[SERIES]
Touch Me Part 3
Title : Touch Me Part 3
Author : Cavela
Length : Series
Genre : Romance, Angst, and Married Life
Main
Cast : Kim Myungsoo and Kim Dasom
Other Cast : Kim Ji Won, Lee Jonghyun, Kim Soo Hyun, Song Joong Ki, Kang
Min Hyuk, Krystal Jung, Kim Sunggyu, Cho Kyuhyun
Preview
“
Aku rasa calon kakak iparmu ini tertarik padamu, Dasom-ya.” Ujar Joong Ki
sambil melirik Dasom, sedangkan Dasom mengangkat kedua bahunya berpura-pura tak
mengetahuinya. “ Jika kau memang tertarik pada Dasom, maka putuskan tunanganmu
itu dan menikahlah dengan Dasom! Apakah kau berani melakukannya? Jika berani,
maka aku akan melepaskan Dasom untukmu! Atau mungkin kau akan menjadi kakak
iparku nanti?” Tantang Joong Ki.
“
Brengsek!” Ujar Myungsoo sambil memukul wajah Joong Ki. Joong Ki yang tak
terima pun membalas tiap pukulan Myungsoo. Mereka saling berkelahi. Sedangkan
Dasom duduk manis sambil meminum wine
miliknya. Setelah puas menyaksikan perkelahian itu, Dasom beranjak dari sofa.
Dasom berdiri tepat ditengah-tengah Myungsoo dan Joong Ki.
“
Sebaiknya kau pulang saja, Joong Ki oppa. Aku akan menengok ke apartemenmu
besok. Aku pasti mengobati memar di wajahmu ini.” Ujar Dasom sambil membelai
wajah Joong Ki. Sedangkan Myungsoo menatap sinis. “ Sebaiknya kita pulang
sekarang. Ji Won pasti mengkhawatirkanmu. Kau tidak pulang ke rumah kemarin.
Aku tidak ingin kau menginap di apartemenku lagi.” Lanjut Dasom sambil memegang
tangan Myungsoo. “ Annyeong, Joong Ki oppa.” Pamit Dasom sambil menarik tangan Myungsoo
keluar dari club.
Next
Myungsoo
menyetir mobil dengan kecepatan penuh. Wajahnya terlihat penuh amarah.
Sedangkan Dasom melirik ke arah Myungsoo dengan malas. Kini mereka telah tiba
di apartemen Dasom. Awalnya Myungsoo berniat pulang ke rumah, namun Dasom
melarangnya. Bahkan Dasom menyuruh Myungsoo untuk menginap di apartemennya
lagi.
"
Lihatlah wajahmu ini! Berawal dari tampan layaknya pangeran. Kini kau menjadi
buruk rupa layaknya rakyat jelata. Aku tak mungkin membiarkanmu pulang dalam
keadaan seperti ini. Ji Won pasti akan bertanya padamu. Asal kau tahu saja. Kau
tidak pandai berbohong. Duduklah! Aku akan mengobatimu." Titah Dasom
sambil mengambil peralatan P3K, sedangkan Myungsoo menuruti perintah Dasom.
Dasom mengobati luka memar pada wajah Myungsoo dengan telaten. Myungsoo hanya
bisa menatap wajah Dasom dengan tatapan kagum dan tidak mengertinya. "
Sudah selesai. Sebaiknya kau bergegas tidur." Titah Dasom sambil
membereskan peralatan P3K.
"
Apa tujuanmu sebenarnya?" Tanya Myungsoo sambil menahan tangan Dasom.
"
Mengapa kau selalu menanyakan pertanyaan ini? Bukankah jawabannya sudah jelas.
Aku ingin mengusik kehidupanmu. Aku ingin membuatmu dan Ji Won menderita."
Ujar Dasom sambil menghempaskan tangan Myungsoo.
"
Apa kesalahan kami? Hingga kau ingin membuat kami menderita. Mengapa kau
bersikap baik padaku?" Tanya Myungsoo tak mengerti.
"
Suatu saat nanti kau pasti akan mengetahuinya. Alasanku bersikap baik padamu saat
ini karena rasa manusiawi yang ku miliki. Kau bertengkar dengan Joong Ki karena
diriku. Aku harap kau tidak menganggap lebih akan kebaikanku ini. Apakah kau
ingin tidur di ruang tamu? Jika tidak, mari kita ke kamar!" Ajak Dasom
sambil masuk ke kamarnya, sedangkan Myungsoo mengikutinya sambil mencerna
perkataan Dasom.
Ji
Won berjalan mondar-mandir di ruang tamu. Matanya tiada hentinya melirik ke
arah pintu dan jam dinding. Tangannya memegang ponsel dengan gelisah. Sudah dua
hari Myungsoo tidak pulang ke rumahnya. Bahkan ponsel Myungsoo tidak aktif.
Berkali-kali ia menelepon Myungsoo. Namun yang terdengar hanyalah suara
operator. Akhirnya ia memutuskan untuk mengirim pesan.
To: My oppa
Neo gwaenchana, oppa? Mengapa oppa
tidak pulang? Apakah terjadi sesuatu?
Ia
pun mengklik tombol kirim. Kakinya melangkah menuju kamarnya. Setiba di kamar, ponselnya
bergetar menandakan pesan masuk. Tangannya bergegas mengklik tombol pesan itu.
From: My oppa
Nan gwaenchana. Jangan menungguku! Aku
sedang berada di rumahku. Aku akan pulang ke rumahmu besok. Tidurlah!
Setelah
mendapatkan pesan singkat dari tunangannya, ia pun membaringkan tubuhnya di
ranjang. Matanya menatap atap kamarnya sendiri. Ia merasa ada yang aneh dengan
sikap Myungsoo. Myungsoo tak pernah meninggalkannya. Bahkan jika ia pergi tanpa
pamit, Myungsoo pasti meneleponnya dan memarahinya. Namun kini, justru Myungsoo
lah yang menghilang. Terlintas di pikirannya Myungsoo memiliki wanita lain.
Detik itu juga, ia menggelengkan kepalanya.
Malam
telah berganti menjadi pagi. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali. Matanya
menatap jam dinding di kamarnya. Kini jam telah menunjukan pukul 8.00 pagi KST.
Kakinya berjalan menuju kamar tunangannya. Saat tangannya akan membuka pintu,
tiba-tiba muncul salah satu pembantu di rumahnya sambil membawa pakaian kotor
tunangannya.
“
Apakah Myungsoo ada di dalam?” Tanyanya.
“
Aniyo, agasshi.” Ujar pembantu itu.
“
Ah, gomawo.” Ujarnya sambil tersenyum.
Ia
pun memutuskan untuk pergi ke butiknya. Selama di butik, matanya tiada henti
melirik ke arah ponselnya. Berharap Myungsoo akan menghubunginya. Tiba-tiba
terdengar suara ketukan pintu ruangannya. Kakinya bergegas melangkah menuju
arah pintu. Berharap Myungsoo menemuinya. Saat membuka pintu, ternyata yang
dilihatnya adalah salah satu pegawai butiknya. Pegawai butik itu mengajaknya
untuk makan siang. Ia pun menyetujuinya. Saat sedang berbicara dengan
pegawainya itu, tiba-tiba terdengar suara yang memanggil namanya. Ia pun sontak
membalikan tubuhnya untuk melihat orang itu.
“
Oppa.” Panggilnya sambil tersenyum. Kakinya berlari menghampiri Myungsoo. Detik
itu juga, ia memeluknya dengan erat. “ Mengapa oppa tidak memberitahuku? Apakah
kau tahu? Aku sangat mengkhawatirkanmu.” Ujarnya disela pelukannya.
“
Jika kau memelukku begitu erat, maka bunga yang ku bawa untukmu bisa hancur
begitu saja.” Ujar Myungsoo.
Detik
itu juga, ia melonggarkan pelukannya sambil menatap ke arah belakang tubuh
Myungsoo. Matanya tertegun melihat bunga favoritnya. Myungsoo memberikan bunga
itu padanya. Tangannya terulur mengambil bunga itu. Hidungnya menghirup aroma
bunga sambil memejamkan matanya.
“
Apakah saat ini kau mengabaikanku demi bunga itu?” Gumam Myungsoo sambil
cemberut, sedangkan ia membuka matanya perlahan-lahan sambil tersenyum.
“
Aniyo, oppa. Kami akan pergi makan siang. Apakah oppa akan ikut bersama kami?”
Tanyanya pada Myungsoo sambil melirik ke pegawai butiknya.
“
Ani. Aku tidak akan ikut. Geunde, kau yang harus ikut denganku!” Ujar Myungsoo
padanya. “ Jeongmal mianhae. Aku harus membawa atasan kalian untuk ikut
bersamaku. Apakah kalian tak apa-apa makan siang tanpanya?” Lanjut Myungsoo
sambil menatap pegawai butik itu.
“
Ah, nde. Gwaenchana.” Ujar salah satu pegawai butik itu.
“
Jeongmal mianhae. Aku pasti akan makan siang bersama kalian di lain waktu.”
Sesalnya.
Myungsoo
dan Ji Won pergi ke salah satu restoran di dekat butik. Terlihat Ji Won sedang
memesan menu makanan, sedangkan Myungsoo berkutik dengan tabletnya. Mata Ji Won
menatap rindu pada Myungsoo. Tak lama menunggu makanan telah tersaji di meja.
Myungsoo menyimpan tabletnya lalu menyuruh Ji Won makan.
“
Aku telah membuat cincin pernikahan. Coba lihatlah ini!” Ujar Myungsoo sambil
menunjukan gambar cincin itu pada tabletnya.
“
Yoeputta, oppa. Kapan kau membuatnya? Seharusnya kau memberitahuku terlebih
dahulu.” Tanya Ji Won.
“
Aku tak ingin membebanimu. Kita akan menikah satu bulan lagi. Aku akan
memberitahu abeonim.” Ujar Myungsoo sambil tersenyum, sedangkan Ji Won
membelalakan matanya. “ Wae? Mengapa ekspresimu seperti itu? Apakah kau tak
ingin menikah denganku?” Lanjut Myungsoo sambil menatap Ji Won.
“
Aniyo, oppa. Aku senang sekali mendengar kabar ini. Aku tidak menyangka kita
akan menikah secepat itu. Padahal kita baru bertunangan bulan lalu.” Ujar Ji
Won sambil tersenyum.
“
Aku ingin segera menjadikanmu sebagai istriku. Saranghae, Ji Won-ya.” Ujar
Myungsoo sambil memegang tangan Ji Won, sedangkan Ji Won menganggukan kepalanya
sambil tersenyum.
Tanpa
mereka ketahui, Dasom duduk di kursi belakang mereka. Terlihat Dasom duduk
sambil membelakangi Myungsoo, sehingga Ji Won tak bisa mengenalinya. Dasom
mendengar semua pembicaraan mereka. Tangan Dasom pun mengepal dengan kuatnya.
Sedangkan mulut Dasom mengeluarkan smirknya.
“
Aku tidak akan membiarkan pernikahan itu terjadi. Seandainya pernikahan itu
terjadi, maka akan ku pastikan hidup kalian hancur di tanganku sendiri.” Pikir
Dasom. Tanpa sengaja mata Dasom melirik ke arah pintu restoran. Dasom melihat
seorang namja yang dikenalinya sedang mencari-cari keberadaannya. Mulut Dasom
mengeluarkan smirknya, sedangkan matanya melirik ke arah belakangnya. “ Oppa.”
Panggil Dasom sambil melambaikan tangannya.
Myungsoo
dan Ji Won yang mendengar suara panggilan itu menghentikan aktivitasnya. Mereka
sangat mengenal suara itu. Beberapa detik kemudian, mereka melihat ke arah
belakang Myungsoo. Mereka melihat sosok yeoja yang diyakini adalah Dasom.
Setelah itu, mereka melihat ke arah pintu. Ji Won membelalakan matanya ketika
melihat sosok namja itu, sedangkan Myungsoo mengernyitkan keningnya sambil
mengingat siapa namja itu. Namja itu berhenti tersenyum ketika melihat Ji Won
duduk di kursi belakang Dasom. Kakinya melangkah menuju kursi Dasom tanpa
melepaskan matanya dari Ji Won. Namja itu adalah Lee Jonghyun.
“
Waeyo, Jonghyun oppa?” Tanya Dasom sambil memperhatikan wajah Jonghyun.
“
Sebaiknya kita pindah restoran saja.” Ujar Jonghyun.
“
Waeyo? Aku sudah memesan makanan untuk kita. Lagipula aku ingin makan disini.
Aku sudah lama sekali tak kemari.” Tanya Dasom pura-pura tak mengerti.
“
Araseo. Kita makan disini.” Pasrah Jonghyun.
“
Aku telah menjadi presdir di perusahaan keluargaku, oppa. Bukankah aku sangat
hebat? Bagaimana dengan pekerjaanmu, oppa?” Tanya Dasom disela makannya.
“
Jeongmal? Wow, daebak. Bukankah itu memang impianmu sejak dulu. Aku sedang mempersiapkan
album terbaru bandku. Geunde, sepertinya
kau lebih cocok untuk menjadi pemeran utama yeoja dalam MV album bandku itu.
Apakah kau tertarik?” Tanya Jonghyun disela makannya sambil melirik ke arah Ji
Won yang terlihat menundukan kepalanya.
“
Berapa harga yang ku terima, oppa? Jika bayaranku melebihi gajiku di
perusahaan, maka aku akan mempertimbangkannya.” Tanya Dasom.
Tiba-tiba
terdengar suara sendok jatuh. Ji Won menatap ke arah sendok itu, sedangkan
Myungsoo berusaha untuk mengambil sendok itu. Namun, sendok itu terjatuh tepat
disebelah kaki Dasom. Myungsoo beranjak dari kursinya sambil mengeluarkan
smirknya. Jonghyun melirik ke arah Myungsoo untuk melihat wajahnya. Sedangkan
Dasom melihat ke arah sendok itu sambil mengeluarkan smirknya. Dasom merasa tak
terkejut lagi ketika melihat tangan Myungsoo mengambil sendok itu. Dasom
mengetahui semua itu adalah rencana Myungsoo.
“
Jeongmal mianhae.” Sesal Myungsoo sambil mengambil sendok itu. “ Dasom-ya.”
Panggilnya sambil mengangkat wajahnya. “ Apa yang kau lakukan disini?” Tanya
Myungsoo.
“
Aku sedang makan disini, Myungsoo oppa. Geunde, mengapa oppa ada disini?” Tanya
Dasom sambil tersenyum.
“
Aku sedang makan bersama Ji Won disini.” Ujar Myungsoo.
“
Jeongmal? Eodigga, onnie?” Tanya Dasom.
“
Di belakangmu.” Ujar Myungsoo sambil menunjuk ke arah Ji Won.
“
Dasom-ya.” Sapa Ji Won sambil beranjak dari kursinya.
“
Sebaiknya kalian bergabung disini saja.” Ujar Dasom pada Myungsoo dan Ji Won. “
Tentunya Jonghyun oppa tidak keberatan, bukan?” Tanya Dasom pada Jonghyun.
“
Nde. Kalian boleh bergabung disini.” Ujar Jonghyun lalu Myungsoo dan Ji Won
duduk diantara Jonghyun dan Dasom.
“
Apa hubunganmu dengan Dasom?” Tanya Myungsoo sambil menatap tajam pada
Jonghyun.
“
Aku tahu. Dia pasti sudah merencanakannya. Rupanya dia sangat penasaran dengan
Jonghyun.” Pikir Dasom sambil melirik Myungsoo dan Jonghyun. “ Apa jawabanmu
Jonghyun oppa? Bukankah ini adalah pertama kalinya kau melihat tunangan mantan
kekasihmu itu?” Pikir Dasom sambil memperhatikan mereka.
“
Naega namjachingu Dasom-ya, Lee Jonghyun. Senang bisa bertemu dengan kalian.”
Ujar Jonghyun sambil tersenyum.
“
Ah, jadi rupanya kau telah memiliki namjachingu. Mengapa kau tidak
memberitahuku?” Tanya Myungsoo sambil menatap tajam pada Dasom, sedangkan Ji
Won terlihat menundukan kepalanya.
“
Kau tidak bertanya padaku, oppa.” Ujar Dasom.
“
Ah, geure. Aku ingin menyampaikan kabar bahagia untukmu. Aku dan Ji Won akan
menikah bulan depan. Kau bisa membantu Ji Won dalam mempersiapkan
pernikahannya.” Ujar Myungsoo sambil melirik Dasom.
“
Jeongmalyo, onnie? Aku sangat bahagia mendengar kabar ini. Aku pasti membantu
kalian mempersiapkan pernikahan itu.” Ujar Dasom sambil tersenyum pada Ji Won.
“ Tentunya Jonghyun oppa akan membantuku juga, bukan?” Lanjut Dasom pada
Jonghyun.
“
Nde, dengan senang hati.” Ujar Jonghyun sambil tersenyum.
Tiba-tiba
ponsel Dasom berdering. Dasom menjawab panggilan teleponnya di depan mereka.
Setelah selesai berbicara, Dasom memasukan ponselnya ke tas miliknya lalu
membersihkan sudut bibirnya dengan tissue.
“
Sepertinya aku dan Jonghyun oppa harus pergi. Kami masih memiliki urusan lain.
Kajja, oppa!” Pamit Dasom.
“
Nde, kajja! Annyeonghi-gyeseyo." Pamit Jonghyun.
"
Hati-hati! Annyeong." Ujar Ji Won lalu Dasom dan Jonghyun pergi
meninggalkannya dengan Myungsoo.
"
Wae? Mengapa kau diam saja? Apakah kau masih menyukai namja itu?" Tanya
Myungsoo sambil menatap tajam pada Ji Won.
"
Aniyo, oppa. Mengapa kau bertanya seperti itu?" Tanya Ji Won dengan
terbata-bata.
"
Ani. Geunyang, melihatmu diam saja seperti tadi membuatku sedikit curiga.
Geure, sebaiknya kita pergi dari sini! Bukankah kau harus bekerja lagi?"
Ujar Myungsoo.
"
Nde, kajja!" Ajak Ji Won.
Myungsoo
mengantarkan Ji Won ke butiknya. Setelah mengantarkan Ji Won, ia memikirkan
pembicaraan mereka tadi. Ia merasa janggal dengan hubungan Dasom dan Jonghyun.
Ia tahu Jonghyun adalah mantan kekasih Dasom dan Ji Won. Yang ia pikirkan
adalah tujuan Jonghyun kembali pada Dasom. " Apa maksud semua ini
sebenarnya? Apa tujuan Jonghyun sebenarnya? Ataukah mungkin ini salah satu
rencana Dasom?" Gumamnya disela menyetir. Ponselnya pun bergetar. Ia
membaca pesan alat pelacaknya pada ponsel Dasom. Ternyata Dasom pergi ke daerah
Busan. Detik itu juga, ia menghentikan mobilnya. " Mwo? Busan? Apakah
mereka pergi berdua? Ini tak bisa dibiarkan." Gumamnya sambil melajukan
kembali mobilnya.
Dasom
dan Jonghyun pergi menghadiri pesta pernikahan Kang Min Hyuk dan Krystal Jung.
Min Hyuk dan Krystal adalah sahabat mereka saat masih kuliah dulu. Mereka
memberikan hadiah yang telah dibawanya pada Min Hyuk dan Krystal. Tak lupa
mereka juga mengucapkan selamat. Mereka menikmati pesta dengan suka cita.
Mereka pergi ke taman belakang gedung pernikahan. Mereka duduk sambil
berbicara. Jonghyun berlutut pada Dasom. Hal itu sontak membuat Dasom
membelalakan matanya.
“
Seberapa banyak luka yang ada di hatimu? Bagaimana caramu untuk menyembuhkan
luka itu? Apakah aku membuatmu jatuh ke jurang yang begitu dalam? Apakah kau
bersedia menerima uluran tanganku kembali? Jeongmal mianhae. Aku telah
menyakitimu selama ini.” Ujar Jonghyun disela tangisnya.
“
Uljima. Mengapa kau menangis seperti ini, oppa? Aku telah memaafkan kesalahanmu.
Bagiku itu adalah masa lalu.” Ujar Dasom sambil menghapus air mata Jonghyun
dengan jari tangannya.
Jonghyun
menatap mata Dasom. Ternyata Dasom tak berubah sama sekali. Awal ia menyukai
Dasom karena sikap baiknya. Bahkan ia luluh akan tatapan mata Dasom yang begitu
tulus padanya. Ia mendekatkan wajahnya pada Dasom secara perlahan-lahan.
Terlihat Dasom memejamkan matanya. Akhirnya bibirnya menempel pada bibir Dasom.
Awalnya ia hanya menempelkannya saja. Namun, Dasom melumat bibirnya. Ia pun
tergiur untuk membalas lumatan Dasom. Tanpa mereka sadari, seseorang menatap
nanar pada mereka sambil mengepalkan tangannya lalu pergi meninggalkan mereka.
Dasom
dan Jonghyun menginap di hotel. Namun mereka memesan kamar yang berbeda.
Jonghyun mengantarkan Dasom menuju kamarnya. Jonghyun mencium kening Dasom lalu
pergi ke kamarnya. Dasom tersenyum lalu membuka pintu kamarnya. Tangannya
menekan sakelar lampu kamarnya. Betapa terkejutnya ia ketika melihat Myungsoo
sedang berbaring di ranjangnya sambil menatap tajam padanya.
“
Apakah apartemen yang ku berikan tak cukup untukmu? Bahkan kau memilih tidur di
hotel ini. Apakah aku perlu membeli hotel ini untukmu?” Tanya Myungsoo sambil mengeluarkan
smirknya.
“
Apakah kau mengikutiku? Mengapa kau bisa disini?” Tanya Dasom sambil menyimpan
tas miliknya dan menghapus make up
wajahnya.
“
Aku tak perlu menjawab pertanyaanmu karena kau bukanlah yeoja babo.” Ujar
Myungsoo sambil menatap Dasom melalui cermin rias yang ada di depannya.
“
Araseo. Sebaiknya kau pergi dari sini! Bukankah kau harus mempersiapkan
pernikahanmu?” Usir Dasom sambil mengeluarkan smirknya.
“
Aku rasa tak perlu melakukannya. Bukankah mempersiapkan pernikahan kami adalah
tugasmu dan Ji Won?” Balas Myungsoo sambil mengeluarkan smirknya lalu berbaring
di ranjang.
“
Araseo. Sebaiknya kita istirahat saja. Aku tak ingin berdebat denganmu. Aku
sangat lelah.” Ujar Dasom sambil memutar matanya dengan malas lalu berbaring di
samping Myungsoo.
“
Aku tak akan membiarkanmu istirahat malam ini. Kau harus menerima hukuman
dariku, chagia.” Ujar Myungsoo sambil menindih tubuh Dasom.
Dasom
membuka matanya. Benar saja Myungsoo sedang menatap tajam sambil mengeluarkan
smirknya. Ia ingin menolak hukuman itu. Namun, Myungsoo membungkam mulutnya
dengan ciumannya. Myungsoo melumat bibirnya. Menyesap bibir atas dan bawahnya.
Melumatnya secara bergantian ke arah kanan dan kiri. Dan saling memainkan lidah
mereka. Akhirnya Myungsoo melepaskan ciuman mereka.
“
Aku hanya ingin membersihkan bibirmu dari bibir namja sialan itu. Kau telah
melakukan kesalahan sebanyak 3 kali, Miss.
Kim.” Ujar Myungsoo sambil membelai bibirnya dengan telunjuk tangannya.
“
Neo…” Belum sempat ia meneruskan ucapannya, Myungsoo telah menyelanya.
“
Tidurlah!” Titah Myungsoo sambil mencium keningnya lama nan lembut.
Lagi-lagi
ia tak mengerti dengan tindakan Myungsoo kali ini. Kadang Myungsoo bersikap
egois padanya. Kadang bersikap kasar padanya. Dan bersikap lembut padanya.
Terlihat Myungsoo berbaring disampingnya sambil memeluknya. Matanya menatap
wajah Myungsoo yang terlelap disampingnya. Dimatanya Myungsoo terlihat
mempesona. Myungsoo sangatlah tampan dan kaya raya. Alangkah indah hidupnya
bisa berdampingan dengan Myungsoo. Namun, tujuannya saat ini bukanlah itu.
Tujuannya adalah menghancurkan orang yang berhubungan dengan Ji Won termasuk
Myungsoo.
“
Seandainya kau mengingatku. Seandainya kau mencariku. Seandainya kau tidak
bertunangan dengannya. Mungkin kita bisa hidup bahagia bersama.” Gumamnya
sambil memeluk dan menempelkan kepalanya pada dada Myungsoo.
Mentari
telah terbit di pagi yang cerah ini. Sinarnya masuk melalui celah-celah
jendela. Sinarnya pun menerpa wajah kedua insan yang masih terbalutkan selimut.
Salah satu insan itu menerjapkan matanya. Membuka matanya secara
perlahan-lahan. Insan itu adalah Myungsoo. Ia beranjak dari ranjang. Wajahnya
ia basuh dengan air. Matanya pun menatap dirinya sendiri melalui cermin. Ia
mengingat ucapan Dasom tadi malam.
“ Seandainya kau mengingatku.
Seandainya kau mencariku. Seandainya kau tidak bertunangan dengannya. Mungkin
kita bisa hidup bahagia bersama.” Gumam Dasom sambil memeluknya.
“
Apa maksudmu sebenarnya, Dasom-ya? Apakah kita pernah bertemu sebelumnya? Kapan
dan dimana?” Pikirnya sambil melihat Dasom yang masih terbaring di ranjang.
Kakinya
melangkah keluar dari kamar. Tak lupa ia menggunakan alat penyamarannya.
Setibanya di lobby, ia berpapasan dengan Jonghyun. Terlihat Jonghyun membawa
bunga mawar merah. Yang ia yakini bunga itu untuk Dasom. Kakinya terus
melangkah. Mengabaikan sikap Jonghyun itu. Ia tahu Jonghyun adalah salah satu
pemain dalam permainan Dasom. Ia ingin melihat akhir dari permainan Dasom.
Tiba-tiba ponselnya berdering. Ia pun menjawab panggilan telepon itu tanpa menghentikan
langkahnya.
“
Araseo.” Ujarnya lalu mematikan panggilan teleponnya.
Ia
melajukan mobilnya meninggalkan hotel itu. Mobilnya berhenti tepat di basement perusahaannya. Kakinya
melangkah menuju ruangan kerjanya. Saat pintu terbuka, matanya melihat sosok
yang tak asing lagi baginya. Sosok temannya sekaligus mata-matanya. Yang tak
lain adalah Kim Sunggyu. Sunggyu adalah senior semasa kuliahnya dulu.
“
Aku membawakan berkas untukmu. Lihatlah!” Ujar Sunggyu sambil memberikan berkas
itu padanya. Ia pun menerimanya. Matanya tertegun ketika membaca isi berkas
itu.
“
Katakan secara detail padaku, hyung!” Titahnya sambil duduk.
“
Kim Dasom adalah anak tunggal di keluarganya. Hubungan keluarga mereka hampir
retak. Tuan Kim berselingkuh dan menikah dengan ibu Kim Ji Won. Mereka hidup
bersama dalam satu rumah. Penghuni rumah pada saat itu adalah Tuan Kim, Nyonya
Kim, Kim Dasom, Ibu Kim Ji Won, dan Kim Ji Won. Setelah 3 bulan pernikahan Tuan
Kim dan Ibu Kim Ji Won, Nyonya Kim mengalami frustasi dan stress tingkat
tinggi. Karena penyakitnya itu Nyonya Kim masuk ke rumah sakit jiwa.” Jelas
Sunggyu.
“
Dimana rumah sakit jiwa itu?” Tanyanya.
“
Rumah sakit Myungwoon. Nyonya Kim telah dirawat disana selama 15 tahun.” Ujar
Sunggyu.
“
Bagaimana dengan kehidupan Dasom dulu?” Tanyanya penasaran.
“
Awalnya Dasom adalah yeoja ceria dan periang. Bahkan dia termasuk anak yang
berprestasi di sekolahnya. Geunde setelah Nyonya Kim masuk rumah sakit, dia
berubah menjadi anak pendiam selama 5 tahun. Saat umurnya menginjak 17 tahun, dia
berubah menjadi nappeun yeoja. Dia selalu pergi ke clubbing dan selalu bermain dengan para namja. Dia adalah yeoja
yang paling ditakuti di sekolahnya. Setelah lulus SMA, dia melanjutkan
belajarnya di Inggris. Kebiasaaan hidupnya tidak berubah selama disana. Geunde,
dia termasuk mahasiswi berprestasi di Universitasnya.” Jelas Sunggyu.
“
Bagaimana dengan kehidupan Ji Won?” Tanyanya lagi.
“
Kim Ji Won masuk ke kediaman keluarga Kim saat berumur 10 tahun. Dia pindah
sekolah ke sekolah yang sama dengan Dasom. Dia terkenal sebagai yeoja yang baik
hati. Bahkan banyak namja yang menyukainya. Dia pernah menjalin hubungan dengan
Lee Jonghyun semasa kuliah dulu. Geunde, Lee Jonghyun pernah menjadi kekasih
Dasom. Mereka berpacaran selama 1 tahun. Sedangkan Lee Jonghyun dan Kim Ji Won
berpacaran selama 3 tahun. Setelah itu, dia bertemu dan menjalin hubungan
denganmu. Tak ada informasi lain yang ku dapatkan selain ini.” Jelas Sunggyu.
“
Selidiki setiap orang yang pernah berhubungan dengan Dasom baik pada waktu masa
kecil hingga sekarang termasuk Kim Soo Hyun, Song Joong Ki, Kang Min Hyuk, dan
Krystal Jung! Selidiki mereka! Jangan ada satu informasi yang tertinggal.
Araseo.” Titahnya.
“
Araseo. Kebiasaan memerintahmu tak pernah hilang. Aku pergi dulu.” Pamit
Sunggyu, sedangkan ia menganggukan kepalanya.
“
Aku harus mencari tahu alasan Dasom berubah menjadi pendiam dan nappeun yeoja.
Ibunya yang tiba-tiba menjadi gila sangat janggal bagiku. Apakah bisa seseorang
menjadi gila dalam waktu 3 bulan? Apakah aku pernah bertemu dengan Dasom
sebelumnya? Mengapa aku tak mengingatnya? Mengapa Ji Won bisa berpacaran dengan
Jonghyun? Ji Won dan Dasom telah tinggal bersama saat umur 10 tahun. Jonghyun
dan Dasom berpacaran semasa SMA dulu. Sedangkan Jonghyun dan Ji Won berpacaran
semasa kuliah. Berarti Jonghyun dan Ji Won telah saling mengenal semasa SMA.
Selain karena Ji Won adalah saudara tiri Dasom, mereka berada pada sekolah yang
sama. Hey, apakah ini adalah cinta segitiga? Mungkin Dasom membenci Ji Won
karena alasan itu. Lalu apa alasan Dasom membenciku? Apakah karena aku adalah
tunangan Ji Won? Aish jinja. Apa tujuanmu sebenarnya, Dasom-ya? Kau membuatku
gila karena memikirkan semua ini.” Gumamnya sambil mengacak-acak rambutnya
sendiri. “ Sebaiknya aku pergi ke rumah sakit Myungwoon saja! Aku ingin
memastikan kondisi Nyonya Kim.” Lanjutnya sambil mengambil mantelnya.
Kakinya
melangkah keluar dari ruangan kerjanya. Ia membalas sapaan tiap pegawainya
dengan tersenyum. Setibanya di basement,
ia melajukan mobilnya sambil memasang GPS menuju rumah sakit Myungwoon. Matanya
merasa takjub dengan pemandangan di sekitar rumah sakit Myungwoon. Ia baru
menyadari bahwa letak rumah sakit Myungwoon di sebuah desa. Terlihat rentetan
gunung dan pepohonan yang begitu indah. Udaranya yang terasa sangat segar.
Kondisi pemukiman yang tidak begitu ramai. Kakinya memasuki rumah sakit itu. Ia
menanyakan keberadaan kamar Nyonya Kim pada salah satu suster di rumah sakit
itu. Kini ia berada di depan kamar Nyonya Kim. Saat ia hendak masuk, Matanya
melihat Dasom sedang merias wajah Nyonya Kim. Ia menyandarkan tubuhnya pada
dinding lalu menguping pembicaraan mereka.
“
Aigoo, yoeputta. Lihatlah wajahmu, omma! Jika omma cantik seperti ini, maka aku
yakin appa pasti akan berkunjung kesini. Apakah kau tahu, omma? Appa sedang
melakukan perjalanan bisnis saat ini. Aku punya kabar baik dan buruk untukmu,
omma. Kabar buruknya adalah aku tidak tinggal di rumah kita. Aku benar-benar
merasa muak melihat nappeun yeoja itu di rumah. Geunde, omma tak perlu
khawatir. Aku tetap akan membalaskan dendammu padanya. Kabar baiknya adalah aku
telah menjadi presdir saat ini. Bukankah aku pernah mengatakan bahwa yeoja itu
telah bertunangan? Dia bertunangan dengan anak kecil itu. Apakah kau tahu,
omma? Anak kecil itu telah tumbuh menjadi namja tampan. Bahkan aku terpesona
olehnya. Jika omma bertemu dengannya, pasti omma akan jatuh cinta pada
pandangan pertama. Meskipun aku bersikap dingin padanya, geunde aku tak bisa
membencinya. Aku rasa dia telah melupakan kita, omma. Bahkan dia tak
mengingatku. Geunde, aku senang keadaan omma mulai membaik. Aku pasti akan
membawa omma keluar dari sini. Tunggulah sampai waktu itu tiba, nde! Sepertinya
aku harus pulang omma. Aku harus mengerjakan beberapa berkas yang ku tinggalkan
selama 3 hari ini. Saranghae, omma.” Ujar Dasom lalu mencium kening Nyonya Kim
dan keluar dari kamarnya.
Sepeninggalan
Dasom, ia keluar dari tempat persembunyiannya. Kakinya melangkah masuk ke kamar
Nyonya Kim. Matanya melihat Nyonya Kim tersenyum ramah padanya. Kini ia berdiri
tepat di hadapan Nyonya Kim. Tiba-tiba tangan Nyonya Kim memegang tangannya.
Saat akan melepaskan tangannya, Nyonya Kim tersenyum sambil memberikan syal
berwarna merah untuknya. Ia menerima syal itu sambil berjongkok sambil menatap
Nyonya Kim.
“
Mengapa anda memberikan syal ini padaku? Siapakah anak itu? Apakah anak itu
adalah diriku? Apakah kita pernah bertemu sebelumnya? Apakah aku benar-benar
telah melupakan anda dan Dasom? Siapa kalian sebenarnya? Mengapa kalian
mempermainkanku? Tak bisakah anda memberikan satu petunjuk untukku.” Tanyanya
dengan frustasi.
“
Menantuku…” Ujar Nyonya Kim sambil mengelus-elus tangannya.
“
Apakah aku adalah menantumu?” Tanyanya tak mengerti, sedangkan Nyonya Kim
menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. “ Geure, aku adalah menantumu. Aku
akan menerima syal ini dengan senang hati. Aku pun akan mengunjungimu di lain
waktu. Aku harus pergi sekarang, ommonim. Aku harus melihat kondisi Dasom.
Annyeonghi-gyeseyo.” Pamitnya sambil mengelus-elus tangan Nyonya Kim lalu
keluar dari kamar itu.
Sementara
itu, Dasom baru tiba di apartemennya. Matanya melihat banyak bunga di depan
pintu apartemennya. Tangannya mengambil bunga-bunga itu. Kakinya melangkah
menuju kamar ruang kerjanya. Saat hendak meletakan bunga itu, matanya melihat
sepucuk surat di dalam bunga itu. Tangannya mengambil surat itu lalu
membacanya.
To: My Dear
Bagaimana kabarmu di Seoul? Kau meninggalkanku
di London tanpa berpamitan padaku terlebih dahulu. Apakah kau tahu? Betapa
khawatirnya aku mencarimu selama ini. Saat aku datang ke apartemenmu,
apartemenmu telah kosong. Bahkan tak ada satu pun barang yang tersisa. Aku
mempunyai kejutan untukmu. Apakah kau tahu? Aku ada di Seoul saat ini. Aku akan
menemui setelah urusanku selesai. Jadi, tunggulah aku! Arra. Bogosipeo,
Dasom-ya.
Cho Kyuhyun
“
Bunga itu dari siapa? Kau terlihat serius sekali membaca surat itu?” Tanya
Myungsoo tiba-tiba sambil menghampirinya.
“
Sejak kapan kau ada disini?” Tanyanya sambil menyimpan surat itu di laci meja
kerjanya.
“
Aku baru saja tiba. Wae? Apakah kau merindukanku? Padahal kita baru berpisah
selama 10 jam.” Ujar Myungsoo sambil duduk di meja dan memegang dagunya.
“
Bisakah kau duduk di kursimu? Aku harus menyelesaikan pekerjaanku.” Usirnya.
“
Araseo. Aku akan menunggumu hingga pekerjaanmu selesai.” Ujar Myungsoo sambil
beranjak dari meja lalu duduk di sofa.
Tangannya memasang kacamata pada wajahnya. Lalu membuka berkas demi berkas dan membacanya dengan teliti. Matanya sempat melirik ke arah Myungsoo. Terlihat Myungsoo sedang bermain game pada tabletnya. Tangannya pun menandatangani satu demi satu berkas itu. Tanpa terasa selama 3 jam, matanya membaca semua berkas itu. Akhirnya pekerjaannya selesai. Tangannya menyimpan berkas itu di atas meja lalu melepaskan kacamatanya. Matanya melirik ke arah Myungsoo. Terlihat Myungsoo sedang tidur di sofa. Kakinya melangkah menuju kamarnya. Tangannya mengambil selimut untuk Myungsoo. Ia pun kembali menuju ruang kerjanya. Tangannya terulur menyelimuti tubuh Myungsoo.
“
Apakah ini yang dinamakan menungguku? Kau malah tertidur disini. Semoga mimpi
indah, Mr. Kim.” Bisiknya sambil
mencium kening Myungsoo. Saat hendak pergi, tiba-tiba tangannya tertahan.
Matanya melirik ke arah tangannya. Terlihat Myungsoo memegang tangannya sambil
menatapnya.
“
Siapa kau sebenarnya?” Tanya Myungsoo sambil menarik tangannya, hingga ia
berada di atas tubuh Myungsoo.
“
Naega, Kim Dasom. Waeyo?” Tanyanya lagi.
“
Menikahlah denganku!” Ujar Myungsoo, sedangkan ia membelalakan matanya tak
percaya.
“
Neo micheosseo? Baru kemarin kau mengatakan akan menikah dengan Ji Won. Geunde,
kau melamarku sekarang. Aku rasa kau sedang mengigau. Tidurlah kembali!”
Titahnya sambil berusaha beranjak dari tubuh Myungsoo. Namun, Myungsoo
menariknya lagi hingga ia terjatuh lagi tepat di tubuh Myungsoo. “ Apa lagi
sekarang?” Geramnya.
“
Menikahlah denganku! Maka kita akan hidup bahagia.” Ujar Myungsoo lagi.
“
Aku tidak akan pernah hidup bahagia jika menikah denganmu. Aku akan bahagia
jika melihatmu menikah dengan Ji Won. Lepaskan tanganku!” Tolaknya.
“
Jeongmal? Benarkah kau akan bahagia jika melihatku menikah dengan Ji Won?”
Tanya Myungsoo untuk memastikannya.
“
Nde. Aku akan sangat bahagia. Lepaskan tanganku sekarang!” Geramnya penuh
penekanan.
“
Araseo. Aku harap kau tidak akan menyesal telah menolak lamaranku ini. Aku
pulang sekarang. Ji Won pasti sedang menungguku. Semoga mimpi indah, Miss. Kim.” Ujar Myungsoo sambil
beranjak dari sofa lalu mencium singkat bibirnya dan keluar dari apartemennya.
“
Dia benar-benar sudah gila. Jika kau menikah dengan nappeun yeoja itu, maka
secara tidak langsung kau membantuku untuk membalaskan dendamku padanya.
Menyesal? Yang benar saja. Aku tidak akan pernah menyesal. Justru aku sangat
bahagia. Sebaiknya aku tidur saja. Hari ini terasa melelahkan.” Gumamnya sambil
menuju kamarnya.
-o0o-
Kini Dasom benar-benar terjebak diantara Myungsoo dan Ji Won. Ji Won mengajak Dasom untuk menemani mereka membeli gaun pengantin. Dengan malas Dasom ikut memilih gaun pengantin untuk Ji Won. Ji Won terlihat menyukai pilihan Dasom. Ji Won pun mencoba gaun pengantin itu. Kini Dasom dan Myungsoo menunggu Ji Won sambil duduk di sofa. Dasom mengambil sebuah majalah lalu membacanya. Sedangkan Myungsoo menatap Dasom.
“
Berhentilah menatapku! Apakah aku perlu mengambil matamu dengan tanganku ini?”
Ujar Dasom tanpa mengalihkan pandangannya dari majalah.
“
Aku rasa gaun yang kau pilih tadi lebih cocok untukmu.” Ujar Myungsoo.
“
Aku sengaja memilih gaun itu untuk calon istrimu. Agar kau melihat sosok diriku
pada dirinya.” Ujar Dasom sambil mengeluarkan smirknya. Tiba-tiba tirai ruang
ganti terbuka. Terlihat sosok Ji Won telah menggunakan gaun pengantin itu.
“
Otte, oppa?” Tanya Ji Won.
“
Yoeputta. Sangat cocok untukmu.” Ujar Myungsoo sambil mengacungkan jempol
tangan kanannya.
“
Gojitmal.” Pikir Dasom terpaku pada majalahnya.
“
Gomawo, oppa. Sebaiknya oppa mencoba tuxedonya. Aku ingin melihatmu mengenakan
setelah mengganti gaunku ini.” Titah Ji Won.
“
Geure. Aku akan mencobanya sekarang.” Ujar Myungsoo sambil mengambil tuxedonya.
Dasom menutup majalahnya lalu keluar dari butik. Ji Won masih di dalam ruang ganti. Sedangkan Myungsoo keluar dari ruang ganti. Myungsoo melihat ke sekelilingnya, namun ia tak menemukan Dasom. Satu menit kemudian, Ji Won keluar dari ruang ganti. Myungsoo tersenyum sambil menunjukan penampilannya. Ji Won menganggukan kepalanya sambil tersenyum manis. Myungsoo masuk ke ruang ganti untuk mengganti pakaiannya. Tiba-tiba ponsel Ji Won bergetar. Ji Won menerima pesan masuk dari Dasom. Tertulis Dasom sedang menunggunya di dekat mobilnya. Detik itu juga, Myungsoo keluar dari ruang ganti. Mereka keluar dari butik untuk menghampiri Dasom. Terlihat Dasom sedang menerima telepon. Ji Won pun menepuk pelan bahu Dasom. Dasom melirik ke arah Ji Won dan Myungsoo, lalu mematikan panggilan teleponnya. Kini tujuan terakhir mereka adalah toko perhiasan.
Setibanya di toko perhiasan. Ji Won dan Myungsoo sibuk mencari cincin untuk pernikahan mereka. Sedangkan Dasom lagi-lagi terdiam. Dasom pun memutuskan untuk mengelilingi toko perhiasan itu. Mata Dasom tertuju pada satu cincin yang menurutnya sangat menarik. Tanpa Dasom ketahui, Myungsoo memperhatikannya dari belakang. Akhirnya Ji Won dan Myungsoo selesai memilih cincin itu. Myungsoo menyuruh Ji Won dan Dasom keluar dari toko duluan. Setelah memastikan mereka keluar, Myungsoo menghampiri pelayan yang menemani Dasom tadi.
“
Apa yang dilihatnya tadi?” Tanya Myungsoo pada pelayan itu.
“
Sebuah cincin, tuan.” Ujar pelayan itu.
“
Cincin? Cincin yang mana?” Tanya Myungsoo sambil melihat banyak cincin di depan
matanya.
“
Cincin yang ini, tuan.” Ujar pelayan itu.
“
Apakah cincin ini sesuai di jari tangannya?” Tanya Myungsoo penasaran.
“
Nde, agasshi sempat mencobanya tadi.” Ujar pelayan itu.
“
Bisakah aku memesan sepasang cincin ini? Geunde, aku ingin ada ukiran inisial
MD di dalam cincin ini.” Tanya Myungsoo memastikan.
“
Nde. Tentu saja bisa, tuan. Chankaman!” Ujar pelayan itu sambil mengukur jari
tangan Myungsoo.
“
Hubungi nomor ponselku ini! Jika cincin ini telah selesai di ukir.” Titah
Myungsoo sambil memberikan kartu namanya.
“
Nde, tuan.” Ujar pelayan itu lalu Myungsoo keluar dari toko perhiasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar