Title : Ring Vampire Part 6
Author : Cavela
Length : Series
Genre : Romance, School Life and Fantasy
Main
Cast : Kim Myungsoo and Kim Ah
Young aka Yura
Other Cast : Cho Kyuhyun, Kim Soo Hyun, Lee Donghae, Lee Jae Jin, Lee Jonghyun,
Lee Taemin, Seo In Guk, Song Joong Ki, Bae Suzy, Bang Minah, Heo Gayoon, Kim
Dasom, Kim Ji Won, Krystal Jung, Na Hae Ryeong aka Haeryung, Park Jiyeon, Kim
So Eun
Preview
Yura
bermimpi. Dalam mimpinya Yura bertemu dengan seorang namja. Yura sangat
penasaran dengan namja itu. Namun, namja itu selalu membelakanginya. Yura
melihat kupu-kupu yang beterbangan disekitar namja itu. Namja itu berjalan
terus menjauhi Yura. Yura yang penasaran berusaha mengejar namja itu. Tiba-tiba
Yura terjatuh dan suasana menjadi gelap gulita. Detik itu juga, Yura terbangun
dari tidurnya. Saat menoleh ke arah pintu, betapa terkejutnya Yura melihat
seorang namja duduk disamping ranjangnya. Namja yang pernah Yura lihat saat
pertarungan kemarin. Namja yang bertarung dengan Kyuhyun. Namun, Yura tidak
ingat nama namja itu. Tangan namja itu terulur membenarkan tali pakaian tidur
Yura yang terjatuh hingga memperlihatkan payudaranya.
“
Aaaaaaaaaaaarrrrrrhhhhhhhhttttttttt,” teriak Yura.
Next
“Kau
berisik sekali. Seharusnya kau mengucapkan terima kasih padaku. Aku telah
merapikan pakaian tidurmu,” ujar namja itu tak terima.
“Kau
adalah salah satu dari mereka. Kha!” usir Yura.
“
Ingatanmu bagus sekali! Geunde, aku tak bisa pergi dari sini. Rumah ini adalah
rumah sepupuku. Ah, kau bisa memanggilku Donghae,” ujar Donghae sambil
tersenyum.
“ Senyum palsu itu sungguh mengerikan.
Bukankah mereka mengatakan ingin darahku kemarin? Apakah dia akan menghisap
darahku sekarang? Aish jinja, Jiyeon eodi? Aku harus kabur dari sini,” pikir
Yura.
Donghae
tertawa keras setelah membaca pikiran Yura. Sedangkan Yura mengernyitkan
keningnya tak mengerti sambil menatap Donghae. “Kau tak perlu khawatir. Tadi
malam aku mendapatkan banyak mangsa. Aku sudah kenyang,” ujar Donghae.
“Yura,
apakah kau sudah bangun? Aku telah memesan makanan untukmu,” teriak Jiyeon
sambil masuk ke kamar. Belum sempat mendengar respon Yura, Jiyeon membelalakan
matanya ketika melihat Donghae tersenyum padanya. “Apa yang kau lakukan disini,
oppa?” tanya Jiyeon.
“Aku
sedang mengunjungi rumah saudaraku ini. Ada apa dengan wajahmu itu? Tenanglah.
Aku belum menghisap darahnya,” ujar Donghae sambil menebak pikiran Jiyeon
dibalik wajahnya.
“Belum.
Bukankah ada kemungkinan kau akan menghisapnya?” geram Jiyeon.
“Pasti.
Bukankah kau akan menyuruhnya makan? Dia kelihatan lemah sekali,” ujar Donghae
sambil memperhatikan tubuh Yura. “Ah, nanti malam datanglah ke rumahku!
Hiburlah Jae Jin! Bukankah kau dekat dengannya?” titah Donghae pada Jiyeon.
“Araseo.
Sebaiknya kau pergi sekarang!” usir Jiyeon.
“Arra,”
ujar Donghae pada Jiyeon. Donghae berjalan ke arah jendela. Saat Donghae akan
melompat, matanya melirik ke arah Yura. “Sampai bertemu kembali.
Annyeonghi-gyeseyo, Yura-ssi,” pamit Donghae pada Yura sambil mengedipkan
sebelah matanya lalu meloncat keluar jendela. Yura menatap jendela tak percaya
dan mulutnya pun sedikit terbuka. Sedangkan Jiyeon menggelengkan kepalanya
melihat perilaku sepupunya itu.
-o0o-
Setelah
makan, Jiyeon mengajak Yura untuk mengunjungi Jae Jin. Jiyeon juga berjanji pada
Yura bahwa Yura tak kan menjadi santapan para sepupunya itu. Setibanya di
kediaman Lee, Yura lagi-lagi merasa takjub dengan kediaman mereka yang begitu
megah dan mewah. Rumah yang penuh dengan benda-benda modern. Pintu menuju ruang
tamu pun terbuka, Yura dapat melihat seorang vampire yang bertarung dengan Joong Ki sedang duduk di sofa sambil
tersenyum manis padanya.
“
Jae Jin oppa eodi?” Tanya Jiyeon.
“
Dia di taman belakang. Apakah kau tidak ingin mengenalkannya padaku?” Tanya
namja itu pada Jiyeon.
“
Bukankah kau sudah mengenalnya? Jadi, tidak perlu berkenalan dengannya lagi.”
Ujar Jiyeon dengan malasnya.
“
Geunyang, aku ingin menyambutnya dan membuatnya nyaman. Joneun Lee Taemin
imnida. Senang melihatmu berkunjung kemari, Yura-ssi.” Ujar namja itu yang tak
lain adalah Taemin.
“
Ah, nde.” Ujar Yura sambil menganggukkan kepalanya.
“
Tunggulah disini, Yura-ya! Aku akan menemui Jae Jin oppa sebentar.” Ujar Jiyeon
pada Yura, sedangkan Yura menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengerti. “ Dan
kau, Taemin oppa. Jangan sampai aku melihat bekas gigitanmu di sekujur
tubuhnya! Jika aku melihatnya, maka aku akan membunuhmu dengan tanganku
sendiri.” Ancam Jiyeon pada Taemin, sedangkan Taemin tertawa terbahak-bahak
sambil memegang perutnya.
“
Araseo. Kha!” Ujar Taemin disela tawanya, lalu Jiyeon pergi meninggalkan Yura
yang masih terdiam. “Apakah kau ingin meminum sesuatu?” Tanya Taemin pada Yura.
“
Air putih.” Ujar Yura.
“
Kau terlihat pucat sekali. Jeongmal mianhae, atas kejadian kemarin di sekolah.
Kami tak bermaksud untuk menyakitimu. Mereka adalah musuh keluarga kami.” Ujar
Taemin sambil memberikan segelas air putih pada Yura.
“
Mengapa kau memberitahuku?” Tanya Yura disela minumnya.
“
Karena kami membutuhkanmu untuk menghancurkan keluarga mereka.” Jujur Taemin,
sedangkan Yura terkejut bukan main mendengar ucapan Taemin yang menurutnya sangat
sensitif.
“
Seharusnya kau tak memberitahukan hal itu padanya. Apalagi kita tak tahu dia
akan berpihak pada siapa.” Ujar Donghae tiba-tiba muncul.
“
Bukankah itu lebih baik? Memberitahukan semuanya di awal daripada tidak sama
sekali padanya. Bukankah begitu, Yura-ssi?” Ujar Taemin, sedangkan Yura hanya
diam saja.
“
Apa hubunganmu dengan Myungsoo sebenarnya?” Tanya Jonghyun tiba-tiba muncul.
Yura
yang mendengar nama Myungsoo, langsung mengangkat kepalanya untuk menatap namja
yang bertanya padanya itu. Lagi-lagi Yura hanya terdiam. Donghae, Jonghyun, dan
Taemin berusaha membaca pikiran Yura. Namun nihil, mereka tak bisa
menjangkaunya sama sekali. Donghae yang memiliki kekuatan seperti Jiyeon hendak
mengulurkan tangannya untuk memegang wajah Yura. Yura yang menyadari tindakan
Donghae itu bergegas memalingkan wajahnya.
“
Ternyata dia begitu istimewa. Bahkan dia mengetahui kekuatanku dan
menghindarinya.” Ujar Donghae sambil menatap tangannya sendiri.
“
Apakah sebaiknya kita menculiknya saja agar dia tinggal di rumah ini?” Usul
Taemin, sedangkan Yura membelalakan matanya tak percaya saat mendengarnya.
“
Idemu sangat buruk, Taemin. Kita tak perlu menculiknya.” Tolak Donghae atas
usulan Taemin lalu menatap Yura dan berkata “ Jika kau ingin melarikan diri
dari mereka, maka datanglah kemari! Pintu rumah ini akan selalu terbuka
untukmu.” Ujar Donghae pada Yura, sedangkan Yura sedikit terkejut dengan ucapan
Donghae itu.
“
Kau belum menjawab pertanyaanku, Yura-ssi. Apa hubunganmu dengan Myungsoo?”
Tanya Jonghyun memastikan.
“
Sepertinya kau terobsesi pada Myungsoo-ssi. Aku tak tahu apakah jawabanku ini
akan memuaskan rasa penasaranmu itu. Geunde, aku tak memiliki hubungan apapun
dengannya. Aku hanyalah mangsa di mata mereka termasuk Myungsoo-ssi.” Jelas
Yura sambil menatap tajam pada Jonghyun.
“
Mengapa kau ada disini, Yura-ssi?” Tanya Jae Jin tiba-tiba muncul bersama
Jiyeon.
“
Geunyang, menemani Jiyeon kemari.” Ujar Yura sambil tersenyum.
“
Aku tak menyangka kau datang kemari, Yura-ssi. Otte? Bagaimana suasana di rumah
ini?” Tanya Jae Jin.
“
Sepertinya ramai sekali. Mereka tak henti-hentinya mengintrogasiku dari tadi.”
Ujar Yura sambil tersenyum kikuk, sedangkan Donghae, Jonghyun, dan Taemin langsung
mendapatkan tatapan tajam dari Jae Jin.
“
Ah, jongmal mianhae. Mereka memang seperti itu.” Sesal Jae Jin.
“
Sebaiknya kita pergi sekarang, Yura-ya! Aku tak ingin keluargamu memarahiku
nanti, kajja!” Ajak Jiyeon sambil menarik tangan Yura.
Yura
pun berpamitan pada mereka disela jalannya akibat tarikan Jiyeon. Terlihat
Donghae, Jae Jin, Jonghyun, dan Taemin mengeluarkan mata merah mereka sebelum
pintu rumah tertutup. Yura yang melihatnya terkejut bukan main. Yura juga
merasakan sebuah firasat buruk. Entah firasat buruk itu akan menimpanya atau
menimpa keluarga Myungsoo. Diam-diam Jiyeon membaca pikiran Yura. Tak hanya itu,
Jiyeon juga mempergunakan kesempatan itu untuk melihat kehidupan Yura
sebelumnya. Terlihat Yura kecil sedang bermain di taman belakang sekolahnya.
Yura melihat seorang anak namja yang pernah dilihatnya tempo hari. Lagi-lagi
anak namja itu menangis. Namun, kali ini berbeda. Anak namja itu tidak menangis
karena ibunya lagi. Anak namja itu menangis karena darahnya yang terus mengalir
dari kepalanya. Yura yang melihat darah itu berusaha untuk mendekati anak namja
itu dan menepuk bahunya perlahan-lahan. Anak namja itu melirik ke arah Yura.
Belum sempat Yura bicara, anak namja itu langsung menggigit leher Yura. Jiyeon
yang tak sanggup lagi menyaksikan semua itu, melepaskan tangannya dari Yura,
sedangkan Yura menatap bingung pada Jiyeon. Saat Yura akan bertanya pada
Jiyeon, tiba-tiba pintu rumahnya terbuka dan munculah sosok Joong Ki dihadapan
mereka.
“
Kau terlambat membawanya pulang, Nyonya Park!” Sindir Joong Ki.
“
Mian. Kami ada sedikit urusan tadi. Bagaimana keadaan Haeryung?” Elak Jiyeon.
“
Dia sedang istirahat.” Ujar Joong Ki.
“
Aku ingin menjenguknya.” Ujar Jiyeon lalu masuk begitu saja meninggalkan menuju
kamar tamu, di mana Haeryung sedang terbaring karena luka beratnya.
“
Kau pergilah ke kamarmu dan jangan pernah mendekati kamar tamu yang ditiduri
Haeryung! Ku harap kau menuruti perintahku ini!” Titah Joong Ki.
“
Araseo.” Ujar Yura lalu berjalan menuju kamarnya.
Jiyeon
menemui Haeryung di kamarnya. Terlihat Myungsoo tertidur di sofa. Mendengar
pintu terbuka, Myungsoo bangun dari tidurnya. Begitu pun dengan Haeryung.
Jiyeon masuk dan berjalan menuju ranjang Haeryung. “ Bisakah kau tinggalkan
kami berdua, Myungsoo-ssi? Aku ingin bicara dengannya.” Pinta Jiyeon, lalu
Myungsoo pun keluar dari kamar. Setelah memastikan Myungsoo pergi, Jiyeon mulai
bicara dengan Haeryung. “ Mengapa kau mengorbankan dirimu sendiri? Aku tahu kau
sengaja melukai dirimu demi mendapatkan perhatian Myungsoo, bukan?” Tanya
Jiyeon.
“
Sepertinya aku tak perlu berakting di hadapanmu, Jiyeon-ya. Lagipula rasa sakit
ini tidak ada artinya dibandingkan kehilangan dirinya.”
“
Neo micheosseo? Sadarlah Na Hae Ryeong! Dari awal dia bukanlah takdirmu.”
“
Kau tak pernah mengerti. Kau bisa mengatakan seperti itu karena cintamu dan
takdirmu tak terpisahkan. Kau mencintai Kyuhyun dan Kyuhyun adalah takdirmu.
Kehidupanmu begitu sempurna. Tak bisakah aku memilikinya? Aku sangat
mencintainya, Jiyeon-ya.”
Haeryung
tak bisa menutupi air matanya. Meskipun Haeryung membenci Jiyeon karena Jiyeon
dekat dengan Yura. Namun, tak bisa dipungkuri bahwa Jiyeon adalah sahabatnya
dari kecil. Jiyeon selalu menenangkannya bahkan menghiburnya. Hanya Jiyeon yang
mengetahui perasaannya dan rasa cintanya terhadap Myungsoo.
Jiyeon
yang melihat Haeryung menangis hanya bisa memeluknya. “ Ku mohon, lepaskan
Myungsoo! Aku tak ingin kau mati demi dirinya, Haeryung-ya. Dia sangat
berbahaya. Aku tahu bahwa aku ini egois karena tak memikirkan perasaanmu.
Geunde, aku tak ingin kehilanganmu. Lupakanlah semua rencanamu itu! Semuanya
akan sia-sia. Aku ingin kau selalu bersamaku, di sisiku, dan tetap menjadi
sahabat kecilku seperti dulu.” Ujar Jiyeon disela pelukannya.
“
Kau masih saja tak mengerti, Jiyeon-ya. Mianhae, sepertinya aku tak bisa
menerima saranmu kali ini. Aku ingin memilikinya. Aku takkan pernah
melepaskannya, walaupun aku harus mengorbankan diriku sendiri. Mianhae.”
Haeryung
melepaskan pelukannya dari Jiyeon. Jiyeon mendesah pasrah dengan sikap keras
kepalanya Haeryung. Haeryung kembali berbaring dan menutup matanya. Jiyeon yang
mengerti maksud Haeryung pun mulai beranjak dan keluar dari kamar. Setelah
pintu kamar tertutup, Jiyeon menyandarkan tubuhnya pada dinding dan mengatur
nafasnya. “ Apa yang harus ku lakukan terhadap kalian?” Gumam Jiyeon lalu
melangkahkan kakinya pergi keluar rumah.
Setelah
mendengar pertarungan antara keluarganya dengan keluarga Lee, In Guk bergegas
mengunjungi rumah lamanya bersama Dasom. Sepeninggalan Jiyeon, Dasom masuk ke
kamar Haeryung. Haeryung membuka matanya dan mengeluarkan kekuatannya. Dasom
terkejut bukan main melihat Haeryung menyambutnya dengan cara ekstrem.
Beruntung Dasom bisa menghindarinya. “ Daebak! Beginikah caramu menyambut calon
kakak iparmu ini?” Sindir Dasom.
“
Mianhae, onnie. Ku kira kau adalah Jiyeon.”
“
Apa yang kalian bicarakan sebelumnya? Aku dapat melihat dengan jelas raut
wajahnya setelah keluar dari kamarmu. Wajah yang penuh gelisah dan bimbang.”
“
Kita tidak bisa lagi menunda rencana kita, onnie.”
“
Apakah terjadi sesuatu selama kepergianku?”
Sementara
itu, In Guk berada di ruang pertemuan khusus untuk keluarganya. Di sana juga
ada Soo Hyun, Joong Ki, Kyuhyun, dan Myungsoo. Joong Ki memantrai ruangan itu
agar tak ada yang bisa mendengar pembicaraan mereka baik untuk para vampire maupun manusia sekali pun. Mata
Joong Ki menangkap sosok Yura yang berdiri tak jauh dari pintu ruangannya.
Dengan sekali lirikan matanya, pintu ruangan tertutup dengan sendirinya.
“
Apa yang terjadi sebenarnya? Mengapa tak ada yang memberitahuku?” Tanya In Guk.
“
Lagipula itu adalah pertarungan kecil.” Ujar Kyuhyun.
“
Pertarungan kecil menurutmu. Mereka mengincar Yura dan kau bilang pertarungan
kecil.” Kesal In Guk.
“
Lagipula mereka tak kan bisa mengambil Yura dari kita.” Ujar Joong Ki.
“
Apakah kau lupa tentang perjanjian darah antara tuan dan hambanya?” Ujar In
Guk.
“
Kau tak perlu khawatir. Yang Yura ketahui bahwa kita lah keluarga satu-satunya.
Yura sangat mempercayai surat wasiat itu.” Ujar Soo Hyun.
“
Kalian masih tanggung jawabku, selama kita belum mengetahui siapakah sosok Yura
sebenarnya. Ku perintahkan kau untuk mencari tahu alasan keluarga Lee begitu
menginginkannya, Soo Hyun! Ku perintahkan juga pada Joong Ki dan Kyuhyun untuk
mengawasi gerak-gerik Yura dan keluarga Lee! Dan kau Myungsoo, awasilah
Haeryung! Entah mengapa aku memiliki firasat buruk terhadapnya. Apalagi
Haeryung dekat dengan Dasom saat ini.” Titah In Guk lalu menghilang begitu
saja.
“
Selalu seperti itu. Dia bersikap bijaksana disaat genting seperti ini. Di sisi lain,
dia begitu menjengkelkan dalam kesehariannya.” Gerutu Kyuhyun.
“
Mengapa aku yang harus mendapatkan tugas itu? Aku sangat membenci keluarga Lee
itu terutama Taemin.” Gumam Joong Ki.
“
Pergilah dan awasi Haeryung sekarang, Myungsoo! Aku akan menemui Yura untuk
memastikan sesuatu.” Titah Soo Hyun.
-o0o-
Yura
berjalan-jalan sendiri menyelusuri rumah para vampire yang selalu menghisap darahnya selama ini. Semenjak
pertarungan itu, tak ada satu pun dari mereka yang menghisap darahnya. Kondisi
rumah pun terlihat begitu sepi. Bahkan ia tak pernah menemukan sosok mereka di hadapannya.
Tiba-tiba langkah kaki Yura terhenti saat melihat Soo Hyun sedang membaca di
ruangan kerjanya. Yura hendak menutup pintu ruangan kerja itu perlahan-lahan.
Namun, pergerakannya terhenti saat Soo Hyun mengintrupsinya. “ Masuklah!” Titah
Soo Hyun.
Yura
pun memberanikan diri masuk ke ruangan kerja itu. “ Ada apa?” Tanya Yura.
“
Bisakah kau membantuku untuk merapikan semua buku-buku itu?” Pinta Soo Hyun
sambil menunjukkan letak bukunya yang berantakan.
“
Nde.” Ujar Yura.
Yura
mulai merapikan buku-buku itu satu persatu. Tanpa sengaja, Yura menjatuhkan
salah satu buku yang dipegangnya. Saat hendak mengambilnya, Yura melihat
selembar foto yang terselip pada buku itu. Yura mengambilnya dan memperhatikan
foto itu. Terlihat sosok yeoja yang begitu cantik sedang membaca buku. Soo Hyun
yang menyaksikan semua itu bergegas mengambil foto itu dengan kasar hingga
melukai jari tangan Yura. Darah segar pun mengalir begitu saja. Yura mulai
panik saat mata Soo Hyun berubah menjadi merah. Yura berusaha untuk
menghentikan darahnya, namun ia kalah cepat. Soo Hyun memegang jari tangannya
dan menghisap darahnya. Yura merasakan bahwa darahnya sudah tak keluar lagi,
namun Soo Hyun masih tetap menghisapnya. Yura tak sanggup lagi menahan
tubuhnya. Tubuhnya benar-benar terasa lemas tak berdaya. Soo Hyun yang
menyadarinya pun, menuntun Yura duduk di sofa. Soo Hyun mengambil alat P3K
untuk mengobati jari Yura. Betapa terkejutnya Soo Hyun saat hendak memberikan
alkohol pada jari tangan Yura. Jari tangan Yura sembuh dengan sendirinya.
Beruntung Yura tak menyadarinya karena pingsan.
“
Apakah kau menghisapnya hingga pingsan seperti ini?” Tanya Joong Ki tiba-tiba
muncul.
“
Dia berbeda. Dia bukanlah manusia biasa.” Ujar Soo Hyun.
“
Bussunsuriya?” Tanya Joong Ki, sedangkan Soo Hyun menunjukkan jari tangan Yura
yang telah sembuh tanpa bekas goresan sedikitpun.
“
Bagaimana dengan keluarga Lee?” Tanya Soo Hyun.
“
Tidak ada pergerakan yang mencurigakan hingga saat ini.” Ujar Joong Ki.
“
Mereka sungguh berhati-hati. Araseo. Aku harus membawanya ke kamar.” Ujar Soo
Hyun sambil menggendong Yura menuju kamarnya.
Haeryung
keluar dari kamarnya saat Soo Hyun menggendong Yura. Haeryung tersenyum puas
dan berkata “ Apakah kau menyukainya juga?” Tanya Haeryung pada Soo Hyun.
“
Bukan urusanmu.”
“
Jika berurusan dengannya, tentu saja menjadi urusanku. Dia adalah musuh
terbesarku.”
“
Jika kau ingin balas dendam, maka kau menargetkan orang yang salah. Seharusnya
targetmu adalah Myungsoo. Seharusnya kau mencari cara untuk merebut hatinya
kembali. Bukannya menyerang yeoja lemah tak berdaya ini. Jika kau sudah sembuh,
maka pulanglah ke rumahmu. Rumah kami bukanlah tempat penampungan. Meskipun kau
adalah yeojachingu Myungsoo.”
Soo
Hyun membuka pintu kamar dan masuk begitu saja meninggalkan Haeryung yang
merasa kesal dengan percakapan mereka. “ Kita lihat saja nanti. Aku akan
menghancurkannya dengan tanganku sendiri.” Gumam Haeryung sambil mengeluarkan
smirknya.
Sepeninggalan
Haeryung dari rumahnya, Myungsoo masuk ke kamar Yura. Terlihat Yura sedang
terbaring lemah di ranjangnya dengan wajah yang begitu pucatnya. Myungsoo
mencium kening Yura begitu lamanya. Tiba-tiba sebuah bayangan melintas dalam
benaknya. Bayangan di mana ibunya selalu menyiksanya sewaktu kecil. Tak hanya
itu, ia juga melihat sosok Yura di belakang tubuh ibunya. Merasa tak sanggup
lagi menyaksikannya, ia melepaskan ciumannya dan menatap wajah Yura. “ Bukankah
Yura sangat mirip dengannya?” Tanya Soo Hyun tiba-tiba muncul.
“
Sejak kapan kau ada disana?”
“
Sejak kau masuk kemari.”
“
Kau terlalu banyak menghisap darahnya.”
“
Aku tak bisa menahannya saat darahnya mengalir tepat di depan mataku.”
Yura
membuka kedua matanya perlahan-lahan. Kepalanya masih terasa pusing. Bahkan
tubuhnya pun terasa lemah. Walau hanya sekedar untuk duduk saja. Yura baru
menyadari keberadaan Soo Hyun dan Myungsoo di kamarnya. Mereka menatap Yura
dengan tatapan penuh tanya.
“
Sebaiknya kau istirahat hari ini!” Titah Soo Hyun.
“
Aniyo. Aku harus berangkat ke sekolah.” Tolak Yura.
“
Dasar keras kepala.” Cibir Myungsoo, sedangkan Yura menatap tajam padanya.
“
Araseo. Kami akan menunggumu di ruang makan.” Ujar Soo Hyun.
Soo
Hyun dan Myungsoo pun menghilang meninggalkan Yura yang masih berusaha untuk
beranjak dari ranjangnya. Setibanya di ruang makan, Yura melihat para vampire telah duduk di sana termasuk In
Guk dan Dasom.
“
Duduklah!” Titah Soo Hyun pada Yura.
Yura
pun duduk tepat disamping Myungsoo. Suasana makan kali ini terlihat berbeda.
Hampir semua makanan yang tersaji adalah daging. Yura menatap nanar daging itu
dan sebisa mungkin untuk menahan pikirannya. Mereka makan dalam diam termasuk
In Guk yang sedang menikmati makanannya tanpa mendengarkan musik seperti
biasanya dan Dasom terlihat tenang menikmati makanannya. Setelah makan malam,
mereka menghilang satu persatu kecuali Joong Ki. “ Malam ini adalah pesta
kelulusanku, In Guk, Soo Hyun, dan Dasom. Kau harus datang bersamaku sebagai
pasanganku, araseo! Kajja!” Ujar Joong Ki sambil menarik tangan Yura.
Belum
sempat Yura menjawabnya, Joong Ki menarik tangan Yura agar mengikutinya. Joong
Ki membawa Yura ke sebuah butik. Tak hanya itu, Joong Ki juga memilih gaun
untuk Yura. “ Gaun hitam ini sangat cocok untukmu. Kau terlihat seperti kami.”
Puji Joong Ki.
“
Ini terlalu berlebihan.”
“
Kau adalah pasanganku. Aku sangat menyukai yeoja sexy. Bukankah kau tahu itu? Cobalah!”
Yura
masuk ke ruang ganti dan benar saja gaun itu cocok untuk Yura. Joong Ki
membayar gaun itu dan membawa Yura ke salon tepat di sebelah butik. Joong Ki
menyuruh stylist untuk mendandani
Yura. Selama satu jam menunggu, akhirnya Yura keluar juga. Joong Ki tertegun
melihat penampilan Yura. Hanya ada satu kata dalam benak Joong Ki “yoeppo”. Joong Ki memberikan lengannya
pada Yura. Yura pun menyambutnya dan tersenyum pada Joong Ki. Mereka pergi
menuju pesta kelulusan itu. Setibanya di pesta, Joong Ki keluar terlebih dahulu
lalu membukakan pintu mobil untuk Yura dan menyambutnya. Semua mata tertuju
pada mereka. Bagaimana tidak? Pesta kelulusan ini bertemakan pesta topeng.
Mereka sangat penasaran siapakah yeoja yang mendampingi Joong Ki itu.
Pesta
kelulusan pun dimulai. Suasana pesta begitu tenang dengan diiringi musik
instrumental dan para lulusan mulai berdansa dengan pasangan masing-masing.
Joong Ki dan Yura pun berdansa bersama. Yura baru menyadari bahwa Joong Ki
memiliki sisi hangat dibalik sifat playboy
miliknya. Semua itu terlihat dari perlakuan Joong Ki terhadapnya. Meskipun Yura
tahu bahwa yang diinginkan Joong Ki bukanlah dirinya melainkan darahnya. Tanpa
sengaja, Yura melihat sosok In Guk yang sedang menatapnya. Yura menerka arti
dibalik tatapan itu. Tanpa mereka sadari, Dasom memperhatikan mereka dan merasa
kesal. Tiba-tiba tatapan Yura teralihkan pada sosok yeoja di belakang In Guk.
Sosok yeoja yang ada dalam foto yang ditemukannya pada salah satu buku Soo
Hyun.
“
Chankaman!” Ujar Yura sambil melepaskan tangan Joong Ki dari tubuhnya. Yura
terus mengejar sosok yeoja itu. Saat hendak menggapai bahu yeoja itu, sebuah
tangan menghentikan pergerakannya. Ia menatap pemilik tangan itu. Ternyata
pemilik tangan itu adalah Soo Hyun.
“
Rasa ingin tahumu terlalu tinggi.” Ujar Soo Hyun.
“
Siapakah yeoja itu?” Tanya Yura sambil melihat ke sekelilingnya berharap
menemukan sosok yeoja itu, namun nihil. Yeoja itu telah menghilang entah
kemana.
“
Itu bukan urusanmu. Kembalilah ke dalam!” Titah Soo Hyun.
Ingin
rasanya Yura berontak pada perintah Soo Hyun kali ini. Namun, ia tak kuasa. Ia
tak sanggup menatap mata merah Soo Hyun yang mulai menyala. Akhirnya ia kembali
masuk ke pesta dan mulai menikmati hidangan yang ada. Terlihat Joong Ki sedang
berbincang-bincang bersama teman-temannya. Saat mengalihkan pandangannya,
tiba-tiba Yura berada di sebuah ruangan yang seperti kamar tidur. Terlihat In
Guk melepaskan topengnya dan berjalan menuju Yura. “ Kita ada di mana In
Guk-ssi?” Tanya Yura sambil melihat ke sekelilingnya.
Bukannya
menjawab, In Guk malah melepaskan topeng yang melekat pada wajah Yura. Tak
hanya itu, tangan In Guk membelai wajah Yura hingga bibirnya. “ Kita ada di mana?”
Tanya Yura memastikan.
“
Kau tenang saja. Tidak ada yang tahu tempat ini.”
“
Aku ingin kembali ke pesta. Joong Ki-ssi sedang menungguku.”
“
Tidak semudah itu sebelum aku memastikan ini.”
In
Guk langsung menggigit leher Yura tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Yura
merasakan sakit dan perih yang luar biasa. In Guk terus menghisap darahnya
hingga Yura pingsan. Merasa kenyang, In Guk melepaskan gigitannya dan menatap
leher Yura sangat lama. Dan benar saja bekas gigitannya menghilang secara
perlahan-lahan. “ Apa yang dikatakan Soo Hyun ternyata benar. Siapakah dirimu
sebenarnya, Yura-ya?” Gumam In Guk lalu mencium bibir Yura sangat lembut nan
lama.
In
Guk kembali ke pesta untuk menghilangkan kecurigaan Dasom. Saat berpapasan
dengan Joong Ki, In Guk membisikkan sesuatu. “ Pergilah ke lantai 7! Jemputlah
Yura di sana!” Bisik In Guk lalu melanjutkan jalannya kembali.
Sesuai
perintah In Guk, Joong Ki pergi ke lantai 7. Terlihat Yura sedang berbaring di sana.
Tak hanya itu, wajah Yura pun terlihat sangat pucat. Tanpa banyak bicara, Joong
Ki membawa Yura menuju rumah mereka. Dasom yang baru saja keluar dari kamar
mandi, mengernyitkan keningnya saat melihat Joong Ki membawa Yura dengan
tergesa-gesa. Dasom mengikuti mereka dari belakang. Tiba-tiba sebuah cincin terlepas
dari jari manis Yura. Dasom yang melihatnya bergegas mengambil cincin itu.
Dasom terkejut bukan main saat melihat cincin itu. Cincin yang sama dengan klan
mereka. Lebih tepatnya cincin yang digunakan oleh para vampire. Yang membuatnya terkejut adalah ukiran pada cincin itu.
Ukiran cincin yang melambangkan sang ratu penguasa seluruh klan vampire.
“
Apa yang kau lakukan disini, Dasom-ya?” Tanya In Guk tiba-tiba muncul.
Tak
ingin ketahuan oleh In Guk, Dasom bergegas menyembunyikan cincin itu dalam tas
kecil miliknya. “ Geunyang, aku dari kamar mandi. Kajja!” Ajak Dasom sambil
merangkul In Guk.
Setibanya
di rumah, Dasom mengambil cincin milik Yura. Dasom mengamati cincin itu cukup
lama. Rasa penasarannya pun semakin tinggi. Akhirnya Dasom memakai cincin itu.
Cincin itu bereaksi. Jari Dasom berasa terbakar bahkan melepuh. Dasom berusaha
melepaskan cincin itu dari jari tangannya. Namun nihil tak bisa. Dasom
mengucapkan beberapa mantra untuk melepaskannya. Namun, tetap saja cincin itu
masih melekat pada jarinya. “ Andwe! Aku tak bisa meminta bantuan pada
siapapun. Aku harus bisa melepaskannya. Siapa sebenarnya Yura? Mengapa dia
memiliki cincin ini? Dan mengapa jarinya baik-baik saja saat memakainya?” Gumam
Dasom sambil berusaha melepaskan cincin itu. Akhirnya cincin itu terlepas saat
jari tangannya tak bisa digerakkan lagi.
In
Guk yang mencium aroma terbakar pun mencari sumbernya. Ternyata aroma itu
berasal dari kamarnya. In Guk membuka kamarnya dan melihat Dasom sedang duduk
dengan nafas yang terengah-engah. Dasom yang menyadari kehadiran In Guk
bergegas menyembunyikan cincin itu. In Guk terus berjalan mendekati Dasom.
Dasom yang tadinya menatap jari manisnya pun, mengalihkan pandangannya. In Guk
pun menatap jari Dasom dan memegangnya. “ Apa yang kau lakukan? Mengapa kau
melukai dirimu sendiri? Apakah kau menyembunyikan sesuatu dariku?” Tanya In Guk
disela mengobati jari tangan Dasom.
“
Apa pedulimu?”
“
Mengapa kau tidak berteriak? Obat ini sungguh perih. Apakah kau tidak merasakan
sakit?”
Dasom
memperhatikan In Guk yang sedang mengobati jari tangannya. Dasom baru menyadari
bahwa tangannya tidak merasakan sakit apapun. Lebih tepatnya jari tangannya
tidak bisa bergerak sesuai keinginannya lagi. Tak ingin In Guk mengetahui
keadaannya, Dasom memilih diam saja sambil memegang cincin milik Yura yang
disembunyikan di belakang tubuhnya. “Sampai kapan kita tinggal disini?” Tanya
Dasom.
“Sampai
kau menggagalkan semua rencanamu.”
“Aniyo.
Justru aku akan memulai semuanya.”
“Sebenarnya
apa yang kau inginkan? Tak bisakah kita hidup damai?”
“Cintamu.”
Tiba-tiba
In Guk menghentikan pergerakannya, sementara Dasom masih menunggu reaksi In Guk
setelah mengucapkan permintaannya. In Guk mengangkat kepalanya untuk menatap
Dasom dan mengeluarkan smirknya. Dasom pun sudah menduganya. In Guk tak kan
langsung menjawab permintaannya. Setelah selesai mengobati Dasom, In Guk keluar
dari kamar mereka. In Guk merasa heran dengan luka bakar di tangan Dasom. Luka
bakar itu tidak sembuh dengan sendirinya, bahkan kekuatannya pun tak mampu
untuk mengobatinya.
-o0o-
Hari
demi hari telah berlalu. Yura telah terbiasa dengan keluarga Myungsoo yang
bergantian menghisap darahnya. Yura diam-diam memperhatikan Myungsoo selama
ini. Myungsoo mulai jarang menghisap darahnya bahkan terlihat menghindarinya.
Yura pun mengalihkan pandangannya begitu gurunya memperkenalkan murid pindahan.
“Annyeong
haseyo. Joneun Kim Ji Won imnida. Mohon bimbingannya,” ujar Ji Won.
“Syukurlah ternyata dia manusia,”
pikir Yura.
“Bagaimana kau bisa mengetahuinya
bahwa dia manusia? Bagaimana jika dia adalah vampire?” balas Kyuhyun.
“Karena dia tak menunjukkan mata
merahnya ketika melihatku. Jika dia vampire, maka aku harus menghindarinya
karena aku tak sanggup lagi menerima hisapan dari vampire lain,” jawab Yura.
Kyuhyun terkejut bukan main karena Yura mampu
membaca pikirannya bahkan membalasnya. Begitu pun Yura yang sama terkejutnya
sambil menatap Kyuhyun tak percaya. Sementara Myungsoo menyembunyikan rasa
terkejutnya begitu mendengar percakapan melalui pikiran mereka itu. Ji Won tersenyum
saat mendengar pikiran Yura. Sebelum duduk di bangkunya, Ji Won menyempatkan
diri tersenyum pada Yura. “Aku bukanlah manusia. Aku sama dengan mereka yang
duduk di sampingmu,” bisik Ji Won.
Yura hanya bisa menatap Ji Won tak percaya.
Yura mengutuki kebodohan dirinya yang lagi-lagi tak bisa mengendalikan rasa
penasarannya. Tanpa terasa bel pulang pun berbunyi. Yura merasa aneh karena
Myungsoo tak lagi mengekorinya. Tiba-tiba Yura mendengar bunyi klakson. Yura
melihat Kyuhyun membuka jendela mobilnya dan menyuruhnya masuk ke mobil.
Sepanjang perjalanan pulang, Yura hanya menatap jendela. “Apakah kau sungguh
mendengar pikiranku tadi? Bagaimana bisa kau mendengarnya?” tanya Kyuhyun.
“Molla,
geunyang. Aku mendengarnya begitu saja.”
“Jangan
katakan hal ini pada siapa pun jika kau masih ingin hidup. Araseo.”
“Nde.
Sepertinya mengancam manusia adalah hobinya para vampire.”
“Aku
mendengarmu.”
Yura menatap kesal pada Kyuhyun.
Akhir-akhir ini Kyuhyun selalu melarangnya berbuat sesuatu. Bahkan kini Kyuhyun
mengawasinya dengan jarak yang sangat dekat. Berbeda dengan dulu yang selalu
mengawasinya jarak jauh. Tak hanya itu, Jiyeon juga pergi ke luar negeri selama
satu minggu. Kehidupannya kini semakin hampa, baik di rumah maupun sekolahnya. Setibanya
di rumah, Yura bergegas masuk ke kamarnya tanpa mengetahui In Guk yang
mengawasi kedatangan Yura melalui jendela kamarnya. In Guk menyuruh Kyuhyun
untuk mengumpulkan semua anggota keluarganya.
“Apakah
kau telah menyelidiki keluarga Lee, Soo Hyun?” tanya In Guk.
“Mereka
sangat berhati-hati sekali. Aku tak bisa merasakan pergerakkan mereka,” ujar
Soo Hyun.
“Bagaimana
perkembangan Yura kali ini?” tanya In Guk.
“Hari
ini Yura mendengar pikiranku, bahkan membalasnya,” ujar Kyuhyun.
“Mwo?
Siapakah Yura sebenarnya? Dia mampu mengendalikan pikirannya selama ini, luka
pada tubuhnya juga sembuh sendiri, dan sekarang dia mampu mendengar dan berkomunikasi
melalui pikiran. Daebak,” ujar Joong Ki.
“Bagaimana
dengan Haeryung?” tanya In Guk.
“Entahlah.
Aku tak tahu apa yang dipikirkannya. Geunde, dia selalu mengeluarkan smirknya
saat bertemu denganku,” ujar Myungsoo.
“Kau
harus terus mengawasi Haeryung, Myungsoo. Aku tak tahu apa yang akan dilakukan
oleh Dasom dan Haeryung. Dasom menyatakan perang kepadaku secara
terang-terangan. Geunde, apakah ada di antara kalian yang tak bisa menyembuhkan
luka pada diri sendiri?” tanya In Guk.
“Bukankah
para vampire mampu menyembuhkan luka
pada tubuhnya,” ujar Joong Ki.
“Seharusnya
begitu. Geunde, luka bakar pada jari Dasom tidak sembuh dengan sendirinya.
Bahkan aku tak mampu mengobati lukanya,” ujar In Guk.
“Apakah
ini kasus baru? Bagaimana bentuk luka bakar pada jarinya?” tanya Soo Hyun.
“Melingkar
seperti lingkaran cincin,” ujar In Guk.
“Cincin? Apakah Dasom menggunakan
cincin yang bukan miliknya? Apakah Dasom menemukan cincin Yura?” pikir Kyuhyun.
Tanpa Kyuhyun sadari, Myungsoo
menatap Kyuhyun. Myungsoo menerka-nerka cincin yang dimiliki Yura. Myungsoo
menyadari bahwa Kyuhyun mengetahui sesuatu yang tak diketahuinya selama ini.
Saat Myungsoo akan membaca pikiran Kyuhyun, In Guk menyudahi pertemuan mereka.
Mereka pun meninggalkan ruangan satu per satu. Myungsoo memasuki kamar Yura.
Terlihat Yura sudah tertidur dengan pulasnya. Myungsoo duduk di tepi ranjang
sambil mengamati Yura.
“Mengapa
kau ada di sini?” tanya In Guk.”
“Bukan
urusanmu,” ujar Myungsoo.
“Jauhi
Yura untuk sementara ini. Aku tahu kau menganggap Yura sangat spesial. Geunde,
aku tak ingin Haeryung melukai Yura,” titah In Guk.
Myungsoo beranjak dari ranjang tanpa
sepatah kata pun. Sementara In Guk menghampiri Yura. In Guk memperhatikan wajah
Yura. Wajah yang begitu dirindukannya selama ini. Saat membenarkan selimut yang
dipakai oleh Yura, tiba-tiba Yura memegang tangan In Guk. Tak hanya itu, In Guk
pun terkejut saat melihat mata Yura berwarna merah. In Guk yang berusaha melepaskan
tangannya dari Yura malah terjebak dalam halusinasinya. In Guk berada di
kenangan masa kecilnya. In Guk melihat ayahnya menatap sebuah foto. Ibunya yang
mengetahuinya meleparkan foto itu hingga piguranya pecah. Ayahnya yang tak
terima diperlakukan seperti itu pun menampar ibunya. In Guk juga melihat
dirinya ketika masih kecil hanya terdiam sambil menangis tertahan menyaksikan
pertengkaran kedua orang tuanya. Tak hanya itu, In Guk juga melihat seorang
yeoja tersenyum padanya. Yeoja yang begitu sangat cantik dan memperlakukannya
dengan hangat. In Guk yang tersadar akan halusinasinya pun mulai sadar. In Guk
melepaskan tangan Yura. Detik itu juga, Yura memejamkan matanya kembali.
“Siapakah
kau sebenarnya, Yura?” bisik In Guk.
TBC
Bacalah part sebelumnya dengan mengklik link dibawah ini!
PENGUMUMAN !!!
Jika readers memiliki sebuah cerita dan
ingin berbagi dengan readers lainnya, maka readers bisa mengirimkannya ke email
tree_cavela@rocketmail.com ini. Saya akan memposting cerita readers
dalam blog ini. Selamat bergabung! Thank You….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar