sekarang. Ini sudah malam.” Kataku.
“ Apa kau yakin tidak ingin menjelaskan sesuatu?” Tanyanya untuk meyakinkan.
“ Nde.” Kataku dengan dingin.
“ Arra, kalau begitu aku akan pulang sekarang.” Katanya seperti sedang menahan tangisnya.
“ Hati-hati.” Kataku sedangkan dia tetap berjalan meninggalkan apartemenku.

“ Selalu seperti itu. Apakah aku tadi tidak salah mendengarnya? Dia mengatakan break. Ottokke? Mengapa jadi seperti ini? Mengapa aku tidak menahannya? Aish jinja, tubuh ini penuh dengan hasrat egoku. Mianhaeyo, Ji Won.” Pikirku.

FLASHBACK !!!

Ketika kami berpacaran, dia sempat menanyakan beberapa pertanyaan kepadaku.
“ Apa kau menyukai Yerim?” Tanya Ji Won.
“ Waeyo? Mengapa kau bertanya seperti itu? Apakah kau merasa cemburu kepadanya?” Tanyaku.
“ Nde, aku sangat cemburu. Sekarang jawablah pertanyaanku tadi!” Titah Ji Won.
“ Arra, aku tidak menyukainya. Aku hanya menyukai dirimu.” Kataku.
“ Jeongmal?” Tanya Ji Won sekali lagi.
“ Nde. Aku ingin bertanya padamu?” Tanyaku.
“ Waeyo?” Tanya Ji Won.
“ Bagaimana kalau suatu saat nanti kita putus, apa yang akan kau lakukan?” Tanyaku.
“ Maka aku tidak akan pernah menganggapmu pernah ada dalam hidupku ini. Anggaplah kalau kita ini tidak saling mengenal satu sama lain nanti dan satu hal lagi yang penting.” Kata Ji Won.
“ Apakah itu?” Tanyaku dengan penasaran.
“ Bahwa aku tidak akan pernah mengatakan kata putus kepadamu. Jika kita putus maka kau lah yang mengatakannya bukan diriku.” Kata Ji Won.
“ Mengapa seperti itu?” Tanyaku.
“ Karena aku tidak ingin merasa menyesal.” Kata Ji Won.
“ Ternyata kau mempunyai prinsip yang sama denganku.” Kataku.
“ MWO? Jika kau mempunyai prinsip sepertiku itu berarti kita berdua tidak akan putus.” Kata Ji Won dengan terkejutnya.
“ Bisa dibilang seperti itu.” Kataku.
“ Bagaimana kalau kau bosan kepadaku lalu kau selingkuh?” Tanya Ji Won dengan serius.
“ Mengapa kau menjadi serius seperti ini sudah pasti jawabannya aku akan memberitahumu jika aku selingkuh dengan yeoja lain.” Godaku.
“ NEO MICHEOSSEO.” Teriak Ji Won.
“ Aniyo.” Kataku dengan dinginnya.

KEMBALI KE MASA SEKARANG !!!

 “ Sebenarnya apa yang ada dipikiranmu, Ji Won? Aku masih tidak mengerti akan dirimu. Ottokke? Jika aku mengingat prinsip yang kita buat itu maka apa yang harusku lakukan sekarang?” Lirihku.

***

Liburan semester pun telah berakhir. Aku masih terlarut dengan kenanganku bersamanya. Aku harus bisa menyembunyikan semua ini dihadapan semua nae chingu. Aku sangat malu sekali karena Ji Won telah memutuskanku secara sepihak. Namun tak bisa dipungkiri bahwaku masih mencintainya. Beberapa hari setelah liburan usai, aku masih belum bertemu dengannya. Aku sangat merindukannya. Hari ini seperti takdir berpihak kepadaku. Kami berpapasan di pintu saat pergantian ruang kelas. Saat berpapasan mata kami saling memandang satu sama lain dan tatapan ini bukan tatapan benci melainkan tatapan rindu. Tatapan kami berakhir saat Beige mengajakku bicara sedangkanku lihat dia masuk kedalam kelas. Meskipun hubungan kami sudah berakhir, namun kami masih dipertemukan setip hari walaupun saat ini kami berbeda kelas. Aku sangat terkejut karena mendapat message darinya.

From: Ji Won
Bisakah kita bicara berdua hari ini?
To: Ji Won
Nde, oedigga?
From: Ji Won
Di kampus saja. Jam berapa?
To: Ji Won
Jam 1.

Tak lama kemudian, dia mengirim kembali message kepadaku.

From: Ji Won
Oedigga? Aku sudah menunggumu.

Aku memang sedang berkumpul dengan nae chingu. Aku sempat heran dengan tatapan mata nae chingu yang terlihat pada satu arah. Saat aku mengikuti arah tatapan mereka, aku terkejut karena Ji Won ada dibelakangku. Dia memberikan sebuah kode agar aku mengikutinya, dia berjalan terlebih dahulu.
 “ Apa yang ingin kau bicarakan? Ah, message yang kau kirim aku baru membacanya.” Kataku sambil menunjukkan ponselku.
“ Aku menyesali atas tindakanku kemarin. Apakah kita bisa memulai hubungan ini dari awal lagi?” Tanya Ji Won to the point.

“ MWO? Apa aku tidak salah mendengarnya? Dia memintaku untuk memulai kembali hubungan kami. Asal kau tahu saja aku memang masih mencintaimu. Tapi caramu pada saat memutuskanku, aku sangat kecewa sekali padamu.” Batinku.

“ Mengapa kau masih sempat memikirkan masalah ini? Bagiku sekarang kau adalah chingu yang satu jurusan denganku.” Tanyaku.
“ Arra, aku ini satu jurusan denganmu. Tapi apakah kau tidak bisa memaafkan kesalahanku itu?” Tanya Ji Won.
“ Mianhae, bagi orang lain mungkin kata mustahil masih berlaku namun berbeda denganku kata mustahil itu sama sekali tidak berlaku. Jika sudah tidak ada pembicaraan lagi, aku akan pergi sekarang.” Kataku lalu dia berdiri dan segera membelakangi Ji Won.
“ Chankaman!” Lirih Ji Won.
“ Apakah kau tidak bisa mempertimbangkan permintaanku tadi?” Tanya Ji Won sambil menundukkan kepalanya.
“ Ji Won, aku menolakmu.” Kataku lalu pergi meninggalkan Ji Won yang masih tercengang mendengar perkataanku. Aku mengetahuinya Karena pada saat itu, aku tidak langsung pergi meninggalkan tempat itu.

***

“ Ommona, mengapa dia bisa ada di kelasku? Ottokke? Bahkan tempat duduk kami hanya terhalang oleh Sunny.” Pikirku.

Pembelajaran pun dimulai, aku melihat dia seperti mengalami kesulitan dalam materi tersebut. Bukan hanya Ji Won yang mengalami kesulitan tersebut ternyata Sunny pun begitu hingga Sunny berinisiatif kepada dosen tersebut. Dosen pun memberikan penjelasan secara individu kepada Sunny dan Ji Won pun ikut mendengarkannya. Aku terus memperhatikannya dari belakang. Namun saat Ji Won akan menatap dosen tersebut, matanya tanpa sengaja melihat kearahku. Mata kami saling memandang satu sama lain. Kami seperti terlelap akan kesenduan dan kerinduan yang terpancar dari mata kami. Dia pun tersadar dan dengan segera dia memalingkan wajahnya. Aku merasakan jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya. Pembelajaran pun selesai, aku segera bergegas pergi dari kelas itu. Karena bagaimanapun, aku masih teringat akan moment tadi. Aku tak ingin dia mengetahuinya karena aku telah menolaknya. Aku akan sangat malu sekali apabila dia mengetahuinya. Hari demi hari aku merasa tertekan karena harus bertemu dengannya dalam kelas yang sama. Jujur saja, aku sangat sulit sekali untuk menahan tingkah lakuku yang dibuat salah tingkah olehnya.
Aku melihat dia masuk kedalam kelasku lagi. Dia memilih tempat duduk yang jaraknya jauh denganku. Aku terkejut bukan main karena kursi yang didudukinya adalah kursi milikku sedangkanku masih terdiam didepan pintu.

“ Ottokke? Mengapa dia duduk di kursi milikku? Apakah ini yang dinamakan takdir? Myung Soo, kau harus berpikir jernih. Laptopmu ada didekatnya. Bagaimana caramu untuk mengambil laptop itu? Beruntung tasku masih ada ditanganku ini.” Pikirku.

Aku bergegas mencari kursi kosong dan menyimpan tasku didekat Yong Hwa. Kebetulan sekali, dia terfokuskan pada tugasnya. Akhirnya aku berjalan pelan dan mengambil laptopku itu. Namun dia masih sempat bertanya kepadaku.
“ Waeyo? Mengapa kau membereskan semua barangmu dan mengambil kursi kosong lagi?” Tanya Yong Hwa dengan penasarannya.
“ Apa kau tidak melihat kursiku telah diduduki oleh Ji Won.” Bisikku lalu meletakkan semua barangnya itu di kursi yang kosong sedangkan Yong Hwa yang melihat tingkah lakuku seperti itu hanya bisa menahan tawanya dan aku menyadari semu itu. Aku berjalan dengan cepat untuk mengambil laptopku itu hinggaku tersandung kursi yang diduduki oleh So Ra. Semua mahasiswa pun tertawa melihatku yang salah tingkah seperti itu. Aku sungguh dibuat malu oleh tingkah lakuku sendiri.
“ Jangan salah tingkah seperti itu, Myung Soo.” Ledek Hyuna dengan kerasnya hingga mahasiswa yang ada di kelas tersebut mendengarnya dan tertawa melihatku yang tersandung kursi seperti itu.
“ Cieeee, MYUNG SOO SAYANG MANTAN.” Kata Kyuhyun dengan penuh penekanan pada setiap kata. Mahasiswa pun menjadi gaduh didalam kelas itu.
“ Cieee, MYUNG SOO SAYANG MANTAN YANG INISIALNYA KJ.” Ledek Jun Ki dengan penuh penekanan.

“ Aish jinja, ada apa dengan mereka ini? Mengapa mereka mengejekku seperti ini? Aku sangat malu dibuat oleh mereka terutama didepan Ji Won. Semoga wajahku ini tidak memerah.” Pikirku sambil duduk dan berkutik didepan laptopku ini.

Saatku sedang berkutik didepan laptopku, tanpa sengajaku melihat kearahnya. Dia terlihat sedang berbicara dengan Hong Ki. Hong Ki dikenal sebagai selingkuhannya pada saat masih menjadi nae yeojachingu. Hong Ki dijuluki seperti itu karena kedekatannya dengan Ji Won. Aku sering memergoki mereka selalu bersama bahkan berfoto bersama didepan mataku sendiri.

Apa yang mereka sedang bicarakan?
Mengapa Hong Ki tertawa seperti itu hingga wajahnya terlihat merah?
Apakah Ji Won menggodanya?
Aniyo, Ji Won bukan tipe yeoja seperti itu.

FLASHBACK!!!

Kami sedang berada di Pulau Jeju, aku pergi berjalan-jalan dengan nae chinggu dan  menelusuri tempat disetiap sudut Pulau Jeju. Saat sedang berjalan-jalan, tiba-tiba langkah kakiku terhenti. Aku melihat didepan mataku sendiri Ji Won sedang berfoto bersama Hong Ki. Mereka terlihat sangat mesra sekali. Entah apa yang mereka bicarakan. Namun setelah mereka bicara, Ji Won melihat kearahku dan menghampiriku.
“ Myung Soo, bagaimana kalau kita foto bersama disini?” Tanyanya dengan aegyonya.

“ Jujur saja, aku sangat ingin berfoto bersamanya disini. Hanya saja, saat melihatnya tadi berfoto dengan Hong Ki membuatku ingin menolak ajakannya.” Batinku.

“ Aniyo. Disini panas sekali.” Tolakku.
“ Bagaimana fotoku bersama Hong Ki, bagus kan?” Tanyanya sambil menunjukan fotonya bersama Hong Ki.

“ Aish jinja, dia benar-benar keterlaluan. Bagaimana bisa dia menunjukkan fotonya bersama Hong Ki kepadaku? Apakah dia tidak memikirkan perasaanku yang melihat fotonya itu?” Tanyaku dalam batin tak percaya.

“ Dengan kau menunjukan foto ini, apakah kau mengharapkan aku cemburu kepadanya?” Tanyaku dengan senyum sinisnya.
“ Seharusnya memang seperti itu.” Kata Ji Won dengan percaya dirinya.
“ Jangan harap.” Kataku.
“ Ayolah satu kali saja! Kebetulan kita ada disini sekarang.” Ajak Ji Won kembali.
“ Aniyo.” Tolakku kembali lalu dia meninggalkanku dan detik itu juga Eunhyuk, Shindong dan Yong Hwa menghampiriku.
“ Waeyo? Apakah kalian bertengkar?” Tanya Yong Hwa.
“ Aniyo, kajja kita pergi!” Ajakku kepada mereka.




TBC


Tidak ada komentar: