Kamis, 16 Oktober 2014

[Special Edition Love is Feeling] Ji Won’s Diary Part 2

[Special Edition Love is Feeling] Ji Won’s Diary Part 2
Title                 : [Special Edition Love is Feeling] Ji Won’s Diary Part 2
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Romance and Sad
Main Cast        : Kim Myung Soo aka L Infinite and Kim Ji Won
Other Cast       : Cho Kyuhyun, Kim Yerim, Kim Ryeowook, Beige, Kim Heechul, Im Yoona,  Leeteuk aka Seongseonim Park, Hyuna, Gayoon, Yoo Seung Ho, Jung Yong Hwa, Lee Hyukjae aka Eunhyuk, Song Eunji, Han Ji Min, Kang In aka Seongseonim, Park Shi Ho, Hwang Jung Eum, Lee Da Hee, Lee Jun Ki, Song Hye Kyo, Han Ga In, Park Shin Hye, Yoon Eun Hye, Jessica Jung, Moon Chae Won, Kang So Ra, Goo Hye Sun, Lee Sunkyu aka Sunny, Lee Hong Ki, Shindong, Kim Bum, Kim Gyeong, Song Ye Jin, Park Si Yeon, Jung So Min, Kim Jae Joong, Seo In Guk, Kwon Yuri, Kim Sae Ron, Tuan Kim, Nyonya Kim, Micky Yoochun, Kim So Eun, member Infinite, member Super Junior, member Girls Generation


Part 1

Preview

Pada tanggal 19 Oktober 2012 pukul 2.45 p.m, aku bertemu dengan Yerim dan Beige seusai mata kuliah terakhir. Aku menceritakan semuanya pada Yerim. Dari aku bermaksud untuk mendekatkannya dengan Myung Soo hingga akhirnya aku yang menjadi dekat dengan Myung Soo.
Dia sempat mengira bahwa aku telah berpacaran dengan Myung Soo. Namun, pada kenyataannya aku belum berpacaran dengannya karena aku tak ingin berpacaran dengan Myung Soo diatas masalahku dengan Yerim. Aku meminta maaf pada Yerim karena secara diam-diam aku menyukai Myung Soo. Aku mulai menyukainya ketika Myung Soo bersikap baik padaku. Aku terkejut bukan main ketika Yerim menyuruhku untuk memilih pertemanan dengannya atau berpacaran dengan Myung Soo. Aku meminta waktu padanya untuk menjawabnya. Bagiku Yerim adalah wanita paling egois yang pernah ku temui. Aku mengetahui bahwa dia mempunyai pacar. Namun, dia tidak bisa melepaskan Myung Soo begitu saja. Tapi, apakah aku tak bisa merasakan kebahagian? Aku ingin menjalin hubungan dengan pria yang memiliki perasaan sama denganku. Apakah kali ini aku harus mengalah lagi seperti kisah cintaku dulu? Namun kali ini berbeda, wanita dan pria yang ku sukai sama-sama lajang hingga aku merelakan pria itu. Namun berbeda dengn Yerim. Yerim telah memiliki pacar.

Next

Pada tanggal 20 Oktober 2012 tepat pukul 3.00 p.m, aku bertemu dengan Myung Soo di taman belakang kampus. Aku menceritakan semuanya bahwa Yerim menyuruhku untuk memilihnya atau Myung Soo. Aku menanyakan jawaban itu pada Myung Soo. Tindakanku kali ini memang salah karena seharusnya aku yang menjawab pilihan itu bukan Myung Soo. Namun, aku sengaja memberikan pertanyaan itu pada Myung Soo untuk memancing perasaannya terhadapku. Dapat ku lihat wajah bingungnya itu hingga akhirnya aku mengakhiri pertanyaan itu dan kebetulan orang tuanya datang ke apartemennya. Sebenarnya aku ingin sekali bertemu dengan orang tuanya. Namun, aku masih tahu diri. Aku bukanlah siapa-siapa baginya. Kami saling berpamitan dan berpisah. Aku rasa, aku harus mengungkapkan perasaanku padanya dan meminta kejelasan hubungan kami ini. Apakah aku harus melakukannya?

Pada tanggal 22 Oktober 2012 tepat pukul 3.25 p.m, aku bertemu dengan Myung Soo di kantin. Seharusnya kami bertemu tepat pukul 2.45 p.m, namun aku sedang bersama Yerim dan Beige sehingga sulit sekali untuk bertemu dengannya selain menunggu mereka pulang duluan. Akhirnya kami bertemu. Aku kembali memancing perasaannya dan kali ini berhasil. Dia mengatakan bahwa dia menyukaiku. Namun ketika dia akan menyatakan perasaannya padaku waktu itu, aku terlebih dahulu memotong pembicaraannya dengan mengatakan masalahku dengan Yerim. Jujur, aku sangat bahagia sekali mendengarnya karena cintaku tak bertepuk sebelah tangan. Namun setelah mengetahui perasaannya, aku semakin bingung dengan masalah ini. Apa yang harus ku pilih? Saat aku sedang berpikir, tiba-tiba dia mengusulkan saran padaku. Dia mengajakku untuk backstreet. Aku sempat berpikir sebentar. Mungkin ini adalah pilihan terbaik untuk kami. Semoga tanggal 22 Oktober 2012 adalah tanggal yang baik untuk hubungan kami.

Pada tanggal 30 Oktober 2012 tepat pukul 12.30 p.m, hubunganku terbongkar oleh Ji Min dan Eunji. Pada saat itu ada aku, Yoona, Beige, Yerim, Ji Min dan Eunji. Kami sedang mengerjakan tugas bersama. Ji Min dan Eunji menceritakan bahwa dia melihat sebuah papan schedule di apartemen Myung Soo ketika mereka sedang mengerjakan tugas kelompok disana. Dalam papan itu, tepat pada tanggal 22 Oktober 2012, terdapat lingkaran hitam disana dan bertuliskan namaku. Mereka menebak bahwa aku dan Myung Soo pacaran tepat pada tanggal itu. Mereka menanyakannya padaku. Aku yang mendengarnya terkejut bukan main dan melihat kearah Yerim dan Beige. Terlihat jelas bahwa wajah mereka terkejut bukan main. Aku sempat kesal pada Myung Soo. Mengapa Myung Soo harus melingkari tanggal itu? Mungkin ini adalah waktu yang tepat. Setelah Yerim dan Beige mengetahuinya, hubungan kami menjadi lebih renggang lagi. Padahal aku sudah bersusah payah untuk mendekati mereka lagi. Meskipun mereka lebih sering mengabaikanku dibandingkan meresponku.

Pada tanggal 2 November 2012 tepat pukul 11.00 p.m, aku menginap di apartemen Myung Soo karena kami harus mempersiapkan perlengkapan untuk masa orientasi ketiga atau terakhir. Kami tidur larut malam sekali karena mempersiapkan semua itu. Jujur, ini adalah pertama kalinya aku menginap di apartemen seorang pria. Namun entah mengapa, aku sangat mempercayai Myung Soo. Aku melihatnya sudah tidur. Dia tidur dibawah ranjang sedangkan aku diatas ranjang. Aku tersenyum ketika melihat wajah polosnya ketika tidur. Aku selalu berpikir bahwa aku akan melihat wajah polosnya lagi ketika dia menjadi suamiku suatu saat nanti.

Pada tanggal 3 November 2012 tepat pukul 2.45 a.m, aku terbangun dari tidurku. Aku membelalakan mataku ketika melihat jam karena kita terlambat. Aku pun membangunkannya. Kata terlambat tak bisa dihindari lagi. Kami terlambat dan mendapat hukuman. Aku sangat gugup sekali. Bayangkan saja, aku jarang ikut kumpulan dengan kelompokku hingga aku banyak ketinggalan informasi penting. Di sepanjang perjalanan, aku sibuk menghapalkan sesuatu sedangkan yang lainnya tidur pulas begitupun dengan Myung Soo. Saat masa orientasi berlangsung, aku membelalakan mataku ketika mendengar bahwa Myung Soo kehilangan perlengkapannya didalam tas. Padahal sudah jelas bahwa kami membereskan perlengkapan itu bersama-sama. Aku ingin sekali membelanya. Namun, aku teringat atas perkataannya. Apapun yang terjadi, aku tak boleh ikut campur. Ketua kelompok kami menyuruhku menemaninya untuk membela Myung Soo. Namun, aku tak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya diam saja melihat dia dihukum didepan mataku sendiri. Setelah hukuman kami selesai, aku membalikkan tubuhku untuk melihatnya. Namun yang ku lihat kakinya terkilir dan dia dibawa menuju tenda kesehatan. Aku ingat betul dia pernah berkata bahwa dia pernah mengalami kecelakaan dan berdampak pada kakinya. Aku sangat menyesali semua itu. Seharusnya aku membelanya untuk meringankan hukumannya tadi. Aku mengikuti masa orientasi itu dan tubuhku benar-benar terasa lelah. Maafkan aku, Myung Soo.

Pada tanggal 4 November 2012 tepat pukul 7.00 a.m, aku melihatnya jalan terpincang-pincang menuju tenda kelompok kami. Aku pun menghampirinya dan menanyakan kondisinya. Ingin rasanya aku meminta maaf padanya karena tak membelanya. Namun, mulutku terasa sulit untuk bicara seperti itu. Tanpa terasa pagi menjadi siang, kini kami harus mengunjungi satu persatu pos organisasi yang ada di jurusan kami. Yang paling mengesankan bagiku adalah pos terakhir. Dimana senior menanyakan pada kami. Apakah didalam kelompok kami ada yang berpacaran? Jelas saja, semua mahasiswa yang satu kelompok denganku mengetahuinya. Aku sangat terharu karena saat itu Myung Soo mengungkapkan hubungan kami didepan umum. Ingin rasanya aku menangis, namun tak bisa karena aku tak pernah mengeluarkan air mataku lagi. Terakhir aku mengeluarkan air mataku ketika kelas 2 SMA. Namun, aku hanya bisa tersenyum menanggapinya. Akhirnya masa orientasi berakhir. Ketika didalam mobil, senior menawariku duduk didepan bersama Myung Soo. Namun, aku menolaknya karena agar dia lebih leluasa duduk didepan. Jujur saja, aku sangat mengkhawatirkan kakinya itu. Setibanya di kampus, dia menawariku untuk memberikan tas milikku padanya. Namun, aku menolaknya. Bagaimana mungkin aku tega membuatmu menderita dengan membawa semua perlengkapanku, Myung Soo. Seharusnya kau mengetahuinya. Meskipun tubuhku kecil, namun tubuhku ini sangat kuat. Kami pun berjalan kaki menuju apartemennya. Setibanya disana, dia meluruskan kakinya. Aku semakin tidak tega melihatnya. Aku mulai membereskan semua perlengkapan kami. Setelah selesai, aku membalikan tubuhku dan melihat kearahnya. Dia tidur dengan pulasnya. Jahat sekali, mengapa dia harus tidur disaat aku ingin pulang seperti ini? Namun, aku tak boleh egois. Akhirnya aku menunggunya bangun. Setelah dia bangun, dia mengantarkanku pulang ke rumah. Setelah itu, kami menjalani kehidupan seperti biasanya. Penyesalan memang selalu datang di akhir.

Pada tanggal 14 November 2012 tepat pukul 11.00 a.m, aku terkejut bukan main ketika ada dosen yang menanyakan apakah di kelas kami ada yang berpacaran. Bila ada, maka kami harus mengangkat tangan kanan kami. Jujur, pada waktu itu aku sangat bingung sekali. Posisiku disini serba salah. Namun, aku tak menyangka bahwa Myung Soo mengangkat tangannya. Akhirnya dengan terpaksa, aku pun mengangkat tanganku. Dosen itu membaca setiap karakter sifatku dan aku sangat membenci hal itu. Aku pun protes hingga dosen itu berhenti membaca karakter sifatku. Namun, dosen itu beralih membaca karakter sifat Myung Soo. Dosen itu mengatakan bahwa Myung Soo tidak bisa membagi waktu baik untuk bermain bersama temannya, keluarganya atau pacarnya. Aku terkejut mendengarnya. Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri. Bagaimana dengan nasibku bila Myung Soo seperti itu? Akhirnya mata kuliah itu berakhir. Aku tak sengaja melihat dosen itu. Dosen itu berbisik padaku bahwa Myung Soo adalah pria yang baik. Aku menanggapinya hanya tersenyum dan menganggukkan kepalaku. Setelah itu, dosen keluar dari kelas. Saat aku sedang membereskan barangku, Myung Soo menghampiriku dan meminta maaf padaku bila semua itu benar terjadi. Dia merasa bahwa semua karakter sifat yang dibaca oleh dosen itu benar. Aku pun bertanya-tanya. Apakah dia tidak menginginkan penjelasanku? Jujur saja, karakter sifatku pun sama jeleknya. Dosen itu mengatakan bahwa aku ini pencemburu, tidak bisa mengatur emosiku dengan baik dan cenderung pendendam. Aku takut bila itu terjadi. Apakah dia akan menerima sifatku itu? Entahlah, mungkin waktu yang akan menjawabnya.

Pada tanggal 15 November 2012 tepat pukul 3.30 p.m, aku bertanya pada Myung Soo. Myung Soo, apakah kau menyukai Yerim? Dia menjawab “Tidak”. Dia bertanya padaku. Apabila suatu saat nanti kita putus, apa yang akan kau lakukan? Aku menjawab bahwa aku tak akan pernah menganggapnya ada dalam hidupku dan bila kita bertemu maka anggaplah kita tak saling mengenal. Aku mengatakan padanya bahwa aku tak akan pernah mengatakan kata putus padanya karena aku tak ingin menyesal nantinya. Aku terkejut bukan main ketika dia mengatakan hal yang sama. Aku bertanya-tanya pada diri sendiri. Mengapa dia mempunyai prinsip yang sama denganku? Apakah itu berarti kita tidak akan putus bila diantara kita tak ada yang mengatakannya? Entahlah, mungkin waktu yang akan menjawabnya. Namun, aku selalu berharap bahwa Myung Soo yang akan menjadi suamiku nanti. Aku terlanjur mencintaimu, Myung Soo. Bila suatu saat nanti kita putus, mungkin akan terasa sulit bagiku untuk mencari penggantimu. Jujur, aku bukanlah tipikal wanita yang dengan mudahnya pindah ke lain hati sangat sulit bagiku untuk melupakan seseorang yang pernah hadir dalam hidupku. Apalagi aku mengalami masa yang sulit untuk bersatu denganmu. Aku harus mengorbankan pertemananku dengan Yerim. Meskipun kami tidak bersatu, Yerim tetap akan membenciku karena aku telah menyakitinya. Semua ini bukanlah salah Myung Soo atau Yerim tapi semua ini adalah salahku.

Pada tanggal 20 November 2012 tepat pukul 1.00 p.m, Myung Soo memberiku pakaian couple. Sebenarnya adat dalam keluargaku pakaian couple adalah lambang telah memiliki kekasih. Aku tak menyangka bahwa dia benar-benar membeli pakaian couple. Saat itu, aku senang sekali hingga ingin menangis. Namun, aku tak bisa menangis didepannya hingga ku putuskan untuk menangis di toilet kampus. Terima kasih, Myung Soo.

Pada tanggal 21 November 2012 tepat pukul 2.45 p.m, hal yang aku takutkan pun terjadi. Karakter sifatku memang sangat jelek dan hal itu keluar begitu saja dari mulutku hingga tanpa sengaja menyakiti hati Hyuna. Aku mengetahui hal itu dari Myung Soo. Aku terbilang tipikal wanita yang acuh hingga tidak peka dengan suasana kelas. Aku menyadari semua kesalahanku itu. Myung Soo menyuruhku untuk minta maaf pada Hyuna dan aku langsung minta maaf pada Hyuna. Meskipun aku tidak sepenuhnya salah karena sepertinya Yerim dan Beige mengatakan pada Hyuna hal yang seharusnya tidak ditujukan untuk Hyuna. Namun, aku tak ingin mempermasalahkannya karena aku tak ingin masalah ini berkepanjangan lagi. Aku sangat menghargai permintaanmu itu, Myung Soo. Aku tak ingin mengecewakanmu karena kau telah mengetahui sifat burukku itu. Walaupun aku tahu bahwa aku dan Myung Soo sama-sama keras kepala. Mungkin mengalah untuk masalah ini adalah pilihan yang baik. Setelah itu, kami merasa canggung satu sama lain dan ku rasakan suasana kelas menjadi terasa aneh bagiku. Aku seperti terjebak diantara mata-mata yang sedang menatap tajam padaku. Aku hanya bisa menjalani hari-hariku seperti biasa. Namun, aku merasa bahwa aku semakin jauh dengan Myung Soo. Myung Soo tak pernah menghubungiku bahkan mengirim message padaku. Apakah dia masih marah padaku karena masalahku dengan Hyuna? Padahal aku telah menyelesaikan masalah itu. Sebelum tidur, aku selalu melihat ponselku berharap dia menghubungiku walaupun hanya sekedar mengirim message padaku. Namun nihil, ponselku sama sekali tidak bergetar. Ingin rasanya aku menanyakan alasan itu padanya. Namun, aku tak sanggup hingga aku lebih memilih melupakannya. Mungkin diam lebih baik untuk saat itu.

Pada tanggal 28 November 2012 tepat pukul 12.10 a.m. Ketika aku membuka mataku, aku baru menyadari bahwa diriku berada di ruang kesehatan. Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri. Mengapa aku bisa berada di ruang kesehatan? Saat aku melihat ke sekelilingku, ku lihat banyak mahasiswa lainnya di luar ruang kesehatan. Ku lihat Ji Min menghampiriku. Aku pun bertanya padanya. Dia mengatakan bahwa aku pingsan dan Myung Soo yang menggendongku ke ruang kesehatan. Ketika mendengar perkataan Ji Min, aku tersenyum dan senang bukan main. Ingin sekali aku mengatakan terima kasih pada Myung Soo. Namun, mulutku tak kuasa untuk mengatakannya. Kejadian ini tak mungkin aku lupakan. Seandainya aku dalam kondisi sadar, mungkin aku seperti pemeran utama wanita dalam drama. Bila itu terjadi maka aku akan selalu mengenang kejadian itu dalam hidupku. Terima kasih, Myung Soo.

Pada tanggal 30 November 2012 tepat pukul 7.00 a.m, kelas kami melakukan praktikum. Kami tiba di lokasi tepat pukul 8.00 p.m. Aku dan Myung Soo masih berdiam diri. Kami berbeda bus. Aku duduk bersama Eunji. Entahlah, aku ingin tahu sekali alasan dia seperti itu. Kami melakukan briefing untuk lokasi pertama lalu kami istirahat dan makan di basecamp. Ketika makan, aku merasakan perutku sangat sakit. Aku berusaha untuk menahannya karena aku pikir ini adalah efek dari menstruasi. Namun nihil, aku tak sanggup untuk menahannya lagi. Ketika aku berdiri, aku hampir saja jatuh. Namun, Seung Ho menahanku dengan tangannya. Aku memegang perutku dengan erat dan Seung Ho mengetahuinya. Akhirnya dia memanggil Myung Soo untuk menolongku. Setelah itu, hubunganku mulai membaik dengan Myung Soo. Dia mulai perhatian dan bicara padaku. Semoga kau selalu perhatian dan bersikap baik padaku, Myung Soo.

Pada tanggal 1 Desember 2012 tepat pukul 07.00 a.m, kami mulai melakukan praktikum di lokasi pertama. Kami selesai melakukan praktikum di lokasi pertama tepat pukul 5.00 p.m. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan menuju lokasi kedua. Jarak antara lokasi pertama ke lokasi kedua membutuhkan waktu yang lama. Kami tiba di lokasi kedua tepat pukul 9.00 p.m. Setibanya disana, kami istirahat dan makan di basecamp. Setelah itu, kami memilih kamar untuk tidur. Aku sekamar dengan Eunji. Ketika aku sedang membereskan barangku, tiba-tiba pintu kamar terbuka dan ku lihat dua yeoja (wanita) berdiri disana. Aku menatap mereka sebentar. Mereka memperkenalkan diri padaku dan Eunji. Aku baru mengetahui bahwa praktikum kali ini diadakan oleh dua jurusan yang berbeda, namun satu dosen yang sama hingga kami melakukan praktikum bersama. Aku terkejut bukan main karena salah satu wanita itu menanyakan nama pria yang mempunyai ciri-ciri seperti Myung Soo. Eunji menjawab pertanyaan wanita itu. Namun, Eunji terlihat kesal karena yeoja wanita itu banyak bertanya mengenai Myung Soo hingga dia melimpahkan pertanyaannya padaku. Eunji mengatakan pada wanita itu bahwa aku adalah pacarnya. Wanita itu langsung minta maaf padaku karena telah menanyakan perihal mengenai Myung Soo. Wanita itu adalah Jung Eum. Aku merasa aneh pada Eunji. Mengapa dia harus kesal kepada Jung Eum? Padahal pacar Myung Soo adalah aku. Apakah aku terlihat seperti wanita bodoh?

Pada tanggal 2 Desember 2012 tepat pukul 3.00 p.m, kami selesai melakukan praktikum di lokasi kedua. Tepat pukul 5.00 p.m, Myung Soo memintaku agar duduk bersamanya di bus. Aku senang bukan main ketika mendengarnya karena dia yang memintanya terlebih dahulu. Namun, aku menahannya karena aku terlalu malu untuk menunjukannya. Akhirnya, aku pindah bus. Aku duduk disamping Myung Soo. Kami lebih sedikit bicara dan lebih banyak diam. Ketika bus berhenti di pom bensin, ku lihat Jung Eum dari bus lainnya melambaikan tangannya kearahku. Aku menanggapinya dengan tersenyum dan melambaikan tanganku. Myung Soo bertanya padaku mengenai Jung Eum. Aku mengatakan padanya bahwa dia sekamar denganku kemarin. Entah mengapa ketika Jung Eum melihat kearah Myung Soo, aku merasakan feel so bad. Semoga hanya perasaanku saja. Di sepanjang perjalanan, aku melihat kearah luar jendela bus. Aku merasakan bahu kananku terasa berat. Aku baru menyadari bahwa Myung Soo tidur dibahuku. Aku tersenyum ketika melihatnya dan memperhatikan sekelilingku. Saat aku memastikan bahwa mahasiswa lainnya sudah tidur, aku memberanikan diri untuk menelusuri wajahnya dengan jari tanganku.
“ Aigoo… Bagaimana bisa kau membuatku seperti ini? Kau selalu membuat hatiku bergetar hebat saat berada disampingmu bahkan aku mengingat aroma wangi tubuhmu.” Pikirku sambil melihat wajahnya.

Pada tanggal 31 Desember 2012, aku dan Myung Soo pergi jalan-jalan untuk merayakan tahun baru. Sebelumnya aku telah membeli pakaian untuk ku pakai. Aku ingin tampil beda kali ini dihadapannya. Awalnya aku sangat kecewa padanya. Aku menunggunya selama 3 jam lebih, namun dia tak kunjung datang. Ketika aku akan mengganti pakaianku, tepat pukul 8.00 p.m aku mendengar suara motornya. Aku pun berlari untuk membuka pintu dan menyambutnya. Aku baru menyadari bahwa saat itu sedang hujan hingga dia terlambat untuk menjemputku. Aku menyuruhnya masuk ke rumah dan menyuruhnya untuk makan. Saat aku mengambil makanan, tiba-tiba lampu mati dan benar saja ternyata listriknya padam. Aku mengambil lilin sebagai pengganti lampu. Ketika aku melihatnya dengan cahaya lilin, aku merasa seperti sedang berakting dimana pemeran pria sedang makan, sedangkan pemeran wanita melihatnya dengan tatapan kagumnya. Dia bertanya padaku. Apa yang ingin ku lakukan? Aku menjawab bahwa aku ingin foto bersamanya dan menikmati perayaan tahun baru bersamanya. Setelah itu, kami pergi ke mall untuk berfoto. Ketika kami sedang menyeberang jalan, dia menggenggam tanganku. Jujur, saat itu hatiku bergetar hebat dan saat itu pula pertama kalinya dia menggenggam tanganku. Kami mengelilingi mall itu karena setiap studio foto yang kami kunjungi sudah tutup hingga akhirnya kami menemukan studio foto yang masih buka. Studio foto itu sangat ramai sekali hingga kami terpaksa mengantri. Saat kami sedang mengantri, dia mengatakan padaku bahwa dia ingin ke toilet. Aku hanya menganggukan kepalaku saja. Beberapa menit kemudian, dia datang. Aku membelalakan mataku dan menahan tawaku ketika melihat celananya yang sedikit basah. Ingin sekali aku memberitahunya. Namun, ku urungkan karena aku tak ingin dia mengiraku sebagai wanita mesum. Setelah itu, kami foto bersama. Aku sangat senang sekali dengan hasil fotonya karena warna background foto itu sama dengan pakaian yang kami kenakan yaitu warna kuning dan hitam. Setelah itu, kami pergi ke basecamp club yang diikutinya. Aku sangat senang saat itu karena dia memperkenalkanku sebagai pacarnya kepada teman clubnya. Kami bicara berdua sambil menunggu kembang api pukul 12.00 p.m. Dia mengatakan bahwa ibunya ingin bertemu denganku. Ketika mendengar itu, aku senang sekali dan ingin sekali mengatakan “ Ya”. Namun, aku belum siap untuk bertemu dengan ibunya. Aku perlahan-lahan mengganti topik pembicaraan kami hingga tanpa terasa kembang api telah bermunculan. Kami berjalan keluar basecamp dan melihat kembang api itu. Aku tersenyum ketika melihat kembang api di langit karena aku baru pertama kalinya melihat kembang api bersama pacar. Myung Soo adalah pacar pertamaku. Yang membuatku lebih senang lagi adalah ketika Myung Soo memelukku dari belakang dan merangkulkan tangannya pada leherku. Aku pun memegang tangannya itu dan tersenyum kearahnya. Lagi-lagi aku berfantasi seperti adegan romantis dalam drama. Setelah itu, dia mengantarkanku pulang ke rumah. Aku baru menyadari bahwa baru kali ini aku pulang pukul 01.30 a.m.

Pada tanggal 23 Januari 2013 tepat pukul 3.00 p.m, Myung Soo bertanya padaku. Mengapa aku tidak bersikap over protective padanya? Aku menjawab bahwa aku tak ingin putus dengannya karena masalah itu. Aku sering mendengar bahwa temanku putus dengan pacarnya karena masalah itu hingga akhirnya aku memutuskan untuk tidak melakukan hal itu. Setelah mendengar jawabanku, dia terdiam. Aku sempat berpikir. Apakah aku terlalu acuh padanya? Apakah dia ingin perhatian lebih dariku? Entahlah, aku mulai bingung dengan pertanyaan itu. Namun, hubungan kami berjalan dengan baik.

Pada tanggal 24 Januari 2013 tepat pukul 3.00 p.m, aku bertemu dengan Myung Soo di kampus. Aku menemuinya setelah bertemu dengan temanku. Waktu itu kami bicara. Aku memperhatikan wajahnya terlihat jelas wajahnya sangat pucat. Apakah dia sedang sakit? Namun, dia tidak mengatakan bahwa dia sedang sakit. Setelah itu, dia menyuruhku pulang dan pergi meninggalkanku yang masih memikirkannya. Sebelum dia benar-benar pergi jauh dari pandanganku, dia berhenti sambil melihatku dan mengirim message padaku. Dia menyuruhku untuk datang ke apartemennya. Setelah membaca message itu, aku bergegas pergi ke apartemennya. Sebelum tiba di apartemennya, aku mengirim message padanya. Aku menanyakan padanya apa yang dia inginkan untuk makan? Dia membalas bahwa dia menginginkan snack cokelat kesukaannya. Akhirnya aku membelikan snack cokelat itu lalu pergi ke apartemennya. Setibanya di apartemennya, aku langsung memberikan snack cokelat itu padanya lalu dia memakannya. Saat aku akan duduk, aku melihat ada obat disampingnya. Aku menanyakan padanya. Apakah kau sedang sakit? Apa penyakitmu? Dia menjawab hanya sedikit pusing saja. Sebenarnya aku ingin menanyakan padanya. Apakah dia mempunyai masalah? Namun, aku mengurungkan niatku karena dia pasti tidak akan menceritakannya padaku. Yang ku tahu bahwa dia sangat tertutup. Akhirnya dia berbaring sambil memegang tanganku dan meletakkan tanganku didadanya lalu dia tidur. Aku sangat senang sekali saat itu. Meskipun dia tidak menceritakan masalahnya, setidaknya aku ada disisinya untuk saat itu. Aku membelalakan mataku tak percaya karena dia hampir tidur selama 4 jam sambil memegang tanganku dan itu membuatku sangat lelah. Aku berusaha untuk melepaskan tanganku beberapa kali. Namun nihil, tidak berhasil. Akhirnya aku pasrah dan menunggunya bangun. Selama dia tidur, aku memperhatikan wajahnya. Saat aku sedang memperhatikan wajahnya, senyumku tak pernah hilang dari wajahku. Akhirnya dia bangun lalu melepaskan tanganku. Saat dia melepaskan tanganku, aku merasa lega sekali. Berhubung waktu sudah malam, aku pun membereskan semua barangku dan pulang. Saat aku sedang memakai sepatuku, dia mengucapkan terima kasih padaku. Aku menanggapinya dengan tersenyum. Di sepanjang jalan menuju rumah, tiada hentinya aku melihat tangan kananku. Apakah kau tahu, Myung Soo? Baru pertama kali aku mendengarmu mengucapkan kata terima kasih padaku.


Pada tanggal 29 Januari 2013 tepat pukul 9.00 a.m, aku datang ke apartemen Myung Soo untuk menunggu jadwal kuliah pukul 1.00 p.m. Seperti biasa aku bermain game di laptopnya. Saat aku melihatnya, aku terkejut bukan main ketika melihatnya menangis. Meskipun aku tidak mengetahui masalahnya, namun aku berusaha untuk menenangkannya. Dia menangis sambil melihat foto keluarganya. Mungkin aku dapat menebak sedikit masalah itu. Sepertinya keluarganya sedang ada masalah. Aku menanyakan masalah itu padanya. Namun, dia tidak menjawabku. Aku melihat wajah dan matanya begitu merah sekali. Padahal ketika aku menangis tak seperti itu. Aku sangat iri sekali pada Myung Soo karena ketika menangis dia mempunyai ekspresi wajah sedangkan aku tidak pernah terlihat seperti telah menangis. Meskipun aku tidak bisa membantu masalah yang sedang dihadapinya, namun aku berdoa untuknya. Semoga masalahmu terselesaikan, Myung Soo. Jujur, baru pertama kalinya aku melihat seorang pria menangis dihadapanku seperti ini. Apalagi seorang Myung Soo yang terlihat dingin dan acuh ternyata bisa menangis. Aku baru menyadari satu hal. Sekuat apapun dan seberapa pandai kita bersikap dihadapan orang lain, kita hanyalah manusia yang pasti mempunyai kelemahan.

Pada tanggal 4 Februari 2013 tepat pukul 2.00 p.m, aku dikejutkan dengan pernyataan dari Jung Eum. Jung Eum mengatakan bahwa dia menyukai Myung Soo dan dia berencana untuk meminjam Myung Soo saat ulang tahunnya. Aku benar-benar tak percaya dengan semua itu. Apa yang aku takutkan pun terjadi. Jung Eum menyukai Myung Soo. Saat itu aku tak bisa berkata apapun. Ingin sekali rasanya untuk menolak permintaannya karena Myung Soo adalah pacarku bukan sebuah barang yang bisa dia pinjam dengan seenaknya. Namun, mulutku tak bisa mengatakannya hingga aku menyuruhnya untuk bertanya pada Myung Soo. Setelah itu, aku pergi ke apartemen Myung Soo. Aku menceritakan semuanya pada Myung Soo. Aku mengharapkan sekali bahwa dia akan menolaknya. Namun sayang yang ku dengar bukanlah itu. Myung Soo mengatakan kita lihat saja nanti. Ingin sekali rasanya aku marah padanya. Namun lagi-lagi, aku tak bisa marah padanya. Myung Soo, apakah kau tak bisa merasakan kekhawatiranku ini? Apakah tak ada satu kata yang kau katakan agar hatiku bisa tenang? Saat itu aku merasakan bahwa aku takut sekali kehilanganmu. Setelah itu, aku tak pernah membicarakan hal ini lagi padanya karena aku tak ingin kami bertengkar gara-gara masalah ini. Mungkin melupakan masalah ini adalah yang terbaik.

Pada tanggal 13 Februari 2013 tepat pukul 2.00 a.m, aku terbangun dari tidurku karena aku harus pulang ke rumahku. Sebenarnya saat itu, aku menginap di apartemen Myung Soo karena kami harus mengerjakan tugas kuliah. Orang tuaku mengetahuinya hingga mereka menyuruhku pulang tepat pukul 2.00 a.m. Akhirnya aku pulang sesuai dengan keinginan orang tuaku. Namun, hal buruk terjadi padaku. Ketika aku mengendarai motorku, tiba-tiba ada sebuah motor yang menyenggolku hingga aku terjatuh dari motorku. Sang pengendara motor pun mengambil tas milikku. Saat aku ingin mengambil tas milikku itu, tiba-tiba sang pengendara motor itu mengeluarkan pisau dari jaketnya dan itu sontak membuatku takut hingga aku dengan terpaksa melepaskannya pergi. Di sepanjang perjalanan pulang, aku menangis karena baru kali ini aku dirampok padahal aku sering keluar malam. Mungkin ini adalah sebuah peringatan untukku agar aku tidak keluar malam lagi karena aku adalah seorang wanita. Tepat pukul 7.00 a.m, aku pun masuk kuliah. Saat mata kuliah pertama selesai, aku menceritakan hal itu pada Myung Soo. Namun dia terlihat lelah dan mengabaikanku. Mengapa dia mengabaikanku lagi? Setelah selesai mengurus surat kehilangan, aku pergi ke apartemen Myung Soo untuk mengerjakan tugas kemarin. Setibanya di apartemennya, aku mengetuk pintunya namun dia tak membukanya. Aku menguping dari luar terdengar suara televisi. Aku sempat berpikir. Apakah Myung Soo berpura-pura tak mendengarku atau dia sedang bercanda padaku? Aku terus mengetuk pintunya hingga dia membukanya. Ketika dia membuka pintunya, aku membelalakan mataku tak percaya karena dia bicara kasar padaku. Dia bicara kasar padaku untuk pertama kalinya dan itu membuatku ingin menangis. Akhirnya aku memilih untuk pergi dari apartemennya sambil membawa semua tugasku. Aku berjalan kaki dan aku sama sekali tak tahu arah tujuanku hingga akhirnya aku memutuskan untuk menemui Gyeong yang sedang berada di apartemen So Eun. Ketika tiba di apartemen So Eun, aku menangis dan menceritakan semuanya pada mereka. Mereka pun menenangkanku dan menyuruhku untuk bersabar. Setelah menangis, akhirnya aku dan Gyeong pulang menggunakan bus. Setibanya di rumah, aku membuka akun media sosialku. Aku melihat ada inbox lalu aku membukanya. Aku terkejut dan senang waktu itu karena ternyata Myung Soo mengkhawatirkanku. Dia meminta maaf padaku bila dia melakukan kesalahan sebelumnya. Semoga waktu itu adalah pertama dan terakhir kalinya kau bicara kasar padaku, Myung Soo.






TBC

Tidak ada komentar: