[Special
Edition Love is Feeling] Ji Won’s Diary Part 1
Title : [Special Edition Love is
Feeling] Ji Won’s Diary Part 1
Author : Cavela
Length : Series
Genre : Romance and Sad
Main
Cast : Kim Myung Soo aka L Infinite
and Kim Ji Won
Other Cast : Cho Kyuhyun, Kim Yerim, Kim Ryeowook, Beige, Kim Heechul, Im
Yoona, Leeteuk aka Seongseonim Park,
Hyuna, Gayoon, Yoo Seung Ho, Jung Yong Hwa, Lee Hyukjae aka Eunhyuk, Song
Eunji, Han Ji Min, Kang In aka Seongseonim, Park Shi Ho, Hwang Jung Eum, Lee Da
Hee, Lee Jun Ki, Song Hye Kyo, Han Ga In, Park Shin Hye, Yoon Eun Hye, Jessica
Jung, Moon Chae Won, Kang So Ra, Goo Hye Sun, Lee Sunkyu aka Sunny, Lee Hong
Ki, Shindong, Kim Bum, Kim Gyeong, Song Ye Jin, Park Si Yeon, Jung So Min, Kim Jae Joong, Seo In Guk,
Kwon Yuri, Kim Sae Ron, Tuan Kim, Nyonya Kim, Micky Yoochun, member Infinite,
member Super Junior, member Girls Generation
Awal pertemuanku dengan Myung Soo atau lebih dikenal dengan L
adalah suatu kebetulan. Pada hari pertama kuliah, aku masih mengingat jelas
pakaian yang kami kenakan saat itu. Aku memakai kemeja berwarna hijau muda
dengan motif bergaris dan celana berwarna hitam. Sedangkan Myung Soo memakai
kemeja berwarna biru dengan motif kotak-kotak dan celana berwarna hitam. Lebih
tepatnya kami bertemu pada tanggal 3 September 2012 pukul 8.40 a.m. Aku sempat mengira bahwa dia adalah pria paling dingin di kelas pada saat perkenalan. Namun, pemikiranku itu salah ternyata ada pria paling dingin selain dirinya dan aku sangat menyukainya. Pria itu adalah Kyuhyun. Aku sangat menyukainya pada pandangan pertama. Yerim adalah wanita yang menemaniku dari hari pertama kuliah dan dia adalah wanita yang mengetahui bahwa aku menyukai Kyuhyun. Namun, aku sempat tak mengira bahwa Yerim menyukai pria dingin itu. Pria itu adalah Myung Soo.
tepatnya kami bertemu pada tanggal 3 September 2012 pukul 8.40 a.m. Aku sempat mengira bahwa dia adalah pria paling dingin di kelas pada saat perkenalan. Namun, pemikiranku itu salah ternyata ada pria paling dingin selain dirinya dan aku sangat menyukainya. Pria itu adalah Kyuhyun. Aku sangat menyukainya pada pandangan pertama. Yerim adalah wanita yang menemaniku dari hari pertama kuliah dan dia adalah wanita yang mengetahui bahwa aku menyukai Kyuhyun. Namun, aku sempat tak mengira bahwa Yerim menyukai pria dingin itu. Pria itu adalah Myung Soo.
Pada saat itu, aku adalah seorang perwakilan yang mengurusi
keuangan kelas. Aku mengirim message pada Seung Ho untuk menanyakan beberapa
kertas keuangan yang terdapat padanya. Namun setelah aku menerima message
darinya, ternyata kertas itu ada ditangan Myung Soo. Dengan terpaksa aku
meminta nomor ponsel Myung Soo pada Seung Ho. Setelah itu, aku mengirim message
kepadanya untuk menanyakan kertas itu dan benar kertas itu ada padanya. Untuk
pertama kalinya aku berhubungan dengannya pada saat itu. Lebih tepatnya pada
tanggal 9 September 2012 tepat pukul 1.00 p.m.
Pada tanggal 10 September 2012 tepat pukul 8.40 a.m, aku meminta kertas itu pada Myung Soo. Hal itu adalah kedua kalinya kami berbicara selain pada saat perkenalan. Awalnya hal itu terasa biasa saja bagiku.
Pada tanggal 12 September 2012 tepat pukul 4.00 p.m, kami dipertemukan kembali dalam kelompok yang sama untuk masa orientasi mahasiswa ketiga atau tahap terakhir di jurusan kami. Melalui kelompok itu, kami sering bertemu dan tentunya didampingi oleh dua senior kami. Pada waktu itu pula, aku mengirim message kepadanya untuk menanyakan keberadaannya karena hanya aku yang memiliki nomor ponselnya. Aku terkekeh bukan main ketika menerima message darinya karena dia sedang memasak nasi terlebih dahulu. Padahal dia adalah seorang pria sedangkan aku yang jelas-jelas seorang wanita tidak bisa memasak sama sekali. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya dia datang. Kami pun memulai berbicara mengenai masa orientasi mahasiswa selanjutnya. Ternyata untuk masa orientasi mahasiswa pertama dan kedua, kami berbeda kelompok. Meskipun berbeda, namun kami selalu berkumpul. Aku menceritakan semua yang ku ketahui tentang Myung Soo pada Yerim. Aku berniat untuk mendekatkan mereka.
Pada tanggal 21 September 2012 tepat pukul 4.00 p.m, kami disuruh
senior untuk berkumpul didepan gedung kampus. Disana kami diberi arahan dan
bimbingan untuk masa orientasi mahasiswa pertama mengenai barang yang harus
dibawa dan lain-lain. Dalam kumpulan itu, Beige terlihat masih sedih atas
kematian neneknya. Aku pun berinisiatif untuk menenangkannya. Walaupun aku tak
tahu hal itu berhasil atau tidak. Setelah kumpulan itu, aku sangat malas sekali
jalan menuju parkiran. Ku lihat Myung Soo sedang menyalakan motornya, aku pun
bergegas menghampirinya dan tentunya untuk menumpang. Menumpang padanya bukanlah hal pertama
kalinya bagiku. Setiap perkumpulan kelompok kami selesai, aku selalu menumpang
padanya. Namun, hanya sampai pada parkiran motorku. Waktu itu sama sekali tak
ada motif lain untuk mendekatinya karena aku sangat malas sekali berjalan kaki
hingga parkiran. Itulah awal dari senior bahkan mahasiswa lainnya mulai
menggoda kami.
Pada tanggal 22 September 2012 tepat pukul 5.00 a.m, aku tiba di
apartemen Yerim. Aku memang berencana untuk menginap di apartemennya selama
masa orientasi mahasiswa pertama karena jarak antara apartemen dengan kampus
begitu dekat. Selain itu, alasan waktu pun termasuk karena pada masa orientasi
mahasiswa pertama kami harus berkumpul tepat pukul 6.00 a.m. Kami pun mengikuti
masa orientasi mahasiswa pertama itu. Jujur, aku sangat malas dan bosan sekali
mengikuti masa orientasi mahasiswa pertama itu. Aku tak luput dari rasa
mengantukku tiap kali melihat kertas dari halaman pertama hingga terakhir.
Namun, rasa malas itu dapat teratasi karena aku baru menyadari bahwa didepanku
duduk seorang pria yang sangat ku sukai yaitu Kyuhyun. Senyum dibibirku
pun terbit ketika melihatnya. Akhirnya masa orientasi mahasiswa pertama part-1
pun selesai. Lebih tepatnya pada tanggal 23 September 2012 tepat pukul 1.00 a.m. Aku
dan Yerim tidak langsung pulang pada saat itu. Kami berkumpul didepan gedung
untuk membicarakan masa orientasi mahasiswa pertama part-2 tentunya
dilaksanakan pada tanggal tanggal 23 September 2012 tepat pukul 6.00 a.m. Mungkin
pembicaraan kami tidak terlalu penting karena kami membicarakan tentang makanan
yang akan kami bawa besok. Lebih tepatnya memikirkan tempat dimana kita dapat
membeli makanan itu. Saat kami sedang membicarakan hal itu, ku lihat Ji Min
menghampiri kami dan Myung Soo yang sedang melajukan motornya kearah kami. Ku
lihat Yerim tersenyum ketika Myung Soo menyapa kami. Entah mengapa ketika
melihat mereka berbicara, hatiku terasa sakit. Namun, aku berusaha untuk
menahannya sebisa mungkin.
“ Ji Min-a, mengapa kau duduk dibelakangnya? Itu adalah kursi
milikku. Aish jinja, aku sungguh cemburu.” Kataku ketika melihat Ji Min duduk
dibelakang motor Myung Soo sedangkan Myung Soo yang melihatku tersenyum.
“ Ayolah, Ji Won-a! Aku hanya menumpang hingga apartemenku saja.
Kebetulan kita ini satu arah.” Kata Ji Min namun aku menanggapinya dengan
tersenyum lalu mereka pergi dari hadapanku dan Yerim.
Setibanya di apartemen Yerim, aku selalu memikirkan
perkataanku tadi. Mengapa perkataan itu bisa keluar dari mulutku? Aku takut
bahwa perkataanku tadi menyakiti hati Yerim karena selama perjalanan menuju
apartemennya, dia hanya diam saja.
Tepat pada tanggal tanggal 23 September 2012 tepat pukul 5.00 a.m.
Aku berencana untuk menelepon Myung Soo karena kami telah menemukan tempat makanan
yang buka 24 jam. Namun ketika aku akan meneleponnya, tiba-tiba Yerim mengambil
ponselku dan mengetik nomor ponsel Myung Soo pada ponselnya. Aku hanya diam
saja. Mungkin ini adalah salah satu cara agar mereka bisa menjadi dekat. Ku
lihat Yerim sangat senang sekali ketika menelepon Myung Soo. Namun, aku
merasakan getaran aneh pada dadaku ini. Setelah selesai menelepon, Yerim bilang
padaku bahwa Myung Soo tidak bisa datang pada masa orientasi mahasiswa pertama
part-2 hari ini. Sebenarnya ingin sekali aku menanyakan alasannya. Namun, ku
urungkan karena aku tak ingin merasakan getaran aneh pada dadaku ini. Sepanjang
perjalanan menuju kampus, Yerim terlihat senang sekali bahkan dia sering
tersenyum sendiri. Aku hanya menanggapinya dengan tersenyum. Kami pun mengikuti
masa orientasi mahasiswa pertama part-2 ini hingga selesai. Jujur, tubuhku
lelah sekali bahkan kurang tidur karena besok kita harus masuk kuliah pagi.
Pada tanggal 24 September 2012 tepat pukul 7.00 a.m, aku dan Yerim
pergi kuliah bersama. Meskipun masih mengantuk, namun kami tetap masuk kuliah.
Setibanya di kelas, aku melihat kearah belakang. Namun, aku tak menemukan
sesosok Myung Soo ada disana. Entah mengapa aku merasa khawatir padanya. Aku
melihat jam pada ponselku. Kini menunjukan pukul 8.00 a.m. Aku sempat heran
karena dosen tak kunjung datang. Aku melihat kearah pintu ketika aku mendengar
suara pintu terbuka dan melihat Myung Soo datang. Ingin sekali aku tersenyum
menyambut kedatangannya. Namun, aku menahannya karena Yerim duduk disampingku.
Semua temannya menanyakan alasan dia tidak ikut dalam masa
orientasi mahasiswa pertama part-2 kemarin. Aku sempat menguping sedikit bahwa
dia mendonorkan darahnya untuk ayahnya. Aku sempat bertanya-tanya. Ada apa
dengan ayahnya? Namun, aku tak bisa menguping lagi karena Yerim mengajakku
bicara. Aku merasakan hari ini adalah hari yang sangat panjang. Aku harus
kuliah mulai dari jam 7.00 a.m hingga 2.40 p.m. Aku sangat tidak mengerti
dengan mata kuliah terakhir. Kami diberi tugas oleh dosen. Beberapa kali aku
melihat soal itu, namun tetap saja aku tak mengerti. Ku lihat Gyeong sedang menanyakan tugas itu pada
senior. Aku pun menghampirinya dan memperhatikan ketika senior itu sedang
menjelaskan tugas itu pada Gyeong. Aku pun mengerti, meskipun hanya sedikit.
Aku berjalan sambil membawa kertas tugas itu ke tempat fotocopy. Saat aku
melihat ke belakang, ku lihat Myung Soo ada dibelakangku. Aku menghampirinya
dan menanyakan padanya.
“
Apa yang kau lakukan disini?” Tanyaku.
“
Apakah kau ingin memfotocopy soal itu?” Tanya Myung Soo.
“ Ya. Kenapa?” Tanyaku.
“
Apakah aku boleh memfotocopynya juga?” Tanyanya.
“ Baiklah. Tunggulah!” Kataku.
Aku
meninggalkannya dan ku lihat dia masih menungguku. Setelah selesai memfotocopy,
aku menghampirinya dan jalan bersama menuju lobby dimana Gyeong menungguku. Gyeong
menjelaskan kepada kami cara untuk mengerjakan tugas itu. Ku lihat tidak hanya
aku dan Myung Soo yang ada disana tapi Hyuna, Yerim, Beige, dan Gayoon ada
disana. Setelah aku mengerti, aku membereskan barangku dan berencana untuk
pulang. Ku lihat Myung Soo pun membereskan barangnya begitupun dengan Hyuna.
Kami jalan bersama dan ku lihat Myung Soo mengeluarkan kunci motornya.
“
Myung Soo-a, apakah kau akan pulang?” Tanyaku.
“ Ya. Kenapa?” Tanyanya.
“
Apakah aku boleh menumpang? Aku tak membawa motor hari ini. Aku menginap di
apartemen Yerim. Tapi, aku berencana pulang ke rumah hari ini? Aku
ingin menumpang sampai halte bus didepan.” Kataku.
“ Baiklah. Tunggulah!” Katanya lalu meninggalkanku dengan
Hyuna.
Hyuna tersenyum penuh arti padaku dan menggodaku beberapa kali. Namun, aku menanggapinya dengan senyuman. Setelah Hyuna berpamitan padaku, ku lihat Myung Soo menghampiriku dengan menggunakan motornya. Akhirnya aku menumpang sampai halte bus.
“ Maafkan, aku hanya bisa mengantarkanmu sampai sini.”
Katanya.
“ Tidak apa-apa. Ini sudah cukup daripada aku harus berjalan dari
kampus hingga halte ini. Terima kasih.” Kataku sambil melambaikan
tanganku dan ku lihat dia tersenyum lalu meninggalkanku.
Setibanya
di rumah, aku membantu pekerjaan orang tuaku. Setelah itu, aku mengerjakan
tugas itu. Aku menggunakan kalkulator ponselku dan aku kesal sekali karena kalkulator
dalam ponselku tidak lengkap hingga akhirnya aku menanyakan jawaban pada Myung
Soo. Aku mengirim message padanya. Namun, dia tak membalas message dariku.
“
Apakah dia sudah tidur? Padahal ini baru pukul 8.00 p.m. Mungkin aku memang
harus mengerjakannya sendiri.” Kataku.
Aku pun mulai mengerjakannya dengan menggunakan kalkulator di laptopku. Tiba-tiba ponselku bergetar dan ku lihat banyak sekali message dari Hyuna dan Yerim. Aku membalas message dari Hyuna terlebih dahulu. Setelah itu, aku membalas message dari Yerim. Yerim pun membalas message dariku. Namun, aku membelalakan matanya ketika membaca message darinya.
“ Apa? Myung Soo ada di apartemennya. Pantas saja dia
tak membalas message dariku. Tapi, ini sudah pukul 9.00 p.m. Ah, mungkin
Yerim sudah melakukan tahap pendekatan dengan Myung Soo. Baguslah! Semoga
rencanamu itu berhasil, Yerim.” Kataku.
Aku meletakan ponselku dan fokus mengerjakan tugas itu kembali. Ku lihat kini menunjukan pukul 11 p.m. Aku melihat ponselku kembali dan ku lihat ada message. Aku pun membuka message itu.
“ Maaf, aku baru sempat membalas message darimu. Di
apartemen Yerim sama sekali tidak ada sinyal. Apakah tugasmu sudah selesai?”
Balas Myung Soo.
“ Oh, tidak apa-apa. Ya, sebentar lagi
selesai.” Balasku.
Aku meletakan ponselku dan fokus mengerjakan tugas itu
kembali. Ku lihat kini menunjukan pukul 1.00 a.m dan tugasku telah selesai.
Saat aku memejamkan mataku, tiba-tiba ponselku bergetar kembali. Ku lihat Hyuna
meneleponku, aku pun menjawabnya. Ternyata dia menanyakan jawaban tugas itu.
Aku mengatakan padanya agar besok dia datang pagi-pagi dan menyontek jawaban
dariku saja karena aku sudah mengantuk sekali.
Pada tanggal 25 September 2012 tepat pukul 7.00 a.m, aku tiba di
kampus dan Hyuna telah menungguku. Aku memberikan kertas jawabanku padanya.
Tepat pukul 1.00 p.m, dosen mata kuliah itu datang dan menanyakan tugas itu.
Namun, ada beberapa mahasiswa yang tidak mengerti dengan tugas itu hingga dosen
menjelaskannya kembali dan menyuruh kami untuk mengerjakan ulang tugas kami
itu. Benar-benar menyebalkan bila aku harus mengerjakan tugas itu kembali.
Pada tanggal 26 September 2012 pukul 9.00 a.m, aku berencana
dengan Myung Soo untuk mengerjakan tugas itu kembali. Aku sengaja mengajak Yerim
untuk mengerjakannya bersama. Namun, Yerim menolaknya. Padahal aku sudah
menjelaskan padanya bahwa ini adalah salah satu tahap untuk pendekatan mereka.
Namun, dia tetap menolaknya. Akhirnya, aku dan Myung Soo mengerjakan tugas itu
berdua. Setelah selesai, aku sangat lapar sekali. Aku mengajak Myung Soo ke
kantin untuk makan. Saat perjalanan, kami bertemu dengan Yerim, Beige dan
Yoona. Ku lihat raut wajah Yerim sangat berbeda. Apakah karena aku bersama
Myung Soo saat ini? Tapi, aku telah mengajak Yerim untuk makan
bersama. Namun, dia menolaknya. Aku merasa bersalah pada Yerim. Namun, aku tak
tahu harus bersikap seperti apa padanya. Aku merasakan bahwa semakin hari aku
semakin dekat dengan Myung Soo.
Pada tanggal 12 Oktober 2012 tepat pukul 8.40 a.m, aku sempat
kebingungan karena ayahku hingga saat ini belum sampai di kampus
untuk mengantarkan perlengkapan masa orientasi kedua. Aku sangat khawatir
sekali. Aku membuka message di ponselku. Aku baru ingat bahwa kemarin malam
Myung Soo mengirim message kepadaku dan menawariku untuk menjemputnya. Aku pun
menghampirinya dan menanyakan message itu padanya.
“ Myung Soo-a, apakah message kemarin masih berlaku? Aku tak
bisa menghubungi ayahku dan aku sangat khawatir dengan masa orientasi
kedua ini.” Tanyaku.
“ Ah, iya.” Katanya.
“ Ayo!” Ajakku.
Di sepanjang perjalanan ke rumahku, aku bingung harus bicara
apa dengannya. Jujur, baru kali ini aku mengajak seorang pria ke
rumahku. Meskipun aku mempunyai banyak teman pria. Namun, aku
tak pernah mengajak mereka ke rumahku. Apa yang harus ku katakan pada ibuku? Dan benar saja, setibanya di rumah ibuku memelototiku.
Namun, sebisa mungkin ibuku bersikap ramah pada Myung Soo. Setelah selesai,
kami kembali ke kampus. Namun, kami tidak langsung ke kampus karena
perlengkapan yang ku bawa sangat berat hingga dengan terpaksa aku menitipkannya
di apartemen Myung Soo. Kami mempersiapkan perlengkapan masing-masing. Aku
kesal karena tasku tak muat untuk semua perlengkapanku hingga akhirnya Myung
Soo meminjamkan tasnya untukku. Aku sempat heran padanya. Mengapa dia menjadi
baik seperti ini? Aku sempat menanyakan hal itu padanya. Namun, dia mengelaknya
dengan menjawab bahwa dia memang baik terhadap semua orang. Setelah
mendengarnya, aku pun menganggukan kepalaku. Ah, sial! Kami terlambat. Kami
berjalan dengan cepat menuju lokasi masa orientasi kedua. Namun, hukuman tak
dapat kami hindari. Meskipun kami dihukum, tapi kami menikmatinya karena banyak
mahasiswa yang terlambat juga. Kini menunjukan pukul 9.00 p.m, Myung Soo
mengirim message padaku.
“ Apakah kau tidak merasa dingin?” Tanyanya.
“ Tidak, karena aku membawa jaket.” Balasku.
“ Aku rasa satu jaket tidak cukup. Aku membawa dua jaket. Apakah
kau ingin meminjamnya?” Balasnya.
“ Baiklah.” Balasku.
“ Tunggulah! Aku akan menemuimu.” Balasnya.
Aku menunggunya di luar selama lima menit. Namun, dia belum
datang juga. Aku sudah tidak tahan lagi ingin buang air kecil hingga akhirnya
aku memutuskan untuk pergi ke kamar mandi. Setelah selesai, aku kembali lagi.
Namun, dia tidak ada. Aku pun masuk ke ruanganku. Gyeong menghampiriku dan memberikan jaket
Myung Soo padaku. Aku menerimanya dengan tersenyum. Namun, aku melupakan satu
hal bahwa Yerim berada disampingku. Aku merasa tidak enak hati padanya. Namun,
aku berpura-pura tidak mengetahuinya. Malam pun telah berganti menjadi pagi.
Selama masa orientasi
kedua, mataku tiada henti mencuri pandang melihat kearah Myung Soo. Seringkali
tatapanku ketahuan olehnya. Namun setiap aku ketahuan, aku selalu memalingkan
wajahku. Aku merasa malu pada diriku ini. Akhirnya, masa orientasi kedua
berakhir, aku dan Myung Soo kembali ke apartemennya. Aku membereskan semua
perlengkapanku kedalam tasku kembali. Setelah selesai, aku melihatnya tidur.
Aku tidak tega untuk membangunkannya karena aku pun merasa sangat lelah. Dia
tidur di ranjangnya sedangkan aku duduk sambil bersandar di tembok dan
menatapnya.
“ Mengapa kau bersikap baik padaku? Mengapa mataku tak bisa
lepas darimu? Aku rasa, aku mulai menyukaimu. Tapi, aku harus
menahannya karena beberapa alasan. Pertama, Yerim menyukaimu. Kedua, aku tak
mengetahuimu perasaanmu padaku. Ketiga, aku tak ingin mengalami kisah cinta
bertepuk sebelah tangan seperti dulu.” Pikirku sambil melihat wajahnya.
Aku pun memejamkan mataku. Entah berapa lama aku tertidur,
Myung Soo membangunkanku. Akhirnya, dia mengantarkanku kembali ke rumah. Entah
apa yang dia bicarakan sepanjang perjalanan. Aku sama sekali tak mendengarnya
karena aku mengantuk sekali hingga tanpa sadar tertidur dan terbangun ketika
kami sudah berada didepan rumahku. Aku mengucapkan terima kasih padanya dan
menyuruhnya agar mengendarai motornya dengan hati-hati. Dia tersenyum padaku
dan aku pun membalasnya.
Pada tanggal 17 Oktober 2012 pukul 10.20 a.m, aku berkumpul
bersama Yerim, Beige, dan Yoona. Aku merasakan kecanggungan diantara kami
bahkan dia bicara tentang pengkhianat. Ketika Yoona membicarakan sebuah tugas,
aku terkejut sekali karena aku sama sekali belum mengerjakan tugas itu. Aku
mulai panik karena aku tak membawa laptopku. Aku mengirim message pada Myung
Soo karena aku ingin meminjam laptopnya. Dia pun menyanggupinya. Aku menunggu
Myung Soo, namun aku masih berkumpul dengan mereka. Saat Yerim dan Beige pergi
ke kamar mandi, aku menanyakan keadaan Yerim pada Yoona. Yoona menceritakan
semuanya padaku. Aku sama sekali tak menyangka bahwa Yerim menangis melihatku
bersama Myung Soo waktu itu. Namun, Yerim mengelaknya bahwa dia sedang bertengkar
dengan pacarnya. Ketika Yerim mengundang Myung Soo datang ke
apartemennya untuk mengerjakan tugas, Yerim kecewa sekali karena Myung Soo
selalu menanyakan tentangku dan menyuruhku untuk datang ke apartemennya. Namun,
aku menolaknya untuk datang ke apartemennya karena untuk memberikan kesempatan
agar dia bisa lebih dekat dengan Myung Soo. Aku tak menyangka hal itu terjadi.
Kali ini, aku tak tahu mesti bertindak seperti apa. Tiba-tiba ponselku
bergetar, Myung Soo telah berada di kampus. Aku berpamitan pada Yoona
“ Ji Won, tunggulah sebentar lagi!” Katanya sambil tersenyum.
“ Apa maksudmu?” Tanyaku.
“ Kau akan mengetahuinya nanti. Selamat tinggal.”
Katanya lalu pergi meninggalkanku.
Setelah Sae Ron pergi, Myung Soo datang. Dia tersenyum padaku
dan menanyakan tugas itu. Setelah bicara dengan Yoona, aku memang berencana
akan mengatakan semuanya pada Myung Soo dan sepertinya ini adalah waktu yang
tepat. Aku merasa bahwa dia akan menyatakan perasaannya padaku. Itu dapat ku
rasakan dari gelagat bicaranya yang terbata-bata. Sebelum dia menyatakan semua
itu, aku memotong pembicaraannya terlebih dahulu dan mengatakan perasaan Yerim
terhadapnya. Ku lihat dia terdiam dan berpikir. Aku merasa bersalah padanya
karena harus melibatkannya pada masalahku ini. Seandainya Yerim tidak
menyukaimu, mungkin aku tidak akan memotong pembicaraanmu tadi dan kau tak
harus terlibat dalam masalah ini.
Pada tanggal 18 Oktober 2012 tepat pukul 8.40 a.m, kami sedang
berada di ruang praktek. Aku duduk bersebrangan dengan Myung Soo. Aku melihat
dia tersenyum padaku. Ketika aku membuka akun media sosialku, ku lihat dia
mengirim message padaku. Aku membacanya dan membalas message itu. Aku merasakan
seseorang sedang memperhatikanku dan benar saja Hyuna dan Gayoon berada disampingku
dan tersenyum penuh arti. Mereka bicara padaku dan menggodaku seperti Sae Ron.
Aku selalu bertanya-tanya. Apakah Myung Soo menceritakan perasaannya pada
mereka? Mengapa mereka menggodaku seperti ini? Namun, bila itu terjadi maka aku
adalah wanita paling beruntung karena cintaku tak bertepuk sebelah
tangan. Namun, tetap saja aku adalah wanita paling jahat bagi Yerim
bila semua itu terjadi. Ketika mata kuliah itu selesai, Myung Soo berjalan
dibelakangku. Dia bertanya padaku.
“ Apakah aku memerlukan sesuatu?” Tanyanya.
“ Aku lapar sekali. Aku ingin makanan.” Kataku dengan aegyo.
Meskipun terasa canggung, namun aku tetap bersama dengan
Yerim, Beige dan Yoona. Kini menunjukan pukul 12.45 a.m. Myung Soo
menghampiriku dan memberiku makanan. Aku membelalakan mataku tak percaya.
Padahal aku hanya bercanda. Tapi dia benar-benar membawa makanan untukku. Aku
menerimanya dan tersenyum. Namun, aku baru menyadari bahwa disampingku ada
Yerim. Setelah Myung Soo duduk di kursinya, aku menawari makanan itu pada
Yerim. Namun, Yerim menolaknya. Pada saat itu, aku benar-benar tak tahu mesti
berbuat apa lagi. Pada malam hari tepat pukul 08.10 a.m, aku mengirim message
pada Beige. Aku menanyakan keadaan Yerim padanya. Dia menceritakan semuanya.
Aku semakin merasa bersalah padanya. Aku berinisiatif untuk minta maaf padanya
dan menceritakan semuanya.
Pada tanggal 19 Oktober 2012 pukul 2.45 p.m, aku bertemu
dengan Yerim dan Beige seusai mata kuliah terakhir. Aku menceritakan semuanya
pada Yerim. Dari aku bermaksud untuk mendekatkannya dengan Myung Soo hingga
akhirnya aku yang menjadi dekat dengan Myung Soo. Dia sempat mengira bahwa aku
telah berpacaran dengan Myung Soo. Namun, pada kenyataannya aku belum
berpacaran dengannya karena aku tak ingin berpacaran dengan Myung Soo diatas
masalahku dengan Yerim. Aku meminta maaf pada Yerim karena secara diam-diam aku
menyukai Myung Soo. Aku mulai menyukainya ketika Myung Soo bersikap baik
padaku. Aku terkejut bukan main ketika Yerim menyuruhku untuk memilih
pertemanan dengannya atau berpacaran dengan Myung Soo. Aku meminta waktu
padanya untuk menjawabnya. Bagiku Yerim adalah wanita paling egois yang
pernah ku temui. Aku mengetahui bahwa dia mempunyai pacar. Namun,
dia tidak bisa melepaskan Myung Soo begitu saja. Tapi, apakah aku tak
bisa merasakan kebahagian? Aku ingin menjalin hubungan dengan pria yang
memiliki perasaan sama denganku. Apakah kali ini aku harus mengalah lagi
seperti kisah cintaku dulu? Namun kali ini berbeda, wanita dan pria yang ku sukai sama-sama lajang hingga aku merelakan pria itu.
Namun berbeda dengn Yerim. Yerim telah memiliki pacar.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar