Minggu, 06 Desember 2015

[SERIES] Love Light Part 6

[SERIES] Love Light Part 6
Title                 : Love Light Part 6
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Romance, School Life, Married Life, and Yadong
Main Cast        : Kim Myungsoo and Na Hae Ryeong aka Haeryung
Other Cast       : Lee Jonghyun, Jung Yonghwa, Kang Minhyuk, Nam Woohyun, Lee Sungyeol, Park Jiyeon, Bae Suzy, Kim Ji Won, Krystal Jung, Kim Soo Hyun aka Na Soo Hyun, Lee Ji-eun aka IU, Kim Sunggyu, Park Seo Joon



Preview
Jonghyun memegang wajah Ji Won lalu melumat bibirnya dengan kasar. Ji Won memejamkan matanya sambil mengalungkan lengannya pada leher Jonghyun. Tanpa Ji Won sadari, selimut yang menutup tubuhnya lepas begitu saja. Jonghyun mengeratkan pelukannya untuk memperdalam ciuman mereka sambil mengelus-elus punggung Ji Won. Tanpa melepaskan ciumannya, Ji Won mengangkat kakinya ke pinggang Jonghyun. Jonghyun merasakan miss V Ji Won menyentuh juniornya dibalik handuknya. Jonghyun melepaskan ciumannya lalu menatap wajah Ji Won yang telah terangsang.

Next

 “ Kau harus bertanggung jawab karena telah membuat juniorku bangun seperti ini.” Bisik Jonghyun sambil membawa Ji Won ke ranjang lalu membaringkannya. Jonghyun membuka handuknya lalu menindih tubuh Ji Won. Jonghyun mencium bibir Ji Won dengan ganas, sedangkan kedua jarinya mengoyak-oyak miss V Ji Won. Ji Won melepaskan ciumannya lalu mendesah begitu hebatnya karena Jonghyun mengoyak-oyak miss V miliknya begitu cepat. Jonghyun beralih menciumi bahkan membuat beberapa kissmark di leher Ji Won.
“ Aku rasa kau tak perlu melakukan pemanasan lagi. Cepat masukan, jebal! Aku sudah tidak tahan lagi.” Desah Ji Won. Tanpa menjawab perkataan Ji Won, Jonghyun memasukan juniornya sekali hentakan lalu menggenjot miss V Ji Won dengan cepat. Ji Won tiada hentinya mendesah, sedangkan Jonghyun fokus pada genjotannya.
“ Apakahhhhh kauuuu sangatttt menikmatiiiiinyaaaaa?” Tanya Jonghyun sambil terus menggenjot miss V Ji Won.
“ Jonghyuuuuuuunnnnn, lebihhhh ceppaaat lagggihhhh. Ah…. Ahhhh.... ahhhh… Geure….. teruuuussss…. Sepertiiiii ituuuuuu…. Ah…. Ahhhh.... ahhhh… Lebiiiiihhhh dalaaaaammm lagggiihhhh…. Kauuuuu membuuuuattttkuuuuu gilaaaaaa, Jonghyuuuunnnn… Lebihhhh ceppaaat lagggihhhh. Ah…. Ahhhh.... ahhhh… Geure….. teruuuussss…. Sepertiiiii ituuuuuu…. Ah…. Ahhhh.... ahhhh…  ” Desah Ji Won.
“ Desahaaannnmuuu membuuuatttkkkuuu gilaaaa, Ji Wooooonnnnn. Jangaaaannn salaaahhhkannn akuuuuu jikaaa akuuuu membuaatttmuuu pingsaaannn.” Desah Jonghyun disela desahannya.
“ Lebihhhh ceppaaat lagggihhhh. Ah…. Ahhhh.... ahhhh… Ah…. Ahhhh.... ahhhh… Ah…. Ahhhh.... ahhhh… Ah…. Ahhhh.... ahhhh… Ahhhh.... ahhhh… Ah…. Ahhhh....” Desah Ji Won.

Jonghyun terus menggenjot miss V Ji Won dengan cepat. Tanpa melepaskan genjotannya, Jonghyun melumat bibir Ji Won dengan ganas sambil meremas payudaranya. Ji Won melepaskan ciuman mereka lalu meremas rambut Jonghyun. Jonghyun beralih menciumi bahkan mengigit payudara Ji Won. Ji Won tak kuasa menahan sentuhan yang bertubi-tubi dari Jonghyun. Kaki Ji Won memeluk pinggang Jonghyun agar Jonghyun memperdalam genjotannya. Ji Won tak kuasa lagi menahan hasratnya. Ji Won menyuruh Jonghyun untuk berbaring, sedangkan dia duduk di atas tubuh Jonghyun sambil menggerakan pinggulnya dengan cepat dan mendesah. Jonghyun meremas kedua payudara Ji Won dengan tangannya. Jonghyun merasa miss V Ji Won mulai berkedut. Jonghyun membantu pergerakan pinggul Ji Won dengan tangannya. Akhirnya mereka klimaks bersama. Cairan Ji Won membasahi junior bahkan tubuh Jonghyun. Begitu pun dengan sperma Jonghyun. Ji Won membaringkan tubuhnya di atas tubuh Jonghyun tanpa melepaskan kontak mereka.
“ Kau kuat sekali, Ji Won-ya.” Puji Jonghyun sambil membelai wajah Ji Won.
“ Kau pintar sekali membuatku horny.” Puji Ji Won lalu mencium bahkan melumat bibir Jonghyun. Jonghyun pun membalas lumatan Ji Won. Mereka pun bercinta kembali. Entah untuk ke berapa kalinya.

-o0o-

DUA MINGGU KEMUDIAN !!!

Haeryung datang ke pengadilan dengan penampilan tertutup. Haeryung menggunakan gaun selutut berwarna hitam, sepatu hitam, dan topi hitam. Haeryung melihat foto Myungsoo di ponselnya berharap Myungsoo tidak datang ke pengadilan. Namun harapan Haeryung sirna ketika melihat Myungsoo berjalan kearahnya lalu duduk di kursi sebelahnya. Jaksa dan pengacara telah duduk di sudut kanan dan kiri mereka. Hakim pun datang lalu duduk di kursi depan mereka. Sidang perceraian pun dimulai. Haeryung menggugat cerai Myungsoo atas kekerasan dalam rumah tangga. Haeryung memberikan beberapa bukti seperti foto dan bekas luka atas perbuatan Myungsoo. Sedangkan Myungsoo membenarkan semua bukti itu sambil menatap tajam Haeryung. Haeryung yang merasa ditatap hanya bisa memegang ujung gaunnya dengan erat. Akhirnya sidang perceraian berakhir. Kini Myungsoo dan Haeryung resmi bercerai. Haeryung berjalan menuju parkiran mobilnya dengan lesu. Dari arah yang berlawanan Myungsoo mengeluarkan smirknya sambil memasukkan tangannya ke saku celananya. Haeryung menghentikan langkahnya ketika melihat sepasang sepatu dihadapannya lalu mengangkat wajahnya.
“ Skenariomu sungguh menarik. Seharusnya kau menjadi aktris saja. Jika kau menjadi aktris, maka aku akan menjadi penggemar pertamamu. Sampai berjumpa lagi, Kim Hae Ryeong. Ani, kau telah menjadi mantan istriku. Sampai jumpa, Na Hae Ryeong-ssi.” Ujar Myungsoo sambil mengeluarkan smirknya lalu pergi begitu saja, sedangkan Haeryung menatap nanar kepergian Myungsoo.

Myungsoo kembali ke kantornya. Setibanya di ruangan, sekretaris Jung menemuinya. Ia menyuruh sekretaris Jung untuk menunggunya. Matanya membaca beberapa berkas mengenai kasus pemindahan nama saham miliknya. Kini ia telah menemukan celah untuk menjebloskan mantan mertuanya ke penjara. Sekretaris Jung mendengarkan tiap penjelasannya. Ia menyuruh sekretaris Jung menyerahkan berkas itu ke pengacaranya. Sekretaris Jung mengambil berkas itu sambil menganggukkan kepalanya.
“ Aku ingin penangkapan presdir Na dilakukan setelah pesta pernikahan Haeryung. Beritahu pengacara Kim! Kau boleh pergi!” Titah Myungsoo lalu sekretaris Jung keluar dari ruangannya. “ 
Entah kenapa aku tidak ingin membuatmu sedih dan terluka. Meskipun kau dan keluargamu telah mengkhianatiku, Haeryung-ya. Bahkan aku masih menunggu alasanmu menceraikanku. Apakah benar kau ingin menikah dengan Jonghyun? Ataukah ada alasan lain? Aku hanya bisa berharap bahwa keputusanmu ini benar. Saranghae, Haeryung-ya.” Pikir Myungsoo sambil melihat foto antara dirinya dan Haeryung di ponselnya.

Setelah rapat, Myungsoo pergi ke toilet. Saat di toilet, tanpa sengaja telinganya mendengar percakapan telepon sekretaris ayahnya. Ia terkejut bukan main ketika mendengar dana investasi yang dilakukan oleh ayahnya dengan perusahaan Jonghyun. Ternyata Jonghyun berhasil mengelabui ayahnya hingga ayahnya tidak membaca surat kontraknya dengan seksama bahkan langsung menandatanganinya. Ia sangat geram dengan tindakan sekretaris ayahnya yang mengkhianati perusahaannya. Namun, ia menahan emosinya sambil mengepalkan tangannya. Sekretaris ayahnya pun selesai bicara di telepon lalu keluar dari toiletnya. Ia keluar dari persembunyiannya lalu menelepon seseorang.
“ Hyung, selidiki sekretaris ayahku dan selidiki tentang kontrak dana investasi perusahaanku dengan perusahaan Lee Corp! Jika dia terus bungkam dan mengelaknya, maka culik saja! Aku yang akan mengintrogasinya sendiri.” Titah Myungsoo dibalik teleponnya.
“ Araseo. Aku akan menghubungimu secepatnya.” Ujar Sunggyu lalu Myungsoo mematikan panggilan teleponnya sambil menatap dirinya di cermin.

Sementara itu Jonghyun berada di kediaman Na. Jonghyun berbicara dengan Tuan Na mengenai pernikahannya. Tuan Na terlihat antusias bahkan menginginkan pernikahan mereka diliput media massa. Haeryung keluar dari kamarnya lalu menuju ruang tamu.
“ Kajja.” Ajak Haeryung lalu bergegas keluar rumah meninggalkan Jonghyun yang masih duduk bersama Tuan Na.
“ Saya harus pergi sekarang, abeoji. Annyeonghi-gyeseyo.” Pamit Jonghyun.
“ Nde. Jangan pulang terlambat.” Ujar Tuan Na sambil tersenyum lalu Jonghyun menundukkan sebagian tubuhnya lalu keluar rumah.

Haeryung hanya diam saja sambil memandang ke arah luar kaca mobil. Jonghyun sedikit kesal dengan perlakuan Haeryung yang mendiamkannya. Jonghyun memegang tangan Haeryung dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya tetap fokus menyetir. Haeryung membiarkan Jonghyun memegang tangannya tanpa perlawanan. Kini mereka tiba di butik pengantin. Jonghyun dan Haeryung memilih pakaian pengantin untuk mereka. Haeryung menanggapi Jonghyun dengan baik karena Haeryung tidak ingin mempermalukan nama baik keluarga mereka di depan umum. Mereka mencoba pakaian pengantin yang telah dipilihnya. Jonghyun keluar dari ruang ganti dengan menggunakan tuxedonya sambil menunggu Haeryung. Beberapa menit kemudian, tirai ruang ganti Haeryung pun terbuka. Jonghyun tersenyum manis ketika melihat Haeryung menggunakan gaun pengantin yang dipilihnya.
“ Neomu yeoputta.” Gumam Jonghyun sambil menghampiri Haeryung, sedangkan Haeryung menanggapinya dengan tersenyum.
“ Agasshi, tolong tutup tirainya kembali! Saya merasa puas mencoba gaun ini. Saya akan membeli gaun ini.” Titah Haeryung sambil tersenyum lalu Jonghyun membalikkan tubuhnya dan kembali ke ruang gantinya.

Myungsoo selesai bekerja. Ia berjalan menuju parkiran sambil menjawab panggilan telepon dari Sunggyu. Setibanya di parkiran, ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Ia menghentikan mobilnya tepat di depan sebuah gedung tua. Beberapa orang mengenakan jas berwarna hitam pun menyambutnya bahkan membukakan pintu gudang itu. Ia berjalan dengan pelan sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya. Ia berhenti tepat di depan seorang pria yang tangan dan kakinya terikat bahkan matanya tertutup oleh kain berwarna hitam.
“ Lepaskan kain itu dari matanya! Aku ingin melihat wajahnya.” Titah Myungsoo lalu Sunggyu melepaskan kain hitam itu. Pria itu menerjapkan matanya lalu membelalakan matanya ketika melihat Myungsoo tersenyum padanya. “ Annyeonghaseyo, sekretaris Kim. Aku tidak menyangka bahwa aku akan menemuimu dengan cara seperti ini. Ini adalah pertemuan pertama kita. Apakah pukulan anak buahku sangat sakit? Aku tidak menyangka bahwa mereka akan melukai wajahmu seperti ini. Aku tidak ingin berlama-lama disini. Aku akan membebaskanmu, jika kau menjawab semua pertanyaanku. Mengapa kau mengkhianati perusahaan keluargaku? Apa yang kau rencanakan dengan perusahaan Lee Corp?” Tanya Myungsoo sambil menatap tajam sekretaris Kim.
“ Bussunsuriya, sajangnim?” Tanya sekretaris Kim berpura-pura tak mengerti.
“ Apakah aku perlu membunuh istri dan anakmu? Bukankah aku sudah mengatakan padamu bahwa aku tidak ingin berlama-lama disini? Aku beri waktu 1 menit untuk menjawab pertanyaanku dimulai dari sekarang. Hana… Dul… Set…” Gertak Myungsoo sambil melihat ponselnya.
“ Araseo, sajangnim. Sebenarnya direktur Lee dari Lee Corp merencanakan ingin menguasai perusahaan keluarga anda. Beliau menyuruh saya untuk bernegosiasi dengan presdir Kim mengenai dana pinjaman. Geunde, direktur Lee menukar kontrak yang seharusnya dana pinjaman itu dilunasi dalam jangka 3 tahun menjadi 1 tahun. Tanpa presdir Kim ketahui, presdir Kim menandatangani kontrak itu. Jika dalam 1 tahun presdir Kim tidak melunasi dana pinjaman itu, maka perusahaan Kim Corp akan diambil alih oleh perusahaan Lee Corp.” Jelas sekretaris Kim.
“ Dimana salinan kontrak itu?” Tanya Myungsoo.
“ Semua kontrak dipegang oleh direktur Lee. Saya mohon lepaskan saya dan keluarga saya, sajangnim!” Pinta sekretaris Kim.
“ Aku akan melepaskanmu dengan satu syarat. Aku ingin kau melaporkan semua perintah dari direktur Lee padaku. Jangan pernah berpikir untuk melarikan diri dariku! Jika kau berani melarikan diri bahkan mengkhianatiku lagi, maka akan ku pastikan kau akan melihat jasad istri dan anakmu! Asal kau tahu saja, sekretaris Kim. Hidup di dunia ini sangatlah kejam bahkan dalam dunia bisnis sekalipun.” Titah Myungsoo sambil mengeluarkan smirknya.
“ Nde, sajangnim. Saya akan menuruti semua perintah anda. Geunde, lepaskan saya dan keluarga saya!” Ujar sekretaris Kim.
“ Lepaskan dia! Terus awasi dia dan keluarganya! Jika kalian kehilangan mereka, maka aku akan membunuh kalian. Temui aku lusa di café, hyung! Aku pergi.” Titah Myungsoo lalu keluar dari gudang sedangkan Sunggyu mengeluarkan smirknya sambil menyuruh anak buahnya untuk melepaskan sekretaris Kim.

Haeryung pergi ke kampusnya. Ia mengikuti mata kuliah hingga selesai. Kini ia dan Krystal sedang mengantri makanan di kantin. Ia merasa sangat mual ketika melihat makanan yang disediakan di kantin. Sesekali ia menutup mulutnya dengan tangannya. Krystal menatap curiga padanya. Ia mengetahui apa yang ada dipikiran Krystal. Saat ia akan mengelaknya, ia tidak sanggup lagi untuk menahan rasa mualnya. Ia pun berlari mencari kamar mandi wanita. Krystal pun berlari menyusulnya. Setibanya di kamar mandi, Krystal melihatnya sedang muntah-muntah. Krystal membantunya dengan menepuk pelan bahunya.
“ Apakah kau sedang hamil?” Tanya Krystal sedangkan Haeryung diam saja sambil memikirkan pertanyaan Krystal.
“ Aniyo, sepertinya aku sedang tidak enak badan saja. Mungkin karena perubahan musim.” Elak Haeryung.
“ Pembohong. Kau tidak bisa membohongiku, Haeryung-ya. Aku telah mengenalmu selama 6 tahun. Wajahmu terlihat pucat sekali. Sebaiknya kita pergi ke rumah sakit sekarang.” Ujar Krystal sambil memapah Haeryung keluar dari kamar mandi.

Akhirnya mereka pergi ke rumah sakit. Haeryung sedang diperiksa oleh dokter, sedangkan Krystal menunggu di ruangan dokter. Dokter pun duduk di kursinya. Krystal menanyakan keadaan sahabatnya itu pada dokter. Dokter itu tersenyum bahkan memberikan selamat pada Haeryung atas kehamilannya. Ia membelalakan matanya tak percaya ketika mendengar berita kehamilan sahabatnya itu. Namun berbeda dengan Haeryung. Haeryung tersenyum sambil mengelus-elus perutnya. Mereka keluar dari ruangan dokter menuju kantin rumah sakit.
“ Apakah janin itu adalah janin Jonghyun?” Tanya Krystal namun Haeryung menggelengkan kepalanya. Krystal menggelengkan kepalanya tak percaya. Ia mulai menebak-nebak namja yang menghamili sahabatnya itu. “ Apakah mungkin janin itu adalah janin Myungsoo? Geunde, sepertinya itu tidak mungkin.” Tebaknya.
“ Mengapa tidak mungkin? Janin ini adalah janin Myungsoo.” Balas Haeryung sambil mengelus-elus perutnya.
“ Neo micheosseo? Bagaimana bisa dia menghamilimu?” Tanya Krystal tak percaya.
“ Sebenarnya aku dan Myungsoo telah menikah. Kami menikah saat masih SMA. Geunde, tiga minggu yang lalu kami resmi bercerai.” Ujar Haeryung.
“ Mwo? Bagaimana bisa kau menikah dengannya disaat kau masih menjadi yeojachingu Jonghyun? Mengapa kau tidak pernah mengatakannya padaku? Apakah kau masih menganggapku sebagai sahabatmu? Dia harus bertanggung jawab. Bagaimana bisa dia menceraikanmu disaat kau sedang mengandung anaknya?” Protes Krystal sambil menarik tangan Haeryung, namun Haeryung melepaskan tangannya lalu duduk kembali.
“ Aku yang menceraikannya. Jonghyun mengancamku. Dia mengancam akan menghancurkan perusahaan keluargaku dan keluarga Myungsoo. Tanpa kami ketahui, Jonghyun telah melakukan siasatnya sebelum mengancamku. Aku harus menikah dengan Jonghyun untuk menyelamatkan perusahaan kami. Myungsoo tidak mengetahui semua ini. Aku tidak ingin membebaninya dan membuatnya terluka lebih dalam lagi.” Jelas Haeryung.
“ Yeoja babo. Mengapa kau tidak memberitahuku? Mungkin aku bisa membantumu menghadapi masalah ini. Geunde, aku tidak percaya Jonghyun bertindak sejauh ini. Aku akan mencari cara untuk membantumu. Geunde, apa yang akan kau lakukan sekarang?” Tanya Krystal.
“ Aku akan menikah dengan Jonghyun.” Ujar Haeryung.
“ Apakah kau akan memberitahu Jonghyun bahwa kau sedang hamil saat ini?” Tanya Krystal.
“ Mollayo.” Ujar Haeryung dengan lesu.
“ Aku akan membantumu mulai detik ini. Aku tidak ingin kau menyembunyikan sesuatu dariku lagi. Percayalah padaku, Haeryung-ya! Kau adalah satu-satunya temanku.” Ujar Krystal sambil menggenggam tangan Haeryung.

Krystal mengantarkan Haeryung pulang ke rumahnya. Setibanya di rumah, Haeryung istirahat di kamarnya. Tangannya menggeser tombol pada layar ponselnya. Matanya melihat foto pernikahannya bersama Myungsoo dulu. Tanpa seijin darinya, air matanya mengalir di wajahnya. Kini ia tak sanggup lagi untuk menahan isakannya. Ia menangis tersedu-sedu. Hatinya telah hancur berkeping-keping. Ia begitu merindukan mantan suaminya itu.

Hari yang tak diinginkan oleh Haeryung dan Myungsoo telah tiba. Hari pernikahan Jonghyun dengan Haeryung. Pesta pernikahan sangat mewah. Bahkan banyak media massa yang meliputnya. Jonghyun telah berdiri dengan gagahnya di depan altar. Haeryung memegang tangan Krystal sambil menahan tangisnya. Krystal hanya bisa memeluk Haeryung untuk menenangkannya. Sedangkan Myungsoo duduk diantara kursi tamu lainnya. Kini semua mata tertuju pada pintu. Terlihat Haeryung berjalan menuju altar ditemani oleh Tuan Na. Haeryung berjalan sambil menundukkan kepalanya hingga ia tak menyadari kehadiran Myungsoo disana. Jonghyun mengeluarkan smirknya penuh kemenangan saat melihat Myungsoo yang terlihat sedih.  Ji Won pun turut hadir dalam pesta pernikahan itu. Ji Won mencari keberadaan Myungsoo. Setelah menemukan Myungsoo, Ji Won duduk disamping Myungsoo sambil tersenyum penuh arti. Tuan Na mengulurkan tangan Haeryung pada Jonghyun. Jonghyun menerimanya dengan senang hati. Kini Jonghyun dan Haeryung mengucapkan janji suci. Awalnya Haeryung terlihat ragu. Namun, Haeryung memantapkan hatinya ketika mengingat perusahaan keluarganya dan keluarga Myungsoo. Jonghyun mencium bibir Haeryung sebagai tanda berakhirnya proses pernikahan. Haeryung hanya diam saja. Bahkan Haeryung tak memejamkan matanya. Haeryung bagaikan patung yang tak bisa bergerak. Sedangkan Myungsoo menatap nanar pada mereka sambil mengepalkan tangan. Ji Won yang melihat respon Myungsoo tersenyum senang. Haeryung dan Jonghyun membalikan tubuh mereka untuk menyambut respon para tamu. Detik itu juga, Haeryung baru menyadari kehadiran Myungsoo. Mata Haeryung dan Myungsoo saling menatap satu sama lain. Haeryung melihat rasa kecewa sekaligus sedih bersamaan dibalik mata Myungsoo. Haeryung tak sanggup lagi menatap Myungsoo hingga ia memalingkan wajahnya ke arah lain. Myungsoo berniat meninggalkan pesta pernikahan itu. Namun, Ji Won menahan tangan Myungsoo.
" Sejak kapan kau ada disini?"
" Satu jam yang lalu. Sungguh mengecewakan. Kau tak menyadari kehadiranku ini, chagia."
" Lepaskan tanganku!"
" Apakah kau ingin pergi begitu saja tanpa mengucapkan selamat pada mereka?"
" Bukan urusanmu. Lepaskan tanganmu sekarang juga! Atau aku akan berbuat kasar padamu?"

Ji Won mengabaikan ancaman Myungsoo. Bahkan Ji Won semakin mengeratkan pegangan tangannya. Myungsoo semakin geram dengan tindakan Ji Won kali ini. Dengan sekali gerakan, Myungsoo menghempaskan tangan Ji Won. Myungsoo pergi begitu saja. Ji Won menatap kesal kepergian Myungsoo. Tanpa mereka sadari, Haeryung melihat kejadian itu. Haeryung tersenyum senang. Tanpa terasa pesta pernikahan telah berakhir.
" Jonghyun-ya, bisakah aku tinggal di rumahku untuk malam ini saja? Aku ingin tidur bersama omma." Pinta Haeryung.
" Araseo. Geunde, untuk malam ini saja." Ujar Jonghyun.
" Nde, gomawo." Ujar Haeryung sambil tersenyum.

" Sial, aku harus menunda malam pertamaku ini. Aku harus tetap berpura-pura baik di hadapannya. Termasuk keluarganya juga. Kau harus menahannya, Jonghyun-ya." Pikir Jonghyun.

Haeryung pergi ke rumahnya menggunakan taksi. Setibanya disana, ia melihat ada mobil polisi di depan rumahnya. Kakinya terus melangkah menghampiri rumahnya. Betapa terkejutnya ia melihat ayahnya ditangkap oleh polisi. Kakinya berlari menghampiri ayahnya. Terlihat ibunya juga sedang menangis di lantai.
" Ada apa ini?" Tanya Haeryung.
" Tuan Na terjerat hukum pemalsuan dokumen. Kami harus menangkapnya untuk menyelidiki kasus ini. Apakah anda adalah putri Tuan Na?" Tanya polisi itu.
" Nde, saya adalah putrinya." Ujar Haeryung.
" Sebaiknya anda dan Nyonya Na bergegas mengosongkan rumah ini karena rumah ini disita oleh bank." Titah polisi itu.
" Mwo? Siapa yang melaporkan ayahku ini?" Tanya Haeryung.
" Tuan Kim Myungsoo dari perusahaan Kim Corp. Kalau begitu kami pergi dulu." Pamit polisi itu sambil membawa Tuan Na.

Setelah kepergian ayahnya, ia menghampiri ibunya. Ia pun memapah ibunya menuju kamar. " Pergilah! Ini adalah kesempatanmu untuk melarikan diri." Titah ibunya.
" Mwo? Bussunsuriya omma? Aku akan mengeluarkan appa dari penjara. Omma tak perlu khawatir. Aku akan meminta bantuan Jonghyun." Ujar Haeryung.
" Aniyo. Kau tak perlu melakukannya. Biarkan ayahmu mendekam di penjara. Omma sudah lelah dengan sikapnya yang terlalu serakah selama ini. Bahkan ayahmu telah menjualmu sebanyak 2 kali. Omma tahu kau sedang hamil. Pergilah bersama Myungsoo! Kemanapun. Asal kalian hidup bahagia. Jangan khawatirkan, omma! Omma akan kembali ke kampung halamanku. Kau bisa menemui omma disana. Sekarang pergilah sebelum Jonghyun mendengar berita ini!" Titah Nyonya Na, sedangkan Haeryung menangis tersedu-sedu.
" Jeongmal mianhae, omma. Aku pasti akan menemuimu nanti. Gomawo, omma." Ujar Haeryung sambil memeluk Nyonya Na lalu pergi meninggalkan Nyonya Na yang masih berbaring di kamar.

Di apartemen Cheondamdong, Myungsoo berjalan mondar-mandir menunggu kabar dari pengacaranya. Sebenarnya ia tak ingin melakukan semua ini. Terlebih lagi ia menjebloskan mantan mertuanya ke penjara. Bahkan ia tak sanggup melihat penangkapan Tuan Na. Ia takut akan melihat Haeryung menangis di hadapannya. Ia tak sanggup melihat semua itu. Hatinya akan hancur berkeping-keping. Bahkan hancur lebur. Tiba-tiba terdengar bel pintu apartemennya. Ia bergegas membuka pintu.
" Otte?" Tanya Myungsoo tak sabar.
" Semuanya berjalan sesuai rencana anda." Ujar pengacara Kim sambil tersenyum.
" Wow, daebak. Pastikan jangan ada yang membebaskannya. Kecuali beliau keluar karena masa penjaranya telah habis." Titah Myungsoo, sedangkan pengacara Kim menganggukan kepalanya. " Bagaimana keadaan Haeryung?" Tanyanya.
" Saat datang kesana, saya hanya melihat Nyonya Na. Nyonya Na terlihat sedang sakit. Saya menemuinya di kamarnya. Itu atas perintahnya pada pelayan rumahnya." Ujar pengacara Kim.
" Ah, sepertinya dia berada di rumah suaminya. Atau dia belum mendengar kabar ini. Araseo. Kamsahamnida, pengacara Kim. Selanjutnya aku ingin kau menyelidiki kontrak antara perusahaanku dengan Lee Corp. Pastikan tak ada informasi satu pun yang tertinggal! Aku harus merebut kembali milikku. Kau boleh pergi." Titah Myungsoo.
" Nde, sajangnim. Kalau begitu saya pergi sekarang." Pamit pengacara Kim, sedangkan Myungsoo menganggukan kepalanya.
" Apa yang ku pikirkan? Seharusnya aku tak memikirkan nappeun yeoja itu. Dia pasti sedang berbulan madu dengan suami barunya. Sebaiknya aku pergi ke clubbing saja. Bukankah sudah lama aku tak berkunjung kesana?" Gumam Myungsoo sambil memakai mantelnya.

Myungsoo menghubungi Sungyeol dan Woohyun. Setibanya di clubbing, Myungsoo melihat mereka telah berkumpul disana. Myungsoo menghampiri mereka. Saat duduk, banyak yeoja yang melirik Myungsoo penuh minat. Namun, Myungsoo mengabaikannya. Tangan Myungsoo lebih memilih menyentuh botol wine dibandingkan menyentuh yeoja murahan itu.
" Mengapa kalian minum wine banyak sekali? Ada apa dengan kalian berdua?" Tanya Sungyeol tak mengerti.
" Apakah kau tahu, Sungyeol-ya? Uri Haeryung telah menikah dengan kekasihnya itu. Pesta pernikahan mereka diliput oleh media massa. Uri Haeryung neomu kyeoptta. Harapanku untuk mempersuntingnya pupus sudah." Ujar Woohyun disela mabuknya.
" Aigoo. Ternyata kau masih mengincarnya. Padahal kita telah lulus dan berbeda Universitas juga." Ujar Sungyeol pada Woohyun. " Lalu apa masalahmu, Myungsoo-ya?" Tanya Sungyeol pada Myungsoo.
" Aku telah bercerai dengannya." Ujar Myungsoo disela mabuknya, sedangkan Woohyun dan Sungyeol menyemburkan minuman mereka saking terkejutnya.
" Mwo? Bercerai? Kapan kau menikah? Siapa yeoja itu?" Tanya Sungyeol penasaran.
" Hari-hariku terasa sangat sepi tanpanya. Neomu bogosipeo, Haeryung-ya." Ujar Myungsoo disela mabuknya, sedangkan Sungyeol dan Woohyun lagi-lagi menyemburkan minumannya saking terkejutnya. Detik itu juga, Myungsoo tak sadarkan diri.
" Apakah aku tidak salah mendengarnya, Sungyeol-ya? Dia bilang sangat merindukan Haeryung. Apakah itu berarti mantan istrinya adalah Haeryung? Geunde, sejak kapan mereka menikah? Katakan padaku bahwa hal yang ku dengar itu, salah! Aku pasti sudah mabuk berat. Benar bukan, Sungyeol?" Tanya Woohyun tak percaya.
" Ani. Kau mendengarnya sangat jelas. Bahkan aku masih terkejut tak percaya. Sebaiknya kita membawanya pulang." Ujar Sungyeol sambil memapah tubuh Myungsoo.
" Kau berhutang penjelasan padaku, Myungsoo-ya." Ujar Woohyun sambil membantu Sungyeol.

Tanpa terasa malam telah berganti menjadi pagi. Jonghyun menelepon Haeryung beberapa kali. Namun, Haeryung tak kunjung menjawab telepon darinya. Ia baru mengetahui berita penangkapan Tuan Na melalui televisi pada berita pagi. Ia menyuruh pengacaranya untuk menangani kasus mertuanya itu. Kini ia bergegas pergi ke rumah Haeryung. Setibanya disana, matanya melihat kertas yang tertempel pada pintu rumah. Kertas yang bertuliskan bahwa rumah itu disita oleh bank. Tangannya menekan bel beberapa kali. Namun, tak ada satu orang pun yang membukakan pintu untuknya. Ia pun masuk dengan kehendaknya sendiri. Ia mencari keberadaan Nyonya Na dan istrinya. Namun nihil, rumah itu telah kosong. Tak ada satu pun orang disana.
" Dimana kau, Haeryung-ya? Mengapa aku terlambat mengetahui berita ini? Ah, Kim Myungsoo. Aku harus menemuinya sekarang." Frustasi Jonghyun sambil mengacak rambutnya sendiri.

Kini Jonghyun berada di perusahaan Kim Corp. Tanpa membuat janji, ia ingin bertemu Myungsoo. Beruntung Myungsoo bersedia menemuinya. Salah satu pegawai disana mengantarkannya ke ruangan kerja Myungsoo. Pegawai itu mengetuk pintu ruangan kerja Myungsoo. Setelah mendapatkan ijin dari Myungsoo, ia dipersilahkan  masuk oleh pegawai itu. Terlihat Myungsoo sedang berkutik dengan laptopnya.
" Apa yang membawamu kemari, direktur Lee?" Tanya Myungsoo sambil menatap tajam padanya.
“ Haeryung eodigga?” Tanya Jonghyun langsung.
“ Mengapa kau menanyakan keberadaan istrimu padaku? Aku terlihat seperti selingkuhannya. Ataukah mungkin dia melarikan diri?” Tebak Myungsoo sambil mengeluarkan smirknya.
“ Apakah aku terlihat sedang bercanda? Dimana kau menyembunyikannya?” Tanya Jonghyun sambil mencengkram kerah kemeja Myungsoo.
“ Neo micheosseo? Aku sudah menganggapnya tak ada di dunia ini. Jika kau datang kemari bukan karena urusahan kerja sama perusahaan kita, maka sebaiknya kau pergi dari sini! Aku sangat sibuk, direktur Lee.” Ujar Myungsoo sambil melepaskan cengkraman tangannya. “ Ah, satu hal lagi. Jika istrimu menghilang, maka sebaiknya hubungi polisi! Bukan mencarinya disini. Kantorku ini bukan tempat pengungsian.” Lanjut Myungsoo sambil merapikan pakaiannya kembali.
“ Aku pastikan kau akan membayar semua ini.” Ancam Jonghyun, sedangkan Myungsoo mengeluarkan smirknya. Ia pun pergi dari perusahaan Myungsoo.

Sepeninggalan Jonghyun, Myungsoo terduduk di sofa sambil memegang keningnya. Ia begitu terkejut mendengar berita menghilangnya Haeryung. Ia sedikit menyesali perbuatannya menjebloskan mantan mertuanya ke penjara pada hari pernikahan Haeryung dengan Jonghyun. Bahkan Jonghyun tak menemukan Haeryung. Tangannya mengambil ponselnya lalu menelepon seseorang.
“ Temukan keberadaan Haeryung! Aku ingin kau menemukannya. Aku akan membayar mahal jika kau berhasil menemukannya.” Titahnya lalu memutuskan panggilan teleponnya. “ Dimana kau Haeryung? Mengapa kau selalu membuatku memikirkanmu? Bahkan aku sangat mengkhawatirkanmu saat ini.” Gumamnya sambil menatap foto dirinya bersama Haeryung di ponselnya.

-o0o-

18 TAHUN KEMUDIAN !!!

Udara terasa sangat dingin. Mentari muncul secara perlahan-lahan. Sinarnya terpancar mengenai wajah namja tampan yang masih terlelap dalam tidurnya. Namja itu menyelimuti dirinya hingga hanya terlihat matanya saja. Suara alarm ponselnya berdering sedari tadi. Namun, namja itu tak kunjung bangun. Sementara itu, seorang yeoja sedang memasak di dapur. Mata sang yeoja melirik ke arah jam dinding. Matanya membulat sempurna ketika melihat jam dinding telah menunjukan pukul 8.00 a.m. Kakinya berlari menuju kamar diujung rumahnya. Tangannya membuka pintu kamar dengan kasarnya. Kakinya melangkah menghampiri ranjang. Wajahnya terlihat marah bukan main sambil meniup rambutnya. Yeoja itu adalah Na Hae Ryeong.
“ Yak, Na Soo Hyun. Ireona! Kau harus pergi kuliah sekarang.”
“ Sebentar lagi, nde!”
“ Jika kau tak bangun sekarang, maka omma tak kan mengijinkanmu untuk mengikuti audisi itu.”

Na Soo Hyun adalah anak Haeryung. Kini Soo Hyun berumur 18 tahun. Ancaman Haeryung benar-benar berhasil. Terlihat Soo Hyun menatap tajam pada Haeryung sambil membuka selimutnya. Soo Hyun dengan kasar turun dari ranjang menuju kamar mandi. Haeryung merapikan ranjang lalu pergi ke dapur dan menyiapkan makanan. Terlihat Soo Hyun telah mengenakan pakaiannya dengan rapi.
“ Apakah audisi itu hari ini?”
“ Nde, omma.”
“ Apakah aku perlu menemanimu?”
“ Andwe! Aku tak ingin juri disana lebih memilih menatap omma dibandingkan menatapku. Apakah omma lupa? Saat audisi pertama aku gagal gara-gara omma. Ini karena omma melahirkanku disaat umur 18 tahun. Lihatlah! Bahkan omma tak pantas menjadi ibuku. Omma lebih pantas menjadi kekasihku. Omma cukup mendoakanku saja, nde.”
“ Yak, mengapa kau malah mempermasalahkan hal itu lagi? Araseo. Aku harap kau berhasil kali ini.”
Soo Hyun mengecup wajah Haeryung lalu keluar dari rumahnya. Sepanjang perjalanan, Soo Hyun menghapalkan lirik demi lirik. Kini ia tiba di depan gedung Gaha Entertainment. Ia menyerahkan resume miliknya. Ia mengantri sambil duduk. Selama satu jam menunggu, akhirnya namanya dipanggil. Tangannya membuka pintu ruangan yang cukup besar menurutnya. Kakinya melangkah menghampiri 5 juri yang sedang menatapnya.

Sementara itu, Myungsoo duduk diantara 5 juri itu dengan malasnya. Ia sangat mengerti tentang bisnis dan tertarik pada musik. Namun, ia tak tertarik untuk menilai para peserta audisi. Tangannya mengetuk-etuk bolpoin pada mejanya. Matanya menatap salah satu peserta yang sedang berdiri di depannya. Peserta itu mengeluarkan gitar miliknya. Matanya tertegun melihat peserta itu membenarkan senar dan duduk dengan tenangnya.
“ Namamu adalah Na Soo Hyun. Apakah benar?” Tanya salah satu juri.
“ Nde.” Ujar Soo Hyun.
“ Geure! Perlihatkan bakatmu pada kami!” Titah juri itu.

Soo Hyun mulai memetik gitarnya. Sung Won menyanyikan lagu ciptaannya yang berjudul “ Omma ”. Myungsoo memperhatikan wajah Soo Hyun. Entah mengapa wajah Soo Hyun terasa tak asing bagi Myungsoo. Terutama mata Soo Hyun. Myungsoo merasa pernah melihat mata itu. Myungsoo membaca resume milik Soo Hyun. Myungsoo terkejut bukan main ketika melihat nama Na Hae Ryeong tertera sebagai nama orang tua Na Soo Hyun.

“ Apakah Na Hae Ryeong ini adalah dirimu, Haeryung-ya?” Pikir Myungsoo sambil menatap Soo Hyun.

Akhirnya Soo Hyun selesai menyanyi. Semua juri menilai bakat Soo Hyun pada kertas. Myungsoo menatap kertas itu penuh minat. Myungsoo memberikan nilai terbaik pada Soo Hyun. Soo Hyun berpamitan pada juri lalu keluar dari ruang audisi. Sepeninggalan Soo Hyun, Myungsoo beranjak dari kursinya.
“ Aku telah menemukan yang ku inginkan. Beritahu Soo Hyun! Tiga hari lagi dia harus datang bersama orang tuanya untuk membahas kontrak kerjanya. Aku harus pergi sekarang. Ku serahkan sisanya pada kalian!” Titah Myungsoo.
“ Nde.” Salah satu juri itu lalu Myungsoo keluar dari ruangan audisi.

Rasa gugup dan gelisah yang melanda Soo Hyun telah berakhir. Kakinya menelusuri gedung Gaha Entertainment untuk mencari kamar mandi. Saat berjalan, tanpa sengaja ia menabrak seorang yeoja. Terlihat yeoja itu terjatuh ke lantai. Tangannya terulur dan kakinya melangkah menghampiri yeoja itu untuk membantunya berdiri. Namun, matanya tak melihat sebuah bolpoin di lantai. Lantai itu sangat licin. Ia berjalan lalu tanpa sengaja menginjak bolpoin itu. Tubuhnya pun tak seimbang. Ia terjatuh. Namun, ia merasa tubuhnya tak sakit. Selain itu, sebuah benda lunak dan sedikit basah menempel pada bibirnya. Matanya terbuka untuk melihat yang terjadi. Seketika matanya terbelalak bukan main. Bibirnya mencium bibir yeoja yang ditabraknya tadi. Dan posisinya yang menindih yeoja itu. Yang membuatnya terkejut lagi ketika merasakan juniornya menegang karena bergesekan dengan miss V yeoja itu dibalik pakaian mereka.
“ Chogi. Apakah kau tak ingin beranjak dari tubuhku? Apakah kau tahu? Kita sedang menjadi tontonan saat ini.” Ujar yeoja itu, sedangkan Soo Hyun melihat ke sekelilingnya lalu beranjak dari tubuh yeoja itu.
“ Jeongmal mianhae. Aku tak sengaja. Aku ingin membantumu untuk berdiri. Geunde, lantai ini sangat licin. Dan aku tak melihat bolpoin itu.” Sesal Soo Hyun.
“ Sebaiknya kita pergi dari sini, IU! Sebelum mereka menyadari semuanya.” Ujar namja disamping yeoja yang bernama IU itu.
“ Aku terima permintaan maafmu. Geunde, aku tak bisa bertanggung jawab padamu.” Ujar IU.
“ Bussunsuriya?” Tanya Soo Hyun tak mengerti.
“ Aku tak bisa bertanggung jawab untuk mengembalikan juniormu ke keadaan semula. Ku rasa kau menikmatinya tadi. Jika kita ditakdirkan untuk bertemu kembali, maka aku akan bertanggung jawab padamu. Aku harus pergi.” Bisik IU tepat pada telinga Soo Hyun, sedangkan Soo Hyun membelalakan matanya tak percaya.
“ Neo micheosseo?” Tanya Soo Hyun tak percaya.

IU mengeluarkan smirknya lalu pergi meninggalkan Soo Hyun yang menatap tajam padanya. Soo Hyun menatap kepergian IU dengan tatapan anehnya. Sepanjang perjalanan, Soo Hyun menggerutu kesal atas kejadian yang menimpanya itu. Soo Hyun berhenti tepat di sebuah kedai restoran kecil. Terlihat Haeryung sedang melayani pembeli di restoran itu. Soo Hyun merasa geram dengan tatapan nappeun namja pada ibunya itu. Soo Hyun bergegas masuk ke restoran itu.
“ Biarkan aku yang melayani pembeli itu, omma!”
“ Araseo.”

Soo Hyun memberikan makanan pada pembeli itu dengan tatapan tajamnya. Tatapan Soo Hyun seolah-olah memberikan peringatan pada namja itu. Sedangkan namja itu mengeluarkan smirknya lalu memakan makanan itu. Soo Hyun pun menyuruh Haeryung untuk duduk manis. Soo Hyun mulai melakukan pekerjaannya, sedangkan Haeryung tersenyum melihat anaknya membantu pekerjaannya.
“ Bagaimana dengan audisimu?”

Belum sempat Soo Hyun menjawab pertanyaan ibunya, tiba-tiba ponselnya berdering. Ia pun menjawab panggilan teleponnya. Mata Soo Hyun berbinar. Haeryung yang menyadari tatapan Soo Hyun mengernyitkan keningnya. Terlihat Soo Hyun mematikan panggilan teleponnya lalu menatap Haeryung.
“ Waeyo? Mengapa wajahmu seperti itu?”



TBC

Bacalah part sebelumnya dengan mengklik link dibawah ini!



Tidak ada komentar: