Senin, 19 Oktober 2015

[SERIES] Love Light Part 4

[SERIES] Love Light Part 4
Title                 : Love Light Part 4
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Romance, School Life, Married Life, and Yadong
Main Cast        : Kim Myungsoo and Na Hae Ryeong aka Haeryung
Other Cast       : Lee Jonghyun, Jung Yonghwa, Kang Minhyuk, Nam Woohyun, Lee Sungyeol, Park Jiyeon, Kim Ji Won, Krystal Jung



Preview

“ Aku merasa bahwa kau akan dicampakkan olehnya setelah ini.” Ujar Ji Won tiba-tiba muncul.
“ Mengapa kau membiarkan Myungsoo berkeliaran hingga menggangguku dan Haeryung?” Tanya Jonghyun sambil merapikan jas miliknya.
“ Aku tidak bisa mengikat Myungsoo karena statusku hanyalah kekasih gelapnya. Geunde, mengapa kau tidak bisa menahan Haeryung? Padahal kau adalah kekasihnya.” Tanya Ji Won sambil membantu merapikan jas Jonghyun.
“ Yeoja itu terlalu baik pada semua orang. Aku tidak bisa menahannya karena mereka telah berteman sejak kecil. Geunde, mengapa kau berada disini? Apakah kau mengintipku juga seperti Myungsoo?” Tanya Jonghyun.
“ Ah, aku sedikit mengintipmu saat mencumbu Haeryung. Geunde, aku tidak menyangka bahwa Myungsoo ada disini juga. Seandainya kau melakukannya di hotel, pasti kejadian ini tidak terjadi. Aku ingin memberikan tawaran kerjasama denganmu.” Ujar Ji Won.
“ Apakah itu?” Tanya Jonghyun penasaran.


Next

“ Aku ingin kau bekerjasama denganku untuk memisahkan mereka. Aku merasa bahwa hubungan mereka lebih dari sekedar teman. Bukankah kau telah melihatnya dengan mata kepalamu sendiri? Bahkan Haeryung lebih memilih mengejar Myungsoo dibandingkan tetap bersamamu saat ini. Jika kita bekerjasama, maka kita bisa memiliki mereka. Haeryung akan menjadi milikmu, sedangkan Myungsoo menjadi milikku. Otte?” Tawar Ji Won.
“ Aku akan memikirkannya. Aku akan menghubungimu nanti. Aku harus pergi. Aku tidak ingin ada yang melihat kita bersama.” Ujar Jonghyun lalu meninggalkan Ji Won yang sedang mengeluarkan smirknya.

Myungsoo POV

Aku bergegas masuk ke mobilku. Saat aku akan melajukan mobilku, tiba-tiba Haeryung muncul di depan mobilku dengan nafas terengah-engah. Aku membiarkannya masuk ke mobil. Tanpa mempedulikan pertanyaannya, aku melajukan mobilku dengan kecepatan penuh. Ku lihat dia bergegas memakai sabuk pengaman sambil memegang ujung roknya dengan erat. Tanpa terasa kami tiba di basement apartemen. Aku keluar dari mobil menuju kamar apartemen tanpa mempedulikan teriakannya. Aku mengambil air minum lalu meneguknya. Dia menghampiriku dan merajuk padaku agar aku tidak mengabaikannya. Namun, aku tetap mengabaikannya. Aku mengganti pakaianku lalu berbaring di ranjang sambil menutup mataku. Dia terus merajuk disampingku hingga berada di atas tubuhku. Aku merasakan juniorku menyentuh miss V miliknya dibalik pakaian yang kami kenakan. Detik itu juga, aku membuka mataku lalu memegang wajahnya dengan lembut.
“ Apakah kau sedang menggodaku? Mengapa kau berada di atas tubuhku?” Tanyaku sambil menatapnya. Tiba-tiba bayangan saat Jonghyun mencumbunya bermunculan dibenakku.
“ Ani. Geunde, aku tidak tahu harus bagaimana lagi agar kau bicara denganku. Ku rasa cara ini berhasil. Alhasil kau melihatku dan bicara padaku.” Ujarnya sambil tersenyum.
“ Mandilah! Aku tidak ingin mencium aroma namja itu di tubuhmu. Mari kita bicara setelah kau mandi.” Ujarku sambil memejamkan mataku lalu dia beranjak dari tubuhku.

Aku bersandar pada ranjang lalu mengambil ponselku dan mendengarkan musik. Ku lihat dia keluar dari kamar mandi sambil menggunakan pakaian tidurnya. Dia mengeringkan rambutnya sambil melihat kearahku melalui cermin. Detik itu juga, aku mengalihkan pandanganku ke ponselku. Saat melihatnya tersenyum membuat debaran pada jantungku sangat cepat. Begitu banyak yeoja yang ku kencani, namun aku tak pernah merasakan hal ini sebelumnya. Apakah aku jatuh cinta padamu untuk kedua kalinya, Haeryung-ya? Aku merasakan ranjang sedikit bergerak. Aku tetap menatap ponselku tanpa melihat kearahnya yang duduk disampingku. Tiba-tiba dia melepaskan headset yang ku pakai. Aku sontak melihat kearahnya.
“ Bukankah kita akan bicara setelah aku mandi?” Tanyanya sambil ikut bersandar pada ranjang.
“ Apa yang ingin kau bicarakan?” Tanyaku tanpa melihat kearahnya.
“ Mengapa kau menghindariku? Apakah kau marah padaku? Apakah kau cemburu pada Jonghyun? Apakah kau mengikutiku hingga melihat kami sedang bercumbu?” Tanyanya sambil membelai wajahku.
“ Ani. Jika aku melakukan hal yang kau pertanyakan, maka aku adalah namja babo. Aku memiliki banyak urusan yang lebih penting.” Ujarku sambil memegang tangannya agar berhenti membelai wajahku. Jika dia terus menggodaku, maka aku tidak dapat menahan hasratku untuk menyentuhnya.
“ Arra. Geunde, gomawo. Aku sangat menyukai gaunnya. Aku akan memberikan hadiah kecil untukmu.” Ujarnya sambil tersenyum.

Aku mengernyitkan keningku sambil menatapnya tak mengerti. Mataku terpesona akan senyumannya hingga aku merasakan bibirnya telah menciumku. Namun, dia hanya menempelkannya saja tanpa melumat bibirku. Saat dia akan melepaskan ciumannya, aku bergegas menahan lehernya lalu memejamkan mataku dan melumat bibirnya. Aku melumat bibirnya dengan ganas dan menggebu-gebu. Tanpa melepaskan ciumanku, aku menindih tubuhnya. Dia mengalungkan lengannya pada leherku dan membalas tiap lumatan yang ku berikan padanya. Aku melepaskan ciuman kami karena kehabisan nafas. Aku beralih pada lehernya dan membuat beberapa kissmark di lehernya.
“ Aku tidak sanggup untuk menahannya lagi.” Bisikku sambil menatap wajahnya yang terlihat merah merona.
“ Lakukanlah! Bukankah ini salah satu isi perjanjian kita?” Ujarnya sambil memegang wajahku dengan kedua tangannya. Aku mencium bibirnya kembali sambil memejamkan mataku untuk merasakan bibirnya yang membuatku tak bisa menahan untuk tidak menciumnya.
“ Mengapa kau menganggap bercinta denganku adalah salah satu isi perjanjian itu? Apakah kau tidak bisa mengatakan bahwa kau menginginkannya juga? Aku ingin memilikimu seutuhnya. Aku tidak ingin memiliki tubuhmu saja melainkan hatimu juga, Haeryung-ya.” Pikirku disela ciumanku.

Aku membuka satu persatu kancing pakaian tidurnya tanpa melepaskan ciumanku. Aku menyentuh punggungnya hingga membuka pengait branya. Aku meremas payudaranya dengan kasar. Aku melepaskan ciuman kami lalu menjilati hingga menggigit payudaranya. Dia mendesah pelan sambil memegang kepalaku agar memainkan payudaranya lebih lama lagi. Detik itu juga, tanganku menelusup pada celananya hingga menyentuh miss V miliknya. Aku menggesekkan tanganku pada miss V miliknya hingga memasukan satu jariku untuk memainkannya. Aku mencium bibirnya kembali dan melumatnya dengan ganas. Tanpa diketahuinya, aku menambahkan satu jariku lagi untuk mengoyaknya dengan cepat. Aku merasakan bibirnya bergetar disela ciuman kami. Aku memperlambat gerakan dua jariku lalu ku rasakan getaran di bibirnya berhenti. Aku melepaskan ciuman kami.
“ Apakah aku menyakitimu?” Tanyaku tanpa menghentikan jariku.
“ Sedikit.” Ujarnya lalu aku merasakan jariku basah akibat orgasme pertamanya.
“ Kau basah, chagi. Aku tidak menyangka kau cepat sekali.” Ujarku sambil menatapnya.

Namun, dia malah menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Aku tersenyum melihat tingkah lakunya seperti itu. Aku membuka celana tidur dan celana dalamnya perlahan-lahan. Setelah aku berhasil membuka celananya, dia merapatkan pahanya hingga aku tidak bisa melihat miss V miliknya. Aku membuka kaos dan celanaku dengan cepat. Aku mengambil remote di meja lalu menekannya untuk mematikan lampu kamar. Aku memegang tangannya agar dia melepaskan tangannya dari wajahnya.
“ Bukalah matamu, Haeryung-ya! Kau tak perlu merasa malu seperti ini. Aku telah mematikan lampu kamarnya.” Bisikku lalu dia melemaskan tangannya hingga aku bisa melepaskan tangannya dari wajahnya.

Dia mengerjapkan matanya beberapa kali. Sedangkan aku menatap matanya sambil membelai wajahnya dengan lembut. Aku mendekatkan wajahku pada wajahnya hingga aku merasakan deru nafasnya yang menerpa wajahku. Aku mencium hingga melumat bibirnya dengan lembut. Sedangkan dibawah sana, tanganku sedang berusaha untuk memasukan juniorku pada miss V miliknya. Saat aku sedang memasukkan juniorku, dia menggigit bibirku disela ciuman kami. Aku merasakan bibirku berdarah akibat gigitannya. Detik itu juga, aku merasakan miss V miliknya sangat sempit. Aku sempat menduga bahwa ini adalah pertama baginya. Namun, aku menghapus dugaanku itu mengingat Jonghyun pernah mencumbunya beberapa kali. Aku mulai menggenjot miss V miliknya dengan pelan. Dia melepaskan ciuman kami. Aku melihat dia memejamkan matanya sambil menitikan air matanya tanpa mengeluarkan suaranya.
“ Uljima! Kau tidak akan merasa sakit setelah ini. Bertahanlah!” Ujarku sambil menghapus air matanya dengan jari tanganku.

Setelah menenangkannya, aku menggenjot miss V miliknya lagi dengan cepat. Dia mencakar punggungku. Meskipun terasa perih, aku mengabaikannya dan terus menggenjotnya. Aku mendengar dia mulai mendesah dan menikmatinya. Dia melemaskan tubuhnya agar tubuhnya mengikuti gerakan tubuhku. Aku melihat payudaranya yang menari-nari dengan bebas akibat gerakan tubuhku. Detik itu juga, aku menjilati hingga menggigit payudaranya tanpa menghentikan genjotanku.
“ Myungsoooooooooooo, lebihhhh ceppaaat lagggihhhh. Ah…. Ahhhh.... ahhhh… Geure….. teruuuussss…. Sepertiiiii ituuuuuu…. Ah…. Ahhhh.... ahhhh…” Desahnya.
“ Apakahhhhh kauuuu sangatttt menikmatiiiiinyaaaaa?” Tanyaku sambil terus menggenjot miss V miliknya.
“ Namja yadoooong. Iniiii sunngggguhhhh nikmaaaatttt. Ah…. Ahhhh.... ahhhh… lebihhhh ceppaaattt lagiiiiiihhhh… Pallliiiiiiii…” Desahnya sambil menarik kepalaku dan mencium bibirku.
“ Saranghaeeeee, Haeryunggggg-ya.” Ujarku disela desahanku, namun dia tidak meresponku.

Aku terus menggenjotnya hingga aku merasakan miss V miliknya berkedut lalu mengeluarkan cairannya. Aku mengabaikan cairan yang dikeluarkannya karena aku belum mencapai klimaks. Aku terus menggenjotnya dengan tempo lebih cepat lagi. Kakinya memeluk pinggangku hingga juniorku masuk lebih dalam pada miss V miliknya. Aku mengangkat tubuhnya hingga dia duduk dipangkuanku. Dia mengalungkan lengannya pada leherku. Sementara dibawah sana, dia membantuku menggerakan pinggulnya agar juniorku menggenjot miss V miliknya lebih dalam lagi. Dia menggigit bibir bawahnya seolah-olah menikmatinya. Aku menarik dagunya lalu mencium bibirnya dengan ganas. Tanganku meremas payudaranya. Sedangkan dia memegang kendali untuk memuaskan juniorku dengan menggerakkan pinggangnya lebih cepat. Aku melepaskan ciuman kami saat aku merasakan klimaksku. Kini aku memegang pinggangnya dan membantunya untuk mempercepat gerakannya. Akhirnya aku mencapai klimaks dan mengeluarkan spermaku di dalam rahimnya. Aku menghentikan gerakanku saat spermaku keluar. Kami mengatur nafas bersama-sama.
“ Apakah kau senang? Apakah kau memaafkanku?” Tanyanya sambil tersenyum.
“ Gomawo. Tidurlah!” Ujarku sambil membaringkan tubuhnya di ranjang. Aku mengambil selimut untuk menutupi tubuhku kami lalu berbaring disampingnya sambil memeluknya. “ Biarkan aku memelukmu selama tidur!” Pintaku sambil memejamkan mataku.

-o0o-

Aku terbangun dari tidurku ketika sinar mentari menyinari wajahku. Aku meraba-raba ranjang disampingku berharap menyentuh tubuh Haeryung. Namun, dia tidak ada disampingku. Aku membuka mataku dan mencari-cari keberadaannya. Saat membuka selimut, aku melihat banyak noda darah di ranjang. Aku membelalakan mataku tak percaya ketika aku menyadari bahwa aku adalah namja pertama yang memasuki tubuhnya. Aku bergegas memakai pakaianku yang berserakan di lantai lalu keluar dari kamar. Aku mencari-cari keberadaannya hingga aku menemukannya di dapur. Ku lihat dia sedang memasak. Aku berjalan dengan perlahan lalu memeluknya dari belakang sambil menciumi lehernya.
“ Apa yang kau masak, chagi?” Tanyaku disela ciumanku.
“ Yak, namja yadong. Lepaskan! Ahjumma sedang membersihkan ruang tamu. Bagaimana kalau ahjumma melihat kita?” Ujarnya sambil berusaha melepaskan tanganku.
“ Ani. Aku tidak akan melepaskanmu sebelum kau memberikan morning kiss padaku.” Pintaku dengan aegyo. Dia memutarkan tubuhnya lalu mencium bibirku. Saat dia akan melepaskan ciumannya, aku menahan lehernya lalu melumat bibirnya dengan ganas. Aku merasa tubuhnya bergetar dan hampir jatuh. Namun, aku bergegas memegangnya dan memeluknya dengan erat disela ciuman kami. Tanpa melepaskan ciuman kami, aku membuka mataku. Ku lihat pembantu rumah tangga melihat kami sambil menutup mulutnya dengan tangannya. Aku memberikan kode dengan tanganku agar menyuruhnya pergi dari dapur. Ku lihat dia membungkukan sedikit tubuhnya lalu pergi dari dapur. Aku memejamkan mataku lalu memegang lehernya untuk memperdalam ciuman kami. Dia melepaskan ciuman kami saat dia mulai kehabisan nafas.
“ Yak, namja yadong. Apakah kau ingin membunuhku dengan ciuman panasmu itu? Apakah kau tahu? Aku sering kehabisan nafas saat berciuman denganmu. Aku tidak menyangka bahwa kau memiliki nafas yang sangat panjang.” Protesnya namun aku memegang wajahnya dengan kedua tanganku lalu mengecup bibirnya.
“ Aku sangat lapar. Cepat selesaikan masakanmu itu! Setelah itu, persiapkan pakaianku untuk pergi ke kantor! Aku harus mandi sekarang.” Ujarku sambil tersenyum lalu berjalan menuju kamar.
“ Yak, apakah aku terlihat seperti seorang pembantu? Mengapa kau tidak menyuruh ahjumma untuk menyiapkan semuanya?” Teriaknya hingga membuat langkahku berhenti.
“ Yak, yeoja babo. Kau adalah istriku. Bukankah menyiapkan pakaian dan membuatkan sarapan adalah tugas seorang istri? Yang menjadi istriku adalah dirimu bukan ahjumma. Jika kau membantahku, maka aku akan menyerangmu sekarang juga.” Ancamku lalu ku lihat dia berlari menuju kamar hingga mendahuluiku. Aku mengikutinya sambil tersenyum. Ku lihat dia membuka lemari dan memilih pakaian yang akan ku kenakan. Aku mengambil handukku lalu masuk ke kamar mandi. Akhirnya aku selesai mandi. Ku lihat pakaian yang akan ku kenakan berada di atas ranjang. Aku tersenyum ketika melihat perpaduan pakaian itu yang sesuai dengan seleraku.

Aku keluar dari kamarku sambil memakai dasi. Namun, pergerakan tanganku terhenti ketika Haeryung mengambil alih untuk memakaikan dasiku. Aku menatap wajahnya dalam diam. Dia tersenyum padaku setelah memakaikan dasiku. Aku berjalan menuju kursiku lalu duduk. Dia mengambilkan nasi dan beberapa lauk pauk untukku. Aku melihatnya dengan tatapan heran. Dia menyuruhku untuk makan. Kami makan dalam diam hanya suara sumpit dan mangkuk yang terdengar. Akhirnya kami selesai makan. Aku mengambil tas kerjaku lalu keluar dari rumah. Saat aku akan masuk ke mobil, dia berteriak lalu menghampiriku. Aku semakin mengernyitkan keningku tak mengerti terhadap perlakuannya terhadapku. Dia menunjukan telunjuk tangannya pada bibirnya dengan malu-malu. Aku pun mengerti lalu mencium bibirnya dengan lembut. Aku masuk dan melajukan mobilku. Ku lihat dia melambaikan tangannya melalui kaca spion mobilku.
“ Ada apa dengannya? Mengapa dia bersikap seperti seorang istri sesungguhnya? Apakah dia bisa berubah begitu cepatnya hanya mendengarkan perkataanku tadi? Ah, molla. Geunde, aku sangat senang karena aku adalah namja pertama yang memasuki tubuhnya. Ternyata selama ini Jonghyun hanya mencumbunya, namun tidak sampai memasuki tubuhnya. Beruntung, aku memergoki mereka kemarin hingga mereka tidak melakukan sejauh itu.” Gumamku sambil menyetir.

Haeryung POV

Setelah kepergian Myungsoo, aku kembali ke kamarku. Tiba-tiba ponselku berdering. Aku mengernyitkan keningku ketika nama ayahku tertera pada layar ponselku. Ayahku tidak pernah menghubungiku setelah aku menikah. Aku menjawab panggilan telepon darinya dengan hati-hati. Aku mengetahui sikap ayahku. Ayahku akan bicara denganku ketika beliau mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Ayahku menyuruhku untuk berkunjung ke rumah. Tanpa menunggu jawaban dariku, beliau memutuskan panggilan teleponnya. Aku menatap nanar pada layar ponselku. Entah mengapa, firasatku mengatakan hal buruk akan terjadi.

Kini aku sedang berdiri tepat di depan rumahku sambil menekan bel pintu. Ibuku membukakan pintu lalu memelukku sangat erat. Ibuku menanyakan kabarku selama ini. Aku dan ibuku berjalan menuju ruang tamu. Ku lihat ayahku sedang membaca koran. Aku membungkukkan sebagian tubuhku sebagai tanda hormatku padanya. Ayahku menyuruhku duduk dan memberikan sebuah amplop berwarna cokelat padaku. Aku membelalakan mataku tak percaya ketika melihat isi amplop itu.
“ Ige mwoya, appa? Apakah appa menyuruhku untuk bercerai dengan Myungsoo?” Tanyaku tak mengerti.
“ Bukankah kau tidak mencintainya? Aku telah mendapatkan yang ku inginkan. Kini giliranku untuk mewujudkan keinginanmu untuk berpisah dengannya.” Jelas ayahku.
“ Bussunsuriya, appa?” Tanyaku tak mengerti.
“ Aku telah mendapatkan dana untuk perusahaan keluarga kita melalui pernikahanmu. Perusahaan keluarga Kim memberikan dana itu tanpa syarat. Aku telah memindahkan nama kepemilikan saham Myungsoo menjadi atas namamu. Aku mengetahui bahwa kau masih menjalin hubungan dengan putra keluarga Lee. Meskipun kau telah menikah dengan Myungsoo. Aku tidak menyangka bahwa kau akan mengkhianati Myungsoo seperti itu. Sama halnya aku mengkhianati keluarga Kim. Nama kekasihmu adalah Lee Jonghyun, bukan? Dia datang ke kantorku. Dia ingin menikahimu. Dia akan memberikan saham miliknya padamu. Tandatangani surat perceraian itu segera!” Jelas ayahku lalu beranjak dari kursinya.
“ Apakah appa tidak cukup menjualku pada satu namja saja? Apakah appa selama ini hanya menganggapku sebagai barang yang bisa dijual kapanpun?” Tanyaku sedangkan ayahku menghentikan langkahnya lalu menatapku dengan tajam.
“ Bukankah bercerai dengannya adalah keinginanmu? Jangan bilang bahwa kau telah mencintainya sekarang! Kau harus menceraikannya dan menikah dengan Jonghyun. Tidak ada penolakan!” Titah ayahku lalu pergi meninggalkanku dan ibuku yang tercengang ketika mendengar pembicaraan kami. Aku memasukan surat perceraian itu ke amplop. Aku bergegas keluar dari rumah sambil menahan tangisku. Saat aku membuka pintu, ibuku menahan tanganku. Aku melepaskan tangan ibuku secara perlahan-lahan sambil menitikan air mataku. Ku lihat ibuku berusaha untuk menghapus air mataku dengan jari tangannya. Namun, aku berlari lalu menaiki taksi.

Saat berada di taksi, aku menelepon Jonghyun. Aku ingin mendengar maksud semua ini darinya. Aku menyuruhnya untuk menemuiku di sebuah café dekat Universitas Kyunghee. Setibanya di café, aku mengedarkan pandanganku mencari kursi kosong. Aku berjalan menuju kursi itu lalu duduk sambil menunggu kedatangan Jonghyun. Aku menunggunya selama 15 menit. Akhirnya dia datang lalu menghampiriku dan mengecup bibirku.
“ Apakah kau menungguku lama, chagi? Mianhae. Geunde, tidak biasanya kau ingin menemuiku. Apakah kau sudah makan siang? Aku lapar sekali. Bagaimana kalau kita makan siang dulu?” Tanyanya.
“ Apa maksudmu ingin menikah denganku?” Tanyaku sambil menatapnya dengan tajam.
“ Waeyo? Apakah aku salah ingin menikahi kekasihku ini? Seharusnya kau merasa bahagia, chagi.” Ujarnya sambil tersenyum.
“ Aku tidak bisa menikah denganmu. Lupakanlah rencanamu itu! Mian, sebaiknya kita mengakhiri hubungan ini.” Tolaku sambil beranjak dari kursiku.
“ Apakah kau menolak menikah denganku karena Myungsoo? Apakah kau mencintainya?” Tanyanya sambil mengeluarkan smirknya lalu aku menghentikan langkahku dan menatapnya.
“ Apa yang kau ketahui tentangku dan tentangnya?” Tanyaku.
“ Aku mengetahui bahwa kau telah berselingkuh dengannya.” Ujarnya sambil melemparkan amplop berwarna cokelat ke atas meja. Aku mengambil amplop itu. Aku membelalakan mataku ketika melihat beberapa fotoku dengan Myungsoo. Foto itu adalah foto saat kami sedang makan siang bahkan terlihat saling menyuapi di restoran dan Myungsoo mencium wajahku di butik. “ Apakah kau ingat? Ketika aku meneleponmu pada malam hari. Aku menanyakan keberadaanmu. Geunde, kau berbohong padaku. Kau mengatakan bahwa kau berada di rumahmu. Geunde, sebenarnya kau berada di apartemennya. Aku akan melupakan semua itu dan memaafkan kesalahanmu. Geunde, kau harus menikah denganku.” Lanjutnya.
“ Apakah kau mengikuti kami selama ini?” Tanyaku lalu dia menganggukan kepalanya sambil mengeluarkan smirknya. “ Aku akui bahwa aku memang berselingkuh dengannya. Aku tidak menyangka bahwa kau mengetahui hubungan kami secepat ini. Geunde karena nasi sudah terlanjur menjadi bubur, maka mari akhiri hubungan kita ini dan biarkanlah hubunganku dengannya berlanjut.” Lanjutku sambil tersenyum.
“ Hubungan kita tidak akan berakhir, chagi. Jika hubungan kita berakhir, maka akan menjadi akhir bagi perusahaanmu dan perusahaannya. Apakah kau mengetahui bahwa ayahmu telah menandatangani sebuah kontrak dengan perusahaanku. Aku tidak menyangka bahwa beliau menjadikanmu sebagai jaminannya. Jika ayahmu melanggar isi kontrak itu, maka aku akan mengambil alih perusahaan keluargamu secara paksa. Selain itu, aku akan menghancurkan perusahaan Myungsoo dalam sekejap. Apakah kau tahu? Ayah Myungsoo meminjam dana pada perusahaanku dan langsung menandatangani kontrak tanpa membaca isi kontrak terlebih dahulu. Jika kau menolak menikah denganku, maka taruhannya adalah perusahaanmu dan perusahaan Myungsoo. Pikirkanlah dengan baik-baik, chagi! Mungkin aku terlihat kejam dimatamu. Geunde, aku melakukan semua ini karena aku sangat mencintaimu. Saranghae, chagi!” Jelasnya sedangkan aku tercengang bukan main ketika mendengar ancamannya.

Dia memegang bahuku lalu mengecup bibirku. Aku bergegas memalingkan wajahku, namun dia memegang daguku agar aku melihat kearahnya. Dia tersenyum manis padaku, sedangkan aku membalasnya dengan mengeluarkan smirkku. Aku melepaskan tangannya dari daguku lalu bergegas meninggalkannya. Aku benar-benar tidak percaya dengan semua ini. Seharusnya aku merasa bahagia karena Jonghyun ingin menikahiku. Namun, entah mengapa aku tidak menginginkan hal itu terjadi.
“ Apakah aku benar-benar mencintai Myungsoo? Dia memang selalu menggodaku. Geunde, aku tidak pernah marah padanya. Saat dia berada didekatku, jantungku selalu berdetak lebih cepat. Aku sangat menyukai aroma maskulin tubuhnya. Hal pertama yang ku lakukan saat bersamanya adalah mencium aroma maskulin tubuhnya yang begitu memabukkan bagiku. Sikapnya yang baik dan romantis mampu meluluhkan hatiku ini. Meskipun aku mengetahui dengan jelas bahwa dia adalah seorang playboy. Selain itu, dia adalah namja pertama yang memasuki tubuhku dan dia berhasil membuatku untuk memejamkan mataku pertama kalinya saat bercumbu dengan namja. Entah mengapa, aku membiarkannya memasuki tubuhku. Padahal aku tidak pernah mengijinkan Jonghyun untuk memasuki tubuhku, meskipun dia adalah kekasihku.” Pikirku.

Akhirnya aku tiba di apartemenku. Saat aku masuk, ku lihat jam telah menunjukan pukul 9.00 pm. Aku menyalakan lampu apartemen lalu mengirim pesan pada Myungsoo. Setelah membaca pesan darinya, aku bergegas membuatkan makan malam untuk kami. Makanan pun telah matang. Aku menata masakanku di meja. Aku melihat kearah pintu, namun dia belum pulang juga. Aku pun memutuskan masuk ke kamar.

Myungsoo POV

Saat aku menerima pesan dari Haeryung, aku bergegas menyelesaikan semua pekerjaanku. Aku menghela nafasku sambil mengemas barangku. Aku berjalan menuju basement kantor sambil tersenyum mengingat bahwa kami akan makan malam di apartemen. Tanpa terasa, aku tiba di basement apartemen. Saat aku masuk ke apartemen, ku lihat makanan telah tertata dengan rapi di atas meja. Aku mencari keberadaannya di setiap ruangan. Namun, aku tidak menemukannya. Aku memutuskan untuk mencarinya di kamar. Saat aku membuka pintu, ku lihat dia sedang duduk di samping ranjang sambil memegang sebuah amplop berwarna cokelat. Aku mengernyitkan keningku ketika mengetahui tatapan kosong matanya.
“ Haeryung-ya.” Panggilku namun dia tetap diam saja. “ Haeryung-ya, Haeryung-ya, Haeryung-ya.” Panggilku lagi lalu dia melihat kearahku sambil terkejut. Ku lihat dia bergegas menyembunyikan amplop itu dibawah bantalnya lalu berjalan kearahku.
“ Apakah kau lembur tadi? Padahal hari ini adalah hari pertamamu bekerja?” Tanyanya sambil mengambil tas kerjaku dari tanganku lalu menyimpannya di meja.
“ Appa sangat kejam padaku hari ini. Aku harus memeriksa laporan keuangan perusahaan selama satu bulan ini.” Ujarku sedangkan dia melepaskan dasi yang mengikat di leherku. “ Geunde, mengapa kau bersikap seperti seorang istri? Kau benar-benar aneh. Padahal aku hanya bercanda padamu. Aku tidak menyangka bahwa kau melakukannya. Bukankah kau tidak menyukai tindakanmu seperti seorang istri di usiamu yang muda ini?” Tanyaku.
“ Molla. Sebaiknya kau mandi dulu. Aku akan menyiapkan pakaian untukmu lalu kita makan malam bersama.” Ujarnya sambil mendorong tubuhku masuk ke kamar mandi.

Selesai mandi, aku mengambil pakaian yang telah disiapkan oleh Haeryung. Namun, tiba-tiba mataku tertuju pada bantal miliknya. Aku berjalan menghampiri ranjang. Awalnya aku ragu-ragu untuk mengambil bantal itu. Akhirnya aku mengambil bantal itu. Namun, aku tidak menemukan amplop itu. Aku meletakan bantal itu kembali. Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Dia menghampiriku sambil tersenyum. Aku mengambil pakaianku lalu mengenakannya. Dia mendorong tubuhku menuju ruang makan. Dia mengambil nasi dan lauk-pauk untukku lalu menyuruhku untuk makan. Akhirnya kami selesai makan. Dia membereskan hingga mencuci peralatan makan. Aku berdiri disampingnya untuk membantunya. Namun, dia melarangku. Aku memutuskan untuk menonton TV sambil menunggunya. Tiba-tiba dia berbaring di sofa dengan kepalanya berada di atas pahaku. Aku pun mengelus-elus kepalanya tanpa mengalihkan pandanganku dari TV.
“ Myungsoo-ya, bagaimana kalau kita lari dari kota ini saja?” Tanyanya sedangkan aku sedikit terkejut mendengar pertanyaannya itu.
“ Bussunsuriya?” Tanyaku sambil menatapnya.
“ Seandainya ada kondisi dimana kau harus memilih antara diriku dengan keluargamu, maka mana yang akan kau pilih?” Tanyanya.
“ Ku rasa IQ milikmu benar-benar rendah. Bukankah sudah jelas bahwa jawabannya adalah aku memilih kalian.” Ujarku sambil tertawa.
“ Yak, aku serius. Bagaimana jika perusahaan keluargamu terancam bangkut, namun bisa teratasi dengan cara kau menceraikanku? Geunde. Jika kau tidak menceraikanku, maka perusahaan keluarga kita terancam bangkrut. Apa yang akan kau lakukan? Apakah kau akan menceraikanku?” Tanyanya lalu aku menghentikan tawaku dan menatap raut wajahnya untuk mencari maksud pembicaraannya.
“ Aku tidak akan menceraikanmu dan mencari cara agar perusahaan keluarga kita tidak bangkrut. Apakah kau menyembunyikan sesuatu dariku?” Tanyaku sambil menuntunnya agar duduk.
“ Jeongmalyo? Apakah kau mencintaiku?” Tanyanya sambil menatapku.
“ Mengapa kau selalu menanyakan hal itu padaku? Bukankah jawabannya sudah jelas bahwa aku sangat mencintaimu. Aku jatuh cinta padamu untuk kedua kalinya, Haeryung-ya. Bahkan aku telah memutuskan semua yeoja yang ku kencani demi dirimu.” Ujarku sambil membelai wajahnya.

Dia tersenyum padaku lalu duduk di pangkuanku. Aku mengernyitkan keningku ketika dia mengalungkan lengannya pada leherku. Detik itu juga, dia mencium bibirku. Tidak hanya mencium bahkan melumat bibirku dengan ganas. Aku pun tergiur untuk membalas tiap lumatannya. Aku mengeratkan tubuhnya dengan tanganku. Ku rasakan miss V miliknya menyentuh juniorku dibalik celanaku. Aku menggigit bibirnya untuk menahan desahanku. Dia membukakan mulutnya lalu memainkan lidah kami. Aku mengelus-elus punggungnya hingga menelusup pada kemejanya. Aku melepaskan ciuman kami. Aku beralih menciumi lehernya hingga membuat beberapa kissmark disana. Disamping itu, tanganku mengelus-elus punggungnya hingga menemukan pengait bra. Aku membuka pengait bra miliknya lalu membuka beberapa kancing kemejanya tanpa melepaskan ciumanku di lehernya. Ku lihat dia memejamkan matanya sambil menggigit mulutnya untuk menikmati sensasi yang ku berikan padanya. Aku meremas payudaranya dengan kasar sambil mencium bibirnya kembali. Tanpa melepaskan ciuman, aku memilin payudaranya hingga menjadi keras bahkan sesekali menggigit payudaranya.

Dia melepaskan ciuman kami dengan nafas terengah-engah. Dia menyandarkan kepalanya pada bahuku. Begitupun denganku yang menyandarkan kepalaku pada bahunya. Aku membuka kancing kemejanya yang belum ku buka sebelumnya lalu melemparkan kemeja itu ke sembarang arah. Tak lupa aku melepaskan bra miliknya. Melihat payudaranya di depan wajahku, membuatku ingin memainkannya. Aku memainkan payudaranya dengan lidahku bahkan mengigitnya. Dia mendesah begitu sexy sambil membuka kancing kemejaku dan mengelus-elus dadaku.
“ Nappeun yeoja. Mengapa kau begitu agresif malam ini?” Tanyaku sambil membuka celana dalamnya.
“ Molla.” Ujarnya sambil membuka ikat pinggangku.

Dia beranjak dari pangkuanku lalu berjongkok di depanku sambil membuka celanaku. Dia mengedipkan sebelah matanya sambil mengeluarkan smirknya. Dia mengelus-elus juniorku dengan tangannya. Aku hanya bisa memejamkan mataku sambil menikmati tiap sentuhan tangannya pada juniorku. Aku merasakan juniorku basah. Detik itu juga, aku membuka mataku dan sedikit terkejut ketika melihat dia mengulum juniorku dengan mulutnya. Darimana dia mempelajari semua ini? Setahuku bahwa aku tidak pernah mengajarinya. Dia terlihat sangat berpengalaman dari caranya mengulum juniorku hingga memainkan juniorku dengan lidahnya di dalam mulutnya. Aku memejamkan mataku sambil menikmatinya bahkan sesekali aku menarik kepalanya agar memperdalam kulumannya pada juniorku. Saat aku merasakan klimaksku, aku menyuruhnya untuk berhenti. Ku lihat dia mengernyitkan keningnya. Aku bergegas mengeluarkan juniorku dari mulutnya karena aku tidak ingin dia menelan spermaku di mulutnya. Namun, kini yang ku lihat spermaku keluar mengenai wajah manisnya. Ku lihat dia memejamkan matanya sambil menahan rasa kesalnya. Aku bergegas mengambil tissue di meja lalu membersihkan wajahnya.
“ Jika aku menyuruhmu untuk berhenti, maka sebaiknya kau berhenti detik itu juga. Lihatlah wajahmu sekarang menjadi lengket! Mian.” Ujarku sambil membersihkan wajahnya.

Bukannya membalas perkataanku, dia duduk di pangkuanku lalu mencium bibirku dengan ganas. Saat aku membalas ciumannya, aku merasakan juniorku bergesekan dengan miss V miliknya. Aku sudah tidak tahan lagi untuk menahannya. Tanpa melepaskan ciumanku, aku menuntun juniorku agar masuk ke miss V miliknya dengan tanganku. Aku merasa miss V miliknya masih sempit bahkan dia menggigit bibirku untuk menahan rasa sakitnya. Aku membaringkan tubuhnya di sofa sambil mendorong tubuhku agar juniorku masuk ke miss V miliknya lebih dalam. Setelah juniorku masuk, aku menghentikan gerakanku agar miss V miliknya terbiasa dengan juniorku. Aku mencium keningnya, matanya satu per satu, hidungnya lalu mencium hingga melumat bibirnya. Tanpa melepaskan ciumanku, aku mulai menggerakkan tubuhku dengan pelan hingga cepat. Desahan demi desahan keluar dari mulut kami.
“ Myungsoooooooo-yaaaaa.” Desahnya.
“ Waeeeeeeeeee?” Tanyaku.
“ Lebiiiihhhh cepaaatttt lagiiiii, palliiiiiii !” Pintanya.
“ Araseooooo.” Ujarku.

Aku terus menggenjot miss V miliknya tanpa henti. Ku lihat wajahnya begitu menikmati permainan ini. Tanpa melepaskan juniorku, aku mendudukannya di pangkuanku. Aku memegang pinggangnya untuk mempercepat gerakan tubuhnya. Dia mengalungkan lengannya pada leherku sambil mengacak-acak rambutku. Ku lihat payudaranya bergerak-gerak di depan wajahku. Detik itu juga, aku mengulum payudaranya dengan mulutku mulai memainkan payudaranya dengan lidahku hingga mengigit payudaranya. Dia mendesah begitu nikmat. Aku melepaskan kendali atas dirinya. Dia menggerakkan pinggangnya dengan cepat hingga membuat juniorku merasa dimanjakan. Aku sudah tidak tahan lagi hingga aku memegang pinggangnya dan mempercepat gerakannya dibantu dengan tanganku. Kami sama-sama mempercepat gerakan tubuh kami.
“ Haeryuuuunggggg-yaaaaa, nappeuuuunnnn yeooojaaaaa.” Desahku.
“ Akuuuuuuu akaaannn sampaaaiiiiii, Myunggggsoooo-yaaaaaa.” Desahnya.
“ Nadoooo.” Desahku.

Detik itu juga, aku mengeluarkan spermaku di rahimnya bersamaan dengan cairan yang dikeluarkannya. Kami mengatur nafas masing-masing tanpa melepaskan kontak tubuh kami. Aku mengangkat tubuhnya menuju kamar. Aku membaringkan tubuhnya di ranjang sambil menatap wajahnya dan tersenyum. Aku mulai menggerakan tubuhku lagi sambil mengeluarkan smirkku. Ku lihat dia membelalakan matanya terkejut.
“ Satu ronde lagi, nde.” Pintaku sambil terus menggenjotnya.
“ Yak, namjaaaaa yadooonggg. Akuuuuhhh akannnn membunuhhhmu setelahhhh iniiii.” Teriaknya sambil memejamkan matanya.

Author POV

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu hingga membuat Haeryung terbangun dari tidurnya. Haeryung sengaja berteriak dari dalam kamar sebagai tanda telah bangun. Haeryung melihat Myungsoo masih tidur dengan pulasnya. Namun, tiba-tiba Myungsoo mengeratkan pelukannya hingga tubuh mereka bersentuhan. Haeryung berusaha melepaskan tangan Myungsoo dari tubuhnya. Namun nihil, Myungsoo semakin mengeratkan pelukannya. Tiba-tiba sebuah ide jail terlintas di benak Haeryung. Haeryung mencium bahkan melumat bibir Myungsoo. Myungsoo membuka bahkan membelalakan matanya. Detik itu juga, Haeryung melepaskan ciumannya lalu beranjak dari ranjang.
“ Yak, mengapa kau melepaskan ciumannya? Aku belum sempat membalasnya.” Protes Myungsoo tak terima.
“ Apakah ciuman sepanjang malam masih belum cukup untukmu? Aku harus pergi kuliah hari ini.” Ujar Haeryung sambil memakai kemeja milik Myungsoo.

Haeryung mengambil pakaian mereka yang berserakan di lantai lalu menyimpannya di tempat pakaian kotor. Saat Haeryung membuka pintu kamar, Haeryung membelalakan matanya tak percaya ketika melihat pembantu mereka membersihkan ruang tamu. Yang membuat Haeryung terkejut ketika pembantu mereka memegang tissue yang penuh sperma.
“ Andweeeeee, ahjummaaaaa !” Teriak Haeryung sambil mengambil tissue-tissue itu.
“ Yak, yeoja babo. Mengapa kau berteriak pada ahjumma?” Tanya Myungsoo dengan tiba-tiba sambil keluar dari kamarnya.
“ Tuan, sepertinya anda harus mengatur jadwal kerja saya kembali.” Pinta pembantu itu sambil tersenyum penuh arti sedangkan Myungsoo mengernyitkan keningnya tak mengerti. Haeryung memberikan kode tissue pada Myungsoo. Akhirnya Myungsoo mengerti maksud perkataan pembantu mereka.
“ Bukan begitu, ahjumma. Ahjumma, salah paham.” Ujar Myungsoo sambil tersenyum kaku lalu bergegas menghampiri dan membantu Haeryung.
“ Sebaiknya ahjumma membuatkan sarapan untuk kami.” Titah Haeryung sambil tersenyum.
“ Nde, agasshi.” Ujar pembantu itu lalu pergi ke dapur.

Setelah membersihkan ruang tamu, Haeryung bergegas mandi sedangkan Myungsoo mempersiapkan beberapa laporan untuk rapatnya. Haeryung keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap lalu melihat Myungsoo sedang memakai dasi. Haeryung menghampiri dan membantu Myungsoo memakaikan dasinya. Setelah itu, mereka keluar dari kamar menuju ruang makan.
“ Sepertinya aku lembur lagi malam ini.” Ujar Myungsoo disela makannya.
“ Jadwal kuliahku juga sangat padat hari ini. Sepertinya aku pulang terlambat.” Ujar Haeryung disela makannya.
“ Apakah kau ingin aku menjemputmu?” Tanya Myungsoo.
“ Aniyo. Sepertinya aku pulang bersama Krystal.” Tolak Haeryung sambil tersenyum.
“ Araseo. Sebaiknya kita berangkat sekarang. Kajja! Ajak Myungsoo sambil membawa tas kerjanya.

Setibanya di kampus, Haeryung melepaskan sabuk pengamannya. Saat Haeryung akan keluar dari mobil, tiba-tiba Myungsoo menahan tangannya. Haeryung mengernyitkan keningnya tak mengerti, namun Myungsoo mendekatkan wajah mereka lalu mengecup bibirnya. Haeryung pun keluar dari mobil sambil melambaikan tangannya kearah mobil Myungsoo. Saat mobil Myungsoo melaju, tiba-tiba Haeryung membelalakan matanya ketika melihat Jonghyun tersenyum padanya dari arah berseberangan. Jonghyun menghampiri lalu merangkul Haeryung. Haeryung terlihat risih dengan perlakuan Jonghyun. Namun, Haeryung tidak dapat menolaknya. Jonghyun membawa Haeryung ke café favorit mereka.
“ Sudah lama kita tidak berkunjung ke café ini. Apakah kau ingat? Café ini adalah tempat aku menyatakan perasaanku padamu. Wajahmu terlihat bahagia sekali waktu itu. Kau mengambil bunga mawar merah yang ada di tanganku sebagai tanda bahwa kau menerima cintaku.” Ujar Jonghyun sambil tersenyum.
“ Saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk bernostalgia. Apa yang ingin kau katakan padaku?” Tanya Haeryung.
“ Sikapmu benar-benar telah berubah padaku, chagi. Sikapmu tidak semanis dulu. Apa keputusanmu?” Tanya Jonghyun sedangkan Haeryung menggigit bibir bawahnya sambil memegang ujung roknya dengan erat.



TBC


Bacalah part sebelumnya dengan mengklik link dibawah ini!

Tidak ada komentar: