Rabu, 22 Oktober 2014

[Special Edition Love is Feeling] Ji Won’s Diary Part 5

[Special Edition Love is Feeling] Ji Won’s Diary Part 5
Title                 : [Special Edition Love is Feeling] Ji Won’s Diary Part 5
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Romance and Sad
Main Cast        : Kim Myung Soo aka L Infinite and Kim Ji Won
Other Cast       : Cho Kyuhyun, Kim Yerim, Kim Ryeowook, Beige, Kim Heechul, Im Yoona,  Leeteuk aka Seongseonim Park, Hyuna, Gayoon, Yoo Seung Ho, Jung Yong Hwa, Lee Hyukjae aka Eunhyuk, Song Eunji, Han Ji Min, Kang In aka Seongseonim, Park Shi Ho, Hwang Jung Eum, Lee Da Hee, Lee Jun Ki, Song Hye Kyo, Han Ga In, Park Shin Hye, Yoon Eun Hye, Jessica Jung, Moon Chae Won, Kang So Ra, Goo Hye Sun, Lee Sunkyu aka Sunny, Lee Hong Ki, Shindong, Kim Bum, Kim Gyeong, Song Ye Jin, Park Si Yeon, Jung So Min, Kim Jae Joong, Seo In Guk, Kwon Yuri, Kim Sae Ron, Tuan Kim, Nyonya Kim, Micky Yoochun, Choi Sulli, Kim So Eun, Lee Joon, Tae Yang, Kim Haneul, Kang Min Hyuk, Kim Hyun Joong, Kim Tae Woo, Kim Jae Joong, Shin Min Ah, member Infinite, member Super Junior, member Girls Generation


Part 1   Part 2   Part 3   Part 4


Preview

Pada tanggal 11 September 2013 tepat pukul 11.00 a.m, aku mengirim message pada Myung Soo. Aku benar-benar merindukannya dan aku sudah tidak tahan lagi bila kami tidak berhubungan seperti ini. Aku terlanjur mencintainya. Aku sudah bertekad untuk memperbaiki hubungan kami. Meskipun
penyelidikanku masih dalam proses. Akhirnya kami bertemu dan bicara. Aku masih menanyakan pertanyaan yang sama mengenai perkataan dari Gayoon, Sulli dan Shin Hye? Apakah semua perkataan itu adalah benar? Dia malah bertanya padaku siapa yang bicara seperti itu. Aku tak mungkin mengatakan siapa orangnya karena aku tak ingin mereka terlibat lebih jauh. Yang ingin ku dengar adalah penjelasan darinya baru aku melanjutkan penyelidikanku kembali. Setelah itu, dia mengatakan padaku bahwa aku harus memilih lebih percaya padanya atau mereka. Jujur saja bukan itu yang ingin ku dengar darinya. Hal itu sama saja dengan aku yang harus menjawabnya sendiri.
Aku pun berpikir untuk mengabaikan pembicaraan itu dengannya karena aku yang harus menjawabnya sendiri dan tentunya pertanyaanku itu terjawab setelah penyelidikanku selesai. Akhirnya aku mengatakan permintaanku untuk memperbaiki hubungan kami padanya. Aku berharap bahwa dia akan mengatakan “Ya”. Namun nihil, dia malah menolaknya. Aku terkejut bukan main ketika mendengarnya. Apakah itu berarti dia telah menolakku untuk memperbaiki hubungan kami kembali? Apakah dia menyalahartikan “Break” sama dengan “Putus”? Seharusnya aku memberitahu alasanku meminta “Break” padanya dulu. Ada apa denganmu, Myung Soo? Apakah kau sudah benar-benar melupakanku? Apakah kau benar-benar tidak menyukaiku lagi? Padahal aku sangat merindukanmu terutama sentuhanmu. Dia mengatakan padaku bahwa memperbaiki hubungan kami kembali baginya sangat mustahil. Ketika mendengar perkataannya itu membuat hatiku sangat sakit dan aku ingin menangis saat itu. Namun, aku menahannya karena aku tak ingin terlihat lemah dihadapannya. Bahkan aku sempat merendahkan harga diriku sendiri. Dengan refleks, aku menawarinya sebagai my partner sex. Namun, dia menolaknya dan mengatakan bahwa kami sudah tidak mempunyai hubungan apa-apa lagi selain hanya teman. Ternyata aku benar-benar sudah gila karenanya. Lalu dia meninggalkanku begitu saja. Sebelum dia benar-benar meninggalkanku, aku masih melihatnya dengan ekor mataku bahwa dia melihatku sebentar lalu pergi begitu saja. Saat itu tubuhku terasa sangat lemas sekali. Namun, aku berusaha untuk pergi dari sana. Ketika tiba di rumah, aku langsung bergegas masuk ke kamar dan menangis pelan agar orang tuaku tak mengetahuinya. Apakah kali ini hubunganku telah berakhir dengannya? Aku masih tidak bisa menerima kenyataannya ini. Aku hanya mengatakan “Break” bukan “Putus”. Apakah dia telah melupakan prinsip yang kita miliki? Aku tak mungkin melanggar prinsipku sendiri. Setelah itu, aku sempat berpikir untuk mengikuti keinginan Myung Soo. Walaupun pada akhirnya aku yang menyesali pilihanku itu. Meskipun kau telah mengatakan hal teramat tragis padaku, namun aku masih mengharapkanmu untuk kembali padaku, Myung Soo. Aku teramat bahkan terlanjur mencintaimu, Myung Soo. Apakah kau tak bisa merasakan perasaanku itu, Myung Soo? Aku mohon padamu. Jangan tinggalkan aku seperti ini disaat aku benar-benar menyayangimu!

Next

Tanggal 22 Oktober 2013 tepat pukul 2.40 p.m, aku baru selesai melakukan observasi. Ada satu mata kuliah yang tidak aku ikuti sehingga aku harus mengikuti mata kuliah itu pada kelas lainnya. Aku baru ingat bahwa aku dan Myung Soo berbeda kelas kali ini. Awalnya aku mengira bahwa beda kelas dengannya adalah pilihan terbaik untuk kami. Kami lebih jarang bertemu walaupun hanya sekedar berpapasan. Akhirnya aku masuk ke kelas itu dan duduk dekat dengan Haneul. Kondisi tempat duduk pada saat itu berbentuk huruf U. Aku mengikuti mata kuliah dengan baik. Ada satu materi yang tidak bisa ku kuasai. Aku pun menanyakannya pada Haneul. Namun, Haneul tidak mengerti. Haneul pun menanyakan pada asisten dosen yang sedang membimbing kelas kami waktu itu. Aku berniat untuk mendengarkan penjelasan dari asisten dosen itu. Namun tanpa sengaja, mataku melihat kearah Myung Soo dan secara kebetulan pada waktu yang sama dia melihat kearahku. Kami saling menatap satu sama lain. Namun, mulut kami diam membisu. Ketika aku melihat matanya, aku seperti melihat tatapan kerinduannya. Tak lama setelah itu, aku memalingkan wajahku dan mendengar penjelasan dari asisten dosen itu. Jujur, aku sangat senang sekali saat itu. Aku tak menyangka bahwa aku akan melihat wajahnya kembali secara lebih dekat seperti itu. Apakah kau masih mengingat tanggal 22 Oktober ini, Myung Soo? Bila kau menerima permintaanku waktu itu untuk memperbaiki hubungan kita kembali, mungkin hari ini adalah hari jadi kita yang ke satu tahun. Aku sangat merindukanmu, Myung Soo. Apakah kau benar-benar sudah tidak menyukaiku lagi? Namun, aku masih merasakan bahwa kau masih menyukaiku. Apakah kau mempunyai prinsip lainnya? Entahlah hanya dia yang lebih mengetahui jawabannya. Yang ku tahu bahwa aku masih mengharapkannya kembali padaku. Aku sangat menyesal ketika mengatakan “Break” padanya. Seandainya aku tak mengatakan “Break”, mungkin kami masih bersama hingga saat ini. Penyesalan memang selalu datang di akhir.

Pada tanggal 29 Oktober 2013 tepat pukul 4.05 p.m, aku datang ke apartemen Myung Soo untuk meminjam helm. Sebelumnya aku telah mengirim message padanya dan dia menyuruhku untuk datang ke apartemennya. Sebelumnya aku telah berusaha untuk meminjam helm pada temanku. Namun, helm itu dipakai oleh mereka. Aku tidak ada pilihan lain selain meminjam pada Myung Soo. Setibanya disana, dia menyuruhku untuk mengambilnya sendiri. Sedangkan dia masih berkutik dengan laptopnya. Sebelum mengambil helm, aku minta ijin padanya untuk ke kamar mandi karena aku tidak mungkin pergi dengan menggunakan pakaian seperti wanita. Walaupun aku ini adalah memang seorang wanita. Ketika berada didalam kamar mandi, aku tersenyum miris ketika aku tidak melihat sikap gigiku disana. Apakah dia membuang sikap gigiku itu? Padahal sebelum berpisah dengannya, sikap gigiku tepat berada di wadah peralatan mandinya. Setelah itu, aku keluar dari kamar mandi dan mengambil helm itu lalu pamit padanya. Terlihat jelas bahwa temanku sedang kesal karena menungguku sangat lama sekali. Padahal aku berusaha untuk mencari pinjaman helm untuknya. Namun, kami tidak mempermasalahkan hal itu karena kami sudah terlambat. Akhirnya kami tiba di tempat karaoke dan benar saja semua temanku telah berada disana. Kami pun menyanyi dan bersenang-senang disana. Mungkin dengan menghabiskan waktu bersama semua temanku bisa melupakan bahkan tidak memikirkan Myung Soo. Walaupun hanya sejenak saja.

Tanggal 31 Oktober 2013 tepat pukul 2.40 p.m, aku telat mengumpulkan tugas salah satu mata kuliah. Aku sengaja masuk kuliah tepat pukul 2.40 untuk mengumpulkan tugas itu lebih tepatnya kelas Myung Soo. Aku masuk ke kelasnya bersama Hong Ki dan Tae Yang. Aku pun duduk di kursi yang kosong bersama mereka. Setelah itu, aku berkutik dengan laptopku. Ketika aku sedang berkutik dengan laptopku, tanpa sengaja aku melihat sepasang sepatu disampingku. Aku membelalakan mataku dan menundukkan kepalaku ketika aku baru menyadari bahwa sepatu dan laptop yang berada disampingku adalah milik Myung Soo. Meskipun kami telah berpisah, namun aku masih ingat betul semua barang yang dimilikinya. Dari sanalah awal bully-an kami. Kyuhyun dan Jun Ki mengejek kami. Kyuhyun mengatakan bahwa Myung Soo sayang mantan. Sedangkan Jun Ki mengatakan bahwa inisial mantan Myung Soo adalah inisial namaku. Ketika mendengarnya aku tersenyum dan rasanya senang sekali. Namun aku masih menundukkan kepalaku berpura-pura tidak mendengarnya. Apakah kau masih menyukaiku, Myung Soo? Aku harap bukan hanya diriku saja yang masih menyukaimu. Tepat pukul 4.20 p.m setelah mata kuliah tadi berakhir, aku berniat untuk mengembalikan helm padanya. ku lihat dia sedang bicara dengan Yong Hwa. Aku pun menghampiri mereka. Ketika aku sudah berada dihadapan mereka, Yong Hwa pun bicara. Yong Hwa mengatakan bahwa sepertinya dia harus pergi karena tak ingin mengganggu pembicaraan kami. Namun, aku mengatakan pada Yong Hwa bahwa hal yang ingin ku katakan pada Myung Soo bukanlah hal yang penting. Yong Hwa tersenyum penuh arti dan masih tetap berdiri disana. Aku mulai bicara pada Myung Soo. Aku mengatakan padanya bahwa aku ingin mengembalikan helmnya. Namun dia menjawab agar aku mengembalikan helm itu langsung ke apartemennya saja karena dia malas untuk membawanya. Namun, aku sempat tak mendengar perkataannya hingga aku mendekatkan kepalaku pada kepalanya. Entah, ekspresi apa yang dia keluarkan. Yang jelas waktu itu, aku ingin sekali mencium aroma wangi tubuhnya itu. Setelah mendengar perkataannya dengan jelas, ingin rasanya aku memukul kepalanya. Namun, aku menahannya. Apakah dia bodoh atau apa? Apakah dia tidak tahu bahwa bila aku pergi ke apartemennya maka aku akan teringatkan kenangan saat bersamanya? Lama-lama aku bisa gila dengan semua ini. Dengan terpaksa aku membawa helmnya. Saat melewati lobby, Hyun Joong memanggilku. Dia menanyakan padaku. Apakah aku akan pergi ke apartemen Myung Soo? Aku terkejut bukan main ketika mendengarnya. Bagaimana Hyun Joong bisa mengetahuinya? Dia mengatakan bahwa dia mengetahuinya karena melihat helm yang ku bawa. Dia juga mengatakan bahwa dia pernah meminjam helm itu hingga dia tahu bahwa helm itu milik Myung Soo. Aku hanya menganggukkan kepalaku sebagai tanda mengerti. Namun ketika aku akan pergi, dia memanggilku kembali. Aku pun kesal dibuat olehnya. Dia menyuruhku untuk minta softfile sebuah nametag untuk organisasinya. Jelas saja aku langsung menolaknya waktu itu. Tapi, dia memohon padaku dan memberikan sebuah alasan. Dia mengatakan bahwa dia tidak mempunyai waktu untuk memintanya langsung pada Myung Soo dan dia ingin aku menyerahkan softfile itu besok pagi. Akhirnya aku menyerah. Sebelum aku benar-benar pergi dari lobby, aku sempat melihatnya tersenyum penuh arti. Aku berpikir bahwa lagi-lagi motif tersembunyi dari Hyun Joong. Setibanya di apartemen Myung Soo, aku menceritakan permintaan Hyun Joong padanya. Namun, aku membelalakan mataku ketika mengetahui bahwa softfile itu belum jadi. Dengan terpaksa, aku harus menunggunya. Saat aku menunggu, kami saling terdiam. Aku tidak tahu mesti bicara hal apa padanya. Akhirnya aku memilih topik helm. Aku menanyakan padanya. Mengapa helm itu terdapat banyak goresan? Dia menjawab bahwa dia jarang memakainya. Mengapa dia tidak mengatakan bahwa Hyun Joong pernah meminjamnya? Sepertinya goresan itu ada setelah Hyun Joong meminjamnya. Setelah itu, kami terdiam kembali. Aku pun memilih untuk berpura-pura dalam posisi duduk sambil tidur untuk menunggunya. Namun ternyata aku tidur sungguhan. Dia membangunkanku. Setelah aku sadar, aku keluar dari apartemennya. Aku mengucapkan terima kasih padanya. Namun, aku terkejut ketika dia mengatakan agar aku berhati-hati di jalan. Saat itu, aku sedang membelakanginya tanpa meresponnya aku langsung pergi begitu saja. Di sepanjang perjalanan, aku masih memikirkan perkataan darinya itu. Perkataan terakhir darinya mengingatkanku pada perkataan terakhir sebelum aku pergi dari apartemennya setelah mengatakan “Break” padanya. Mengapa mengatakan hal itu, Myung Soo? Apakah kau tahu ketika kau mengatakan hati-hati di jalan membuatku merasa sedih?

Tanggal 1 November 2013 tepat pukul 5.00 p.m, aku sedang duduk bersama So Ra dan Shin Hye. Kami waktu itu sedang mengobrol. So Ra mengatakan padaku bahwa ketika Myung Soo sedang mengambil laptopnya yang berada disampingku dan Kyuhyun serta Jun Ki mengejek kami, Myung Soo tanpa sengaja tersandung kursinya dan hal itu sontak membuat kelas menjadi gaduh. Shin Hye mengatakan padaku bahwa ketika aku duduk di kursi kosong itu dan kebetulan laptopnya berada disampingku, kursi kosong itu adalah milik Myung Soo. Ketika Myung Soo mengetahui bahwa aku duduk di kursi itu, dia mulai kebingungan untuk mencari kursi kosong lainnya lalu duduk disamping Yong Hwa. Yong Hwa sempat heran dengan tindakan Myung Soo saat itu. Yong Hwa akhirnya bertanya pada Myung Soo. Mengapa Myung Soo bertindak aneh seperti ini? Myung Soo menjawab bahwa aku sedang duduk di kursi miliknya. Jadi dia sibuk mencari kursi kosong lainnya. Yong Hwa yang mendengarnya tersenyum sambil melihat kearahku. Shin Hye mengatakan padaku bahwa semua yang dia ketahui adalah dari pembicaraannya dengan Yong Hwa. Shin Hye mengatakan padaku lagi bahwa Myung Soo masih menyimpan semua barangku dan dia mulai mengoleksi anime. Pada saat itu Yong Hwa mengerutkan keningnya hingga dia bertanya pada Myung Soo. Sejak kapan Myung Soo mulai mengoleksi anime? Myung Soo menjawab bahwa dia menyukai anime ketika masih berpacaran denganku. Ketika mendengar perkataan dari So Ra dan Shin Hye, saat itu aku sangat senang sekali. Tanpa sadar senyum terbit di bibirku.

Pada tanggal 5 November 2013 tepat pukul 8.35 p.m, aku meminjam helm lagi pada Myung Soo. Namun kali ini aku membawa temanku. Setibanya didepan apartemen, Myung Soo keluar dan setelah melihatku dia masuk ke apartemennya lagi. Aku menyuruh temanku untuk menungguku diluar. Aku berada didepan apartemennya sambil memegang botol kosong. Saat dia memberikan helm padaku, aku minta air minum padanya dan memberikan botol kosong itu padanya. Namun, dia menyuruhku untuk mengambilnya sendiri. Aku pun langsung menolaknya dengan alasan malas memakai sepatu lagi. Aku tak ingin masuk ke apartemenmu lagi, Myung Soo. Aku tak ingin mengingat kembali kenangan saat kita bersama dulu. Akhirnya dia mengambilkan air minum untukku. Setelah itu, aku kembali menghampiri temanku. Temanku bertanya siapa pria tadi? Saat aku akan menjawabnya, tiba-tiba Myung Soo keluar dari apartemennya. Temanku bertanya lagi. Apakah dia temanmu? Saat aku akan menjawabnya lagi, aku melihat Myung Soo berjalan melewati kami. Aku berharap bahwa Myung Soo tidak mendengar perkataan temanku tadi. Setelah Myung Soo pergi, aku mengatakan pada temanku itu bahwa dia adalah mantan kekasihku. Saat itu, setelah mendengarnya temanku terkejut bukan main. Temanku mengatakan semoga Myung Soo tidak mendengar apa yang dibicarakannya tadi. Temanku mengatakan bahwa Myung Soo terlihat lemas. Aku jadi memikirkan perkataan temanku itu. Saat kami akan pergi dari depan apartemennya, tiba-tiba Myung Soo telah kembali. Aku pergunakan kesempatan itu untuk melihat wajahnya dan benar saja wajahnya terlihat pucat. Aku menahan kekhawatiranku itu dan melajukan motorku dengan ekspresi datar ketika melewatinya. Apakah dia sedang sakit? Bila itu yang terjadi, aku berharap kau cepat sembuh, Myung Soo.

Pada tanggal 6 November 2013 tepat pukul 4.00 p.m, aku sedang bicara dengan Hye Kyo. Setelah selesai bicara dengannya, tiba-tiba Yerim dan Hyuna menghampiri kami. Saat aku berpamitan dengan mereka, tiba-tiba Hyuna mengatakan sesuatu padaku. Hyuna mengatakan bahwa Myung Soo sedang sakit diare. Tanpa sadar aku mengatakan bahwa pantas saja kemarin dia terlihat pucat. Hyuna dan Hye Kyo yang mendengarnya tersenyum penuh arti dan mulai menggodaku. Sedangkan Yerim memasang ekspresi datarnya. Aku hanya tersenyum menanggapinya lalu pergi meninggalkan mereka. Pantas saja aku tak melihatmu, Myung Soo. Padahal hari rabu adalah hari favoritku agar aku bisa melihatmu bahkan aku berpenampilan sefeminim mungkin khusus untuk hari rabu saja. Aku berharap kau cepat sembuh, Myung Soo.

Pada tanggal 8 November 2013 tepat pukul 1.00 p.m, kelas kami mengadakan praktikum. Pada waktu itu, aku datang terlambat. Aku berlarian lalu berkumpul dengan mahasiswa lainnya. Baru saja aku berbaris, Myung Soo datang dan dia berlarian. Eun Hye dan Jessica menggodaku bahwa kami sama-sama datang terlambat. Mereka mengatakan bahwa kami adalah jodoh. Aku tersenyum dan mengatakan kepada mereka semoga saja seperti itu. Sebenarnya alasanku datang terlambat bukan disengaja. Saat itu aku sedang sakit sehingga aku pergi ke rumah sakit terlebih dahulu bahkan aku membolos satu mata kuliah. Aku terkejut bukan main ketika dokter memberiku banyak obat. Padahal dokter itu mengatakan bahwa aku hanya demam dan flu saja.

Pada tanggal 9 November 2013 tepat pukul 7.00 a.m, kami sedang makan. Saat itu aku sedang bersama Jessica dan Eun Hye. Setelah makan, aku kebingungan harus minum obat yang mana karena banyak sekali pil yang harus ku minum. Aku bertanya pada Jessica namun dia mengabaikanku dan dia malah melihat kearah lain. Akhirnya aku minum semua obat itu tanpa terkecuali. Setelah itu, aku melihat Jessica tersenyum sendiri. Aku merasa aneh padanya. Akhirnya aku menanyakan hal itu padanya. Dia mengatakan bahwa dia sangat terharu. Aku semakin mengerutkan keningku tak mengerti. Dia mengatakan bahwa ketika aku sedang minum obat, Myung Soo melihat kearahku dan memperhatikanku. Dia menggodaku kembali dan aku hanya tersenyum menanggapinya. Padahal aku tidak pernah menyuruh Jessica untuk melihat Myung Soo. Jujur, saat itu aku sangat senang sekali mendengarnya. Seharusnya kau berhati-hati saat itu, Myung Soo. Tanpa kau ketahui, seseorang melihatmu. Tepat pukul 11.00 a.m, aku bersama Min Hyuk telah selesai melakukan observasi. Pada saat itu kami bingung akan melakukan apa lagi. Namun ketika dijalan, kami bertemu dengan Hyun Joong dan Beige karena kami tak tahu akan melakukan apa lagi, akhirnya kami memilih untuk mengikuti mereka. Mereka pun telah selesai melakukan observasi. Akhirnya kami sama-sama bingung akan melakukan apa lagi. Hyun Joong pun memberikan saran pada kami agar kami pergi ke pantai untuk menghabiskan waktu yang tersisa. Kami sangat menyetujuinya tanpa penuh rasa curiga padanya. Setibanya disana, aku terkejut melihat Tae Woo dan Jae Joong ada disana. Tae Woo mengatakan bahwa sepertinya aku dan Myung Soo adalah jodoh. Ketika mendengar nama Myung Soo, aku membelalakan mataku dan berpura-pura tak mendengarnya. Seharusnya aku tidak datang ke pantai bila mengetahui ada Myung Soo disini. Namun saat itu, aku sama sekali tak melihat keberadaan Myung Soo. Aku berharap bahwa Myung Soo masih melakukan observasi. Akhirnya aku memilih dan berbaring disana. Ketika sedang berbaring, aku merasakan ujung kepalaku menyentuh sesuatu. Saat aku bangun, aku membelalakan mataku ketika mengetahui bahwa Myung Soo tidur disana. Dengan refleks, aku berjalan menjauhnya. Ketika aku melihat Tae Woo dan Jae Joong , mereka tertawa puas bukan main saat itu. Aku merasa sangat malu sekali pada waktu itu. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke kamar mandi dan menenangkan hatiku. Setelah itu, aku hanya mengikuti mereka pergi. Di sepanjang perjalanan, mereka selalu menggodaku namun aku mengabaikannya. Kami pun singgah di rumah makan. Aku ingin sekali membalas dendam pada Hyun Joong karena dia telah membawaku ke pantai dimana Myung Soo sedang ada disana. Aku mengetahui bahwa Hyun Joong sedang berpacaran dengan Min Ah. Akhirnya aku memutuskan untuk menjaili dan mengganggu mereka. Terlihat jelas bahwa Hyun Joong kesal padaku namun aku tersenyum puas saat itu. Saat kami akan naik kedalam bus, Jae Joong mengatakan padaku bahwa aku terlalu munafik untuk mengakui bahwa aku masih menyukai Myung Soo. Aku sontak terkejut bukan main ketika mendengarnya. Saat aku ingin membalasnya, aku melihat Myung Soo sedang berjalan kearah bus. Akhirnya aku memilih untuk mengabaikan perkataan Jae Joong. Apakah aku memang munafik? Yang ku tahu bukanlah diriku yang munafik melainkan Myung Soo. Tepat pukul 8.00 p.m, kami melakukan evaluasi hasil observasi bersama. Pada saat itu kami kumpul perkelompok besar. Kebetulan pula, aku sekelompok dengan Kyuhyun. Selama kami berkumpul, aku mendapat tatapan tajam darinya. Ketika aku melihat Kyuhyun, dia berbisik padaku tanpa suara. Namun aku mengetahuinya. Kata bisikan darinya itu adalah Myung Soo sayang mantan. Saat itu, aku sontak membelalakan mataku padanya lalu aku memalingkan wajahku dan mengabaikannya. Namun, ketika aku memalingkan wajahku kearah lain, aku malah melihat Myung Soo. Aku seperti terjepit dalam dua dinding sekaligus. Akhirnya aku memilih untuk menundukkan kepalaku. Bila seperti ini terus lama-lama aku tidak bisa melupakan Myung Soo. Padahal sudah jelas bahwa Myung Soo telah mencampakkanku begitu saja. Setelah Myung Soo menolakku waktu itu, aku bertekad untuk melupakannya bahkan ingin rasanya aku untuk membencinya. Namun, ternyata aku tidak bisa untuk membencinya.

Pada tanggal 10 November 2013 tepat pukul 9.00 a.m, kelas kami akan foto bersama di lokasi praktikum itu sebelum kami pergi dari sana. Aku telah mempersiapkan posisiku diantara Jessica dan Eun Hye. Saat itu asisten dosenlah yang memotret kami. Saat kami akan difoto, tiba-tiba asisten dosen itu menyuruh Myung Soo untuk pindah tempat. Saat itu mahasiswa lainnya mulai gaduh termasuk Jun Ki. Jun Ki menyuruh Myung Soo untuk pindah posisi kesebelahnya. Ketika aku mendengarnya, aku membelalakan mataku. Dalam hati, aku berkata semoga Myung Soo tidak mengikuti keinginan Jun Ki. Jelas-jelas aku merasakan motif tersembunyi dari Jun Ki karena pada saat itu Jun Ki tepat berada dibelakang Jessica dan tentunya belakangku kosong. Aku merasa lega ketika Myung Soo pindah posisi ke tempat lain. Setelah selesai foto, Jessica mengatakan padaku bahwa Kyuhyun tertawa puas saat Jun Ki seperti itu. Bagiku Jun Ki dan Kyuhyun adalah orang yang selalu menggodaku dan Myung Soo. Tentunya aku harus menghindari mereka bila tak ingin mereka menggodaku lagi. Tepat pukul 10.00 a.m, kami tiba di pantai. Aku pergi berdua bersama Shin Hye. Waktu itu aku bingung sekali. Apakah aku harus bersama keenam temanku atau Shin Hye? Akhirnya aku memilih untuk bersama Shin Hye karena waktu itu Shin Hye sendirian. Cuacanya di pantai sangat panas sekali. Kami pun berteduh. Kami melihat mahasiswa lainnya yang sedang bermain bananaboat. Ketika melihat mereka bermain itu dan melihat air laut, aku teringat akan kejadiaan dimana aku hampir mati sewaktu kecil. Waktu kecil, aku pergi bersama orang tuaku ke pelabuhan untuk mengantarkan kakekku. Waktu itu, aku terpeleset dan jatuh ke laut. Aku meneriaki memanggil kedua orang tuaku namun mereka tak mendengarku karena sedang bicara dengan kakekku. Saat itu, aku merasa bahwa aku tak ingin mati disana. Aku pun tak sadarkan diri. Sejak saat itulah, aku mulai trauma dengan air yang berjumlah banyak. Aku membelalakan mataku ketika melihat Myung Soo bermain itu. Namun, aku tak khawatir padanya karena yang ku tahu dia bisa berenang. Bodohnya aku, aku terlalu memperhatikan Myung Soo hingga tidak menyadari disampingku. Saat itu Gyeong, Hye Kyo dan Shin Hye melihat tatapanku. Setelah mereka menyadarinya, mereka mulai menggodaku. Hye Kyo mengatakan aku benar-benar tak mengerti pada kalian. Terlihat jelas bahwa kami masih menyukai lalu mengapa kami tidak baikan saja. Dia juga mengatakan bahwa aku berubah drastis setelah berpisah dengan Myung Soo. Menurutnya aku lebih feminim dan Myung Soo terlihat rapi. Gyeong mengatakan bahwa aku memang masih menyukai Myung Soo pada mereka. Perkataan Gyeong sontak membuat Hye Kyo dan Shin Hye lebih menggodaku. Aku sempat berpikir. Mengapa mahasiswa lain sering menggodaku seperti itu? Apakah mereka menggoda Myung Soo juga? Apakah aku terlihat bahwa aku masih menyukai Myung Soo? Padahal selama ini ketika mereka sedang menggodaku, aku tak pernah merespon mereka. Tidak hanya satu atau dua mahasiswa yang sering menggodaku tapi hampir semuanya. Bila seperti ini, kapan aku bisa melupakanmu Myung Soo?

Pada tanggal 12 November 2013 tepat pukul 3.00 p.m, aku meminta foto pada Beige dan Shi Hye. Setelah itu, aku pergi bersama Shin Hye menuju apartemennya. Ketika kami sedang melihat foto-foto itu, kami saling tertawa karena banyak foto kami yang jelek. Namun, kami membelalakan mata kami ketika melihat foto kami lainnya. Dalam foto itu ada foto Myung Soo lebih tepatnya dia berada dibelakang kami. Shin Hye memperbesar foto itu. Kami membelalakan mata kami ketika melihat mata Myung Soo yang sedang melihat kearahku. Shin Hye mulai menggodaku namun sebisa mungkin aku mengelaknya. Ketika kami melihat foto lainnya, kami membelalakan mata kami lagi. Dalam foto itu ada Beige dan Myung Soo ketika di pantai lebih tepatnya Myung Soo berada dibelakang Beige namun agak jauh. Aku ingat betul bahwa ketika itu akulah yang memotret Beige. Shin Hye mulai memperbesar foto itu. Kami membelalakan mata kami lagi ketika melihat mata Myung Soo yang sedang melihat kearahku. Shin Hye mulai menggodaku namun sebisa mungkin aku mengelaknya lagi. Namun, setelah aku memperhatikan lagi foto itu. Terlihat jelas bahwa Myung Soo bukan melihat kearah Beige tapi kearahku yang sedang memotret Beige. Mengapa kau harus terlihat seperti ini, Myung Soo? Kau membuatku berpikir bahwa kau masih menyukaiku. Namun, aku harus membuang pikiranku itu jauh-jauh karena sepertinya itu sangat mustahil. Seharusnya kau tidak meninggalkan jejak bila ingin melihatku, Myung Soo. Seperti diriku yang selalu melihatmu dari belakang ketika kau tidak mengetahuinya. Awalnya aku ingin menyimpan foto itu, namun ku urungkan niatku itu karena aku tak ingin jatuh lebih dalam lagi dalam perasaanku sendiri. Yang ku tahu saat ini, aku sedang mengalami cinta bertepuk sebelah tangan lagi. Saat itu yang ku pikirkan adalah aku sangat menyesal.

Pada tanggal 14 November 2013 tepat pukul 4.30 p.m, aku bertemu dengan Kim Bum. Kim Bum adalah juniorku sewaktu SMA. Waktu itu kami sedang bicara tentang mata kuliah di jurusan kami. Ketika aku melihat kearah Kim Bum, tanpa sengaja mataku melihat kearah lain. Ku lihat Myung Soo dan Eunhyuk sedang berjalan kearah kami. Aku sebisa mungkin menahan ekspresi terkejutku. Namun, aku melihat Myung Soo dan Eunhyuk sedikit terkejut ketika melihatku sedang duduk bersama Kim Bum. Aku melihat mereka sedang berbisik. Entahlah, aku tak tahu apa yang mereka bisikkan. Akhirnya mereka melewati kami begitu saja. Kim Bum bertanya padaku. Mengapa aku terkejut ketika melihat mereka? Aku menjawab bahwa pria tinggi itu adalah mantan kekasihku. Kim Bum tertawa puas saat itu. Dia menertawaiku karena aku terlihat seperti sedang selingkuh. Aku pun mengerti maksud perkataannya karena saat ini kami sedang duduk berdua dan terlihat seperti sedang berpacaran. Akhirnya kami melihat kepergian Myung Soo dan Eunhyuk. Kami melihat Eunhyuk memukul pelan bahu Myung Soo seperti sedang menenangkannya. Kali ini Kim Bum tertawa lagi. Aku bertanya padanya. Mengapa dia tertawa seperti itu? Dia menjawab bahwa sepertinya badai besar akan terjadi. Dia mengatakan bahwa Myung Soo sepertinya masih menyukaiku. Aku sontak terkejut bukan main ketika mendengarnya. Aku berusaha untuk mengelaknya namun dia semakin tertawa puas. Setelah itu, kami memutuskan untuk pergi karena dia mempunyai janji dengan orang lain. Apakah yang dikatakan oleh Kim Bum itu benar, Myung Soo? Apakah benar bahwa kau masih menyukaiku? Lalu mengapa kau menolakku waktu itu?





TBC

Tidak ada komentar: