Jumat, 16 Oktober 2015

[SERIES] Love Light Part 1

[SERIES] Love Light Part 1
Title                 : Love Light Part 1
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Romance, School Life and Married Life
Main Cast        : Kim Myungsoo and Na Hae Ryeong aka Haeryung
Other Cast       : Lee Jonghyun, Jung Yonghwa, Kang Minhyuk, Nam Woohyun, Lee Sungyeol, Park Jiyeon, Kim Ji Won, Krystal Jung


At Morning 8.00 a.m in Seoul Business School

Sebuah mobil melaju dengan cepatnya menuju Seoul Business School. Satu per satu mobil berhenti tepat di depan gedung sekolah. Terlihat sebuah kaki jenjang yang sangat cantik keluar dari salah satu mobil itu. Semua mata namja tertuju padanya. Pemilik kaki jenjang itu keluar sambil memperlihatkan senyuman yang menggoda. Tanpa sengaja angin menerpa wajahnya hingga rambutnya beterbangan memperlihatkan lehernya dan wajahnya yang mempesona. Yeoja itu bernama Na Hae Ryeong. Namun, namja sering memanggilnya dengan nama Haeryung. Haeryung berjalan sambil tersenyum untuk menyapa setiap namja yang menatapnya dengan kagum.


Sementara di parkiran Seoul Business School, terlihat sosok namja sedang memarkirkan motornya. Tanpa namja itu sadari, semua mata yeoja tertuju padanya dengan tatapan kagumnya. Namja itu melepaskan helm yang melekat pada kepalanya. Setelah wajahnya terlihat, namja itu tersenyum sambil merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Yeoja yang melihatnya berteriak histeris. Namja itu mendengar teriakan histeris para yeoja itu. Detik itu juga, sang namja melambaikan tangannya ke arah yeoja hingga mereka berteriak lebih histeris lagi. Namja itu bernama Kim Myungsoo. Myungsoo berjalan dengan dingin untuk menambah karismanya.

Saat sedang berjalan menuju kelas, tanpa sengaja Myungsoo dan Haeryung berpapasan. Myungsoo mengernyitkan keningnya karena Haeryung melewatinya tanpa tatapan kagum sedikit pun padanya. Begitupula dengan Haeryung terlihat kesal karena Myungsoo tidak menatapnya dengan tatapan kagum. Mereka pun mengabaikannya dan tetap menunjukan daya tarik mereka pada namja atau yeoja yang menatapnya.

Tanpa terasa waktu belajar telah berlalu, Myungsoo dan Haeryung berjalan menuju taman di belakang sekolah mereka dari arah yang berbeda. Terlihat seorang namja sedang menunggu Haeryung sambil memakai headset. Haeryung menghampiri namja itu sambil tersenyum lalu duduk disampingnya. Namja itu bernama Lee Jonghyun. Begitupula dengan Myungsoo. Myungsoo menghampiri yeoja yang sedang menunggunya di bawah pohon. Yeoja itu bernama Park Jiyeon.

Saat sedang bercanda dengan Jonghyun, tiba-tiba tanpa sengaja mata Haeryung tertuju pada Myungsoo. Haeryung melihat Myungsoo sedang berciuman dengan yeoja. Mata Haeryung pun menjadi sangat panas. Tanpa Haeryung sadari, Jonghyun menyadari arah tatapan matanya. Detik itu juga, Jonghyun memegang wajah Haeryung dengan kedua tangannya lalu mengarahkannya pada wajahnya. Myungsoo membuka matanya disela ciumannya. Myungsoo melihat kearah Haeryung. Myungsoo sedikit terkejut ketika melihat namja itu memegang wajah Haeryung dengan kedua tangannya bahkan mereka terlihat sedang berciuman. Myungsoo memejamkan matanya kembali sambil memperdalam ciumannya.
“ Apakah kau menginginkannya?” Tanya Jonghyun sedangkan Haeryung menggelengkan kepalanya.
“ Sebaiknya diskusi ini kita akhiri saja, oppa. Aku sudah tidak berselera lagi membahasnya.” Ujar  Haeryung sambil tersenyum dan menutup bukunya.
“ Sebaiknya kita pergi dari sini. Kajja!” Ajak Jonghyun.
“ Aniyo. Aku akan tetap berada disini. Sebaiknya oppa pergi dari sini. Aku ingin sendirian.” Tolak Haeryung.

Sebenarnya Jonghyun tidak ingin pergi meninggalkan Haeryung sendirian. Namun, Jonghyun mengetahui sifat Haeryung bahwa keinginan Haeryung adalah mutlak baginya. Jonghyun dengan terpaksa meninggalkan Haeryung. Namun, Jonghyun memasangkan headset terlebih dahulu pada Haeryung sebelum ia benar-benar pergi. Jonghyun pun mengecup kening Haeryung lalu meninggalkannya.

Setelah puas berciuman, Myungsoo membelai wajah Jiyeon lalu menyuruhnya pergi karena ia masih mempunyai urusan lain. Jiyeon pun menuruti perkataan Myungsoo. Jiyeon mengecup bibir Myungsoo lalu pergi meninggalkan Myungsoo. Myungsoo menghampiri lalu duduk disamping Haeryung. Tangannya melepaskan headset yang terpasang pada telinga Haeryung.
“ Apa yang sedang kau lakukan disini?” Tanya Myungsoo.
“ Aku ingin melihatmu sedang berciuman dengan yeoja itu.” Ujar Haeryung dengan kesal sambil memakai headsetnya kembali, namun Myungsoo menahan tangannya.
“ Apakah kau sedang cemburu?” Tanya Myungsoo sambil menatap mata Haeryung.
“ Aniyo. Aku ingin melihat permainanmu. Bagaimana mungkin aku cemburu padamu? Kau adalah teman kecilku. Sebaiknya aku pergi dari sini. Aku tidak ingin ada yang melihat kita sedekat ini.” Ujar Haeryung sambil beranjak pergi, namun Myungsoo lagi-lagi menahan tangannya.
“ Apa salahnya jika orang lain melihat kita sedekat ini? Apakah kau takut reputasimu sebagai yeoja populer hancur karena bersamaku? Apakah kau lupa bahwa aku adalah namja populer di sekolah ini juga? Bukankah lebih bagus jika namja dan yeoja populer di sekolah ini berpacaran? Mengapa kau menghindariku jika pada kenyataannya kita adalah teman semasa kecil?” Tanya Myungsoo bertubi-tubi.
“ Apakah kau menyukaiku? Aniyo. Apakah kau mencintaiku? Apakah kau mengharapkan aku bersamamu sebagai namja dan yeoja populer di sekolah ini?” Tanya Haeryung, sedangkan Myungsoo terdiam lalu Haeryung melanjutkan perkataannya lagi. “ Wae? Mengapa kau hanya diam saja? Kau tidak bisa menjawabnya, bukan? Aku bukanlah yeoja yang bisa kau permainkan, Kim Myungsoo. Lepaskan tanganku! Aku harus pulang sekarang.” Ujar Haeryung lalu Myungsoo melepaskan tangannya.

Myungsoo POV

Aku masih menatap kepergiannya yang semakin jauh dari pandanganku. Aku terduduk kembali di bangku taman belakang sekolah sambil memegang kepalaku. Tiba-tiba ada seorang yeoja yang memberikan botol air mineral padaku. Yeoja itu duduk disampingku dan memberitahu namanya padaku. Nama wanita itu adalah Kim Ji Won. Aku mengambil botol air mineral itu lalu meminumnya.
“ Apakah kau tertarik padaku?” Tanyaku sambil menatapnya sedangkan dia tersenyum padaku.
Aku tidak menyangka bahwa menaklukan seorang yeoja semudah ini.  Aku mulai memegang dagunya. Aku mendekatkan wajahku padanya. Ku lihat dia memejamkan matanya. Aku mengeluarkan smirkku sebelum menciumnya. Akhirnya bibirku menempel pada bibirnya. Aku mulai melumat bibirnya dengan ganas. Tanganku membuka kancing kemeja seragamnya. Tanganku mulai meremas payudaranya, namun dia melepaskan ciuman kami dan memegang tanganku.
“ Wae?” Tanyaku tak mengerti.
“ Sebaiknya kita tidak melakukannya disini.” Ujarnya sambil tersenyum.

Aku pun mengerti maksud perkataannya. Aku menarik tangannya hingga kami berada di ruang UKS. Tubuhku menghimpitnya ke dinding lalu mencium bibirnya bahkan melumatnya dengan ganas. Dia melepaskan ciuman kami karena kehabisan nafas. Aku pun beralih menciumi leher jenjangnya. Dia mulai mendesah dengan sexy hingga membuatku ingin menyentuhnya lebih dari itu. Aku melumat bibirnya kembali sambil membawanya menuju ranjang. Aku membaringkannya di ranjang lalu membuka kancing kemeja seragamnya lagi tanpa melepaskan ciuman kami. Tanganku menyentuh paha hingga perutnya dan berakhir pada payudaranya. Tanganku meremas payudaranya dengan kasar hingga dia melepaskan ciuman kami lalu mendesah.

Saat aku sedang asik meremas payudaranya, tiba-tiba sebuah tirai disamping ranjang terbuka dengan perlahan-lahan. Ku lihat Haeryung sedang berbaring di ranjang lainnya sambil mengeluarkan smirknya. Aku melepaskan tanganku dari payudara Ji Won dan beranjak dari tubuhnya dengan refleks. Ji Won tak kalah terkejutnya denganku. Ji Won bergegas berdiri sambil merapikan seragamnya kembali. Aku pun menyuruh Ji Won untuk pergi dari UKS. Setelah Ji Won pergi, ku lihat Haeryung tertawa dengan kerasnya.
“ Neo? Mengapa kau bisa berada disini? Bukankah kau tadi mengatakan akan pulang?” Tanyaku tak terima.
“ Apakah kau melihat ekspresi yeoja tadi? Ekspresinya sungguh lucu. Yak, Kim Myungsoo. Jika kau ingin bercinta, maka lakukanlah di hotel! Ini adalah ruang UKS untuk pasien bukan untuk bercinta. Geunde, wajah yeoja itu berbeda dengan yeoja yang ku lihat sebelumnya. Kau benar-benar seorang playboy.” Ujar Haeryung sambil menahan tawanya.
“ Kau benar-benar mengganggu kesenanganku. Aku akan menghukummu.” Ujarku sambil menindih tubuhnya.

Ku lihat dia sedikit terkejut. Namun beberapa detik kemudian, dia mengubah tatapan matanya dengan tatapan menantang. Aku pun mengeluarkan smirkku. Aku mulai mendekatkan wajahku perlahan-lahan. Namun, dia sama sekali tidak memberontak hingga aku bisa merasakan deru nafasnya menerpa wajahku. Aku membelai wajahnya dengan lembut. Dia terlihat menikmati sentuhan dariku. Saat melihat bibirnya, aku pun tergiur untuk menciumnya. Ku dekatkan bibirku pada bibirnya. Dia adalah yeoja aneh yang pernah ku temui. Padahal jarak bibir kami tinggal beberapa centimeters, namun dia tidak memejamkan matanya. Saat bibir atasku telah menyentuh bibirnya, tiba-tiba ponsel kami berdering. Aku mengambil ponselku dari saku celanaku tanpa mengubah posisi kami. Ku lihat dia mengambil ponselnya juga. Kami menjawab panggilan telepon itu bersama-sama sambil menatap satu sama lain.
“ Aku harus pulang sekarang.” Ujar kami bersamaan.

Aku mengecup bibirnya lalu tersenyum padanya. Dia tidak terlihat terkejut sama sekali. Dia benar-benar yeoja aneh. Aku pun beranjak dari tubuhnya. Ku lihat dia merapikan seragamnya. Aku menawarinya pulang bersama. Namun, dia menolaknya. Aku keluar dari ruang UKS lalu bergegas menuju parkiran. Saat melihat kaca spion motorku, ku lihat Haeryung masuk ke mobilnya dengan tergesa-gesa. Aku pun mengabaikannya lalu melajukan motorku dengan kecepatan penuh.

Author POV

Myungsoo dan orang tuanya telah berada di sebuah ruangan restoran. Myungsoo menanyakan tujuan orang tuanya mengajaknya ke restoran dengan pakaian formal. Namun, orang tuanya hanya tersenyum dan menyuruhnya untuk menunggu. Tiba-tiba terdengar suara ketukan di balik pintu. Myungsoo melihat pelayan itu membukakan pintu. Myungsoo membelalakan matanya ketika melihat Haeryung datang bersama orang tuanya. Orang tua Myungsoo menyuruh Haeryung bersama orang tuanya untuk duduk. Myungsoo dan Haeryung saling menatap dengan tatapan bingung. Tiba-tiba mereka bagaikan tersambar petir ketika mendengar rencana pernikahan mereka.
“ Bussunsuriya, omma?” Tanya Haeryung tak mengerti.
“ Bukankah kau sudah mendengarnya bahwa kalian akan menikah?” Tanya Nyonya Na kembali.
“ Geunde kami masih SMA, omma. Kami tidak mungkin menikah di usia semuda ini.” Ujar Haeryung tak mengerti.
“ Haeryung-ya, kami memang telah bermaksud untuk menjodohkan kalian dari kecil. Kalian terlihat sangat serasi. Bagaimana tanggapanmu, Myungsoo-ya?” Tanya Nyonya Kim.
“ Apa yang dikatakan oleh Haeryung benar sekali, omma. Kami masih SMA bahkan belum lulus. Bagaimana kalau kami ketahuan telah menikah oleh pihak sekolah? Kami bisa dikeluarkan dari sekolah, omma.” Ujar Myungsoo.
“ Kami telah memikirkan hal itu sebelumnya. Kalian akan menikah secara diam-diam hanya keluarga kita yang mengetahuinya. Kalian akan meresmikan pernikahan ketika umur 21 tahun saat kalian memimpin perusahaan keluarga kita.” Ujar Tuan Na.
“ Bagaimana kalau kita bertunangan saja?” Usul Haeryung.
“ Aniyo. Aku mengetahui sifat anakku, Myungsoo. Dia adalah seorang playboy. Jika kalian hanya bertunangan, maka bisa saja kalian putus ditengah jalan. Menikah adalah jalan yang terbaik bagi kalian.” Tolak Tuan Kim.
“ Geunde…” Ujar Myungsoo dan Haeryung bersamaan.
“ Kalian tidak bisa menolaknya karena ini adalah kesepakatan keluarga Kim dan keluarga Na.” Tegas Tuan Kim.
“ Sebaiknya kita menikmati hidangan makan malam ini.” Ujar Nyonya Na sambil tersenyum.

Mereka mulai makan malam bersama. Myungsoo mengeluarkan smirknya sedangkan Haeryung terlihat kesal dengan rencana pernikahan mereka. Haeryung sesekali menatap kesal pada Myungsoo karena di bawah meja kaki Myungsoo mengelus kaki jenjangnya yang membuatnya kegelian. Akhirnya mereka selesai makan malam, orang tua Myungsoo dan Haeryung telah meninggalkan mereka terlebih dahulu. Kini hanya ada Myungsoo dan Haeryung di ruangan restoran itu.
“ Kita memang ditakdirkan untuk bersama. Aku tidak menyangka bahwa aku akan menikah dengan yeoja cengeng sepertimu. Aku tidak bisa membayangkan kau akan menjadi istriku 3 hari lagi. Apa yang terjadi dengan malam pertama kita?” Goda Myungsoo sambil menghampiri Haeryung.
“ Yak, namja yadong. Menjauhlah dariku! Jangan pernah memimpikannya karena hal itu tidak akan terjadi!” Ujar Haeryung sambil beranjak dari kursinya. Myungsoo berusaha mengejar Haeryung yang berjalan dengan cepatnya.
“ Oedigga?” Tanya Myungsoo sambil menarik tangan Haeryung.
“ Aku akan pulang.” Ujar Haeryung.
“ Aku akan mengantarmu. Ini sudah larut malam. Aku tidak akan membiarkanmu pulang sendirian.” Ujar Myungsoo sambil menarik tangan Haeryung.

Myungsoo mengantarkan Haeryung dengan menggunakan mobilnya. Akhirnya mereka tiba di rumah Haeryung. Haeryung bergegas keluar dari mobil tanpa mengucapkan satu kata pun. Sedangkan Myungsoo hanya tersenyum sambil memastikan Haeryung telah masuk ke rumahnya.

At Morning 3.00 p.m in Seoul Business School

Haeryung mengirim pesan pada Myungsoo agar menemuinya di perpustakaan. Myungsoo mencari-cari keberadaan Haeryung. Haeryung melambaikan tangannya lalu berakting membaca buku kembali. Myungsoo tersenyum sambil menghampiri Haeryung lalu duduk di depannya. Haeryung mengeluarkan selembar kertas lalu menyuruh Myungsoo untuk membacanya. Myungsoo mengambil kertas itu. Matanya membaca isi kertas sambil mengernyitkan keningnya.

KONTRAK PERNIKAHAN !

Saya yang bernama Na Hae Ryeong membuat beberapa persyaratan yang wajib dipatuhi oleh saudara Kim Myungsoo selama pernikahan diantaranya:
1.      Tidak ikut campur dalam kehidupan pribadi masing-masing.
2.      Merahasiakan pernikahan.
3.      Membiayai setiap kebutuhan Na Hae Ryeong.
4.      Menyewa pembantu rumah tangga untuk mengurusi apartemen.
5.      Tidak membawa wanita ke apartemen.

“ Apakah hanya ada lima syarat? Aku sangat menyetujui persyaratan pertama hingga keempat. Geunde, aku menentang persyaratan terakhir. Awalnya aku sangat senang ketika mengetahui kita akan menikah. Karena aku akan terbebaskan dari pengawasan orang tuaku. Aku bisa membawa yeoja yang ku inginkan, kapan pun dan tentunya bisa bersenang-senang dengan mereka. Ini sungguh tidak adil. Aku ingin membuat beberapa persyaratan juga.” Ujar Myungsoo sambil meletakan kertas itu di atas meja.
“ Kau harus menyetujuinya. Jika kau ingin bercinta dengan yeoja, maka lakukanlah di hotel bukan di apartemen! Geure, tulislah semua persyaratan yang kau inginkan pada kertas itu!” Titah Haeryung.

KONTRAK PERNIKAHAN !

Saya yang bernama Kim Myungsoo menyetujui persyaratan yang diajukan oleh saudari Na Hae Ryeong dengan satu syarat yaitu melakukan hubungan intim selama pernikahan masih berlaku.

Myungsoo memberikan kertas kontrak itu pada Haeryung sambil mengeluarkan smirknya. Haeryung membaca kertas itu sambil membelalakan matanya tak percaya. Myungsoo mengambil kertas kontrak itu lalu menempelkan stempel miliknya sebagai tanda menyetujui isi kontrak itu. Haeryung membelalakan matanya bukan main. Myungsoo merasa tak sabar hingga dia mengambil stempel milik Haeryung lalu menempelkannya pada kertas kontrak itu. Haeryung merasa kesal dan berniat untuk mengambil kertas kontrak itu. Namun, tiba-tiba Jonghyun menghampiri Haeryung. Haeryung duduk kembali lalu tersenyum pada Jonghyun. Jonghyun mengecup wajah Haeryung lalu duduk disampingnya. Myungsoo mengeluarkan smirknya sambil melihat mereka lalu mengambil kertas itu dan pergi meninggalkan mereka.

Haeryung POV

Aku menatap kepergian Myungsoo dengan kesal. Aku ingin merobek kertas kontrak itu karena isi kontrak itu tidak sah bagiku. Selain itu, Jonghyun berada disampingku. Aku tidak mungkin mengejar Myungsoo dihadapan Jonghyun. Aku menyandarkan kepalaku pada bahu Jonghyun agar Jonghyun tidak mengetahui arah tatapan mataku. Jonghyun adalah kekasihku. Kami telah berpacaran selama 3 bulan.
“ Chagi.” Panggilnya.
“ Waeyo?” Tanyaku tanpa melihatnya dan masih bersandar pada bahunya.
“ Aku melihatmu bicara dengan Myungsoo. Apa yang kalian bicarakan?” Tanyanya sedangkan aku sedikit terkejut mendengar pertanyaannya. Aku jadi teringatkan pada isi kontrak itu. Aku sebisa mungkin memasang wajah santaiku sambil menatap wajahnya.
“ Apakah kau cemburu padanya, chagi? Aku hanya tertarik pada buku yang sedang dibacanya. Aku berniat untuk meminjam buku itu. Ada apa kau mencariku? Apakah kau ingin mengajakku pergi kencan?” Elakku untuk mengalihkan pembicaraan. Aku pun mengecup bibirnya lalu tersenyum manis padanya.
“ Mengapa hanya sebentar? Aku akan mengajakmu ke clubbing. Apakah kau akan ikut? Yonghwa, Minhyuk dan Krystal menyuruhku untuk mengajakmu.” Tanyanya sambil merangkul pundakku.
“ Ini bukanlah tempat yang tepat untuk melakukannya. Araseo. Kajja!” Ajakku sambil menarik tangannya.

Kami pergi ke clubbing. Aku mengikuti Jonghyun hingga ku lihat Yonghwa, Minhyuk dan Krystal telah menunggu kami. Mereka menyambut kami dengan antusias. Krystal memberiku segelas wine. Aku meminumnya sekali teguk lalu mendapatkan tepuk tangan yang meriah dari mereka. Yonghwa, Minhyuk dan Krystal turun ke bawah untuk menari bersama. Sedangkan aku bersama Jonghyun masih duduk sambil menikmati musik DJ. Jonghyun memegang daguku lalu mencium bibirku. Dia mencium hingga melumat bibirku. Aku membalas setiap lumatan yang dia berikan padaku tanpa memejamkan mataku. Aku melepaskan ciuman kami karena kehabisan nafas. Dia beralih menciumi leher jenjangku. Aku membiarkannya sambil menikmati sensasi yang menjalar pada tubuhku ini. Tangannya menelusup pada gaun yang ku pakai lalu meremas payudaraku. Aku tidak sanggup untuk menahan suara desahanku hingga aku memegang wajahnya lalu mencium bibirnya untuk membungkam suara desahanku. Aku melihat Myungsoo berjalan kearahku. Tanpa melepaskan ciumanku, aku menatap Myungsoo dengan tajam sambil memegang kepala Jonghyun agar memperdalam ciuman kami.
“ Ehem…” Ujar Myungsoo sambil duduk di depanku dan mengeluarkan smirknya. Aku melepaskan ciumanku, sedangkan Jonghyun bergegas merapikan pakaianku yang sedikit berantakan. Setelah itu, Jonghyun memasang wajah santainya kembali lalu menatap Myungsoo. “ Jika kalian ingin bercinta, maka lakukanlah di hotel bukan disini! Disini terlalu terbuka.” Sindir Myungsoo. Aku menatap Myungsoo dengan kesal karena dia telah mengganggu kesenanganku. Bahkan membalas dendam padaku dengan meniru perkataanku ketika aku memergokinya sedang bercinta di ruang UKS tempo hari. Dia pun melanjutkan perkataannya. “ Ahjumma, menyuruhku untuk menjemputmu. Ahjumma sangat mengkhawatirkanmu.” Ujarnya.
“ Mengapa dia bisa mengenal orang tuamu? Siapakah dia?” Tanya Jonghyun padaku.
“ Dia adalah tetanggaku. Mianhae, chagi. Aku harus pulang sekarang.” Ujarku lalu mengecup bibirnya dan tersenyum manis.

Aku menarik tangan Myungsoo hingga keluar dari clubbing. Ku lihat dia mengeluarkan smirknya sambil memberikan helm padaku. Dia menyuruhku untuk naik ke motornya lalu melajukan motornya dengan kecepatan penuh. Dia menyuruhku untuk memeluknya agar tidak terjatuh. Namun, aku menolaknya dengan tegas. Dia semakin mempercepat lajunya. Dengan terpaksa aku memeluknya. Akhirnya kami tiba di sebuah butik pengantin.

Author POV

Myungsoo memberi hormat pada Nyonya Kim dan Nyonya Na. Begitupun dengan Haeryung. Nyonya Kim telah memilihkan gaun pengantin untuk Haeryung. Nyonya Na pun terlihat menyukainya lalu menyuruh Haeryung untuk mencobanya. Sementara menunggu Haeryung, Nyonya Kim menyuruh Myungsoo untuk mencoba tuxedo yang telah dipilihnya. Beberapa menit kemudian, Myungsoo keluar dari ruang ganti. Nyonya Kim memuji Myungsoo karena tuxedo itu cocok untuknya. Bahkan terlihat sangat tampan. Akhirnya tirai ruang ganti Haeryung terbuka. Haeryung membalikkan tubuhnya sambil tersenyum manis.
“ Neomu kyeoptta.” Puji Myungsoo sambil tersenyum.
“ Kau benar. Haeryung sangat cantik. Omma rasa kau tidak akan menyesal menikah dengannya.” Puji Nyonya Kim sedangkan Nyonya Na tersenyum mendengar pujian untuk anaknya.
“ Pendusta.” Pikir Haeryung sambil menatap Myungsoo yang mengeluarkan smirk ke arahnya.
“ Neomu pitaya.” Puji Haeryung pada Myungsoo sambil tersenyum.
“ Ku rasa Haeryung sangat menyukaimu.” Ujar Nyonya Na sambil tersenyum pada Myungsoo.
“ Pendusta.” Pikir Myungsoo sambil mengeluarkan smirknya.

Setelah memilih gaun pengantin, mereka pergi menuju toko perhiasan. Nyonya Kim dan Nyonya Na terlihat sedang memilih cincin untuk Myungsoo dan Haeryung. Begitupula dengan Myungsoo dan Haeryung. Myungsoo selalu mengikuti Haeryung saat melihat-lihat cincin hingga mata mereka tertuju pada satu cincin. Mereka menunjuk cincin itu bersamaan hingga membuat pelayan tersenyum penuh arti. Haeryung mencoba cincin itu dan tersenyum setelah memakai cincin itu. Nyonya Kim dan Nyonya Na melihat cincin itu dengan seksama lalu membelinya.

Akhirnya mereka pulang. Setibanya di kediaman Na, Haeryung hendak turun dari mobil. Namun, Nyonya Kim mencegahnya dan menyuruhnya untuk menginap di rumahnya. Nyonya Na pun menyetujuinya. Haeryung menurutinya dengan pasrah sambil menghela nafasnya. Sepanjang perjalanan, Nyonya Kim mengajak bicara Haeryung tentang perlengkapan pernikahan yang belum mereka rancang. Tanpa terasa, mereka tiba di depan kediaman Kim. Myungsoo telah menunggu kedatangan Nyonya Kim disamping motornya. Detik itu juga, Myungsoo membelalakan matanya ketika melihat Haeryung turun dari mobil.

Nyonya Kim menyuruh Myungsoo dan Haeryung mengikutinya. Kini mereka tiba di depan kamar Myungsoo. Nyonya Kim menyuruh Haeryung untuk tidur di kamar Myungsoo. Hal itu sontak membuat Myungsoo dan Haeryung membelalakan mata mereka. Nyonya Kim meninggalkan mereka. Haeryung dengan santainya masuk ke kamar Myungsoo tanpa menunggu perintah dari Myungsoo. Haeryung menelusuri tiap sudut kamar Myungsoo dengan matanya hingga matanya tertuju pada foto mereka berdua sewaktu kecil. Haeryung mengambil album foto itu lalu duduk di ranjang. Myungsoo pun tertarik untuk melihat foto mereka bersama-sama. Haeryung membelalakan matanya ketika melihat foto mereka sedang berciuman saat kecil.
“ Darimana kau mendapatkan foto ini? Mengapa aku tidak memilikinya? Neo? Beraninya kau mencuri ciuman pertamaku. Ku kira ciuman pertamaku bersama Jonghyun.” Tanya Haeryung tak terima.
“ Molla. Aku baru melihat album ini sekarang. Mwo? Apakah kau baru pertama kali berpacaran? Itu berarti bibirmu adalah milikku.” Goda Myungsoo.
“ Nde. Waeyo? Bila aku baru pertama kali berpacaran dengannya. Aku bukanlah pemain sepertimu. Mimpimu terlalu tinggi, Kim Myungsoo. Aku sangat lelah. Aku ingin tidur.” Ujar Haeryung sambil berbaring di ranjang lalu memejamkan matanya.
“ Aku tidak menyangka bahwa yeoja sepopulermu baru pertama kali berpacaran. Neo? Mengapa kau tidur disini? Apakah kau ingin tidur satu ranjang denganku?” Tanya Myungsoo tak mengerti.
“ Aku adalah yeoja pemilih. Tidak sembarangan namja bisa menjadi kekasihku. Ommonim yang menyuruhku tidur disini. Sebaiknya kau tidur di bawah saja. Mengalahlah pada yeoja!” Ujar Haeryung tanpa membuka matanya.
“ Shirreo! Aku ingin tidur disini. Jangan salahkan aku bila terjadi sesuatu padamu saat kau membuka matamu!” Ancam Myungsoo sambil ikut berbaring disamping Haeryung, namun Haeryung mengabaikannya dan memilih tetap tidur disana.

Tanpa terasa malam telah berganti menjadi pagi. Sinar mentari pun menerangi wajah kedua insan yang sedang tidur dengan pulasnya. Haeryung membuka matanya dan melihat Myungsoo masih memejamkan matanya disampingnya. Haeryung menelusuri wajah Myungsoo dengan kedua matanya dan tatapan kagum terpancar dari matanya. Haeryung tersadar dari tatapan kagumnya ketika merasakan remasan pada payudaranya. Haeryung membelalakan matanya dan berusaha membuka mata Myungsoo dengan kedua tangannya. Namun nihil, Myungsoo tidak membuka matanya malah semakin meremas payudara Haeryung dengan kasar.
“ Ireona! Aku tahu bahwa kau telah bangun. Lepaskan tanganmu dari payudaraku sekarang juga!” Tegas Haeryung.
“ Waeyo? Bukankah kau sangat menginginkannya? Bukankah kesenanganmu telah terganggu olehku kemarin. Aku ingin memberikan kesenangan lebih padamu sekarang. Anggaplah sebagai permintaan maafku!” Goda Myungsoo sambil membuka matanya.

Myungsoo menelusupkan tangannya pada kaos Haeryung lalu meremas payudara Haeryung dengan kasar bahkan memilinnya di balik kaos. Haeryung tak sanggup untuk menahan suara desahannya hingga dia memegang wajah Myungsoo lalu menciumnya. Bahkan melumatnya dengan ganas. Tangan Myungsoo menelusuri paha hingga menelusup pada celana Haeryung. Tangan Myungsoo memegang miss V Haeryung. Myungsoo melepaskan ciumannya ketika mengetahui bahwa Haeryung cepat sekali horny.
“ Kau basah, chagi!” Goda Myungsoo sambil memainkan miss V Haeryung. Haeryung mengabaikan perkataan Myungsoo. Haeryung lebih memilih untuk menikmati setiap sensasi yang sedang menjalar pada tubuhnya saat ini. Myungsoo menciumi leher, telinga, hingga bibir Haeryung dengan perlahan-lahan. Tiba-tiba terdengar suara Nyonya Kim di balik pintu kamar Myungsoo.
“ Haeryung-ya, Myungsoo-ya, ireona! Kalian akan terlambat pergi ke sekolah.” Teriak Nyonya Kim.
“ Apakah kau masih menginginkannya? Kita bisa melanjutkannya di sekolah. Geunde, mianhae. Aku harus menghentikannya sekarang. Padahal wajahmu terlihat sangat menginginkannya. Mandilah! Aku akan menunggumu di ruang makan.” Ujar Myungsoo lalu mengecup bibir Haeryung.

Setelah kepergian Myungsoo, Haeryung menghela nafasnya sambil memukul kepalanya sendiri atas kebodohannya. Haeryung bergegas mandi ketika melihat jam dinding telah menunjukan pukul 7.00 a.m. Keluarga Kim sedang menunggu Haeryung untuk sarapan termasuk Myungsoo. Myungsoo memainkan ponselnya sambil mendengarkan musik. Haeryung berjalan menuju ruang makan sambil meminta maaf atas keterlambatannya. Nyonya Kim menyuruh Haeryung duduk lalu mereka sarapan bersama. Tuan dan Nyonya Kim mengingatkan Myungsoo dan Haeryung hari pernikahan mereka. Haeryung menanggapinya dengan tersenyum.

Myungsoo POV

Kini aku berada di dalam mobil bersama Haeryung menuju sekolah kami. Kami saling terdiam selama perjalanan menuju sekolah. Sejak bibirku menyentuh bibirnya sewaktu di ruang UKS, entah mengapa bibirku menjadi candu. Bahkan haus akan bibirnya. Padahal sebelumnya bibirku tidak pernah merasa candu seperti ini setelah berciuman dengan yeoja lain. Saat melihat Jonghyun mencium wajahnya kemarin, hatiku menjadi panas. Bahkan tidak sanggup untuk melihatnya. Awalnya aku hanya ingin menggodanya dengan meremas payudaranya pagi tadi. Namun, entah mengapa hasrat dalam diriku muncul. Bahkan menginginkan lebih dari itu. Ada apa dengan diriku ini? Mengapa aku masih membayangkan kejadian pagi tadi? Mengapa dia tidak memberontak malah terlihat sexy di mataku? Apakah aku menyukainya? Aniyo. Apakah aku mencintainya? Itu adalah hal yang mustahil.

Akhirnya kami tiba di depan sekolah, dia memintaku untuk menurunkannya tepat di depan gedung. Aku menurutinya dengan senang hati sambil menyembunyikan wajahku agar tidak ada yang mengenaliku. Ku lihat banyak namja yang menatapnya dengan tatapan kagum. Ku akui bahwa dia adalah yeoja yang cantik, pintar, bahkan sempurna di mata namja. Dia bukanlah yeoja yang dapat ku taklukan dengan mudah. Kini kami terjebak dalam rencana pernikahan yang telah diatur oleh orang tua kami.

Aku melajukan mobilku kembali lalu memarkirkannya di parkiran sekolah. Ku lihat Woohyun dan Sungyeol menghampiriku. Aku masuk ke kelas bersama mereka. Tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat. Aku mengirim pesan pada Haeryung agar menemuiku di atap sekolah. Beberapa menit kemudian, Haeryung datang dengan nafas terengah-engah. Ku lihat dia melihat sekelilingnya dengan perasaan was-was.
“ Duduklah! Aku ingin bicara denganmu.” Ujarku lalu dia duduk disampingku.
“ Jika kau ingin melanjutkan kejadian pagi tadi, maka lupakanlah! Aku tak menginginkannya.” Tolaknya.
“ Bukankah aku mengatakan bahwa aku ingin bicara denganmu? Geunde, mengapa kau membahas kejadian pagi tadi? Apakah kau masih memikirkan kejadian itu sewaktu di kelas?” Godaku lalu ku lihat wajahnya sedikit memerah. Entah mengapa melihat wajahnya seperti itu terlihat sangat lucu. Bahkan aku sangat ingin mencubit wajahnya itu. Namun, ku urungkan niatku.
“ Aniyo. Aku tidak mempunyai waktu untuk memikirkan kejadian pagi tadi.” Elaknya sambil memalingkan wajahnya dariku.
“ Araseo. Apakah kau yakin dengan rencana pernikahan ini? Kau masih mempunyai waktu untuk menolaknya. Aku akan memberikan kesempatan padamu. Besok adalah hari pernikahan kita. Jika kau menolaknya, maka kau jangan datang besok pagi! Aku akan menanggung semua resikonya. Aku tidak ingin memaksamu. Pernikahan ini adalah keinginan orang tua kita. Bahkan kita telah mempunyai pasangan masing-masing. Jika kau menerimanya, maka kontrak itu berlaku! Asal kau tahu. Aku tidak dapat menahan hasratku ketika dekat dengan yeoja. Aku tidak ingin menyakitimu dengan hasratku itu karena kau adalah teman kecilku. Aku terlanjur menyayangimu, Haeryung-ya. Pertimbangkanlah semua ini dengan baik-baik! Meskipun kau menolaknya, kau tetaplah teman kecilku. Hubungan kita tidak berubah. Jika kau menerimanya, maka maafkanlah nappeun namja sepertiku ini. Karena entah bagaimana dan kapan, aku pasti melakukan hubungan intim denganmu.” Ujarku tanpa melihatnya lalu pergi meninggalkannya. Sejujurnya aku merasa bersalah telah mengatakan hal itu padanya. Namun, aku tidak mempunyai pilihan lain. Aku harus mengatakan semua itu demi kebaikannya karena dia adalah cinta pertamaku.

Haeryung POV

“ Araseo. Apakah kau yakin dengan rencana pernikahan ini? Kau masih mempunyai waktu untuk menolaknya. Aku akan memberikan kesempatan padamu. Besok adalah hari pernikahan kita. Jika kau menolaknya, maka kau jangan datang besok pagi! Aku akan menanggung semua resikonya. Aku tidak ingin memaksamu. Pernikahan ini adalah keinginan orang tua kita. Bahkan kita telah mempunyai pasangan masing-masing. Jika kau menerimanya, maka kontrak itu berlaku! Asal kau tahu. Aku tidak dapat menahan hasratku ketika dekat dengan yeoja. Aku tidak ingin menyakitimu dengan hasratku itu karena kau adalah teman kecilku. Aku terlanjur menyayangimu, Haeryung-ya. Pertimbangkanlah semua ini dengan baik-baik! Meskipun kau menolaknya, kau tetaplah teman kecilku. Hubungan kita tidak berubah. Jika kau menerimanya, maka maafkanlah nappeun namja sepertiku ini. Karena entah bagaimana dan kapan, aku pasti melakukan hubungan intim denganmu.” Ujar Myungsoo.

Setelah mengatakan hal itu, dia pergi meninggalkanku tanpa melihatku yang sedang berusaha menahan air mataku. Sejujurnya aku pun tak mengerti dengan perasaanku sebenarnya. Seharusnya aku merasa senang karena dia memberikan kesempatan padaku untuk menolak pernikahan ini. Bahkan dia bersedia menanggung segala resiko yang terjadi. Entah mengapa hatiku terasa sakit ketika mendengarkan semua perkataannya itu. Aku pulang ke rumah menggunakan taksi. Setibanya di rumah, aku masuk ke ruangan kerja ayahku. Ku lihat ayahku sedang memeriksa beberapa dokumen perusahaannya.
“ Appa, bisakah aku menolak perjodohan ini?” Tanyaku lalu ku lihat ayahku menghentikan pekerjaannya dan menatap tajam padaku.
“ Bussunsuriya? Mengapa kau ingin menolak perjodohan ini? Bukankah Myungsoo adalah teman kecilmu? Apakah kalian sedang bertengkar? Ku dengar bahwa kau menginap di rumahnya kemarin.” Tanya ayahku.
“ Aniyo. Kami tidak bertengkar. Aku ingin menolak perjodohan ini karena kami tidak saling mencintai. Aku ingin menikah dengan namja yang benar-benar mencintaiku, appa.” Ujarku, namun yang ku dapatkan adalah sebuah tamparan yang cukup keras dari ayahku. Detik itu juga, ibuku menghampiriku lalu memelukku. Aku menangis di balik pelukan ibuku.
“ Geumane, yeobo. Kau terlalu keras pada uri Haeryung.” Cegah ibuku.
“ KAU HARUS MENIKAH DENGANNYA. AKU TELAH MERENCANAKAN SEMUA INI DEMI KESELAMATAN PERUSAHAN KITA. ASAL KAU TAHU. PERUSAHAAN KITA SAAT INI DIAMBANG KEBANGKRUTAN. PERNIKAHANMU ADALAH SATU-SATUNYA JALAN UNTUK MENYELAMATKAN PERUSAHAAN KITA. CINTA TIDAK BISA MEMBUATMU KENYANG. HANYA UANGLAH YANG BISA MENGABULKAN SEMUA KEINGINANMU.” Marah ayahku lalu pergi meninggalkanku bersama ibuku.
“ Dengarkan omma, nde! Turutilah perintah abeoji. Semua ini demi keselamatan perusahaan kita. Kau bisa menceraikannya disaat perusahaan kita telah membaik. Setelah itu, kau bisa menikah dengan namja yang benar-benar kau cintai.” Saran ibuku.

Aku melepaskan pelukan ibuku lalu berlari menuju kamarku. Aku menangis dengan tersedu-sedu sambil memikirkan apa yang harus ku lakukan selanjutnya. Aku ingin menolak perjodohan ini karena Myungsoo secara terangan-terangan memintaku sebagai pemuas nafsunya. Disisi lain, aku tidak bisa membiarkan perusahaan keluargaku bangkrut begitu saja. Perusahaan ini telah ayahku rintis dari kecil. Aku tidak ingin hidup sengsara. Apa yang harus ku lakukan?

Author POV

Keluarga Kim telah menunggu keluarga Na di gereja termasuk Myungsoo. Myungsoo tiada hentinya melihat jam tangannya bahkan sesekali melihat kearah pintu gereja dengan gelisah. Nyonya Kim menenangkan Myungsoo dengan mengelus pelan punggung Myungsoo. Tiba-tiba terdengar bunyi lonceng. Hal itu sontak membuat orang yang berada di dalam gereja melihat ke arah pintu termasuk Myungsoo. Haeryung berjalan masuk ke gereja sambil tersenyum manis untuk menyapa setiap anggota keluarga yang ada di gereja. Myungsoo bergegas mengambil tangan Haeryung sambil tersenyum padanya.

Proses pernikahan pun berlangsung dengan lancar. Kini mempelai pria dipersilahkan untuk mencium pengantin wanita sebagai tanda berakhirnya proses pernikahan. Myungsoo membuka kain tipis yang menutupi wajah Haeryung. Myungsoo membelalakan matanya ketika melihat wajah Haeryung yang penuh memar. Haeryung pun menyadari arah tatapan Myungsoo lalu berusaha untuk menutupi memar itu dengan tangannya. Namun, Myungsoo menahan tangan Haeryung. Detik itu juga, Myungsoo mencium wajah memar Haeryung dengan lembut. Myungsoo melepas ciumannya lalu mereka mendapatkan tepuk tangan yang meriah.

Kini Myungsoo dan Haeryung berada di kamar Myungsoo. Myungsoo mengambil peralatan P3K lalu mengobati luka memar pada wajah Haeryung. Saat Myungsoo mengobati luka memar itu, Haeryung tiada hentinya memperhatikan wajah Myungsoo. Myungsoo yang merasa ditatap pun kembali menatap Haeryung sambil tersenyum lalu mencium singkat bibir Haeryung.
“ Mengapa wajahmu bisa memar seperti ini? Apakah abeonim menamparmu?” Tanya Myungsoo sambil melepas tuxedo yang melekat pada tubuhnya.
“ Bagaimana kau mengetahuinya?” Tanya Haeryung tak mengerti.
“ Aku telah mengetahui kondisi perusahaanmu dari appa. Appa bersedia membantu perusahaanmu dengan satu syarat. Kau harus menjadi menantunya karena appa sangat menyukaimu, Haeryung-ya. Sebaiknya kau istirahat sekarang! Seharusnya kau bersyukur karena wajahmu memar seperti itu hingga membuatku tidak ingin menyentuhmu. Seharusnya malam ini adalah malam pertama yang indah bagiku. Geunde, kau menghancurkannya dalam sekejap dengan menunjukan wajah memarmu itu.” Gerutu Myungsoo sambil berbaring di ranjang.
“ Gomawo.” Bisik Haeryung pada telinga Myungsoo lalu masuk ke kamar mandi.

Haeryung selesai mandi lalu keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk karena dia lupa membawa pakaian ganti. Saat membuka lemari, Haeryung membelalakan matanya tak percaya karena di dalam lemari hanya ada lingerie. Haeryung baru menyadari bahwa kopernya masih berada di bagasi mobil. Haeryung menghampiri lalu membangunkan Myungsoo.
“ Myungsoo-ya, bisakah kau mengambilkan koper di bagasi mobilmu?” Tanya Haeryung sambil membangunkan Myungsoo. Myungsoo membuka matanya dengan malas. Namun beberapa detik kemudian, dia membelalakan matanya ketika melihat Haeryung hanya menggunakan handuk saja.



TBC



Tidak ada komentar: