Kamis, 05 September 2019

[SERIES] Ring Vampire Part 6


Title                 : Ring Vampire Part 6
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Romance, School Life and Fantasy
Main Cast        : Kim Myungsoo and Kim Ah Young aka Yura
Other Cast      : Cho Kyuhyun, Kim Soo Hyun, Lee Donghae, Lee Jae Jin, Lee Jonghyun, Lee Taemin, Seo In Guk, Song Joong Ki, Bae Suzy, Bang Minah, Heo Gayoon, Kim Dasom, Kim Ji Won, Krystal Jung, Na Hae Ryeong aka Haeryung, Park Jiyeon, Kim So Eun


Preview

Yura bermimpi. Dalam mimpinya Yura bertemu dengan seorang namja. Yura sangat penasaran dengan namja itu. Namun, namja itu selalu membelakanginya. Yura melihat kupu-kupu yang beterbangan disekitar namja itu. Namja itu berjalan terus menjauhi Yura. Yura yang penasaran berusaha mengejar namja itu. Tiba-tiba Yura terjatuh dan suasana menjadi gelap gulita. Detik itu juga, Yura terbangun dari tidurnya. Saat menoleh ke arah pintu, betapa terkejutnya Yura melihat seorang namja duduk disamping ranjangnya. Namja yang pernah Yura lihat saat pertarungan kemarin. Namja yang bertarung dengan Kyuhyun. Namun, Yura tidak ingat nama namja itu. Tangan namja itu terulur membenarkan tali pakaian tidur Yura yang terjatuh hingga memperlihatkan payudaranya.
“ Aaaaaaaaaaaarrrrrrhhhhhhhhttttttttt,” teriak Yura.


Next

“Kau berisik sekali. Seharusnya kau mengucapkan terima kasih padaku. Aku telah merapikan pakaian tidurmu,” ujar namja itu tak terima.
“Kau adalah salah satu dari mereka. Kha!” usir Yura.
“ Ingatanmu bagus sekali! Geunde, aku tak bisa pergi dari sini. Rumah ini adalah rumah sepupuku. Ah, kau bisa memanggilku Donghae,” ujar Donghae sambil tersenyum.
“ Senyum palsu itu sungguh mengerikan. Bukankah mereka mengatakan ingin darahku kemarin? Apakah dia akan menghisap darahku sekarang? Aish jinja, Jiyeon eodi? Aku harus kabur dari sini,” pikir Yura.

Donghae tertawa keras setelah membaca pikiran Yura. Sedangkan Yura mengernyitkan keningnya tak mengerti sambil menatap Donghae. “Kau tak perlu khawatir. Tadi malam aku mendapatkan banyak mangsa. Aku sudah kenyang,” ujar Donghae.
“Yura, apakah kau sudah bangun? Aku telah memesan makanan untukmu,” teriak Jiyeon sambil masuk ke kamar. Belum sempat mendengar respon Yura, Jiyeon membelalakan matanya ketika melihat Donghae tersenyum padanya. “Apa yang kau lakukan disini, oppa?” tanya Jiyeon.
“Aku sedang mengunjungi rumah saudaraku ini. Ada apa dengan wajahmu itu? Tenanglah. Aku belum menghisap darahnya,” ujar Donghae sambil menebak pikiran Jiyeon dibalik wajahnya.
“Belum. Bukankah ada kemungkinan kau akan menghisapnya?” geram Jiyeon.
“Pasti. Bukankah kau akan menyuruhnya makan? Dia kelihatan lemah sekali,” ujar Donghae sambil memperhatikan tubuh Yura. “Ah, nanti malam datanglah ke rumahku! Hiburlah Jae Jin! Bukankah kau dekat dengannya?” titah Donghae pada Jiyeon.
“Araseo. Sebaiknya kau pergi sekarang!” usir Jiyeon.
“Arra,” ujar Donghae pada Jiyeon. Donghae berjalan ke arah jendela. Saat Donghae akan melompat, matanya melirik ke arah Yura. “Sampai bertemu kembali. Annyeonghi-gyeseyo, Yura-ssi,” pamit Donghae pada Yura sambil mengedipkan sebelah matanya lalu meloncat keluar jendela. Yura menatap jendela tak percaya dan mulutnya pun sedikit terbuka. Sedangkan Jiyeon menggelengkan kepalanya melihat perilaku sepupunya itu.
-o0o-

Setelah makan, Jiyeon mengajak Yura untuk mengunjungi Jae Jin. Jiyeon juga berjanji pada Yura bahwa Yura tak kan menjadi santapan para sepupunya itu. Setibanya di kediaman Lee, Yura lagi-lagi merasa takjub dengan kediaman mereka yang begitu megah dan mewah. Rumah yang penuh dengan benda-benda modern. Pintu menuju ruang tamu pun terbuka, Yura dapat melihat seorang vampire yang bertarung dengan Joong Ki sedang duduk di sofa sambil tersenyum manis padanya.
“ Jae Jin oppa eodi?” Tanya Jiyeon.
“ Dia di taman belakang. Apakah kau tidak ingin mengenalkannya padaku?” Tanya namja itu pada Jiyeon.
“ Bukankah kau sudah mengenalnya? Jadi, tidak perlu berkenalan dengannya lagi.” Ujar Jiyeon dengan malasnya.
“ Geunyang, aku ingin menyambutnya dan membuatnya nyaman. Joneun Lee Taemin imnida. Senang melihatmu berkunjung kemari, Yura-ssi.” Ujar namja itu yang tak lain adalah Taemin.
“ Ah, nde.” Ujar Yura sambil menganggukkan kepalanya.
“ Tunggulah disini, Yura-ya! Aku akan menemui Jae Jin oppa sebentar.” Ujar Jiyeon pada Yura, sedangkan Yura menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengerti. “ Dan kau, Taemin oppa. Jangan sampai aku melihat bekas gigitanmu di sekujur tubuhnya! Jika aku melihatnya, maka aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri.” Ancam Jiyeon pada Taemin, sedangkan Taemin tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya.
“ Araseo. Kha!” Ujar Taemin disela tawanya, lalu Jiyeon pergi meninggalkan Yura yang masih terdiam. “Apakah kau ingin meminum sesuatu?” Tanya Taemin pada Yura.
“ Air putih.” Ujar Yura.
“ Kau terlihat pucat sekali. Jeongmal mianhae, atas kejadian kemarin di sekolah. Kami tak bermaksud untuk menyakitimu. Mereka adalah musuh keluarga kami.” Ujar Taemin sambil memberikan segelas air putih pada Yura.
“ Mengapa kau memberitahuku?” Tanya Yura disela minumnya.
“ Karena kami membutuhkanmu untuk menghancurkan keluarga mereka.” Jujur Taemin, sedangkan Yura terkejut bukan main mendengar ucapan Taemin yang menurutnya sangat sensitif.
“ Seharusnya kau tak memberitahukan hal itu padanya. Apalagi kita tak tahu dia akan berpihak pada siapa.” Ujar Donghae tiba-tiba muncul.
“ Bukankah itu lebih baik? Memberitahukan semuanya di awal daripada tidak sama sekali padanya. Bukankah begitu, Yura-ssi?” Ujar Taemin, sedangkan Yura hanya diam saja.
“ Apa hubunganmu dengan Myungsoo sebenarnya?” Tanya Jonghyun tiba-tiba muncul.

Yura yang mendengar nama Myungsoo, langsung mengangkat kepalanya untuk menatap namja yang bertanya padanya itu. Lagi-lagi Yura hanya terdiam. Donghae, Jonghyun, dan Taemin berusaha membaca pikiran Yura. Namun nihil, mereka tak bisa menjangkaunya sama sekali. Donghae yang memiliki kekuatan seperti Jiyeon hendak mengulurkan tangannya untuk memegang wajah Yura. Yura yang menyadari tindakan Donghae itu bergegas memalingkan wajahnya.
“ Ternyata dia begitu istimewa. Bahkan dia mengetahui kekuatanku dan menghindarinya.” Ujar Donghae sambil menatap tangannya sendiri.
“ Apakah sebaiknya kita menculiknya saja agar dia tinggal di rumah ini?” Usul Taemin, sedangkan Yura membelalakan matanya tak percaya saat mendengarnya.
“ Idemu sangat buruk, Taemin. Kita tak perlu menculiknya.” Tolak Donghae atas usulan Taemin lalu menatap Yura dan berkata “ Jika kau ingin melarikan diri dari mereka, maka datanglah kemari! Pintu rumah ini akan selalu terbuka untukmu.” Ujar Donghae pada Yura, sedangkan Yura sedikit terkejut dengan ucapan Donghae itu.
“ Kau belum menjawab pertanyaanku, Yura-ssi. Apa hubunganmu dengan Myungsoo?” Tanya Jonghyun memastikan.
“ Sepertinya kau terobsesi pada Myungsoo-ssi. Aku tak tahu apakah jawabanku ini akan memuaskan rasa penasaranmu itu. Geunde, aku tak memiliki hubungan apapun dengannya. Aku hanyalah mangsa di mata mereka termasuk Myungsoo-ssi.” Jelas Yura sambil menatap tajam pada Jonghyun.
“ Mengapa kau ada disini, Yura-ssi?” Tanya Jae Jin tiba-tiba muncul bersama Jiyeon.
“ Geunyang, menemani Jiyeon kemari.” Ujar Yura sambil tersenyum.
“ Aku tak menyangka kau datang kemari, Yura-ssi. Otte? Bagaimana suasana di rumah ini?” Tanya Jae Jin.
“ Sepertinya ramai sekali. Mereka tak henti-hentinya mengintrogasiku dari tadi.” Ujar Yura sambil tersenyum kikuk, sedangkan Donghae, Jonghyun, dan Taemin langsung mendapatkan tatapan tajam dari Jae Jin.
“ Ah, jongmal mianhae. Mereka memang seperti itu.” Sesal Jae Jin.
“ Sebaiknya kita pergi sekarang, Yura-ya! Aku tak ingin keluargamu memarahiku nanti, kajja!” Ajak Jiyeon sambil menarik tangan Yura.

Yura pun berpamitan pada mereka disela jalannya akibat tarikan Jiyeon. Terlihat Donghae, Jae Jin, Jonghyun, dan Taemin mengeluarkan mata merah mereka sebelum pintu rumah tertutup. Yura yang melihatnya terkejut bukan main. Yura juga merasakan sebuah firasat buruk. Entah firasat buruk itu akan menimpanya atau menimpa keluarga Myungsoo. Diam-diam Jiyeon membaca pikiran Yura. Tak hanya itu, Jiyeon juga mempergunakan kesempatan itu untuk melihat kehidupan Yura sebelumnya. Terlihat Yura kecil sedang bermain di taman belakang sekolahnya. Yura melihat seorang anak namja yang pernah dilihatnya tempo hari. Lagi-lagi anak namja itu menangis. Namun, kali ini berbeda. Anak namja itu tidak menangis karena ibunya lagi. Anak namja itu menangis karena darahnya yang terus mengalir dari kepalanya. Yura yang melihat darah itu berusaha untuk mendekati anak namja itu dan menepuk bahunya perlahan-lahan. Anak namja itu melirik ke arah Yura. Belum sempat Yura bicara, anak namja itu langsung menggigit leher Yura. Jiyeon yang tak sanggup lagi menyaksikan semua itu, melepaskan tangannya dari Yura, sedangkan Yura menatap bingung pada Jiyeon. Saat Yura akan bertanya pada Jiyeon, tiba-tiba pintu rumahnya terbuka dan munculah sosok Joong Ki dihadapan mereka.
“ Kau terlambat membawanya pulang, Nyonya Park!” Sindir Joong Ki.
“ Mian. Kami ada sedikit urusan tadi. Bagaimana keadaan Haeryung?” Elak Jiyeon.
“ Dia sedang istirahat.” Ujar Joong Ki.
“ Aku ingin menjenguknya.” Ujar Jiyeon lalu masuk begitu saja meninggalkan menuju kamar tamu, di mana Haeryung sedang terbaring karena luka beratnya.
“ Kau pergilah ke kamarmu dan jangan pernah mendekati kamar tamu yang ditiduri Haeryung! Ku harap kau menuruti perintahku ini!” Titah Joong Ki.
“ Araseo.” Ujar Yura lalu berjalan menuju kamarnya.

Jiyeon menemui Haeryung di kamarnya. Terlihat Myungsoo tertidur di sofa. Mendengar pintu terbuka, Myungsoo bangun dari tidurnya. Begitu pun dengan Haeryung. Jiyeon masuk dan berjalan menuju ranjang Haeryung. “ Bisakah kau tinggalkan kami berdua, Myungsoo-ssi? Aku ingin bicara dengannya.” Pinta Jiyeon, lalu Myungsoo pun keluar dari kamar. Setelah memastikan Myungsoo pergi, Jiyeon mulai bicara dengan Haeryung. “ Mengapa kau mengorbankan dirimu sendiri? Aku tahu kau sengaja melukai dirimu demi mendapatkan perhatian Myungsoo, bukan?” Tanya Jiyeon.
“ Sepertinya aku tak perlu berakting di hadapanmu, Jiyeon-ya. Lagipula rasa sakit ini tidak ada artinya dibandingkan kehilangan dirinya.”
“ Neo micheosseo? Sadarlah Na Hae Ryeong! Dari awal dia bukanlah takdirmu.”
“ Kau tak pernah mengerti. Kau bisa mengatakan seperti itu karena cintamu dan takdirmu tak terpisahkan. Kau mencintai Kyuhyun dan Kyuhyun adalah takdirmu. Kehidupanmu begitu sempurna. Tak bisakah aku memilikinya? Aku sangat mencintainya, Jiyeon-ya.”

Haeryung tak bisa menutupi air matanya. Meskipun Haeryung membenci Jiyeon karena Jiyeon dekat dengan Yura. Namun, tak bisa dipungkuri bahwa Jiyeon adalah sahabatnya dari kecil. Jiyeon selalu menenangkannya bahkan menghiburnya. Hanya Jiyeon yang mengetahui perasaannya dan rasa cintanya terhadap Myungsoo.

Jiyeon yang melihat Haeryung menangis hanya bisa memeluknya. “ Ku mohon, lepaskan Myungsoo! Aku tak ingin kau mati demi dirinya, Haeryung-ya. Dia sangat berbahaya. Aku tahu bahwa aku ini egois karena tak memikirkan perasaanmu. Geunde, aku tak ingin kehilanganmu. Lupakanlah semua rencanamu itu! Semuanya akan sia-sia. Aku ingin kau selalu bersamaku, di sisiku, dan tetap menjadi sahabat kecilku seperti dulu.” Ujar Jiyeon disela pelukannya.
“ Kau masih saja tak mengerti, Jiyeon-ya. Mianhae, sepertinya aku tak bisa menerima saranmu kali ini. Aku ingin memilikinya. Aku takkan pernah melepaskannya, walaupun aku harus mengorbankan diriku sendiri. Mianhae.”

Haeryung melepaskan pelukannya dari Jiyeon. Jiyeon mendesah pasrah dengan sikap keras kepalanya Haeryung. Haeryung kembali berbaring dan menutup matanya. Jiyeon yang mengerti maksud Haeryung pun mulai beranjak dan keluar dari kamar. Setelah pintu kamar tertutup, Jiyeon menyandarkan tubuhnya pada dinding dan mengatur nafasnya. “ Apa yang harus ku lakukan terhadap kalian?” Gumam Jiyeon lalu melangkahkan kakinya pergi keluar rumah.

Setelah mendengar pertarungan antara keluarganya dengan keluarga Lee, In Guk bergegas mengunjungi rumah lamanya bersama Dasom. Sepeninggalan Jiyeon, Dasom masuk ke kamar Haeryung. Haeryung membuka matanya dan mengeluarkan kekuatannya. Dasom terkejut bukan main melihat Haeryung menyambutnya dengan cara ekstrem. Beruntung Dasom bisa menghindarinya. “ Daebak! Beginikah caramu menyambut calon kakak iparmu ini?” Sindir Dasom.
“ Mianhae, onnie. Ku kira kau adalah Jiyeon.”
“ Apa yang kalian bicarakan sebelumnya? Aku dapat melihat dengan jelas raut wajahnya setelah keluar dari kamarmu. Wajah yang penuh gelisah dan bimbang.”
“ Kita tidak bisa lagi menunda rencana kita, onnie.”
“ Apakah terjadi sesuatu selama kepergianku?”

Sementara itu, In Guk berada di ruang pertemuan khusus untuk keluarganya. Di sana juga ada Soo Hyun, Joong Ki, Kyuhyun, dan Myungsoo. Joong Ki memantrai ruangan itu agar tak ada yang bisa mendengar pembicaraan mereka baik untuk para vampire maupun manusia sekali pun. Mata Joong Ki menangkap sosok Yura yang berdiri tak jauh dari pintu ruangannya. Dengan sekali lirikan matanya, pintu ruangan tertutup dengan sendirinya.
“ Apa yang terjadi sebenarnya? Mengapa tak ada yang memberitahuku?” Tanya In Guk.
“ Lagipula itu adalah pertarungan kecil.” Ujar Kyuhyun.
“ Pertarungan kecil menurutmu. Mereka mengincar Yura dan kau bilang pertarungan kecil.” Kesal In Guk.
“ Lagipula mereka tak kan bisa mengambil Yura dari kita.” Ujar Joong Ki.
“ Apakah kau lupa tentang perjanjian darah antara tuan dan hambanya?” Ujar In Guk.
“ Kau tak perlu khawatir. Yang Yura ketahui bahwa kita lah keluarga satu-satunya. Yura sangat mempercayai surat wasiat itu.” Ujar Soo Hyun.
“ Kalian masih tanggung jawabku, selama kita belum mengetahui siapakah sosok Yura sebenarnya. Ku perintahkan kau untuk mencari tahu alasan keluarga Lee begitu menginginkannya, Soo Hyun! Ku perintahkan juga pada Joong Ki dan Kyuhyun untuk mengawasi gerak-gerik Yura dan keluarga Lee! Dan kau Myungsoo, awasilah Haeryung! Entah mengapa aku memiliki firasat buruk terhadapnya. Apalagi Haeryung dekat dengan Dasom saat ini.” Titah In Guk lalu menghilang begitu saja.
“ Selalu seperti itu. Dia bersikap bijaksana disaat genting seperti ini. Di sisi lain, dia begitu menjengkelkan dalam kesehariannya.” Gerutu Kyuhyun.
“ Mengapa aku yang harus mendapatkan tugas itu? Aku sangat membenci keluarga Lee itu terutama Taemin.” Gumam Joong Ki.
“ Pergilah dan awasi Haeryung sekarang, Myungsoo! Aku akan menemui Yura untuk memastikan sesuatu.” Titah Soo Hyun.
-o0o-

Yura berjalan-jalan sendiri menyelusuri rumah para vampire yang selalu menghisap darahnya selama ini. Semenjak pertarungan itu, tak ada satu pun dari mereka yang menghisap darahnya. Kondisi rumah pun terlihat begitu sepi. Bahkan ia tak pernah menemukan sosok mereka di hadapannya. Tiba-tiba langkah kaki Yura terhenti saat melihat Soo Hyun sedang membaca di ruangan kerjanya. Yura hendak menutup pintu ruangan kerja itu perlahan-lahan. Namun, pergerakannya terhenti saat Soo Hyun mengintrupsinya. “ Masuklah!” Titah Soo Hyun.
Yura pun memberanikan diri masuk ke ruangan kerja itu. “ Ada apa?” Tanya Yura.
“ Bisakah kau membantuku untuk merapikan semua buku-buku itu?” Pinta Soo Hyun sambil menunjukkan letak bukunya yang berantakan.
“ Nde.” Ujar Yura.

Yura mulai merapikan buku-buku itu satu persatu. Tanpa sengaja, Yura menjatuhkan salah satu buku yang dipegangnya. Saat hendak mengambilnya, Yura melihat selembar foto yang terselip pada buku itu. Yura mengambilnya dan memperhatikan foto itu. Terlihat sosok yeoja yang begitu cantik sedang membaca buku. Soo Hyun yang menyaksikan semua itu bergegas mengambil foto itu dengan kasar hingga melukai jari tangan Yura. Darah segar pun mengalir begitu saja. Yura mulai panik saat mata Soo Hyun berubah menjadi merah. Yura berusaha untuk menghentikan darahnya, namun ia kalah cepat. Soo Hyun memegang jari tangannya dan menghisap darahnya. Yura merasakan bahwa darahnya sudah tak keluar lagi, namun Soo Hyun masih tetap menghisapnya. Yura tak sanggup lagi menahan tubuhnya. Tubuhnya benar-benar terasa lemas tak berdaya. Soo Hyun yang menyadarinya pun, menuntun Yura duduk di sofa. Soo Hyun mengambil alat P3K untuk mengobati jari Yura. Betapa terkejutnya Soo Hyun saat hendak memberikan alkohol pada jari tangan Yura. Jari tangan Yura sembuh dengan sendirinya. Beruntung Yura tak menyadarinya karena pingsan.
“ Apakah kau menghisapnya hingga pingsan seperti ini?” Tanya Joong Ki tiba-tiba muncul.
“ Dia berbeda. Dia bukanlah manusia biasa.” Ujar Soo Hyun.
“ Bussunsuriya?” Tanya Joong Ki, sedangkan Soo Hyun menunjukkan jari tangan Yura yang telah sembuh tanpa bekas goresan sedikitpun.
“ Bagaimana dengan keluarga Lee?” Tanya Soo Hyun.
“ Tidak ada pergerakan yang mencurigakan hingga saat ini.” Ujar Joong Ki.
“ Mereka sungguh berhati-hati. Araseo. Aku harus membawanya ke kamar.” Ujar Soo Hyun sambil menggendong Yura menuju kamarnya.

Haeryung keluar dari kamarnya saat Soo Hyun menggendong Yura. Haeryung tersenyum puas dan berkata “ Apakah kau menyukainya juga?” Tanya Haeryung pada Soo Hyun.
“ Bukan urusanmu.”
“ Jika berurusan dengannya, tentu saja menjadi urusanku. Dia adalah musuh terbesarku.”
“ Jika kau ingin balas dendam, maka kau menargetkan orang yang salah. Seharusnya targetmu adalah Myungsoo. Seharusnya kau mencari cara untuk merebut hatinya kembali. Bukannya menyerang yeoja lemah tak berdaya ini. Jika kau sudah sembuh, maka pulanglah ke rumahmu. Rumah kami bukanlah tempat penampungan. Meskipun kau adalah yeojachingu Myungsoo.”

Soo Hyun membuka pintu kamar dan masuk begitu saja meninggalkan Haeryung yang merasa kesal dengan percakapan mereka. “ Kita lihat saja nanti. Aku akan menghancurkannya dengan tanganku sendiri.” Gumam Haeryung sambil mengeluarkan smirknya.

Sepeninggalan Haeryung dari rumahnya, Myungsoo masuk ke kamar Yura. Terlihat Yura sedang terbaring lemah di ranjangnya dengan wajah yang begitu pucatnya. Myungsoo mencium kening Yura begitu lamanya. Tiba-tiba sebuah bayangan melintas dalam benaknya. Bayangan di mana ibunya selalu menyiksanya sewaktu kecil. Tak hanya itu, ia juga melihat sosok Yura di belakang tubuh ibunya. Merasa tak sanggup lagi menyaksikannya, ia melepaskan ciumannya dan menatap wajah Yura. “ Bukankah Yura sangat mirip dengannya?” Tanya Soo Hyun tiba-tiba muncul.
“ Sejak kapan kau ada disana?”
“ Sejak kau masuk kemari.”
“ Kau terlalu banyak menghisap darahnya.”
“ Aku tak bisa menahannya saat darahnya mengalir tepat di depan mataku.”

Yura membuka kedua matanya perlahan-lahan. Kepalanya masih terasa pusing. Bahkan tubuhnya pun terasa lemah. Walau hanya sekedar untuk duduk saja. Yura baru menyadari keberadaan Soo Hyun dan Myungsoo di kamarnya. Mereka menatap Yura dengan tatapan penuh tanya.
“ Sebaiknya kau istirahat hari ini!” Titah Soo Hyun.
“ Aniyo. Aku harus berangkat ke sekolah.” Tolak Yura.
“ Dasar keras kepala.” Cibir Myungsoo, sedangkan Yura menatap tajam padanya.
“ Araseo. Kami akan menunggumu di ruang makan.” Ujar Soo Hyun.

Soo Hyun dan Myungsoo pun menghilang meninggalkan Yura yang masih berusaha untuk beranjak dari ranjangnya. Setibanya di ruang makan, Yura melihat para vampire telah duduk di sana termasuk In Guk dan Dasom.
“ Duduklah!” Titah Soo Hyun pada Yura.

Yura pun duduk tepat disamping Myungsoo. Suasana makan kali ini terlihat berbeda. Hampir semua makanan yang tersaji adalah daging. Yura menatap nanar daging itu dan sebisa mungkin untuk menahan pikirannya. Mereka makan dalam diam termasuk In Guk yang sedang menikmati makanannya tanpa mendengarkan musik seperti biasanya dan Dasom terlihat tenang menikmati makanannya. Setelah makan malam, mereka menghilang satu persatu kecuali Joong Ki. “ Malam ini adalah pesta kelulusanku, In Guk, Soo Hyun, dan Dasom. Kau harus datang bersamaku sebagai pasanganku, araseo! Kajja!” Ujar Joong Ki sambil menarik tangan Yura.

Belum sempat Yura menjawabnya, Joong Ki menarik tangan Yura agar mengikutinya. Joong Ki membawa Yura ke sebuah butik. Tak hanya itu, Joong Ki juga memilih gaun untuk Yura. “ Gaun hitam ini sangat cocok untukmu. Kau terlihat seperti kami.” Puji Joong Ki.
“ Ini terlalu berlebihan.”
“ Kau adalah pasanganku. Aku sangat menyukai yeoja sexy. Bukankah kau tahu itu? Cobalah!”

Yura masuk ke ruang ganti dan benar saja gaun itu cocok untuk Yura. Joong Ki membayar gaun itu dan membawa Yura ke salon tepat di sebelah butik. Joong Ki menyuruh stylist untuk mendandani Yura. Selama satu jam menunggu, akhirnya Yura keluar juga. Joong Ki tertegun melihat penampilan Yura. Hanya ada satu kata dalam benak Joong Ki “yoeppo”. Joong Ki memberikan lengannya pada Yura. Yura pun menyambutnya dan tersenyum pada Joong Ki. Mereka pergi menuju pesta kelulusan itu. Setibanya di pesta, Joong Ki keluar terlebih dahulu lalu membukakan pintu mobil untuk Yura dan menyambutnya. Semua mata tertuju pada mereka. Bagaimana tidak? Pesta kelulusan ini bertemakan pesta topeng. Mereka sangat penasaran siapakah yeoja yang mendampingi Joong Ki itu.

Pesta kelulusan pun dimulai. Suasana pesta begitu tenang dengan diiringi musik instrumental dan para lulusan mulai berdansa dengan pasangan masing-masing. Joong Ki dan Yura pun berdansa bersama. Yura baru menyadari bahwa Joong Ki memiliki sisi hangat dibalik sifat playboy miliknya. Semua itu terlihat dari perlakuan Joong Ki terhadapnya. Meskipun Yura tahu bahwa yang diinginkan Joong Ki bukanlah dirinya melainkan darahnya. Tanpa sengaja, Yura melihat sosok In Guk yang sedang menatapnya. Yura menerka arti dibalik tatapan itu. Tanpa mereka sadari, Dasom memperhatikan mereka dan merasa kesal. Tiba-tiba tatapan Yura teralihkan pada sosok yeoja di belakang In Guk. Sosok yeoja yang ada dalam foto yang ditemukannya pada salah satu buku Soo Hyun.
“ Chankaman!” Ujar Yura sambil melepaskan tangan Joong Ki dari tubuhnya. Yura terus mengejar sosok yeoja itu. Saat hendak menggapai bahu yeoja itu, sebuah tangan menghentikan pergerakannya. Ia menatap pemilik tangan itu. Ternyata pemilik tangan itu adalah Soo Hyun.
“ Rasa ingin tahumu terlalu tinggi.” Ujar Soo Hyun.
“ Siapakah yeoja itu?” Tanya Yura sambil melihat ke sekelilingnya berharap menemukan sosok yeoja itu, namun nihil. Yeoja itu telah menghilang entah kemana.
“ Itu bukan urusanmu. Kembalilah ke dalam!” Titah Soo Hyun.

Ingin rasanya Yura berontak pada perintah Soo Hyun kali ini. Namun, ia tak kuasa. Ia tak sanggup menatap mata merah Soo Hyun yang mulai menyala. Akhirnya ia kembali masuk ke pesta dan mulai menikmati hidangan yang ada. Terlihat Joong Ki sedang berbincang-bincang bersama teman-temannya. Saat mengalihkan pandangannya, tiba-tiba Yura berada di sebuah ruangan yang seperti kamar tidur. Terlihat In Guk melepaskan topengnya dan berjalan menuju Yura. “ Kita ada di mana In Guk-ssi?” Tanya Yura sambil melihat ke sekelilingnya.

Bukannya menjawab, In Guk malah melepaskan topeng yang melekat pada wajah Yura. Tak hanya itu, tangan In Guk membelai wajah Yura hingga bibirnya. “ Kita ada di mana?” Tanya Yura memastikan.
“ Kau tenang saja. Tidak ada yang tahu tempat ini.”
“ Aku ingin kembali ke pesta. Joong Ki-ssi sedang menungguku.”
“ Tidak semudah itu sebelum aku memastikan ini.”

In Guk langsung menggigit leher Yura tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Yura merasakan sakit dan perih yang luar biasa. In Guk terus menghisap darahnya hingga Yura pingsan. Merasa kenyang, In Guk melepaskan gigitannya dan menatap leher Yura sangat lama. Dan benar saja bekas gigitannya menghilang secara perlahan-lahan. “ Apa yang dikatakan Soo Hyun ternyata benar. Siapakah dirimu sebenarnya, Yura-ya?” Gumam In Guk lalu mencium bibir Yura sangat lembut nan lama.

In Guk kembali ke pesta untuk menghilangkan kecurigaan Dasom. Saat berpapasan dengan Joong Ki, In Guk membisikkan sesuatu. “ Pergilah ke lantai 7! Jemputlah Yura di sana!” Bisik In Guk lalu melanjutkan jalannya kembali.

Sesuai perintah In Guk, Joong Ki pergi ke lantai 7. Terlihat Yura sedang berbaring di sana. Tak hanya itu, wajah Yura pun terlihat sangat pucat. Tanpa banyak bicara, Joong Ki membawa Yura menuju rumah mereka. Dasom yang baru saja keluar dari kamar mandi, mengernyitkan keningnya saat melihat Joong Ki membawa Yura dengan tergesa-gesa. Dasom mengikuti mereka dari belakang. Tiba-tiba sebuah cincin terlepas dari jari manis Yura. Dasom yang melihatnya bergegas mengambil cincin itu. Dasom terkejut bukan main saat melihat cincin itu. Cincin yang sama dengan klan mereka. Lebih tepatnya cincin yang digunakan oleh para vampire. Yang membuatnya terkejut adalah ukiran pada cincin itu. Ukiran cincin yang melambangkan sang ratu penguasa seluruh klan vampire.
“ Apa yang kau lakukan disini, Dasom-ya?” Tanya In Guk tiba-tiba muncul.

Tak ingin ketahuan oleh In Guk, Dasom bergegas menyembunyikan cincin itu dalam tas kecil miliknya. “ Geunyang, aku dari kamar mandi. Kajja!” Ajak Dasom sambil merangkul In Guk.

Setibanya di rumah, Dasom mengambil cincin milik Yura. Dasom mengamati cincin itu cukup lama. Rasa penasarannya pun semakin tinggi. Akhirnya Dasom memakai cincin itu. Cincin itu bereaksi. Jari Dasom berasa terbakar bahkan melepuh. Dasom berusaha melepaskan cincin itu dari jari tangannya. Namun nihil tak bisa. Dasom mengucapkan beberapa mantra untuk melepaskannya. Namun, tetap saja cincin itu masih melekat pada jarinya. “ Andwe! Aku tak bisa meminta bantuan pada siapapun. Aku harus bisa melepaskannya. Siapa sebenarnya Yura? Mengapa dia memiliki cincin ini? Dan mengapa jarinya baik-baik saja saat memakainya?” Gumam Dasom sambil berusaha melepaskan cincin itu. Akhirnya cincin itu terlepas saat jari tangannya tak bisa digerakkan lagi.
In Guk yang mencium aroma terbakar pun mencari sumbernya. Ternyata aroma itu berasal dari kamarnya. In Guk membuka kamarnya dan melihat Dasom sedang duduk dengan nafas yang terengah-engah. Dasom yang menyadari kehadiran In Guk bergegas menyembunyikan cincin itu. In Guk terus berjalan mendekati Dasom. Dasom yang tadinya menatap jari manisnya pun, mengalihkan pandangannya. In Guk pun menatap jari Dasom dan memegangnya. “ Apa yang kau lakukan? Mengapa kau melukai dirimu sendiri? Apakah kau menyembunyikan sesuatu dariku?” Tanya In Guk disela mengobati jari tangan Dasom.
“ Apa pedulimu?”
“ Mengapa kau tidak berteriak? Obat ini sungguh perih. Apakah kau tidak merasakan sakit?”

Dasom memperhatikan In Guk yang sedang mengobati jari tangannya. Dasom baru menyadari bahwa tangannya tidak merasakan sakit apapun. Lebih tepatnya jari tangannya tidak bisa bergerak sesuai keinginannya lagi. Tak ingin In Guk mengetahui keadaannya, Dasom memilih diam saja sambil memegang cincin milik Yura yang disembunyikan di belakang tubuhnya. “Sampai kapan kita tinggal disini?” Tanya Dasom.
“Sampai kau menggagalkan semua rencanamu.”
“Aniyo. Justru aku akan memulai semuanya.”
“Sebenarnya apa yang kau inginkan? Tak bisakah kita hidup damai?”
“Cintamu.”

Tiba-tiba In Guk menghentikan pergerakannya, sementara Dasom masih menunggu reaksi In Guk setelah mengucapkan permintaannya. In Guk mengangkat kepalanya untuk menatap Dasom dan mengeluarkan smirknya. Dasom pun sudah menduganya. In Guk tak kan langsung menjawab permintaannya. Setelah selesai mengobati Dasom, In Guk keluar dari kamar mereka. In Guk merasa heran dengan luka bakar di tangan Dasom. Luka bakar itu tidak sembuh dengan sendirinya, bahkan kekuatannya pun tak mampu untuk mengobatinya.
-o0o-

Hari demi hari telah berlalu. Yura telah terbiasa dengan keluarga Myungsoo yang bergantian menghisap darahnya. Yura diam-diam memperhatikan Myungsoo selama ini. Myungsoo mulai jarang menghisap darahnya bahkan terlihat menghindarinya. Yura pun mengalihkan pandangannya begitu gurunya memperkenalkan murid pindahan.
“Annyeong haseyo. Joneun Kim Ji Won imnida. Mohon bimbingannya,” ujar Ji Won.
“Syukurlah ternyata dia manusia,” pikir Yura.
“Bagaimana kau bisa mengetahuinya bahwa dia manusia? Bagaimana jika dia adalah vampire?” balas Kyuhyun.
“Karena dia tak menunjukkan mata merahnya ketika melihatku. Jika dia vampire, maka aku harus menghindarinya karena aku tak sanggup lagi menerima hisapan dari vampire lain,” jawab Yura.

Kyuhyun terkejut bukan main karena Yura mampu membaca pikirannya bahkan membalasnya. Begitu pun Yura yang sama terkejutnya sambil menatap Kyuhyun tak percaya. Sementara Myungsoo menyembunyikan rasa terkejutnya begitu mendengar percakapan melalui pikiran mereka itu. Ji Won tersenyum saat mendengar pikiran Yura. Sebelum duduk di bangkunya, Ji Won menyempatkan diri tersenyum pada Yura. “Aku bukanlah manusia. Aku sama dengan mereka yang duduk di sampingmu,” bisik Ji Won.

Yura hanya bisa menatap Ji Won tak percaya. Yura mengutuki kebodohan dirinya yang lagi-lagi tak bisa mengendalikan rasa penasarannya. Tanpa terasa bel pulang pun berbunyi. Yura merasa aneh karena Myungsoo tak lagi mengekorinya. Tiba-tiba Yura mendengar bunyi klakson. Yura melihat Kyuhyun membuka jendela mobilnya dan menyuruhnya masuk ke mobil. Sepanjang perjalanan pulang, Yura hanya menatap jendela. “Apakah kau sungguh mendengar pikiranku tadi? Bagaimana bisa kau mendengarnya?” tanya Kyuhyun.
“Molla, geunyang. Aku mendengarnya begitu saja.”
“Jangan katakan hal ini pada siapa pun jika kau masih ingin hidup. Araseo.”
“Nde. Sepertinya mengancam manusia adalah hobinya para vampire.
“Aku mendengarmu.”

Yura menatap kesal pada Kyuhyun. Akhir-akhir ini Kyuhyun selalu melarangnya berbuat sesuatu. Bahkan kini Kyuhyun mengawasinya dengan jarak yang sangat dekat. Berbeda dengan dulu yang selalu mengawasinya jarak jauh. Tak hanya itu, Jiyeon juga pergi ke luar negeri selama satu minggu. Kehidupannya kini semakin hampa, baik di rumah maupun sekolahnya. Setibanya di rumah, Yura bergegas masuk ke kamarnya tanpa mengetahui In Guk yang mengawasi kedatangan Yura melalui jendela kamarnya. In Guk menyuruh Kyuhyun untuk mengumpulkan semua anggota keluarganya.
“Apakah kau telah menyelidiki keluarga Lee, Soo Hyun?” tanya In Guk.
“Mereka sangat berhati-hati sekali. Aku tak bisa merasakan pergerakkan mereka,” ujar Soo Hyun.
“Bagaimana perkembangan Yura kali ini?” tanya In Guk.
“Hari ini Yura mendengar pikiranku, bahkan membalasnya,” ujar Kyuhyun.
“Mwo? Siapakah Yura sebenarnya? Dia mampu mengendalikan pikirannya selama ini, luka pada tubuhnya juga sembuh sendiri, dan sekarang dia mampu mendengar dan berkomunikasi melalui pikiran. Daebak,” ujar Joong Ki.
“Bagaimana dengan Haeryung?” tanya In Guk.
“Entahlah. Aku tak tahu apa yang dipikirkannya. Geunde, dia selalu mengeluarkan smirknya saat bertemu denganku,” ujar Myungsoo.
“Kau harus terus mengawasi Haeryung, Myungsoo. Aku tak tahu apa yang akan dilakukan oleh Dasom dan Haeryung. Dasom menyatakan perang kepadaku secara terang-terangan. Geunde, apakah ada di antara kalian yang tak bisa menyembuhkan luka pada diri sendiri?” tanya In Guk.
“Bukankah para vampire mampu menyembuhkan luka pada tubuhnya,” ujar Joong Ki.
“Seharusnya begitu. Geunde, luka bakar pada jari Dasom tidak sembuh dengan sendirinya. Bahkan aku tak mampu mengobati lukanya,” ujar In Guk.
“Apakah ini kasus baru? Bagaimana bentuk luka bakar pada jarinya?” tanya Soo Hyun.
“Melingkar seperti lingkaran cincin,” ujar In Guk.
“Cincin? Apakah Dasom menggunakan cincin yang bukan miliknya? Apakah Dasom menemukan cincin Yura?” pikir Kyuhyun.

Tanpa Kyuhyun sadari, Myungsoo menatap Kyuhyun. Myungsoo menerka-nerka cincin yang dimiliki Yura. Myungsoo menyadari bahwa Kyuhyun mengetahui sesuatu yang tak diketahuinya selama ini. Saat Myungsoo akan membaca pikiran Kyuhyun, In Guk menyudahi pertemuan mereka. Mereka pun meninggalkan ruangan satu per satu. Myungsoo memasuki kamar Yura. Terlihat Yura sudah tertidur dengan pulasnya. Myungsoo duduk di tepi ranjang sambil mengamati Yura.
“Mengapa kau ada di sini?” tanya In Guk.”
“Bukan urusanmu,” ujar Myungsoo.
“Jauhi Yura untuk sementara ini. Aku tahu kau menganggap Yura sangat spesial. Geunde, aku tak ingin Haeryung melukai Yura,” titah In Guk.

Myungsoo beranjak dari ranjang tanpa sepatah kata pun. Sementara In Guk menghampiri Yura. In Guk memperhatikan wajah Yura. Wajah yang begitu dirindukannya selama ini. Saat membenarkan selimut yang dipakai oleh Yura, tiba-tiba Yura memegang tangan In Guk. Tak hanya itu, In Guk pun terkejut saat melihat mata Yura berwarna merah. In Guk yang berusaha melepaskan tangannya dari Yura malah terjebak dalam halusinasinya. In Guk berada di kenangan masa kecilnya. In Guk melihat ayahnya menatap sebuah foto. Ibunya yang mengetahuinya meleparkan foto itu hingga piguranya pecah. Ayahnya yang tak terima diperlakukan seperti itu pun menampar ibunya. In Guk juga melihat dirinya ketika masih kecil hanya terdiam sambil menangis tertahan menyaksikan pertengkaran kedua orang tuanya. Tak hanya itu, In Guk juga melihat seorang yeoja tersenyum padanya. Yeoja yang begitu sangat cantik dan memperlakukannya dengan hangat. In Guk yang tersadar akan halusinasinya pun mulai sadar. In Guk melepaskan tangan Yura. Detik itu juga, Yura memejamkan matanya kembali.
“Siapakah kau sebenarnya, Yura?” bisik In Guk.



TBC

Bacalah part sebelumnya dengan mengklik link dibawah ini!


PENGUMUMAN !!!

Jika readers memiliki sebuah cerita dan ingin berbagi dengan readers lainnya, maka readers bisa mengirimkannya ke email tree_cavela@rocketmail.com ini. Saya akan memposting cerita readers dalam blog ini. Selamat bergabung! Thank You….





Tidak ada komentar: