Rabu, 28 Januari 2015

[SERIES] Love and Revenge Part 2

[SERIES] Love and Revenge Part 2
Title                 : Love and Revenge Part 2
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Drama
Main Cast        : Kim Myungsoo and Na Hae Ryeong aka Haeryung
Other Cast       : Kim Soo Hyun, Lee Taemin, Lee Sungyeol, Kim Ji Won, Krystal Jung, Bae Suzy, Choi Sulli, Jung Eunji, Kim Sae Ron, Cho Kyuhyun, Kim Hyun Joong, Kim Haneul, Park Jiyeon, Kim Jae Joong



Part 1

Preview

“ Nde, appa. Aku baik-baik saja sekarang setelah meminum obat yang diberikan oleh dokter. Geunde, aku dengar dari suster bahwa ada seorang namja yang membawaku ke rumah sakit? Siapakah nama namja itu? Ku dengar kalian saling mengenal.” Tanya Haeryung sambil menatap tajam pada Ji Won sedangkan Ji Won terkejut bukan main ketika mendengarnya.
“ Aku sama sekali tidak mengenalnya. Dia hanyalah seorang namja yang kebetulan lewat saat kau pingsan. Setelah mengantarkanmu ke rumah sakit, dia meminta padaku untuk memberikan bayaran dengan harga yang tinggi padanya. Apalagi setelah dia mengetahui latar belakangmu.” Elak Ji Won.



“ Jeongmal? Mengapa ada namja seperti itu di dunia ini? Tega-teganya dia memeras keluarga dari orang yang telah ditolong olehnya.” Marah Tuan Na.
“ Aku akan mengurus semua ini, appa. Aku tidak akan membiarkan nama baik Haeryung tercemar begitu saja.” Kata Ji Won sambil tersenyum sedangkan Haeryung mengeluarkan smirknya.
“ Kau harus mengucapkan terimakasih pada neo onnie. Dia telah berjasa untuk menjaga nama baikmu.” Kata Tuan Na pada Haeryung.
“ Araseo. Kamsahamnida, onnie. Aku harus pergi ke kantor sekarang. Aku tidak ingin terlambat.” Pamit Haeryung lalu meninggalkan mereka.

“ Siapakah namja itu? Mengapa dia terlihat menyembunyikan namja itu? Ataukah namja itu sangat berharga baginya. Sepertinya dia mulai menunjukkan dirinya yang sebenarnya. Permainan baru akan dimulai, Kim Ji Won.” Pikir Haeryung sambil mengeluarkan smirknya.

Next

At 12.00 a.m.

Haeryung bertemu dengan pelanggan yang mengklaim produk tas milik perusahaannya. Dia berjalan menuju kamar restoran yang telah dipesan secara khusus untuk mereka. Saat dia membuka pintu, dia melihat seorang yeoja yang jauh lebih muda darinya sedang duduk sambil tersenyum padanya. Dia menutup pintu itu lalu duduk didepan yeoja muda itu.
“ Aku adalah direktur perusahaan Hae San. Joneun Na Hae Ryeong imnida.” Kata Haeryung.
“ Ah, nde. Joneun Kim Sae Ron imnida.” Kata Sae Ron.
“ Sepertinya anda lebih muda dari saya. Apakah anda sudah makan siang? Lebih baik kita makan siang terlebih dahulu sebelum membicarakan hal itu.” Ajak Haeryung.
“ Ah, nde.” Kata Sae Ron sambil tersenyum.

Haeryung menyuruh pelayan untuk membawakan makanan yang telah dipesan sebelumnya. Pelayan itu masuk lalu menyiapkan semua makanan itu diatas meja. Haeryung melihat Sae Ron tersenyum senang ketika melihat banyak makanan yang disajikan. Setelah pelayan pergi, Haeryung mempersilahkan Sae Ron untuk makan. Ketika sedang makan, Haeryung tiada hentinya menatap tingkah laku makan Sae Ron. Sae Ron makan dengan lahapnya tanpa memperdulikan seseorang dihadapannya. Akhirnya mereka selesai makan. Haeryung memanggil lalu menyuruh pelayan untuk merapikan meja.
“ Geure, mengapa anda mengklaim salah satu produk tas yang dibuat oleh perusahaan kami? Apakah benar anda menuntut ganti rugi atas hal itu?” Tanya Haeryung.
“ Nde, karena perusahaan anda membuat tas imitasi. Padahal sudah jelas sekali bahwa perusahaan anda terkenal menjual tas dengan bahan kulit asli. Saya ingin menuntut ganti rugi karena telah membeli tas palsu itu.” Kata Sae Ron.
“ Apakah anda benar-benar yakin bahwa produk tas perusahaan kami adalah imitasi? Geure, saya akan menunjukan kepada anda beberapa contoh tas yang serupa dengan tas yang anda beli. Dari ketiga tas itu hanya ada satu yang asli. Saya ingin anda memilih salah satu dari ketiga tas itu yang menunjukan bahwa tas itu adalah asli.” Jelas Haeryung sambil menyuruh Suzy dan Taemin untuk membawa ketiga tas itu.
“ Tas yang nomor dua adalah tas yang asli.” Kata Sae Ron dengan mantapnya setelah memegang satu persatu ketiga tas itu sedangkan Haeryung mengeluarkan smirknya.
“ Suzy-ssi, tolong berikan penjelasan kepada agashi muda ini mengenai produk tas berbahan kulit asli! Anda telah menipu perusahaan kami dengan mengatakan bahwa produk yang kami buat adalah imitasi. Saya merasa takjub kepada anda. Bagaimana bisa anda menuduh perusahaan kami telah menipu anda sedangkan anda sendiri tidak mengetahui produk tas berbahan kulit asli? Saya telah menyelidiki latar belakang anda. Anda adalah seorang pelajar dari SMA Shinwa. Kebiasaan anda adalah membeli produk bermerek lalu menipu mereka seperti menipu perusahaan kami. Selain itu, anda menerima transfer uang dengan jumlah yang besar dari perusahaan Sungkyang dalam rekening anda. Perlu anda ketahui bahwa perusahaan Sungkyang adalah saingan perusahaan kami. Taemin-ssi, bawa dia ke kantor polisi. Laporkan pada mereka bahwa dia telah melakukan tindakan kriminalitas yaitu menipu, mencemarkan nama baik bahkan memeras.” Jelas Haeryung lalu keluar begitu saja sambil mengeluarkan smirknya.
“ AISH JINJA, KAU TELAH MENJEBAKKU. AKU TIDAK TERIMA DENGAN SEMUA INI.” Teriak Sae Ron tak terima namun Haeryung mengabaikannya dan terus berjalan.
“ Seharusnya anda memikirkan resiko yang akan terjadi bila anda ketahuan menipu seperti ini, agashi. Direktur perusahaan kami terkenal dengan kecepatannya dalam menangkap mangsanya.” Kata Taemin sambil membawa Sae Ron menuju mobilnya.

Sementara disisi lain, Ji Won sedang berjalan menuju rumah Myungsoo. Dia berjalan dengan pelan seakan-akan merindukan lingkungan di sekitar rumah itu. Dia mengetuk pintu pagar beberapa kali namun tidak ada yang membukanya. Dia membuka pintu pagar itu dengan pelan-pelan. Dia mengetuk pintu rumah namun lagi-lagi tidak ada yang menjawabnya. Dia mengambil amplop putih yang ada di tas miliknya lalu menyimpan amplop itu tepat didepan pintu. Setelah itu, dia keluar dari rumah. Saat keluar, dia membelalakan matanya ketika melihat pengacara ayah angkatnya berada dihadapannya.
“ Apa yang anda lakukan disini, nona?” Tanya pengacara itu.
“ Apakah anda sedang menyelidiki namja itu? Saya akan menemui anda nanti. Lebih baik kita pergi dari sini, Soo Hyun-ssi!” Ajak Ji Won lalu pergi meninggalkannya sedangkan Soo Hyun mengernyitkan keningnya sambil mengikuti Ji Won dari belakang.

Sepeninggalan Ji Won dan Soo Hyun, Myungsoo berjalan menuju rumahnya dengan jalur yang berlawanan dengan mereka. Dia berjalan sambil membawa bungkusan bahan makanan. Dia merasa aneh ketika melihat pintu pagar sedikit terbuka. Dia masuk kedalam sambil melihat ke sekelilingnya. Dia tidak melihat satu pun orang di sekitar rumahnya. Dia terus berjalan hingga matanya tertuju pada sebuah amplop kecil. Dia mengambil lalu membuka amplop itu. Dia membelalakan matanya ketika melihat isi amplop itu. Isi amplop itu adalah sebuah kertas cek dengan tulisan 1 Milliar Won lalu dia mengambil isi amplop lainnya berupa sebuah note.

“ Gunakan uang itu untuk kebutuhanmu! Jangan mengangguku maupun keluarga baruku!”
From: Kim Ji Won

Myungsoo merobek kertas note itu sambil mengerluarkan smirknya lalu membuangnya dengan melemparkannya keatas. Dia memasukan amplop itu kedalam jaketnya. Dia masuk ke rumah sambil membawa bahan makanannya. Setibanya di depan pintu, dia memanggil adiknya namun adiknya tak kunjung menghampirinya. Dia memasukkan bahan makanan itu kedalam kulkas. Setelah itu, dia mencari keberadaan adiknya di sekitar rumah. Saat mencari adiknya, tiba-tiba ponselnya bergetar sebagai tanda pesan masuk.

From: Sulli
“ Oppa, aku sedang berada di rumah ibu kandungku. Oppa tak perlu mencariku karena aku tak ingin menyusahkanmu dengan penyakitku ini. Aku tidak ingin oppa menjual tubuh oppa untuk membayar biaya pengobatanku. Jaga dirimu baik-baik, oppa! Saranghae.

Setelah membaca pesan singkat dari Sulli, Myungsoo menelepon Sulli beberapa kali. Namun, ponselnya tidak aktif. Dia menyimpan ponselnya di saku celananya. Dia masuk ke mobil lalu melajukannya ke rumah baru Ji Won. Dia mendapatkan alamat Ji Won dari temannya. Setibanya di rumah Ji Won, dia mengambil payung dari kursi belakang karena saat ini sedang hujan. Dia membuka pintu mobil sambil mengeluarkan payungnya. Dia berjalan dengan pelan menuju rumah itu. Setibanya didepan rumah, dia mengambil amplop putih itu dari jaketnya lalu menuliskan nama “ Kim Ji Won ” dan memasukkan ke kotak surat. Setelah itu, dia berjalan menuju mobilnya lalu pergi dari sana. Tanpa dia sadari, seseorang melihatnya dari kejauhan.

Tanpa mereka ketahui, mobil Myungsoo dan Haeryung saling berpapasan di jalan. Haeryung keluar dari mobilnya sambil memakai payung. Dia berjalan masuk ke rumahnya. Dia mengganti pakaiannya yang basah dengan pakaian yang kering. Dia berjalan menuju dapur untuk membuat kopi hangat. Dia membawa kopi dan beberapa majalah ke teras rumahnya lalu duduk disana. Dia meminum kopi dengan perlahan-lahan sambil membaca majalah itu. Dia melihat Ji Won masuk ke rumah lalu menghampirinya dan duduk didepannya.
“ Hari ini sangat melelahkan. Bagaimana dengan harimu?” Tanya Ji Won sambil tersenyum.
“ Untuk apa kau mengambil uang perusahaan sebanyak 1 Milliar Won? Apakah kau telah menganggap bahwa uang perusahaan adalah milikmu?” Tanya Haeryung sambil menatap tajam Ji Won.
“ Mengapa kau bicara seperti itu?” Tanya Ji Won.
“ Mengapa kau terlihat gugup seperti itu? Apakah kau memberikan uang itu pada namja yang menolongku tempo hari? Siapakah namja itu sebenarnya? Sepertinya namja itu sangat berarti bagimu.” Tanya Haeryung sambil mengeluarkan smirknya.
“ Nde, kau benar. Aku mengambil uang perusahaan untuk namja itu. Bukankah kau sudah mengetahuinya bahwa namja itu memeras kita? Aku melakukan hal ini untukmu. Aku tidak ingin nama baik keluarga kita tercemar gara-gara namja itu.” Balas Ji Won.
“ Seharusnya kau mengatakannya padaku terlebih dahulu sebelum bertindak. Araseo, aku akan membantumu. Aku akan menelepon polisi untuk menangkapnya karena telah memeras keluarga kita.” Kata Haeryung sambil berdiri lalu berjalan meninggalkan Ji Won.
“ Kau tak perlu melakukannya. Aku akan melakukannya sendiri karena aku adalah neo onnie. Aku tak ingin melibatkanmu dalam kasus ini.” Teriak Ji Won sedangkan Haeryung menghentikan langkahnya tanpa melihat kearah Ji Won.
“ Araseo. Ku serahkan padamu.” Kata Haeryung sambil mengeluarkan smirknya tanpa melihat kearah Ji Won lalu melanjutkan langkahnya lagi.

“ Ternyata memang benar dugaanku. Namja itu sangat berarti baginya. Daebak! Sepertinya permainan ini sangat menarik.” Pikir Haeryung sambil mengeluarkan smirknya.

Ji Won mendesah pelan sambil melihat kepergian Haeryung yang semakin jauh dari pandangannya. Saat dia akan pergi menuju kamarnya, tiba-tiba seorang pelayan memanggil namanya. Dia menghentikan langkahnya sambil menunggu pelayan itu.
“ Ada apa, ahjumma?” Tanya Ji Won.
“ Ada surat untuk anda, nona.” Kata pelayan itu sambil memberikan amplop putih itu pada Ji Won.
“ Ah, nde. Kamsahamnida, ahjumma. Ahjumma boleh pergi sekarang.” Kata Ji Won sambil mengambil amplop itu.

Setelah memastikan pelayan itu telah pergi, dia duduk kembali di kursi teras itu. Dia membuka amplop itu dengan pelan-pelan. Dia membelalakan matanya ketika melihat isi amplop itu. Isi amplop itu adalah cek senilai 1 Milliar Won yang telah diberikan olehnya pada Myungsoo. Dia memasukkan kertas cek itu ke amplop.

“ Mengapa dia mengembalikan amplop ini padaku? Bukankah dia sangat membutuhkan uang untuk biaya pengobatan adiknya? Apakah dia mempunyai maksud lain padaku? Setelah pertemuan kami yang kebetulan itu.” Pikir Ji Won sambil memegang kepalanya sendiri.

At 10.00 a.m.

Haeryung terbangun dari tidurnya tepat pukul 10.00 a.m. Dia sengaja bangun terlambat di hari liburnya agar tidak sarapan bersama Ji Won. Dia sangat membenci Ji Won karena dia merasa bahwa ayahnya lebih menyukai Ji Won dibandingkan dengannya. Dia bisa melihat semua itu mulai dari ayahnya yang membiayai kuliahnya bahkan mengangkatnya sebagai anak angkat. Padahal sebelumnya Ji Won adalah karyawan paruh waktu disalah satu toko mall perusahaannya. Setelah mandi, dia pergi ke ruang makan untuk sarapan. Dia melihat ruang makan kosong. Hal itu membuatnya tersenyum lalu dia memanggil pelayan untuk menyiapkan sarapan. Dia sarapan sambil membaca majalah. Setelah sarapan, dia pergi menuju tempat penyewaan motorcross.

Dia mengenakan pakaian khusus untuk pengendara motorcross. Dia menaiki lalu menyalakan motor itu. Dia merasakan bahwa motor yang dinaikinya telah panas. Dia mulai melajukan motornya itu sesuai dengan track yang telah ditentukan. Dia melajukan motornya dengan kecepatan penuh. Dia menikmatinya sambil tertawa dengan keras. Tiba-tiba ada motor yang menyalip motornya. Dia tidak terima begitu saja. Dia berusaha untuk menyalip motor itu. Dia pun berhasil menyalip motor itu. Saat motor mereka berpapasan, dia dan sang pengendara motor itu saling menatap bahkan mengeluarkan smirknya. Dia tersenyum puas sambil melajukan motornya dengan kecepatan penuh. Saat sedang menikmatinya, tiba-tiba dia membelalakan matanya ketika melihat batang pohon besar didepannya. Dia berusaha untuk menghentikan motornya dengan menginjak rem bahkan memegang rem tangan dengan erat. Namun nihil, dia tidak bisa menghentikannya hingga motornya menabrak batang pohon itu. Dia terjatuh dari motornya sedangkan motornya terpental jauh darinya.

Sang pengendara motor lainnya itu membelalakan matanya ketika melihat kecelakaan itu didepan matanya. Sang pengendara itu lebih terkejut lagi ketika melihat pengendara yang mengalami kecelakaan itu adalah seorang yeoja. Yeoja yang pernah ditolong olehnya tempo hari. Sang pengendara itu bisa mengetahuinya ketika pengendara yang mengalami kecelakaan membuka helm yang dipakainya. Sang pengendara melihat yeoja itu berjalan kearah jurang. Dia pun mematikan motornya lalu membuka helm dan mengejar yeoja itu. Dia melihat yeoja itu menangis sambil berusaha untuk meraih syal yang tersangkut pada ranting pohon yang ada di jurang. Dia menarik yeoja itu dalam pelukannya.
“ NEO MICHEOSSOE? APAKAH KAU INGIN BUNUH DIRI DISINI.” Teriak namja itu.
“ Lepaskan! Aku harus mengambil syal itu.” Kata Haeryung sambil berusaha melepaskan pelukan namja itu.
“ Shirreo. Kau bisa mati bila jatuh ke jurang. Kau bisa membeli syal seperti itu di Seoul.” Tolak namja itu.
“ Kau tidak mengerti. Syal itu sangat berarti bagiku. Pergilah! Anggap saja kau tidak pernah melihatku disini sehingga kau tidak perlu merasa bersalah bila aku mati disini.” Kata Haeryung.
“ Kau benar-benar sudah gila. Geure, aku akan mengambilnya untukmu. Menyingkirlah!” Titah namja itu.
“ Wae? Mengapa kau ingin menolongku? Kau bisa mati bila terjatuh ke jurang.” Tanya Haeryung tak mengerti.
“ Aku tidak mungkin membiarkanmu mati didepan mataku untuk kedua kalinya setelah aku menolongmu dulu. Usahaku untuk menyelamatkanmu percuma begitu saja bila kau mati disini pada akhirnya.” Balas namja itu sambil berusaha meraih syal itu.

Akhirnya namja itu berhasil mengambil syal itu. Dia memberikan syal itu pada Haeryung. Haeryung memeluk syal itu sambil tersenyum senang. Namja itu pun tersenyum ketika melihat Haeryung tersenyum. Namun kejadian tak diduga menimpa namja itu. Tanah yang diinjaknya tidak begitu kuat hingga dia terjatuh ke jurang. Dia memegang ranting pohon yang ada di jurang itu. Haeryung terkejut bukan main saat itu. Dia menyuruh namja itu untuk meraih tangannya.
“ Yeoja babo. Bila aku menarik tanganmu maka kau akan jatuh ke jurang bersamaku.” Kata namja itu sambil mengeluarkan smirknya.
“ Lalu apa yang harus ku lakukan?” Panik Haeryung.
“ Kau bisa mencari tali atau alat lainnya untuk menarikku.” Kata namja itu sedangkan Haeryung melihat ke sekelilingnya berharap menemukan alat itu.
“ Disini tidak ada tali maupun alat lainnya. Ottokke? Chankaman! Bertahanlah sebentar lagi! Aku akan menelepon bantuan.” Panik Haeryung sambil mengeluarkan ponselnya lalu menelepon seseorang.

Namja itu membelalakan matanya ketika melihat ranting itu akan patah. Begitupun dengan Haeryung. Haeryung menyuruh namja itu untuk meraih tangannya. Namun, namja itu terlihat enggan untuk meraih tangannya. Namja itu lebih memilih untuk memejamkan matanya. Namja itu pun jatuh ke jurang tepat didepan mata Haeryung. Haeryung bergegas menaiki motor lalu melajukannya kearah bawah jurang itu. Setibanya disana, dia melihat namja itu terbaring dan penuh dengan luka. Dia memapah namja itu menuju motornya. Dia menaikkan tubuh namja itu di motornya. Dia melingkarkan tangan namja itu ke perutnya agar namja itu tidak jatuh lalu melajukan motornya ke tempat penyewaan. Setibanya disana, ambulan datang. Dia menyuruh petugas ambulan untuk memasukkan namja itu ke mobil ambulan. Sedangkan dia mengikuti mobil ambulan dengan menggunakan mobilnya dari belakang ke rumah sakit. Setibanya di rumah sakit, dia meminta dokter untuk membersihkan lukanya. Setelah itu, dia pergi ke kamar inap namja itu.
“ Bagaimana keadaannya, dokter?” Tanya Haeryung.
“ Keadaannya baik-baik saja. Tulangnya tidak ada yang patah. Dia hanya mendapatkan luka ringan saja. Beruntung sekali anda menelepon pihak rumah sakit tepat waktu.” Jelas dokter.
“ Ah, nde. Kamsahamnida, dokter.” Kata Haeryung.
“ Kalau begitu saya pamit keluar karena masih ada pasien yang membutuhkan saya.” Pamit dokter itu sedangkan Haeryung hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum pada dokter itu.
“ Mengapa kau melakukan hal itu? Apakah kau menyukaiku? Padahal kita baru pertama kali bertemu disana.” Tanya Haeryung tak mengerti.
“ Aku sudah memberitahu alasannya padamu disana.” Kata namja itu.
“ Siapa namamu? Joneun Na Hae Ryeong imnida.” Tanya Haeryung.
“ Kau boleh memanggilku Myungsoo.” Kata Myungsoo tanpa melihat kearah Haeryung.
“ Aku akan mengingat namamu. Aku sudah membayar biaya administrasi perawatanmu. Tinggalah disini hingga kau sembuh! Aku akan datang kemari lagi. Geunde, sekarang aku harus pergi. Annyeonghi-gyeseyo, Myungsoo-ssi.” Pamit Haeryung.

***

Tiga hari telah berlalu. Semenjak kejadian kecelakaan itu, Haeryung tiada hentinya memikirkan keadaan Myungsoo. Dia menyuruh Suzy untuk memberikan jam tangan yang telah dibelinya untuk Myungsoo. Tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintunya hingga membuatnya sedikit terkejut. Dia menyuruh seseorang itu masuk. Ternyata seseorang itu adalah Suzy. Dia mengernyitkan keningnya ketika melihat bingkisan yang dibawa oleh Suzy.
“ Wae?” Tanya Haeryung.
“ Saya sudah memberikan bingkisan ini sesuai dengan perintah anda. Geunde, namja itu menolaknya bahkan dia menyuruhku untuk memberikan syal ini pada anda.” Kata Suzy sambil memberikan bingkisan dan syal itu pada Haeryung.
“ Araseo. Kau boleh keluar sekarang!” Titah Haeryung sambil menatap nanar pada bingkisan dan syal itu.

Haeryung mengambil bingkisan itu lalu keluar dari kantornya. Dia pergi menuju rumah sakit. Setibanya disana, dia membelalakan matanya ketika dia tidak melihat Myungsoo disana. Dia melihat kamar inap Myungsoo telah tertata dengan rapi bahkan pakaian pasien yang dikenakan oleh Myungsoo sebelumnya ada disana. Dia menanyakan keberadaan Myungsoo pada suster. Suster itu mengatakan bahwa Myungsoo telah meninggalkan rumah sakit sejak pagi tadi. Dia tidak kehabisan akalnya. Dia meminta nomor telepon bahkan alamat rumah Myungsoo pada suster itu.

Sementara disisi lain, Myungsoo berjalan menuju rumahnya. Dia masuk ke rumah sambil memegang lukanya. Tiba-tiba teleponnya berdering. Dia tersenyum ketika melihat nama yang tertera pada layar ponselnya. Dia pun menjawab panggilan telepon itu.
“ Yeobsseo, Sulli-a.” Sapa Myungsoo namun Sulli tidak membalasnya.
“ Yeobsseo. Sulli… Sulli… Sulli… Sulli.. Sulli.. Apakah kau mendengarkan, oppa?” Tanya Myungsoo dengan paniknya.
“ TOLONG AKU, OPPA! MENGAPA AKU HARUS HIDUP DI DUNIA SEPERTI INI? AHJUSSI PERGILAH DARI SINI! AKU TIDAK INGIN KAU MEMUKULKU LAGI.” Teriak Sulli diseberang sana.
“ Apa yang terjadi padamu, Sulli-a? Sulli… Sulli… Sulli… Jawab aku!” Panik Myungsoo namun tiba-tiba Sulli mematikan panggilan teleponnya.

Tanpa banyak berpikir, Myungsoo bergegas keluar dari rumahnya. Saat dia sedang berjalan menuju mobilnya, tiba-tiba dia menghentikan langkahnya ketika melihat Haeryung ada dihadapannya.
“ Aku tidak pernah menyangka bahwa menuju rumahmu, aku harus menaiki banyaknya anak tangga seperti ini. Bila aku mengetahui hal ini, mungkin aku akan memakai sepatu. Bukan high heels seperti ini. Bahkan mobil tidak bisa masuk. Berkatmu, aku jadi mengetahui bahwa ada pemukiman seperti ini di Seoul. Mengapa kau menolak hadiah dariku? Bukankah memberikan hadiah pada orang yang telah berjasa adalah tanda sopan santun?” Tanya Haeryung sambil menunjukkan bingkisan jam tangan itu pada Myungsoo.
“ Lebih baik kita membicarakan hal ini lain kali saja. Aku mempunyai urusan yang lebih penting. Aku harus pergi sekarang.” Balas Myungsoo.
“ Shirreo. Aku sudah jauh-jauh datang kemari untuk menemuimu.” Tolak Haeryung.
“ Geunde, aku harus pergi sekarang.” Kata Myungsoo.
“ Oedigga?” Tanya Haeryung.
“ Bukan urusanmu.” Kata Myungsoo sambil meninggalkan Haeryung begitu saja.




TBC




Tidak ada komentar: