[Special
Edition Love is Feeling] Ji Won’s Diary Part 2
Title : [Special Edition Love is
Feeling] Ji Won’s Diary Part 2
Author : Cavela
Length : Series
Genre : Romance and Sad
Main
Cast : Kim Myung Soo aka L Infinite
and Kim Ji Won
Other Cast : Cho Kyuhyun, Kim Yerim, Kim Ryeowook, Beige, Kim Heechul, Im
Yoona, Leeteuk aka Seongseonim Park,
Hyuna, Gayoon, Yoo Seung Ho, Jung Yong Hwa, Lee Hyukjae aka Eunhyuk, Song
Eunji, Han Ji Min, Kang In aka Seongseonim, Park Shi Ho, Hwang Jung Eum, Lee Da
Hee, Lee Jun Ki, Song Hye Kyo, Han Ga In, Park Shin Hye, Yoon Eun Hye, Jessica
Jung, Moon Chae Won, Kang So Ra, Goo Hye Sun, Lee Sunkyu aka Sunny, Lee Hong
Ki, Shindong, Kim Bum, Kim Gyeong, Song Ye Jin, Park Si Yeon, Jung So Min, Kim Jae Joong, Seo In Guk,
Kwon Yuri, Kim Sae Ron, Tuan Kim, Nyonya Kim, Micky Yoochun, Kim So Eun, member
Infinite, member Super Junior, member Girls Generation
Pada tanggal 19 Oktober 2012 pukul 2.45 p.m, aku bertemu
dengan Yerim dan Beige seusai mata kuliah terakhir. Aku menceritakan semuanya
pada Yerim. Dari aku bermaksud untuk mendekatkannya dengan Myung Soo hingga
akhirnya aku yang menjadi dekat dengan Myung Soo.
Dia sempat mengira bahwa aku telah berpacaran dengan Myung Soo. Namun, pada kenyataannya aku belum berpacaran dengannya karena aku tak ingin berpacaran dengan Myung Soo diatas masalahku dengan Yerim. Aku meminta maaf pada Yerim karena secara diam-diam aku menyukai Myung Soo. Aku mulai menyukainya ketika Myung Soo bersikap baik padaku. Aku terkejut bukan main ketika Yerim menyuruhku untuk memilih pertemanan dengannya atau berpacaran dengan Myung Soo. Aku meminta waktu padanya untuk menjawabnya. Bagiku Yerim adalah wanita paling egois yang pernah ku temui. Aku mengetahui bahwa dia mempunyai pacar. Namun, dia tidak bisa melepaskan Myung Soo begitu saja. Tapi, apakah aku tak bisa merasakan kebahagian? Aku ingin menjalin hubungan dengan pria yang memiliki perasaan sama denganku. Apakah kali ini aku harus mengalah lagi seperti kisah cintaku dulu? Namun kali ini berbeda, wanita dan pria yang ku sukai sama-sama lajang hingga aku merelakan pria itu. Namun berbeda dengn Yerim. Yerim telah memiliki pacar.
Dia sempat mengira bahwa aku telah berpacaran dengan Myung Soo. Namun, pada kenyataannya aku belum berpacaran dengannya karena aku tak ingin berpacaran dengan Myung Soo diatas masalahku dengan Yerim. Aku meminta maaf pada Yerim karena secara diam-diam aku menyukai Myung Soo. Aku mulai menyukainya ketika Myung Soo bersikap baik padaku. Aku terkejut bukan main ketika Yerim menyuruhku untuk memilih pertemanan dengannya atau berpacaran dengan Myung Soo. Aku meminta waktu padanya untuk menjawabnya. Bagiku Yerim adalah wanita paling egois yang pernah ku temui. Aku mengetahui bahwa dia mempunyai pacar. Namun, dia tidak bisa melepaskan Myung Soo begitu saja. Tapi, apakah aku tak bisa merasakan kebahagian? Aku ingin menjalin hubungan dengan pria yang memiliki perasaan sama denganku. Apakah kali ini aku harus mengalah lagi seperti kisah cintaku dulu? Namun kali ini berbeda, wanita dan pria yang ku sukai sama-sama lajang hingga aku merelakan pria itu. Namun berbeda dengn Yerim. Yerim telah memiliki pacar.
Next
Pada tanggal 20 Oktober 2012 tepat pukul 3.00 p.m, aku
bertemu dengan Myung Soo di taman belakang kampus. Aku menceritakan semuanya
bahwa Yerim menyuruhku untuk memilihnya atau Myung Soo. Aku menanyakan jawaban
itu pada Myung Soo. Tindakanku kali ini memang salah karena seharusnya aku yang
menjawab pilihan itu bukan Myung Soo. Namun, aku sengaja memberikan pertanyaan
itu pada Myung Soo untuk memancing perasaannya terhadapku. Dapat ku lihat wajah
bingungnya itu hingga akhirnya aku mengakhiri pertanyaan itu dan kebetulan
orang tuanya datang ke apartemennya. Sebenarnya aku ingin sekali bertemu dengan
orang tuanya. Namun, aku masih tahu diri. Aku bukanlah siapa-siapa baginya.
Kami saling berpamitan dan berpisah. Aku rasa, aku harus mengungkapkan
perasaanku padanya dan meminta kejelasan hubungan kami ini. Apakah aku harus
melakukannya?
Pada tanggal 22 Oktober 2012 tepat pukul 3.25 p.m, aku
bertemu dengan Myung Soo di kantin. Seharusnya kami bertemu tepat pukul 2.45
p.m, namun aku sedang bersama Yerim dan Beige sehingga sulit sekali untuk
bertemu dengannya selain menunggu mereka pulang duluan. Akhirnya kami bertemu.
Aku kembali memancing perasaannya dan kali ini berhasil. Dia mengatakan bahwa
dia menyukaiku. Namun ketika dia akan menyatakan perasaannya padaku waktu itu,
aku terlebih dahulu memotong pembicaraannya dengan mengatakan masalahku dengan
Yerim. Jujur, aku sangat bahagia sekali mendengarnya karena cintaku tak
bertepuk sebelah tangan. Namun setelah mengetahui perasaannya, aku semakin
bingung dengan masalah ini. Apa yang harus ku pilih? Saat aku sedang berpikir,
tiba-tiba dia mengusulkan saran padaku. Dia mengajakku untuk backstreet. Aku sempat berpikir
sebentar. Mungkin ini adalah pilihan terbaik untuk kami. Semoga tanggal 22
Oktober 2012 adalah tanggal yang baik untuk hubungan kami.
Pada tanggal 30 Oktober 2012 tepat pukul 12.30 p.m,
hubunganku terbongkar oleh Ji Min dan Eunji. Pada saat itu ada aku, Yoona,
Beige, Yerim, Ji Min dan Eunji. Kami sedang mengerjakan tugas bersama. Ji Min
dan Eunji menceritakan bahwa dia melihat sebuah papan schedule di apartemen
Myung Soo ketika mereka sedang mengerjakan tugas kelompok disana. Dalam papan
itu, tepat pada tanggal 22 Oktober 2012, terdapat lingkaran hitam disana dan
bertuliskan namaku. Mereka menebak bahwa aku dan Myung Soo pacaran tepat pada
tanggal itu. Mereka menanyakannya padaku. Aku yang mendengarnya terkejut bukan
main dan melihat kearah Yerim dan Beige. Terlihat jelas bahwa wajah mereka
terkejut bukan main. Aku sempat kesal pada Myung Soo. Mengapa Myung Soo harus
melingkari tanggal itu? Mungkin ini adalah waktu yang tepat. Setelah Yerim dan
Beige mengetahuinya, hubungan kami menjadi lebih renggang lagi. Padahal aku
sudah bersusah payah untuk mendekati mereka lagi. Meskipun mereka lebih sering
mengabaikanku dibandingkan meresponku.
Pada tanggal 2 November 2012 tepat pukul 11.00 p.m, aku
menginap di apartemen Myung Soo karena kami harus mempersiapkan perlengkapan
untuk masa orientasi ketiga atau terakhir. Kami tidur larut malam sekali karena
mempersiapkan semua itu. Jujur, ini adalah pertama kalinya aku menginap di
apartemen seorang pria. Namun entah mengapa, aku sangat mempercayai
Myung Soo. Aku melihatnya sudah tidur. Dia tidur dibawah ranjang sedangkan aku
diatas ranjang. Aku tersenyum ketika melihat wajah polosnya ketika tidur. Aku
selalu berpikir bahwa aku akan melihat wajah polosnya lagi ketika dia menjadi suamiku suatu saat nanti.
Pada tanggal 3 November 2012 tepat pukul 2.45 a.m, aku
terbangun dari tidurku. Aku membelalakan mataku ketika melihat jam karena kita
terlambat. Aku pun membangunkannya. Kata terlambat tak bisa dihindari lagi.
Kami terlambat dan mendapat hukuman. Aku sangat gugup sekali. Bayangkan saja,
aku jarang ikut kumpulan dengan kelompokku hingga aku banyak ketinggalan
informasi penting. Di sepanjang perjalanan, aku sibuk menghapalkan sesuatu
sedangkan yang lainnya tidur pulas begitupun dengan Myung Soo. Saat masa
orientasi berlangsung, aku membelalakan mataku ketika mendengar bahwa Myung Soo
kehilangan perlengkapannya didalam tas. Padahal sudah jelas bahwa kami membereskan
perlengkapan itu bersama-sama. Aku ingin sekali membelanya. Namun, aku teringat
atas perkataannya. Apapun yang terjadi, aku tak boleh ikut campur. Ketua
kelompok kami menyuruhku menemaninya untuk membela Myung Soo. Namun, aku tak
bisa berbuat apa-apa. Aku hanya diam saja melihat dia dihukum didepan mataku
sendiri. Setelah hukuman kami selesai, aku membalikkan tubuhku untuk
melihatnya. Namun yang ku lihat kakinya terkilir dan dia dibawa menuju tenda
kesehatan. Aku ingat betul dia pernah berkata bahwa dia pernah mengalami
kecelakaan dan berdampak pada kakinya. Aku sangat menyesali semua itu.
Seharusnya aku membelanya untuk meringankan hukumannya tadi. Aku mengikuti masa
orientasi itu dan tubuhku benar-benar terasa lelah. Maafkan aku,
Myung Soo.
Pada tanggal 4 November 2012 tepat pukul 7.00 a.m, aku
melihatnya jalan terpincang-pincang menuju tenda kelompok kami. Aku pun
menghampirinya dan menanyakan kondisinya. Ingin rasanya aku meminta maaf
padanya karena tak membelanya. Namun, mulutku terasa sulit untuk bicara seperti
itu. Tanpa terasa pagi menjadi siang, kini kami harus mengunjungi satu persatu
pos organisasi yang ada di jurusan kami. Yang paling mengesankan bagiku adalah
pos terakhir. Dimana senior menanyakan pada kami. Apakah didalam kelompok kami
ada yang berpacaran? Jelas saja, semua mahasiswa yang satu kelompok denganku
mengetahuinya. Aku sangat terharu karena saat itu Myung Soo mengungkapkan
hubungan kami didepan umum. Ingin rasanya aku menangis, namun tak bisa karena
aku tak pernah mengeluarkan air mataku lagi. Terakhir aku mengeluarkan air
mataku ketika kelas 2 SMA. Namun, aku hanya bisa tersenyum menanggapinya.
Akhirnya masa orientasi berakhir. Ketika didalam mobil, senior menawariku duduk
didepan bersama Myung Soo. Namun, aku menolaknya karena agar dia lebih leluasa
duduk didepan. Jujur saja, aku sangat mengkhawatirkan kakinya itu. Setibanya di
kampus, dia menawariku untuk memberikan tas milikku padanya. Namun, aku
menolaknya. Bagaimana mungkin aku tega membuatmu menderita dengan membawa semua
perlengkapanku, Myung Soo. Seharusnya kau mengetahuinya. Meskipun tubuhku
kecil, namun tubuhku ini sangat kuat. Kami pun berjalan kaki menuju
apartemennya. Setibanya disana, dia meluruskan kakinya. Aku semakin tidak tega
melihatnya. Aku mulai membereskan semua perlengkapan kami. Setelah selesai, aku
membalikan tubuhku dan melihat kearahnya. Dia tidur dengan pulasnya. Jahat
sekali, mengapa dia harus tidur disaat aku ingin pulang seperti ini? Namun, aku
tak boleh egois. Akhirnya aku menunggunya bangun. Setelah dia bangun, dia
mengantarkanku pulang ke rumah. Setelah itu, kami menjalani kehidupan seperti
biasanya. Penyesalan memang selalu datang di akhir.
Pada tanggal 14 November 2012 tepat pukul 11.00 a.m, aku
terkejut bukan main ketika ada dosen yang menanyakan apakah di kelas kami ada
yang berpacaran. Bila ada, maka kami harus mengangkat tangan kanan kami. Jujur,
pada waktu itu aku sangat bingung sekali. Posisiku disini serba salah. Namun,
aku tak menyangka bahwa Myung Soo mengangkat tangannya. Akhirnya dengan
terpaksa, aku pun mengangkat tanganku. Dosen itu membaca setiap karakter
sifatku dan aku sangat membenci hal itu. Aku pun protes hingga dosen itu
berhenti membaca karakter sifatku. Namun, dosen itu beralih membaca karakter
sifat Myung Soo. Dosen itu mengatakan bahwa Myung Soo tidak bisa membagi waktu
baik untuk bermain bersama temannya, keluarganya atau pacarnya. Aku terkejut mendengarnya. Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri.
Bagaimana dengan nasibku bila Myung Soo seperti itu? Akhirnya mata kuliah itu
berakhir. Aku tak sengaja melihat dosen itu. Dosen itu berbisik padaku bahwa
Myung Soo adalah pria yang baik. Aku menanggapinya hanya tersenyum dan
menganggukkan kepalaku. Setelah itu, dosen keluar dari kelas. Saat aku sedang
membereskan barangku, Myung Soo menghampiriku dan meminta maaf padaku bila
semua itu benar terjadi. Dia merasa bahwa semua karakter sifat yang dibaca oleh
dosen itu benar. Aku pun bertanya-tanya. Apakah dia tidak menginginkan
penjelasanku? Jujur saja, karakter sifatku pun sama jeleknya. Dosen itu
mengatakan bahwa aku ini pencemburu, tidak bisa mengatur emosiku dengan baik
dan cenderung pendendam. Aku takut bila itu terjadi. Apakah dia akan menerima
sifatku itu? Entahlah, mungkin waktu yang akan menjawabnya.
Pada tanggal 15 November 2012 tepat pukul 3.30 p.m, aku
bertanya pada Myung Soo. Myung Soo, apakah kau menyukai Yerim? Dia menjawab
“Tidak”. Dia bertanya padaku. Apabila suatu saat nanti kita putus, apa yang
akan kau lakukan? Aku menjawab bahwa aku tak akan pernah menganggapnya ada
dalam hidupku dan bila kita bertemu maka anggaplah kita tak saling mengenal.
Aku mengatakan padanya bahwa aku tak akan pernah mengatakan kata putus padanya
karena aku tak ingin menyesal nantinya. Aku terkejut bukan main ketika dia
mengatakan hal yang sama. Aku bertanya-tanya pada diri sendiri. Mengapa dia
mempunyai prinsip yang sama denganku? Apakah itu berarti kita tidak akan putus
bila diantara kita tak ada yang mengatakannya? Entahlah, mungkin waktu yang akan
menjawabnya. Namun, aku selalu berharap bahwa Myung Soo yang akan menjadi
suamiku nanti. Aku terlanjur mencintaimu, Myung Soo. Bila suatu saat nanti kita
putus, mungkin akan terasa sulit bagiku untuk mencari penggantimu. Jujur, aku
bukanlah tipikal wanita yang dengan mudahnya pindah ke lain hati sangat
sulit bagiku untuk melupakan seseorang yang pernah hadir dalam hidupku. Apalagi
aku mengalami masa yang sulit untuk bersatu denganmu. Aku harus mengorbankan
pertemananku dengan Yerim. Meskipun kami tidak bersatu, Yerim tetap akan
membenciku karena aku telah menyakitinya. Semua ini bukanlah salah Myung Soo
atau Yerim tapi semua ini adalah salahku.
Pada tanggal 20 November 2012 tepat pukul 1.00 p.m, Myung Soo
memberiku pakaian couple. Sebenarnya adat dalam keluargaku pakaian couple
adalah lambang telah memiliki kekasih. Aku tak menyangka bahwa dia benar-benar
membeli pakaian couple. Saat itu, aku senang sekali hingga ingin menangis.
Namun, aku tak bisa menangis didepannya hingga ku putuskan untuk menangis di
toilet kampus. Terima kasih, Myung Soo.
Pada tanggal 21 November 2012 tepat pukul 2.45 p.m, hal yang
aku takutkan pun terjadi. Karakter sifatku memang sangat jelek dan hal itu
keluar begitu saja dari mulutku hingga tanpa sengaja menyakiti hati Hyuna. Aku
mengetahui hal itu dari Myung Soo. Aku terbilang tipikal wanita yang acuh
hingga tidak peka dengan suasana kelas. Aku menyadari semua kesalahanku itu. Myung
Soo menyuruhku untuk minta maaf pada Hyuna dan aku langsung minta maaf pada Hyuna.
Meskipun aku tidak sepenuhnya salah karena sepertinya Yerim dan Beige
mengatakan pada Hyuna hal yang seharusnya tidak ditujukan untuk Hyuna. Namun,
aku tak ingin mempermasalahkannya karena aku tak ingin masalah ini
berkepanjangan lagi. Aku sangat menghargai permintaanmu itu, Myung Soo. Aku tak
ingin mengecewakanmu karena kau telah mengetahui sifat burukku itu. Walaupun
aku tahu bahwa aku dan Myung Soo sama-sama keras kepala. Mungkin mengalah untuk
masalah ini adalah pilihan yang baik. Setelah itu, kami merasa canggung satu
sama lain dan ku rasakan suasana kelas menjadi terasa aneh bagiku. Aku seperti
terjebak diantara mata-mata yang sedang menatap tajam padaku. Aku hanya bisa
menjalani hari-hariku seperti biasa. Namun, aku merasa bahwa aku semakin jauh
dengan Myung Soo. Myung Soo tak pernah menghubungiku bahkan mengirim message
padaku. Apakah dia masih marah padaku karena masalahku dengan Hyuna? Padahal
aku telah menyelesaikan masalah itu. Sebelum tidur, aku selalu melihat ponselku
berharap dia menghubungiku walaupun hanya sekedar mengirim message padaku.
Namun nihil, ponselku sama sekali tidak bergetar. Ingin rasanya aku menanyakan
alasan itu padanya. Namun, aku tak sanggup hingga aku lebih memilih
melupakannya. Mungkin diam lebih baik untuk saat itu.
Pada tanggal 28 November 2012 tepat pukul 12.10 a.m. Ketika aku membuka mataku, aku
baru menyadari bahwa diriku berada di ruang kesehatan. Aku bertanya-tanya pada
diriku sendiri. Mengapa aku bisa berada di ruang kesehatan? Saat aku melihat ke
sekelilingku, ku lihat banyak mahasiswa lainnya di luar ruang kesehatan. Ku
lihat Ji Min menghampiriku. Aku pun bertanya padanya. Dia mengatakan bahwa aku
pingsan dan Myung Soo yang menggendongku ke ruang kesehatan. Ketika mendengar
perkataan Ji Min, aku tersenyum dan senang bukan main. Ingin sekali aku
mengatakan terima kasih pada Myung Soo. Namun, mulutku tak kuasa untuk
mengatakannya. Kejadian ini tak mungkin aku lupakan. Seandainya aku dalam
kondisi sadar, mungkin aku seperti pemeran utama wanita dalam drama.
Bila itu terjadi maka aku akan selalu mengenang kejadian itu dalam hidupku. Terima kasih, Myung Soo.
Pada tanggal 30 November 2012 tepat pukul 7.00 a.m, kelas
kami melakukan praktikum. Kami tiba di lokasi tepat pukul 8.00 p.m. Aku dan
Myung Soo masih berdiam diri. Kami berbeda bus. Aku duduk bersama Eunji.
Entahlah, aku ingin tahu sekali alasan dia seperti itu. Kami melakukan briefing untuk lokasi pertama lalu kami
istirahat dan makan di basecamp.
Ketika makan, aku merasakan perutku sangat sakit. Aku berusaha untuk menahannya
karena aku pikir ini adalah efek dari menstruasi. Namun nihil, aku tak sanggup
untuk menahannya lagi. Ketika aku berdiri, aku hampir saja jatuh. Namun, Seung
Ho menahanku dengan tangannya. Aku memegang perutku dengan erat dan Seung Ho
mengetahuinya. Akhirnya dia memanggil Myung Soo untuk menolongku. Setelah itu,
hubunganku mulai membaik dengan Myung Soo. Dia mulai perhatian dan bicara
padaku. Semoga kau selalu perhatian dan bersikap baik padaku, Myung Soo.
Pada tanggal 1 Desember 2012 tepat pukul 07.00 a.m, kami
mulai melakukan praktikum di lokasi pertama. Kami selesai melakukan praktikum
di lokasi pertama tepat pukul 5.00 p.m. Setelah itu, kami melanjutkan
perjalanan menuju lokasi kedua. Jarak antara lokasi pertama ke lokasi kedua
membutuhkan waktu yang lama. Kami tiba di lokasi kedua tepat pukul 9.00 p.m.
Setibanya disana, kami istirahat dan makan di basecamp. Setelah itu, kami memilih kamar untuk tidur. Aku sekamar
dengan Eunji. Ketika aku sedang membereskan barangku, tiba-tiba pintu kamar
terbuka dan ku lihat dua yeoja (wanita) berdiri disana. Aku menatap mereka
sebentar. Mereka memperkenalkan diri padaku dan Eunji. Aku baru mengetahui
bahwa praktikum kali ini diadakan oleh dua jurusan yang berbeda, namun satu
dosen yang sama hingga kami melakukan praktikum bersama. Aku terkejut bukan
main karena salah satu wanita itu menanyakan nama pria yang
mempunyai ciri-ciri seperti Myung Soo. Eunji menjawab pertanyaan wanita itu. Namun, Eunji terlihat kesal karena yeoja wanita itu banyak bertanya
mengenai Myung Soo hingga dia melimpahkan pertanyaannya padaku. Eunji
mengatakan pada wanita itu bahwa aku adalah pacarnya. Wanita itu langsung minta maaf padaku karena telah menanyakan perihal
mengenai Myung Soo. Wanita itu adalah Jung Eum. Aku merasa aneh pada
Eunji. Mengapa dia harus kesal kepada Jung Eum? Padahal pacar Myung Soo adalah aku. Apakah aku terlihat seperti wanita bodoh?
Pada tanggal 2 Desember 2012 tepat pukul 3.00 p.m, kami
selesai melakukan praktikum di lokasi kedua. Tepat pukul 5.00 p.m, Myung Soo
memintaku agar duduk bersamanya di bus. Aku senang bukan main ketika mendengarnya
karena dia yang memintanya terlebih dahulu. Namun, aku menahannya karena aku
terlalu malu untuk menunjukannya. Akhirnya, aku pindah bus. Aku duduk disamping
Myung Soo. Kami lebih sedikit bicara dan lebih banyak diam. Ketika bus berhenti
di pom bensin, ku lihat Jung Eum dari bus lainnya melambaikan tangannya kearahku.
Aku menanggapinya dengan tersenyum dan melambaikan tanganku. Myung Soo bertanya
padaku mengenai Jung Eum. Aku mengatakan padanya bahwa dia sekamar denganku
kemarin. Entah mengapa ketika Jung Eum melihat kearah Myung Soo, aku merasakan feel so bad. Semoga hanya perasaanku
saja. Di sepanjang perjalanan, aku melihat kearah luar jendela bus. Aku
merasakan bahu kananku terasa berat. Aku baru menyadari bahwa Myung Soo tidur
dibahuku. Aku tersenyum ketika melihatnya dan memperhatikan sekelilingku. Saat
aku memastikan bahwa mahasiswa lainnya sudah tidur, aku memberanikan diri untuk
menelusuri wajahnya dengan jari tanganku.
“ Aigoo… Bagaimana bisa kau membuatku seperti ini? Kau selalu
membuat hatiku bergetar hebat saat berada disampingmu bahkan aku mengingat
aroma wangi tubuhmu.” Pikirku sambil melihat wajahnya.
Pada tanggal 31 Desember 2012, aku dan Myung Soo pergi
jalan-jalan untuk merayakan tahun baru. Sebelumnya aku telah membeli pakaian
untuk ku pakai. Aku ingin tampil beda kali ini dihadapannya. Awalnya aku sangat
kecewa padanya. Aku menunggunya selama 3 jam lebih, namun dia tak kunjung
datang. Ketika aku akan mengganti pakaianku, tepat pukul 8.00 p.m aku mendengar
suara motornya. Aku pun berlari untuk membuka pintu dan menyambutnya. Aku baru
menyadari bahwa saat itu sedang hujan hingga dia terlambat untuk menjemputku.
Aku menyuruhnya masuk ke rumah dan menyuruhnya untuk makan. Saat aku mengambil
makanan, tiba-tiba lampu mati dan benar saja ternyata listriknya padam. Aku
mengambil lilin sebagai pengganti lampu. Ketika aku melihatnya dengan cahaya
lilin, aku merasa seperti sedang berakting dimana pemeran pria sedang
makan, sedangkan pemeran wanita melihatnya dengan tatapan kagumnya. Dia
bertanya padaku. Apa yang ingin ku lakukan? Aku menjawab bahwa aku ingin foto
bersamanya dan menikmati perayaan tahun baru bersamanya. Setelah itu, kami
pergi ke mall untuk berfoto. Ketika kami sedang menyeberang jalan, dia
menggenggam tanganku. Jujur, saat itu hatiku bergetar hebat dan saat itu pula
pertama kalinya dia menggenggam tanganku. Kami mengelilingi mall itu karena
setiap studio foto yang kami kunjungi sudah tutup hingga akhirnya kami
menemukan studio foto yang masih buka. Studio foto itu sangat ramai sekali
hingga kami terpaksa mengantri. Saat kami sedang mengantri, dia mengatakan
padaku bahwa dia ingin ke toilet. Aku hanya menganggukan kepalaku saja.
Beberapa menit kemudian, dia datang. Aku membelalakan mataku dan menahan tawaku
ketika melihat celananya yang sedikit basah. Ingin sekali aku memberitahunya.
Namun, ku urungkan karena aku tak ingin dia mengiraku sebagai wanita mesum. Setelah itu, kami foto bersama. Aku sangat senang sekali dengan
hasil fotonya karena warna background foto itu sama dengan pakaian yang kami
kenakan yaitu warna kuning dan hitam. Setelah itu, kami pergi ke basecamp club
yang diikutinya. Aku sangat senang saat itu karena dia memperkenalkanku sebagai pacarnya kepada teman clubnya. Kami bicara berdua
sambil menunggu kembang api pukul 12.00 p.m. Dia mengatakan bahwa ibunya ingin
bertemu denganku. Ketika mendengar itu, aku senang sekali dan ingin sekali
mengatakan “ Ya”. Namun, aku belum siap untuk bertemu dengan ibunya. Aku
perlahan-lahan mengganti topik pembicaraan kami hingga tanpa terasa kembang api
telah bermunculan. Kami berjalan keluar basecamp
dan melihat kembang api itu. Aku tersenyum ketika melihat kembang api di langit
karena aku baru pertama kalinya melihat kembang api bersama pacar. Myung Soo adalah pacar pertamaku. Yang membuatku lebih senang lagi
adalah ketika Myung Soo memelukku dari belakang dan merangkulkan tangannya pada
leherku. Aku pun memegang tangannya itu dan tersenyum kearahnya. Lagi-lagi aku
berfantasi seperti adegan romantis dalam drama. Setelah itu, dia mengantarkanku
pulang ke rumah. Aku baru menyadari bahwa baru kali ini aku pulang pukul 01.30
a.m.
Pada tanggal 23 Januari 2013 tepat
pukul 3.00 p.m, Myung Soo bertanya padaku.
Mengapa aku tidak bersikap over protective padanya? Aku menjawab bahwa aku tak
ingin putus dengannya karena masalah itu. Aku sering mendengar bahwa temanku
putus dengan pacarnya karena masalah itu hingga akhirnya aku memutuskan untuk
tidak melakukan hal itu. Setelah mendengar jawabanku, dia terdiam. Aku sempat
berpikir. Apakah aku terlalu acuh padanya? Apakah dia ingin perhatian lebih dariku?
Entahlah, aku mulai bingung dengan pertanyaan itu. Namun, hubungan kami
berjalan dengan baik.
Pada tanggal 24 Januari 2013 tepat pukul 3.00 p.m, aku
bertemu dengan Myung Soo di kampus. Aku menemuinya setelah bertemu dengan
temanku. Waktu itu kami bicara. Aku memperhatikan wajahnya terlihat jelas
wajahnya sangat pucat. Apakah dia sedang sakit? Namun, dia tidak mengatakan
bahwa dia sedang sakit. Setelah itu, dia menyuruhku pulang dan pergi
meninggalkanku yang masih memikirkannya. Sebelum dia benar-benar pergi jauh
dari pandanganku, dia berhenti sambil melihatku dan mengirim message padaku.
Dia menyuruhku untuk datang ke apartemennya. Setelah membaca message itu, aku
bergegas pergi ke apartemennya. Sebelum tiba di apartemennya, aku mengirim
message padanya. Aku menanyakan padanya apa yang dia inginkan untuk makan? Dia membalas
bahwa dia menginginkan snack cokelat kesukaannya. Akhirnya aku membelikan snack
cokelat itu lalu pergi ke apartemennya. Setibanya di apartemennya, aku langsung
memberikan snack cokelat itu padanya lalu dia memakannya. Saat aku akan duduk,
aku melihat ada obat disampingnya. Aku menanyakan padanya. Apakah kau sedang
sakit? Apa penyakitmu? Dia menjawab hanya sedikit pusing saja. Sebenarnya aku
ingin menanyakan padanya. Apakah dia mempunyai masalah? Namun, aku mengurungkan
niatku karena dia pasti tidak akan menceritakannya padaku. Yang ku tahu bahwa
dia sangat tertutup. Akhirnya dia berbaring sambil memegang tanganku dan
meletakkan tanganku didadanya lalu dia tidur. Aku sangat senang sekali saat
itu. Meskipun dia tidak menceritakan masalahnya, setidaknya aku ada disisinya
untuk saat itu. Aku membelalakan mataku tak percaya karena dia hampir tidur
selama 4 jam sambil memegang tanganku dan itu membuatku sangat lelah. Aku berusaha
untuk melepaskan tanganku beberapa kali. Namun nihil, tidak berhasil. Akhirnya aku
pasrah dan menunggunya bangun. Selama dia tidur, aku memperhatikan wajahnya. Saat
aku sedang memperhatikan wajahnya, senyumku tak pernah hilang dari wajahku. Akhirnya
dia bangun lalu melepaskan tanganku. Saat dia melepaskan tanganku, aku merasa
lega sekali. Berhubung waktu sudah malam, aku pun membereskan semua barangku
dan pulang. Saat aku sedang memakai sepatuku, dia mengucapkan terima kasih
padaku. Aku menanggapinya dengan tersenyum. Di sepanjang jalan menuju rumah,
tiada hentinya aku melihat tangan kananku. Apakah kau tahu, Myung Soo? Baru
pertama kali aku mendengarmu mengucapkan kata terima kasih padaku.
Pada tanggal 29 Januari 2013 tepat pukul 9.00 a.m, aku datang
ke apartemen Myung Soo untuk menunggu jadwal kuliah pukul 1.00 p.m. Seperti
biasa aku bermain game di laptopnya. Saat aku melihatnya, aku terkejut bukan
main ketika melihatnya menangis. Meskipun aku tidak mengetahui masalahnya, namun
aku berusaha untuk menenangkannya. Dia menangis sambil melihat foto
keluarganya. Mungkin aku dapat menebak sedikit masalah itu. Sepertinya
keluarganya sedang ada masalah. Aku menanyakan masalah itu padanya. Namun, dia
tidak menjawabku. Aku melihat wajah dan matanya begitu merah sekali. Padahal ketika
aku menangis tak seperti itu. Aku sangat iri sekali pada Myung Soo karena
ketika menangis dia mempunyai ekspresi wajah sedangkan aku tidak pernah terlihat
seperti telah menangis. Meskipun aku tidak bisa membantu masalah yang sedang
dihadapinya, namun aku berdoa untuknya. Semoga masalahmu terselesaikan, Myung
Soo. Jujur, baru pertama kalinya aku melihat seorang pria menangis dihadapanku
seperti ini. Apalagi seorang Myung Soo yang terlihat dingin dan acuh ternyata
bisa menangis. Aku baru menyadari satu hal. Sekuat apapun dan seberapa pandai
kita bersikap dihadapan orang lain, kita hanyalah manusia yang pasti mempunyai kelemahan.
Pada tanggal 4 Februari 2013 tepat pukul 2.00 p.m, aku dikejutkan dengan pernyataan dari Jung Eum. Jung Eum mengatakan bahwa dia menyukai Myung Soo dan dia berencana untuk meminjam Myung Soo saat ulang tahunnya. Aku benar-benar tak percaya dengan semua itu. Apa yang aku takutkan pun terjadi. Jung Eum menyukai Myung Soo. Saat itu aku tak bisa berkata apapun. Ingin sekali rasanya untuk menolak permintaannya karena Myung Soo adalah pacarku bukan sebuah barang yang bisa dia pinjam dengan seenaknya. Namun, mulutku tak bisa mengatakannya hingga aku menyuruhnya untuk bertanya pada Myung Soo. Setelah itu, aku pergi ke apartemen Myung Soo. Aku menceritakan semuanya pada Myung Soo. Aku mengharapkan sekali bahwa dia akan menolaknya. Namun sayang yang ku dengar bukanlah itu. Myung Soo mengatakan kita lihat saja nanti. Ingin sekali rasanya aku marah padanya. Namun lagi-lagi, aku tak bisa marah padanya. Myung Soo, apakah kau tak bisa merasakan kekhawatiranku ini? Apakah tak ada satu kata yang kau katakan agar hatiku bisa tenang? Saat itu aku merasakan bahwa aku takut sekali kehilanganmu. Setelah itu, aku tak pernah membicarakan hal ini lagi padanya karena aku tak ingin kami bertengkar gara-gara masalah ini. Mungkin melupakan masalah ini adalah yang terbaik.
Pada tanggal 13 Februari 2013 tepat pukul 2.00 a.m, aku
terbangun dari tidurku karena aku harus pulang ke rumahku. Sebenarnya saat itu,
aku menginap di apartemen Myung Soo karena kami harus mengerjakan tugas kuliah.
Orang tuaku mengetahuinya hingga mereka menyuruhku pulang tepat pukul 2.00 a.m.
Akhirnya aku pulang sesuai dengan keinginan orang tuaku. Namun, hal buruk
terjadi padaku. Ketika aku mengendarai motorku, tiba-tiba ada sebuah motor yang
menyenggolku hingga aku terjatuh dari motorku. Sang pengendara motor pun
mengambil tas milikku. Saat aku ingin mengambil tas milikku itu, tiba-tiba sang
pengendara motor itu mengeluarkan pisau dari jaketnya dan itu sontak membuatku
takut hingga aku dengan terpaksa melepaskannya pergi. Di sepanjang perjalanan
pulang, aku menangis karena baru kali ini aku dirampok padahal aku sering
keluar malam. Mungkin ini adalah sebuah peringatan untukku agar aku tidak
keluar malam lagi karena aku adalah seorang wanita. Tepat pukul 7.00
a.m, aku pun masuk kuliah. Saat mata kuliah pertama selesai, aku menceritakan
hal itu pada Myung Soo. Namun dia terlihat lelah dan mengabaikanku. Mengapa dia
mengabaikanku lagi? Setelah selesai mengurus surat kehilangan, aku pergi ke
apartemen Myung Soo untuk mengerjakan tugas kemarin. Setibanya di apartemennya,
aku mengetuk pintunya namun dia tak membukanya. Aku menguping dari luar
terdengar suara televisi. Aku sempat berpikir. Apakah Myung Soo berpura-pura
tak mendengarku atau dia sedang bercanda padaku? Aku terus mengetuk pintunya
hingga dia membukanya. Ketika dia membuka pintunya, aku membelalakan mataku tak
percaya karena dia bicara kasar padaku. Dia bicara kasar padaku untuk pertama
kalinya dan itu membuatku ingin menangis. Akhirnya aku memilih untuk pergi dari
apartemennya sambil membawa semua tugasku. Aku berjalan kaki dan aku sama
sekali tak tahu arah tujuanku hingga akhirnya aku memutuskan untuk menemui Gyeong yang sedang berada di apartemen So Eun.
Ketika tiba di apartemen So Eun, aku menangis dan menceritakan semuanya pada
mereka. Mereka pun menenangkanku dan menyuruhku untuk bersabar. Setelah
menangis, akhirnya aku dan Gyeong pulang menggunakan bus. Setibanya di rumah,
aku membuka akun media sosialku. Aku melihat ada inbox lalu aku membukanya. Aku
terkejut dan senang waktu itu karena ternyata Myung Soo mengkhawatirkanku. Dia
meminta maaf padaku bila dia melakukan kesalahan sebelumnya. Semoga waktu itu
adalah pertama dan terakhir kalinya kau bicara kasar padaku, Myung Soo.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar