Senin, 19 Oktober 2015

[SERIES] Love Light Part 2

[SERIES] Love Light Part 2
Title                 : Love Light Part 2
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Romance, School Life and Married Life
Main Cast        : Kim Myungsoo and Na Hae Ryeong aka Haeryung
Other Cast       : Lee Jonghyun, Jung Yonghwa, Kang Minhyuk, Nam Woohyun, Lee Sungyeol, Park Jiyeon, Kim Ji Won, Krystal Jung




Preview

Haeryung selesai mandi lalu keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk karena dia lupa membawa pakaian ganti. Saat membuka lemari, Haeryung membelalakan matanya tak percaya karena di dalam lemari hanya ada lingerie. Haeryung baru menyadari bahwa kopernya masih berada di bagasi mobil. Haeryung menghampiri lalu membangunkan Myungsoo.
“ Myungsoo-a, bisakah kau mengambilkan koper di bagasi mobilmu?” Tanya Haeryung sambil membangunkan Myungsoo. Myungsoo membuka matanya dengan malas. Namun beberapa detik kemudian, dia membelalakan matanya ketika melihat Haeryung hanya menggunakan handuk saja.


Next

“ Yak, apakah kau ingin menggodaku agar aku menyentuhmu malam ini? Mengapa kau hanya menggunakan handuk? Padahal aku telah berbaik hati menunda malam pertama kita. Geunde, kau malah mengundang hasratku.” Protes Myungsoo.
“ Mianhae. Geunde, aku lupa membawa koper di bagasi mobilmu. Bisakah kau mengambil koper itu? Tidak ada pakaian yang sesuai untukku di lemarimu. Hanya ada lingerie.” Tanya Haeryung.
“ Mengapa kau tidak memakai lingerie saja?” Goda Myungsoo namun Haeryung mendorong tubuh Myungsoo agar keluar dari kamar.

Myungsoo POV

Aku keluar dari kamarku untuk mengambil koper milik Haeryung dengan terpaksa. Saat ku kembali ke kamar, aku melihat Haeryung tertidur di ranjang masih menggunakan handuk. Aku pun membuka koper dan mencari pakaian tidur untuknya. Saat aku berdiri disampingnya, aku merasa ragu untuk memakaikan pakaian tidur padanya. Aku berniat untuk menyuruh ibuku. Saat akan membuka kenop pintu, aku mengurungkan niatku karena aku takut orang tuaku akan curiga dan merasa ganjal dengan pernikahanku ini.

Aku kembali menghampiri Haeryung. Aku membuka handuknya dengan hati-hati agar tidak membangunkannya. Namun, hal yang tak terduga terjadi padaku. Aku membelalakan mataku ketika melihat tubuhnya tidak memakai pakaian dalam. Aku dapat melihat miss V dan payudaranya dengan jelas. Detik itu juga, juniorku yang berada di balik celana menegang seketika. Aku menelan salivaku sendiri sambil memakaikan pakaian tidur padanya. Aku merasa heran padanya. Dia tidak bangun sama sekali. Padahal aku menggerakkan tubuhnya sambil memakaikan pakaian tidur itu. Setelah itu, aku berbaring disampingnya. Mungkin ini bukanlah pertama kalinya tidur dengan seorang yeoja. Namun, ini adalah pertama kalinya aku tidur bersama dengan yeoja yang telah menjadi istriku di usia mudaku.

Tanpa terasa waktu berlalu begitu cepat bagiku. Sinar mentari telah menyinari wajahku. Namun, aku merasa enggan untuk membuka mataku bahkan melepaskan tubuh yeoja yang ku peluk selama tidurku. Ku dengar suara alarm berbunyi dengan nyaringnya. Aku pun membuka mataku untuk mematikan suara alarm itu. Namun, ku lihat sebuah bola mata sedang menatapku dengan tajam.
“ Pagi, yeobo.” Sapaku pada Haeryung.
“ Pagi, yeobo.” Balasnya sambil tersenyum padaku. DEG… Aku merasakan jantungku berdetak dengan cepat ketika melihat senyumannya. Sungguh pagi yang sangat indah bagiku. Disaat aku membuka mataku yang pertama kali ku lihat adalah senyuman istriku.” Apakah kau yang memakaikan pakaian tidurku ini?” Tanyanya. Jika aku menjawab iya, mungkin dia akan berteriak histeris bahkan mendorongku hingga jatuh dari ranjang. Aku tak sanggup membayangkannya.
“ Ani. Omma yang memakaikannya.” Elakku.

Dia melepaskan pelukanku lalu beranjak dari ranjang menuju kamar mandi sambil bersiul. Aku hanya menggelengkan kepalaku sambil tersenyum. Aku keluar dari kamarku lalu pergi ke kamar tamu untuk mandi. Aku tidak ingin terlambat ke sekolah karena menunggunya selesai mandi. Entahlah apa yang dia lakukan di kamar mandi hingga aku kembali ke kamarku, dia masih berada di kamar mandi. Saat aku selesai memakai seragamku, ku lihat dia sedang menata rambutnya. Aku menghampirinya lalu melihatnya dari cermin.
“ Sebaiknya rambutmu digeraikan saja agar memar di wajahmu tidak terlihat! Kau akan kebingungan menjawab jika Jonghyun melihat luka memar ini dan menanyakan sebabnya padamu.” Ujarku sambil melepaskan ikat rambutnya.
“ Apakah luka memar ini terlihat jelas?” Tanyanya sambil berdiri dan menanyakan luka memar itu padaku. Aku sangat malas menjawab pertanyaan bodohnya. Aku pun mengecup wajah memar itu dengan lembut dan singkat. Setelah itu, aku mengedipkan sebelah mataku. Ku lihat dia menatap kesal dan hendak memukulku. Aku pun berlari untuk menghindarinya. Namun, dia mengejarku hingga ibuku memanggil kami untuk sarapan. Aku duduk di kursi lalu ku lihat dia duduk disampingku dan menginjak kaki kananku.
“ Appo.” Lirihku. Namun, dia menjulurkan lidahnya lalu makan.
“ Appa telah membelikan apartemen untuk kalian. Kalian bisa menempati apartemen itu mulai hari ini.” Ujar ayahku lalu ku lihat Haeryung membelalakan matanya tak percaya.
“ Wae? Mengapa reaksimu seperti itu?” Tanyaku pada Haeryung.
“ Mengapa kau tidak bilang padaku bahwa kita akan tinggal di apartemen?” Tanyanya yang ku yakini penuh dengan raut wajah kepura-puraan.
“ Aku ingin memberimu kejutan. Geunde, appa telah menggagalkan semua rencanaku.” Ujarku sambil cemberut.
“ Omma akan menyuruh pelayan untuk mengantarkan pakaian kalian nanti. Ini adalah alamat apartemen kalian. Setelah pulang sekolah, kalian harus bergegas kesana karena kalian harus mendesain ulang ruangannya sesuai dengan selera kalian.” Ujar ibuku sambil memberikan secarcik kertas yang berisikan alamat apartemen.

Aku dan Haeryung berpamitan pada orang tuaku lalu kami berangkat ke sekolah. Sepanjang perjalanan, Haeryung tiada hentinya melihat wajahnya yang memar. Tiba-tiba ponselku berdering. Aku melihat kearah ponselku. Ku lihat nama Jiyeon tertera pada layar ponselku. Saat akan menjawab panggilan telepon dari Jiyeon, ku lihat Haeryung menatap pada ponselku dengan tatapan yang sulit ku artikan. Akhirnya aku mengambil headset lalu menjawab panggilan telepon dari Jiyeon agar Haeryung tidak mendengar pembicaraan kami.
“ Mian, sepertinya kita tidak bisa pulang bersama. Jiyeon ingin bertemu denganku.” Ujarku sambil menyetir.
“ Araseo.” Ujarnya tanpa melihat kearahku.

Akhirnya kami tiba di sekolah. Setelah aku memarkirkan mobilku, dia bergegas keluar dari mobil sambil menutup pintu mobil dengan keras. Aku ingin mengejarnya dan menjelaskan semuanya. Namun, dia tidak bertanya apapun padaku. Aku pun mengurungkan niatku untuk mengejarnya karena kami berada di sekolah. Aku teringatkan pada isi kontrak itu untuk merahasiakan pernikahan kami. Saat aku keluar dari mobil, ku lihat Jonghyun menghampirinya sambil merangkulnya. Ku lihat mereka sangat mesra bahkan Jonghyun mencium wajahnya. Tiba-tiba Woohyun dan Sungyeol menghampiriku.
“ Wae? Mengapa kau melihat mereka seperti itu?” Tanya Woohyun.
“ Jangan bilang bahwa kau mengincar Haeryung sekarang!” Goda Sungyeol.
“ Andwe! Kau tidak boleh mengincarnya!” Larang Woohyun.
“ Wae? Mengapa aku tidak boleh mengincarnya?” Tanyaku sambil mengeluarkan smirkku.
“ Dia adalah yeoja idamanku. Kau tidak boleh mendekatinya. Jika kau mendekatinya, maka sainganku akan bertambah satu lagi. Aku harus menyingkirkan Jonghyun dari kehidupannya.” Ujar Woohyun sambil mengepal tangannya.
“ Sebaiknya kau menyerah saja.” Ujarku sambil berjalan meninggalkan mereka.
“ Waeyo? Mengapa aku harus menyerah? Aku berhak untuk mendekatinya selama dia belum menikah.” Tanya Woohyun sambil mengejarku.

“ Jawabannya sangat mudah karena dia adalah sudah menikah dan menjadi istriku.” Pikirku sambil mengabaikannya dan berjalan terus menuju kelasku.

Haeryung POV

Aku tidak bisa konsentrasi pada pelajaranku. Pikiranku hanya tertuju pada Myungsoo. Tanpa terasa bel pulang berbunyi. Saat aku membereskan peralatanku, Krystal menghampiriku dan menyuruhku agar menemaninya belanja. Akhirnya kami pergi ke mall. Setibanya disana, kami pergi ke toko aksesori, butik, hingga restoran.
“ Ku dengar Myungsoo menjemputmu saat kita di clubbing tempo hari. Apakah itu benar?” Tanya Krystal disela makannya.
“ Nde. Apakah Jonghyun yang mengatakannya padamu?” Tanyaku.
“ Apakah hubungan kalian sebatas tetangga saja? Aku melihatmu keluar dari mobilnya pagi tadi. Kalian terlihat seperti habis bertengkar. Apakah kau selingkuh dengannya?” Tanyanya. Aku benar-benar terkejut dengan pertanyaannya yang bertubi-tubi seolah-olah menyudutkanku. Aku tidak mungkin mengatakan padanya bahwa aku telah menikah dengan Myungsoo. Aku takut dia akan menceritakannya pada Jonghyun. Aku tidak ingin kehilangan Jonghyun.
“ Mengapa kau bertanya seperti itu? Apakah kau menyukai Myungsoo? Aku bisa menyampaikan salammu padanya. Lagipula hubunganku dengannya hanya sebatas tetangga.” Elakku lalu meminum kopiku.
“ Aniyo. Bagaimana mungkin aku menyukainya? Bukankah kau tahu bahwa aku adalah kekasih Min Hyuk. Aku bertanya padamu seperti ini karena Jonghyun bertanya padaku mengenai hubungan kalian. Dia sengaja tidak bertanya padamu karena dia takut kalian akan bertengkar. Dia sangat cemburu pada Myungsoo.” Jelas Krystal. Ternyata dugaanku selama ini adalah benar. Jonghyun lambat-laun pasti akan menaruh curiga padaku dan Myungsoo. Sebenarnya aku tidak ingin mempermainkan perasaan Jonghyun seperti ini. Tapi, aku tidak bisa menghindari pernikahan ini. Semua ini terjadi diluar dugaanku. Seandainya aku tidak mengenal bahkan berpacaran dengan Jonghyun, mungkin aku tidak akan menyakiti perasaannya seperti ini.
“ Aku akan menjelaskan semua ini padanya nanti.” Ujarku sambil tersenyum.
“ Haeryung-ya, bukankah itu Myungsoo dan Jiyeon?” Tanya Krystal sambil menunjuk kearah mereka. Aku pun sontak mengikuti arah tatapan Krystal. Ku lihat Jiyeon menggandeng lengan Myungsoo dengan mesranya dan Myungsoo mengelus kepala Jiyeon sesekali sambil tersenyum. Entah mengapa melihat mereka seperti itu, aku merasakan hatiku sakit seperti tertusuk oleh ribuan jarum. Tanpa sengaja mataku dengan Myungsoo saling bertatapan. Detik itu juga, aku memalingkan wajahku. Saat aku kembali melihat ke arah luar restoran, aku tidak melihat mereka lagi.
“ Myungsoo benar-benar nappeun namja. Dia mengencani banyak yeoja di sekolah. Aku tidak habis pikir dengan para yeoja itu. Mengapa mereka tetap berhubungan dengannya? Padahal dia selingkuh secara terang-terangan.” Gumam Krystal.
“ Jeongmal mianhae, Krystal-ya. Aku harus pulang sekarang. Aku telah mempunyai janji dengan orang tuaku.” Elakku sambil beranjak dari kursiku.
“ Apakah aku perlu mengantarmu? Bukankah kau tidak membawa mobil?” Tanya Krystal.
“ Aniyo. Sebaiknya aku naik taksi saja. Aku tidak ingin menyusahkanmu. Annyeong.” Pamitku.

Ku lihat Krystal masih berada di restoran sambil melihat ke arahku. Aku menaiki taksi yang ada di depanku. Aku memberikan alamat apartemen baruku pada supir. Aku melihat jam tanganku yang telah menunjukan pukul 8.00 p.m. Aku memandang kearah luar. Akhirnya aku tiba di depan gedung apartemen. Aku baru menyadari bahwa apartemen yang akan ku tinggali adalah milik perusahaan keluarga Myungsoo. Aku berjalan masuk ke gedung apartemen hingga aku berada di depan pintu kamar apartemen. Aku menatap aneh pada pintu kamar karena pintu kamar belum terdaftar password. Aku membuka pintu dan membelalakan mataku ketika melihat keadaan apartemen yang tertata dengan rapi.
“ Kau terlambat.” Gumam seseorang dari arah belakangku yang ku yakini adalah Myungsoo. Aku berjalan menuju dapur lalu mengambil air minum sedangkan dia bersandar pada dinding dapur sambil melipatkan kedua tangannya.
“ Dimana kamarku?” Tanyaku sambil meletakkan gelas.
“ Kamarmu ada disudut sana! Kamarmu adalah kamarku juga. Jadi, berhentilah menyebutkan bahwa itu adalah kamarmu.” Protesnya sambil mengeluarkan smirknya.
“ Mwo? Neo micheosseo? Apakah aku harus tidur bersamamu lagi bahkan setelah kita pindah ke apartemen?” Tanyaku tak percaya.
“ Apakah kau lupa dengan isi kontrak itu?” Tanyanya. Aku membelalakan mataku tak percaya ketika mengingat isi kontrak itu. Aku tidak siap bila harus berhubungan intim dengannya. Terlebih lagi aku tidak mencintainya. Apa yang harus ku lakukan? “ Kau tidak perlu membelalakan matamu seperti itu! Apakah kau tahu bahwa matamu itu sebentar lagi akan keluar? Aku tidak akan memintamu sekarang. Kau tidak perlu khawatir.” Lanjutnya sambil berjalan melaluiku menuju kamar. Sedangkan aku menghela nafasku sambil memegang dadaku lalu menyusulnya masuk ke kamar.
“ Bagaimana kencanmu dengan Jiyeon?” Tanyaku sambil membuka jas seragamku.
“ Wae? Mengapa kau menanyakan hal itu? Apakah kau sedang cemburu? Jika perlu, maka kita harus pergi kencan juga. Otte? Apakah kau ingin berkencan denganku?” Tanyanya sambil memelukku dari belakang.
“ Mwo? Cemburu? Aniyo. Geunyang, penasaran.” Elakku sambil berusaha melepaskan pelukannya. Namun semakin aku berusaha untuk melepaskannya, maka dia akan semakin mengeratkan pelukannya. “ Aku baru menyadari bahwa kau jauh lebih sexy dari kebanyakan yeoja yang ku kencani.” Lanjutnya sambil mengesampingkan rambutku yang terurai kearah kanan.

Dia menciumi leherku dari belakang. Aku ingin sekali menamparnya. Namun, respon dari tubuhku berbeda. Tubuhku sangat menginginkan sentuhan darinya bahkan deru nafasnya terasa pada leherku hingga membuatku merasakan sensasi yang menjalar pada tubuhku. Aku menjenjangkan leherku agar membuatnya lebih leluasa menciumi leherku. Tanpa sadar, tangan kanannya telah meremas payudaraku dibalik seragamku. Namun, tiba-tiba dia menghentikan aktivitasnya hingga membuatku mengernyitkan keningku. Dia memutar tubuhku hingga kami berhadapan bahkan saling menatap. Dia mencium keningku dengan lembut sambil memegang kedua bahuku.
“ Luangkan waktumu besok! Kita akan pergi kencan. Aku akan menunggumu di parkiran setelah pulang sekolah. Tidurlah!” Ujarnya sambil tersenyum sedangkan aku mengerjapkan mataku beberapa kali tak percaya.

Dia beranjak lalu berbaring di ranjang sambil memejamkan matanya. Aku bergegas mengambil pakaian tidurku di lemari lalu masuk ke kamar mandi. Aku berdiri sambil memandang diriku sendiri pada cermin. Aku membelalakan mataku tak percaya ketika melihat kissmark di leherku. Setelah selesai mengganti pakaianku, aku beranjak menuju ranjang. Aku melihat wajahnya dengan tatapan kagum. Aku hendak memegang bibirnya dengan tanganku. Namun, ku urungkan niatku itu. Aku pun memejamkan mataku.

Author POV

Myungsoo dan Haeryung sedang sarapan. Myungsoo telah menyewa pembantu rumah tangga sesuai dengan isi salah satu kontrak pernikahan sehingga Haeryung tidak perlu memasak bahkan membersihkan apartemen. Mereka saling terdiam selama sarapan. Bahkan pembantu rumah tangga itu merasa aneh dengan mereka. Mereka tidak seperti pasangan suami istri muda lainnya. Seharusnya mereka bersikap mesra bahkan romantis.
“ Kajja.” Ajak Myungsoo.
“ Sebaiknya kita berangkat masing-masing saja.” Tolak Haeryung.
“ Wae?” Tanya Myungsoo sambil mengernyitkan keningnya.
“ Jonghyun menaruh curiga padaku.” Ujar Haeryung sambil memakai sepatunya.
“ Araseo. Aku harap kau tidak lupa dengan kencan kita hari ini. Aku akan menunggumu hingga kau datang.” Ujar Myungsoo lalu keluar dari apartemen.

Akhirnya mereka berangkat secara terpisah. Myungsoo menggunakan motornya sedangkan Haeryung menggunakan taksi. Setibanya di sekolah, Haeryung disambut oleh Minhyuk dan Yonghwa. Begitupula dengan Myungsoo disambut oleh Woohyun dan Sungyeol. Saat mereka sedang berjalan di lorong, tanpa sengaja mereka saling berpapasan. Myungsoo dan Haeryung saling menatap hingga mereka menghentikan langkahnya karena Woohyun menyapa Haeryung.
“ Annyeong, Haeryung-ya.” Sapa Woohyun.
“ Ah, nde. Annyeong, Woohyun-ssi.” Sapa Haeryung sambil tersenyum.
“ Mengapa kau tidak bersama kekasihmu? Biasanya dia selalu ada disampingmu.” Celetuk Woohyun hingga membuat Haeryung sedikit terkejut. Sedangkan Myungsoo memperhatikan ekspresi wajah Haeryung.
“ Jonghyun belum datang. Mungkin dia sedikit terlambat.” Ujar Haeryung sambil tersenyum.
“ Ku dengar bahwa kau dan Haeryung bertetangga. Apakah benar itu, Myungsoo?” Tanya Yonghwa.
“ MWO? KAU DAN URI HAERYUNG BERTETANGGA! Apakah benar itu? Mengapa kau tidak pernah mengatakannya padaku?” Tanya Woohyun pada Myungsoo tak percaya.
“ MWO? URI HAERYUNG? Yang benar saja. Haeryung adalah yeojachingu Jonghyun. Berani sekali kau memanggilnya uri Haeryung.” Hardik Minhyuk.
“ Apakah kau lupa bahwa namja dan yeoja popular di sekolah ini adalah milik bersama? Jadi, aku mempunyai hak untuk memanggilnya seperti itu. Bukankah begitu, uri Haeryung?” Bela Woohyun.

Tiba-tiba terdengar sebuah pengumuman. Pengumuman memerintahkan seluruh siswa dan siswi Seoul Business School kelas 3 untuk berkumpul di aula. Haeryung bergegas menggandeng lengan Minhyuk dan Yonghwa untuk menghindari perdebatan antara mereka. Woohyun masih menanyakan hal yang sama pada Myungsoo. Namun, Myungsoo mengabaikannya lalu berjalan menuju aula. Sungyeol merangkul Woohyun lalu mengikuti Myungsoo sambil menggoda Woohyun yang sedang dilanda cemburu.

Mereka pun tiba di aula. Mereka berbaris sesuai dengan urutan kelas masing-masing. Meskipun Myungsoo dan Haeryung berbeda kelas, namun mereka berdiri bersampingan. Para wali kelas pun telah hadir. Mereka memberikan beberapa sambutan hingga mengumumkan acara camping. Seluruh siswa dan siswi bersorak gembira termasuk Myungsoo dan Haeryung. Mereka saling menepuk tangan dan tersenyum satu sama lain. Haeryung bergegas melepaskan tangannya begitu dia sadar akan tindakannya. Tanpa Haeryung duga, Myungsoo memegang tangannya kembali. Kini mereka saling menatap hingga Myungsoo mendekatkan wajah mereka lalu membisikkan sesuatu. Tanpa mereka sadari, Jonghyun melihat mereka dari belakang dengan tatapan marahnya bahkan dia mengepalkan tangannya lalu pergi meninggalkan aula.

Waktu berlalu begitu cepat. Kini seluruh siswa-siswi Seoul Business School berhamburan keluar dari kelas. Myungsoo menunggu Haeryung disamping motornya. Selama 30 menit Myungsoo menunggu, Haeryung tak kunjung datang. Myungsoo berniat untuk menelepon Haeryung. Namun, Myungsoo merasakan sebuah tangan menyentuh bahunya dari belakang. Myungsoo sedikit terkejut ketika melihat penampilan Haeryung dengan alat penyamarannya.
“ Neo? Mengapa penampilanmu seperti ini?” Tanya Myungsoo sambil membuka kacamata Haeryung.
“ Sudahlah. Kajja! Aku tidak ingin ketahuan lagi.” Ajak Haeryung sambil mengambil helm.
“ Neo? Kau benar-benar yeoja aneh. Aku lebih menyukai penampilanmu yang sexy. Geunde, lihatlah penampilanmu sekarang! Kau menggunakan kacamata dan rambut yang diikat seperti yeoja culun. Kau bukanlah tipeku. Aku tidak ingin pergi kencan dengan penampilanmu seperti ini.” Protes Myungsoo tak terima.
“ Aku akan menggantinya nanti setelah kita pergi dari sini. Kajja, palli!” Ajak Haeryung sambil mendorong pelan tubuh Myungsoo.

Mereka pun naik ke motor lalu pergi meninggalkan sekolah. Myungsoo berhenti tepat di depan sebuah butik. Myungsoo menarik Haeryung agar mengikutinya. Myungsoo memilih pakaian wanita sambil mencocokkan dengan tubuh Haeryung. Haeryung sempat protes karena dia membawa pakaian ganti. Namun, Myungsoo mengabaikannya lalu menyuruh Haeryung untuk mengenakan pakaian yang telah dipilihnya. Sementara menunggu Haeryung, Myungsoo memilih pakaian untuknya ketika dia menyadari bahwa dirinya masih mengenakan seragam.

Setelah mengganti pakaiannya, Myungsoo menunggu Haeryung tepat di depan ruang ganti. Beberapa menit kemudian, Haeryung keluar dari ruang ganti. Haeryung menanyakan penampilannya pada Myungsoo. Myungsoo membalasnya dengan mencium wajah Haeryung lalu tersenyum manis. Haeryung merasa malu karena beberapa pelayan butik membicarakan mereka bahwa mereka terlihat serasi bahkan romantis. Myungsoo memegang tangan Haeryung lalu mereka keluar dari butik. Sepanjang perjalanan, Haeryung selalu menanyakan arah tujuan mereka. Namun, Myungsoo mengabaikannya hingga mereka tiba di sebuah villa. Haeryung menatap takjub dengan pemandangan di sekitar villa itu.
“ Apakah kau ingin berdiam diri di luar?” Tanya Myungsoo sambil membuka pintu villa.
“ Mengapa kau mengajakku ke villa? Apakah kau ingin menagih isi kontrak itu? Apakah kau ingin melakukannya disini? Mengapa kita tidak melakukannya di apartemen saja? Kita tidak perlu jauh-jauh pergi kemari jika tujuanmu adalah mengajakku untuk berhubungan intim.” Tanya Haeryung sambil mengikuti Myungsoo. Namun, Myungsoo menghentikan langkahnya lalu menghimpit Haeryung ke dinding.
“ Bukankah aku sudah jelas mengatakannya kemarin bahwa kita akan pergi kencan sekarang. Mengapa kau membahas isi kontrak itu? Apakah kau sangat menginginkan sentuhan dariku?” Bisik Myungsoo sambil menjilati telinga hingga menciumi leher Haeryung. Detik itu juga, Myungsoo mengernyitkan keningnya ketika melihat plester terpasang pada leher Haeryung. “ Mengapa kau memakai plester?” Tanya Myungsoo sambil menyentuh plester itu.
“ Kissmark yang kau buat terlihat jelas. Aku menutupinya agar tidak ada yang melihatnya.” Elak Haeryung.
“ Kau benar-benar yeoja aneh. Apakah kau tidak lapar? Sebaiknya kita pergi belanja bahan makanan karena aku sudah lama tidak mengunjungi villa ini. Tak ada satu pun bahan makanan disini.” Ajak Myungsoo sambil menarik tangan Haeryung.

Mereka pergi ke supermarket terdekat. Myungsoo mendorong keranjang, sedangkan Haeryung berjalan di depan sambil memilih bahan makanan. Haeryung meletakan bahan makanan yang dipilihnya ke keranjang lalu meneruskan jalannya. Tanpa sepengetahuan Haeryung, Myungsoo meletakan kembali bahan makanan yang tak diperlukan olehnya. Saat mereka berada di kasir, Haeryung membelalakan matanya tak percaya ketika melihat isi keranjang.
“ Neo? Apakah kau meletakan kembali bahan makanan yang telah ku pilih?” Tanya Haeryung penuh curiga. Namun, Myungsoo mengecup wajah Haeryung lalu tersenyum manis padanya.
“ Berapa semuanya?” Tanya Myungsoo pada kasir.
“ Totalnya 180.000 won. Apakah kalian pasangan muda? Kalian sangat serasi.” Tanya kasir itu sedangkan Haeryung memalingkan wajahnya untuk menutupi wajahnya yang terlihat seperti tomat.
“ Nde, kamsahamnida.” Ujar Myungsoo sambil memberikan kartu kreditnya.

Setelah membayar, mereka kembali ke villa. Haeryung masih memasang wajah cemberut pada Myungsoo. Myungsoo menarik lalu memasangkan celemek pada tubuh Haeryung. Tak lupa Myungsoo mengecup bibir Haeryung. Myungsoo mulai mengeluarkan dan memotong bahan makanan. Haeryung menatap takjub pada keahlian Myungsoo. Mereka mulai memasak bersama. Myungsoo tiada hentinya menjaili Haeryung dengan mengoleskan banyak tepung terigu pada wajah Haeryung. Begitupula dengan Haeryung yang membalasnya. Canda tawa pun tercipta oleh mereka. Akhirnya mereka selesai memasak. Kini mereka duduk saling berhadapan untuk menikmati hasil masakan mereka.
“ Mashita.” Puji Haeryung.
“ Sepertinya aku mengetahui alasanmu memintaku menyewa pembantu rumah tangga karena kau tidak pintar memasak, bukan?” Tanya Myungsoo disela makannya.
“ Nde. Geunde, aku sedikit bisa memasak. Geunyang, ingin menikmati masa mudaku. Di usiaku semuda ini menjadi seorang istri bukanlah hal yang mudah.” Ujar Haeryung sedangkan Myungsoo terdiam.

Akhirnya mereka selesai makan. Mereka mencuci piring bersama. Setelah itu, Myungsoo masuk ke kamarnya untuk mengganti pakaian. Saat Myungsoo keluar dari kamar, dia melihat Haeryung duduk di balkon sambil menatap langit. Myungsoo mengambil selimut lalu menghampiri dan memakaikan selimut itu pada tubuh Haeryung. Mereka saling menatap langit.
“ Apakah kau sedang memikirkan Jonghyun?” Tanya Myungsoo tanpa melihat Haeryung. Sedangkan Haeryung sedikit terkejut mendengarnya. “ Ceritakan padaku! Aku akan mendengarkanmu.” Lanjut Myungsoo.
“ Jonghyun tidak menemuiku bahkan menghubungiku beberapa hari ini. Dia menaruh curiga pada hubungan kita. Dia tidak percaya jika hubungan kita hanya sebatas tetangga. Kecurigaannya dimulai saat kita berada di perpustakaan untuk membahas isi kontrak itu, dan saat kau menjemputku di clubbing. Aku mendengar semua itu dari Krystal.” Jelas Haeryung sambil menatap langit.
“ Sebaiknya kau hubungi dia! Aku tahu bahwa harga dirimu sangat tinggi. Jika kau masih menginginkannya, maka hubungi dia dan lupakan harga dirimu itu! Aku merasa bahwa dia sedang menunggumu saat ini. Apakah aku perlu menghindarimu di sekolah?” Tanya Myungsoo sambil melihat Haeryung.
“ Aku tidak menyangka bahwa seorang nappeun namja sepertimu mempunyai sikap bijak juga. Jika kau menghindariku, maka itu terasa lebih mencurigakan lagi! Sebaiknya kau bersikap biasa saja seperti Myungsoo yang menyebalkan!” Ujar Haeryung sambil tersenyum.
“ Apakah kau tidak kedinginan?” Tanya Myungsoo sambil mendekatkan dirinya dan mengeluarkan smirknya.
“ Yak, mengapa kau mendekatiku? Mengapa kau tersenyum seperti itu? Aish jinja, apakah kau akan bersikap yadong lagi? Shirreo. Aku tidak ingin.” Tolak Haeryung sambil beranjak dari kursinya.

Haeryung berlari mengelilingi ruang tamu, sedangkan Myungsoo terus mengejarnya. Mereka berlari sambil tertawa. Beberapa menit kemudian, mereka terlihat lelah lalu berbaring di ranjang. Mereka mengatur nafas masing-masing sambil tersenyum dan menatap. Tiba-tiba Myungsoo menindih tubuh Haeryung. Haeryung menyilangkan tangannya tepat pada wajah Myungsoo. Namun, Myungsoo memegang tangan Haeryung sambil mendekatkan wajahnya. Myungsoo memejamkan matanya lalu mencium bibir Haeryung. Haeryung melepaskan tangannya lalu merangkul leher Myungsoo. Myungsoo melumat bibir hingga memainkan lidah Haeryung. Haeryung tak kuasa untuk menahannya hingga dia membalas tiap lumatan yang diberikan oleh Myungsoo. Myungsoo beralih menciumi leher sambil memainkan payudara Haeryung. Haeryung terus mendesah nikmat bahkan sesekali dia menarik wajah Myungsoo agar mencium bibirnya lagi. Saat Myungsoo akan memegang miss V Haeryung, Haeryung menghentikan tangan Myungsoo.
“ Wae?” Tanya Myungsoo sambil membelai wajah Haeryung.
“ Mian, sepertinya kau tidak bisa melakukannya lebih jauh lagi karena hari ini adalah masa suburku.” Ujar Haeryung sambil tersenyum.
“ MWO? NEO MICHEOSSEO? Mengapa kau tidak mengatakannya dari tadi? Aish jinja, padahal tinggal sedikit lagi.” Protes Myungsoo lalu berbaring disamping Haeryung.
“ Seandainya kau bisa melihat wajahmu saat ini. Aku tidak bisa menahan tawaku. Betapa lucunya wajahmu. Jeongmal mianhae, rencanamu untuk menyentuhku kali ini gagal total.” Ujar Haeryung disela tertawanya.

Myungsoo menutup wajahnya dengan bantal. Haeryung menahan tawanya dengan tangannya. Haeryung mengambil bantal yang menutupi wajah Myungsoo. Mereka saling menatap beberapa menit. Haeryung mendekatkan wajahnya lalu mencium bibir Myungsoo. Saat Haeryung akan melepaskan ciumannya, Myungsoo memegang leher Haeryung lalu memperdalam ciuman mereka. Setelah merasa puas, Myungsoo melepaskan ciumannya lalu menyuruh Haeryung untuk bergegas tidur. Haeryung tersenyum lalu memejamkan matanya, sedangkan Myungsoo memeluk Haeryung sambil memejamkan matanya.

Myungsoo terbangun dari tidurnya lalu membangunkan Haeryung. Haeryung hanya bergeming saja tanpa membuka matanya. Myungsoo bergegas mengambil mantel mereka lalu mengenakannya pada tubuh Haeryung. Setelah memakai mantel, Haeryung berbaring dan melanjutkan tidurnya lagi. Myungsoo menjadi kesal bukan main. Myungsoo menggendong Haeryung hingga mereka keluar dari villa. Haeryung pun meronta agar Myungsoo menurunkannya. Myungsoo menarik tangan Haeryung agar mengikutinya. Haeryung mengernyitkan keningnya ketika mereka berhenti jalan dan berdiri tepat di tengah-tengah ilalang. Matahari pun mulai terbit dengan perlahan-lahan. Haeryung menatap takjub dengan pemandangan yang sedang dilihatnya. Sinar mentari yang terpancar menghiasi padang yang penuh ilalang. Burung-burung yang beterbangan diatasnya dan bersenandung merdu melengkapi pemandangan itu. Myungsoo pun memeluk Haeryung dari belakang dengan mesranya.
“ Otte? Apakah kau menyukainya?” Tanya Myungsoo.
“ Yoeputta. Apakah kau sering membawa yeoja kemari? Kau sangat romatis, Myungsoo-ya.” Tanya Haeryung.
“ Kau adalah yeoja pertama yang ku ajak kemari. Villa dan tempat ini adalah tempat persembunyianku. Tempat inilah satu-satunya tujuanku saat aku ingin melarikan diri dari kehidupan ini, saat aku merasa kesepian, dan saat aku merasa sedih.” Ujar Myungsoo.

Haeryung melepaskan pelukan Myungsoo. Haeryung berlarian menelusuri padang ilalang sambil tertawa dan tersenyum manis. Myungsoo mengeluarkan kameranya lalu memotret Haeryung. Haeryung mengambil kamera itu lalu memotret mereka. Mereka melakukan berbagai gaya mulai dari tertawa, tersenyum, hingga Myungsoo mencium wajah Haeryung. Setelah itu, mereka berjalan sambil bergandengan tangan menuju villa. Setibanya di villa, mereka bergegas membereskan semua barang karena mereka harus kembali ke Seoul untuk acara camping. Myungsoo melajukan motornya dengan kecepatan penuh. Haeryung memeluknya dengan sangat erat. Akhirnya mereka tiba di sekolah. Saat Haeryung turun dari motor, ada sebuah tangan yang memegang tangannya. Haeryung pun melihat kearah pemilik tangan itu dan sedikit terkejut ketika mengetahui pemilik tangan itu adalah Jonghyun. Detik itu juga, pembantu rumah tangga mereka datang sambil membawa perlengkapan camping.
“ Jeongmal mianhae, tuan. Saya terlambat.” Sesal pembantu itu.
“ Nan gwenchana ahjumma. Apakah semuanya sudah lengkap?” Tanya Myungsoo.
“ Nde. Perlengkapan tuan dan nyonya telah dipisahkan pada tas yang berbeda sesuai dengan perintah tuan.” Ujar pembantu itu sedangkan Haeryung, Myungsoo, dan Jonghyun sedikit terkejut mendengar jawaban itu.
“ MWO? Bussunsuriya? Apa maksud semua ini, Haeryung-ya? Apakah kalian tinggal bersama? Mengapa kalian bisa pergi bersama?” Tanya Jonghyun pada Haeryung. Sedangkan Haeryung terlihat sedikit gelagapan untuk menjawab pertanyaan Jonghyun.
“ Kamsahamnida, ahjumma. Ahjumma boleh pergi.” Titah Myungsoo lalu pembantu itu pergi meninggalkan mereka. “ Sebaiknya kau bawa tas milik Haeryung lalu masukan ke bagasi bus! Bus akan berangkat sebentar lagi. Satu hal lagi. Kami hanya bertetangga, araseo.” Ujar Myungsoo pada Jonghyun lalu berjalan melewati mereka.
“ Sudahlah! Sebaiknya kita masuk ke bus sekarang, nde. Kajja!” Ajak Haeryung sambil menggandeng tangan Jonghyun.

Myungsoo POV

Aku naik ke bus. Ku melihat ke sekelilingku berharap menemukan kursi kosong. Aku tersenyum ketika melihat kursi disamping Ji Won kosong. Woohyun dan Sungyeol tersenyum penuh arti padaku sambil menunjuk kearah kursi yang ada disamping Ji Won. Aku sangat beruntung karena bisa berhubungan dengan Ji Won dan Jiyeon. Jiyeon masih duduk di kelas 2 sehingga dia tidak mengikuti acara camping ini. Jika aku bersama Ji Won, maka aku tidak perlu khawatir akan ketahuan oleh Jiyeon.
“ Lama tidak berjumpa. Bolehkah aku duduk disini?” Tanyaku sambil melihat Ji Won.
“ Tentu. Duduklah!” Ujarnya sambil tersenyum.
“ Jeongmal mianhae. Terakhir kali kita berjumpa, aku memberikan kesan buruk padamu.” Sesalku sambil mengingat kejadian di UKS. Saat aku akan mencumbunya, namun gagal karena ada Haeryung disana.
“ Nan gwenchana. Justru aku merasa malu pada Haeryung karena bisa ketahuan seperti itu. Geunde, aku sangat menyukai momen itu walaupun hanya sebentar.” Ujarnya sambil tersenyum.
“ Jika kau masih menginginkannya, maka kita bisa melanjutkannya nanti!” Godaku sambil memegang tangannya. Ku lihat dia menganggukkan kepalanya lalu bersandar pada bahuku.

Tanpa sengaja, mataku melihat kearah luar. Aku melihat Haeryung duduk bersama Jonghyun di bus lainnya. Aku melihat mereka sangat mesra. Detik itu juga, aku merasakan hatiku sangat sakit. Saat aku melihat kearah luar lagi, ku lihat Haeryung mencoba menuliskan sebuah kata di kaca bus. Dia menuliskan kata Nappeun Namja sambil menjulurkan lidahnya kearahku. Tanpa sadar, aku tersenyum. Namun, senyumku hilang ketika dia bermesraan kembali dengan Jonghyun. Akhirnya bus melaju. Bus yang dinaiki Haeryung berada dibelakang bus yang ku naiki. Woohyun memberikan gitar padaku. Aku pun memainkan gitar lalu menyanyi bersama Woohyun dan Sungyeol selama perjalanan.

Akhirnya kami tiba di lokasi camping. Aku bergegas turun dari bus sambil membawakan tas milik Ji Won. Detik itu juga, aku melihat Jonghyun membawakan tas milik Haeryung. Kami diperintahkan oleh guru untuk mendirikan tenda. Aku sedikit terkejut ketika guru memberitahuku bahwa aku, Woohyun, dan Sungyeol harus berbagi tenda dengan Jonghyun, Yonghwa, dan Minhyuk. Aku dan Jonghyun sempat saling menatap tajam. Akhirnya kami selesai mendirikan tenda. Aku melihat Haeryung berbagi tenda dengan Ji Won. Aku pun menghampiri mereka. Ku lihat Haeryung tersenyum padaku. Namun, aku mengabaikannya.
“ Apakah kau perlu bantuanku, Ji Won-ya? Ku lihat kau sangat kesulitan untuk mendirikan tenda ini.” Tanyaku pada Ji Won.
“ Apakah tidak menyusahkanmu?” Tanyanya.
“ Ani. Berikan tali itu padaku!” Titahku.

Ji Won mengambil tali untuk mendirikan tenda padaku. Aku menyuruh Haeryung untuk memegang tenda dengan benar sementara aku sedang memasangnya. Tanpa sengaja, tanganku menyentuh tangannya hingga kami saling menatap. Tiba-tiba Jonghyun datang sambil menarik tangan Haeryung. Jonghyun menyuruh Haeryung untuk duduk dan diam saja. Akhirnya aku dan Jonghyun yang mendirikan tenda itu. Setelah selesai, aku berkumpul dengan Woohyun dan Sungyeol.
“ Aktingmu sungguh hebat. Apakah Ji Won adalah yeoja incaranmu sekarang?” Tanya Sungyeol.
“ Aku tidak mengincarnya. Geunde, dia mengincarku bahkan kami hampir bercinta. Geunde, ada seorang pengganggu.” Ujarku.
“ Nugu?” Tanya Woohyun.
“ Dia adalah yeoja idamanmu. Aku merasa bahwa kau akan sulit mendekati Haeryung karena Jonghyun telah menjadi pengawalnya sekarang. Lihatlah mereka sekarang! Aku berharap bahwa kau tidak akan menangis darah.” Goda Myungsoo sambil tertawa kecil.
“ Aish jinja. Geunde, bukankah kau tetangganya? Apakah kau mengetahui yang disukai oleh Haeryung?” Tanya Woohyun.
“ Warna favoritnya adalah warna pink. Dia sangat menyukai boneka teddy bear, bunga mawar merah, dan anjing. Makanan favoritnya adalah kimchi, sedangkan minuman favoritnya adalah susu putih.” Ujarku sambil mengingat saat makan di villa kemarin.
“ Aku merasa hubungan kalian sangat dekat dari mendengar jawabanmu.” Ujar Sungyeol.
“ MWO? DEKAT? Kau harus menceritakan semua yang kau tahu tentang Haeryung padaku.” Ujar Woohyun dengan antusias.

Tanpa terasa siang telah berganti menjadi malam. Kini seluruh peserta camping telah mengelilingi api unggun. Kami melakukan sebuah permainan. Permainan ini sungguh menarik bagiku. Permainan ini menyuruh peserta untuk menjawab setiap pertanyaan dari peserta lainnya. Kini bola kecil yang dijadikan sebagai target permainan sebagai penjawab berhenti tepat ditanganku. Aku memegang bola kecil itu sambil mengeluarkan smirknya. Namun, aku tidak menyangka bahwa botol kecil yang dijadikan sebagai target permainan sebagai penanya berhenti tepat di tangan Haeryung. Dia sedikit terkejut, namun ku lihat dia mengeluarkan smirknya. Aku merasa bahwa dia akan menanyakan hal konyol untukku.

TBC

Bacalah part sebelumnya dengan mengklik link dibawah ini!



Tidak ada komentar: