Kamis, 26 Juni 2014

[SERIES] Love is Feeling (Myung Soo’s Diary) Part 16

[SERIES] Love is Feeling (Myung Soo’s Diary) Part 16
Title                 : [SERIES] Love is Feeling (Myung Soo’s Diary) Part 16
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Romance, Comedy, Sad and Tragedy
Main Cast        : Kim Myung Soo aka L Infinite and Kim Ji Won
Other Cast       : Cho Kyuhyun, Kim Yerim, Kim Ryeowook, Beige, Kim Heechul,  Im Yoona,  Leeteuk aka Seongseonim Park, Hyuna, Gayoon, Yoo Seung Ho, Jung Yong Hwa, Lee Hyukjae aka Eunhyuk, Song Eunji, Han Ji Min, Kang In aka Seongseonim, Park Shi Ho, Hwang Jung Eum, Lee Da Hee, Lee Jun Ki, Song Hye Kyo, Han Ga In, Park Shin Hye, Yoon Eun Hye, Jessica Jung, Moon Chae Won, Kang So Ra, Goo Hye Sun, Lee Sunkyu aka Sunny, Lee Hong Ki, Shindong, Kim Bum, Kim Gyeong, Song Ye Jin, Park Si Yeon, Jung So Min, Kim Jae Joong, Seo In Guk, Kwon Yuri, Tuan Kim, Nyonya Kim, Micky Yoochun, member Infinite, member Super Junior


Note: Sebelum Reader membaca “[SERIES] Love is Feeling (Myung Soo’s Diary)” ini. Alangkah lebih baik jika Reader membaca terlebih dahulu “[SERIES] Love is Feeling”. Karena “[SERIES] Love is Feeling (Myung Soo’s Diary)” merupakan kisah lanjutan dari “[SERIES] Love is Feeling”. Tetaplah berkunjung di blog ini dan nikmatilah beragam kisah cinta yang menarik dan pastinya membuat Reader sangat penasaran.


Preview

Ku lihat Ji Won kebingungan untuk menjawabnya. Aku membenarkan alat penyamaranku agar tidak terlihat oleh para wartawan. Setelah memastikannya, aku berjalan dengan cepat menghampiri kerumunan itu. Aku pun masuk diantara mereka. Dengan cepat aku menarik tangannya dan berlari bersamanya. Ku lihat banyak wartawan yang memotret kami. Ku lihat dia kebingungan denganku yang tiba-tiba muncul. Ku lihat wartawan masih mengejar kami. Aku melihat ada sudut gang kecil disana dan itu hanya cukup untuk satu orang saja. Kami pun berlari kearah gang itu. Aku pun menyuruhnya masuk terlebih dahulu. Namun dia terlihat enggan untuk masuk kedalam gang itu.
“ Jebal, masuklah! Aku tak berniat jahat kepadamu. Aku hanya ingin menyelamatkanmu.” Kataku dengan paniknya.
“ Apakah kau orang korea?” Tanyanya.
“ Nde, palli! Kita tak mempunyai banyak waktu.” Kataku sambil mendorongnya.
“ Araseo.” Katanya sambil masuk kedalam gang sempit itu.

Next

Aku juga ikut masuk kedalam gang itu. Ku akui gang ini sangatlah sempit sekali tanpa sengaja aku menghimpitnya ke tembok. Aku melihat ke sekeliling untuk memastikan bahwa wartawan sudah tidak mengejar kami lagi. Aku tersadar bahwa jarak kami sangatlah dekat hingga deru nafasnya terasa pada leherku. Aku langsung bergegas keluar dari gang itu. Dia mengikutiku dari belakang.
“ Sepertinya kita sudah aman.” Kataku kepadanya.
“ Ah, nde. Kurasa memang begitu.” Katanya sambil mengatur nafasnya.
“ Kalau begitu aku akan memanggil taksi untukmu.” Kataku sambil berjalan menuju jalan.
“ Chankkaman!” Katanya sambil menarik tanganku dari belakang.
“ Wae?” Tanyaku.
“ Lebih baik kita istirahat dulu saja. Aku sangat lapar sekali. Kebetulan di sebrang sana ada restoran ramen.” Katanya sambil memegang perutnya.

“ MWO? Bahkan keadaan genting seperti ini bisa-bisanya dia merajuk untuk makan. Kebiasaan buruknya masih ada rupanya. Dia masih sama seperti dulu.” Batinku.

“ Araseo. Kajja!” Ajakku sambil menariknya.
Kami tiba di restoran ramen itu. Dia memasan makanan. Ku lihat makannya sangat lahap sekali. Aku sangat senang sekali melihatnya. Jujur saja, aku sangat menginginkan moment seperti ini sudah lama. Namun baru terwujud sekarang. Meskipun dia tak mengenaliku.
“ Mengapa kau tidak makan? Apakah kau tidak lapar?” Tanyanya dengan heran.
“ Aniyo. Aku masih kenyang.” Elakku.

“ Sebenarnya aku sangat lapar sekali setelah berlarian dengannya seperti tadi. Tapi, bagaimana bisa aku makan didepannya? Mungkin penyamaran yang telah ku pakai ini akan sia-sia.” Pikirku.

“ Geure. Ah, mengapa kau memakai alat penyamaran seperti itu? Apakah kau seorang aktor sepertiku?” Tanyanya disela makan.
“ Aniyo. Aku hanya seorang warga korea yang kebetulan sedang berlibur disini.” Elakku.
“ Oh… pantas saja kau tadi berbicara denganku menggunakan bahasa korea. Siapa namamu? Apakah kau mengenalku? Bagaimanapun aku ini aktris Jepang lho bukan aktris Korea.” Tanyanya kembali yang membuatku benar-benar terkejut dibuatnya.
“ Bagaimana mungkin aku tidak bisa mengenalimu. Kau ini adalah Kim Ji Won seorang aktris terkenal bahkan drama yang kau mainkan sekarang ditayangkan juga di Korea. Kau bisa memanggilku L .” Kataku.
“ L , nama panggilanmu unik sekali. Bicaramu berlebihan sekali. Aku tidak sehebat seperti yang kau bayangkan. Jeongmal? Apakah benar ditayangkan di Korea? Aigo, aku tak menyangka. Apakah kau salah satu fansku atau kau seorang penguntit? Bagaimana kau mengenaliku padahal tadi aku memakai alat penyamaran juga.” Tanyanya dengan curiga.
“ Aniyo. Jika aku seorang penguntit, mungkin detik ini juga aku sudah menculikmu.” Elakku sambil menyilangkan kedua tanganku.
“ Benar juga katamu. Berarti kau adalah fansku. Lalu mengapa kau tidak minta tandatangan kepadaku?” Tanyanya sambil aegyo.

“ Mengapa dia mengekspresikan wajah aegyonya seperti itu? Tak tahukah dia bahwa aku sangat ingin memeluknya sekarang bahkan mengatakan kepadanya bahwa aku sangat mencintainya. Dia masih sama seperti dulu. Dia masih polos bahkan cepat akrab dengan orang. Padahal dia baru bertemu denganku. Apakah dia tak menaruh curiga kepadaku?” Pikirku.

“ Tentu saja aku akan minta tandatangan kepadamu. Sangat sayang sekali apabila aku melewatkan kesempatan seperti ini. Ini adalah kesempatan yang sangat langka. Kau bisa tandatangan di ponselku. Aku akan menyimpannya dengan baik.” Kataku sambil mengeluarkan ponselku. Ku lihat dia tersenyum dan mengambil ponselku lalu menulis tandatangannya pada layar ponselku.
“ Otte? Kau menyukainya?” Tanyanya sambil mengambil jus milikinya dan meminumnya.
“ Ah, yoeputta! Gomawo. Apakah kau akan kembali ke Korea?” Tanyaku yang membuatnya tersedak sepertinya dia terkejut dengan pertanyaanku.
“ Aku pasti akan kembali ke Korea. Mungkin sekitar 1 tahun lagi. Bagaimanapun aku harus mengikuti aturan main di kontrak itu. Waeyo? Apakah kau ingin menyambutku nanti saatku tiba di Korea?” Tanyanya sambil tersenyum dan mengambil tissue lalu membersihkan noda disekitar bibirnya.

“ Bibir itu. Ah, aku sangat ingin sekali menciumnya detik ini juga. Aish jinja, sadarlah Myung Soo! Jangan berpikir yadong disaat seperti ini. Bahkan saat ini dia tak mengenalimu sama sekali.” Pikirku dengan frustasi.

“ Aniyo. Aku hanya ingin bertanya kepadamu saja karena bagaimanapun kau ini adalah orang Korea. Geure, aku pasti akan menyambutmu jika kau memberikan kabar kepadaku.” Kataku dengan semangatnya.
“ Jeongmalyo? Kalau begitu bolehkah aku meminta alamat emailmu?” Tanyanya sambil menyerahkan ponselnya lalu kami pun bertukar alamat email pada ponsel kami masing-masing.
“ Mengapa kau tidak meminta nomor ponselku saja? Mungkin kita bisa saling mengenal satu sama lain.” Godaku.
“ Aniyo. Sebagai seorang aktris terkenal tidak boleh memberikan nomor ponsel pada orang asing. Karena jaman sekarang banyak kasus peneroran. Aku takut jika kau mempunyai nomor ponselku lalu ada orang asing yang mengetahuinya dan menerorku.” Jelasnya.
“ Araseo. Apakah kau sudah selesai makan? Bagaimanapun ini sudah jam 7 p.m. Apakah managermu tidak mencarimu?” Tanyaku.
“ Ah, ternyata sudah malam. Sebenarnya aku keluar saat ini secara sembunyi-sembunyi. Jadi managerku tidak mengetahuinya.” Jelasnya.
“ Ternyata kau aktris yang susah diatur. Geure, aku akan mengantarmu pulang. Kajja!” Ajakku.
“ Aniyo. Aku bisa pulang sendiri. Aku tak ingin merepotkanmu untuk ketiga kalinya.” Tolaknya.
“ Nan gwenchana. Aku hanya ingin memastikan bahwa kau selamat sampai rumahmu. Aku takut ada wartawan yang akan mengejarmu seperti tadi.” Kataku sambil menarik tangannya dan ku lihat dia tersenyum kepadaku dan mengikutiku.

Kami menunggu taksi lewat. Setelah mendapatkan taksi yang kosong, kami masuk kedalam taksi itu. Dia memberitahukan alamat rumahnya kepada supir taksi. Selama perjalanan kami saling diam satu sama lain. Aku tiada hentinya tersenyum sendiri hingga ku lihat dia tertidur. Aku menarik kepalanya secara perlahan-lahan agar kepalanya tidur dibahuku dan menggenggam tangannya. Tanpa terasa kami telah tiba didepan rumahnya. Aku pun membangunkannya.
“ Ji Won-ssi, ireona!” Kataku sambil menepuk pelan wajahnya.
“ Apakah kita sudah sampai, L ?” Tanyanya sambil mengedip-ngedipkan kedua matanya.
“ Nde.” Kataku lalu kami pun keluar dari taksi.
“ Apakah kau tak ingin mampir kedalam rumahku?” Tanyanya.
“ Aniyo. Aku harus kembali ke hotel sekarang karena besok aku akan kembali ke Korea.” Tolakku.
“ Jeongmalyo? Mengapa kau tidak memberitahuku tadi? Padahal besok aku ingin mengajakmu jalan-jalan keliling Tokyo.” Jelasnya.
“ Mianhae, aku tidak bisa karena aku sudah membeli tiket pesawatnya.” Sesalku ku lihat dia berjalan mendekatiku lalu memelukku. Aku terkejut bukan main saat itu namunku sangat senang sekali dan jantungku berdetak sangat kencang. Semoga dia tak mengetahuinya.
“ Geure, gomawo. Aku pasti merindukanmu. Sebenarnya aku ingin memberikan hadiah lain untukmu sebagai tanda terimakasihku kepadamu. Tapi kau sejak tadi tidak membuka masker yang kau pakai ini.” Katanya masih memelukku.
“ Jika aku membukanya, apa yang akan kau berikan padaku?” Tanyaku dengan penasaran.
“ Aku akan menciummu. Tapi karena telah memberitahumu maka aku tak akan melakukannya. Entah mengapa, aku merasa sangat nyaman saat bersamamu. Apakah kau adalah orang yang ku kenal? Aku sangat curiga kepadamu sedari tadi karena kau tak membuka alat penyamaranmu. Padahal tadi kau bilang bahwa kau bukanlah seorang actor. Lalu mengapa kau memakai alat penyamaran?” Tanyanya yang sontak membuatku membelalakan mataku.

Saatku ingin menjawabnya, tiba-tiba ponselku berdering. Aku pun menjawab panggilan telepon itu dan pergi dari hadapannya.

“ Yeobsseo.” Kataku.
“ Yak, oedigga? Kita harus berkemas sekarang karena jam 1 a.m. kita akan kembali ke Korea.” Teriak Woohyun disebrang sana.
“ Araseo. Aku akan kembali sekarang.” Kataku lalu mematikan telepon itu. Sebelum teleponku mati, ku dengar Woohyun masih berteriak-teriak kepadaku. Aku tertawa puas karena bisa menjahilinya seperti itu. Aku pun kembali kepada Ji Won.

“ Mianhae, aku harus pergi sekarang. Ku harap kau akan menyimpan ini hingga kita kembali bertemu di Korea suatu saat nanti.” Kataku sambil memberikan salah satu aksesoris gantungan ponsel kepadanya.
“ Apakah ini untuk pasangan?” Katanya.
“ Kau romantic sekali, L . Padahal kita baru saling mengenal hari ini. Tapi gantungan ponsel ini mengingatkanku pada seseorang.” Katanya dengan sedih.
“ Nuguseyo? Mianhae, jika aku membuatmu sedih. Apakah dia adalah seseorang yang sangat special untukmu?” Tanyaku dengan penasaran.
“ Dia adalah mantan nae namjachingu. Gantungan ponsel ini sangat mirip dengan gantungan ponsel miliku dulu dan aku meninggalkannya padanya. Apakah gantungan ponselku masih dia simpan atau malah sudah dibuang olehnya?” Tanyanya dengan sedih.
“ Dia adalah namja paling bodoh yang telah mencampakkanmu seperti ini. Aku yakin dia masih menyimpannya. Apakah kau masih menyukainya?” Tanyaku dengan penasaran.
“ Mungkin kau benar. Dia adalah namja babo. Aku bukan hanya menyukainya tapi aku masih mencintainya.” Katanya dan ku lihat dia meneteskan air matanya.
“ Aku tak menyangka bahwa kau masih mencintainya. Padahal dia telah mencampakkanmu seperti itu. Seandainya apabila kau bertemu dengannya dan dia memintamu untuk kembali padanya, apa yang akan kau lakukan?” Tanyaku sambil menghapus air matanya dengan kedua jariku.
“ Molla. Aku masih belum memikirkannya karena dia tidak mungkin seperti apa yang kau bilang barusan. Dia adalah namja paling tidak berperasaan yang pernah ku temui. Namun bodohnya aku malah masih mencintainya hingga detik ini. Padahal aku tidak tahu, apakah dia masih mencintaiku atau sudah mempunyai yeojachingu lagi.” Jelasnya disela tangisannya, aku pun memeluknya dan mendengarkannya.
“ Ji Won-ssi, percayalah bahwa waktu yang akan menjawab pertanyaanmu ini saat kau kembali ke Korea dan bertemu dengannya. Sekarang lebih baik kau masuk ke dalam rumah dan istirahat, araseo.” Kataku sambil memegang bahunya.
“ Gomawo. Hati-hati, nde! Sampai bertemu di Korea.” Katanya lalu dia masuk kedalam rumahnya. Saat dia akan menutup pagarnya, dia sempat melihat kearahku sambil tersenyum dan melambaikan tangannya. Aku pun membalasnya dan pergi dari sana.

Aku kembali ke hotel menggunakan taksi. Tiada hentinya aku tersenyum sendiri saat mengingat moment yang terjadi hari ini. Aku sama sekali tak menyangka bahwa aku bisa memeluknya seperti tadi. Apakah dia menyadari bahwa L itu adalah diriku? Ah, tapi sepertinya dia tidak mengenaliku. Aku tak sabar ingin bertemu denganmu lagi. Tanpa terasa aku telah berada didepan kamar hotelku. Aku pun masuk ke dalam. Semua member Infinite memandangku dengan tatapan yang menurutku sangatlah menyeramkan.
“ Waeyo?” Tanyaku sambil berjalan melewati mereka dan mengambil wine lalu meneguknya.
“ Kau kemana saja seharian ini?” Tanya Woohyun.
“ Aku pergi bertemu dengannya.” Kataku.
“ Jeongmal? Apakah kalian pergi kencan?” Tanya Sungjong dengan penasarannya.
“ Molla. Sebenarnya aku pun bingung. Apakah tadi siang kami pergi bersama bisa disebut kencan atau tidak? Tadi benar-benar pertemuan singkat yang sangat mengesankan bagiku.” Kataku sambil tersenyum sendiri mengingatnya.
“ Apakah dia mengenalimu?” Tanya Sungyeol yang membuatku tercengang.
“ Bagaimana mungkin dia mengenaliku? Aku saja memakai alat penyamaran bahkan wajahku hampir semuanya tertutup. Tapi, jika aku tidak memakai alat penyamaran ini mungkin dia tak ingin berbicara denganku.” Kataku sambil meminum wine lagi.
“ Siapakah yeoja itu? Kau membuat kami penasaran saja. Bahkan kami telah berkali-kali melihat video konser kemarin dan berkali-kali kami mereview video saat kau memberikan bunga kepada yeoja itu. Tapi kami masih tidak bisa mengenali yeoja itu karena dia juga memakai alat penyamaran.” Jelas Hoya.
“ Dia adalah mantan nae yeojachingu. Bukankah kalian pernah melihat fotonya di ponselku?” Tanyaku kembali.
“ Jadi aktris terkenal di Jepang yang kau bilang kemarin adalah mantan neo yeojachingu.” Kata Dongwoo tak percaya.
“ Nde. Bahkan aku mendapatkan tandatangannya tadi. Dia mengira bahwa aku adalah fansnya.” Kataku sambil menunjukkan tandatangan Ji Won di ponselku.
“ Nugu?” Tanya Sungkyu.
“ Namanya adalah Kim Ji Won.” Kataku kembali.
“ Sungjong, carilah di internet aktris Kim Ji Won. Palli! Aku sangat penasaran sekali.” Titah Sungkyu kepada Sungjong.
“ Araseo.” Kata Sungjong sementara aku masih mengenang moment tadi.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Sungjong memberikan gambar-gambar Kim Ji Won yang ada di internet. Semua member Infinite saling berebutan untuk melihat gambar Ji Won. Teriakan mereka membuat telingaku sakit.









TBC

Tidak ada komentar: