[SERIES]
Love Light Part 5
Title : Love Light Part 5
Author : Cavela
Length : Series
Genre : Romance, School Life, Married
Life, and Yadong
Main
Cast : Kim Myungsoo and Na Hae Ryeong
aka Haeryung
Other Cast : Lee Jonghyun, Jung Yonghwa, Kang Minhyuk, Nam Woohyun, Lee
Sungyeol, Park Jiyeon, Kim Ji Won, Krystal Jung
Preview
Setibanya
di kampus, Haeryung melepaskan sabuk pengamannya. Saat Haeryung akan keluar
dari mobil, tiba-tiba Myungsoo menahan tangannya. Haeryung mengernyitkan
keningnya tak mengerti, namun Myungsoo mendekatkan wajah mereka lalu mengecup
bibirnya. Haeryung pun keluar dari mobil sambil melambaikan tangannya kearah
mobil Myungsoo. Saat mobil Myungsoo melaju, tiba-tiba Haeryung membelalakan
matanya ketika melihat Jonghyun tersenyum padanya dari arah berseberangan.
Jonghyun menghampiri lalu merangkul Haeryung. Haeryung terlihat risih dengan
perlakuan Jonghyun. Namun, Haeryung tidak dapat menolaknya. Jonghyun membawa
Haeryung ke café favorit mereka.
“
Sudah lama kita tidak berkunjung ke café ini. Apakah kau ingat? Café ini adalah
tempat aku menyatakan perasaanku padamu. Wajahmu terlihat bahagia sekali waktu
itu. Kau mengambil bunga mawar merah yang ada di tanganku sebagai tanda bahwa
kau menerima cintaku.” Ujar Jonghyun sambil tersenyum.
“
Saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk bernostalgia. Apa yang ingin kau
katakan padaku?” Tanya Haeryung.
“
Sikapmu benar-benar telah berubah padaku, chagi. Sikapmu tidak semanis dulu.
Apa keputusanmu?” Tanya Jonghyun sedangkan Haeryung menggigit bibir bawahnya
sambil memegang ujung roknya dengan erat.
Next
Sementara
itu, Myungsoo tiba di ruangan kantornya. Myungsoo membaca beberapa berkas lalu
menandatanganinya. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Myungsoo menyuruh masuk
pada orang yang mengetuk pintu ruangannya. Myungsoo mengangkat kepalanya lalu
menyuruh sekretarisnya untuk membacakan jadwal kerjanya. Myungsoo menyuruh
sekretarisnya mencari berkas untuk rapat siang nanti. Sedangkan Myungsoo fokus
menghafalkan bahan untuk persentasinya.
“
Sajangnim, berkas untuk rapat tidak ada. Saya sudah mencarinya di seluruh
ruangan ini bahkan tas kerja anda.” Ujar sekretaris Jung.
“
MWO? Apakah aku lupa membawanya? Ottokke? Chankaman!” Panik Myungsoo sambil
mencari berkas itu kembali di dalam tas kerjanya.
“
Sebaiknya sajangnim menghafal kembali. Saya akan mengambilnya di apartemen
anda.” Ujar sekretaris Jung.
“
Aniyo. Aku akan mengambilnya. Aku akan kembali lagi sebelum rapat nanti.
Hubungi aku, araseo!” Titah Myungsoo sambil mengedipkan sebelah matanya lalu
meninggalkan sekretaris Jung yang masih berdiam diri dengan mulut setengah
terbuka.
“
Aku akan mati secara perlahan-lahan jika memiliki direktur setampan dirinya.
Beruntung sekali yeoja yang menjadi istrinya itu.” Gumam sekretaris Jung sambil
menyadarkan dirinya sendiri.
Myungsoo
mengendarai mobilnya menuju apartemen. Setibanya di apartemen, Myungsoo
bergegas mencari berkas itu di ruangan kerjanya. Namun, Myungsoo tidak
menemukannya. Akhirnya Myungsoo masuk ke kamarnya lalu mencari berkas itu.
Myungsoo menemukan berkasnya di laci meja dekat ranjangnya. Saat mengambil
berkasnya, tanpa sengaja mata Myungsoo melihat sebuah amplop cokelat disana.
Myungsoo teringatkan pada amplop yang disembunyikan oleh Haeryung kemarin lusa.
Myungsoo pun mengambil lalu membuka amplop itu. Myungsoo terkejut bukan main
ketika melihat isi amplop itu adalah surat perceraian dan teringatkan
pembicaraan mereka kemarin lusa.
FLASHBACK !!!
“
Myungsoo-ya, bagaimana kalau kita lari dari kota ini saja?” Tanya Haeryung
sedangkan Myungsoo sedikit terkejut mendengar pertanyaannya itu.
“
Bussunsuriya?” Tanya Myungsoo sambil menatap Haeryung.
“
Seandainya ada kondisi dimana kau harus memilih antara diriku dengan
keluargamu, maka apa yang akan kau pilih?” Tanya Haeryung.
“
Ku rasa IQ milikmu benar-benar rendah. Bukankah sudah jelas bahwa jawabannya
adalah aku memilih kalian.” Ujar Myungsoo sambil tertawa.
“
Yak, aku serius. Bagaimana jika perusahaan keluargamu terancam bangkut, namun
bisa teratasi dengan cara kau menceraikanku? Geunde. Jika kau tidak
menceraikanku, maka perusahaan keluarga kita terancam bangkrut. Apa yang akan
kau lakukan? Apakah kau akan menceraikanku?” Tanya Haeryung lalu Myungsoo
menghentikan tawanya dan menatap raut wajah Haeryung untuk mencari maksud pembicaraan
Haeryung.
“
Aku tidak akan menceraikanmu dan mencari cara agar perusahaan kita tidak
bangkrut. Apakah kau menyembunyikan sesuatu dariku?” Tanya Myungsoo sambil
menuntun Haeryung agar duduk.
“
Jeongmalyo? Apakah kau mencintaiku?” Tanya Haeryung sambil menatap Myungsoo.
“
Mengapa kau selalu menanyakan hal itu padaku? Bukankah jawabannya sudah jelas
bahwa aku sangat mencintaimu. Aku jatuh cinta padamu untuk kedua kalinya,
Haeryung-ya. Bahkan aku telah memutuskan semua yeoja yang ku kencani demi
dirimu.” Ujar Myungsoo sambil membelai wajah Haeryung.
FLASHBACK END !!!
“
Ige mwoya? Apa yang Haeryung sembunyikan dariku? Apakah dia berencana untuk
menceraikanku? Sebenarnya apa yang terjadi dengan perusahaan keluargaku dan
keluarganya? Mengapa pernikahan kami terdengar seperti taruhan untuk kedua
perusahaan itu? Aku harus mencari tahu semua ini.” Pikir Myungsoo sambil
menyimpan amplop itu kembali lalu pergi ke kantornya.
Sementara
itu, Ji Won memotret Jonghyun dan Haeryung yang terlihat bersama di café.
Sesekali Jonghyun melihat kearah Ji Won sambil mengeluarkan smirknya. Ji Won
mengeluarkan smirknya sambil menganggukkan kepalanya lalu memposisikan
kameranya. Ji Won mulai memotret mereka mulai dari Jonghyun memegang tangan
bahkan mencium tangan Haeryung. Ji Won mengikuti mereka hingga keluar dari café
menuju apartemen Jonghyun. Jonghyun mendorong tubuh Haeryung ke dinding lalu
mencium bibir Haeryung dengan paksa. Ji Won tersenyum puas melihat hasil
potretnya lalu pergi meninggalkan mereka. Haeryung hanya menerima perlakuan
Jonghyun dengan pasrah dan tanpa membalasnya. Akhirnya Jonghyun melepaskan
ciumannya lalu menarik tangan Haeryung agar masuk ke apartemennya.
“
Sudah lama kau tidak menginjakkan kakimu di apartemenku. Aku akan mengambilkan
minuman favoritmu. Duduklah!” Titah Jonghyun lalu pergi ke dapur sedangkan
Haeryung menelusuri ruang tamu yang penuh dengan foto antara dirinya dengan
Jonghyun. Haeryung menatap foto itu tak percaya. Tiba-tiba Jonghyun datang
sambil membawa dua gelas dan satu botol wine.
“
Neo micheosseo? Ini masih siang. Mengapa kau membawakan wine?” Gerutu Haeryung.
“
Sikapmu terhadap wine tidak berubah
sama sekali. Geunde, mengapa kau merubah sikapmu terhadapku? Aku tahu bahwa
keputusan yang kau buat tadi sangatlah menyakitkan bagimu. Minumlah! Aku lebih
baik melihat wajah mabukmu dibandingkan wajahmu saat ini.” Ujar Jonghyun sambil
memberikan gelas wine pada Haeryung.
“
Apakah kau tahu bahwa ancamanmu itu benar-benar membuatku gila?” Tanya Haeryung
sambil meneguk minumannya lalu memberikan gelas itu pada Jonghyun.
“
Arra. Kau telah membuat keputusan yang tepat. Aku akan segera melamarmu. Aku
tidak akan melepaskanmu.” Ujar Jonghyun sambil menuangkan wine ke gelas milik Haeryung.
“
Tepatilah janjimu untuk melepaskan Myungsoo dan perusahaan keluarganya!” Ujar Haeryung
lalu meneguk wine miliknya.
“
Aku akan menepati janjiku setelah kau menepati janjimu, chagi. Akhirilah
hubungan kalian secepat mungkin! Aku tak sabar ingin menikahimu.” Kata Jonghyun
sambil tersenyum manis.
“
Araseo. Aku harus pulang sekarang.” Pamit Haeryung sambil melangkahkan kakinya.
Namun, Jonghyun memegang tangan lalu menarik tangan Haeryung ke dalam
pelukannya. Jonghyun memeluk Haeryung sangat erat. Haeryung berusaha melepaskan
dirinya. Namun semakin Haeryung mendorong tubuh Jonghyun, maka semakin erat
Jonghyun memeluknya. Jonghyun melonggarkan pelukannya lalu menatap wajah
Haeryung.
“
Kau adalah milikku.” Gumam Jonghyun.
Jonghyun
mendekatkan wajahnya ke wajah Haeryung dengan perlahan-lahan lalu mencium
bibirnya. Jonghyun melumat bibir Haeryung dengan ganas bahkan mengigit bibir
bawah Haeryung agar membalas lumatannya. Tanpa memejamkan matanya, Haeryung
membalas tiap lumatan yang diberikan Jonghyun. Tanpa melepaskan ciumannya,
Jonghyun mendorong tubuh Haeryung perlahan-lahan ke dinding. Jonghyun
melepaskan ciuman mereka lalu beralih menciumi leher Haeryung.
“
Aku tidak bisa menahannya lagi.” Bisik Jonghyun sambil menjilati telinga
Haeryung.
“
Jeongmal mianhae, Myungsoo-ya.” Pikir Haeryung sambil menahan tangisnya.
Haeryung
hanya bisa pasrah dengan tindakan Jonghyun yang menginginkan tubuhnya. Jonghyun
mencium bibir Haeryung kembali. Tangan Jonghyun menelusup pada kemeja yang
dikenakan oleh Haeryung. Jonghyun mengelus-elus punggung Haeryung lalu
melepaskan pengait bra milik Haeryung. Tanpa melepaskan ciumannya, Jonghyun
menuntun Haeryung menuju kamarnya. Setibanya di kamar, Jonghyun membaringkan
tubuh Haeryung dengan perlahan-lahan lalu melepaskan ciumannya. Haeryung
terlihat kehabisan nafas, sedangkan Jonghyun menatap Haeryung dengan kagum.
Jonghyun membuka kancing kemeja Haeryung satu persatu sambil menatap tubuh
Haeryung dengan hasrat yang membara. Haeryung yang mengerti akan tatapan
Jonghyun memalingkan wajahnya. Jonghyun mengernyitkan keningnya ketika melihat
banyak kissmark di sekitar payudara Haeryung.
“
Apakah Myungsoo mencumbumu kemarin? Mengapa banyak kissmark di sekitar
payudaramu?” Tanya Jonghyun sambil membuka celana Haeryung.
“
Nde. Bahkan dia tidak hanya mencumbuku, geunde bercinta.” Ujar Haeryung sambil
mengeluarkan smirknya. Jonghyun terlihat kesal setelah mendengar jawaban
Haeryung. Jonghyun memasukkan tiga jari sekaligus pada miss V Haeryung lalu
mengoyak-oyaknya. Haeryung menahan rasa sakitnya dengan menggigit bibirnya
sendiri hingga berdarah.
“
Mengapa kau hanya diam saja? Seharusnya kau mendesah karena nikmat. Apakah kau
tidak menikmatinya? Apakah sentuhanku tidak membuatmu horny? Apakah aku perlu memasukan satu jariku lagi agar kau
mendesah?” Geram Jonghyun.
“
Andwe. Appo. Geumane!” Tolak Haeryung.
“
Aku tidak bisa menghentikannya. Aku harus menghapus jejak Myungsoo di tubuhmu.”
Tolak Jonghyun.
Jonghyun
memilin, menjilati, bahkan menggigit payudara Haeryung dengan kasar. Beberapa
kissmark tercipta dengan jelas di sekitar payudara Haeryung. Haeryung menahan
desahannya sambil menggigit bibir bawahnya. Terlihat jelas rasa kecewa di wajah
Haeryung. Jonghyun melumat bibir Haeryung tanpa menghentikan kegiatan jari
tangannya di miss V Haeryung. Haeryung pun mengeluarkan orgasme pertamanya.
Detik itu juga, Jonghyun melepaskan jari tangannya lalu mempersiapkan juniornya
masuk ke miss V Haeryung. Jonghyun mendorong juniornya dengan perlahan-lahan.
Haeryung menahan rasa sakitnya dengan memegang erat ujung bantalnya. Jonghyun
mulai menggerakkan tubuhnya. Jonghyun menggenjot miss V Haeryung dengan cepat
tanpa mempedulikan Haeryung yang sedang menahan sakitnya.
“
Apakah kau sering bercinta dengan Myungsoo? Mengapa sangat mudah sekali
memasuki tubuhmu?” Tanya Jonghyun disela genjotannya.
“
Nde. Wae? Apakah kau kecewa karena kau bukan namja pertama yang memasuki
tubuhku? Tanya Haeryung sambil mengeluarkan smirknya.
“
Sebenarnya apa hubunganmu dengannya? Bukankah aku adalah kekasihmu? Bahkan kau
tidak pernah mengijinkanku untuk bercinta denganmu. Kau hanya mengijinkanku bercumbu
saja. Mendesahlah, jebal!” Geram Jonghyun sambil mempercepat genjotannya.
“
Kau memang kekasihku. Geunde, namja yang ku cintai adalah Myungsoo. Jangan
harap! Aku tidak akan mendesah untukmu. Aku hanya akan mendesah untuk
Myungsoo.” Tolak Haeryung.
Jonghyun
semakin geram terhadap Haeryung, sedangkan Haeryung menatap nanar pada
Jonghyun. Jonghyun menggenjot miss V Haeryung dengan kasar. Haeryung merasa
orgasme keduanya akan keluar, sedangkan Jonghyun terus menggenjot miss V
Haeryung. Jonghyun merasa miss V Haeryung mulai berkedut. Jonghyun menggenjot
miss V Haeryung dengan cepat seolah-olah tidak ingin melewatkan kenikmatan yang
dirasakannya. Jonghyun dan Haeryung telah mencapai klimaksnya bahkan
mengeluarkan cairan dan sperma bersamaan. Jonghyun menjatuhkan tubuhnya di atas
tubuh Haeryung dengan nafas terengah-engah tanpa melepaskan kontak tubuhnya.
Haeryung mengatur nafasnya sambil memejamkan matanya karena lelah. Jonghyun mengecup
bibir Haeryung lalu berbaring disamping dan memeluk Haeryung.
Myungsoo
melihat jam tangannya sambil masuk ke apartemennya. Myungsoo mengernyitkan
keningnya karena Haeryung tidak ada di apartemennya. Myungsoo mencari Haeryung
di sekitar kompleks apartemennya sambil menelepon ponsel Haeryung. Namun nihil,
Myungsoo tidak menemukan Haeryung bahkan Haeryung tidak menjawab panggilan
telepon darinya. Myungsoo merasa lelah lalu duduk di kursi taman sambil menatap
langit.
“
Kau ada dimana, Haeryung-ya? Apakah terjadi sesuatu padamu? Mengapa kau tidak
menjawab telepon dariku?” Lirih Myungsoo menatap ponselnya.
Haeryung
terbangun dari tidurnya. Haeryung mengerjapkan kedua matanya beberapa kali
hingga detik berikutnya matanya membulat dengan sempurna. Haeryung bergegas
beranjak dari ranjang sambil mengambil pakaiannya yang berserakkan lalu
memakainya. Haeryung melihat dirinya di cermin lalu merapikan penampilannya.
Saat Haeryung akan keluar dari kamar, tanpa sengaja matanya melihat kearah
Jonghyun. Haeryung sedikit terkejut ketika melihat Jonghyun sedang menatap
tajam padanya.
“
Oedigga?” Tanya Jonghyun sambil mendekati Haeryung.
“
Aku harus pergi. Myungsoo pasti sedang mengkhawatirkanku sekarang.” Ujar
Haeryung sambil mengambil tas miliknya.
“
APAKAH HANYA ADA MYUNGSOO DIPIKIRANMU SAAT INI? APAKAH KAU TIDAK MEMIKIRKAN
PERASAANKU? KAU SELALU MENINGGALKANKU BAHKAN KAU MENGEJAR MYUNGSOO SECARA
TERANG-TERANGAN DI DEPAN MATAKU SENDIRI.” Teriak Jonghyun.
“
Bukankah aku sudah mengatakannya padamu bahwa namja yang ku cintai adalah
Myungsoo? Aku bersedia menikah denganmu karena aku tidak ingin melihat Myungsoo
menderita. Aku tidak ingin berdebat denganmu lebih lama lagi. Aku ingin bertemu
Myungsoo. Annyeonghi-gyeseyo, Lee Jonghyun-ssi.” Pamit Haeryung sedangkan
Jonghyun memanggil Haeryung, namun Haeryung mengabaikannya bahkan mempercepat
langkahnya.
Myungsoo
berjalan dengan lemas menuju apartemennya, sedangkan Haeryung baru turun dari
taksi yang dinaikinya. Haeryung melihat Myungsoo sedang berjalan di depannya.
Tanpa banyak bicara, Haeryung berlari lalu memeluk Myungsoo dari belakang.
Myungsoo sedikit terkejut lalu membalikkan tubuhnya untuk memastikan orang yang
memeluknya. Ternyata orang itu adalah Haeryung. Myungsoo membalas pelukan dan
tersenyum. Saat Myungsoo ingin melihat wajah Haeryung, Haeryung terlihat enggan
menunjukkan wajahnya malah semakin mengeratkan pelukannya. Tanpa melepaskan
pelukannya, Myungsoo menuntun Haeryung hingga masuk ke apartemen. Setibanya di
apartemen, Haeryung bergegas masuk ke kamarnya hingga mengabaikan Myungsoo yang
memanggilnya. Myungsoo menyusul Haeryung ke kamar, namun Haeryung bergegas
masuk ke kamar mandi. Myungsoo pun memutuskan untuk membuat susu hangat.
Haeryung keluar dari kamar mandi dan sedikit terkejut melihat tatapan sedih
dari wajah Myungsoo.
“
Mengapa kau pulang terlambat sekali? Mengapa kau tidak menjawab panggilan
telepon dariku? Apakah kau tahu? Aku sangat mengkhawatirkanmu.” Tanya Myungsoo
sambil memberikan susu hangat untuk Haeryung.
“
Mianhae. Aku tidak mendengar panggilan telepon darimu.” Sesal Haeryung sambil
tersenyum lalu meminum susu hangatnya.
“
Waegeure? Apakah terjadi sesuatu padamu?” Tanya Myungsoo sambil membelai wajah
Haeryung.
“
Aniyo. Aku sangat lelah. Aku ingin tidur.” Elak Haeryung lalu berbaring di
ranjang dan memejamkan matanya.
“
Aku harap kau tidak menyembunyikan sesuatu dariku. Jika kau mempunyai masalah,
maka bicarakan denganku. Kita bisa mencari solusinya bersama-sama. Aku harap
kau tidak bertindak gegabah.” Ujar Myungsoo lalu berbaring disamping Haeryung.
Setelah
mendengar perkataan Myungsoo, Haeryung memunggungi tubuh Myungsoo. Haeryung
menangis tanpa mengeluarkan suaranya. Tanpa Haeryung ketahui, Myungsoo melihat
tubuh Haeryung bergetar pelan. Myungsoo tahu bahwa Haeryung sedang menangis. Myungsoo
memeluk tubuh Haeryung dari belakang tanpa bertanya apapun. Myungsoo bermaksud
memberikan waktu pada Haeryung untuk berpikir. Akhirnya mereka tertidur setelah
berlarut-larut dalam diam.
Myungsoo POV
Suara
alarm ponselku membuatku terbangun
dari tidurku. Tanpa membuka mataku, aku mencari-cari keberadaan Haeryung di
sampingku dengan tanganku. Aku merasa Haeryung tidak ada di sampingku. Detik
itu juga, aku membuka mataku lalu keluar dari kamar. Aku menyadarkan punggungku
ke dinding ketika melihat Haeryung sedang memasak bersama pembantu rumah
tanggaku. Aku kembali masuk ke kamar lalu bergegas mandi. Saat keluar dari
kamar mandi, ku lihat Haeryung sedang memilihkan pakaian kerja untukku.
“
Aku tidak berangkat ke kantor hari ini. Aku akan pergi ke kampus.” Ujarku
sambil menghampirinya.
“
Aish jinja, mengapa kau tidak mengatakannya dari tadi? Aku sedari tadi
kebingungan memilih pakaian yang tepat untukmu. Apakah kau ingin mengenakan
pakaian formal atau pakaian santai?” Tanyanya sambil menunjukan beberapa
pakaian padaku.
“
Pakaian santai saja.” Ujarku sambil tersenyum.
“
Aku menunggumu di ruang makan, nde.” Ujarnya sambil memberikan pakaianku lalu
keluar dari kamar.
“
Mengapa dia tidak membahas surat perceraian itu? Sampai kapan dia akan
menyembunyikannya?” Pikirku sambil mengenakan pakaianku.
Aku
keluar dari kamarku. Ku lihat dia sedang menata makanan di atas meja. Dia
menyuruhku duduk sambil tersenyum. Aku masih menunggunya bicara tentang surat
perceraian itu. Namun, dia malah menceritakan tentang kuliahnya. Aku
menanggapinya dengan tersenyum sambil mengacak-acak sebagian rambutnya. Kini
aku mengantarnya ke kampusnya. Saat dia turun dari mobilku, aku merasa ada yang
mengawasi kami. Aku pun melihat ke sekelilingku. Namun, aku tidak melihat
siapapun disana. Aku mencium keningnya lalu masuk ke mobil. Ku lihat dia
melambaikan tangannya melalui kaca spion mobilku. Tiba-tiba ada seorang namja
dibelakangnya. Aku tidak mengenali namja itu karena menggunakan topi. Detik itu
juga, aku menghentikan mobilku. Ku lihat mereka bicara lalu pergi. Aku ingin
sekali mengikuti mereka. Namun, aku tidak mungkin membolos lagi. Akhirnya aku
memutuskan untuk pergi ke kampusku.
Tanpa
terasa jam mata kuliahku telah berakhir. Aku sedang bersama Woohyun dan
Sungyeol di kantin. Tiba-tiba seorang yeoja cantik duduk di depanku. Yeoja itu
adalah mantan kekasih gelapku, Kim Ji Won. Dia ingin bicara berdua denganku.
Aku pun menyuruh Woohyun dan Sungyeol meninggalkan kami. Ku lihat dia
mengeluarkan amplop berwarna cokelat dari tas miliknya. Aku mengernyitkan
keningku karena aku harus melihat amplop berwarna cokelat beberapa hari ini.
Saat aku akan mengambil amplop itu, dia menariknya sambil tersenyum manis.
“
Tidak semudah itu untuk melihat isi amplop ini, Kim Myungsoo-ssi.” Ujarnya.
“
Apa yang kau inginkan?” Tanyaku.
“
Torawa!” Ajaknya. Aku pun mengikutinya dari belakang. Dia membawaku ke atap
gedung kampusku. Dia menghentikan langkahnya. Hal itu sontak menghentikan
langkahku. Aku menatapnya penuh tanya. Namun, dia menghampiriku dengan
perlahan-lahan. Dia menempelkan telunjuk tangannya pada bibirku lalu
menelusurinya.
“
Apa yang kau inginkan sebenarnya?” Tanyaku sambil memegang jari tangannya.
“
Neomu bogosipeo, Myungsoo-ya. Aku akan memberikan amplop ini dengan satu
syarat.” Ujarnya sambil tersenyum.
“
Mwoya?” Tanyaku.
“
Cium aku!” Titahnya.
“
Neo micheosseo. Apakah kau lupa bahwa hubungan kita telah berakhir? Sebaiknya
kau lupakan aku dan mencari namja lain!” Ujarku sambil beranjak pergi.
“
KAU AKAN MENYESAL JIKA TIDAK MELIHAT ISI AMPLOP INI! ISI AMPLOP INI BERHUBUNGAN
DENGAN HAERYUNG.” Teriaknya.
Aku menghentikan langkahku ketika mendengar nama
Haeryung. Aku membalikkan tubuhku lalu menghampirinya. Aku melihat amplop yang
di pegangnya. Tanpa berpikir panjang lagi, aku memegang wajahnya dengan kedua
tanganku lalu mencium bibirnya. Awalnya aku hanya menempelkan bibirku saja.
Namun, dia mengalungkan lengannya pada leherku dan melumat bibirku. Aku pun
membalas tiap lumatannya. Aku tak ingin dia berubah pikiran karena aku gagal
memuaskannya. Aku mengigit bibir bawahnya lalu memainkan lidah kami. Aku
melepaskan ciumanku lalu beralih ke lehernya. Dia menjenjangkan lehernya sambil
memelukku erat. Aku mengambil amplop itu dari tangannya perlahan-lahan tanpa
menghentikan ciumanku di lehernya. Aku membelalakan mataku ketika melihat foto
Haeryung dan Jonghyun sedang berciuman. Yang membuatku lebih terkejut lagi
adalah melihat surat undangan pernikahan Haeryung dan Jonghyun.
“
Ige mwoya? Darimana kau mendapatkan semua ini?” Tanyaku tak percaya.
“
Jonghyun memberikannya padaku. Aku tidak menyangka bahwa Haeryung
mencampakkanmu seperti ini. Apakah kau akan menghadiri pernikahan mereka?”
Tanyanya sambil mengelus-elus dadaku.
Aku
mendorong pelan tubuh Ji Won lalu pergi meninggalkannya. Aku menuruni tangga
dengan tergesa-gesa. Ku dengar Woohyun dan Sungyeol memanggil namaku. Namun,
aku mengabaikan mereka lalu melajukan mobilku dengan kecepatan penuh. Kini aku
berada di kampus Haeryung. Aku menanyakan kelas Haeryung pada mahasiswi yang
ada di sekitar sana. Saat aku sedang berjalan, tanpa sengaja mataku melihat
Haeryung sedang duduk bersama namja di taman. Aku menghampiri mereka lalu
bersembunyi dibalik pohon. Aku mendengar mereka membicarakan pernikahan. Aku
sangat yakin namja itu adalah Jonghyun. Aku tidak sanggup lagi mendengar
pembicaraan mereka. Aku keluar dari tempat persembunyianku lalu memukul wajah Jonghyun.
Ku lihat Haeryung sedikit terkejut dan berusaha menghentikan kami. Namun, aku
tetap memukul wajah Jonghyun hingga babak-belur. Begitu pun dengan Jonghyun
tiada hentinya memukul wajahku. Aku menghentikan pukulanku. Saat melihat
Haeryung memegang kakiku sambil menangis. Aku menghempaskan tubuh Jonghyun ke
tanah lalu menarik tangan Haeryung.
Di
sepanjang jalan, aku dan Haeryung terdiam. Entahlah melihatnya memohon seperti
tadi membuat hatiku sakit. Dia rela memegang kakiku demi namja lain. Sebenarnya
apa yang dia sembunyikan dariku. Akhirnya kami tiba di apartemen, aku
menghempaskan tubuhnya ke sofa lalu melemparkan amplop itu tepat pada wajahnya.
Dia mengambil amplop itu lalu membukanya. Dia sedikit terkejut lalu beberapa
detik kemudian dia mengeluarkan smirknya.
“
Apakah kau marah karena isi amplop ini? Apakah kau lupa bahwa kita menikah
tanpa dasar cinta? Bahkan aku tidak pernah mengatakan cinta padamu saat kita
sedang bercinta. Aku bercinta denganmu karena salah satu isi kontrak yang kita
setujui. Apakah aku salah ingin menikah dengan namja yang ku cintai?” Tanyanya
sambil mengeluarkan smirknya.
“
Mengapa kau lakukan ini padaku, Haeryung-ya?” Tanyaku tak percaya.
“
Aku akan menikah dengannya bulan depan. Tandatangani surat perceraian ini!” Titahnya
sambil beranjak pergi.
Aku
tidak bisa menahan emosiku lagi. Ku pegang kedua bahunya sambil menatap tajam
wajahnya. Tanpa melepaskan tanganku, dia berjalan mundur hingga terhimpit di
dinding. Aku mencari kebohongan di matanya. Namun hal itu tidak ku temukan. Aku
menarik lehernya dengan tangan kiriku lalu melumat bibirnya dengan ganas,
sedangkan tangan kananku memegang tangan kanannya dengan erat. Dia membuatku
geram karena tidak membalas lumatanku. Aku menggigit bibir bawahnya dengan
kasar hingga merasakan bibirnya bergetar. Detik itu juga, dia membalas
lumatanku bahkan membuka mulutnya lalu memainkan lidah kami. Aku membuka mataku
untuk melihat wajahnya. Ku lihat dia memejamkan matanya seolah-olah
menikmatinya. Tanpa melepaskan ciumanku, aku menghimpitnya ke dinding lalu
membuka kancing kemejanya satu per satu. Dia melepaskan ciuman kami dengan
nafas terengah-engah. Aku beralih menjilati telinganya. Saat aku akan menciumi
lehernya, aku melihat banyak kissmark di lehernya. Padahal kami tidak bercinta
selama tiga hari ini.
“
Apakah ini perbuatan namja itu?” Bisikku sambil menekan kissmark itu sangat
dalam dengan tanganku.
“
Bukankah jawabannya sudah jelas? Sepertinya aku tak perlu menjawab pertanyaanmu.”
Ujarnya sambil mengeluarkan smirknya.
“
Kau benar-benar membuatku marah.” Geramku.
Aku
menciumi bahkan menggigit lehernya untuk menghilangkan kissmark itu. Ku dengar
dia merintih kesakitan. Namun aku mengabaikannya. Aku ingin menghilangkan jejak
Jonghyun dari tubuhnya. Aku benar-benar merasa dikhianati oleh mereka. Setelah
melihat darah mengalir di lehernya, aku beralih menciumi bibirnya dengan ganas
kearah kiri hingga kanan. Aku membuka pakaian dan bra miliknya lalu meremas
payudaranya dengan kasar. Aku benar-benar terjebak oleh amarahku sendiri. Aku
sangat menginginkannya. Aku ingin memasuki tubuhnya sekarang juga. Tanpa
melepaskan ciumanku, aku membuka ikat pinggang dan celanaku. Aku mengangkat
kaki kirinya dengan tangan kiriku, sedangkan tangan kananku menuntun juniorku
masuk ke miss V miliknya. Juniorku berhasil masuk dengan sekali hentakan. Dia
melepaskan ciuman kami sambil merintih kesakitan. Aku hanya mengeluarkan
smirkku melihatnya seperti itu lalu menggenjot miss V miliknya dengan cepat.
Aku merasakan percintaan ini begitu kejam untuknya. Tanpa melakukan pemanasan,
aku langsung melakukan intinya. Aku tak bisa memungkuri rasa sakitnya atas
perbuatanku. Rasa sakitnya terlihat jelas pada wajahnya. Namun, aku tidak bisa
menahan rasa kecewa dan amarahku terhadapnya.
Aku
terus menggenjot miss V miliknya. Dia terlihat tidak sanggup menopang tubuhnya
lagi. Dia memeluk tubuhku dengan kepalanya bersandar pada bahuku. Aku tidak
mendengar desahan dari mulutnya. Yang ku dengar hanyalah rintihan kesakitannya.
Entah mengapa menyiksanya seperti ini, membuatku terpuaskan bahkan juniorku dan
miss V miliknya klimaks bersamaan. Aku mengeluarkan spermaku di dalam rahimnya
bersamaan dengan cairannya. Aku mengangkat tubuhnya menuju sofa. Aku
menyuruhnya berjongkok dihadapanku, sedangkan aku duduk di sofa. Aku memegang
kepalanya dengan tangan kananku lalu mengarahkannya pada juniorku. Dia menatap
juniorku yang penuh cairan dan sperma dengan jijik. Aku pun memegang juniorku
dengan tangan kiriku lalu memasukannya pada mulutnya. Ku lihat dia membelalakan
matanya tak percaya atas perbuatanku. Namun aku mengabaikannya. Aku mendorong
kepalanya agar mengulum juniorku dengan benar. Tanpa membantahku, dia mengulum
juniorku. Ingin rasanya aku mendesah atas kulumannya. Namun aku menahannya demi
harga diriku. Aku merasakan juniorku berkedut dengan hebatnya. Detik itu juga,
spermaku keluar untuk kedua kalinya di dalam mulutnya.
“
Telan spermaku, nappeun yeoja!” Titahku, namun dia hanya diam saja. Aku meraih
tengkuknya lalu mencium bibirnya. Dia mendorong tubuhku agar melepaskan
ciumanku. Namun aku semakin memeluk tubuhnya dengan erat sambil memperdalam
ciumanku. Akhirnya dia menelan spermaku, sedangkan aku membantunya membersihkan
sisa spermaku yang ada di mulutnya dengan ciumanku. Aku melepaskan ciuman kami
lalu menarik tangannya agar duduk di pangkuanku. Aku melihat wajahnya yang
lelah, peluh, dan tanpa senyuman manis yang menghiasi wajah cantik. Namun
hasratku terlalu tinggi. Aku ingin memiliki tubuhnya untuk terakhir kalinya.
Aku memasukkan juniorku sekali hentakan lalu menggerakkan pinggulnya dengan
cepat. Aku terus menggenjotnya, meskipun aku mengetahui bahwa dia sedang
berusaha menahan rasa sakitnya. Dia tidak mendesah sama sekali dari awal kami
bercinta. Dia selalu menggigit bibir bawahnya. Tanpa melepas genjotanku, aku
menggigit payudaranya dengan kasar hingga menjadi bengkak. Aku merasa miss V
miliknya berkedut hingga memanjakan juniorku yang berada di dalamnya. Aku terus
mempercepat genjotanku sambil menikmati miss V miliknya yang semakin menghimpit
juniorku. Akhirnya aku mencapai klimaksku untuk ketiga kalinya. Spermaku keluar
membanjiri rahimnya.
Aku
tak ingin percintaan ini berakhir begitu saja. Tanpa melepaskan kontak tubuh
kami, aku mengangkatnya menuju ranjang lalu membaringkannya. Aku menggenjot
miss V miliknya lagi dengan cepat. Aku sempat merasa heran padanya karena dia
tidak mengeluh bahkan menyuruhku untuk menghentikannya. Tanpa sadar, aku telah
mencapai klimaksku untuk kelima kalinya. Ku lihat dia memejamkan matanya sambil
mengatur nafasnya. Aku mengeluarkan juniorku dari miss V miliknya. Dia tertidur
dengan cepatnya. Aku melihat tubuhnya yang penuh luka akibat perbuatanku.
Lehernya berdarah, bibirnya bengkak, tangannya membiru, puting payudaranya
bengkak, bahkan miss V miliknya pun bengkak. Aku tak pernah menyiksa pasanganku
saat bercinta seperti ini. Aku menangis dalam diam menyesali perbuatanku itu.
Aku menyelimuti tubuhnya yang telanjang lalu mencium keningnya dengan lembut
dan tidur sambil memeluknya.
Author POV
Haeryung
terbangun dari tidurnya sambil mengerjapkan matanya beberapa kali. Haeryung
tidak melihat Myungsoo disampingnya. Myungsoo meninggalkannya sendirian setelah
bercinta. Bercinta penuh penyiksaan seperti itu dialami oleh Haeryung untuk
pertama kalinya. Ingin rasanya Haeryung menangis dan berteriak. Namun, apa daya.
Semua ini adalah resiko yang harus ditanggung oleh Haeryung. Haeryung beranjak
dari ranjangnya dengan menahan rasa sakit pada selangkangannya. Tanpa sengaja
mata Haeryung melihat ke arah meja dan menemukan surat perceraian yang telah
ditandatangani oleh Myungsoo. Haeryung memegang erat surat perceraian itu
sambil menangis tersedu-sedu.
Selama
dua jam Haeryung menangis, akhirnya Haeryung memutuskan untuk mandi. Saat
membuka lemari, Haeryung membelalakan matanya tak percaya karena di dalam
lemari hanya ada pakaiannya saja. Haeryung membuka pintu kamarnya
perlahan-lahan. Sosok orang yang dilihat Haeryung hanyalah pembantu rumah
tangganya.
“
Agasshi, sudah bangun? Apakah agasshi ingin sarapan sekarang?” Tanya pembantu
itu.
“
Myungsoo oedigga, ahjumma?” Tanya Haeryung sambil duduk di kursinya.
“
Mollayo, agasshi. Saya tidak melihatnya dari tadi. Apakah kalian bertengkar?”
Tanya pembantu itu.
“
Gomawo, ahjumma. Sebaiknya ahjumma datang ke apartemen saat aku menghubungi
ahjumma. Aku ingin sendirian saat ini.” Titah Haeryung sambil masuk ke kamarnya
sedangkan pembantu itu terlihat sedang berpikir.
Myungsoo
pulang ke rumah kedua orang tuanya sambil membawa kopernya. Myungsoo merasa
rumah sangat sepi. Myungsoo memanggil pembantu lalu menanyakan keberadaan orang
tuanya. Ternyata kedua orang tuanya sedang melakukan perjalanan bisnis ke luar
negeri. Myungsoo merasa lega karena orang tuanya tidak akan menanyakan
alasannya kembali ke rumah untuk saat ini. Saat masuk ke kamarnya, Myungsoo
teringatkan pada Haeryung. Myungsoo mengingat pernah menggoda Haeryung bahkan
hampir bercinta di kamarnya. Myungsoo tersenyum manis mengingat kenangan itu.
Namun beberapa detik kemudian, Myungsoo mengeluarkan smirknya bahkan menitikkan
air matanya tanpa mengeluarkan suara. Setelah mengganti pakaiannya, Myungsoo
pergi ke kantornya. Selama di kantor, Myungsoo tidak bisa fokus pada
pekerjaannya bahkan sekretaris Jung terlihat frustasi karena harus menghadiri
rapat untuk menggantikan Myungsoo. Saat mendengarkan rapat pemegang saham, sekretaris
Jung membelalakkan matanya tak percaya ketika mendengar berita tentang
direkturnya. Setelah rapat berakhir, sekretaris Jung bergegas masuk ke ruangan
Myungsoo tanpa mengetuk pintu dahulu. Myungsoo terlihat geram dengan perilaku
kurang ajar sekretarisnya. Namun, Myungsoo mengurungkan niatnya untuk memarahi
sekretarisnya ketika melihat raut wajah khawatir sekretarisnya.
“
Waeyo? Apakah terjadi sesuatu saat rapat sedang berlangsung?” Tanya Myungsoo.
“
Nde. Ini mengenai saham anda di perusahaan Hae San.” Ujar sekretaris Jung.
“
Perusahaan Hae San, bukankah itu perusahaan mertuaku? Apa yang terjadi?” Pikir
Myungsoo sambil melihat sekretarisnya penuh tanya. Sekretaris Jung memberikan
beberapa berkas pada Myungsoo. Myungsoo membacanya dengan seksama. Namun
beberapa menit kemudian, Myungsoo melemparkan berkas itu sambil mengepalkan
tangannya. “ Mengapa saham milikku menjadi milik Haeryung? Apakah tidak cukup
dengan Haeryung mengkhianatiku bahkan mertuaku tega melakukan semua ini? Apakah
presdir mengetahui semua ini?” Tanya Myungsoo pada sekretaris Jung.
“
Aniyo, sajangnim.” Ujar sekretaris Jung.
“
Geure! Aku ingin kau menyelidiki kasus ini secara diam-diam. Jangan sampai
presdir mengetahuinya! Bagaimana pun aku harus mengambil kembali saham milikku.
Meskipun aku harus memasukkan mertuaku sendiri ke penjara.” Titah Myungsoo.
“
Nde, sajangnim.” Ujar sekretaris Jung lalu keluar dari ruangan Myungsoo.
“
Semua ini benar-benar membuatku gila.” Teriak Myungsoo sambil mengacak-acak
mejanya. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dan suara sekretaris Jung.
Myungsoo menyuruh sekretaris Jung masuk ke ruangannya. Sekretaris Jung sedikit
takut sekaligus terkejut ketika melihat kondisi ruangan direkturnya. “ Apalagi
sekarang?” Tanya Myungsoo sambil menahan emosinya.
“
Ini ada surat panggilan dari pengadilan, sajangnim.” Ujar sekretaris Jung
sambil meletakkan surat itu di meja lalu bergegas keluar dari ruangan Myungsoo.
Myungsoo menatap nanar pada surat itu. Myungsoo membaca surat itu sambil
menahan tangisnya lalu merobek surat itu.
“
Secepat inikah proses perceraian jaman sekarang. Padahal aku baru
menandatangani surat perceraian itu tadi malam. Apakah kau benar-benar ingin
bercerai denganku, Haeryung-ya? Aku sangat mencintaimu, Haeryung-ya. Mengapa
kau tega melakukan ini padaku? Aku akan membalas perlakukanmu dan keluargamu
terhadapku.” Geram Myungsoo sambil memukul mejanya.
Haeryung
pulang ke rumahnya sambil membawa kopernya. Nyonya Na menyambut bahkan memeluk
Haeryung. Nyonya Na dan Haeryung masuk ke rumah mereka. Saat mereka melewati
ruang tamu, Tuan Na menyuruh Haeryung untuk duduk. Haeryung duduk sambil
memberikan surat panggilan dari pengadilan pada Tuan Na. Tuan Na menganggukkan
kepalanya sambil tersenyum.
“
Kau memang anakku. Tidak sia-sia aku merawatmu selama ini. Sebaiknya kau
bersiap-siap menghadiri sidang perceraianmu lalu menikah dengan Jonghyun.” Ujar
Tuan Na lalu masuk ke ruangan kerjanya.
Haeryung
tidak dapat menahan tangisnya lagi. Haeryung menangis tersedu-sedu, sedangkan
Nyonya Na menenangkan Haeryung dalam pelukannya. Nyonya Na menuntun Haeryung
menuju kamarnya lalu membaringkan Haeryung di ranjang. Nyonya Na terlihat tidak
tega melihat anak satu-satunya menangis seperti itu. Dari Haeryung kecil hingga
sekarang ini, Nyonya Na tidak pernah melihatnya menangis. Nyonya Na sangat
mengetahui bahwa namja yang dicintai Haeryung bukanlah Jonghyun, melainkan
Myungsoo. Nyonya Na merasa sedih karena tidak bisa mencegah tindakan Tuan Na
yang terlalu serakah dan keras kepala. Nyonya Na hanya bisa berdoa yang terbaik
untuk Haeryung.
Sementara
itu, Jonghyun dan Ji Won sedang berada di apartemen Jonghyun lebih tepatnya
kamar Jonghyun. Jonghyun menggunakan handuk kimononya sambil menghadap ke luar
jendela, sedangkan Ji Won berbaring dengan tubuh telanjang yang tertutupi oleh selimut
di ranjang sambil melihat kearah Jonghyun. Ji Won tersenyum sambil melilitkan
selimut pada tubuhnya lalu berjalan kearah Jonghyun dan memeluk Jonghyun dari
belakang. Jonghyun memegang tangan Ji Won yang melingkar di tubuhnya dengan
lembut.
“
Aku telah memberikan foto saat kau mencium Haeryung dan surat undangan itu pada
Myungsoo. Apakah kau senang? Rencana kita akan menuai hasilnya sebentar lagi.
Aku tidak sabar ingin memiliki Myungsoo seutuhnya. Apa rencanamu selanjutnya?”
Tanya Ji Won dibalik pelukannya.
“
Apakah kau sangat mencintai nappeun namja itu? Aku tidak menyangka dua yeoja
yang ku tiduri mencintai namja yang sama.” Tanya Jonghyun sambil mengeluarkan
smirknya, sedangkan Ji Won melepaskan pelukannya lalu berdiri di hadapan
Jonghyun dengan wajah kesalnya.
“
Dia bukanlah nappeun namja. Kau lebih brengsek dibandingkan dirinya. Setidaknya
dia tidak memaksa yeoja yang di tidurinya sepertimu.” Kesal Ji Won.
“
Mengapa kau kesal padaku? Bukankah kau sangat menikmati sentuhan dariku? Apakah
kau lupa bahwa kau mendesah begitu sexy
tadi. Aku senang memiliki partner
sepertimu. Partner untuk mendapatkan kekasihku
kembali dan my partner sex selama
ini.” Goda Jonghyun sambil membelai wajah Ji Won.
Jonghyun
memegang wajah Ji Won lalu melumat bibirnya dengan kasar. Ji Won memejamkan
matanya sambil mengalungkan lengannya pada leher Jonghyun. Tanpa Ji Won sadari,
selimut yang menutup tubuhnya lepas begitu saja. Jonghyun mengeratkan
pelukannya untuk memperdalam ciuman mereka sambil mengelus-elus punggung Ji Won.
Tanpa melepaskan ciumannya, Ji Won mengangkat kakinya ke pinggang Jonghyun.
Jonghyun merasakan miss V Ji Won menyentuh juniornya dibalik handuknya.
Jonghyun melepaskan ciumannya lalu menatap wajah Ji Won yang telah terangsang.
TBC
Bacalah
part sebelumnya dengan mengklik link dibawah ini!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar