[SERIES]
My Boyfriend is Psychopath Part 3
Title : My Boyfriend is Psychopath
Part 3
Author : Cavela
Length : Series
Genre : Mistery
Main
Cast : Kim Myung Soo aka L and Kim
Dasom
Other Cast : Woohyun, Hoya, Sungyeol, Sungjong,
Sungkyu, Dongwoo, Jung Yonghwa, Kang Min Hyuk, Lee Jonghyun, Hyorin, Soyou,
Bora, Jung So Min, Yoon
Seung Ah, Kim Hee Seon, Han Hyo Joo, Kim Ha Neul, Im Yoon Ah, Kwon Yuri, Seo Joo Hyun aka
Seohyun, Kim Taeyeon, Shin Min Ah, Park Jiyeon, Bae Suzy, Han Ji Min, Krystal
Jung, Choi Sulli, Victoria Song, Luna, Jessica Jung, Choi Sooyoung, Tiffany
Hwang, Lee Sunkyu aka Sunny
CNBlue, Infinite, Dasom dan MC turun dari panggung untuk
menikmati acara festival kali ini. L selalu memegang tangan Dasom kemanapun dia
pergi hingga Dasom terpaksa mengikutinya. Yonghwa kesal melihat kekalahannya
dan kemesraan mereka berdua.
“ Wow, daebak! Aku masih tidak percaya bahwa kau menjadi
namjachingu dari yeoja populer seperti Dasom-ssi.” Kata Dongwoo.
“ Bukankah aku pernah bilang pada kalian bahwa aku pasti akan mendapatkannya.” Kata L sambil melihat Dasom sedangkan Dasom terpaksa tersenyum manis.
“ Chukhae, Dasom. Aku tahu kau pasti akan memilih L .” Kata
Bora dengan bangganya.
“ Chukhae, Dasom.” Kata Soyou dan Hyorin bersamaan.
“ Ah, gomawo.” Kata Dasom sambil tersenyum.
Tiba-tiba terdengar jeritan seorang yeoja dengan kerasnya dan
salah satu yeoja lainnya yang sedang berlarian menuju ke kerumunan. Yeoja itu
berlarian sambil terlihat panik sekali. Dasom melepaskan tangan L dan berlari
kecil menghampiri yeoja itu. Sedangkan L mengeluarkan smirknya sebelum
menghampirinya.
Next
“ Neo gwenchana?” Tanya Dasom pada yeoja itu.
“ Di toilet… Seohyun-ssi…” Kata yeoja itu lalu yeoja itu
pingsan dipangkuan Dasom.
“ Min Hyuk, tolong bawa yeoja ini ke ruang UKS! Aku harus
pergi sekarang.” Kata Dasom sambil menyerahkan yeoja itu pada Min Hyuk.
“ Ah, nde.” Kata Min Hyuk.
Semua siswa berlarian menuju toilet termasuk L dan Dasom.
Dasom menyelinap pada kerumunan siswa yang menyaksikan tragedi kematian
Seohyun. Setelah melihatnya, Dasom memejamkan matanya dan berjalan keluar dari
kerumunan itu. Langkah Dasom terhenti karena L berada tepat dihadapannya.
“ Aku ingin bicara denganmu. Kajja!” Ajak Dasom sambil menarik
tangan L .
“ Wae? Apakah kau ingin menuduhku sebagai pelakunya?” Tanya L
to the point.
“ Mengapa Seohyun menjadi korban kedelapan? Seharusnya dia
menjadi korban ketujuh. Geunde, bagaimana bisa terjadi pembunuhan kedelapan
sedangkan kau berada di acara festival tadi dan mataku tak pernah lepas
mengawasimu?” Tanya Dasom tak mengerti.
“ Jawabannya mudah sekali karena aku bukan pelakunya.” Kata L
.
“ Aku akan tetap mengawasimu hingga aku mendapatkan bukti
bahwa kau adalah pelaku dibalik semua pembunuhan berantai ini.” Kata Dasom
sambil menatap tajam L .
“ Sepertinya kau mempunyai impian sebagai seorang detektif
hingga kau harus bersusah payah seperti ini mencari buktinya. Sedangkan
detektif diluar sana masih kebingungan mengungkapkan pelakunya.” Kata L .
“ Nde. Aku ingin menjadi detektif bila kau adalah pelaku
sebenarnya pembunuhan berantai itu.” Kata Dasom.
“ Mengapa kau harus berbicara kasar seperti itu pada neo
namjachingu? Kajja!” Ajak L .
“ Oedigga? Apakah kau akan membunuhku?” Tanya Dasom.
“ Aku pasti akan
membunuhmu. Geunde, bukan sekarang waktu yang tepat bagimu untuk mati.” Pikirku
sambil menarik tangannya.
Dasom POV
Aku sengaja memilihnya sebagai nae namjachingu karena aku
ingin mencari bukti itu. Aku ingin mengungkapkan bahwa dia adalah pelaku
pembunuhan berantai itu. Awalnya aku mengira bahwa dia akan membunuhku. Namun
ternyata dia mengantarkanku pulang ke rumah.
“ Bagaimana kau tahu alamat rumahku?” Tanyaku penuh curiga.
“ Aku menanyakannya pada Bora. Rumahmu bagus sekali. Cha,
masuklah ini sudah malam!” Kata L .
“ Araseo. Geunde, sebagai gantinya karena kau telah
mengetahui rumahku maka aku harus mengetahui rumahmu.” Kataku.
“ Araseo. Besok aku akan membawamu ke apartemenku. Apakah kau
ingin mencari barang buktinya di apartemenku?” Tanyanya.
“ Wow, daebak! Dia bisa
mengetahui apa yang ku pikirkan. Apakah dia bisa membaca pikiran?” Pikirku.
“ Sepertinya begitu. Aku masuk sekarang.” Kataku lalu pergi
meninggalkannya.
Saat aku berjalan, dia masih berada didepan pagar rumahku dan
tersenyum padaku. Aku merasa merinding sekali melihat senyumannya itu. Saat aku
masuk kedalam rumah, ku lihat omma dan appa melihat berita itu.
Hot
News
Tanggal 1 April 2014 pukul 10.00 p.m
ditemukan sebuah mayat di toilet SMA Shinwa. Diduga korban pembunuhan berantai
yang kedelapan ini adalah siswi SMA Shinwa. Diketahui identitas korban adalah
SJH. Motif pembunuhan berantai kali ini sangatlah berbeda dari sebelumnya.
Motif kali ini tidak ada unsur pemerkosaan. Polisi berkomentar bahwa pembunuhan
berantai ini sangat cerdik sekali. Meskipun terdapat CCTV, namun sang pelaku
merusak CCTV tersebut terlebih dahulu. Polisi mengingatkan kembali agar tidak
terjadi pada pembunuhan berantai kesembilan, bagi anda yang memiliki anak yeoja
yang bersekolah tingkat SMA berhati-hatilah. Jangan membiarkan anak anda pulang
larut malam. Ini demi keselamatan anak-anak kita. Sekian dan terimakasih.
“
Dasom, mengapa kau baru pulang? Omma sangat terkejut sekali karena korban
kedelapan satu sekolah denganmu.” Kata omma sambil memukul pelan kepala Dasom.
“
Appo, omma. Omma, tenang saja! Pembunuh itu tak akan bisa membunuhku. Apakah
omma lupa, aku ini adalah atlet taekwondo bahkan aku sudah mendapatkan sabuk
hitam?” Kataku.
“
Sudahlah! Lagipula Dasom pulang dengan selamat. Siapa namja yang mengantarkanmu
tadi? Namja itu bukan Yonghwa. Jika namja itu Yonghwa pasti dia akan
mengantarkanmu hingga bertemu kami terlebih dahulu.” Tanya appa.
“
Ah, namja itu adalah nae namjachingu.” Kataku sambil menggaruk pelan kepalaku
yang tak gatal sama sekali.
“
MWO? NEO NAMJACHINGU? Mengapa tak menyuruhnya masuk dan memperkenalkannya
kepada kami?” Tanya omma tak terima.
“
Kami baru resmi berpacaran hari ini omma. Bagaimana mungkin aku langsung
membawanya masuk ke rumah?” Tanyaku tak mengerti.
“
Ah, kau benar. Lebih baik kau masuk ke kamar dan istirahat.” Titah omma lalu
aku pergi ke kamarku.
Setelah
mandi, aku tak bisa tidur sama sekali. Aku terus mengingat kejadian pembunuhan
berantai itu. Ketika korban keenam adalah Yoona. Aku sempat melihatnya
berbicara dengan L . Lalu korban ketujuh seharusnya adalah Seohyun. Namun
karena aku sempat memergoki L sedang berbicara dengannya, dia menjadi korban
kedelapan sedangkan korban ketujuh adalah siswi lain.
“
Apakah ini sebuah kebetulan saja atau memang L pelakunya? Geunde, jika dia
adalah pelakunya seharusnya dia tidak ada di acara festival itu. Selama acara
festival itu, aku selalu bersamanya bahkan dia sama sekali tak melepaskan
genggaman tangannya dari tanganku. Ah, molla. Lebih baik aku tidur sekarang.”
Gumamku lalu aku memejamkan mataku.
Aku
terbangun dari tidurku karena mendengar teriakan omma. Aku beranjak dari
ranjangku menuju kamar mandi. Setelah mandi, aku bergegas menuju ruang tamu.
Aku terkejut bukan main karena L berada disana sambil tersenyum padaku.
“
Mengapa kau ada disini?” Tanyaku sambil menghampirinya.
“
Aku sedang menjemputmu agar kau tak terlambat masuk sekolah.” Katanya.
“
Dasom, mengapa kau tak mengatakan pada omma bahwa neo namjachingu sangat tampan
seperti ini?” Tanya omma padaku sambil melihat L .
“
Omma tak pernah bertanya padaku.” Elakku.
“
Ini bekalmu. Kau harus memakannya bersama L . L, jika dia tak memberimu bekal
ini maka kau harus melaporkannya pada ommonim. Araseo?” Kata omma.
“
Araseo, ommonim.” Kata L sambil tersenyum.
“
MWO? OMMONIM? Sejak kapan kau memanggilnya seperti itu?” Tanyaku pada L .
“
Sejak tadi. Ommonim yang menyuruhku.” Kata L .
“
Arra. Kajja, kita berangkat!” Ajakku sambil menarik tangannya.
Kami
berangkat menuju sekolah menggunakan motornya. Aku sama sekali tak menyangka
dia mengendarai motornya secepat ini hingga aku terpaksa memeluknya. Akhirnya
kami tiba di sekolah. Aku dengan lemas turun dari motornya.
“
Wae? Mengapa kau terlihat lemas sekali?” Tanyanya sambil membuka helmnya.
“
Namja gila. Mengapa kau harus mengendarai motormu secepat itu? Aku tak ingin
kau mengendarainya seperti itu lagi.” Tanyaku tak terima.
“
Kau ini adalah yeoja aneh. Bukankah semua yeoja menginginkan mengendarai
motornya seperti itu bila dia bersama namjachingunya agar terlihat lebih mesra?”
Tanyanya.
“
Hal itu tidak berlaku padaku. Jam istirahat nanti, pergilah ke atap.” Kataku
lalu pergi meninggalkannya sedangkan dia berlari mengejarku.
Bel
istirahat telah berbunyi. Aku membereskan semua bukuku dan mengambil bekalku
lalu pergi menuju atap. Setelah tiba di atap, aku tidak melihatnya. Selama 15
menit aku menunggunya. Namun dia tak kunjung datang juga hingga akhirnya aku
memakan bekal itu.
“
Mengapa kau memakannya sendirian? Bukankah ommonim menyuruhmu untuk membagi
bekal itu denganku?” Tanya L dibalik tembok.
“
Ommo, kau mengagetkanku. Aku telah menunggumu disini. Geunde, karena kau tak
kunjung datang.” Elakku.
“
Aku telah berada disini sebelum kau datang. Aku tidur disana.” Katanya.
“
MWO? Apakah kau sedang membolos tadi?” Tanyaku tak percaya.
“
Nde, aku mengantuk sekali tadi. Kajja, kita makan!” Ajaknya.
“
Ah, mengapa omma menyediakan satu pasang sumpit saja? Geure, aku akan
menyuapimu.” Kataku sambil menyuapinya.
Saat
menyuapinya, aku merasakan hal yang aneh. Saat dia tersenyum, jantungku
berdetak dengan cepatnya. Saat dia menatapku, aku merasakan desiran aneh pada
tubuhku. Akhirnya bekalku habis. Aku membereskan semuanya. Setelah itu, aku
bergegas berdiri dan berjalan pelan meninggalkannya. Namun detik itu juga, dia
menarik tanganku. Dia menyuruhku duduk melalui tatapan arah matanya. Akhirnya
aku duduk dan melihat kearahnya. Dia tersenyum padaku dan mendekatkan wajahnya
padaku. Aku mengerti akan maksudnya itu hingga aku memejamkan mataku. Aku
merasakan dia mencium bibirku dengan pelan hingga melumatnya. Entah setan apa
yang merasukiku, aku membalas ciuman itu. Aku terhanyut akan ciumannya hingga
tanganku merangkul lehernya. Dia melepaskan ciuman kami.
“
Wae? Apakah kau kecewa karena aku melepaskan ciuman ini? Aku tak menyangka
bahwa kau membalas ciumanku.” Tanyanya.
“
Ani. Aku sama sekali tak kecewa. Aku membalas ciumanmu karena kau telah merebut
my first kiss.” Elakku sambil berdiri lalu berjalan meninggalkannya.
“
Aku akan menunggumu didepan gerbang setelah pulang sekolah.” Teriaknya namun
aku mengabaikannya dan tetap berjalan.
Myung
Soo aka L POV
Setelah
istirahat, aku kembali ke kelasku. Pelajaran selanjutnya telah dimulai. Namun
aku sama sekali tidak bisa konsentrasi. Aku mengingat kejadian ketika aku
mencium Dasom tadi. Ciuman yang Dasom berikan padaku sangat berbeda dengan
ciuman yang diberikan oleh para korbanku. Aku merasakan desiran aneh pada
tubuhku ini.
“ Apakah aku menyukainya? Ani, aku tak
boleh jatuh cinta padanya? Cinta adalah suatu hal yang bodoh. Aku harus
memikirkan siapa yeoja yang pantas menjadi target kesembilanku.” Pikirku.
Bel
pulang sekolah telah berbunyi. Aku menunggu Dasom di depan gerbang sekolah. Aku
menunggunya sambil memperhatikan yeoja yang lewat didepanku. Aku memikirkan
yeoja yang akan menjadi korbanku selanjutnya. Pikiranku menjadi buyar karena
Dasom ada dihadapanku.
“
Mian, aku terlambat.” Katanya sambil naik ke motorku lalu aku memberikannya
helm.
Aku
mengendarai motorku dengan pelan. Selain karena permintaannya, aku
memperhatikan setiap yeoja yang ada di jalanan. Ketika rambu-rambu berwarna
merah, aku tersenyum ketika melihat yeoja SMA yang masuk kedalam sebuah café.
Aku memperhatikannya terus hingga aku mengetahui bahwa dia bekerja part time di café itu. Setelah
rambu-rambu itu berwarna hijau, aku melajukan motorku kembali hingga tiba di
apartemenku.
“
Wow, apartemenmu besar sekali.” Kata Dasom sambil melihat ke sekeliling
apartemenku.
“
Apakah kau ingin minum jus atau wine?” Tanyaku.
“
Shirreo. Aku akan mengambilnya sendiri. Aku takut kau akan meracuniku dan
membunuhku. Bukankah ini timing yang
tepat untuk membunuhku hanya ada kita berdua disini?” Tanyanya sambil
mendekatiku.
“ Kau benar sekali. Ini adalah waktu yang
tepat untuk membunuhmu. Geunde, aku telah memiliki target yang tepat sebagai
korban kesembilanku.” Pikirku.
“
Dapurnya ada disana! Bawakan jus untukku.” Kataku sambil menunjukan arah
dapurnya.
“
Ini. Geunde, apakah kau tinggal disini sendirian?” Tanyanya sambil memberikan
jus itu.
“
Nde.” Kataku lalu meminum jus itu.
“
Apakah itu adalah foto keluargamu?” Tanyanya sambil meihat foto itu.
“
Nde.” Kataku.
“
Neo omma sangat cantik sekali dan neo appa sangat tampan. Pantas saja kau
setampan ini.” Pujinya.
“
Apakah kau sedang memujiku?” Tanyaku.
“
Nde, aku sedang memujimu karena realitasnya seperti itu. Geunde, mengapa kau
tidak tinggal bersama mereka?” Tanyanya.
“
Mereka telah meninggal.” Kataku.
“
Ah, mianhe. Aku tidak tahu.” Sesalnya.
“
Bukankah kau ingin mencari bukti itu disini? Cha, telusurilah apartemenku ini
dan cari buktinya!” Titahku.
“
Ani. Aku akan mencarinya nanti saja. Kemarilah! Tidur dipangkuanku.” Titahnya
lalu aku tidur dipangkuannya.
“
Apakah kau tahu? Aku sangat iri sekali denganmu. Kau mempunyai keluarga yang
lengkap bahkan ommonim sangat baik sekali padaku padahal aku baru bertemu
dengannya tadi pagi. Aku sangat merindukan keluargaku.” Kataku.
“
Jika kau merindukan mereka, seharusnya kau berkunjung ke makam mereka dan satu
hal lagi. Kau boleh menganggap keluargaku seperti keluargamu. Bukankah kau
adalah nae namjachingu?” Tanyanya.
“
Kau benar. Seharusnya aku mengunjungi makam mereka. Gomawo, karena kau telah
berada disisiku.” Kataku.
“ Bagaimana bisa aku membunuhmu?
Mengapa kau harus bersikap baik seperti ini bahkan keluargamu telah
menganggapku sebagai anak mereka karena aku adalah neo namjachingu?” Pikirku
sambil memejamkan mataku.
Selama
dua jam aku tertidur. Aku terbangun karena aku mencium aroma makanan. Aku
membuka mataku dan berjalan menuju dapur. Ku lihat dia sedang memasak. Aku
duduk di ruang makan dan memperhatikannya. Akhirnya dia selesai memasak dan
terkejut ketika melihatku duduk di ruang makan.
“
Ommo, mengapa kau selalu mengejutkanku? Aku memasak makanan untukmu. Kau pasti
sangat lapar. Kajja, kita makan!” Ajaknya sambil duduk dihadapanku dan
mengambil semangkuk nasi untukku.
“
Mengapa kau baik seperti ini padaku? Apakah kau baik seperti ini agar aku
mengakui bahwa aku adalah pelaku pembunuhan berantai itu?” Tanyaku disela makanku.
“
Mengapa kau harus membahasnya ketika kita sedang makan? Mari kita lupakan
pelaku pembunuhan berantai itu sejenak dan kita nikmati makanan ini.” Katanya
sambil tersenyum.
“
Apakah kau menyukaiku?” Tanyaku yang sontak membuatnya tersedak.
“
Aish jinja, mengapa dari tadi kau bertanya hal yang aneh-aneh padaku? Sekarang
simpan pertanyaanmu itu dan nikmati makanan ini! Setelah itu, antarkan aku
pulang. Araseo!” Katanya.
“
Araseo.” Kataku lalu makan kembali.
Setelah
selesai makan, aku mengantarkannya pulang. Aku sengaja melalui jalan dimana
café itu berada. Ketika rambu-rambu berwarna merah, aku tersenyum karena yeoja
SMA itu masih ada di café. Setelah rambu-rambu itu berwarna hijau, aku
melajukan motorku kembali hingga tiba di rumahnya.
“
Kau harus kembali ke apartemen sekarang! Apabila terjadi pembunuhan berantai
lagi maka aku akan menganggapmu sebagai pelakunya.” Ancamnya.
“
Aku akan menginap di rumah Woohyun. Nae chingu sedang berkumpul di rumahnya.
Cha, masuklah!” Kataku.
“
Aku akan selalu mengawasimu, araseo.” Ancamnya lalu dia masuk kedalam rumahnya.
“ Aku ingin tahu. Apakah kau akan
masih menganggapku sebagai pelakunya setelah aku mempunyai alibi yang luar
biasa seperti ini? Kita lihat, siapa pemenangnya! Apakah aku sebagai pelaku
pembunuhan berantai itu atau kau sebagai detektif yang selalu mengawasiku?”
Pikirku lalu pergi menuju rumah Woohyun.
“
Mengapa kau lama sekali?” Tanya Woohyun.
“
Mian, aku harus mengantarkannya pulang.” Kataku.
“
Ternyata kau sangat menyukainya.” Kata Sungjong sedangkan aku tersenyum
menanggapinya.
Kami
berpesta minum soju. Mereka meminum banyak soju hingga mereka cepat mabuk.
Sedangkan aku hanya meminumnya sedikit demi kelancaran misiku. Setelah
memastikan mereka sudah tidur, aku keluar dari rumah Woohyun melalui jendela.
Aku pergi menuju telepon umum yang tak ada CCTV di ujung jalannya. Aku
menelepon café itu dan memesan makanan. Setelah menunggu selama satu jam,
akhirnya yeoja itu datang sambil membawa makanan yang ku pesan. Aku sengaja
duduk untuk menunggunya hingga akhirnya yeoja itu menghampiriku.
“
Chogi, apakah anda yang memesan makanan ini?” Tanya yeoja itu dengan hati-hati.
“
Nde, menurutmu apakah ada orang lain disini selain diriku?” Tanyaku.
“
Sepertinya memang anda. Ini makanan dan struknya.” Katanya sambil memberikan
makanan dan struk itu padaku.
“
Duduklah dan temani aku makan! Aku sangat bosan sekali berada di apartemen.”
Kataku.
“
Ah, nde.” Katanya sambil duduk.
“
Siapa namamu? Apakah kau bekerja paruh waktu di café ini?” Tanyaku.
“
Joneun Kim Taeyeon imnida. Nde, saya bekerja paruh waktu disana.” Katanya.
“
Taeyeon-ssi, makanlah ini! Aku tahu kau pasti lelah sekali. Geunde, apakah kau
tidak takut keluar larut malam seperti ini?” Tanyaku.
“
Kamsahamnida. Sebenarnya saya sangat takut sekali. Geunde, saya harus bekerja
untuk menghidupi kebutuhanku.” Katanya sambil makan.
“
Kau adalah yeoja yang sangat mandiri. Geunde, bagaimana kalau pelaku pembunuh
berantai itu mengincarmu?” Tanyaku.
“
Kamsahamnida. Jika dia mengincarku maka aku akan meminta balas kasihan padanya.”
Katanya.
“
Mian, tapi aku tak bisa memberikan balas kasihan itu padamu. Gomawo atas
makanan gratis ini untukku.” Kataku sambil menusukan pisau pada jantungnya dan
ku lihat dia menatap nanar padaku dan mengeluarkan air matanya lalu memejamkan
matanya secara perlahan-lahan.
TBC
2 komentar:
bukan realitas tapi realita hoho
heol jadi temen temen infinitenya juga gatau kalau dia pelakunya? Kirain mereka udah kerja sama , gataunya ckck
masih penasaran nih sama motifnya si L ngebunuhi orang orang itu, masa dia milih random gitu tanpa sebab , apa dia emang bener bener psycho yang puas ketika ngebunuh? tapi kenapa dia bunuhnya cuma nusuk aja? kenapa ga dimain mainin dul kaya dicongkel , or what and else.
Well lanjut lanjut.
Terimakasih atas komentarnya.
Mungkin itu kesalahan dalam mengetik.
sepertinya lupa tidak diedit dahulu sebelum diposting.
Silahkan terus membaca fanfic ini hingga final.
Siapa tahu anda dapat mengetahui jawaban atas pertanyaan anda.
Jika dicongkel dulu, mungkin terlalu sadis.
Buat fanficnya mungkin agak sedikit ngeri juga.
Ditunggu komentarnya dalam part selanjutnya ya.
Terimakasih.
:)
Posting Komentar