[SERIES]
Touch Me Part 1
Title : Touch Me Part 1
Author : Cavela
Length : Series
Genre : Romance, Angst, Married Life,
and Yadong
Main
Cast : Kim Myungsoo and Kim Dasom
Other Cast : Kim Ji Won, Lee Jonghyun, Kim Soo Hyun, Song Joong Ki, Kang
Min Hyuk, Krystal Jung, Kim Sunggyu, Cho Kyuhyun
Terlihat
seorang yeoja muda dan cantik membuka sebuah kartu undangan. Kartu itu
ditujukan untuknya. Matanya memancarkan kemarahan saat melihat nama yang
tertera pada kartu undangan pertunangan itu. Tangannya merobek lembar demi lembar
kartu undangan itu hingga tak berbentuk lagi. Tangannya meraih ponsel di meja
lalu menempelkannya pada telinganya.
“
Good night. I would like to order tickets
to the major airlines Seoul tonight. Can i get it?” Tanya yeoja itu.
“
Yes. Airline tickets tonight at 9 p.m.
Are you interested in ordering tickets?” Ujar seseorang diseberang sana.
“
Yes. I ordered it.” Ujar yeoja itu
sambil mengeluarkan smirknya dibalik ponselnya.
Ponselnya
diletakan kembali di meja. Kakinya pun melangkah menuju lemari. Satu persatu
pakaiannya telah berada di dalam kopernya. Tak lupa tangannya memasukan semua
barangnya. Pakaian musim panas pun telah melekat pada tubuhnya. Matanya melirik
jam dinding sambil memakai topinya. Setelah mengemasi barangnya, kakinya melangkah
keluar dari apartemennya menuju bandara London.
Selama
empat jam duduk di kursi pesawat, akhirnya ia tiba di bandara Incheon. Matanya
melirik ke sekelilingnya. Perasaan rindu akan tanah kelahirannya pun
menyelimuti hatinya. Tanpa sadar bibirnya tersenyum manis. Kakinya melangkah
menuju taksi yang ada di depannya. Ia duduk manis di dalam taksi sambil menatap
keluar kaca mobil taksi itu. Matanya menatap takjub akan perubahan tanah kelahirannya.
Tanpa terasa kini taksinya berhenti tepat di depan rumahnya. Saat keluar dari
taksi, betapa terkejutnya melihat banyak mobil terparkir di depan rumahnya.
Langkah demi langkah ia memasuki rumahnya. Dari arah luar terlihat ada dekorasi
pesta di rumahnya. Matanya menelusuri tiap sudut rumahnya. Langkahnya pun
terhenti. Rasa benci pun terpancar dalam matanya. Tangannya mengepal sambil
memegang kopernya. Terlihat sepasang namja dan yeoja sedang memakai cincin
tepat di hadapannya. Mereka tersenyum tanpa mengetahui kehadirannya. Kakinya
melangkah menghampiri mereka. Sudut bibirnya yang sedari tadi mengeluarkan
smirknya berubah tersenyum manis.
“
Dasom-ya.” Sapa yeoja itu padanya. Wanita yang tak lain adalah kakak tirinya,
Kim Ji Won.
“
Chukhae, onnie.” Ujarnya.
“
Mengapa kau baru tiba sekarang? Apakah kartu undangan dariku terlambat datang?”
Tanya Ji Won.
“
Nde. Begitu aku menerima kartu undangan pertunanganmu, aku bergegas memesan
tiket penerbangan utama.” Ujarnya sambil tersenyum.
“
Kau datang tepat pada waktunya, Dasom-ya. Dia adalah tunanganku. Kami resmi
bertunangan hari ini.” Ujar Ji Won sambil menunjukan namja disampingnya dan
tersenyum manis.
“
Annyeong, joneun Kim Myungsoo imnida. Sepertinya kita baru pertama kali
bertemu? Aku tidak mengetahui bahwa Ji Won mempunyai dongsaeng.” Ujar Myungsoo
sambil mengulurkan tangannya.
“
Ah, jadi ini namja yang bernama Kim Myungsoo. Pantas saja nappeun yeoja itu
memilihnya. Myungsoo sangat tampan. Aku tak akan melepaskan kesempatan ini
begitu saja.” Pikirnya sambil menjabat tangan Myungsoo. “ Nde, kita memang
pertama kali bertemu. Aku tinggal di London selama ini. Joneun Kim Dasom
imnida. Senang berkenalan denganmu, Myungsoo oppa.” Ujarnya sambil tersenyum.
“
Dasom-ya. Mengapa kau tidak menghubungi appa? Appa bisa menjemputmu. Aigoo,
mengapa kau datang terlambat di hari penting kakakmu ini?” Tanya ayahnya sambil
memeluknya.
“
Aku ketiduran selama di perjalanan. Jeongmal mianhae, appa.” Elaknya sambil
membalas pelukan ayahnya, namun matanya menatap Myungsoo penuh kagum.
Mereka
melanjutkan pesta pertunangan itu. Dasom mengambil minumannya sambil
menyandarkan tubuhnya pada dinding. Namun, matanya menatap nanar pada Ji Won
dan Myungsoo yang sedang menyambut para tamu. Ia meminum wine miliknya secara perlahan-lahan. Matanya tak pernah lepas
menatap Myungsoo sambil mengeluarkan smirknya.
Myungsoo
yang menyadari akan tatapan Dasom pun, bertanya-tanya dalam benaknya. Semenjak
kedatangan Dasom, ia merasa Dasom selalu menatapnya. Saat matanya melirik
Dasom, Dasom tersenyum manis padanya. Bukan hanya itu saja. Saat tangan mereka
bersalaman, Dasom memainkan jarinya pada telapak tangannya. Ia merasa risih
dengan perlakuan Dasom padanya. Namun, ia tidak ingin mengacaukan pesta
pertunangannya. Terlebih lagi Dasom adalah adik dari yeoja yang dicintainya.
Tanpa
terasa pesta pertunangan pun berakhir. Kini semua keluarga Kim sedang berkumpul
di ruang keluarga. Terlihat Dasom menggunakan pakaian sexy. Tuan Kim terlihat santai ketika melihat sikap Dasom seperti
itu. Ji Won datang sambil membawakan minuman untuk mereka lalu duduk disamping
Myungsoo. Myungsoo merasa risih dengan pakaian yang dikenakan Dasom. Terlebih
lagi mereka duduk berhadapan. Dasom yang menyadari tatapan Myungsoo dengan
sengaja menaikkan salah satu kakinya hingga memperlihatkan kaki jenjangnya.
Detik itu juga, Myungsoo mengangkat wajahnya lalu menatap tajam pada Dasom.
Bukannya membalas tatapan tajam Myungsoo, ia malah mengedipkan sebelah matanya
sambil tersenyum manis.
“
Aku sengaja mengumpulkan kalian disini. Aku akan pergi melakukan perjalanan
bisnis di London selama beberapa bulan. Aku akan menitipkan Ji Won dan Dasom
pada Myungsoo. Mengingat Myungsoo telah bertunangan dengan Ji Won. Bagaimana
denganmu, Myungsoo? Apakah kau setuju? Kau akan tinggal di rumah ini untuk
menjaga mereka.” Tanya tuan Kim pada Myungsoo.
“
Mengapa begitu mendadak sekali, appa?” Tanya Ji Won.
“
Apakah terlihat begitu mendadak bagimu, Ji Won-ya? Selain Myungsoo menjaga
kalian berdua. Aku ingin kau menjaga Dasom disini. Dasom tidak akan kembali ke
London dalam waktu dekat. Dasom akan menetap disini untuk sementara. Otte?”
Tanya tuan Kim pada Ji Won.
“
Nde, appa. Aku pasti akan menjaga uri Dasom.” Ujar Ji Won sambil tersenyum.
“
Anda tak perlu khawatir, abeonim. Aku akan menjaga mereka selama anda pergi.”
Ujar Myungsoo sambil tersenyum.
“
Geure, sebaiknya kalian istirahat saja! Ini sudah larut malam. Kalian pasti
kelelahan akibat pesta pertunangan tadi.” Titah tuan Kim.
Mereka
pun pergi menuju kamar masing-masing. Setelah mengantarkan Ji Won ke kamarnya,
Myungsoo pergi ke kamarnya. Saat membaringkan tubuhnya, tiba-tiba pintu
kamarnya terbuka. Matanya pun melirik ke arah pintu. Terlihat Dasom sedang
menyandarkan tubuhnya pada dinding sambil menatap tajam padanya. Tubuhnya pun
terduduk dengan sendirinya di sisi ranjang. Matanya membalas tatapan tajam
Dasom.
“
Jadi kamar ini telah menjadi milikmu sekarang?” Tanya Dasom sambil menelusuri
tiap sudut kamarnya.
“
Tidak bisakah kau mengetuk pintu terlebih dahulu? Bussunmariya?” Tanyanya
langsung.
“
Mengapa cara bicaramu terhadapku dan Ji Won begitu berbeda, Mr. Kim?” Tanya
Dasom sambil menghampirinya. “ Aku hanya ingin lebih mengenalmu. Terlebih lagi
kau akan menjadi bagian keluargaku.” Lanjut Dasom sambil menarik kerah
kemejanya hingga hidung mereka bersentuhan. Namun, tatapan Dasom begitu menusuk
pada retina matanya. Matanya seakan terkunci untuk menatap Dasom. “ Apa yang
kau dapatkan setelah ini? Aku tahu bahwa kau bekerjasama dengan Ji Won untuk
mendapatkan harta keluargaku, bukan? Sebaiknya kau bergegas pergi meninggalkan
kehidupan keluargaku ini. Saat itu pula aku akan memaafkan kesalahanmu ini.
Jika tidak, maka aku akan mengusik kehidupanmu.” Ancam Dasom sambil mengusap
kemejanya dengan perlahan-lahan.
Myungsoo
bertanya-tanya dalam benaknya mengenai hubungan keluarga tunangannya ini. Dasom
terlihat tidak menyukai tunangannya. Bahkan Dasom mengancamnya saat ini. Saat
Dasom akan melangkahkan kakinya, tangannya terulur menarik Dasom hingga Dasom
terduduk di pangkuannya. Terlihat Dasom sedikit terkejut dengan perlakuannya.
Namun beberapa detik kemudian, Dasom tersenyum manis bahkan mengalungkan
tangannya pada lehernya. “ Sepertinya kau tidak menyukaiku? Apakah kau tidak
bisa menerima kehadiranku sebagai calon kakak iparmu?” Tanyanya sambil menatap
mata Dasom, namun Dasom lebih tertarik untuk menelusuri wajahnya dengan jari
tangannya. Sentuhan Dasom padanya membuat tubuhnya menegang.
“
Aku memang membencimu sejak awal pertemuan kita ini. Wajahmu terlihat lebih
tampan jika aku melihatnya lebih dekat seperti ini.” Ujar Dasom sambil memegang
wajahnya dengan lembut.
“
Mengapa kau membenciku?” Tanyanya tak mengerti.
“
Aku membencimu karena begitu menyukaimu.” Ujar Dasom sambil mengecup singkat
bibirnya.
Matanya
sedikit terbelalak saat Dasom mencium bibirnya. Saat Dasom akan beranjak dari
pangkuannya, tangannya terulur menarik pinggangnya hingga tubuh mereka saling
memeluk. Mata Dasom menatapnya tak mengerti. Detik itu juga, ia mencium bibir
Dasom. Bukan hanya mencium bahkan melumatnya. Bibirnya melumat bibir atas dan
bawah Dasom bergantian. Ia mengernyitkan keningnya karena Dasom tak kunjung
membalas lumatannya. Matanya pun terbuka untuk melihat wajah Dasom. Terlihat
Dasom menatapnya dengan tatapan kosongnya. Namun beberapa detik kemudian, Dasom
memejamkan matanya lalu membalas tiap lumatannya. Matanya pun terpejam kembali
menikmati sensasi ciuman mereka. Tangannya pun tidak bisa tinggal diam.
Tangannya mengelus paha Dasom. Saat tangannya akan menyentuh miss V Dasom,
Dasom melepaskan ciuman mereka.
“
Aku rasa pertemuan awal kita ini sangat mengesankan. Kau sungguh liar malam
ini, Mr. Kim. Geunde, ciumanmu sungguh menggoda. Aku harus kembali ke kamarku.
Apakah kau tahu? Aku berada di kamarmu lebih dari satu jam. Jika kau
merindukanku, maka datanglah ke kamarku. Pintu kamarku selalu terbuka untukmu. Good night, Mr. Kim.” Pamit Dasom sambil
mengecup bibirnya dengan singkat.
Mata
Myungsoo menatap kepergian Dasom dari kamarnya. Saat pintu kamarnya tertutup,
ia menyadari akan perbuatannya. Tangannya meremas rambutnya dengan kasar.
Tubuhnya pun terhempas dengan kasar di ranjangnya. Sedangkan Dasom melangkahkan
kakinya sambil mengeluarkan smirknya. Setibanya di kamar, ia mengganti
pakaiannya dengan pakaian tidur. Tangannya terulur mengambil barang di
kopernya. Tangannya memegang sebuah foto yang terlihat kusut. Dalam foto itu
terlihat sepasang anak kecil sedang bermain. Sepasang anak kecil namja dan
yeoja. Tangan lainnya pun terulur mengambil beberapa foto. Terlihat foto
keluarga yang begitu harmonis.
“
Aku pastikan kalian tidak akan pernah hidup bahagia.” Gumam Dasom sambil
mengepalkan tangannya.
Tanpa
terasa malam telah berganti menjadi pagi. Terlihat tuan Kim sedang berbicara
bersama Myungsoo di ruang makan, sedangkan Ji Won menyiapkan sarapan untuk
mereka bersama pembantu. Setelah menyiapkan sarapan, Ji Won duduk disamping
Myungsoo sambil mendengarkan pembicaraan mereka mengenai bisnis perusahaan
keluarganya. Dasom menuruni anak tangga satu persatu. Matanya menatap nanar
pada Myungsoo dan Ji Won. Terlihat Ji Won sedang bersandar pada bahu Myungsoo.
Dimatanya mereka terlihat bahagia. Bahkan ayahnya tersenyum. Senyum yang tak
pernah ia lihat semenjak kepergiannya ke London.
“
Good morning.” Sapa Dasom sambil
tersenyum.
Dasom
pun memilih duduk di depan Myungsoo. Ji Won mengambilkan beberapa makanan untuk
adik tirinya itu. Sedangkan Myungsoo menatap kagum pada penampilan Dasom. Terlihat
Dasom menggunakan gaun santainya dengan rambut yang digulung ke atas kepalanya
hingga memperlihatkan lehernya yang jenjang. Selain itu dimata Myungsoo, Dasom
terlihat lebih anggun dan polos. Dibandingkan dengan penampilan Dasom
menggunakan gaun sexy.
“
Aku akan pergi ke London pagi ini. Kau harus menepati janjimu untuk menjaga
kedua putri cantikku ini, Myungsoo.” Ujar tuan Kim disela makannya.
“
Nde, abeonim. Aku pasti menjaga mereka. Itu memang sudah kewajibanku.” Ujar
Myungsoo.
“
Bagaimana kalau kita mengantar appa ke bandara, chagi?” Tanya Ji Won pada
Myungsoo.
“
Nde, itu ide bagus.” Ujar Myungsoo.
“
Apakah aku boleh ikut bersama kalian? Aku juga ingin mengantarkan appa.” Tanya
Dasom sambil menatap Myungsoo, sedangkan kakinya di bawah meja sedang
mengelus-elus kaki Myungsoo. Terlihat Myungsoo menatap tajam padanya. Namun, ia
mengabaikannya.
“
Tentu saja. Kau boleh ikut bersama kami.” Ujar Ji Won sambil tersenyum.
“
Gomawo, onnie.” Ujar Dasom.
Setelah
sarapan, mereka pergi ke bandara. Setibanya di bandara, tuan Kim memeluk Dasom
dan Ji Won bergantian. Tak lupa tuan Kim mengingatkan Myungsoo untuk menjaga
kedua anaknya itu selama kepergiannya ke Inggris. Tak membutuhkan waktu yang
lama, pesawat yang dinaiki tuan Kim telah terbang. Kini Dasom merasa miris pada
hidupnya. Dasom terjebak diantara Myungsoo dan Ji Won di dalam mobil. Dasom
merasa muak mendengar pembicaraan sepasang kekasih yang telah bertunangan itu.
Keningnya mengernyit ketika mobil berhenti tepat di depan sebuah butik.
“
Sebaiknya kau pulang bersama Myungsoo oppa, Dasom-ya. Aku akan mengurus butikku
terlebih dahulu.” Ujar Ji Won sambil melepaskan sabuk pengamannya.
“
Ah, nde onnie.” Ujar Dasom sambil tersenyum.
“
Aku keluar sekarang.” Ujar Ji Won sambil mengecup singkat wajah Myungsoo.
Ji
Won pun keluar dari mobil Myungsoo. Dasom masih duduk di kursi belakangnya.
Myungsoo pun menyalakan mobilnya. Namun sebelum melajukan mobilnya, Myungsoo
melirik Dasom melalui kaca spion mobilnya. Terlihat Dasom mengangkat sebelah
kakinya hingga memperlihatkan kaki jenjangnya. Tangannya pun dilipat dibawah
dadanya. Sedangkan matanya menatap tajam pada kaca spion sambil mengeluarkan
smirknya. Myungsoo yang menyadarinya bergegas memalingkan wajahnya.
“
Sepertinya matamu tidak bisa berbohong, Mr.
Kim. Jangan salahkan aku! Jika kau terjerat dalam pesonaku.” Ujar Dasom
sambil mengeluarkan smirknya, sedangkan Myungsoo memilih untuk melajukan
mobilnya dibandingkan meladeni adik iparnya itu.
Selama
perjalanan, mereka saling diam. Myungsoo sempat melirik Dasom beberapa kali.
Dimatanya Dasom terlihat seperti yeoja lemah.
Wajahnya memancarkan raut kesedihan yang begitu mendalam. Namun, sering
kali Dasom dihadapannya bersikap angkuh. Seakan-akan merasa dirinya adalah yeoja
kuat. Untuk sesaat ia memang terjerat dalam pesona Dasom. Tubuhnya tanpa seijin
darinya menarik, memeluk, bahkan mencium Dasom. Bahkan rasa bibir Dasom telah
menjadi candu baginya. Selama ia berhubungan dengan Ji Won. Tak pernah ia
melakukan hal seintim itu dengan Ji Won. Padahal mereka telah berhubungan
selama tiga tahun. Ia merasa aneh pada dirinya sendiri. Ia baru beberapa jam
bertemu dengan sosok Dasom. Namun, ia telah berani melakukan hal seintim itu
dengan Dasom. Hatinya pun merasa aneh pada Dasom. Dasom tak pernah mempermasalahkan
atas perlakuan mereka kemarin malam. Jangankan mempermasalahkannya, membahasnya
pun tidak. Tanpa terasa mereka telah tiba di rumah. Terlihat Dasom bergegas
keluar dari mobilnya lalu masuk ke rumah dengan tergesa-gesa.
Dasom
memainkan ponselnya di kamarnya. Ia menghentakkan kakinya karena merasa bosan.
Tiba-tiba sebuah ide terlintas dalam benaknya. Kakinya melangkah keluar dari
kamarnya. Matanya menelusuri tiap ruang yang ada di rumahnya. Kakinya pun
berhenti tepat di depan sebuah ruangan sambil mengeluarkan smirknya. Tangannya
membuka kenop pintu dengan perlahan-lahan. Matanya melihat sosok Myungsoo yang
sedang berkutik dengan laptop dan beberapa kertas. Kakinya melangkah untuk
menghampiri Myungsoo.
“
Tidak bisakah kau mengetuk pintu terlebih dahulu? Apa yang kau inginkan kali
ini?” Tanya Myungsoo sambil melepaskan kacamatanya lalu menatap tajam padanya.
“
Kau terlihat menggoda menggunakan kacamata ini, Mr. Kim.” Ujarnya sambil duduk di atas pangkuan Myungsoo.
“
Apa yang kau inginkan? Katakan dan cepat pergi!” Usir Myungsoo.
“
Kau kasar sekali, Mr. Kim. Aku
menginginkan sesuatu dan tentunya harus mendapatkan persetujuanmu.” Ujarnya sambil
memainkan kancing kemeja Myungsoo.
“
Katakanlah!” Titah Myungsoo.
“
Aku ingin tinggal di apartemen. Belikan apartemen untukku!” Pintanya sambil
menatap wajah Myungsoo.
“
Kau sungguh manis, Dasom-ya. Jika aku mengabulkan permintaanmu, maka apa yang
ku dapatkan?” Tanya Myungsoo sambil mengeluarkan smirknya.
“
Hmm… Bukankah kau sudah mendapatkan Ji Won? Apalagi yang kau inginkan. Bukankah
Ji Won sudah cukup bagimu?” Tanyanya sambil mengelus wajah Myungsoo. Namun,
tiba-tiba Myungsoo memegang pergelangan tangannya.
“
Berhenti menggodaku, brengsek!” Geram Myungsoo.
“
Kau menyakiti pergelangan tanganku, Mr.
Kim. Aku tak menggodamu. Geunyang, aku ingin kau mengabulkan permintaanku.
Apakah begitu sulit untuk membelikan apartemen untukku? Aku tahu bahwa kau
adalah calon kakak iparku yang kaya raya. Aku yakin kau…” Belum sempat ia
menyelesaikan bicaranya, Myungsoo membungkam mulutnya dengan ciumannya.
Myungsoo menyesap bibir atas dan bawahnya bergantian. Bahkan mengigit bibir
bawahnya. Ia pun membuka mulutnya. Lidah Myungsoo bermain dengan lidahnya.
Tangan Myungsoo pun tidak tinggal diam. Tangan Myungsoo menelusup pada kaosnya
lalu mengelus punggungnya. “ Eungghhh.” Desahnya saat Myungsoo berhasil membuka
pengait bra miliknya lalu meremas payudaranya dengan kasar. Bibir Myungsoo
beralih menuju lehernya. Ia sengaja menjenjangkan lehernya agar Myungsoo lebih
leluasa menciumi lehernya. Sedangkan tangannya meremas rambut Myungsoo sambil
menikmati tiap sensasinya. Saat tangan Myungsoo akan menyentuh miss V miliknya,
lagi-lagi ia menahan tangan Myungsoo. “ Kau terlalu cepat memulainya, Mr. Kim. Ini masih terlalu awal bagi
kita. Sebaiknya kau mengabulkan permintaanku itu. Bukankah aku sudah
mengatakannya padamu? Bahwa pintu kamarku terbuka untukmu.” Ujarnya sambil
membenarkan penampilannya. Setelah puas melihat wajah tersiksa Myungsoo,
kakinya melangkah keluar dari ruangan itu sambil mengeluarkan smirknya.
Myungsoo
menatap nanar kepergian Dasom. Ia merasa Dasom telah mempermainkannya. Namun,
ia tidak bisa menolaknya. Rasanya ia benar-benar terjerat dalam pesona Dasom.
Ia pun menggelengkan kepalanya untuk menyadarkan dirinya. Yeoja yang ia cintai
adalah Kim Ji Won. Ia hanya menganggap Dasom sebagai adik iparnya. Namun, ia
tidak bisa memungkuri bahwa bibir dan sentuhan Dasom telah menjadi candu
untuknya. Mengingat semua itu membuat tubuhnya memanas seketika. Tubuhnya
terduduk kembali di kursinya sambil memegang keningnya. Otaknya benar-benar
tidak bisa konsentrasi pada pekerjaannya.
Terlihat
Dasom sedang berkutik dengan laptopnya. Kacamata terpasang pada wajahnya
membuatnya terlihat seperti yeoja elegan dan pintar. Saat tangannya mengambil
gelas disampingnya, ia melirik ke arah gelas itu. Air dalam gelas itu telah
habis. Tangannya melepas kacamata yang melekat pada matanya. Kakinya melangkah
keluar kamar. Satu persatu ia menuruni anak tangga. Matanya mengernyit melihat
suasana gelap di ruang tamu terutama dapur. Kakinya pun berhenti saat matanya
melihat sosok yang paling dibencinya. Tubuhnya menyandar pada dinding. Tangan
kirinya memegang gelas kosong itu. Jari tangan kanannya memainkan sudut gelas
itu perlahan-lahan. Mulutnya mengeluarkan smirknya. Sedangkan matanya menatap
nanar pada sepasang kekasih yang sedang berciuman mesra di depannya. Namun
beberapa menit kemudian, ia baru menyadari bahwa Myungsoo sedang menatapnya
dibalik ciumannya dengan Ji Won. Kakinya melangkah menghampiri Myungsoo. Tangan
kirinya meletakkan gelas di atas meja. Kini ia berdiri tepat dibelakang Ji Won.
Tangannya terulur membelai wajah Myungsoo dengan perlahan-lahan.
Myungsoo
menikmati tiap belaian Dasom pada wajahnya. Tanpa melepaskan ciumannya dengan
Ji Won. Matanya menatap Dasom yang tersenyum manis padanya. Saat Dasom hendak
pergi, tiba-tiba tangannya menahan Dasom. Dasom melirik ke arah tangan mereka,
lalu menatapnya tak mengerti. Dasom melepaskan tangannya perlahan-lahan sambil
mengeluarkan smirknya. Baginya melihat Dasom mengeluarkan smirknya bukan hanya
sekali atau dua kali. Matanya sudah terbiasa melihat Dasom seperti itu.
Terlihat Dasom menaiki anak tangga satu persatu. Ia pun melepaskan ciumannya
dengan Ji Won.
“
Sebaiknya kau istirahat, Ji Won-ya! Ini sudah malam. Apakah aku perlu
mengantarkanmu ke kamar?” Tanyanya sambil memegang wajah Ji Won.
“
Aniyo, oppa. Sebaiknya oppa juga istirahat. Aku pergi ke kamarku sekarang,
nde.” Pamit Ji Won, sedangkan ia menganggukkan kepalanya.
Dasom
telah mengganti pakaiannya dengan lingerie.
Hatinya mengatakan bahwa Myungsoo akan berkunjung ke kamarnya malam ini. Saat menyisir
rambutnya, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Matanya melihat sosok namja yang
ditunggunya melalui cermin rias di depannya. Terlihat Myungsoo menyandarkan
tubuhnya pada pintu sambil melipat kedua tangannya.
“
Sejak kapan kau melihatnya?” Tanya Myungsoo.
“
Apakah itu penting bagimu? Mengapa kau meninggalkannya?” Tanyanya sambil
beranjak dari meja riasnya.
“
Aku beralasan untuk istirahat.” Ujar Myungsoo sambil menatap Dasom yang
menghampirinya.
“
Araseo. Sebaiknya kau keluar dari kamarku lalu tidur! Ataukah kau ingin tidur
disini bersamaku?” Godanya sambil membuka kancing kemeja Myungsoo satu persatu.
“
Mengapa kau membenciku? Bisakah kau menerima kehadiranku sebagai calon kakak
iparmu? Perlu kau ketahui bahwa aku sangat mencintai Ji Won.” Tanya Myungsoo
sambil memegang pergelangan tangannya.
“
Kau menyakiti pergelangan tanganku sudah dua kali, Mr. Kim. Kau kasar sekali.” Ujarnya meringis kesakitan. Detik itu
juga, Myungsoo melepaskan tangannya. Kakinya melangkah menuju ranjangnya.
Tubuhnya terduduk manis sambil mengangkat sebelah kakinya. Matanya merasa puas
ketika Myungsoo memperhatikan pergerakan tubuhnya itu. “ Bukankah aku sudah
mengatakan padamu? Bahwa aku membencimu karena begitu menyukaimu.” Ujarnya,
sedangkan Myungsoo menghampirinya lalu menindih tubuhnya.
“
Aku benar-benar tidak mengerti dengan sikapmu terhadapku? Kau terlihat sangat
membenciku, kadang menggodaku, dan kadang mempesona. Aku harus mendeskripsikan
apa tentangmu terhadapku? Apakah kau membenciku? Ataukah menyukaiku?” Tanya Myungsoo
tak mengerti.
“
Lalu aku harus mendeskripsikan apa tentangmu terhadapku? Kau adalah tunangan Ji
Won. Kau sangat mencintai Ji Won. Geunde bukannya kau datang ke kamarnya, malah
ke kamarku. Jangan bilang kau menyukaiku. Geunde, aku rasa Ji Won tidak akan
mengetahuinya. Bagaimana kalau kita sedikit bermain-main, Mr. Kim?” Ujarnya sambil mengubah posisi mereka hingga ia berada di
atas tubuh Myungsoo. Bibirnya mengecup bibir Myungsoo beberapa kali. Namun
Myungsoo tak membalas kecupannya sama sekali. Ia pun berniat beranjak dari
posisinya. Tiba-tiba Myungsoo menariknya hingga ia terjatuh kembali ke tubuh
Myungsoo. Myungsoo mengubah posisi mereka hingga ia berada dibawah tubuh
Myungsoo. Belum sempat ia mengucapkan sepatah kata. Bibir Myungsoo
membungkamnya dengan ciuman panas. Ia tersenyum dibalik ciumannya karena
berhasil membuat Myungsoo datang menghampirinya. Myungsoo melepaskan ciuman
mereka, lalu beralih ke lehernya. Ia sengaja menjenjangkan lehernya agar
Myungsoo lebih berleluasa menciumi lehernya. Sedangkan tangannya meremas rambut
Myungsoo. Bibir Myungsoo beralih menciumi dadanya. Ia hanya bisa menikmati
sentuhan Myungsoo sambil mengalungkan tangannya pada leher Myungsoo. Agar
Myungsoo tidak melepaskan cumbuannya.
Tiba-tiba
Myungsoo menghentikan ciumannya. Myungsoo beranjak dari tubuhnya. Tubuh
Myungsoo terduduk disamping ranjang sambil membelakanginya. Tangan Myungsoo
meremas kasar rambutnya. Lagi-lagi ia mengeluarkan smirknya. Tangannya terulur
memeluk Myungsoo dari belakang. Wajahnya dibenamkan pada bahu belakang
Myungsoo. Sedangkan tangannya meraba tubuh Myungsoo. Ia melakukannya bukan
untuk menggodanya, melainkan untuk mengancingkan kembali kemeja Myungsoo. Ia
tak bisa memungkuri bahwa Myungsoo begitu mempesona. Bahkan ia hampir lupa
dengan tujuannya.
“
Bukankah aku sudah mengatakannya padamu? Jangan sampai kau terjerat dalam pesonaku
ini! Aku akan mengatakannya sekali lagi. Aku sangat membencimu, Kim Myungsoo.
Jika kau menanyakan pertanyaan yang sama, maka jawabanku masih sama. Aku sangat
membencimu.” Bisiknya tepat ditelinga Myungsoo saat mengancingkan kemeja
terakhir. Ia pun beranjak menuju meja rias. Tangannya menyisir rambutnya.
Matanya melihat beberapa kissmark di leher, bahu, dan dadanya. Matanya melirik
Myungsoo melalui cermin riasnya. Terlihat Myungsoo sedang berdiri sambil
mengeluarkan smirknya. Selama ini Myungsoo selalu menatap tajam padanya. Namun
kali ini, ia melihat Myungsoo mengeluarkan smirknya untuk pertama kalinya. “
Sebaiknya kau kembali ke kamarmu! Ini sudah larut malam. Bukankah kau harus
pergi bekerja besok pagi?” Lanjutnya disela menyisir rambutnya.
“
Aku rasa kau harus mengenakan pakaian tertutup besok. Aku tidak menyangka. Aku
mengukirnya sebanyak ini.” Ujar Myungsoo sambil menyentuh kissmark yang ada
ditubuhnya, sedangkan ia hanya bisa menatap Myungsoo melalui cerminnya. “ Aku
ingin tahu. Bagaimana reaksi tubuhmu terhadap orang yang kau benci ini?” Goda
Myungsoo sambil membuka jubah lingerie
miliknya.
“
Bussunsuriya?” Tanyanya tak mengerti sambil membalikkan tubuhnya dan menatap
Myungsoo.
Matanya
terbelalak sempurna saat Myungsoo mencium bibirnya kembali. Tanpa melepaskan
ciumannya, Tangan Myungsoo mengangkat tubuhnya hingga ia duduk di meja rias.
Myungsoo melumat bibirnya dengan ganas. Bahkan tak memberikan kesempatan padanya
untuk membalasnya. Ia hanya pasrah menerima tiap sentuhan Myungsoo. Tangannya
meremas rambut Myungsoo hingga berantakan tak beraturan. Myungsoo beralih
menciumi lehernya. Ia pun merasa lega bisa menghirup oksigen. Ia tahu Myungsoo
tersenyum dibalik ciuman dilehernya. Ia merasakan sudut bibir Myungsoo melebar.
Myungsoo membawa tubuhnya lalu membaringkannya di ranjang. Matanya melihat
Myungsoo membuka kemeja dan celananya. “ Apa yang akan kau lakukan?” Paniknya.
“
Bukankah kau sudah mengetahuinya? Apa yang biasa namja dan yeoja lakukan ketika
berada di dalam kamar hanya berdua saja?” Ujar Myungsoo sambil mengeluarkan
smirknya.
“
Geunde, kau adalah kakak iparku.” Ujarnya.
“
Aku belum menjadi kakak iparmu, Dasom-ya. Lagipula aku belum menikah dengan Ji
Won.” Elak Myungsoo sambil menindih tubuhnya.
“
Geunde, kau akan menikah dengannya. Apakah pantas seorang kakak ipar melakukan
hal ini pada adik iparnya?” Ujarnya sambil mengeluarkan smirknya.
“
Saat ini aku belum menjadi kakak iparmu. Aku melakukan hal ini karena kau yang
menggodaku pertama kali. Asal kau tahu, Kim Dasom. Aku ini namja normal. Aku
tidak akan membuang kesempatan ini begitu saja.” Ujar Myungsoo sambil merobek lingerie miliknya dan mengeluarkan
smirknya. “ Lihatlah! Kau sudah basah. Mengapa kau menahannya? Seharusnya kau
memintaku untuk menyentuhmu.” Lanjut Myungsoo sambil mengarahkan juniornya ke
dalam miss V miliknya.
“
Geumane, Kim Myungsoo! Jebal!” Pintanya sambil menatap sendu pada Myungsoo.
“
Seharusnya kau bersikap lembut padaku seperti ini sebelumnya. Aku sangat
menyukai sikap lembutmu ini. Dibandingkan sikap angkuhmu yang selalu kau
lontarkan padaku. Semuanya sudah terlambat.” Ujar Myungsoo sambil mendorong
juniornya masuk ke miss V miliknya.
Myungsoo
mendorong juniornya lebih dalam lagi. Miss V miliknya merasa junior Myungsoo
telah terbenam sempurna. Ia merasakan sakit bukan main. Selaput daranya telah
robek. Sebisa mungkin ia menahan air matanya. Terlebih lagi di depan namja yang
memperkosanya saat ini. Myungsoo mulai menggerakan juniornya. Awalnya terasa
sakit baginya. Namun, tak bisa dipungkuri bahwa ia sangat menikmatinya. Matanya
menatap nanar pada Myungsoo. Sedangkan Myungsoo membalasnya dengan mengeluarkan
smirknya. Seakan-akan Myungsoo adalah pemenang dalam permainan mereka. Sebisa mungkin
ia menahan desahannya. Ia tak ingin Myungsoo menjadi lebih liar lagi saat
mendengar desahannya.
Junior
Myungsoo menghujam miss V miliknya sangat cepat. Walaupun ia tak ingin, namun
tubuhnya merespon tiap sentuhan Myungsoo. Kedua tangannya menarik kepala
Myungsoo lalu menempelkannya pada dadanya. Myungsoo mengulum payudara kanannya
mulai menjilati, menyusu, bahkan menggigit putingnya. Sedangkan payudara
kirinya diremas dengan kasar. Myungsoo melepaskan kulumannya lalu mencium
bibirnya kembali. Tanpa melepaskan juniornya yang masih menghujam di miss V
miliknya. Bibirnya membalas tiap lumatan yang diberikan oleh Myungsoo. Akhirnya
Myungsoo mencapai klimaksnya. Sudut bibirnya pun tersenyum lelah.
“
Ini adalah klimaks pertamaku. Aku tak akan menghentikannya sebelum aku merasa
puas.” Ujar Myungsoo sambil menghujam miss V miliknya lagi sambil mengeluarkan
smirknya, sedangkan ia membelalakan matanya tak percaya.
Myungsoo
menarik tubuhnya hingga ia duduk di atas pangkuannya. Tangan Myungsoo memegang
pantatnya untuk menggerakan tubuhnya. Mata mereka saling menatap. Tak ada satu
pun diantara mereka yang berbicara. Ia pun mengalihkan pandangan matanya. Kini
matanya memandang bibir Myungsoo yang menurutnya sangat menggairahkan. Tanpa
sadar ia mendekatkan wajahnya pada Myungsoo. Bibirnya melumat bibir Myungsoo
dengan ganas. Bahkan tangannya telah mengalung pada leher Myungsoo. Myungsoo
pun membalas tiap lumatannya. Myungsoo melepaskan tangannya dari pantatnya.
Kini tangan Myungsoo meremas payudaranya dengan kasar. Tanpa melepaskan ciuman
mereka. Tubuhnya pun terus bergerak agar junior Myungsoo tetap menghujam miss V
miliknya. Myungsoo membaringkan tubuhnya kembali. Ia sempat kecewa saat
Myungsoo melepaskan ciuman mereka bahkan remasannya. Kini Myungsoo mengaitkan
jari-jemari mereka. Myungsoo mencium keningnya. Matanya terbelalak tak percaya.
Saat Myungsoo melepaskan ciumannya, detik itu juga Myungsoo menghujam miss V
miliknya dengan tempo yang sangat cepat. Bahkan ia tak sanggup menyeimbangi
pergerakan Myungsoo. Tubuhnya menerima dengan pasrah tiap hujaman Myungsoo.
Myungsoo
membuka matanya dengan perlahan-lahan. Matanya merasa asing dengan
pandangannya. Ternyata ia tidur di kamar Dasom. Matanya melirik ke arah
sampingnya. Matanya menemukan sosok Dasom sedang tidur dengan damainya. Matanya
terbelalak ketika melihat payudara Dasom. Ia baru ingat. Ternyata mereka
bercinta semalaman. Bahkan tubuh Dasom penuh dengan ukiran kissmark buatannya.
Tangannya menarik selimut lalu menyelimuti tubuh Dasom. Detik itu juga, ia
mengecup singkat wajah Dasom. Ia tidak menyangka akan melakukan hal itu dengan
Dasom. Padahal selama ia berhubungan dengan Ji Won. Mereka tak pernah bercinta
seperti itu. Mereka hanya melakukan ciuman panas saja. Tak pernah terpikirkan
sedikit pun olehnya bercinta dengan adik iparnya. Tangannya terulur untuk
mengambil pakaiannya yang berserakan lalu mengenakannya. Saat mengancingkan
kemeja terakhirnya, ia membelalakan matanya ketika melihat kedua pembantunya
berdiri di depan pintu kamar Dasom.
“
Sejak kapan kalian berdiri disana? Masuklah dan tutup pintunya!” Titahnya
sambil menatap tajam pada kedua pembantunya. Kedua pembantu itu pun bergegas
masuk dan menutup pintu kamar Dasom. Meskipun jarak antara kamar Dasom dan Ji
Won berjauhan, seharusnya ia mengunci pintu kamar Dasom. Ia tak tahu harus
bersikap seperti apa jika yang masuk adalah Ji Won. Beruntung yang masuk adalah
kedua pembantunya.
“
Kami baru saja masuk, tuan.” Ujar salah satu pembantu itu.
“
Biarkan Dasom tidur. Dimana Ji Won?” Tanyanya dengan dingin.
“
Nde, tuan. Ji Won agashi sedang menyiapkan sarapan di dapur.” Ujar pembantu
itu.
“
Araseo. Sebaiknya kalian tutup mulut tentang kejadian ini!” Titahnya, sedangkan
kedua pembantu itu mengangguk kepalanya.
Matanya
melirik ke arah Dasom sebelum ia keluar dari kamar. Tanpa sengaja ia melihat
bercak noda darah pada selimut yang dipegang oleh salah satu pembantunya.
Perasaan menyesal pun menyelimuti hatinya. Ia telah merenggut milik Dasom yang
paling berharga. Tak pernah terpikirkan olehnya bahwa Dasom masih perawan.
Mengingat sikapnya yang tidak sopan. Selain itu, Dasom telah lama tinggal di
London. Pergaulan di London sangat berbeda dengan di Seoul. Menurutnya pergaulan
di London terlalu bebas. Bahkan Dasom selalu menggodanya. Dimatanya Dasom
seperti nappeun yeoja. Dari awal Dasom telah memintanya berhenti. Namun, egonya
terlalu tinggi. Bahkan ia benar-benar terpikat pada Dasom. Ia pun berhenti
mencumbu saat Dasom merengek kelelahan padanya. Mereka bercinta mulai dari jam
1 malam hingga 5 pagi. Mengingat percintaan panas mereka, membuatnya
menginginkan lagi. Ia pun menggelengkan kepalanya lalu keluar dari kamar Dasom.
“
Apakah kita tidak salah melihat tadi? Tuan muda Kim berada di kamar Dasom
agashi?” Tanya salah satu pembantu itu.
“
Matamu masih normal bukan? Apakah kau memperhatikan penampilan tuan muda Kim
tadi?” Tanya pembantu itu, sedangkan pembantu lainnya menganggukan kepalanya. “
Penampilan tuan muda Kim sangat berantakan. Lihatlah Dasom agashi! Tubuhnya
telanjang dibalik selimut itu. Apakah tuan muda Kim memperkosa calon adik
iparnya? Padahal Dasom agashi terlihat membenci tuan muda Kim. Aku benar-benar
tidak mengerti dengan jalan pikiran orang kaya. Mereka bertindak semaunya
karena mempunyai banyak uang. Sebaiknya kita menutup mulut agar tuan muda Kim
tidak memecat kita!” Lanjut pembantu itu dan lagi-lagi pembantu lainnya
menganggukan kepalanya.
Dasom
terbangun dari tidur. Ia merasa tubuhnya sangat lemas. Selangkangannya pun
terasa begitu sakit. Bahkan ia tak sanggup melangkahkan kakinya. Ia tak
menyangka Myungsoo akan memperkosanya seperti itu. Awalnya ia hanya ingin
menggoda Myungsoo saja, namun Myungsoo benar-benar tergoda. Bahkan menyiksa
tubuhnya selama 5 jam. Kakinya berjalan dengan perlahan-lahan sambil menuruni
anak tangga. Lagi-lagi ia menatap nanar pada sepasang kekasih yang sedang
sarapan. Terlihat Ji Won sedang menyuapi Myungsoo dengan mesranya. “ Ciiih,
bahkan raut wajahnya tak menunjukan rasa bersalahnya.” Pikirnya. Kakinya terus
melangkah dengan tertatih-tatih sambil menahan rasa sakitnya. Tangannya
mendorong kursi lalu duduk disana. “ Good
morning.” Sapanya.
“
Kau terlambat bangun, Dasom-ya.” Ujar Ji Won sambil mengambilkan makanan
untuknya.
“
Nde. Aku terjaga semalaman karena mencari apartemen untukku.” Elaknya sambil mengoles
rotinya dengan selai stoberi.
“
Mwo? Apartemen? Bussunsuriya? Apakah kau tidak nyaman tinggal disini?” Tanya Ji
Won tak mengerti.
“
Nde, aku tidak nyaman tinggal disini.” Ujarnya sambil menatap tajam Myungsoo.
“
Bussunsuriya? Bahkan rumah ini masih mempunyai banyak ruang kosong.” Tanya Ji
Won benar-benar tak mengerti.
“
Aku tidak nyaman karena aku tidak ingin menganggu kalian dengan kehadiranku
disini. Aku sudah meminta pada Myungsoo oppa untuk mencarikan apartemen
untukku. Geunde, dia tidak menyetujuinya. Lagipula aku sudah berencana untuk
menetap di Seoul selamanya. Appa juga sudah menyetujui rencanaku ini. Aku akan
mulai bekerja dan ingin hidup mandiri. Apakah aku salah kali ini, onnie?”
Tanyanya sambil tersenyum manis pada Ji Won, sedangkan kakinya di bawah meja
lagi-lagi menggoda Myungsoo dengan mengelus-elus kaki Myungsoo.
“
Kau sama sekali tidak menganggu kami, Dasom-ya. Geunde jika keputusanmu sudah
seperti itu dan appa menyetujuinya, maka aku pun akan menyetujuinya.” Ujar Ji
Won sambil tersenyum. “ Sebaiknya kau membantunya mencari apartemen untuknya,
oppa! Apalagi dia belum lama tinggal di Seoul.” Pinta Ji Won pada Myungsoo.
“
Tak perlu, onnie. Aku tak ingin meminta bantuan untuk kedua kalinya pada orang
yang sama. Terlebih lagi Myungsoo oppa menolak permintaanku itu. Ia menyuruhku
untuk tetap tinggal disini. Lagipula aku hanya meninggalkan Seoul selama 5
tahun. Aku bisa meminta bantuan pada temanku.” Ujarnya sambil menunjukan
beberapa kontak temannya di ponselnya.
“
Kau memintanya tanpa memberikan alasan padaku. Geunde setelah mengetahui
alasanmu, maka aku akan membelikan apartemen untukmu.” Ujar Myungsoo, sedangkan
ia menghentikan gerakan jarinya pada ponselnya.
“
Jeongmal? Gomawo, Myungsoo oppa.” Ujarnya sambil tersenyum manis.
“
Geunde, dimana kau akan bekerja?” Tanya Ji Won.
“
Appa telah menempatkanku di perusahaannya. Aku akan menjadi presdir sementara
disana. Aku tidak bisa berlama-lama disini. Aku harus menemui temanku.” Ujarnya
sambil beranjak. Saat berdiri, ia tak sanggup untuk melangkahkan kakinya.
Selangkangannya masih terasa sakit. Bahkan terasa ngilu. Matanya menatap tajam
pada Myungsoo. Namun, Myungsoo membalasnya dengan tatapan tak mengerti. Ia pun
berusaha untuk melangkahkan kakinya dengan perlahan-lahan. Namun nihil, rasa
sakit itu semakin terasa saat digerakkan. “ Aaawww, appo.” Ringisnya sambil
memegang kakinya.
“
Neo gwaenchana, Dasom-ya? Apakah kau sedang sakit? Aku akan mengantarkanmu ke
rumah sakit. Wajahmu terlihat pucat sekali.” Panik Ji Won sambil memegang
pundaknya.
“
Nan gwaenchana, onnie. Mungkin aku terlalu lelah semalaman. Sepertinya
istirahat sudah cukup bagiku.” Elaknya sambil menatap tajam pada Myungsoo. “
Semua ini karena perbuatannya. Seandainya dia menghentikannya secepat mungkin.
Mungkin aku tidak akan kesakitan seperti ini. Dia benar-benar kejam. Nappeun
namja.” Pikirnya.
Myungsoo
menatap kepergian Dasom dengan perasaan khawatir. Ia tahu Dasom sedang menahan
rasa sakitnya. Ia ingat betul saat mencumbu Dasom. Ia terlihat sangat brutal. Telinganya
begitu tuli mendengar rintihan kesakitan yang terlontar dari mulut Dasom.
Dirinya telah dikuasai oleh nafsu yang begitu besar. Matanya masih tak lepas
memandang Dasom yang berjalan tertatih-tatih.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar