[SERIES]
Love Light Part 4
Title : Love Light Part 4
Author : Cavela
Length : Series
Genre : Romance, School Life, Married
Life, and Yadong
Main
Cast : Kim Myungsoo and Na Hae Ryeong
aka Haeryung
Other Cast : Lee Jonghyun, Jung Yonghwa, Kang Minhyuk, Nam Woohyun, Lee
Sungyeol, Park Jiyeon, Kim Ji Won, Krystal Jung
Preview
“
Aku merasa bahwa kau akan dicampakkan olehnya setelah ini.” Ujar Ji Won
tiba-tiba muncul.
“
Mengapa kau membiarkan Myungsoo berkeliaran hingga menggangguku dan Haeryung?”
Tanya Jonghyun sambil merapikan jas miliknya.
“
Aku tidak bisa mengikat Myungsoo karena statusku hanyalah kekasih gelapnya.
Geunde, mengapa kau tidak bisa menahan Haeryung? Padahal kau adalah
kekasihnya.” Tanya Ji Won sambil membantu merapikan jas Jonghyun.
“
Yeoja itu terlalu baik pada semua orang. Aku tidak bisa menahannya karena
mereka telah berteman sejak kecil. Geunde, mengapa kau berada disini? Apakah
kau mengintipku juga seperti Myungsoo?” Tanya Jonghyun.
“
Ah, aku sedikit mengintipmu saat mencumbu Haeryung. Geunde, aku tidak menyangka
bahwa Myungsoo ada disini juga. Seandainya kau melakukannya di hotel, pasti
kejadian ini tidak terjadi. Aku ingin memberikan tawaran kerjasama denganmu.”
Ujar Ji Won.
“
Apakah itu?” Tanya Jonghyun penasaran.
Next
“
Aku ingin kau bekerjasama denganku untuk memisahkan mereka. Aku merasa bahwa
hubungan mereka lebih dari sekedar teman. Bukankah kau telah melihatnya dengan
mata kepalamu sendiri? Bahkan Haeryung lebih memilih mengejar Myungsoo
dibandingkan tetap bersamamu saat ini. Jika kita bekerjasama, maka kita bisa
memiliki mereka. Haeryung akan menjadi milikmu, sedangkan Myungsoo menjadi
milikku. Otte?” Tawar Ji Won.
“
Aku akan memikirkannya. Aku akan menghubungimu nanti. Aku harus pergi. Aku
tidak ingin ada yang melihat kita bersama.” Ujar Jonghyun lalu meninggalkan Ji
Won yang sedang mengeluarkan smirknya.
Myungsoo POV
Aku
bergegas masuk ke mobilku. Saat aku akan melajukan mobilku, tiba-tiba Haeryung
muncul di depan mobilku dengan nafas terengah-engah. Aku membiarkannya masuk ke
mobil. Tanpa mempedulikan pertanyaannya, aku melajukan mobilku dengan kecepatan
penuh. Ku lihat dia bergegas memakai sabuk pengaman sambil memegang ujung
roknya dengan erat. Tanpa terasa kami tiba di basement apartemen. Aku keluar dari mobil menuju kamar apartemen
tanpa mempedulikan teriakannya. Aku mengambil air minum lalu meneguknya. Dia
menghampiriku dan merajuk padaku agar aku tidak mengabaikannya. Namun, aku tetap
mengabaikannya. Aku mengganti pakaianku lalu berbaring di ranjang sambil
menutup mataku. Dia terus merajuk disampingku hingga berada di atas tubuhku.
Aku merasakan juniorku menyentuh miss V miliknya dibalik pakaian yang kami
kenakan. Detik itu juga, aku membuka mataku lalu memegang wajahnya dengan
lembut.
“
Apakah kau sedang menggodaku? Mengapa kau berada di atas tubuhku?” Tanyaku
sambil menatapnya. Tiba-tiba bayangan saat Jonghyun mencumbunya bermunculan
dibenakku.
“
Ani. Geunde, aku tidak tahu harus bagaimana lagi agar kau bicara denganku. Ku
rasa cara ini berhasil. Alhasil kau melihatku dan bicara padaku.” Ujarnya
sambil tersenyum.
“
Mandilah! Aku tidak ingin mencium aroma namja itu di tubuhmu. Mari kita bicara
setelah kau mandi.” Ujarku sambil memejamkan mataku lalu dia beranjak dari
tubuhku.
Aku
bersandar pada ranjang lalu mengambil ponselku dan mendengarkan musik. Ku lihat
dia keluar dari kamar mandi sambil menggunakan pakaian tidurnya. Dia
mengeringkan rambutnya sambil melihat kearahku melalui cermin. Detik itu juga,
aku mengalihkan pandanganku ke ponselku. Saat melihatnya tersenyum membuat
debaran pada jantungku sangat cepat. Begitu banyak yeoja yang ku kencani, namun
aku tak pernah merasakan hal ini sebelumnya. Apakah aku jatuh cinta padamu
untuk kedua kalinya, Haeryung-ya? Aku merasakan ranjang sedikit bergerak. Aku
tetap menatap ponselku tanpa melihat kearahnya yang duduk disampingku.
Tiba-tiba dia melepaskan headset yang
ku pakai. Aku sontak melihat kearahnya.
“
Bukankah kita akan bicara setelah aku mandi?” Tanyanya sambil ikut bersandar
pada ranjang.
“
Apa yang ingin kau bicarakan?” Tanyaku tanpa melihat kearahnya.
“
Mengapa kau menghindariku? Apakah kau marah padaku? Apakah kau cemburu pada
Jonghyun? Apakah kau mengikutiku hingga melihat kami sedang bercumbu?” Tanyanya
sambil membelai wajahku.
“
Ani. Jika aku melakukan hal yang kau pertanyakan, maka aku adalah namja babo.
Aku memiliki banyak urusan yang lebih penting.” Ujarku sambil memegang
tangannya agar berhenti membelai wajahku. Jika dia terus menggodaku, maka aku
tidak dapat menahan hasratku untuk menyentuhnya.
“
Arra. Geunde, gomawo. Aku sangat menyukai gaunnya. Aku akan memberikan hadiah
kecil untukmu.” Ujarnya sambil tersenyum.
Aku
mengernyitkan keningku sambil menatapnya tak mengerti. Mataku terpesona akan
senyumannya hingga aku merasakan bibirnya telah menciumku. Namun, dia hanya
menempelkannya saja tanpa melumat bibirku. Saat dia akan melepaskan ciumannya,
aku bergegas menahan lehernya lalu memejamkan mataku dan melumat bibirnya. Aku
melumat bibirnya dengan ganas dan menggebu-gebu. Tanpa melepaskan ciumanku, aku
menindih tubuhnya. Dia mengalungkan lengannya pada leherku dan membalas tiap
lumatan yang ku berikan padanya. Aku melepaskan ciuman kami karena kehabisan
nafas. Aku beralih pada lehernya dan membuat beberapa kissmark di lehernya.
“
Aku tidak sanggup untuk menahannya lagi.” Bisikku sambil menatap wajahnya yang
terlihat merah merona.
“
Lakukanlah! Bukankah ini salah satu isi perjanjian kita?” Ujarnya sambil
memegang wajahku dengan kedua tangannya. Aku mencium bibirnya kembali sambil
memejamkan mataku untuk merasakan bibirnya yang membuatku tak bisa menahan
untuk tidak menciumnya.
“
Mengapa kau menganggap bercinta denganku adalah salah satu isi perjanjian itu?
Apakah kau tidak bisa mengatakan bahwa kau menginginkannya juga? Aku ingin
memilikimu seutuhnya. Aku tidak ingin memiliki tubuhmu saja melainkan hatimu
juga, Haeryung-ya.” Pikirku disela ciumanku.
Aku
membuka satu persatu kancing pakaian tidurnya tanpa melepaskan ciumanku. Aku
menyentuh punggungnya hingga membuka pengait branya. Aku meremas payudaranya
dengan kasar. Aku melepaskan ciuman kami lalu menjilati hingga menggigit
payudaranya. Dia mendesah pelan sambil memegang kepalaku agar memainkan
payudaranya lebih lama lagi. Detik itu juga, tanganku menelusup pada celananya
hingga menyentuh miss V miliknya. Aku menggesekkan tanganku pada miss V
miliknya hingga memasukan satu jariku untuk memainkannya. Aku mencium bibirnya
kembali dan melumatnya dengan ganas. Tanpa diketahuinya, aku menambahkan satu
jariku lagi untuk mengoyaknya dengan cepat. Aku merasakan bibirnya bergetar
disela ciuman kami. Aku memperlambat gerakan dua jariku lalu ku rasakan getaran
di bibirnya berhenti. Aku melepaskan ciuman kami.
“
Apakah aku menyakitimu?” Tanyaku tanpa menghentikan jariku.
“
Sedikit.” Ujarnya lalu aku merasakan jariku basah akibat orgasme pertamanya.
“
Kau basah, chagi. Aku tidak menyangka kau cepat sekali.” Ujarku sambil
menatapnya.
Namun,
dia malah menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Aku tersenyum melihat
tingkah lakunya seperti itu. Aku membuka celana tidur dan celana dalamnya
perlahan-lahan. Setelah aku berhasil membuka celananya, dia merapatkan pahanya
hingga aku tidak bisa melihat miss V miliknya. Aku membuka kaos dan celanaku
dengan cepat. Aku mengambil remote di meja lalu menekannya untuk mematikan
lampu kamar. Aku memegang tangannya agar dia melepaskan tangannya dari
wajahnya.
“
Bukalah matamu, Haeryung-ya! Kau tak perlu merasa malu seperti ini. Aku telah
mematikan lampu kamarnya.” Bisikku lalu dia melemaskan tangannya hingga aku
bisa melepaskan tangannya dari wajahnya.
Dia
mengerjapkan matanya beberapa kali. Sedangkan aku menatap matanya sambil
membelai wajahnya dengan lembut. Aku mendekatkan wajahku pada wajahnya hingga
aku merasakan deru nafasnya yang menerpa wajahku. Aku mencium hingga melumat
bibirnya dengan lembut. Sedangkan dibawah sana, tanganku sedang berusaha untuk
memasukan juniorku pada miss V miliknya. Saat aku sedang memasukkan juniorku,
dia menggigit bibirku disela ciuman kami. Aku merasakan bibirku berdarah akibat
gigitannya. Detik itu juga, aku merasakan miss V miliknya sangat sempit. Aku
sempat menduga bahwa ini adalah pertama baginya. Namun, aku menghapus dugaanku
itu mengingat Jonghyun pernah mencumbunya beberapa kali. Aku mulai menggenjot
miss V miliknya dengan pelan. Dia melepaskan ciuman kami. Aku melihat dia
memejamkan matanya sambil menitikan air matanya tanpa mengeluarkan suaranya.
“
Uljima! Kau tidak akan merasa sakit setelah ini. Bertahanlah!” Ujarku sambil
menghapus air matanya dengan jari tanganku.
Setelah
menenangkannya, aku menggenjot miss V miliknya lagi dengan cepat. Dia mencakar
punggungku. Meskipun terasa perih, aku mengabaikannya dan terus menggenjotnya.
Aku mendengar dia mulai mendesah dan menikmatinya. Dia melemaskan tubuhnya agar
tubuhnya mengikuti gerakan tubuhku. Aku melihat payudaranya yang menari-nari
dengan bebas akibat gerakan tubuhku. Detik itu juga, aku menjilati hingga
menggigit payudaranya tanpa menghentikan genjotanku.
“ Myungsoooooooooooo,
lebihhhh ceppaaat lagggihhhh. Ah…. Ahhhh.... ahhhh… Geure….. teruuuussss….
Sepertiiiii ituuuuuu…. Ah…. Ahhhh.... ahhhh…” Desahnya.
“
Apakahhhhh kauuuu sangatttt menikmatiiiiinyaaaaa?” Tanyaku sambil terus
menggenjot miss V miliknya.
“
Namja yadoooong. Iniiii sunngggguhhhh nikmaaaatttt. Ah…. Ahhhh.... ahhhh…
lebihhhh ceppaaattt lagiiiiiihhhh… Pallliiiiiiii…” Desahnya sambil menarik
kepalaku dan mencium bibirku.
“
Saranghaeeeee, Haeryunggggg-ya.” Ujarku disela desahanku, namun dia tidak
meresponku.
Aku
terus menggenjotnya hingga aku merasakan miss V miliknya berkedut lalu mengeluarkan
cairannya. Aku mengabaikan cairan yang dikeluarkannya karena aku belum mencapai
klimaks. Aku terus menggenjotnya dengan tempo lebih cepat lagi. Kakinya memeluk
pinggangku hingga juniorku masuk lebih dalam pada miss V miliknya. Aku
mengangkat tubuhnya hingga dia duduk dipangkuanku. Dia mengalungkan lengannya
pada leherku. Sementara dibawah sana, dia membantuku menggerakan pinggulnya
agar juniorku menggenjot miss V miliknya lebih dalam lagi. Dia menggigit bibir
bawahnya seolah-olah menikmatinya. Aku menarik dagunya lalu mencium bibirnya
dengan ganas. Tanganku meremas payudaranya. Sedangkan dia memegang kendali
untuk memuaskan juniorku dengan menggerakkan pinggangnya lebih cepat. Aku
melepaskan ciuman kami saat aku merasakan klimaksku. Kini aku memegang pinggangnya
dan membantunya untuk mempercepat gerakannya. Akhirnya aku mencapai klimaks dan
mengeluarkan spermaku di dalam rahimnya. Aku menghentikan gerakanku saat
spermaku keluar. Kami mengatur nafas bersama-sama.
“
Apakah kau senang? Apakah kau memaafkanku?” Tanyanya sambil tersenyum.
“
Gomawo. Tidurlah!” Ujarku sambil membaringkan tubuhnya di ranjang. Aku mengambil
selimut untuk menutupi tubuhku kami lalu berbaring disampingnya sambil
memeluknya. “ Biarkan aku memelukmu selama tidur!” Pintaku sambil memejamkan
mataku.
-o0o-
Aku
terbangun dari tidurku ketika sinar mentari menyinari wajahku. Aku meraba-raba
ranjang disampingku berharap menyentuh tubuh Haeryung. Namun, dia tidak ada
disampingku. Aku membuka mataku dan mencari-cari keberadaannya. Saat membuka
selimut, aku melihat banyak noda darah di ranjang. Aku membelalakan mataku tak
percaya ketika aku menyadari bahwa aku adalah namja pertama yang memasuki
tubuhnya. Aku bergegas memakai pakaianku yang berserakan di lantai lalu keluar
dari kamar. Aku mencari-cari keberadaannya hingga aku menemukannya di dapur. Ku
lihat dia sedang memasak. Aku berjalan dengan perlahan lalu memeluknya dari
belakang sambil menciumi lehernya.
“
Apa yang kau masak, chagi?” Tanyaku disela ciumanku.
“
Yak, namja yadong. Lepaskan! Ahjumma sedang membersihkan ruang tamu. Bagaimana
kalau ahjumma melihat kita?” Ujarnya sambil berusaha melepaskan tanganku.
“
Ani. Aku tidak akan melepaskanmu sebelum kau memberikan morning kiss padaku.” Pintaku dengan aegyo. Dia memutarkan tubuhnya
lalu mencium bibirku. Saat dia akan melepaskan ciumannya, aku menahan lehernya
lalu melumat bibirnya dengan ganas. Aku merasa tubuhnya bergetar dan hampir
jatuh. Namun, aku bergegas memegangnya dan memeluknya dengan erat disela ciuman
kami. Tanpa melepaskan ciuman kami, aku membuka mataku. Ku lihat pembantu rumah
tangga melihat kami sambil menutup mulutnya dengan tangannya. Aku memberikan
kode dengan tanganku agar menyuruhnya pergi dari dapur. Ku lihat dia
membungkukan sedikit tubuhnya lalu pergi dari dapur. Aku memejamkan mataku lalu
memegang lehernya untuk memperdalam ciuman kami. Dia melepaskan ciuman kami
saat dia mulai kehabisan nafas.
“
Yak, namja yadong. Apakah kau ingin membunuhku dengan ciuman panasmu itu?
Apakah kau tahu? Aku sering kehabisan nafas saat berciuman denganmu. Aku tidak
menyangka bahwa kau memiliki nafas yang sangat panjang.” Protesnya namun aku
memegang wajahnya dengan kedua tanganku lalu mengecup bibirnya.
“
Aku sangat lapar. Cepat selesaikan masakanmu itu! Setelah itu, persiapkan
pakaianku untuk pergi ke kantor! Aku harus mandi sekarang.” Ujarku sambil
tersenyum lalu berjalan menuju kamar.
“
Yak, apakah aku terlihat seperti seorang pembantu? Mengapa kau tidak menyuruh
ahjumma untuk menyiapkan semuanya?” Teriaknya hingga membuat langkahku
berhenti.
“
Yak, yeoja babo. Kau adalah istriku. Bukankah menyiapkan pakaian dan membuatkan
sarapan adalah tugas seorang istri? Yang menjadi istriku adalah dirimu bukan
ahjumma. Jika kau membantahku, maka aku akan menyerangmu sekarang juga.” Ancamku
lalu ku lihat dia berlari menuju kamar hingga mendahuluiku. Aku mengikutinya
sambil tersenyum. Ku lihat dia membuka lemari dan memilih pakaian yang akan ku
kenakan. Aku mengambil handukku lalu masuk ke kamar mandi. Akhirnya aku selesai
mandi. Ku lihat pakaian yang akan ku kenakan berada di atas ranjang. Aku
tersenyum ketika melihat perpaduan pakaian itu yang sesuai dengan seleraku.
Aku
keluar dari kamarku sambil memakai dasi. Namun, pergerakan tanganku terhenti
ketika Haeryung mengambil alih untuk memakaikan dasiku. Aku menatap wajahnya
dalam diam. Dia tersenyum padaku setelah memakaikan dasiku. Aku berjalan menuju
kursiku lalu duduk. Dia mengambilkan nasi dan beberapa lauk pauk untukku. Aku
melihatnya dengan tatapan heran. Dia menyuruhku untuk makan. Kami makan dalam
diam hanya suara sumpit dan mangkuk yang terdengar. Akhirnya kami selesai
makan. Aku mengambil tas kerjaku lalu keluar dari rumah. Saat aku akan masuk ke
mobil, dia berteriak lalu menghampiriku. Aku semakin mengernyitkan keningku tak
mengerti terhadap perlakuannya terhadapku. Dia menunjukan telunjuk tangannya
pada bibirnya dengan malu-malu. Aku pun mengerti lalu mencium bibirnya dengan
lembut. Aku masuk dan melajukan mobilku. Ku lihat dia melambaikan tangannya
melalui kaca spion mobilku.
“
Ada apa dengannya? Mengapa dia bersikap seperti seorang istri sesungguhnya?
Apakah dia bisa berubah begitu cepatnya hanya mendengarkan perkataanku tadi?
Ah, molla. Geunde, aku sangat senang karena aku adalah namja pertama yang
memasuki tubuhnya. Ternyata selama ini Jonghyun hanya mencumbunya, namun tidak
sampai memasuki tubuhnya. Beruntung, aku memergoki mereka kemarin hingga mereka
tidak melakukan sejauh itu.” Gumamku sambil menyetir.
Haeryung POV
Setelah
kepergian Myungsoo, aku kembali ke kamarku. Tiba-tiba ponselku berdering. Aku
mengernyitkan keningku ketika nama ayahku tertera pada layar ponselku. Ayahku
tidak pernah menghubungiku setelah aku menikah. Aku menjawab panggilan telepon
darinya dengan hati-hati. Aku mengetahui sikap ayahku. Ayahku akan bicara
denganku ketika beliau mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Ayahku menyuruhku
untuk berkunjung ke rumah. Tanpa menunggu jawaban dariku, beliau memutuskan
panggilan teleponnya. Aku menatap nanar pada layar ponselku. Entah mengapa,
firasatku mengatakan hal buruk akan terjadi.
Kini
aku sedang berdiri tepat di depan rumahku sambil menekan bel pintu. Ibuku
membukakan pintu lalu memelukku sangat erat. Ibuku menanyakan kabarku selama
ini. Aku dan ibuku berjalan menuju ruang tamu. Ku lihat ayahku sedang membaca
koran. Aku membungkukkan sebagian tubuhku sebagai tanda hormatku padanya.
Ayahku menyuruhku duduk dan memberikan sebuah amplop berwarna cokelat padaku.
Aku membelalakan mataku tak percaya ketika melihat isi amplop itu.
“
Ige mwoya, appa? Apakah appa menyuruhku untuk bercerai dengan Myungsoo?”
Tanyaku tak mengerti.
“
Bukankah kau tidak mencintainya? Aku telah mendapatkan yang ku inginkan. Kini
giliranku untuk mewujudkan keinginanmu untuk berpisah dengannya.” Jelas ayahku.
“
Bussunsuriya, appa?” Tanyaku tak mengerti.
“
Aku telah mendapatkan dana untuk perusahaan keluarga kita melalui pernikahanmu.
Perusahaan keluarga Kim memberikan dana itu tanpa syarat. Aku telah memindahkan
nama kepemilikan saham Myungsoo menjadi atas namamu. Aku mengetahui bahwa kau
masih menjalin hubungan dengan putra keluarga Lee. Meskipun kau telah menikah
dengan Myungsoo. Aku tidak menyangka bahwa kau akan mengkhianati Myungsoo
seperti itu. Sama halnya aku mengkhianati keluarga Kim. Nama kekasihmu adalah
Lee Jonghyun, bukan? Dia datang ke kantorku. Dia ingin menikahimu. Dia akan
memberikan saham miliknya padamu. Tandatangani surat perceraian itu segera!”
Jelas ayahku lalu beranjak dari kursinya.
“
Apakah appa tidak cukup menjualku pada satu namja saja? Apakah appa selama ini
hanya menganggapku sebagai barang yang bisa dijual kapanpun?” Tanyaku sedangkan
ayahku menghentikan langkahnya lalu menatapku dengan tajam.
“
Bukankah bercerai dengannya adalah keinginanmu? Jangan bilang bahwa kau telah
mencintainya sekarang! Kau harus menceraikannya dan menikah dengan Jonghyun.
Tidak ada penolakan!” Titah ayahku lalu pergi meninggalkanku dan ibuku yang
tercengang ketika mendengar pembicaraan kami. Aku memasukan surat perceraian
itu ke amplop. Aku bergegas keluar dari rumah sambil menahan tangisku. Saat aku
membuka pintu, ibuku menahan tanganku. Aku melepaskan tangan ibuku secara
perlahan-lahan sambil menitikan air mataku. Ku lihat ibuku berusaha untuk
menghapus air mataku dengan jari tangannya. Namun, aku berlari lalu menaiki
taksi.
Saat
berada di taksi, aku menelepon Jonghyun. Aku ingin mendengar maksud semua ini
darinya. Aku menyuruhnya untuk menemuiku di sebuah café dekat Universitas
Kyunghee. Setibanya di café, aku mengedarkan pandanganku mencari kursi kosong.
Aku berjalan menuju kursi itu lalu duduk sambil menunggu kedatangan Jonghyun.
Aku menunggunya selama 15 menit. Akhirnya dia datang lalu menghampiriku dan mengecup
bibirku.
“
Apakah kau menungguku lama, chagi? Mianhae. Geunde, tidak biasanya kau ingin
menemuiku. Apakah kau sudah makan siang? Aku lapar sekali. Bagaimana kalau kita
makan siang dulu?” Tanyanya.
“
Apa maksudmu ingin menikah denganku?” Tanyaku sambil menatapnya dengan tajam.
“
Waeyo? Apakah aku salah ingin menikahi kekasihku ini? Seharusnya kau merasa
bahagia, chagi.” Ujarnya sambil tersenyum.
“
Aku tidak bisa menikah denganmu. Lupakanlah rencanamu itu! Mian, sebaiknya kita
mengakhiri hubungan ini.” Tolaku sambil beranjak dari kursiku.
“
Apakah kau menolak menikah denganku karena Myungsoo? Apakah kau mencintainya?”
Tanyanya sambil mengeluarkan smirknya lalu aku menghentikan langkahku dan
menatapnya.
“
Apa yang kau ketahui tentangku dan tentangnya?” Tanyaku.
“
Aku mengetahui bahwa kau telah berselingkuh dengannya.” Ujarnya sambil
melemparkan amplop berwarna cokelat ke atas meja. Aku mengambil amplop itu. Aku
membelalakan mataku ketika melihat beberapa fotoku dengan Myungsoo. Foto itu
adalah foto saat kami sedang makan siang bahkan terlihat saling menyuapi di
restoran dan Myungsoo mencium wajahku di butik. “ Apakah kau ingat? Ketika aku
meneleponmu pada malam hari. Aku menanyakan keberadaanmu. Geunde, kau berbohong
padaku. Kau mengatakan bahwa kau berada di rumahmu. Geunde, sebenarnya kau
berada di apartemennya. Aku akan melupakan semua itu dan memaafkan kesalahanmu.
Geunde, kau harus menikah denganku.” Lanjutnya.
“
Apakah kau mengikuti kami selama ini?” Tanyaku lalu dia menganggukan kepalanya
sambil mengeluarkan smirknya. “ Aku akui bahwa aku memang berselingkuh
dengannya. Aku tidak menyangka bahwa kau mengetahui hubungan kami secepat ini.
Geunde karena nasi sudah terlanjur menjadi bubur, maka mari akhiri hubungan
kita ini dan biarkanlah hubunganku dengannya berlanjut.” Lanjutku sambil
tersenyum.
“
Hubungan kita tidak akan berakhir, chagi. Jika hubungan kita berakhir, maka
akan menjadi akhir bagi perusahaanmu dan perusahaannya. Apakah kau mengetahui
bahwa ayahmu telah menandatangani sebuah kontrak dengan perusahaanku. Aku tidak
menyangka bahwa beliau menjadikanmu sebagai jaminannya. Jika ayahmu melanggar
isi kontrak itu, maka aku akan mengambil alih perusahaan keluargamu secara
paksa. Selain itu, aku akan menghancurkan perusahaan Myungsoo dalam sekejap.
Apakah kau tahu? Ayah Myungsoo meminjam dana pada perusahaanku dan langsung
menandatangani kontrak tanpa membaca isi kontrak terlebih dahulu. Jika kau
menolak menikah denganku, maka taruhannya adalah perusahaanmu dan perusahaan
Myungsoo. Pikirkanlah dengan baik-baik, chagi! Mungkin aku terlihat kejam
dimatamu. Geunde, aku melakukan semua ini karena aku sangat mencintaimu.
Saranghae, chagi!” Jelasnya sedangkan aku tercengang bukan main ketika
mendengar ancamannya.
Dia
memegang bahuku lalu mengecup bibirku. Aku bergegas memalingkan wajahku, namun
dia memegang daguku agar aku melihat kearahnya. Dia tersenyum manis padaku,
sedangkan aku membalasnya dengan mengeluarkan smirkku. Aku melepaskan tangannya
dari daguku lalu bergegas meninggalkannya. Aku benar-benar tidak percaya dengan
semua ini. Seharusnya aku merasa bahagia karena Jonghyun ingin menikahiku.
Namun, entah mengapa aku tidak menginginkan hal itu terjadi.
“
Apakah aku benar-benar mencintai Myungsoo? Dia memang selalu menggodaku.
Geunde, aku tidak pernah marah padanya. Saat dia berada didekatku, jantungku
selalu berdetak lebih cepat. Aku sangat menyukai aroma maskulin tubuhnya. Hal
pertama yang ku lakukan saat bersamanya adalah mencium aroma maskulin tubuhnya
yang begitu memabukkan bagiku. Sikapnya yang baik dan romantis mampu meluluhkan
hatiku ini. Meskipun aku mengetahui dengan jelas bahwa dia adalah seorang playboy. Selain itu, dia adalah namja
pertama yang memasuki tubuhku dan dia berhasil membuatku untuk memejamkan
mataku pertama kalinya saat bercumbu dengan namja. Entah mengapa, aku
membiarkannya memasuki tubuhku. Padahal aku tidak pernah mengijinkan Jonghyun
untuk memasuki tubuhku, meskipun dia adalah kekasihku.” Pikirku.
Akhirnya
aku tiba di apartemenku. Saat aku masuk, ku lihat jam telah menunjukan pukul 9.00
pm. Aku menyalakan lampu apartemen lalu mengirim pesan pada Myungsoo. Setelah
membaca pesan darinya, aku bergegas membuatkan makan malam untuk kami. Makanan
pun telah matang. Aku menata masakanku di meja. Aku melihat kearah pintu, namun
dia belum pulang juga. Aku pun memutuskan masuk ke kamar.
Myungsoo POV
Saat
aku menerima pesan dari Haeryung, aku bergegas menyelesaikan semua pekerjaanku.
Aku menghela nafasku sambil mengemas barangku. Aku berjalan menuju basement kantor sambil tersenyum
mengingat bahwa kami akan makan malam di apartemen. Tanpa terasa, aku tiba di basement apartemen. Saat aku masuk ke
apartemen, ku lihat makanan telah tertata dengan rapi di atas meja. Aku mencari
keberadaannya di setiap ruangan. Namun, aku tidak menemukannya. Aku memutuskan
untuk mencarinya di kamar. Saat aku membuka pintu, ku lihat dia sedang duduk di
samping ranjang sambil memegang sebuah amplop berwarna cokelat. Aku
mengernyitkan keningku ketika mengetahui tatapan kosong matanya.
“
Haeryung-ya.” Panggilku namun dia tetap diam saja. “ Haeryung-ya, Haeryung-ya,
Haeryung-ya.” Panggilku lagi lalu dia melihat kearahku sambil terkejut. Ku
lihat dia bergegas menyembunyikan amplop itu dibawah bantalnya lalu berjalan
kearahku.
“
Apakah kau lembur tadi? Padahal hari ini adalah hari pertamamu bekerja?”
Tanyanya sambil mengambil tas kerjaku dari tanganku lalu menyimpannya di meja.
“
Appa sangat kejam padaku hari ini. Aku harus memeriksa laporan keuangan
perusahaan selama satu bulan ini.” Ujarku sedangkan dia melepaskan dasi yang
mengikat di leherku. “ Geunde, mengapa kau bersikap seperti seorang istri? Kau
benar-benar aneh. Padahal aku hanya bercanda padamu. Aku tidak menyangka bahwa
kau melakukannya. Bukankah kau tidak menyukai tindakanmu seperti seorang istri
di usiamu yang muda ini?” Tanyaku.
“
Molla. Sebaiknya kau mandi dulu. Aku akan menyiapkan pakaian untukmu lalu kita
makan malam bersama.” Ujarnya sambil mendorong tubuhku masuk ke kamar mandi.
Selesai
mandi, aku mengambil pakaian yang telah disiapkan oleh Haeryung. Namun,
tiba-tiba mataku tertuju pada bantal miliknya. Aku berjalan menghampiri
ranjang. Awalnya aku ragu-ragu untuk mengambil bantal itu. Akhirnya aku
mengambil bantal itu. Namun, aku tidak menemukan amplop itu. Aku meletakan
bantal itu kembali. Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Dia menghampiriku sambil
tersenyum. Aku mengambil pakaianku lalu mengenakannya. Dia mendorong tubuhku
menuju ruang makan. Dia mengambil nasi dan lauk-pauk untukku lalu menyuruhku
untuk makan. Akhirnya kami selesai makan. Dia membereskan hingga mencuci
peralatan makan. Aku berdiri disampingnya untuk membantunya. Namun, dia
melarangku. Aku memutuskan untuk menonton TV sambil menunggunya. Tiba-tiba dia
berbaring di sofa dengan kepalanya berada di atas pahaku. Aku pun mengelus-elus
kepalanya tanpa mengalihkan pandanganku dari TV.
“
Myungsoo-ya, bagaimana kalau kita lari dari kota ini saja?” Tanyanya sedangkan
aku sedikit terkejut mendengar pertanyaannya itu.
“
Bussunsuriya?” Tanyaku sambil menatapnya.
“
Seandainya ada kondisi dimana kau harus memilih antara diriku dengan
keluargamu, maka mana yang akan kau pilih?” Tanyanya.
“
Ku rasa IQ milikmu benar-benar rendah. Bukankah sudah jelas bahwa jawabannya adalah
aku memilih kalian.” Ujarku sambil tertawa.
“
Yak, aku serius. Bagaimana jika perusahaan keluargamu terancam bangkut, namun
bisa teratasi dengan cara kau menceraikanku? Geunde. Jika kau tidak menceraikanku,
maka perusahaan keluarga kita terancam bangkrut. Apa yang akan kau lakukan?
Apakah kau akan menceraikanku?” Tanyanya lalu aku menghentikan tawaku dan
menatap raut wajahnya untuk mencari maksud pembicaraannya.
“
Aku tidak akan menceraikanmu dan mencari cara agar perusahaan keluarga kita
tidak bangkrut. Apakah kau menyembunyikan sesuatu dariku?” Tanyaku sambil
menuntunnya agar duduk.
“
Jeongmalyo? Apakah kau mencintaiku?” Tanyanya sambil menatapku.
“
Mengapa kau selalu menanyakan hal itu padaku? Bukankah jawabannya sudah jelas
bahwa aku sangat mencintaimu. Aku jatuh cinta padamu untuk kedua kalinya,
Haeryung-ya. Bahkan aku telah memutuskan semua yeoja yang ku kencani demi
dirimu.” Ujarku sambil membelai wajahnya.
Dia
tersenyum padaku lalu duduk di pangkuanku. Aku mengernyitkan keningku ketika
dia mengalungkan lengannya pada leherku. Detik itu juga, dia mencium bibirku.
Tidak hanya mencium bahkan melumat bibirku dengan ganas. Aku pun tergiur untuk
membalas tiap lumatannya. Aku mengeratkan tubuhnya dengan tanganku. Ku rasakan
miss V miliknya menyentuh juniorku dibalik celanaku. Aku menggigit bibirnya
untuk menahan desahanku. Dia membukakan mulutnya lalu memainkan lidah kami. Aku
mengelus-elus punggungnya hingga menelusup pada kemejanya. Aku melepaskan ciuman
kami. Aku beralih menciumi lehernya hingga membuat beberapa kissmark disana.
Disamping itu, tanganku mengelus-elus punggungnya hingga menemukan pengait bra.
Aku membuka pengait bra miliknya lalu membuka beberapa kancing kemejanya tanpa
melepaskan ciumanku di lehernya. Ku lihat dia memejamkan matanya sambil
menggigit mulutnya untuk menikmati sensasi yang ku berikan padanya. Aku meremas
payudaranya dengan kasar sambil mencium bibirnya kembali. Tanpa melepaskan
ciuman, aku memilin payudaranya hingga menjadi keras bahkan sesekali menggigit payudaranya.
Dia
melepaskan ciuman kami dengan nafas terengah-engah. Dia menyandarkan kepalanya
pada bahuku. Begitupun denganku yang menyandarkan kepalaku pada bahunya. Aku
membuka kancing kemejanya yang belum ku buka sebelumnya lalu melemparkan kemeja
itu ke sembarang arah. Tak lupa aku melepaskan bra miliknya. Melihat
payudaranya di depan wajahku, membuatku ingin memainkannya. Aku memainkan
payudaranya dengan lidahku bahkan mengigitnya. Dia mendesah begitu sexy sambil membuka kancing kemejaku dan
mengelus-elus dadaku.
“
Nappeun yeoja. Mengapa kau begitu agresif malam ini?” Tanyaku sambil membuka
celana dalamnya.
“
Molla.” Ujarnya sambil membuka ikat pinggangku.
Dia
beranjak dari pangkuanku lalu berjongkok di depanku sambil membuka celanaku.
Dia mengedipkan sebelah matanya sambil mengeluarkan smirknya. Dia mengelus-elus
juniorku dengan tangannya. Aku hanya bisa memejamkan mataku sambil menikmati
tiap sentuhan tangannya pada juniorku. Aku merasakan juniorku basah. Detik itu
juga, aku membuka mataku dan sedikit terkejut ketika melihat dia mengulum
juniorku dengan mulutnya. Darimana dia mempelajari semua ini? Setahuku bahwa
aku tidak pernah mengajarinya. Dia terlihat sangat berpengalaman dari caranya mengulum
juniorku hingga memainkan juniorku dengan lidahnya di dalam mulutnya. Aku
memejamkan mataku sambil menikmatinya bahkan sesekali aku menarik kepalanya
agar memperdalam kulumannya pada juniorku. Saat aku merasakan klimaksku, aku
menyuruhnya untuk berhenti. Ku lihat dia mengernyitkan keningnya. Aku bergegas
mengeluarkan juniorku dari mulutnya karena aku tidak ingin dia menelan spermaku
di mulutnya. Namun, kini yang ku lihat spermaku keluar mengenai wajah manisnya.
Ku lihat dia memejamkan matanya sambil menahan rasa kesalnya. Aku bergegas
mengambil tissue di meja lalu
membersihkan wajahnya.
“
Jika aku menyuruhmu untuk berhenti, maka sebaiknya kau berhenti detik itu juga.
Lihatlah wajahmu sekarang menjadi lengket! Mian.” Ujarku sambil membersihkan
wajahnya.
Bukannya
membalas perkataanku, dia duduk di pangkuanku lalu mencium bibirku dengan
ganas. Saat aku membalas ciumannya, aku merasakan juniorku bergesekan dengan
miss V miliknya. Aku sudah tidak tahan lagi untuk menahannya. Tanpa melepaskan
ciumanku, aku menuntun juniorku agar masuk ke miss V miliknya dengan tanganku.
Aku merasa miss V miliknya masih sempit bahkan dia menggigit bibirku untuk
menahan rasa sakitnya. Aku membaringkan tubuhnya di sofa sambil mendorong
tubuhku agar juniorku masuk ke miss V miliknya lebih dalam. Setelah juniorku
masuk, aku menghentikan gerakanku agar miss V miliknya terbiasa dengan
juniorku. Aku mencium keningnya, matanya satu per satu, hidungnya lalu mencium
hingga melumat bibirnya. Tanpa melepaskan ciumanku, aku mulai menggerakkan
tubuhku dengan pelan hingga cepat. Desahan demi desahan keluar dari mulut kami.
“
Myungsoooooooo-yaaaaa.” Desahnya.
“
Waeeeeeeeeee?” Tanyaku.
“
Lebiiiihhhh cepaaatttt lagiiiii, palliiiiiii !” Pintanya.
“
Araseooooo.” Ujarku.
Aku
terus menggenjot miss V miliknya tanpa henti. Ku lihat wajahnya begitu
menikmati permainan ini. Tanpa melepaskan juniorku, aku mendudukannya di
pangkuanku. Aku memegang pinggangnya untuk mempercepat gerakan tubuhnya. Dia
mengalungkan lengannya pada leherku sambil mengacak-acak rambutku. Ku lihat
payudaranya bergerak-gerak di depan wajahku. Detik itu juga, aku mengulum
payudaranya dengan mulutku mulai memainkan payudaranya dengan lidahku hingga
mengigit payudaranya. Dia mendesah begitu nikmat. Aku melepaskan kendali atas
dirinya. Dia menggerakkan pinggangnya dengan cepat hingga membuat juniorku
merasa dimanjakan. Aku sudah tidak tahan lagi hingga aku memegang pinggangnya
dan mempercepat gerakannya dibantu dengan tanganku. Kami sama-sama mempercepat
gerakan tubuh kami.
“
Haeryuuuunggggg-yaaaaa, nappeuuuunnnn yeooojaaaaa.” Desahku.
“
Akuuuuuuu akaaannn sampaaaiiiiii, Myunggggsoooo-yaaaaaa.” Desahnya.
“
Nadoooo.” Desahku.
Detik
itu juga, aku mengeluarkan spermaku di rahimnya bersamaan dengan cairan yang
dikeluarkannya. Kami mengatur nafas masing-masing tanpa melepaskan kontak tubuh
kami. Aku mengangkat tubuhnya menuju kamar. Aku membaringkan tubuhnya di
ranjang sambil menatap wajahnya dan tersenyum. Aku mulai menggerakan tubuhku
lagi sambil mengeluarkan smirkku. Ku lihat dia membelalakan matanya terkejut.
“
Satu ronde lagi, nde.” Pintaku sambil terus menggenjotnya.
“
Yak, namjaaaaa yadooonggg. Akuuuuhhh akannnn membunuhhhmu setelahhhh iniiii.”
Teriaknya sambil memejamkan matanya.
Author POV
Tiba-tiba
terdengar suara ketukan pintu hingga membuat Haeryung terbangun dari tidurnya.
Haeryung sengaja berteriak dari dalam kamar sebagai tanda telah bangun.
Haeryung melihat Myungsoo masih tidur dengan pulasnya. Namun, tiba-tiba
Myungsoo mengeratkan pelukannya hingga tubuh mereka bersentuhan. Haeryung
berusaha melepaskan tangan Myungsoo dari tubuhnya. Namun nihil, Myungsoo
semakin mengeratkan pelukannya. Tiba-tiba sebuah ide jail terlintas di benak
Haeryung. Haeryung mencium bahkan melumat bibir Myungsoo. Myungsoo membuka
bahkan membelalakan matanya. Detik itu juga, Haeryung melepaskan ciumannya lalu
beranjak dari ranjang.
“
Yak, mengapa kau melepaskan ciumannya? Aku belum sempat membalasnya.” Protes
Myungsoo tak terima.
“
Apakah ciuman sepanjang malam masih belum cukup untukmu? Aku harus pergi kuliah
hari ini.” Ujar Haeryung sambil memakai kemeja milik Myungsoo.
Haeryung
mengambil pakaian mereka yang berserakan di lantai lalu menyimpannya di tempat
pakaian kotor. Saat Haeryung membuka pintu kamar, Haeryung membelalakan matanya
tak percaya ketika melihat pembantu mereka membersihkan ruang tamu. Yang
membuat Haeryung terkejut ketika pembantu mereka memegang tissue yang penuh sperma.
“
Andweeeeee, ahjummaaaaa !” Teriak Haeryung sambil mengambil tissue-tissue itu.
“
Yak, yeoja babo. Mengapa kau berteriak pada ahjumma?” Tanya Myungsoo dengan
tiba-tiba sambil keluar dari kamarnya.
“
Tuan, sepertinya anda harus mengatur jadwal kerja saya kembali.” Pinta pembantu
itu sambil tersenyum penuh arti sedangkan Myungsoo mengernyitkan keningnya tak
mengerti. Haeryung memberikan kode tissue
pada Myungsoo. Akhirnya Myungsoo mengerti maksud perkataan pembantu mereka.
“
Bukan begitu, ahjumma. Ahjumma, salah paham.” Ujar Myungsoo sambil tersenyum
kaku lalu bergegas menghampiri dan membantu Haeryung.
“
Sebaiknya ahjumma membuatkan sarapan untuk kami.” Titah Haeryung sambil
tersenyum.
“
Nde, agasshi.” Ujar pembantu itu lalu pergi ke dapur.
Setelah
membersihkan ruang tamu, Haeryung bergegas mandi sedangkan Myungsoo
mempersiapkan beberapa laporan untuk rapatnya. Haeryung keluar dari kamar mandi
dengan pakaian lengkap lalu melihat Myungsoo sedang memakai dasi. Haeryung
menghampiri dan membantu Myungsoo memakaikan dasinya. Setelah itu, mereka
keluar dari kamar menuju ruang makan.
“
Sepertinya aku lembur lagi malam ini.” Ujar Myungsoo disela makannya.
“
Jadwal kuliahku juga sangat padat hari ini. Sepertinya aku pulang terlambat.” Ujar
Haeryung disela makannya.
“
Apakah kau ingin aku menjemputmu?” Tanya Myungsoo.
“
Aniyo. Sepertinya aku pulang bersama Krystal.” Tolak Haeryung sambil tersenyum.
“
Araseo. Sebaiknya kita berangkat sekarang. Kajja! Ajak Myungsoo sambil membawa
tas kerjanya.
Setibanya
di kampus, Haeryung melepaskan sabuk pengamannya. Saat Haeryung akan keluar
dari mobil, tiba-tiba Myungsoo menahan tangannya. Haeryung mengernyitkan
keningnya tak mengerti, namun Myungsoo mendekatkan wajah mereka lalu mengecup
bibirnya. Haeryung pun keluar dari mobil sambil melambaikan tangannya kearah
mobil Myungsoo. Saat mobil Myungsoo melaju, tiba-tiba Haeryung membelalakan
matanya ketika melihat Jonghyun tersenyum padanya dari arah berseberangan.
Jonghyun menghampiri lalu merangkul Haeryung. Haeryung terlihat risih dengan
perlakuan Jonghyun. Namun, Haeryung tidak dapat menolaknya. Jonghyun membawa
Haeryung ke café favorit mereka.
“
Sudah lama kita tidak berkunjung ke café ini. Apakah kau ingat? Café ini adalah
tempat aku menyatakan perasaanku padamu. Wajahmu terlihat bahagia sekali waktu
itu. Kau mengambil bunga mawar merah yang ada di tanganku sebagai tanda bahwa
kau menerima cintaku.” Ujar Jonghyun sambil tersenyum.
“
Saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk bernostalgia. Apa yang ingin kau katakan
padaku?” Tanya Haeryung.
“
Sikapmu benar-benar telah berubah padaku, chagi. Sikapmu tidak semanis dulu.
Apa keputusanmu?” Tanya Jonghyun sedangkan Haeryung menggigit bibir bawahnya
sambil memegang ujung roknya dengan erat.
TBC
Bacalah
part sebelumnya dengan mengklik link dibawah ini!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar