Senin, 19 Oktober 2015

[SERIES] Love Light Part 3

[SERIES] Love Light Part 3
Title                 : Love Light Part 3
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Romance, School Life and Married Life
Main Cast        : Kim Myungsoo and Na Hae Ryeong aka Haeryung
Other Cast       : Lee Jonghyun, Jung Yonghwa, Kang Minhyuk, Nam Woohyun, Lee Sungyeol, Park Jiyeon, Kim Ji Won, Krystal Jung



Preview

Myungsoo POV

Tanpa terasa siang telah berganti menjadi malam. Kini seluruh peserta camping telah mengelilingi api unggun. Kami melakukan sebuah permainan. Permainan ini sungguh menarik bagiku. Permainan ini menyuruh peserta untuk menjawab setiap pertanyaan dari peserta lainnya. Kini bola kecil yang dijadikan sebagai target permainan sebagai penjawab berhenti tepat ditanganku. Aku memegang bola kecil itu sambil mengeluarkan smirknya. Namun, aku tidak menyangka bahwa botol kecil yang dijadikan sebagai target permainan sebagai penanya berhenti tepat di tangan Haeryung. Dia sedikit terkejut, namun ku lihat dia mengeluarkan smirknya. Aku merasa bahwa dia akan menanyakan hal konyol untukku.


Next

“ Kim Myungsoo adalah namja paling popular di Seoul Business School sekaligus mendapat julukan playboy. Apa yang membuatmu sebagai nappeun namja? Apakah kau mempunyai cinta pertama? Apakah kau pernah ditolak olehnya sehingga menjadi nappeun namja seperti ini? Siapakah yeoja itu?” Tanya Haeryung lalu peserta lain meneriakiku agar aku menjawab pertanyaannya.
“ Apakah kau benar-benar ingin mengetahui jawaban dariku?” Tanyaku sambil menatapnya lalu dia menganggukkan kepalanya. “ Yeoja itu adalah Na Hae Ryeong. Kau adalah cinta pertamaku, Haeryung-ya.” Lanjutku sedangkan mereka yang mendengarnya terkejut bukan main termasuk Haeryung dan Jonghyun.
“ Apakah kau sedang bercanda?” Tanya Jonghyun sambil mengepalkan tangannya.
“ Ani. Aku menjawab pertanyaan itu dengan jujur.” Ujarku.

Ku lihat Jonghyun mengepalkan tangannya dan hendak beranjak dari duduknya. Namun, Haeryung memegang tangan Jonghyun untuk menahannya. Aku pergi dari kerumunan di api unggun itu. Aku terus berjalan sambil memikirkan jawabanku tadi. Langkahku terhenti ketika aku melihat sebuah danau di depanku. Aku duduk di pinggir danau sambil menatap langit. Tiba-tiba seseorang menepuk bahuku dari belakang. Aku sontak melihat ke belakang. Ku lihat Haeryung tersenyum lalu duduk disampingku.
“ Mengapa kau ada disini? Bukankah seharusnya kau bersama Jonghyun?” Tanyaku.
“ Dia sudah tenang. Aku mengkhawatirkanmu.” Ujarnya.
“ Kau tak perlu mengkhawatirkanku. Sebaiknya kau menemani Jonghyun sekarang. Dia sangat membutuhkanmu.” Titahku.
“ Bagaimana aku tidak mengkhawatirkanmu? Mian, seharusnya aku tidak menanyakan hal itu. Aku sangat menyesal.” Sesalnya sambil menundukan kepalanya.
“ Semua ini bukan salahmu. Geunde, salah hatiku. Aku tahu bahwa kau hanya menganggapku sebagai teman kecilmu. Aku tidak akan memintamu untuk mencintaiku. Kau hanya sekedar cinta pertama bagiku. Kau tak perlu menundukan kepalamu seperti itu. Kau sangat tidak cocok dengan ekspresi itu. Angkatlah kepalamu!” Titahku sambil memegang dan melihat wajahnya.
“ Aku tidak menyangka bahwa nappeun namja sepertimu terlihat menyedihkan seperti ini.” Ujarnya sambil memegang wajahku dan menatap mataku.

Entah apa yang merasukiku, aku mendekatkan wajahku pada wajahnya. Aku terus menatap wajahnya hingga deru nafasnya terasa pada wajahku. Ku lihat dia memejamkan matanya. Aku pun memejamkan mataku lalu mencium bibirnya dengan lembut. Aku hanya menempelkan bibir kami tanpa melumatnya. Aku ingin merasakan kehangatan bibirnya yang membuatku haus akan bibirnya. Aku melepaskan ciuman kami lalu memeluknya dengan erat. Baru kali ini dia memejamkan matanya ketika aku menciumnya. Bahkan dia tidak pernah memejamkan matanya ketika berciuman dengan Jonghyun.
“ Gomawo. Sebaiknya kita kembali ke tenda sekarang!” Ajakku sambil melepaskan pelukannya.

Kami berjalan menuju area camping. Aku memegang tangannya dengan erat sambil sesekali melihat kearahnya. Aku sudah lama tak memegang tangannya seperti ini. Aku teringatkan masa kecilku saat bersamanya. Dia selalu menangis di bawah pohon sekitar sekolah dasar kami. Aku selalu menghampirinya bahkan menghiburnya semampuku. Dia tak pernah menunjukan sisi sensitifnya pada temannya ketika temannya sedang mengejeknya. Dia selalu membuat dirinya tegar dihadapan mereka. Namun, sikapnya berbeda padaku. Ketika aku menemuinya di bawah pohon itu, dia selalu mencurahkan isi hatinya, menangis, tertawa, bahkan tersenyum padaku. Aku jatuh cinta padanya saat dia tersenyum padaku untuk pertama kalinya. Senyum manisnya waktu itu masih ku ingat dengan jelas dalam benakku. Aku melepaskan tanganku darinya ketika kami tiba di depan area camping. Aku menyuruhnya untuk berjalan terlebih dahulu, sedangkan aku mengawasinya dari belakang. Setelah memastikan dia masuk ke tenda, aku masuk ke tendaku.

Haeryung POV

Aku mengemas semua barangku. Entah mengapa saat mengingat kejadian semalam membuat hatiku berdebar-debar bahkan senyumku terbit tiada hentinya. Ku dengar Ji Won meneriaki namaku dari luar. Aku pun keluar dari tenda. Dia mengatakan padaku bahwa Myungsoo dan Jonghyun sedang berkelahi. Aku membelalakan mataku bukan main. Aku bergegas menuju lokasi perkelahian mereka. Aku tidak mengetahui sebab dari perkelahian ini karena mulut mereka diam membisu, tapi tangan mereka tiada hentinya saling memukul. Aku menerobos kerumunan itu lalu berusaha menghentikan mereka. Namun, mereka tidak mendengarkanku hingga aku berusaha memisahkan mereka. Aku pun terjatuh akibat dorongan Jonghyun. Jonghyun merasa bersalah padaku lalu hendak membantuku untuk bangun. Namun, Myungsoo memukul wajah Jonghyun lagi. Mereka berkelahi lagi hingga Myungsoo terjatuh tepat dihadapanku. Aku pun beranjak lalu menghampiri Myungsoo sambil memeluknya.
“ GEUMANE! Geumane, Jonghyun-ya!” Teriakku hingga suaraku melemah pada Jonghyun sambil memeluk Myungsoo. Ku lihat Jonghyun mengepalkan tangannya lalu pergi meninggalkan kami. “ Neo gwenchana?” Tanyaku pada Myungsoo sambil memegang wajahnya.
“ Yeoja babo. Dia adalah kekasihmu. Mengapa kau mengkhawatirkanku? Pergi dan kejarlah dia! Nan gwenchana.” Titahnya sambil berusaha untuk berdiri.
“ Namja babo. Bagaimana aku bisa meninggalkanmu? Wajahmu penuh luka seperti ini. Kajja!” Ajakku sambil memapahnya.

Aku mencari peralatan P3K di dalam tas milikku. Aku mengobati luka pada wajah Myungsoo secara perlahan-lahan. Saat mengobati sudut bibirnya, aku memperhatikan bibirnya hingga merasakan desiran aneh pada tubuhku. Tiba-tiba dia memegang tanganku lalu mengeluarkan smirknya.
“ Wae? Mengapa kau melihat bibirku? Apakah kau menginginkan kissue dariku?” Godanya.
“ Ani. Mengapa kau percaya diri sekali? Apa yang harus ku katakan pada ommonim? Wajahmu memar seperti ini.” Ujarku sambil mengobati lukanya lagi.
“ Omma? Bussunsuriya?” Tanyanya sambil mengernyitkan keningnya.
“ Ommonim akan datang ke apartemen hari ini. Apakah ommonim tidak memberitahumu? Ommonim baru saja mengirim pesan padaku. Cha, akhirnya selesai. Kha! Jika kita masih disini, maka kita akan tertinggal.” Ujarku sambil membereskan peralatan P3K milikku.
“ Mengapa kau tidak memberitahuku? Aish jinja. Aku harus memikirkan alasannya.” Gerutunya sambil berdiri.

Dia pergi menuju bus. Dia berjalan dengan tertatih-tatih. Aku ingin membantunya. Namun, Jonghyun melihat kearah kami dari kaca bus. Aku menaiki bus lalu duduk disamping Jonghyun. Aku melihat Myungsoo sedang berbicara dengan temannya dari kaca bus. Mereka terlihat sedang bercanda bahkan tertawa bersama. Aku menghela nafasku lalu melihat kearah Jonghyun. Jonghyun terlihat acuh padaku. Aku memberanikan diri memegang tangan Jonghyun sambil tersenyum. Akhirnya Jonghyun melihat kearahku.
“ Mengapa kau memukulnya?” Tanyaku.
“ Mengapa kau bertanya seperti aku tersangka utamanya?” Tanyanya.
“ Karena dia tidak menyukai perkelahian. Kecuali ada orang yang memancingnya. Apakah kau cemburu padanya? Apakah kau marah padanya karena dia mengatakan bahwa aku adalah cinta pertamanya? Aku akan memaafkan tindakanmu kali ini. Jika kau memukulnya lagi, maka sebaiknya akhiri saja hubungan kita ini.” Ujarku sambil menatap wajahnya.
“ Siapakah dia sebenarnya? Bukankah dia hanya tetanggamu? Mengapa kau membelanya dengan mempertaruhkan hubungan kita ini? Apakah dia sangat berarti untukmu dibandingkanku?” Tanyanya sambil mengeluarkan smirknya.
“ Dia bukanlah sekedar tetanggaku. Dia adalah penolongku. Kau tidak akan pernah mengerti.” Ujarku sambil memejamkan mataku.

Tanpa terasa kami telah tiba di sekolah. Saat aku keluar dari bus, ku lihat Myungsoo menaiki motornya. Detik itu juga, aku mendapatkan pesan darinya. Dia menyuruhku untuk masuk ke mobil hitam sebab ommonim berada di dalam. Meskipun Jonghyun masih bersikap acuh padaku. Aku tetap berpamitan pada Jonghyun. Aku berjalan menuju mobil hitam itu, sedangkan Myungsoo melewatiku dengan menggunakan motornya. Aku mengetuk pintu kaca mobil itu lalu ommonim menyuruhku untuk masuk. Ommonim menanyakan keadaan kami bahkan kehidupan rumah tangga kami.

Akhirnya kami tiba di apartemen. Aku bergegas menyiapkan minuman untuk kami. Ku lihat ommonim menelusuri tiap ruangan apartemen kecuali kamarku. Myungsoo keluar dari kamar. Dia memeluk sambil bersikap manja pada ommonim. Aku meletakkan minuman kami di atas meja.  Dia menarik tanganku hingga aku duduk disampingnya sambil memegang tanganku dengan mesra.
“ Aigoo, sepertinya kau sangat mencintai istrimu. Geunde, mengapa wajahmu penuh memar seperti itu? Apakah kau berkelahi lagi?” Tanya ommonim sambil memperhatikan wajah Myungsoo.
“ Aniyo. Geunyang, memukul temanku.” Elak Myungsoo sambil tertawa.
“ Aigoo, sama saja. Ah, omma hampir saja lupa. Minggu lusa adalah hari ulang tahun perusahaan ke-15. Kalian harus datang untuk menyambut para tamu. Geunde, bagaimana persiapan ujian kalian? Tanpa terasa waktu telah berlalu begitu cepatnya. Kalian akan kuliah lalu memimpin perusahaan masing-masing.” Ujar ommonim.
“ Geunde, omma. Apakah omma tidak menginginkan seorang cucu?” Goda Myungsoo sedangkan ommonim dan aku sedikit terkejut mendengarnya. “ Berapa cucu yang omma inginkan? Aku pasti mengabulkan keinginan omma.” Lanjut Myungsoo.
“ Apa yang kau bicarakan? Kita masih SMA bahkan belum lulus. Aku tidak ingin menjadi seorang ibu di usia mudaku ini.” Tolakku sambil mencubit pinggangnya.
“ Haeryung-ya, benar. Kalian masih sangat muda. Belum waktunya kalian untuk memiliki seorang anak. Geure, omma senang sekali bisa melihat kalian seperti ini! Omma harus pulang sekarang karena sudah malam. Sebaiknya kalian istirahat! Bukankah perjalanan camping itu sangat melelahkan?” Ujar Nyonya Kim sambil berdiri.

Aku dan Myungsoo mengantarkan ommonim hingga beliau menaiki mobilnya. Myungsoo merangkul bahuku sambil berusaha menahan tubuhnya. Aku merasakan suhu tubuhnya sangat dingin lalu memapahnya masuk ke apartemen. Aku membaringkannya di ranjang lalu mengambil air hangat untuk menurunkan demamnya. Aku selalu memantau suhu tubuhnya dengan penuh harapan. Saat aku ingin mengganti air, tiba-tiba dia memegang tanganku. Dia menyuruhku untuk berbaring disampingnya.
“ Mengapa kau tidak mengatakan padaku bahwa kau sedang demam? Jika aku mengetahui hal ini lebih awal, mungkin aku menarikmu untuk naik ke mobil.” Protesku.
“ Aku tak ingin menyusahkanmu. Lagipula aku tidak ingin membuat omma khawatir. Aku tidak mungkin meninggalkan motorku di sekolah setelah 2 hari meninggalkannya disana.” Elaknya.
“ Aish jinja, motormu tidak mungkin hilang jika kau menyimpannya di sekolah. Geunde, apa penyebab kau dan Jonghyun berkelahi? Apakah karena diriku?” Tanyaku sambil menunjuk diriku sendiri.
“ Aku sangat lelah. Aku ingin tidur. Annyeong, chagi.” Ujarnya sambil memejamkan matanya.

Seharusnya aku tidak menanyakan hal itu padanya. Dia pasti akan menyembunyikannya dariku. Sifatnya tidak pernah berubah. Dia tidak ingin aku memikirkan hal ini lagi. Sebenarnya apa yang dikatakan Jonghyun hingga mereka berkelahi seperti itu. Aku sangat yakin bahwa Jonghyun yang memancing amarahnya.

Jonghyun POV

Aku sangat penasaran hubungan antara Myungsoo dengan Haeryung. Haeryung yang ku kenal sekarang sangatlah berbeda. Hubungan kami menjadi renggang semenjak dia dekat dengan Myungsoo. Matanya selalu melihat kearah Myungsoo disaat kami sedang bersama. Pertama, aku pernah melihat tatapan matanya yang sendu ketika melihat Myungsoo sedang berciuman dengan Jiyeon di taman belakang sekolah. Kedua, aku sempat melihat mereka bicara di perpustakaan. Namun, aku tidak bisa mendengar pembicaraan mereka. Ketiga, saat Myungsoo menjemputnya di clubbing. Myungsoo mengatakan bahwa mereka bertetangga. Namun, aku tidak percaya padanya karena aku merasa hubungan mereka lebih dari itu. Keempat, aku melihat mereka berpegangan tangan di aula bahkan saling berbisik. Kelima, aku melihat mereka datang bersama menggunakan motor Myungsoo saat camping kemarin bahkan seorang pembantu mengantarkan barang mereka dan mengatakan bahwa dia telah memisahkan perlengkapan Myungsoo dengan Haeryung pada tas yang berbeda. Terakhir, aku baru mengetahui bahwa cinta pertama Myungsoo adalah Haeryung. Yang membuatku lebih terkejut lagi ketika melihat mereka berciuman di dekat danau. Aku ingin sekali menghampiri mereka lalu memukul Myungsoo. Namun, entah mengapa aku malah membalikkan tubuhku lalu pergi dari sana. Aku masih tidak mengerti dengan perkataan Myungsoo saat kami berkelahi kemarin.

FLASHBACK !!!

Saat aku dan Myungsoo membereskan tenda, aku mengajaknya pergi menjauh dari area camping. Dia mengikutiku tanpa protes. Aku menghentikan langkahku lalu melihat kearahnya. Ku lihat dia mengeluarkan smirknya. Detik itu juga, aku memukul wajahnya dengan keras hingga dia terjatuh ke tanah. Dia memegang sudut bibirnya yang berdarah akibat pukulanku lalu berdiri sambil mengeluarkan smirknya lagi. Aku mengernyitkan keningku karena dia tidak membalas pukulanku.
“ Apa yang ingin kau bicarakan denganku?” Tanyanya.
“ Apa hubunganmu dengan Haeryung sebenarnya?” Tanyaku sambil mengepalkan tanganku.
“ Bukankah aku sudah mengatakan padamu bahwa hubungan kami sekedar tetangga saja. Apakah kau sedang cemburu sekarang karena aku lebih dekat dengannya dibandingkan denganmu?” Ujarnya.
“ Sebaiknya kau menjauh darinya mulai sekarang! Jika tidak…” Belum sempat aku melanjutkan perkataanku, dia telah memotongnya.
“ Jika tidak, maka kau akan membunuhku! Silahkan! Aku tidak keberatan jika kau membunuhku. Geunde, aku sangat yakin Haeryung akan membencimu seumur hidupnya. Aku tidak bisa menjauhinya karena dia tidak mungkin menjauhiku. Lagipula statusmu hanyalah kekasihnya. Tidak lebih dari itu. Aku bisa mendekatinya kapanpun yang ku inginkan. Jika kau sangat penasaran dengan hubungan kami, maka selidikilah kami! Kau akan mendapatkan jawaban dari pertanyaanmu ini.” Jelasnya.

Aku mengepalkan tanganku lalu memukulnya lagi dengan sangat keras. Dia hanya diam saja tanpa melawanku sambil mengeluarkan smirknya. Tiba-tiba Haeryung datang sambil berusaha memisahkan kami. Namun, aku tidak terima dengan semua perkataan Myungsoo itu. Aku terus memukulnya. Namun, Haeryung menghalangiku hingga tanpa sengaja aku mendorongnya. Ku lihat Haeryung terjatuh dan lututnya terluka. Aku berniat untuk menolongnya. Namun, Myungsoo memukulku sangat keras. Aku sempat terkejut ketika dia memukulku. Aku dapat melihat tatapan amarahnya. Haeryung berdiri lalu memisahkan kami lagi. Aku ingin sekali membalas pukulan Myungsoo. Namun ketika melihat Haeryung memeluk Myungsoo dihadapanku, aku mengurungkan niatku itu lalu pergi meninggalkan mereka.

FLASHBACK END !!!

Tanpa terasa aku telah tiba didepan gedung sekolah. Saat aku akan keluar dari mobil, aku melihat Haeryung dan Myungsoo turun dari motor. Ku lihat Haeryung memegang dahi Myungsoo, sedangkan Myungsoo mengacak-acak rambut Haeryung hingga sedikit berantakan. Mereka berjalan secara terpisah. Haeryung meninggalkan Myungsoo di belakangnya, sedangkan Myungsoo berjalan dengan pelan sambil tersenyum. Aku memukul stir mobilku lalu keluar dari mobil.

Aku merasa malas untuk belajar. Akhirnya bel pulang berbunyi. Aku bergegas masuk ke mobilku. Aku berniat untuk mengikuti mereka. Saat berada di dalam mobil, aku melihat Myungsoo telah menaiki motornya. Tiba-tiba Haeryung datang dengan gelagat yang aneh. Haeryung terlihat seperti memastikan bahwa sekelilingnya telah aman. Aku mengikuti mereka dari belakang. Mereka berhenti di sebuah restoran. Aku pun menghentikan mobilku lalu masuk ke restoran. Aku duduk di kursi paling belakang. Ku lihat mereka makan siang bahkan saling menyuapi dan tertawa bersama. Aku pun memotret momen itu dengan ponselku. Detik itu juga, aku merasa hatiku sangat sakit. Rasa cemburu dan kecewa telah menyelimuti hatiku.

Setelah dari restoran, mereka pergi ke butik. Aku memantau mereka melalui kaca butik itu. Ku lihat Haeryung mencoba beberapa gaun yang cantik, sedangkan Myungsoo menilai penampilan Haeryung. Tiba-tiba Myungsoo mendekati lalu mencium wajah Haeryung. Aku membelalakan mataku bukan main saat itu. Tak lupa aku memotret momen itu. Ingin rasanya aku menghampiri mereka lalu memukul Myungsoo. Aku tidak menyangka bahwa Haeryung tega berselingkuh dengan namja lain. Mereka pun keluar dari butik. Aku tetap mengikuti mereka hingga mereka berhenti di sebuah apartemen mewah.

Aku mengikuti mereka hingga mereka masuk ke salah satu kamar apartemen yaitu kamar No. 1906 lantai 14. Aku ingin sekali mendobrak pintu kamar apartemen itu. Namun, lagi-lagi aku tidak bisa untuk menerima kenyataan ini. Aku turun ke bawah lalu berjalan menuju meja resepsionis. Aku menanyakan pemilik kamar No. 1906 lantai 14 pada resepsionis itu. Ternyata pemilik kamar itu adalah Myungsoo. Aku kembali masuk ke mobilku sambil menunggu Haeryung keluar dari apartemen. Namun nihil, dia tidak keluar dari apartemen Myungsoo Padahal aku telah menunggunya selama 5 jam. Kini telah menunjukan pukul 11.00 p.m, ku lihat lampu apartemen itu mati. Aku bergegas mengambil ponselku lalu meneleponnya.
“ Yeobsseo.” Jawabnya.
“ Oedigga, chagi?” Tanyaku.
“ Di rumahku. Waeyo?” Tanyanya.
“ Ani. Geunyang, aku ingin mengajakmu kencan besok.” Elakku.
“ Araseo. Aku akan menunggumu.” Ujarnya.
“ Jaljjayo.” Ujarku sambil mematikan ponselku. “ Apakah apartemen Myungsoo adalah rumah barumu? Mengapa kau berbohong padaku, Haeryung-ya? Mengapa kau mengkhianatiku seperti ini? Apakah aku mempunyai kesalahan padamu? Mengapa dari sekian banyaknya namja harus Myungsoo?” Lirihku sambil memukul stir mobilku.

Author POV

Myungsoo dan Haeryung menghadiri pesta ulang tahun perusahaan keluarga Kim bersama. Terlihat seluruh relasi perusahaan keluarga Kim pun hadir. Acara pesta ulang tahun perusahaan itu berjalan dengan lancar. Kini Tuan Kim memberikan sambutan untuk tamu yang hadir. Akhirnya pesta ulang tahun perusahaan pun berakhir. Keluarga Kim dan keluarga Na sedang berkumpul di ruang tamu termasuk Myungsoo dan Haeryung. Tuan Kim mengumumkan Myungsoo sebagai pewaris tunggal di perusahaannya setelah lulus SMA dan turun langsung untuk bekerja sebagai direktur. Semua orang yang berada di ruang tamu terkejut ketika mendengar keputusan Tuan Kim termasuk Myungsoo. Akhirnya pesta ulang tahun perusahaan keluarga Kim berakhir. Kini mereka berkumpul di ruang tamu.
“ Geunde, appa. Aku belum mempelajari seluk-beluk bisnis dengan baik. Aku ingin menyelesaikan studiku sebelum memimpin perusahaan.” Tolak Myungsoo.
“ Kau bisa belajar bisnis dengan turun langsung bekerja dan melanjutkan studimu di universitas. Ini adalah tanggung jawabmu sebagai pewaris tunggal perusahaanku. Selain itu, kau harus bertanggung jawab pada perusahaan keluarga Na juga karena perusahaan kita adalah pemegang saham tertinggi di perusahaan Na. Kau harus membantu Haeryung dalam memimpin perusahaannya kelak. Tidak ada penolakan. Jika kau menolak, maka kau bisa keluar dari keluarga ini. Aku akan menghapus namamu dalam daftar keluarga ini.” Jelas Tuan Kim sedangkan Myungsoo terlihat sedang menahan amarahnya. Haeryung yang mengetahui hal itu langsung memegang tangan Myungsoo untuk menenangkannya.

Setelah pertemuan keluarga, Myungsoo dan Haeryung pulang ke apartemen. Myungsoo tergesa-gesa masuk ke apartemen bahkan membuka pintu kamar dengan keras hingga membuat Haeryung terkejut bukan main. Haeryung bergegas masuk ke kamar dan membelalakan matanya ketika melihat tangan Myungsoo berdarah akibat memukul cermin dengan kerasnya. Saat Myungsoo akan memukul cermin dengan tangan lainnya, Haeryung menghampirinya lalu memegang tangan Myungsoo sambil menggelengkan kepalanya.
“ Namja babo. Kau bisa menghancurkan isi apartemen kita. Jika tangan kananmu terluka, lalu bagaimana dengan ujian besok? Bukankah kau harus mengisi soal itu agar bisa melanjutkan studimu? Torawa!” Protes Haeryung sambil menarik tangan Myungsoo dengan pelan lalu menyuruh Myungsoo untuk duduk di ranjang. Haeryung mengambil kotak P3K lalu mengobati luka pada tangan kiri Myungsoo. “ Seharusnya kau berterima kasih pada abeonim karena beliau mempercayakan perusahaannya padamu. Kau tidak perlu khawatir dengan hal itu. Jika kau tidak sanggup melakukannya, maka aku akan membantumu. Kau sangat beruntung karena memiliki istri sepertiku. Bukankah aku adalah yeoja pintar? Aigoo, tangan sang playboy terbalut perban. Kau terlihat seperti mayat hidup sekarang. Kau harus menutupinya dengan karisma tampanmu itu, araseo! Sudah selesai. Sebaiknya kau istirahat sekarang!” Lanjut Haeryung sambil membereskan peralatan P3K. Saat Haeryung akan beranjak dari ranjang, Myungsoo menarik tangan Haeryung dengan tangan kanannya hingga Haeryung terjatuh tepat di atas tubuh Myungsoo.
“ Mengapa kau melakukan semua ini? Apakah kau menyukaiku? Ani. Apakah kau mencintaiku?” Tanya Myungsoo sambil menatap mata Haeryung.
“ Mwo? Bussunsuriya? Sebaiknya kau tidur sekarang!” Ujar Haeryung sambil beranjak dari tubuh Myungsoo. Namun gagal karena Myungsoo menarik tangan Haeryung lagi hingga Haeryung terjatuh lagi di atas tubuh Myungsoo.
“ Jawablah pertanyaanku! Apakah kau mencintaiku?” Tanya Myungsoo sekali lagi. Namun, Haeryung malah mendekatkan wajah mereka lalu mencium bibir Myungsoo. Myungsoo membelalakan matanya karena Haeryung tidak hanya menciumnya, tetapi melumat bibirnya dengan ganas. Myungsoo pun tergiur untuk membalasnya sambil memejamkan matanya. Setelah kehabisan nafas, Haeryung melepaskan ciuman mereka.
“ Tidurlah! Aku sangat lelah. Aku tidak ingin terlambat pada hari pertama ujian sekolah.” Titah Haeryung sambil berbaring disamping Myungsoo.

-o0o-

Tanpa terasa ujian telah berakhir. Kini seluruh siswa dan siswi Seoul Business School menatap gadget yang dipegangnya untuk melihat hasil kelulusan mereka. Myungsoo dan Haeryung duduk di bangku taman saling membelakangi untuk melihat hasil itu. Mereka menghela nafas lalu mengklik tombol untuk melihat hasilnya. Myungsoo tersenyum senang ketika melihat hasil itu. Namun berbeda dengan Haeryung, dia masih memejamkan matanya tak berani untuk melihat hasilnya. Myungsoo membalikkan tubuhnya lalu melihat Haeryung yang sedang memejamkan matanya. Myungsoo mengerti akan raut wajah Haeryung yang penuh dengan kegelisahan akan hasil ujiannya. Tanpa sepengetahuan Haeryung, Myungsoo melihat hasil ujian Haeryung dengan perlahan-lahan.
“ Yeoja babo. Bukalah matamu! Apakah kau tidak ingin melihat hasil ujianmu? Aku sangat penasaran Universitas mana yang menerimamu. Kau lulus, Haeryung-ya.” Bisik Myungsoo sambil memegang bahu Haeryung dari belakang. Haeryung yang mendengar perkataan Myungsoo membuka matanya dengan refleks.
“ Jeongmalyo? Aku harus melihatnya.” Ujar Haeryung sambil melihat gadgetnya dan tersenyum. “ Aku diterima di Universitas Kyunghee. Bagaimana denganmu?” Lanjut Haeryung sambil melihat Myungsoo.
“ Sepertinya aku harus berpisah denganmu. Aku diterima di Universitas Dongguk. Aku rasa kau akan merindukanku.” Goda Myungsoo sedangkan Haeryung mengabaikannya dan tetap fokus pada hasil ujiannya. “ Aku harus pergi.” Lanjut Myungsoo sambil berdiri.
“ Oedi?” Tanya Haeryung.
“ Ji Won sedang menungguku. Sampai bertemu di apartemen, istriku.” Pamit Myungsoo sambil mengedipkan sebelah matanya lalu pergi meninggalkan Haeryung yang sedang menahan rasa kecewanya dengan memegang ujung rok seragamnya.

Ji Won POV

Aku mencari keberadaan Myungsoo di kelasnya. Namun, aku tidak menemukannya. Aku pun mengirim pesan padanya. Beberapa menit kemudian, dia membalas pesanku. Dia menyuruhku untuk menunggunya di parkiran motornya. Saat aku sedang berjalan menuju parkiran, tiba-tiba langkahku berhenti ketika melihat Myungsoo bersama Haeryung duduk di bangku taman. Ku lihat Myungsoo membisikan sesuatu sambil memegang bahu Haeryung dari belakang. Ingin rasanya aku menghampiri mereka. Namun, aku mengurungkan niatku lalu berjalan kembali menuju parkiran. Melihat mereka bersama bukanlah yang pertama kalinya bagiku.

Awalnya aku tak pernah merasa curiga dengan kedekatan mereka karena yang tahu bahwa mereka bertetangga. Namun, kecurigaanku mulai bermunculan ketika mendengar isu tentang mereka. Aku pernah melihat mereka turun dari atap bersama, pergi ke sekolah bersama bahkan aku pernah memergoki saat mereka sedang bercanda. Padahal saat itu mereka berbeda bus. Senyum yang Myungsoo berikan padaku sangat berbeda dengan senyum yang dia berikan pada Haeryung. Ku lihat Myungsoo melambaikan tangannya kearahku lalu menghampiriku.
“ Mian, aku terlambat.” Sesalnya sambil mengatur nafasnya.
“ Nan gwenchana. Geunde, kau habis darimana hingga berlarian seperti itu?” Tanyaku untuk memancingnya.
“ Ah, aku berbicara dengan Woohyun dan Sungyeol sebentar. Wae geure? Mengapa kau ingin bertemu denganku?” Elaknya.
“ Pembohong.” Pikirku sambil menatap matanya. “ Geunyang, aku ingin pergi membeli gaun untuk pesta kelulusan nanti malam. Bisakah kau mengantarkanku? Bukankah sudah kewajibanmu untuk mengantarkanku kemanapun aku ingin pergi sebagai kekasihku?” Lanjutku sambil tersenyum.
“ Araseo. Kajja! Geunde, kau diterima di Universitas mana?” Tanyanya sambil memberikan helm padaku lalu menaiki motornya.
“ Universitas Dongguk. Bagaimana denganmu?” Tanyaku sambil memakai helm dan menaiki motornya.
“ Jeongmal? Sepertinya kita memang ditakdirkan untuk bersama. Kita akan sering bertemu di Dongguk.” Ujarnya sambil memegang tanganku agar memeluknya dari belakang.

Myungsoo mulai melajukan motornya. Saat kami keluar gerbang, ku lihat Haeryung sempat melihat kearah kami dengan tatapan yang sulit ku artikan. Awal aku dan Myungsoo berpacaran adalah saat dia menciumku untuk pertama kalinya. Kami sering menelepon bahkan mengirim pesan. Meskipun aku mengetahui bahwa dia berpacaran dengan Jiyeon. Namun, aku menerimanya sebagai pacarku karena aku mengetahui bahwa dia adalah seorang playboy. Seharusnya aku tidak melakukan hal ini karena secara tidak langsung aku adalah orang ketiga diantara Myungsoo dan Jiyeon. Namun, aku tidak bisa menolaknya karena aku telah mencintai Myungsoo semenjak SMP. Aku selalu mengikutinya hingga bersekolah di Seoul Business School ini.

Akhirnya kami tiba di butik. Aku memilih gaun yang sesuai untukku. Saat aku akan menunjukan gaun itu pada Myungsoo, ku lihat dia menatap salah satu gaun yang dipajang. Aku menghampirinya lalu menunjukan gaun yang ku pilih untuk menanyakan pendapatnya. Dia menganggukan kepalanya lalu menyuruhku untuk mencobanya. Saat aku akan masuk ke ruang ganti, tiba-tiba aku mendengar dia memanggil pelayan lalu menanyakan ukuran gaun yang dilihatnya tadi. Aku menepis pikiran curigaku sebisa mungkin. Setelah itu, dia berjalan menuju kasir lalu memberikan kartu kreditnya pada kasir. Aku mencari-cari keberadaan gaun yang dilihatnya tadi. Namun, gaun itu sudah tidak terpajang lagi. Aku mengalihkan pandanganku pada Myungsoo. Namun, aku tidak melihatnya membawa bingkisan gaun itu.

Kami pergi ke restoran. Dia memesan makanan favoritku. Dia bersikap manja padaku bahkan menyuruhku untuk menyuapinya. Aku menuruti keinginannya itu. Saat aku akan menyuapinya lagi, tiba-tiba ponselnya berdering. Aku melihat nama Haeryung tertera pada layar ponselnya. Dia mematikan ponselnya lalu menyuruhku untuk menyuapinya lagi. Aku mengernyitkan keningku tak mengerti sambil meletakkan sendok yang ku pegang.
“ Apakah kau berpacaran dengan Haeryung?” Tanyaku sambil menatapnya.
“ Mengapa kau menanyakan hal ini? Bukankah kau sudah mengetahui bahwa dia adalah tetanggaku? Apakah kau cemburu padanya karena dia meneleponku barusan?” Tanyanya sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi.
“ Jawablah pertanyaanku!” Titahku.
“ Aku tidak berpacaran dengannya. Apakah kau puas dengan jawabanku?” Tanyanya sambil tersenyum. “ Seharusnya kau tidak cemburu dengannya, geunde Jiyeon. Semua orang mengetahui bahwa Jiyeon adalah kekasihku. Tidak ada yang mengetahui hubungan kita selain Sungyeol, Woohyun, dan Haeryung. Seharusnya kau berterimakasih pada Haeryung karena dia diam saja setelah mengetahui hubungan kita. Bukankah kau telah mengetahui bahwa aku seorang playboy? Seharusnya kau tidak perlu merasa cemburu seperti ini.  Ini merupakan salah satu resiko yang kau terima karena menjadi kekasih gelapku. Aku tidak ingin membicarakan masalah ini lagi. Aku tidak ingin kencan kita hancur karena masalah sepele seperti ini. Sebaiknya kita pergi ke pesta sekarang. Kajja!” Ajaknya sambil berdiri.
“ Aku tidak menyangka bahwa kata-kata itu keluar dari mulutnya. Hatiku benar-benar terasa sakit ketika mendengarnya mengatakan bahwa aku hanyalah kekasih gelapnya. Seharusnya aku tidak menanyakan hal ini padanya. Geunde, aku tak kan diam saja. Aku akan mendapatkanmu. Aku ingin memiliki tubuhmu dan cintamu seutuhnya. Aku akan menghancurkan semua yang menghalangiku termasuk Jiyeon dan Haeryung.” Pikirku sambil mengikutinya dari belakang.

Author POV

Myungsoo dan Ji Won tiba di sekolah. Ji Won mengaitkan lengannya pada lengan Myungsoo. Mereka berjalan di atas karpet merah bersama. Ji Won tidak menyangka bahwa Myungsoo tidak menolak tindakannya. Semua yeoja yang melihat kedatangan mereka merasa iri pada Ji Won karena Ji Won menjadi pasangan Myungsoo di pesta kelulusan ini. Myungsoo dan Ji Won menghampiri Sungyeol dan Woohyun. Mereka berbicara hingga bergurau. Sungyeol dan Woohyun memuji kecantikan Ji Won. Myungsoo mengatakan bahwa dia tidak salah memilih pasangan dengan bangganya.

Tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti tepat didepan pintu masuk. Keluarlah sosok namja yang sangat tampan. Pria itu membukakan pintu mobil sambil tersenyum lalu bergegas ke pintu mobil sampingnyam dan membukan pintu mobil. Kini terlihat sebuah kaki jenjang yang sangat cantik keluar dari salah satu mobil itu. Pemilik kaki jenjang itu keluar sambil memperlihatkan senyuman yang menggoda. Namja tampan itu memberikan lengannya pada yeoja cantik itu. Sang yeoja pun mengaitkan lengannya pada lengan namja itu sambil tersenyum. Namja dan yeoja itu adalah Jonghyun dan Haeryung. Mereka berjalan di atas karpet merah sambil tersenyum.

Myungsoo tersenyum ketika melihat gaun yang dikenakan oleh Haeryung. Gaun itu adalah gaun yang dibelinya tadi. Gaun di atas lutut berwarna merah, high heels berwarna merah, dan jepitan bunga mawar merah melengkapi kecantikan yang terpancar dari wajah Haeryung. Namun, senyum Myungsoo memudar ketika Jonghyun dan Haeryung terlihat sangat mesra. Tanpa Myungsoo sadari, Ji Won menatap nanar padanya. Ji Won semakin menaruh curiga pada hubungan Myungsoo dengan Haeryung. Ji Won merasa tidak adil karena seharusnya gaun yang dipakai oleh Haeryung adalah miliknya.

Acara pesta kelulusan pun dimulai. Suara musik klasik memenuhi ruangan aula. Semua pasangan mulai berdansa dan lampu utama dimatikan. Haeryung berdansa dengan Jonghyun. Sedangkan Myungsoo berdansa dengan Ji Won. Tanpa Jonghyun dan Ji Won ketahui, Haeryung dan Myungsoo saling menatap, tersenyum, bahkan memegang jari tangan satu sama lain. Myungsoo dan Haeryung melepaskan tangan mereka ketika lampu utama dinyalakan dan musik klasik berhenti. Kini MC berdiri di panggung sambil membacakan pria dan wanita populer serta pasangan terbaik.
“ Geure, kali ini adalah puncak malam pesta kelulusan. Saya akan membacakan kategori namja paling populer di sekolah. Namja populer di sekolah ini adalah Kim Myungsoo. Untuk Kim Myungsoo, saya persilahkan naik ke panggung untuk menerima penghargaan!” Titah MC sedangkan Myungsoo tersenyum senang sambil menepuk bahu Sungyeol dan Woohyun lalu naik ke panggung. “ Mungkin kalian sangat penasaran dengan yeoja populer di sekolah ini. Mungkin kalian dapat menebak siapa pemenangnya. Geure, saya akan membacakan kategori yeoja populer di sekolah ini. Yeoja populer itu adalah Na Hae Ryeong. Untuk Na Hae Ryeong, saya persilahkan naik ke panggung untuk menerima penghargaan!” Lanjut MC sedangkan Haeryung memeluk Jonghyun lalu naik ke panggung dan berdiri disamping Myungsoo. “ Inilah saat yang paling menegangkan. Siapakah yang menjadi pasangan terbaik pada malam ini. Geure, saya akan membacakan kategori pasangan terbaik pada malam ini. Pasangan yang beruntung itu adalah Lee Jonghyun dan Na Hae Ryeong. Saya tidak menyangka bahwa Na Hae Ryeong akan mendapatkan dua penghargaan sekaligus. Untuk Lee Jonghyun, saya persilahkan naik ke panggung untuk menerima penghargaan dan menemani pasangannya di atas panggung!” Titah MC lalu Jonghyun naik ke panggung dan berdiri disamping Haeryung. Mereka mendapatkan penghargaan dari MC dan tak lupa mengucapkan rasa terimakasih pada peserta yang telah memilih mereka.

Myungsoo melihat ke sekelilingnya berharap menemukan sosok Haeryung. Namun nihil, Myungsoo tidak menemukan Haeryung di aula. Myungsoo memutuskan untuk mencari Haeryung disetiap sudut sekolah. Tiba-tiba langkah Myungsoo berhenti ketika melihat pasangan sedang bercumbu. Myungsoo berjalan pelan sambil menyipitkan matanya untuk melihat pasangan itu. Myungsoo membelalakan matanya ketika mengetahui bahwa pasangan itu adalah Jonghyun dan Haeryung. Myungsoo menyandarkan dirinya pada dinding sambil menatap nanar kearah Jonghyun dan Haeryung. Myungsoo melihat Haeryung menikmati tiap lumatan yang diberikan Jonghyun tanpa memejamkan matanya. Jonghyun semakin menghimpit Haeryung ke dinding. Haeryung mengalungkan tangannya pada leher Jonghyun. Jonghyun melumat bibir Haeryung dengan ganas. Tangan Jonghyun meraba-raba punggung hingga berhenti di payudara Haeryung. Haeryung mengacak-acak rambut Jonghyun sambil menekan kepala Jonghyun agar memperdalam ciuman mereka. Haeryung melepaskan ciuman mereka saat Jonghyun berhasil membuka resleting gaunnya dan meremas payudaranya. Jonghyun beralih menciumi leher Haeryung sambil meremas payudara Haeryung. Haeryung menggigit bibir bawahnya untuk menahan desahannya. Saat Haeryung akan membuka kemeja Jonghyun, Haeryung terkejut bukan main ketika melihat Myungsoo menatapnya dengan nanar dan mengeluarkan smirknya. Haeryung memegang kepala Jonghyun agar menghentikan kegiatannya lalu membenarkan gaunnya yang sedikit berantakan. Jonghyun pun menghentikan kegiatannya dengan penuh tanya dan mengikuti arah tatapan Haeryung.
“ Mian, aku telah mengganggu kegiatan kalian. Jika aku boleh memberikan saran, maka sebaiknya kalian melanjutkan kegiatan tadi di hotel. Disini adalah ruangan terbuka. Kalian sangat beruntung karena orang pertama yang memergoki kegiatan kalian tadi adalah diriku. Silahkan dilanjutkan kembali!” Hardik Myungsoo sambil mengeluarkan smirknya lalu pergi meninggalkan mereka.
“ Myungsoo-ya… Myungsoo-ya… Myungsoo-ya… ” Panggil Haeryung namun Myungsoo mengabaikannya dan terus berjalan. “ Aku harus pergi, Jonghyun-ya.” Ujar Haeryung pada Jonghyun namun Jonghyun menahan tangannya.
“ Kajima!” Lirih Jonghyun sedangkan Haeryung terlihat bingung antara mengejar Myungsoo atau tetap bersama Jonghyun.
“ Jeongmal mianhae, Jonghyun-ya. Aku harus mengejarnya. Aku harap kau mengerti. Aku akan menghubungimu secepatnya.” Ujar Haeryung sambil melepaskan tangan Jonghyun lalu mengejar Myungsoo.
“ Aku merasa bahwa kau akan dicampakkan olehnya setelah ini.” Ujar Ji Won tiba-tiba muncul.
“ Mengapa kau membiarkan Myungsoo berkeliaran hingga menggangguku dan Haeryung?” Tanya Jonghyun sambil merapikan jas miliknya.
“ Aku tidak bisa mengikat Myungsoo karena statusku hanyalah kekasih gelapnya. Geunde, mengapa kau tidak bisa menahan Haeryung? Padahal kau adalah kekasihnya.” Tanya Ji Won sambil membantu merapikan jas Jonghyun.
“ Yeoja itu terlalu baik pada semua orang. Aku tidak bisa menahannya karena mereka telah berteman sejak kecil. Geunde, mengapa kau berada disini? Apakah kau mengintipku juga seperti Myungsoo?” Tanya Jonghyun.
“ Ah, aku sedikit mengintipmu saat mencumbu Haeryung. Geunde, aku tidak menyangka bahwa Myungsoo ada disini juga. Seandainya kau melakukannya di hotel, pasti kejadian ini tidak terjadi. Aku ingin memberikan tawaran kerjasama denganmu.” Ujar Ji Won.
“ Apakah itu?” Tanya Jonghyun penasaran.


TBC


Bacalah part sebelumnya dengan mengklik link dibawah ini!

Tidak ada komentar: