Kamis, 26 Juni 2014

[SERIES] Love is Feeling (Myung Soo’s Diary) Part 21

[SERIES] Love is Feeling (Myung Soo’s Diary) Part 21
Title                 : [SERIES] Love is Feeling (Myung Soo’s Diary) Part 21
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Romance, Comedy, Sad, Tragedy, and Yadong
Main Cast        : Kim Myung Soo aka L Infinite and Kim Ji Won
Other Cast       : Cho Kyuhyun, Kim Yerim, Kim Ryeowook, Beige, Kim Heechul,  Im Yoona,  Leeteuk aka Seongseonim Park, Hyuna, Gayoon, Yoo Seung Ho, Jung Yong Hwa, Lee Hyukjae aka Eunhyuk, Song Eunji, Han Ji Min, Kang In aka Seongseonim, Park Shi Ho, Hwang Jung Eum, Lee Da Hee, Lee Jun Ki, Song Hye Kyo, Han Ga In, Park Shin Hye, Yoon Eun Hye, Jessica Jung, Moon Chae Won, Kang So Ra, Goo Hye Sun, Lee Sunkyu aka Sunny, Lee Hong Ki, Shindong, Kim Bum, Kim Gyeong, Song Ye Jin, Park Si Yeon, Jung So Min, Kim Jae Joong, Seo In Guk, Kwon Yuri, Tuan Kim, Nyonya Kim, Micky Yoochun, member Infinite, member Super Junior


Note: Sebelum Reader membaca “[SERIES] Love is Feeling (Myung Soo’s Diary)” ini. Alangkah lebih baik jika Reader membaca terlebih dahulu “[SERIES] Love is Feeling”. Karena “[SERIES] Love is Feeling (Myung Soo’s Diary)” merupakan kisah lanjutan dari “[SERIES] Love is Feeling”. Tetaplah berkunjung di blog ini dan nikmatilah beragam kisah cinta yang menarik dan pastinya membuat Reader sangat penasaran.


Preview

Kami menaiki mobil milikku. Seperti biasa di sepanjang perjalanan tak ada yang memulai pembicaraan hingga kami tiba di apartemen. Kini kami telah tiba di depan pintu apartemen Ji Won.
“ Mengapa kau masih disini? Bukankah apartemenmu disana?” Tanyanya sambil menunjukan arah apartemen milikku.
“ Arra, aku hanya ingin memastikan bahwa kau benar-benar masuk kedalam apartemenmu.” Kataku.
“ Araseo.” Katanya sedikit kesal lalu dia pun menekan password pintu apartemennya. Saat dia akan menutup pintunya, aku langsung menahan pintu dengan kakiku dan masuk kedalam apartemennya.

Next

“ Yak, mengapa kau masuk kemari?” Teriaknya tak terima.
“ Aku hanya ingin melihat keadaan apartemenmu.” Kataku sambil mengganti password pintu apartemen Ji Won.
“ Yak, mengapa kau mengganti passwordnya?” Tanyanya tak terima.

“ Sudah pasti agar In Guk tidak mengganggu kita kali ini dan aku bisa masuk ke apartemenmu dengan bebas sesuka hatiku.” Pikirku sambil tersenyum.

“ Rahasia.” Kataku sambil berjalan menuju dapur dan mengambil wine.
“ Apa kau mau mencuri isi apartemenku?” Tanyanya dengan sinis.
“ Aku tak menyangka ternyata kau menyimpan wine disini. Sejak kapan kau bisa meminum ini? Setahuku kau tidak bisa meminum wine dulu.” Tanyaku sambil berjalan dan duduk disampingnya lalu menuangkan wine itu kedalam 2 gelas.
“ Rahasia.” Balasnya kembali.
 “ Geure, mari kita toast!” Ajakku sambil memberikan satu gelas wine kepadanya. Tiba-tiba ponselnya berdering. Dia mengambil ponselnya dari saku jaketku. Aku yang melihatnya hanya bisa tersenyum. Dia pun menjawab panggilan itu. Aku dengan samar bisa mendengar pembicaraan mereka.

“ Yeobsseo.” Kata Ji Won.
“ Oedigga?” Tanya In Guk dengan khawatir disebrang sana.
“ Di apartemen. Wae?” Tanya Ji Won.
“ Apakah kau perlu aku temani?” Tanya In Guk.
“ Aniyo. Aku sangat lelah sekali. Aku akan istirahat sekarang.” Tolak Ji Won.
“ Araseo. Aku sudah mendapatkan apartemen yang dekat dengan apartemenmu. Aku akan menemuimu besok. Semoga mimpi indah.” Kata In Guk.
“ Araseo.” Kata Ji Won sambil mematikan panggilan itu.

“ Nugu? Apakah neo namjachingu itu?” Tanyaku sambil meminum wine milikku.
“ Bukan urusanmu.” Katanya sambil meminum wine miliknya.
“ Ternyata kau pandai sekali berbohong bahkan kau tidak terlihat seperti berbohong pada cara bicaramu tadi.” Sindirku disela minum.
“ Aku ini adalah seorang aktris. Acting adalah bakatku. Jangan lupakan itu!” Katanya dengan setengah sadar.
“ Arra, ternyata kau mabuk sangat cepat sekali. Padahal kau baru minum sedikit.” Kataku dengan heran.
“ Diamlah! Aku ini masih sadar. Aku tidak semudah itu untuk mabuk.” Elaknya.
“ Kau ini lucu sekali.” Kataku sambil meminum wine milikku kembali.
“ Aku ini bukan lucu tapi sangat cantik.” Katanya dengan bangga sambil melihat kearahku.
“ Bahkan disaat mabuk pun kau masih bisa percaya diri seperti ini.” Kataku.
“ Diamlah! Mengapa kau perlakukanku seperti ini?” Tanyanya disela mabuknya.
“ Apa maksudmu?” Tanyaku dengan bingung.
“ Seharusnya kau mengabaikanku saja seperti dulu. Tapi mengapa kau hadir sekarang dan memperlakukanku seperti ini? Mengapa kau menyuruhku menyanyikan lagu Love is Feeling?” Tanyannya namunku tidak menjawabnya.
“ Mengapa kau diam saja? Apa kau tidak bisa menjawabnya? Selama ini aku hanya bisa menahan semuanya bahkan setelah 3 tahun ini. Namun kesabaranku ada batasnya. Seharusnya kau pergi jauh dari kehidupanku. Hatiku terasa sakit saat aku melihatmu. L , aniyo Myung Soo-ah. Saranghae.” Katanya sambil memegang dadanya dan menangis. Aku yang melihat dan mendengarnya pun ikut menangis.

Aku menariknya kedalam pelukanku. Setelah dia selesai menangis, dia melepaskan diri dari pelukanku. Dia mengangkat sedikit kepalanya dan menciumku bahkan melumatnya dengan ganas. Aku sangat terkejut bukan main dengan tindakannya itu. Namun aku membalas ciuman itu karena aku sangat merindukannya. Aku melepaskan hot kissue itu terlebih dahulu.
“ Waeyo? Apakah kau kecewa karena aku melepaskannya? Tunjukkan dimana kamarmu?” Tanyaku sambil menggendongnya.
“ Nde. Mengapa kau melepaskannya? Disana kamarku.” Katanya dengan aegyo sambil menunjukan arah kamarnya sedangkan aku hanya tersenyum melihatnya. Aku membawanya kedalam kamarnya dan membaringkannya di ranjang.
“ Kau tidurlah yang nyenyak, nde. Semoga kau memimpikanku.” Kataku  lalu mengecup keningnya. Saat aku akan beranjak dari atas tubuhnya, tiba-tiba dia menarikku kembali.
“ Apakah kau akan kembali ke apartemenmu?” Tanyanya sambil memegang tanganku.
“ Waeyo?” Tanyaku.
“ Apakah kau tidak merindukanku? Neomu bogosipeo.” Katanya sambil menarikku dan menciumku lagi. Aku pun membalasnya. Setelah kehabisan nafas, kami melepaskan ciuman itu.
“ Jangan salahkan aku, jika aku berbuat lebih dari ini kepadamu! Karena kau yang telah memulainya.” Kataku sambil membuka  kemejanya begitupun dengannya  yang berusaha membuka kemejaku.

Setelah kami benar-benar full naked, kami melanjutkan hot kissue. Kali ini aku yang memimpinnya. Aku mencium bahkan melumat bibirnya dengan ganas begitupun dengannya yang membalasku dengan ganas. Tanganku tidak hanya tinggal diam. Tanganku bergerak dari lehernya menuju payudaranya. Tanganku meremas bahkan memilin payudaranya hingga melumatnya layaknya bayi yang sedang menyusu, namun lumatan itu sangat cepat hingga menggigit puting payudaranya. Dia yang merasakannya hanya bisa mendesah dan menahan rasa sakit dari gigitanku itu.
“ Mengapa kau melihat kearah juniorku? Apakah kau menginginkannya?” Godaku disela lumatan pada payudaranya.
“ An-ni-yoh. A-kuh han-ya tak seng-ajah me-li-hat-nya sajah.” Katanya disela desahannya.
“ Suara desahanmu masih sama seperti dulu.” Kataku lalu mencium bibirnya kembali.

Aku mencium bahkan melumat bibirnya namun merasa tidak ada respon, aku membuka mataku. Aku tersenyum melihatnya yang sudah tidur. Aku mengakhiri semuanya dan berbaring disampingnya sambil memeluknya dan memakaikan selimut untuk kami.
“ Aku hanya ingin melakukannya, jika kau memintanya dan tentunya bukan dalam keadaan sedang mabuk seperti ini. Semoga mimpi indah.” Bisikku pada telinganya lalu aku pun memejamkan matanya.

Malam pun telah berganti menjadi pagi. Ponselnya berdering sangat lama sekali. Aku hanya bisa menutup telingaku dengan bantal karena nada deringnya sangat berisik. Ku dengar dia menjawab panggilan telepon itu. Namun aku tidak focus mendengarkannya karena aku sangat mengantuk sekali.
“ Yak, mengapa kau ada disini?” Tanyanya ditelingaku.
“ Mengapa kau berisik sekali?” Tanyaku masih memejamkan mataku.
“ Yak, ireona! Bangunlah, palli!” Teriaknya sambil membuka selimut yang ku pakai .
“ Aku masih mengantuk, Ji Won. Bukankah syuting besok.” Kataku sambil memakai selimutnya kembali.
“ Aish jinja, In Guk ada disini. Ottokke? Kau jangan sampai keluar dari kamarku, araseo?” Ancamnya.
“ Arra, keluarlah dan urus neo namjachingu!” Kataku masih dengan memejamkan mataku.
Aku pun tidur kembali. Entah berapa lama aku tertidur, ku dengar lirihannya disampingku. Aku pun terbangun namunku masih memejamkan mataku.
“ Sebenarnya apa yang terjadi kemarin? Aish jinja, mengapa aku belum bisa mengingatnya? Padahal aku sudah berusaha untuk mengingatnya. Apakah aku berbuat yang aneh-aneh kemarin? Jika memang seperti itu, apa yang harus aku lakukan jika dia bangun?” Tanyanya dalam lirihnya.
“ Apakah neo namjachingu sudah pergi?” Tanyaku sambil membuka mataku dan melihat kearahnya.
“ Nde. Mengapa kau tidur lama sekali?” Tanyanya kembali.
“ Aku sangat lelah.” Kataku sambil membuka selimut yang ku pakai sedangkan dia dengan refleks menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
“ Yak, mengapa kau bisa telanjang bulat seperti itu? Apa yang terjadi kemarin?” Tanyanya dengan panik.
“ Mengapa kau menutup wajahmu seperti itu? Bukankah kau sudah pernah melihatnya?” Godaku sambil memakai kembali pakaianku.
“ Aku sudah melupakannya dan tak ingin mengingatnya. Lagipula aku tak melihatnya setelah 3 tahun yang lalu.” Teriaknya.
“ Bukankah kemarin kau melihatnya kembali? Bukalah matamu! Aku telah memakai pakaianku kembali.” Godaku.
“ Jeongmal? Apakah aku benar-benar melihatnya kemarin? Ceritakanlah padaku, palli! Apa yang terjadi kemarin.” Tanyanya dengan penasaran.
“ Ah, jika aku menceritakannya padamu. Aku takut kau akan malu jika bertemu denganku nanti. Lebih baik kau mengingatnya sendiri saja.” Kataku sambil mengecup singkat bibirnya dan pergi meninggalkannya yang terlihat tercengang.

Aku kembali ke apartemenku melalui terasnya. Aku bergegas mandi dan tiada hentinya aku mengingat moment yang sangat indah seperti tadi malam. Aku menyentuh bibirku sendiri dan membayangkan saat aku menciumnya kemarin.
“ Seandainya dia tidak tidur, mungkin aku sudah melakukan lebih daripada itu.” Gumamku disela mandiku.
Setelah mandi, aku membawa 2 kaleng jus dan berjalan menuju teras sambil membawa script untuk syuting besok. Ku lihat dia ada disana. Aku pun meletakkan jus dan script itu di meja. Aku pun mulai memperhatikannya dan mengingat moment tadi malam yang membuatku tersenyum sendiri.
“ Aku tak percaya bahwa besok syuting di lokasi konser Super Junior. Bukankah itu berarti aku akan bertemu dengan Kyuhyun dan melihat konsernya. Ah, betapa beruntungnya aku melihat konsernya secara gratis tanpa harus membeli tiket konsernya seperti di Jepang.” Gerutunya dengan senang.
“ Apakah kau merasa senang seperti itu akan bertemu dengan Kyuhyun?” Tanyaku disamping terasnya.
“ Ommo, sepertinya hobi barumu kali ini adalah sering mengagetkanku. Nde, aku sangat senang sekali. Waeyo? Apa masalah buatmu?” Tanyanya tak terima.
“ Justru itu masalah besar buatku. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana tingkah lakumu besok saat melihatnya.” Kataku.
“ Kau hanya perlu menanggapinya sesuai dengan script ini.” Katanya sambil memperlihatkan isi scriptnya untuk scene bagianku.
“ Arra. Ah, soal kejadian tadi malam. Apakah kau sudah mengingatnya?” Godaku sedangkan ku lihat dia mendengarnya tercengang.
“ Aniyo, aku tidak mengingatnya.” Elaknya.
“ Berhentilah acting didepanku seperti ini! Aku tahu kau sudah mengingatnya. Kau tak bisa membohongiku karena jawabannya ada pada wajahmu yang memerah seperti tomat bulat ini.” Godaku.
“ Molla. Yang jelas aku tidak mengingatnya.” Katanya lalu masuk kedalam apartemennya dan meninggalkanku yang sedang menahan tawaku.
“ Dengan kau bersikap seperti itu, kau malah memberitahuku bahwa kau sudah mengingatnya. Ternyata dia tak pandai acting didepanku.” Gumamku sambil tertawa.

***

Hari yang dinantikan oleh Ji Won pun datang. Kini kami telah tiba di lokasi syuting. Saat di ruang rias pun, dia tiada hentinya memperhatikan Kyuhyun yang di rias disana juga. Aku menyadari hal itu lalu menghampirinya.
“ Ji Won, kita harus ke kursi penonton sekarang! Sebelum konsernya dimulai.” Ajakku.
“ Araseo.” Katanya lalu mengikutiku.
“ Ok… Syuting akan kita mulai sekarang. Hana … Dul … Set …Acting!” Teriak sutradara.

“ Annyeonghaseyo, pemirsa.” Kataku.
“ Annyeonghaseyo. Kami saat ini berada di sebuah konser idolaku. Mungkin kalian sudah mengetahui siapa idolaku itu? Dia adalah Cho Kyuhyun member dari Super Junior. Aku sudah menyukainya semasa kuliah dulu. Aku tak menyangka bisa melihatnya dari jarak dekat seperti ini berbeda dengan saat melihatnya konser di Jepang.” Katanya dengan aegyo.
“ Araseo, tapi seharusnya kau tidak mengatakan hal itu didepan suamimu ini. Geure, pemirsa. Selamat menikmati episode kali ini.” Kataku dengan kesal sementara Ji Won malah cemberut mendengarnya.

Kami duduk di kursi penonton. Dia tiada hentinya menulis sebuah kata dalam kertas yang besar. Aku yang memperhatikan sikapnya pun mulai kesal.
“ Menurutmu aku harus menulis kata seperti apa? Aku ingin menulis kata-kata yang membuat Kyuhyun terkesan kepadaku?” Tanyanya kepadaku.
“ Molla.” Kataku dengan dingin.
“ Nappeun nampyeon.” Gerutunya.
“ Yak, ulangi perkataanmu barusan!” Kataku tak terima.
“ Perkataan yang mana maksudmu? Ah, apakah perkataan aku ingin menulis kata-kata yang membuat Kyuhyun terkesan kepadaku.” Katanya dengan kesal.
“ Aish jinja, kau benar-benar keterlaluan.” Kataku dengan kesal.
“ Mianhae, bukankah kau yang membelikan tiket ini? Lalu mengapa kau bersikap seperti ini kepadaku?” Tanyanya tak terima.
“ Araseo.” Kataku dengan dingin.




TBC




Tidak ada komentar: