Selasa, 14 Oktober 2014

[Special Edition Love is Feeling] Ji Won’s Diary Part 1

[Special Edition Love is Feeling] Ji Won’s Diary Part 1
Title                 : [Special Edition Love is Feeling] Ji Won’s Diary Part 1
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Romance and Sad
Main Cast        : Kim Myung Soo aka L Infinite and Kim Ji Won
Other Cast       : Cho Kyuhyun, Kim Yerim, Kim Ryeowook, Beige, Kim Heechul, Im Yoona,  Leeteuk aka Seongseonim Park, Hyuna, Gayoon, Yoo Seung Ho, Jung Yong Hwa, Lee Hyukjae aka Eunhyuk, Song Eunji, Han Ji Min, Kang In aka Seongseonim, Park Shi Ho, Hwang Jung Eum, Lee Da Hee, Lee Jun Ki, Song Hye Kyo, Han Ga In, Park Shin Hye, Yoon Eun Hye, Jessica Jung, Moon Chae Won, Kang So Ra, Goo Hye Sun, Lee Sunkyu aka Sunny, Lee Hong Ki, Shindong, Kim Bum, Kim Gyeong, Song Ye Jin, Park Si Yeon, Jung So Min, Kim Jae Joong, Seo In Guk, Kwon Yuri, Kim Sae Ron, Tuan Kim, Nyonya Kim, Micky Yoochun, member Infinite, member Super Junior, member Girls Generation


Awal pertemuanku dengan Myung Soo atau lebih dikenal dengan L adalah suatu kebetulan. Pada hari pertama kuliah, aku masih mengingat jelas pakaian yang kami kenakan saat itu. Aku memakai kemeja berwarna hijau muda dengan motif bergaris dan celana berwarna hitam. Sedangkan Myung Soo memakai kemeja berwarna biru dengan motif kotak-kotak dan celana berwarna hitam. Lebih
tepatnya kami bertemu pada tanggal 3 September 2012 pukul 8.40 a.m. Aku sempat mengira bahwa dia adalah pria paling dingin di kelas pada saat perkenalan. Namun, pemikiranku itu salah ternyata ada pria paling dingin selain dirinya dan aku sangat menyukainya. Pria itu adalah Kyuhyun. Aku sangat menyukainya pada pandangan pertama. Yerim adalah wanita yang menemaniku dari hari pertama kuliah dan dia adalah wanita yang mengetahui bahwa aku menyukai Kyuhyun. Namun, aku sempat tak mengira bahwa Yerim menyukai pria dingin itu. Pria itu adalah Myung Soo.

Pada saat itu, aku adalah seorang perwakilan yang mengurusi keuangan kelas. Aku mengirim message pada Seung Ho untuk menanyakan beberapa kertas keuangan yang terdapat padanya. Namun setelah aku menerima message darinya, ternyata kertas itu ada ditangan Myung Soo. Dengan terpaksa aku meminta nomor ponsel Myung Soo pada Seung Ho. Setelah itu, aku mengirim message kepadanya untuk menanyakan kertas itu dan benar kertas itu ada padanya. Untuk pertama kalinya aku berhubungan dengannya pada saat itu. Lebih tepatnya pada tanggal 9 September 2012 tepat pukul 1.00 p.m.

Pada tanggal 10 September 2012 tepat pukul 8.40 a.m, aku meminta kertas itu pada Myung Soo. Hal itu adalah kedua kalinya kami berbicara selain pada saat perkenalan. Awalnya hal itu terasa biasa saja bagiku.

Pada tanggal 12 September 2012 tepat pukul 4.00 p.m, kami dipertemukan kembali dalam kelompok yang sama untuk masa orientasi mahasiswa ketiga atau tahap terakhir di jurusan kami. Melalui kelompok itu, kami sering bertemu dan tentunya didampingi oleh dua senior kami. Pada waktu itu pula, aku mengirim message kepadanya untuk menanyakan keberadaannya karena hanya aku yang memiliki nomor ponselnya. Aku terkekeh bukan main ketika menerima message darinya karena dia sedang memasak nasi terlebih dahulu. Padahal dia adalah seorang pria sedangkan aku yang jelas-jelas seorang wanita tidak bisa memasak sama sekali. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya dia datang. Kami pun memulai berbicara mengenai masa orientasi mahasiswa selanjutnya. Ternyata untuk masa orientasi mahasiswa pertama dan kedua, kami berbeda kelompok. Meskipun berbeda, namun kami selalu berkumpul. Aku menceritakan semua yang ku ketahui tentang Myung Soo pada Yerim. Aku berniat untuk mendekatkan mereka.

Pada tanggal 21 September 2012 tepat pukul 4.00 p.m, kami disuruh senior untuk berkumpul didepan gedung kampus. Disana kami diberi arahan dan bimbingan untuk masa orientasi mahasiswa pertama mengenai barang yang harus dibawa dan lain-lain. Dalam kumpulan itu, Beige terlihat masih sedih atas kematian neneknya. Aku pun berinisiatif untuk menenangkannya. Walaupun aku tak tahu hal itu berhasil atau tidak. Setelah kumpulan itu, aku sangat malas sekali jalan menuju parkiran. Ku lihat Myung Soo sedang menyalakan motornya, aku pun bergegas menghampirinya dan tentunya untuk menumpang. Menumpang padanya bukanlah hal pertama kalinya bagiku. Setiap perkumpulan kelompok kami selesai, aku selalu menumpang padanya. Namun, hanya sampai pada parkiran motorku. Waktu itu sama sekali tak ada motif lain untuk mendekatinya karena aku sangat malas sekali berjalan kaki hingga parkiran. Itulah awal dari senior bahkan mahasiswa lainnya mulai menggoda kami.

Pada tanggal 22 September 2012 tepat pukul 5.00 a.m, aku tiba di apartemen Yerim. Aku memang berencana untuk menginap di apartemennya selama masa orientasi mahasiswa pertama karena jarak antara apartemen dengan kampus begitu dekat. Selain itu, alasan waktu pun termasuk karena pada masa orientasi mahasiswa pertama kami harus berkumpul tepat pukul 6.00 a.m. Kami pun mengikuti masa orientasi mahasiswa pertama itu. Jujur, aku sangat malas dan bosan sekali mengikuti masa orientasi mahasiswa pertama itu. Aku tak luput dari rasa mengantukku tiap kali melihat kertas dari halaman pertama hingga terakhir. Namun, rasa malas itu dapat teratasi karena aku baru menyadari bahwa didepanku duduk seorang pria yang sangat ku sukai yaitu Kyuhyun. Senyum dibibirku pun terbit ketika melihatnya. Akhirnya masa orientasi mahasiswa pertama part-1 pun selesai. Lebih tepatnya pada tanggal 23 September 2012 tepat pukul 1.00 a.m. Aku dan Yerim tidak langsung pulang pada saat itu. Kami berkumpul didepan gedung untuk membicarakan masa orientasi mahasiswa pertama part-2 tentunya dilaksanakan pada tanggal tanggal 23 September 2012 tepat pukul 6.00 a.m. Mungkin pembicaraan kami tidak terlalu penting karena kami membicarakan tentang makanan yang akan kami bawa besok. Lebih tepatnya memikirkan tempat dimana kita dapat membeli makanan itu. Saat kami sedang membicarakan hal itu, ku lihat Ji Min menghampiri kami dan Myung Soo yang sedang melajukan motornya kearah kami. Ku lihat Yerim tersenyum ketika Myung Soo menyapa kami. Entah mengapa ketika melihat mereka berbicara, hatiku terasa sakit. Namun, aku berusaha untuk menahannya sebisa mungkin.
“ Ji Min-a, mengapa kau duduk dibelakangnya? Itu adalah kursi milikku. Aish jinja, aku sungguh cemburu.” Kataku ketika melihat Ji Min duduk dibelakang motor Myung Soo sedangkan Myung Soo yang melihatku tersenyum.
“ Ayolah, Ji Won-a! Aku hanya menumpang hingga apartemenku saja. Kebetulan kita ini satu arah.” Kata Ji Min namun aku menanggapinya dengan tersenyum lalu mereka pergi dari hadapanku dan Yerim.

Setibanya di apartemen Yerim, aku selalu memikirkan perkataanku tadi. Mengapa perkataan itu bisa keluar dari mulutku? Aku takut bahwa perkataanku tadi menyakiti hati Yerim karena selama perjalanan menuju apartemennya, dia hanya diam saja.

Tepat pada tanggal tanggal 23 September 2012 tepat pukul 5.00 a.m. Aku berencana untuk menelepon Myung Soo karena kami telah menemukan tempat makanan yang buka 24 jam. Namun ketika aku akan meneleponnya, tiba-tiba Yerim mengambil ponselku dan mengetik nomor ponsel Myung Soo pada ponselnya. Aku hanya diam saja. Mungkin ini adalah salah satu cara agar mereka bisa menjadi dekat. Ku lihat Yerim sangat senang sekali ketika menelepon Myung Soo. Namun, aku merasakan getaran aneh pada dadaku ini. Setelah selesai menelepon, Yerim bilang padaku bahwa Myung Soo tidak bisa datang pada masa orientasi mahasiswa pertama part-2 hari ini. Sebenarnya ingin sekali aku menanyakan alasannya. Namun, ku urungkan karena aku tak ingin merasakan getaran aneh pada dadaku ini. Sepanjang perjalanan menuju kampus, Yerim terlihat senang sekali bahkan dia sering tersenyum sendiri. Aku hanya menanggapinya dengan tersenyum. Kami pun mengikuti masa orientasi mahasiswa pertama part-2 ini hingga selesai. Jujur, tubuhku lelah sekali bahkan kurang tidur karena besok kita harus masuk kuliah pagi.

Pada tanggal 24 September 2012 tepat pukul 7.00 a.m, aku dan Yerim pergi kuliah bersama. Meskipun masih mengantuk, namun kami tetap masuk kuliah. Setibanya di kelas, aku melihat kearah belakang. Namun, aku tak menemukan sesosok Myung Soo ada disana. Entah mengapa aku merasa khawatir padanya. Aku melihat jam pada ponselku. Kini menunjukan pukul 8.00 a.m. Aku sempat heran karena dosen tak kunjung datang. Aku melihat kearah pintu ketika aku mendengar suara pintu terbuka dan melihat Myung Soo datang. Ingin sekali aku tersenyum menyambut kedatangannya. Namun, aku menahannya karena Yerim duduk disampingku. Semua temannya menanyakan alasan dia tidak ikut dalam masa orientasi mahasiswa pertama part-2 kemarin. Aku sempat menguping sedikit bahwa dia mendonorkan darahnya untuk ayahnya. Aku sempat bertanya-tanya. Ada apa dengan ayahnya? Namun, aku tak bisa menguping lagi karena Yerim mengajakku bicara. Aku merasakan hari ini adalah hari yang sangat panjang. Aku harus kuliah mulai dari jam 7.00 a.m hingga 2.40 p.m. Aku sangat tidak mengerti dengan mata kuliah terakhir. Kami diberi tugas oleh dosen. Beberapa kali aku melihat soal itu, namun tetap saja aku tak mengerti. Ku lihat Gyeong sedang menanyakan tugas itu pada senior. Aku pun menghampirinya dan memperhatikan ketika senior itu sedang menjelaskan tugas itu pada Gyeong. Aku pun mengerti, meskipun hanya sedikit. Aku berjalan sambil membawa kertas tugas itu ke tempat fotocopy. Saat aku melihat ke belakang, ku lihat Myung Soo ada dibelakangku. Aku menghampirinya dan menanyakan padanya.
“ Apa yang kau lakukan disini?” Tanyaku.
“ Apakah kau ingin memfotocopy soal itu?” Tanya Myung Soo.
“ Ya. Kenapa?” Tanyaku.
“ Apakah aku boleh memfotocopynya juga?” Tanyanya.
“ Baiklah. Tunggulah!” Kataku.

Aku meninggalkannya dan ku lihat dia masih menungguku. Setelah selesai memfotocopy, aku menghampirinya dan jalan bersama menuju lobby dimana Gyeong menungguku. Gyeong menjelaskan kepada kami cara untuk mengerjakan tugas itu. Ku lihat tidak hanya aku dan Myung Soo yang ada disana tapi Hyuna, Yerim, Beige, dan Gayoon ada disana. Setelah aku mengerti, aku membereskan barangku dan berencana untuk pulang. Ku lihat Myung Soo pun membereskan barangnya begitupun dengan Hyuna. Kami jalan bersama dan ku lihat Myung Soo mengeluarkan kunci motornya.
“ Myung Soo-a, apakah kau akan pulang?” Tanyaku.
“ Ya. Kenapa?” Tanyanya.
“ Apakah aku boleh menumpang? Aku tak membawa motor hari ini. Aku menginap di apartemen Yerim. Tapi, aku berencana pulang ke rumah hari ini? Aku ingin menumpang sampai halte bus didepan.” Kataku.
“ Baiklah. Tunggulah!” Katanya lalu meninggalkanku dengan Hyuna.

Hyuna tersenyum penuh arti padaku dan menggodaku beberapa kali. Namun, aku menanggapinya dengan senyuman. Setelah Hyuna berpamitan padaku, ku lihat Myung Soo menghampiriku dengan menggunakan motornya. Akhirnya aku menumpang sampai halte bus.
“ Maafkan, aku hanya bisa mengantarkanmu sampai sini.” Katanya.
“ Tidak apa-apa. Ini sudah cukup daripada aku harus berjalan dari kampus hingga halte ini. Terima kasih.” Kataku sambil melambaikan tanganku dan ku lihat dia tersenyum lalu meninggalkanku.

Setibanya di rumah, aku membantu pekerjaan orang tuaku. Setelah itu, aku mengerjakan tugas itu. Aku menggunakan kalkulator ponselku dan aku kesal sekali karena kalkulator dalam ponselku tidak lengkap hingga akhirnya aku menanyakan jawaban pada Myung Soo. Aku mengirim message padanya. Namun, dia tak membalas message dariku.
“ Apakah dia sudah tidur? Padahal ini baru pukul 8.00 p.m. Mungkin aku memang harus mengerjakannya sendiri.” Kataku.

Aku pun mulai mengerjakannya dengan menggunakan kalkulator di laptopku. Tiba-tiba ponselku bergetar dan ku lihat banyak sekali message dari Hyuna dan Yerim. Aku membalas message dari Hyuna terlebih dahulu. Setelah itu, aku membalas message dari Yerim. Yerim pun membalas message dariku. Namun, aku membelalakan matanya ketika membaca message darinya.
“ Apa? Myung Soo ada di apartemennya. Pantas saja dia tak membalas message dariku. Tapi, ini sudah pukul 9.00 p.m. Ah, mungkin Yerim sudah melakukan tahap pendekatan dengan Myung Soo. Baguslah! Semoga rencanamu itu berhasil, Yerim.” Kataku.

Aku meletakan ponselku dan fokus mengerjakan tugas itu kembali. Ku lihat kini menunjukan pukul 11 p.m. Aku melihat ponselku kembali dan ku lihat ada message. Aku pun membuka message itu.
“ Maaf, aku baru sempat membalas message darimu. Di apartemen Yerim sama sekali tidak ada sinyal. Apakah tugasmu sudah selesai?” Balas Myung Soo.
“ Oh, tidak apa-apa. Ya, sebentar lagi selesai.” Balasku.

Aku meletakan ponselku dan fokus mengerjakan tugas itu kembali. Ku lihat kini menunjukan pukul 1.00 a.m dan tugasku telah selesai. Saat aku memejamkan mataku, tiba-tiba ponselku bergetar kembali. Ku lihat Hyuna meneleponku, aku pun menjawabnya. Ternyata dia menanyakan jawaban tugas itu. Aku mengatakan padanya agar besok dia datang pagi-pagi dan menyontek jawaban dariku saja karena aku sudah mengantuk sekali.

Pada tanggal 25 September 2012 tepat pukul 7.00 a.m, aku tiba di kampus dan Hyuna telah menungguku. Aku memberikan kertas jawabanku padanya. Tepat pukul 1.00 p.m, dosen mata kuliah itu datang dan menanyakan tugas itu. Namun, ada beberapa mahasiswa yang tidak mengerti dengan tugas itu hingga dosen menjelaskannya kembali dan menyuruh kami untuk mengerjakan ulang tugas kami itu. Benar-benar menyebalkan bila aku harus mengerjakan tugas itu kembali.

Pada tanggal 26 September 2012 pukul 9.00 a.m, aku berencana dengan Myung Soo untuk mengerjakan tugas itu kembali. Aku sengaja mengajak Yerim untuk mengerjakannya bersama. Namun, Yerim menolaknya. Padahal aku sudah menjelaskan padanya bahwa ini adalah salah satu tahap untuk pendekatan mereka. Namun, dia tetap menolaknya. Akhirnya, aku dan Myung Soo mengerjakan tugas itu berdua. Setelah selesai, aku sangat lapar sekali. Aku mengajak Myung Soo ke kantin untuk makan. Saat perjalanan, kami bertemu dengan Yerim, Beige dan Yoona. Ku lihat raut wajah Yerim sangat berbeda. Apakah karena aku bersama Myung Soo saat ini? Tapi, aku telah mengajak Yerim untuk makan bersama. Namun, dia menolaknya. Aku merasa bersalah pada Yerim. Namun, aku tak tahu harus bersikap seperti apa padanya. Aku merasakan bahwa semakin hari aku semakin dekat dengan Myung Soo.

Pada tanggal 12 Oktober 2012 tepat pukul 8.40 a.m, aku sempat kebingungan karena ayahku hingga saat ini belum sampai di kampus untuk mengantarkan perlengkapan masa orientasi kedua. Aku sangat khawatir sekali. Aku membuka message di ponselku. Aku baru ingat bahwa kemarin malam Myung Soo mengirim message kepadaku dan menawariku untuk menjemputnya. Aku pun menghampirinya dan menanyakan message itu padanya.
“ Myung Soo-a, apakah message kemarin masih berlaku? Aku tak bisa menghubungi ayahku dan aku sangat khawatir dengan masa orientasi kedua ini.” Tanyaku.
“ Ah, iya.” Katanya.
“ Ayo!” Ajakku.

Di sepanjang perjalanan ke rumahku, aku bingung harus bicara apa dengannya. Jujur, baru kali ini aku mengajak seorang pria ke rumahku. Meskipun aku mempunyai banyak teman pria. Namun, aku tak pernah mengajak mereka ke rumahku. Apa yang harus ku katakan pada ibuku? Dan benar saja, setibanya di rumah ibuku memelototiku. Namun, sebisa mungkin ibuku bersikap ramah pada Myung Soo. Setelah selesai, kami kembali ke kampus. Namun, kami tidak langsung ke kampus karena perlengkapan yang ku bawa sangat berat hingga dengan terpaksa aku menitipkannya di apartemen Myung Soo. Kami mempersiapkan perlengkapan masing-masing. Aku kesal karena tasku tak muat untuk semua perlengkapanku hingga akhirnya Myung Soo meminjamkan tasnya untukku. Aku sempat heran padanya. Mengapa dia menjadi baik seperti ini? Aku sempat menanyakan hal itu padanya. Namun, dia mengelaknya dengan menjawab bahwa dia memang baik terhadap semua orang. Setelah mendengarnya, aku pun menganggukan kepalaku. Ah, sial! Kami terlambat. Kami berjalan dengan cepat menuju lokasi masa orientasi kedua. Namun, hukuman tak dapat kami hindari. Meskipun kami dihukum, tapi kami menikmatinya karena banyak mahasiswa yang terlambat juga. Kini menunjukan pukul 9.00 p.m, Myung Soo mengirim message padaku.
“ Apakah kau tidak merasa dingin?” Tanyanya.
“ Tidak, karena aku membawa jaket.” Balasku.
“ Aku rasa satu jaket tidak cukup. Aku membawa dua jaket. Apakah kau ingin meminjamnya?” Balasnya.
“ Baiklah.” Balasku.
“ Tunggulah! Aku akan menemuimu.” Balasnya.

Aku menunggunya di luar selama lima menit. Namun, dia belum datang juga. Aku sudah tidak tahan lagi ingin buang air kecil hingga akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke kamar mandi. Setelah selesai, aku kembali lagi. Namun, dia tidak ada. Aku pun masuk ke ruanganku. Gyeong menghampiriku dan memberikan jaket Myung Soo padaku. Aku menerimanya dengan tersenyum. Namun, aku melupakan satu hal bahwa Yerim berada disampingku. Aku merasa tidak enak hati padanya. Namun, aku berpura-pura tidak mengetahuinya. Malam pun telah berganti menjadi pagi. Selama masa orientasi kedua, mataku tiada henti mencuri pandang melihat kearah Myung Soo. Seringkali tatapanku ketahuan olehnya. Namun setiap aku ketahuan, aku selalu memalingkan wajahku. Aku merasa malu pada diriku ini. Akhirnya, masa orientasi kedua berakhir, aku dan Myung Soo kembali ke apartemennya. Aku membereskan semua perlengkapanku kedalam tasku kembali. Setelah selesai, aku melihatnya tidur. Aku tidak tega untuk membangunkannya karena aku pun merasa sangat lelah. Dia tidur di ranjangnya sedangkan aku duduk sambil bersandar di tembok dan menatapnya.
“ Mengapa kau bersikap baik padaku? Mengapa mataku tak bisa lepas darimu? Aku rasa, aku mulai menyukaimu. Tapi, aku harus menahannya karena beberapa alasan. Pertama, Yerim menyukaimu. Kedua, aku tak mengetahuimu perasaanmu padaku. Ketiga, aku tak ingin mengalami kisah cinta bertepuk sebelah tangan seperti dulu.” Pikirku sambil melihat wajahnya.

Aku pun memejamkan mataku. Entah berapa lama aku tertidur, Myung Soo membangunkanku. Akhirnya, dia mengantarkanku kembali ke rumah. Entah apa yang dia bicarakan sepanjang perjalanan. Aku sama sekali tak mendengarnya karena aku mengantuk sekali hingga tanpa sadar tertidur dan terbangun ketika kami sudah berada didepan rumahku. Aku mengucapkan terima kasih padanya dan menyuruhnya agar mengendarai motornya dengan hati-hati. Dia tersenyum padaku dan aku pun membalasnya.

Pada tanggal 17 Oktober 2012 pukul 10.20 a.m, aku berkumpul bersama Yerim, Beige, dan Yoona. Aku merasakan kecanggungan diantara kami bahkan dia bicara tentang pengkhianat. Ketika Yoona membicarakan sebuah tugas, aku terkejut sekali karena aku sama sekali belum mengerjakan tugas itu. Aku mulai panik karena aku tak membawa laptopku. Aku mengirim message pada Myung Soo karena aku ingin meminjam laptopnya. Dia pun menyanggupinya. Aku menunggu Myung Soo, namun aku masih berkumpul dengan mereka. Saat Yerim dan Beige pergi ke kamar mandi, aku menanyakan keadaan Yerim pada Yoona. Yoona menceritakan semuanya padaku. Aku sama sekali tak menyangka bahwa Yerim menangis melihatku bersama Myung Soo waktu itu. Namun, Yerim mengelaknya bahwa dia sedang bertengkar dengan pacarnya. Ketika Yerim mengundang Myung Soo datang ke apartemennya untuk mengerjakan tugas, Yerim kecewa sekali karena Myung Soo selalu menanyakan tentangku dan menyuruhku untuk datang ke apartemennya. Namun, aku menolaknya untuk datang ke apartemennya karena untuk memberikan kesempatan agar dia bisa lebih dekat dengan Myung Soo. Aku tak menyangka hal itu terjadi. Kali ini, aku tak tahu mesti bertindak seperti apa. Tiba-tiba ponselku bergetar, Myung Soo telah berada di kampus. Aku berpamitan pada Yoona
“ Ji Won, tunggulah sebentar lagi!” Katanya sambil tersenyum.
“ Apa maksudmu?” Tanyaku.
“ Kau akan mengetahuinya nanti. Selamat tinggal.” Katanya lalu pergi meninggalkanku.

Setelah Sae Ron pergi, Myung Soo datang. Dia tersenyum padaku dan menanyakan tugas itu. Setelah bicara dengan Yoona, aku memang berencana akan mengatakan semuanya pada Myung Soo dan sepertinya ini adalah waktu yang tepat. Aku merasa bahwa dia akan menyatakan perasaannya padaku. Itu dapat ku rasakan dari gelagat bicaranya yang terbata-bata. Sebelum dia menyatakan semua itu, aku memotong pembicaraannya terlebih dahulu dan mengatakan perasaan Yerim terhadapnya. Ku lihat dia terdiam dan berpikir. Aku merasa bersalah padanya karena harus melibatkannya pada masalahku ini. Seandainya Yerim tidak menyukaimu, mungkin aku tidak akan memotong pembicaraanmu tadi dan kau tak harus terlibat dalam masalah ini.

Pada tanggal 18 Oktober 2012 tepat pukul 8.40 a.m, kami sedang berada di ruang praktek. Aku duduk bersebrangan dengan Myung Soo. Aku melihat dia tersenyum padaku. Ketika aku membuka akun media sosialku, ku lihat dia mengirim message padaku. Aku membacanya dan membalas message itu. Aku merasakan seseorang sedang memperhatikanku dan benar saja Hyuna dan Gayoon berada disampingku dan tersenyum penuh arti. Mereka bicara padaku dan menggodaku seperti Sae Ron. Aku selalu bertanya-tanya. Apakah Myung Soo menceritakan perasaannya pada mereka? Mengapa mereka menggodaku seperti ini? Namun, bila itu terjadi maka aku adalah wanita paling beruntung karena cintaku tak bertepuk sebelah tangan. Namun, tetap saja aku adalah wanita paling jahat bagi Yerim bila semua itu terjadi. Ketika mata kuliah itu selesai, Myung Soo berjalan dibelakangku. Dia bertanya padaku.
“ Apakah aku memerlukan sesuatu?” Tanyanya.
“ Aku lapar sekali. Aku ingin makanan.” Kataku dengan aegyo.

Meskipun terasa canggung, namun aku tetap bersama dengan Yerim, Beige dan Yoona. Kini menunjukan pukul 12.45 a.m. Myung Soo menghampiriku dan memberiku makanan. Aku membelalakan mataku tak percaya. Padahal aku hanya bercanda. Tapi dia benar-benar membawa makanan untukku. Aku menerimanya dan tersenyum. Namun, aku baru menyadari bahwa disampingku ada Yerim. Setelah Myung Soo duduk di kursinya, aku menawari makanan itu pada Yerim. Namun, Yerim menolaknya. Pada saat itu, aku benar-benar tak tahu mesti berbuat apa lagi. Pada malam hari tepat pukul 08.10 a.m, aku mengirim message pada Beige. Aku menanyakan keadaan Yerim padanya. Dia menceritakan semuanya. Aku semakin merasa bersalah padanya. Aku berinisiatif untuk minta maaf padanya dan menceritakan semuanya.

Pada tanggal 19 Oktober 2012 pukul 2.45 p.m, aku bertemu dengan Yerim dan Beige seusai mata kuliah terakhir. Aku menceritakan semuanya pada Yerim. Dari aku bermaksud untuk mendekatkannya dengan Myung Soo hingga akhirnya aku yang menjadi dekat dengan Myung Soo. Dia sempat mengira bahwa aku telah berpacaran dengan Myung Soo. Namun, pada kenyataannya aku belum berpacaran dengannya karena aku tak ingin berpacaran dengan Myung Soo diatas masalahku dengan Yerim. Aku meminta maaf pada Yerim karena secara diam-diam aku menyukai Myung Soo. Aku mulai menyukainya ketika Myung Soo bersikap baik padaku. Aku terkejut bukan main ketika Yerim menyuruhku untuk memilih pertemanan dengannya atau berpacaran dengan Myung Soo. Aku meminta waktu padanya untuk menjawabnya. Bagiku Yerim adalah wanita paling egois yang pernah ku temui. Aku mengetahui bahwa dia mempunyai pacar. Namun, dia tidak bisa melepaskan Myung Soo begitu saja. Tapi, apakah aku tak bisa merasakan kebahagian? Aku ingin menjalin hubungan dengan pria yang memiliki perasaan sama denganku. Apakah kali ini aku harus mengalah lagi seperti kisah cintaku dulu? Namun kali ini berbeda, wanita dan pria yang ku sukai sama-sama lajang hingga aku merelakan pria itu. Namun berbeda dengn Yerim. Yerim telah memiliki pacar.




TBC






Tidak ada komentar: