[SERIES]
Love Light Part 1
Title : Love Light Part 1
Author : Cavela
Length : Series
Genre : Romance, School Life and Married
Life
Main
Cast : Kim Myungsoo and Na Hae Ryeong
aka Haeryung
Other Cast : Lee Jonghyun, Jung Yonghwa, Kang Minhyuk, Nam Woohyun, Lee
Sungyeol, Park Jiyeon, Kim Ji Won, Krystal Jung
At
Morning 8.00 a.m in Seoul Business School
Sebuah
mobil melaju dengan cepatnya menuju Seoul
Business School. Satu per satu mobil berhenti tepat di depan gedung
sekolah. Terlihat sebuah kaki jenjang yang sangat cantik keluar dari salah satu
mobil itu. Semua mata namja tertuju padanya. Pemilik kaki jenjang itu keluar
sambil memperlihatkan senyuman yang menggoda. Tanpa sengaja angin menerpa
wajahnya hingga rambutnya beterbangan memperlihatkan lehernya dan wajahnya yang
mempesona. Yeoja itu bernama Na Hae Ryeong. Namun, namja sering memanggilnya
dengan nama Haeryung. Haeryung berjalan sambil tersenyum untuk menyapa setiap namja
yang menatapnya dengan kagum.
Sementara
di parkiran Seoul Business School, terlihat
sosok namja sedang memarkirkan motornya. Tanpa namja itu sadari, semua mata yeoja
tertuju padanya dengan tatapan kagumnya. Namja itu melepaskan helm yang melekat
pada kepalanya. Setelah wajahnya terlihat, namja itu tersenyum sambil merapikan
rambutnya yang sedikit berantakan. Yeoja yang melihatnya berteriak histeris. Namja
itu mendengar teriakan histeris para yeoja itu. Detik itu juga, sang namja
melambaikan tangannya ke arah yeoja hingga mereka berteriak lebih histeris lagi.
Namja itu bernama Kim Myungsoo. Myungsoo berjalan dengan dingin untuk menambah
karismanya.
Saat
sedang berjalan menuju kelas, tanpa sengaja Myungsoo dan Haeryung berpapasan.
Myungsoo mengernyitkan keningnya karena Haeryung melewatinya tanpa tatapan
kagum sedikit pun padanya. Begitupula dengan Haeryung terlihat kesal karena
Myungsoo tidak menatapnya dengan tatapan kagum. Mereka pun mengabaikannya dan
tetap menunjukan daya tarik mereka pada namja atau yeoja yang menatapnya.
Tanpa
terasa waktu belajar telah berlalu, Myungsoo dan Haeryung berjalan menuju taman
di belakang sekolah mereka dari arah yang berbeda. Terlihat seorang namja
sedang menunggu Haeryung sambil memakai headset.
Haeryung menghampiri namja itu sambil tersenyum lalu duduk disampingnya. Namja itu
bernama Lee Jonghyun. Begitupula dengan Myungsoo. Myungsoo menghampiri yeoja
yang sedang menunggunya di bawah pohon. Yeoja itu bernama Park Jiyeon.
Saat
sedang bercanda dengan Jonghyun, tiba-tiba tanpa sengaja mata Haeryung tertuju
pada Myungsoo. Haeryung melihat Myungsoo sedang berciuman dengan yeoja. Mata
Haeryung pun menjadi sangat panas. Tanpa Haeryung sadari, Jonghyun menyadari
arah tatapan matanya. Detik itu juga, Jonghyun memegang wajah Haeryung dengan
kedua tangannya lalu mengarahkannya pada wajahnya. Myungsoo membuka matanya
disela ciumannya. Myungsoo melihat kearah Haeryung. Myungsoo sedikit terkejut
ketika melihat namja itu memegang wajah Haeryung dengan kedua tangannya bahkan
mereka terlihat sedang berciuman. Myungsoo memejamkan matanya kembali sambil
memperdalam ciumannya.
“
Apakah kau menginginkannya?” Tanya Jonghyun sedangkan Haeryung menggelengkan
kepalanya.
“
Sebaiknya diskusi ini kita akhiri saja, oppa. Aku sudah tidak berselera lagi
membahasnya.” Ujar Haeryung sambil
tersenyum dan menutup bukunya.
“ Sebaiknya kita pergi dari sini.
Kajja!” Ajak Jonghyun.
“
Aniyo. Aku akan tetap berada disini. Sebaiknya oppa pergi dari sini. Aku ingin
sendirian.” Tolak Haeryung.
Sebenarnya
Jonghyun tidak ingin pergi meninggalkan Haeryung sendirian. Namun, Jonghyun
mengetahui sifat Haeryung bahwa keinginan Haeryung adalah mutlak baginya.
Jonghyun dengan terpaksa meninggalkan Haeryung. Namun, Jonghyun memasangkan headset terlebih dahulu pada Haeryung
sebelum ia benar-benar pergi. Jonghyun pun mengecup kening Haeryung lalu
meninggalkannya.
Setelah
puas berciuman, Myungsoo membelai wajah Jiyeon lalu menyuruhnya pergi karena ia
masih mempunyai urusan lain. Jiyeon pun menuruti perkataan Myungsoo. Jiyeon mengecup
bibir Myungsoo lalu pergi meninggalkan Myungsoo. Myungsoo menghampiri lalu
duduk disamping Haeryung. Tangannya melepaskan headset yang terpasang pada telinga Haeryung.
“
Apa yang sedang kau lakukan disini?” Tanya Myungsoo.
“
Aku ingin melihatmu sedang berciuman dengan yeoja itu.” Ujar Haeryung dengan
kesal sambil memakai headsetnya
kembali, namun Myungsoo menahan tangannya.
“
Apakah kau sedang cemburu?” Tanya Myungsoo sambil menatap mata Haeryung.
“
Aniyo. Aku ingin melihat permainanmu. Bagaimana mungkin aku cemburu padamu? Kau
adalah teman kecilku. Sebaiknya aku pergi dari sini. Aku tidak ingin ada yang
melihat kita sedekat ini.” Ujar Haeryung sambil beranjak pergi, namun Myungsoo
lagi-lagi menahan tangannya.
“
Apa salahnya jika orang lain melihat kita sedekat ini? Apakah kau takut reputasimu
sebagai yeoja populer hancur karena bersamaku? Apakah kau lupa bahwa aku adalah
namja populer di sekolah ini juga? Bukankah lebih bagus jika namja dan yeoja
populer di sekolah ini berpacaran? Mengapa kau menghindariku jika pada
kenyataannya kita adalah teman semasa kecil?” Tanya Myungsoo bertubi-tubi.
“
Apakah kau menyukaiku? Aniyo. Apakah kau mencintaiku? Apakah kau mengharapkan
aku bersamamu sebagai namja dan yeoja populer di sekolah ini?” Tanya Haeryung,
sedangkan Myungsoo terdiam lalu Haeryung melanjutkan perkataannya lagi. “ Wae?
Mengapa kau hanya diam saja? Kau tidak bisa menjawabnya, bukan? Aku bukanlah
yeoja yang bisa kau permainkan, Kim Myungsoo. Lepaskan tanganku! Aku harus
pulang sekarang.” Ujar Haeryung lalu Myungsoo melepaskan tangannya.
Myungsoo POV
Aku
masih menatap kepergiannya yang semakin jauh dari pandanganku. Aku terduduk
kembali di bangku taman belakang sekolah sambil memegang kepalaku. Tiba-tiba
ada seorang yeoja yang memberikan botol air mineral padaku. Yeoja itu duduk
disampingku dan memberitahu namanya padaku. Nama wanita itu adalah Kim Ji Won.
Aku mengambil botol air mineral itu lalu meminumnya.
“
Apakah kau tertarik padaku?” Tanyaku sambil menatapnya sedangkan dia tersenyum
padaku.
Aku
tidak menyangka bahwa menaklukan seorang yeoja semudah ini. Aku mulai memegang dagunya. Aku mendekatkan
wajahku padanya. Ku lihat dia memejamkan matanya. Aku mengeluarkan smirkku
sebelum menciumnya. Akhirnya bibirku menempel pada bibirnya. Aku mulai melumat
bibirnya dengan ganas. Tanganku membuka kancing kemeja seragamnya. Tanganku mulai
meremas payudaranya, namun dia melepaskan ciuman kami dan memegang tanganku.
“
Wae?” Tanyaku tak mengerti.
“
Sebaiknya kita tidak melakukannya disini.” Ujarnya sambil tersenyum.
Aku
pun mengerti maksud perkataannya. Aku menarik tangannya hingga kami berada di
ruang UKS. Tubuhku menghimpitnya ke dinding lalu mencium bibirnya bahkan
melumatnya dengan ganas. Dia melepaskan ciuman kami karena kehabisan nafas. Aku
pun beralih menciumi leher jenjangnya. Dia mulai mendesah dengan sexy hingga membuatku ingin
menyentuhnya lebih dari itu. Aku melumat bibirnya kembali sambil membawanya
menuju ranjang. Aku membaringkannya di ranjang lalu membuka kancing kemeja
seragamnya lagi tanpa melepaskan ciuman kami. Tanganku menyentuh paha hingga
perutnya dan berakhir pada payudaranya. Tanganku meremas payudaranya dengan
kasar hingga dia melepaskan ciuman kami lalu mendesah.
Saat
aku sedang asik meremas payudaranya, tiba-tiba sebuah tirai disamping ranjang
terbuka dengan perlahan-lahan. Ku lihat Haeryung sedang berbaring di ranjang
lainnya sambil mengeluarkan smirknya. Aku melepaskan tanganku dari payudara Ji
Won dan beranjak dari tubuhnya dengan refleks. Ji Won tak kalah terkejutnya
denganku. Ji Won bergegas berdiri sambil merapikan seragamnya kembali. Aku pun
menyuruh Ji Won untuk pergi dari UKS. Setelah Ji Won pergi, ku lihat Haeryung
tertawa dengan kerasnya.
“
Neo? Mengapa kau bisa berada disini? Bukankah kau tadi mengatakan akan pulang?”
Tanyaku tak terima.
“
Apakah kau melihat ekspresi yeoja tadi? Ekspresinya sungguh lucu. Yak, Kim
Myungsoo. Jika kau ingin bercinta, maka lakukanlah di hotel! Ini adalah ruang
UKS untuk pasien bukan untuk bercinta. Geunde, wajah yeoja itu berbeda dengan
yeoja yang ku lihat sebelumnya. Kau benar-benar seorang playboy.” Ujar Haeryung sambil menahan tawanya.
“
Kau benar-benar mengganggu kesenanganku. Aku akan menghukummu.” Ujarku sambil
menindih tubuhnya.
Ku
lihat dia sedikit terkejut. Namun beberapa detik kemudian, dia mengubah tatapan
matanya dengan tatapan menantang. Aku pun mengeluarkan smirkku. Aku mulai
mendekatkan wajahku perlahan-lahan. Namun, dia sama sekali tidak memberontak
hingga aku bisa merasakan deru nafasnya menerpa wajahku. Aku membelai wajahnya
dengan lembut. Dia terlihat menikmati sentuhan dariku. Saat melihat bibirnya,
aku pun tergiur untuk menciumnya. Ku dekatkan bibirku pada bibirnya. Dia adalah
yeoja aneh yang pernah ku temui. Padahal jarak bibir kami tinggal beberapa centimeters, namun dia tidak memejamkan
matanya. Saat bibir atasku telah menyentuh bibirnya, tiba-tiba ponsel kami
berdering. Aku mengambil ponselku dari saku celanaku tanpa mengubah posisi
kami. Ku lihat dia mengambil ponselnya juga. Kami menjawab panggilan telepon
itu bersama-sama sambil menatap satu sama lain.
“
Aku harus pulang sekarang.” Ujar kami bersamaan.
Aku
mengecup bibirnya lalu tersenyum padanya. Dia tidak terlihat terkejut sama
sekali. Dia benar-benar yeoja aneh. Aku pun beranjak dari tubuhnya. Ku lihat
dia merapikan seragamnya. Aku menawarinya pulang bersama. Namun, dia
menolaknya. Aku keluar dari ruang UKS lalu bergegas menuju parkiran. Saat melihat
kaca spion motorku, ku lihat Haeryung masuk ke mobilnya dengan tergesa-gesa.
Aku pun mengabaikannya lalu melajukan motorku dengan kecepatan penuh.
Author POV
Myungsoo
dan orang tuanya telah berada di sebuah ruangan restoran. Myungsoo menanyakan
tujuan orang tuanya mengajaknya ke restoran dengan pakaian formal. Namun, orang
tuanya hanya tersenyum dan menyuruhnya untuk menunggu. Tiba-tiba terdengar
suara ketukan di balik pintu. Myungsoo melihat pelayan itu membukakan pintu.
Myungsoo membelalakan matanya ketika melihat Haeryung datang bersama orang
tuanya. Orang tua Myungsoo menyuruh Haeryung bersama orang tuanya untuk duduk.
Myungsoo dan Haeryung saling menatap dengan tatapan bingung. Tiba-tiba mereka
bagaikan tersambar petir ketika mendengar rencana pernikahan mereka.
“
Bussunsuriya, omma?” Tanya Haeryung tak mengerti.
“
Bukankah kau sudah mendengarnya bahwa kalian akan menikah?” Tanya Nyonya Na kembali.
“
Geunde kami masih SMA, omma. Kami tidak mungkin menikah di usia semuda ini.” Ujar
Haeryung tak mengerti.
“
Haeryung-ya, kami memang telah bermaksud untuk menjodohkan kalian dari kecil.
Kalian terlihat sangat serasi. Bagaimana tanggapanmu, Myungsoo-ya?” Tanya
Nyonya Kim.
“
Apa yang dikatakan oleh Haeryung benar sekali, omma. Kami masih SMA bahkan
belum lulus. Bagaimana kalau kami ketahuan telah menikah oleh pihak sekolah?
Kami bisa dikeluarkan dari sekolah, omma.” Ujar Myungsoo.
“
Kami telah memikirkan hal itu sebelumnya. Kalian akan menikah secara diam-diam
hanya keluarga kita yang mengetahuinya. Kalian akan meresmikan pernikahan
ketika umur 21 tahun saat kalian memimpin perusahaan keluarga kita.” Ujar Tuan
Na.
“
Bagaimana kalau kita bertunangan saja?” Usul Haeryung.
“
Aniyo. Aku mengetahui sifat anakku, Myungsoo. Dia adalah seorang playboy. Jika kalian hanya bertunangan,
maka bisa saja kalian putus ditengah jalan. Menikah adalah jalan yang terbaik
bagi kalian.” Tolak Tuan Kim.
“
Geunde…” Ujar Myungsoo dan Haeryung bersamaan.
“
Kalian tidak bisa menolaknya karena ini adalah kesepakatan keluarga Kim dan
keluarga Na.” Tegas Tuan Kim.
“
Sebaiknya kita menikmati hidangan makan malam ini.” Ujar Nyonya Na sambil
tersenyum.
Mereka
mulai makan malam bersama. Myungsoo mengeluarkan smirknya sedangkan Haeryung
terlihat kesal dengan rencana pernikahan mereka. Haeryung sesekali menatap
kesal pada Myungsoo karena di bawah meja kaki Myungsoo mengelus kaki jenjangnya
yang membuatnya kegelian. Akhirnya mereka selesai makan malam, orang tua
Myungsoo dan Haeryung telah meninggalkan mereka terlebih dahulu. Kini hanya ada
Myungsoo dan Haeryung di ruangan restoran itu.
“
Kita memang ditakdirkan untuk bersama. Aku tidak menyangka bahwa aku akan
menikah dengan yeoja cengeng sepertimu. Aku tidak bisa membayangkan kau akan
menjadi istriku 3 hari lagi. Apa yang terjadi dengan malam pertama kita?” Goda
Myungsoo sambil menghampiri Haeryung.
“
Yak, namja yadong. Menjauhlah dariku! Jangan pernah memimpikannya karena hal
itu tidak akan terjadi!” Ujar Haeryung sambil beranjak dari kursinya. Myungsoo
berusaha mengejar Haeryung yang berjalan dengan cepatnya.
“
Oedigga?” Tanya Myungsoo sambil menarik tangan Haeryung.
“
Aku akan pulang.” Ujar Haeryung.
“
Aku akan mengantarmu. Ini sudah larut malam. Aku tidak akan membiarkanmu pulang
sendirian.” Ujar Myungsoo sambil menarik tangan Haeryung.
Myungsoo
mengantarkan Haeryung dengan menggunakan mobilnya. Akhirnya mereka tiba di
rumah Haeryung. Haeryung bergegas keluar dari mobil tanpa mengucapkan satu kata
pun. Sedangkan Myungsoo hanya tersenyum sambil memastikan Haeryung telah masuk
ke rumahnya.
At
Morning 3.00 p.m in Seoul Business School
Haeryung
mengirim pesan pada Myungsoo agar menemuinya di perpustakaan. Myungsoo
mencari-cari keberadaan Haeryung. Haeryung melambaikan tangannya lalu berakting
membaca buku kembali. Myungsoo tersenyum sambil menghampiri Haeryung lalu duduk
di depannya. Haeryung mengeluarkan selembar kertas lalu menyuruh Myungsoo untuk
membacanya. Myungsoo mengambil kertas itu. Matanya membaca isi kertas sambil
mengernyitkan keningnya.
KONTRAK PERNIKAHAN !
Saya
yang bernama Na Hae Ryeong membuat beberapa persyaratan yang wajib dipatuhi
oleh saudara Kim Myungsoo selama pernikahan diantaranya:
1. Tidak ikut campur dalam kehidupan pribadi
masing-masing.
2. Merahasiakan pernikahan.
3. Membiayai setiap kebutuhan Na Hae Ryeong.
4. Menyewa pembantu rumah tangga untuk mengurusi
apartemen.
5. Tidak membawa wanita ke apartemen.
“
Apakah hanya ada lima syarat? Aku sangat menyetujui persyaratan pertama hingga
keempat. Geunde, aku menentang persyaratan terakhir. Awalnya aku sangat senang
ketika mengetahui kita akan menikah. Karena aku akan terbebaskan dari
pengawasan orang tuaku. Aku bisa membawa yeoja yang ku inginkan, kapan pun dan
tentunya bisa bersenang-senang dengan mereka. Ini sungguh tidak adil. Aku ingin
membuat beberapa persyaratan juga.” Ujar Myungsoo sambil meletakan kertas itu
di atas meja.
“
Kau harus menyetujuinya. Jika kau ingin bercinta dengan yeoja, maka lakukanlah
di hotel bukan di apartemen! Geure, tulislah semua persyaratan yang kau
inginkan pada kertas itu!” Titah Haeryung.
KONTRAK PERNIKAHAN !
Saya
yang bernama Kim Myungsoo menyetujui persyaratan yang diajukan oleh saudari Na
Hae Ryeong dengan satu syarat yaitu melakukan hubungan intim selama pernikahan
masih berlaku.
Myungsoo
memberikan kertas kontrak itu pada Haeryung sambil mengeluarkan smirknya.
Haeryung membaca kertas itu sambil membelalakan matanya tak percaya. Myungsoo
mengambil kertas kontrak itu lalu menempelkan stempel miliknya sebagai tanda
menyetujui isi kontrak itu. Haeryung membelalakan matanya bukan main. Myungsoo
merasa tak sabar hingga dia mengambil stempel milik Haeryung lalu menempelkannya
pada kertas kontrak itu. Haeryung merasa kesal dan berniat untuk mengambil
kertas kontrak itu. Namun, tiba-tiba Jonghyun menghampiri Haeryung. Haeryung
duduk kembali lalu tersenyum pada Jonghyun. Jonghyun mengecup wajah Haeryung
lalu duduk disampingnya. Myungsoo mengeluarkan smirknya sambil melihat mereka
lalu mengambil kertas itu dan pergi meninggalkan mereka.
Haeryung POV
Aku
menatap kepergian Myungsoo dengan kesal. Aku ingin merobek kertas kontrak itu
karena isi kontrak itu tidak sah bagiku. Selain itu, Jonghyun berada
disampingku. Aku tidak mungkin mengejar Myungsoo dihadapan Jonghyun. Aku
menyandarkan kepalaku pada bahu Jonghyun agar Jonghyun tidak mengetahui arah
tatapan mataku. Jonghyun adalah kekasihku. Kami telah berpacaran selama 3
bulan.
“
Chagi.” Panggilnya.
“
Waeyo?” Tanyaku tanpa melihatnya dan masih bersandar pada bahunya.
“
Aku melihatmu bicara dengan Myungsoo. Apa yang kalian bicarakan?” Tanyanya
sedangkan aku sedikit terkejut mendengar pertanyaannya. Aku jadi teringatkan
pada isi kontrak itu. Aku sebisa mungkin memasang wajah santaiku sambil menatap
wajahnya.
“
Apakah kau cemburu padanya, chagi? Aku hanya tertarik pada buku yang sedang
dibacanya. Aku berniat untuk meminjam buku itu. Ada apa kau mencariku? Apakah
kau ingin mengajakku pergi kencan?” Elakku untuk mengalihkan pembicaraan. Aku
pun mengecup bibirnya lalu tersenyum manis padanya.
“
Mengapa hanya sebentar? Aku akan mengajakmu ke clubbing. Apakah kau akan ikut? Yonghwa, Minhyuk dan Krystal
menyuruhku untuk mengajakmu.” Tanyanya sambil merangkul pundakku.
“
Ini bukanlah tempat yang tepat untuk melakukannya. Araseo. Kajja!” Ajakku
sambil menarik tangannya.
Kami
pergi ke clubbing. Aku mengikuti
Jonghyun hingga ku lihat Yonghwa, Minhyuk dan Krystal telah menunggu kami.
Mereka menyambut kami dengan antusias. Krystal memberiku segelas wine. Aku meminumnya sekali teguk lalu
mendapatkan tepuk tangan yang meriah dari mereka. Yonghwa, Minhyuk dan Krystal
turun ke bawah untuk menari bersama. Sedangkan aku bersama Jonghyun masih duduk
sambil menikmati musik DJ. Jonghyun memegang daguku lalu mencium bibirku. Dia
mencium hingga melumat bibirku. Aku membalas setiap lumatan yang dia berikan
padaku tanpa memejamkan mataku. Aku melepaskan ciuman kami karena kehabisan
nafas. Dia beralih menciumi leher jenjangku. Aku membiarkannya sambil menikmati
sensasi yang menjalar pada tubuhku ini. Tangannya menelusup pada gaun yang ku
pakai lalu meremas payudaraku. Aku tidak sanggup untuk menahan suara desahanku
hingga aku memegang wajahnya lalu mencium bibirnya untuk membungkam suara
desahanku. Aku melihat Myungsoo berjalan kearahku. Tanpa melepaskan ciumanku,
aku menatap Myungsoo dengan tajam sambil memegang kepala Jonghyun agar
memperdalam ciuman kami.
“
Ehem…” Ujar Myungsoo sambil duduk di depanku dan mengeluarkan smirknya. Aku
melepaskan ciumanku, sedangkan Jonghyun bergegas merapikan pakaianku yang
sedikit berantakan. Setelah itu, Jonghyun memasang wajah santainya kembali lalu
menatap Myungsoo. “ Jika kalian ingin bercinta, maka lakukanlah di hotel bukan
disini! Disini terlalu terbuka.” Sindir Myungsoo. Aku menatap Myungsoo dengan kesal
karena dia telah mengganggu kesenanganku. Bahkan membalas dendam padaku dengan
meniru perkataanku ketika aku memergokinya sedang bercinta di ruang UKS tempo
hari. Dia pun melanjutkan perkataannya. “ Ahjumma, menyuruhku untuk
menjemputmu. Ahjumma sangat mengkhawatirkanmu.” Ujarnya.
“
Mengapa dia bisa mengenal orang tuamu? Siapakah dia?” Tanya Jonghyun padaku.
“
Dia adalah tetanggaku. Mianhae, chagi. Aku harus pulang sekarang.” Ujarku lalu mengecup
bibirnya dan tersenyum manis.
Aku
menarik tangan Myungsoo hingga keluar dari clubbing.
Ku lihat dia mengeluarkan smirknya sambil memberikan helm padaku. Dia
menyuruhku untuk naik ke motornya lalu melajukan motornya dengan kecepatan
penuh. Dia menyuruhku untuk memeluknya agar tidak terjatuh. Namun, aku menolaknya
dengan tegas. Dia semakin mempercepat lajunya. Dengan terpaksa aku memeluknya.
Akhirnya kami tiba di sebuah butik pengantin.
Author POV
Myungsoo
memberi hormat pada Nyonya Kim dan Nyonya Na. Begitupun dengan Haeryung. Nyonya
Kim telah memilihkan gaun pengantin untuk Haeryung. Nyonya Na pun terlihat
menyukainya lalu menyuruh Haeryung untuk mencobanya. Sementara menunggu
Haeryung, Nyonya Kim menyuruh Myungsoo untuk mencoba tuxedo yang telah
dipilihnya. Beberapa menit kemudian, Myungsoo keluar dari ruang ganti. Nyonya
Kim memuji Myungsoo karena tuxedo itu cocok untuknya. Bahkan terlihat sangat
tampan. Akhirnya tirai ruang ganti Haeryung terbuka. Haeryung membalikkan
tubuhnya sambil tersenyum manis.
“
Neomu kyeoptta.” Puji Myungsoo sambil tersenyum.
“
Kau benar. Haeryung sangat cantik. Omma rasa kau tidak akan menyesal menikah
dengannya.” Puji Nyonya Kim sedangkan Nyonya Na tersenyum mendengar pujian
untuk anaknya.
“ Pendusta.” Pikir Haeryung sambil
menatap Myungsoo yang mengeluarkan smirk ke arahnya.
“
Neomu pitaya.” Puji Haeryung pada Myungsoo sambil tersenyum.
“
Ku rasa Haeryung sangat menyukaimu.” Ujar Nyonya Na sambil tersenyum pada
Myungsoo.
“ Pendusta.” Pikir Myungsoo sambil
mengeluarkan smirknya.
Setelah
memilih gaun pengantin, mereka pergi menuju toko perhiasan. Nyonya Kim dan
Nyonya Na terlihat sedang memilih cincin untuk Myungsoo dan Haeryung.
Begitupula dengan Myungsoo dan Haeryung. Myungsoo selalu mengikuti Haeryung
saat melihat-lihat cincin hingga mata mereka tertuju pada satu cincin. Mereka
menunjuk cincin itu bersamaan hingga membuat pelayan tersenyum penuh arti.
Haeryung mencoba cincin itu dan tersenyum setelah memakai cincin itu. Nyonya
Kim dan Nyonya Na melihat cincin itu dengan seksama lalu membelinya.
Akhirnya
mereka pulang. Setibanya di kediaman Na, Haeryung hendak turun dari mobil.
Namun, Nyonya Kim mencegahnya dan menyuruhnya untuk menginap di rumahnya.
Nyonya Na pun menyetujuinya. Haeryung menurutinya dengan pasrah sambil menghela
nafasnya. Sepanjang perjalanan, Nyonya Kim mengajak bicara Haeryung tentang
perlengkapan pernikahan yang belum mereka rancang. Tanpa terasa, mereka tiba di
depan kediaman Kim. Myungsoo telah menunggu kedatangan Nyonya Kim disamping
motornya. Detik itu juga, Myungsoo membelalakan matanya ketika melihat Haeryung
turun dari mobil.
Nyonya
Kim menyuruh Myungsoo dan Haeryung mengikutinya. Kini mereka tiba di depan
kamar Myungsoo. Nyonya Kim menyuruh Haeryung untuk tidur di kamar Myungsoo. Hal
itu sontak membuat Myungsoo dan Haeryung membelalakan mata mereka. Nyonya Kim meninggalkan
mereka. Haeryung dengan santainya masuk ke kamar Myungsoo tanpa menunggu
perintah dari Myungsoo. Haeryung menelusuri tiap sudut kamar Myungsoo dengan
matanya hingga matanya tertuju pada foto mereka berdua sewaktu kecil. Haeryung
mengambil album foto itu lalu duduk di ranjang. Myungsoo pun tertarik untuk
melihat foto mereka bersama-sama. Haeryung membelalakan matanya ketika melihat
foto mereka sedang berciuman saat kecil.
“
Darimana kau mendapatkan foto ini? Mengapa aku tidak memilikinya? Neo? Beraninya
kau mencuri ciuman pertamaku. Ku kira ciuman pertamaku bersama Jonghyun.” Tanya
Haeryung tak terima.
“
Molla. Aku baru melihat album ini sekarang. Mwo? Apakah kau baru pertama kali
berpacaran? Itu berarti bibirmu adalah milikku.” Goda Myungsoo.
“
Nde. Waeyo? Bila aku baru pertama kali berpacaran dengannya. Aku bukanlah
pemain sepertimu. Mimpimu terlalu tinggi, Kim Myungsoo. Aku sangat lelah. Aku
ingin tidur.” Ujar Haeryung sambil berbaring di ranjang lalu memejamkan
matanya.
“
Aku tidak menyangka bahwa yeoja sepopulermu baru pertama kali berpacaran. Neo?
Mengapa kau tidur disini? Apakah kau ingin tidur satu ranjang denganku?” Tanya
Myungsoo tak mengerti.
“
Aku adalah yeoja pemilih. Tidak sembarangan namja bisa menjadi kekasihku.
Ommonim yang menyuruhku tidur disini. Sebaiknya kau tidur di bawah saja.
Mengalahlah pada yeoja!” Ujar Haeryung tanpa membuka matanya.
“
Shirreo! Aku ingin tidur disini. Jangan salahkan aku bila terjadi sesuatu
padamu saat kau membuka matamu!” Ancam Myungsoo sambil ikut berbaring disamping
Haeryung, namun Haeryung mengabaikannya dan memilih tetap tidur disana.
Tanpa
terasa malam telah berganti menjadi pagi. Sinar mentari pun menerangi wajah
kedua insan yang sedang tidur dengan pulasnya. Haeryung membuka matanya dan
melihat Myungsoo masih memejamkan matanya disampingnya. Haeryung menelusuri
wajah Myungsoo dengan kedua matanya dan tatapan kagum terpancar dari matanya.
Haeryung tersadar dari tatapan kagumnya ketika merasakan remasan pada
payudaranya. Haeryung membelalakan matanya dan berusaha membuka mata Myungsoo
dengan kedua tangannya. Namun nihil, Myungsoo tidak membuka matanya malah
semakin meremas payudara Haeryung dengan kasar.
“
Ireona! Aku tahu bahwa kau telah bangun. Lepaskan tanganmu dari payudaraku
sekarang juga!” Tegas Haeryung.
“
Waeyo? Bukankah kau sangat menginginkannya? Bukankah kesenanganmu telah
terganggu olehku kemarin. Aku ingin memberikan kesenangan lebih padamu
sekarang. Anggaplah sebagai permintaan maafku!” Goda Myungsoo sambil membuka
matanya.
Myungsoo
menelusupkan tangannya pada kaos Haeryung lalu meremas payudara Haeryung dengan
kasar bahkan memilinnya di balik kaos. Haeryung tak sanggup untuk menahan suara
desahannya hingga dia memegang wajah Myungsoo lalu menciumnya. Bahkan
melumatnya dengan ganas. Tangan Myungsoo menelusuri paha hingga menelusup pada
celana Haeryung. Tangan Myungsoo memegang miss V Haeryung. Myungsoo melepaskan
ciumannya ketika mengetahui bahwa Haeryung cepat sekali horny.
“
Kau basah, chagi!” Goda Myungsoo sambil memainkan miss V Haeryung. Haeryung
mengabaikan perkataan Myungsoo. Haeryung lebih memilih untuk menikmati setiap
sensasi yang sedang menjalar pada tubuhnya saat ini. Myungsoo menciumi leher,
telinga, hingga bibir Haeryung dengan perlahan-lahan. Tiba-tiba terdengar suara
Nyonya Kim di balik pintu kamar Myungsoo.
“
Haeryung-ya, Myungsoo-ya, ireona! Kalian akan terlambat pergi ke sekolah.”
Teriak Nyonya Kim.
“
Apakah kau masih menginginkannya? Kita bisa melanjutkannya di sekolah. Geunde,
mianhae. Aku harus menghentikannya sekarang. Padahal wajahmu terlihat sangat
menginginkannya. Mandilah! Aku akan menunggumu di ruang makan.” Ujar Myungsoo
lalu mengecup bibir Haeryung.
Setelah
kepergian Myungsoo, Haeryung menghela nafasnya sambil memukul kepalanya sendiri
atas kebodohannya. Haeryung bergegas mandi ketika melihat jam dinding telah
menunjukan pukul 7.00 a.m. Keluarga Kim sedang menunggu Haeryung untuk sarapan
termasuk Myungsoo. Myungsoo memainkan ponselnya sambil mendengarkan musik.
Haeryung berjalan menuju ruang makan sambil meminta maaf atas keterlambatannya.
Nyonya Kim menyuruh Haeryung duduk lalu mereka sarapan bersama. Tuan dan Nyonya
Kim mengingatkan Myungsoo dan Haeryung hari pernikahan mereka. Haeryung
menanggapinya dengan tersenyum.
Myungsoo POV
Kini
aku berada di dalam mobil bersama Haeryung menuju sekolah kami. Kami saling
terdiam selama perjalanan menuju sekolah. Sejak bibirku menyentuh bibirnya
sewaktu di ruang UKS, entah mengapa bibirku menjadi candu. Bahkan haus akan
bibirnya. Padahal sebelumnya bibirku tidak pernah merasa candu seperti ini
setelah berciuman dengan yeoja lain. Saat melihat Jonghyun mencium wajahnya
kemarin, hatiku menjadi panas. Bahkan tidak sanggup untuk melihatnya. Awalnya
aku hanya ingin menggodanya dengan meremas payudaranya pagi tadi. Namun, entah
mengapa hasrat dalam diriku muncul. Bahkan menginginkan lebih dari itu. Ada apa
dengan diriku ini? Mengapa aku masih membayangkan kejadian pagi tadi? Mengapa
dia tidak memberontak malah terlihat sexy
di mataku? Apakah aku menyukainya? Aniyo. Apakah aku mencintainya? Itu adalah
hal yang mustahil.
Akhirnya
kami tiba di depan sekolah, dia memintaku untuk menurunkannya tepat di depan
gedung. Aku menurutinya dengan senang hati sambil menyembunyikan wajahku agar
tidak ada yang mengenaliku. Ku lihat banyak namja yang menatapnya dengan
tatapan kagum. Ku akui bahwa dia adalah yeoja yang cantik, pintar, bahkan
sempurna di mata namja. Dia bukanlah yeoja yang dapat ku taklukan dengan mudah.
Kini kami terjebak dalam rencana pernikahan yang telah diatur oleh orang tua
kami.
Aku
melajukan mobilku kembali lalu memarkirkannya di parkiran sekolah. Ku lihat
Woohyun dan Sungyeol menghampiriku. Aku masuk ke kelas bersama mereka. Tanpa
terasa waktu berlalu dengan cepat. Aku mengirim pesan pada Haeryung agar
menemuiku di atap sekolah. Beberapa menit kemudian, Haeryung datang dengan
nafas terengah-engah. Ku lihat dia melihat sekelilingnya dengan perasaan
was-was.
“
Duduklah! Aku ingin bicara denganmu.” Ujarku lalu dia duduk disampingku.
“
Jika kau ingin melanjutkan kejadian pagi tadi, maka lupakanlah! Aku tak
menginginkannya.” Tolaknya.
“
Bukankah aku mengatakan bahwa aku ingin bicara denganmu? Geunde, mengapa kau
membahas kejadian pagi tadi? Apakah kau masih memikirkan kejadian itu sewaktu
di kelas?” Godaku lalu ku lihat wajahnya sedikit memerah. Entah mengapa melihat
wajahnya seperti itu terlihat sangat lucu. Bahkan aku sangat ingin mencubit
wajahnya itu. Namun, ku urungkan niatku.
“
Aniyo. Aku tidak mempunyai waktu untuk memikirkan kejadian pagi tadi.” Elaknya
sambil memalingkan wajahnya dariku.
“
Araseo. Apakah kau yakin dengan rencana pernikahan ini? Kau masih mempunyai
waktu untuk menolaknya. Aku akan memberikan kesempatan padamu. Besok adalah
hari pernikahan kita. Jika kau menolaknya, maka kau jangan datang besok pagi!
Aku akan menanggung semua resikonya. Aku tidak ingin memaksamu. Pernikahan ini
adalah keinginan orang tua kita. Bahkan kita telah mempunyai pasangan
masing-masing. Jika kau menerimanya, maka kontrak itu berlaku! Asal kau tahu. Aku
tidak dapat menahan hasratku ketika dekat dengan yeoja. Aku tidak ingin
menyakitimu dengan hasratku itu karena kau adalah teman kecilku. Aku terlanjur
menyayangimu, Haeryung-ya. Pertimbangkanlah semua ini dengan baik-baik!
Meskipun kau menolaknya, kau tetaplah teman kecilku. Hubungan kita tidak
berubah. Jika kau menerimanya, maka maafkanlah nappeun namja sepertiku ini. Karena
entah bagaimana dan kapan, aku pasti melakukan hubungan intim denganmu.” Ujarku
tanpa melihatnya lalu pergi meninggalkannya. Sejujurnya aku merasa bersalah
telah mengatakan hal itu padanya. Namun, aku tidak mempunyai pilihan lain. Aku
harus mengatakan semua itu demi kebaikannya karena dia adalah cinta pertamaku.
Haeryung POV
“ Araseo. Apakah kau yakin dengan
rencana pernikahan ini? Kau masih mempunyai waktu untuk menolaknya. Aku akan
memberikan kesempatan padamu. Besok adalah hari pernikahan kita. Jika kau
menolaknya, maka kau jangan datang besok pagi! Aku akan menanggung semua
resikonya. Aku tidak ingin memaksamu. Pernikahan ini adalah keinginan orang tua
kita. Bahkan kita telah mempunyai pasangan masing-masing. Jika kau menerimanya,
maka kontrak itu berlaku! Asal kau tahu. Aku tidak dapat menahan hasratku
ketika dekat dengan yeoja. Aku tidak ingin menyakitimu dengan hasratku itu
karena kau adalah teman kecilku. Aku terlanjur menyayangimu, Haeryung-ya.
Pertimbangkanlah semua ini dengan baik-baik! Meskipun kau menolaknya, kau
tetaplah teman kecilku. Hubungan kita tidak berubah. Jika kau menerimanya, maka
maafkanlah nappeun namja sepertiku ini. Karena entah bagaimana dan kapan, aku
pasti melakukan hubungan intim denganmu.” Ujar Myungsoo.
Setelah
mengatakan hal itu, dia pergi meninggalkanku tanpa melihatku yang sedang
berusaha menahan air mataku. Sejujurnya aku pun tak mengerti dengan perasaanku
sebenarnya. Seharusnya aku merasa senang karena dia memberikan kesempatan padaku
untuk menolak pernikahan ini. Bahkan dia bersedia menanggung segala resiko yang
terjadi. Entah mengapa hatiku terasa sakit ketika mendengarkan semua
perkataannya itu. Aku pulang ke rumah menggunakan taksi. Setibanya di rumah,
aku masuk ke ruangan kerja ayahku. Ku lihat ayahku sedang memeriksa beberapa
dokumen perusahaannya.
“
Appa, bisakah aku menolak perjodohan ini?” Tanyaku lalu ku lihat ayahku menghentikan
pekerjaannya dan menatap tajam padaku.
“
Bussunsuriya? Mengapa kau ingin menolak perjodohan ini? Bukankah Myungsoo
adalah teman kecilmu? Apakah kalian sedang bertengkar? Ku dengar bahwa kau
menginap di rumahnya kemarin.” Tanya ayahku.
“
Aniyo. Kami tidak bertengkar. Aku ingin menolak perjodohan ini karena kami
tidak saling mencintai. Aku ingin menikah dengan namja yang benar-benar
mencintaiku, appa.” Ujarku, namun yang ku dapatkan adalah sebuah tamparan yang
cukup keras dari ayahku. Detik itu juga, ibuku menghampiriku lalu memelukku.
Aku menangis di balik pelukan ibuku.
“
Geumane, yeobo. Kau terlalu keras pada uri Haeryung.” Cegah ibuku.
“
KAU HARUS MENIKAH DENGANNYA. AKU TELAH MERENCANAKAN SEMUA INI DEMI KESELAMATAN
PERUSAHAN KITA. ASAL KAU TAHU. PERUSAHAAN KITA SAAT INI DIAMBANG KEBANGKRUTAN.
PERNIKAHANMU ADALAH SATU-SATUNYA JALAN UNTUK MENYELAMATKAN PERUSAHAAN KITA.
CINTA TIDAK BISA MEMBUATMU KENYANG. HANYA UANGLAH YANG BISA MENGABULKAN SEMUA
KEINGINANMU.” Marah ayahku lalu pergi meninggalkanku bersama ibuku.
“
Dengarkan omma, nde! Turutilah perintah abeoji. Semua ini demi keselamatan
perusahaan kita. Kau bisa menceraikannya disaat perusahaan kita telah membaik.
Setelah itu, kau bisa menikah dengan namja yang benar-benar kau cintai.” Saran
ibuku.
Aku
melepaskan pelukan ibuku lalu berlari menuju kamarku. Aku menangis dengan
tersedu-sedu sambil memikirkan apa yang harus ku lakukan selanjutnya. Aku ingin
menolak perjodohan ini karena Myungsoo secara terangan-terangan memintaku
sebagai pemuas nafsunya. Disisi lain, aku tidak bisa membiarkan perusahaan
keluargaku bangkrut begitu saja. Perusahaan ini telah ayahku rintis dari kecil.
Aku tidak ingin hidup sengsara. Apa yang harus ku lakukan?
Author POV
Keluarga
Kim telah menunggu keluarga Na di gereja termasuk Myungsoo. Myungsoo tiada
hentinya melihat jam tangannya bahkan sesekali melihat kearah pintu gereja
dengan gelisah. Nyonya Kim menenangkan Myungsoo dengan mengelus pelan punggung
Myungsoo. Tiba-tiba terdengar bunyi lonceng. Hal itu sontak membuat orang yang
berada di dalam gereja melihat ke arah pintu termasuk Myungsoo. Haeryung
berjalan masuk ke gereja sambil tersenyum manis untuk menyapa setiap anggota
keluarga yang ada di gereja. Myungsoo bergegas mengambil tangan Haeryung sambil
tersenyum padanya.
Proses
pernikahan pun berlangsung dengan lancar. Kini mempelai pria dipersilahkan
untuk mencium pengantin wanita sebagai tanda berakhirnya proses pernikahan.
Myungsoo membuka kain tipis yang menutupi wajah Haeryung. Myungsoo membelalakan
matanya ketika melihat wajah Haeryung yang penuh memar. Haeryung pun menyadari
arah tatapan Myungsoo lalu berusaha untuk menutupi memar itu dengan tangannya.
Namun, Myungsoo menahan tangan Haeryung. Detik itu juga, Myungsoo mencium wajah
memar Haeryung dengan lembut. Myungsoo melepas ciumannya lalu mereka
mendapatkan tepuk tangan yang meriah.
Kini
Myungsoo dan Haeryung berada di kamar Myungsoo. Myungsoo mengambil peralatan
P3K lalu mengobati luka memar pada wajah Haeryung. Saat Myungsoo mengobati luka
memar itu, Haeryung tiada hentinya memperhatikan wajah Myungsoo. Myungsoo yang
merasa ditatap pun kembali menatap Haeryung sambil tersenyum lalu mencium
singkat bibir Haeryung.
“
Mengapa wajahmu bisa memar seperti ini? Apakah abeonim menamparmu?” Tanya
Myungsoo sambil melepas tuxedo yang melekat pada tubuhnya.
“
Bagaimana kau mengetahuinya?” Tanya Haeryung tak mengerti.
“
Aku telah mengetahui kondisi perusahaanmu dari appa. Appa bersedia membantu
perusahaanmu dengan satu syarat. Kau harus menjadi menantunya karena appa
sangat menyukaimu, Haeryung-ya. Sebaiknya kau istirahat sekarang! Seharusnya
kau bersyukur karena wajahmu memar seperti itu hingga membuatku tidak ingin
menyentuhmu. Seharusnya malam ini adalah malam pertama yang indah bagiku.
Geunde, kau menghancurkannya dalam sekejap dengan menunjukan wajah memarmu
itu.” Gerutu Myungsoo sambil berbaring di ranjang.
“
Gomawo.” Bisik Haeryung pada telinga Myungsoo lalu masuk ke kamar mandi.
Haeryung
selesai mandi lalu keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk karena dia
lupa membawa pakaian ganti. Saat membuka lemari, Haeryung membelalakan matanya
tak percaya karena di dalam lemari hanya ada lingerie. Haeryung baru menyadari bahwa kopernya masih berada di
bagasi mobil. Haeryung menghampiri lalu membangunkan Myungsoo.
“
Myungsoo-ya, bisakah kau mengambilkan koper di bagasi mobilmu?” Tanya Haeryung
sambil membangunkan Myungsoo. Myungsoo membuka matanya dengan malas. Namun
beberapa detik kemudian, dia membelalakan matanya ketika melihat Haeryung hanya
menggunakan handuk saja.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar