[SERIES]
Love Light Part 8
Title : Love Light Part 8
Author : Cavela
Length : Series
Genre : Romance, School Life, and Married
Life
Main
Cast : Kim Myungsoo and Na Hae
Ryeong aka Haeryung
Other Cast : Lee Jonghyun, Jung Yonghwa, Kang Minhyuk, Nam Woohyun, Lee
Sungyeol, Park Jiyeon, Kim Ji Won, Krystal Jung, Kim Soo Hyun aka Na
Soo Hyun, Lee Ji-eun aka IU, Kim Sunggyu, Park Seo Joon
Preview
Soo Hyun memberikan penghormatannya pada IU lalu pergi
meninggalkan IU yang masih tercengang tak percaya. Rasa kesal IU pada Soo Hyun
berkali-kali lipat. IU mengejar Soo Hyun kembali. Menariknya bahkan menyudutkan
Soo Hyun pada dinding. Sedangkan Soo Hyun terkejut bukan main kali ini. Soo
Hyun menatap tak mengerti pada IU. Terlebih lagi posisi mereka saat ini.
“ Mengapa sikapmu menyebalkan sekali, Soo Hyun-ssi? Apakah
kau sedang membalaskan dendammu padaku karena aku tak bertanggung jawab pada
juniormu yang menegang beberapa hari yang lalu?”
“ Aku rasa kau salah paham. Aku telah melupakannya. Aku harus
pulang sekarang. Aku tak ingin terlambat rekaman besok.”
“ Geure, anggap saja aku salah paham! Hal itu bagus untukku.
Geunde, apakah kau tahu? Saat ini juniormu sedang menegang lagi. Bahkan aku
bisa merasakannya dibalik celanamu ini. Kali ini aku bersedia untuk bertanggung
jawab atas perbuatanku ini.”
Tanpa IU duga, Soo Hyun memutar posisi mereka. Kini IU yang
tersudutkan pada dinding. IU menatap penuh kejut pada Soo Hyun sambil mengatur
nafasnya. Sedangkan Soo Hyun menatap wajah IU dengan datarnya.
“ Aku peringatan padamu, sunbaenim. Janganlah bermain-main
denganku! Kau belum mengetahui siapa diriku yang sebenarnya. Jangan mengejarku
lagi!”
Kali ini Soo Hyun benar-benar pergi, sedangkan IU masih
mencerna perkataan Soo Hyun tadi. Tanpa mereka ketahui, ada seseorang yang
memotret kejadiaan itu sambil mengeluarkan smirknya.
Next
Myungsoo menjemput Haeryung
di rumahnya. Haeryung terlihat sangat mempesona dengan menggunakan gaun diatas
lututnya dengan rambut yang digulung di atas kepalanya. Haeryung terlihat
kesusahan membawa tas miliknya. Tanpa banyak bicara Myungsoo membawakan tas
itu. Tak lupa Myungsoo membukakan pintu mobilnya untuk Haeryung. Haeryung
menatap Myungsoo untuk sesaat. Myungsoo memberikan kode matanya agar Haeryung
masuk ke mobil. Haeryung pun masuk ke mobil. Myungsoo bergegas masuk ke mobil
lalu melajukan mobilnya. Sepanjang perjalanan, mereka saling terdiam. Haeryung
lebih memilih untuk melihat ke arah luar mobil. Sedangkan Myungsoo mencuri-curi
kesempatan untuk melirik Haeryung disela menyetirnya. Myungsoo menepikan
mobilnya di pinggir jalan. Terlihat Haeryung sedang tidur. Myungsoo memandangi
wajah Haeryung seolah-olah objek yang sangat menarik sambil tersenyum. Perlahan-lahan
Myungsoo mendekatkan wajahnya pada Haeryung. Mata Myungsoo menelusuri wajah
Haeryung dari mata, hidung, hingga bibir. Myungsoo mendekatkan wajahnya agar
lebih dekat dengan wajah Haeryung. Detik itu juga, Myungsoo mencium bibir
Haeryung. Namun, hanya menempelkan bibirnya saja seolah-olah menikmatinya.
Myungsoo melepaskan ciumannya sambil memandangi wajah Haeryung lagi.
“ Apakah kau tahu? Aku masih
mencintaimu hingga detik ini. Bahkan aku masih mengharapkanmu kembali ke
pelukanku. Jika hal itu terjadi, maka aku akan menerima dan menyayangi Soo Hyun
seperti anak kandungku sendiri. Aku sangat bahagia saat bertemu denganmu lagi.
Aku tak akan melepaskanmu kali ini. Saranghae, Haeryung-ya.” Pikir Myungsoo.
Soo Hyun dan IU telah tiba di lokasi syuting MV mereka.
Mereka membaca skenario sambil mendengarkan penjelasan dari sutradara. Mereka
mengganti pakaian yang dikenakannya dengan seragam sekolah. Sutradara menyuruh
mereka untuk duduk disalah satu bangku yang telah disiapkan. Soo Hyun duduk di
bangku paling belakang, sedangkan IU duduk di bangku No. 2 dari belakang. Soo
Hyun dan IU duduk di bangku yang berbeda barisan. Sutradara mulai memberikan
intruksi.
“ 1… 2… 3… Action !
”
Suasana kelas begitu serius. Terlihat Seongseonim Park sedang menjelaskan pelajaran
matematika. IU melirik ke arah belakang. Terlihat Soo Hyun sedang tidur. Sebuah
ide jail pun terlintas dalam benak IU. IU merobek kertas bukunya. Terlihat IU
menuliskan sesuatu lalu melemparkan kertas itu tepat mengenai kepala Soo Hyun.
Soo Hyun terbangun lalu mengambil kertas itu. Kertas itu bertuliskan kata “ I
Love You ”. Soo Hyun melihat ke arah IU. Terlihat IU menjulurkan lidahnya pada
Soo Hyun. Soo Hyun mengangkat tangannya lalu meminta ijin pada Seongseonim Park
untuk pergi ke kamar mandi.
Bel
istirahat pun berbunyi. IU sedang berada di perpustakaan. Soo Hyun diam-diam
menghampiri IU. Menutup mata IU dengan kedua tangannya dari belakang. Perlahan-lahan
IU melepaskan tangan Soo Hyun sambil tersenyum. IU memutar tubuhnya hingga
saling berhadapan dengan Soo Hyun. Tangan Soo Hyun membelai rambut IU. Soo Hyun
mendekatkan wajahnya pada wajah IU. IU yang mengerti mulai memejamkan matanya.
Soo Hyun tersenyum lalu mencium bibir IU. Soo Hyun melumat bibir IU, sedangkan
tangannya memeluk tubuh IU. IU pun membalas tiap lumatan Soo Hyun.
“ Ommo, ada apa denganku? Mengapa
jantungku berdegup sangat kencang seperti ini? Bahkan aku masih mengingat
tatapan matanya dan senyumannya tadi. Mengapa ciuman ini terasa menggiurkan?”
Pikir IU disela ciumannya.
Soo
Hyun melepaskan ciumannya secara perlahan-lahan. Soo Hyun dan IU saling menatap
dan tersenyum.
"
CUT ! Wow daebak! Hasilnya sungguh memuaskan. Kalian bersiap-siaplah untuk
adegan selanjutnya." Titah sutradara pada Soo Hyun dan IU.
Sementara
itu, Myungsoo dan Haeryung baru tiba di lokasi syuting. Mereka menyaksikan
syuting itu. Diam-diam Haeryung tersenyum mengagumi bakat anaknya, Soo Hyun.
Mata Haeryung membulat sempurna ketika melihat adegan berikutnya. Terlihat IU
mengenakan kemeja Soo Hyun karena mereka habis kehujanan. Sedangkan Soo Hyun sedang
memasak di dapur. IU menghampiri Soo Hyun dengan mengendap-endap. Soo Hyun yang
menyadari tindakan IU berpura-pura tak mengetahuinya. IU memeluk Soo Hyun dari
belakang. Soo Hyun tersenyum sambil memegang tangan IU. Memutarkan tubuhnya
hingga berhadapan dengan IU. Lalu mencium singkat bibir IU. Terlihat wajah IU
yang sedikit kecewa.
“
Wae? Mengapa kau terlihat kecewa?” Tanya Soo Hyun sambil mematikan kompornya.
“
Seharusnya tak seperti ini.” Ujar IU sambil menundukan kepalanya, sedangkan Soo
Hyun melihat perubahan ekspresi IU.
Tangan
Soo Hyun memegang lalu mengangkat dagu IU secara perlahan-lahan. Soo Hyun dan
IU saling menatap. Soo Hyun menggendong tubuh IU lalu membaringkannya di
ranjang. Soo Hyun menindih tubuh IU lalu mencium bibir IU. Soo Hyun tak hanya
mencium bibir IU, tapi melumatnya dengan ganas. Mata Haeryung memanas melihat
adegan ciuman itu.
“
Yak ! Mengapa adegan syuting seperti ini? Apakah kau sedang membuat film
yadong?”
“
Ani.”
“
Aku harus menghentikan mereka.”
“
Kau tak bisa menghentikannya. Kau akan membuat semuanya berantakan.”
“
Shirreo. Aku tak ingin anakku berubah menjadi namja yadong sepertimu. YAK, SOO HYUN-YA!
APA YANG KAU LAKUKAN?”
Semua
kru dan sutradara melihat ke arah Haeryung termasuk Soo Hyun dan IU. Soo Hyun
membelalakan matanya tak percaya ketika melihat ibunya berada di lokasi
syuting. Soo Hyun yang menyadari posisinya masih menindih tubuh IU bergegas
berdiri. IU beranjak dari ranjang sambil merapikan pakaiannya yang sedikit
berantakan. Myungsoo menggelengkan kepalanya lalu menghampiri Haeryung.
“
CUT !” Titah sutradara pada krunya. “Apa yang kau lakukan disini, agashi?
Apakah kau tahu? Kami sedang melakukan syuting disini.” Tanya sutradara pada
Haeryung.
“
Arra. Geunde, apakah kalian sedang membuat film yadong? Aku tak ingin anakku
memerankan film yadong.” Tanya Haeryung sambil memegang keningnya.
“
Ani. Kami sedang membuat music video
untuk album mereka. Geunde, siapakah anakmu? Kau terlihat sangat muda, agashi.”
Tanya sutradara tak mengerti.
“
Geumane, omma!” Ujar Soo Hyun sambil menghampiri Haeryung.
“
Dia adalah anakku.” Ujar Haeryung dengan mantapnya sambil menunjuk ke arah Soo
Hyun, sedangkan sutradara menganga tak percaya.
“
Geumane, Haeryung-ya!” Ujar Myungsoo sambil memegang tangan Haeryung. “
Jeongmal mianhae, sutradara. Sepertinya kita harus menunda syuting hingga besok.
Ada sedikit kesalahpahaman disini. Jeongmal mianhae.” Sesal Myungsoo pada
sutradara.
“
Nan gwaenchana, sajangnim. Sebaiknya kalian selesaikan kesalahpahaman itu!
Lagipula adegan yang belum dilakukan tinggal sedikit lagi. Dari awal syuting,
Soo Hyun dan IU melakukannya dengan baik. Tak ada satupun kegagalan hingga
agashi ini membuat keributan.” Sindir sutradara sambil melirik ke arah
Haeryung.
“
Apakah anda sedang menyalahkanku?” Tanya Haeryung pada sutradara sambil menahan
kekesalannya.
“
Sebaiknya kita pergi dari sini, kajja!” Ajak Myungsoo sambil menarik tangan
Haeryung.
Haeryung
mengikuti Myungsoo dengan terpaksa. Sepanjang jalan, Haeryung meronta agar
Myungsoo melepaskan tangannya. Detik itu juga, Myungsoo menatap tajam. Haeryung
terdiam ketika melihat tatapan tajam Myungsoo padanya. Haeryung masih mengingat
tatapan tajam itu ketika dirinya ketahuan telah berselingkuh dengan Jonghyun.
Tatapan yang penuh amarah. Myungsoo membuka pintu mobil dengan kasar. Menarik
Haeryung lalu menyuruhnya masuk ke mobil. Myungsoo menutup pintu mobil dengan
kasar hingga Haeryung terkejut bukan main mendengarnya. Saat Myungsoo akan
masuk ke mobil, tiba-tiba Soo Hyun menghadangnya.
“
Kemana kau akan membawa omma?”
“
Sebaiknya kau masuk ke mobil sekarang.”
Myungsoo
masuk ke mobilnya. Begitupun dengan Soo Hyun. Myungsoo melajukan mobilnya
dengan kecepatan penuh. Haeryung dan Soo Hyun memegang erat sabuk pengamannya.
Soo Hyun tiada hentinya menanyakan tujuan mereka pada Myungsoo. Namun, Myungsoo
selalu mengabaikannya. Haeryung memberikan kode pada Soo Hyun untuk diam. Soo
Hyun yang tak mengerti pun mengikuti perintah ibunya. Myungsoo menepikan
mobilnya. Haeryung dan Soo Hyun melihat ke sekelilingnya. Terlihat perkebunan
yang begitu luas dan rumah-rumah penduduk yang menyebar.
“
Keluarlah!”
Haeryung
dan Soo Hyun keluar dari mobil, sedangkan Myungsoo mengambil koper milik
Haeryung di bagasi mobil. Myungsoo menyuruh Haeryung dan Soo Hyun mengikutinya.
Tanpa banyak tanya lagi, Haeryung dan Soo Hyun mengikuti Myungsoo. Mereka memasuki
gerbang sebuah rumah kayu. Terlihat sebuah rumah kayu tua dan sangat luas.
Myungsoo mengetuk pintu dengan hati-hati mengingat mereka datang tengah malam.
“
Siapa pemilik rumah ini, omma?”
“
Molla.”
“
Sebaiknya omma tanyakan pada ahjussi saja!”
“
Apakah kau tidak melihat tatapan tajam matanya? Aigoo, aku sangat takut.”
“
Siapakah sajangnim sebenarnya?”
Belum
sempat Haeryung menjawab pertanyaan anaknya, tiba-tiba pintu terbuka. Munculah
sosok yeoja paruh baya. Betapa terkejutnya Haeryung melihat yeoja paruh baya
itu. Begitupun dengan yeoja paruh baya. Tanpa sadar Haeryung meneteskan air
matanya. Soo Hyun menatap ibunya tak mengerti.
“
Omma.” Lirih Haeryung disela tangisnya.
“
Haeryung-ya.” Panggil yeoja paruh baya itu yang tak lain adalah ibu Haeryung,
Nyonya Na.
Haeryung
memeluk ibunya sambil menangis tersedu-sedu. Myungsoo tersenyum melihat
Haeryung dan Nyonya Na. Sedangkan Soo Hyun masih mencerna kejadian yang
dilihatnya. Nyonya Na melepaskan pelukan Haeryung lalu memeluk Myungsoo.
“
Apakah dia adalah cucuku?” Tanya Nyonya Na sambil melihat Soo Hyun dan
melepaskan pelukan Myungsoo.
“
Nde, omma. Dia adalah anakku.” Ujar Haeryung sambil tersenyum.
“
Annyeonghaseyo. Joneun Na Soo Hyun imnida.” Ujar Soo Hyun sambil memberikan
rasa hormatnya pada Nyonya Na.
Nyonya
Na memeluk Soo Hyun dengan eratnya sambil menangis. “ Aigoo, ternyata kau telah
tumbuh dewasa. Bagaimana kabarmu? Jeongmal mianhae. Karena aku tak pernah
muncul dihadapanmu. Bahkan sekedar untuk melindungimu dan menyayangimu. Aku
harap kau tak membenciku, Soo Hyun-ya.” Ujar Nyonya Na.
“
Kabarku sangat baik, halmeoni. Nan gwaenchana. Mengetahui bahwa aku masih
memiliki keluarga selain omma telah membuatku bahagia.” Ujar Soo Hyun disela
tangisnya.
“
Masuklah!” Titah Nyonya Na.
Myungsoo,
Haeryung, dan Soo Hyun mengikuti Nyonya Na masuk ke rumahnya. Haeryung merasa
takjub dengan dekorasi rumah yang dihuni oleh ibunya. Dekorasi yang sederhana
dan unik. Soo Hyun melihat foto keluarga Na terpasang pada dinding. Foto yang
cukup besar. Dalam foto itu terlihat Tuan Na, Nyonya Na, dan Haeryung. Soo Hyun
merasa sedih dan kecewa karena tidak menemukan foto ayah kandungnya. Bahkan tak
ada foto pernikahan ibunya. Haeryung, Soo Hyun, dan Nyonya Na berbicara bersama
untuk melepaskan rasa rindu diantara mereka. Tak lama kemudian, Myungsoo muncul
bersama namja paruh baya yang tak berdaya duduk di kursi rodanya. Namja paruh
baya itu adalah Tuan Na. Myungsoo mendorong kursi roda Tuan Na. Haeryung tak
kuasa untuk menahan tangisnya. Haeryung menghampiri Tuan Na sambil menangis
tersedu-sedu.
“
Mengapa appa menjadi seperti ini? Bagaimana kabarmu, appa?” Tanya Haeryung
disela tangisnya sambil memeriksa kondisi tubuh Tuan Na.
“
Ternyata ayahmu memiliki penyakit jantung. Saat ayahmu masuk penjara, penyakit
jantungnya kambuh. Ayahmu menjadi lumpuh karena rasa terkejutnya. Semenjak itu,
Myungsoo-ya mencabut tuntutannya pada ayahmu. Sehingga ayahmu bebas dan dirawat
di rumah sakit.” Jelas Nyonya Na.
“ Mengapa kau tak memberitahuku?
Gomawo, Myungsoo-ya. Karena membebaskan dan merawat ayahku selama ini. Padahal
ayahku telah mengkhianatimu. Bahkan aku sebagai anaknya merasa tak memiliki
harga diri lagi untuk bertemu denganmu.” Pikir Haeryung sambil menatap
Myungsoo.
“
Dia adalah cucu kita, yeobo. Lihatlah! Dia sangat tampan.” Ujar Nyonya Na pada
Tuan Na sambil memegang Soo Hyun.
“
Annyeonghaseyo, harabeoji. Joneun Na Soo Hyun imnida.” Ujar Soo Hyun sambil
memberikan rasa hormatnya pada Tuan Na.
Terlihat
air mata Tuan Na mengalir di wajahnya. Nyonya Na menghapus air mata Tuan Na dengan
tangannya. Haeryung semakin menangis tersedu-sedu. Soo Hyun pun ikut menangis.
Sedangkan Myungsoo pergi ke kamarnya untuk memberikan waktu bersama pada
keluarga Na. Satu jam kemudian, Soo Hyun masuk ke kamar Myungsoo. Myungsoo
menggeser posisi tidurnya untuk memberikan ruang tidur Soo Hyun.
“
Siapa sebenarnya dirimu, ahjussi? Mengapa kau mengetahui latar belakang
keluargaku? Mengapa omma terlihat sangat patuh padamu?”
“
Naega Kim Myungsoo. Pemilik perusahaan grup Kim Corp.”
“
Yak ! Aku sudah tahu bahwa kau adalah pemilik perusahaan grup Kim Corp. Geunde,
itu bukanlah jawaban dari pertanyaanku. Katakan padaku yang sebenarnya!”
“
Aku tak bisa memberitahumu. Jika kau sangat penasaran, maka tanyakanlah pada
ibumu! Kau harus tidur sekarang. Kau harus melanjutkan syutingmu besok.”
“
Aish jinja. Apa susahnya menjawab pertanyaanku? Mengapa semua orang dewasa suka
sekali mempermainkan hidupku ini?”
“
Itu karena kau tidak menggunakan otakmu. Kau terlalu emosional.”
Soo
Hyun semakin kesal pada Myungsoo. Namun, Soo Hyun lebih memilih untuk mengalah
karena ia harus istirahat. Sementara itu, Nyonya Na dan Haeryung masih saling
melepas rindu. Nyonya Na memegang tangan Haeryung dengan lembutnya. Nyonya Na
bertanya pada Haeryung.
“
Apakah Myungsoo belum mengetahuinya?”
“
Nde. Aku belum memberitahunya.”
“
Kau harus memberitahunya karena cepat atau lambat dia pasti akan mengetahuinya.
Aku tak ingin dia merasa dikhianati olehmu untuk kesekian kalinya. Mengingat
dia bersikap baik pada keluarga kita. Bahkan merawat ayahmu yang telah
mengkhianatinya. Apakah kau tak merasa kasihan pada Soo Hyun? Selama 18 tahun
ini, Soo Hyun tak pernah mendapatkan kasih sayang dari ayahnya. Disaat dia
telah bertemu dengan ayahnya, namun mereka saling tak mengenal. Geunde, mengapa
kalian bisa bersama? Padahal Myungsoo sering kemari selama ini. Myungsoo selalu
mengeluh padaku karena tak bisa menemukanmu. Kau menghilang tanpa jejak.”
“
Aku akan mempertimbangkannya, omma. Kami bertemu secara tidak sengaja.
Kebetulan Soo Hyun bekerja sebagai aktor di perusahaan Myungsoo. Saat
mengetahuinya, ingin rasanya aku melarang Soo Hyun untuk bekerja disana.
Geunde, aku tak ingin menghancurkan cita-citanya selama ini. Jadi, aku
membiarkannya bekerja disana. Aku pun berharap suatu keajaiban datang diantara kami,
omma. Aku ingin Myungsoo mengetahui dengan sendirinya bahwa Soo Hyun adalah
anaknya.”
“
Kau harus memikirkan semua ini dengan baik-baik terutama pikirkan tentang Soo
Hyun. Geure, sebaiknya kau istirahat sekarang. Kau pasti kelelahan. Mengingat
perjalanan dari Seoul kemari yang sangat jauh.”
Nyonya
Na keluar dari kamar, sedangkan Haeryung berbaring di ranjangnya sambil
memikirkan perkataan Nyonya Na. Tanpa terasa waktu berlalu begitu cepatnya.
Malam telah berganti menjadi pagi. Haeryung mengerjapkan matanya beberapa kali
untuk menyesuaikan pandangan matanya dengan sinar mentari. Saat akan beranjak
dari ranjang, Haeryung baru menyadari tubuhnya terasa berat. Haeryung melihat
sebuah tangan melingkari perutnya. Detik itu juga, Haeryung melihat Myungsoo tersenyum
padanya.
“
Yak ! Singkirkan tanganmu dariku, Kim Myungsoo!”
“
Shirreo. Apakah kau tak merindukanku? Neomu bogosipeo.”
“
Ani. Lepaskan tanganmu! Bagaimana kalau Soo Hyun melihat kita?”
Di
kamar, Soo Hyun terbangun dari tidurnya. Saat membuka matanya, ia tak menemukan
Myungsoo disampingnya. Ia beranjak dari ranjang lalu berlari menuju kamar
mandi. Namun, ia tak menemukan Myungsoo disana. Ia memutuskan keluar dari
kamarnya untuk mencari keberadaan Myungsoo. Namun, lagi-lagi ia tak menemukan
Myungsoo dimanapun. Tiba-tiba ia teringat dengan kamar ibunya. Setibanya di
depan pintu kamar, ia mengatur nafasnya terlebih dahulu untuk mengumpulkan
energinya memukul Myungsoo. Mengingat Myungsoo adalah ahjussi yadong yang
tertarik pada ibunya. Saat akan membuka pintu kamar, tiba-tiba Nyonya Na datang
dan menyapanya.
“
Kau sudah bangun, Soo Hyun-ya?”
“
Nde, halmeoni.”
“
Geunde, mengapa kau berada di depan kamar ibumu? Apakah kau akan
membangunkannya?”
Myungsoo
dan Haeryung yang berada di dalam kamar saling menatap terkejut. Mereka
terkejut mendengar suara Nyonya Na dan Soo Hyun di luar kamar. Myungsoo merasa
geram dengan semua itu. Haeryung mendorong pelan dada Myungsoo. Myungsoo
beranjak dari tubuh Haeryung. Sebelum pergi, Myungsoo menghampiri lalu mencium
singkat bibir Haeryung. Haeryung membelalakan matanya terkejut. Sedangkan
Myungsoo mengedipkan matanya lalu keluar dari kamar melalui jendela. Haeryung
menggelengkan kepalanya untuk menyadarkan dirinya lalu berjalan menuju pintu
kamar. Haeryung membuka pintu kamar perlahan-lahan. Soo Hyun menerobos masuk ke
kamar. Soo Hyun memeriksa keadaan kamar. Soo Hyun merasa lega karena tak
menemukan Myungsoo di kamar ibunya.
“
Wae?” Tanya Haeryung pada Soo Hyun.
“
Aniyo.” Ujar Soo Hyun.
“
Soo Hyun akan membangunkanmu. Kebetulan omma akan membangunkanmu juga. Makanan
sudah siap. Kita sarapan, kajja!” Ajak Nyonya Na.
“
Ahjussi eodigga halmeoni?” Tanya Soo Hyun.
“
Mungkin dia sedang menyirami bunga di kebun belakang. Mengingat dia sangat
menyukai bunga mawar putih. Sebaiknya kau ajak dia sarapan, nde!” Titah Nyonya
Na.
“
Nde.” Ujar Soo Hyun.
Soo
Hyun pergi ke kebun belakang rumah. Dan benar saja ia melihat Myungsoo sedang
menyirami bunga. Ia menghampiri Myungsoo sambil melipat kedua tangannya pada
dadanya.
“
Aku tak menyangka bahwa seorang ahjussi yadong dan dingin sangat menyukai
bunga.”
“
Apakah kau sedang menyindirku? Aku sangat menyukai tanaman bunga ini. Terutama
bunga mawar putih ini. Apakah kau tahu makna bunga mawar putih?”
“
Ani. Wae?”
“
Jika dilihat dari bentuknya bunga mawar putih ini sederhana, namun sangat
indah. Jika dilihat dari warnanya, warna putih melambangkan cinta yang suci.
Awalnya aku mengira bahwa dia adalah yeoja manja dan suka menghambur-hamburkan
uang. Ternyata dia adalah yeoja sederhana, pintar dan sangat cantik. Dia bisa
hidup dengan keadaannya yang sangat sulit. Padahal dia adalah anak dari
kalangan keluarga kaya sebelumnya. Aku sangat mengaguminya dan mencintainya.
Dia adalah yeoja pertama yang ku cintai dengan tulus. Meskipun aku terkenal
sebagai nappeun namja. Geunde, aku tak ingin menyakitinya.”
“
Apakah dia adalah mantan istrimu? Lalu mengapa kau menceraikannya?”
“
Nde, dia adalah mantan istriku. Tak pernah terlintas dalam benakku untuk menceraikannya.
Geunde, dia meminta cerai padaku lalu meninggalkanku.”
“
Apakah dia telah menikah dengan namja lain? Jika tidak, maka kau bisa
mengejarnya kembali. Kau harus memperjuangkan cintamu. Jika kau berhasil
mendapatkannya kembali, maka ibuku akan terbebaskan sebagai targetmu.”
“
Sayang sekali yeoja itu telah menikah dengan namja lain. Jadi, ibumu tetap akan
menjadi targetku selanjutnya.”
“
Mwo? Neo micheosseo? Aish jinja. Mengapa kau sangat menyebalkan, ahjussi
yadong?”
Myungsoo
tertawa sangat keras melihat raut kekesalan yang terpancar dari wajah Soo Hyun.
Soo Hyun pun semakin merasa kesal. Myungsoo pergi meninggalkan Soo Hyun begitu
saja. Tanpa Myungsoo dan Soo Hyun sadari, Haeryung melihat mereka dari
belakang. Haeryung tersenyum melihat kedekatan Soo Hyun dengan Myungsoo.
Myungsoo dan Soo Hyun telah duduk di kursinya, sedangkan Nyonya Na dan Haeryung
masih menata makanan pada meja. Haeryung mengambilkan nasi untuk Myungsoo.
Terlihat raut wajah cemburu terpancar dari wajah Soo Hyun. Soo Hyun merasa tidak
adil karena dia adalah anak Haeryung. Tapi, Haeryung lebih mengutamakan
Myungsoo dibandingkan Soo Hyun.
“
Bisakah kau mengambilkan nasi untukku juga, omma?” Pinta Soo Hyun.
“
Geure.” Ujar Haeryung, sedangkan Soo Hyun mengeluarkan smirknya sambil menatap
Myungsoo.
Myungsoo
menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Soo Hyun yang masih kekanak-kanakan.
“ Apakah abeonim sudah bangun ommonim?” Tanya Myungsoo.
“
Aniyo. Biarkan saja dia tidur. Mungkin dia lelah karena menangis semalaman. Dia
begitu bahagia melihat anak dan cucunya datang kemari untuk menengoknya.” Ujar
Nyonya Na.
“
Geure. Aku harap kau tak mengacaukan syuting hari ini.” Ujar Myungsoo pada
Haeryung disela makannya.
“
Jeongmal? Apakah alasanmu mengacaukan syuting kemarin?” Tanya Nyonya Na penasaran.
“
Dia menuduhku membuat film yadong. Karena dia melihat adegan Soo Hyun mencium
lawan mainnya.” Jelas Myungsoo sambil menatap tajam pada Haeryung, Nyonya Na
tertawa, sedangkan Soo Hyun tersedak makanan hingga terbatuk-batuk.
“
Jadi, alasanmu mengacaukan syutingku kemarin adalah itu. Aish jinja, tingkah
laku omma sangat kekanak-kanakan. Jaman sekarang ciuman adalah hal yang wajar.
Apalagi itu hanyalah syuting.” Jelas Soo Hyun pada Haeryung.
“
Geunde, bagiku kau masih belum cukup umur untuk merasakannya.” Elak Haeryung.
“
Aigoo, aku rasa Soo Hyun sudah cukup umur. Apalagi umurnya sekarang telah
menginjak 18 tahun. Bahkan kau telah berciuman sejak umur 10 tahun.” Celetuk
Nyonya Na hingga membuat Myungsoo dan Haeryung tersedak makanan bersamaan,
sedangkan Soo Hyun menatap Myungsoo dan Haeryung penuh curiga.
“
Yak, omma! Itu karena aku masih polos. Aku tak tahu kalau hal itu yang disebut
berciuman. Aish jinja, sudahlah! Jangan dibahas lagi!” Protes Haeryung.
“
Mengapa kau ikut tersedak, ahjussi? Apakah kau yang mencium ibuku? Aku rasa itu
tidak mungkin.” Tanya Soo Hyun pada Myungsoo.
“
Aniyo. Geunyang, aku sangat terkejut mendengarnya. Sebaiknya setelah makan kita
bergegas pergi ke lokasi syuting. Semua kru dan sutradara telah tiba di lokasi
syuting.” Elak Myungsoo.
Myungsoo
dan Soo Hyun pergi ke lokasi syuting. Sedangkan Haeryung lebih memilih tinggal
di rumah menemani orang tuanya. Setibanya di lokasi syuting, Myungsoo bersama
sutradara melihat hasil rekaman syuting sebelumnya. Soo Hyun membaca naskah skenario
untuk adegan selanjutnya. IU duduk disamping Soo Hyun. IU menyipitkan matanya
sambil memperhatikan Soo Hyun. Merasa diperhatikan, Soo Hyun bertanya pada IU.
"
Wae?"
"
Jika aku melihatmu sedekat ini, wajahmu terlihat seperti sajangnim Kim. Apa
hubunganmu sebenarnya dengan sajangnim Kim? Mengapa kalian terlihat begitu
dekat? Kau adalah trainee baru. Geunde, kau akan debut sebentar lagi. Sedangkan
aku harus menjalani masa trainee selama 3 tahun sebelum debut."
"
Mengapa kau tidak bertanya padanya saja? Lagipula ini bukanlah
keinginanku."
IU
merasa kesal dengan jawaban Soo Hyun. Belum sempat IU melampiaskan rasa
kesalnya, sutradara menyuruhnya dan Soo Hyun untuk bersiap-siap melakukan
adegan selanjutnya. Adegan kali ini adalah adegan saat kemping. Pada malam
hari, Soo Hyun berdiri di tepi danau. Soo Hyun menatap lurus dengan pikiran
kosongnya. IU tanpa sengaja melihat Soo Hyun. IU berjalan perlahan-lahan
menghampiri Soo Hyun. IU menyadari tatapan kosong Soo Hyun. Terbukti Soo Hyun
tak menyadari kehadiran IU disampingnya. IU memegang wajah Myungsoo. Mereka
saling menatap. Terlihat mata Soo Hyun yang telah berkaca-kaca. Soo Hyun
melepaskan tangan IU dari wajahnya. IU mengernyitkan keningnya tak mengerti.
Soo Hyun mendekatkan wajahnya pada wajah IU lalu menciumnya. Kali ini Soo Hyun
hanya menempelkan bibir mereka tanpa adanya nafsu. Setelah merasa puas, Soo
Hyun melepaskan ciumannya lalu pergi meninggalkan IU begitu saja. IU masih
terdiam sementara air matanya telah mengalir begitu derasnya. Begitupun dengan
Soo Hyun. Langkah demi langkah air mata Soo Hyun berjatuhan.
"
CUT ! It's fantastic ! Akhirnya syuting kita telah berakhir. Kalian boleh
mengganti pakaian dan pergj dari sini." Titah sutradara pada IU dan Soo
Hyun.
IU
mengucapkan rasa terima kasihnya pada sutradara. Sedangkan Soo Hyun mengemasi
barangnya lalu pergi begitu saja bersama managernya, Seo Joon. Myungsoo melihat
kembali rekaman syuting. Myungsoo merasa puas dengan hasil syuting kali ini.
Soo Hyun adalah aktor pemula. Tapi dimata Myungsoo, Soo Hyun seperti aktor
profesional. IU pun tertarik untuk melihat hasil syuting.
“
Apakah aku bisa berhasil meraih posisi pertama dengan album duetku ini,
sajangnim?”
“
Semua itu tergantung pada usahamu. Bagiku yang terpenting bukan mendapatkan
posisi pertama, geunde bagaimana laguku ini bisa dinikmati oleh banyak orang.
Apakah mereka tersentuh dengan laguku ini? Ataukah lagu ini terlihat biasa saja
dimata mereka?”
“
Araseo. Geunde, sajangnim. Apa hubunganmu dengan Soo Hyun-ssi? Aku melihat kalian
pulang bersama kemarin malam.”
“
Hubungan kami sebatas CEO dan penyanyi. Sebaiknya kau istirahat karena besok
pagi harus kembali ke Seoul. Aku pergi.”
“
Araseo.”
Myungsoo
memakai mantelnya sambil berjalan menuju mobilnya. Myungsoo masuk lalu
menyalakan mobilnya. Betapa terkejutnya Myungsoo melihat Soo Hyun duduk di
kursi belakang. Terlihat Soo Hyun melipat tangannya pada dadanya.
“
Wae? Apakah kau tak ingin melajukan mobil ini?”
“
Apakah aku adalah supirmu? Mengapa kau tidak bersama Seo Joon?”
“
Bukankah tujuan kita sama? Lagipula menaiki mobilmu lebih nyaman dibandingkan
mobil van itu.”
“
Pindahlah! Jika tidak, maka sebaiknya kau keluar dari mobilku ini.”
Soo
Hyun keluar dari mobil dengan terpaksa. Soo Hyun pun duduk disamping Myungsoo.
Myungsoo tersenyum penuh kemenangan sambil melajukan mobilnya. Sepanjang perjalanan
mereka terdiam. Tak ada satu patah kata yang keluar dari mulut mereka.
Sementara itu Haeryung bersama Nyonya Na di balkon rumahnya. Terlihat sebuah
mobil berhenti di depan rumah. Haeryung melihat Myungsoo dan Soo Hyun keluar
dari mobil.
“
Bukankah mereka terlihat sangat dekat?” Bisik Nyonya Na.
“
Nde, omma.” Ujar Haeryung.
“
Omma, halmeoni.” Panggil Soo Hyun.
“
Aigoo, cucuku telah pulang.” Ujar Nyonya Na sambil memeluk Soo Hyun. “ Kajja!”
Ajak Nyonya Na sambil menarik tangan Soo Hyun.
“
Oedigga halmeoni?” Tanya Soo Hyun.
“
Bukankah kau harus menyapa harabeoji?” Tanya Nyonya Na sambil terus menarik
tangan Soo Hyun.
Soo
Hyun melirik ke arah Haeryung untuk meminta bantuan. Sedangkan Haeryung tertawa
melihat tingkah laku ibunya dengan anaknya itu. Akhirnya Soo Hyun mengikuti
Nyonya Na dengan terpaksa. Myungsoo dan Haeryung saling menatap canggung.
“
Apakah kau bersedia menemaniku jalan-jalan sore ini?”
Haeryung
menatap Myungsoo penuh tanya. Sedangkan Myungsoo menunggu jawaban Haeryung.
Haeryung tersenyum sebagai tanda menyetujuinya. Mereka berjalan kaki menelusuri
perkebunan. Tak ada satu pun diantara mereka yang bicara. Hanya terdengar suara
hembusan angin dan langkah kaki mereka. Mereka memandangi perkebunan itu dengan
takjubnya. Tanpa Haeryung sadari, Myungsoo menghentikan langkahnya. Myungsoo
memperhatikan Haeryung dari belakang. Myungsoo tersenyum sambil mengingat
kenangan masa lalunya. Bagi Myungsoo tatapan kagum dan senyum Haeryung masih
sama seperti awal pernikahan mereka. Saat itu Myungsoo merencanakan kejutan
untuk Haeryung. Mengingat mereka belum pernah berkencan setelah menikah.
Myungsoo membawa Haeryung ke sebuah villa. Villa itu adalah rumah kedua bagi
Myungsoo. Tempat yang selalu dikunjungi Myungsoo saat merasa kecewa, sedih,
stress, bahkan bahagia sekalipun. Haeryung adalah yeoja pertama yang diajaknya
berkunjung ke villa itu. Myungsoo masih mengingat dengan jelas kenangan mereka.
Saat mereka sedang belanja ke supermarket, memasak, berbagi cerita, bahkan
tidur bersama. Dari semua itu hanya ada satu momen yang membuat jantung
Myungsoo berdegup sangat kencang yaitu saat menelusuri padang ilalang di pagi
hari. Saat itu Haeryung terlihat sangat cantik dimata Myungsoo untuk pertama
kalinya. Melihat senyuman manis Haeryung. Rambut Haeryung yang beterbangan
karena tertiup oleh angin. Dan Haeryung yang berlarian menelusuri padang
ilalang sambil tertawa. Merasa berjalan sendiri, Haeryung menghentikan
langkahnya. Haeryung tak menemukan Myungsoo disampingnya. Haeryung mencari
keberadaan Myungsoo di sekitar perkebunan itu, namun tak menemukannya. Perasaan
khawatir dan cemas melanda hati Haeryung. Haeryung berlarian mencari Myungsoo
lagi. Mata Haeryung tak henti-hentinya menoleh ke arah kanan dan kiri berharap
menemukan Myungsoo. Haeryung merasa takut dan tersandung jatuh. Tanpa sadar
Haeryung menangis. Myungsoo berjalan sambil tersenyum membawa makanan kesukaan
Haeryung. Myungsoo membelalakan matanya ketika melihat Haeryung jatuh. Seketika
Myungsoo berlari menghampiri Haeryung.
“
Neo gwaenchana, Haeryung-ya? Kakimu berdarah.”
Mendengar
suara Myungsoo, Haeryung mengangkat wajahnya. Myungsoo terkejut melihat
Haeryung menangis. Haeryung memeluk Myungsoo sangat erat. Myungsoo yang tak
mengerti harus bagaimana membalas pelukan Haeryung.
“
Kajima! Jangan tinggalkan aku, Myungsoo-ya!”
“
Waegeure?”
Haeryung
semakin mengeratkan pelukannya. Myungsoo masih menunggu jawaban dari
pertanyaannya. Namun, Haeryung masih bungkam. Myungsoo merasa darah yang
mengalir dari kaki Haeryung mengenai celananya. Tak banyak bicara lagi,
Myungsoo menggendong Haeryung. Myungsoo terus menggendong Haeryung hingga
berhenti di salah satu bangku yang ada di perkebunan. Myungsoo mendudukan Haeryung
di bangku itu. Mengeluarkan sapu tangannya lalu mengikatnya di kaki Haeryung
untuk menghentikan pendarahannya. Myungsoo menghapus sisa air mata yang ada di
wajah Haeryung dengan jari tangannya.
“
Aku mengerti jika kau tak ingin menceritakannya. Geunde, aku tak ingin kau
menyakiti dirimu sendiri seperti ini. Bagaimana jika Soo Hyun menuduhku yang
bukan-bukan? Bukankah kau tahu sendiri sifat anakmu itu? Aku membeli makanan
kesukaanmu. Bukankah perutmu merasa lapar setelah berjalan jauh?”
“
Gomawo.”
Haeryung
memakan makanan itu, sedangkan Myungsoo memperhatikan Haeryung. Bagi Myungsoo
hanya melihat Haeryung telah membuat perutnya kenyang.
“
Aku telah memakan semuanya. Apakah kau puas? Kajja!”
“
Oedigga, Haeryung-ya? Kita baru saja istirahat.”
“
Apakah kau lupa? Bagaimana sifat anakku itu? Aku sangat yakin. Dia sedang
mencari kita. Mengingat kita pergi tanpa pamit padanya terlebih dahulu.
“
Kau benar. Dia benar-benar seorang pengganggu. Apakah kau bisa berjalan?
Ataukah kau ingin ku gendong lagi?”
“
Nan gwaenchana. Aku bisa berjalan. Lagipula ini hanya luka kecil.”
Sepanjang
jalan, Myungsoo menggerutu tentang sikap Soo Hyun yang tidak sopan padanya.
Dari Soo Hyun tidak pernah bicara formal padanya, tidak pernah menyapanya,
bahkan datang dan pergi tanpa ijin darinya. Haeryung mendengarkan keluh-kesah
Myungsoo padanya. Tak lupa Haeryung tertawa mendengar prilaku anaknya itu pada
ayah kandungnya. Tiba-tiba Haeryung menghentikan langkahnya. Myungsoo pun ikut
berhenti.
“
Wae?”
“
Myungsoo-ya, sebenarnya Soo Hyun…”
“
Omma.”
Belum
sempat Haeryung melanjutkan perkataannya, terdengar suara Soo Hyun
memanggilnya. Haeryung dan Myungsoo menoleh ke arah Soo Hyun. Betapa
terkejutnya Haeryung dan Myungsoo melihat seorang namja disamping Soo Hyun.
Namja itu tersenyum bahkan menyapa Haeryung dan Myungsoo. Sedangkan Soo Hyun
terlihat bahagia bahkan tak henti-hentinya tersenyum.
TBC
Bacalah
part sebelumnya dengan mengklik link dibawah ini!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar