Selasa, 13 Oktober 2015

[SERIES] Touch Me Part 1

[SERIES] Touch Me Part 1
Title                 : Touch Me Part 1
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre               : Romance, Angst, Married Life, and Yadong
Main Cast        : Kim Myungsoo and Kim Dasom
Other Cast      : Kim Ji Won, Lee Jonghyun, Kim Soo Hyun, Song Joong Ki, Kang Min Hyuk, Krystal Jung, Kim Sunggyu, Cho Kyuhyun


Terlihat seorang yeoja muda dan cantik membuka sebuah kartu undangan. Kartu itu ditujukan untuknya. Matanya memancarkan kemarahan saat melihat nama yang tertera pada kartu undangan pertunangan itu. Tangannya merobek lembar demi lembar kartu undangan itu hingga tak berbentuk lagi. Tangannya meraih ponsel di meja lalu menempelkannya pada telinganya.
Good night. I would like to order tickets to the major airlines Seoul tonight. Can i get it?” Tanya yeoja itu.
Yes. Airline tickets tonight at 9 p.m. Are you interested in ordering tickets?” Ujar seseorang diseberang sana.
Yes. I ordered it.” Ujar yeoja itu sambil mengeluarkan smirknya dibalik ponselnya.


Ponselnya diletakan kembali di meja. Kakinya pun melangkah menuju lemari. Satu persatu pakaiannya telah berada di dalam kopernya. Tak lupa tangannya memasukan semua barangnya. Pakaian musim panas pun telah melekat pada tubuhnya. Matanya melirik jam dinding sambil memakai topinya. Setelah mengemasi barangnya, kakinya melangkah keluar dari apartemennya menuju bandara London.

Selama empat jam duduk di kursi pesawat, akhirnya ia tiba di bandara Incheon. Matanya melirik ke sekelilingnya. Perasaan rindu akan tanah kelahirannya pun menyelimuti hatinya. Tanpa sadar bibirnya tersenyum manis. Kakinya melangkah menuju taksi yang ada di depannya. Ia duduk manis di dalam taksi sambil menatap keluar kaca mobil taksi itu. Matanya menatap takjub akan perubahan tanah kelahirannya. Tanpa terasa kini taksinya berhenti tepat di depan rumahnya. Saat keluar dari taksi, betapa terkejutnya melihat banyak mobil terparkir di depan rumahnya. Langkah demi langkah ia memasuki rumahnya. Dari arah luar terlihat ada dekorasi pesta di rumahnya. Matanya menelusuri tiap sudut rumahnya. Langkahnya pun terhenti. Rasa benci pun terpancar dalam matanya. Tangannya mengepal sambil memegang kopernya. Terlihat sepasang namja dan yeoja sedang memakai cincin tepat di hadapannya. Mereka tersenyum tanpa mengetahui kehadirannya. Kakinya melangkah menghampiri mereka. Sudut bibirnya yang sedari tadi mengeluarkan smirknya berubah tersenyum manis.
“ Dasom-ya.” Sapa yeoja itu padanya. Wanita yang tak lain adalah kakak tirinya, Kim Ji Won.
“ Chukhae, onnie.” Ujarnya.
“ Mengapa kau baru tiba sekarang? Apakah kartu undangan dariku terlambat datang?” Tanya Ji Won.
“ Nde. Begitu aku menerima kartu undangan pertunanganmu, aku bergegas memesan tiket penerbangan utama.” Ujarnya sambil tersenyum.
“ Kau datang tepat pada waktunya, Dasom-ya. Dia adalah tunanganku. Kami resmi bertunangan hari ini.” Ujar Ji Won sambil menunjukan namja disampingnya dan tersenyum manis.
“ Annyeong, joneun Kim Myungsoo imnida. Sepertinya kita baru pertama kali bertemu? Aku tidak mengetahui bahwa Ji Won mempunyai dongsaeng.” Ujar Myungsoo sambil mengulurkan tangannya.
“ Ah, jadi ini namja yang bernama Kim Myungsoo. Pantas saja nappeun yeoja itu memilihnya. Myungsoo sangat tampan. Aku tak akan melepaskan kesempatan ini begitu saja.” Pikirnya sambil menjabat tangan Myungsoo. “ Nde, kita memang pertama kali bertemu. Aku tinggal di London selama ini. Joneun Kim Dasom imnida. Senang berkenalan denganmu, Myungsoo oppa.” Ujarnya sambil tersenyum.
“ Dasom-ya. Mengapa kau tidak menghubungi appa? Appa bisa menjemputmu. Aigoo, mengapa kau datang terlambat di hari penting kakakmu ini?” Tanya ayahnya sambil memeluknya.
“ Aku ketiduran selama di perjalanan. Jeongmal mianhae, appa.” Elaknya sambil membalas pelukan ayahnya, namun matanya menatap Myungsoo penuh kagum.

Mereka melanjutkan pesta pertunangan itu. Dasom mengambil minumannya sambil menyandarkan tubuhnya pada dinding. Namun, matanya menatap nanar pada Ji Won dan Myungsoo yang sedang menyambut para tamu. Ia meminum wine miliknya secara perlahan-lahan. Matanya tak pernah lepas menatap Myungsoo sambil mengeluarkan smirknya.

Myungsoo yang menyadari akan tatapan Dasom pun, bertanya-tanya dalam benaknya. Semenjak kedatangan Dasom, ia merasa Dasom selalu menatapnya. Saat matanya melirik Dasom, Dasom tersenyum manis padanya. Bukan hanya itu saja. Saat tangan mereka bersalaman, Dasom memainkan jarinya pada telapak tangannya. Ia merasa risih dengan perlakuan Dasom padanya. Namun, ia tidak ingin mengacaukan pesta pertunangannya. Terlebih lagi Dasom adalah adik dari yeoja yang dicintainya.

Tanpa terasa pesta pertunangan pun berakhir. Kini semua keluarga Kim sedang berkumpul di ruang keluarga. Terlihat Dasom menggunakan pakaian sexy. Tuan Kim terlihat santai ketika melihat sikap Dasom seperti itu. Ji Won datang sambil membawakan minuman untuk mereka lalu duduk disamping Myungsoo. Myungsoo merasa risih dengan pakaian yang dikenakan Dasom. Terlebih lagi mereka duduk berhadapan. Dasom yang menyadari tatapan Myungsoo dengan sengaja menaikkan salah satu kakinya hingga memperlihatkan kaki jenjangnya. Detik itu juga, Myungsoo mengangkat wajahnya lalu menatap tajam pada Dasom. Bukannya membalas tatapan tajam Myungsoo, ia malah mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum manis.
“ Aku sengaja mengumpulkan kalian disini. Aku akan pergi melakukan perjalanan bisnis di London selama beberapa bulan. Aku akan menitipkan Ji Won dan Dasom pada Myungsoo. Mengingat Myungsoo telah bertunangan dengan Ji Won. Bagaimana denganmu, Myungsoo? Apakah kau setuju? Kau akan tinggal di rumah ini untuk menjaga mereka.” Tanya tuan Kim pada Myungsoo.
“ Mengapa begitu mendadak sekali, appa?” Tanya Ji Won.
“ Apakah terlihat begitu mendadak bagimu, Ji Won-ya? Selain Myungsoo menjaga kalian berdua. Aku ingin kau menjaga Dasom disini. Dasom tidak akan kembali ke London dalam waktu dekat. Dasom akan menetap disini untuk sementara. Otte?” Tanya tuan Kim pada Ji Won.
“ Nde, appa. Aku pasti akan menjaga uri Dasom.” Ujar Ji Won sambil tersenyum.
“ Anda tak perlu khawatir, abeonim. Aku akan menjaga mereka selama anda pergi.” Ujar Myungsoo sambil tersenyum.
“ Geure, sebaiknya kalian istirahat saja! Ini sudah larut malam. Kalian pasti kelelahan akibat pesta pertunangan tadi.” Titah tuan Kim.

Mereka pun pergi menuju kamar masing-masing. Setelah mengantarkan Ji Won ke kamarnya, Myungsoo pergi ke kamarnya. Saat membaringkan tubuhnya, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Matanya pun melirik ke arah pintu. Terlihat Dasom sedang menyandarkan tubuhnya pada dinding sambil menatap tajam padanya. Tubuhnya pun terduduk dengan sendirinya di sisi ranjang. Matanya membalas tatapan tajam Dasom.
“ Jadi kamar ini telah menjadi milikmu sekarang?” Tanya Dasom sambil menelusuri tiap sudut kamarnya.
“ Tidak bisakah kau mengetuk pintu terlebih dahulu? Bussunmariya?” Tanyanya langsung.
“ Mengapa cara bicaramu terhadapku dan Ji Won begitu berbeda, Mr. Kim?” Tanya Dasom sambil menghampirinya. “ Aku hanya ingin lebih mengenalmu. Terlebih lagi kau akan menjadi bagian keluargaku.” Lanjut Dasom sambil menarik kerah kemejanya hingga hidung mereka bersentuhan. Namun, tatapan Dasom begitu menusuk pada retina matanya. Matanya seakan terkunci untuk menatap Dasom. “ Apa yang kau dapatkan setelah ini? Aku tahu bahwa kau bekerjasama dengan Ji Won untuk mendapatkan harta keluargaku, bukan? Sebaiknya kau bergegas pergi meninggalkan kehidupan keluargaku ini. Saat itu pula aku akan memaafkan kesalahanmu ini. Jika tidak, maka aku akan mengusik kehidupanmu.” Ancam Dasom sambil mengusap kemejanya dengan perlahan-lahan.

Myungsoo bertanya-tanya dalam benaknya mengenai hubungan keluarga tunangannya ini. Dasom terlihat tidak menyukai tunangannya. Bahkan Dasom mengancamnya saat ini. Saat Dasom akan melangkahkan kakinya, tangannya terulur menarik Dasom hingga Dasom terduduk di pangkuannya. Terlihat Dasom sedikit terkejut dengan perlakuannya. Namun beberapa detik kemudian, Dasom tersenyum manis bahkan mengalungkan tangannya pada lehernya. “ Sepertinya kau tidak menyukaiku? Apakah kau tidak bisa menerima kehadiranku sebagai calon kakak iparmu?” Tanyanya sambil menatap mata Dasom, namun Dasom lebih tertarik untuk menelusuri wajahnya dengan jari tangannya. Sentuhan Dasom padanya membuat tubuhnya menegang.
“ Aku memang membencimu sejak awal pertemuan kita ini. Wajahmu terlihat lebih tampan jika aku melihatnya lebih dekat seperti ini.” Ujar Dasom sambil memegang wajahnya dengan lembut.
“ Mengapa kau membenciku?” Tanyanya tak mengerti.
“ Aku membencimu karena begitu menyukaimu.” Ujar Dasom sambil mengecup singkat bibirnya.

Matanya sedikit terbelalak saat Dasom mencium bibirnya. Saat Dasom akan beranjak dari pangkuannya, tangannya terulur menarik pinggangnya hingga tubuh mereka saling memeluk. Mata Dasom menatapnya tak mengerti. Detik itu juga, ia mencium bibir Dasom. Bukan hanya mencium bahkan melumatnya. Bibirnya melumat bibir atas dan bawah Dasom bergantian. Ia mengernyitkan keningnya karena Dasom tak kunjung membalas lumatannya. Matanya pun terbuka untuk melihat wajah Dasom. Terlihat Dasom menatapnya dengan tatapan kosongnya. Namun beberapa detik kemudian, Dasom memejamkan matanya lalu membalas tiap lumatannya. Matanya pun terpejam kembali menikmati sensasi ciuman mereka. Tangannya pun tidak bisa tinggal diam. Tangannya mengelus paha Dasom. Saat tangannya akan menyentuh miss V Dasom, Dasom melepaskan ciuman mereka.
“ Aku rasa pertemuan awal kita ini sangat mengesankan. Kau sungguh liar malam ini, Mr. Kim. Geunde, ciumanmu sungguh menggoda. Aku harus kembali ke kamarku. Apakah kau tahu? Aku berada di kamarmu lebih dari satu jam. Jika kau merindukanku, maka datanglah ke kamarku. Pintu kamarku selalu terbuka untukmu. Good night, Mr. Kim.” Pamit Dasom sambil mengecup bibirnya dengan singkat.

Mata Myungsoo menatap kepergian Dasom dari kamarnya. Saat pintu kamarnya tertutup, ia menyadari akan perbuatannya. Tangannya meremas rambutnya dengan kasar. Tubuhnya pun terhempas dengan kasar di ranjangnya. Sedangkan Dasom melangkahkan kakinya sambil mengeluarkan smirknya. Setibanya di kamar, ia mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur. Tangannya terulur mengambil barang di kopernya. Tangannya memegang sebuah foto yang terlihat kusut. Dalam foto itu terlihat sepasang anak kecil sedang bermain. Sepasang anak kecil namja dan yeoja. Tangan lainnya pun terulur mengambil beberapa foto. Terlihat foto keluarga yang begitu harmonis.
“ Aku pastikan kalian tidak akan pernah hidup bahagia.” Gumam Dasom sambil mengepalkan tangannya.

Tanpa terasa malam telah berganti menjadi pagi. Terlihat tuan Kim sedang berbicara bersama Myungsoo di ruang makan, sedangkan Ji Won menyiapkan sarapan untuk mereka bersama pembantu. Setelah menyiapkan sarapan, Ji Won duduk disamping Myungsoo sambil mendengarkan pembicaraan mereka mengenai bisnis perusahaan keluarganya. Dasom menuruni anak tangga satu persatu. Matanya menatap nanar pada Myungsoo dan Ji Won. Terlihat Ji Won sedang bersandar pada bahu Myungsoo. Dimatanya mereka terlihat bahagia. Bahkan ayahnya tersenyum. Senyum yang tak pernah ia lihat semenjak kepergiannya ke London.
Good morning.” Sapa Dasom sambil tersenyum.

Dasom pun memilih duduk di depan Myungsoo. Ji Won mengambilkan beberapa makanan untuk adik tirinya itu. Sedangkan Myungsoo menatap kagum pada penampilan Dasom. Terlihat Dasom menggunakan gaun santainya dengan rambut yang digulung ke atas kepalanya hingga memperlihatkan lehernya yang jenjang. Selain itu dimata Myungsoo, Dasom terlihat lebih anggun dan polos. Dibandingkan dengan penampilan Dasom menggunakan gaun sexy.
“ Aku akan pergi ke London pagi ini. Kau harus menepati janjimu untuk menjaga kedua putri cantikku ini, Myungsoo.” Ujar tuan Kim disela makannya.
“ Nde, abeonim. Aku pasti menjaga mereka. Itu memang sudah kewajibanku.” Ujar Myungsoo.
“ Bagaimana kalau kita mengantar appa ke bandara, chagi?” Tanya Ji Won pada Myungsoo.
“ Nde, itu ide bagus.” Ujar Myungsoo.
“ Apakah aku boleh ikut bersama kalian? Aku juga ingin mengantarkan appa.” Tanya Dasom sambil menatap Myungsoo, sedangkan kakinya di bawah meja sedang mengelus-elus kaki Myungsoo. Terlihat Myungsoo menatap tajam padanya. Namun, ia mengabaikannya.
“ Tentu saja. Kau boleh ikut bersama kami.” Ujar Ji Won sambil tersenyum.
“ Gomawo, onnie.” Ujar Dasom.

Setelah sarapan, mereka pergi ke bandara. Setibanya di bandara, tuan Kim memeluk Dasom dan Ji Won bergantian. Tak lupa tuan Kim mengingatkan Myungsoo untuk menjaga kedua anaknya itu selama kepergiannya ke Inggris. Tak membutuhkan waktu yang lama, pesawat yang dinaiki tuan Kim telah terbang. Kini Dasom merasa miris pada hidupnya. Dasom terjebak diantara Myungsoo dan Ji Won di dalam mobil. Dasom merasa muak mendengar pembicaraan sepasang kekasih yang telah bertunangan itu. Keningnya mengernyit ketika mobil berhenti tepat di depan sebuah butik.
“ Sebaiknya kau pulang bersama Myungsoo oppa, Dasom-ya. Aku akan mengurus butikku terlebih dahulu.” Ujar Ji Won sambil melepaskan sabuk pengamannya.
“ Ah, nde onnie.” Ujar Dasom sambil tersenyum.
“ Aku keluar sekarang.” Ujar Ji Won sambil mengecup singkat wajah Myungsoo.

Ji Won pun keluar dari mobil Myungsoo. Dasom masih duduk di kursi belakangnya. Myungsoo pun menyalakan mobilnya. Namun sebelum melajukan mobilnya, Myungsoo melirik Dasom melalui kaca spion mobilnya. Terlihat Dasom mengangkat sebelah kakinya hingga memperlihatkan kaki jenjangnya. Tangannya pun dilipat dibawah dadanya. Sedangkan matanya menatap tajam pada kaca spion sambil mengeluarkan smirknya. Myungsoo yang menyadarinya bergegas memalingkan wajahnya.
“ Sepertinya matamu tidak bisa berbohong, Mr. Kim. Jangan salahkan aku! Jika kau terjerat dalam pesonaku.” Ujar Dasom sambil mengeluarkan smirknya, sedangkan Myungsoo memilih untuk melajukan mobilnya dibandingkan meladeni adik iparnya itu.

Selama perjalanan, mereka saling diam. Myungsoo sempat melirik Dasom beberapa kali. Dimatanya Dasom terlihat seperti yeoja lemah.  Wajahnya memancarkan raut kesedihan yang begitu mendalam. Namun, sering kali Dasom dihadapannya bersikap angkuh. Seakan-akan merasa dirinya adalah yeoja kuat. Untuk sesaat ia memang terjerat dalam pesona Dasom. Tubuhnya tanpa seijin darinya menarik, memeluk, bahkan mencium Dasom. Bahkan rasa bibir Dasom telah menjadi candu baginya. Selama ia berhubungan dengan Ji Won. Tak pernah ia melakukan hal seintim itu dengan Ji Won. Padahal mereka telah berhubungan selama tiga tahun. Ia merasa aneh pada dirinya sendiri. Ia baru beberapa jam bertemu dengan sosok Dasom. Namun, ia telah berani melakukan hal seintim itu dengan Dasom. Hatinya pun merasa aneh pada Dasom. Dasom tak pernah mempermasalahkan atas perlakuan mereka kemarin malam. Jangankan mempermasalahkannya, membahasnya pun tidak. Tanpa terasa mereka telah tiba di rumah. Terlihat Dasom bergegas keluar dari mobilnya lalu masuk ke rumah dengan tergesa-gesa.

Dasom memainkan ponselnya di kamarnya. Ia menghentakkan kakinya karena merasa bosan. Tiba-tiba sebuah ide terlintas dalam benaknya. Kakinya melangkah keluar dari kamarnya. Matanya menelusuri tiap ruang yang ada di rumahnya. Kakinya pun berhenti tepat di depan sebuah ruangan sambil mengeluarkan smirknya. Tangannya membuka kenop pintu dengan perlahan-lahan. Matanya melihat sosok Myungsoo yang sedang berkutik dengan laptop dan beberapa kertas. Kakinya melangkah untuk menghampiri Myungsoo.
“ Tidak bisakah kau mengetuk pintu terlebih dahulu? Apa yang kau inginkan kali ini?” Tanya Myungsoo sambil melepaskan kacamatanya lalu menatap tajam padanya.
“ Kau terlihat menggoda menggunakan kacamata ini, Mr. Kim.” Ujarnya sambil duduk di atas pangkuan Myungsoo.
“ Apa yang kau inginkan? Katakan dan cepat pergi!” Usir Myungsoo.
“ Kau kasar sekali, Mr. Kim. Aku menginginkan sesuatu dan tentunya harus mendapatkan persetujuanmu.” Ujarnya sambil memainkan kancing kemeja Myungsoo.
“ Katakanlah!” Titah Myungsoo.
“ Aku ingin tinggal di apartemen. Belikan apartemen untukku!” Pintanya sambil menatap wajah Myungsoo.
“ Kau sungguh manis, Dasom-ya. Jika aku mengabulkan permintaanmu, maka apa yang ku dapatkan?” Tanya Myungsoo sambil mengeluarkan smirknya.
“ Hmm… Bukankah kau sudah mendapatkan Ji Won? Apalagi yang kau inginkan. Bukankah Ji Won sudah cukup bagimu?” Tanyanya sambil mengelus wajah Myungsoo. Namun, tiba-tiba Myungsoo memegang pergelangan tangannya.
“ Berhenti menggodaku, brengsek!” Geram Myungsoo.
“ Kau menyakiti pergelangan tanganku, Mr. Kim. Aku tak menggodamu. Geunyang, aku ingin kau mengabulkan permintaanku. Apakah begitu sulit untuk membelikan apartemen untukku? Aku tahu bahwa kau adalah calon kakak iparku yang kaya raya. Aku yakin kau…” Belum sempat ia menyelesaikan bicaranya, Myungsoo membungkam mulutnya dengan ciumannya. Myungsoo menyesap bibir atas dan bawahnya bergantian. Bahkan mengigit bibir bawahnya. Ia pun membuka mulutnya. Lidah Myungsoo bermain dengan lidahnya. Tangan Myungsoo pun tidak tinggal diam. Tangan Myungsoo menelusup pada kaosnya lalu mengelus punggungnya. “ Eungghhh.” Desahnya saat Myungsoo berhasil membuka pengait bra miliknya lalu meremas payudaranya dengan kasar. Bibir Myungsoo beralih menuju lehernya. Ia sengaja menjenjangkan lehernya agar Myungsoo lebih leluasa menciumi lehernya. Sedangkan tangannya meremas rambut Myungsoo sambil menikmati tiap sensasinya. Saat tangan Myungsoo akan menyentuh miss V miliknya, lagi-lagi ia menahan tangan Myungsoo. “ Kau terlalu cepat memulainya, Mr. Kim. Ini masih terlalu awal bagi kita. Sebaiknya kau mengabulkan permintaanku itu. Bukankah aku sudah mengatakannya padamu? Bahwa pintu kamarku terbuka untukmu.” Ujarnya sambil membenarkan penampilannya. Setelah puas melihat wajah tersiksa Myungsoo, kakinya melangkah keluar dari ruangan itu sambil mengeluarkan smirknya.

Myungsoo menatap nanar kepergian Dasom. Ia merasa Dasom telah mempermainkannya. Namun, ia tidak bisa menolaknya. Rasanya ia benar-benar terjerat dalam pesona Dasom. Ia pun menggelengkan kepalanya untuk menyadarkan dirinya. Yeoja yang ia cintai adalah Kim Ji Won. Ia hanya menganggap Dasom sebagai adik iparnya. Namun, ia tidak bisa memungkuri bahwa bibir dan sentuhan Dasom telah menjadi candu untuknya. Mengingat semua itu membuat tubuhnya memanas seketika. Tubuhnya terduduk kembali di kursinya sambil memegang keningnya. Otaknya benar-benar tidak bisa konsentrasi pada pekerjaannya.

Terlihat Dasom sedang berkutik dengan laptopnya. Kacamata terpasang pada wajahnya membuatnya terlihat seperti yeoja elegan dan pintar. Saat tangannya mengambil gelas disampingnya, ia melirik ke arah gelas itu. Air dalam gelas itu telah habis. Tangannya melepas kacamata yang melekat pada matanya. Kakinya melangkah keluar kamar. Satu persatu ia menuruni anak tangga. Matanya mengernyit melihat suasana gelap di ruang tamu terutama dapur. Kakinya pun berhenti saat matanya melihat sosok yang paling dibencinya. Tubuhnya menyandar pada dinding. Tangan kirinya memegang gelas kosong itu. Jari tangan kanannya memainkan sudut gelas itu perlahan-lahan. Mulutnya mengeluarkan smirknya. Sedangkan matanya menatap nanar pada sepasang kekasih yang sedang berciuman mesra di depannya. Namun beberapa menit kemudian, ia baru menyadari bahwa Myungsoo sedang menatapnya dibalik ciumannya dengan Ji Won. Kakinya melangkah menghampiri Myungsoo. Tangan kirinya meletakkan gelas di atas meja. Kini ia berdiri tepat dibelakang Ji Won. Tangannya terulur membelai wajah Myungsoo dengan perlahan-lahan.

Myungsoo menikmati tiap belaian Dasom pada wajahnya. Tanpa melepaskan ciumannya dengan Ji Won. Matanya menatap Dasom yang tersenyum manis padanya. Saat Dasom hendak pergi, tiba-tiba tangannya menahan Dasom. Dasom melirik ke arah tangan mereka, lalu menatapnya tak mengerti. Dasom melepaskan tangannya perlahan-lahan sambil mengeluarkan smirknya. Baginya melihat Dasom mengeluarkan smirknya bukan hanya sekali atau dua kali. Matanya sudah terbiasa melihat Dasom seperti itu. Terlihat Dasom menaiki anak tangga satu persatu. Ia pun melepaskan ciumannya dengan Ji Won.
“ Sebaiknya kau istirahat, Ji Won-ya! Ini sudah malam. Apakah aku perlu mengantarkanmu ke kamar?” Tanyanya sambil memegang wajah Ji Won.
“ Aniyo, oppa. Sebaiknya oppa juga istirahat. Aku pergi ke kamarku sekarang, nde.” Pamit Ji Won, sedangkan ia menganggukkan kepalanya.

Dasom telah mengganti pakaiannya dengan lingerie. Hatinya mengatakan bahwa Myungsoo akan berkunjung ke kamarnya malam ini. Saat menyisir rambutnya, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Matanya melihat sosok namja yang ditunggunya melalui cermin rias di depannya. Terlihat Myungsoo menyandarkan tubuhnya pada pintu sambil melipat kedua tangannya.
“ Sejak kapan kau melihatnya?” Tanya Myungsoo.
“ Apakah itu penting bagimu? Mengapa kau meninggalkannya?” Tanyanya sambil beranjak dari meja riasnya.
“ Aku beralasan untuk istirahat.” Ujar Myungsoo sambil menatap Dasom yang menghampirinya.
“ Araseo. Sebaiknya kau keluar dari kamarku lalu tidur! Ataukah kau ingin tidur disini bersamaku?” Godanya sambil membuka kancing kemeja Myungsoo satu persatu.
“ Mengapa kau membenciku? Bisakah kau menerima kehadiranku sebagai calon kakak iparmu? Perlu kau ketahui bahwa aku sangat mencintai Ji Won.” Tanya Myungsoo sambil memegang pergelangan tangannya.
“ Kau menyakiti pergelangan tanganku sudah dua kali, Mr. Kim. Kau kasar sekali.” Ujarnya meringis kesakitan. Detik itu juga, Myungsoo melepaskan tangannya. Kakinya melangkah menuju ranjangnya. Tubuhnya terduduk manis sambil mengangkat sebelah kakinya. Matanya merasa puas ketika Myungsoo memperhatikan pergerakan tubuhnya itu. “ Bukankah aku sudah mengatakan padamu? Bahwa aku membencimu karena begitu menyukaimu.” Ujarnya, sedangkan Myungsoo menghampirinya lalu menindih tubuhnya.
“ Aku benar-benar tidak mengerti dengan sikapmu terhadapku? Kau terlihat sangat membenciku, kadang menggodaku, dan kadang mempesona. Aku harus mendeskripsikan apa tentangmu terhadapku? Apakah kau membenciku? Ataukah menyukaiku?” Tanya Myungsoo tak mengerti.
“ Lalu aku harus mendeskripsikan apa tentangmu terhadapku? Kau adalah tunangan Ji Won. Kau sangat mencintai Ji Won. Geunde bukannya kau datang ke kamarnya, malah ke kamarku. Jangan bilang kau menyukaiku. Geunde, aku rasa Ji Won tidak akan mengetahuinya. Bagaimana kalau kita sedikit bermain-main, Mr. Kim?” Ujarnya sambil mengubah posisi mereka hingga ia berada di atas tubuh Myungsoo. Bibirnya mengecup bibir Myungsoo beberapa kali. Namun Myungsoo tak membalas kecupannya sama sekali. Ia pun berniat beranjak dari posisinya. Tiba-tiba Myungsoo menariknya hingga ia terjatuh kembali ke tubuh Myungsoo. Myungsoo mengubah posisi mereka hingga ia berada dibawah tubuh Myungsoo. Belum sempat ia mengucapkan sepatah kata. Bibir Myungsoo membungkamnya dengan ciuman panas. Ia tersenyum dibalik ciumannya karena berhasil membuat Myungsoo datang menghampirinya. Myungsoo melepaskan ciuman mereka, lalu beralih ke lehernya. Ia sengaja menjenjangkan lehernya agar Myungsoo lebih berleluasa menciumi lehernya. Sedangkan tangannya meremas rambut Myungsoo. Bibir Myungsoo beralih menciumi dadanya. Ia hanya bisa menikmati sentuhan Myungsoo sambil mengalungkan tangannya pada leher Myungsoo. Agar Myungsoo tidak melepaskan cumbuannya.

Tiba-tiba Myungsoo menghentikan ciumannya. Myungsoo beranjak dari tubuhnya. Tubuh Myungsoo terduduk disamping ranjang sambil membelakanginya. Tangan Myungsoo meremas kasar rambutnya. Lagi-lagi ia mengeluarkan smirknya. Tangannya terulur memeluk Myungsoo dari belakang. Wajahnya dibenamkan pada bahu belakang Myungsoo. Sedangkan tangannya meraba tubuh Myungsoo. Ia melakukannya bukan untuk menggodanya, melainkan untuk mengancingkan kembali kemeja Myungsoo. Ia tak bisa memungkuri bahwa Myungsoo begitu mempesona. Bahkan ia hampir lupa dengan tujuannya.
“ Bukankah aku sudah mengatakannya padamu? Jangan sampai kau terjerat dalam pesonaku ini! Aku akan mengatakannya sekali lagi. Aku sangat membencimu, Kim Myungsoo. Jika kau menanyakan pertanyaan yang sama, maka jawabanku masih sama. Aku sangat membencimu.” Bisiknya tepat ditelinga Myungsoo saat mengancingkan kemeja terakhir. Ia pun beranjak menuju meja rias. Tangannya menyisir rambutnya. Matanya melihat beberapa kissmark di leher, bahu, dan dadanya. Matanya melirik Myungsoo melalui cermin riasnya. Terlihat Myungsoo sedang berdiri sambil mengeluarkan smirknya. Selama ini Myungsoo selalu menatap tajam padanya. Namun kali ini, ia melihat Myungsoo mengeluarkan smirknya untuk pertama kalinya. “ Sebaiknya kau kembali ke kamarmu! Ini sudah larut malam. Bukankah kau harus pergi bekerja besok pagi?” Lanjutnya disela menyisir rambutnya.
“ Aku rasa kau harus mengenakan pakaian tertutup besok. Aku tidak menyangka. Aku mengukirnya sebanyak ini.” Ujar Myungsoo sambil menyentuh kissmark yang ada ditubuhnya, sedangkan ia hanya bisa menatap Myungsoo melalui cerminnya. “ Aku ingin tahu. Bagaimana reaksi tubuhmu terhadap orang yang kau benci ini?” Goda Myungsoo sambil membuka jubah lingerie miliknya.
“ Bussunsuriya?” Tanyanya tak mengerti sambil membalikkan tubuhnya dan menatap Myungsoo.

Matanya terbelalak sempurna saat Myungsoo mencium bibirnya kembali. Tanpa melepaskan ciumannya, Tangan Myungsoo mengangkat tubuhnya hingga ia duduk di meja rias. Myungsoo melumat bibirnya dengan ganas. Bahkan tak memberikan kesempatan padanya untuk membalasnya. Ia hanya pasrah menerima tiap sentuhan Myungsoo. Tangannya meremas rambut Myungsoo hingga berantakan tak beraturan. Myungsoo beralih menciumi lehernya. Ia pun merasa lega bisa menghirup oksigen. Ia tahu Myungsoo tersenyum dibalik ciuman dilehernya. Ia merasakan sudut bibir Myungsoo melebar. Myungsoo membawa tubuhnya lalu membaringkannya di ranjang. Matanya melihat Myungsoo membuka kemeja dan celananya. “ Apa yang akan kau lakukan?” Paniknya.
“ Bukankah kau sudah mengetahuinya? Apa yang biasa namja dan yeoja lakukan ketika berada di dalam kamar hanya berdua saja?” Ujar Myungsoo sambil mengeluarkan smirknya.
“ Geunde, kau adalah kakak iparku.” Ujarnya.
“ Aku belum menjadi kakak iparmu, Dasom-ya. Lagipula aku belum menikah dengan Ji Won.” Elak Myungsoo sambil menindih tubuhnya.
“ Geunde, kau akan menikah dengannya. Apakah pantas seorang kakak ipar melakukan hal ini pada adik iparnya?” Ujarnya sambil mengeluarkan smirknya.
“ Saat ini aku belum menjadi kakak iparmu. Aku melakukan hal ini karena kau yang menggodaku pertama kali. Asal kau tahu, Kim Dasom. Aku ini namja normal. Aku tidak akan membuang kesempatan ini begitu saja.” Ujar Myungsoo sambil merobek lingerie miliknya dan mengeluarkan smirknya. “ Lihatlah! Kau sudah basah. Mengapa kau menahannya? Seharusnya kau memintaku untuk menyentuhmu.” Lanjut Myungsoo sambil mengarahkan juniornya ke dalam miss V miliknya.
“ Geumane, Kim Myungsoo! Jebal!” Pintanya sambil menatap sendu pada Myungsoo.
“ Seharusnya kau bersikap lembut padaku seperti ini sebelumnya. Aku sangat menyukai sikap lembutmu ini. Dibandingkan sikap angkuhmu yang selalu kau lontarkan padaku. Semuanya sudah terlambat.” Ujar Myungsoo sambil mendorong juniornya masuk ke miss V miliknya.

Myungsoo mendorong juniornya lebih dalam lagi. Miss V miliknya merasa junior Myungsoo telah terbenam sempurna. Ia merasakan sakit bukan main. Selaput daranya telah robek. Sebisa mungkin ia menahan air matanya. Terlebih lagi di depan namja yang memperkosanya saat ini. Myungsoo mulai menggerakan juniornya. Awalnya terasa sakit baginya. Namun, tak bisa dipungkuri bahwa ia sangat menikmatinya. Matanya menatap nanar pada Myungsoo. Sedangkan Myungsoo membalasnya dengan mengeluarkan smirknya. Seakan-akan Myungsoo adalah pemenang dalam permainan mereka. Sebisa mungkin ia menahan desahannya. Ia tak ingin Myungsoo menjadi lebih liar lagi saat mendengar desahannya.

Junior Myungsoo menghujam miss V miliknya sangat cepat. Walaupun ia tak ingin, namun tubuhnya merespon tiap sentuhan Myungsoo. Kedua tangannya menarik kepala Myungsoo lalu menempelkannya pada dadanya. Myungsoo mengulum payudara kanannya mulai menjilati, menyusu, bahkan menggigit putingnya. Sedangkan payudara kirinya diremas dengan kasar. Myungsoo melepaskan kulumannya lalu mencium bibirnya kembali. Tanpa melepaskan juniornya yang masih menghujam di miss V miliknya. Bibirnya membalas tiap lumatan yang diberikan oleh Myungsoo. Akhirnya Myungsoo mencapai klimaksnya. Sudut bibirnya pun tersenyum lelah.
“ Ini adalah klimaks pertamaku. Aku tak akan menghentikannya sebelum aku merasa puas.” Ujar Myungsoo sambil menghujam miss V miliknya lagi sambil mengeluarkan smirknya, sedangkan ia membelalakan matanya tak percaya.

Myungsoo menarik tubuhnya hingga ia duduk di atas pangkuannya. Tangan Myungsoo memegang pantatnya untuk menggerakan tubuhnya. Mata mereka saling menatap. Tak ada satu pun diantara mereka yang berbicara. Ia pun mengalihkan pandangan matanya. Kini matanya memandang bibir Myungsoo yang menurutnya sangat menggairahkan. Tanpa sadar ia mendekatkan wajahnya pada Myungsoo. Bibirnya melumat bibir Myungsoo dengan ganas. Bahkan tangannya telah mengalung pada leher Myungsoo. Myungsoo pun membalas tiap lumatannya. Myungsoo melepaskan tangannya dari pantatnya. Kini tangan Myungsoo meremas payudaranya dengan kasar. Tanpa melepaskan ciuman mereka. Tubuhnya pun terus bergerak agar junior Myungsoo tetap menghujam miss V miliknya. Myungsoo membaringkan tubuhnya kembali. Ia sempat kecewa saat Myungsoo melepaskan ciuman mereka bahkan remasannya. Kini Myungsoo mengaitkan jari-jemari mereka. Myungsoo mencium keningnya. Matanya terbelalak tak percaya. Saat Myungsoo melepaskan ciumannya, detik itu juga Myungsoo menghujam miss V miliknya dengan tempo yang sangat cepat. Bahkan ia tak sanggup menyeimbangi pergerakan Myungsoo. Tubuhnya menerima dengan pasrah tiap hujaman Myungsoo.

Myungsoo membuka matanya dengan perlahan-lahan. Matanya merasa asing dengan pandangannya. Ternyata ia tidur di kamar Dasom. Matanya melirik ke arah sampingnya. Matanya menemukan sosok Dasom sedang tidur dengan damainya. Matanya terbelalak ketika melihat payudara Dasom. Ia baru ingat. Ternyata mereka bercinta semalaman. Bahkan tubuh Dasom penuh dengan ukiran kissmark buatannya. Tangannya menarik selimut lalu menyelimuti tubuh Dasom. Detik itu juga, ia mengecup singkat wajah Dasom. Ia tidak menyangka akan melakukan hal itu dengan Dasom. Padahal selama ia berhubungan dengan Ji Won. Mereka tak pernah bercinta seperti itu. Mereka hanya melakukan ciuman panas saja. Tak pernah terpikirkan sedikit pun olehnya bercinta dengan adik iparnya. Tangannya terulur untuk mengambil pakaiannya yang berserakan lalu mengenakannya. Saat mengancingkan kemeja terakhirnya, ia membelalakan matanya ketika melihat kedua pembantunya berdiri di depan pintu kamar Dasom.
“ Sejak kapan kalian berdiri disana? Masuklah dan tutup pintunya!” Titahnya sambil menatap tajam pada kedua pembantunya. Kedua pembantu itu pun bergegas masuk dan menutup pintu kamar Dasom. Meskipun jarak antara kamar Dasom dan Ji Won berjauhan, seharusnya ia mengunci pintu kamar Dasom. Ia tak tahu harus bersikap seperti apa jika yang masuk adalah Ji Won. Beruntung yang masuk adalah kedua pembantunya.
“ Kami baru saja masuk, tuan.” Ujar salah satu pembantu itu.
“ Biarkan Dasom tidur. Dimana Ji Won?” Tanyanya dengan dingin.
“ Nde, tuan. Ji Won agashi sedang menyiapkan sarapan di dapur.” Ujar pembantu itu.
“ Araseo. Sebaiknya kalian tutup mulut tentang kejadian ini!” Titahnya, sedangkan kedua pembantu itu mengangguk kepalanya.

Matanya melirik ke arah Dasom sebelum ia keluar dari kamar. Tanpa sengaja ia melihat bercak noda darah pada selimut yang dipegang oleh salah satu pembantunya. Perasaan menyesal pun menyelimuti hatinya. Ia telah merenggut milik Dasom yang paling berharga. Tak pernah terpikirkan olehnya bahwa Dasom masih perawan. Mengingat sikapnya yang tidak sopan. Selain itu, Dasom telah lama tinggal di London. Pergaulan di London sangat berbeda dengan di Seoul. Menurutnya pergaulan di London terlalu bebas. Bahkan Dasom selalu menggodanya. Dimatanya Dasom seperti nappeun yeoja. Dari awal Dasom telah memintanya berhenti. Namun, egonya terlalu tinggi. Bahkan ia benar-benar terpikat pada Dasom. Ia pun berhenti mencumbu saat Dasom merengek kelelahan padanya. Mereka bercinta mulai dari jam 1 malam hingga 5 pagi. Mengingat percintaan panas mereka, membuatnya menginginkan lagi. Ia pun menggelengkan kepalanya lalu keluar dari kamar Dasom.
“ Apakah kita tidak salah melihat tadi? Tuan muda Kim berada di kamar Dasom agashi?” Tanya salah satu pembantu itu.
“ Matamu masih normal bukan? Apakah kau memperhatikan penampilan tuan muda Kim tadi?” Tanya pembantu itu, sedangkan pembantu lainnya menganggukan kepalanya. “ Penampilan tuan muda Kim sangat berantakan. Lihatlah Dasom agashi! Tubuhnya telanjang dibalik selimut itu. Apakah tuan muda Kim memperkosa calon adik iparnya? Padahal Dasom agashi terlihat membenci tuan muda Kim. Aku benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran orang kaya. Mereka bertindak semaunya karena mempunyai banyak uang. Sebaiknya kita menutup mulut agar tuan muda Kim tidak memecat kita!” Lanjut pembantu itu dan lagi-lagi pembantu lainnya menganggukan kepalanya.

Dasom terbangun dari tidur. Ia merasa tubuhnya sangat lemas. Selangkangannya pun terasa begitu sakit. Bahkan ia tak sanggup melangkahkan kakinya. Ia tak menyangka Myungsoo akan memperkosanya seperti itu. Awalnya ia hanya ingin menggoda Myungsoo saja, namun Myungsoo benar-benar tergoda. Bahkan menyiksa tubuhnya selama 5 jam. Kakinya berjalan dengan perlahan-lahan sambil menuruni anak tangga. Lagi-lagi ia menatap nanar pada sepasang kekasih yang sedang sarapan. Terlihat Ji Won sedang menyuapi Myungsoo dengan mesranya. “ Ciiih, bahkan raut wajahnya tak menunjukan rasa bersalahnya.” Pikirnya. Kakinya terus melangkah dengan tertatih-tatih sambil menahan rasa sakitnya. Tangannya mendorong kursi lalu duduk disana. “ Good morning.” Sapanya.
“ Kau terlambat bangun, Dasom-ya.” Ujar Ji Won sambil mengambilkan makanan untuknya.
“ Nde. Aku terjaga semalaman karena mencari apartemen untukku.” Elaknya sambil mengoles rotinya dengan selai stoberi.
“ Mwo? Apartemen? Bussunsuriya? Apakah kau tidak nyaman tinggal disini?” Tanya Ji Won tak mengerti.
“ Nde, aku tidak nyaman tinggal disini.” Ujarnya sambil menatap tajam Myungsoo.
“ Bussunsuriya? Bahkan rumah ini masih mempunyai banyak ruang kosong.” Tanya Ji Won benar-benar tak mengerti.
“ Aku tidak nyaman karena aku tidak ingin menganggu kalian dengan kehadiranku disini. Aku sudah meminta pada Myungsoo oppa untuk mencarikan apartemen untukku. Geunde, dia tidak menyetujuinya. Lagipula aku sudah berencana untuk menetap di Seoul selamanya. Appa juga sudah menyetujui rencanaku ini. Aku akan mulai bekerja dan ingin hidup mandiri. Apakah aku salah kali ini, onnie?” Tanyanya sambil tersenyum manis pada Ji Won, sedangkan kakinya di bawah meja lagi-lagi menggoda Myungsoo dengan mengelus-elus kaki Myungsoo.
“ Kau sama sekali tidak menganggu kami, Dasom-ya. Geunde jika keputusanmu sudah seperti itu dan appa menyetujuinya, maka aku pun akan menyetujuinya.” Ujar Ji Won sambil tersenyum. “ Sebaiknya kau membantunya mencari apartemen untuknya, oppa! Apalagi dia belum lama tinggal di Seoul.” Pinta Ji Won pada Myungsoo.
“ Tak perlu, onnie. Aku tak ingin meminta bantuan untuk kedua kalinya pada orang yang sama. Terlebih lagi Myungsoo oppa menolak permintaanku itu. Ia menyuruhku untuk tetap tinggal disini. Lagipula aku hanya meninggalkan Seoul selama 5 tahun. Aku bisa meminta bantuan pada temanku.” Ujarnya sambil menunjukan beberapa kontak temannya di ponselnya.
“ Kau memintanya tanpa memberikan alasan padaku. Geunde setelah mengetahui alasanmu, maka aku akan membelikan apartemen untukmu.” Ujar Myungsoo, sedangkan ia menghentikan gerakan jarinya pada ponselnya.
“ Jeongmal? Gomawo, Myungsoo oppa.” Ujarnya sambil tersenyum manis.
“ Geunde, dimana kau akan bekerja?” Tanya Ji Won.
“ Appa telah menempatkanku di perusahaannya. Aku akan menjadi presdir sementara disana. Aku tidak bisa berlama-lama disini. Aku harus menemui temanku.” Ujarnya sambil beranjak. Saat berdiri, ia tak sanggup untuk melangkahkan kakinya. Selangkangannya masih terasa sakit. Bahkan terasa ngilu. Matanya menatap tajam pada Myungsoo. Namun, Myungsoo membalasnya dengan tatapan tak mengerti. Ia pun berusaha untuk melangkahkan kakinya dengan perlahan-lahan. Namun nihil, rasa sakit itu semakin terasa saat digerakkan. “ Aaawww, appo.” Ringisnya sambil memegang kakinya.
“ Neo gwaenchana, Dasom-ya? Apakah kau sedang sakit? Aku akan mengantarkanmu ke rumah sakit. Wajahmu terlihat pucat sekali.” Panik Ji Won sambil memegang pundaknya.
“ Nan gwaenchana, onnie. Mungkin aku terlalu lelah semalaman. Sepertinya istirahat sudah cukup bagiku.” Elaknya sambil menatap tajam pada Myungsoo. “ Semua ini karena perbuatannya. Seandainya dia menghentikannya secepat mungkin. Mungkin aku tidak akan kesakitan seperti ini. Dia benar-benar kejam. Nappeun namja.” Pikirnya.

Myungsoo menatap kepergian Dasom dengan perasaan khawatir. Ia tahu Dasom sedang menahan rasa sakitnya. Ia ingat betul saat mencumbu Dasom. Ia terlihat sangat brutal. Telinganya begitu tuli mendengar rintihan kesakitan yang terlontar dari mulut Dasom. Dirinya telah dikuasai oleh nafsu yang begitu besar. Matanya masih tak lepas memandang Dasom yang berjalan tertatih-tatih.





TBC


Tidak ada komentar: