Selasa, 13 Oktober 2015

[SERIES] Touch Me Part 3

[SERIES] Touch Me Part 3
Title                 : Touch Me Part 3
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Romance, Angst, and Married Life
Main Cast        : Kim Myungsoo and Kim Dasom
Other Cast       : Kim Ji Won, Lee Jonghyun, Kim Soo Hyun, Song Joong Ki, Kang Min Hyuk, Krystal Jung, Kim Sunggyu, Cho Kyuhyun



Preview

“ Aku rasa calon kakak iparmu ini tertarik padamu, Dasom-ya.” Ujar Joong Ki sambil melirik Dasom, sedangkan Dasom mengangkat kedua bahunya berpura-pura tak mengetahuinya. “ Jika kau memang tertarik pada Dasom, maka putuskan tunanganmu itu dan menikahlah dengan Dasom! Apakah kau berani melakukannya? Jika berani, maka aku akan melepaskan Dasom untukmu! Atau mungkin kau akan menjadi kakak iparku nanti?” Tantang Joong Ki.
“ Brengsek!” Ujar Myungsoo sambil memukul wajah Joong Ki. Joong Ki yang tak terima pun membalas tiap pukulan Myungsoo. Mereka saling berkelahi. Sedangkan Dasom duduk manis sambil meminum wine miliknya. Setelah puas menyaksikan perkelahian itu, Dasom beranjak dari sofa. Dasom berdiri tepat ditengah-tengah Myungsoo dan Joong Ki.


“ Sebaiknya kau pulang saja, Joong Ki oppa. Aku akan menengok ke apartemenmu besok. Aku pasti mengobati memar di wajahmu ini.” Ujar Dasom sambil membelai wajah Joong Ki. Sedangkan Myungsoo menatap sinis. “ Sebaiknya kita pulang sekarang. Ji Won pasti mengkhawatirkanmu. Kau tidak pulang ke rumah kemarin. Aku tidak ingin kau menginap di apartemenku lagi.” Lanjut Dasom sambil memegang tangan Myungsoo. “ Annyeong, Joong Ki oppa.” Pamit Dasom sambil menarik tangan Myungsoo keluar dari club.

Next

Myungsoo menyetir mobil dengan kecepatan penuh. Wajahnya terlihat penuh amarah. Sedangkan Dasom melirik ke arah Myungsoo dengan malas. Kini mereka telah tiba di apartemen Dasom. Awalnya Myungsoo berniat pulang ke rumah, namun Dasom melarangnya. Bahkan Dasom menyuruh Myungsoo untuk menginap di apartemennya lagi.
" Lihatlah wajahmu ini! Berawal dari tampan layaknya pangeran. Kini kau menjadi buruk rupa layaknya rakyat jelata. Aku tak mungkin membiarkanmu pulang dalam keadaan seperti ini. Ji Won pasti akan bertanya padamu. Asal kau tahu saja. Kau tidak pandai berbohong. Duduklah! Aku akan mengobatimu." Titah Dasom sambil mengambil peralatan P3K, sedangkan Myungsoo menuruti perintah Dasom. Dasom mengobati luka memar pada wajah Myungsoo dengan telaten. Myungsoo hanya bisa menatap wajah Dasom dengan tatapan kagum dan tidak mengertinya. " Sudah selesai. Sebaiknya kau bergegas tidur." Titah Dasom sambil membereskan peralatan P3K.
" Apa tujuanmu sebenarnya?" Tanya Myungsoo sambil menahan tangan Dasom.
" Mengapa kau selalu menanyakan pertanyaan ini? Bukankah jawabannya sudah jelas. Aku ingin mengusik kehidupanmu. Aku ingin membuatmu dan Ji Won menderita." Ujar Dasom sambil menghempaskan tangan Myungsoo.
" Apa kesalahan kami? Hingga kau ingin membuat kami menderita. Mengapa kau bersikap baik padaku?" Tanya Myungsoo tak mengerti.
" Suatu saat nanti kau pasti akan mengetahuinya. Alasanku bersikap baik padamu saat ini karena rasa manusiawi yang ku miliki. Kau bertengkar dengan Joong Ki karena diriku. Aku harap kau tidak menganggap lebih akan kebaikanku ini. Apakah kau ingin tidur di ruang tamu? Jika tidak, mari kita ke kamar!" Ajak Dasom sambil masuk ke kamarnya, sedangkan Myungsoo mengikutinya sambil mencerna perkataan Dasom.

Ji Won berjalan mondar-mandir di ruang tamu. Matanya tiada hentinya melirik ke arah pintu dan jam dinding. Tangannya memegang ponsel dengan gelisah. Sudah dua hari Myungsoo tidak pulang ke rumahnya. Bahkan ponsel Myungsoo tidak aktif. Berkali-kali ia menelepon Myungsoo. Namun yang terdengar hanyalah suara operator. Akhirnya ia memutuskan untuk mengirim pesan.

To: My oppa
Neo gwaenchana, oppa? Mengapa oppa tidak pulang? Apakah terjadi sesuatu?

Ia pun mengklik tombol kirim. Kakinya melangkah menuju kamarnya. Setiba di kamar, ponselnya bergetar menandakan pesan masuk. Tangannya bergegas mengklik tombol pesan itu.

From: My oppa
Nan gwaenchana. Jangan menungguku! Aku sedang berada di rumahku. Aku akan pulang ke rumahmu besok. Tidurlah!

Setelah mendapatkan pesan singkat dari tunangannya, ia pun membaringkan tubuhnya di ranjang. Matanya menatap atap kamarnya sendiri. Ia merasa ada yang aneh dengan sikap Myungsoo. Myungsoo tak pernah meninggalkannya. Bahkan jika ia pergi tanpa pamit, Myungsoo pasti meneleponnya dan memarahinya. Namun kini, justru Myungsoo lah yang menghilang. Terlintas di pikirannya Myungsoo memiliki wanita lain. Detik itu juga, ia menggelengkan kepalanya.

Malam telah berganti menjadi pagi. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali. Matanya menatap jam dinding di kamarnya. Kini jam telah menunjukan pukul 8.00 pagi KST. Kakinya berjalan menuju kamar tunangannya. Saat tangannya akan membuka pintu, tiba-tiba muncul salah satu pembantu di rumahnya sambil membawa pakaian kotor tunangannya.
“ Apakah Myungsoo ada di dalam?” Tanyanya.
“ Aniyo, agasshi.” Ujar pembantu itu.
“ Ah, gomawo.” Ujarnya sambil tersenyum.

Ia pun memutuskan untuk pergi ke butiknya. Selama di butik, matanya tiada henti melirik ke arah ponselnya. Berharap Myungsoo akan menghubunginya. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu ruangannya. Kakinya bergegas melangkah menuju arah pintu. Berharap Myungsoo menemuinya. Saat membuka pintu, ternyata yang dilihatnya adalah salah satu pegawai butiknya. Pegawai butik itu mengajaknya untuk makan siang. Ia pun menyetujuinya. Saat sedang berbicara dengan pegawainya itu, tiba-tiba terdengar suara yang memanggil namanya. Ia pun sontak membalikan tubuhnya untuk melihat orang itu.
“ Oppa.” Panggilnya sambil tersenyum. Kakinya berlari menghampiri Myungsoo. Detik itu juga, ia memeluknya dengan erat. “ Mengapa oppa tidak memberitahuku? Apakah kau tahu? Aku sangat mengkhawatirkanmu.” Ujarnya disela pelukannya.
“ Jika kau memelukku begitu erat, maka bunga yang ku bawa untukmu bisa hancur begitu saja.” Ujar Myungsoo.

Detik itu juga, ia melonggarkan pelukannya sambil menatap ke arah belakang tubuh Myungsoo. Matanya tertegun melihat bunga favoritnya. Myungsoo memberikan bunga itu padanya. Tangannya terulur mengambil bunga itu. Hidungnya menghirup aroma bunga sambil memejamkan matanya.
“ Apakah saat ini kau mengabaikanku demi bunga itu?” Gumam Myungsoo sambil cemberut, sedangkan ia membuka matanya perlahan-lahan sambil tersenyum.
“ Aniyo, oppa. Kami akan pergi makan siang. Apakah oppa akan ikut bersama kami?” Tanyanya pada Myungsoo sambil melirik ke pegawai butiknya.
“ Ani. Aku tidak akan ikut. Geunde, kau yang harus ikut denganku!” Ujar Myungsoo padanya. “ Jeongmal mianhae. Aku harus membawa atasan kalian untuk ikut bersamaku. Apakah kalian tak apa-apa makan siang tanpanya?” Lanjut Myungsoo sambil menatap pegawai butik itu.
“ Ah, nde. Gwaenchana.” Ujar salah satu pegawai butik itu.
“ Jeongmal mianhae. Aku pasti akan makan siang bersama kalian di lain waktu.” Sesalnya.
Myungsoo dan Ji Won pergi ke salah satu restoran di dekat butik. Terlihat Ji Won sedang memesan menu makanan, sedangkan Myungsoo berkutik dengan tabletnya. Mata Ji Won menatap rindu pada Myungsoo. Tak lama menunggu makanan telah tersaji di meja. Myungsoo menyimpan tabletnya lalu menyuruh Ji Won makan.
“ Aku telah membuat cincin pernikahan. Coba lihatlah ini!” Ujar Myungsoo sambil menunjukan gambar cincin itu pada tabletnya.
“ Yoeputta, oppa. Kapan kau membuatnya? Seharusnya kau memberitahuku terlebih dahulu.” Tanya Ji Won.
“ Aku tak ingin membebanimu. Kita akan menikah satu bulan lagi. Aku akan memberitahu abeonim.” Ujar Myungsoo sambil tersenyum, sedangkan Ji Won membelalakan matanya. “ Wae? Mengapa ekspresimu seperti itu? Apakah kau tak ingin menikah denganku?” Lanjut Myungsoo sambil menatap Ji Won.
“ Aniyo, oppa. Aku senang sekali mendengar kabar ini. Aku tidak menyangka kita akan menikah secepat itu. Padahal kita baru bertunangan bulan lalu.” Ujar Ji Won sambil tersenyum.
“ Aku ingin segera menjadikanmu sebagai istriku. Saranghae, Ji Won-ya.” Ujar Myungsoo sambil memegang tangan Ji Won, sedangkan Ji Won menganggukan kepalanya sambil tersenyum.

Tanpa mereka ketahui, Dasom duduk di kursi belakang mereka. Terlihat Dasom duduk sambil membelakangi Myungsoo, sehingga Ji Won tak bisa mengenalinya. Dasom mendengar semua pembicaraan mereka. Tangan Dasom pun mengepal dengan kuatnya. Sedangkan mulut Dasom mengeluarkan smirknya.
“ Aku tidak akan membiarkan pernikahan itu terjadi. Seandainya pernikahan itu terjadi, maka akan ku pastikan hidup kalian hancur di tanganku sendiri.” Pikir Dasom. Tanpa sengaja mata Dasom melirik ke arah pintu restoran. Dasom melihat seorang namja yang dikenalinya sedang mencari-cari keberadaannya. Mulut Dasom mengeluarkan smirknya, sedangkan matanya melirik ke arah belakangnya. “ Oppa.” Panggil Dasom sambil melambaikan tangannya.

Myungsoo dan Ji Won yang mendengar suara panggilan itu menghentikan aktivitasnya. Mereka sangat mengenal suara itu. Beberapa detik kemudian, mereka melihat ke arah belakang Myungsoo. Mereka melihat sosok yeoja yang diyakini adalah Dasom. Setelah itu, mereka melihat ke arah pintu. Ji Won membelalakan matanya ketika melihat sosok namja itu, sedangkan Myungsoo mengernyitkan keningnya sambil mengingat siapa namja itu. Namja itu berhenti tersenyum ketika melihat Ji Won duduk di kursi belakang Dasom. Kakinya melangkah menuju kursi Dasom tanpa melepaskan matanya dari Ji Won. Namja itu adalah Lee Jonghyun.
“ Waeyo, Jonghyun oppa?” Tanya Dasom sambil memperhatikan wajah Jonghyun.
“ Sebaiknya kita pindah restoran saja.” Ujar Jonghyun.
“ Waeyo? Aku sudah memesan makanan untuk kita. Lagipula aku ingin makan disini. Aku sudah lama sekali tak kemari.” Tanya Dasom pura-pura tak mengerti.
“ Araseo. Kita makan disini.” Pasrah Jonghyun.
“ Aku telah menjadi presdir di perusahaan keluargaku, oppa. Bukankah aku sangat hebat? Bagaimana dengan pekerjaanmu, oppa?” Tanya Dasom disela makannya.
“ Jeongmal? Wow, daebak. Bukankah itu memang impianmu sejak dulu. Aku sedang mempersiapkan album  terbaru bandku. Geunde, sepertinya kau lebih cocok untuk menjadi pemeran utama yeoja dalam MV album bandku itu. Apakah kau tertarik?” Tanya Jonghyun disela makannya sambil melirik ke arah Ji Won yang terlihat menundukan kepalanya.
“ Berapa harga yang ku terima, oppa? Jika bayaranku melebihi gajiku di perusahaan, maka aku akan mempertimbangkannya.” Tanya Dasom.

Tiba-tiba terdengar suara sendok jatuh. Ji Won menatap ke arah sendok itu, sedangkan Myungsoo berusaha untuk mengambil sendok itu. Namun, sendok itu terjatuh tepat disebelah kaki Dasom. Myungsoo beranjak dari kursinya sambil mengeluarkan smirknya. Jonghyun melirik ke arah Myungsoo untuk melihat wajahnya. Sedangkan Dasom melihat ke arah sendok itu sambil mengeluarkan smirknya. Dasom merasa tak terkejut lagi ketika melihat tangan Myungsoo mengambil sendok itu. Dasom mengetahui semua itu adalah rencana Myungsoo.
“ Jeongmal mianhae.” Sesal Myungsoo sambil mengambil sendok itu. “ Dasom-ya.” Panggilnya sambil mengangkat wajahnya. “ Apa yang kau lakukan disini?” Tanya Myungsoo.
“ Aku sedang makan disini, Myungsoo oppa. Geunde, mengapa oppa ada disini?” Tanya Dasom sambil tersenyum.
“ Aku sedang makan bersama Ji Won disini.” Ujar Myungsoo.
“ Jeongmal? Eodigga, onnie?” Tanya Dasom.
“ Di belakangmu.” Ujar Myungsoo sambil menunjuk ke arah Ji Won.
“ Dasom-ya.” Sapa Ji Won sambil beranjak dari kursinya.
“ Sebaiknya kalian bergabung disini saja.” Ujar Dasom pada Myungsoo dan Ji Won. “ Tentunya Jonghyun oppa tidak keberatan, bukan?” Tanya Dasom pada Jonghyun.
“ Nde. Kalian boleh bergabung disini.” Ujar Jonghyun lalu Myungsoo dan Ji Won duduk diantara Jonghyun dan Dasom.
“ Apa hubunganmu dengan Dasom?” Tanya Myungsoo sambil menatap tajam pada Jonghyun.
“ Aku tahu. Dia pasti sudah merencanakannya. Rupanya dia sangat penasaran dengan Jonghyun.” Pikir Dasom sambil melirik Myungsoo dan Jonghyun. “ Apa jawabanmu Jonghyun oppa? Bukankah ini adalah pertama kalinya kau melihat tunangan mantan kekasihmu itu?” Pikir Dasom sambil memperhatikan mereka.
“ Naega namjachingu Dasom-ya, Lee Jonghyun. Senang bisa bertemu dengan kalian.” Ujar Jonghyun sambil tersenyum.
“ Ah, jadi rupanya kau telah memiliki namjachingu. Mengapa kau tidak memberitahuku?” Tanya Myungsoo sambil menatap tajam pada Dasom, sedangkan Ji Won terlihat menundukan kepalanya.
“ Kau tidak bertanya padaku, oppa.” Ujar Dasom.
“ Ah, geure. Aku ingin menyampaikan kabar bahagia untukmu. Aku dan Ji Won akan menikah bulan depan. Kau bisa membantu Ji Won dalam mempersiapkan pernikahannya.” Ujar Myungsoo sambil melirik Dasom.
“ Jeongmalyo, onnie? Aku sangat bahagia mendengar kabar ini. Aku pasti membantu kalian mempersiapkan pernikahan itu.” Ujar Dasom sambil tersenyum pada Ji Won. “ Tentunya Jonghyun oppa akan membantuku juga, bukan?” Lanjut Dasom pada Jonghyun.
“ Nde, dengan senang hati.” Ujar Jonghyun sambil tersenyum.

Tiba-tiba ponsel Dasom berdering. Dasom menjawab panggilan teleponnya di depan mereka. Setelah selesai berbicara, Dasom memasukan ponselnya ke tas miliknya lalu membersihkan sudut bibirnya dengan tissue.
“ Sepertinya aku dan Jonghyun oppa harus pergi. Kami masih memiliki urusan lain. Kajja, oppa!” Pamit Dasom.
“ Nde, kajja! Annyeonghi-gyeseyo." Pamit Jonghyun.
" Hati-hati! Annyeong." Ujar Ji Won lalu Dasom dan Jonghyun pergi meninggalkannya dengan Myungsoo.
" Wae? Mengapa kau diam saja? Apakah kau masih menyukai namja itu?" Tanya Myungsoo sambil menatap tajam pada Ji Won.
" Aniyo, oppa. Mengapa kau bertanya seperti itu?" Tanya Ji Won dengan terbata-bata.
" Ani. Geunyang, melihatmu diam saja seperti tadi membuatku sedikit curiga. Geure, sebaiknya kita pergi dari sini! Bukankah kau harus bekerja lagi?" Ujar Myungsoo.
" Nde, kajja!" Ajak Ji Won.

Myungsoo mengantarkan Ji Won ke butiknya. Setelah mengantarkan Ji Won, ia memikirkan pembicaraan mereka tadi. Ia merasa janggal dengan hubungan Dasom dan Jonghyun. Ia tahu Jonghyun adalah mantan kekasih Dasom dan Ji Won. Yang ia pikirkan adalah tujuan Jonghyun kembali pada Dasom. " Apa maksud semua ini sebenarnya? Apa tujuan Jonghyun sebenarnya? Ataukah mungkin ini salah satu rencana Dasom?" Gumamnya disela menyetir. Ponselnya pun bergetar. Ia membaca pesan alat pelacaknya pada ponsel Dasom. Ternyata Dasom pergi ke daerah Busan. Detik itu juga, ia menghentikan mobilnya. " Mwo? Busan? Apakah mereka pergi berdua? Ini tak bisa dibiarkan." Gumamnya sambil melajukan kembali mobilnya.

Dasom dan Jonghyun pergi menghadiri pesta pernikahan Kang Min Hyuk dan Krystal Jung. Min Hyuk dan Krystal adalah sahabat mereka saat masih kuliah dulu. Mereka memberikan hadiah yang telah dibawanya pada Min Hyuk dan Krystal. Tak lupa mereka juga mengucapkan selamat. Mereka menikmati pesta dengan suka cita. Mereka pergi ke taman belakang gedung pernikahan. Mereka duduk sambil berbicara. Jonghyun berlutut pada Dasom. Hal itu sontak membuat Dasom membelalakan matanya.
“ Seberapa banyak luka yang ada di hatimu? Bagaimana caramu untuk menyembuhkan luka itu? Apakah aku membuatmu jatuh ke jurang yang begitu dalam? Apakah kau bersedia menerima uluran tanganku kembali? Jeongmal mianhae. Aku telah menyakitimu selama ini.” Ujar Jonghyun disela tangisnya.
“ Uljima. Mengapa kau menangis seperti ini, oppa? Aku telah memaafkan kesalahanmu. Bagiku itu adalah masa lalu.” Ujar Dasom sambil menghapus air mata Jonghyun dengan jari tangannya.

Jonghyun menatap mata Dasom. Ternyata Dasom tak berubah sama sekali. Awal ia menyukai Dasom karena sikap baiknya. Bahkan ia luluh akan tatapan mata Dasom yang begitu tulus padanya. Ia mendekatkan wajahnya pada Dasom secara perlahan-lahan. Terlihat Dasom memejamkan matanya. Akhirnya bibirnya menempel pada bibir Dasom. Awalnya ia hanya menempelkannya saja. Namun, Dasom melumat bibirnya. Ia pun tergiur untuk membalas lumatan Dasom. Tanpa mereka sadari, seseorang menatap nanar pada mereka sambil mengepalkan tangannya lalu pergi meninggalkan mereka.

Dasom dan Jonghyun menginap di hotel. Namun mereka memesan kamar yang berbeda. Jonghyun mengantarkan Dasom menuju kamarnya. Jonghyun mencium kening Dasom lalu pergi ke kamarnya. Dasom tersenyum lalu membuka pintu kamarnya. Tangannya menekan sakelar lampu kamarnya. Betapa terkejutnya ia ketika melihat Myungsoo sedang berbaring di ranjangnya sambil menatap tajam padanya.
“ Apakah apartemen yang ku berikan tak cukup untukmu? Bahkan kau memilih tidur di hotel ini. Apakah aku perlu membeli hotel ini untukmu?” Tanya Myungsoo sambil mengeluarkan smirknya.
“ Apakah kau mengikutiku? Mengapa kau bisa disini?” Tanya Dasom sambil menyimpan tas miliknya dan menghapus make up wajahnya.
“ Aku tak perlu menjawab pertanyaanmu karena kau bukanlah yeoja babo.” Ujar Myungsoo sambil menatap Dasom melalui cermin rias yang ada di depannya.
“ Araseo. Sebaiknya kau pergi dari sini! Bukankah kau harus mempersiapkan pernikahanmu?” Usir Dasom sambil mengeluarkan smirknya.
“ Aku rasa tak perlu melakukannya. Bukankah mempersiapkan pernikahan kami adalah tugasmu dan Ji Won?” Balas Myungsoo sambil mengeluarkan smirknya lalu berbaring di ranjang.
“ Araseo. Sebaiknya kita istirahat saja. Aku tak ingin berdebat denganmu. Aku sangat lelah.” Ujar Dasom sambil memutar matanya dengan malas lalu berbaring di samping Myungsoo.
“ Aku tak akan membiarkanmu istirahat malam ini. Kau harus menerima hukuman dariku, chagia.” Ujar Myungsoo sambil menindih tubuh Dasom.

Dasom membuka matanya. Benar saja Myungsoo sedang menatap tajam sambil mengeluarkan smirknya. Ia ingin menolak hukuman itu. Namun, Myungsoo membungkam mulutnya dengan ciumannya. Myungsoo melumat bibirnya. Menyesap bibir atas dan bawahnya. Melumatnya secara bergantian ke arah kanan dan kiri. Dan saling memainkan lidah mereka. Akhirnya Myungsoo melepaskan ciuman mereka.
“ Aku hanya ingin membersihkan bibirmu dari bibir namja sialan itu. Kau telah melakukan kesalahan sebanyak 3 kali, Miss. Kim.” Ujar Myungsoo sambil membelai bibirnya dengan telunjuk tangannya.
“ Neo…” Belum sempat ia meneruskan ucapannya, Myungsoo telah menyelanya.
“ Tidurlah!” Titah Myungsoo sambil mencium keningnya lama nan lembut.

Lagi-lagi ia tak mengerti dengan tindakan Myungsoo kali ini. Kadang Myungsoo bersikap egois padanya. Kadang bersikap kasar padanya. Dan bersikap lembut padanya. Terlihat Myungsoo berbaring disampingnya sambil memeluknya. Matanya menatap wajah Myungsoo yang terlelap disampingnya. Dimatanya Myungsoo terlihat mempesona. Myungsoo sangatlah tampan dan kaya raya. Alangkah indah hidupnya bisa berdampingan dengan Myungsoo. Namun, tujuannya saat ini bukanlah itu. Tujuannya adalah menghancurkan orang yang berhubungan dengan Ji Won termasuk Myungsoo.
“ Seandainya kau mengingatku. Seandainya kau mencariku. Seandainya kau tidak bertunangan dengannya. Mungkin kita bisa hidup bahagia bersama.” Gumamnya sambil memeluk dan menempelkan kepalanya pada dada Myungsoo.

Mentari telah terbit di pagi yang cerah ini. Sinarnya masuk melalui celah-celah jendela. Sinarnya pun menerpa wajah kedua insan yang masih terbalutkan selimut. Salah satu insan itu menerjapkan matanya. Membuka matanya secara perlahan-lahan. Insan itu adalah Myungsoo. Ia beranjak dari ranjang. Wajahnya ia basuh dengan air. Matanya pun menatap dirinya sendiri melalui cermin. Ia mengingat ucapan Dasom tadi malam.

“ Seandainya kau mengingatku. Seandainya kau mencariku. Seandainya kau tidak bertunangan dengannya. Mungkin kita bisa hidup bahagia bersama.” Gumam Dasom sambil memeluknya.

“ Apa maksudmu sebenarnya, Dasom-ya? Apakah kita pernah bertemu sebelumnya? Kapan dan dimana?” Pikirnya sambil melihat Dasom yang masih terbaring di ranjang.

Kakinya melangkah keluar dari kamar. Tak lupa ia menggunakan alat penyamarannya. Setibanya di lobby, ia berpapasan dengan Jonghyun. Terlihat Jonghyun membawa bunga mawar merah. Yang ia yakini bunga itu untuk Dasom. Kakinya terus melangkah. Mengabaikan sikap Jonghyun itu. Ia tahu Jonghyun adalah salah satu pemain dalam permainan Dasom. Ia ingin melihat akhir dari permainan Dasom. Tiba-tiba ponselnya berdering. Ia pun menjawab panggilan telepon itu tanpa menghentikan langkahnya.
“ Araseo.” Ujarnya lalu mematikan panggilan teleponnya.

Ia melajukan mobilnya meninggalkan hotel itu. Mobilnya berhenti tepat di basement perusahaannya. Kakinya melangkah menuju ruangan kerjanya. Saat pintu terbuka, matanya melihat sosok yang tak asing lagi baginya. Sosok temannya sekaligus mata-matanya. Yang tak lain adalah Kim Sunggyu. Sunggyu adalah senior semasa kuliahnya dulu.
“ Aku membawakan berkas untukmu. Lihatlah!” Ujar Sunggyu sambil memberikan berkas itu padanya. Ia pun menerimanya. Matanya tertegun ketika membaca isi berkas itu.
“ Katakan secara detail padaku, hyung!” Titahnya sambil duduk.
“ Kim Dasom adalah anak tunggal di keluarganya. Hubungan keluarga mereka hampir retak. Tuan Kim berselingkuh dan menikah dengan ibu Kim Ji Won. Mereka hidup bersama dalam satu rumah. Penghuni rumah pada saat itu adalah Tuan Kim, Nyonya Kim, Kim Dasom, Ibu Kim Ji Won, dan Kim Ji Won. Setelah 3 bulan pernikahan Tuan Kim dan Ibu Kim Ji Won, Nyonya Kim mengalami frustasi dan stress tingkat tinggi. Karena penyakitnya itu Nyonya Kim masuk ke rumah sakit jiwa.” Jelas Sunggyu.
“ Dimana rumah sakit jiwa itu?” Tanyanya.
“ Rumah sakit Myungwoon. Nyonya Kim telah dirawat disana selama 15 tahun.” Ujar Sunggyu.
“ Bagaimana dengan kehidupan Dasom dulu?” Tanyanya penasaran.
“ Awalnya Dasom adalah yeoja ceria dan periang. Bahkan dia termasuk anak yang berprestasi di sekolahnya. Geunde setelah Nyonya Kim masuk rumah sakit, dia berubah menjadi anak pendiam selama 5 tahun. Saat umurnya menginjak 17 tahun, dia berubah menjadi nappeun yeoja. Dia selalu pergi ke clubbing dan selalu bermain dengan para namja. Dia adalah yeoja yang paling ditakuti di sekolahnya. Setelah lulus SMA, dia melanjutkan belajarnya di Inggris. Kebiasaaan hidupnya tidak berubah selama disana. Geunde, dia termasuk mahasiswi berprestasi di Universitasnya.” Jelas Sunggyu.
“ Bagaimana dengan kehidupan Ji Won?” Tanyanya lagi.
“ Kim Ji Won masuk ke kediaman keluarga Kim saat berumur 10 tahun. Dia pindah sekolah ke sekolah yang sama dengan Dasom. Dia terkenal sebagai yeoja yang baik hati. Bahkan banyak namja yang menyukainya. Dia pernah menjalin hubungan dengan Lee Jonghyun semasa kuliah dulu. Geunde, Lee Jonghyun pernah menjadi kekasih Dasom. Mereka berpacaran selama 1 tahun. Sedangkan Lee Jonghyun dan Kim Ji Won berpacaran selama 3 tahun. Setelah itu, dia bertemu dan menjalin hubungan denganmu. Tak ada informasi lain yang ku dapatkan selain ini.” Jelas Sunggyu.
“ Selidiki setiap orang yang pernah berhubungan dengan Dasom baik pada waktu masa kecil hingga sekarang termasuk Kim Soo Hyun, Song Joong Ki, Kang Min Hyuk, dan Krystal Jung! Selidiki mereka! Jangan ada satu informasi yang tertinggal. Araseo.” Titahnya.
“ Araseo. Kebiasaan memerintahmu tak pernah hilang. Aku pergi dulu.” Pamit Sunggyu, sedangkan ia menganggukan kepalanya.
“ Aku harus mencari tahu alasan Dasom berubah menjadi pendiam dan nappeun yeoja. Ibunya yang tiba-tiba menjadi gila sangat janggal bagiku. Apakah bisa seseorang menjadi gila dalam waktu 3 bulan? Apakah aku pernah bertemu dengan Dasom sebelumnya? Mengapa aku tak mengingatnya? Mengapa Ji Won bisa berpacaran dengan Jonghyun? Ji Won dan Dasom telah tinggal bersama saat umur 10 tahun. Jonghyun dan Dasom berpacaran semasa SMA dulu. Sedangkan Jonghyun dan Ji Won berpacaran semasa kuliah. Berarti Jonghyun dan Ji Won telah saling mengenal semasa SMA. Selain karena Ji Won adalah saudara tiri Dasom, mereka berada pada sekolah yang sama. Hey, apakah ini adalah cinta segitiga? Mungkin Dasom membenci Ji Won karena alasan itu. Lalu apa alasan Dasom membenciku? Apakah karena aku adalah tunangan Ji Won? Aish jinja. Apa tujuanmu sebenarnya, Dasom-ya? Kau membuatku gila karena memikirkan semua ini.” Gumamnya sambil mengacak-acak rambutnya sendiri. “ Sebaiknya aku pergi ke rumah sakit Myungwoon saja! Aku ingin memastikan kondisi Nyonya Kim.” Lanjutnya sambil mengambil mantelnya.

Kakinya melangkah keluar dari ruangan kerjanya. Ia membalas sapaan tiap pegawainya dengan tersenyum. Setibanya di basement, ia melajukan mobilnya sambil memasang GPS menuju rumah sakit Myungwoon. Matanya merasa takjub dengan pemandangan di sekitar rumah sakit Myungwoon. Ia baru menyadari bahwa letak rumah sakit Myungwoon di sebuah desa. Terlihat rentetan gunung dan pepohonan yang begitu indah. Udaranya yang terasa sangat segar. Kondisi pemukiman yang tidak begitu ramai. Kakinya memasuki rumah sakit itu. Ia menanyakan keberadaan kamar Nyonya Kim pada salah satu suster di rumah sakit itu. Kini ia berada di depan kamar Nyonya Kim. Saat ia hendak masuk, Matanya melihat Dasom sedang merias wajah Nyonya Kim. Ia menyandarkan tubuhnya pada dinding lalu menguping pembicaraan mereka.
“ Aigoo, yoeputta. Lihatlah wajahmu, omma! Jika omma cantik seperti ini, maka aku yakin appa pasti akan berkunjung kesini. Apakah kau tahu, omma? Appa sedang melakukan perjalanan bisnis saat ini. Aku punya kabar baik dan buruk untukmu, omma. Kabar buruknya adalah aku tidak tinggal di rumah kita. Aku benar-benar merasa muak melihat nappeun yeoja itu di rumah. Geunde, omma tak perlu khawatir. Aku tetap akan membalaskan dendammu padanya. Kabar baiknya adalah aku telah menjadi presdir saat ini. Bukankah aku pernah mengatakan bahwa yeoja itu telah bertunangan? Dia bertunangan dengan anak kecil itu. Apakah kau tahu, omma? Anak kecil itu telah tumbuh menjadi namja tampan. Bahkan aku terpesona olehnya. Jika omma bertemu dengannya, pasti omma akan jatuh cinta pada pandangan pertama. Meskipun aku bersikap dingin padanya, geunde aku tak bisa membencinya. Aku rasa dia telah melupakan kita, omma. Bahkan dia tak mengingatku. Geunde, aku senang keadaan omma mulai membaik. Aku pasti akan membawa omma keluar dari sini. Tunggulah sampai waktu itu tiba, nde! Sepertinya aku harus pulang omma. Aku harus mengerjakan beberapa berkas yang ku tinggalkan selama 3 hari ini. Saranghae, omma.” Ujar Dasom lalu mencium kening Nyonya Kim dan keluar dari kamarnya.

Sepeninggalan Dasom, ia keluar dari tempat persembunyiannya. Kakinya melangkah masuk ke kamar Nyonya Kim. Matanya melihat Nyonya Kim tersenyum ramah padanya. Kini ia berdiri tepat di hadapan Nyonya Kim. Tiba-tiba tangan Nyonya Kim memegang tangannya. Saat akan melepaskan tangannya, Nyonya Kim tersenyum sambil memberikan syal berwarna merah untuknya. Ia menerima syal itu sambil berjongkok sambil menatap Nyonya Kim.
“ Mengapa anda memberikan syal ini padaku? Siapakah anak itu? Apakah anak itu adalah diriku? Apakah kita pernah bertemu sebelumnya? Apakah aku benar-benar telah melupakan anda dan Dasom? Siapa kalian sebenarnya? Mengapa kalian mempermainkanku? Tak bisakah anda memberikan satu petunjuk untukku.” Tanyanya dengan frustasi.
“ Menantuku…” Ujar Nyonya Kim sambil mengelus-elus tangannya.
“ Apakah aku adalah menantumu?” Tanyanya tak mengerti, sedangkan Nyonya Kim menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. “ Geure, aku adalah menantumu. Aku akan menerima syal ini dengan senang hati. Aku pun akan mengunjungimu di lain waktu. Aku harus pergi sekarang, ommonim. Aku harus melihat kondisi Dasom. Annyeonghi-gyeseyo.” Pamitnya sambil mengelus-elus tangan Nyonya Kim lalu keluar dari kamar itu.

Sementara itu, Dasom baru tiba di apartemennya. Matanya melihat banyak bunga di depan pintu apartemennya. Tangannya mengambil bunga-bunga itu. Kakinya melangkah menuju kamar ruang kerjanya. Saat hendak meletakan bunga itu, matanya melihat sepucuk surat di dalam bunga itu. Tangannya mengambil surat itu lalu membacanya.

To: My Dear
Bagaimana kabarmu di Seoul? Kau meninggalkanku di London tanpa berpamitan padaku terlebih dahulu. Apakah kau tahu? Betapa khawatirnya aku mencarimu selama ini. Saat aku datang ke apartemenmu, apartemenmu telah kosong. Bahkan tak ada satu pun barang yang tersisa. Aku mempunyai kejutan untukmu. Apakah kau tahu? Aku ada di Seoul saat ini. Aku akan menemui setelah urusanku selesai. Jadi, tunggulah aku! Arra. Bogosipeo, Dasom-ya.
Cho Kyuhyun

“ Bunga itu dari siapa? Kau terlihat serius sekali membaca surat itu?” Tanya Myungsoo tiba-tiba sambil menghampirinya.
“ Sejak kapan kau ada disini?” Tanyanya sambil menyimpan surat itu di laci meja kerjanya.
“ Aku baru saja tiba. Wae? Apakah kau merindukanku? Padahal kita baru berpisah selama 10 jam.” Ujar Myungsoo sambil duduk di meja dan memegang dagunya.
“ Bisakah kau duduk di kursimu? Aku harus menyelesaikan pekerjaanku.” Usirnya.
“ Araseo. Aku akan menunggumu hingga pekerjaanmu selesai.” Ujar Myungsoo sambil beranjak dari meja lalu duduk di sofa.

Tangannya memasang kacamata pada wajahnya. Lalu membuka berkas demi berkas dan membacanya dengan teliti. Matanya sempat melirik ke arah Myungsoo. Terlihat Myungsoo sedang bermain game pada tabletnya. Tangannya pun menandatangani satu demi satu berkas itu. Tanpa terasa selama 3 jam, matanya membaca semua berkas itu. Akhirnya pekerjaannya selesai. Tangannya menyimpan berkas itu di atas meja lalu melepaskan kacamatanya. Matanya melirik ke arah Myungsoo. Terlihat Myungsoo sedang tidur di sofa. Kakinya melangkah menuju kamarnya. Tangannya mengambil selimut untuk Myungsoo. Ia pun kembali menuju ruang kerjanya. Tangannya terulur menyelimuti tubuh Myungsoo.
“ Apakah ini yang dinamakan menungguku? Kau malah tertidur disini. Semoga mimpi indah, Mr. Kim.” Bisiknya sambil mencium kening Myungsoo. Saat hendak pergi, tiba-tiba tangannya tertahan. Matanya melirik ke arah tangannya. Terlihat Myungsoo memegang tangannya sambil menatapnya.
“ Siapa kau sebenarnya?” Tanya Myungsoo sambil menarik tangannya, hingga ia berada di atas tubuh Myungsoo.
“ Naega, Kim Dasom. Waeyo?” Tanyanya lagi.
“ Menikahlah denganku!” Ujar Myungsoo, sedangkan ia membelalakan matanya tak percaya.
“ Neo micheosseo? Baru kemarin kau mengatakan akan menikah dengan Ji Won. Geunde, kau melamarku sekarang. Aku rasa kau sedang mengigau. Tidurlah kembali!” Titahnya sambil berusaha beranjak dari tubuh Myungsoo. Namun, Myungsoo menariknya lagi hingga ia terjatuh lagi tepat di tubuh Myungsoo. “ Apa lagi sekarang?” Geramnya.
“ Menikahlah denganku! Maka kita akan hidup bahagia.” Ujar Myungsoo lagi.
“ Aku tidak akan pernah hidup bahagia jika menikah denganmu. Aku akan bahagia jika melihatmu menikah dengan Ji Won. Lepaskan tanganku!” Tolaknya.
“ Jeongmal? Benarkah kau akan bahagia jika melihatku menikah dengan Ji Won?” Tanya Myungsoo untuk memastikannya.
“ Nde. Aku akan sangat bahagia. Lepaskan tanganku sekarang!” Geramnya penuh penekanan.
“ Araseo. Aku harap kau tidak akan menyesal telah menolak lamaranku ini. Aku pulang sekarang. Ji Won pasti sedang menungguku. Semoga mimpi indah, Miss. Kim.” Ujar Myungsoo sambil beranjak dari sofa lalu mencium singkat bibirnya dan keluar dari apartemennya.
“ Dia benar-benar sudah gila. Jika kau menikah dengan nappeun yeoja itu, maka secara tidak langsung kau membantuku untuk membalaskan dendamku padanya. Menyesal? Yang benar saja. Aku tidak akan pernah menyesal. Justru aku sangat bahagia. Sebaiknya aku tidur saja. Hari ini terasa melelahkan.” Gumamnya sambil menuju kamarnya.

-o0o-

Kini Dasom benar-benar terjebak diantara Myungsoo dan Ji Won. Ji Won mengajak Dasom untuk menemani mereka membeli gaun pengantin. Dengan malas Dasom ikut memilih gaun pengantin untuk Ji Won. Ji Won terlihat menyukai pilihan Dasom. Ji Won pun mencoba gaun pengantin itu. Kini Dasom dan Myungsoo menunggu Ji Won sambil duduk di sofa. Dasom mengambil sebuah majalah lalu membacanya. Sedangkan Myungsoo menatap Dasom.
“ Berhentilah menatapku! Apakah aku perlu mengambil matamu dengan tanganku ini?” Ujar Dasom tanpa mengalihkan pandangannya dari majalah.
“ Aku rasa gaun yang kau pilih tadi lebih cocok untukmu.” Ujar Myungsoo.
“ Aku sengaja memilih gaun itu untuk calon istrimu. Agar kau melihat sosok diriku pada dirinya.” Ujar Dasom sambil mengeluarkan smirknya. Tiba-tiba tirai ruang ganti terbuka. Terlihat sosok Ji Won telah menggunakan gaun pengantin itu.
“ Otte, oppa?” Tanya Ji Won.
“ Yoeputta. Sangat cocok untukmu.” Ujar Myungsoo sambil mengacungkan jempol tangan kanannya.
“ Gojitmal.” Pikir Dasom terpaku pada majalahnya.
“ Gomawo, oppa. Sebaiknya oppa mencoba tuxedonya. Aku ingin melihatmu mengenakan setelah mengganti gaunku ini.” Titah Ji Won.
“ Geure. Aku akan mencobanya sekarang.” Ujar Myungsoo sambil mengambil tuxedonya.

Dasom menutup majalahnya lalu keluar dari butik. Ji Won masih di dalam ruang ganti. Sedangkan Myungsoo keluar dari ruang ganti. Myungsoo melihat ke sekelilingnya, namun ia tak menemukan Dasom. Satu menit kemudian, Ji Won keluar dari ruang ganti. Myungsoo tersenyum sambil menunjukan penampilannya. Ji Won menganggukan kepalanya sambil tersenyum manis. Myungsoo masuk ke ruang ganti untuk mengganti pakaiannya. Tiba-tiba ponsel Ji Won bergetar. Ji Won menerima pesan masuk dari Dasom. Tertulis Dasom sedang menunggunya di dekat mobilnya. Detik itu juga, Myungsoo keluar dari ruang ganti. Mereka keluar dari butik untuk menghampiri Dasom. Terlihat Dasom sedang menerima telepon. Ji Won pun menepuk pelan bahu Dasom. Dasom melirik ke arah Ji Won dan Myungsoo, lalu mematikan panggilan teleponnya. Kini tujuan terakhir mereka adalah toko perhiasan.

Setibanya di toko perhiasan. Ji Won dan Myungsoo sibuk mencari cincin untuk pernikahan mereka. Sedangkan Dasom lagi-lagi terdiam. Dasom pun memutuskan untuk mengelilingi toko perhiasan itu. Mata Dasom tertuju pada satu cincin yang menurutnya sangat menarik. Tanpa Dasom ketahui, Myungsoo memperhatikannya dari belakang. Akhirnya Ji Won dan Myungsoo selesai memilih cincin itu. Myungsoo menyuruh Ji Won dan Dasom keluar dari toko duluan. Setelah memastikan mereka keluar, Myungsoo menghampiri pelayan yang menemani Dasom tadi.
“ Apa yang dilihatnya tadi?” Tanya Myungsoo pada pelayan itu.
“ Sebuah cincin, tuan.” Ujar pelayan itu.
“ Cincin? Cincin yang mana?” Tanya Myungsoo sambil melihat banyak cincin di depan matanya.
“ Cincin yang ini, tuan.” Ujar pelayan itu.
“ Apakah cincin ini sesuai di jari tangannya?” Tanya Myungsoo penasaran.
“ Nde, agasshi sempat mencobanya tadi.” Ujar pelayan itu.
“ Bisakah aku memesan sepasang cincin ini? Geunde, aku ingin ada ukiran inisial MD di dalam cincin ini.” Tanya Myungsoo memastikan.
“ Nde. Tentu saja bisa, tuan. Chankaman!” Ujar pelayan itu sambil mengukur jari tangan Myungsoo.
“ Hubungi nomor ponselku ini! Jika cincin ini telah selesai di ukir.” Titah Myungsoo sambil memberikan kartu namanya.
“ Nde, tuan.” Ujar pelayan itu lalu Myungsoo keluar dari toko perhiasan.

TBC


Bacalah part sebelumnya dengan mengklik link dibawah ini!

Tidak ada komentar: