[Special
Edition Love is Feeling] Ji Won’s Diary Part 7
Title : [Special Edition Love is
Feeling] Ji Won’s Diary Part 7
Author : Cavela
Length : Series
Genre : Romance and Sad
Main
Cast : Kim Myung Soo aka L Infinite
and Kim Ji Won
Other Cast : Cho Kyuhyun, Kim Yerim, Kim Ryeowook, Beige, Kim Heechul, Im
Yoona, Leeteuk aka Seongseonim Park,
Hyuna, Gayoon, Yoo Seung Ho, Jung Yong Hwa, Lee Hyukjae aka Eunhyuk, Song
Eunji, Han Ji Min, Kang In aka Seongseonim, Park Shi Ho, Hwang Jung Eum, Lee Da
Hee, Lee Jun Ki, Song Hye Kyo, Han Ga In, Park Shin Hye, Yoon Eun Hye, Jessica
Jung, Moon Chae Won, Kang So Ra, Goo Hye Sun, Lee Sunkyu aka Sunny, Lee Hong
Ki, Shindong, Kim Bum, Kim Gyeong, Song Ye Jin, Park Si Yeon, Jung So Min, Kim Jae Joong, Seo In Guk,
Kwon Yuri, Kim Sae Ron, Tuan Kim, Nyonya Kim, Micky Yoochun, Choi Sulli, Kim So
Eun, Lee Joon, Tae Yang, Kim Haneul, Kang Min Hyuk, Kim Hyun Joong, Kim Tae
Woo, Kim Jae Joong, Shin Min Ah, Han Hyo Joo, Lee Taemin, Victoria Song, Choi
Minho, Wooyoung, member Infinite, member Super Junior, member Girls Generation
Pada
tanggal 23 Mei tepat pukul 7.00 p.m, aku baru mengetahui bahwa aku satu
kelompok besar dengan Myung Soo dan yang lebih mengejutkan lagi ketika
mengetahui bahwa Yerim dan Gayoon satu kelompok denganku. Hyo Joo mengirim
message padaku bahwa dalam kelompok besar itu
dibagi dalam beberapa kelompok kecil. Saat dibagi dalam kelompok kecil, Hyo Joo mengatakan padaku bahwa aku seharusnya satu kelompok kecil dengan Myung Soo. Namun, mahasiswa lainnya memisahkan kami karena mereka takut bahwa kami akan bertengkar dan mereka tidak pernah melihat aku dan Myung Soo bicara setelah kami berpisah. Mereka takut bahwa hal itu akan mempengaruhi tugas observasi kelompok. Aku sangat kecewa sekali ketika Hyo Joo mengirim message itu. Namun, keputusan mereka ada baiknya untukku karena jujur hingga detik ini aku tak berani untuk bicara dengan Myung Soo didepan umum bahkan untuk sekedar melihatnya pun aku tak sanggup.
dibagi dalam beberapa kelompok kecil. Saat dibagi dalam kelompok kecil, Hyo Joo mengatakan padaku bahwa aku seharusnya satu kelompok kecil dengan Myung Soo. Namun, mahasiswa lainnya memisahkan kami karena mereka takut bahwa kami akan bertengkar dan mereka tidak pernah melihat aku dan Myung Soo bicara setelah kami berpisah. Mereka takut bahwa hal itu akan mempengaruhi tugas observasi kelompok. Aku sangat kecewa sekali ketika Hyo Joo mengirim message itu. Namun, keputusan mereka ada baiknya untukku karena jujur hingga detik ini aku tak berani untuk bicara dengan Myung Soo didepan umum bahkan untuk sekedar melihatnya pun aku tak sanggup.
Next
Pada
tanggal 26 Mei tepat pukul 3.00 a.m, kelas kami mengadakan praktikum. Kali ini
aku bersama Yoon Eun Hye, Jessica Jung, Moon Chae Won, Kang So Ra, Goo Hye Sun.
Setibanya di kampus, aku berlarian sambil membawa barangku lalu menghampiri
mereka. Saat sedang bicara dengan mereka, aku sempat mendengar bahwa Yong Hwa
memanggil nama Myung Soo sangat keras sekali. Padahal saat itu Yong Hwa bersama
temannya sedang berada dibelakangku. Namun, aku mengabaikannya dan bicara
dengan temanku lagi. Akhirnya kami masuk bus, aku duduk bersama Chae Won. Saat
bus berhenti di pom bensin, aku baru menyadari bahwa aku dan Myung Soo memakai
pakaian yang sama yaitu berwarna putih. Aku sempat mendengus kesal. Seharusnya
aku memakai pakaian warna lain bila tahu akan seperti ini jadinya. Temanku
mulai menggodaku lagi namun aku mengabaikannya kali ini dan mereka berhenti
menggodaku. Tepat pukul 4.00 p.m, bus yang dinaiki oleh Myung Soo mogok hingga
beberapa mahasiswa wanita masuk kedalam bus yang ku naiki. Saat aku membuka
mataku, aku terkejut bukan main karena Victoria duduk disampingku. Dia
tersenyum padaku. Aku pun menanggapinya dengan tersenyum dan menganggukan
kepalaku. Entah bagaimana awalnya Victoria berbicara dengan keras hingga aku
mendengarnya. Victoria mengatakan bahwa dia tertawa ketika melihat Myung Soo
jatuh dari kursi belakang bus saat supir menginjak rem dengan mendadak dan
tepat saat itu juga Myung Soo tertinggang dus minuman mineral. Semua mahasiswa
yang ada di bus itu tertawa. Namun, Myung Soo memasang wajah seolah-olah tidak
terjadi apa-apa. Ketika mendengar cerita Victoria, aku tertawa sangat keras
saat itu hingga semua mahasiswa didalam bus melihat kearahku dan mulai
menggodaku. Saat mereka menggodaku, aku memanyunkan bibirku dan memalingkan
wajahku dari mereka. Seharusnya tadi aku bisa menahan tawaku agar mereka tidak
menggodaku lagi. Tepat pukul 9.00 p.m, kelompok kami melakukan briefing
termasuk Myung Soo ada disana. Aku duduk ditengah antara Taemin dan Jae Joong.
Taemin dan Jae Joong tiada hentinya menggodaku karena aku sekelompok dengan
Myung Soo. Aku pun menjadi kesal tanpa sengaja aku memukul Jae Joong. Saat itu
juga, semua mahasiswa di kelompokku melihat kearahku. Hyo Joo mengatakan padaku
bahwa aku jahat sekali memukul Jae Joong. Aku tersenyum tanpa merasa bersalah
pada Jae Joong. Sedangkan Jae Joong tersenyum puas. Saat itu, aku malu sekali
terutama dihadapan Myung Soo. Semoga dia tidak menganggapku wanita genit ketika
aku sedang bercanda gurau dengan Taemin dan Jae Joong. Setelah selesai, aku
kembali ke kamar. Namun, aku teringatkan pada ponselku. Aku pun kembali ke
tempat briefing tadi. Ku lihat beberapa mahasiswa dalam kelompokku masih
berkumpul termasuk Myung Soo. Aku pun mulai mencari ponselku. Aku sangat
beruntung sekali karena yang menemukan ponselku adalah Hyo Joo. Saat aku
mengambil ponselku dari tangan Hyo Joo, aku sempat berharap semoga Myung Soo
tidak melihat tali kecil pemberian darinya yang ku pasang di ponselku ini. Aku
pun mengucapkan terima kasih pada Hyo Joo lalu pergi kembali ke kamar.
Pada
tanggal 27 Mei tepat pukul 7.00 a.m, kami melakukan observasi sesuai dengan
kelompok. Pada saat itu, aku melakukan observasi berdua dengan Shin Hye. Tanpa
terasa observasi itu selesai lebih awal. Setelah itu, aku istirahat di kamar.
Tepat pukul 6.30 p.m, aku selesai mandi. Setelah itu, aku duduk bersama Eun Hye
untuk mengantri makanan. Eun Hye mengatakan padaku bahwa seharusnya aku tidak
perlu mengganti pakaian tadi. Aku mengerutkan keningku tidak mengerti. Eun Hye
mengatakan bahwa Myung Soo sedang memakai pakaian berwarna kuning. Eun Hye mengatakan
lagi bahwa seandainya aku belum mengganti pakaianku, mungkin aku dan Myung Soo
memakai pakaian yang warnanya sama. Aku membalas perkataannya. Bila aku masih
memakai pakaian yang tadi, mungkin tubuhku ini sangat bau. Kami pun tertawa
bersama-sama. Setelah makan, kelompok kami berkumpul dan melakukan analisis
data observasi tadi. Aku pun melakukan analisis itu. Semua mahasiswa dalam
kelompok itu mulai berdiskusi dan bicara. Aku sama sekali tidak tertarik bicara
saat itu karena bagiku mereka terlalu berisik dan mereka bicara hal yang tak
berguna maka itu sama saja dengan membuang waktu istirahat. Jujur, saat itu aku
sangat mengantuk sekali hingga aku cepat-cepat untuk menyelesaikan analisis
itu. Saat melakukan analisis, lagi-lagi aku tidak fokus karena mendengar suara
Myung Soo meskipun aku tidak melihatnya sama sekali. Tepat saat itu juga, aku
menarik nafas dan kembali untuk fokus menganalisis data lagi. Akhirnya aku
selesai menganalisis data itu. Aku pun mulai berpamitan pada mahasiswa lainnya
kecuali pada Myung Soo. Aku berkata dalam batinku selamat tidur, Myung Soo.
Semoga kau bermimpi indah.
Pada
tanggal 28 Mei 2014 tepat pukul 7.00 a.m, kami melakukan observasi ke lokasi
kedua. Saat kami sedang mendengar penjelasan dari dosen, aku melihat ke belakang
dan menanyakan suatu hal pada Hyo Joo. Ketika aku bertanya pada Hyo Joo, aku
tidak mendapat jawaban darinya yang ada dia malah marah padaku. Aku terkejut
bukan main waktu itu, karena itu adalah pertama kalinya Hyo Joo marah padaku.
Padahal aku tidak tahu sama sekali kesalahanku. Aku pun menundukkan kepalaku.
Saat aku akan memalingkan kepalaku kearah depan, tanpa sengaja aku melihat
kearah Myung Soo dan dia pun melihat kearahku. Setelah itu, aku memalingkan
kepalaku kearah depan. Semoga Myung Soo tidak mendengar ketika Hyo Joo marah
padaku tadi. Jujur, saat Hyo Joo marah padaku ingin rasanya aku menangis namun
aku menahannya. Setelah itu, kami jalan kaki sepanjang 7 km. Aku sama sekali
tidak tahu bahwa kami harus memakai pakaian angkatan dan aku benar-benar salah
kostum waktu itu karena hanya aku sendiri yang memakai pakaian bebas. Tepat
pukul 12.00 a.m, akhirnya kami istirahat dan makan. Setelah itu, aku pergi ke
pantai mencari keberadaan teman-temanku. Saat aku sedang berjalan kearah
pantai, aku melihat Myung Soo dan temannya sedang berjalan didepanku. Aku pun
memutuskan untuk berjalan pelan dibelakangnya. Setelah aku menemukan keberadaan
teman-temanku, dengan refleks aku berlari dan melewati Myung Soo bersama
temannya. Ketika di pantai aku dan teman-temanku foto bersama. Tepat pukul 1.00
p.m, kami disuruh berkumpul untuk kembali ke basecamp. Setelah itu, kami
berjalan kaki sepanjang 7 km lagi. Saat aku sedang berjalan, tiba-tiba Hong Ki
menghampiriku dan kami jalan bersama. Saat aku dan Hong Ki sedang berjalan dan
bicara, tiba-tiba kami melihat Myung Soo berjalan dengan cepat melewati kami.
Aku akui tenaga Myung Soo sangat kuat hingga dia bisa menyusul kami. Setelah
itu, Hong Ki mulai menggodaku. Hong Ki mengatakan padaku bahwa hanya aku dan
Myung Soo yang memakai pakaian bebas padahal mahasiswa lainnya memakai pakaian
angkatan termasuk dirinya. Dengan refleks, aku melihat kearah Myung Soo dan
benar saja dia menggunakan pakaian bebas. Aku pun mulai kesal karena lagi-lagi
mahasiswa mulai menggodaku karena pakaian yang kami pakai. Pertama pada tanggal
26 Mei 2014, aku dan Myung Soo memakai pakaian berwarna putih. Kedua pada
tanggal 27 Mei 2014, aku dan Myung Soo memakai pakaian berwarna kuning. Dan
sekarang, kami sama-sama memakai pakaian bebas. Aku mengsugestikan diri sendiri
bahwa itu hanya kebetulan saja. Setelah observasi selesai, kami kembali ke
basecamp. Setelah itu, bagiku tidak ada hal yang menarik lagi.
Pada
tanggal 29 Mei 2014 tepat pukul 7.30 a.m, aku dikejutkan dengan pembagian
perahu per kelompok. Awalnya aku mengira bahwa Myung Soo akan pindah perahu
mengingat bahwa teman-temannya berada pada perahu lain. Saat aku melewati
jembatan untuk menuju perahu, aku berjalan pelan sekali waktu itu. Jujur, waktu
itu kepalaku pusing sekali dan aku teringatkan moment dimana aku jatuh ke laut
di pelabuhan. Ingin rasanya aku meminta tolong pada mahasiswa lainnya. Namun,
aku tertinggal jauh. Semua mahasiswa yang satu perahu denganku telah berjalan
didepanku dan sangat jauh. Aku pun memberanikan diri untuk melawan rasa
pusingku itu. Akhirnya aku naik ke perahu dan duduk disana. Aku melihat wajahku
pada layar ponselku. Terlihat jelas bahwa aku sangat pucat sekali. Aku pun
mengambil kain syal di dalam tasku dan bergegas memakainya untuk menutupi
wajahku. Perahu pun berjalan dan rasa pusingku semakin menjadi-jadi melihat air
laut yang begitu banyak. Aku mengalihkan rasa pusingku itu dengan membaca
kertas instrument dan menanyakannya pada kedua temanku lainnya. Saat aku akan
melihat kearah temanku itu, tanpa sengaja aku melihat kearah Myung Soo. Saat
kami saling melihat, aku teringatkan pada tatapan kami saat di laboratorium
dulu ketika mata kuliah sedang berlangsung. Beberapa detik kemudian, aku
memalingkan wajahku dan bicara dengan kedua temanku itu. Beruntung sekali
ketika aku melihat Myung Soo, wajahku tertutupi oleh kain syal itu hingga hanya
mataku yang dapat terlihat olehnya. Saat itu juga, aku baru menyadari bahwa
Myung Soo menutup wajahnya dengan kain syal yang semotif denganku namun berbeda
warna. Akhirnya kami tiba di pulau pertama. Kami pun melakukan observasi
disana. Saat itu, aku bertemu dengan Hong Ki dan lagi-lagi dia menggodaku
karena aku dan Myung Soo memakai pakaian angkatan dan syal yang sama padahal
mahasiswa lainnya memakai pakaian bebas. Aku pun menyangkalnya dengan mengatakan
padanya bahwa hal ini adalah kebetulan dan lagipula aku kehabisan pakaian
bersihku. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan observasi menuju pulau
kedua. Aku duduk didepan bersama kedua temanku tadi. Namun, Myung Soo pindah ke
belakang bersama teman sekelompokku lainnya termasuk Yerim dan Gayoon ada
disana. Menurutku terpisah dengannya, mungkin lebih baik. Jujur saat dia duduk
didepan perahu, aku sangat canggung sekali dan hanya diam saja tidak seperti
diriku biasanya yang sangat cerewet. Perjalanan menuju lokasi pulau kedua cukup
lama. Akhirnya kami tiba di pulau kedua. Setelah makan, kami melakukan
observasi lagi. Saat aku sedang mencatat sambil berjalan. Aku melihat sandal
disebelahku. Saat itu, aku langsung membelalakan mataku ketika aku menyadari
bahwa orang yang berjalan disebelahku adalah Myung Soo. Saat itu, aku tidak
berani mengangkat kepalaku. Aku merasakan bahwa dia menyadari aku berada
disebelahnya. Dia pun mulai memperlambat jalannya. Aku pun mengerti lalu ku
gunakan kesempatan itu untuk berjalan cepat. Setelah itu, aku baru berani
mengangkat kepalaku lagi. Observasipun selesai. Saat kami akan kembali ke
perahu, tiba-tiba aku merasa kakiku kram sepertinya karena aku terlalu
bersemangat jalan tadi. Aku berusaha untuk berjalan normal. Namun nihil, aku
jatuh sambil memegang tangan Minho. Semua mahasiswa pria yang ada disekitarku
pun menolongku. Aku baru menyadari bahwa yang menolongku adalah semua teman
Myung Soo. Aku pun melihat kearah kanan dan kiri, setelah itu aku merasa lega
karena Myung Soo tidak ada disini. Mereka memapahku jalan. Tae Woo yang
melihatku saat itu tertawa dan memanggil nama Myung Soo. Namun, aku tersenyum dan
mengatakan pada Tae Woo bahwa Myung Soo tidak mungkin mendengarnya karena Myung
Soo tidak ada disini. Setelah mendengar perkataanku, Tae Woo diam lalu
meninggalkanku. Setelah menemukan sebuah tongkat kayu, aku mulai berjalan
menggunakan tongkat itu. Akhirnya aku tiba didepan pulau itu, angkatan kami pun
mulai berfoto disana termasuk diriku. Setelah itu, kami kembali ke perahu. Aku
menarik nafasku sebelum turun dari jembatan ke perahu. Beruntung waktu itu,
pembimbing observasi kami menolongku dan aku tidak menyangka bahwa dosen yang
menurutku kejam dalam tugas pun menolongku untuk turun ke perahu. Setelah naik
ke perahu, aku mulai kebingungan dengan perahu milik kelompokku. Aku mulai berjalan
mondar-mandir sendiri dan berpikir. Saat aku berpapasan dengan Myung Soo dan
berpura-pura tidak melihatnya, dia mengatakan bahwa perahu kelompok kami
disini. Setelah mendengarnya, aku pun berjalan menuju depan perahu dan duduk
disana. Terima kasih, Myung Soo. Aku tak menyangka bahwa kami tiba di pulau
ketiga padahal aku baru saja duduk. Aku pun berjalan pelan karena kakiku masih
belum bisa berjalan dengan normal. Setibanya disana, kami mendengarkan
penjelasan dosen. Setelah selesai, kami kembali ke perahu. Saat itu, aku pindah
ke perahu kelompok Eun Hye dan Chae Won karena aku tidak sanggup lagi bila
harus berada pada perahu yang sama dengan Myung Soo dalam waktu yang lama. Aku
sangat canggung sekali dengannya dan aku tak ingin melihat Yerim tersenyum puas
ketika melihatku dan Myung Soo saling diam seperti sebelumnya. Saat aku duduk
dibelakang perahu kelompok Eun Hye dan Chae Won, aku baru menyadari bahwa
perahu kelompokku berada disebelahku. Saat itu juga, aku melihat Myung Soo dan
dia pun melihatku. Aku mengedipkan mataku tak percaya bahwa lagi-lagi aku harus
melihat Myung Soo setelah aku pindah perahu. Aku pun memalingkan wajahku dan
bicara dengan Eun Hye. Ketika di perahu kelompok Eun Hye dan Chae Won, aku
lebih bebas untuk bicara bahkan kami saling bercanda gurau. Setibanya di
basecamp, aku langsung tidur di kamar tanpa mandi terlebih dahulu karena aku
yakin saat itu kamar mandi pasti penuh dan banyak mahasiswa yang sedang
mengantri.
Pada
tanggal 30 Mei 2014 tepat pukul 7.00 a.m, aku bersama teman-temanku foto
bersama karena hari ini adalah hari terakhir praktikum kami. Setelah itu, kami
berbicara dan bercanda gurau. Tepat pukul 5.00 p.m, bus yang kami tunggu akhirnya
datang. Sebelum aku menaiki bus, aku sempat melihat kearah belakang, ku lihat
Myung Soo sedang berjalan tepat dibelakangku. Saat itu juga, aku memalingkan
wajahku dan berjalan menuju bus. Aku senang sekali bisa melihatmu Myung Soo.
Walaupun hanya satu detik saja.
Pada
tanggal 31 Mei 2014 tepat pukul 4.30 a.m, bus kami tiba di kampus. Ternyata bus
yang ku naiki adalah bus terakhir yang tiba di kampus. Aku sempat kecewa saat
itu karena aku tidak bisa melihat Myung Soo. Aku pun menunggu jemputan ditemani
oleh Ji Min dan Chae Won. Akhirnya ayahku tiba. Aku membelalakan mataku ketika
melihat ayahku menjemputku dengan menggunakan motor besarnya. Chae Won
mengatakan padaku bahwa ayahku terlihat keren sambil tertawa. Ji Min mengatakan
juga bahwa ayahku lebih cocok menjadi kekasihku dibandingkan menjadi ayahku
karena menggunakan motor besar seperti itu. Aku pun memukul pelan tangan mereka
lalu berpamitan pada mereka dan melambaikan tanganku.
Pada
tanggal 16 Juni 2014 tepat pukul 9.00 a.m, kami mengadakan ekspose di
auditorium. Saat itu, aku sangat mengantuk sekali karena tidak ada makanan
disana. Tepat pukul 12.00 a.m, kami istirahat dan harus kembali ke auditorium
tepat pukul 1.00 p.m. Aku pun pergi bersama teman-temanku untuk pergi mencari
makan. Tepat pukul 1.00 p.m, kami kembali ke auditorium. Kami melihat bahwa
kursi dibawah sudah penuh. Akhirnya kami menaiki tangga dan berniat untuk duduk
diatas. Saat itu, aku mengikuti teman-temanku dibelakang. Saat aku berjalan dan
melewati orang yang duduk disana tanpa melihat mereka, aku terkejut bukan main
ketika mendengar perkataan Eunhyuk namun aku menahannya dan berpura-pura tidak
mendengarnya. Eunhyuk mengatakan dengan keras bahwa sang mantan Myung Soo baru
saja lewat. Jika aku lepas kendali, mungkin aku sudah menghampiri Eunhyuk dan
memarahinya agar tidak menggodaku lagi. Namun, aku memantapkan hatiku bahwa aku
sudah tidak mempunyai hubungan apa-apa lagi dengan Myung Soo. Jadi, mengabaikan
mereka adalah tindakan yang terbaik untuk saat itu. Akhirnya ekspose pun
berakhir. Aku pun bergegas pulang.
Pada
tanggal 19 Juni 2014 tepat pukul 5.00 a.m, aku terbangun dari tidurku. Ketika
aku melihat ponselku, banyak sekali message yang mengatakan selamat ulang tahun
padaku. Tepat pukul 1.00 p.m, Soo Hyun datang ke rumahku dan mengajakku pergi
jalan-jalan. Akhirnya kami pun pergi. Aku sempat membelalakan mataku karena Soo
Hyun membawaku ke rumahnya. Soo Hyun mengenalkanku pada orang tuanya. Orang
tuanya sangat ramah sekali padaku. Selama satu jam aku dan Soo Hyun bermain
playstation, akhirnya teman-temanku lainnya datang. Mereka datang sambil
membawa kue bolu yang cukup besar. Mereka menyanyikan lagu selamat ulang tahun
lalu aku pun berdoa sambil menutup mataku dan meniup lilin. Aku berdoa agar
Myung Soo kembali padaku. Kami pun memakan bolu itu dan bercanda gurau. Aku
mendapatkan banyak kado kecil dari mereka. Isi kado mereka adalah sebuah jam
tangan, jam bekker, gelang kecil, ikat pinggang, headset, dompet, syal dan
boneka kecil. Yang ku tahu Soo Hyun memberiku syal. Aku pun bermalam bersama
teman-temanku di rumah Soo Hyun karena kebetulan orang tuanya pergi keluar
kota. Hari itu adalah perayaan ulang tahunku yang paling spesial. Aku sempat
merasa aneh pada diriku sendiri. Aku bisa bersikap biasa saja kepada Soo Hyun.
Namun, aku tidak bisa bersikap biasa saja kepada Myung Soo. Padahal mereka
sama-sama mantan kekasihku. Apakah karena aku mempunyai perasaan lebih pada
Myung Soo hingga aku dan Myung Soo terlihat seperti bermusuhan? Entahlah,
bahkan aku tak mengerti dengan diriku sendiri. Apakah kau masih mengingat
tanggal ulang tahunku ini, Myung Soo? Sepertinya dia telah melupakannya karena
dia mengatakan padaku bahwa dia mudah sekali untuk melupakan.
Pada
tanggal 23 Juni 2014 tepat pukul 8.40 a.m, aku mengikuti kelas semester padat.
Aku mengikuti perkuliahan seperti biasanya. Namun saat aku akan pulang,
tiba-tiba Yoon Eun Hye, Jessica Jung, Moon Chae Won, Kang So Ra, dan Goo Hye
Sun menahanku di kelas. Aku sudah mengerti maksud mereka. Mereka pasti akan
memberiku sebuah kado dan ternyata dugaanku itu benar. Mereka memberiku kado microphone dan sebuah pigura yang
berisikan foto jelekku semua. Mereka menceritakan padaku bahwa awalnya mereka
ingin memberikan video Myung Soo dan menyuruhnya untuk mengatakan selamat ulang
tahun padaku. Namun karena Myung Soo tidak mengikuti kelas semester padat,
akhirnya mereka mengganti kadonya. Awalnya aku sangat kecewa sekali. Namun, aku
sangat menyukai kado dari mereka. Terima kasih untuk teman-temanku.
Pada
tanggal 20 Agustus 2014 tepat pukul 1.00 a.m, ponselku berdering. Aku masih
menutup mataku mencari keberadaan ponselku. Setelah mendapatkan ponselku, aku
menekan tombol menerima panggilan telepon. Namun nihil, ponselku masih berdering.
Aku pun membuka mataku dan melihat layar ponselku. Aku membelalakan mataku
ketika melihat tulisan yang tertera pada layar ponselku itu ternyata hari ini
adalah ulang tahun Myung Soo ke-20. Aku pun menutup mataku dan mendoakan Myung
Soo. Aku berdoa agar Myung Soo diberikan kesehatan. Jujur, saat itu ingin
sekali rasanya aku mengirim message padanya. Namun, ku urungkan niatku itu
karena setelah Myung Soo menolakku untuk kedua kalinya aku bertekad untuk tidak
menghubunginya lagi walaupun hanya sekedar mengirim message padanya. Tepat pukul
9.00 a.m, saat itu dosen belum datang. Tae Woo menghampiriku dan mengatakan
padaku bahwa Myung Soo ulang tahun hari ini. Aku melihat Tae Woo sambil
mengerutkan keningku sebagai tanda tidak mengerti. Lalu Tae Woo menyuruhku
untuk mengucapkan selamat ulang tahun pada Myung Soo. Setelah mendengarnya, aku
sontak menolaknya langsung. Namun, aku tersenyum dan mengatakan pada Tae Woo
bahwa mendoakannya saja sudah cukup untuknya. Tae Woo pun tersenyum miris
padaku lalu meninggalkanku. Mengapa Tae Woo menyuruhku untuk mengucapkan
selamat ulang tahun pada Myung Soo? Apakah Myung Soo yang menyuruhnya? Lagipula
mereka berteman. Entahlah, yang jelas aku merasa bahwa teman-teman Myung Soo
akan mulai menggodaku kembali.
Pada
tanggal 2 September 2014 tepat pukul 4.00 p.m, organisasi jurusan kami
mengadakan acara di taman belakang. Aku bersama teman-temanku menghadiri acara
itu. Kami duduk dibelakang saat itu karena kami datang terlambat. Tanpa terasa
bahwa aku telah memiliki junior dua angkatan sekaligus. Selama acara berlangsung,
aku baru menyadari bahwa aku duduk dibelakang Jung So Min. Saat itu, aku sama
sekali tidak merasa cemburu pada Jung So Min karena Jung So Min telah memiliki
pacar. Aku mengetahui hal itu dari Jessica. Saat aku sedang bicara dan akan
melihat kearah Eun Hye yang berada disampingku, tanpa sengaja aku melihat Myung
Soo. Saat itu, dia melihat kearahku namun dengan cepat dia segera memalingkan
wajahnya. Setelah itu, aku tersenyum dan mulai bicara lagi dengan Eun Hye.
Setelah acara selesai, kami disuruh melingkar dan bersalaman satu persatu. Saat
itu adalah pertama kalinya aku bersalaman dengan Jung So Min. Aku terus
bersalaman hingga aku bertemu dengan Taemin. Sebelum bersalaman dengan Taemin,
dia menggodaku terlebih dahulu sambil menunjuk kearah Myung Soo. Namun, aku
langsung menginjak kakinya dan bersalaman dengannya. Lalu aku bersalaman dengan
Jae Joong. Jae Joong pun menggodaku juga namun aku langsung menepuk tangannya
itu lalu pergi. Aku pun bersalaman dengan Seung Ho, Kyuhyun, Hyuna, dan Gayoon.
Saat aku bersalaman dengan Tae Woo, dia mulai menggodaku lagi dan menyuruhku
untuk bersalaman dengan Myung Soo sebelum bersalaman dengannya. Aku pun mulai
memelototinya hingga akhirnya dia bersalaman denganku. Lalu aku bersalaman
dengan Wooyoung. Wooyoung pun menggodaku dengan memanggilku “Lady Gaga”. Lady
Gaga adalah julukanku ketika aku berpakaian aneh waktu itu. Awalnya aku marah
sekali karena mereka mengejekku seperti itu. Namun sekarang, aku sudah terbiasa
menanggapinya. Bahkan Hyun Joong menambahkan julukanku yaitu “Taylor Swift”. Aku
sempat melihat kearah Myung Soo, sepertinya dia terlihat enggan untuk sekedar
bersalaman denganku. Aku pun memilih untuk mengabaikannya. Setelah selesai
bersalaman, aku pun berjalan menuju parkiran. Saat aku sedang berjalan,
tiba-tiba ponselku berdering. Aku pun menjawab panggilan telepon itu dan
kembali ke taman lalu ku lihat Jung Il Woo duduk di taman paling depan. Aku pun
menghampirinya. Il Woo memberiku kado ulang tahun untukku. Dia mengatakan
padaku walaupun dia telat memberikan kado untukku, setidaknya dia ingat hari
ulang tahunku karena dia sangat sibuk sekali akhir-akhir ini. Jung Il Woo
adalah temanku sewaktu SMA. Kami berada pada kampus yang sama tapi berbeda
jurusan. Kami sering bertemu di kampus ketika ada waktu luang. Kami saling
bicara dan bercanda gurau saat itu. Tepat pukul 7.30 p.m, Il Woo menyatakan
perasaannya padaku. Aku sangat terkejut sekali waktu itu karena aku tidak
menyangka bahwa dia akan menyatakan perasaannya padaku. Kami berteman karena
dia adalah mantan kekasih sahabatku dan kebetulan sahabatku itu beda kampus
dengan kami. Aku sempat berpikir. Apakah aku harus menerima Il Woo seperti Soo
Hyun waktu itu? Bagaimana bila setelah aku berpacaran dengan Il Woo, aku masih
tidak bisa melupakan Myung Soo? Apakah aku tega mengatakan “Putus” kedua kalinya pada pria yang baik padaku ini? Namun saat
itu, aku teringatkan pada perkataan Myung Soo yang menyuruhku untuk mencari
pria lain. Aku pun memantapkan diri untuk menerimanya. Namun nihil, kata yang
keluar dari mulutku adalah menolaknya. Ku lihat Il Woo sedikit terkejut ketika
aku langsung menolaknya. Aku pun mengatakan padanya bahwa lebih baik kita
berteman saja karena aku tak ingin menyakitinya seperti aku menyakiti Soo Hyun
meskipun hingga saat ini kami masih berhubungan baik. Il Woo bertanya padaku.
Apakah aku menolaknya karena Myung Soo? Aku langsung menjawabnya bahwa Myung
Soo bukanlah satu-satunya alasan. Alasan aku menolak Il Woo karena Il Woo
adalah mantan kekasih sahabatku. Alasan lainnya karena aku masih mengharapkan Myung
Soo. Setelah itu, kami tertawa tidak jelas. Dia mengatakan padaku bahwa aku
adalah wanita paling jahat karena langsung menolaknya ketika dia menyatakan
perasaannya. Aku pun meminta maaf padanya. Namun, dia pun sangat mengerti. Dia
memintaku agar kita masih tetap berteman dan aku pun menyanggupinya. Lalu dia
menyuruhku untuk pulang. Ketika dia akan mengantarkanku ke parkiran, aku
langsung menolaknya karena aku sedang ingin sendirian. Dia pun menyerah dan
tersenyum padaku. Aku mengatakan padanya terima kasih atas kadonya dan
melambaikan tanganku lalu pergi meninggalkannya. Saat aku berjalan menelusuri
taman menuju parkiran, aku mendengar seperti ada yang memanggil namaku. Aku pun
melihat kearah kiri dan kanan. Aku membelalakan mataku tak percaya bahwa organisasi
Myung Soo sedang berkumpul di taman itu juga. Entah apa yang Hyuna dan Gayoon
katakan, aku sama sekali tidak mendengar mereka. Yang aku panikkan adalah Il
Woo. Aku melihat kearah belakangku berharap bahwa Il Woo tidak mengikutiku dan
benar saja dia tidak ada dibelakangku. Aku pun merasa lega saat itu. Setelah
itu, aku melihat kembali kearah Hyuna dan Gayoon. Lagi-lagi aku harus
membelalakan mataku ketika melihat Myung Soo ada disana. Saat itu, aku panik
bukan main. Akhirnya aku berpamitan dengan mereka dan melambaikan tanganku lalu
pergi begitu saja. Di sepanjang jalan menuju parkiran. Aku bertanya-tanya pada
diriku sendiri. Sejak kapan organisasi Myung Soo berkumpul disana? Apakah
mereka melihat aku dan Il Woo sebelumnya? Celaka sudah bila mereka melihatku
bersama Il Woo. Aku takut mereka akan salah paham padaku. Aku berharap semoga
mereka tidak melihatku bersama Il Woo.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar