[SERIES]
Love is Feeling (Myung Soo’s Diary) Part 21
Title : [SERIES] Love is Feeling
(Myung Soo’s Diary) Part 21
Author : Cavela
Length : Series
Genre : Romance, Comedy, Sad, Tragedy, and Yadong
Main
Cast : Kim Myung Soo aka L Infinite
and Kim Ji Won
Other Cast : Cho Kyuhyun, Kim Yerim, Kim Ryeowook, Beige, Kim
Heechul, Im Yoona, Leeteuk aka Seongseonim Park, Hyuna, Gayoon,
Yoo Seung Ho, Jung Yong Hwa, Lee Hyukjae aka Eunhyuk, Song Eunji, Han Ji Min,
Kang In aka Seongseonim, Park Shi Ho, Hwang Jung Eum, Lee Da Hee, Lee Jun Ki,
Song Hye Kyo, Han Ga In, Park Shin Hye, Yoon Eun Hye, Jessica Jung, Moon Chae
Won, Kang So Ra, Goo Hye Sun, Lee Sunkyu aka Sunny, Lee Hong Ki, Shindong, Kim
Bum, Kim Gyeong, Song Ye Jin, Park Si Yeon, Jung So Min, Kim Jae Joong, Seo In Guk, Kwon Yuri, Tuan
Kim, Nyonya Kim, Micky Yoochun, member Infinite, member Super Junior
Note: Sebelum Reader
membaca “[SERIES] Love is Feeling (Myung Soo’s Diary)” ini. Alangkah lebih baik
jika Reader membaca terlebih dahulu “[SERIES] Love is Feeling”. Karena
“[SERIES] Love is Feeling (Myung Soo’s Diary)” merupakan kisah lanjutan dari
“[SERIES] Love is Feeling”. Tetaplah berkunjung di blog ini dan nikmatilah
beragam kisah cinta yang menarik dan pastinya membuat Reader sangat penasaran.
Preview
Kami menaiki mobil milikku. Seperti biasa di sepanjang
perjalanan tak ada yang memulai pembicaraan hingga kami tiba di apartemen. Kini
kami telah tiba di depan pintu apartemen Ji Won.
“ Mengapa kau masih disini? Bukankah apartemenmu disana?”
Tanyanya sambil menunjukan arah apartemen milikku.
“ Arra, aku hanya ingin memastikan bahwa kau benar-benar
masuk kedalam apartemenmu.” Kataku.
“ Araseo.” Katanya sedikit kesal lalu dia pun menekan
password pintu apartemennya. Saat dia akan menutup pintunya, aku langsung menahan
pintu dengan kakiku dan masuk kedalam apartemennya.
Next
“ Yak, mengapa kau masuk kemari?” Teriaknya tak terima.
“ Aku hanya ingin melihat keadaan apartemenmu.” Kataku sambil
mengganti password pintu apartemen Ji Won.
“ Yak, mengapa kau mengganti passwordnya?” Tanyanya tak
terima.
“ Sudah pasti agar In
Guk tidak mengganggu kita kali ini dan aku bisa masuk ke apartemenmu dengan
bebas sesuka hatiku.” Pikirku sambil tersenyum.
“ Rahasia.” Kataku sambil berjalan menuju dapur dan mengambil
wine.
“ Apa kau mau mencuri isi apartemenku?” Tanyanya dengan
sinis.
“ Aku tak menyangka ternyata kau menyimpan wine disini. Sejak
kapan kau bisa meminum ini? Setahuku kau tidak bisa meminum wine dulu.” Tanyaku
sambil berjalan dan duduk disampingnya lalu menuangkan wine itu kedalam 2
gelas.
“ Rahasia.” Balasnya kembali.
“ Geure, mari kita toast!” Ajakku sambil memberikan satu
gelas wine kepadanya. Tiba-tiba ponselnya berdering. Dia mengambil ponselnya
dari saku jaketku. Aku yang melihatnya hanya bisa tersenyum. Dia pun menjawab
panggilan itu. Aku dengan samar bisa mendengar pembicaraan mereka.
“ Yeobsseo.” Kata Ji
Won.
“ Oedigga?” Tanya In
Guk dengan khawatir disebrang sana.
“ Di apartemen. Wae?”
Tanya Ji Won.
“ Apakah kau perlu aku
temani?” Tanya In Guk.
“ Aniyo. Aku sangat
lelah sekali. Aku akan istirahat sekarang.” Tolak Ji Won.
“ Araseo. Aku sudah
mendapatkan apartemen yang dekat dengan apartemenmu. Aku akan menemuimu besok.
Semoga mimpi indah.” Kata In Guk.
“ Araseo.” Kata Ji Won
sambil mematikan panggilan itu.
“ Nugu? Apakah neo namjachingu itu?” Tanyaku sambil meminum
wine milikku.
“ Bukan urusanmu.” Katanya sambil meminum wine miliknya.
“ Ternyata kau pandai sekali berbohong bahkan kau tidak
terlihat seperti berbohong pada cara bicaramu tadi.” Sindirku disela minum.
“ Aku ini adalah seorang aktris. Acting adalah bakatku.
Jangan lupakan itu!” Katanya dengan setengah sadar.
“ Arra, ternyata kau mabuk sangat cepat sekali. Padahal kau
baru minum sedikit.” Kataku dengan heran.
“ Diamlah! Aku ini masih sadar. Aku tidak semudah itu untuk
mabuk.” Elaknya.
“ Kau ini lucu sekali.” Kataku sambil meminum wine milikku
kembali.
“ Aku ini bukan lucu tapi sangat cantik.” Katanya dengan
bangga sambil melihat kearahku.
“ Bahkan disaat mabuk pun kau masih bisa percaya diri seperti
ini.” Kataku.
“ Diamlah! Mengapa kau perlakukanku seperti ini?” Tanyanya
disela mabuknya.
“ Apa maksudmu?” Tanyaku dengan bingung.
“ Seharusnya kau mengabaikanku saja seperti dulu. Tapi
mengapa kau hadir sekarang dan memperlakukanku seperti ini? Mengapa kau menyuruhku
menyanyikan lagu Love is Feeling?”
Tanyannya namunku tidak menjawabnya.
“ Mengapa kau diam saja? Apa kau tidak bisa menjawabnya?
Selama ini aku hanya bisa menahan semuanya bahkan setelah 3 tahun ini. Namun
kesabaranku ada batasnya. Seharusnya kau pergi jauh dari kehidupanku. Hatiku
terasa sakit saat aku melihatmu. L , aniyo Myung Soo-ah. Saranghae.” Katanya sambil
memegang dadanya dan menangis. Aku yang melihat dan mendengarnya pun ikut
menangis.
Aku menariknya kedalam pelukanku. Setelah dia selesai
menangis, dia melepaskan diri dari pelukanku. Dia mengangkat sedikit kepalanya
dan menciumku bahkan melumatnya dengan ganas. Aku sangat terkejut bukan main dengan
tindakannya itu. Namun aku membalas ciuman itu karena aku sangat merindukannya.
Aku melepaskan hot kissue itu terlebih dahulu.
“ Waeyo? Apakah kau kecewa karena aku melepaskannya? Tunjukkan
dimana kamarmu?” Tanyaku sambil menggendongnya.
“ Nde. Mengapa kau melepaskannya? Disana kamarku.” Katanya
dengan aegyo sambil menunjukan arah kamarnya sedangkan aku hanya tersenyum
melihatnya. Aku membawanya kedalam kamarnya dan membaringkannya di ranjang.
“ Kau tidurlah yang nyenyak, nde. Semoga kau memimpikanku.”
Kataku lalu mengecup keningnya. Saat aku
akan beranjak dari atas tubuhnya, tiba-tiba dia menarikku kembali.
“ Apakah kau akan kembali ke apartemenmu?” Tanyanya sambil
memegang tanganku.
“ Waeyo?” Tanyaku.
“ Apakah kau tidak merindukanku? Neomu bogosipeo.” Katanya
sambil menarikku dan menciumku lagi. Aku pun membalasnya. Setelah kehabisan
nafas, kami melepaskan ciuman itu.
“ Jangan salahkan aku, jika aku berbuat lebih dari ini
kepadamu! Karena kau yang telah memulainya.” Kataku sambil membuka kemejanya begitupun dengannya yang berusaha membuka kemejaku.
Setelah kami benar-benar full naked, kami melanjutkan
hot kissue. Kali ini aku yang memimpinnya. Aku mencium bahkan melumat bibirnya
dengan ganas begitupun dengannya yang membalasku dengan ganas. Tanganku tidak
hanya tinggal diam. Tanganku bergerak dari lehernya menuju payudaranya. Tanganku
meremas bahkan memilin payudaranya hingga melumatnya layaknya bayi yang sedang
menyusu, namun lumatan itu sangat cepat hingga menggigit puting payudaranya.
Dia yang merasakannya hanya bisa mendesah dan menahan rasa sakit dari gigitanku
itu.
“ Mengapa kau melihat kearah juniorku? Apakah kau
menginginkannya?” Godaku disela lumatan pada payudaranya.
“ An-ni-yoh. A-kuh han-ya tak seng-ajah me-li-hat-nya sajah.”
Katanya disela desahannya.
“ Suara desahanmu masih sama seperti dulu.” Kataku lalu
mencium bibirnya kembali.
Aku mencium bahkan melumat bibirnya namun merasa tidak ada
respon, aku membuka mataku. Aku tersenyum melihatnya yang sudah tidur. Aku
mengakhiri semuanya dan berbaring disampingnya sambil memeluknya dan memakaikan
selimut untuk kami.
“ Aku hanya ingin melakukannya, jika kau memintanya dan
tentunya bukan dalam keadaan sedang mabuk seperti ini. Semoga mimpi indah.”
Bisikku pada telinganya lalu aku pun memejamkan matanya.
Malam pun telah berganti menjadi pagi. Ponselnya berdering sangat
lama sekali. Aku hanya bisa menutup telingaku dengan bantal karena nada
deringnya sangat berisik. Ku dengar dia menjawab panggilan telepon itu. Namun
aku tidak focus mendengarkannya karena aku sangat mengantuk sekali.
“ Yak, mengapa kau ada disini?” Tanyanya ditelingaku.
“ Mengapa kau berisik sekali?” Tanyaku masih memejamkan
mataku.
“ Yak, ireona! Bangunlah, palli!” Teriaknya sambil membuka
selimut yang ku pakai .
“ Aku masih mengantuk, Ji Won. Bukankah syuting besok.”
Kataku sambil memakai selimutnya kembali.
“ Aish jinja, In Guk ada disini. Ottokke? Kau jangan sampai
keluar dari kamarku, araseo?” Ancamnya.
“ Arra, keluarlah dan urus neo namjachingu!” Kataku masih
dengan memejamkan mataku.
Aku pun tidur kembali. Entah berapa lama aku tertidur, ku
dengar lirihannya disampingku. Aku pun terbangun namunku masih memejamkan
mataku.
“ Sebenarnya apa yang terjadi kemarin? Aish jinja, mengapa
aku belum bisa mengingatnya? Padahal aku sudah berusaha untuk mengingatnya.
Apakah aku berbuat yang aneh-aneh kemarin? Jika memang seperti itu, apa yang
harus aku lakukan jika dia bangun?” Tanyanya dalam lirihnya.
“ Apakah neo namjachingu sudah pergi?” Tanyaku sambil membuka
mataku dan melihat kearahnya.
“ Nde. Mengapa kau tidur lama sekali?” Tanyanya kembali.
“ Aku sangat lelah.” Kataku sambil membuka selimut yang ku
pakai sedangkan dia dengan refleks menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
“ Yak, mengapa kau bisa telanjang bulat seperti itu? Apa yang
terjadi kemarin?” Tanyanya dengan panik.
“ Mengapa kau menutup wajahmu seperti itu? Bukankah kau sudah
pernah melihatnya?” Godaku sambil memakai kembali pakaianku.
“ Aku sudah melupakannya dan tak ingin mengingatnya. Lagipula
aku tak melihatnya setelah 3 tahun yang lalu.” Teriaknya.
“ Bukankah kemarin kau melihatnya kembali? Bukalah matamu!
Aku telah memakai pakaianku kembali.” Godaku.
“ Jeongmal? Apakah aku benar-benar melihatnya kemarin?
Ceritakanlah padaku, palli! Apa yang terjadi kemarin.” Tanyanya dengan
penasaran.
“ Ah, jika aku menceritakannya padamu. Aku takut kau akan
malu jika bertemu denganku nanti. Lebih baik kau mengingatnya sendiri saja.”
Kataku sambil mengecup singkat bibirnya dan pergi meninggalkannya yang terlihat
tercengang.
Aku kembali ke apartemenku melalui terasnya. Aku bergegas
mandi dan tiada hentinya aku mengingat moment yang sangat indah seperti tadi
malam. Aku menyentuh bibirku sendiri dan membayangkan saat aku menciumnya
kemarin.
“ Seandainya dia tidak tidur, mungkin aku sudah melakukan
lebih daripada itu.” Gumamku disela mandiku.
Setelah mandi, aku membawa 2 kaleng jus dan berjalan menuju
teras sambil membawa script untuk syuting besok. Ku lihat dia ada disana. Aku
pun meletakkan jus dan script itu di meja. Aku pun mulai memperhatikannya dan
mengingat moment tadi malam yang membuatku tersenyum sendiri.
“ Aku tak percaya bahwa besok syuting di lokasi konser Super
Junior. Bukankah itu berarti aku akan bertemu dengan Kyuhyun dan melihat
konsernya. Ah, betapa beruntungnya aku melihat konsernya secara gratis tanpa
harus membeli tiket konsernya seperti di Jepang.” Gerutunya dengan senang.
“ Apakah kau merasa senang seperti itu akan bertemu dengan
Kyuhyun?” Tanyaku disamping terasnya.
“ Ommo, sepertinya hobi barumu kali ini adalah sering
mengagetkanku. Nde, aku sangat senang sekali. Waeyo? Apa masalah buatmu?”
Tanyanya tak terima.
“ Justru itu masalah besar buatku. Aku tidak bisa
membayangkan bagaimana tingkah lakumu besok saat melihatnya.” Kataku.
“ Kau hanya perlu menanggapinya sesuai dengan script ini.”
Katanya sambil memperlihatkan isi scriptnya untuk scene bagianku.
“ Arra. Ah, soal kejadian tadi malam. Apakah kau sudah
mengingatnya?” Godaku sedangkan ku lihat dia mendengarnya tercengang.
“ Aniyo, aku tidak mengingatnya.” Elaknya.
“ Berhentilah acting didepanku seperti ini! Aku tahu kau
sudah mengingatnya. Kau tak bisa membohongiku karena jawabannya ada pada
wajahmu yang memerah seperti tomat bulat ini.” Godaku.
“ Molla. Yang jelas aku tidak mengingatnya.” Katanya lalu
masuk kedalam apartemennya dan meninggalkanku yang sedang menahan tawaku.
“ Dengan kau bersikap seperti itu, kau malah memberitahuku
bahwa kau sudah mengingatnya. Ternyata dia tak pandai acting didepanku.”
Gumamku sambil tertawa.
***
Hari yang dinantikan oleh Ji Won pun datang. Kini kami telah
tiba di lokasi syuting. Saat di ruang rias pun, dia tiada hentinya
memperhatikan Kyuhyun yang di rias disana juga. Aku menyadari hal itu lalu
menghampirinya.
“ Ji Won, kita harus ke kursi penonton sekarang! Sebelum
konsernya dimulai.” Ajakku.
“ Araseo.” Katanya lalu mengikutiku.
“ Ok… Syuting akan kita mulai sekarang. Hana … Dul … Set
…Acting!” Teriak sutradara.
“ Annyeonghaseyo,
pemirsa.” Kataku.
“ Annyeonghaseyo. Kami
saat ini berada di sebuah konser idolaku. Mungkin kalian sudah mengetahui siapa
idolaku itu? Dia adalah Cho Kyuhyun member dari Super Junior. Aku sudah
menyukainya semasa kuliah dulu. Aku tak menyangka bisa melihatnya dari jarak
dekat seperti ini berbeda dengan saat melihatnya konser di Jepang.” Katanya
dengan aegyo.
“ Araseo, tapi
seharusnya kau tidak mengatakan hal itu didepan suamimu ini. Geure, pemirsa.
Selamat menikmati episode kali ini.” Kataku dengan kesal sementara Ji Won malah
cemberut mendengarnya.
Kami duduk di kursi penonton. Dia tiada hentinya menulis sebuah
kata dalam kertas yang besar. Aku yang memperhatikan sikapnya pun mulai kesal.
“ Menurutmu aku harus menulis kata seperti apa? Aku ingin
menulis kata-kata yang membuat Kyuhyun terkesan kepadaku?” Tanyanya kepadaku.
“ Molla.” Kataku dengan dingin.
“ Nappeun nampyeon.” Gerutunya.
“ Yak, ulangi perkataanmu barusan!” Kataku tak terima.
“ Perkataan yang mana maksudmu? Ah, apakah perkataan aku ingin menulis kata-kata yang membuat
Kyuhyun terkesan kepadaku.” Katanya dengan kesal.
“ Aish jinja, kau benar-benar keterlaluan.” Kataku dengan
kesal.
“ Mianhae, bukankah kau yang membelikan tiket ini? Lalu
mengapa kau bersikap seperti ini kepadaku?” Tanyanya tak terima.
“ Araseo.” Kataku dengan dingin.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar