Minggu, 06 Desember 2015

[SERIES] Love Light Part 7

[SERIES] Love Light Part 7
Title                 : Love Light Part 7
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Romance, School Life, Married Life, and Yadong
Main Cast        : Kim Myungsoo and Na Hae Ryeong aka Haeryung
Other Cast       : Lee Jonghyun, Jung Yonghwa, Kang Minhyuk, Nam Woohyun, Lee Sungyeol, Park Jiyeon, Kim Ji Won, Krystal Jung, Kim Soo Hyun aka Na Soo Hyun, Lee Ji-eun aka IU, Kim Sunggyu, Park Seo Joon


Preview

Soo Hyun memberikan makanan pada pembeli itu dengan tatapan tajamnya. Tatapan Soo Hyun seolah-olah memberikan peringatan pada namja itu. Sedangkan namja itu mengeluarkan smirknya lalu memakan makanan itu. Soo Hyun pun menyuruh Haeryung untuk duduk manis. Soo Hyun mulai melakukan pekerjaannya, sedangkan Haeryung tersenyum melihat anaknya membantu pekerjaannya.
“ Bagaimana dengan audisimu?”
Belum sempat Soo Hyun menjawab pertanyaan ibunya, tiba-tiba ponselnya berdering. Ia pun menjawab panggilan teleponnya. Mata Soo Hyun berbinar. Haeryung yang menyadari tatapan Soo Hyun mengernyitkan keningnya. Terlihat Soo Hyun mematikan panggilan teleponnya lalu menatap Haeryung.
“ Waeyo? Mengapa wajahmu seperti itu?”

Next

“ Aku diterima, omma.”
“ Jeongmalyo? Chukhae.”
“ Sebentar lagi aku akan menjadi penyanyi, omma. Mereka menyuruhku datang bersama omma 3 hari lagi.”
“ Aku pasti akan menemanimu, chagi.”
“ Yak, berhenti memanggilku chagi! Jika omma memanggilku seperti itu, maka semua orang akan mengira aku adalah kekasihmu.”

-o0o-

Dua hari telah berlalu. Kini Soo Hyun dan Haeryung mempersiapkan diri untuk pergi ke Gaha Entertainment. Sepanjang perjalanan, Soo Hyun tiada hentinya mengingatkan Haeryung agar berhenti memanggilnya “ Chagi ”. Haeryung mendengarkan sambil memutar bola matanya dengan malas. Kini taksi yang dinaiki oleh mereka berhenti di depan gedung Gaha Entertainment. Mereka turun dari taksi lalu masuk ke gedung. Setibanya di pintu rapat, Haeryung meminta ijin pada Soo Hyun untuk pergi ke kamar mandi. Soo Hyun menganggukan kepalanya. Haeryung pun pergi ke kamar mandi, sedangkan Soo Hyun masuk ke ruang rapat.
“ Dimana orang tuamu, Na Soo Hyun?” Tanya direktur Lee.
“ Omma sedang berada di kamar mandi. Mungkin sebentar lagi.” Ujar Soo Hyun sambil tersenyum.
“ Araseo. Sepertinya Presdir Kim sedikit terlambat. Kita akan menunggunya.” Ujar direktur Kim.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Direktur Lee menyuruh orang yang mengetuk pintu untuk masuk. Terlihat Haeryung masuk sambil memberikan hormatnya dan tersenyum manis. Semua mata yang ada di ruangan rapat terpana melihatnya termasuk direktur Lee. Soo Hyun yang melihatnya langsung menundukan kepalanya sambil memegang kepalanya dan mendesah.

“ Lagi-lagi tatapan ini yang harus ku lihat. Dasar nappeun namja. Tak bisakah mereka mengontrol pandangannya? Mengapa aku harus dilahirkan dari rahim yeoja secantik omma? Seandainya omma bukan ibuku, aku pasti sudah mengencaninya.” Pikir Soo Hyun.

“ Nuguseyo?” Tanya direktur Lee pada Haeryung.
“ Joneun Na Hae Ryeong imnida. Saya adalah ibu Na Soo Hyun.” Ujar Haeryung sambil tersenyum.
“ Ah, nde. Saya adalah direktur disini. Silahkan duduk.” Ujar direktur Lee sambil memberikan kursi miliknya pada Haeryung, sedangkan Haeryung menghampirinya lalu duduk.

Pintu ruang rapat terbuka kembali. Semua mata tertuju pada pintu termasuk Haeryung dan Soo Hyun. Terdengar suara langkah sepatu yang begitu kerasnya. Terlihat sebuah sepatu di depan pintu ruangan. Haeryung menelusuri pemilik sepatu itu hingga berakhir pada wajah sang pemilik. Betapa terkejutnya Haeryung ketika melihat pemilik sepatu itu adalah Kim Myungsoo. Namja yang dirindukannya selama ini. Namja yang tak pernah ia lihat selama 18 tahun ini. Begitupun Myungsoo yang terkejut ketika melihat Haeryung. Sedangkan Soo Hyun memperhatikan mereka dengan tatapan tak mengertinya.

“ Apakah mereka saling mengenal?” Pikir Soo Hyun.

“ Silahkan duduk, Presdir Kim!” Ujar direktur Lee pada Myungsoo.

Direktur Lee mulai membacakan kontrak yang tertulis. Pasal demi pasal direktur Lee baca untuk mempermudah para orang tua peserta yang lulus audisi dalam memahami isi kontrak kerja itu. Haeryung membaca kontrak kerja itu dengan teliti. Myungsoo memperhatikan Haeryung. Sedangkan Soo Hyun merasa kesal pada Myungsoo yang menatap ibunya penuh minat.
“ Sebentar direktur Lee!” Ujar Soo Hyun.
“ Apakah ada yang tak kau pahami?” Tanya direktur Lee.
“ Ahjussi, berhentilah menatap ibuku seperti itu!” Titah Soo Hyun pada Myungsoo.
“ Yak, Soo Hyun! Bicaralah yang sopan pada Presdir Kim!” Marah direktur Lee, sedangkan Myungsoo memberikan kode mata pada direktur Lee untuk membiarkannya.
“ Ibumu? Nugu?” Tanya Myungsoo.
“ Yeoja yang sedari tadi kau tatap dengan tatapan mesummu itu. Yeoja itu adalah ibuku.” Ujar Soo Hyun pada Myungsoo sambil menunjuk ke arah Haeryung.
“ Yak, Na Soo Hyun! Jaga bicaramu!” Titah Haeryung pada Soo Hyun.
“ Ige mwoya? Tatapan mesum? Sepertinya kau harus mengajari anakmu sopan santun, Haeryung-ssi.” Ujar Myungsoo sambil tersenyum.
“ Apakah kau mengenal ibuku? Mengapa kau mengetahui nama ibuku?” Tanya Soo Hyun tak mengerti.
“ Lanjutkan kembali, direktur Lee!” Titah Myungsoo.

Direktur Lee membacakan kontrak kerja kembali. Haeryung fokus membaca kembali kontraknya. Soo Hyun menatap tajam pada Myungsoo. Sedangkan Myungsoo membalas tatapan Soo Hyun. Akhirnya direktur Lee selesai membacakan kontrak. Direktur Lee menyuruh para orang tua untuk menandatangani kontrak itu.
“ Apakah kau yakin akan menerimanya?” Tanya Haeryung pada Soo Hyun, sedangkan Soo Hyun menganggukan kepalanya.

“ Sepertinya Presdir Kim dan ibuku saling mengenal. Aku harus mendekati Presdir Kim untuk mengetahui siapa ayah kandungku. Aku harus mencari ayah kandungku tanpa sepengetahuan omma. Aku tak ingin membuat omma sedih.” Pikir Soo Hyun.

Akhirnya proses penandatangan kontrak kerja telah berakhir. Kini para trainee berkumpul di ruang latihan termasuk Soo Hyun. Myungsoo mempergunakan waktu itu untuk bicara dengan Haeryung. Myungsoo dan Haeryung berada di atap gedung sambil menatap pemandangan Seoul. Tak ada yang memulai pembicaraan. Hanya suara hembusan angin yang terdengar. Akhirnya Haeryung memulai pembicaraan.
“ Bagaimana kabarmu?” Tanya Haeryung.
“ Kabarku sangat baik. Bagaimana denganmu?” Tanya Myungsoo.
“ Sepertinya aku tak perlu menjawabnya. Kau bisa melihatnya sekarang.” Ujar Haeryung.
“ Anakmu sangat tampan. Bahkan mewarisi mata darimu.” Puji Myungsoo.
“ Gomawo.” Ujar Haeryung.
“ Apakah kau telah menemui Jonghyun? Aku rasa anakmu belum mengetahui ayah kandungnya. Karena dia memakai nama margamu.” Tanya Myungsoo.

“ Mwo? Jadi, dia menganggap Soo Hyun adalah anak Jonghyun. Apakah dia tak memiliki ikatan batin dengan Soo Hyun? Aishh jinja, mengapa dia selalu menyebalkan seperti ini? Padahal umur kita sudah menua.” Pikir Haeryung. “ Aku pasti akan memberitahunya. Aku sedang menunggu waktu yang tepat. Lagipula prioritas pertamaku adalah kebahagiaan Soo Hyun saat ini. Aku harap kau tak memberikan kesulitan pada Soo Hyun. Mengingat Soo Hyun adalah anak sainganmu. Aku harus pergi sekarang.” Ujar Haeryung lalu pergi meninggalkan Myungsoo.
“ Mwo? Aku ini berbeda dengan Jonghyun. Aku masih bisa memisahkan masalah pribadi dengan pekerjaanku. Lagipula Soo Hyun sangat berbakat. Kau masih saja merahasiakan masalah itu dariku, Haeryung-ya. Padahal aku telah mengetahui kontrak ancaman Jonghyun padamu hingga kau mengambil keputusan untuk bercerai denganku.” Gumam Myungsoo sambil menatap kepergian Haeryung yang semakin jauh dari pandangannya.

Haeryung menuruni tiap anak tangga gedung Gaha Entertainment. Sepanjang jalan, ia tiada hentinya menggerutu kesal. Saat keluar dari gedung itu, kepalanya menoleh dan matanya menatap tajam ke arah gedung itu. “ Mwo? Anak Jonghyun? Yang benar saja. Dia yang membuatku hamil dan melahirkan Soo Hyun. Aku rasa dia tak memiliki jiwa seorang ayah dalam dirinya. Ah, molla. Jika bukan keinginan Soo Hyun menjadi aktor dan penyanyi, maka aku akan melarangnya mengikuti audisi itu. Apalagi Gaha Entertainment dipimpin oleh namja yadong itu.” Gerutu Haeryung sambil melanjutkan langkahnya kembali.

Myungsoo sedang memeriksa berkas di ruangannya. Tiba-tiba ia mendengar suara keributan di depan ruangannya. Saat hendak beranjak dari kursinya, tiba-tiba sosok yeoja muncul dengan wajah kesalnya diikuti oleh sekretaris Jung dibelakangnya. Ia menghela nafasnya lalu menatap tajam pada yeoja itu.
“ Yak, ahjussi. Apakah kau ingin menjualku? Aku bekerja disini sebagai penyanyi. Geunde, aku disuruh datang menemani para nappeun namja itu. Aku ingin mengundurkan diri. Aku tak peduli dengan denda pada kontrak itu.” Protes yeoja itu.
“ Kau harus bicara sopan pada sajangnim Kim, IU.” Ujar sekretaris Jung.
“ Duduklah!” Titah Myungsoo pada IU. “ Tinggalkan kami berdua disini!” Titah Myungsoo pada sekretaris Jung. Sekretaris Jung pun keluar dari ruangan Myungsoo. Terlihat IU sedikit risih dengan pakaian yang dikenakannya. Pakaiannya terlalu pendek. Myungsoo pun menyadarinya. Myungsoo mengambil selimut yang ada di lemari pribadinya. “ Pakailah! Jelaskan yang terjadi padaku!” Titah Myungsoo sambil memberikan selimut itu pada IU.
“ Kamsahamnida. Geure, aku ingin mengundurkan diri dari perusahaan ini. Aku bukanlah yeoja murahan. Aku bekerja disini karena ingin menjadi penyanyi dan aktris. Geunde, aku dipekerjakan seperti pelacur disini. Aku harus melayani para pemegang saham di perusahaan ini. Beruntung aku bisa melarikan diri kemarin. Aku tak ingin kejadian ini terulang lagi. Lebih baik aku menjalani kehidupanku sebagai penyanyi jalanan dibandingkan penyanyi sukses di atas panggung, namun harus menjadi pelacur di belakang panggung. Aku akan menerima denda kontrak itu.” Jelas IU.
“ Siapa yang menyuruhmu?” Tanya Myungsoo.
“ Direktur Nam.” Ujar IU.

Myungsoo menekan tombol 1 di telepon kantornya. Terdengar suara sekretaris Jung dibalik telepon itu. Myungsoo menyuruh sekretaris Jung untuk memanggil direktur Nam dan mengambilkan kontrak kerja milik IU. Tak lupa Myungsoo menyuruh sekretaris Jung untuk mencetak jumlah uang yang ada di rekening direktur Nam. Tak berapa lama kemudian, sosok direktur Nam muncul diikuti oleh sekretaris Jung. Myungsoo mengambil kontrak kerja itu sambil menyuruh direktur Nam duduk.
“ Apa yang kau lakukan padanya, direktur Nam?” Tanya Myungsoo sambil menatap tajam direktur Nam.
“ Bussunsuriya sajangnim?” Tanya direktur Nam.
“ Kau tak perlu berpura-pura lagi, direktur Nam. Aku telah mengatakan semuanya pada sajangnim Kim.” Ujar IU sambil mengeluarkan smirknya.
“ Apa yang dikatakan oleh IU tidak benar, sajangnim.” Elak direktur Nam.
“ Kau berbohong, direktur Nam. Aku memiliki bukti. Tercetak dengan jelas jumlah rekeningmu bertambah. Siapa para pemegang saham yang menginginkan tubuh IU? Aku akan memberikan kesempatan terakhir untukmu, jika kau memberitahuku yang terjadi. Jika kau masih mengelak juga, maka kau akan ku pecat sekarang juga.” Ancam Myungsoo, sedangkan IU tercengang bukan main mendengar ancaman presdirnya.
“ Sebenarnya presdir Choi sangat tertarik pada IU. Presdir Choi menginginkan IU menjadi miliknya. Jeongmal mianhae sajangnim. Jangan pecat aku, jebal!” Sesal direktur Nam.
“ Ah, Geure. Aku telah mengetahuinya sejak awal. Dia pasti memiliki maksud lain menanamkan sahamnya di perusahaan ini. Ku beri kesempatan terakhir padamu. Geunde, jangan kau ulangi kesalahan ini lagi. Aku harus memberi pelajaran pada presdir Choi.” Ujar Myungsoo pada direktur Nam. Terlihat mata direktur Nam berbinar sekali. “ Aturan ini berlaku untuk direktur lainnya. Tolong beritahu mereka, sekretaris Jung!” Titah Myungsoo pada sekretaris Jung. Pandangan Myungsoo tertuju pada IU. “ Sebaiknya kau latihan vocal sekarang. Album barumu akan ku rilis. Kali ini bukan album solo. Geunde, album duet.” Ujar Myungsoo pada IU.
“ Kamsahamnida, sajangnim.” Ujar direktur Nam.
“ Araseo, sajangnim.” Ujar sekretaris Jung.
“ Ige mwoya? Album duet?” Tanya IU tak mengerti.
“ Kalian berdua keluarlah dari ruangan ini! Aku ingin bicara dengan IU.” Titah Myungsoo pada direktur Nam dan sekretaris Jung. Mereka pun berpamitan lalu keluar dari ruangan. Sedangkan IU masih menunggu penjelasan dari Myungsoo. “ Aku telah menuruti keinginanmu. Kini kau harus menuruti keinginanku. Bukankah kau tahu beberapa hari yang lalu agensi mengadakan audisi untuk penyanyi pendatang baru? Aku telah menemukan penyanyi yang ku inginkan. Aku ingin kau membantunya karena dia masih baru. Dia memiliki bakat yang menakjubkan. Selain itu, dia memiliki wajah yang tampan. Jika kau bisa membantunya, maka aku akan mempertimbangkan dirimu untuk berakting. Otte?” Tawar Myungsoo, sedangkan IU terlihat sedang berpikir.
“ Deal. Aku sangat penasaran dengannya. Kapan aku bisa bertemu dengannya?” Tanya IU.
“ Secepatnya. Sebaiknya kau latihan vocal saja sekarang. Aku harap kau tak membuat masalah lagi. Pergilah!” Titah Myungsoo.
“ Nde, sajangnim. Kamsahamnida.” Ujar IU sambil tersenyum lalu keluar dari ruangan kerja Myungsoo.

Soo Hyun masih menari di ruang latihannya. Myungsoo memperhatikannya di depan pintu ruang latihan. Merasa diperhatikan, Soo Hyun berhenti menari. Myungsoo berjalan menghampiri Soo Hyun perlahan-lahan. Tangan Soo Hyun terulur mengambil handuk lalu membersihkan keringatnya. Myungsoo mengulurkan tangannya. Soo Hyun yang tak mengerti melihat tangan Myungsoo dengan tatapan bertanya-tanya. Myungsoo membuka tangannya lalu terlihat sebuah kunci dan memberikannya pada Soo Hyun.
“ Ige mwoya?”
“ Ini adalah kunci apartemenmu. Terimalah!”
“ Apakah ini berarti aku akan meninggalkan omma sendirian di rumah?”
“ Nde. Kau harus mengikuti jadwal yang telah dibuat oleh agensi. Bukankah hal ini telah tertulis di kontrak kerja kemarin? Ah, ku rasa kau tak mendengarkan direktur Lee saat membacakan kontrak kerja itu. Karena tatapan matamu terfokuskan padaku.”
“ Arra. Kau terlalu percaya diri, presdir Kim. Aku mendengarkan semuanya kemarin. Aku tak kan pindah hari ini. Aku harus berpamitan pada omma. Geunde, apakah omma bisa tinggal bersamaku?”
“ Ani. Kau harus fokus pada pekerjaanmu. Geunde, mengapa kau tak menyuruh ibumu untuk tinggal bersamaku saja? Aku akan menerimanya dengan senang hati.”
“ Shirreo. Mengapa omma memiliki wajah cantik seperti itu? Mengapa semua namja yang bertemu dengannya selalu menginginkannya? Dan sekarang presdir Kim pun terjerat pada pesona omma. Geunde, apakah kau belum menikah sajangnim? Seharusnya kau telah menikah, bukan? Aku tak ingin omma menjadi yeoja simpananmu.”
“ Aku lebih tak mengerti dengan ibumu. Di usia 36 tahun, ibumu masih terlihat muda. Bahkan wajahnya tak berubah. Aku sempat menikah dulu. Geunde, pernikahan kami hanya bertahan selama 1 tahun. Kami bercerai karena kebodohanku. Kau tak perlu khawatir karena hingga detik ini aku belum menikah lagi. Ibumu tak kan menjadi yeoja simpananku. Ibumu akan menjadi nyonya Kim.”
“ Shirreo. Meskipun begitu aku harus mengujimu, sajangnim. Aku tak ingin melihat omma terluka. Aku tak ingin melihat omma menangis lagi. Aku tak sanggup melihatnya.”
“ Araseo. Geunyang, bercanda. Lagipula aku tak ingin memiliki anak sepertimu. Kau tak memiliki sopan santun. Geunde, aku menyukaimu karena kau telah menjadi namja dewasa. Bahkan kau melindungi ibumu. Pulanglah! Mulai besok kau akan latihan vocal. Persiapkan dirimu!”
“ Aku pun tak ingin memiliki appa sepertimu, sajangnim. Kau tak cocok menjadi ayahku. Kau lebih cocok menjadi kakakku dengan wajah tampanmu itu. Araseo. Aku pulang sekarang. Annyeonghi-gyeseyo.”

Soo Hyun pergi meninggalkan Myungsoo yang masih berada di ruangan latihan. Soo Hyun berjalan menuju rumahnya. Sepanjang perjalanan, kepalanya tiada hentinya memikirkan siapa ayah kandungnya. Kadang ia merasa bahwa Myungsoo adalah ayah kandungnya. Myungsoo memiliki banyak kemiripan dengannya. Mulai dari cara menatap, bicara, dan memiliki ambius yang tinggi. Ia menyadarkan pikirannya bahwa itu tidak mungkin. Tanpa sadar dirinya telah tiba di depan pintu rumahnya. Tangannya membuka pintu. Kakinya melangkah menghampiri Haeryung yang sedang memasak di dapur. Tangannya terulur untuk memeluk ibunya dari belakang. Kepalanya tersandar pada bahu ibunya.
“ Ommo. Kau mengejutkanku, Soo Hyun-ya.”
“ Aku harus pindah ke apartemen yang telah disiapkan oleh pihak agensi besok. Neomu bogosipeo.”
“ Secepat itukah?”
“ Nde.”
“ Sebaiknya kau makan sekarang. Aku telah memasakan makanan kesukaanmu. Kajja!”

Haeryung mendorong tubuh Soo Hyun agar duduk di kursi. Haeryung menyiapkan makanan satu persatu di atas meja. Tak lupa Haeryung mengambilkan makanan ke dalam mangkuk milik Soo Hyun. Soo Hyun memakan semua makanan itu dengan lahap, sedangkan Haeryung memperhatikan cara makan anaknya itu sambil tersenyum.

Kini jam dinding telah menunjukan pukul 11.00 p.m. Haeryung masuk ke kamar Soo Hyun. Matanya melihat Soo Hyun telah tidur dengan pulasnya. Kakinya melangkah menghampiri anaknya. Matanya menatap sendu pada anaknya itu. Tiba-tiba layar ponsel Soo Hyun menyala. Tangannya mengambil ponsel Soo Hyun. Betapa terkejutnya ia ketika melihat sebuah note yang ada pada layar ponsel anaknya itu.

Note: Kemungkinan besar Kim Myungsoo adalah ayah kandungku. Melihat kami memiliki banyak kemiripan. Aku pernah melihat Kim Myungsoo menatap omma dengan tatapan yang tak ku mengerti. Perasaan rindu, kecewa, bahagia, dan sedih menjadi satu dalam tatapannya. Selain itu, mereka saling mengenal. Apakah aku bisa berharap? Aku harap Kim Myungsoo adalah ayah kandungku. Meskipun menyebalkan, geunde aku sangat menyukainya.

“ Sejak kapan kau mulai merasakan semua itu, Soo Hyun-ya? Apakah aku harus mengatakan yang sebenarnya padamu? Geunde, aku takut dia akan menolakmu. Bahkan dia pernah mengatakan bahwa kau adalah anak Jonghyun. Aku harap kau bahagia berada didekatnya. Rasakanlah kasih sayangnya selama dia berada disampingmu. Jeongmal mianhae.” Pikir Haeryung sambil mengecup kening Soo Hyun.

Tanpa terasa malam telah berganti menjadi pagi. Seperti biasa Soo Hyun bangun terlambat. Soo Hyun tiada hentinya mengomel pada Haeryung karena tak membangunkannya. Haeryung memutar bola matanya dengan malas sambil mengemasi semua barang milik anaknya itu. Tiba-tiba terdengar suara bel pintu. Haeryung membuka pintu rumahnya. Haeryung melihat seorang namja yang seumuran dengannya.
“ Nuguseyo?” Tanya Haeryung.
“ Ah, annyeonghaseyo. Joneun Park Seo Joon imnida. Naneun…” Belum sempat Seo Joon menyelesaikan pembicaraannya, Soo Hyun muncul dibalik pintu.
“ Ah, hyung. Dia adalah managerku, omma.” Ujar Soo Hyun.
“ Omma?” Tanya Seo Joon tak mengerti.
“ Wae? Apakah kau mengira dia adalah nae yeojachingu? Yeoja cantik ini adalah ibuku. Kau tak boleh mendekati ibuku, hyung. Aku telah memperingatimu mulai detik ini.” Ancam Soo Hyun sambil merangkul Haeryung.
“ Yak, kau kenak-kanakan sekali.” Ujar Haeryung sambil melepaskan rangkulan Soo Hyun. “ Joneun Na Hae Ryeong imnida. Senang bertemu dengan anda. Saya harap anda menjaga Soo Hyun dengan baik. Mohon bantuannya!” Ujar Haeryung pada Seo Joon.
“ Ah, nde.” Ujar Seo Joon sambil tersenyum kaku.
“ Aku pergi sekarang. Jangan lupa telepon aku, omma! Neomu bogosipeo.” Pamit Soo Hyun sambil memeluk Haeryung. “ Annyeonghi-gyeseyo, omma.” Lanjutnya sambil mengecup wajah Haeryung lalu ia pergi bersama Seo Joon meninggalkan Haeryung.

IU telah berada di ruang vocal bersama managernya dan Myungsoo. Myungsoo memberikan kertas lirik lagu pada IU. Myungsoo menyuruh IU untuk mempelajari not dan lirik lagu itu. Myungsoo menekan tuts piano satu demi satu.
“ Dimana pasangan duetku, sajangnim?”
“ Sebentar lagi dia akan tiba disini.”
“ Apakah dia benar-benar berbakat?”
“ Nde. Ah, dia datang.”

IU mengikuti arah tatapan mata Myungsoo. Matanya melihat sepasang sepatu melangkah menghampirinya. Matanya menelusuri sepatu itu hingga wajah pemilik sang sepatu. Betapa terkejutnya ia ketika melihat wajah pemilik sepatu itu. Namja yang pernah menabraknya dulu. Namja yang membuatnya mengatakan hal vulgar dan memalukan pada pertemuan pertama mereka. Bahkan namja itu yang telah mencuri ciuman pertamanya.
“ NEO?” Ujar IU dan Soo Hyun bersamaan.
“ Ah, rupanya kalian telah saling mengenal.” Ujar Myungsoo.
“ Tentu saja dia mengenalku. Bagaimanapun aku ini adalah seorang penyanyi terkenal.” Ujar IU dengan bangganya.
“ Ani. Aku tak mengenalmu sama sekali. Yang ku tahu, kau adalah yeoja yadong yang menabraku dan mengatakan hal vulgar.” Elak Soo Hyun yang langsung mendapatkan tatapan tajam IU.
“ Mwo? Bussunsuriya?” Tanya Myungsoo tak mengerti.

Saat Soo Hyun akan menjelaskannya, IU bergegas menutup mulut Soo Hyun dengan tangannya. “ Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi, sajangnim. Sebaiknya kita mulai latihan saja, nde!” Pinta IU, sedangkan Soo Hyun meronta agar IU melepaskan tangannya dari mulutnya. “ Neo? Sebaiknya kau diam sekarang. Ah, satu hal lagi. Urusan kita belum selesai.” Bisik IU pada Soo Hyun sambil melepaskan tangannya.
“ Kemarilah, Soo Hyun-ya!” Titah Myungsoo pada Soo Hyun lalu memberikan kertas lirik lagu itu. “ Kalian pahamilah makna dalam lagu ini!” Titah Myungsoo pada Soo Hyun dan IU, sedangkan mereka mulai memahami makna lagu.
“ Mengapa lagu ini sedih sekali?” Tanya IU.
“ Lagu ini menceritakan sepasang kekasih yang saling merindukan. Siapa pencipta lagu ini?” Tanya Soo Hyun.
“ Naega.” Ujar Myungsoo sambil tersenyum.
“ Ommo. Apakah saya tidak salah melihatnya? Anda barusan tersenyum, sajangnim. Ini adalah pertama kalinya saya melihat anda tersenyum.” Ujar IU tak percaya.
“ Mwo? Kau ingin menyuruhku untuk menyanyikan lagumu. Shirreo.” Tolak Soo Hyun.
“ Yak, jaga sikapmu pada sajangnim!” Kesal IU pada Soo Hyun, sedangkan Soo Hyun memutar bola matanya dengan malas.
“ Ini adalah lagu pertama yang ku buat 18 tahun yang lalu. Dalam otakku hanya memikirkannya. Bagaimana kabarnya? Apakah dia baik-baik saja? Apakah dia hidup bahagia? Apakah dia merindukanku? Apakah dia masih mengingatku? Apakah dia akan kembali dalam pelukanku? Geunde, semua pertanyaanku itu tak terjawab satu pun selama ini. Aku ingin dia mendengarkan perasaanku ini lewat lagu itu. Apakah kalian tahu? Aku mencari penyanyi yang cocok untuk lagu itu selama ini. Bahkan aku menanamkan saham di perusahaan ini demi tujuanku itu. Dan kalian adalah penyanyi yang cocok untuk laguku. Aku berharap banyak pada kalian.” Jelas Myungsoo.
“ Apakah anda berpisah dengannya selama ini, sajangnim?” Tanya IU.
“ Hey, itu adalah kehidupan pribadiku. Tugas kalian disini hanyalah menyanyikan laguku, araseo!” Titah Myungsoo.

“ 18 tahun yang lalu? Mengapa bisa kebetulan seperti ini? Umurku sekarang adalah 18 tahun. Apakah kau adalah ayah kandungku?” Pikir Soo Hyun sambil menatap Myungsoo.

“ Araseo. Saya akan menyanyikannya karena anda telah menyelesaikan masalah saya tempo hari.” Ujar IU.
“ Bisakah aku bertanya satu hal padamu?” Tanya Soo Hyun pada Myungsoo.
“ Nde.” Ujar Myungsoo.
“ Berapa usiamu ketika kau menikah dulu?” Tanya Soo Hyun.
“ Jika aku menjawabnya, maka apakah kau bersedia menyanyikan laguku ini?” Tanya Myungsoo.
“ Nde.” Ujar Soo Hyun.
“ Aku menikah saat umur 17 tahun. Apakah kau sudah puas?” Tanya Myungsoo pada Soo Hyun, sedangkan IU menganga tak percaya menanggapinya. “ Sebaiknya kita mulai latihan saja, kajja!” Ajak Myungsoo sambil menekan tuts piano.

Jonghyun sedang berada di departemen store. Ia sedang mengontrol kinerja disana. Saat melewati supermarket bagian sayuran, matanya melihat sosok yeoja yang dirindukannya selama ini. Ia masih diam ditempat sambil mengawasi pergerakan yeoja itu. Terlihat sang yeoja sedang memilih sayuran. Setelah memastikan bahwa yeoja itu adalah yeoja yang dicarinya selama ini, ia berlari menghampiri yeoja itu. Kakinya berhenti tepat dibelakang yeoja itu. Perasaan rindu dan bahagia melanda hatinya saat ini.
“ Haeryung-ya.” Panggil Jonghyun.

Sedangkan Haeryung yang merasa nama dipanggil, menoleh ke belakang. Betapa terkejutnya Haeryung ketika melihat Jonghyun ada dibelakangnya. Kaki Haeryung mundur secara perlahan-lahan. Jonghyun yang menyadari sikap Haeryung itu bergegas memegang tangan Haeryung.
“ Lepaskan tanganku!”
“ Aku telah mencarimu selama ini, Haeryung-ya. Kau tinggal dimana? Bagaimana keadaanmu? Apakah kau baik-baik saja?”
“ Aku mohon lepaskan tanganku!”
“ Shirreo. Kau harus pulang bersamaku. Apakah kau tak merindukanku?”
“ Aku mohon lepaskan tanganku!”

Haeryung masih berusaha untuk melepaskan tangannya dari Jonghyun. Namun, Jonghyun semakin mempererat genggamannya. Tiba-tiba sebuah tangan memegang tangan Jonghyun. Jonghyun dan Haeryung melihat pemilik sang tangan itu. Ternyata pemilik tangan itu adalah Myungsoo. Myungsoo melepaskan tangan Jonghyun dari Haeryung, lalu memegang tangan Haeryung dengan eratnya. Sedangkan Haeryung menatap Myungsoo tak percaya.
“ Apakah kau tak melihat sekitarmu? Ini adalah tempat umum. Kau tidak boleh berbuat kasar pada seorang yeoja.” Ujar Myungsoo sambil mengeluarkan smirknya.
“ Ini bukan urusanmu. Lagipula dia adalah istriku.” Ujar Jonghyun.
“ Mungkin dia adalah istrimu, geunde aku adalah calon suaminya yang baru. Lagipula kalian akan segera bercerai.” Ujar Myungsoo pada Jonghyun. “ Sebaiknya kita pergi dari sini, chagi. Kajja!” Ajak Myungsoo sambil merangkul Haeryung lalu pergi meninggalkan Jonghyun yang masih tercengang tak percaya.

Kini Myungsoo dan Haeryung tiba di depan mobil Myungsoo. Myungsoo melepaskan rangkulannya pada Haeryung. Haeryung menyandarkan tubuhnya pada mobil, sedangkan Myungsoo membukakan pintu mobilnya untuk Haeryung.
“ Masuklah!”
“ Aniyo. Sebaiknya aku naik taksi saja. Gomawo, Myungsoo-ssi.”
“ Aku tak menerima penolakan.”

Myungsoo menarik tangan Haeryung sambil menyuruh Haeryung untuk masuk ke mobilnya. Haeryung pun menuruti keinginan Myungsoo karena baginya percuma saja melawan emosi Myungsoo saat ini. Myungsoo meletakan semua barang milik Haeryung di bagasi mobilnya. Myungsoo pun melajukan mobilnya. Sepanjang perjalanan tak ada satu pun diantara mereka yang bicara. Akhirnya Haeryung mulai bicara karena sudah dekat dengan kedai restorannya.
“ Aku turun disini.”
“ Apakah kau tinggal disini selama ini?”
“ Nde. Meskipun tempatnya kecil, geunde aku bisa menghidupi kebutuhanku dan Soo Hyun selama ini.
“ Pantas saja aku tak bisa menemukanmu selama ini. Aku tak pernah mengira kau akan tinggal ditempat seperti ini. Mengingat kau adalah yeoja manja.”
“ Gomawo, atas pujiannya. Sebaiknya kau pergi dari sini.”
“ Aku rasa kau sedang mengusirku saat ini. Ah, lusa kau harus ikut denganku.”
“ Eodigga?”
“ Busan. Soo Hyun akan melakukan syuting MV pertamanya disana. Aku harap kau bisa menemaninya. Aku akan menjemputmu.”
“ Berikan alamat lengkapnya padaku! Aku akan pergi sendiri.”
“ Shirreo. Aku akan menjemputmu. Jika kau menolaknya, maka aku akan menggagalkan syuting itu.”
“ Yak, mengapa kau selalu mengancamku? Araseo. Aku akan menunggumu disini. Sebaiknya kau pergi sekarang, sajangnim Kim. Aku harus bekerja. Annyeonghi-gyeseyo.”

Haeryung masuk ke kedai restorannya dengan kesal, sedangkan Myungsoo tersenyum penuh kemenangan. Sementara itu, Jonghyun melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Jonghyun menepikan mobilnya di basement apartemen. Jonghyun bergegas keluar dari mobil lalu berjalan menuju kamar apartemennya. Saat membuka pintu apartemennya, Jonghyun melihat Ji Won sedang menonton TV. Ji Won yang melihat raut wajah kesal Jonghyun bergegas menghampirinya.
“ Waeyo?”
“ Aku telah menemukannya.”
“ Nugu? Jangan bilang kau telah menemukan Haeryung?”
“ Nde.”
“ Bukankah itu adalah kabar baik? Mengapa wajahmu terlihat kesal?”
“ Ini semua karena kau gagal merayu Myungsoo. Myungsoo menghalangiku saat aku akan membawa pulang Haeryung.”
“ Mengapa kau menyalahkanku? Lagipula Myungsoo sangat sulit ku dapatkan. Aku telah berusaha semampuku untuk mendapatkannya. Geunde, selalu gagal. Seharusnya kau mampu membawa pulang Haeryung. Lagipula kau adalah suami Haeryung. Mengapa kau bisa gagal membawanya pulang? Aneh sekali.”
“ Mereka akan menikah. Haeryung akan menceraikanku. Jika sampai itu terjadi, maka pengadilan akan menyetujuinya. Mengingat aku dan Haeryung telah berpisah selama 18 tahun. Aish jinja. Mengapa semua ini bisa terjadi padaku?”
“ Buatlah Haeryung jatuh dalam pelukanmu lagi! Geunde, kau harus menggunakan cara halus kali ini. Lagipula Haeryung belum menyuruhmu untuk menandatangani surat perceraian itu.”
“ Ah, bingo. Aku tak percaya kau memiliki otak yang sangat jenius.”

Jonghyun menarik tangan Ji Won hingga Ji Won duduk dipangkuan Jonghyun. Jonghyun mencium bibir Ji Won dengan ganasnya. Bahkan tangannya meremas payudara Ji Won dibalik pakaiannya. Jonghyun mencium bibir atas dan bawah Ji Won bergantian dan saling memainkan lidah mereka. Jonghyun menciumi leher Ji Won sambil membuka gaun yang dikenakan Ji Won. Jonghyun mencium bibir Ji Won kembali sambil meremas payudara Ji Won dengan kasarnya.

Di Gaha Entertainment, Soo Hyun dan IU masih latihan vocal. Kini mereka ditemani oleh guru vocalnya sejak kepergian Myungsoo. Latihan vocal mereka pun berakhir. Soo Hyun mengemasi semua barangnya lalu beranjak pergi dari ruang latihan. IU merasa kesal bukan main karena Soo Hyun tak berpamitan padanya. Terlebih lagi IU merasa telah menjadi senior dan pantas untuk mendapatkan penghormatan dari juniornya. IU bergegas berlari menyusul Soo Hyun. IU berhenti tepat didepan Soo Hyun sambil merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Sedangkan Soo Hyun melepaskan headset yang dipakainya lalu menatap tajam IU karena telah menghalangi jalannya.
“ Wae?”
“ Neo? Apakah sikapmu seperti ini? Dimana rasa hormatmu? Apalagi aku ini adalah seniormu disini.”
“ Ah, nde. Annyeonghi-gyeseyo, sunbaenim.”

Soo Hyun memberikan penghormatannya pada IU lalu pergi meninggalkan IU yang masih tercengang tak percaya. Rasa kesal IU pada Soo Hyun berkali-kali lipat. IU mengejar Soo Hyun kembali. IU menarik bahkan menyudutkan Soo Hyun pada dinding. Sedangkan Soo Hyun terkejut bukan main kali ini. Soo Hyun menatap tak mengerti pada IU. Terlebih lagi posisi mereka saat ini.
“ Mengapa sikapmu menyebalkan sekali, Soo Hyun-ssi? Apakah kau sedang membalaskan dendammu padaku karena aku tak bertanggung jawab pada juniormu yang menegang beberapa hari yang lalu?”
“ Aku rasa kau salah paham. Aku telah melupakannya. Aku harus pulang sekarang. Aku tak ingin terlambat rekaman besok.”
“ Geure, anggap saja aku salah paham! Hal itu bagus untukku. Geunde, apakah kau tahu? Saat ini juniormu sedang menegang lagi. Bahkan aku bisa merasakannya dibalik celanamu ini. Kali ini aku bersedia untuk bertanggung jawab atas perbuatanku ini.”

Tanpa IU duga, Soo Hyun memutar posisi mereka. Kini IU yang tersudutkan pada dinding. IU menatap penuh kejut pada Soo Hyun sambil mengatur nafasnya. Sedangkan Soo Hyun menatap wajah IU dengan datarnya.
“ Aku peringatan padamu, sunbaenim. Janganlah bermain-main denganku! Kau belum mengetahui siapa diriku yang sebenarnya. Jangan mengejarku lagi!”

Kali ini Soo Hyun benar-benar pergi, sedangkan IU masih mencerna perkataan Soo Hyun tadi. Tanpa mereka ketahui, ada seseorang yang memotret kejadiaan itu sambil mengeluarkan smirknya.



TBC


Bacalah part sebelumnya dengan mengklik link dibawah ini!

Tidak ada komentar: