Jumat, 24 Oktober 2014

[Special Edition Love is Feeling] Ji Won’s Diary Part 8

[Special Edition Love is Feeling] Ji Won’s Diary Part 8
Title                 : [Special Edition Love is Feeling] Ji Won’s Diary Part 8
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Romance and Sad
Main Cast        : Kim Myung Soo aka L Infinite and Kim Ji Won
Other Cast       : Cho Kyuhyun, Kim Yerim, Kim Ryeowook, Beige, Kim Heechul, Im Yoona,  Leeteuk aka Seongseonim Park, Hyuna, Gayoon, Yoo Seung Ho, Jung Yong Hwa, Lee Hyukjae aka Eunhyuk, Song Eunji, Han Ji Min, Kang In aka Seongseonim, Park Shi Ho, Hwang Jung Eum, Lee Da Hee, Lee Jun Ki, Song Hye Kyo, Han Ga In, Park Shin Hye, Yoon Eun Hye, Jessica Jung, Moon Chae Won, Kang So Ra, Goo Hye Sun, Lee Sunkyu aka Sunny, Lee Hong Ki, Shindong, Kim Bum, Kim Gyeong, Song Ye Jin, Park Si Yeon, Jung So Min, Kim Jae Joong, Seo In Guk, Kwon Yuri, Kim Sae Ron, Tuan Kim, Nyonya Kim, Micky Yoochun, Choi Sulli, Kim So Eun, Lee Joon, Tae Yang, Kim Haneul, Kang Min Hyuk, Kim Hyun Joong, Kim Tae Woo, Kim Jae Joong, Shin Min Ah, Han Hyo Joo, Lee Taemin, Victoria Song, Choi Minho, Wooyoung, Park Min Young, Jang Geun Suk, Song Jong Ki, member Infinite, member Super Junior, member Girls Generation


Part 1   Part 2   Part 3   Part 4   Part 5   Part 6   Part 7

Preview

Setelah itu, kami tertawa tidak jelas. Dia mengatakan padaku bahwa aku adalah wanita paling jahat karena langsung menolaknya ketika dia menyatakan perasaannya. Aku pun meminta maaf padanya.
Namun, dia pun sangat mengerti. Dia memintaku agar kita masih tetap berteman dan aku pun menyanggupinya. Lalu dia menyuruhku untuk pulang. Ketika dia akan mengantarkanku ke parkiran, aku langsung menolaknya karena aku sedang ingin sendirian. Dia pun menyerah dan tersenyum padaku. Aku mengatakan padanya terima kasih atas kadonya dan melambaikan tanganku lalu pergi meninggalkannya. Saat aku berjalan menelusuri taman menuju parkiran, aku mendengar seperti ada yang memanggil namaku. Aku pun melihat kearah kiri dan kanan. Aku membelalakan mataku tak percaya bahwa organisasi Myung Soo sedang berkumpul di taman itu juga. Entah apa yang Hyuna dan Gayoon katakan, aku sama sekali tidak mendengar mereka. Yang aku panikkan adalah Il Woo. Aku melihat kearah belakangku berharap bahwa Il Woo tidak mengikutiku dan benar saja dia tidak ada dibelakangku. Aku pun merasa lega saat itu. Setelah itu, aku melihat kembali kearah Hyuna dan Gayoon. Lagi-lagi aku harus membelalakan mataku ketika melihat Myung Soo ada disana. Saat itu, aku panik bukan main. Akhirnya aku berpamitan dengan mereka dan melambaikan tanganku lalu pergi begitu saja. Di sepanjang jalan menuju parkiran. Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri. Sejak kapan organisasi Myung Soo berkumpul disana? Apakah mereka melihat aku dan Il Woo sebelumnya? Celaka sudah bila mereka melihatku bersama Il Woo. Aku takut mereka akan salah paham padaku. Aku berharap semoga mereka tidak melihatku bersama Il Woo.

Next

Pada tanggal 4 September 2014 tepat pukul 3.30 p.m, aku datang ke apartemen Min Ah karena Min Ah ingin menunjukkan sesuatu padaku. Setibanya di apartemennya, Min Ah menunjukkan padaku sebuah percakapan message antara Yerim dan Hyun Joong. Aku membaca message itu. Aku menangis karena aku seharusnya tidak membaca message itu. Yerim ternyata sangat membenciku bahkan dalam message itu Yerim mencaci-makiku. Apakah kau masih belum bisa melupakan hal itu, Yerim? Padahal aku dan Myung Soo telah berpisah lama sekali. Aku pun membaca message itu kembali. Aku terkejut bukan main ketika membaca message selanjutnya. Hyun Joong mengatakan Myung Soo pernah mengaku bahwa dia tidak menyukaiku. Dia berpacaran denganku karena merasa kasihan padaku. Bukan hanya Hyun Joong yang menjadi saksinya tetapi Yerim, Beige, Hyuna, Gayoon dan Seung Ho. Hyun Joong pun menyuruh Yerim untuk mengejar Myung Soo kembali. Namun, Yerim menolaknya karena dia masih mempunyai harga diri. Yerim mengatakan pada Hyun Joong bahwa dia tidak percaya dengan perkataan Myung Soo karena menurutnya antara ceritaku dengan Myung Soo sangat jungkir-balik. Setelah membaca message itu, aku menangis dan Min Ah berusaha untuk menenangkanku. Seharusnya aku tidak membaca message itu dari awal. Aku masih tidak percaya bahwa Myung Soo tega mengatakan hal itu pada mereka? Apakah maksud Myung Soo mengatakan semua itu pada mereka? Padahal sudah jelas sekali bahwa kami saling menyukai bukan karena rasa kasihan. Akhirnya satu persatu penyelidikan yang selama ini aku lakukan memberikan jawaban seiring dengan berjalannya waktu. Kini aku mempunyai sebuah bukti yang bisa menguatkan perkataan Gayoon sebelumnya bahwa Myung Soo berpacaran denganku karena dia merasa kasihan padaku. Aku sangat kecewa padamu, Myung Soo.

Pada tanggal 11 September 2014 tepat pukul 8.40 a.m, aku bertemu dengan Min Young. Kami duduk diluar kelas dan bicara. Saat itu Min Young bertanya padaku mengenai masalahku dengan Hyuna dulu. Aku mengatakan padanya bahwa pada waktu itu memang aku yang salah dan aku telah meminta maaf pada Hyuna. Aku bertanya padanya. Mengapa kau menanyakan hal itu? Padahal hal itu sudah lama sekali. Dia menjawab bahwa waktu itu dia melihat Hyuna sedang memarahi Myung Soo sambil menunjuk-nunjuk tangannya kearah wajah Myung Soo dan berkata kasar pada Myung Soo. Aku sontak terkejut bukan main ketika mendengarnya. Mengapa Myung Soo tidak bilang padaku bahwa Hyuna pernah memarahinya? Aku merasa bersalah sekali pada Myung Soo karena aku sempat berpikir bahwa Myung Soo tidak pernah membelaku. Namun ternyata selama ini, aku salah menilainya. Tapi mengapa kau hanya diam saja, Myung Soo? Seharusnya kau mengatakan semuanya padaku saat itu. Tanpa aku sadari aku menitikkan air mataku sambil mengingat kejadian itu. Min Young yang menyadari aku menangis, dia merasa bersalah padaku karena telah mengingatkanku pada kejadian itu. Aku tersenyum dan mengucapkan terima kasih padanya karena dia telah memberitahuku kebenarannya meskipun sudah terlambat. Aku pun kembali masuk ke kelas dan duduk. Di sepanjang perkuliahan, aku sama sekali tidak bisa fokus karena aku masih memikirkan hal itu. Ingin rasanya aku minta maaf pada Myung Soo. Namun, aku tak sanggup untuk mengatakannya bahkan untuk melihatnya pun aku tak bisa. Maafkan aku, Myung Soo.

Pada tanggal 15 September 2014 tepat pukul 11.00 a.m, aku menghampiri Sulli. Saat Hyuna, Gayoon, Beige dan Yerim mengatakan bahwa Myung Soo menyesal telah berpacaran denganku. Myung Soo sangat menyesal karena aku mempunyai sifat yang buruk. Myung Soo mengatakan seandainya dia mengetahui sifat burukku lebih dulu, mungkin dia tak akan berpacaran denganku dan dia mungkin akan memilih berpacaran dengan Yerim dibandingkan denganku. Aku menanyakan hal itu pada Sulli kembali. Aku bertanya pada Sulli. Apakah saat mereka mengatakan hal itu Myung Soo ada di kelas juga? Sulli mengatakan bahwa Myung Soo tidak ada di kelas. Di dalam kelas hanya ada dia, Gyeong, Hyuna, Gayoon, Beige dan Yerim. Namun Gyeong terlihat sedang sibuk mengerjakan tugasnya. Jadi dia tidak menguping pembicaraan mereka. Aku pun menjadi kesal pada Sulli karena Sulli tidak menjelaskan kronologisnya secara detail waktu itu hingga membuatku salah paham pada Myung Soo. Sulli hanya tersenyum dan meminta maaf padaku. Setelah itu, aku menanyakan hal itu pada Gyeong. Gyeong mengatakan bahwa dia sama sekali tidak pernah mendengar perkataan itu. Mungkin benar kata Sulli bahwa Gyeong sibuk mengerjakan tugasnya hingga dia tidak mendengar perkataan mereka. Mengapa aku harus mengetahui kebenaran ini akhir-akhir ini? Seharusnya aku lebih percaya pada Myung Soo dibandingkan mereka waktu itu. Apakah mereka sengaja ingin membuat hubunganku dengan Myung Soo berakhir? Sepertinya mereka sekarang senang sekali melihat hubunganku berakhir dengan Myung Soo. Memang penyesalan selalu datang di akhir. Seharusnya aku tak pernah mendengarkan perkataan orang lain. Seharusnya aku lebih mempercayai Myung Soo. Tapi aku tak seharusnya mempercayai Myung Soo sepenuhnya karena dia pun telah melakukan sebuah kesalahan. Seandainya dulu kau mengatakan semuanya padaku. Mungkin kita tidak akan berakhir seperti ini, Myung Soo.

Pada tanggal 21 September 2014 tepat pukul 1.00 p.m, aku datang ke apartemen Hyun Joong bersama Gyeong. Setibanya disana, kami melihat ada Jae Joong, Tae Woo, Geun Suk dan Min Ah. Saat itu aku sekelompok dengan Tae Woo. Tapi kami mengerjakan tugas itu bersama-sama dengan kelompok lainnya. Selama mengerjakan tugas itu, mereka tiada hentinya menggodaku. Tae Woo mengatakan bahwa Myung Soo masih tidur di apartemennya. Dengan refleks aku menjawab, mungkin dia kelelahan karena semalam dia berkumpul dengan clubnya. Mereka yang mendengarnya semakin menggodaku. Bodohnya aku, seharusnya aku diam saja sehingga mereka tidak semakin menggodaku lagi. Jae Joong mengatakan bahwa aku hebat sekali masih mengingat jadwal aktivitas Myung Soo padahal kami telah berpisah lama. Aku menanggapinya dengan tersenyum lalu berkutik dengan laptopku kembali. Geun Suk mengatakan bahwa Myung Soo masih menyimpan folder fileku yang dulu. Apakah benar yang dikatakan oleh Geun Suk? Mengapa Myung Soo tidak menghapus folder file itu? Padahal itu sudah lama sekali. Seharusnya dia menghapusnya agar hardisknya tidak penuh. Aku jadi teringatkan sesuatu. Dimana aku pernah melihat beberapa fotoku di folder filenya. Namun yang aku herankan, mengapa dia menyimpan foto diriku itu didalam folder file foto motornya? Apakah dia sengaja menyembunyikannya agar tidak ketahuan olehku atau orang lain? Entahlah hanya dia yang tahu jawabannya. Gyeong mengatakan bahwa dia menemukan foto antara diriku dan Myung Soo yang sedang bertengkar ketika praktikum. Aku yang penasaran pun bergegas menghampiri Gyeong dan melihat foto itu. Aku tak percaya bahwa ada foto kami yang sedang bertengkar ketika praktikum dulu lebih tepatnya kami bertengkar karena masalah Jung Eum. Tapi aku sempat kesal pada orang yang memotret kami karena dalam foto itu, aku terlihat jelek sekali. Aku pun berbisik pada Gyeong dan menyerahkan flashdisk milikku agar dia meng-copy file foto itu. Gyeong tersenyum penuh arti padaku. Namun, aku langsung menatapnya tajam agar tidak bicara keras-keras. Aku takut mereka yang ada di apartemen Hyun Joong mengetahuinya. Akhirnya kami telah selesai mengerjakan tugas itu tepat pukul 5.00 p.m. Lalu aku pulang bersama Gyeong. Di sepanjang perjalanan menuju pulang, Gyeong mengatakan padaku agar aku lebih berhati-hati ketika sedang bicara dengan teman Myung Soo bila aku tidak ingin ketahuan oleh mereka bahwa aku masih mengharapkan Myung Soo. Gyeong mengatakan juga bahwa mereka mungkin saja sengaja menggodaku untuk mencari tahu perasaanku sebenarnya terhadap Myung Soo. Aku menanggapinya dengan menganggukkan kepalaku. Apa yang dikatakan oleh Gyeong ada benar juga. Aku harus bisa menahan diriku agar tidak terulang seperti tadi. Aku harus bisa menahan perasaanku sendiri agar mereka tidak mengetahuinya.

Pada tanggal 27 September 2014 tepat pukul 2.00 p.m, aku pergi ke kampus karena Gyeong ingin meminjam laptopku untuk mengerjakan tugasnya. Setibanya di kampus, aku bergegas menghampiri Gyeong dan memberikan laptopku padanya. Pukul 2.30 p.m, aku bertemu dengan temanku di taman. Temanku mengatakan bahwa malam ini mereka akan mengadakan camping. Temanku itu bertanya padaku. Mengapa kau tidak menjawab telepon dari Soo Hyun? Aku menjawab, aku sedang malas sekali menerima teleponnya karena aku tak ingin mendengar perkataannya. Soo Hyun hingga saat ini masih berusaha untuk menghubungiku namun aku selalu mengabaikannya karena aku yakin bahwa dia pasti akan memintaku kembali padanya. Namun ternyata temanku itu memukul pelan tanganku dan mengatakan aku bodoh. Temanku itu mengatakan bahwa Soo Hyun meneleponku karena dia ingin memberitahuku mengenai acara camping ini. Akhirnya Soo Hyun menyerah hingga menyuruh temanku itu untuk menemuiku. Temanku juga mengatakan bahwa semua teman lainnya termasuk Soo Hyun sudah pergi ke tempat camping terlebih dahulu. Aku membelalakan mataku tak percaya bahwa mereka tega sekali meninggalkanku diacara sepenting ini. Akhirnya aku mengajak temanku itu menyusul mereka. Tapi ternyata temanku itu lupa membawa helm. Bila kami pulang ke rumah terlebih dahulu untuk mengambil helm, maka bisa dipastikan bahwa kami tidak bisa keluar rumah lagi karena orang tua kami pasti akan melarang kami. Kami pun berpikir untuk mendapatkan pinjaman helm. Temanku telah berusaha untuk meminjam kepada teman satu kampusnya. Namun ternyata helmnya dipakai oleh mereka. Aku pun telah berusaha untuk menelepon Shin Hye karena yang ku tahu Shin Hye mempunyai helm. Namun Shin Hye tidak menjawab telepon dariku. Temanku menyuruhku untuk meminjam helm pada Myung Soo. Aku pun langsung menolaknya karena aku tak ingin berhubungan lagi dengannya. Apalagi setelah dia menolakku dua kali. Namun temanku itu terus mendesakku bahwa tidak ada pilihan lain selain meminjam helm pada Myung Soo. Dengan terpaksa aku menelepon Myung Soo. Saat aku sedang menekan nomor ponselnya, terlihat jelas bahwa tanganku sangat gemetaran. Temanku yang menyadarinya langsung tertawa. Aku berharap agar Myung Soo tidak menjawab telepon dariku. Namun nihil, ternyata dia menjawabnya. Entah mengapa hatiku bergetar kembali ketika mendengar suaranya. Saat itu juga aku menjadi gugup bicara dengannya padahal kami bicara melalui telepon. Aku tidak bisa membayangkan bila aku bicara langsung dengannya. Apakah aku akan segugup itu? Sebenarnya aku sudah tahu bahwa dia pindah apartemen. Namun, lokasi apartemennya aku sama sekali tidak tahu. Akhirnya, aku pergi bersama temanku menuju apartemen yang dia maksud dalam percakapan telepon tadi. Setibanya di lokasi apartemen yang Myung Soo maksud tadi, aku kebingungan karena disana banyak sekali apartemen. Aku pun memutuskan untuk mengirim message padanya. Beberapa menit kemudian, aku melihatnya keluar dari salah satu apartemen yang ada di daerah itu sambil membawa helm. Aku pun menghampirinya. Aku dan Myung Soo terlihat canggung sekali. Aku hanya mengatakan dua kata sedangkan Myung Soo hanya satu kata. Setelah itu, aku memberikan helm itu pada temanku itu. Temanku menatap aneh padaku. Aku pun menanyakan padanya. Dia mengatakan bahwa aku tadi terlihat gugup. Aku terkejut bukan main ketika mendengarnya. Apakah aku terlihat sangat gugup tadi? Bila benar maka itu adalah hal yang memalukan bagiku. Tepat pukul 8.00 p.m, kami tiba di tempat camping. Semua temanku yang berada disana menyambut kami. Awalnya mereka mengira bahwa kami tidak akan datang karena jalan menuju tempat camping sangat sulit sekali. Akhirnya kami disana bercanda gurau bersama. Aku merasa iri pada mereka yang membawa pacarnya. Mereka terlihat mesra sekali. Seandainya aku masih bersama Myung Soo, mungkin aku akan membawanya kemari. Tepat pukul 11.00 p.m, semua temanku disana dalam keadaan mabuk kecuali aku dan temanku yang pergi bersamaku tadi. Saat itu, Soo Hyun menghampiriku dan duduk disampingku. Aku selalu menggeser tempat dudukku untuk menghindarinya. Namun dia semakin mendekatiku. Saat aku akan menggeser tempat duduk lagi, tiba-tiba tangannya menahanku. Aku melihat matanya telah memerah sepertinya Soo Hyun benar-benar mabuk dan hal itu membuatku waspada padanya. Aku takut dia berbuat hal yang tidak diinginkan. Sebenarnya aku telah berhadapan dengan orang mabuk beberapa kali termasuk Myung Soo. Namun, aku tidak pernah sewaspada ini sebelumnya saat Myung Soo sedang mabuk. Soo Hyun berbeda dengan Myung Soo. Soo Hyun sangat marah padaku karena akhir-akhir ini aku tak pernah menjawab telepon darinya. Saat dia marah padaku, aku hanya diam saja karena percuma saja bila bicara dengan orang yang sedang mabuk. Namun, aku membelalakan mataku ketika mendengar bahwa Soo Hyun yang telah menghapus pertemananku dengan Myung Soo di akun media sosial dulu dan Soo Hyun juga yang telah mengirim message kata “Putus” pada Myung Soo waktu itu. Saat itu juga, aku baru ingat bahwa aku menitipkan ponselku pada Soo Hyun waktu aku meminta “Break” pada Myung Soo. Namun, aku tak pernah menyangka bahwa dia tega melakukan semua itu padaku. Jujur, saat itu aku marah sekali dan menampar wajahnya sambil menangis. Aku tak pernah menduga hal ini bisa terjadi. Padahal Soo Hyun adalah tempatku untuk mencurahkan semua isi hati tentang Myung Soo. Soo Hyun mengatakan bahwa dia ingin memberi pelajaran pada Myung Soo karena telah mendiamkanku begitu saja ketika aku dan Myung Soo masih berpacaran dulu. Tapi sekarang yang terjadi malah aku yang merasa dipermainkan karena aku seperti bola yang dengan bebasnya ditendang kesana-kemari olehnya. Saat aku ingin menampar Soo Hyun lagi, tiba-tiba temanku menahanku. Dia menenangkanku bahwa Soo Hyun dalam keadaan mabuk. Justru karena dia sedang mabuk maka aku ingin mengetahui darinya apa saja yang telah dia lakukan untuk menghancurkan hubunganku dengan Myung Soo. Namun temanku itu malah menamparku dan menyuruhku untuk diam. Aku benar-benar merasa kacau saat itu karena aku belum pernah mendapatkan tamparan seperti ini bahkan Myung Soo tak pernah menamparku. Mengapa semuanya harus terungkap sekarang? Saat aku telah berpisah sekian lama dengan Myung Soo. Apa yang harus ku lakukan sekarang, Myung Soo? Aku semakin bersalah padamu, Myung Soo? Aku benar-benar merindukanmu, Myung Soo? Aku pun menangis tersedu-sedu. Setelah menagis, aku pun tertidur.

Pada tanggal 28 September 2014 tepat pukul 9.12 a.m, aku membuka ponselku. Aku cukup terkejut ketika membaca message dari Tae Woo yang menungguku untuk mengirimkan file video tugas. Aku sedikit mengerutkan keningku tak mengerti. Kami saling mengirim message. Aku terkejut sekali karena Tae Woo tidak mengetahui bahwa tugas itu adalah tugas individu. Saat itu, aku langsung panik dan bergegas untuk kembali ke kampus. Saat itu juga, Soo Hyun menahan tanganku namun aku langsung menatap tajam padanya dan melepaskan tangannya dari tanganku lalu aku bergegas pergi. Saat perjalanan menuju kampus, jalan sangat macet sekali dan aku baru menyadari bahwa hari ini adalah weekend. Setibanya di parkiran kampus, aku bertemu dengan Geun Suk. Aku pun menanyakan keberadaan Gyeong padanya karena aku harus mengambil laptopku untuk membuat video. Aku merasa bersalah sekali pada Tae Woo. Aku pun berniat untuk membantunya mengerjakan tugas video itu. Setibanya di gedung, aku melihat dan menghampiri Beige lalu menanyakan keberadaan Gyeong. Beige mengatakan bahwa dia tidak mengetahui keberadaan Gyeong. Saat aku akan pergi, aku mendengar suara seorang wanita yang memanggilku dan wanita itu adalah Gyeong. Aku pun melihat dan menghampiri Gyeong. Namun, saat itu pula aku membelalakan mataku ketika melihat Myung Soo ada disana. Saat melihat Myung Soo, aku teringatkan pada helmnya ternyata aku lupa membawa helm dan beberapa pakaianku. Saat aku sedang berkutik dengan laptopku. Tiba-tiba Geun Suk dan Gyeong menggoda kami. Geun Suk mengatakan bahwa Myung Soo aneh sekali datang ke kampus pada hari libur. Apakah karena Myung Soo mengetahui bahwa diriku akan datang ke kampus hari ini? Gyeong mengatakan bahwa Geun Suk jangan menggoda kami seperti itu. Apakah kau lihat Geun Suk bahwa hati mereka sedang berdebar-debar saat ini? Aku yang mendengarnya saat itu langsung memarahi mereka. Saat itu juga, aku merasa aneh pada diriku sendiri. Mengapa aku marah ketika mereka sedang menggodaku? Padahal aku tak pernah marah seperti ini. Biasanya aku menanggapi mereka dengan tersenyum atau mengabaikannya. Ku lihat Hyun Joong datang dan menghampiri kami. Hyun Joong mulai menggodaku. Hyun Joong mengatakan bahwa seharusnya aku menghapus history dalam laptopku sebelum meminjamkan laptopku pada Gyeong. Hyun Joong bertanya padaku. Untuk apa aku searching “Manfaat Berciuman”? Saat mendengar pertanyaan Hyun Joong, aku terkejut bukan main. Aku tak menyangka bahwa Hyun Joong akan bertanya seperti itu didepan Geun Suk, Gyeong, dan Myung Soo. Saat itu, aku sangat malu sekali. Ingin rasanya mengelak, namun aku tak ingat sama sekali kapan aku searching kata itu. Tepat pukul 5.00 p.m, aku membereskan semua barangku karena aku harus pulang ke rumah. Sebelum pulang, aku mengirim message pada Myung Soo bahwa aku akan mengembalikan helmnya besok dan aku akan mengerjakan tugas video Tae Woo karena aku merasa bersalah padanya. Dia tidak membalas message dariku karena sudah terbiasa dengan hal itu, aku tidak merasa marah padanya. Saat itu juga, Geun Suk bertanya padaku. Apakah aku akan pulang sekarang? Aku menjawab “Iya”. Geun Suk mengatakan lagi bahwa Myung Soo akan pulang juga dan menyuruh kami untuk pulang bersama. Saat itu juga, aku langsung marah pada Geun Suk. Namun semakin aku marah maka mereka akan semakin menggodaku. Gyeong menghampiriku dan memintaku untuk menunggunya karena dia ingin meng-copy beberapa file miliknya. Aku pun menunggunya. Entah apa yang bermasalah, Gyeong membawa laptopku kearah Myung Soo dan Geun Suk. Saat itu juga, Geun Suk mengatakan bahwa Myung Soo telah menyentuh laptopku. Dengan refleks aku menjawab bahwa akhirnya Myung Soo menyentuh laptopku kembali setelah sekian lama dia tidak menyentuhnya sama sekali. Saat itu juga Geun Suk dan Gyeong mulai ribut. Bodohnya aku, mengapa aku harus meresponnya? Padahal selama ini aku selalu menahan agar aku tidak merespon apapun ketika teman Myung Soo menggodaku. Setelah itu, Gyeong menghampiriku sambil membawa laptopku. Lagi-lagi Gyeong mengatakan bahwa aku ini bodoh karena telah meresponnya. Aku membela diriku sendiri karena Gyeong ikut menggodaku juga. Gyeong mengatakan bahwa ketika Geun Suk menggodaku dan Myung Soo, Myung Soo tersenyum. Saat mendengar perkataan Gyeong itu, aku senang bukan main. Setelah itu, aku berjalan menuju parkiran. Selama di parkiran, aku mencari-cari ponselku. Setelah menemukan ponselku, aku menelepon temanku. Aku menyuruhnya untuk membawa helm dan beberapa pakaianku yang tertinggal. Setelah itu, aku melihat Myung Soo sedang berjalan. Aku sengaja diam di parkiran agar Myung Soo berjalan melewati parkiran terlebih dahulu. Aku sempat melihat dengan ekor mataku bahwa Myung Soo sempat melihatku. Setelah aku memastikan bahwa Myung Soo telah melewati parkiran, aku menyalakan dan melajukan motorku lalu pulang ke rumah. Setibanya di rumah, aku bergegas untuk menyelesaikan pekerjaan orang tuaku. Aku terus melihat kearah jam dinding karena aku takut sekali tidak sempat untuk mengerjakan tugas video itu. Jujur, aku sangat mengantuk sekali karena kemarin aku kurang tidur. Namun, aku harus mengerjakan tugas video itu demi rasa bersalahku. Tepat pukul 8.00 p.m, akhirnya aku selesai menyelesaikan pekerjaan orang tuaku. Aku tidak pernah menyangka bahwa aku bisa secepat itu menyelesaikan pekerjaan orang tuaku padahal sebelumnya sangat lama sekali. Aku mengirim message pada Myung Soo agar membagi dua dalam mengerjakan tugas video itu. Aku bermaksud untuk mengerjakannya di apartemennya namun setelah tugas itu selesai maka aku akan menginap di apartemen Min Ah karena apartemen mereka berdekatan. Dia pun membalas messageku dengan nomor ponsel yang tidak ku ketahui sebelumnya. Dia mengatakan bahwa biar dia saja yang mengerjakannya. Saat itu, aku merasa tidak enak hati dengan Myung Soo karena aku selalu merepotkannya. Aku pun membalasnya, jangan memaksakannya jika dia belum selesai dalam mengerjakan tugas itu karena aku akan berusaha untuk begadang mengerjakan tugas itu. Setelah itu, aku mulai mengerjakan tugas video itu.

Pada tanggal 29 September 2014 tepat pukul 4.00 a.m, aku mengirim message pada Tae Woo. Aku menyuruhnya untuk memberitahu Myung Soo agar berhenti mengerjakan tugas itu bila dia belum selesai karena aku telah menyelesaikan tugas itu. Saat itu, aku takut Myung Soo kurang tidur karena akhir-akhir ini aku melihat wajahnya sangat pucat. Tae Woo membalas message dariku dan mulai menggodaku. Tae Woo mengatakan bahwa aku sangat perhatian pada Myung Soo. Setelah membaca message itu, aku tidak membalasnya. Tepat pukul 6.30 a.m, aku bertemu dengan temanku dan pergi ke kampus bersama-sama. Setelah mengantarkannya ke kampus, aku mengambil helm milik Myung Soo lalu pergi ke kampusku. Setibanya disana, aku membawa helm itu ke kelas karena aku takut helm itu hilang bila aku menyimpannya di parkiran. Di sepanjang perjalanan menuju kelas, aku melihat helm itu. Aku membelalakan mataku tak percaya bahwa kini helm itu memiliki banyak goresan. Aku sempat berpikir bahwa Myung Soo tidak merawat helm itu dengan baik. Saat mata kuliah berakhir, aku menitipkan helm itu pada Jong Ki agar memberikannya pada Myung Soo karena Jong Ki ada kelas yang sama dengan Myung Soo. Jong Ki sempat menolaknya dan menyuruhku untuk memberikan helm itu langsung pada Myung Soo. Namun, aku memohon padanya karena aku mempunyai kepentingan lain. Akhirnya dia menyanggupinya dan aku mengucapkan terima kasih padanya. Sebenarnya aku berbohong pada Jong Ki karena aku sama sekali tidak mempunyai kepentingan lain. Aku melakukan hal itu karena aku tak ingin bertemu dengan Myung Soo. Aku tak sanggup untuk melihatnya. Aku merasa bersalah padanya karena telah mempermainkan hubungan kami dulu meskipun bukan salahku sepenuhnya. Tepat pukul 11.00 a.m, Tae Woo mengirim message padaku bahwa Myung Soo tidak masuk kuliah hari ini. Aku pun membalasnya bahwa aku telah menitipkan helm itu Jong Ki. Tae Woo membalas lagi. Apakah aku tidak ingin menitipkan sesuatu padanya? Aku membalasnya bahwa aku menyuruh Tae Woo untuk menyampaikan terima kasihku pada Myung Soo dan menyuruh Myung Soo untuk minum susu karena dia terlihat kurus dan sedikit pucat. Tae Woo membalas lagi dan menyanggupinya. Aku sempat berpikir. Apakah aku tidak berlebihan pada Myung Soo? Padahal aku adalah mantan kekasihnya. Tapi apakah aku benar-benar telah menjadi mantan kekasihnya mengingat bahwa kami tidak pernah mengatakan kata “Putus”? Bahkan ketika Soo Hyun mengirim message pada Myung Soo kata “Putus” menggunakan ponselku itu adalah kesalahpahaman karena bukan aku yang mengirimkan message itu pada Myung Soo melainkan Soo Hyun. Apakah aku harus memberitahu Myung Soo semua ini? Apakah dengan cara aku memberitahu semua ini pada Myung Soo, maka hubungan kami akan membaik lagi? Aku takut bahwa dia tidak mempercayai semua ini dan kemungkinan besar setelah aku mengatakan semua ini padanya maka dia akan semakin membenciku. Apa yang harus ku lakukan sekarang?

Pada tanggal 6 Oktober 2014 tepat pukul 11.00 a.m, mata kuliah yang ku ikuti telah berakhir. Aku duduk bersama Gyeong di lobby untuk mengerjakan tugas. Saat aku sedang berkutik dengan laptopku, tiba-tiba Gyeong mengatakan hal yang membuatku terkejut bukan main. Gyeong mengatakan bahwa beberapa minggu yang lalu dia sempat menguping pembicaraan mahasiswa pria di kelasku. Mahasiswa pria itu sedang membicarakan tentangku. Mereka mengatakan bahwa apa yang telah Myung Soo lakukan terhadapku? Mereka mengatakan hal itu seolah-olah kami telah melakukan hal yang seharusnya tidak kami lakukan. Aku bertanya lagi pada Gyeong. Apakah ada hal lain yang mereka bicarakan tentangku selain hal itu? Gyeong menjawab bahwa mereka hanya mengatakan hal itu. Saat itu, aku terdiam. Gyeong juga mengatakan agar aku lebih berhati-hati dalam menunjukan ekspresi raut wajahku ketika aku sedang menahan hasrat sentuhan. Menurut Gyeong ekspresi raut wajahku mudah sekali untuk ditebak oleh mereka. Jujur, semenjak aku tidak berhubungan dengan Myung Soo, aku selalu menahan hasrat sentuhan itu sendirian. Aku selalu melampiaskan hasrat itu pada benda yang berada disekitarku. Bila aku sedang berada di kelas, maka aku akan memainkan bolpoin dan menggesekkan bolpoin itu ke tubuhku sendiri dengan perlahan-lahan seakan-akan menikmati sentuhan itu. Sedangkan bila aku sedang berada di rumah, maka aku akan menonton video mesum agar aku merasa lebih puas. Mengapa mereka selalu membicarakanku mengenai hal itu? Apakah dimata mereka hubunganku dengan Myung Soo telah sejauh itu? Ini adalah kedua kalinya mereka membicarakanku tentang hal yang sama. Untuk yang pertama, aku mendengarnya secara langsung meskipun secara diam-diam. Untuk yang kedua, aku mendengarnya dari Gyeong. Aku sangat mempercayai Gyeong  dari awal karena hanya dia yang bisa ku jadikan tempat curhat daripada mahasiswa lainnya. Apakah aku terlihat kotor dimata mereka hingga mereka membicarakanku seperti ini? Apa yang harus ku lakukan agar mereka berhenti membicarakanku tentang hal itu?




TBC

Tidak ada komentar: