[SERIES]
Love is Feeling (Myung Soo’s Diary) Part 16
Title : [SERIES] Love is Feeling
(Myung Soo’s Diary) Part 16
Author : Cavela
Length : Series
Genre : Romance, Comedy, Sad and Tragedy
Main
Cast : Kim Myung Soo aka L Infinite
and Kim Ji Won
Other Cast : Cho Kyuhyun, Kim Yerim, Kim Ryeowook, Beige, Kim
Heechul, Im Yoona, Leeteuk aka Seongseonim Park, Hyuna, Gayoon,
Yoo Seung Ho, Jung Yong Hwa, Lee Hyukjae aka Eunhyuk, Song Eunji, Han Ji Min,
Kang In aka Seongseonim, Park Shi Ho, Hwang Jung Eum, Lee Da Hee, Lee Jun Ki,
Song Hye Kyo, Han Ga In, Park Shin Hye, Yoon Eun Hye, Jessica Jung, Moon Chae
Won, Kang So Ra, Goo Hye Sun, Lee Sunkyu aka Sunny, Lee Hong Ki, Shindong, Kim
Bum, Kim Gyeong, Song Ye Jin, Park Si Yeon, Jung So Min, Kim Jae Joong, Seo In Guk, Kwon Yuri, Tuan
Kim, Nyonya Kim, Micky Yoochun, member Infinite, member Super Junior
Note: Sebelum Reader
membaca “[SERIES] Love is Feeling (Myung Soo’s Diary)” ini. Alangkah lebih baik
jika Reader membaca terlebih dahulu “[SERIES] Love is Feeling”. Karena
“[SERIES] Love is Feeling (Myung Soo’s Diary)” merupakan kisah lanjutan dari
“[SERIES] Love is Feeling”. Tetaplah berkunjung di blog ini dan nikmatilah
beragam kisah cinta yang menarik dan pastinya membuat Reader sangat penasaran.
Preview
Ku lihat Ji Won kebingungan untuk menjawabnya. Aku
membenarkan alat penyamaranku agar tidak terlihat oleh para wartawan. Setelah
memastikannya, aku berjalan dengan cepat menghampiri kerumunan itu. Aku pun
masuk diantara mereka. Dengan cepat aku menarik tangannya dan berlari
bersamanya. Ku lihat banyak wartawan yang memotret kami. Ku lihat dia
kebingungan denganku yang tiba-tiba muncul. Ku lihat wartawan masih mengejar
kami. Aku melihat ada sudut gang kecil disana dan itu hanya cukup untuk satu
orang saja. Kami pun berlari kearah gang itu. Aku pun menyuruhnya masuk
terlebih dahulu. Namun dia terlihat enggan untuk masuk kedalam gang itu.
“ Jebal, masuklah! Aku tak berniat jahat kepadamu. Aku hanya
ingin menyelamatkanmu.” Kataku dengan paniknya.
“ Apakah kau orang korea?” Tanyanya.
“ Nde, palli! Kita tak mempunyai banyak waktu.” Kataku sambil
mendorongnya.
“ Araseo.” Katanya sambil masuk kedalam gang sempit itu.
Next
Aku juga ikut masuk kedalam gang itu. Ku akui gang ini
sangatlah sempit sekali tanpa sengaja aku menghimpitnya ke tembok. Aku melihat
ke sekeliling untuk memastikan bahwa wartawan sudah tidak mengejar kami lagi.
Aku tersadar bahwa jarak kami sangatlah dekat hingga deru nafasnya terasa pada
leherku. Aku langsung bergegas keluar dari gang itu. Dia mengikutiku dari
belakang.
“ Sepertinya kita sudah aman.” Kataku kepadanya.
“ Ah, nde. Kurasa memang begitu.” Katanya sambil mengatur
nafasnya.
“ Kalau begitu aku akan memanggil taksi untukmu.” Kataku
sambil berjalan menuju jalan.
“ Chankkaman!” Katanya sambil menarik tanganku dari belakang.
“ Wae?” Tanyaku.
“ Lebih baik kita istirahat dulu saja. Aku sangat lapar
sekali. Kebetulan di sebrang sana ada restoran ramen.” Katanya sambil memegang
perutnya.
“ MWO? Bahkan keadaan
genting seperti ini bisa-bisanya dia merajuk untuk makan. Kebiasaan buruknya
masih ada rupanya. Dia masih sama seperti dulu.” Batinku.
“ Araseo. Kajja!” Ajakku sambil menariknya.
Kami tiba di restoran ramen itu. Dia memasan makanan. Ku
lihat makannya sangat lahap sekali. Aku sangat senang sekali melihatnya. Jujur
saja, aku sangat menginginkan moment seperti ini sudah lama. Namun baru
terwujud sekarang. Meskipun dia tak mengenaliku.
“ Mengapa kau tidak makan? Apakah kau tidak lapar?” Tanyanya
dengan heran.
“ Aniyo. Aku masih kenyang.” Elakku.
“ Sebenarnya aku sangat
lapar sekali setelah berlarian dengannya seperti tadi. Tapi, bagaimana bisa aku
makan didepannya? Mungkin penyamaran yang telah ku pakai ini akan sia-sia.”
Pikirku.
“ Geure. Ah, mengapa kau memakai alat penyamaran seperti itu?
Apakah kau seorang aktor sepertiku?” Tanyanya disela makan.
“ Aniyo. Aku hanya seorang warga korea yang kebetulan sedang
berlibur disini.” Elakku.
“ Oh… pantas saja kau tadi berbicara denganku menggunakan
bahasa korea. Siapa namamu? Apakah kau mengenalku? Bagaimanapun aku ini aktris
Jepang lho bukan aktris Korea.” Tanyanya kembali yang membuatku benar-benar
terkejut dibuatnya.
“ Bagaimana mungkin aku tidak bisa mengenalimu. Kau ini
adalah Kim Ji Won seorang aktris terkenal bahkan drama yang kau mainkan
sekarang ditayangkan juga di Korea. Kau bisa memanggilku L .” Kataku.
“ L , nama panggilanmu unik sekali. Bicaramu berlebihan
sekali. Aku tidak sehebat seperti yang kau bayangkan. Jeongmal? Apakah benar
ditayangkan di Korea? Aigo, aku tak menyangka. Apakah kau salah satu fansku
atau kau seorang penguntit? Bagaimana kau mengenaliku padahal tadi aku memakai
alat penyamaran juga.” Tanyanya dengan curiga.
“ Aniyo. Jika aku seorang penguntit, mungkin detik ini juga
aku sudah menculikmu.” Elakku sambil menyilangkan kedua tanganku.
“ Benar juga katamu. Berarti kau adalah fansku. Lalu mengapa
kau tidak minta tandatangan kepadaku?” Tanyanya sambil aegyo.
“ Mengapa dia
mengekspresikan wajah aegyonya seperti itu? Tak tahukah dia bahwa aku sangat
ingin memeluknya sekarang bahkan mengatakan kepadanya bahwa aku sangat
mencintainya. Dia masih sama seperti dulu. Dia masih polos bahkan cepat akrab
dengan orang. Padahal dia baru bertemu denganku. Apakah dia tak menaruh curiga
kepadaku?” Pikirku.
“ Tentu saja aku akan minta tandatangan kepadamu. Sangat
sayang sekali apabila aku melewatkan kesempatan seperti ini. Ini adalah
kesempatan yang sangat langka. Kau bisa tandatangan di ponselku. Aku akan
menyimpannya dengan baik.” Kataku sambil mengeluarkan ponselku. Ku lihat dia
tersenyum dan mengambil ponselku lalu menulis tandatangannya pada layar
ponselku.
“ Otte? Kau menyukainya?” Tanyanya sambil mengambil jus
milikinya dan meminumnya.
“ Ah, yoeputta! Gomawo. Apakah kau akan kembali ke Korea?”
Tanyaku yang membuatnya tersedak sepertinya dia terkejut dengan pertanyaanku.
“ Aku pasti akan kembali ke Korea. Mungkin sekitar 1 tahun
lagi. Bagaimanapun aku harus mengikuti aturan main di kontrak itu. Waeyo?
Apakah kau ingin menyambutku nanti saatku tiba di Korea?” Tanyanya sambil
tersenyum dan mengambil tissue lalu membersihkan noda disekitar bibirnya.
“ Bibir itu. Ah, aku
sangat ingin sekali menciumnya detik ini juga. Aish jinja, sadarlah Myung Soo!
Jangan berpikir yadong disaat seperti ini. Bahkan saat ini dia tak mengenalimu
sama sekali.” Pikirku dengan frustasi.
“ Aniyo. Aku hanya ingin bertanya kepadamu saja karena
bagaimanapun kau ini adalah orang Korea. Geure, aku pasti akan menyambutmu jika
kau memberikan kabar kepadaku.” Kataku dengan semangatnya.
“ Jeongmalyo? Kalau begitu bolehkah aku meminta alamat
emailmu?” Tanyanya sambil menyerahkan ponselnya lalu kami pun bertukar alamat
email pada ponsel kami masing-masing.
“ Mengapa kau tidak meminta nomor ponselku saja? Mungkin kita
bisa saling mengenal satu sama lain.” Godaku.
“ Aniyo. Sebagai seorang aktris terkenal tidak boleh
memberikan nomor ponsel pada orang asing. Karena jaman sekarang banyak kasus
peneroran. Aku takut jika kau mempunyai nomor ponselku lalu ada orang asing
yang mengetahuinya dan menerorku.” Jelasnya.
“ Araseo. Apakah kau sudah selesai makan? Bagaimanapun ini
sudah jam 7 p.m. Apakah managermu tidak mencarimu?” Tanyaku.
“ Ah, ternyata sudah malam. Sebenarnya aku keluar saat ini
secara sembunyi-sembunyi. Jadi managerku tidak mengetahuinya.” Jelasnya.
“ Ternyata kau aktris yang susah diatur. Geure, aku akan
mengantarmu pulang. Kajja!” Ajakku.
“ Aniyo. Aku bisa pulang sendiri. Aku tak ingin merepotkanmu
untuk ketiga kalinya.” Tolaknya.
“ Nan gwenchana. Aku hanya ingin memastikan bahwa kau selamat
sampai rumahmu. Aku takut ada wartawan yang akan mengejarmu seperti tadi.”
Kataku sambil menarik tangannya dan ku lihat dia tersenyum kepadaku dan
mengikutiku.
Kami menunggu taksi lewat. Setelah mendapatkan taksi yang
kosong, kami masuk kedalam taksi itu. Dia memberitahukan alamat rumahnya kepada
supir taksi. Selama perjalanan kami saling diam satu sama lain. Aku tiada
hentinya tersenyum sendiri hingga ku lihat dia tertidur. Aku menarik kepalanya
secara perlahan-lahan agar kepalanya tidur dibahuku dan menggenggam tangannya. Tanpa
terasa kami telah tiba didepan rumahnya. Aku pun membangunkannya.
“ Ji Won-ssi, ireona!” Kataku sambil menepuk pelan wajahnya.
“ Apakah kita sudah sampai, L ?” Tanyanya sambil
mengedip-ngedipkan kedua matanya.
“ Nde.” Kataku lalu kami pun keluar dari taksi.
“ Apakah kau tak ingin mampir kedalam rumahku?” Tanyanya.
“ Aniyo. Aku harus kembali ke hotel sekarang karena besok aku
akan kembali ke Korea.” Tolakku.
“ Jeongmalyo? Mengapa kau tidak memberitahuku tadi? Padahal
besok aku ingin mengajakmu jalan-jalan keliling Tokyo.” Jelasnya.
“ Mianhae, aku tidak bisa karena aku sudah membeli tiket
pesawatnya.” Sesalku ku lihat dia berjalan mendekatiku lalu memelukku. Aku
terkejut bukan main saat itu namunku sangat senang sekali dan jantungku
berdetak sangat kencang. Semoga dia tak mengetahuinya.
“ Geure, gomawo. Aku pasti merindukanmu. Sebenarnya aku ingin
memberikan hadiah lain untukmu sebagai tanda terimakasihku kepadamu. Tapi kau
sejak tadi tidak membuka masker yang kau pakai ini.” Katanya masih memelukku.
“ Jika aku membukanya, apa yang akan kau berikan padaku?”
Tanyaku dengan penasaran.
“ Aku akan menciummu. Tapi karena telah memberitahumu maka
aku tak akan melakukannya. Entah mengapa, aku merasa sangat nyaman saat
bersamamu. Apakah kau adalah orang yang ku kenal? Aku sangat curiga kepadamu
sedari tadi karena kau tak membuka alat penyamaranmu. Padahal tadi kau bilang
bahwa kau bukanlah seorang actor. Lalu mengapa kau memakai alat penyamaran?”
Tanyanya yang sontak membuatku membelalakan mataku.
Saatku ingin menjawabnya, tiba-tiba ponselku berdering. Aku
pun menjawab panggilan telepon itu dan pergi dari hadapannya.
“ Yeobsseo.” Kataku.
“ Yak, oedigga? Kita
harus berkemas sekarang karena jam 1 a.m. kita akan kembali ke Korea.” Teriak
Woohyun disebrang sana.
“ Araseo. Aku akan
kembali sekarang.” Kataku lalu mematikan telepon itu. Sebelum teleponku mati,
ku dengar Woohyun masih berteriak-teriak kepadaku. Aku tertawa puas karena bisa
menjahilinya seperti itu. Aku pun kembali kepada Ji Won.
“ Mianhae, aku harus pergi sekarang. Ku harap kau akan
menyimpan ini hingga kita kembali bertemu di Korea suatu saat nanti.” Kataku
sambil memberikan salah satu aksesoris gantungan ponsel kepadanya.
“ Apakah ini untuk pasangan?” Katanya.
“ Kau romantic sekali, L . Padahal kita baru saling mengenal
hari ini. Tapi gantungan ponsel ini mengingatkanku pada seseorang.” Katanya
dengan sedih.
“ Nuguseyo? Mianhae, jika aku membuatmu sedih. Apakah dia
adalah seseorang yang sangat special untukmu?” Tanyaku dengan penasaran.
“ Dia adalah mantan nae namjachingu. Gantungan ponsel ini
sangat mirip dengan gantungan ponsel miliku dulu dan aku meninggalkannya
padanya. Apakah gantungan ponselku masih dia simpan atau malah sudah dibuang
olehnya?” Tanyanya dengan sedih.
“ Dia adalah namja paling bodoh yang telah mencampakkanmu
seperti ini. Aku yakin dia masih menyimpannya. Apakah kau masih menyukainya?”
Tanyaku dengan penasaran.
“ Mungkin kau benar. Dia adalah namja babo. Aku bukan hanya
menyukainya tapi aku masih mencintainya.” Katanya dan ku lihat dia meneteskan
air matanya.
“ Aku tak menyangka bahwa kau masih mencintainya. Padahal dia
telah mencampakkanmu seperti itu. Seandainya apabila kau bertemu dengannya dan
dia memintamu untuk kembali padanya, apa yang akan kau lakukan?” Tanyaku sambil
menghapus air matanya dengan kedua jariku.
“ Molla. Aku masih belum memikirkannya karena dia tidak
mungkin seperti apa yang kau bilang barusan. Dia adalah namja paling tidak
berperasaan yang pernah ku temui. Namun bodohnya aku malah masih mencintainya
hingga detik ini. Padahal aku tidak tahu, apakah dia masih mencintaiku atau
sudah mempunyai yeojachingu lagi.” Jelasnya disela tangisannya, aku pun
memeluknya dan mendengarkannya.
“ Ji Won-ssi, percayalah bahwa waktu yang akan menjawab
pertanyaanmu ini saat kau kembali ke Korea dan bertemu dengannya. Sekarang
lebih baik kau masuk ke dalam rumah dan istirahat, araseo.” Kataku sambil
memegang bahunya.
“ Gomawo. Hati-hati, nde! Sampai bertemu di Korea.” Katanya
lalu dia masuk kedalam rumahnya. Saat dia akan menutup pagarnya, dia sempat
melihat kearahku sambil tersenyum dan melambaikan tangannya. Aku pun
membalasnya dan pergi dari sana.
Aku kembali ke hotel menggunakan taksi. Tiada hentinya aku
tersenyum sendiri saat mengingat moment yang terjadi hari ini. Aku sama sekali
tak menyangka bahwa aku bisa memeluknya seperti tadi. Apakah dia menyadari
bahwa L itu adalah diriku? Ah, tapi sepertinya dia tidak mengenaliku. Aku tak
sabar ingin bertemu denganmu lagi. Tanpa terasa aku telah berada didepan kamar
hotelku. Aku pun masuk ke dalam. Semua member Infinite memandangku dengan
tatapan yang menurutku sangatlah menyeramkan.
“ Waeyo?” Tanyaku sambil berjalan melewati mereka dan
mengambil wine lalu meneguknya.
“ Kau kemana saja seharian ini?” Tanya Woohyun.
“ Aku pergi bertemu dengannya.” Kataku.
“ Jeongmal? Apakah kalian pergi kencan?” Tanya Sungjong
dengan penasarannya.
“ Molla. Sebenarnya aku pun bingung. Apakah tadi siang kami
pergi bersama bisa disebut kencan atau tidak? Tadi benar-benar pertemuan
singkat yang sangat mengesankan bagiku.” Kataku sambil tersenyum sendiri
mengingatnya.
“ Apakah dia mengenalimu?” Tanya Sungyeol yang membuatku
tercengang.
“ Bagaimana mungkin dia mengenaliku? Aku saja memakai alat
penyamaran bahkan wajahku hampir semuanya tertutup. Tapi, jika aku tidak
memakai alat penyamaran ini mungkin dia tak ingin berbicara denganku.” Kataku
sambil meminum wine lagi.
“ Siapakah yeoja itu? Kau membuat kami penasaran saja. Bahkan
kami telah berkali-kali melihat video konser kemarin dan berkali-kali kami
mereview video saat kau memberikan bunga kepada yeoja itu. Tapi kami masih
tidak bisa mengenali yeoja itu karena dia juga memakai alat penyamaran.” Jelas
Hoya.
“ Dia adalah mantan nae yeojachingu. Bukankah kalian pernah
melihat fotonya di ponselku?” Tanyaku kembali.
“ Jadi aktris terkenal di Jepang yang kau bilang kemarin
adalah mantan neo yeojachingu.” Kata Dongwoo tak percaya.
“ Nde. Bahkan aku mendapatkan tandatangannya tadi. Dia
mengira bahwa aku adalah fansnya.” Kataku sambil menunjukkan tandatangan Ji Won
di ponselku.
“ Nugu?” Tanya Sungkyu.
“ Namanya adalah Kim Ji Won.” Kataku kembali.
“ Sungjong, carilah di internet aktris Kim Ji Won. Palli! Aku
sangat penasaran sekali.” Titah Sungkyu kepada Sungjong.
“ Araseo.” Kata Sungjong sementara aku masih mengenang moment
tadi.
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Sungjong memberikan
gambar-gambar Kim Ji Won yang ada di internet. Semua member Infinite saling
berebutan untuk melihat gambar Ji Won. Teriakan mereka membuat telingaku sakit.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar