Kamis, 24 Juli 2014

[SERIES] My Boyfriend is Psychopath Part 8

[SERIES] My Boyfriend is Psychopath Part 8
Title                 : My Boyfriend is Psychopath Part 8
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Mistery
Main Cast        : Kim Myung Soo aka L and Kim Dasom
Other Cast       : Woohyun, Hoya, Sungyeol, Sungjong, Sungkyu, Dongwoo, Jung Yonghwa, Kang Min Hyuk, Lee Jonghyun, Hyorin, Soyou, Bora, Jung So Min, Yoon Seung Ah, Kim Hee Seon, Han Hyo Joo, Kim Ha Neul, Im Yoon Ah, Kwon Yuri, Seo Joo Hyun aka Seohyun, Kim Taeyeon, Choi Sooyoung, Lee Sunkyu aka Sunny, Tiffany Hwang, Jessica Jung, Luna, Victoria Song, Shin Min Ah, Park Jiyeon, Bae Suzy, Han Ji Min, Krystal Jung, Choi Sulli


Part 1   Part 2   Part 3   Part 4   Part 5   Part 6   Part 7

Preview

“ Apakah aku perlu membunuhmu agar kau bisa berhenti?” Tanyaku lalu dia menghentikan ciumannya dan menatap tajam padaku.
“ Apakah kau sanggup untuk membunuh namja yang sangat kau cintai ini?” Tanyanya kembali.
“ Nde. Jika itu adalah satu-satunya cara untuk menghentikanmu maka aku akan melakukannya.” Kataku.

“ Geure, lakukanlah! Geunde, setelah membunuhku. Bagaimana kalau aku bukanlah pelaku pembunuhan berantai itu? Apa yang akan kau lakukan? Bukankah kau akan kehilangan diriku dengan tuduhan palsumu itu?” Tanyanya sambil menciumi leherku lagi.
“ Aku akan bunuh diri. Bukankah sangat menyenangkan bila kita bercinta di surga dibandingkan di dunia ini?” Tanyaku sambil menciumi lehernya sama seperti yang dia lakukan padaku.

Next

“ Sekarang aku semakin yakin bahwa dia adalah pelaku pembunuhan berantai itu. Dari caranya berbicara dan menatapku itu sudah cukup membuktikannya. Setelah ini aku harus mencari bukti lainnya. Aku harus mengikutinya. Geunde, kali ini tidak boleh ketahuan olehnya.” Pikirku.

“ Geunde, bagiku lebih menyenangkan bila kita bercinta di dunia ini. Aish jinja, hentikan semua ini! Mengapa kau berbicara seperti ini seolah-olah aku adalah pelakunya?” Katanya tak terima sambil melepaskan ciumannya dan memegang bahuku.
“ Wow daebak. Sempurna sekali. Aktingmu seperti menunjukan bahwa kau adalah pelaku pembunuhan berantai itu.” Kataku.
“ Geunde, apakah benar kau mencintaiku seperti yang tadi kau katakan?” Tanyanya.
“ Mengapa kau jadi percaya diri seperti ini? Sekarang aku bertanya padamu. Apakah kau mencintaiku?” Tanyaku.
“ MWO? Mengapa sekarang aku yang harus menjawabnya? Aku akan menunjukkannya padamu sekarang.” Katanya sambil mendekatkan wajahnya padaku namun aku segera menahannya dengan kedua tanganku ini.
“ Aniyo. Ini adalah hasrat dalam dirimu. Ini bukanlah cinta.” Elakku.
“ Aish jinja, padahal tinggal sedikit lagi. Nde. Saranghae, Dasom.” Katanya sambil aegyo.
“ Aniyo. Aku tidak percaya padamu.” Elakku.
“ Ottokke? Agar kau percaya padaku.” Tanyanya sambil aegyo.
“ Mari kita menikah!” Kataku sambil tersenyum.
“ MWO? NEO MICHEOSSEO? Kita ini masih muda bahkan kita belum lulus SMA.” Katanya tak terima.
“ Araseo. Nado, saranghae.” Kataku lalu mencium bibirnya dan dia membalas ciumanku.

“ Aku harap kau benar-benar mencintaiku dari lubuk hatimu yang paling dalam. Aku harap ini bukanlah sebuah alibi yang kau buat untuk menghapuskan semua kecurigaanku terhadapmu. Saranghae, L .” Pikirku disela ciumanku.

“ Kapan kau akan memberikan tubuhmu ini padaku?” Tanyanya disela ciuman kami.
“ Jika saatnya sudah tiba, aku pasti akan memberikannya padamu. Cha, sekarang antarkan aku pulang! Kau terlihat sudah baikkan dari sebelumnya.” Ajakku.
“ Araseo. Chankaman! Aku mengambil jaketku dulu.” Katanya sambil berjalan menuju kamarnya.

Aku menunggunya lama sekali di parkiran. Ku lihat dia menghampiriku dan tersenyum padaku. Akhirnya dia mengantarkanku pulang. Namun ketika di perjalanan, dia menepikan motornya dan membeli buah-buahan. Aku merasa merinding ketika melihatnya tersenyum pada yeoja penjual buah-buahan itu. Aku baru menyadari bahwa yeoja penjual buah-buahan itu adalah yeoja SMA ketika melihat seragam yang dipakainya. Sebelum dia kembali menghampiriku, dia sempat mengeluarkan smirknya yang menurutku sangat menyeramkan. Setelah itu, dia mengantarkanku hingga rumah. Aku terkejut bukan main karena dia masuk ke rumahku. Aku sempat mengira bahwa dia akan mengantarkanku hingga pagar seperti biasanya.
“ Ommonim, aku membawakan buah-buah untuk anda.” Kata L .
“ Gomawo. Aku dengar darinya bahwa kau kemarin sakit parah. Kau sakit apa?” Tanya omma.
“ Aniyo. Aku tidak sakit parah seperti yang anda pikirkan. Dasom terlalu berlebihan. Aku hanya demam saja.” Elak L .
“ Ah, geure. Duduklah! Sebentar lagi makan malam. Kau harus makan disini bersama kami, nde! Sebentar lagi abeoji pulang.” Kata omma.
“ Ah, nde.” Kata L lalu dia duduk di ruang makan.
“ Aku pulang. Nuguseyo?” Tanya appa pada L .
“ Annyeonghaseyo, ahjussi. Jeoneun Kim Myung Soo imnida.” Kata L .
“ Mengapa kau memanggilnya ahjussi? Aku menyuruhmu untuk memanggilmu ommonim. Seharusnya kau memanggilnya abeoji.” Kata omma sedangkan L menanggapinya dengan tersenyum.
“ Dia adalah nae namjachingu, appa.” Kataku pada appa.
“ Araseo. Aku telah mendengarnya dari neo omma. Aku tak menyangka kau mempunyai namjachingu setampan ini. Dimana rumahmu?” Tanya appa pada L .
“ Ah, nde. Saya tinggal di apartemen.” Kata L sambil tersenyum.
“ Mengapa kau tidak tinggal bersama orang tuamu? Bukankah kau masih SMA seperti Dasom?” Tanya appa.
“ Orang tuaku telah meninggal. Mereka meninggal karena dibunuh.” Kata L sambil berusaha tersenyum sedangkan tangannya mengepal dibawah meja lalu aku menggenggam tangannya itu dan dia melihat kearahku. aku hanya tersenyum menanggapinya.
“ Ah, mianhaeyo. Aku turut berduka cita. Kau boleh menganggap kami seperti orang tuamu sendiri bahkan kami sudah menganggap Yonghwa seperti anak kami sendiri.” Kata appa sambil tersenyum.
“ Appa, seharusnya appa tidak bicara mengenai Yonghwa. Dia adalah namja pencemburu. Meskipun aku telah menjelaskan bahwa aku menganggap Yonghwa sebagai nae oppa.” Kataku.
“ Araseo. Mianhae. Kajja, kita makan!” Ajak appa lalu kami makan bersama.

Setelah makan, kami berbincang-bincang. Aku merasakan sisi lain dar L . Dia terlihat sangat bahagia ketika berbicara dengan orang tuaku. Aku tersenyum ketika melihatnya. Kami bercanda gurau bersama hingga orang tuaku menyuruhnya untuk pulang karena sudah malam. Aku mengantarkannya hingga luar pagar.
“ Aku pulang sekarang, nde.” Kata L sambil tersenyum dan menyalakan motornya.
“ Araseo. Kau harus segera tiba di apartemenmu lalu kau harus belajar karena besok adalah ujian masuk ke perguruan tinggi!” Kataku.
“ Araseo. Kau sudah memberitahuku tadi. Aku pulang sekarang, nde.” Katanya sedangkan aku mencium singkat bibirnya dan melambaikan tanganku padanya lalu dia pergi.

“ Aku harap kau tak melakukan pembunuhan berantai itu malam ini. Semoga yeoja penjual buah-buahan itu sudah pulang. Aku sengaja menahanmu di rumahku agar tidak bertemu dengan yeoja itu. Semoga keberuntungan kali ini berpihak pada yeoja penjual buah-buahan itu.” Pikirku sambil melihat langit yang begitu gelap lalu aku masuk ke rumah.

Myung Soo POV

“ Aish jinja, ini sudah larut malam. Apakah yeoja penjual buah-buahan itu masih ada di sekitar sini?” Pikirku sambil mengendarai motorku dengan pelan.

Selama setengah jam aku mengelilingi daerah itu, akhirnya aku menemukan target yang telah ku incar sebelumnya. Aku membunyikan klakson motorku dan ku lihat dia sedikit terkejut lalu tersenyum padaku.
“ Luna-ssi, apakah kau akan pulang?” Tanyaku.
“ Ah, nde. Apakah kau sudah mengantarkan neo yeojachingu ke rumahnya? Dia adalah yeoja yang sangat cantik sekali.” Tanya Luna sambil tersenyum.
“ Ah, gomawo. Aku seperti namja paling beruntung di dunia ini karena mendapatkan yeojachingu seperti dia. Aku akan mengantarkanmu pulang. Kajja, kebetulan sekali kita satu arah!” Ajakku.
“ Ah, nde. Gomawo.” Katanya sambil naik ke motorku.

Aku mengantarkannya pulang. Saat perjalanan, aku tak menyangka bahwa dia tinggal di daerah yang sepi seperti ini bahkan tak ada satu pun CCTV yang terpasang. Namun, dia memintaku untuk menurunkannya di pertengahan jalan.
“ Aku turun disini saja. Aku tak ingin ahjumma melihatmu. Dia bisa memukuliku bila melihatku pulang bersama namja.” Katanya sambil turun dari motorku.
“ Apakah neo ahjumma sangat galak sekali? Apakah kau takut padanya?” Tanyaku sambil turun dari motorku.
“ Ah, nde. Aku sangat takut padanya. Gomawo karena telah mengantarkanku. Annyeong.” Katanya sambil tersenyum lalu pergi meninggalkanku.
“ Luna-ssi, chankaman!” Teriakku sambil berlari menghampirinya dan ku lihat dia menghentikan langkahnya. Pada detik itu juga, aku menusukan pisauku pada dadanya lebih tepatnya pada jantungnya.
“ Wae? Mengapa kau melakukan ini padaku?” Tanyanya sambil merintih kesakitan.
“ Aku ingin meringankan bebanmu agar kau tak perlu takut terhadap neo ahjumma. Geunde. Setelah kau menjadi hantu, kau bisa menakutinya. Selamat menikmati perjalananmu menuju surga. Annyeong, Luna-ssi.” Kataku sambil mengambil pisauku lalu pergi dari sana.

Aku kembali ke apartemenku. Seperti biasa, aku membersihkan semua jejak dan bukti itu. Lalu  aku mandi sambil menyanyi. Setelah selesai, aku melihat jam dinding dan menonton TV sambil tersenyum puas.

Hot News

Tanggal 7 April 2014 pukul 05.00 a.m ditemukan sebuah mayat di jalan sangat sepi. Diduga korban pembunuhan berantai yang ke-14 ini adalah siswi SMA Sungkyukwan dan seorang yeoja penjual buah-buahan. Diketahui identitas korban adalah LN. Motif pembunuhan berantai kali ini sama seperti sebelumnya. Polisi berkomentar bahwa pembunuhan berantai ini sangat cerdik sekali dan tidak akan membiarkan pembunuhan berantai ini berlanjut. Polisi meminta kerja sama kepada masyarakat agar tidak terjadi pembunuhan berantai ke-15, bagi anda yang memiliki anak yeoja yang bersekolah tingkat SMA berhati-hatilah. Jangan membiarkan anak anda pulang larut malam. Ini demi keselamatan anak-anak kita. Sekian dan terimakasih.

“ Aku tak menyangka mereka cepat sekali menemukan mayat ini. Padahal aku baru saja membunuhnya dua jam yang lalu. Aku tak menyangka ternyata korbanku sudah sebanyak ini. Geunde, aku masih bingung dengan Dasom. Mengapa tadi siang dia bicara seperti itu? Dia seolah-olah sedang bicara dengan pelaku pembunuhan berantai itu. Seharusnya aku tak perlu merasa bingung karena memang akulah pelakunya. Geunde, apakah dia mempunyai bukti yang dia bicarakan tadi? Aku harus mencari menyelidikinya.” Gumamku sambil melihat berita itu.

Aku bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Setelah itu, aku pergi menjemput Dasom. Ku lihat dia sedang menungguku di luar pagarnya. Aku membunyikan klakson motorku lalu dia melihat kearahku dan tersenyum padaku. Selama perjalanan menuju sekolah, dia mengabaikanku bahkan tak mengajakku bicara sama sekali. Akhirnya kami tiba di sekolah, dia turun duluan dari motorku lalu pergi meninggalkanku begitu saja.
“ Mengapa dia aneh sekali? Dia tidak seperti biasanya. Apakah karena hari ini ada ujian masuk perguruan tinggi? Ah, sepertinya begitu. Padahal aku mengharapkan dia membahas mengenai pembunuhan yang ku lakukan tadi malam.” Pikirku sambil berjalan menuju kelasku.

Akhirnya ujian telah selesai, aku menunggunya di parkiran. Ku lihat dia bersama chingunya. lalu dia menghampiriku.
“ Apakah kau menungguku?” Tanyanya sambil tersenyum.
“ Nde. Kajja, kita pergi!” Ajakku.
“ Ah, mianhae. Aku akan pergi jalan-jalan bersama nae chingu.” Tolaknya.
“ Araseo. Jika kau membutuhkanku maka hubungi aku, araseo!” Kataku.
“ Arra. Kalau begitu, aku pergi sekarang. Annyeong.” Katanya sambil mengedipkan sebelah matanya lalu menghampiri chingunya lagi.

“ Aish jinja, aku telah menunggunya disini. Dia malah pergi bersama chingunya. Geunde, dia terlihat aneh sekali. Dia seperti menghindariku. Ah, lebih baik aku mengikutinya saja. Siapa tahu aku bisa menemukan bukti yang dia miliki.” Pikirku sambil mengikutinya dari belakang.

Selama tiga jam aku mengikutinya. Dia sama sekali tak menunjukan gelagat yang mencurigakan. Dia pergi bersama chingunya ke butik, café, salon, dan tempat karaoke. Aku sudah tak sanggup lagi mengikutinya. Akhirnya aku memutuskan untuk berhenti mengikutinya dan mencari target korban selanjutnya lalu pergi dari sana.

Dasom POV

“ Sepertinya dia sudah tidak mengikutiku lagi. Ah, aku harus mengikutinya sekarang.” Pikirku sambil melihat ke sekelilingku.

“ Jeongmal mianhae, chingu. Aku harus pulang sekarang. Omma mengirim message padaku menyuruhku untuk pulang sekarang.” Kataku.
“ MWO? Bahkan kita belum mulai menyanyi.” Kata Soyou.
“ Mianhae.” Sesalku.
“ Araseo. Pergilah!” Kata Hyorin.
“ Ah, kau memang nae chingu yang paling mengerti diriku. Annyeong.” Kataku sambil memeluk mereka lalu pergi dari sana.

Aku sengaja pergi ke butik untuk membeli pakaian namja agar dia tidak mengenaliku. Lalu aku pergi ke toilet dan mengganti pakaianku itu. Setelah itu, aku mengikutinya. Aku melihat jam tanganku, malam ini telah menunjukan pukul 08.00 p.m. Aku terus mengikutinya dibelakang. Aku melihatnya berbicara dengan seorang yeoja. Aku melihat pakaian yang dipakai oleh yeoja itu. Aku baru menyadari bahwa yeoja itu adalah target korban selanjutnya. Aku terus mengikutinya dengan hati-hati bahkan memotret mereka dari belakang. Aku berhasil mendapatkan potret mereka dari samping. Aku tersenyum puas melihat hasil potretan ini.

Aku sangat terkejut karena L membawa yeoja itu ke tempat yang sangat sepi sekali. Aku melihat ke sekeliling dan aku baru menyadari bahwa di daerah ini tidak ada CCTV satu pun. Akhirnya aku mulai merekam mereka dengan kamera yang ku bawa tadi. Aku terus memperhatikan mereka melalui kameraku itu. Aku terkejut bukan main ketika melihat mereka berciuman. Tanpa terasa air mataku jatuh. Aku menahan tangisanku dan tetap merekam mereka. Aku membelalakan mataku ketika L mengeluarkan pisau dari jaketnya disela ciuman mereka. Lalu dia menusukan pisau itu tepat pada dada yeoja itu. Aku tak sanggup lagi melihatnya hingga aku mengakhiri rekaman itu dan bersembunyi.

Setelah memastikan L telah pergi dari sana, aku menelepon Bora untuk menjemputku di halte bus. Setibanya di rumah Bora, aku menangis tersedu-sedu. Bora memelukku dan menenangkanku.
“ Wae? Mengapa kau menangis seperti ini?” Tanya Bora.
“ Aku melihat tragedi yang seharusnya tak ku lihat.” Kataku disela tangisanku.
“ Apakah kau melihat L sedang berselingkuh?” Tanyanya dan itu sontak mengingatkanku ketika L berciuman dengan yeoja itu.
“ Aniyo.” Elakku.
“ Lalu apa yang kau lihat?” Tanyanya.
“ Aku melihat pelaku pembunuhan berantai itu. Aku melihat dia menusukan pisau pada korbannya.” Kataku.
“ MWO? Kau harus melaporkannya pada polisi sekarang.” Katanya.
“ Andwe. Aku tak bisa melakukannya. Aku takut dia akan mengincarku sebagai target korban selanjutnya. Bahkan kita belum tahu, apakah pelaku itu melakukannya sendirian atau memiliki partner? Aku takut bila kita melaporkannya pada polisi, partnernya akan membunuhku.” Kataku.
“ Kau benar. Lebih baik kita rahasiakan hal ini. Kajja, kita harus tidur sekarang! Besok adalah hari kelulusan kita. Apakah kau akan pergi bersama L ke pulau Jeju?” Tanyanya.
“ Nde, sepertinya begitu. Kajja, kita tidur!” Ajakku.

“ Jeongmal mianhae karena telah membohongimu. Aku tak sanggup menceritakannya padamu bahwa pelaku pembunuhan berantai itu adalah L .” Pikirku sambil memejamkan mataku.

Malam telah berganti menjadi pagi. Aku mengemasi semua barangku. Setelah itu, aku menonton TV untuk melihat berita itu.

Hot News

Tanggal 8 April 2014 pukul 04.00 a.m ditemukan sebuah mayat di jalan sangat sepi. Diduga korban pembunuhan berantai yang ke-15 ini adalah siswi SMA Sunkyukwan. Diketahui identitas korban adalah VS. Motif pembunuhan berantai kali ini sama seperti sebelumnya. Polisi berkomentar bahwa pembunuhan berantai ini sangat cerdik sekali dan tidak akan membiarkan pembunuhan berantai ini berlanjut. Polisi meminta kerja sama kepada masyarakat agar tidak terjadi pembunuhan berantai ke-16, bagi anda yang memiliki anak yeoja yang bersekolah tingkat SMA berhati-hatilah. Jangan membiarkan anak anda pulang larut malam. Ini demi keselamatan anak-anak kita. Sekian dan terimakasih.

Setelah menyaksikan berita itu, aku menelepon L agar menjemputku di rumah Bora. 30 menit menunggunya, akhirnya dia datang menggunakan mobilnya.
“ Mengapa kau membawa mobil? Padahal aku mengharapkan kita pergi ke pulau Jeju menggunakan motormu itu.” Tanyaku.
“ Yeoja babo. Apakah kau tidak tahu bahwa perjalanan dari sini menuju pulau Jeju itu jauh sekali?” Kata L sambil mengacak sedikit rambutku.
“ Ah, kalian romantis sekali.” Puji Bora.
“ Apakah Hyorin belum menjemputmu?” Tanyaku.
“ Sebentar lagi dia akan sampai. Kalian berangkat duluan saja!” Titah Bora.
“ Araseo. Kalau begitu, kami pergi sekarang. Annyeong.” Kata L sedangkan aku hanya tersenyum pada Bora.

Aku masih mengingat tragedi malam itu hingga aku tak sanggup untuk menatapnya. Di sepanjang perjalanan kami saling diam. Namun itu tak lama hingga dia memulai pembicaraan terlebih dahulu.
“ Bagaimana jalan-jalan kemarin? Apakah sangat menyenangkan?” Tanya L sambil menyetir.
“ Ah, nde.” Kataku.
“ Wae? Apakah terjadi sesuatu padamu? Mengapa wajahmu terlihat tak bersemangat sekali hari ini? Padahal hari ini adalah hari kelulusan kita sekaligus pengumuman universitas mana yang akan menerima kita.” Tanyanya.
“ Aku sangat senang sekali. Geunde, aku takut bila kita berbeda universitas. Aku takut kau akan jarang menemuiku.” Kataku.
“ MWO? Jadi kau memikirkan hal itu hingga wajahmu terlihat jelek sekali seperti ini. Nan gwenchana. Meskipun kita berbeda universitas, geunde bukankah kita masih bisa bertemu.” Katanya sambil tertawa kecil.
“ Bisakah setelah acara kelulusan ini, kita tidak pulang ke Seoul dulu? Aku ingin menghabiskan waktuku bersamamu disini.” Tanyaku.
“ Jeongmal? Apakah kau menginginkan kita kencan disini? Geunde, bagaimana dengan orang tuamu?” Tanyanya.
“ Aku akan mengurusinya sendiri. Lebih baik kau memesan hotel untuk kita menginap!” Titahku.
“ Araseo. Aku akan melakukan apapun yang kau inginkan sekarang. Aku sangat senang sekali karena kencan kedua kita di pulau Jeju ini.” Katanya sambil tersenyum lalu aku melihat dia mengeluarkan smirknya.




TBC

Tidak ada komentar: