Selasa, 29 Desember 2015

[SERIES] Love Light Part 9

[SERIES] Love Light Part 9
Title                 : Love Light Part 9
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Romance, School Life, and Married Life
Main Cast        : Kim Myungsoo and Na Hae Ryeong aka Haeryung
Other Cast       : Lee Jonghyun, Jung Yonghwa, Kang Minhyuk, Nam Woohyun, Lee Sungyeol, Park Jiyeon, Kim Ji Won, Krystal Jung, Kim Soo Hyun aka Na Soo Hyun, Lee Ji-eun aka IU, Kim Sunggyu, Park Seo Joon


Preview

Sepanjang jalan, Myungsoo menggerutu tentang sikap Soo Hyun yang tidak sopan padanya. Dari Soo Hyun tidak pernah bicara formal padanya, tidak pernah menyapanya, bahkan datang dan pergi tanpa ijin darinya. Haeryung mendengarkan keluh-kesah Myungsoo padanya. Tak lupa Haeryung tertawa mendengar prilaku anaknya itu pada ayah kandungnya. Tiba-tiba Haeryung menghentikan langkahnya. Myungsoo pun ikut berhenti.
“ Wae?”
“ Myungsoo-ya, sebenarnya Soo Hyun…”
“ Omma.”

Belum sempat Haeryung melanjutkan perkataannya, terdengar suara Soo Hyun memanggilnya. Haeryung dan Myungsoo menoleh ke arah Soo Hyun. Betapa terkejutnya Haeryung dan Myungsoo melihat seorang namja disamping Soo Hyun. Namja itu tersenyum bahkan menyapa Haeryung dan Myungsoo. Sedangkan Soo Hyun terlihat bahagia bahkan tak henti-hentinya tersenyum.

Next

“ Annyeonghaseyo Myungsoo-ssi, Haeryung-ya.” Sapa namja itu yang tak lain adalah Jonghyun.
“ Appa datang untuk menjemput kita, omma.” Ujar Soo Hyun antusias.
“ Bagaimana kau bisa kemari?” Tanya Haeryung pada Jonghyun.

Myungsoo melepaskan tangannya yang sedari tadi menggenggam tangan Haeryung. Hal itu sontak membuat Haeryung menatap Myungsoo. Myungsoo pergi begitu saja meninggalkan Haeryung, Soo Hyun, dan Jonghyun. Haeryung menatap sedih kepergian Myungsoo, Soo Hyun terlihat biasa saja, sedangkan Jonghyun tersenyum penuh kemenangan. Haeryung hendak mengejar Myungsoo. Namun, Soo Hyun menahannya.
“ Oedigga omma? Appa ada disini. Apakah omma tak ingin bicara dengan appa?” Tanya Soo Hyun sambil memegang tangan Haeryung.
“ Kau benar, Soo Hyun-ya. Bisakah kau meninggalkan kami berdua?” Tanya Haeryung pada Soo Hyun.
“ Geure.” Ujar Soo Hyun lalu pergi meninggalkan Haeryung dengan Jonghyun.
“ Mengapa kau bisa disini?” Tanya Haeryung.
“ Bukankah jawabannya sudah jelas? Aku ingin menjemput istriku dan anakku.” Ujar Jonghyun.
“ Apa yang kau katakan pada Soo Hyun?” Tanya Haeryung.
“ Geunyang, aku bilang padanya aku adalah suamimu dan ingin menjemputmu. Tiba-tiba dia memelukku dan memanggilku appa. Aku bisa menyimpulkan bahwa dia adalah anakmu.” Ujar Jonghyun.
“ Dia memang anakku, geunde bukan anakmu. Pergilah! Aku tak ingin melihatmu.” Usir Haeryung.

Haeryung pergi dengan tertatih-tatih. Jonghyun yang menyadarinya memegang tangan Haeryung. Tatapan kebencian terpancar pada sorot mata Haeryung. “ Apakah kau tak melihat betapa bahagianya Soo Hyun saat menyangka aku adalah ayahnya? Bahkan aku masih bisa merasakan eratnya pelukannya. Kau masih menjadi istriku yang sah, Haeryung-ya. Aku berjanji padamu akan menjadi ayah yang baik untuk Soo Hyun. Aku akan menyayanginya seperti anak kandungku sendiri.” Jelas Jonghyun, sedangkan Haeryung terlihat sedang berpikir.

Sewaktu Soo Hyun masih kecil sering kali Haeryung melihatnya menangis. Soo Hyun menangis karena diperolok-olokan oleh teman-temannya. Soo Hyun adalah anak haram. Seperti itulah kata yang membuat Soo Hyun menangis. Akibatnya Haeryung selalu mendapatkan perkataan kasar dari Soo Hyun. Mulai dari menghina Haeryung dengan sebutan yeoja penggoda, yeoja tak tahu malu, yeoja perusak rumah tangga orang lain. Haeryung tak pernah memarahi Soo Hyun saat itu. Yang dilakukan Haeryung  hanya menangis. Haeryung merasa bersalah pada Soo Hyun. Seringkali Soo Hyun menanyakan siapa ayah kandungnya, namun Haeryung tak pernah memberitahunya. Saat usia 17 tahun, Soo Hyun mulai berubah. Soo Hyun bersikap baik dan lembut pada Haeryung. Bahkan selalu melindungi Haeryung dari namja yang ingin mendekatinya. Haeryung merasa tersentuh dengan perubahan sikap anaknya itu. Namun hingga sekarang ini, Haeryung masih tak mengetahui alasan perubahan sikap anaknya itu.
“ Geure. Aku akan memberikan kesempatan terakhir untukmu. Aku melakukan semua ini bukan karenamu. Geunde Soo Hyun.” Tegas Haeryung.
“ Apakah kau masih mencintainya?” Tanya Jonghyun.
“ Menurutmu?” Tanya Haeryung sambil mengeluarkan smirknya.

Jonghyun tersenyum miris menanggapinya. Haeryung melanjutkan langkahnya kembali. Sedangkan Jonghyun mengikuti Haeryung. Setibanya di rumah kediaman keluarga Na, Nyonya Na begitu terkejut melihat Jonghyun berdiri disamping Haeryung. Nyonya Na meminta penjelasan pada Haeryung melalui kode matanya. Namun, Haeryung mengabaikannya.
“ Kemasi semua barangmu, Soo Hyun-ya! Kita akan kembali ke Seoul sekarang.” Ujar Haeryung.
“ Apakah kita ke Seoul bersama appa?” Tanya Soo Hyun antusias.
“ Nde. Apakah kau senang?” Tanya Jonghyun, sedangkan Soo Hyun menganggukan kepalanya.

Soo Hyun bergegas pergi ke kamarnya untuk mengemasi semua barangnya. Jonghyun menyapa Nyonya Na. Namun, Nyonya Na mengabaikannya lalu pergi begitu saja meninggalkan Haeryung dengan Jonghyun. Jonghyun merasa Nyonya Na masih membencinya. Jonghyun tak mempedulikan masalah itu. Yang terpenting bagi Jonghyun adalah Haeryung kembali dalam pelukannya lagi. Soo Hyun kembali sambil membawa koper Haeryung dan koper miliknya.
“ Aku akan membawa koper itu ke bagasi mobil.” Ujar Jonghyun sambil mengambil koper lalu keluar dari rumah.
“ Halmeoni eodiga?” Tanya Soo Hyun pada Haeryung.
“ Halmeoni pergi keluar barusan. Lagipula aku telah berpamitan padanya. Sebaiknya kita pergi sekarang. Kajja!” Ajak Haeryung.
“ Chankaman, omma!” Pinta Soo Hyun, sedangkan Haeryung mengernyitkan keningnya tak mengerti. “ Ahjussi eodigga? Bukankah tadi bersama omma? Aku harus berpamitan padanya.” Tanya Soo Hyun sambil melihat ke sekelilingnya berharap menemukan Myungsoo.
“ Ah, ahjussi sedang mengantarkan halmeoni tadi. Kajja!” Elak Haeryung.

Haeryung menarik tangan Soo Hyun. Tanpa Haeryung dan Soo Hyun ketahui, Myungsoo memperhatikan mereka dibalik dinding dengan mata berkaca-kaca. Lagi-lagi Myungsoo tak bisa melakukan apapun untuk menahan Haeryung. Bayangan wajah bahagia Soo Hyun selalu muncul dalam benaknya. Myungsoo tak ingin merusak kebahagian Soo Hyun atas keegoisannya. Myungsoo telah menganggap Soo Hyun seperti anak kandungnya sendiri. Saat Myungsoo hendak pergi, Nyonya Na menghampirinya.
“ Mengapa kau membiarkannya pergi?”
“ Apakah aku masih memiliki hak untuk menahannya? Aku hanyalah mantan suaminya. Lagipula Soo Hyun sangat bahagia bertemu dengan ayahnya.”
“ Jeongmal mianhae. Semua ini adalah kesalahanku dan suamiku. Suamiku yang haus akan kekayaan dan aku tak bisa mencegahnya hingga dia melakukan kesalahan fatal itu. Jeongmal mianhae. Karena kami telah menghancurkan kebahagian kalian. Padahal aku mengetahui kalian saling mencintai. Jeongmal mianhae, Myungsoo-ya.”

Myungsoo menangis. Nyonya Na semakin bersalah pada Myungsoo. Nyonya Na memeluk Myungsoo sangat erat. Mereka menangis bersama-sama. Tanpa mereka sadari, Tuan Na menyaksikan semuanya. Air mata Tuan Na pun mengalir deras. Meskipun seluruh tubuhnya lumpuh, tetapi panca indera Tuan Na masih berfungsi.

Jonghyun, Haeryung, dan Soo Hyun telah tiba di rumah Jonghyun. Soo Hyun terlihat antusias memasuki rumah itu. Rumah yang begitu luas dan dekorasi yang mewah. Yang membuat Soo Hyun takjub adalah melihat foto pernikahan ibunya. Jonghyun berada disamping ibunya dalam foto itu. Melihat foto itu membuat Soo Hyun yakin bahwa Jonghyun adalah ayah kandungnya. Selain itu, Jonghyun sangat tampan seperti dirinya.
“ Apakah kau ingin melihat kamarmu, Soo Hyun-ya?”
“ Ah, nde appa.”
“ Kajja!”

Haeryung menatap miris foto pernikahan itu. Senyum palsunya sangat sempurna saat itu. Haeryung masuk ke kamarnya. Meskipun dulu baru satu hari tinggal di rumah Jonghyun, Haeryung masih mengingat letak kamar mereka. Haeryung meletakkan pakaiannya di dalam lemari. Hari pertama menjadi Nyonya Lee akan segera dimulai. Haeryung mulai merias wajahnya. Lipstick merah telah mendominasi bibirnya. Rambutnya tertata rapi. Pakaian mewah pun telah melekat pada tubuhnya. Tak lupa Haeryung mengenakan perhiasannya.

Di kamar Soo Hyun, Jonghyun dan Soo Hyun memainkan gitar dan menyanyi bersama. Mereka menyanyikan lagu “ Teardrops in The Rain ” dari grup CNBlue. Hidup Soo Hyun terasa sempurna untuk pertama kalinya. Sempat Soo Hyun bermimpi bermain gitar dan menyanyi bersama ayahnya. Awalnya Soo Hyun hanya menganggap semua itu mimpi. Namun, mimpinya terwujud hari ini. Soo Hyun menduga bahwa bakat menyanyinya turunan dari ayahnya, Jonghyun.
“ Istirahatlah! Aku harus menemui ibumu sekarang.”
“ Nde, appa.”

Jonghyun keluar dari kamar Soo Hyun. Melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Namun, Jonghyun tak menemukan Haeryung di kamarnya. Jonghyun mencari keberadaan Haeryung di seluruh rumahnya. Kakinya berhenti ketika melihat Haeryung duduk di kursi makan sambil membaca majalah. Jonghyun terkejut bukan main ketika melihat penampilan Haeryung. Haeryung yang dilihatnya sekarang, bukanlah Haeryung yang dulu. Wanitanya yang terlihat anggun dan sederhana. Bukan hanya itu saja. Jonghyun melihat seorang pembantu sedang memasak. Bukan pembantu rumahnya, melainkan seorang pembantu baru. Yang menjadi pertanyaannya. Kapan Haeryung mempekerjakan pembantu baru itu? Padahal Haeryung baru kembali ke rumah satu jam yang lalu.
“ Apakah kau sudah lapar? Ini belum waktunya makan siang.”
“ Ani. Geunde, mengapa kau tidak memasak?”
“ Apakah kau lupa? Aku bukanlah Na Hae Ryeong lagi. Aku adalah Lee Hae Ryeong. Sudah seharusnya aku bersikap sebagai Nyonya Lee. Lagipula melakukan pekerjaan seorang pembantu adalah tindakan tidak terhormat. Nyonya Lee harus memperhatikan citra dan penampilannya. Ah, satu hal lagi. Aku disini bukanlah sebagai pembantumu, geunde sebagai pajanganmu. Maka kau harus merawat diriku ini agar terlihat selalu menawan. Aku harus pergi.”
“ Pajanganku? Kau adalah istriku, Haeryung-ya. Geure, aku menyetujui kau mempekerjakan pembantu baru itu. Aku tak ingin bertengkar denganmu di hari pertama kau kembali ke rumah. Oedigga?”
“ Pergi ke tempat dimana aku bisa menghabiskan kartu kreditmu.”

Haeryung mengeluarkan smirknya sambil menunjukan kartu kredit milik Jonghyun. Jonghyun mengernyitkan keningnya tak mengerti dengan tindakan Haeryung kali ini. Dimata Jonghyun, Haeryung terlihat ingin mengajaknya perang. Haeryung pergi begitu saja meninggalkan Jonghyun. Haeryung mengemudikan mobil sport merah miliknya. Ternyata mobil hadiah pernikahannya dengan Jonghyun masih ada dan tersimpan di garasi. Haeryung pergi ke sebuah mall. Haeryung membeli banyak pakaian, perhiasan, dan aksesioris lainnya. Haeryung berhenti tepat di depan salah satu butik disana. Haeryung teringatkan momen antara dirinya dengan Myungsoo. Dimana Myungsoo mengajaknya ke butik itu untuk membeli pakaian kencan mereka. Haeryung tersenyum mengingat kenangan itu. Haeryung melanjutkan langkahnya kembali sambil menundukan kepalanya. Tanpa sengaja, Haeryung menabrak seseorang di depannya.
“ Jeongmal mianhae.”
“ Haeryung-ya.”

Mendengar namanya dipanggil, Haeryung mengangkat wajahnya. Betapa senangnya Haeryung melihat seorang yeoja di depannya. Yeoja yang begitu dirindukannya selama ini. Yeoja yang selalu menemaninya dikala kesulitan dulu. Yeoja itu adalah sahabatnya, Krystal Jung.
“ Aku telah membeli barang yang kau butuhkan, Krystal-ya.” Teriak namja sambil menghampiri mereka. Namja itu adalah Kang Min Hyuk. “ Haeryung-ya.” Sapa Min Hyuk begitu menyadari seorang yeoja disamping istrinya, Krystal Jung.
“ Bagaimana kabar kalian?” Tanya Haeryung.
“ Kabar kami sangat baik. Aku senang bisa melihatmu, Haeryung-ya.” Ujar Krystal sambil memeluk Haeryung.
“ Sebaiknya kita pergi ke restoran untuk melepaskan rasa rindu kalian. Kajja!” Ajak Min Hyuk lalu mereka pergi ke restoran.
“ Apakah kalian sudah menikah?” Tanya Haeryung antusias.
“ Nde. Apakah kau tahu? Krystal sedang hamil anak ketiga kami. Usia kandungannya masih 2 bulan. Jadi, dia masih kelihatan kurus.” Ujar Min Hyuk.
“ Jeongmal? Chukhaeyo. Berarti sebentar lagi aku akan menjadi seorang bibi. Aku tak sabar ingin menggendongnya dan memeluk anak pertama dan kedua kalian.” Ujar Haeryung.
“ Apakah kau lupa? Usia kandunganku masih 2 bulan. Kau harus menunggu 7 bulan lagi untuk bisa menggendongnya. Berkunjunglah ke rumah kami! Kau bisa memeluk mereka sepuas hatimu. Geunde, bagaimana dengan anakmu? Sepertinya dia sudah dewasa. Jika ku hitung usianya, mungkin usianya sudah 18 tahun.” Tanya Krystal.
“ Kau benar. Usianya sudah 18 tahun. Anakku seorang namja. Namanya adalah Na Soo Hyun. Kau bisa melihatnya di televisi sebentar lagi.” Ujar Haeryung.
“ Televisi? Apakah dia seorang aktor? Geunde, mengapa anakmu menggunakan nama margamu? Mengapa tidak menggunakan nama marga Jonghyun, Lee?” Tanya Min Hyuk, Krystal yang mendengar pertanyaan itu langsung menyikut lengan suaminya, sedangkan Haeryung tersenyum melihat adegan itu.
“ Dia bukanlah anak Jonghyun. Lagipula aku telah bercerai dengan Myungsoo dulu. Aku tak mungkin memakai nama marga Myungsoo untuk anakku.” Ujar Haeryung.
“ Mwo? Bercerai dengan Myungsoo? Kapan kau menikah dengannya?” Tanya Min Hyuk tak mengerti.
“ Aigoo, kau banyak bertanya hari ini. Sebaiknya kau makan ini saja, oppa.” Ujar Krystal sambil menyuapi Min Hyuk, Min Hyuk yang hendak protes dengan terpaksa menelan makanannya, sedangkan Haeryung tertawa melihat tingkah laku pasangan suami istri di depannya itu.

Tiba-tiba ponsel Haeryung berdering. Haeryung meminta ijin pada Krystal dan Min Hyuk untuk menjawab panggilan ponselnya.

“ Yeobseo, Soo Hyun-ya. Aku sedang bersama temanku. Wae? Araseo. chankaman!”

“ Sepertinya aku harus pulang sekarang. Ini adalah nomor ponselku yang baru. Kalian harus menghubungiku, nde.” Ujar Haeryung.
“ Oedigga?” Tanya Krystal.
“ Rumah suamiku, Jonghyun.” Ujar Haeryung sambil memakai tas miliknya.
“ Jonghyun? Bukankah suamimu, Myungsoo? Baru saja kau mengatakannya.” Tanya Min Hyuk tak mengerti.
“ Kau harus memberitahu yang sebenarnya padanya, Krystal-ya. Geure, annyeong.” Pamit Haeryung.
Krystal menganggukan kepalanya mengerti, sedangkan Min Hyuk masih mencerna perkataan Haeryung. Min Hyuk masih tak mengerti dengan arah pembicaraan antara istrinya dengan sahabatnya itu. Haeryung menepuk bahu Min Hyuk sambil tersenyum lalu keluar dari restoran. Setibanya di depan rumah, Haeryung keluar dari mobilnya dengan malas.
“ Dimana temanmu, omma? Apakah kau tak membawanya kemari? Padahal aku ingin bertemu dengan temanmu.” Tanya Soo Hyun.
“ Mereka mempunyai urusan lain. Omma membelikanmu banyak pakaian. Lihatlah! Bukankah pakaian ini semuanya bermerek? Kau harus mengenakan pakaian bermerek mulai sekarang. Karena kau adalah seorang aktor.” Ujar Haeryung sambil mengeluarkan satu persatu pakaian yang dibelinya.
“ Kau sudah pulang Haeryung-ya?” Tanya Jonghyun.
“ Apakah kau buta? Bukankah kau melihatku saat ini? Babo.” Ujar Haeryung pada Jonghyun. “ Bereskan semua pakaianmu ini, Soo Hyun-ya! Jangan ganggu aku! Aku akan keluar dari kamar tepat saat makan malam.” Lanjut Haeryung pada Soo Hyun.

Haeryung pergi meninggalkan Soo Hyun dan Jonghyun. Soo Hyun merasa ibunya telah berubah. Ibunya tak sehangat dulu lagi. Bahkan perlakuan ibunya berbeda sekali terhadapnya dan ayahnya. Jonghyun duduk di sofa sambil memegang keningnya. Haeryung bersikap dingin padanya lagi. Ingin sekali rasanya Jonghyun menggunakan kekuasaannya untuk mengekang Haeryung. Namun Jonghyun masih mengingat perkataan Ji Won yang menyuruhnya untuk menaklukan hati Haeryung dengan cara lembut.
“ Neo gwaenchana, appa?”
“ Nan gwaenchana. Sebaiknya kau membawa pakaian itu ke kamarmu.”
“ Nde, appa.”

Soo Hyun pergi ke kamarnya. Perasaan Soo Hyun tak menentu kali ini. Soo Hyun merasa bahagia karena bisa bertemu dan tinggal bersama ayahnya. Namun, Soo Hyun merasa ibunya tak bahagia dengan semua ini. “ Apakah appa pernah memberikan luka yang begitu dalam pada omma? Mengapa omma berubah menjadi dingin seperti ini? Sikap omma benar-benar berbeda. Saat bersama appa, omma selalu membantah bahkan bersikap yang bukan dirinya. Sedangkan bersama Myungsoo ahjussi, omma sangat penurut bahkan wajahnya begitu ceria. Bukankah seharusnya omma merasa bahagia karena bisa bersatu dengan suaminya? Ataukah omma mencintai Myungsoo ahjussi? Aish jinja, aku tak bisa hidup seperti ini. Aku harus menghubungi Myungsoo ahjussi dan mencari tahu kebenarannya.” Gumam Soo Hyun.

Soo Hyun mencari ponselnya lalu menelepon Myungsoo. Tapi, Myungsoo tak menjawab panggilan telepon darinya. Sudah 20 kali Soo Hyun menelepon Myungsoo. Namun, lagi-lagi Myungsoo tak menjawabnya. Soo Hyun mendesah frustasi sambil menghempaskan tubuhnya ke ranjang. “ Apakah appa bukan ayah kandungku? Geunde, bukankah foto pernikahan itu sudah jelas? Aniyo. Aku tidak boleh berpikiran seperti itu. Aish jinja, semua ini membuatku gila.” Gumam Soo Hyun.

Kini telah tiba saatnya makan malam. Haeryung, Jonghyun, dan Soo Hyun telah duduk di kursi makan. Terlihat pembantu sedang menyiapkan makanan seorang diri. Haeryung menunggu dengan wajah datarnya. Jonghyun hanya bisa menahan emosinya melihat sikap Haeryung seperti itu. Sedangkan Soo Hyun terlihat bingung untuk mencairkan suasana mereka saat ini.
“ Appa, omma. Besok adalah hari konferensi pers pertamaku.” Ujar Soo Hyun.
“ Jeongmal? Sepertinya kami harus menghadiri konferensi pers besok.” Ujar Jonghyun antusias.
“ Aku tak bisa datang. Jeongmal mianhae, Soo Hyun-ya.” Tolak Haeryung.
“ Meskipun omma tidak bisa datang, geunde appa pasti menyempatkan waktu untukmu besok.” Ujar Jonghyun.
“ Gomawo, appa.” Ujar Soo Hyun.

Suasana menjadi hening kembali. Hanya terdengar suara sendok, garpu, dan piring. Setelah selesai makan, Haeryung bergegas pergi ke kamarnya. Meninggalkan Soo Hyun dengan Jonghyun. Soo Hyun benar-benar tak mengerti dengan ibunya. Biasanya Haeryung yang memasak makanan untuknya. Bahkan mencuci peralatan makan. Namun, kini Soo Hyun hanya bisa memandang kepergian ibunya. Ibunya benar-benar telah berubah.
“ Apa yang kau pikirkan, Soo Hyun-ya?”
“ Eobseo appa.”
“ Geure, sebaiknya kau pergi ke kamarmu sekarang. Istirahatlah! Kau tak boleh terlambat besok.”
“ Nde, appa.”

Soo Hyun pergi ke kamarnya. Begitupun dengan Jonghyun. Jonghyun melihat Haeryung berbaring di ranjang membelakanginya. Jonghyun menghampiri lalu berbaring disamping Haeryung. Jonghyun begitu merindukan Haeryung. Selama 18 tahun, hidup tanpa Haeryung begitu hampa baginya. Kini Haeryung berada disampingnya. Namun, dirinya tak bisa mendekap Haeryung dalam pelukannya. Jonghyun mengetahui dengan jelas. Haeryung sangat membencinya. Namun, Jonghyun berpura-pura tak mengetahuinya. Jonghyun tak ingin kehilangan Haeryung untuk ketiga kalinya.
“ Aku tahu kau belum tidur. Mengapa sikapmu berubah, Haeryung-ya? Apakah kau melihat raut wajah kecewa Soo Hyun tadi? Aku telah berusaha menjadi ayah yang baik untuknya. Tak bisakah kau menunjukan padanya bahwa kita adalah sepasang suami istri?”
“ Bukankah aku telah menunjukannya? Aku duduk diantara kalian saat makan, tinggal bersama di rumahmu, bahkan tidur bersamamu saat ini. Apakah sikapmu yang berpura-pura baik pada Soo Hyun bisa mengelabuhiku? Aku bukanlah Haeryung lugu dan polos seperti dulu, Jonghyun-ssi. Sepasang suami istri? Apakah kau mengharapkan aku melayani nafsumu saat ini? Apakah kau lupa? Kau tak perlu meminta ijinku untuk melakukannya. Seperti halnya saat kau memperkosaku dulu. Beruntung benih yang ada dalam rahimku adalah benih Myungsoo. Aku tak tahu harus berbuat apa. Jika benih itu adalah benihmu. Mungkin aku akan membunuhnya saat masih berada dalam rahimku.”
“ Kau benar-benar telah berubah, Haeryung-ya. Aku tak tahu harus bersikap seperti apa padamu. Kau menuduhku berpura-pura disaat aku melakukannya dengan tulus. Apakah kau yakin Soo Hyun adalah anak Myungsoo? Bagaimana jika Soo Hyun adalah anakku? Apa yang akan kau lakukan? Sudahlah. Aku tak ingin berdebat denganmu. Aku pergi.”

Jonghyun keluar dari kamarnya, sedangkan Haeryung masih mencerna perkataan Jonghyun. Yang mengganggu pikiran Haeryung bukanlah dugaan Jonghyun sebelumnya. Dugaan mengenai Soo Hyun adalah anak Jonghyun. Tapi, Jonghyun melakukan semua itu dengan tulus termasuk menyayangi Soo Hyun seperti anak kandungnya sendiri. Haeryung dapat melihat perhatian dan kasih sayang yang Jonghyun berikan pada Soo Hyun. Tanpa sepengetahuan Soo Hyun dan Jonghyun, Haeryung mengintip mereka dicelah pintu kamar yang terbuka. Terlihat mereka sedang bermain gitar dan menyanyi bersama.

Sementara itu, Jonghyun pergi ke apartemen Ji Won. Terlihat Ji Won sedang tidur. Jonghyun menghampiri lalu memeluk Ji Won dari belakang. Merasa terusik, Ji Won terbangun dari tidurnya. Tak perlu menebak lagi, Ji Won tahu yang memeluknya saat ini adalah Jonghyun. Ji Won membalas pelukan Jonghyun tanpa mengubah posisinya.
“ Waeyo?”
“ Aku telah berhasil membawa Haeryung pulang ke rumah.”
“ Bukankah itu berita bagus? Mengapa kau kemari? Seharusnya kau bersama keluargamu.”
“ Sikap Haeryung menjadi dingin padaku. Awalnya aku ingin menggunakan kekuasaanku dan memaksanya, geunde aku teringatkan pada perkataanmu. Aku harus menggunakan cara lembut untuk menaklukannya kembali. Apakah kau tahu? Haeryung telah membuatku emosi seharian ini. Bukankah aku cukup hebat bisa menahan emosiku?”
“ Aku tak menyangka seorang Jonghyun bisa bersikap lembut. Nde, kau hebat sekali. Sepertinya kau harus berpura-pura bersikap baik lebih lama lagi. Mendengar Haeryung sedang membuat benteng pertahanannya. Aku jadi sangat penasaran. Siapakah pemenangnya? Apakah kau atau Haeryung?”
“ Kau benar. Kita lihat saja nanti siapa pemenangnya. Geunde, apakah kau benar-benar menyerah untuk mendapatkan Myungsoo?”
“ Nde, aku telah menyerah. Aku baru menyadari suatu hal. Ternyata Myungsoo hanyalah obsesiku belaka. Aku telah mencintai orang lain saat ini.”
“ Apa kau bilang barusan? Kau mencintai orang lain. Nugu?”
“ Kau akan mengetahuinya nanti. Lagipula namja yang ku cintai itu belum menyadari semuanya. Mengapa kita membicarakan hal bodoh seperti ini? Bukankah kau datang kemari untuk mendapatkan kesenanganmu? Aku akan melayanimu malam ini.”
“ Cinta bukanlah hal yang bodoh, Ji Won-ya. Sepertinya kau memang yang paling mengerti akan diriku. Geure. Puaskan aku, Ji Won-ya!”
“ Dengan senang hati.”

Ji Won menindih tubuh Jonghyun. Mereka saling mencium. Bahkan saling melumat dengan ganas. Jonghyun beralih menciumi leher Ji Won hingga payudaranya. Tangan Jonghyun membuka pakaian tidur Ji Won yang masih melekat pada tubuhnya. Setelah berhasil, tangannya meremas payudara Ji Won. Mereka saling melumat kembali. Mereka melepaskan semua hasrat nafsunya. Seolah-olah dunia hanya milik mereka berdua.
-o0o-

Soo Hyun berada di ruang riasnya. Perasaan gugup sedang melanda hatinya. Sebelum masuk gedung Gaha Entertainment, Soo Hyun melihat banyak wartawan yang sedang mengantri di luar. Disaat seperti ini biasanya Haeryung selalu menemaninya. Namun, Soo Hyun tak melihat ayah dan ibunya sedari pagi. Bahkan tak ada yang mendukungnya selain managernya, Seo Joon. Terlihat IU memasuki ruang rias Soo Hyun. Soo Hyun hanya meliriknya sekilas melalui cermin yang ada di depannya.
“ Apakah kau gugup? Mengingat ini adalah konferensi pers pertamamu. Kau tak perlu khawatir selama ada aku disampingmu. Aku bisa mengatasi semuanya.”
“ Ani. Kau tak perlu melakukannya.”
“ Kita lihat saja nanti.”

Seo Joon masuk ke ruang rias. Memberitahu Soo Hyun dan IU agar bersiap-siap memasuki ruang konferensi pers. Saat keluar dari ruang rias, Soo Hyun dan IU melihat sekretaris Jung sedang berlarian dan berhenti tepat didepan mereka. Terlihat sekretaris Jung mengatur nafasnya.
“ Direktur Lee, oedigga?” Tanya sekretaris Jung pada Seo Joon.
“ Di ruangannya. Waeyo?” Tanya Seo Joon.
“ Sajangnim Kim tidak bisa dihubungi. Ottokke? Konferensi pers akan dimulai sekitar 10 menit lagi.” frustasi sekretaris Jung.
“ Mwo? Myungsoo ahjussi tidak bisa dihubungi?” Tanya Soo Hyun, sedangkan sekretaris Jung menganggukan kepalanya.
“ Apakah terjadi sesuatu padanya? Sajangnim Kim tak pernah seperti ini sebelumnya.” Gumam IU penuh khawatir.
“ Aku akan menghubunginya.” Usul Soo Hyun.
“ Ani. Sebaiknya kalian bersiap-siap saja.” Titah Seo Joon pada Soo Hyun dan IU. “ Kau jaga mereka. Aku akan menemui Direktur Lee di ruangannya. Aku mengandalkanmu.” Lanjutnya pada sekretaris Jung.

Seo Joon pergi meninggalkan mereka. Raut gelisah dan khawatir muncul pada wajah Soo Hyun dan IU. Sedangkan sekretaris Jung tiada hentinya menghubungi Myungsoo. Delapan menit telah berlalu. Terlihat Seo Joon dan Direktur Lee berlarian. Direktur berhenti di depan pintu ruang konferensi pers sambil merapikan penampilannya. Sedangkan Soo Hyun dan IU berada dibelakang Direktur Lee. Tepat pukul 1.00 p.m, pintu ruang konferensi pers terbuka. Direktur Lee berjalan masuk menuju ruang diikuti oleh Soo Hyun dan IU. Terlihat Soo Hyun menggunakan celana, kemeja, dan jas berwarna putih. Tak lupa aksesoris bunga mawar merah menghiasi jas miliknya. Begitu pun IU menggunakan gaun selutut berwarna putih. Aksesoris bunga mawar merah pun menghiasi kepalanya. Direktur Lee mulai memberikan sambutannya sebagai pengganti Presdir Kim yang tidak bisa hadir. Music Video It’s You milik Soo Hyun dan IU diputar. Wartawan pun memotret Music Video itu.
“ Annyeonghaseyo. Joneun Na Soo Hyun imnida. Saya adalah penyanyi sekaligus aktor baru di Gaha Entertainment ini. It’s You adalah album pertama saya. Saya sangat beruntung kali ini. Karena saya didampingi oleh senior yang telah berpengalaman dalam menyanyi, IU. Saya harap kalian bisa menikmati lagu kami.” Ujar Soo Hyun sambil tersenyum.
“ Annyeonghaseyo. Joneun IU imnida. Kalian pastinya telah mengenal saya, bukan? Bukan hanya Na Soo Hyun-ssi yang beruntung. Geunde, saya pun merasa begitu. Saya bisa mendampingi Soo Hyun dalam albumnya. Awalnya saya mengira akan mengajari Soo Hyun-ssi dalam latihan. Geunde, Soo Hyun-ssi sangat berbakat. Saya merasa tak berguna saat itu. Yang menjadi pikiran saya. Mengapa agensi lain tidak merekrut Soo Hyun-ssi? Saya pikir mereka sangat bodoh sekali. Beruntung sekali Gaha Entertainment merekrut Soo Hyun-ssi untuk pertama kalinya. Semoga lagu kami ini bisa menyentuh hati kalian.” Ujar IU sambil tersenyum.

Wartawan yang ada disana tertawa ketika mendengarkan perkataan IU yang terlalu jujur.  Satu demi satu pertanyaan muncul dari wartawan. Soo Hyun dan IU menjawab pertanyaan itu dengan antusias. Tiba-tiba lampu ruang konferensi pers padam. Sedangkan proyektor masih menyala. Semua orang yang ada disana mulai ricuh. Tiba-tiba muncul foto Soo Hyun dan IU. Terlihat Soo Hyun menghimpit tubuh IU ke dinding. Jika diperhatikan, posisi mereka seperti berciuman. Foto demi foto bermunculan dengan posisi mereka yang berubah. Namun, foto itu masih sama. Posisi mereka terlihat seperti berciuman. Sedangkan Soo Hyun dan IU membelalakan mata mereka tak percaya. Tiba-tiba lampu menyala kembali.
“ Bisakah kalian jelaskan semua ini?” Tanya salah satu wartawan.
“ Apakah kalian memiliki hubungan? Terlihat sangat jelas kalian sedang berciuman dalam foto itu?” Tanya wartawan lainnya.

Suasana konferensi pers tidak kondusif lagi. Direktur Lee menyuruh Seo Joon untuk membawa Soo Hyun dan IU keluar dari ruang itu. Direktur Lee memohon maaf pada wartawan lalu menutup acara konferensi pers itu. Seo Joon terlihat kebingungan. Kemana tempat yang akan dituju oleh mereka? Seo Joon tidak bisa membawa mereka ke apartemen masing-masing. Wartawan pasti akan menyerbu apartemen mereka. Sebuah ide pun terlintas dalam benak Seo Joon. Tanpa banyak bicara, Seo Joon menarik Soo Hyun dan IU agar mengikutinya.

Sementara itu, Haeryung mengendarai mobilnya. Sudah selama 2 jam Haeryung menempuh perjalanan. Kini mobil Haeryung berhenti tepat di depan sebuah villa. Villa yang menjadi saksi cintanya dengan Myungsoo. Haeryung keluar dari mobil. Menghirup udara yang menurutnya masih segar seperti dulu. Kakinya melangkah masuk ke villa. Kombinasi password pintu villa ternyata masihlah sama. Matanya menelusuri tiap ruang dalam villa. “ Sama sekali tidak berubah.” Gumam Haeryung.

Haeryung melanjutkan langkahnya kembali. Kakinya berhenti tepat di depan sebuah kamar. Kamar yang pernah ditidurinya bersama namja yang dicintainya, Myungsoo. Tangannya membuka knop pintu perlahan-lahan. Matanya berkaca-kaca saat melihat isi dalam kamar itu. Kakinya melangkah perlahan-lahan. Matanya melihat sebuah kaki di lantai. Namun, Haeryung tak bisa melihat pemilik kaki itu karena terhalangi oleh ranjang. Pikiran negatif mulai bermunculan dalam otaknya. Haeryung berlari untuk memastikan pemilik kaki itu. Haeryung membelalakan matanya ketika melihat tubuh Myungsoo tergeletak di lantai.
“ Myungsoo-ya... Myungsoo-ya… Myungsoo-ya… Ireona.”

Haeryung menepuk-nepuk wajah Myungsoo, namun Myungsoo tak kunjung bangun. Haeryung memegang kening Myungsoo. Tubuh Myungsoo terasa sangat dingin. Haeryung memapah Myungsoo sekuat tenaga lalu membaringkannya di ranjang. Haeryung berlarian menuju dapur berharap menemukan air panas. Namun nihil, tak ada air panas di dapur. Haeryung mengambil panci lalu mengisinya dengan air kran. Haeryung menyalakan kompor dan meletakkan panci yang berisi air itu. Haeryung berjalan bolak-balik kesana-kemari sambil menunggu air menjadi panas. Perasaan Haeryung benar-benar tidak tenang. Haeryung kembali ke kamar. Haeryung mengambil pakaian milik Myungsoo di lemari. Haeryung duduk disamping Myungsoo. Haeryung terlihat ragu saat akan membuka pakaian Myungsoo. Namun, Haeryung menggelengkan kepalanya sambil meyakinkan dirinya sendiri. Akhirnya Haeryung memberanikan diri untuk mengganti pakaian Myungsoo. Terdengar suara panci yang menandakan air telah masak. Haeryung berlarian menuju dapur. Haeryung menuangkan air panas itu dalam mangkok besar. Tak lupa Haeryung membawa handuk kecil. Haeryung pun mengompres kepala Myungsoo. Selama 1 jam mengompres, Haeryung mulai mengukur suhu tubuh Myungsoo. Haeryung mendesah lega saat mengetahui suhu tubuh Myungsoo telah normal.
“ Kau hampir membuat jantungku berhenti, Myungsoo-ya. Aku sangat mengkhawatirkanmu.”

Haeryung keluar dari kamar. Haeryung mulai memasak bubur untuk Myungsoo. Haeryung membelalakan matanya ketika melihat jam dinding telah menunjukan pukul 10.00 p.m. Ia bergegas menyelesaikan masakannya. Ia harus segera pulang. Ia takut akan ketahuan oleh Jonghyun. Ia takut Jonghyun akan mencelakai Myungsoo lagi seperti dulu. Setelah selesai memasak bubuk, ia melihat Myungsoo untuk terakhir kalinya sebelum pergi. Ia membelai wajah Myungsoo lalu mencium keningnya. Ia keluar dari villa dengan perasaan gelisahnya. Namun, ia harus bergegas pergi dari sana.
Setelah kepergian Haeryung, Myungsoo terbangun dari pingsannya. Saat hendak bangun, sebuah handuk kecil jatuh dari kepalanya. Ia memegang handuk itu. Matanya melihat ke sekelilingnya. Ia menemukan sebuah mangkok besar yang berisi air di meja sampingnya. Dan pakaian yang melekat pada tubuhnya telah terganti. Hidungnya menghirup aroma makanan. Dengan tenaga yang dimilikinya, ia berjalan keluar dari kamar menuju dapur. Tubuhnya terasa sangat lemas. Ia tak menemukan siapapun di villa miliknya. Ia hanya menemukan semangkok bubur di meja makan. Ia duduk di kursi lalu memakan bubur itu. Bubur itu terasa masih hangat.
“ Haeryung-ya. Apakah kau ada disini sekarang?”

Myungsoo mencari keberadaan Haeryung dengan sekuat tenaganya. Namun, ia tak menemukannya. Ia hanya menemukan sebuah mantel. Mantel yang diyakininya milik Haeryung. Tak ada yang mengetahui tentang villa ini selain Haeryung. Bahkan keluarganya pun tak ada yang mengetahuinya. Ia memegang mantel itu sambil menelepon Haeryung. Namun, Haeryung tak menjawab panggilan telepon darinya. Ia terduduk kembali lalu memakan buburnya. Tiba-tiba ponselnya berdering. Ia bergegas mengambil ponselnya berharap Haeryung meneleponnya. Namun, nama yang tertera dalam layar ponselnya adalah sekretaris Jung. Dengan malas, ia pun menjawab panggilan telepon itu.
“ Yeobseo.”
“ Mengapa anda baru mengaktifkan ponsel, Sajangnim Kim?”
“ Waeyo?”
“ Acara konferensi pers telah hancur. Awalnya masalah anda yang menghilang telah teratasi. Karena Direktur Lee menggantikan posisi anda dalam konferensi pers. Geunde, dalam konferensi pers itu muncul skandal.”
“ Mwo? Skandal? Bussunsuriya?”
“ Skandal antara Soo Hyun dan IU. Paparazzi memotret mereka saat berciuman. Ottokke, Sajangnim Kim?”
“ Araseo. Aku pulang sekarang.”

Soo Hyun dan IU telah tiba di sebuah apartemen. Apartemen yang terlihat begitu minimalis. Dekorasi yang didominasi oleh warna hitam dan putih. Seo Joon menyuruh Soo Hyun dan IU untuk duduk. Tak lupa Seo Joon memberikan makanan untuk mereka.
“ Dimana kita sekarang, Seo Joon oppa?” Tanya IU.
“ Apartemen Sajangnim Kim. Makanlah!” Titah Seo Joon.
“ Mwo? Apakah kita tidak salah tempat? Mengapa seorang sajangnim tinggal di apartemen kecil seperti ini? Bahkan apartemenku lebih luas dari ini.” Tanya IU tak percaya, sedangkan Soo Hyun lebih memilih untuk menyimak pembicaraan itu.
“ Molla. Geunde, ada rumor yang menyebar dulu. Menurut rumor itu, sajangnim tidak bisa melupakan mantan istrinya. Apartemen ini adalah tempat tinggal mereka. Mungkin apartemen ini memiliki banyak kenangan.” Jelas Seo Joon.
“ Jeongmal? Geunde, mengapa tak ada satupun foto di ruang ini? Apakah kau tahu wajah mantan istrinya, oppa? Apakah dia cantik? Siapakah namanya? Apakah dia seorang anak konglomerat juga? Ommo, mungkinkah dia telah meninggal?” Tanya IU.
“ Yak ! Kau jangan bicara seperti itu. Molla. Aku tak tahu. Apakah dia masih hidup atau tidak? Aku pun tak tahu siapa namanya. Mereka menikah secara sembunyi-sembunyi. Bahkan perceraian pun begitu. Pegawai perusahaan pun mengetahui hal itu. Geunde, mereka tak pernah melihat sosok mantan istrinya itu. Salah satu pegawai disana pernah menduga bahwa mantan istrinya itu adalah istri presdir Lee Corp sekarang. Pegawai itu mengatakan Presdir Lee Corp mengadakan pesta pernikahan setelah 3 hari perceraian Sajangnim Kim.” Jelas Seo Joon.
“ Aigoo, pantas saja Sajangnim Kim menulis lagu itu. Aku merasa kasihan padanya. Betapa bodohnya yeoja itu menceraikannya. Padahal Sajangnim Kim adalah namja paling baik di dunia ini yang pernah ku temui. Aku jadi sangat penasaran siapa yeoja itu. Jika aku bertemu dengannya, maka aku akan mengatakan bahwa dia sangat bodoh.” Sindir IU.
“ Geunde, ada rumor yang mengatakan bahwa mantan istri Sajangnim itu sangat cantik. Dia memiliki tubuh yang tinggi, rambutnya panjang dan bergelombang, warna kulitnya seperti putih susu, matanya yang bulat dan berwarna hitam, bahkan bibir dan tubuhnya sangat seksi.” Jelas Seo Joon sambil membayangkan Haeryung.
“ Geure. Sepertinya dia sangat cantik hingga membuat Sajangnim Kim tak bisa melupakannya.” Ujar IU.
“ Siapakah nama Presdir Lee Corp itu?” Tanya Soo Hyun penasaran.
“ Molla. Aku tidak begitu tertarik dengan rumor itu. Lagipula rumor itu bisa saja salah.” Ujar Seo Joon.

“ Mengapa ciri-ciri yeoja yang disebutkan oleh Seo Joon Hyung seperti ibuku, Haeryung? Siapakah Presdir Lee Corp itu? Mengapa nama marganya seperti appa, Lee Jonghyun? Mengapa omma tidak memberikan namaku dengan marga milik appa? Mengapa namaku memakai marga omma? Mengapa aku merasa omma dan Myungsoo ahjussi memiliki hubungan? Terlihat Myungsoo ahjussi selalu memandangi omma dengan tatapan rindunya. Apakah ada kemungkinan omma adalah mantan istri Myungsoo ahjussi? Jika seperti itu, maka aku anak siapa?” Pikir Soo Hyun.

Soo Hyun memikirkan dugaannya itu hingga tak sadar berhenti di depan sebuah kamar. Kamar itu terlihat sangat gelap dari luar. Soo Hyun pun tertarik untuk masuk ke kamar itu. Tangan Soo Hyun memegang knop pintu dengan ragu. Saat hendak membukanya, terdengar seseorang meneriaki namanya. Bahkan melarangnya untuk membuka kamar itu. Soo Hyun yang terkejut membalikan tubuhnya. Sedangkan Seo Joon dan IU sontak berdiri sambil membelalakan mata mereka.



TBC

Bacalah part sebelumnya dengan mengklik link dibawah ini!

Tidak ada komentar: