[SERIES]
My Boyfriend is Psychopath Part 6
Title : My Boyfriend is Psychopath
Part 6
Author : Cavela
Length : Series
Genre : Mistery
Main
Cast : Kim Myung Soo aka L and Kim
Dasom
Other Cast : Woohyun, Hoya, Sungyeol, Sungjong,
Sungkyu, Dongwoo, Jung Yonghwa, Kang Min Hyuk, Lee Jonghyun, Hyorin, Soyou,
Bora, Jung So Min, Yoon
Seung Ah, Kim Hee Seon, Han Hyo Joo, Kim Ha Neul, Im Yoon Ah, Kwon Yuri, Seo Joo Hyun aka
Seohyun, Kim Taeyeon, Choi Sooyoung, Lee Sunkyu aka Sunny, Tiffany Hwang,
Jessica Jung, Shin Min Ah, Park Jiyeon, Bae Suzy, Han Ji Min, Krystal Jung,
Choi Sulli, Victoria Song, Luna
Setelah selesai makan, L pergi bersama chingunya ke toko buku
sedangkan Dasom masih mengikuti mereka dari belakang. Selama satu jam menunggu,
akhirnya L berpisah dengan chingunya. Dasom tetap mengikuti L dari belakang.
“ Aku tidak boleh kehilangan jejaknya. Aku yakin kali ini dia
pergi untuk mengincar target korban selanjutnya.” Gumam Dasom sambil mengikuti
L .
“ Apakah yeoja itu
tidak lelah mengikutiku dari pulang sekolah hingga sekarang? Apakah dia sengaja
mengikutiku untuk mencari bukti? Aku harus mencari kesempatan untuk
menghilangkan jejakku darinya?” Pikir L sambil berjalan dengan pelannya.
L menunggu rambu-rambu berwarna merah agar dia bisa
menyeberangi jalan raya. Kini
rambu-rambu itu telah berwarna merah. Namun L masih menunggu hingga detik-detik
terakhir. Terlihat angka sudah menunjukan 5 detik, akhirnya L menyeberangi
jalan dengan cepat dan tersenyum puas setelah melihat rambu-rambu berwarna
hijau.
“ Sial, aku kehilangan jejaknya. Apakah dia menyadari bahwa
aku telah mengikutinya dari tadi? Aish jinja, kemana dia pergi?” Gumam Dasom
dengan kesalnya sambil berlari menuju rambu-rambu itu.
Next
“ Apakah kau mencariku?” Bisik L dibelakang Dasom.
“ MWO? Mengapa kau bisa disini? Seharusnya kau berada
diseberang jalan.” Tanya Dasom tak percaya.
“ Mengapa kau mengikutiku seperti ini? Apakah kau ingin
mengajakku berkencan?” Tanya L sambil mendekatkan wajahnya pada Dasom.
“ Sejak kapan kau tahu bahwa aku mengikutimu?” Tanya Dasom.
“ Sejak pulang sekolah tadi, café, toko buku dan sekarang
disini. Otte? Apakah kau akan memberikan tubuhmu itu untukku?” Goda L .
“ Aish jinja, mengapa kau bisa menyadarinya? MWO? MEMBERIKAN
TUBUHKU PADAMU? SHIRREO. Jangan harap, aku akan memberikan tubuhku ini
untukmu.” Tolak Dasom sambil menutup dadanya dengan kedua tangannya.
“ Ah, kau pasti lelah sekali karena telah mengikutiku dari
tadi. Kajja, kita pergi ke restoran itu! Aku yakin kau belum makan.” Ajak L
sambil menarik tangan Dasom.
Mereka masuk ke restoran. Setelah memilih tempat duduk, L
memesan makanan untuk mereka. Dasom menggelengkan kepalanya karena L memesan
makanan banyak sekali. Padahal dia telah makan bersama chingunya.
“ Apakah kau yakin bisa menghabiskan semua makanan ini?”
Tanya Dasom tak percaya.
“ Nde. Aku sangat lapar sekali. Kajja, kita makan!” Ajak L
sambil mengambil makanannya.
“ Aigo, sepertinya aku baru melihat sisi burukmu sekarang.”
Kata Dasom disela makannya.
“ Ah, aku punya ide. Bagaimana kalau kau tinggal bersamaku?
Bukankah kau ingin mengawasiku hingga tak perlu mengikutiku seperti ini. Otte?”
Tawar L .
“ Ide bagus. Geunde, orang tuaku pasti tidak akan
mengijinkannya. Jadi lupakanlah ide burukmu itu!” Kata Dasom.
“ Araseo. Setelah ini, kau akan pergi kemana? Bagaimana kalau
kita pergi kencan?” Tawar L .
“ Ani. Lebih baik kau mengantarkanku ke rumah Yonghwa.” Tolak
Dasom.
“ MWO? Mengapa harus pergi ke rumahnya? Mengapa tidak pulang
ke rumahmu saja?” Tanya L tak terima.
“ Wae? Apakah kau merasa cemburu sekarang?” Tanya Dasom penuh
curiga.
“ MWO? CEMBURU? Yang
benar saja. Cemburu adalah hal paling menjijikan. Bahkan aku menganggapmu sebagai
juri dalam permainanku ini. Jangan pernah mengharapkan aku menyukaimu.” Pikir L
.
“ Nde. Aku cemburu padanya. Apakah kau puas sekarang?” Tanya
L .
“ Aigo, aku tak percaya padamu. Sudahlah hentikan omong
kosongmu itu! Aku masih menganggapmu sebagai pelaku pembunuhan berantai itu.
Cha, kita habiskan makanan ini! Lalu antarkan aku pergi ke rumah Yonghwa.”
Titah Dasom sedangkan L cemberut ketika mendengarnya.
Myung Soo aka L POV
Setelah makan, aku mengantarkannya ke rumah Yonghwa. Aku baru
mengetahui bahwa rumah mereka berdekatan seperti ini hanya berbeda kompleks
saja.
“ Gomawo.” Kata Dasom sambil turun dari motorku.
“ Setelah urusanmu selesai dengannya, kau harus pulang ke
rumah. Araseo!” Kataku sambil mengacak sebagian rambutnya.
“ Araseo. Hati-hati di jalan, nde!” Katanya lalu mencium
singkat wajahku dan masuk ke rumah Yonghwa.
“ Hari ini kau
memberikan ciuman diwajahku tanpa aku yang memintanya. Setelah ini, aku
pastikan kau akan menyerahkan tubuhmu padaku. Lalu aku akan membunuhmu.” Pikir
L sambil melajukan motornya.
Aku menepikan motorku di jalan yang sangat sepi sekali. Aku
menunggu yeoja SMA yang akan menjadi korban ke-12. Aku menunggu selama dua jam.
Namun tak ada satu yeoja SMA yang lewat di jalan ini. Saat aku akan pergi, aku
melihat dari kaca spionku ada yeoja yang sedang menangis. Aku turun dari
motorku dan berjalan menghampirinya.
“ Chogi, mengapa kau menangis seperti ini? Apakah kau
tersesat?” Tanyaku.
“ Aniyo. Aku sedang patah hati.” Katanya disela tangisannya.
“ MWO? Bussunsuriya?” Tanyaku tak mengerti.
“ Namja berengsek itu memutuskanku setelah dia menghamiliku
seperti ini.” Katanya.
“ Seharusnya kau menghajarnya bukan menangisinya seperti ini,
Tiffany Hwang.” Kataku.
“ Aku memang sudah menghajarnya tadi. Geunde, darimana kau
tahu namaku?” Tanyanya.
“ Aku tahu dari nametag yang kau pakai. Sepertinya kau sekolah
di SMA Seoul.” Kataku.
“ Mengapa kau bersikap baik seperti ini padaku? Padahal kita
baru bertemu. Siapa namamu?” Tanyanya sambil tersenyum.
“ Kau bisa memanggilku L . Aku hanya tidak tega membiarkan
seorang yeoja menangis didepanku seperti ini.” Kataku.
“ L , mengapa kau bisa ada disini?” Tanyanya.
“ Aku sedang menunggu nae yeojachingu. Kami akan pergi
kencan.” Kataku sambil tersenyum.
“ Ah, yeoja itu sangat beruntung sekali karena mempunyai
namjachingu yang baik sepertimu.” Katanya.
“ Aku tidak sebaik yang kau pikirkan. Geunde, apa yang akan
kau lakukan pada janin yang ada di rahimmu sekarang?” Tanyaku.
“ Ah, mungkin aku akan melakukan aborsi besok. Aku tidak
mungkin melahirkan janin ini ketika usiaku masih muda seperti ini. Aku tak
ingin nae appa membunuhku karena mengetahui bahwa anaknya hamil seperti ini.”
Katanya.
“ MWO? ABORSI? Apakah kau tahu banyak orang bilang bahwa
aborsi itu sangat sakit? Ah, aku mempunyai alternatif lain agar kau bisa
membunuh janin itu tanpa merasakan sakit.” Kataku.
“ Arra. Aborsi itu memang sakit. Jeongmal? Apa cara
alternatif itu? Jebal, beritahu aku!” Mohonnya.
“ Aku akan menunjukan padamu sekarang.” Kataku sambil
mengeluarkan pisau dari jaketku lalu menusukannya tepat pada jantungnya. Ku
lihat dia menatap nanar padaku.
“ Mengapa kau melakukan ini padaku? Apa salahku?” Tanyanya
sambil memegang dadanya.
“ Otte? Apakah kau masih merasakan sakit? Inilah cara
alternatif yang ku bicarakan tadi. Apakah kau tahu? Ketika kau melakukan
aborsi, rasa sakitnya itu terasa sangat lama. Geunde, dengan aku menusukan
pisau ini pada jantungmu rasa sakitmu hanya sebentar. Kesalahanmu adalah karena
kau ingin membunuh janin yang tanpa dosa ini. Selamat menikmati perjalananmu ke
surga bersama janinmu itu. Annyeong, Tiffany.” Kataku sambil tersenyum padanya sedangkan
dia memejamkan matanya pada detik-detik terakhirnya setelah mendengar
perkataanku ini.
“ Seharusnya kau tidak berbicara mengenai aibmu ini terhadap
orang asing seperti diriku ini. Seharusnya kau berterima kasih padaku karena
aku membunuhmu sehingga kau tak perlu melakukan aborsi. Cha, aku merasa senang
sekali karena mendapatkan korban sepertimu. Gomawo, Tiffany. Annyeong.” Kataku
sambil mengambil pisauku dan menghilangkan semua jejakku.
Aku pulang ke apartemenku. Aku membersihkan semua bukti lalu
menyalakan music instrumental dengan keras. Lalu aku mandi sambil menyanyi dan
menikmati setiap tetesan air yang mengalir pada tubuhku ini. Setelah itu, aku
menonton TV untuk menunggu tayangan mengenai korban pembunuhan berantai ke-12.
Dasom POV
“ Yak, mengapa namja itu harus mengantarkanmu kemari?” Tanya
Yonghwa tak terima.
“ Apa salahnya? Dia kan nae namjachingu. Jadi sudah
sewajarnya dia menemaniku bahkan mengantarkanku ke rumahmu.” Kataku.
“ Aish jinja, mengapa kau membuatku sakit hati seperti ini?
Aku menerima dengan lapang dada ketika kau menolakku. Geunde, aku merasakan
sakit hati ketika melihatmu bermesraan dengannya.” Kata Yonghwa sambil memegang
dadanya.
“ Kau harus melupakanku! Karena aku mencintainya.” Kataku.
“ MWO? Apakah aku tidak salah mendengarnya? Kau
mencintainya?” Tanyanya tak terima.
“ Nde, aku sangat mencintainya. Geunde, mengapa kau tidak
masuk sekolah beberapa hari ini?” Tanyaku.
“ Aku malas pergi ke sekolah. Aku tak ingin melihat kemesraan
kalian lagi.” Katanya.
“ Araseo. Aku tak akan menunjukannya didepanmu lagi. Geunde,
kau harus masuk sekolah besok. Jika kau tidak masuk sekolah lagi maka aku akan
membencimu bahkan aku tak akan pernah menganggapmu sebagai nae oppa lagi.”
Ancamku.
“ Araseo. Kau masih sama seperti dulu. Kau selalu mengancamku
seperti ini. Gomawo karena telah mengkhawatirkanku.” Katanya sambil tersenyum.
“ Yak, aku ingin menonton TV. Dimana remote controlnya?”
Tanyaku.
“ Apakah kau ingin menonton drama lagi?” Tanyanya sambil
memberikan remote control itu padaku.
“ Ani. Aku ingin menonton berita.” Kataku sambil mengganti
channel TV.
Hot
News
Tanggal 5 April 2014 pukul 07.00 p.m
ditemukan sebuah mayat di jalan sangat sepi dekat halte bus. Diduga korban
pembunuhan berantai yang ke-12 ini adalah siswi SMA Seoul. Diketahui identitas
korban adalah TH. Motif pembunuhan berantai kali ini sama seperti sebelumnya. Namun
korban diketahui sedang hamil muda. Polisi berkomentar bahwa pembunuhan
berantai ini sangat cerdik sekali dan tidak akan membiarkan pembunuhan berantai
ini berlanjut. Polisi meminta kerja sama kepada masyarakat agar tidak terjadi pembunuhan
berantai ke-13, bagi anda yang memiliki anak yeoja yang bersekolah tingkat SMA
berhati-hatilah. Jangan membiarkan anak anda pulang larut malam. Ini demi
keselamatan anak-anak kita. Sekian dan terimakasih.
“ MWO? Terjadi korban ke-12 lagi. Ini
terjadi setelah L mengantarkanku kesini. Sekarang aku yakin bahwa dialah pelaku
pembunuhan berantai itu. Aku harus mendapatkan pengakuan darinya besok.”
Pikirku.
“ Dasom, sepertinya pelaku pembunuhan berantai ini adalah
seorang psikopat. Bagaimana mungkin dia bisa membunuh sebanyak 12 korban
seperti ini? Apakah dia tidak mempunyai hati nurani ketika membunuh mereka?”
Tanya Yonghwa.
“ Aku rasa begitu. Geunde, apakah seorang psikopat bisa
bergaul dengan manusia normal seperti kita ini?” Tanyaku dengan penasaran.
“ Molla. Seharusnya kau menanyakannya pada dokter jiwa atau
psikiater.” Katanya.
“ Kau benar. Aku harus menanyakan pada mereka.” Kataku.
“ Cha, aku akan mengantarkanmu pulang sekarang. Aku takut
bila kau pulang sendirian maka kau akan menjadi korbannya.” Ajaknya.
“ Araseo, kajja!” Kataku sambil merangkul lengannya.
Yonghwa mengantarkanku pulang hingga ke rumah. Dia masuk ke
rumahku dan bertemu dengan orang tuaku. Kami bercanda gurau seperti biasanya.
Karena orang tuaku telah menganggapnya seperti anaknya sendiri. Akhirnya
Yonghwa pulang karena sekarang sudah menunjukan pukul 10 p.m. Aku masuk ke
kamarku. Aku merasa sangat gelisah sekali bahkan memiliki firasat buruk. Aku
berusaha untuk memejamkan mataku karena aku harus bertemu L besok. Aku harus
mendapatkan pengakuan darinya bahwa dia adalah pelaku pembunuhan berantai itu.
Aku terbangun dari tidurku karena aku bermimpi buruk. Dalam
mimpiku, aku melihat L sedang membunuh dan tersenyum padaku. Setelah itu, dia
menghampiriku dan pingsan dalam pelukanku. Aku masih tidak mengerti dengan
mimpi itu. Aku berusaha untuk melupakan mimpi itu. Lalu aku beranjak dari
ranjangku dan mandi. Setelah itu, aku bersiap-siap untuk berangkat sekolah.
Namun aku sama sekali tidak melihat L .
“ Apakah dia tidak menjemputku? Seharusnya dia memberitahuku
terlebih dahulu. Omma, aku berangkat sekarang.” Teriakku.
“ Nde, jangan lupa sampaikan salamku pada calon menantuku!”
Teriak omma.
“ Omma selalu seperti
itu. Bagaimana reaksi omma bila mengetahui bahwa calon menantunya itu adalah
pelaku pembunuhan berantai itu? Ah, molla. Lebih baik aku tak memikirkannya.”
Pikirku.
Aku telah tiba di sekolah. Saat aku melewati parkiran, aku tidak
melihat motornya. Kini aku berada di kelas. Bel masuk akhirnya berbunyi. Aku
mulai konsentrasi untuk memikirkan pelajaran terlebih dahulu dan melupakan
sejenak mengenai L . Tanpa terasa bel pulang telah berbunyi. Aku melihat ke
luar kelas. Namun aku tak menemukannya. Aku bergegas membereskan semua bukuku.
Lalu aku keluar kelas dan pergi menuju kelasnya. Aku melihat kelasnya sudah
kosong. Namun, aku melihat Dongwoo. Lalu aku menghampirinya.
“ Dongwoo, apakah kau melihat L ?” Tanyaku.
“ Dia tidak masuk sekolah hari ini.” Kata Dongwoo.
“ MWO? Tidak masuk sekolah. Apakah dia sedang membolos?”
Tanyaku.
“ Molla. Aku sudah meneleponnya tadi. Geunde, dia tak
menjawabnya. Apakah kalian sedang bertengkar?” Tanyanya.
“ Aniyo. Kami tidak bertengkar. Kalau begitu, aku akan
mencari ke apartemennya sekarang. Gomawo.” Kataku.
“ Nde, lebih baik kau pergi ke apartemennya saja.” Katanya
lalu aku pergi meninggalkannya.
Aku pergi ke apartemennya menggunakan taksi. Setibanya
disana, aku menekan bel pintunya. Namun dia tidak membukanya. Aku meneleponnya
beberapa kali, namun dia sama sekali tak menjawab teleponku. Akhirnya aku
mencoba untuk menekan tombol password pintunya. Namun, selalu gagal. Aku
mencobanya sekali lagi dan sekarang berhasil. Pintu itu terbuka.
“ Mengapa password apartemennya
adalah namaku?” Pikirku.
Aku masuk ke apartemennya. Aku terkejut bukan main melihat
keadaan apartemennya yang sangat berantakan. Aku mulai panik. Aku berlarian
menelusuri apartemennya untuk mencarinya. Aku memutuskan untuk masuk ke kamarnya.
Aku sangat takut sekali masuk ke kamarnya. Saat aku berada didepan pintu
kamarnya, aku merasa sangat merinding sekali. Namun, aku memberanikan diri untuk
masuk. Setelah aku membuka pintu kamarnya, aku terkejut sekali karena melihat L
tergeletak di lantai.
“ L , ireona! Jebal! Bukalah matamu! Kau jangan menakutiku
seperti ini! Aku harus menelepon dokter sekarang.” Kataku sambil menangis dan
menepuk pelan wajahnya. Lalu aku memapah tubuhnya hingga ke ranjang dan
memakaikannya selimut. Setelah itu, aku mengeluarkan ponselku namun L menahan
tanganku.
“ Kau sudah bangun? Wajahmu pucat sekali. Aku akan menelepon
dokter untuk datang kesini.” Kataku.
“ Andwe.” Tolaknya.
“ Wae? Geunde, kau sedang sakit seperti ini. Kau memerlukan
seorang dokter.” Tanyaku dengan khawatir.
“ Aniyo. Geunyang, aku lupa meminum obatku. Bisakah kau
mengambilnya di laci meja itu!” Titahnya.
“ Araseo.” Kataku lalu aku mencari obat itu.
“ Obat apa ini? Mengapa
nama obat ini terasa asing sekali? Aku belum pernah mendengarnya.” Pikirku
sambil mengambil obat itu.
“ Minumlah!” Kataku sambil memberikan obat itu dan segelas
air padanya.
“ Neo? Bisakah kau menemaniku disini?” Tanyanya.
“ MWO? Geunde, ini sudah malam. Aku harus pulang sekarang.”
Elakku.
“ Jebal! Aku sangat membutuhkanmu. Aku takut kau akan menjadi
korban selanjutnya bila kau pulang sekarang. Lagipula aku tak bisa
mengantarkanmu pulang dengan keadaan seperti ini.” Pintanya.
“ Araseo. Aku akan menemanimu disini. Lebih baik kau sekarang
istirahat, nde!” Kataku sambil membenarkan selimutnya.
“ Ani, kau harus tidur bersamaku disini. Kau harus
menemaniku.” Katanya.
“ Araseo. Aku akan tidur disini.” Kataku lalu masuk kedalam
selimut sedangkan dia memelukku dengan erat.
Myung Soo aka L POV
Aku terbangun dari tidurku. Aku melihatnya tidur sangat
nyenyak disampingku. Aku mengeluarkan smirkku sambil mengeluarkan pisau dibawah
bantalku. Aku merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.
“ Mianhae, chagia.
Geunde, aku harus membunuhmu sekarang.” Pikirku.
Saat aku akan menusukan pisauku pada jantungnya, tiba-tiba
dada dan kepalaku terasa sakit sekali. Aku teringatkan pada moment
kebersamaanku dengannya. Moment ketika dia selalu mencurigaiku, menjahiliku,
mengkhawatirkanku bahkan menciumku. Ketika itu, aku merasa sangat bahagia
sekali. Aku melihat wajahnya. Wajahnya terlihat sangat damai ketika sedang
tidur bahkan tersenyum. Aku mengurungkan niatku untuk membunuhnya. Namun, aku
tak bisa mengurungkan niatku untuk membunuh.
“ Arrrrgggggtttt, sial.
Aku tak bisa membunuhnya. Geunde, aku harus membunuh sekarang demi memenuhi
hasratku ini. Aku tak bisa berhenti sampai disini. Aku harus keluar sekarang.
Aku harus mencari target korban selanjutnya. Shhhiiiittt.” Pikirku sambil
memegang kepalaku lalu keluar dari apartemen.
Aku keluar dari apartemen dengan berjalan kaki. Aku berjalan
sambil mencari target yang pantas untuk korban selanjutnya. Aku terus berjalan
menelusuri jalan untuk mencarinya. Namun, aku tak menemukan satu pun yang
pantas untuk menjadi korbanku. Pada detik itu, aku menyerah dan akan kembali ke
apartemen untuk membunuh Dasom. Namun, keberuntungan masih berpihak padanya
agar tetap hidup. Kini dihadapanku ada seorang yeoja. Aku mengeluarkan smirkku
sebelum menatapnya.
“ Chogi, apakah anda baik-baik saja?” Tanyanya.
“ Aniyo. Dadaku terasa sakit sekali.” Kataku sambil memegang
dadaku.
“ Aku akan mengantarkan anda ke rumah sakit.” Katanya.
“ Ah, nde. Mengapa kau baik sekali padaku? Geunde, siapa
namamu?” Tanyaku.
“ Ah, nde. Saya hanya kebetulan lewat disini. Joneun Jessica
Jung imnida. Kau bisa memanggilku Jessica.” Katanya.
TBC
2 komentar:
Oh gitu jadi kaya candu gitu ya si Myungsoo kalau nggak bunuh kaya sakau hohoho , awas aja dia kalo berani bunuh Dasom-_-
Keren keren makin seru nih ffnya.
Terimakasih atas komentarnya.
Iya seperti itulah.
L sudah terobsesi bahkan ambisius dalam hal membunuh.
Dia akan menjadi gila sendiri, bila tidak membunuh.
Apakah L tetap akan membunuh Dasom?
Jika anda semakin penasaran, maka bacalah part selanjutnya!
Ditunggu komentarnya dalam part selanjutnya ya.
Tetap kunjungi blog ini karena semakin banyak kisah cinta yang akan bermunculan dan semakin menarik!
Terimakasih.
:)
Posting Komentar