[SERIES]
Love Light Part 3
Title : Love Light Part 3
Author : Cavela
Length : Series
Genre : Romance, School Life and Married
Life
Main
Cast : Kim Myungsoo and Na Hae Ryeong
aka Haeryung
Other Cast : Lee Jonghyun, Jung Yonghwa, Kang Minhyuk, Nam Woohyun, Lee
Sungyeol, Park Jiyeon, Kim Ji Won, Krystal Jung
Preview
Myungsoo POV
Tanpa
terasa siang telah berganti menjadi malam. Kini seluruh peserta camping telah mengelilingi api unggun.
Kami melakukan sebuah permainan. Permainan ini sungguh menarik bagiku.
Permainan ini menyuruh peserta untuk menjawab setiap pertanyaan dari peserta
lainnya. Kini bola kecil yang dijadikan sebagai target permainan sebagai
penjawab berhenti tepat ditanganku. Aku memegang bola kecil itu sambil
mengeluarkan smirknya. Namun, aku tidak menyangka bahwa botol kecil yang
dijadikan sebagai target permainan sebagai penanya berhenti tepat di tangan
Haeryung. Dia sedikit terkejut, namun ku lihat dia mengeluarkan smirknya. Aku
merasa bahwa dia akan menanyakan hal konyol untukku.
Next
“
Kim Myungsoo adalah namja paling popular di Seoul
Business School sekaligus mendapat julukan playboy. Apa yang membuatmu sebagai nappeun namja? Apakah kau
mempunyai cinta pertama? Apakah kau pernah ditolak olehnya sehingga menjadi
nappeun namja seperti ini? Siapakah yeoja itu?” Tanya Haeryung lalu peserta
lain meneriakiku agar aku menjawab pertanyaannya.
“
Apakah kau benar-benar ingin mengetahui jawaban dariku?” Tanyaku sambil
menatapnya lalu dia menganggukkan kepalanya. “ Yeoja itu adalah Na Hae Ryeong.
Kau adalah cinta pertamaku, Haeryung-ya.” Lanjutku sedangkan mereka yang
mendengarnya terkejut bukan main termasuk Haeryung dan Jonghyun.
“
Apakah kau sedang bercanda?” Tanya Jonghyun sambil mengepalkan tangannya.
“
Ani. Aku menjawab pertanyaan itu dengan jujur.” Ujarku.
Ku
lihat Jonghyun mengepalkan tangannya dan hendak beranjak dari duduknya. Namun,
Haeryung memegang tangan Jonghyun untuk menahannya. Aku pergi dari kerumunan di
api unggun itu. Aku terus berjalan sambil memikirkan jawabanku tadi. Langkahku
terhenti ketika aku melihat sebuah danau di depanku. Aku duduk di pinggir danau
sambil menatap langit. Tiba-tiba seseorang menepuk bahuku dari belakang. Aku sontak
melihat ke belakang. Ku lihat Haeryung tersenyum lalu duduk disampingku.
“
Mengapa kau ada disini? Bukankah seharusnya kau bersama Jonghyun?” Tanyaku.
“
Dia sudah tenang. Aku mengkhawatirkanmu.” Ujarnya.
“
Kau tak perlu mengkhawatirkanku. Sebaiknya kau menemani Jonghyun sekarang. Dia
sangat membutuhkanmu.” Titahku.
“
Bagaimana aku tidak mengkhawatirkanmu? Mian, seharusnya aku tidak menanyakan
hal itu. Aku sangat menyesal.” Sesalnya sambil menundukan kepalanya.
“
Semua ini bukan salahmu. Geunde, salah hatiku. Aku tahu bahwa kau hanya
menganggapku sebagai teman kecilmu. Aku tidak akan memintamu untuk mencintaiku.
Kau hanya sekedar cinta pertama bagiku. Kau tak perlu menundukan kepalamu
seperti itu. Kau sangat tidak cocok dengan ekspresi itu. Angkatlah kepalamu!”
Titahku sambil memegang dan melihat wajahnya.
“
Aku tidak menyangka bahwa nappeun namja sepertimu terlihat menyedihkan seperti
ini.” Ujarnya sambil memegang wajahku dan menatap mataku.
Entah
apa yang merasukiku, aku mendekatkan wajahku pada wajahnya. Aku terus menatap
wajahnya hingga deru nafasnya terasa pada wajahku. Ku lihat dia memejamkan matanya.
Aku pun memejamkan mataku lalu mencium bibirnya dengan lembut. Aku hanya
menempelkan bibir kami tanpa melumatnya. Aku ingin merasakan kehangatan
bibirnya yang membuatku haus akan bibirnya. Aku melepaskan ciuman kami lalu
memeluknya dengan erat. Baru kali ini dia memejamkan matanya ketika aku
menciumnya. Bahkan dia tidak pernah memejamkan matanya ketika berciuman dengan
Jonghyun.
“
Gomawo. Sebaiknya kita kembali ke tenda sekarang!” Ajakku sambil melepaskan
pelukannya.
Kami
berjalan menuju area camping. Aku
memegang tangannya dengan erat sambil sesekali melihat kearahnya. Aku sudah
lama tak memegang tangannya seperti ini. Aku teringatkan masa kecilku saat
bersamanya. Dia selalu menangis di bawah pohon sekitar sekolah dasar kami. Aku
selalu menghampirinya bahkan menghiburnya semampuku. Dia tak pernah menunjukan
sisi sensitifnya pada temannya ketika temannya sedang mengejeknya. Dia selalu
membuat dirinya tegar dihadapan mereka. Namun, sikapnya berbeda padaku. Ketika
aku menemuinya di bawah pohon itu, dia selalu mencurahkan isi hatinya,
menangis, tertawa, bahkan tersenyum padaku. Aku jatuh cinta padanya saat dia
tersenyum padaku untuk pertama kalinya. Senyum manisnya waktu itu masih ku
ingat dengan jelas dalam benakku. Aku melepaskan tanganku darinya ketika kami
tiba di depan area camping. Aku
menyuruhnya untuk berjalan terlebih dahulu, sedangkan aku mengawasinya dari
belakang. Setelah memastikan dia masuk ke tenda, aku masuk ke tendaku.
Haeryung POV
Aku
mengemas semua barangku. Entah mengapa saat mengingat kejadian semalam membuat
hatiku berdebar-debar bahkan senyumku terbit tiada hentinya. Ku dengar Ji Won
meneriaki namaku dari luar. Aku pun keluar dari tenda. Dia mengatakan padaku
bahwa Myungsoo dan Jonghyun sedang berkelahi. Aku membelalakan mataku bukan main.
Aku bergegas menuju lokasi perkelahian mereka. Aku tidak mengetahui sebab dari
perkelahian ini karena mulut mereka diam membisu, tapi tangan mereka tiada
hentinya saling memukul. Aku menerobos kerumunan itu lalu berusaha menghentikan
mereka. Namun, mereka tidak mendengarkanku hingga aku berusaha memisahkan
mereka. Aku pun terjatuh akibat dorongan Jonghyun. Jonghyun merasa bersalah
padaku lalu hendak membantuku untuk bangun. Namun, Myungsoo memukul wajah
Jonghyun lagi. Mereka berkelahi lagi hingga Myungsoo terjatuh tepat
dihadapanku. Aku pun beranjak lalu menghampiri Myungsoo sambil memeluknya.
“
GEUMANE! Geumane, Jonghyun-ya!” Teriakku hingga suaraku melemah pada Jonghyun
sambil memeluk Myungsoo. Ku lihat Jonghyun mengepalkan tangannya lalu pergi
meninggalkan kami. “ Neo gwenchana?” Tanyaku pada Myungsoo sambil memegang
wajahnya.
“
Yeoja babo. Dia adalah kekasihmu. Mengapa kau mengkhawatirkanku? Pergi dan
kejarlah dia! Nan gwenchana.” Titahnya sambil berusaha untuk berdiri.
“
Namja babo. Bagaimana aku bisa meninggalkanmu? Wajahmu penuh luka seperti ini.
Kajja!” Ajakku sambil memapahnya.
Aku
mencari peralatan P3K di dalam tas milikku. Aku mengobati luka pada wajah
Myungsoo secara perlahan-lahan. Saat mengobati sudut bibirnya, aku
memperhatikan bibirnya hingga merasakan desiran aneh pada tubuhku. Tiba-tiba
dia memegang tanganku lalu mengeluarkan smirknya.
“
Wae? Mengapa kau melihat bibirku? Apakah kau menginginkan kissue dariku?” Godanya.
“
Ani. Mengapa kau percaya diri sekali? Apa yang harus ku katakan pada ommonim? Wajahmu
memar seperti ini.” Ujarku sambil mengobati lukanya lagi.
“
Omma? Bussunsuriya?” Tanyanya sambil mengernyitkan keningnya.
“
Ommonim akan datang ke apartemen hari ini. Apakah ommonim tidak memberitahumu?
Ommonim baru saja mengirim pesan padaku. Cha, akhirnya selesai. Kha! Jika kita
masih disini, maka kita akan tertinggal.” Ujarku sambil membereskan peralatan
P3K milikku.
“
Mengapa kau tidak memberitahuku? Aish jinja. Aku harus memikirkan alasannya.”
Gerutunya sambil berdiri.
Dia
pergi menuju bus. Dia berjalan dengan tertatih-tatih. Aku ingin membantunya.
Namun, Jonghyun melihat kearah kami dari kaca bus. Aku menaiki bus lalu duduk
disamping Jonghyun. Aku melihat Myungsoo sedang berbicara dengan temannya dari
kaca bus. Mereka terlihat sedang bercanda bahkan tertawa bersama. Aku menghela
nafasku lalu melihat kearah Jonghyun. Jonghyun terlihat acuh padaku. Aku
memberanikan diri memegang tangan Jonghyun sambil tersenyum. Akhirnya Jonghyun
melihat kearahku.
“
Mengapa kau memukulnya?” Tanyaku.
“
Mengapa kau bertanya seperti aku tersangka utamanya?” Tanyanya.
“
Karena dia tidak menyukai perkelahian. Kecuali ada orang yang memancingnya.
Apakah kau cemburu padanya? Apakah kau marah padanya karena dia mengatakan
bahwa aku adalah cinta pertamanya? Aku akan memaafkan tindakanmu kali ini. Jika
kau memukulnya lagi, maka sebaiknya akhiri saja hubungan kita ini.” Ujarku
sambil menatap wajahnya.
“
Siapakah dia sebenarnya? Bukankah dia hanya tetanggamu? Mengapa kau membelanya
dengan mempertaruhkan hubungan kita ini? Apakah dia sangat berarti untukmu
dibandingkanku?” Tanyanya sambil mengeluarkan smirknya.
“
Dia bukanlah sekedar tetanggaku. Dia adalah penolongku. Kau tidak akan pernah
mengerti.” Ujarku sambil memejamkan mataku.
Tanpa
terasa kami telah tiba di sekolah. Saat aku keluar dari bus, ku lihat Myungsoo
menaiki motornya. Detik itu juga, aku mendapatkan pesan darinya. Dia menyuruhku
untuk masuk ke mobil hitam sebab ommonim berada di dalam. Meskipun Jonghyun
masih bersikap acuh padaku. Aku tetap berpamitan pada Jonghyun. Aku berjalan
menuju mobil hitam itu, sedangkan Myungsoo melewatiku dengan menggunakan
motornya. Aku mengetuk pintu kaca mobil itu lalu ommonim menyuruhku untuk
masuk. Ommonim menanyakan keadaan kami bahkan kehidupan rumah tangga kami.
Akhirnya
kami tiba di apartemen. Aku bergegas menyiapkan minuman untuk kami. Ku lihat ommonim
menelusuri tiap ruangan apartemen kecuali kamarku. Myungsoo keluar dari kamar.
Dia memeluk sambil bersikap manja pada ommonim. Aku meletakkan minuman kami di
atas meja. Dia menarik tanganku hingga
aku duduk disampingnya sambil memegang tanganku dengan mesra.
“
Aigoo, sepertinya kau sangat mencintai istrimu. Geunde, mengapa wajahmu penuh
memar seperti itu? Apakah kau berkelahi lagi?” Tanya ommonim sambil
memperhatikan wajah Myungsoo.
“
Aniyo. Geunyang, memukul temanku.” Elak Myungsoo sambil tertawa.
“
Aigoo, sama saja. Ah, omma hampir saja lupa. Minggu lusa adalah hari ulang
tahun perusahaan ke-15. Kalian harus datang untuk menyambut para tamu. Geunde,
bagaimana persiapan ujian kalian? Tanpa terasa waktu telah berlalu begitu
cepatnya. Kalian akan kuliah lalu memimpin perusahaan masing-masing.” Ujar
ommonim.
“
Geunde, omma. Apakah omma tidak menginginkan seorang cucu?” Goda Myungsoo
sedangkan ommonim dan aku sedikit terkejut mendengarnya. “ Berapa cucu yang
omma inginkan? Aku pasti mengabulkan keinginan omma.” Lanjut Myungsoo.
“
Apa yang kau bicarakan? Kita masih SMA bahkan belum lulus. Aku tidak ingin
menjadi seorang ibu di usia mudaku ini.” Tolakku sambil mencubit pinggangnya.
“
Haeryung-ya, benar. Kalian masih sangat muda. Belum waktunya kalian untuk
memiliki seorang anak. Geure, omma senang sekali bisa melihat kalian seperti
ini! Omma harus pulang sekarang karena sudah malam. Sebaiknya kalian istirahat!
Bukankah perjalanan camping itu
sangat melelahkan?” Ujar Nyonya Kim sambil berdiri.
Aku
dan Myungsoo mengantarkan ommonim hingga beliau menaiki mobilnya. Myungsoo
merangkul bahuku sambil berusaha menahan tubuhnya. Aku merasakan suhu tubuhnya
sangat dingin lalu memapahnya masuk ke apartemen. Aku membaringkannya di
ranjang lalu mengambil air hangat untuk menurunkan demamnya. Aku selalu
memantau suhu tubuhnya dengan penuh harapan. Saat aku ingin mengganti air,
tiba-tiba dia memegang tanganku. Dia menyuruhku untuk berbaring disampingnya.
“
Mengapa kau tidak mengatakan padaku bahwa kau sedang demam? Jika aku mengetahui
hal ini lebih awal, mungkin aku menarikmu untuk naik ke mobil.” Protesku.
“
Aku tak ingin menyusahkanmu. Lagipula aku tidak ingin membuat omma khawatir.
Aku tidak mungkin meninggalkan motorku di sekolah setelah 2 hari
meninggalkannya disana.” Elaknya.
“
Aish jinja, motormu tidak mungkin hilang jika kau menyimpannya di sekolah.
Geunde, apa penyebab kau dan Jonghyun berkelahi? Apakah karena diriku?” Tanyaku
sambil menunjuk diriku sendiri.
“
Aku sangat lelah. Aku ingin tidur. Annyeong, chagi.” Ujarnya sambil memejamkan
matanya.
Seharusnya
aku tidak menanyakan hal itu padanya. Dia pasti akan menyembunyikannya dariku.
Sifatnya tidak pernah berubah. Dia tidak ingin aku memikirkan hal ini lagi.
Sebenarnya apa yang dikatakan Jonghyun hingga mereka berkelahi seperti itu. Aku
sangat yakin bahwa Jonghyun yang memancing amarahnya.
Jonghyun POV
Aku
sangat penasaran hubungan antara Myungsoo dengan Haeryung. Haeryung yang ku
kenal sekarang sangatlah berbeda. Hubungan kami menjadi renggang semenjak dia
dekat dengan Myungsoo. Matanya selalu melihat kearah Myungsoo disaat kami
sedang bersama. Pertama, aku pernah melihat tatapan matanya yang sendu ketika
melihat Myungsoo sedang berciuman dengan Jiyeon di taman belakang sekolah.
Kedua, aku sempat melihat mereka bicara di perpustakaan. Namun, aku tidak bisa
mendengar pembicaraan mereka. Ketiga, saat Myungsoo menjemputnya di clubbing. Myungsoo mengatakan bahwa
mereka bertetangga. Namun, aku tidak percaya padanya karena aku merasa hubungan
mereka lebih dari itu. Keempat, aku melihat mereka berpegangan tangan di aula
bahkan saling berbisik. Kelima, aku melihat mereka datang bersama menggunakan
motor Myungsoo saat camping kemarin
bahkan seorang pembantu mengantarkan barang mereka dan mengatakan bahwa dia
telah memisahkan perlengkapan Myungsoo dengan Haeryung pada tas yang berbeda.
Terakhir, aku baru mengetahui bahwa cinta pertama Myungsoo adalah Haeryung.
Yang membuatku lebih terkejut lagi ketika melihat mereka berciuman di dekat
danau. Aku ingin sekali menghampiri mereka lalu memukul Myungsoo. Namun, entah
mengapa aku malah membalikkan tubuhku lalu pergi dari sana. Aku masih tidak
mengerti dengan perkataan Myungsoo saat kami berkelahi kemarin.
FLASHBACK
!!!
Saat
aku dan Myungsoo membereskan tenda, aku mengajaknya pergi menjauh dari area camping. Dia mengikutiku tanpa protes.
Aku menghentikan langkahku lalu melihat kearahnya. Ku lihat dia mengeluarkan
smirknya. Detik itu juga, aku memukul wajahnya dengan keras hingga dia terjatuh
ke tanah. Dia memegang sudut bibirnya yang berdarah akibat pukulanku lalu berdiri
sambil mengeluarkan smirknya lagi. Aku mengernyitkan keningku karena dia tidak
membalas pukulanku.
“
Apa yang ingin kau bicarakan denganku?” Tanyanya.
“
Apa hubunganmu dengan Haeryung sebenarnya?” Tanyaku sambil mengepalkan
tanganku.
“
Bukankah aku sudah mengatakan padamu bahwa hubungan kami sekedar tetangga saja.
Apakah kau sedang cemburu sekarang karena aku lebih dekat dengannya
dibandingkan denganmu?” Ujarnya.
“
Sebaiknya kau menjauh darinya mulai sekarang! Jika tidak…” Belum sempat aku
melanjutkan perkataanku, dia telah memotongnya.
“
Jika tidak, maka kau akan membunuhku! Silahkan! Aku tidak keberatan jika kau
membunuhku. Geunde, aku sangat yakin Haeryung akan membencimu seumur hidupnya.
Aku tidak bisa menjauhinya karena dia tidak mungkin menjauhiku. Lagipula
statusmu hanyalah kekasihnya. Tidak lebih dari itu. Aku bisa mendekatinya
kapanpun yang ku inginkan. Jika kau sangat penasaran dengan hubungan kami, maka
selidikilah kami! Kau akan mendapatkan jawaban dari pertanyaanmu ini.”
Jelasnya.
Aku
mengepalkan tanganku lalu memukulnya lagi dengan sangat keras. Dia hanya diam
saja tanpa melawanku sambil mengeluarkan smirknya. Tiba-tiba Haeryung datang
sambil berusaha memisahkan kami. Namun, aku tidak terima dengan semua perkataan
Myungsoo itu. Aku terus memukulnya. Namun, Haeryung menghalangiku hingga tanpa
sengaja aku mendorongnya. Ku lihat Haeryung terjatuh dan lututnya terluka. Aku
berniat untuk menolongnya. Namun, Myungsoo memukulku sangat keras. Aku sempat
terkejut ketika dia memukulku. Aku dapat melihat tatapan amarahnya. Haeryung
berdiri lalu memisahkan kami lagi. Aku ingin sekali membalas pukulan Myungsoo.
Namun ketika melihat Haeryung memeluk Myungsoo dihadapanku, aku mengurungkan
niatku itu lalu pergi meninggalkan mereka.
FLASHBACK
END !!!
Tanpa
terasa aku telah tiba didepan gedung sekolah. Saat aku akan keluar dari mobil,
aku melihat Haeryung dan Myungsoo turun dari motor. Ku lihat Haeryung memegang
dahi Myungsoo, sedangkan Myungsoo mengacak-acak rambut Haeryung hingga sedikit
berantakan. Mereka berjalan secara terpisah. Haeryung meninggalkan Myungsoo di
belakangnya, sedangkan Myungsoo berjalan dengan pelan sambil tersenyum. Aku
memukul stir mobilku lalu keluar dari mobil.
Aku
merasa malas untuk belajar. Akhirnya bel pulang berbunyi. Aku bergegas masuk ke
mobilku. Aku berniat untuk mengikuti mereka. Saat berada di dalam mobil, aku
melihat Myungsoo telah menaiki motornya. Tiba-tiba Haeryung datang dengan
gelagat yang aneh. Haeryung terlihat seperti memastikan bahwa sekelilingnya
telah aman. Aku mengikuti mereka dari belakang. Mereka berhenti di sebuah
restoran. Aku pun menghentikan mobilku lalu masuk ke restoran. Aku duduk di
kursi paling belakang. Ku lihat mereka makan siang bahkan saling menyuapi dan
tertawa bersama. Aku pun memotret momen itu dengan ponselku. Detik itu juga,
aku merasa hatiku sangat sakit. Rasa cemburu dan kecewa telah menyelimuti
hatiku.
Setelah
dari restoran, mereka pergi ke butik. Aku memantau mereka melalui kaca butik
itu. Ku lihat Haeryung mencoba beberapa gaun yang cantik, sedangkan Myungsoo
menilai penampilan Haeryung. Tiba-tiba Myungsoo mendekati lalu mencium wajah
Haeryung. Aku membelalakan mataku bukan main saat itu. Tak lupa aku memotret
momen itu. Ingin rasanya aku menghampiri mereka lalu memukul Myungsoo. Aku
tidak menyangka bahwa Haeryung tega berselingkuh dengan namja lain. Mereka pun
keluar dari butik. Aku tetap mengikuti mereka hingga mereka berhenti di sebuah
apartemen mewah.
Aku
mengikuti mereka hingga mereka masuk ke salah satu kamar apartemen yaitu kamar
No. 1906 lantai 14. Aku ingin sekali mendobrak pintu kamar apartemen itu.
Namun, lagi-lagi aku tidak bisa untuk menerima kenyataan ini. Aku turun ke
bawah lalu berjalan menuju meja resepsionis. Aku menanyakan pemilik kamar No.
1906 lantai 14 pada resepsionis itu. Ternyata pemilik kamar itu adalah
Myungsoo. Aku kembali masuk ke mobilku sambil menunggu Haeryung keluar dari
apartemen. Namun nihil, dia tidak keluar dari apartemen Myungsoo Padahal aku
telah menunggunya selama 5 jam. Kini telah menunjukan pukul 11.00 p.m, ku lihat
lampu apartemen itu mati. Aku bergegas mengambil ponselku lalu meneleponnya.
“
Yeobsseo.” Jawabnya.
“
Oedigga, chagi?” Tanyaku.
“
Di rumahku. Waeyo?” Tanyanya.
“
Ani. Geunyang, aku ingin mengajakmu kencan besok.” Elakku.
“
Araseo. Aku akan menunggumu.” Ujarnya.
“
Jaljjayo.” Ujarku sambil mematikan ponselku. “ Apakah apartemen Myungsoo adalah
rumah barumu? Mengapa kau berbohong padaku, Haeryung-ya? Mengapa kau
mengkhianatiku seperti ini? Apakah aku mempunyai kesalahan padamu? Mengapa dari
sekian banyaknya namja harus Myungsoo?” Lirihku sambil memukul stir mobilku.
Author POV
Myungsoo
dan Haeryung menghadiri pesta ulang tahun perusahaan keluarga Kim bersama.
Terlihat seluruh relasi perusahaan keluarga Kim pun hadir. Acara pesta ulang
tahun perusahaan itu berjalan dengan lancar. Kini Tuan Kim memberikan sambutan
untuk tamu yang hadir. Akhirnya pesta ulang tahun perusahaan pun berakhir.
Keluarga Kim dan keluarga Na sedang berkumpul di ruang tamu termasuk Myungsoo
dan Haeryung. Tuan Kim mengumumkan Myungsoo sebagai pewaris tunggal di
perusahaannya setelah lulus SMA dan turun langsung untuk bekerja sebagai
direktur. Semua orang yang berada di ruang tamu terkejut ketika mendengar
keputusan Tuan Kim termasuk Myungsoo. Akhirnya pesta ulang tahun perusahaan
keluarga Kim berakhir. Kini mereka berkumpul di ruang tamu.
“
Geunde, appa. Aku belum mempelajari seluk-beluk bisnis dengan baik. Aku ingin
menyelesaikan studiku sebelum memimpin perusahaan.” Tolak Myungsoo.
“
Kau bisa belajar bisnis dengan turun langsung bekerja dan melanjutkan studimu
di universitas. Ini adalah tanggung jawabmu sebagai pewaris tunggal
perusahaanku. Selain itu, kau harus bertanggung jawab pada perusahaan keluarga
Na juga karena perusahaan kita adalah pemegang saham tertinggi di perusahaan
Na. Kau harus membantu Haeryung dalam memimpin perusahaannya kelak. Tidak ada
penolakan. Jika kau menolak, maka kau bisa keluar dari keluarga ini. Aku akan
menghapus namamu dalam daftar keluarga ini.” Jelas Tuan Kim sedangkan Myungsoo
terlihat sedang menahan amarahnya. Haeryung yang mengetahui hal itu langsung
memegang tangan Myungsoo untuk menenangkannya.
Setelah
pertemuan keluarga, Myungsoo dan Haeryung pulang ke apartemen. Myungsoo
tergesa-gesa masuk ke apartemen bahkan membuka pintu kamar dengan keras hingga
membuat Haeryung terkejut bukan main. Haeryung bergegas masuk ke kamar dan
membelalakan matanya ketika melihat tangan Myungsoo berdarah akibat memukul
cermin dengan kerasnya. Saat Myungsoo akan memukul cermin dengan tangan
lainnya, Haeryung menghampirinya lalu memegang tangan Myungsoo sambil
menggelengkan kepalanya.
“
Namja babo. Kau bisa menghancurkan isi apartemen kita. Jika tangan kananmu
terluka, lalu bagaimana dengan ujian besok? Bukankah kau harus mengisi soal itu
agar bisa melanjutkan studimu? Torawa!” Protes Haeryung sambil menarik tangan
Myungsoo dengan pelan lalu menyuruh Myungsoo untuk duduk di ranjang. Haeryung
mengambil kotak P3K lalu mengobati luka pada tangan kiri Myungsoo. “ Seharusnya
kau berterima kasih pada abeonim karena beliau mempercayakan perusahaannya
padamu. Kau tidak perlu khawatir dengan hal itu. Jika kau tidak sanggup
melakukannya, maka aku akan membantumu. Kau sangat beruntung karena memiliki istri
sepertiku. Bukankah aku adalah yeoja pintar? Aigoo, tangan sang playboy terbalut perban. Kau terlihat
seperti mayat hidup sekarang. Kau harus menutupinya dengan karisma tampanmu
itu, araseo! Sudah selesai. Sebaiknya kau istirahat sekarang!” Lanjut Haeryung
sambil membereskan peralatan P3K. Saat Haeryung akan beranjak dari ranjang,
Myungsoo menarik tangan Haeryung dengan tangan kanannya hingga Haeryung
terjatuh tepat di atas tubuh Myungsoo.
“
Mengapa kau melakukan semua ini? Apakah kau menyukaiku? Ani. Apakah kau
mencintaiku?” Tanya Myungsoo sambil menatap mata Haeryung.
“
Mwo? Bussunsuriya? Sebaiknya kau tidur sekarang!” Ujar Haeryung sambil beranjak
dari tubuh Myungsoo. Namun gagal karena Myungsoo menarik tangan Haeryung lagi
hingga Haeryung terjatuh lagi di atas tubuh Myungsoo.
“
Jawablah pertanyaanku! Apakah kau mencintaiku?” Tanya Myungsoo sekali lagi.
Namun, Haeryung malah mendekatkan wajah mereka lalu mencium bibir Myungsoo.
Myungsoo membelalakan matanya karena Haeryung tidak hanya menciumnya, tetapi
melumat bibirnya dengan ganas. Myungsoo pun tergiur untuk membalasnya sambil memejamkan
matanya. Setelah kehabisan nafas, Haeryung melepaskan ciuman mereka.
“
Tidurlah! Aku sangat lelah. Aku tidak ingin terlambat pada hari pertama ujian
sekolah.” Titah Haeryung sambil berbaring disamping Myungsoo.
-o0o-
Tanpa
terasa ujian telah berakhir. Kini seluruh siswa dan siswi Seoul Business School menatap gadget yang dipegangnya untuk melihat
hasil kelulusan mereka. Myungsoo dan Haeryung duduk di bangku taman saling
membelakangi untuk melihat hasil itu. Mereka menghela nafas lalu mengklik tombol
untuk melihat hasilnya. Myungsoo tersenyum senang ketika melihat hasil itu.
Namun berbeda dengan Haeryung, dia masih memejamkan matanya tak berani untuk
melihat hasilnya. Myungsoo membalikkan tubuhnya lalu melihat Haeryung yang
sedang memejamkan matanya. Myungsoo mengerti akan raut wajah Haeryung yang
penuh dengan kegelisahan akan hasil ujiannya. Tanpa sepengetahuan Haeryung,
Myungsoo melihat hasil ujian Haeryung dengan perlahan-lahan.
“
Yeoja babo. Bukalah matamu! Apakah kau tidak ingin melihat hasil ujianmu? Aku
sangat penasaran Universitas mana yang menerimamu. Kau lulus, Haeryung-ya.”
Bisik Myungsoo sambil memegang bahu Haeryung dari belakang. Haeryung yang
mendengar perkataan Myungsoo membuka matanya dengan refleks.
“
Jeongmalyo? Aku harus melihatnya.” Ujar Haeryung sambil melihat gadgetnya dan
tersenyum. “ Aku diterima di Universitas Kyunghee. Bagaimana denganmu?” Lanjut
Haeryung sambil melihat Myungsoo.
“
Sepertinya aku harus berpisah denganmu. Aku diterima di Universitas Dongguk.
Aku rasa kau akan merindukanku.” Goda Myungsoo sedangkan Haeryung
mengabaikannya dan tetap fokus pada hasil ujiannya. “ Aku harus pergi.” Lanjut
Myungsoo sambil berdiri.
“
Oedi?” Tanya Haeryung.
“
Ji Won sedang menungguku. Sampai bertemu di apartemen, istriku.” Pamit Myungsoo
sambil mengedipkan sebelah matanya lalu pergi meninggalkan Haeryung yang sedang
menahan rasa kecewanya dengan memegang ujung rok seragamnya.
Ji Won POV
Aku
mencari keberadaan Myungsoo di kelasnya. Namun, aku tidak menemukannya. Aku pun
mengirim pesan padanya. Beberapa menit kemudian, dia membalas pesanku. Dia
menyuruhku untuk menunggunya di parkiran motornya. Saat aku sedang berjalan
menuju parkiran, tiba-tiba langkahku berhenti ketika melihat Myungsoo bersama
Haeryung duduk di bangku taman. Ku lihat Myungsoo membisikan sesuatu sambil
memegang bahu Haeryung dari belakang. Ingin rasanya aku menghampiri mereka.
Namun, aku mengurungkan niatku lalu berjalan kembali menuju parkiran. Melihat
mereka bersama bukanlah yang pertama kalinya bagiku.
Awalnya
aku tak pernah merasa curiga dengan kedekatan mereka karena yang tahu bahwa
mereka bertetangga. Namun, kecurigaanku mulai bermunculan ketika mendengar isu
tentang mereka. Aku pernah melihat mereka turun dari atap bersama, pergi ke
sekolah bersama bahkan aku pernah memergoki saat mereka sedang bercanda.
Padahal saat itu mereka berbeda bus. Senyum yang Myungsoo berikan padaku sangat
berbeda dengan senyum yang dia berikan pada Haeryung. Ku lihat Myungsoo
melambaikan tangannya kearahku lalu menghampiriku.
“
Mian, aku terlambat.” Sesalnya sambil mengatur nafasnya.
“
Nan gwenchana. Geunde, kau habis darimana hingga berlarian seperti itu?”
Tanyaku untuk memancingnya.
“
Ah, aku berbicara dengan Woohyun dan Sungyeol sebentar. Wae geure? Mengapa kau
ingin bertemu denganku?” Elaknya.
“
Pembohong.” Pikirku sambil menatap matanya. “ Geunyang, aku ingin pergi membeli
gaun untuk pesta kelulusan nanti malam. Bisakah kau mengantarkanku? Bukankah
sudah kewajibanmu untuk mengantarkanku kemanapun aku ingin pergi sebagai kekasihku?”
Lanjutku sambil tersenyum.
“
Araseo. Kajja! Geunde, kau diterima di Universitas mana?” Tanyanya sambil
memberikan helm padaku lalu menaiki motornya.
“
Universitas Dongguk. Bagaimana denganmu?” Tanyaku sambil memakai helm dan
menaiki motornya.
“
Jeongmal? Sepertinya kita memang ditakdirkan untuk bersama. Kita akan sering
bertemu di Dongguk.” Ujarnya sambil memegang tanganku agar memeluknya dari
belakang.
Myungsoo
mulai melajukan motornya. Saat kami keluar gerbang, ku lihat Haeryung sempat
melihat kearah kami dengan tatapan yang sulit ku artikan. Awal aku dan Myungsoo
berpacaran adalah saat dia menciumku untuk pertama kalinya. Kami sering
menelepon bahkan mengirim pesan. Meskipun aku mengetahui bahwa dia berpacaran
dengan Jiyeon. Namun, aku menerimanya sebagai pacarku karena aku mengetahui
bahwa dia adalah seorang playboy.
Seharusnya aku tidak melakukan hal ini karena secara tidak langsung aku adalah
orang ketiga diantara Myungsoo dan Jiyeon. Namun, aku tidak bisa menolaknya
karena aku telah mencintai Myungsoo semenjak SMP. Aku selalu mengikutinya
hingga bersekolah di Seoul Business
School ini.
Akhirnya
kami tiba di butik. Aku memilih gaun yang sesuai untukku. Saat aku akan
menunjukan gaun itu pada Myungsoo, ku lihat dia menatap salah satu gaun yang
dipajang. Aku menghampirinya lalu menunjukan gaun yang ku pilih untuk
menanyakan pendapatnya. Dia menganggukan kepalanya lalu menyuruhku untuk
mencobanya. Saat aku akan masuk ke ruang ganti, tiba-tiba aku mendengar dia
memanggil pelayan lalu menanyakan ukuran gaun yang dilihatnya tadi. Aku menepis
pikiran curigaku sebisa mungkin. Setelah itu, dia berjalan menuju kasir lalu
memberikan kartu kreditnya pada kasir. Aku mencari-cari keberadaan gaun yang
dilihatnya tadi. Namun, gaun itu sudah tidak terpajang lagi. Aku mengalihkan
pandanganku pada Myungsoo. Namun, aku tidak melihatnya membawa bingkisan gaun
itu.
Kami
pergi ke restoran. Dia memesan makanan favoritku. Dia bersikap manja padaku
bahkan menyuruhku untuk menyuapinya. Aku menuruti keinginannya itu. Saat aku
akan menyuapinya lagi, tiba-tiba ponselnya berdering. Aku melihat nama Haeryung
tertera pada layar ponselnya. Dia mematikan ponselnya lalu menyuruhku untuk
menyuapinya lagi. Aku mengernyitkan keningku tak mengerti sambil meletakkan
sendok yang ku pegang.
“
Apakah kau berpacaran dengan Haeryung?” Tanyaku sambil menatapnya.
“
Mengapa kau menanyakan hal ini? Bukankah kau sudah mengetahui bahwa dia adalah
tetanggaku? Apakah kau cemburu padanya karena dia meneleponku barusan?”
Tanyanya sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi.
“
Jawablah pertanyaanku!” Titahku.
“
Aku tidak berpacaran dengannya. Apakah kau puas dengan jawabanku?” Tanyanya
sambil tersenyum. “ Seharusnya kau tidak cemburu dengannya, geunde Jiyeon.
Semua orang mengetahui bahwa Jiyeon adalah kekasihku. Tidak ada yang mengetahui
hubungan kita selain Sungyeol, Woohyun, dan Haeryung. Seharusnya kau
berterimakasih pada Haeryung karena dia diam saja setelah mengetahui hubungan
kita. Bukankah kau telah mengetahui bahwa aku seorang playboy? Seharusnya kau tidak perlu merasa cemburu seperti
ini. Ini merupakan salah satu resiko
yang kau terima karena menjadi kekasih gelapku. Aku tidak ingin membicarakan
masalah ini lagi. Aku tidak ingin kencan kita hancur karena masalah sepele seperti
ini. Sebaiknya kita pergi ke pesta sekarang. Kajja!” Ajaknya sambil berdiri.
“
Aku tidak menyangka bahwa kata-kata itu keluar dari mulutnya. Hatiku
benar-benar terasa sakit ketika mendengarnya mengatakan bahwa aku hanyalah
kekasih gelapnya. Seharusnya aku tidak menanyakan hal ini padanya. Geunde, aku
tak kan diam saja. Aku akan mendapatkanmu. Aku ingin memiliki tubuhmu dan
cintamu seutuhnya. Aku akan menghancurkan semua yang menghalangiku termasuk
Jiyeon dan Haeryung.” Pikirku sambil mengikutinya dari belakang.
Author POV
Myungsoo
dan Ji Won tiba di sekolah. Ji Won mengaitkan lengannya pada lengan Myungsoo.
Mereka berjalan di atas karpet merah bersama. Ji Won tidak menyangka bahwa
Myungsoo tidak menolak tindakannya. Semua yeoja yang melihat kedatangan mereka
merasa iri pada Ji Won karena Ji Won menjadi pasangan Myungsoo di pesta
kelulusan ini. Myungsoo dan Ji Won menghampiri Sungyeol dan Woohyun. Mereka
berbicara hingga bergurau. Sungyeol dan Woohyun memuji kecantikan Ji Won.
Myungsoo mengatakan bahwa dia tidak salah memilih pasangan dengan bangganya.
Tiba-tiba
sebuah mobil mewah berhenti tepat didepan pintu masuk. Keluarlah sosok namja
yang sangat tampan. Pria itu membukakan pintu mobil sambil tersenyum lalu
bergegas ke pintu mobil sampingnyam dan membukan pintu mobil. Kini terlihat
sebuah kaki jenjang yang sangat cantik keluar dari salah satu mobil itu.
Pemilik kaki jenjang itu keluar sambil memperlihatkan senyuman yang menggoda. Namja
tampan itu memberikan lengannya pada yeoja cantik itu. Sang yeoja pun
mengaitkan lengannya pada lengan namja itu sambil tersenyum. Namja dan yeoja
itu adalah Jonghyun dan Haeryung. Mereka berjalan di atas karpet merah sambil
tersenyum.
Myungsoo
tersenyum ketika melihat gaun yang dikenakan oleh Haeryung. Gaun itu adalah
gaun yang dibelinya tadi. Gaun di atas lutut berwarna merah, high heels berwarna merah, dan jepitan
bunga mawar merah melengkapi kecantikan yang terpancar dari wajah Haeryung.
Namun, senyum Myungsoo memudar ketika Jonghyun dan Haeryung terlihat sangat
mesra. Tanpa Myungsoo sadari, Ji Won menatap nanar padanya. Ji Won semakin
menaruh curiga pada hubungan Myungsoo dengan Haeryung. Ji Won merasa tidak adil
karena seharusnya gaun yang dipakai oleh Haeryung adalah miliknya.
Acara
pesta kelulusan pun dimulai. Suara musik klasik memenuhi ruangan aula. Semua
pasangan mulai berdansa dan lampu utama dimatikan. Haeryung berdansa dengan
Jonghyun. Sedangkan Myungsoo berdansa dengan Ji Won. Tanpa Jonghyun dan Ji Won
ketahui, Haeryung dan Myungsoo saling menatap, tersenyum, bahkan memegang jari
tangan satu sama lain. Myungsoo dan Haeryung melepaskan tangan mereka ketika
lampu utama dinyalakan dan musik klasik berhenti. Kini MC berdiri di panggung
sambil membacakan pria dan wanita populer serta pasangan terbaik.
“
Geure, kali ini adalah puncak malam pesta kelulusan. Saya akan membacakan
kategori namja paling populer di sekolah. Namja populer di sekolah ini adalah
Kim Myungsoo. Untuk Kim Myungsoo, saya persilahkan naik ke panggung untuk
menerima penghargaan!” Titah MC sedangkan Myungsoo tersenyum senang sambil
menepuk bahu Sungyeol dan Woohyun lalu naik ke panggung. “ Mungkin kalian
sangat penasaran dengan yeoja populer di sekolah ini. Mungkin kalian dapat
menebak siapa pemenangnya. Geure, saya akan membacakan kategori yeoja populer
di sekolah ini. Yeoja populer itu adalah Na Hae Ryeong. Untuk Na Hae Ryeong,
saya persilahkan naik ke panggung untuk menerima penghargaan!” Lanjut MC
sedangkan Haeryung memeluk Jonghyun lalu naik ke panggung dan berdiri disamping
Myungsoo. “ Inilah saat yang paling menegangkan. Siapakah yang menjadi pasangan
terbaik pada malam ini. Geure, saya akan membacakan kategori pasangan terbaik
pada malam ini. Pasangan yang beruntung itu adalah Lee Jonghyun dan Na Hae
Ryeong. Saya tidak menyangka bahwa Na Hae Ryeong akan mendapatkan dua
penghargaan sekaligus. Untuk Lee Jonghyun, saya persilahkan naik ke panggung
untuk menerima penghargaan dan menemani pasangannya di atas panggung!” Titah MC
lalu Jonghyun naik ke panggung dan berdiri disamping Haeryung. Mereka
mendapatkan penghargaan dari MC dan tak lupa mengucapkan rasa terimakasih pada
peserta yang telah memilih mereka.
Myungsoo
melihat ke sekelilingnya berharap menemukan sosok Haeryung. Namun nihil, Myungsoo
tidak menemukan Haeryung di aula. Myungsoo memutuskan untuk mencari Haeryung
disetiap sudut sekolah. Tiba-tiba langkah Myungsoo berhenti ketika melihat pasangan
sedang bercumbu. Myungsoo berjalan pelan sambil menyipitkan matanya untuk
melihat pasangan itu. Myungsoo membelalakan matanya ketika mengetahui bahwa
pasangan itu adalah Jonghyun dan Haeryung. Myungsoo menyandarkan dirinya pada
dinding sambil menatap nanar kearah Jonghyun dan Haeryung. Myungsoo melihat
Haeryung menikmati tiap lumatan yang diberikan Jonghyun tanpa memejamkan
matanya. Jonghyun semakin menghimpit Haeryung ke dinding. Haeryung mengalungkan
tangannya pada leher Jonghyun. Jonghyun melumat bibir Haeryung dengan ganas.
Tangan Jonghyun meraba-raba punggung hingga berhenti di payudara Haeryung.
Haeryung mengacak-acak rambut Jonghyun sambil menekan kepala Jonghyun agar
memperdalam ciuman mereka. Haeryung melepaskan ciuman mereka saat Jonghyun
berhasil membuka resleting gaunnya dan meremas payudaranya. Jonghyun beralih
menciumi leher Haeryung sambil meremas payudara Haeryung. Haeryung menggigit
bibir bawahnya untuk menahan desahannya. Saat Haeryung akan membuka kemeja
Jonghyun, Haeryung terkejut bukan main ketika melihat Myungsoo menatapnya
dengan nanar dan mengeluarkan smirknya. Haeryung memegang kepala Jonghyun agar
menghentikan kegiatannya lalu membenarkan gaunnya yang sedikit berantakan.
Jonghyun pun menghentikan kegiatannya dengan penuh tanya dan mengikuti arah
tatapan Haeryung.
“
Mian, aku telah mengganggu kegiatan kalian. Jika aku boleh memberikan saran,
maka sebaiknya kalian melanjutkan kegiatan tadi di hotel. Disini adalah ruangan
terbuka. Kalian sangat beruntung karena orang pertama yang memergoki kegiatan
kalian tadi adalah diriku. Silahkan dilanjutkan kembali!” Hardik Myungsoo
sambil mengeluarkan smirknya lalu pergi meninggalkan mereka.
“
Myungsoo-ya… Myungsoo-ya… Myungsoo-ya… ” Panggil Haeryung namun Myungsoo
mengabaikannya dan terus berjalan. “ Aku harus pergi, Jonghyun-ya.” Ujar
Haeryung pada Jonghyun namun Jonghyun menahan tangannya.
“
Kajima!” Lirih Jonghyun sedangkan Haeryung terlihat bingung antara mengejar
Myungsoo atau tetap bersama Jonghyun.
“
Jeongmal mianhae, Jonghyun-ya. Aku harus mengejarnya. Aku harap kau mengerti.
Aku akan menghubungimu secepatnya.” Ujar Haeryung sambil melepaskan tangan
Jonghyun lalu mengejar Myungsoo.
“
Aku merasa bahwa kau akan dicampakkan olehnya setelah ini.” Ujar Ji Won
tiba-tiba muncul.
“
Mengapa kau membiarkan Myungsoo berkeliaran hingga menggangguku dan Haeryung?”
Tanya Jonghyun sambil merapikan jas miliknya.
“
Aku tidak bisa mengikat Myungsoo karena statusku hanyalah kekasih gelapnya.
Geunde, mengapa kau tidak bisa menahan Haeryung? Padahal kau adalah
kekasihnya.” Tanya Ji Won sambil membantu merapikan jas Jonghyun.
“
Yeoja itu terlalu baik pada semua orang. Aku tidak bisa menahannya karena
mereka telah berteman sejak kecil. Geunde, mengapa kau berada disini? Apakah
kau mengintipku juga seperti Myungsoo?” Tanya Jonghyun.
“
Ah, aku sedikit mengintipmu saat mencumbu Haeryung. Geunde, aku tidak menyangka
bahwa Myungsoo ada disini juga. Seandainya kau melakukannya di hotel, pasti
kejadian ini tidak terjadi. Aku ingin memberikan tawaran kerjasama denganmu.” Ujar
Ji Won.
“
Apakah itu?” Tanya Jonghyun penasaran.
TBC
Bacalah
part sebelumnya dengan mengklik link dibawah ini!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar