[SERIES]
My Memories is You Part 10
Title : [SERIES] My Memories is You
Part 10
Author : Cavela
Length : Series
Genre : Sad
Main
Cast : Cho Kyuhyun and Park Jiyeon
Other Cast : Lee Donghae, Lee Hyukjae aka Eunhyuk, Lee Sungmin, Kim
Ryeowook, Kim Jung Woon aka Yesung, Kim Young Woon aka Kangin, Kim Heechul,
Park Jung Soo aka Leeteuk, Shin Dong Hae aka Shindong, Choi Siwon, Kim Soo
Hyun, Kim Myung Soo aka L , Lee Jae Jin, Jeon Bo Ram aka Boram, Lee Ji Hyun aka
Qri, Park In Jung aka Soyeon, Hamh Eun Jung aka Eunjung, Park Sun Young aka
Hyomin, Kim Taeyeon, Lee Sunkyu, Tifany Hwang, Kwon Yuri, Choi Sooyoung, Im
Yoon Ah aka Yoona, Seo Ju-hyun aka Seohyun, Hyuna
Preview
“ Sepertinya jawaban dari kalian cukup. Geunde, apakah kalian
berencana untuk menjalin hubungan? Ataukah kalian telah memiliki kekasih
masing-masing?” Tanya wartawan itu.
“ Aniyo. Saya tidak memiliki rencana untuk menjadikan
Jiyeon-ssi sebagai nae yeojachingu. Jujur, sebenarnya Jiyeon-ssi bukanlah tipe
yeoja idaman saya.” Kata Jae Jin sambil tertawa sedangkan Jiyeon menatapnya
dengan kesal.
“ Anda benar, Jae Jin-ssi. Bahkan saya juga tidak memiliki
rencana untuk menjadikan anda sebagai nae namjachingu. Jujur, sebenarnya anda
bukanlah tipe namja idaman saya.” Balas Jiyeon tak terima sedangkan Jae Jin dan
para wartawan menanggapinya dengan tertawa.
“ Kalian membuat kami tertawa seperti ini. Araseo. Bagaimana
tipe idaman kalian?” Tanya wartawan itu.
“ Saya menyukai yeoja yang memiliki rambut panjang, pintar
bermain piano dan baik.” Kata Jae Jin.
“ Bukankah itu adalah saya? Saya memiliki rambut panjang,
pintar bermain piano dan baik.” Tanya Jiyeon sambil tersenyum.
“ Aniyo. Yeoja itu bukan anda. Namun, saya masih dalam tahap
pencarian.” Balas Jae Jin sedangkan Jiyeon terlihat cemberut.
“ Lalu bagaimana dengan tipe namja idaman anda, Jiyeon-ssi?”
Tanya wartawan lainnya.
Next
“ Saya menyukai namja yang pintar menyanyi, tinggi, pintar
menari, baik dan harus tampan.” Kata Jiyeon sambil tersenyum.
“ Pemirsa, seperti itulah acara konferensi pers berlangsung.
Dapat disimpulkan bahwa skandal mengenai mereka menjalin hubungan itu adalah sebuah
isu belaka. Mereka hanya berteman bahkan mereka telah menganggap seperti
saudara sendiri. Cukup sekian pemberitahuan dari kami dan terimakasih.” Pamit
Presenter itu.
“ Mereka terlihat cocok sekali. Jiyeon sangat cantik dan Jae
Jin cukup tampan. Aku sangat menyetujuinya bila mereka benar-benar berpacaran
dibandingkan Jiyeon berpacaran denganmu.” Celetuk Eunhyuk yang langsung
mendapat tatapan tajam dari Kyuhyun.
“ Yak, mengapa kau bicara seperti itu? Lihatlah! Aura setan
akan keluar dalam dirinya.” Bisik Donghae pada Eunhyuk sambil melihat Kyuhyun
masih menatap Eunhyuk dengan tajam.
“ Ayolah, Kyu! Aku hanya mengatakan yang sebenarnya sesuai
dengan realitas yang ku lihat.” Bela Eunhyuk.
“ Keluar dari sini, hyung!” Kata Kyuhyun sambil melemparkan
bantal kearah Eunhyuk sedangkan Eunhyuk berlari untuk menghindarinya.
“ Lebih baik kau istirahat sekarang! Jiyeon telah kembali.
Kau tak perlu mencarinya lagi.” Kata Sungmin sambil mengambil bantal yang
dilempar oleh Kyuhyun tadi lalu menyimpannya di ranjang.
Jiyeon POV
Akhirnya acara konferensi pers itu berakhir. Saat ini aku dan
Jae Jin sedang berada di restoran karena sedari tadi kami belum makan sama
sekali. Aku makan dengan lahapnya. Jae Jin hanya menggelengkan kepalanya ketika
melihatku makan seperti itu. Tiba-tiba ponselku berdering. Aku mengabaikannya
karena aku tak ingin ada yang mengangguku ketika sedang makan. Jae Jin
menyuruhku untuk menjawab panggilan itu. Aku pun menjawab panggilan telepon itu
dengan terpaksa.
“ Yeobseo.” Jawabku.
“ Apakah benar ini
adalah Jiyeon-ssi?” Tanyanya.
“ Ah, nde. Nuguseyo?”
Tanyaku.
“ Apakah kau telah
melupakan suaraku, Jiyeon-ssi? Aku adalah Donghae.” Katanya.
“ Jeongmal mianhae.
Saya tidak bermaksud untuk melupakan suara anda.” Sesalku.
“ Kau tidak perlu
bicara seformal itu padaku. Aku meneleponmu karena ingin memberitahumu bahwa
Kyuhyun sedang sakit. Dia berada di Rumah Sakit Myungwoon sekarang.” Jelasnya.
“ MWO? DI RUMAH SAKIT?
Dia sakit apa?” Tanyaku dengan terkejut.
“ Lebih baik kau datang
ke rumah sakit sekarang untuk melihat kondisinya. Annyeong.” Pamitnya sambil
mematikan panggilan teleponnya.
“ Nugu?” Tanya Jae Jin.
“ Donghae oppa. Dia menyuruhku untuk datang ke Rumah Sakit
Myungwoon karena Kyuhyun ada disana. Aku harus kesana sekarang.” Ujarku sambil
memakai mantelku.
“ Chankaman! Aku akan mengantarmu.” Katanya.
“ Aniyo. Aku tidak ingin Kyuhyun salah paham lagi karena aku
pergi bersamamu, oppa. Ku mohon mengertilah, jebal!” Cegahku.
“ Araseo. Aku akan mengantarmu hingga kau benar-benar naik
kedalam taksi.” Katanya.
Ku lihat dia membayar makanan kami. Sedangkan aku menelepon
taksi. Kami keluar dari restoran bersama-sama. Beberapa menit kemudian, taksi
yang ku pesan telah datang. Dia membukakan pintu taksi untukku. Aku masuk ke
dalam sambil tersenyum kearahnya. Dia melambaikan tangannya kearahku sedangkan
aku menanggapinya dengan tersenyum. Aku menyuruh supir untuk melajukan taksinya
menuju Rumah Sakit Myungwoon. Setibanya disana, aku menanyakan pada suster
keberadaan kamar Kyuhyun. Suster itu diam membisu dan terlihat waspada. Aku pun
membuka alat penyamaranku. Setelah melihat wajahku, dia memberitahuku
keberadaan kamarnya.
Saat ini, aku berada tepat didepan pintu kamar inap Kyuhyun.
Aku meraih ganggang pintu lalu membukanya dengan pelan-pelan. Aku
menghampirinya dengan pelan. Ku lihat dia sedang tidur di ranjangnya. Aku duduk
disampingnya sambil melihatnya. Aku menatapnya dengan tatapan rinduku. Aku
memegang tangannya. Aku merasakan tangannya masih hangat seperti dulu. Tanpa
terasa air mataku jatuh begitu saja.
“ Jeongmal mianhae, oppa. Aku telah membuatmu sakit seperti
ini. Mengapa kau pergi dari villa begitu saja? Apakah kau tahu? Aku sangat
mencemaskanmu bahkan mencarimu. Namun, aku tidak menemukanmu. Apakah kau tahu,
oppa? Aku sangat senang ketika kau menatapku seperti pagi tadi. Meskipun aku
tidak bisa memperlihatkan rasa senangku itu dihadapanmu. Apakah kau tidak ingin
menatapku seperti pagi tadi? Aku ingin kau menatapku seperti itu. Aku sangat
senang bisa merawatmu ketika kau sedang sakit. Namun, kau malah pergi ke rumah
sakit sendirian. Seharusnya aku menemanimu, oppa. Neomu bogosipeo oppa. Bukalah
matamu, jebal!” Kataku disela tangisanku sambil memegang tangannya.
“ Apakah kau sudah selesai bicara? Aku tidak bisa tidur
karena mendengar perkataanmu itu?” Tanya Kyuhyun sambil membuka matanya.
“ Oppa.” Kataku sambil melepaskan tangannya.
“ Wae? Mengapa kau melepaskan tanganku? Bukankah kau sangat
merindukanku? Apakah kau tidak ingin memelukku?” Tanyanya sambil berusaha untuk
duduk.
“ Nappeun namja. Mengapa oppa selalu membuatku khawatir? Oppa
tiba-tiba pingsan dalam pelukanku lalu sekarang oppa berada di rumah sakit.
Apakah oppa ingin membuatku terkena serangan jantung?” Tanyaku tak terima sambil
memukul dadanya.
“ Appo. Apakah kau ingin ku laporkan pada polisi karena
menyiksa seorang pasien?” Tanyanya sambil memegang kedua tanganku itu.
“ Waeyo? Aku yakin oppa tidak mungkin melaporkanku pada
polisi.” Balasku.
“ Neomu bogosipeo, Jiyeon-a. Aku senang sekali bisa memelukmu
seperti ini. Apakah kau tahu? Aku selalu menunggumu disana pada hari dan jam
yang sama selama ini. Aku selalu membayangkanmu tepat berada dihadapanku dan
tersenyum padaku saat itu. Namun ketika aku memejamkan lalu membuka mataku kembali,
bayanganmu menghilang begitu saja. Detik itu juga, aku menangis karena terlalu
mengharapkanmu untuk menemuiku disana.” Katanya disela tangisan.
“ Apakah kau menangis lagi, oppa?” Tanyaku sambil melepas
pelukannya untuk melihat wajahnya.
“ Nde, aku menangis karena kau datang dalam pelukanku lagi. Aku
sangat bahagia.” Katanya dengan mata yang berbinar-binar.
“ MWO? Aniyo. Aku datang kesini untuk menjengukmu. Tidak
lebih dari itu.” Elakku.
“ MWO? Bukankah kau datang kemari untuk kembali padaku?”
Tanyanya dengan terkejut.
“ Ani. Geunyang, menjengukmu.” Kataku dengan tegas.
“ Pulanglah! Aku tak ingin melihatmu lagi.” Usirnya.
“ Jeongmalyo? Apakah kau benar-benar menyuruhku untuk pergi?
Geure, aku akan pergi. Percuma saja aku menjengukmu bila akhirnya kau
mengusirku seperti ini. Annyeong.” Pamitku sambil berjalan untuk
meninggalkannya dengan pelan.
“ Aku sangat yakin dia
akan menarik tanganku dalam hitungan ketiga. Hana… Dul… Set.” Pikirku sambil
tersenyum.
Tepat pada hitungan ketiga, dia menarik tanganku hingga aku
berada dalam pelukannya. Senyumku pun terbit pada bibirku ini. Dia memelukku
sangat erat. Beberapa menit kemudian, dia melonggarkan pelukannya. Aku
melihatnya sambil tersenyum. Tangan kanannya berusaha untuk memegang daguku.
Dia menarik daguku dengan perlahan-lahan hingga aku merasakan deru nafasnya
yang menerpa wajahku. Aku mulai memejamkan mataku. Dia menciumku dengan lembut.
Dia hanya menempelkan bibirnya pada bibirku saja. Namun, aku begitu merindukan
ciumannya selama ini hingga ku beranikan untuk melumat bibirnya. Detik itu
juga, aku membuka mataku untuk melihat reaksi darinya. Benar saja dugaanku, dia
membelalakan matanya tak percaya. Aku pun menutup mataku kembali sambil terus
melumatnya. Akhirnya dia membalas ciuman dariku. Aku benar-benar terbuai oleh
ciumannya. Dia menarik leherku untuk memperdalam ciuman kami. Saat aku memegang
wajahnya dengan kedua tanganku, tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka dan
teriakan dari seorang namja.
“ OH MY GOD !!!” Teriaknya sedangkan aku dan Kyuhyun
melepaskan ciuman kami.
“ Hyung, bisakah kau mengetuk pintu sebelum masuk?” Tanya
Kyuhyun tak terima sedangkan aku menundukkan kepalaku karena sangat malu.
“ Ini bukan salahku. Saat kami akan keluar, kau memang
sendirian disini tadi. Geunde, siapa yang memberitahunya bahwa Kyuhyun dirawat
inap disini?” Tanya Eunhyuk.
“ Aku yang memberitahunya.” Ujar Donghae.
“ Pantas saja, dia ada disini. Geunde, apakah kalian tidak
memiliki tempat yang tepat untuk berciuman?” Sindir Eunhyuk.
“ Ani. Bagiku kamar ini adalah tempat yang aman untuk
berciuman.” Balas Kyuhyun.
“ AISH JINJA. NEO…” Belum sempat Eunyuk bicara, Sungmin telah
memotong pembicaraannya.
“ Kita harus keluar, kajja!” Ajak Sungmin sambil menarik
tangan Eunhyuk untuk mengikutinya sedangkan Donghae mengikuti mereka keluar.
“ Oppa, aku sangat malu.” Kataku masih menundukkan kepalaku.
“ Wae? Mengapa kau harus malu? Kau adalah nae yeojachingu.”
Goda Kyuhyun.
“ Mwo? Neo yeojachingu? Bahkan kau belum mengatakan
perasaanmu padaku. Bagaimana bisa aku menjadi neo yeojachingu?” Tanyaku dengan
terkejut.
“ Mwo? Bussunsuriya? Lalu apa maksud dari ciuman tadi?”
Tanyanya tak mengerti.
“ Geunyang, bercanda.” Elakku.
“ Mwo? Neo micheosseo? Kau menganggap ciuman itu adalah bahan
bercandaan. Seharusnya ciuman itu adalah tanda bersatunya kita kembali.”
Katanya tak terima.
“ Aku tidak akan kembali padamu.” Tolakku.
“ Waeyo? Bukankah kau masih mencintaiku?” Tanyanya.
“ Aku tidak akan kembali padamu sekarang. Setelah kau sembuh,
temui aku di tempat kencan kedua kita pada tanggal dan jam yang sama. Aku ingin
kau menyatakan perasaanmu disana. Aku tidak akan menemuimu lagi hingga saat
itu. Annyeong, oppa.” Pamitku sambil mencium keningnya.
Ku lihat dia membelalakan matanya tak percaya setelah
mendengar perkataanku. Aku keluar dari kamar inapnya dengan senyum yang terbit
dibibirku. Aku pulang ke dorm. Setibanya disana, banyak mata yang sedang
menatapku dengan tajam. Dengan rasa tidak bersalah, aku duduk diantara
teman-temanku. Mereka menanyakankan banyak hal padaku. Aku menjawab pertanyaan
mereka satu persatu dari kabarku, tempat persembunyianku, dan skandal mengenai
diriku.
Author POV
Jiyeon sedang memilih gaun santai yang akan dikenakannya. Dia
memilih gaun yang terlihat anggun nan sederhana. Dia merias wajahnya senatural
mungkin. Dia pergi menuju tempat pertemuannya dengan Kyuhyun menggunakan mobilnya.
Dia menyetir mobilnya sambil tersenyum. Sedangkan Kyuhyun berada disebuah
restoran yang telah dipesannya. Dia menyuruh pelayan untuk mempersiapkan
kejutan yang terbaik. Setelah itu, dia pergi ke sebuah taman. Disana banyak
sekali pengunjung hingga dia memakai alat penyamaran sangat tertutup. Dia
berdiri sambil menatap danau didepannya. Tiba-tiba dia merasakan sebuah tangan
yang hangat memeluknya dari belakang.
“ Jiyeon-a, kau sudah datang?” Tanya Kyuhyun.
“ Bagaimana kau tahu bahwa ini adalah aku?” Tanya Jiyeon.
“ Karena yeoja lain yang berada disini mungkin menganggapku
seperti penjahat karena memakai alat penyamaran seperti ini.” Balas Kyuhyun.
“ Kau benar.” Kata Jiyeon lalu Kyuhyun membalikkan tubuhnya.
“ NEO? Mengapa kau tidak memakai alat penyamaranmu? Bagaimana
kalau orang mengenalimu? Apakah kau ingin membuat skandal hubunganmu dengan
namja misterius ini?” Tanya Kyuhyun tak percaya.
“ Kau banyak bicara. Cobalah lihat! Apakah orang-orang yang
melewati kita ini mengenaliku? Mereka berjalan bahkan terkesan mengabaikan
kehadiran kita.” Tanya Jiyeon.
“ Kau benar.” Kata Kyuhyun.
“ Bukalah alat penyamaranmu ini! Aku tidak bisa melihat wajah
tampanmu. Lagipula bila ada skandal mengenai hubungan kita ini maka aku sangat
senang.” Kata Jiyeon sambil membuka alat penyamaran yang dipakai oleh Kyuhyun.
“ Setelah ini, kau ingin pergi kemana?” Tanya Kyuhyun.
“ Aku ingin berkeliling di taman ini bersamamu sambil
bergandengan tangan.” Kata Jiyeon.
“ Araseo. Kajja!” Ajak Kyuhyun sambil memegang tangan Jiyeon.
Mereka menelusuri taman sambil bergandengan tangan. Jiyeon
terlihat manja sekali didepan Kyuhyun. Mereka menikmati pemandangan bahkan foto
bersama. Mereka duduk disalah satu bangku taman. Namun, tiba-tiba ada anak
kecil yang menarik pakaian Kyuhyun.
“ Appa.” Panggil anak kecil itu.
“ Mengapa anak ini memanggilmu, appa? Apakah dia adalah
anakmu?” Tanya Jiyeon sambil menatap Kyuhyun.
“ Itu tidak mungkin. Aku tidak pernah berhubungan dengan
seorang yeoja setelah berpisah denganmu.” Elak Kyuhyun.
“ Apakah benar dia adalah neo appa?” Tanya Jiyeon pada anak
kecil itu.
“ Nde.” Balas anak kecil itu.
“ Yak, kau bukan anakku bahkan aku belum menikah. Bagaimana
bisa aku memiliki seorang anak?” Tanya Kyuhyun tak terima pada anak kecil itu
lalu anak kecil itu menangis.
“ Yak, mengapa kau membuatnya menangis?” Tanya Jiyeon pada
Kyuhyun.
“ Karena aku bukan ayahnya.” Elak Kyuhyun.
“ Ahjumma mempunyai permen lollipop. Apakah kau
menginginkannya? Siapa namamu?” Tanya Jiyeon sambil memberikan lollipop itu.
“ Namaku adalah Manse.” Kata Manse disela mengemut lollipopnya.
“ Geure. Dimana neo omma, Manse-a?” Tanya Jiyeon.
“ Molla. Aku kehilangannya.” Kata Manse tiba-tiba ada seorang
yeoja yang meneriaki nama Manse.
“ Manse-a, bukankah omma sudah bilang padamu untuk menunggu
omma?” Tanya yeoja itu sambil memeluk Manse.
“ Chogio! Apakah kau adalah ibunya?” Tanya Jiyeon.
“ Nde. Aku adalah ibunya.” Kata yeoja itu sedangkan Kyuhyun
dan Jiyeon membelalakan matanya ketika melihat yeoja itu.
“ Hyuna-a, jadi selama ini kau telah memiliki seorang anak?”
Tanya Kyuhyun tak percaya.
“ Kyuhyun-ssi, Jiyeon-ssi. Aku…” Belum sempat Hyuna
melanjutkan bicaranya, Jiyeon telah memotongnya.
“ Aku mengerti. Kau tidak perlu menjelaskannya.” Kata Jiyeon
sambil tersenyum.
“ Dia tetap harus menjelaskannya. Mengapa anakmu memanggilku
ayahnya?” Tanya Kyuhyun tak terima.
“ Jeongmal? Apakah Manse memanggilmu ayahnya?” Tanya Hyuna.
“ Nde. Bahkan dia menarik pakaianku.” Balas Kyuhyun.
“ Jeongmal mianhae. Aku pernah menunjukan fotomu padanya. Aku
mengatakan padanya bahwa kau sangat mirip dengan ayahnya. Geunde, aku tidak
menyangka bahwa dia dapat mengingat wajahmu. Padahal aku menunjukan foto itu
sudah lama sekali.” Jelas Hyuna.
“ Mengapa kau malah menunjukan fotoku? Mengapa kau tidak
menunjukan foto ayahnya? Aku tahu bahwa aku ini sangat tampan. Jadi, tidaklah
heran para yeoja menyimpan fotoku.” Tanya Kyuhyun tak mengerti Sedangkan Jiyeon
mencubit perut Kyuhyun.
“ Appo.” Kata Kyuhyun sambil memegang perutnya sedangkan
Jiyeon tersenyum tanpa rasa bersalah.
“ Aku tidak ingin Manse mengetahui wajah ayahnya karena
ayahnya tidak ingin bertanggungjawab padanya. Ayahnya pernah menyuruhku untuk
menggugurkannya. Namun, aku tetap mempertahankannya. Jeongmal mianhae.
Seharusnya aku tidak menceritakan semua ini pada kalian.” Kata Hyuna.
“ Nan gwenchana. Bukankah aku sudah mengatakannya padamu
bahwa aku telah mengerti?” Tanya Jiyeon.
“ Geunde, apakah kalian berpacaran? Mengapa kalian bisa ada
disini?” Tanya Hyuna.
“ Sebenarnya kami…” Belum sempat Jiyeon melanjutkan
bicaranya, Kyuhyun telah memotongnya.
“ Nde, kami memang berpacaran.” Kata Kyuhyun sambil merangkul
Jiyeon.
“ Mwo? Apakah kau tidak salah memilih namja, Jiyeon-a? Dari
banyaknya skandal mengenai hubunganmu dengan beberapa idol namja, mengapa kau
harus memilihnya? Padahal Kim Soo Hyun sangat tampan. Lee Jae Jin tidak kalah
tampan dengan Kim Soo Hyun.” Tanya Hyuna tak mengerti.
“ Apakah kau sedang membandingkanku dengan namja-namja itu?”
Tanya Kyuhyun tak terima.
“ Nde.” Balas Hyuna.
“ Sudahlah! Sebenarnya bukan aku yang memilih Cho Kyuhyun.
Geunde, hatiku lah yang telah memilihnya.” Kata Jiyeon.
“ Jeongmalyo?” Tanya Kyuhyun dengan tatapan terharunya.
“ Aku paling tidak suka melihat adegan seperti ini. Manse-a,
namja ini bukanlah neo appa. Neo appa lebih tampan daripada namja ini.
Sepertinya kami harus pulang sekarang. Manse-a, ucapkan salam perpisahan.” Kata
Hyuna.
“ Annyeonghi-gyeseyo ahjumma, ahjussi.” Pamit Manse sambil
melambaikan tangannya.
“ Annyeong Jiyeon-a, Kyuhyun-ssi.” Pamit Hyuna.
“ Aku tidak menyangka bahwa Hyuna telah memiliki anak. Namja
yang membuatnya hamil sungguhlah brengsek.” Gumam Jiyeon.
“ Aku mendengarmu, Park Jiyeon. Geunde, apakah kau ingin
membuat anak bersamaku?” Goda Kyuhyun.
“ Jangan pernah berharap!” Tolak Jiyeon dengan tegas.
Tanpa mereka sadari, ada seseorang dibalik pohon yang
memotret mereka sambil tersenyum puas.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar