Jumat, 17 Oktober 2014

[Special Edition Love is Feeling] Ji Won’s Diary Part 4

[Special Edition Love is Feeling] Ji Won’s Diary Part 4
Title                 : [Special Edition Love is Feeling] Ji Won’s Diary Part 4
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Romance and Sad
Main Cast        : Kim Myung Soo aka L Infinite and Kim Ji Won
Other Cast       : Cho Kyuhyun, Kim Yerim, Kim Ryeowook, Beige, Kim Heechul, Im Yoona,  Leeteuk aka Seongseonim Park, Hyuna, Gayoon, Yoo Seung Ho, Jung Yong Hwa, Lee Hyukjae aka Eunhyuk, Song Eunji, Han Ji Min, Kang In aka Seongseonim, Park Shi Ho, Hwang Jung Eum, Lee Da Hee, Lee Jun Ki, Song Hye Kyo, Han Ga In, Park Shin Hye, Yoon Eun Hye, Jessica Jung, Moon Chae Won, Kang So Ra, Goo Hye Sun, Lee Sunkyu aka Sunny, Lee Hong Ki, Shindong, Kim Bum, Kim Gyeong, Song Ye Jin, Park Si Yeon, Jung So Min, Kim Jae Joong, Seo In Guk, Kwon Yuri, Kim Sae Ron, Tuan Kim, Nyonya Kim, Micky Yoochun, Choi Sulli, Kim So Eun, Lee Joon, member Infinite, member Super Junior, member Girls Generation


Part 1   Part 2   Part 3

Preview

Pada tanggal 6 Mei 2013 tepat pukul 5.00 a.m, kelas kami mengadakan praktikum kembali. Pada saat itu Myung Soo mendiamkanku tanpa sebab. Apakah alasan dia memdiamkanku seperti ini? Apakah karena masalahku dengan Jung Eum atau masalahku dengannya ataukah ada masalah lain? Pertanyaan itu selalu berputar dipikiranku. Padahal untuk masalahku dengan Jung Eum, aku lebih memilih untuk mengabaikannya. Aku berusaha untuk mendekatinya di bus. Namun, dia malah menghindariku. Apakah dia marah padaku? Namun, apa alasan yang menyebabkan dia seperti itu?
Next

Pada tanggal 7 Mei 2013, kami masih melakukan praktikum disana. Tepat pukul 4.00 a.m, kami sedang beristirahat di hotel. Aku sengaja mengunjungi kamar hotelnya untuk menanyakan alasan itu padanya. Aku sempat kesal padanya karena dia tidak bisa diam ketika kami sedang bicara hal yang serius. Akhirnya dia mengatakan padaku agar tidak campur dalam urusan keluarganya. Aku sempat bertanya pada diriku sendiri. Aku tak pernah sama sekali mempunyai niat untuk ikut campur urusan keluarganya bahkan aku sama sekali tidak mengetahui tentang keluarganya itu. Yang ku tahu hanya adik perempuannya. Adik perempuannya itu selalu berusaha untuk menghubungiku. Padahal akun media sosialnya telah diblokir oleh Myung Soo sendiri. Sedangkan aku hanya menyaksikannya saja. Aku sempat bingung karena dalam inbox akun media sosialku ada message dari adik perempuannya melalui akun media sosial temannya dan aku tak pernah membaca message itu? Apakah Myung Soo yang membacanya? Entahlah, aku pun tak mengetahuinya. Mulai dari itu, aku mulai membalas setiap message dari adiknya itu. Terlihat jelas bahwa adiknya itu ingin mengetahui hubunganku dengan Myung Soo. Dia berpura-pura sebagai pacar Myung Soo. Aku mulai menanggapi messagenya. Namun, aku tetap menyembunyikan hubunganku dengan Myung Soo. Jika aku terus menanggapinya, mungkin Myung Soo akan lebih marah padaku hingga aku berhenti untuk menanggapi message dari adiknya itu. Meskipun aku sudah mengetahui alasannya, namun hubungan kami belum membaik.

Pada tanggal 8 Mei 2013 tepat pukul 7.00 p.m, saudaraku datang mengunjungiku. Saudaraku ingin bertemu dengan Myung Soo. Aku pun memanggil Myung Soo dan menyuruhnya untuk keluar karena saudaraku ingin bertemu dengannya. Aku sempat menahan tawaku ketika dia berlarian bahkan meminjam pakaian untuk dikenakan pada temannya. Akhirnya mereka berkenalan. Saat itu saudaraku membawa temannya. Saudaraku bermaksud untuk mengajak kami jalan-jalan karena ada motor temannya yang bisa kami gunakan. Kami menyetujuinya. Namun, hal tak diduga terjadi. Ternyata kami harus melakukan briefing dan menganalisis data yang telah kami dapatkan. Akhirnya dengan terpaksa aku membatalkan rencana kami tadi. Aku sangat kecewa sekali karena itu adalah kesempatan kami untuk bersama. Namun, tugas mengharuskan kami untuk membatalkannya. Aku hanya bisa pasrah dengan itu. Meskipun kami tidak pergi jalan-jalan, namun kami menghabiskan waktu bersama hingga tengah malam didepan kamar hotelnya. Saat itu aku sangat senang sekali karena hubungan kami mulai membaik lagi.

Pada tanggal 9 Mei 2013 tepat pukul 11.00 a.m, kami berada di lokasi praktikum selanjutnya. Setelah selesai melakukan observasi lokasi itu, kami diberi kebebasan untuk beristirahat selama satu jam. Aku mencari Myung Soo di sekitar lokasi itu sambil jalan bersama Hong Ki. Tak lupa aku dan Hong Ki foto bersama. Setelah selesai foto bersama Hong Ki, aku melihat Myung Soo sedang melihat kami. Aku tersenyum dan menghampirinya lalu mengajaknya foto bersama. Namun, dia menolak ajakanku. Aku sempat berpikir. Apakah dia masih marah padaku atau dia merasa lelah hingga menolak ajakanku itu? Entahlah, dia yang lebih mengetahuinya. Setelah itu, ku lihat temannya menghampirinya lalu aku putuskan untuk pergi bersama Hong Ki lagi. Tepat pukul 3.00 p.m, lokasi praktikum terakhir kami adalah pantai. Setelah selesai melakukan praktikum, kami diberi kebebasan lagi untuk beristirahat. Aku menelepon Myung Soo untuk memanfaatkan kesempatan ini. Namun, aku baru menyadari bahwa pulsa ponselku habis. Aku menelusuri pantai bersama Hong Ki. Akhirnya aku menemukan Myung Soo bersama temannya. Aku berpamitan pada Hong Ki lalu menghampiri Myung Soo. Aku mengajaknya untuk berfoto kembali. Namun lagi-lagi, dia menolaknya. Aku terus membujuknya. Namun, tak berhasil. Akhirnya aku pasrah dan memutuskan untuk pergi. Ketika aku akan pergi, dia mengajakku untuk berfoto. Aku pun tersenyum lalu menghampirinya. Setelah menghampirinya, ternyata dia hanya mempermainkanku saja. Aku pun kesal lalu meninggalkannya. Namun, dia menyusul dan menahan tanganku. Di sepanjang jalan, kami hanya diam saja. Aku membelalakan mataku ketika melihat pria yang lebih muda dariku. Bagiku pria itu terlihat tampan walaupun umurnya lebih muda dariku. Sepertinya Myung Soo menyadari akan tatapanku itu lalu dia merangkulku. Ketika dia merangkulku, aku sangat senang sekali. Apakah itu tandanya dia sedang cemburu? Semoga dia benar-benar cemburu. Namun, dia melepaskan tangannya dariku ketika ada mahasiswa lain yang melihat kami. Dengan refleks, kami malah bertengkar lalu memisahkan diri. Mengapa bisa terjadi seperti itu? Apakah karena kami tak biasa menunjukan hubungan kami didepan umum seperti itu terlebih lagi didepan mahasiswa lainnya? Padahal aku mengharapkan bahwa kami bersama hingga duduk berdua di bus.

Pada tanggal 15 Mei 2013 tepat pukul 8.00 p.m, aku berniat untuk melihat akun media sosial Myung Soo. Aku membelalakan mataku karena aku baru mengetahui bahwa dalam akun media sosial itu kami sudah tidak berteman lagi. Apakah Myung Soo sengaja menghapus pertemanan kami? Apakah aku mempunyai kesalahan padanya lagi hingga dia berbuat seperti itu padaku? Aku pun mengirim message kepadanya dan menanyakan hal itu. Namun, dia mengelaknya. Aku masih tidak mengerti dengan semua ini karena yang ku tahu hanya Myung Soo yang mengetahui password akun media sosialku. Apakah Myung Soo berbohong padaku? Apakah dia dengan perlahan-lahan ingin berpisah denganku? Aku berharap bukan kau yang melakukan hal ini, Myung Soo. Aku sengaja membiarkan kami tidak berteman dalam akun media sosial karena aku ingin menyelidiki pelaku sebenarnya.

Pada tanggal 9 Juni 2013 tepat pukul 7.00 a.m, kelas kami mengadakan outbond. Semenjak kejadian aku dan Myung Soo tidak berteman dalam akun media sosial, kami saling terdiam bahkan tak berhubungan sama sekali. Aku mengikuti outbond itu dengan senang hati. Setelah selesai, aku pulang bersama Gyeong. Gyeong mengatakan padaku bahwa dia sempat bicara dengan Myung Soo. Gyeong mengatakan bahwa bukan Myung Soo yang menghapus pertemanan kami dalam akun media sosial. Seung Ho mengatakan pada Gyeong, mungkin Myung Soo mendiamkanku berlarut-larut karena Myung Soo merasa jenuh padaku. Gyeong pun menanyakan hal itu pada Myung Soo. Myung Soo menanggapinya dengan tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Aku tahu bahwa bukan Myung Soo yang menghapus pertemanan kami dalam akun media sosial. Aku sangat mempercayaimu, Myung Soo. Namun, aku harus menyalahkannya untuk menyelidiki pelaku sebenarnya. Aku sangat kecewa padamu, Myung Soo. Apakah kau benar-benar merasa jenuh denganku? Apakah perkataan Seung Ho benar? Tak pernah terpikirkan olehku bahwa kau akan merasa jenuh padaku. Padahal kau lebih sering mendiamkanku dan tak sedetikpun aku merasa jenuh dengan tindakanmu itu. Apa yang harus ku lakukan agar kau seperti dulu, Myung Soo? Bahkan aku telah memberikan semua yang kau inginkan termasuk menyentuh tubuhku karena aku tak ingin kehilanganmu. Sebenarnya aku tak ingin bertengkar denganmu karena masalah ini. Jadi lebih baik kali ini aku mengabaikan masalah ini lagi.
Pada tanggal 18 Juni 2013 tepat pukul 12.00 p.m, aku masih belum tidur. Aku selalu memperhatikan ponselku berharap bahwa Myung Soo akan meneleponku. Namun harapanku itu sia-sia. Dia sama sekali tak menghubungiku. Apakah dia lupa bahwa tepat pukul 12.00 p.m adalah waktu awal ulang tahunku ke-19. Aku sangat kecewa sekali padamu, Myung Soo.

Pada tanggal 19 Juni 2013, aku berada di kampus. Mahasiswa lainnya mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Aku masih menunggu Myung Soo untuk mengucapkannya. Dari awal kuliah hingga kuliah berakhir, dia sama sekali tak menghampiriku. Dia selalu bersama dengan temannya. Apakah dia melupakan hari ini? Padahal jelas-jelas aku telah melingkari kalender di apartemennya tepat tanggal 19 Juni adalah hari ulang tahunku. Aku masih menunggu dia menghubungiku hingga pukul 12.00 p.m. Namun nihil, dia sama sekali tak menghubungiku. Sebenarnya ada apa denganmu, Myung Soo? Mengapa kau tega melupakan hari ulang tahunku? Padahal kau pernah mengatakan padaku bahwa kau akan memberiku hadiah boneka besar tepat pada hari ulang tahunku. Lagi-lagi aku harus kecewa padamu, Myung Soo.

Pada tanggal 27 Juni 2013 tepat pukul 2.40 p.m, kuliah telah berakhir. Awalnya aku akan pulang, namun ku urungkan karena aku ingin menanyakan suatu alasan pada Myung Soo. Aku pun meneleponnya dan menanyakan keberadaannya. Setelah mengetahui keberadaannya, aku kembali ke kampus. Aku melihatnya sedang bersama temannya. Aku pun menghampiri dan mengajaknya untuk bicara berdua. Aku memancingnya dengan beberapa pertanyaan. Aku tidak menyangka ketika mendengar jawabannya. Dia benar-benar lupa dengan hari ulang tahunku. Ingin rasanya aku menanyakan hadiah yang akan dia berikan padaku sesuai dengan janjinya. Namun, ku urungkan karena aku yakin dia pasti lupa dengan semua janjinya itu bahkan dia lupa dengan hari ulang tahunku. Bila aku stress atau memiliki banyak pikiran maka kepalaku akan tiba-tiba sakit. Kebetulan saat itu aku membawa obat yang biasa ku minum. Dia melihatku minum obat itu dan menanyakan penyakitku. Namun, aku mengabaikannya karena aku terlanjur kesal padanya. Aku menyuruhnya untuk minta maaf padaku. Ketika dia meminta maaf padaku, sebenarnya ingin sekali aku tertawa melihat caranya minta maaf padaku. Namun, aku menahannya karena aku takut dia akan tersinggung. Aku menyuruhnya minta maaf sebanyak tiga kali dan benar saja dia melakukannya. Namun, raut wajahnya terlihat jelas seperti terpaksa dan itu membuatku ingin tertawa. Sebenarnya aku ingin mengajaknya pergi jalan-jalan. Namun, dia mengatakan padaku bahwa dia akan pergi bersama temannya. Dengan terpaksa aku harus menelan sendiri keinginanku itu untuk pergi bersamanya. Aku hanya menganggukan kepalaku ketika mendengarnya lalu kami berpamitan.

Pada tanggal 5 Juli 2013 tepat pukul 3.00 p.m, aku pergi ke apartemen Myung Soo. Aku berniat untuk mengajaknya pergi bersamaku lebih tepatnya aku ingin memperkenalkannya pada semua temanku. Aku ingin membuktikan pada temanku bahwa aku sudah tidak lajang lagi. Namun, aku tidak mengatakan niatku yang sebenarnya pada Myung Soo karena aku sudah terlanjur taruhan dengan temanku. Bila Myung Soo datang bersamaku maka mereka akan membayar semua tagihan untuk biaya menginapku disana. Namun bila Myung Soo tidak datang maka aku harus minum soju (minuman memabukkan) dan membayar sebagian tagihan biaya menginap mereka. Bagiku taruhan itu tidak adil karena aku merasa sangat rugi. Namun, aku tidak mempunyai pilihan lain selain membujuk Myung Soo agar ikut bersamaku. Aku sangat lelah sekali membujuknya karena dia terlihat ragu-ragu selain itu dia mempunyai jadwal tour pada hari yang sama. Kali ini aku tak ingin mengalah padanya karena aku tak ingin kalah taruhan. Aku sangat berharap padamu, Myung Soo. Aku harap kau mengerti kondisiku ini. Meskipun aku tidak mengatakan alasan yang sebenarnya.

Pada tanggal 6 Juli 2013 tepat pukul 8.00 a.m, aku menelepon Myung Soo beberapa kali. Namun nihil, dia sama sekali tak menjawab panggilan telepon dariku. Padahal aku telah tiba didepan apartemennya bersama temanku. Aku tak berani mengetuk pintunya lagi karena aku takut dia masih tidur. Aku masih trauma dengan kejadian dimana Myung Soo berkata kasar padaku. Aku menyuruh temanku untuk menunggu beberapa menit lagi. Namun, temanku terlihat kesal hingga akhirnya kami pergi dari sana menuju pantai. Di sepanjang perjalanan, aku selalu memikirkan Myung Soo. Mengapa dia tega melakukan hal itu padaku? Namun, aku tidak boleh egois. Mungkin acara tour itu lebih penting dibandingkan dengan acaraku. Aku merasa iri dengan temanku karena mereka pergi bersama pacarnya. Sedangkan aku hanya pergi seorang diri menggunakan motorku. Tepat pukul 11.00 p.m adalah puncak acara kami. Mereka membicarakan tentang taruhan itu. Aku telah berusaha membela diri agar mereka membatalkan taruhan itu. Namun nihil, taruhan tetap ada. Akhirnya aku mengeluarkan semua uang yang ada didompetku untuk membayar sebagian tagihan biaya menginap mereka. Setelah itu, mereka memegang botol soju (minuman memabukkan) dan memberikannya padaku. Aku membelalakan mataku tak percaya bahwa mereka benar-benar menyuruhku untuk mabuk. Mereka pun menuangkan soju (minuman memabukkan) kedalam gelas kecil dan memberikannya padaku. Aku hanya bisa menelan air liurku sendiri sebelum meminumnya. Ketika aku akan meminumnya, tiba-tiba Soo Hyun mengambil gelas itu dan meneguknya dengan sekali teguk. Aku sontak terkejut dibuatnya. Semua temanku memarahi Soo Hyun. Namun Soo Hyun mengabaikannya dan minum semua soju (minuman memabukkan) itu hingga habis. Aku menghela nafasku dan merasa lega sekali karena aku tidak meminum soju (minuman memabukkan). Terima kasih, Soo Hyun. Bila Soo Hyun tidak ada disini, mungkin aku sudah meminumnya. Setelah itu, ku lihat mereka yang ada disana sedang berpacaran dengan pasangan masing-masing. Aku merasa iri sekali pada mereka. Seandainya kau ada disini, Myung Soo. Aku pasti merasa senang sekali karena kita bisa menghabiskan waktu bersama sambil melihat pantai. Membayangkannya saja sudah membuatku tersenyum sendiri. Apalagi bila semua itu benar terjadi. Betapa senangnya diriku ini.

Pada tanggal 11 Juli 2013 tepat pukul 3.00 p.m, aku terkejut bukan main ketika membaca message dari Myung Soo melalui akun media sosialku. Ada seseorang yang membajak akun media sosialku dan mengirimkannya pada Myung Soo. Aku telah mengetahui siapa pelaku sebenarnya. Aku tak menyangka bahwa Soo Hyun mengatakan hal itu pada Myung Soo. Meskipun dalam message itu Soo Hyun sedikit berbohong. Aku mengerti betul niat baik dari Soo Hyun. Namun aku sangat kecewa sekali pada Soo Hyun karena dia ikut campur dalam hubunganku dengan Myung Soo. Akhirnya aku membalas message itu dan menyuruh Soo Hyun untuk menghentikan aksinya itu. Tepat pukul 9.00 p.m, aku bertemu dengan Soo Hyun di tempat biasa kami sering bertemu. Aku menanyakan alasan dia melakukan hal itu. Dia mengatakan padaku bahwa dia merasa kasihan padaku karena menurutnya Myung Soo telah menyia-yiakanku begitu saja. Aku hanya menanggapinya dengan tersenyum. Namun, hal tak diduga terjadi. Soo Hyun mengatakan padaku bahwa dia menyukaiku. Padahal kami tahu betul bahwa kami telah memiliki pasangan masing-masing. Namun, dia tetap mengatakan perasaannya padaku. Pada detik itu juga, aku langsung menolaknya. Aku mengatakan padanya bahwa aku sangat menyayanginya tapi hanya sebagai kakak tidak lebih dari itu. Orang yang ku cintai adalah Myung Soo. Aku tak pernah menyangka bahwa dia menyalahartikan kebaikanku selama ini. Aku harap kau mengerti, Soo Hyun. Namun yang sempat ku bingungkan adalah Myung Soo. Mengapa dia sama sekali tidak meminta penjelasan dariku? Apakah baginya masalah itu tidak terlalu penting? Apakah perkataan Gayoon itu benar bahwa dia hanya merasa kasihan padaku? Aku sama sekali tak bisa menebak pikiranmu, Myung Soo.

Pada tanggal 15 Juli 2013 tepat pukul 11.00 a.m, aku terkejut bukan main ketika mendengar perkataan dari Sulli. Sulli mengatakan padaku bahwa dia pernah menguping pembicaraan antara Yerim, Hyuna, Gayoon dan Beige ketika aku mempunyai masalah dengan Hyuna dulu. Mereka mengatakan bahwa Myung Soo menyesal telah berpacaran denganku. Myung Soo sangat menyesal karena aku mempunyai sifat yang buruk. Myung Soo mengatakan seandainya dia mengetahui sifat burukku lebih dulu, mungkin dia tak akan berpacaran denganku dan dia mungkin akan memilih berpacaran dengan Yerim dibandingkan denganku. Aku tersenyum miris ketika mendengar perkataan dari Sulli. Aku jadi teringatkan dengan perkataan Gayoon waktu itu. Gayoon mengatakan padaku bahwa Myung Soo berpacaran denganku karena merasa kasihan padaku. Aku terlalu baik bagi Myung Soo. Setelah itu tepat pukul 4.00 p.m, aku bertemu dengan Shin Hye. Shin Hye mengatakan bahwa Myung Soo sebenarnya ingin putus denganku. Shin Hye mengetahuinya dari Yong Hwa karena mereka sedang berpacaran. Berkali-kali aku harus tersenyum miris setelah mendengar perkataan dari Sulli dan Shin Hye. Aku tak menyangka bahwa aku mendengar berita itu pada hari yang sama dan sontak membuatku kecewa dalam seketika. Sebenarnya aku tak ingin percaya dengan perkataan mereka. Namun bila dipikir-pikir untuk apa mereka berbohong padaku. Mereka tak mendapatkan keuntungan apapun bila mereka bohong padaku. Myung Soo, apakah yang mereka bicarakan padaku adalah benar? Mengapa kau harus mengatakan pada Gayoon, Hyuna, Yerim, Beige, dan Yong Hwa? Apakah kau ingin membuatku malu dihadapan mereka? Apakah kau malu untuk mengakui pada mereka bahwa sebenarnya kau menyukaiku? Semua pertanyaan itu aku kirimkan padanya melalui message pada akun media sosial karena jika aku menanyakan langsung padanya, mungkin aku tak akan sanggup untuk mendengarnya bila kemungkinan semua itu adalah benar.

Pada tanggal 22 Juli 2013 tepat pukul 8.00 p.m, aku mengunjungi apartemen Myung Soo bersama temanku karena aku meneleponnya beberapa kali namun dia tak menjawab panggilan telepon dariku bahkan dia tak mengirim message padaku. Aku menyuruh temanku untuk menungguku diluar. Ketika aku tiba didepan apartemennya, aku melihat sepatu dan helmnya berada diluar. Apakah dia baru pulang kerja? Aku mengetahui dari temannya bahwa selama libur Myung Soo sibuk bekerja. Bagiku Myung Soo adalah pria paling menarik yang pernah ku temui. Pertama dia terlihat seperti pria idaman karena dia meluangkan waktunya untuk bekerja dibandingkan dengan bermalas-malasan ketika sedang liburan sehingga aku tak perlu mengkhawatirkannya bila suatu saat nanti dia menjadi suamiku karena sepertinya dia adalah pria yang bertanggung jawab. Kedua, dia adalah pria teraneh karena dia berani menyentuh tubuhku bagian daerah terlarang sebelum mencuri ciuman pertamaku. Terakhir, dia adalah pria yang sulit untuk ditebak pikirannya buktinya hingga sekarang aku masih belum memahaminya. Selama satu minggu ini, aku telah memikirkan semuanya. Aku memutuskan untuk “Break” dengannya karena aku tak ingin kehilangan dia seutuhnya. Mungkin aku terlihat egois namun aku mempunyai alasan sendiri. Alasan aku melakukan hal itu adalah untuk menyelidiki semua perkataan yang dikatakan oleh Gayoon, Sulli dan Shin Hye. Namun, aku tak mengatakan alasan sebenarnya itu pada Myung Soo. Ketika aku masuk ke apartemennya, ku lihat dia terkejut. Aku menghampirinya dan ku lihat matanya merah sekali. Apakah dia sedang tidur? Sepertinya aku datang tidak pada waktu yang tepat. Namun aku lebih terkejut lagi ketika melihat wajahnya. Wajahnya terlihat pucat. Aku menanyakan padanya. Apakah kau sudah makan? Apakah kau sedang sakit? Namun dia mengabaikan pertanyaanku dan menanyakan alasanku menemuinya. Jujur, aku hampir lupa dengan tujuanku sebenarnya karena terlalu mengkhawatirkan kondisinya. Aku masih menunggu penjelasan darinya mengenai perkataan dari Gayoon, Sulli dan Shin Hye? Namun dia sama sekali tak memberi penjelasan dariku. Dia menanyakan padaku. Apakah aku belum pulang dari kampus? Aku menjawab bahwa aku kemari bersama temanku dan dia sedang menungguku diluar. Akhirnya aku mengatakan kata “Break” padanya. Jujur, saat itu aku ingin menangis. Namun, aku menahannya karena setelah ini kami tidak bisa berhubungan lagi seperti biasanya. Sebenarnya aku tak ingin mengembalikan pakaian couple yang dia berikan padaku dan foto kami. Namun, aku takut break ini tidak berhasil bila aku masih menyimpan semua barang itu. Akhirnya aku memberikan semua barang itu padanya. Aku berniat untuk mengambil kembali semua barang itu setelah hubungan kami membaik dan penyelidikanku telah selesai. Namun, aku masih menyimpan satu barang pemberian darinya dan softfile foto kami yang ku miliki di laptopku. Barang itu adalah sebuah tali kecil. Aku mengaitkan tali itu pada ponselku agar aku merasa bahwa Myung Soo selalu ada didekatku. Ketika aku menyentuh tali itu maka aku akan merasakan sentuhan darinya. Setelah itu, aku pamit dan pergi dari apartemennya. Ketika aku sedang memakai sandalku, dia mengatakan padaku agar aku berhati-hati. Mengapa kau harus mengatakan hal itu padaku, Myung Soo? Apakah kau tak tahu bahwa aku ingin menangis saat itu? Ketika mendengar perkataanmu itu membuatku hatiku terasa sakit. Apakah kau tahu Myung Soo bahwa hari ini adalah hari jadi kita ke-9 bulan? Bila aku sedang mengandung, mungkin sebentar lagi aku akan melahirkan. Namun kondisi ini sangat berbeda. Kita harus “Break” tepat pada hari jadi kita ke-9 bulan. Maafkan aku, Myung Soo. Maafkan aku, bila aku mempermainkan hubungan kita seperti ini namun aku mohon percayalah padaku. Bila penyelidikanku ini selesai maka aku akan memintamu untuk kembali padaku dan memperbaiki hubungan kita ini. Semua ini aku lakukan untuk membuktikan issue itu. Bagiku kata “Break” bukanlah akhir dari segalanya karena aku tak mungkin melanggar prinsipku sendiri bahwa aku tak akan pernah mengatakan kata “Putus”, aku tak ingin menyesal nantinya. Maafkan aku, Myung Soo. Aku harap kau mengerti dengan kondisiku saat ini. Aku benar-benar bingung dengan semua ini. Akhirnya aku pulang bersama temanku dan menitipkan ponselku padanya. Di sepanjang perjalanan, aku menangis tersedu-sedu. Aku tak menyangka bahwa aku akan melakukan hal itu pada Myung Soo. Saat itu temanku tiada hentinya menenangkanku bahkan sempat memarahiku karena membuatnya malu di sepanjang jalan. Kami pun singgah di café sebentar untuk menunggu hatiku lebih tenang dan berhenti menangis sebelum pulang ke rumah karena aku tak ingin orang tuaku melihatku menangis.

Pada tanggal 20 Agustus 2013 tepat pukul 12.00 p.m, aku terbangun dari tidurku karena mendengar suara alarm dari ponselku. Ketika aku melihat ponselku, aku membelalakan mataku. Pada tanggal 20 Agustus adalah ulang tahun Myung Soo. Ingin rasanya aku mengucapkan kata selama ulang tahun padanya. Namun, ku urungkan niatku ketika mengingat kejadian hari ulang tahunku. Dia telah melupakan hari ulang tahunku. Akhirnya aku memilih untuk mendoakannya saja. Jujur, setelah aku mengatakan kata “Break” padanya, kami benar-benar tidak berhubungan lagi bahkan saling mengirim message pun tidak. Myung Soo, aku harap kau tidak menyalahartikan kondisi ini. Aku sangat merindukanmu, Myung Soo.

Pada tanggal 11 September 2013 tepat pukul 11.00 a.m, aku mengirim message pada Myung Soo. Aku benar-benar merindukannya dan aku sudah tidak tahan lagi bila kami tidak berhubungan seperti ini. Aku terlanjur mencintainya. Aku sudah bertekad untuk memperbaiki hubungan kami. Meskipun penyelidikanku masih dalam proses. Akhirnya kami bertemu dan bicara. Aku masih menanyakan pertanyaan yang sama mengenai perkataan dari Gayoon, Sulli dan Shin Hye? Apakah semua perkataan itu adalah benar? Dia malah bertanya padaku siapa yang bicara seperti itu. Aku tak mungkin mengatakan siapa orangnya karena aku tak ingin mereka terlibat lebih jauh. Yang ingin ku dengar adalah penjelasan darinya baru aku melanjutkan penyelidikanku kembali. Setelah itu, dia mengatakan padaku bahwa aku harus memilih lebih percaya padanya atau mereka. Jujur saja bukan itu yang ingin ku dengar darinya. Hal itu sama saja dengan aku yang harus menjawabnya sendiri. Aku pun berpikir untuk mengabaikan pembicaraan itu dengannya karena aku yang harus menjawabnya sendiri dan tentunya pertanyaanku itu terjawab setelah penyelidikanku selesai. Akhirnya aku mengatakan permintaanku untuk memperbaiki hubungan kami padanya. Aku berharap bahwa dia akan mengatakan “Ya”. Namun nihil, dia malah menolaknya. Aku terkejut bukan main ketika mendengarnya. Apakah itu berarti dia telah menolakku untuk memperbaiki hubungan kami kembali? Apakah dia menyalahartikan “Break” sama dengan “Putus”? Seharusnya aku memberitahu alasanku meminta “Break” padanya dulu. Ada apa denganmu, Myung Soo? Apakah kau sudah benar-benar melupakanku? Apakah kau benar-benar tidak menyukaiku lagi? Padahal aku sangat merindukanmu terutama sentuhanmu. Dia mengatakan padaku bahwa memperbaiki hubungan kami kembali baginya sangat mustahil. Ketika mendengar perkataannya itu membuat hatiku sangat sakit dan aku ingin menangis saat itu. Namun, aku menahannya karena aku tak ingin terlihat lemah dihadapannya. Bahkan aku sempat merendahkan harga diriku sendiri. Dengan refleks, aku menawarinya sebagai my partner sex. Namun, dia menolaknya dan mengatakan bahwa kami sudah tidak mempunyai hubungan apa-apa lagi selain hanya teman. Ternyata aku benar-benar sudah gila karenanya. Lalu dia meninggalkanku begitu saja. Sebelum dia benar-benar meninggalkanku, aku masih melihatnya dengan ekor mataku bahwa dia melihatku sebentar lalu pergi begitu saja. Saat itu tubuhku terasa sangat lemas sekali. Namun, aku berusaha untuk pergi dari sana. Ketika tiba di rumah, aku langsung bergegas masuk ke kamar dan menangis pelan agar orang tuaku tak mengetahuinya. Apakah kali ini hubunganku telah berakhir dengannya? Aku masih tidak bisa menerima kenyataannya ini. Aku hanya mengatakan “Break” bukan “Putus”. Apakah dia telah melupakan prinsip yang kita miliki? Aku tak mungkin melanggar prinsipku sendiri. Setelah itu, aku sempat berpikir untuk mengikuti keinginan Myung Soo. Walaupun pada akhirnya aku yang menyesali pilihanku itu. Meskipun kau telah mengatakan hal teramat tragis padaku, namun aku masih mengharapkanmu untuk kembali padaku, Myung Soo. Aku teramat bahkan terlanjur mencintaimu, Myung Soo. Apakah kau tak bisa merasakan perasaanku itu, Myung Soo? Aku mohon padamu. Jangan tinggalkan aku seperti ini disaat aku benar-benar menyayangimu!






TBC

Tidak ada komentar: