Senin, 12 Januari 2015

[SERIES] My Memories is You Part 8

[SERIES] My Memories is You Part 8
Title                 : [SERIES] My Memories is You Part 8
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Sad
Main Cast        : Cho Kyuhyun and Park Jiyeon
Other Cast       : Lee Donghae, Lee Hyukjae aka Eunhyuk, Lee Sungmin, Kim Ryeowook, Kim Jung Woon aka Yesung, Kim Young Woon aka Kangin, Kim Heechul, Park Jung Soo aka Leeteuk, Shin Dong Hae aka Shindong, Choi Siwon, Kim Soo Hyun, Kim Myung Soo aka L , Lee Jae Jin, Jeon Bo Ram aka Boram, Lee Ji Hyun aka Qri, Park In Jung aka Soyeon, Hamh Eun Jung aka Eunjung, Park Sun Young aka Hyomin, Kim Taeyeon, Lee Sunkyu, Tifany Hwang, Kwon Yuri, Choi Sooyoung, Im Yoon Ah aka Yoona, Seo Ju-hyun aka Seohyun, Hyuna



Preview

At 7.00 p.m.

Aku datang ke Namsan Tower tepat pukul 7.00 p.m. Namsan Tower adalah tempat kencan pertama kami. Aku menggunakan mantel dan syal yang tebal karena saat ini salju mulai turun. Tak lupa aku menggunakan alat penyamaranku. Aku duduk dibangku yang ada sambil menunggunya. Mataku tak hentinya mencari sosoknya di sekeliling Namsan Tower. Namun, aku sama sekali tidak melihatnya. Aku selalu melihat layar ponselku berharap dia membalas message dariku bahkan aku telah meneleponnya beberapa kali, namun dia sama sekali tidak menjawab panggilan telepon dariku. Aku menggesekkan kedua tanganku sendiri untuk menghangatkan tanganku yang mulai membeku karena kedinginan. Aku berjalan mondar-mandir berharap bahwa dia menghampiriku. Namun nihil, semua itu adalah harapanku saja. Aku melihat jam tangan yang sedang ku kenakan. Kini telah menunjukkan pukul 10.00 p.m. Aku sama sekali tidak menyangka bahwa aku telah menunggunya selama 3 jam. Aku menelepon dia untuk yang terakhir karena aku tidak sanggup lagi menunggunya. Aku harus konser di Music Bank besok. Lagi-lagi dia tidak menjawab panggilan telepon dariku. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang ke dorm.


“ Mengapa kau lakukan ini padaku, Jiyeon-a? Aku selalu berharap bahwa cara ini akan berhasil untuk menemukanmu. Neomu bogosipeo. Jangan menghilang seperti ini, jebal! Aku sangat membutuhkanmu. Apakah kau tahu? Hatiku sangat sakit ketika kau meninggalkanku seperti ini. Aku akan tetap menunggumu disana hingga kau datang. Bahkan aku sanggup menunggumu lebih lama lagi dari hari ini. Apabila jadwalku tidak padat. Bagaimana pun juga aku harus menepati janjiku pada manajer sebagai persyaratan untuk menemukanmu. Aku tidak akan menyerah sampai disini. Aku akan tetap menunggumu, Jiyeon-a.” Kataku sambil menangis didalam kamarku.

Next

SATU BULAN KEMUDIAN !!!

Jiyeon POV

Aku terbangun dari tidurku karena mendengar suara teriakan dari nae chingu. Selama ini aku menumpang untuk tinggal di apartemennya. Nae chingu adalah Lee Jae Jin. Jae Jin adalah member dari FT Island yang merupakan band terkenal di Korea ini. Aku sudah menganggapnya seperti nae oppa. Aku berlari dengan cepat menuju dapur setelah mencium aroma makanan yang begitu sedapnya. Aku bergegas duduk di kursi sambil menunggu makanan itu disiapkan tepat didepan mataku.
“ Jae Jin oppa, apakah makananku sudah siap?” Tanyaku sambil tersenyum penuh arti.
“ Yak, apakah kau tak ingin membantuku untuk menyiapkannya?” Tanya Jae Jin tak terima.
“ Jeongmal mianhae. Geunde, aku adalah tamu disini maka tuan rumah lah yang harus melayani tamunya.” Balasku sambil menjulurkan lidahnya.
“ Aish jinja, sampai kapan kau akan tinggal disini? Apakah kau tahu mengenai berita skandalmu sedang heboh sekarang?” Tanyanya sambil memberikan makanan itu padaku.
“ Wae? Apakah kau ingin mengusirku sekarang?” Tanyaku dengan sedihnya.
“ Aniyo. Geunde, sampai kapan kau akan melarikan diri seperti ini? Apakah kau tahu bahwa kau telah bersembunyi di apartemenku selama dua bulan?” Tanyanya disela makannya.
“ Araseo. Aku akan segera pergi dari sini.” Balasku.
“ Geunde, aku mempunyai sesuatu untukmu.” Katanya sambil tersenyum.
“ Apakah itu?” Tanyaku dengan antusias.
“ Tada. Otte? Ini adalah tiket untuk Music Bank nanti malam. Disana ada Super Junior. Bukankah kau ingin melihat pangeranmu itu?” Tanyanya sambil menunjukan tiket itu padaku.
“ Gomawo. Jae Jin oppa, kau adalah nae chingu yang paling mengerti diriku. Apakah kita bisa pergi bersama?” Tanyaku sambil mengambil tiket itu.
“ Tentu. Aku akan menjemputmu tepat pukul 6.00 p.m karena acara itu dimulai tepat pukul 7.00 p.m. Geure, aku harus pergi sekarang. Aku harus latihan untuk konser nanti malam. Jangan lupa bersihkan apartemenku! Annyeong.” Pamitnya sambil mengacak-acak rambutku.
“ Aish jinja, selalu seperti itu. Rambutku menjadi sangat berantakan.” Gerutuku sambil merapikan rambutku kembali.

Setelah makan, aku mencuci semua peralatan dapur lalu membersihkan ruangan yang ada di apartemen milik Jae Jin ini. Setelah itu, aku mandi lalu memilih pakaian yang akan ku kenakan untuk konser nanti malam. Selama satu jam, aku memilih pakaian itu. Namun, aku tidak menemukan pakaian yang cocok untukku. Aku pun masuk ke kamar Jae Jin dengan hati-hati. Aku membelalakan mataku tak percaya ketika membuka lemari pakaiannya. Dalam lemari itu, banyak kemeja dan jas yang berwarna-warni. Aku pun mengambil kemeja berwarna kuning. Setelah itu, aku kembali ke kamarku lalu mengkombinasikan kemeja itu dengan celana yang ku miliki. Akhirnya aku pun merasa cocok dengan pakaian yang ku kenakan kali ini. Tak lupa aku memasang alat penyamaranku.

At 6.00 p.m.

Aku menunggu Jae Jin dengan tidak sabar. Aku melihat ponselku berkali-kali namun tidak ada satu pun telepon darinya. Aku pun menjadi kesal karena saat ini telah menunjukkan pukul 6.00 p.m. Saat aku akan melepaskan sepatuku, tiba-tiba ponselku berdering. Aku menjawab panggilan telepon dari Jae Jin dengan semangatnya. Dia memberitahuku bahwa dia telah berada didepan apartemen. Setelah mematikan panggilan telepon itu, aku bergegas pergi menghampirinya. Dia melambaikan tangannya kearahku. Akhirnya kami pergi menuju gedung KBS. Setibanya disana, kami keluar dari mobil dengan alat penyamaran.
“ Kita masih memiliki waktu 15 menit lagi. Apakah kau ingin membeli sesuatu?” Tanya Jae Jin.
“ Aku ingin membeli beberapa snack dan soda.” Kataku dengan antusiasnya.
“ Yak, apakah kau tidak takut gemuk? Akhir-akhir ini kau selalu makan.” Tanyanya.
“ Ani. Justru aku merasa bebas karena bisa memakan makanan yang ku sukai. Kajja!” Ajakku sambil menarik tangannya.

Kami pergi ke minimarket terdekat lalu kami membeli beberapa snack dan soda. Setelah itu, kami tidak langsung kembali ke gedung. Kami duduk didepan minimarket sambil menikmati beberapa snack dan soda bersama-sama. Kami saling menyuapi bahkan melakukan toast layaknya sepasang kekasih. Tiba-tiba ponsel Jae Jin berdering lalu dia menjawab panggilan telepon itu. Setelah mematikan panggilan telepon itu, dia mengatakan padaku bahwa acara Music Bank akan segera dimulai. Kami pun bergegas menuju gedung. Setibanya didepan gedung, kami berpisah. Dia masuk melalui pintu khusus untuk tamu. Sedangkan aku masuk melalui pintu khusus untuk penonton. Aku mendapatkan kursi di tengah-tengah penonton. Aku hanya bisa menundukkan kepalaku ketika melewati mereka sambil membenarkan alat penyamaranku dengan berharap bahwa mereka tidak akan mengenaliku. Akhirnya aku bisa duduk. Meskipun tetap waspada karena aku sangat takut penonton yang duduk disampingku mengenaliku.

Acara Music Bank pun dimulai. Aku tidak menyangka bahwa FT Island menjadi bagian pembuka. Penonton menyoraki nama mereka. Aku pun mengikuti mereka dengan menyoraki nama Jae Jin. Ku lihat Jae Jin melihat kearahku. Aku pun tersenyum kepadanya sambil menunjukan tanda Love melalui kedua tanganku. FT Island pun mulai menyanyikan lagu “I Wish”. Aku hanya melihat Jae Jin saja dibandingkan dengan personel lainnya. Aku begitu mengagumi permainan bass dan suaranya. Kini tiba giliran Jae Jin menyanyi dan aku semakin antusias menyoraki namanya. Tanpa terasa FT Island selesai menyanyi. Aku menyaksikan pertunjukan lainnya yaitu EXO, 4Minute, Sistar, CNBlue, dan lain-lain.

Kini saatnya untuk pertunjukan penutup. Member Super Junior berjalan menuju stage satu persatu. Mataku tak henti-hentinya mencari sosok yang selama ini ku rindukan. Mataku terpaku setelah menemukan sosok itu. Sosok itu adalah Kyuhyun. Aku tersenyum ketika melihatnya. Namun raut wajahku menjadi sedih, ketika melihat raut wajahnya yang penuh dengan kepura-puraan. Super Junior pun mulai menyanyi. Dia menyanyi dengan penuh karismanya bahkan banyak penonton yang menyoraki namanya. Aku begitu terhanyut akan pesona dan suaranya yang telah lama tidak ku dengar. Tanpa terasa, mereka selesai menyanyi. Leeteuk sang Leader Super Junior memperkenalkan album ketujuh mereka. Semua member masih berdiri di stage. Aku melihat Kyuhyun tersenyum pada penonton lain. Aku membelalakan mataku ketika dia menajamkan matanya yang sedang melihat kearahku. Ku lihat bibirnya ingin mengatakan sesuatu tetapi dia menahannya. Detik itu juga, aku menjadi panik. Aku bergegas keluar dari kursi penonton. Aku merasa bahwa dia menyadari kehadiranku. Aku menelepon Jae Jin untuk menjemputku dan menungguku didepan gedung. Aku menjelaskan padanya bahwa Kyuhyun telah menyadari kehadiranku. Aku pun mematikan panggilan telepon itu sambil berlari dengan pelan menuju depan gedung. Saat aku sedang berlari, tanpa sengaja aku melihat kearah belakang. Dia berlari mengejarku bahkan memanggil namaku. Namun, aku mengabaikannya dan terus berlari.
“ Jiyeon-a, Jiyeon-a, Jiyeon-a, Jiyeon-a, Jiyeon-a, Jiyeon-a, chankaman!” Teriaknya sambil berlari.

Setibanya didepan gedung, aku melihat ke sekelilingku berharap bahwa Jae Jin sudah ada disana. Aku melihat mobil Jae Jin melaju dengan cepat kearahku lalu berhenti tepat didepanku. Dia menyuruhku agar bergegas masuk ke mobil. Aku pun bergegas masuk ke mobil. Jae Jin mulai melajukan mobilnya dengan cepat. Aku mengatur nafasku sambil memakai sabuk pengaman. Aku pun melihat kearah kaca spion. Kyuhyun masih mengejarku sambil memanggil namaku. Ku lihat dia terjatuh di jalan. Sebenarnya saat itu, aku ingin sekali menghampiri dan membantunya. Namun, egoku berpikiran lain. Kini dia benar-benar jauh dari pandanganku.
“ Yak, yeoja babo. Mengapa kau harus kabur darinya? Bukankah kau sangat merindukannya?” Tanya  Jae Jin sambil menyetir.
“ Aku belum siap untuk bertemu dengannya.” Balasku.
“ Aigoo, aku merasa kasihan sekali pada namja itu. Lebih baik dia berpacaran dengan Seohyun member Girls’ Generation saja. Seohyun adalah yeoja yang baik bahkan dia terkenal dengan yeoja berhati malaikat dibandingkan denganmu. Kau lebih terkenal dengan yeoja berhati dingin.” Katanya.
“ Apakah kau ingin membandingkanku dengan yeoja itu? Seharusnya kau mendengarkan perkataan yeoja itu ketika dia melihatku bersama Kyuhyun di villa dulu. Perkataannya sungguh menyakiti hatiku. Meskipun aku telah melihat konferensi pers yang menyatakan bahwa dia menyesal bahkan meminta maaf padaku. Namun, tetap saja aku belum bisa memaafkannya.” Kataku.
“ Araseo. Geunde, sampai kapan kau akan menghindarinya seperti ini? Padahal aku mengetahui bahwa kau sangat mencintainya.” Tanyanya.
“ Molla.” Kataku.

Setibanya di apartemen, aku bergegas masuk ke kamar. Aku mengambil ponsel lainnya yang berada di laci meja. Aku membelalakan mataku tak percaya ketika melihat puluhan message bahkan miscall dari Kyuhyun. Aku membaca satu persatu message darinya. Dari semua isi message itu menyatakan bahwa dia selalu menungguku di tempat pertama kami berkencan dulu. Aku menitikkan air mataku tanpa sadar.
“ Namja babo. Apakah selama ini kau menungguku disana? Aku tidak bermaksud untuk tidak menghampirimu. Geunde, aku masih tidak percaya bahwa kau menyadari PJ adalah diriku. Saat aku mengetahui hal itu, aku sangat bahagia bahkan kau membalas semua kisahku dengan nama samaranmu CK yaitu Cho Kyuhyun. Geunde, aku belum terlalu yakin untuk kembali padamu. Aku tak ingin bersenang-senang diatas penderitaan yeoja itu karena aku bisa melihat bahwa yeoja itu tulus mencintaimu. Aku merasa bahwa yeoja itu pantas untukmu seperti apa yang dikatakan oleh Jae Jin oppa. Geunde, aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri bahwa aku masih mencintaimu hingga detik ini. Ottokke, Kyu oppa?” Tanyaku sambil menangis dan melihat foto kami pada ponselku.

At 9.00 a.m.

Lagi-lagi aku terbangun karena mendengar teriakan dari Jae Jin. Dia menyuruhku bergegas pergi ke ruang tamu. Aku merasa aneh padanya karena biasanya dia meneriaki namaku untuk menyuruhku sarapan bukan untuk menyuruhku pergi ke ruang tamu. Aku berjalan untuk menghampirinya dengan malas lalu duduk disampingnya.
“ Waeyo?” Tanyaku.
“ Lihatlah berita ini!” Titahnya sambil menunjuk kearah TV dengan tangan kanannya.

News Scandal !!!

Pada tanggal 10 Februari 2015 tepat pukul 9.00 a.m, beberapa wartawan telah mempublikasikan berita mengenai skandal antara Park Jiyeon member dari T-ara dengan Lee Jae Jin member dari FT Island. Park Jiyeon yang diduga telah menghilang ternyata melakukan kencan dengan Lee Jae Jin. Berikut adalah foto kencan mereka. Terlihat sangat jelas bahwa kemarin lebih tepatnya pada tanggal 9 Februari 2015 tepat pukul 6.45 p.m, mereka terlihat bersama di sebuah minimarket. Mereka terlihat sangat mesra layaknya sepasang kekasih. Beberapa wartawan mengatakan bahwa Park Jiyeon memang benar menghilang setelah pertengkarannya dengan salah satu member Girls’ Generation yaitu Seo Ju Hyun atau yang lebih dikenal dengan Seohyun. Diduga Park Jiyeon menenangkan dirinya bersama kekasihnya yaitu Lee Jae Jin. Sekian dan terimakasih.


“ Ommo, mengapa hal ini bisa terjadi? Ottokke, oppa?” Tanyaku dengan panik.
“ Kau harus segera pergi dari sini karena aku yakin mereka pasti mencarimu kemari. Kita tidak mempunyai waktu lagi, palli!” Titahnya sambil masuk ke kamarku.
“ Apa yang kau lakukan, oppa?” Tanyaku tak mengerti.
“ Aku akan membantumu untuk mengemasi semua barangmu. Geunde, apakah kau mempunyai tujuan? Aku akan mengantarkanmu.” Tanyanya.
“ Molla. Geunde, sepertinya aku harus kembali ke villa. Aku yakin mereka tidak akan mencariku disana karena skandal pertengkaran antara diriku dan Seohyun telah berlalu.” Kataku.
“ Araseo. Kajja!” Ajaknya sambil menarik tanganku dan membawa koper milikku.

Kami keluar dari apartemen menggunakan tangga darurat lalu pergi menuju parkiran. Setelah menemukan mobil milik Jae Jin, aku masuk ke mobil sedangkan dia memasukan koper milikku ke bagasi lalu masuk ke mobil dan melajukannya dengan cepat. Aku membelalakan mataku tak percaya ketika melihat banyak wartawan yang telah berkumpul didepan apartemen Jae Jin. Aku mengatur nafasku ketika kami telah melewati apartemennya. Kini kami pergi menuju villa. Selama di perjalanan, Jae Jin terlihat frustasi menghadapi skandal ini. Aku pun berusaha untuk menenangkannya. Namun, tidak berhasil. Akhirnya kami tiba di villa. Jae Jin turun dari mobil lalu mengambil koperku dan membawanya kedalam villa. Sedangkan aku hanya mengikutinya dari belakang.
“ Oedigga, oppa?” Tanyaku ketika dia membuka pintu.
“ Aku harus pulang ke dorm. Aku mendapatkan banyak miscall dari member FT Island. Tenanglah! Aku akan mengatasi skandal ini semampuku. Geunde, kau harus membantuku kali ini. Kau tidak boleh menghindarinya lagi. Aku akan meneleponmu nanti. Jagalah dirimu baik-baik disini! Annyeong.” Pamitnya sambil mengacak-acak rambutku dan tersenyum lalu dia keluar dari villa lalu menaiki mobilnya dan melajukannya.
“ Apakah aku adalah yeoja pembuat masalah? Jae Jin oppa mendapatkan masalah karena membantuku selama ini. Ottokke?” Gumamku sambil menatap kepergiannya yang semakin jauh dari pandanganku.

At 10.00 p.m.

Kepalaku begitu pusing karena memikirkan skandal antara diriku dan Jae Jin. Aku pun memutuskan untuk keluar mencari udara segar. Aku memakai mantel dan alat penyamaranku dengan lengkap. Aku berjalan keluar dari villa sambil menunggu taksi yang telah ku pesan sebelumnya. 10 menit kemudian, taksi itu datang. Aku pun masuk ke taksi lalu mengatakan pada sopir tempat tujuanku. Aku sudah lama sekali tidak mengunjungi tempat yang sangat berarti bagiku. Tempat itu adalah Namsan Tower. Disana banyak kenanganku bersama Kyuhyun. Aku berjalan sambil menelusuri sepanjang jalan disana.

FLASHBACK !!!

“ Mengapa kau mengajakku kemari, oppa?” Tanyaku.
“ Apakah kau mengetahui alasanku mengajakmu kemari?” Tanyanya sambil memegang wajahku dengan kedua tangannya.
“ Ani. Waeyo?” Tanyaku.
“ Hari ini adalah hari jadi kita yang pertama. Aku ingin merayakannya bersamamu disaat jadwal kita sedang tidak padat seperti ini. Apa yang kau inginkan sekarang?” Tanyanya.
“ Jeongmalyo? Aku ingin menaiki kereta gantung itu sambil minum kopi hangat lalu makan ramyun dan soju bersama. Otte?” Tanyaku sambil memegang wajahnya dengan kedua tanganku.
“ Araseo. Aku akan mengabulkan semua keingananmu hari ini. Kajja!” Ajaknya sambil merangkul bahuku.

Dia mengeluarkan uang koin dari dompetnya sedangkan aku sibuk memilih kopi yang ingin ku minum. Setelah mendapatkannya, dia memasukkan uang koinnya lalu memilih kopi yang telah ku pilih sebelumnya. Setelah itu, kami berjalan menuju kereta gantung. Setibanya disana, kami sempat membelalakan mataku tak percaya karena banyak pengunjung yang menaikinya. Kami pun masuk. Didalam kereta gantung, kami saling berdesakan. Aku berusaha untuk mempertahankan tempatku. Namun nihil, pengunjung lainnya mulai mendesakku bahkan alat penyamaranku hampir lepas. Dia yang menyadarinya dengan spontan menarikku hingga aku berada dalam pelukannya.
“ Benarkan alat penyamaranmu itu sekarang! Aku tidak ingin mereka merusak kencan pertama kita ini. Berikan kopimu padaku! Aku akan memegangnya selama kau membenarkan alat penyamaranmu itu.” Bisiknnya pada telingaku.

Aku pun memberikan kopiku padanya lalu membenarkan alat penyamaranku. Setelah itu, aku mengambil kopi milikku dan meminumnya. Kini kereta gantung mulai bergerak. Dia memutarkan tubuhku hingga aku menghadap ke luar jendela sedangkan dia memelukku dari belakang.
“ Otte? Apakah kau menyukainya?” Tanyanya tepat ditelingaku.
“ Nde, oppa. Aku tidak menyangka bahwa melihat pemandangan kota Seoul denganmu lebih terasa indah dibandingkan melihatnya dengan nae chingu.” Balasku.
“ Aku akan membawamu ke tempat yang sangat indah saat kencan kedua kita nanti.” Katanya.
“ Jeongmalyo? Aku akan menantikannya, oppa.” Kataku sambil memegang lengannya.

Akhirnya kereta gantung berhenti. Kami pun keluar sambil menunggu antrian dari pengunjung lainnya. Setelah keluar, kami berjalan sambil bergandengan tangan menuju restoran ramyun. Aku pun menghentikan langkahku dan hal itu sontak membuatnya berhenti juga.
“ Wae?” Tanyanya.
“ Aku tidak ingin makan ramyun di restoran, oppa. Aku ingin makan ramyun di pinggir jalan.” Tolakku.
“ Geunde, bagaimana bila ada yang mengenali kita?” Tanyanya.
“ Ani. Itu tidak akan terjadi, oppa. Aku mengetahui tempat ramyun yang sangat aman di sekitar sini. Kajja!” Ajakku sambil menariknya.

Dia mengikutiku tanpa protes. Akhirnya kami tiba di tempat yang ku maksud. Aku menyuruhnya untuk duduk sedangkan aku memesan ramyun dan soju untuk kami. Ku lihat raut wajahnya yang penuh kepanikan sambil melihat ke sekelilingnya dan menghela nafasnya.
“ Tenanglah, oppa! Aku akan menjadi jaminannya bahwa tidak akan ada yang mengenali kita.” Kataku sambil memegang wajahnya dengan kedua tanganku.
“ Arra. Aku akan menghukummu bila mereka mengenali kita.” Balasnya.
“ MWO? Curang sekali. Apa hukuman itu?” Tanyaku.
“ Kissue.” Katanya sambil tersenyum penuh arti dan meletakan telunjuk tangannya tepat pada bibirnya.
“ MWO? Itu bukan hukuman. Geunde, itu adalah keingananmu.” Kataku tak terima.

Akhirnya ramyun dan soju yang telah ku pesan datang. Kami pun mulai memakan ramyun. Kami makan ramyun dengan penuh canda dan tawa bahkan saling menyuapi. Setelah habis, kami melanjutkannya dengan minum soju. Kami hanya meminum satu botol soju karena kami sama-sama pemabuk berat. Kami takut ketika sedang mabuk maka kami akan berperilaku diluar kesadaran kami. Mungkin saja kami akan menunjukkan diri kami yang sebenarnya pada setiap orang yang ada disekitar kami.

Akhirnya kami pulang tepat pukul 1.00 a.m. Dia memarkirkan mobilnya tepat diujung jalan hingga kami berjalan kaki menuju dorm T-ara. Disepanjang jalan kami menyanyi bersama bahkan dia selalu memelukku. Akhirnya kami tiba didepan dorm. Aku membelakangi pintu dan berdiri tepat dihadapannya. Dia memegang kedua tanganku sambil tersenyum padaku.
“ Waeyo? Mengapa kau tidak melepaskan tanganku?” Tanyaku.
“ Apakah kau tidak akan memberikan hadiah padaku? Setelah aku mengajakmu kencan.” Tanyanya.
“ Aku tidak menginginkannya. Jadi, mengapa aku harus memberimu hadiah?” Balasku.
“ MWO? Pelit sekali. Padahal kau lebih menikmatinya dibandingkanku.” Katanya.

Pada detik itu, dia mulai mendekatkan wajahnya pada wajahku. Aku pun mengerti akan maksudnya itu. Aku mulai memejamkan mataku. Aku merasakan deru nafasnya menerpa wajahku. Beberapa detik kemudian, aku merasakan sesuatu yang basah menempel pada bibirku yang ku yakini bahwa itu adalah bibirnya. Awalnya dia hanya menempelkannya saja. Namun beberapa detik kemudian, dia melumat bibirku dengan pelan. Aku tak kuasa untuk tidak membalasnya. Aku pun merangkulkan lenganku pada lehernya sambil membalas setiap ciumannya. Akhirnya kami melepaskan ciuman itu setelah kami kehabisan nafas.
“ Masuklah! Udara disini mulai dingin.” Titahnya.
“ Nde. Gomawo, oppa.” Kataku sambil mencium wajahnya dengan singkat lalu menjulurkan lidahku dan masuk ke dorm.

Aku berjalan menuju kamarku dengan senyuman yang terus terbit dibibirku ini. Aku menyalakan lampu kamarku dan berjalan kearah jendela. Aku melihat dia masih didepan dormku. Aku pun membuka jendela sambil melihatnya. Dia tersenyum padaku bahkan membuat bentuk Love dengan kedua tangannya tepat berada diatas kepalanya. Aku tertawa kecil ketika melihatnya. Setelah itu, dia melambaikan tangannya. Aku pun membalasnya. Aku menyuruhnya segera pulang dengan gerakan tanganku. Wajahnya terlihat cemberut. Namun, dia menuruti perintahku itu lalu masuk kedalam mobilnya. Setelah memastikan mobilnya telah pergi, aku menutup jendelaku lalu tidur.

KEMBALI KE MASA SEKARANG !!!






TBC

Tidak ada komentar: