[SERIES]
My Boyfriend is Psychopath Part 8
Title : My Boyfriend is Psychopath
Part 8
Author : Cavela
Length : Series
Genre : Mistery
Main
Cast : Kim Myung Soo aka L and Kim
Dasom
Other Cast : Woohyun, Hoya, Sungyeol, Sungjong,
Sungkyu, Dongwoo, Jung Yonghwa, Kang Min Hyuk, Lee Jonghyun, Hyorin, Soyou,
Bora, Jung So Min, Yoon
Seung Ah, Kim Hee Seon, Han Hyo Joo, Kim Ha Neul, Im Yoon Ah, Kwon Yuri, Seo Joo Hyun aka
Seohyun, Kim Taeyeon, Choi Sooyoung, Lee Sunkyu aka Sunny, Tiffany Hwang,
Jessica Jung, Luna, Victoria Song, Shin Min Ah, Park Jiyeon, Bae Suzy, Han Ji
Min, Krystal Jung, Choi Sulli
“ Apakah aku perlu membunuhmu agar kau bisa berhenti?”
Tanyaku lalu dia menghentikan ciumannya dan menatap tajam padaku.
“ Apakah kau sanggup untuk membunuh namja yang sangat kau
cintai ini?” Tanyanya kembali.
“ Nde. Jika itu adalah satu-satunya cara untuk menghentikanmu
maka aku akan melakukannya.” Kataku.
“ Geure, lakukanlah! Geunde, setelah membunuhku. Bagaimana kalau aku bukanlah pelaku pembunuhan berantai itu? Apa yang akan kau lakukan? Bukankah kau akan kehilangan diriku dengan tuduhan palsumu itu?” Tanyanya sambil menciumi leherku lagi.
“ Aku akan bunuh diri. Bukankah sangat menyenangkan bila kita
bercinta di surga dibandingkan di dunia ini?” Tanyaku sambil menciumi lehernya
sama seperti yang dia lakukan padaku.
Next
“ Sekarang aku semakin
yakin bahwa dia adalah pelaku pembunuhan berantai itu. Dari caranya berbicara
dan menatapku itu sudah cukup membuktikannya. Setelah ini aku harus mencari
bukti lainnya. Aku harus mengikutinya. Geunde, kali ini tidak boleh ketahuan
olehnya.” Pikirku.
“ Geunde, bagiku lebih menyenangkan bila kita bercinta di
dunia ini. Aish jinja, hentikan semua ini! Mengapa kau berbicara seperti ini
seolah-olah aku adalah pelakunya?” Katanya tak terima sambil melepaskan
ciumannya dan memegang bahuku.
“ Wow daebak. Sempurna sekali. Aktingmu seperti menunjukan
bahwa kau adalah pelaku pembunuhan berantai itu.” Kataku.
“ Geunde, apakah benar kau mencintaiku seperti yang tadi kau
katakan?” Tanyanya.
“ Mengapa kau jadi percaya diri seperti ini? Sekarang aku
bertanya padamu. Apakah kau mencintaiku?” Tanyaku.
“ MWO? Mengapa sekarang aku yang harus menjawabnya? Aku akan
menunjukkannya padamu sekarang.” Katanya sambil mendekatkan wajahnya padaku
namun aku segera menahannya dengan kedua tanganku ini.
“ Aniyo. Ini adalah hasrat dalam dirimu. Ini bukanlah cinta.”
Elakku.
“ Aish jinja, padahal tinggal sedikit lagi. Nde. Saranghae,
Dasom.” Katanya sambil aegyo.
“ Aniyo. Aku tidak percaya padamu.” Elakku.
“ Ottokke? Agar kau percaya padaku.” Tanyanya sambil aegyo.
“ Mari kita menikah!” Kataku sambil tersenyum.
“ MWO? NEO MICHEOSSEO? Kita ini masih muda bahkan kita belum
lulus SMA.” Katanya tak terima.
“ Araseo. Nado, saranghae.” Kataku lalu mencium bibirnya dan
dia membalas ciumanku.
“ Aku harap kau
benar-benar mencintaiku dari lubuk hatimu yang paling dalam. Aku harap ini
bukanlah sebuah alibi yang kau buat untuk menghapuskan semua kecurigaanku
terhadapmu. Saranghae, L .” Pikirku disela ciumanku.
“ Kapan kau akan memberikan tubuhmu ini padaku?” Tanyanya
disela ciuman kami.
“ Jika saatnya sudah tiba, aku pasti akan memberikannya
padamu. Cha, sekarang antarkan aku pulang! Kau terlihat sudah baikkan dari
sebelumnya.” Ajakku.
“ Araseo. Chankaman! Aku mengambil jaketku dulu.” Katanya
sambil berjalan menuju kamarnya.
Aku menunggunya lama sekali di parkiran. Ku lihat dia
menghampiriku dan tersenyum padaku. Akhirnya dia mengantarkanku pulang. Namun
ketika di perjalanan, dia menepikan motornya dan membeli buah-buahan. Aku merasa
merinding ketika melihatnya tersenyum pada yeoja penjual buah-buahan itu. Aku
baru menyadari bahwa yeoja penjual buah-buahan itu adalah yeoja SMA ketika
melihat seragam yang dipakainya. Sebelum dia kembali menghampiriku, dia sempat
mengeluarkan smirknya yang menurutku sangat menyeramkan. Setelah itu, dia
mengantarkanku hingga rumah. Aku terkejut bukan main karena dia masuk ke
rumahku. Aku sempat mengira bahwa dia akan mengantarkanku hingga pagar seperti
biasanya.
“ Ommonim, aku membawakan buah-buah untuk anda.” Kata L .
“ Gomawo. Aku dengar darinya bahwa kau kemarin sakit parah.
Kau sakit apa?” Tanya omma.
“ Aniyo. Aku tidak sakit parah seperti yang anda pikirkan. Dasom
terlalu berlebihan. Aku hanya demam saja.” Elak L .
“ Ah, geure. Duduklah! Sebentar lagi makan malam. Kau harus
makan disini bersama kami, nde! Sebentar lagi abeoji pulang.” Kata omma.
“ Ah, nde.” Kata L lalu dia duduk di ruang makan.
“ Aku pulang. Nuguseyo?” Tanya appa pada L .
“ Annyeonghaseyo, ahjussi. Jeoneun Kim Myung Soo imnida.”
Kata L .
“ Mengapa kau memanggilnya ahjussi? Aku menyuruhmu untuk
memanggilmu ommonim. Seharusnya kau memanggilnya abeoji.” Kata omma sedangkan L
menanggapinya dengan tersenyum.
“ Dia adalah nae namjachingu, appa.” Kataku pada appa.
“ Araseo. Aku telah mendengarnya dari neo omma. Aku tak
menyangka kau mempunyai namjachingu setampan ini. Dimana rumahmu?” Tanya appa
pada L .
“ Ah, nde. Saya tinggal di apartemen.” Kata L sambil
tersenyum.
“ Mengapa kau tidak tinggal bersama orang tuamu? Bukankah kau
masih SMA seperti Dasom?” Tanya appa.
“ Orang tuaku telah meninggal. Mereka meninggal karena
dibunuh.” Kata L sambil berusaha tersenyum sedangkan tangannya mengepal dibawah
meja lalu aku menggenggam tangannya itu dan dia melihat kearahku. aku hanya
tersenyum menanggapinya.
“ Ah, mianhaeyo. Aku turut berduka cita. Kau boleh menganggap
kami seperti orang tuamu sendiri bahkan kami sudah menganggap Yonghwa seperti
anak kami sendiri.” Kata appa sambil tersenyum.
“ Appa, seharusnya appa tidak bicara mengenai Yonghwa. Dia
adalah namja pencemburu. Meskipun aku telah menjelaskan bahwa aku menganggap
Yonghwa sebagai nae oppa.” Kataku.
“ Araseo. Mianhae. Kajja, kita makan!” Ajak appa lalu kami
makan bersama.
Setelah makan, kami berbincang-bincang. Aku merasakan sisi
lain dar L . Dia terlihat sangat bahagia ketika berbicara dengan orang tuaku.
Aku tersenyum ketika melihatnya. Kami bercanda gurau bersama hingga orang tuaku
menyuruhnya untuk pulang karena sudah malam. Aku mengantarkannya hingga luar
pagar.
“ Aku pulang sekarang, nde.” Kata L sambil tersenyum dan
menyalakan motornya.
“ Araseo. Kau harus segera tiba di apartemenmu lalu kau harus
belajar karena besok adalah ujian masuk ke perguruan tinggi!” Kataku.
“ Araseo. Kau sudah memberitahuku tadi. Aku pulang sekarang,
nde.” Katanya sedangkan aku mencium singkat bibirnya dan melambaikan tanganku
padanya lalu dia pergi.
“ Aku harap kau tak
melakukan pembunuhan berantai itu malam ini. Semoga yeoja penjual buah-buahan
itu sudah pulang. Aku sengaja menahanmu di rumahku agar tidak bertemu dengan
yeoja itu. Semoga keberuntungan kali ini berpihak pada yeoja penjual
buah-buahan itu.” Pikirku sambil melihat langit yang begitu gelap lalu aku
masuk ke rumah.
Myung Soo POV
“ Aish jinja, ini sudah
larut malam. Apakah yeoja penjual buah-buahan itu masih ada di sekitar sini?”
Pikirku sambil mengendarai motorku dengan pelan.
Selama setengah jam aku mengelilingi daerah itu, akhirnya aku
menemukan target yang telah ku incar sebelumnya. Aku membunyikan klakson
motorku dan ku lihat dia sedikit terkejut lalu tersenyum padaku.
“ Luna-ssi, apakah kau akan pulang?” Tanyaku.
“ Ah, nde. Apakah kau sudah mengantarkan neo yeojachingu ke
rumahnya? Dia adalah yeoja yang sangat cantik sekali.” Tanya Luna sambil
tersenyum.
“ Ah, gomawo. Aku seperti namja paling beruntung di dunia ini
karena mendapatkan yeojachingu seperti dia. Aku akan mengantarkanmu pulang.
Kajja, kebetulan sekali kita satu arah!” Ajakku.
“ Ah, nde. Gomawo.” Katanya sambil naik ke motorku.
Aku mengantarkannya pulang. Saat perjalanan, aku tak menyangka
bahwa dia tinggal di daerah yang sepi seperti ini bahkan tak ada satu pun CCTV
yang terpasang. Namun, dia memintaku untuk menurunkannya di pertengahan jalan.
“ Aku turun disini saja. Aku tak ingin ahjumma melihatmu. Dia
bisa memukuliku bila melihatku pulang bersama namja.” Katanya sambil turun dari
motorku.
“ Apakah neo ahjumma sangat galak sekali? Apakah kau takut
padanya?” Tanyaku sambil turun dari motorku.
“ Ah, nde. Aku sangat takut padanya. Gomawo karena telah
mengantarkanku. Annyeong.” Katanya sambil tersenyum lalu pergi meninggalkanku.
“ Luna-ssi, chankaman!” Teriakku sambil berlari
menghampirinya dan ku lihat dia menghentikan langkahnya. Pada detik itu juga, aku
menusukan pisauku pada dadanya lebih tepatnya pada jantungnya.
“ Wae? Mengapa kau melakukan ini padaku?” Tanyanya sambil
merintih kesakitan.
“ Aku ingin meringankan bebanmu agar kau tak perlu takut
terhadap neo ahjumma. Geunde. Setelah kau menjadi hantu, kau bisa menakutinya.
Selamat menikmati perjalananmu menuju surga. Annyeong, Luna-ssi.” Kataku sambil
mengambil pisauku lalu pergi dari sana.
Aku kembali ke apartemenku. Seperti biasa, aku membersihkan
semua jejak dan bukti itu. Lalu aku
mandi sambil menyanyi. Setelah selesai, aku melihat jam dinding dan menonton TV
sambil tersenyum puas.
Hot
News
Tanggal 7 April 2014 pukul 05.00 a.m
ditemukan sebuah mayat di jalan sangat sepi. Diduga korban pembunuhan berantai
yang ke-14 ini adalah siswi SMA Sungkyukwan dan seorang yeoja penjual
buah-buahan. Diketahui identitas korban adalah LN. Motif pembunuhan berantai
kali ini sama seperti sebelumnya. Polisi berkomentar bahwa pembunuhan berantai
ini sangat cerdik sekali dan tidak akan membiarkan pembunuhan berantai ini
berlanjut. Polisi meminta kerja sama kepada masyarakat agar tidak terjadi pembunuhan
berantai ke-15, bagi anda yang memiliki anak yeoja yang bersekolah tingkat SMA
berhati-hatilah. Jangan membiarkan anak anda pulang larut malam. Ini demi
keselamatan anak-anak kita. Sekian dan terimakasih.
“
Aku tak menyangka mereka cepat sekali menemukan mayat ini. Padahal aku baru
saja membunuhnya dua jam yang lalu. Aku tak menyangka ternyata korbanku sudah
sebanyak ini. Geunde, aku masih bingung dengan Dasom. Mengapa tadi siang dia bicara
seperti itu? Dia seolah-olah sedang bicara dengan pelaku pembunuhan berantai
itu. Seharusnya aku tak perlu merasa bingung karena memang akulah pelakunya.
Geunde, apakah dia mempunyai bukti yang dia bicarakan tadi? Aku harus mencari
menyelidikinya.” Gumamku sambil melihat berita itu.
Aku
bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Setelah itu, aku pergi menjemput Dasom.
Ku lihat dia sedang menungguku di luar pagarnya. Aku membunyikan klakson
motorku lalu dia melihat kearahku dan tersenyum padaku. Selama perjalanan
menuju sekolah, dia mengabaikanku bahkan tak mengajakku bicara sama sekali.
Akhirnya kami tiba di sekolah, dia turun duluan dari motorku lalu pergi
meninggalkanku begitu saja.
“
Mengapa dia aneh sekali? Dia tidak seperti biasanya. Apakah karena hari ini ada
ujian masuk perguruan tinggi? Ah, sepertinya begitu. Padahal aku mengharapkan
dia membahas mengenai pembunuhan yang ku lakukan tadi malam.” Pikirku sambil
berjalan menuju kelasku.
Akhirnya ujian telah selesai, aku menunggunya di parkiran. Ku
lihat dia bersama chingunya. lalu dia menghampiriku.
“ Apakah kau menungguku?” Tanyanya sambil tersenyum.
“ Nde. Kajja, kita pergi!” Ajakku.
“ Ah, mianhae. Aku akan pergi jalan-jalan bersama nae
chingu.” Tolaknya.
“ Araseo. Jika kau membutuhkanku maka hubungi aku, araseo!”
Kataku.
“ Arra. Kalau begitu, aku pergi sekarang. Annyeong.” Katanya
sambil mengedipkan sebelah matanya lalu menghampiri chingunya lagi.
“ Aish jinja, aku telah
menunggunya disini. Dia malah pergi bersama chingunya. Geunde, dia terlihat
aneh sekali. Dia seperti menghindariku. Ah, lebih baik aku mengikutinya saja.
Siapa tahu aku bisa menemukan bukti yang dia miliki.” Pikirku sambil
mengikutinya dari belakang.
Selama tiga jam aku mengikutinya. Dia sama sekali tak
menunjukan gelagat yang mencurigakan. Dia pergi bersama chingunya ke butik,
café, salon, dan tempat karaoke. Aku sudah tak sanggup lagi mengikutinya.
Akhirnya aku memutuskan untuk berhenti mengikutinya dan mencari target korban
selanjutnya lalu pergi dari sana.
Dasom POV
“ Sepertinya dia sudah
tidak mengikutiku lagi. Ah, aku harus mengikutinya sekarang.” Pikirku sambil
melihat ke sekelilingku.
“ Jeongmal mianhae, chingu. Aku harus pulang sekarang. Omma
mengirim message padaku menyuruhku untuk pulang sekarang.” Kataku.
“ MWO? Bahkan kita belum mulai menyanyi.” Kata Soyou.
“ Mianhae.” Sesalku.
“ Araseo. Pergilah!” Kata Hyorin.
“ Ah, kau memang nae chingu yang paling mengerti diriku.
Annyeong.” Kataku sambil memeluk mereka lalu pergi dari sana.
Aku sengaja pergi ke butik untuk membeli pakaian namja agar
dia tidak mengenaliku. Lalu aku pergi ke toilet dan mengganti pakaianku itu. Setelah
itu, aku mengikutinya. Aku melihat jam tanganku, malam ini telah menunjukan
pukul 08.00 p.m. Aku terus mengikutinya dibelakang. Aku melihatnya berbicara
dengan seorang yeoja. Aku melihat pakaian yang dipakai oleh yeoja itu. Aku baru
menyadari bahwa yeoja itu adalah target korban selanjutnya. Aku terus
mengikutinya dengan hati-hati bahkan memotret mereka dari belakang. Aku berhasil
mendapatkan potret mereka dari samping. Aku tersenyum puas melihat hasil
potretan ini.
Aku sangat terkejut karena L membawa yeoja itu ke tempat yang
sangat sepi sekali. Aku melihat ke sekeliling dan aku baru menyadari bahwa di
daerah ini tidak ada CCTV satu pun. Akhirnya aku mulai merekam mereka dengan
kamera yang ku bawa tadi. Aku terus memperhatikan mereka melalui kameraku itu.
Aku terkejut bukan main ketika melihat mereka berciuman. Tanpa terasa air
mataku jatuh. Aku menahan tangisanku dan tetap merekam mereka. Aku membelalakan
mataku ketika L mengeluarkan pisau dari jaketnya disela ciuman mereka. Lalu dia
menusukan pisau itu tepat pada dada yeoja itu. Aku tak sanggup lagi melihatnya
hingga aku mengakhiri rekaman itu dan bersembunyi.
Setelah memastikan L telah pergi dari sana, aku menelepon
Bora untuk menjemputku di halte bus. Setibanya di rumah Bora, aku menangis
tersedu-sedu. Bora memelukku dan menenangkanku.
“ Wae? Mengapa kau menangis seperti ini?” Tanya Bora.
“ Aku melihat tragedi yang seharusnya tak ku lihat.” Kataku
disela tangisanku.
“ Apakah kau melihat L sedang berselingkuh?” Tanyanya dan itu
sontak mengingatkanku ketika L berciuman dengan yeoja itu.
“ Aniyo.” Elakku.
“ Lalu apa yang kau lihat?” Tanyanya.
“ Aku melihat pelaku pembunuhan berantai itu. Aku melihat dia
menusukan pisau pada korbannya.” Kataku.
“ MWO? Kau harus melaporkannya pada polisi sekarang.”
Katanya.
“ Andwe. Aku tak bisa melakukannya. Aku takut dia akan
mengincarku sebagai target korban selanjutnya. Bahkan kita belum tahu, apakah
pelaku itu melakukannya sendirian atau memiliki partner? Aku takut bila kita melaporkannya pada polisi, partnernya akan membunuhku.” Kataku.
“ Kau benar. Lebih baik kita rahasiakan hal ini. Kajja, kita
harus tidur sekarang! Besok adalah hari kelulusan kita. Apakah kau akan pergi
bersama L ke pulau Jeju?” Tanyanya.
“ Nde, sepertinya begitu. Kajja, kita tidur!” Ajakku.
“ Jeongmal mianhae
karena telah membohongimu. Aku tak sanggup menceritakannya padamu bahwa pelaku
pembunuhan berantai itu adalah L .” Pikirku sambil memejamkan mataku.
Malam telah berganti menjadi pagi. Aku mengemasi semua
barangku. Setelah itu, aku menonton TV untuk melihat berita itu.
Hot
News
Tanggal 8 April 2014 pukul 04.00 a.m
ditemukan sebuah mayat di jalan sangat sepi. Diduga korban pembunuhan berantai
yang ke-15 ini adalah siswi SMA Sunkyukwan. Diketahui identitas korban adalah VS.
Motif pembunuhan berantai kali ini sama seperti sebelumnya. Polisi berkomentar
bahwa pembunuhan berantai ini sangat cerdik sekali dan tidak akan membiarkan
pembunuhan berantai ini berlanjut. Polisi meminta kerja sama kepada masyarakat
agar tidak terjadi pembunuhan berantai ke-16, bagi anda yang memiliki anak
yeoja yang bersekolah tingkat SMA berhati-hatilah. Jangan membiarkan anak anda
pulang larut malam. Ini demi keselamatan anak-anak kita. Sekian dan
terimakasih.
Setelah menyaksikan berita itu, aku menelepon L agar
menjemputku di rumah Bora. 30 menit menunggunya, akhirnya dia datang
menggunakan mobilnya.
“ Mengapa kau membawa mobil? Padahal aku mengharapkan kita
pergi ke pulau Jeju menggunakan motormu itu.” Tanyaku.
“ Yeoja babo. Apakah kau tidak tahu bahwa perjalanan dari
sini menuju pulau Jeju itu jauh sekali?” Kata L sambil mengacak sedikit
rambutku.
“ Ah, kalian romantis sekali.” Puji Bora.
“ Apakah Hyorin belum menjemputmu?” Tanyaku.
“ Sebentar lagi dia akan sampai. Kalian berangkat duluan
saja!” Titah Bora.
“ Araseo. Kalau begitu, kami pergi sekarang. Annyeong.” Kata
L sedangkan aku hanya tersenyum pada Bora.
Aku masih mengingat tragedi malam itu hingga aku tak
sanggup untuk menatapnya. Di sepanjang perjalanan kami saling diam. Namun itu
tak lama hingga dia memulai pembicaraan terlebih dahulu.
“ Bagaimana jalan-jalan kemarin? Apakah sangat menyenangkan?”
Tanya L sambil menyetir.
“ Ah, nde.” Kataku.
“ Wae? Apakah terjadi sesuatu padamu? Mengapa wajahmu
terlihat tak bersemangat sekali hari ini? Padahal hari ini adalah hari
kelulusan kita sekaligus pengumuman universitas mana yang akan menerima kita.”
Tanyanya.
“ Aku sangat senang sekali. Geunde, aku takut bila kita berbeda
universitas. Aku takut kau akan jarang menemuiku.” Kataku.
“ MWO? Jadi kau memikirkan hal itu hingga wajahmu terlihat
jelek sekali seperti ini. Nan gwenchana. Meskipun kita berbeda universitas,
geunde bukankah kita masih bisa bertemu.” Katanya sambil tertawa kecil.
“ Bisakah setelah acara kelulusan ini, kita tidak pulang ke
Seoul dulu? Aku ingin menghabiskan waktuku bersamamu disini.” Tanyaku.
“ Jeongmal? Apakah kau menginginkan kita kencan disini?
Geunde, bagaimana dengan orang tuamu?” Tanyanya.
“ Aku akan mengurusinya sendiri. Lebih baik kau memesan hotel
untuk kita menginap!” Titahku.
“ Araseo. Aku akan melakukan apapun yang kau inginkan
sekarang. Aku sangat senang sekali karena kencan kedua kita di pulau Jeju ini.”
Katanya sambil tersenyum lalu aku melihat dia mengeluarkan smirknya.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar