Selasa, 13 Oktober 2015

[SERIES] Touch Me Part 2

[SERIES] Touch Me Part 2
Title                 : Touch Me Part 2
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Romance, Angst, Married Life, and Yadong
Main Cast        : Kim Myungsoo and Kim Dasom
Other Cast       : Kim Ji Won, Lee Jonghyun, Kim Soo Hyun, Song Joong Ki, Kang Min Hyuk, Krystal Jung, Kim Sunggyu, Cho Kyuhyun



Preview

Myungsoo menatap kepergian Dasom dengan perasaan khawatir. Ia tahu Dasom sedang menahan rasa sakitnya. Ia ingat betul saat mencumbu Dasom. Ia terlihat sangat brutal. Telinganya begitu tuli mendengar rintihan kesakitan yang terlontar dari mulut Dasom. Dirinya telah dikuasai oleh nafsu yang begitu besar. Matanya masih tak lepas memandang Dasom yang berjalan tertatih-tatih.


Next

Kini waktunya makan siang. Myungsoo keluar dari ruangan kerjanya menuju ruang makan. Setibanya disana, matanya tak melihat keberadaan Dasom. Ia melihat pembantunya sedang menyiapkan sebuah nampan dan beberapa makanan. “ Untuk siapa makanan itu?” Tanyanya.
“ Dasom agashi meminta saya untuk membawakan makanan ini ke kamarnya.” Ujar pembantu itu.
“ Ji Won eodi?” Tanyanya kembali.
“ Ji Won agashi pergi keluar sedari tadi, tuan muda.” Ujar pembantu itu.
“ Araseo. Aku akan membawakan makanan ini. Sebaiknya kau melanjutkan pekerjaanmu.” Titahnya.
“ Nde, tuan muda.” Ujar pembantu itu lalu memberikan nampan itu padanya.

Dasom sedang bersandar pada ranjangnya sambil memainkan ponselnya. Pintu kamarnya pun terbuka. Awalnya ia merasa senang karena makanan yang dinantinya telah datang. Rasa senang itu pudar saat sosok Myungsoo muncul dibalik pintu kamarnya. Sedangkan Myungsoo berjalan menghampiri Dasom sambil membawa nampan. Lagi-lagi matanya harus melihat tatapan tajam Dasom. Tangannya menyimpan nampan itu di meja. Matanya menatap wajah pucat Dasom. Tanpa sadar tangan terulur memegang kening Dasom. Untuk memastikan kondisi Dasom. Ia benar-benar menyesali perbuatannya. Tangannya mengeluarkan sesuatu dibalik celananya. Terlihat Dasom mengernyitkan keningnya tak mengerti.
“ Ini obat pereda nyeri untukmu.” Ujar Myungsoo sambil memberikan obat itu.
“ Sepertinya kau mempunyai banyak obat ini. Apakah kau sering melakukannya dengan Ji Won? Merasakan caramu memperkosaku terlihat sangat mahir.” Tanya Dasom sambil mengeluarkan smirknya.
“ Mendengarmu bicara seperti itu membuatku seperti pelaku pemerkosaan yang paling kejam. Padahal kau sangat menikmatinya. Aku tak ingin berdebat denganmu saat ini. Apakah alasanmu ingin mempunyai apartemen itu adalah benar? Apakah kau membohongi kami?” Tanya Myungsoo sambil menyuapi Dasom, sedangkan Dasom terlihat berpikir sambil mengunyah makanannya.
“ Tubuhku mungkin sangat menikmatinya, geunde tidak dengan hatiku. Nde, aku akan mulai bekerja lusa. Semakin cepat kau membelikan apartemen untukku, maka semakin baik. Kau tak perlu khawatir. Pintu apartemenku selau terbuka untukmu. Bukankah itu lebih baik untuk kita bermain-main disana? Agar kau tidak ketahuan oleh Ji Won maupun kedua pembantu rumah ini. Aku mendengar caramu menyuruh mereka untuk menutup mulutnya. Tanpa aku memberitahunya, cepat atau lambat Ji Won pasti mengetahuinya. Jika kita bermain-main di rumah ini. Otte?” Ujar Dasom sambil membelai wajah Myungsoo.
“ Sepertinya kau telah merencanakan semuanya. Kau sungguh picik, Dasom-ya. Aku akan mengikuti permainanmu ini hingga akhir. Aku sangat penasaran siapa pemenangnya.” Ujar Myungsoo sambil menatap tajam Dasom.
“ Nado.” Ujar Dasom sambil mengecup singkat bibir Myungsoo.

Saat Dasom hendak melepaskan kecupannya, Myungsoo menahan leher Dasom. Myungsoo melumat bibir Dasom dengan ganas. Dasom tak kalah pun membalasnya. Mereka pun melepaskan ciumannya. Myungsoo mencium kening Dasom sangat lama. Dasom hanya mengerjapkan matanya tak mengerti. Hatinya bergemuruh saat Myungsoo mencium keningnya. Sedangkan perasaan bencinya semakin membara saat Myungsoo mencumbunya. Setelah itu, Myungsoo keluar dari kamar Dasom.

Myungsoo mencari sebuah apartemen untuk Dasom. Ia begitu penasaran dengan permainan selanjutnya. Baginya ia memiliki sebuah mainan baru. Dasom begitu menantang dalam hidupnya. Hingga detik ini ia tidak mengetahui alasan Dasom membencinya. Kadang ia merasa penasaran dengan sorot mata Dasom yang memancarkan kesedihan begitu mendalam. Kadang ia merasa sorot mata Dasom penuh kebencian saat menatapnya dan Ji Won. Kadang ia merasa tersentuh saat Dasom tersenyum melihat calon mertuanya tersenyum bahagia. Dari pandangannya ia dapat menyimpulkan bahwa Dasom sangat menyayangi calon mertuanya. Namun, Dasom sangat membencinya dan Ji Won. Entah untuk alasan apa. Ia harus mencari jawaban itu sendiri. Ia menelusuri ruang demi ruang yang ada di apartemen itu. Saat melihat kamar tidur, tiba-tiba muncul bayangan saat ia mencumbu Dasom.
“ Sial! Aku menginginkannya saat ini.” Geramnya sambil mengacak rambutnya frustasi.

Dasom berdiri di balkon kamarnya. Matanya menatap pemandangan di sekitarnya. Tangannya memegang pagar. Hidungnya menghirup udara sore hari yang menurutnya begitu sejuk. Matanya menyipit melihat mobil Myungsoo terparkir di halaman rumahnya. Terlihat Myungsoo keluar dari mobilnya dengan tergesa-gesa. Ia memilih untuk mengabaikannya. Entah mengapa hari terasa begitu melelahkan baginya. Matanya pun terpejam untuk merasakan hembusan angin yang menerpa tubuhnya. Namun, ia merasakan sebuah tangan melingkari perutnya. Bahkan bahunya terasa berat karena harus menahan kepala seseorang. Tangan yang melingkari perutnya telah berpindah membuka kancing kemejanya satu persatu.
“ Apa yang kau lakukan, Mr. Kim?” Tanyanya sambil membuka matanya.
“ Aku menginginkanmu.” Bisik Myungsoo tepat pada telinganya.
“ Apakah bercinta semalaman masih belum cukup untukmu?” Tanyanya sambil menahan pergerakan tangan Myungsoo.
“ Ani. Justru aku ingin bercinta denganmu hingga kau mati kelelahan. Aku tak bisa menahannya lagi. Jangan halangi aku!” Ujar Myungsoo sambil mengeluarkan smirknya dan menggendongnya ke dalam kamar.

Myungsoo menghempaskan tubuh Dasom ke ranjang lalu menindihnya. Dasom hanya bisa menerima perlakuan Myungsoo dengan pasrah. Dasom merasa tubuhnya sangat lemas. Myungsoo melumat bibir Dasom. Bibir Myungsoo menyesap bibir atas dan bawah Dasom. Dasom pun membalas tiap lumatan Myungsoo. Tanpa melepaskan ciumannya, tangan Myungsoo membuka ikat pinggang dan celananya. Tak lupa tangan Myungsoo pun membuka celana Dasom. Myungsoo menggesek-gesekan juniornya pada miss V Dasom. Dasom melepaskan ciuman mereka.
“ Jangan menggodaku, nappeun namja!” Ujar Dasom sambil menarik kepala Myungsoo lalu melumat bibir Myungsoo.

Myungsoo memasukan juniornya pada miss V Dasom. Dasom menggigit bibir Myungsoo dibalik ciumannya untuk menahan rasa sakitnya. Myungsoo sengaja membiarkan bibirnya karena ia mengetahui Dasom sedang menahan rasa sakitnya. Mungkin Myungsoo sedikit egois karena miss V Dasom belum sembuh total. Namun, Myungsoo tak bisa menahan hasratnya.
“ Aku harap kau tak menyesal, Dasom-ya.” Ujar Myungsoo dibalik hujamannya.
“ Aku tak akan pernah menyesal. Justru kau yang akan menyesal pada akhirnya.” Balas Dasom sambil menghapus peluh di wajah Myungsoo.
“ Aku telah membeli apartemen sesuai permintaanmu. Aku membeli apartemen itu karena dekat dengan kantormu. Selain itu, apartemen itu sesuai dengan seleramu.” Ujar Myungsoo sambil menarik Dasom dalam pangkuannya. Junior Myungsoo pun terus menghujam miss V Dasom. Sedangkan Dasom membenamkan wajahnya pada bahu Myungsoo.
“ Aku tak menyangka kau bergerak begitu cepat, Mr. Kim. Apakah kau menyelidikiku selama ini? Bahkan kau tahu seleraku.” Ujar Dasom sambil menciumi leher Myungsoo.
“ Sepertinya aku tidak perlu menjawab pertanyaanmu. Kau sudah mengetahui jawabannya.” Ujar Myungsoo sambil mengeluarkan smirknya.
“ Apakah kau berencana tinggal bersamaku disana?” Ujar Dasom sambil membaringkan tubuh Myungsoo. Kini Dasom berada di atas tubuh Myungsoo sambil menggoyangkan pinggulnya Tangan Myungsoo pun membantu pergerakan Dasom.
“ Sepertinya aku pun tak perlu menjawab pertanyaan ini.” Ujar Myungsoo sambil meremas payudara Dasom dengan kasar.
“ Nappeun namja.” Geram Dasom.

Detik itu juga, Dasom melumat bibir Myungsoo dengan ganasnya. Hingga Dasom menghentikan pergerakan pinggulnya. Myungsoo yang merasa hampir klimaks mengubah posisi mereka. Kini Dasom berada di bawah tubuh Myungsoo. Tanpa melepaskan ciumannya, Myungsoo menghujam Dasom dengan cepat. Dasom melepaskan ciuman mereka lalu mendesah dengan nikmatnya. Akhirnya Myungsoo klimaks. Bahkan Myungsoo mengeluarkan spermanya di dalam rahim Dasom. Dasom membelalakan matanya sambil bergegas mengeluarkan junior Myungsoo dari miss V miliknya.
“ Namja babo. Mengapa kau mengeluarkannya di dalam? Bagaimana kalau aku hamil? Aku tak ingin mempunyai anak dari kakak iparku sendiri. Terlebih lagi kau melakukannya siang hari.” Protes Dasom.
“ Kau tidak akan hamil karena saat ini bukanlah masa suburmu. Lain kali aku akan membawa pengaman. Lagipula kau yang menggodaku pertama kali.” Bela Myungsoo.
“ Wow daebak. Bahkan kau mengetahui masa suburku. Nappeun namja. Keluarlah!” Usir Dasom.

Ji Won masuk ke rumahnya sambil membawa gaun rancangannya sendiri untuk Dasom. Meskipun Dasom adalah adik tirinya. Namun, ia begitu menyayangi Dasom. Sebelum kepergian Dasom ke London, Dasom selalu memperlakukannya dengan buruk. Bahkan tak segan-segan menyakitinya. Ia melihat perubahan pada Dasom setelah pulang dari London. Dasom tak pernah memperlakukannya dengan buruk. Bahkan Dasom lebih menghormatinya. Hatinya merasa bahagia saat melihat Dasom tersenyum manis padanya. Hidupnya terasa sempurna. Ia memiliki ayah yang begitu menyayanginya, meskipun hanya ayah tiri. Adiknya yang memperlakukannya dengan baik, dan namja yang dicintainya. Bahkan namja itu telah berstatus sebagai tunangannya. Saat tangannya terulur membuka pintu kamar Dasom, tiba-tiba pintu kamar terbuka. Matanya terbelalak tak percaya melihat Myungsoo keluar dari kamar Dasom.
“ Apa yang kau lakukan di kamar Dasom, oppa?” Tanyanya, sedangkan Myungsoo terlihat sedikit terkejut.
“ Onnie.” Sapa Dasom sambil memeluknya. “ Myungsoo oppa baru saja mengantarkan makan siang untukku. Bukankah calon kakak iparku ini sungguh perhatian padaku? Bukan hanya itu saja. Myungsoo oppa memberikan kejutan padaku. Dia membelikan apartemen untukku. Ini dia kuncinya.” Jelas Dasom sambil menunjukan kunci apartemennya, sedangkan ia menatap tunangannya. Awalnya ia merasa curiga pada tunangannya itu. Dari awal kedatangan Dasom ke rumahnya, Myungsoo tidak menyukai adiknya itu. Namun, ia tidak menyangka bahwa Myungsoo begitu memperhatikan adiknya. “ Ige mwoya? Apakah ini untukku, onnie? Ah, yoeputta.” Tanya Dasom sambil mengambil gaun yang ada di tangannya.
“ Nde. Apakah kau menyukainya? Ini adalah gaun rancanganku sendiri.” Tanyanya sambil tersenyum.
“ Nde. Aku akan mencobanya di kamarku. Gomawo, onnie.” Ujar Dasom sambil tersenyum lalu masuk ke kamarnya.
“ Apakah benar oppa membelikan apartemen untuknya?” Tanyanya.
“ Nde. Bahkan aku yang memilih apartemen itu. Aku pun mengecek tingkat keamanan apartemennya. Mengapa kau pergi tanpa berpamitan padaku? Aku mencarimu kemana-mana. Bahkan ponselmu tidak aktif.” Tanya Myungsoo sambil merangkulnya.
“ Jeongmal mianhae. Aku sedang terburu-buru tadi.” Sesalnya.

Sementara itu di dalam kamar, Dasom melemparkan gaun pemberian Ji Won ke lantai. Tangannya terulur untuk mengambil ponselnya. Lalu ia mengetik sesuatu. Matanya memandang nanar ranjangnya. Ranjangnya terlihat berantakan akibat percintaan panasnya dengan Myungsoo. Ia merasa telah menjadi yeoja murahan. Demi membalaskan dendamnya, ia rela memberikan benda paling berharga pada namja yang dibencinya. Namja yang telah melupakannya begitu saja. Bahkan namja itu hadir kembali dengan status yang mengejutkannya. Sebagai tunangan dari kakak tirinya yang sangat dibencinya. Awalnya ia sangat bahagia melihat Myungsoo kembali. Namun rasa bahagianya pudar begitu saja, saat mengetahui Myungsoo bertunangan dengan Ji Won.

-o0o-

Dasom mengemas barangnya ke dalam koper. Ji Won pun turut membantunya. Sedangkan Myungsoo menyandarkan tubuhnya pada dinding menyaksikan pembicaraan antara kakak dengan adiknya itu. Myungsoo tersenyum nanar mendengar suara Dasom yang begitu lembut pada Ji Won. Myungsoo tahu bahwa Dasom sedang berakting. Akting Dasom mungkin bisa mengelabuhi Ji Won, namun tidak dengannya. Setelah selesai, Myungsoo membantu Dasom membawakan kopernya menuju mobil Dasom.
“ Jika kau mempunyai waktu senggang, maka berkunjunglah ke apartemenku! Aku akan menunggu kedatanganmu, onnie.” Ujar Dasom sambil memeluk Ji Won, sedangkan Dasom mengedipkan sebelah matanya pada Myungsoo. “ Aku harap kau berkunjung ke apartemenku malam ini.” Bisik Dasom tanpa suara, hanya gerakan mulutnya saja pada Myungsoo. Sedangkan Myungsoo mengeluarkan smirknya.
“ Nde. Aku pasti akan meluangkan waktuku untuk mengunjungimu.” Ujar Ji Won sambil melepaskan pelukannya.
“ Jagalah onnie disini, oppa! Aku pergi sekarang. Annyeong.” Pamit Dasom, sedangkan Myungsoo mengacungkan jempol tangannya sambil tersenyum dan merangkul Ji Won.

Dasom menyalakan mobilnya. Mulutnya mengeluarkan smirknya sambil menatap ke arah Myungsoo dan Ji Won. Ia pun mulai melajukan mobilnya. Selama perjalanan, otaknya memikirkan cara untuk membuat Myungsoo dan Ji Won menderita. Tiba-tiba muncul bayangan ibunya dalam benaknya. Detik itu juga, ia memutarbalikkan mobilnya. Kini mobilnya berhenti tepat di depan rumah sakit jiwa. Kakinya melangkah menuju ruangan yang sudah 5 tahun tak pernah dikunjunginya. Matanya menatap sendu sosok yeoja paruh baya yang sedang merajut dengan senyum damainya. Yang tak lain adalah ibu kandungnya. Tangannya terulur membuka pintu ruangan itu. Terlihat ibunya menatapnya sambil tersenyum. Kakinya melangkah menghampiri ibunya. Matanya pun tak kuasa menahan air matanya.
“ Omma.” Gumamnya disela tangisannya sambil memeluk ibunya, namun ibunya diam saja. Tidak meresponnya maupun menolaknya. “ Bagaimana keadaanmu, omma? Jeongmal mianhae. Aku telah meninggalkanmu disini sendirian selama 5 tahun ini. Apakah kau tahu, omma? Aku telah lulus di universitas impianmu, omma. Aku pun berhasil menjadi presdir di perusahaan appa. Omma tidak perlu khawatir. Aku akan berusaha menjaga hak milik kita. Aku tak akan membiarkan mereka yang menyakitimu mengambil semuanya. Aku akan membalaskan dendammu. Bahkan aku telah melakukannya. Walaupun aku tidak tahu akhirnya. Aku sangat berterima kasih pada Tuhan karena telah merenggut nyawa yeoja murahan itu. Geunde, anaknya masih tinggal di rumah kita. Bahkan menikmati semuanya. Aku akan membuat anak itu menderita, omma. Aku mohon bersabarlah, omma. Aku pasti mengeluarkanmu dari sini. Aku mohon cepatlah sembuh. Aku sangat merindukanmu, omma. Terutama kasih sayang darimu.” Ujarnya sambil memegang tangan ibunya.

Perasaannya menjadi lega setelah bertemu dengan ibunya. Ia pun mengecup kening ibunya sebelum pergi meninggalkannya. Saat akan beranjak pergi, tiba-tiba ibunya menahan tangannya. Ibunya memberikan syal rajutannya, tanpa bicara sepatah kata pun. Ia menerimanya sambil menangis. Matanya menatap ke arah ibunya. Tangan kanannya memegang syal itu. Sedangkan tangan kirinya mengepal sangat kuat. Ia pun memutuskan untuk keluar dari ruangan ibunya. Ia memasuki dan melajukan mobilnya dengan pandangan kosong. Tanpa sadar, mobilnya berhenti tepat di depan gedung apartemen. Entah apa yang membawanya melangkah ke apartemen yang sangat di takutinya. Tangannya pun terulur menekan bel pintu. Tiba-tiba pintu terbuka lalu munculah sosok namja yang di bencinya. Namja yang telah mengkhianatinya demi mendapatkan cinta Ji Won. Namja itu adalah mantan kekasihnya, Lee Jonghyun.
“ Dasom-ya.” Sapa Jonghyun, sedangkan Dasom memilih bergegas masuk ke apartemen dibandingkan menyapa Jonghyun. “ Apa yang membawamu datang ke apartemenku? Bukankah kau pindah ke London? Sejak kapan kau kembali ke Seoul?” Tanya Jonghyun bertubi-tubi.
“ Kau sama sekali tidak berubah, Jonghyun-ya. Aku sangat haus. Bisakah kau membawakan minuman untukku?” Tanyanya sambil memegang lehernya, sedangkan Jonghyun pergi ke dapur untuk mengambilkan minuman.
“ Minumlah!” Titah Jonghyun sambil memberikan gelas yang berisikan air minum padanya. “ Jawablah pertanyaanku!” Lanjut Jonghyun.
“ Neomu bogosipeo, Jonghyun-ya. Aku kembali saat pesta pertunangan mantan kekasihmu. Mengapa aku tidak melihatmu saat pesta pertunangan itu? Apakah kau tidak datang karena tidak sanggup untuk menyaksikan yeoja yang kau cintai bertunangan dengan namja lain?” Tanyanya sambil mengeluarkan smirknya.
“ Apakah kau datang kesini karena ingin menghinaku? Sebaiknya kau pergi dari sini!” Usir Jonghyun.

Ia pun beranjak dari duduknya. Kakinya melangkah menghampiri Jonghyun. Terlihat Jonghyun menatapnya tak mengerti. Kini ia duduk di pangkuan Jonghyun. Tangannya pun mengalung manis pada leher Jonghyun. “ Tujuanku datang kemari bukan untuk menghinamu. Aku kemari karena merindukanmu. Aku ingin menghiburmu. Aku ingin menjadi yeoja pertama yang ada disisimu saat seperti ini. Apakah aku salah? Sebaiknya kita melupakan masa lalu. Apakah kau tidak merindukanku?” Tanyanya sambil memainkan bibir Jonghyun dengan jari tangannya, sedangkan Jonghyun menatap matanya.

Jonghyun memegang jarinya. Matanya tersentak dengan tindakan Jonghyun. Namun, Jonghyun malah mencium tangannya. Setelah itu, Jonghyun menarik lehernya lalu mencium bibirnya. Bibir Jonghyun melumat bibirnya sangat menuntutnya. Ia tak menyangka Jonghyun meresponnya cepat sekali. Rencananya satu persatu telah berhasil. Ia berhasil membuat namja yang menyakitinya bertekuk lutut karena menginginkannya. Padahal hubungannya dengan Jonghyun telah berakhir sejak 5 tahun yang lalu. Jonghyun memutuskan hubungan mereka karena Jonghyun mencintai Ji Won. Semenjak itu, rasa bencinya pada Ji Won semakin kuat. Ji Won selalu merebut segalanya yang ia miliki. Ibu Ji Won menggoda ayahnya hingga mereka menikah. Bahkan ibu Ji Won membuat ibunya masuk ke rumah sakit jiwa. Meskipun ia masih kecil, namun ia tahu ketika ibu Ji Won memasukan obat pembuat gila pada makanan dan minuman untuk ibunya. Ia menyaksikan perbuatan ibu Ji Won dengan mata kepalanya sendiri. Ji Won pun berhasil merebut perhatian ayahnya. Setelah berumur 20 tahun, Ji Won pun merebut Jonghyun darinya. Semenjak itu, ia melarikan diri ke London untuk menyusun rencana pembalasan dendamnya pada Ji Won dan ibunya. Namun, ia tak menyangka musuhnya berkurang satu. Ibu Ji Won meninggal karena penyakit jantungnya. Kini yang ada dipikirannya adalah membuat Ji Won menderita.

Jonghyun menciumi lehernya sambil membuka mantelnya. Tangannya pun terulur membuka kaos yang dipakai oleh Jonghyun. Tangan Jonghyun membuka resleting belakang gaunnya sambil mengelus-elus punggungnya. Setelah berhasil, Jonghyun meremas payudaranya bahkan menyusu dan mengigitnya. Ia hanya bisa pasrah menerima perlakuan Jonghyun padanya. Semenjak Myungsoo memperkosanya, ia tidak bisa menahan hasratnya. Hasratnya yang selalu ingin disentuh, dicium, bahkan dicumbu. Tiba-tiba ponselnya berdering. Ia terlihat enggan untuk menjawab penggilan teleponnya. Namun, Jonghyun memberikan ponselnya. Terlihat Jonghyun menatap layar ponselnya.
“ Wae?” Tanyanya tak mengerti.
“ Apakah Kim Myungsoo yang meneleponmu ini adalah Myungsoo tunangannya Ji Won?” Tanya Jonghyun.
“ Nde. Bukankah dia adalah kakak ipar yang sangat perhatian? Pantas saja dia meneleponku. Sekarang sudah jam 10 malam. Aku harus menjawabnya. Chankaman!” Ujarnya sambil menatap layar ponselnya, sedangkan Jonghyun memilih untuk mengulum payudaranya kembali. “ Wae?” Tanyanya dibalik ponselnya pada Myungsoo sambil berusaha menahan desahannya.
“ Mengapa kau tidak ada di apartemenmu?” Tanya Myungsoo.
“ Aku sedang bermain dengan temanku.” Elaknya.
“ Gojitmal. Sebaiknya kau menyingkir dari namja dihadapanmu sekarang! Jika tidak, maka aku akan membuat perhitungan dengan namja itu.” Ancam Myungsoo.

Belum sempat ia bertanya, Myungsoo telah memutuskan panggilan teleponnya. “ Mengapa Myungsoo tahu aku sedang berbohong? Apakah dia mengikutiku? Apakah mungkin dia mematai-mataiku?” Pikirnya sambil menatap ponselnya. “ Sepertinya aku harus pulang sekarang. Mian.” Ujarnya sambil mendorong dada Jonghyun.
“ Aku akan mengantarmu.” Ujar Jonghyun, sedangkan ia membenarkan gaunnya.
“ Tak perlu. Aku membawa mobil. Kau masih menyimpan nomor ponselku, bukan? Jika kau merindukanku, maka hubungilah aku! Annyeong.” Pamitnya sambil mengecup singkat bibir Jonghyun.

Selama 30 menit, ia menempuh perjalanan menuju apartemen barunya. Tangannya mendorong kopernya sambil mencari kamar apartemennya. Tangannya membuka pintu apartemennya. Matanya melihat sepasang sepatu di depan pintunya. Yang ia yakini pemilik sepatu itu adalah Myungsoo. Saat kakinya melangkah masuk, tiba-tiba lampu apartemennya menyala. Matanya pun dapat melihat sosok Myungsoo yang sedang duduk di sofa.
“ Kau terlambat!” Desis Myungsoo.
“ Arra.” Ujarnya dengan malas.
“ Mengapa kau menemuinya?” Tanya Myungsoo.
“ Nugu?” Tanya kembali.
“ Mantan kekasihmu, Lee Jonghyun.” Ujar Myungsoo sambil menghampirinya.
“ Lebih tepatnya mantan kekasih tunanganmu.” Balasnya sambil mengeluarkan smirknya.
“ Apa yang kau lakukan bersamanya?” Tanya Myungsoo sambil menghimpitnya ke dinding.
“ Aku lelah, Mr. Kim.” Elaknya sambil pergi begitu saja menuju kamarnya, sedangkan Myungsoo mengikutinya dari belakang. Tiba-tiba Myungsoo menariknya hingga menghempaskan tubuhnya ke ranjang. “ Apalagi kali ini?” Tanyanya dengan pasrah.
“ Aku harap dia hanya menyentuh bibirmu saja.” Ujar Myungsoo sambil membelai bibirnya. Detik itu juga, Myungsoo mencium bahkan melumat bibirnya. Ia hanya diam saja tak membalas ciuman Myungsoo. Tubuhnya merasa tak sanggup untuk melayani dua namja sekaligus pada hari yang sama. Tangan Myungsoo membuka resleting gaunnya. Matanya menatap arah tatapan mata Myungsoo. Semenjak Myungsoo membuka gaunnya, Myungsoo tidak menyentuhnya malah memperhatikan tubuhnya.
“ Wae?” Tanyanya bingung.
“ Tubuhmu ini sangat indah. Geunde, kissmark pada tubuhmu ini membuatku muak.” Ujar Myungsoo sambil beranjak dari tubuhnya.
“ Nappeun namja. Kau muak melihat tubuhku setelah namja lain menyentuhnya. Sementara kau sendiri dengan beraninya menyentuh tubuhku. Padahal aku yakin kau selalu bercinta dengan Ji Won.” Ujarnya sambil mengeluarkan smirknya.
“ Kau salah. Aku tak pernah menyentuh Ji Won. Kami hanya sekedar berciuman tidak lebih dari itu. Kau adalah yeoja pertama yang ku sentuh. Sebaiknya kau tidur! Bukankah kau yang mengundangku untuk datang ke apartemenmu malam ini? Aku akan menemanimu tidur.” Ujar Myungsoo sambil berbaring di sampingnya dan memejamkan matanya.
“ Apakah benar aku adalah yeoja pertama yang disentuhnya? Bukankah mereka telah berpacaran selama 3 tahun? Kau tidak boleh terjebak dengan perkataannya, Dasom-ya. Apakah kau lupa? Dia telah menantangmu dalam permainan yang kau ciptakan. Mungkin ini adalah salah satu siasatnya.” Pikirnya sambil menatap Myungsoo dan berbaring disamping Myungsoo.

Myungsoo terbangun dari tidurnya begitu sinar mentari menerobos masuk melalui celah-celah matanya. Matanya menerjap beberapa kali untuk menyesuaikan pandangannya. Perutnya terasa berat. Ia melirik ke arah perutnya. Terlihat sebuah tangan sedang memeluknya. Matanya pun melirik ke arah sampingnya. Tangannya pun merapikan rambut yeoja disampingnya yang begitu berantakan. Tanpa sadar senyumnya terbit melihat yeoja itu tidur dengan damainya. Sementara matanya memandang yeoja disampingnya, tangannya mencari keberadaan ponselnya. Betapa terkejutnya ia mendapatkan banyak pesan dari sekretarisnya.
“ Ireona, Dasom-ya! Kita terlambat! Bukankah hari ini pelantikanmu sebagai presdir?” Ujarnya sambil menepuk pelan wajah Dasom.
“ Aku masih mengantuk. Jam berapa sekarang?” Tanya Dasom masih memejamkan matanya dan semakin mengeratkan pelukannya.
“ Jam 7.45 KST. Ireona! Kita hanya mempunyai waktu 15 menit.” Ujarnya sambil melepaskan pelukan Dasom, sedangkan Dasom membelalakan matanya tak percaya.
“ Sial!” Gumam Dasom sambil beranjak menuju kamar mandi.

Mereka berjalan menuju kamar mandi. Tiba-tiba tangan mereka bersentuhan saat akan membuka pintu kamar mandi. Dasom menatap tajam pada Myungsoo, agar Myungsoo mengalah padanya. Namun, Myungsoo malah membalas tatapan tajamnya.
“ Yak, nappeun namja. Tak bisakah kau mengalah padaku? Aku tidak mempunyai banyak.” Geram Dasom.
“ Yak, nappeun yeoja. Tak bisakah kau mengalah padaku juga? Aku tidak mempunyai banyak waktu. Aku harus menghadiri pelantikanmu juga. Bagaimana kalau kita mandi bersama? Otte?” Goda Myungsoo, sedangkan Dasom lebih memilih masuk ke kamar mandi.

Myungsoo pun bergegas masuk ke kamar mandi. Tanpa banyak bicara, Dasom melepaskan pakaiannya. Myungsoo hanya bisa meneguk salivanya sendiri melihat Dasom telanjang dihadapannya. Dasom yang menyadari tatapan Myungsoo mengeluarkan smirknya sambil memulai aktivitas mandinya. Awalnya Myungsoo memang tergoda oleh tubuh Dasom. Namun, saat melihat banyak kissmark di tubuh Dasom membuat Myungsoo malas menatap tubuh Dasom. Myungsoo pun memulai aktivitas mandinya. Mereka saling mengabaikan karena mengingat waktu pelantikan itu. Dasom membelalakan matanya tak percaya saat membuka lemari pakaiannya. Di dalam lemari terdapat banyak pakaian Myungsoo. Myungsoo yang merasa ditatap pun berjalan acuh mengambil pakaian kerjanya. Tak perlu membutuhkan waktu yang lama, mereka telah tiba di kantor. Dasom sengaja menumpang di mobil Myungsoo agar bisa berdandan selama perjalanan.

Saat Dasom turun dari mobil, semua mata tertuju padanya. Terutama pegawai namja. Sedangkan Myungsoo di dalam mobil tersenyum mencibir melihatnya. Pegawai yang ditunjuk sebagai sekretaris menghampiri Dasom. Sang sekretaris membawa Dasom menuju ruang pelantikan. Sepeninggalan Dasom, Myungsoo baru keluar dari mobilnya. Seperti Dasom, pegawai yeoja menatap Myungsoo penuh kagum. Myungsoo berjalan dengan dinginnya menuju ruang pelantikan sambil mengeluarkan smirknya. Myungsoo duduk di kursi yang telah disediakan. Kini Dasom berdiri di depan sambil memberikan pidatonya. Myungsoo tak bisa memungkuri bahwa Dasom memang yeoja pintar. Visi dan misi yang dilontarkan Dasom membuat Myungsoo menganggukan kepalanya dan tersenyum manis. Akhirnya proses pelantikan pun berakhir. Dasom pergi ke ruangan kerjanya, sedangkan Myungsoo mengekorinya di belakang. Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Myungsoo masuk lalu duduk di sofa dengan angkuhnya. Dasom mengangkat wajahnya lalu mengeluarkan smirknya.
“ Chukhae, atas pelantikanmu!” Ujar Myungsoo.
“ Sebaiknya kau kembali ke kantormu atau pulang ke rumah! Ji Won pasti sedang menunggumu. Terlebih lagi kau tidak pulang semalaman. Apa yang akan dia lakukan? Jika mengetahui sang tunangan tercintanya tidur dengan adiknya sendiri.” Sindir Dasom sambil berjalan lalu duduk di hadapan Myungsoo.
“ Dia tidak akan mengetahuinya. Kecuali kau yang memberitahunya. Lagipula aku ingin bicara mengenai penampilanmu. Lipstickmu itu terlalu tebal. Pakaianmu terlalu ketat dan sexy. Aku tidak ingin kau mengenakan pakaian mengerikan seperti ini. Lagipula kantor tempat untuk bekerja, bukan tempat untuk fashion show.” Larang Myungsoo sambil memperhatikan penampilan Dasom.
“ Jeongmal? Apakah menurutmu seperti itu? Geure, kita dengar pendapat orang lain!” Ujar Dasom sambil menekan tombol telepon kantornya, sedangkan Myungsoo mengernyitkan keningnya tak mengerti. “ Bisakah kau masuk ke ruanganku sekarang, sekretaris Kim? Aku menunggumu.” Titah Dasom dibalik teleponnya sambil mengeluarkan smirknya. Tak lama kemudian, sekretaris Kim datang. “ Aku ingin bertanya padamu, sekretaris Kim. Bukankah pakaian yang ku kenakan ini sungguh cantik? Apakah terlihat mengerikan bagimu?” Tanya Dasom sambil menunjuk pakaiannya dengan jari tangannya.
“ Aniyo, sajangnim. Anda terlihat cantik mengenakan pakaian itu.” Ujar sekretaris Kim dengan lugunya.
“ Apakah kau mendengarnya, predir Kim? Pakaian ini sangat cocok untukku. Bahkan aku terlihat cantik.” Ujar Dasom penuh kemenangan.
“ Kau bisa keluar sekretaris Kim.” Usir Myungsoo lalu sekretaris Kim membungkukan sebagian tubuhnya sebelum keluar.
“ Ani. Sekretaris Kim akan tetap bersamaku disini. Aku membutuhkannya.” Cegah Dasom, sedangkan sekretaris Kim yang merasa namanya disebut pun menghentikan langkahnya.
“ Araseo. Aku pergi sekarang.” Ujar Myungsoo sambil menatap tajam pada Dasom lalu keluar dari ruangan itu.
“ Jeongmal mianhae, sekretaris Kim. Aku tidak bermaksud melibatkanmu dalam pertengkaran ini.” Sesal Dasom.
“ Nan gwaenchana, sajangnim.” Ujar sekretaris Kim sambil tersenyum.
“ Geunde, sepertinya umurku lebih muda darimu. Siapa namamu?” Tanya Dasom.
“ Joneun Kim Soo Hyun imnida, sajangnim.” Ujar Soo Hyun memperkenalkan dirinya.
“ Sepertinya aku harus memanggilmu Soo Hyun oppa. Kalau begitu kau bisa memanggilku Dasom-ya. Agar kita terlihat lebih akrab. Otte?” Tanya Dasom.
“ Aniyo. Saya tetap harus memanggil anda, sajangnim. Saya harus bersikap sopan pada anda.” Tolak Soo Hyun.
“ Kau boleh memanggilku informal saat hanya ada kita berdua. Aku tidak akan memecatmu karena aku yang memintanya. Otte?” Tawar Dasom.
“ Nde, sajangnim.” Ujar Soo Hyun.
“ Aniyo. Geunde, Dasom-ya.” Ujar Dasom sambil tersenyum.
“ Ah, nde. Dasom-ya.” Ujar Soo Hyun agak kikuk.
“ Kau boleh melanjutkan pekerjaanmu kembali, Soo Hyun oppa. Aku akan memanggilmu saat aku membutuhkanmu.” Ujar Dasom, sedangkan Soo Hyun tersenyum kaku sambil membungkukan sebagian tubuhnya lalu keluar dari ruangan itu.

Tanpa terasa siang berganti menjadi malam. Dasom masih berkutik dengan laptop dan beberapa berkas yang masih menumpuk di mejanya. Tiba-tiba terdengar suara getaran ponsel. Matanya melirik pada ponselnya. Dengan sekali sentuhan tangannya, ia dapat membaca pesan di ponselnya. Bibirnya tersenyum sambil membalas pesan itu. Ia pun bergegas membereskan perlengkapan kerjanya. Kakinya berjalan keluar menuju basement kantornya. Setelah masuk mobil, tangannya terulur mengambil pakaian yang ada di kursi belakangnya. Detik itu juga, ia mengganti pakaiannya dan merias dirinya. Kini tangannya bergerak mengemudikan mobilnya menuju tempat tujuannya.

Sementara itu, Myungsoo tiada hentinya menatap ponsel. Tiba-tiba ponselnya bergetar. Tangannya bergegas mengklik tombol pada ponselnya. Keningnya mengernyit saat membaca pesan.

From: SJK
“ Aku menunggumu malam ini di tempat biasa, Dasom-ya.”
To: SJK
“ Araseo.”

Ia sengaja memasang aplikasi pelacak pada ponsel Dasom agar mengetahui aktivitas kehidupan Dasom sehari-hari. Ia memasang aplikasi pelacak itu tepat setelah mereka bercinta. Matanya terus menatap ponselnya untuk mengetahui keberadaan Dasom saat ini. Matanya terbelalak saat alat pelacak itu berhenti tepat di sebuah club. Detik itu juga, ia mengeluarkan smirknya sambil mengambil kunci mobilnya. Kini ia telah tiba di Paradise Club. Matanya menelusuri tiap ruang yang ada disana. Matanya menyipit saat melihat Dasom sedang menari bersama namja yang tak pernah dilihatnya. Terlihat Dasom menari dengan erotisnya sambil mencium bibir namja dihadapannya. Ia berdiri di lantai dua. Matanya menatap mereka ke bawah. Sedangkan bibirnya mengeluarkan smirknya.

Dasom masih melumat bibir namja dihadapannya. Tangannya pun mengalung pada leher namja itu. Sedangkan tangan namja itu memeluk tubuhnya dengan erat. Ia pun melepaskan ciumannya. Sang namja pun beralir menciumi lehernya. Ia membiarkan namja itu mencium lehernya dengan leluasa. Tanpa sengaja matanya melirik lantai dua. Ia membelalakan matanya ketika melihat Myungsoo menatapnya tajam sambil mengeluarkan smirknya. Tangannya menahan kepala namja dihadapannya agar berhenti mencium lehernya.
“ Aku harus menemui seseorang. Chankaman!” Ujarnya sambil menatap namja dihadapannya itu. Kakinya melangkah menuju lantai dua. Ia duduk di kursi miliknya. Terlihat Myungsoo berdiri dihadapannya sambil memasukan kedua tangannya ke dalam saku celananya. “ Duduklah!” Titahnya. Namun, Myungsoo malah memegang dagunya lalu mengangkat wajahnya agar menatapnya.
“ Bukankah aku pernah mengatakannya padamu? Bahwa aku muak melihat namja lain menyentuhmu? Bibirmu, lehermu, dadamu, bahkan tubuhmu adalah milikku.” Ujar Myungsoo sambil memainkan bibirnya dengan jari tangannya.
“ Atas dasar apa tubuhku adalah milikmu? Setahuku kita tidak pernah membuat kontrak seperti itu. Aniyo. Bahkan kita tidak mempunyai kontrak selain kontrak perusahaan.” Ujarnya sambil mengeluarkan smirknya. Saat Myungsoo akan membalas perkataannya, tiba-tiba namja yang  bersamanya tadi datang menghampiri mereka.
“ Nugu, Dasom-ya?” Tanya namja itu sambil menunjuk kearah Myungsoo.
“ Dia adalah calon kakak iparku, Joong Ki oppa. Otte? Bukankah calon kakak iparku ini begitu tampan?” Tanya Dasom pada namja itu yang tak lain adalah Song Joong Ki.
“ Aku rasa. Aku lebih tampan darinya.” Ujar Joong Ki sambil mengeluarkan smirknya.
“ Jangan pernah kau menyentuhnya lagi!” Ujar Myungsoo sambil menarik kerah kemeja Joong Ki.
“ Apakah kau sedang mengancamku? Jika aku menyentuhnya, maka apa yang akan kau lakukan?” Tanya Joong Ki sambil menatap tajam Myungsoo.
“ Aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri.” Ancam Myungsoo.
“ Aku rasa calon kakak iparmu ini tertarik padamu, Dasom-ya.” Ujar Joong Ki sambil melirik Dasom, sedangkan Dasom mengangkat kedua bahunya berpura-pura tak mengetahuinya. “ Jika kau memang tertarik pada Dasom, maka putuskan tunanganmu itu dan menikahlah dengan Dasom! Apakah kau berani melakukannya? Jika berani, maka aku akan melepaskan Dasom untukmu! Atau mungkin kau akan menjadi kakak iparku nanti?” Tantang Joong Ki.
“ Brengsek!” Ujar Myungsoo sambil memukul wajah Joong Ki. Joong Ki yang tak terima pun membalas tiap pukulan Myungsoo. Mereka saling berkelahi. Sedangkan Dasom duduk manis sambil meminum wine miliknya. Setelah puas menyaksikan perkelahian itu, Dasom beranjak dari sofa. Dasom berdiri tepat ditengah-tengah Myungsoo dan Joong Ki.
“ Sebaiknya kau pulang saja, Joong Ki oppa. Aku akan menengok ke apartemenmu besok. Aku pasti mengobati memar di wajahmu ini.” Ujar Dasom sambil membelai wajah Joong Ki. Sedangkan Myungsoo menatap sinis. “ Sebaiknya kita pulang sekarang. Ji Won pasti mengkhawatirkanmu. Kau tidak pulang ke rumah kemarin. Aku tidak ingin kau menginap di apartemenku lagi.” Lanjut Dasom sambil memegang tangan Myungsoo. “ Annyeong, Joong Ki oppa.” Pamit Dasom sambil menarik tangan Myungsoo keluar dari club.




TBC

Bacalah part sebelumnya dengan mengklik link dibawah ini!

Tidak ada komentar: