[SERIES]
My Boyfriend is Psychopath Part 4
Title : My Boyfriend is Psychopath
Part 4
Author : Cavela
Length : Series
Genre : Mistery
Main
Cast : Kim Myung Soo aka L and Kim
Dasom
Other Cast : Woohyun, Hoya, Sungyeol, Sungjong,
Sungkyu, Dongwoo, Jung Yonghwa, Kang Min Hyuk, Lee Jonghyun, Hyorin, Soyou,
Bora, Jung So Min, Yoon
Seung Ah, Kim Hee Seon, Han Hyo Joo, Kim Ha Neul, Im Yoon Ah, Kwon Yuri, Seo Joo Hyun aka
Seohyun, Kim Taeyeon, Choi Sooyoung, Shin Min Ah, Park Jiyeon, Bae Suzy, Han Ji Min, Krystal
Jung, Choi Sulli, Victoria Song, Luna, Jessica Jung, Tiffany
Hwang, Lee Sunkyu aka Sunny
“
Siapa namamu? Apakah kau bekerja paruh waktu di café ini?” Tanyaku.
“
Joneun Kim Taeyeon imnida. Nde, saya bekerja paruh waktu disana.” Katanya.
“
Taeyeon-ssi, makanlah ini! Aku tahu kau pasti lelah sekali. Geunde, apakah kau
tidak takut keluar larut malam seperti ini?” Tanyaku.
“ Kamsahamnida. Sebenarnya saya sangat takut sekali. Geunde, saya harus bekerja untuk menghidupi kebutuhanku.” Katanya sambil makan.
“
Kau adalah yeoja yang sangat mandiri. Geunde, bagaimana kalau pelaku pembunuh
berantai itu mengincarmu?” Tanyaku.
“
Kamsahamnida. Jika dia mengincarku maka aku akan meminta balas kasihan padanya.”
Katanya.
“
Mian, tapi aku tak bisa memberikan balas kasihan itu padamu. Gomawo atas
makanan gratis ini untukku.” Kataku sambil menusukan pisau pada jantungnya dan
ku lihat dia menatap nanar padaku dan mengeluarkan air matanya lalu memejamkan
matanya secara perlahan-lahan.
Next
Aku
mengambil pisauku kembali yang telah menancap tepat di jantungnya. Aku bergegas
pergi dari sana. Aku kembali ke rumah Woohyun. Aku membersihkan semua
peralatanku. Lalu aku mandi. Setelah itu, aku menuju ruang tamu dimana nae
chingu sedang tidur. Aku bergabung dengan mereka dan memejamkan mataku. Aku
terbangun dari tidurku karena nae chingu sangat berisik membicarakan berita
pembunuhan berantai yang ku lakukan tadi malam itu.
Hot
News
Tanggal 2 April 2014 pukul 10.00 a.m
ditemukan sebuah mayat di tempat pendakian gunung. Diduga korban pembunuhan
berantai yang ke sembilan ini adalah siswi SMA Parang. Diketahui identitas
korban adalah KT. Motif pembunuhan berantai kali ini sama seperti sebelumnya. Motif kali ini tidak ada unsur
pemerkosaan. Polisi berkomentar bahwa pembunuhan berantai ini sangat cerdik
sekali. Sang pelaku melakukan ditempat yang tidak ada CCTV sama sekali. Polisi
mengingatkan kembali agar tidak terjadi pada pembunuhan berantai ke-10, bagi
anda yang memiliki anak yeoja yang bersekolah tingkat SMA berhati-hatilah.
Jangan membiarkan anak anda pulang larut malam. Ini demi keselamatan anak-anak
kita. Sekian dan terimakasih.
“ Aku yakin pelaku pembunuhan berantai itu adalah seorang
psikopat.” Kata Hoya setelah menonton berita itu.
“ korbannya sekarang sudah berjumlah sembilan yeoja. Aku
merasa kasihan kepada para korban itu.” Kata Sungyeol.
“ L , kau sudah bangun? Kemarilah!” Kata Dongwoo lalu aku
menghampiri mereka.
“ L , bagaimana menurutmu mengenai pembunuhan berantai ini?
Bukankah pelakunya sangat kejam sekali?” Tanya Woohyun padaku.
“ Mungkin sang pelaku melakukan pembunuhan berantai itu demi
kesenangannya.” Kataku.
“ Aish, mengapa kau bicara seperti itu? Kau seperti pelaku
saja.” Kata Sungkyu.
“ Karena memang akulah
pelaku pembunuhan berantai itu.” Pikirku sambil mengeluarkan smirkku.
Saat aku sedang menonton kembali berita itu, tiba-tiba
ponselku berdering. Aku tersenyum melihat layar ponselku yang bertuliskan nama
Dasom. Lalu aku menjawab panggilan telepon itu.
“ Yeobsseo.” Jawabku.
“ Yak, sekarang aku
yakin bahwa kau adalah pelakunya.” Kata Dasom diseberang sana.
“ Bussunsuriya?”
Tanyaku.
“ Kemarin aku sempat
bilang padamu. Kau harus kembali ke apartemen! Apabila
terjadi pembunuhan berantai lagi maka aku akan menganggapmu sebagai pelakunya.
Apakah kau ingat sekarang? Aku menonton TV dan kali ini berita mengenai korban
ke sembilan.” Katanya.
“ Araseo. Geunde, aku sekarang di
rumah Woohyun bahkan aku baru bangun tidur. Apakah kau tak percaya padaku?
Apakah kau ingin bicara dengan Woohyun? Aku akan memberikan ponsel ini padanya.”
Kataku sambil memberikan ponselku pada Woohyun.
“
Wae?” Tanya Woohyun padaku.
“
Dia tidak percaya padaku bahwa aku menginap di rumahmu.” Kataku.
“ Yeobsseo. Nde, dia bersama kami sejak
semalam bahkan kami berpesta hingga sekarang. Apakah kau ingin bergabung dengan
kami? Ah, araseo. Aku akan memberikannya pada L .” Jawab Woohyun lalu
memberikan ponsel itu padaku.
“ Otte? Apakah kau masih tak percaya
padaku?” Tanyaku.
“ Aish jinja, kau benar-benar pintar
sekali. Aku masih mencurigaimu. Aku akan mencari bukti lainnya.” Katanya lalu
mematikan panggilan teleponnya.
“
Apakah dia sangat marah padamu?” Tanya Sungjong.
“
Sepertinya begitu.” Kataku.
“
Seharusnya kau memberikan perhatian lebih untuknya.” Kata Hoya.
“
Bagaimana caranya?” Tanyaku.
“
Mengajaknya pergi ke bioskop, taman bermain, atau clubbing.” Kata Sungyeol.
“
MWO? CLUBBING? NEO MICHEOSSEO? Aku bisa dimarahi oleh ommonim bila ketahuan
mengajaknya ke clubbing.” Kataku tak terima.
“
MWO? OMMONIM? Apakah aku tak salah mendengarnya? Sepertinya kau masuk dalam
kandidat calon suaminya.” Kata Woohyun tak percaya.
“
Chukhae, L . Selain berhasil mengambil hati anaknya, ternyata kau bisa
mengambil hati ibunya. Tinggal satu yang belum.” Kata Sungkyu.
“
Apakah itu?” Tanya Sungjong.
“
L belum bisa mengambil hati ayahnya.” Kata Sungkyu lalu mereka tertawa bersama.
“ Apakah aku perlu mengambil hati
ayahnya atau menusukan pisauku pada jantung anaknya? Ani. Ini bukan waktu yang
tepat untuk membunuh Dasom. Aku harus mencari korban ke-10 setelah ini.”
Pikirku sambil mengeluarkan smirkku.
Siang
telah berganti menjadi malam. Kini tepat pukul 10.00 p.m. Aku menelepon Dasom
beberapa kali. Namun dia tak menjawab panggilan teleponku itu hingga akhirnya aku
mengendarai motorku untuk mengelilingi
Seoul. Aku menghentikan motorku ketika melihat yeoja SMA sedang menunggu bus di
halte. Aku menawarinya sebuah tumpangan pada yeoja itu. Akhirnya yeoja itu menyetujuinya
dan naik ke motorku. Aku tersenyum puas ternyata target kali ini lebih mudah
dari biasanya. Aku membawa yeoja itu ke sebuah lapangan kosong yang penuh
dengan rumput liar. Aku mengeluarkan pisau dari jaketku sambil mengeluarkan
smirkku sedangkan yeoja itu berlarian berusaha untuk menjauh dariku.
“
Kau tak bisa lari dariku. Aku akan mengejarmu hingga kau menjadi korban ke-10.”
Teriakku sambil mengejarnya lalu aku berhasil menangkapnya.
“
Jebal, lepaskan aku! Apakah aku mempunyai kesalahan padamu hingga kau ingin
membunuhku seperti ini?” Tanyanya sambil menangis.
“
Nde, salahmu adalah kau menerima tumpangan dari orang asing seperti diriku
ini.” Kataku.
“
Jebal, lepaskan aku! Aku akan memberikan semua hartaku untukmu. Jebal!”
Katanya.
“
MWO? SEMUA HARTAMU? Harta yang kau miliki tak sebanding dengan harta yang ku
miliki. Selamat menikmati perjalananmu menuju surga. Saranghae, Sooyoung.”
Kataku lalu menusukan pisauku tepat pada jantungnya.
Setelah
menghilangkan semua jejak, aku mengambil pisauku itu dan membersihkannya. Lalu
aku menyimpannya di bagasi motorku. Aku melihat jam tanganku. Kini menunjukkan
tepat pukul 11.00 p.m. Aku melajukan motorku dengan cepat. Aku melihat dari
kaca spion motorku, ada seorang yeoja dengan pakaian sangat sexy sedang berdiri
di pinggir jalan. Aku menepikan motorku dan turun dari motor. Aku
menghampirinya dengan berjalan sangat pelan.
“ Apakah aku harus membunuh sebanyak
dua kali hari ini? Ah, pasti sangat menyenangkan. Ommo, bukankah yeoja itu
adalah Dasom? Mengapa dia berpakaian seperti itu? Ah, sepertinya dia sengaja
berpakaian seperti itu supaya bisa bertemu dengan pelaku pembunuhan berantai
itu yang tak lain adalah diriku sendiri. Dia sangat nekad sekali hingga
mengorbankan dirinya sendiri. Rencanamu kali ini gagal, Kim Dasom-ssi.” Pikirku
sambil berjalan menghampirinya.
Author POV
Dasom merasakan ada seseorang yang menghampirinya. Namun dia
tetap berpura-pura tak melihatnya dan berdiri dengan santainya. Sebuah tangan
telah menyentuh bahu kanannya. Dia refleks melakukan aksi bela diri yang pernah
dipelajarinya.
“ Yak, appo.” Kata L .
“ MWO? Mengapa kau bisa ada disini?” Tanya Dasom tak
mengerti.
“ Aku mengkhawatirkanmu karena kau tak menjawab telepon
dariku. Aku telah mencarimu kemana-mana. Geunde, mengapa kau bisa disini? Ommo,
apakah aku tidak salah melihat pakaianmu ini?” Tanya L sambil mengeluarkan
smirknya sedangkan Dasom mengeluarkan ponselnya dari tasnya dan benar saja di
ponselnya terdapat banyak miscall dari L .
“ Mengapa kau meneleponku?” Tanyanya.
“ Apakah kau sangat
penasaran sekali? Mengapa aku ada disini? Apakah kau masih mencurigaiku sebagai
pelaku pembunuhan berantai itu? Apakah kau menginginkanku untuk membunuhmu
sekarang?” Pikir L .
“ Aku sangat penasaran
sekali. Mengapa kau ada disini? Aku masih mencurigaimu sebagai pelaku
pembunuhan berantai itu. Seharusnya kau membunuhku sekarang sebagai korban
ke-10.” Pikir Dasom.
“ Tadinya aku ingin mengajakmu kencan. Geunde, ini sudah
larut malam. Sebaiknya aku mengantarkanmu pulang sekarang.” Kata L sambil
tersenyum dan melepaskan jaketnya lalu memakaikannya pada Dasom.
“ Mengapa dia bersikap
baik seperti ini? Geunde, dia adalah pelaku pembunuh berantai itu. Aku tak
boleh luluh karena kebaikannya ini.” Pikir Dasom.
“ Mianhae, karena aku tak menjawab telepon ini. Kau gagal
membawaku pergi kencan. Geunde, aku bilang pada omma bahwa aku menginap di
rumah Soyou. Geunde, sepertinya dia sudah tidur. Aku merasa tidak enak bila
harus ke rumahnya tengah malam seperti ini.” Kata Dasom.
“ Araseo. Lebih baik kau menginap di apartemenku saja.” Kata
L .
“ MWO? NEO MICHEOSSEO? Shirreo. Kau pasti memiliki rencana
untuk melakukan hal yadong padaku bukan?” Tolak Dasom.
“ Jika aku mempunyai kesempatan maka aku akan melakukannya.
Geunde, apakah kau akan bermalam disini? Aku akan pulang sekarang.” Kata L lalu
meninggalkan Dasom.
“ Yak, namja gila. Chankaman!” Teriak Dasom sambil berjalan
dengan cepat menghampiri L .
Mereka pergi menuju apartemen L . Setelah tiba, mereka masuk
ke apartemen L . L menyuruh Dasom untuk mandi dan memberikan pakaian tidur
untuknya. Sementara Dasom sedang mandi, L membersihkan semua jejak itu dan
memastikan bahwa tak ada barang bukti di bagasi motornya lagi. Setelah itu, L
kembali masuk dan menuju dapur untuk menyiapkan makanan untuk mereka.
“ Kau sudah selesai. Cha, mari kita makan!” Ajak L sambil
menyiapkan makanan itu diatas meja.
“ Apakah kau sudah mandi juga? Mengapa rambutmu basah seperti
itu?” Tanya Dasom sambil duduk.
“ Yeoja babo. Aku tak perlu menunggumu selesai mandi bila aku
ingin mandi karena disini ada dua kamar mandi. Ternyata pakaian tidur itu cocok
sekali ditubuhmu.” Kata L sambil memperhatikan pakaian tidur yang dipakai
Dasom.
“ MWO? NEO MICHEOSSEO? Mengapa memberikanku pakaian tidur namja?”
Tanya Dasom tak terima.
“ Wae? Geunyang, pakaian tidur itu yang ku miliki. Aku malah
mengharapkanmu memakai pakaian tadi.” Goda L sedangkan Dasom menutup tubuhnya
dengan kedua tangannya.
“ Aish jinja. Kajja, kita makan!” Kata Dasom sambil mengambil
makanan itu.
Akhirnya mereka makan. Setelah selesai, Dasom bergegas masuk
ke kamar tamu dan mengunci kamarnya. L hanya tersenyum melihat tingkah laku
Dasom.
“ Kau tak perlu mengunci kamarnya seperti itu karena aku
mempunyai kunci cadangan.” Teriak L dibalik pintu kamar Dasom.
“ Aish jinja. Aku akan membunuhmu bila kau masuk ke kamar
ini.” Teriak Dasom.
“ Apakah kau yakin bisa membunuhku? Bukankah aku ini adalah
pelaku pembunuhan berantai? Seharusnya kau takut padaku.” Teriak L lalu Dasom
membuka kamarnya.
“ Apakah aku tidak salah mendengarnya? Kau barusan
mengakuinya bahwa kau adalah pelaku pembunuhan berantai itu.” Tanya Dasom
sambil menatap mata L .
“ Aku tak pernah mengakuinya. Geunde, kau yang selalu mengatakan
bahwa aku adalah pelaku pembunuhan berantai itu.” Elak L .
“ Aish jinja. Kau menipuku. Seharusnya aku tak membuka pintu
ini.” Kesal Dasom sambil menutup pintu kamarnya, namun nihil L mencegahnya dan
masuk ke kamarnya.
“ Aku ingin tidur bersama nae yeojachingu.” Goda L sambil
menghimpit tubuh Dasom ke tembok.
“ MWO? NEO MICHEOSSEO? Seharusnya aku menyuruhmu untuk
mengantarkan ke rumah Soyou saja. Jika kau berani menyentuhku maka aku…” Kata
Dasom tak terima namun perkataannya terpotong karena L telah membungkam
mulutnya oleh sebuah ciuman.
L mencium Dasom dengan melumatnya pelan. Namun semakin lama,
L semakin menciumnya dengan ganas. Dasom membalas ciuman itu. Mereka terhanyut
oleh ciuman itu hingga L membaringkannya di ranjang. Mereka masih melanjutkan
ciuman itu. Namun tangan L menelusup pada pakaian tidur Dasom dan membuka
pengait bra yang dipakai olehnya. Setelah itu tangannya menelusuri setiap tubuh
Dasom hingga mendapatkan payudaranya dibalik bra yang masih dipakai olehnya.
Tangannya meremas bahkan memilin payudara Dasom. Dasom tersadar hingga dia
membuka matanya dan melepas ciuman itu.
“ Wae?” Tanya L sambil akan mencium bibir Dasom kembali,
namun Dasom memalingkan wajahnya.
“ Ini masih terlalu awal untuk kita. Lagipula aku masih belum
mengetahui perasaanmu terhadapku. Kita berpacaran seperti ini karena perjanjian
yang kau dan Yonghwa buat.” Kata Dasom sambil membenarkan kembali pakaiannya
yang sedikit berantakan akibat ulah L .
“ Araseo. Aku akan tidur bersamamu disini. Aku janji tidak
akan menyentuhmu kecuali ijinkan aku untuk memelukmu selama tidur.” Kata L
sambil tersenyum.
“ MWO? Kau bilang tidak akan menyentuhku. Geunde, kau
memintaku untuk mengijinkanmu memelukku selama tidur. Apakah kau yakin tak akan
melakukan hal yang lebih padaku? Yakso?” Tanya Dasom.
“ Nde. Yakso. Kajja, kita tidur!” Ajak L sambil memakaikan
selimut untuk mereka berdua dan memeluk Dasom.
Mereka saling memejamkan mata. Namun mereka belum tidur.
Mereka terhanyutkan oleh pikiran masing-masing. Setelah itu mereka benar-benar
tidur.
“ Apakah kau ingin
mengetahui perasaanku terhadapmu? Apakah kau menyukaiku? Kau adalah yeoja
pertama yang menolak setiap sentuhan yang ku berikan. Apakah kau akan
menerimaku apa adanya bila mengetahui bahwa aku adalah namja psikopat? Apakah
aku perlu membunuhmu ketika kau mengetahui semuanya?” Pikir L masih memejamkan
matanya.
“ Seharusnya kau
memberitahuku mengenai perasaanmu terhadapku. Aku sangat menyukaimu. Meskipun
hasratku mengatakan untuk menerima setiap sentuhan yang kau berikan tadi.
Geunde, hatiku berkata untuk menolaknya sebelum mengetahui perasaanmu
terhadapku. Apabila kau adalah pelaku pembunuhan berantai itu maka aku akan
menerimamu apa adanya bahkan aku ingin sekali menghentikan kegilaanmu ini.
Entah mengapa hatiku berkata bahwa kau adalah pelaku pembunuhan berantai itu.
Jika aku mengetahui semua ini dari pengakuanmu dan kau ingin membunuhku maka
aku akan menerimanya dengan senang hati. Geunde, dengan satu syarat. Kita harus
mati bersama.” Pikir Dasom masih memejamkan matanya.
Malam telah berganti menjadi pagi. Dasom terbangun dari
tidurnya karena sinar mentari yang menyinari wajahnya. Dia membuka matanya dan
tersenyum manis ketika melihat L yang masih tidur. Dia melepaskan pelukan L
lalu beranjak dari ranjang menuju dapur. Dia membakar roti dan menyiapkan
selai. Setelah itu, dia menyalakan TV. Tanpa sengaja Dasom menjatuhkan gelas
yang dipegangnya setelah melihat berita di TV.
Hot
News
Tanggal 3 April 2014 pukul 05.00 a.m
ditemukan sebuah mayat di lapangan kosong. Diduga korban pembunuhan berantai
yang ke-10 ini adalah siswi SMA Sungkyukwan. Diketahui identitas korban adalah CS.
Motif pembunuhan berantai kali ini sama seperti
sebelumnya. Motif kali ini tidak ada unsur pemerkosaan. Polisi
berkomentar bahwa pembunuhan berantai ini sangat cerdik sekali. Sang pelaku
melakukan ditempat yang tidak ada CCTV sama sekali. Polisi mengingatkan kembali
agar tidak terjadi pada pembunuhan berantai ke-11, bagi anda yang memiliki anak
yeoja yang bersekolah tingkat SMA berhati-hatilah. Jangan membiarkan anak anda
pulang larut malam. Ini demi keselamatan anak-anak kita. Sekian dan
terimakasih.
“ Wae?” Tanya L dengan panik sambil berlari menghampiri Dasom
setelah mendengar suara gelas jatuh dan pecah.
“ Apakah kau melakukan pembunuhan berantai ke-10 sebelum
menemuiku?” Tanya Dasom sambil menangis.
“ Mengapa kau menuduhku seperti ini? Bukankah aku bersamamu
dari kemarin malam. Aku mencarimu hingga mengelilingi Seoul karena aku takut
kau adalah korban selanjutnya bahkan aku sangat terkejut melihatmu berpakaian
sexy seperti itu. Bukankah aku pernah bilang padamu? Kau harus mencari bukti
sebelum menuduhku seperti ini. Terlebih lagi aku adalah neo namjachingu.” Elak
L tak terima.
“ Kau benar aku harus mencari bukti. Kebetulan sekali aku ada
di apartemenmu. Aku harus mencari buktinya sekarang.” Kata Dasom dengan panik
sambil mengobrak-abrik seluruh isi di apartemen L sedangkan L membiarkannya
saja.
“ Kau sudah mencarinya selama satu jam. Apakah kau
menemukannya? Kajja, kita harus berangkat sekolah! Aku sudah menelepon Soyou
agar membawa seragam untukmu.” Ajak L .
“ Aku pasti akan mencari bukti itu lagi. Kau sungguh cerdas
sekali bahkan kau mampu mengelabuhi seluruh detektif di Seoul ini. Geunde, kau
tak bisa mengelabuhiku.” Kata Dasom sambil menatap tajam L .
“ Araseo. Aku akan membiarkanmu untuk mengobrak-abrik seluruh
isi apartemenku ini. Geunde, lebih baik kita berangkat sekolah sekarang.
Kajja!” Ajak L sambil menarik tangan Dasom.
Akhirnya mereka pergi menuju sekolah. L sudah memakai seragam
miliknya. Namun Dasom masih memakai pakaian tidurnya. Mereka tiba di sekolah. L
melihat wajah Dasom terlihat lesu hingga dia menarik tangan Dasom untuk
mengikutinya. Ketika sedang berjalan menuju kelas Dasom, L sadar akan tatapan
seluruh siswa terhadap mereka. Namun L mengabaikannya hingga mereka tiba di
kelas Dasom.
“ Apakah kau membawa seragam untuknya?” Tanya L pada Soyou.
“ Nde. Geunde, apa yang terjadi padanya? Mengapa wajahnya
terlihat lesu seperti ini?” Tanya Soyou dengan khawatir.
“ Molla. Dia terlihat seperti ini setelah melihat berita
mengenai korban pembunuhan berantai ke-10 di TV. Aku harus pergi ke kelas
sekarang. Aku percayakan dia pada kalian.” Kata L sambil melihat jam tangannya.
“ Nde, kami akan mengurusnya.” Kata Bora lalu L pergi
meninggalkan mereka menuju kelasnya.
Dasom POV
“ Mengapa dia tidak
membunuhku saja kemarin? Mengapa harus ada korban lagi? Sial, mengapa tak ada
satu pun bukti di apartemennya? Lama-lama aku bisa gila karena memikirkan hal ini.
Mengapa tadi dia mengelaknya ketika aku menuduhnya sebagai pelaku pembunuhan
berantai itu? Seharusnya dia menantangku seperti biasanya. Apakah bukan dia
pelakunya? Ani, aku tak boleh tertipu oleh aktingnya. Aku sudah mempunyai dua
bukti dengan melihatnya sendiri. Aku hanya memerlukan bukti konkret.” Pikirku.
“ Dasom, mengapa kau memakai pakaian tidurnya seperti ini?”
Tanya Soyou sambil memberikan seragam itu padaku.
“ Apakah kalian pergi
berkencan kemarin hingga kau lupa untuk pulang ke rumahmu?” Tanya Hyorin.
“ Apakah kalian melakukan hal yadong kemarin?” Tanya Bora
yang sontak membuatku, Soyou dan Hyorin menatap tajam padanya.
TBC
2 komentar:
Dasom so sweeeeeet ,. kata katanya keren hahaha
Terimakasih atas komentarnya.
Terimakasih atas pujian dalam penulisannya juga.
semoga semakin bersemangat dalam membacanya.
Ditungga komentarnya dalam part selanjutnya ya..
Terimakasih.
:)
Posting Komentar