Jumat, 24 Oktober 2014

[Special Edition Love is Feeling] Ji Won’s Diary Part 6

[Special Edition Love is Feeling] Ji Won’s Diary Part 6
Title                 : [Special Edition Love is Feeling] Ji Won’s Diary Part 6
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Romance and Sad
Main Cast        : Kim Myung Soo aka L Infinite and Kim Ji Won
Other Cast       : Cho Kyuhyun, Kim Yerim, Kim Ryeowook, Beige, Kim Heechul, Im Yoona,  Leeteuk aka Seongseonim Park, Hyuna, Gayoon, Yoo Seung Ho, Jung Yong Hwa, Lee Hyukjae aka Eunhyuk, Song Eunji, Han Ji Min, Kang In aka Seongseonim, Park Shi Ho, Hwang Jung Eum, Lee Da Hee, Lee Jun Ki, Song Hye Kyo, Han Ga In, Park Shin Hye, Yoon Eun Hye, Jessica Jung, Moon Chae Won, Kang So Ra, Goo Hye Sun, Lee Sunkyu aka Sunny, Lee Hong Ki, Shindong, Kim Bum, Kim Gyeong, Song Ye Jin, Park Si Yeon, Jung So Min, Kim Jae Joong, Seo In Guk, Kwon Yuri, Kim Sae Ron, Tuan Kim, Nyonya Kim, Micky Yoochun, Choi Sulli, Kim So Eun, Lee Joon, Tae Yang, Kim Haneul, Kang Min Hyuk, Kim Hyun Joong, Kim Tae Woo, Kim Jae Joong, Shin Min Ah, Han Hyo Joo, Taemin, member Infinite, member Super Junior, member Girls Generation


Part 1   Part 2   Part 3   Part 4   Part 5

Preview

Pada tanggal 14 November 2013 tepat pukul 4.30 p.m, aku bertemu dengan Kim Bum. Kim Bum adalah juniorku sewaktu SMA. Waktu itu kami sedang bicara tentang mata kuliah di jurusan kami. Ketika aku melihat kearah Kim Bum, tanpa sengaja mataku melihat kearah lain. Ku lihat Myung Soo
dan Eunhyuk sedang berjalan kearah kami. Aku sebisa mungkin menahan ekspresi terkejutku. Namun, aku melihat Myung Soo dan Eunhyuk sedikit terkejut ketika melihatku sedang duduk bersama Kim Bum. Aku melihat mereka sedang berbisik. Entahlah, aku tak tahu apa yang mereka bisikkan. Akhirnya mereka melewati kami begitu saja. Kim Bum bertanya padaku. Mengapa aku terkejut ketika melihat mereka? Aku menjawab bahwa pria tinggi itu adalah mantan kekasihku. Kim Bum tertawa puas saat itu. Dia menertawaiku karena aku terlihat seperti sedang selingkuh. Aku pun mengerti maksud perkataannya karena saat ini kami sedang duduk berdua dan terlihat seperti sedang berpacaran. Akhirnya kami melihat kepergian Myung Soo dan Eunhyuk. Kami melihat Eunhyuk memukul pelan bahu Myung Soo seperti sedang menenangkannya. Kali ini Kim Bum tertawa lagi. Aku bertanya padanya. Mengapa dia tertawa seperti itu? Dia menjawab bahwa sepertinya badai besar akan terjadi. Dia mengatakan bahwa Myung Soo sepertinya masih menyukaiku. Aku sontak terkejut bukan main ketika mendengarnya. Aku berusaha untuk mengelaknya namun dia semakin tertawa puas. Setelah itu, kami memutuskan untuk pergi karena dia mempunyai janji dengan orang lain. Apakah yang dikatakan oleh Kim Bum itu benar, Myung Soo? Apakah benar bahwa kau masih menyukaiku? Lalu mengapa kau menolakku waktu itu?

Next

Pada tanggal 19 November 2013 tepat pukul 1.00 p.m, aku mengikuti mata kuliah seperti biasanya namun kali ini sangat berbeda ternyata dosen menyatukan kelasku dan kelas Myung Soo. Apa yang Kim Bum bicarakan ternyata benar? Suasana kelas menjadi gaduh seperti badai besar. Ketika aku sedang mendengarkan penjelasan dari asisten dosen pada kelompokku, Eunhyuk menyindirku dengan mengaitkan kejadian dimana dia dan Myung Soo melihatku bersama Kim Bum. Jun Ki yang ingin menggodaku terlihat bingung. Akhirnya Jun Ki menanyakan pada Eunhyuk apa yang terjadi. Setelah Jun Ki mengetahuinya, dia terdiam. Pada saat aku mendengar semua itu, aku mengepalkan tanganku dan ingin rasanya aku mengelak semua itu. Namun, aku cukup tahu diri bahwa aku dan Myung Soo sudah tidak mempunyai hubungan apa-apa lagi. Jadi aku lebih memilih diam dan mengabaikan mereka. Semenjak kejadian itu, mereka sudah tidak menggodaku lagi dan itu membuat hatiku merasa lega. Yang aku herankan, mengapa Myung Soo selalu diam saja ketika mereka menggoda kami? Mungkin baginya itu tidak berarti apa-apa. Namun berbeda denganku. Disini jelas sekali bahwa aku tak bisa melupakanmu, Myung Soo.

Pada tanggal 31 Desember 2013 tepat pukul 8.00 p.m, aku tersenyum miris. Pada waktu itu aku mengingat semua kenanganku bersama Myung Soo ketika hari perayaan tahun baru 2013. Namun, kini aku harus merayakannya didalam kamarku untuk menyambut perayaan tahun baru 2014. Sebenarnya banyak sekali teman yang mengajakku pergi jalan-jalan. Namun, aku sangat malas sekali. Aku sangat merindukan moment itu. Bahkan kini aku tidak pernah mendengar informasi mengenai Myung Soo karena biasanya informasi itu datang tanpa aku menginginkannya. Apakah kini kau sedang mengingat moment itu, Myung Soo? Saat ini kau bersama siapa untuk merayakan tahun baru 2014 ini, Myung Soo? Semoga kau menikmati perayaan tahun baru 2014 ini, Myung Soo.

Pada tanggal 22 Januari 2014 tepat pukul 7.00 a.m, aku mulai menyukai hari rabu. Meskipun aku berbeda kelas dengan Myung Soo. Namun, pada hari rabu kelas kami berseberangan dan itu sontak membuatku senang sekali. Mungkin aku sudah gila karena hingga detik ini, aku belum bisa melupakannya. Aku bisa melihat Myung Soo, meskipun secara diam-diam. Setelah melihatnya aku tersenyum dan lebih fokus untuk belajar berbeda sekali dengan ketika aku belum melihatnya sama sekali, aku lebih banyak memikirkan dia dibandingkan mendengarkan penjelasan dosen. Ketika dia tidak masuk kuliah, aku selalu bertanya-tanya pada diriku sendiri. Apakah dia terlambat bangun? Apakah dia sakit ataukah terjadi sesuatu padanya? Apakah ketika aku memikirkan dirinya maka dirinya akan memikirkanku? Hari itu, aku membelalakan mataku karena Myung Soo memakai pakaian couple kami. Aku sempat berpikir. Apakah dia memakai pakaian couple itu karena tidak ada pakaian bersih lainnya hingga dia memakainya ataukah ada faktor lain? Sepertinya untuk faktor lain itu sangat mustahil karena aku sangat mengharapkan faktor lain itu. Jujur, ketika aku melihatnya memakai pakaian itu, aku mengingat moment kami dulu. Dimana kami memakai pakaian itu pada hari yang sama. Namun, aku sedikit kesal padanya dulu karena dia menutupi pakaian itu dengan jaketnya. Sepertinya mulai detik ini, aku harus melupakan moment itu sedikit demi sedikit.

Pada tanggal 27 Januari 2014 tepat pukul 5.00 p.m, aku dengan terpaksa datang ke apartemen Myung Soo untuk memintanya meng-install ulang laptopku karena laptopku banyak virus dan banyak temanku yang mengeluh setelah mereka meng-copy file dari laptopku. Awalnya aku meminta untuk meng-install ulang pada Tae Yang. Namun, Tae Yang tidak bisa dihubungi bahkan dia tidak membalas message dariku. Sebelum tiba di apartemennya, aku mampir ke minimarket karena aku yakin kami akan diam seribu bahasa. Daripada aku bosan lebih baik aku memakan snack yang ku beli. Akhirnya aku tiba di apartemen Myung Soo. Aku sedikit membelalakan mataku ketika melihat Sae Ron dan Beige disana. Namun aku tidak menunjukan ekspresi terkejutku itu didepan mereka karena aku memiliki wajah jutek. Mengapa Myung Soo tidak memberitahuku bahwa mereka ada di apartemennya?  Aku yakin setelah ini mereka pasti menanyakan padaku ketika di kelas besok. Aku cukup bosan berada di apartemen Myung Soo karena mereka bicara mengenai hal yang tak ku ketahui hingga aku memilih diam saja. Tepat pukul 6.00 p.m, akhirnya Beige dan Sae Ron berpamitan pada kami. Kini hanya ada aku dan Myung Soo di apartemennya. Saat itu, aku benar-benar tidak tahu harus bicara hal apa dengannya. Dia sedang meng-install ulang laptopku. Akhirnya aku memutuskan untuk berbaring di ranjangnya. Pada saat itu, aku baru menyadari kebodohanku. Seharusnya aku meminta ijin padanya untuk berbaring di ranjangnya karena aku bukan kekasihnya lagi. Namun, mulutku ini sulit untuk mengatakannya. Lagipula dia tidak mempermasalahkan ini. Tepat pukul 7.00 p.m, dia masih meng-install ulang laptopku dan selama satu jam kami saling diam. Aku mengirim message pada temanku menceritakan hal itu. Temanku itu malah menertawaiku. Aku pun kesal olehnya hingga kami terus saling mengirim message dan aku tertawa pelan ketika membaca message darinya. Tepat pukul 7.45 p.m, Myung Soo menyerah untuk meng-install ulang laptopku. Dia menyuruhku untuk meminta install ulang laptopku pada Tae Yang. Jika akhirnya aku tahu seperti ini, seharusnya aku sabar menunggu kabar dari Tae Yang daripada harus berhadapan dengan Myung Soo seperti ini. Ketika aku akan pulang, aku teringatkan sesuatu. Aku pernah mengirimkan message pada Myung Soo mengenai mimpiku. Dalam mimpiku, aku bertemu dengan ibunya. Ibunya memberitahuku namanya dan ibunya adalah seorang bidan. Aku menanyakan kebenaran hal itu pada Myung Soo. Namun, dia malah bertanya padaku. Jika benar, apa yang akan ku lakukan? Jika salah, apa yang akan ku lakukan? Seharusnya itu adalah pertanyaan yang ku ajukan setelah mendengar jawaban darinya. Dia selalu bisa memutarbalikkan pertanyaan dari dulu dan aku selalu kalah olehnya. Aku menjawab. Jika benar, maka aku akan menjaganya dan mengawasinya bila terjadi sesuatu padanya. Walaupun kami sudah tidak berpacaran lagi. Jika salah, maka aku akan mengabaikan mimpi itu. Namun, anehnya mimpi itu selalu datang berturut-turut selama dua bulan. Aku sempat bertanya pada teman-temanku. Bila aku memimpikan hal yang sama secara berturut-turut maka itu adalah sebuah amanah. Setelah mendengar penjelasanku. Myung Soo terlihat berpikir dan mengatakan bahwa mimpi itu salah. Aku sama sekali tidak percaya padanya saat itu. Aku pun bertanya nama ibunya. Namun, dia tidak memberitahuku dan itu semakin membuatku yakin bahwa mimpiku itu benar. Kau mungkin bisa mengelaknya, Myung Soo. Karena aku tahu maksud dari elakanmu itu. Kau tidak ingin berhubungan denganku lagi. Meskipun aku masih mengharapkanmu. Namun aku tak pernah sedikitpun berpikir untuk menggunakan cara ini agar kau kembali padaku. Yang ingin ku curi darimu adalah hatimu bukan tubuhmu. Semoga kau selalu sehat, Myung Soo. Aku akan mengawasimu dari belakang tanpa kau ketahui karena aku yakin mimpi itu benar.

Pada tanggal 28 Januari 2014 tepat pukul 9.00 a.m, aku duduk bersebelahan dengan Beige. Beige bertanya padaku. Apakah aku dan Myung Soo telah baikkan? Apakah kalian berpacaran lagi? Aku menjawab bahwa hubungan kami baik-baik saja. Namun, kami tidak berpacaran lagi. Beige pun hanya menganggukkan kepalanya saja. Sebenarnya aku tahu maksud dari pertanyaan Beige. Beige pasti akan membicarakan hal ini pada Yerim karena Hyun Joong pernah mengatakan padaku bahwa Beige adalah wanita yang tidak bisa dipercaya. Beige selalu mengatakan hal yang tidak boleh dikatakan pada orang lain atau orang yang dimaksud. Namun, Beige justru mengatakan pada orang itu hingga pernah mengakibatkan pertengkaran kecil. Meskipun aku dan Yerim didepan umum terlihat baik-baik saja namun terlihat jelas bahwa dia masih membenciku. Aku hanya bisa berpura-pura tidak mengetahuinya.

Pada tanggal 19 Februari 2014 tepat pukul 8.40 a.m, aku sempat mendengar beberapa mahasiswa pria yang tak lain adalah teman Myung Soo sedang membicarakanku. Saat itu, aku duduk didepan mereka. Namun, aku sedang mendengarkan musik dengan menggunakan headset. Ketika lagu berakhir tanpa sengaja aku mendengar mereka sedang membicarakanku. Dengan refleks, aku mematikan musik itu namun aku tidak melepas headset yang ku pakai lalu menguping pembicaraan mereka. Mereka mengatakan bahwa sepertinya Myung Soo telah menyentuh semua bagian tubuhku. Pertama karena Myung Soo mengoleksi video mesum. ketika kami masih berpacaran, mereka menduga bahwa kami pernah melakukan hal itu. Kedua, mereka mengatakan bahwa aku pernah tidur di apartemen Myung Soo. Ketiga, mereka mengatakan bahwa bagian tubuhku ada yang aneh ketika mereka melihatku. Aku pun tak sanggup lagi menguping pembicaraan mereka hingga aku menyalakan musik kembali. Aku terkejut bukan main ketika mendengar mereka mengatakan hal yang tidak-tidak mengenaiku. Padahal aku dan Myung Soo telah lama berpisah. Apakah mereka tidak bisa membicarakan hal lain selain tentangku? Untuk perkataan pertama mereka, aku sangat menyangkalnya karena kami tidak pernah melakukan hal itu terlalu jauh meskipun Myung Soo memang menyentuh beberapa bagian tubuhku namun kami tidak pernah melakukan hal itu terlalu jauh. Walaupun Myung Soo pernah mengajakku untuk melakukan hal itu namun aku menolaknya. Untuk perkataan kedua mereka, aku mengakuinya bahwa itu benar namun kami tidur pada ranjang yang berbeda. Untuk perkataan ketiga, aku sedikit mengerutkan keningku. Apakah ada yang aneh pada tubuhku ini? Aku merasa bahwa tubuhku biasa saja seperti biasanya. Entahlah, aku memang tidak mengetahui pikiran pria ketika melihat tubuh wanita.

Pada tanggal 20 Februari 2014 tepat pukul 6.30 a.m, aku memutuskan untuk mengubah style pakaianku. Aku ingin mengalihkan topik beberapa mahasiswa pria itu yang sepertinya sedang menyelidikiku dengan style pakaianku yang menurutku agak aneh. Semua ini aku lakukan karena aku tak ingin mereka menganggapku seperti barang rongsokan ketika barang itu tidak berguna maka barang itu akan dibuang begitu saja seperti halnya yang dilakukan Myung Soo padaku. Seandainya aku masih berpacaran dengan Myung Soo, mungkin mereka tidak akan menganggapku seperti barang rongsokan.

Pada tanggal 29 Maret 2014 tepat pukul 1.00 p.m, aku bersama Gyeong tiba di kampus untuk open recruitment anggota baru organisasi kami. Tidak hanya ada kami berdua disana, tapi mahasiswa lainnya pun ada termasuk Myung Soo. Tepat pukul 4.30 p.m, kami telah selesai. Semua angkatan kami berkumpul untuk memberikan pesan dan kesan hari ini. Aku menjadi sasaran untuk pertanyaan itu karena sebagai anggota baru untuk tahun ini. Setelah menjawab, aku terkejut bukan main ketika mahasiswa lainnya menyoraki nama Myung Soo. Apakah ini awal bully-an kami lagi? Padahal aku tahu betul bahwa mereka sudah tidak mem-bully kami lagi. Namun yang aku pikirkan ternyata salah. Sebelum Myung Soo menjawab pertanyaan itu, Eunhyuk menyelanya terlebih dahulu. Eunhyuk mengatakan bahwa disini banyak wanita cantik.  Ketika mendengarnya, aku merasakan dadaku sangat sakit terutama hatiku. Apakah Myung Soo telah menemukan wanita yang cocok untuknya? Aku yakin sekali bahwa wanita itu adalah junior jurusan kami. Saat itu, tubuhku sangat lemas sekali namun aku harus terlihat tegar. Gyeong menyadari hal itu dan berusaha untuk menenangkanku. Akhirnya acara itu selesai, aku dan Gyeong pergi ke parkiran. Saat di parkiran ketika aku menyalakan motorku, aku melihat Myung Soo bersama temannya berjalan kearah kami. Dengan refleks, aku memalingkan wajahku. Jujur, saat itu aku ingin menangis. Gyeong mengatakan padaku bahwa mereka telah melewati kami. Aku pun mulai melajukan motorku. Di sepanjang perjalanan, sebisa mungkin aku menahan tangisanku itu karena aku sangat malu sekali bila harus menangis didepan Gyeong. Gyeong mengatakan padaku bahwa ketika aku memalingkan wajahku, Myung Soo melihat kearahku. Gyeong juga mengatakan bahwa terlihat jelas Myung Soo masih menyukaiku. Aku hanya tersenyum menanggapinya. Aku tak ingin jatuh kedalam jurang sakit hati karena teka-teki yang kau buat ini, Myung Soo.

Pada tanggal 30 Maret 2014 tepat pukul 7.00 p.m, aku datang ke apartemen Shin Hye. Disana aku melihat daftar data junior yang mendaftar organisasi di jurusan kami. Shin Hye mengatakan padaku bahwa junior yang dimaksud oleh Eunhyuk adalah Jung So Min. Aku terkejut bukan main ketika mendengarnya. Bagaimana mungkin Shin Hye mengetahui wanita itu? Shin Hye mengatakan padaku bahwa Jung So Min mendaftar di organisasi Myung Soo dan Eunji. Shin Hye menenangkanku bahwa Eunji tidak mungkin melepaskan Jung So Min karena Jung So Min mendaftar pilihan pertama di organisasi Eunji. Ketika mendengarnya, hatiku merasa lega. Mungkin aku terlihat egois namun inilah diriku. Shin Hye memberikan daftar data Jung So Min padaku. Aku tersenyum ketika melihat foto Jung So Min. Ternyata wajah Jung So Min sangat imut sekali. Pantas saja Myung Soo menyukainya. Bila kau memang menyukai wanita itu, aku harap kau bahagia dengannya. Aku rasa cara ini bisa membuatku untuk membencimu dan melupakanmu, Myung Soo.

Pada tanggal 2 April 2014 tepat pukul 3.00 p.m, aku tersenyum senang karena apa yang dikatakan oleh Shin Hye ternyata benar bahwa Jung So Min masuk ke organisasi Eunji. Saat itu, aku bersalaman dengan Jessica dan saling melempar senyum karena Jessica mengetahui hal itu selain Shin Hye dan kebetulan juga bahwa Jessica satu organisasi dengan Eunji. Jadi dia sudah mengetahui hal itu. Entah mengapa hatiku tetap saja tidak tenang setelah itu.

Pada tanggal 12 April 2014 tepat pukul 8.00 p.m, aku bertemu dengan temanku ditempat perkumpulan kami seperti biasanya. Kami bercanda gurau disana. Saat aku duduk di bangku luar café, Soo Hyun menghampiriku dan duduk disampingku. Soo Hyun mengatakan padaku bahwa dia putus dengan pacarnya. Aku pun mulai menenangkannya. Namun dia memegang tanganku. Aku berusaha untuk melepaskan tanganku. Namun dia semakin memegang tanganku dengan erat. Dia mengatakan padaku bahwa dia memutuskan pacarnya agar dia bisa berpacaran denganku. Aku langsung menolaknya waktu itu. Aku mengatakan padanya bahwa aku masih menyukai Myung Soo dan hatiku masih tertutup untuk menerima pria lain. Dia mengatakan padaku bahwa ini adalah kedua kalinya aku menolaknya. Dia memberiku waktu selama satu minggu untuk memikirkan kembali hal ini lalu dia pergi meninggalkanku yang masih tercengang. Setelah itu, aku pulang tanpa berpamitan dengan temanku terlebih dahulu.

Pada tanggal 13 April 2014 tepat pukul 8.00 p.m, aku sudah tidak sanggup lagi ketika mendengar mahasiswa lainnya mulai menggoda Myung Soo dengan menyebutkan nama Jung So Min ketika aku sedang melewati mereka. Akhirnya aku mengirim message pada Hyun Joong. Entah, mengapa hatiku tidak tenang? Aku takut sekali kehilangan Myung Soo karena kehadiran Jung So Min. Aku mengatakan pada Hyun Joong bahwa aku masih menyukainya. Saat itu juga, aku menanyakan padanya. Apakah Myung Soo sudah mempunyai pacar lagi? Dia mengatakan bahwa Myung Soo masih lajang dan dia menebak sepertinya dia masih menyukaiku bila dia melihat dari sikap Myung Soo. Ketika membaca message dari Hyun Joong, aku merasa bahwa aku masih mempunyai kesempatan kedua. Aku tak pernah menyuruh Hyun Joong untuk membantuku tapi dia berinisiatif ingin membantuku. Aku pun berterima kasih padanya. Walaupun aku sudah menduga bahwa hasilnya pasti negatif. Dia akan menolakku seperti dulu. Bila dia masih menolakku maka aku akan menerima Soo Hyun sebagai pacarku.

Pada tanggal 15 April 2014 tepat pukul 10.20 a.m, aku duduk bersebelahan dengan Min Ah. Min Ah mengatakan padaku bahwa dia membaca message dariku di ponsel Hyun Joong. Aku tak mempermasalahkan hal itu karena Min Ah adalah pacar Hyun Joong, jadi dia bebas untuk membaca setiap message yang ada di ponsel Hyun Joong. Berbeda sekali saat aku masih berpacaran dengan Myung Soo. Myung Soo selalu menjauhkan ponselnya dariku. Min Ah mengatakan bahwa Hyung Joong memberitahunya ketika pada awal aku dan Myung Soo berpisah, Myung Soo pernah mengatakan pada Hyun Joong bahwa dia masih menyukaiku namun baginya, aku sangat cerewet. Mana ada wanita di dunia ini yang tidak cerewet, Myung Soo? Justru cerewet adalah ciri khas wanita. Ketika mendengarnya, aku tersenyum bukan main. Namun, tetap saja aku merasakan bahwa kali ini aku akan mendapatkan respon negatif dari Myung Soo.

Pada tanggal 16 April 2014 tepat pukul 6.00 p.m, Hyun Joong menyuruhku untuk menemui Myung Soo. Aku menolaknya karena aku takut sekali. Namun, Hyun Joong dan Min Ah meyakinkanku untuk menemui Myung Soo. Akhirnya aku mengatakan pada mereka bahwa aku akan menemui Myung Soo besok. Mereka pun tersenyum dan mendoakanku. Aku harap keputusanku ini benar. Meskipun aku harus merendahkan harga diriku sebanyak 3 kali karena menurut Shin Hye dan Min Ah, cinta itu tidak mengenal harga diri. Meskipun aku harus jatuh kedalam jurang sakit hati sebanyak 1000 kali.

Pada tanggal 17 April 2014 tepat pukul 4.30 p.m, aku datang ke apartemen Myung Soo. Sebelumnya aku telah mengirim message padanya karena aku ingin membicarakan suatu hal padanya. Meskipun kami sempat berdebat tentang dimana tempat kami bertemu. Akhirnya aku memutuskan untuk di apartemennya saja karena dia menolak untuk pergi ke kampus. Padahal kampus adalah tempat yang paling aman bagiku untuk melarikan diri bila aku mendapat respon negatif darinya. Setibanya di apartemennya, dia sedang memperbaiki motornya. Aku pun menunggunya didalam apartemennya. Ketika aku akan mengambil air minum ternyata air minum dalam dispensernya kosong. Aku pun mendengus kesal karena aku menunggunya hingga satu jam lebih tapi dia tidak memberiku makanan atau minuman. Aku pun keluar dan pergi ke toko kecil untuk membeli makanan dan minuman. Setelah itu, aku masih melihatnya masih memperbaiki motornya. Aku pun masuk ke apartemennya dan makan. Apakah dia sengaja membiarkanku selama satu jam lebih seperti ini? Jujur, aku merasa bosan menunggunya selama itu. Mungkin dulu ketika dia sedang memperbaiki motornya, aku bisa menunggunya sambil bermain game atau menonton televisi. Namun, sekarang aku tak berani untuk menyentuh barangnya sama sekali karena aku bukanlah siapa-siapa baginya. Akhirnya dia selesai, dia menyuruhku untuk duduk diatas karpet. Namun, aku mengabaikannya karena bila aku duduk diatas karpet maka pantatku terasa panas sekali. Apakah dia sudah lupa bahwa aku lebih menyukai duduk di lantai? Karena duduk di lantai membuat pantatku dingin. Saat aku akan mulai bicara, aku membelalakan mataku karena dia duduk membelakangiku sambil berkutik pada laptopnya. Aku sempat berpikir bahwa dia sangat menyebalkan saat itu. Padahal aku ingin bicara dengannya sambil melihat matanya. Namun bila aku memintanya pun percuma saja karena dia pasti menolaknya, bila dia menerimanya pun pasti dia tidak bisa diam. Akhirnya aku membiarkannya saja. Aku menceritakan semuanya mulai dari message Hyun Joong, beberapa mahasiswa pria yang membicarakanku bahkan bicara tentang ketika dia menyentuhku. Mungkin aku sedikit mengancam dia dengan membicarakan hal ketika dia menyentuhku dulu. Bagi wanita, mungkin itu adalah senjata yang tepat untuk melawan lawan mainnya. Namun, aku salah ternyata Myung Soo sama sekali tidak bersalah telah menyentuhku waktu itu. Aku akui bahwa aku tidak pernah menyesalinya karena aku pun menikmatinya pada waktu itu. Yang aku sesalkan adalah Myung Soo tak mengerti bahwa aku ingin dia kembali padaku dan rasa sensasi yang ditimbulkan ketika dia menyentuhku masih ku rasakan hingga saat ini padahal kami telah berpisah lama sekali. Untuk perkataan mahasiswa pria mengenai diriku, dia mengatakan padaku bahwa dia tidak pernah mengatakan hal itu pada mahasiswa lainnya. Mungkin bagi pria lain itu adalah sebuah kebanggaan karena telah berhasil menyentuh tubuh pacarnya sendiri. Namun, aku percaya bahwa Myung Soo tidak mungkin mengatakan hal itu pada temannya. Dia memberiku saran agar mengubah cara berpakaianku. Dasar Myung Soo aneh, apakah dia tidak tahu bahwa aku berpakaian aneh seperti itu karena aku ingin mengalihkan topik beberapa mahasiswa pria itu yang sepertinya sedang menyelidiki tubuhku ini. Mungkin beberapa mahasiswa pria itu tidak membicarakanku setelah aku berpisah dengan Myung Soo, bila Myung Soo tidak pernah menyentuh tubuhku ini. Dia mengatakan padaku bahwa dia sudah tidak menyukaiku lagi bahkan saat ini dia tidak menyukai siapa-siapa. Aku sempat berpikir. Apakah dia dengan memberitahuku bahwa dia tidak menyukai siapa-siapa berarti dia tidak menyukai Jung So Min? Apakah dia menerima perjodohan dari orang tuanya hingga dia menolakku seperti ini? Aku harus menelan ludahku sendiri karena untuk kedua kalinya dia menolakku lagi. Entah, apa alasannya. Dia menyuruhku untuk mencari pria lain dan jangan mengharapkannya kembali. Aku sungguh tidak mengerti denganmu, Myung Soo. Padahal aku telah mengorbankan harga diriku sebagai seorang wanita karena aku ingin kau kembali padaku. Aku hanya ingin kau kembali padaku, Myung Soo. Aku tak mengharapkan lebih dari itu. Teman-temanku sempat memarahiku karena betapa bodohnya aku masih menyukaimu dan menunggumu padahal jelas-jelas kau menolakku dan mengabaikanku seperti ini. Bila aku mengingat moment selama kita masih berpacaran, kau lebih banyak menyakiti hatiku. Namun, aku tak bisa membencimu sama sekali. Tak bisakah kau mengorbankan harga dirimu seperti aku yang mengorbankan harga diriku padamu, Myung Soo? Apa yang harus ku lakukan lagi agar kau kembali padaku. Sepertinya aku harus menerima Soo Hyun agar aku bisa melupakanmu, Myung Soo.
Pada tanggal 20 April 2014 tepat pukul 7.00 p.m, Soo Hyun menemuiku di rumah. Aku berpamitan pada orang tuaku bahwa aku akan pergi keluar bersama Soo Hyun sebentar. Mereka pun mengijinkan kami. Saat itu, Soo Hyun mengajakku ke sebuah mall. Aku tersenyum miris karena mall itu mengingatkanku pada Myung Soo. Kami pun berbicara. Dia menanyakan jawaban dariku. Aku teringatkan akan perkataan Myung Soo yang menyuruhku untuk mencari pria lain. Akhirnya aku menganggukkan kepalaku dan tersenyum sebagai tanda menerimanya. Aku melihat Soo Hyun senang bukan main saat itu. Aku akui bahwa Soo Hyun adalah pria yang baik, tampan, dan tinggi. Semua temanku datang waktu dan mengucapkan kata selamat pada kami. Lalu kami merayakan hari pertama jadian kami bersama teman-teman lainnya. Semoga dengan cara aku berpacaran dengan Soo Hyun bisa melupakanmu, Myung Soo.

Pada tanggal 20 Mei 2014 tepat pukul 3.00 p.m, aku bertemu dengan Soo Hyun di taman belakang kampus. Aku mengatakan “Putus” padanya. Aku mengatakan padanya bahwa dia terlalu baik untukku. Selama satu bulan kami berpacaran, dia selalu memenuhi setiap keinginanku. Namun, kebaikannya itu tidak bisa membuatku untuk melupakan Myung Soo. Justru aku merasa bersalah pada Soo Hyun. Dia mengetahui bahwa Myung Soo pernah menyentuhku dan dia menerimaku apa adanya. Namun, aku tak ingin membuatnya tersakiti lebih jauh lagi karena hingga detik ini aku tidak bisa melupakan Myung Soo. Soo Hyun sempat menolak permintaanku itu. Namun, aku memohon dan menangis dihadapannya agar dia melepaskanku karena aku bukanlah wanita yang baik untuknya. Akhirnya, dia menyerah dan menerima permintaanku itu. Aku mengatakan padanya bahwa kita masih berteman dan aku akan menganggapnya kakakku seperti dulu lagi. Maafkan aku, Soo Hyun.

Pada tanggal 23 Mei tepat pukul 7.00 p.m, aku baru mengetahui bahwa aku satu kelompok besar dengan Myung Soo dan yang lebih mengejutkan lagi ketika mengetahui bahwa Yerim dan Gayoon satu kelompok denganku. Hyo Joo mengirim message padaku bahwa dalam kelompok besar itu dibagi dalam beberapa kelompok kecil. Saat dibagi dalam kelompok kecil, Hyo Joo mengatakan padaku bahwa aku seharusnya satu kelompok kecil dengan Myung Soo. Namun, mahasiswa lainnya memisahkan kami karena mereka takut bahwa kami akan bertengkar dan mereka tidak pernah melihat aku dan Myung Soo bicara setelah kami berpisah. Mereka takut bahwa hal itu akan mempengaruhi tugas observasi kelompok. Aku sangat kecewa sekali ketika Hyo Joo mengirim message itu. Namun, keputusan mereka ada baiknya untukku karena jujur hingga detik ini aku tak berani untuk bicara dengan Myung Soo didepan umum bahkan untuk sekedar melihatnya pun aku tak sanggup.





TBC

Tidak ada komentar: