Minggu, 28 Desember 2014

[Special Edition Love is Feeling] Ji Won’s Diary Part 9

[Special Edition Love is Feeling] Ji Won’s Diary Part 9
Title                 : [Special Edition Love is Feeling] Ji Won’s Diary Part 9
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Romance and Sad
Main Cast        : Kim Myung Soo aka L Infinite and Kim Ji Won
Other Cast       : Cho Kyuhyun, Kim Yerim, Kim Ryeowook, Beige, Kim Heechul, Im Yoona,  Leeteuk aka Seongseonim Park, Hyuna, Gayoon, Yoo Seung Ho, Jung Yong Hwa, Lee Hyukjae aka Eunhyuk, Song Eunji, Han Ji Min, Kang In aka Seongseonim, Park Shi Ho, Hwang Jung Eum, Lee Da Hee, Lee Jun Ki, Song Hye Kyo, Han Ga In, Park Shin Hye, Yoon Eun Hye, Jessica Jung, Moon Chae Won, Kang So Ra, Goo Hye Sun, Lee Sunkyu aka Sunny, Lee Hong Ki, Shindong, Kim Bum, Kim Gyeong, Song Ye Jin, Park Si Yeon, Jung So Min, Kim Jae Joong, Seo In Guk, Kwon Yuri, Kim Sae Ron, Tuan Kim, Nyonya Kim, Micky Yoochun, Choi Sulli, Kim So Eun, Lee Joon, Tae Yang, Kim Haneul, Kang Min Hyuk, Kim Hyun Joong, Kim Tae Woo, Kim Jae Joong, Shin Min Ah, Han Hyo Joo, Lee Taemin, Victoria Song, Choi Minho, Wooyoung, Park Min Young, Jang Geun Suk, Song Jong Ki, Lee Jae Jin, Seulgi, member Infinite, member Super Junior, member Girls Generation





Preview

Pada tanggal 6 Oktober 2014 tepat pukul 11.00 a.m, mata kuliah yang ku ikuti telah berakhir. Aku duduk bersama Gyeong di lobby untuk mengerjakan tugas. Saat aku sedang berkutik dengan laptopku, tiba-tiba Gyeong mengatakan hal yang membuatku terkejut bukan main. Gyeong mengatakan bahwa beberapa minggu yang lalu dia sempat menguping pembicaraan mahasiswa pria di kelasku. Mahasiswa pria itu sedang membicarakan tentangku. Mereka mengatakan bahwa apa yang telah Myung Soo lakukan terhadapku? Mereka mengatakan hal itu seolah-olah kami telah melakukan hal yang seharusnya tidak kami lakukan. Aku bertanya lagi pada Gyeong. Apakah ada hal lain yang mereka bicarakan tentangku selain hal itu? Gyeong menjawab bahwa mereka hanya mengatakan hal itu. Saat itu, aku terdiam. Gyeong juga mengatakan agar aku lebih berhati-hati dalam
menunjukan ekspresi raut wajahku ketika aku sedang menahan hasrat sentuhan. Menurut Gyeong ekspresi raut wajahku mudah sekali untuk ditebak oleh mereka. Jujur, semenjak aku tidak berhubungan dengan Myung Soo, aku selalu menahan hasrat sentuhan itu sendirian. Aku selalu melampiaskan hasrat itu pada benda yang berada disekitarku. Bila aku sedang berada di kelas, maka aku akan memainkan bolpoin dan menggesekkan bolpoin itu ke tubuhku sendiri dengan perlahan-lahan seakan-akan menikmati sentuhan itu. Sedangkan bila aku sedang berada di rumah, maka aku akan menonton video mesum agar aku merasa lebih puas. Mengapa mereka selalu membicarakanku mengenai hal itu? Apakah dimata mereka bahwa hubunganku dengan Myung Soo telah sejauh itu? Ini adalah kedua kalinya mereka membicarakanku tentang hal yang sama. Untuk yang pertama, aku mendengarnya secara langsung meskipun secara diam-diam. Untuk yang kedua, aku mendengarnya dari Gyeong. Aku sangat mempercayai Gyeong  dari awal karena hanya dia yang bisa ku jadikan tempat curhat daripada mahasiswa lainnya. Apakah aku terlihat kotor dimata mereka hingga mereka membicarakanku seperti ini? Apa yang harus ku lakukan agar mereka berhenti membicarakanku tentang hal itu?

Next

Pada tanggal 14 Oktober 2014 tepat pukul 12.30 a.m, aku sedang berkutik dengan laptopku. Aku melihat Tae Woo, Geun Suk dan Jong Ki menghampiriku. Aku pun melihat mereka. Geun Suk menanyakan tugas padaku. Aku pun menjawab pertanyaannya itu. Namun berbeda dengan Geun Suk, Tae Woo dan Jong Ki malah menggodaku. Tae Woo mengatakan bahwa Myung Soo masih menyimpan foto kami. Tae Woo bertanya padaku. Apakah benar bahwa aku memakai pakaian kuning dalam foto itu? Aku pun menjawab “Iya” sambil tersenyum. Jong Ki bertanya padaku. Mengapa aku menyukai anime? Apakah aku menyukai anime karena meniru Myung Soo yang menyukai anime? Aku pun mengelaknya. Aku mengatakan bahwa aku memang menyukai anime sebelum mengenal Myung Soo bahkan sejak SMP. Aku tidak meniru Myung Soo tapi Myung Soo lah yang meniruku hingga dia menyukai anime. Jong Ki dan Tae Woo tersenyum penuh arti. Jong Ki mengatakan padaku bahwa aku dan Myung Soo sepertinya jodoh karena hingga detik ini kami masih lajang bahkan Myung Soo tidak pernah terlihat dengan wanita. Tae Woo mengatakan bahwa Myung Soo lebih banyak diam di apartemennya dan dia keluar hanya pada malam hari dimana dia harus berkumpul dengan clubnya. Aku menanggapi mereka dengan menganggukkan kepalaku. Aku sempat berpikir. Mengapa mereka mengatakan informasi tentang Myung Soo sedetail ini? Padahal aku tak pernah memintanya pada mereka. Tapi bila aku memang berjodoh dengan Myung Soo maka aku senang sekali karena memang itulah yang aku harapkan selama ini yaitu aku dan Myung Soo bersatu kembali.

Pada tanggal 22 Oktober 2014 tepat pukul 1.00 a.m, aku selalu memikirkan apa yang akan ku lakukan selanjutnya. Selama tiga minggu lebih, aku tidak bertemu dengan Myung Soo di kampus bahkan untuk sekedar berpapasan pun tidak. Aku sangat merindukanmu, Myung Soo. Bila aku mengingat tanggal ini adalah tanggal dimana aku telah berpisah dengan Myung Soo selama 1,3 tahun lebih tepatnya 15 bulan. Aku berniat untuk menemuinya dan menceritakan semuanya. Aku tidak peduli lagi, apakah dia akan kembali padaku atau tetap seperti sekarang ini. Aku ingin meminta maaf padanya dengan tulus karena telah berburuk sangka padanya selama ini. Mungkin hal ini terbilang terlambat namun aku harus melakukannya daripada tidak sama sekali. Tepat pukul 5.30 p.m, mata kuliah antara kelasku dan kelas Myung Soo telah berakhir. Aku menunggunya diluar gedung. Ku lihat semua temannya berada diluar gedung tapi aku sama sekali tidak melihatnya. Aku pun mengeluarkan ponselku dari tasku berniat untuk menghubunginya. Entah mengapa saat mencari nomor ponselnya tanganku sangat gemetaran. Aku menghela nafasku dan memasukkan kembali ponselku kedalam tas. Sepertinya aku belum siap untuk membicarakan hal itu padanya. Aku pun memutuskan untuk pulang ke rumah. Setelah selesai membantu pekerjaan orang tuaku, aku masuk ke kamar dan bergegas untuk tidur. Namun saat itu, aku tidak bisa tidur. Aku mengambil ponselku dan melihat fotoku bersama Myung Soo. Aku tersenyum sambil menangis ketika melihat foto itu. Seandainya kami masih bersama, mungkin hari ini kita akan merayakan hari jadi kami kedua tahun. Aku sangat merindukan moment saat kita masih berpacaran, Myung Soo.

Pada tanggal 23 Oktober 2014 tepat pukul 2.00 a.m, aku terbangun dari tidurku. Aku bermimpi buruk. Aku memimpikan Myung Soo untuk pertama kalinya setelah dia menolakku dua kali. Dalam mimpiku Myung Soo sedang menangis. Myung Soo menghampiriku dan memintaku untuk menemaninya bertemu dengan orang tuanya. Ketika tiba di rumahnya, aku terkejut bukan main ketika melihat ayahnya terbaring di ranjang. Ku lihat wajah sedih ibunya dan kedua adiknya sambil melihat kedatangan kami. Myung Soo melepaskan tangannya dari tanganku lalu menghampiri ayahnya. Aku pun menghampiri ibunya dan memegang tangan ibunya untuk menenangkannya. Tiba-tiba kedua adiknya menangis dengan keras. Aku semakin bingung dengan apa yang terjadi. Myung Soo berteriak padaku agar aku segera memanggil dokter. Saat itu, aku melihat ayahnya yang sedang menahan kesakitan. Aku pun keluar dari kamar itu dan menelepon rumah sakit. Akhirnya dokter datang. Dokter menyuruhku untuk keluar dari kamar itu. Sedangkan keluarga Myung Soo masih didalam kamar. Aku mendengar suara ibunya berteriak dari dalam kamar itu. Saat itu, aku menjadi panik dan berusaha untuk membuka pintu kamar itu. Namun nihil, pintu kamar itu terkunci. Saat aku mendengar teriakkan ibunya untuk kedua kalinya, aku pun terbangun dari tidurku. Aku menghapus seluruh keringat yang ada pada wajahku. Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri. Mengapa aku memimpikan Myung Soo? Padahal sudah lama sekali aku tidak memimpikannya. Mengapa aku harus memimpikan keluarga Myung Soo? Padahal aku belum pernah bertemu dengan mereka. Namun, Myung Soo pernah memperlihatkan foto keluarganya padaku ketika kami masih bersama dulu dan kini aku masih mengingat wajah mereka. Apakah terjadi sesuatu pada, Myung Soo? Ataukah terjadi sesuatu pada keluarganya? Aku tidak boleh berpikiran seperti itu. Semoga mereka baik-baik saja. Aku memutuskan untuk membaca bahan persentasi karena aku tidak bisa tidur lagi. Tepat pukul 6.55 a.m, aku tiba di kampus. Setelah menyimpan tas milikku, aku pergi ke toilet. Setelah bercermin disana, aku pun keluar dari toilet. Aku menghentikan langkahku ketika aku melihat Myung Soo datang dan berjalan didepanku. Aku melihat wajahnya sangat pucat dan matanya yang terlihat seperti kurang tidur. Setelah dia masuk ke kelasnya, aku pun masuk ke kelasku. Pada saat itu, kelas kami berseberangan. Didalam kelas, aku selalu memikirkan Myung Soo dari hal mengenai mimpiku hingga melihat wajahnya yang pucat. Tepat pukul 3.30 p.m, aku berniat menanyakan tentang Myung Soo pada Tae Woo karena mereka bertetangga. Namun, aku sempat berpikir. Bila terjadi sesuatu pada Myung Soo tanpa aku bertanya pada Tae Woo pun, Tae Woo pasti akan memberitahuku. Namun hingga detik ini, Tae Woo tidak bicara apapun mengenai Myung Soo bahkan dia tidak menggodaku seperti biasanya. Aku teringatkan pada Geun Suk karena Myung Soo dan Geun Suk bertetangga juga. Setelah keadaan kelas kosong, aku menghampiri Geun Suk. Aku menanyakan keadaan Myung Soo padanya karena ku lihat Myung Soo tadi pagi pucat sekali. Namun Geun Suk menertawaiku dan menyuruhku untuk bertanya langsung pada Myung Soo saja. Aku pun menceritakan mimpiku pada Geun Suk. Ku lihat Geun Suk terdiam ketika aku menceritakan mimpiku itu. Aku semakin penasaran dengan Geun Suk. Aku pun mendesak Geun Suk untuk memberitahuku. Namun nihil, Geun Suk tetap tidak memberitahuku karena dia telah berjanji pada Myung Soo. Aku pun memohon padanya agar memberitahuku. Akhirnya dia menyerah dan memberitahuku. Aku terkejut bukan main ketika mendengarnya. Ternyata memang terjadi sesuatu pada keluarganya seperti pada mimpiku. Aku pun berpamitan pada Geun Suk. Setelah itu, aku pergi ke toilet. Didalam toilet, ingin sekali aku menelepon Myung Soo. Namun, ku urungkan niatku karena aku bukanlah siapa-siapa baginya. Aku pun mulai menangis karena aku sama sekali tidak berguna untuknya disaat dia sedang mengalami musibah. Aku sempat berpikir. Mungkin Myung Soo membutuhkan waktu untuk sendiri dan menenangkan dirinya karena bagaimanapun dia adalah anak pertama dalam keluarganya. Seandainya aku masih bersamamu, mungkin aku akan meminjamkan tanganku ini untukmu seperti dulu bahkan memelukmu dalam pelukanku agar kau bisa tenang, Myung Soo. Aku berharap semoga masalah dalam keluargamu terselesaikan dengan baik, Myung Soo.

Pada tanggal 24 Oktober 2014 tepat pukul 1.00 a.m, aku sama sekali tidak bisa tidur karena memikirkan Myung Soo. Aku berencana untuk datang ke apartemennya siang hari. Namun, ku urungkan niatku itu. Aku sempat berpikir bahwa Myung Soo pasti akan pulang ke rumah orang tuanya karena yang ku tahu jadwal mata kuliahnya hari ini hanya ada satu dan itu juga pada pagi hari. Aku ingin mengirim message padanya. Namun, aku urungkan niatku itu karena aku bukanlah siapa-siapa baginya. Apa yang harus ku lakukan, Myung Soo? Aku sangat mengkhawatirkanmu, Myung Soo? Aku berharap bahwa kau dan keluargamu dalam keadaan baik-baik saja.

Pada tanggal 27 Oktober 2014 tepat pukul 3.00 p.m, aku datang ke apartemen Min Ah. Setibanya disana, aku menceritakan mimpiku pada Min Ah. Jujur, pada saat itu aku tidak tahu harus berbuat apa. Tepat pukul 3.30 p.m, diadakan evaluasi dalam organisasi di jurusanku. Namun, aku tidak datang dalam evaluasi itu. Aku takut akan bertemu dengan Myung Soo. aku takut bila melihat wajahnya maka aku semakin khawatir padanya. Terakhir aku bertemu dengannya pada tanggal 23 Oktober 2014 dan saat itu wajahnya pucat sekali. Jujur, aku sangat mengkhawatirkan kondisi Myung Soo. Entah apa yang merasukiku, terlintas sebuah ide dibenakku. Aku berniat untuk memberikan makanan untuknya dan Min Ah menyetujuinya. Akhirnya aku dan Min Ah pergi ke supermarket. Di supermarket, kami mendiskusikan makanan dan minuman yang akan ku beli untuk Myung Soo. Disana, aku selalu memikirkan makanan dan minuman yang Myung Soo sukai. Jujur, aku hampir sepenuhnya lupa dengan semua itu. Namun, aku berusaha untuk mengingatnya. Terlintas sebuah kenangan, dimana aku membelikan makanan yang Myung Soo pesan ketika dia sedang sakit dulu. Setelah selesai, kami kembali ke apartemen Min Ah. Saat aku akan menelepon Myung Soo, tiba-tiba Min Ah melarangku. Min Ah mengatakan bahwa Myung Soo sedang ikut evaluasi organisasi. Aku pun mengurungkan niatku kembali. Kini jam telah menunjukan pukul 7.00 p.m, aku memutuskan untuk menelepon Gyeong karena kami pulang bersama. Namun, Gyeong malah menyuruhku untuk ikut evaluasi organisasi. Saat itu, aku langsung menolaknya. Namun, Min Ah memaksaku untuk ikut evaluasi itu. Akhirnya aku menyerah dan mengikuti keinginan mereka. Setibanya di lobby, aku dan Min Ah bersembunyi karena kami malu sekali datang terlambat untuk mengikuti evaluasi itu. Ku lihat Hyun Joong menghampiri kami. Aku tidak merasa heran karena Min Ah pasti mengirim message pada Hyun Joong. Saat itu, rasanya aku ingin pulang karena bosan. Seandainya aku tidak berangkat kuliah bersama Gyeong, mungkin aku sudah berada di rumah. Ku lihat Gyeong datang dan menghampiri kami. Gyeong mengatakan padaku bahwa kami akan pulang tepat pukul 9.00 p.m. Aku membelalakan mataku tak percaya bahwa aku harus menunggu 2 jam lagi. Dengan terpaksa aku mengikuti mereka untuk evaluasi organisasi. Ku lihat semua mata tertuju pada kami, aku pun merasa gugup saat itu hingga aku mengeluarkan dan memainkan ponselku. Saat aku duduk dibelakang, aku baru menyadari bahwa didepanku ada Yerim dan Myung Soo. Jujur, saat itu aku sangat cemburu sekali. Apakah mereka sedekat itu? Mengapa aku tidak bisa dekat dengan Myung Soo walaupun hanya sebagai teman? Mengapa aku dan Myung Soo terlihat seperti musuh? Saat itu, aku rasanya ingin menangis. Aku baru menyadari bahwa Eun  Hye berada disampingku hingga kami berbincang-bincang. Eun Hye mengatakan padaku bahwa ketika evaluasi sore berlangsung, Myung Soo marah-marah dan membuka kemejanya. Aku membelalakan mataku tak percaya. Seandainya aku mengikuti evaluasi sore itu, mungkin aku melihat semua itu. Tepat pukul 9.00 p.m, akhirnya evaluasi itu berakhir. Aku, Gyeong, dan Min Ah jalan bersama menuju apartemen Min Ah. Tanpa aku sadari, aku berjalan disamping Myung Soo. Aku baru menyadarinya ketika Geun Suk menggoda kami. Dengan refleks, aku dan Myung Soo memisahkan diri. Dari kejadian itu, banyak mahasiswa yang menggoda kami diantaranya Gyeong, Min Ah, Geun Suk, Tae Woo, Eunhyuk dan lainnya. Jujur, saat itu aku senang sekali bahkan senyum pada bibirku terbit dalam kegelapan malam. Tanpa Myung Soo sadari, aku melihat wajahnya. Saat aku melihat wajahnya, aku merasa sedih karena wajahnya masih terlihat pucat. Aku ingin sekali bertanya padanya. Namun, aku menahannya dan memalingkan wajahku lalu berjalan kembali menuju apartemen Min Ah. Setibanya di apartemen Min Ah, aku menitipkan bingkisan makanan itu. Aku berencana untuk memberikan padanya besok. Akhirnya aku dan Gyeong pulang bersama menuju rumah kami.

Pada tanggal 28 Oktober 2014 tepat pukul 4.00 p.m, aku bergegas ke apartemen Min Ah setelah selesai kuliah. Setibanya disana, aku istirahat dan minum. Tepat pukul 4.15 p.m, Min Ah menyuruhku untuk menelepon Myung Soo. Jujur, saat aku memegang ponselku terlihat jelas tanganku gemetaran dan hal itu sontak membuat Min Ah menertawakanku. Aku kesal pada Min Ah saat itu. Saat aku menelepon Myung Soo, aku takut sekali. Aku takut bahwa Myung Soo tidak menjawab panggilan teleponku dan benar saja ternyata dia tidak menjawabnya. Saat itu, aku sedih sekali dan berpikiran bahwa Myung Soo tidak ingin berhubungan denganku lagi. Min Ah menyuruhku untuk menelepon Myung Soo lagi. Namun, aku langsung menolaknya hingga akhirnya aku memutuskan untuk menunggu 5 menit lagi. Lima menit telah berlalu, aku pun menelepon Myung Soo kembali. Namun nihil, dia tidak menjawabnya lagi. Saat itu, aku ingin menangis namun aku menahannya karena aku malu sekali bila aku menangis dihadapan Min Ah. Aku meletakkan ponselku dan membereskan semua barangku. Ketika melihat bingkisan makanan yang telah ku beli untuk Myung Soo, aku menjadi bingung. Apakah aku harus membuang semua makanan itu? Aku pun menyuruh Min Ah untuk membuangnya. Namun, Min Ah malah memarahiku. Dengan terpaksa aku membawanya kembali. Saat aku akan pulang, aku bertemu dengan Geun Suk. Geun Suk menyapaku dan aku hanya tersenyum saja. Saat itu, aku baru ingat bahwa Geun Suk adalah tetangga Myung Soo. Aku pun memanggil Geun Suk dan menitipkan bingkisan makanan itu padanya. Aku menceritakan pada Geun Suk bahwa awalnya aku ingin memberikannya secara langsung pada Myung Soo tapi Myung Soo tidak menjawab panggilan telepon dariku. Aku pun mengatakan terima kasih pada Geun Suk karena dia berkenan membantuku untuk memberikan bingkisan makanan itu pada Myung Soo. Sebelum aku benar-benar pulang, Geun Suk mengatakan padaku bahwa aku terlalu baik untuk Myung Soo. Geun Suk bertanya padaku. Apakah aku tidak merasa sakit hati karena aku dan Myung Soo telah putus namun aku masih berbaik hati pada Myung Soo? Apakah tidak ada pria lain hingga aku terus memperhatikan Myung Soo? Bagaimana bila Myung Soo telah memiliki wanita lain? Apakah aku akan tetap baik dan perhatian pada Myung Soo seperti sekarang ini? Aku menjawab pertanyaannya itu. Aku melakukan semua ini dengan tulus bahkan aku tidak mempunyai niat lain kecuali aku ingin melihat wajahnya agar tidak pucat lagi. Aku ingin melihat wajah Myung Soo yang tampan seperti biasanya bukan wajahnya yang pucat seperti saat ini. Setelah itu aku tersenyum pada Geun Suk lalu pulang. Tepat pukul 10.00 p.m, aku mengirim message pada Myung Soo. Aku menjelaskan maksud dan tujuanku memberikan makanan itu padanya. Saat itu, aku sama sekali tidak mengharapkan Myung Soo akan membalasnya. Namun, ternyata dia membalas message itu. Saat itu, aku terkejut bukan main hingga aku kebingungan kata-kata untuk membalas messagenya kembali. Aku tersenyum senang bukan main hingga aku ingin pergi ke kamar kecil. Namun, nasib berkata lain. Saat aku akan pergi ke kamar mandi, aku lupa bahwa aku harus menuruni tangga hingga akhirnya aku terjatuh dan kepalaku terbentur tembok. Aku pun sangat malu karena kedua orang tuaku menertawaiku. Ah, kepalaku sangat sakit dan ada benjolan kecil.

Pada tanggal 29 Oktober 2014 tepat pukul 9.30 a.m, aku dan Gyeong telah berada di kampus karena kami baru selesai melakukan observasi ke sekolah. Seperti biasa aku mendownload serial drama favoritku. Ku lihat Geun Suk dan Tae Woo menghampiri kami. Geun Suk mendiskusikan tugas kelompok dengan Gyeong. Setelah itu, Geun Suk mengatakan padaku bahwa Myung Soo sedang sakit anemia. Ketika mendengarnya aku tidak terkejut sama sekali namun aku hanya diam saja. Aku sudah mengetahuinya ketika melihat wajah Myung Soo yang sangat pucat. Tepat pukul 10.20, aku melihat Myung Soo bersama dengan Eunhyuk dan Kyuhyun. Saat itu, aku ingin sekali melihat wajahnya. Namun, aku tidak berani untuk melihatnya. Aku berkutik kembali dengan laptopku. Pikiranku benar-benar kacau ketika aku mendengar suaranya. Tepat pukul 2.30 p.m, aku berbicara dengan Geun Suk. Geun Suk menceritakan padaku bahwa kemarin dia telah menelepon Myung Soo beberapa kali namun Myung Soo tidak menjawabnya. Tepat pukul 8.00 p.m, Tae Woo mengatakan pada Geun Suk bahwa Myung Soo telah pulang ke apartemennya. Geun Suk terkejut ketika mendengarnya karena saat itu sedang hujan. Tae Woo bertanya pada Geun Suk tentang bingkisan yang dibawanya. Namun, Geun Suk tidak memberitahu Tae Woo hingga Tae Woo mengikuti Geun Suk dari belakang. Setibanya di apartemen Myung Soo, Geun Suk terkejut ketika mengetahui Seung Ho ada disana. Saat melihat kebelakang Geun Suk lebih terkejut karena melihat Tae Woo. Karena semuanya sudah melihat Geun Suk membawa bingkisan itu, akhirnya Geun Suk memberikan bingkisan itu pada Myung Soo. Myung Soo bertanya pada Geun Suk. Geun Suk pun menjawab pertanyaan Myung Soo. Tae Woo menyuruh Myung Soo untuk meneleponku. Namun, Myung Soo menolaknya. Saat itu juga Myung Soo mengatakan pada mereka bahwa dia sedang sakit anemia. Ketika mendengar cerita dari Geun Suk, aku sangat malu sekali karena Seung Ho dan Tae Woo mengetahuinya. Aku takut mereka akan berpikiran bahwa aku sedang berusaha untuk mendekati Myung Soo. Padahal aku sama sekali tidak mempunyai pikiran itu. Aku melakukan semua itu karena aku mengkhawatirkan Myung Soo. Selain melihat kondisi Myung Soo, aku teringatkan pada arti mimpiku itu. Aku sangat heran sekali dengan semua ini. Mengapa aku harus mendapatkan mimpi tentang keadaan keluarga Myung Soo bahkan kondisi Myung Soo sendiri? Padahal aku bukanlah siapa-siapa bagi Myung Soo. Mengapa harus aku yang mendapatkan amanah dari ibunya dalam mimpiku agar menjaga Myung Soo? Mengapa harus aku? Mengapa tidak Myung Soo yang mendapatkan mimpi itu? Mengapa aku harus memiliki hati yang baik seperti ini? Bisakah aku memiliki hati yang jahat hingga aku bisa mengabaikan semua ini? Saat itu, aku hanya bisa menghela nafasku dan melanjutkan mengerjakan tugas. Saat itu aku baru menyadari bahwa aku benar-benar tulus menyukai Myung Soo. Meskipun Myung Soo telah beberapa kali mengecewakanku bahkan dia menolakku sebanyak dua kali. Seharusnya kau mengetahuinya bahwa aku akan menerimamu apa adanya, Myung Soo. Meskipun kau adalah pria brengsek dan bajingan. Entah mengapa aku sama sekali tidak bisa membencimu. Yang ku inginkan adalah aku dan dirimu sama-sama memperbaiki kekurangan dan kesalahan kita dimasa lalu, Myung Soo.

Pada tanggal 30 Oktober 2014 tepat pukul 1.00 p.m, Tae Woo berbisik padaku bahwa dia menyuruhku untuk mengirim makanan pada Myung Soo lagi karena dengan begitu dia bisa memakan makanan itu. Aku membelalakan mataku tak percaya ketika mendengarnya. Aku ingin sekali membalas perkataan Tae Woo namun aku takut mahasiswa lainnya mendengarnya. Akhirnya aku hanya tersenyum menanggapinya. Setelah itu, aku dikejutkan lagi dengan Seung Ho yang tiba-tiba tersenyum padaku. Aku mengerutkan keningku tak mengerti lalu aku berkutik dengan laptopku kembali. Apakah karena ini Myung Soo memberikan makanan itu pada Tae Woo dan Seung Ho hingga mereka tersenyum penuh arti seperti itu padaku? Bila benar, maka aku benar-benar sangat malu. Aku selalu bertanya-tanya pada diriku sendiri. Apakah Myung Soo memberikan semua makanan itu pada Seung Ho dan Tae Woo? Apakah Myung Soo ikut memakan makanan itu? Aku sangat kecewa sekali apabila Myung Soo sama sekali tidak memakan makanan itu. Aku harap semoga kau lekas sembuh, Myung Soo.

Pada tanggal 20 November 2014 tepat pukul 4.05 p.m, aku melihat Myung Soo di jalan setelah tiga minggu aku tidak melihatnya sama sekali. Saat itu, aku baru saja keluar dari apartemen Eun Hye dan Jessica. Aku mengganti lagu dalam list ponselku yaitu “Park Jang Hyun & Park Hyun Kyu- Love is”. Aku pun menekan lagu itu. Melodipun mengalun dengan indahnya. Saat aku mengalihkan pandangan mataku, aku membelalakan mataku tak percaya. Aku melihatnya berjalan didepanku. Namun, posisi kami sedang berseberangan. Jantungku berdetak sangat cepat hingga tak kendali. Aku pun menjadi salah tingkah. Akhirnya aku berusaha untuk menghindarinya karena aku tak tahu harus bersikap seperti apa terhadapnya. Namun yang menjadi pertanyaan bagiku. Apakah dia melihatku? Apakah dia menyadari gelagatku yang berusaha untuk menghindarinya? Dari kejadian itu, aku sangat bersyukur karena bisa melihat wajahnya yang sehat tidak seperti terakhir kali ketika aku melihat wajahnya sangat pucat. Semoga kau selalu sehat, Myung Soo.

Pada tanggal 21 November 2014 tepat pukul 5.10 p.m, aku bertemu dengan Geun Suk setelah seminar. Kami pun bicara mengenai tugas. Setelah itu, dia mengatakan padaku bahwa Myung Soo jarang sekali masuk kuliah. Aku mendengarkan setiap ceritanya. Namun, aku sama sekali tidak menyangka bahwa dia menyuruhku untuk bicara dengan Myung Soo. Dia berharap bahwa setelah aku bicara dengan Myung Soo maka Myung Soo akan rajin masuk kuliah. Dia sudah menyerah untuk mengajak Myung Soo bahkan teman-temannya pun menyerah. Aku ingin sekali menolak permintaan itu karena posisiku disini bukan lagi kekasih Myung Soo melainkan mantan kekasihnya. Apakah Myung Soo akan mendengarkanku? Entahlah, aku berharap bahwa setelah aku bicara dengannya maka dia akan berubah meskipun secara perlahan-lahan.

Pada tanggal 23 November 2014 tepat pukul 6.30 p.m, aku datang ke apartemen Myung Soo setelah kami saling mengirim message. Jujur, setelah memarkirkan motorku lalu berjalan dibelakangnya terasa sangat canggung bagiku. Bagiku, ini adalah pertama kalinya aku datang ke apartemen barunya. Apartemen itu terlihat sangat luas dan banyak kamar. Akhirnya, aku tiba didepan kamarnya lalu masuk. Awalnya aku masih bingung memulai pembicaraan kami. Namun, tanpa terasa kecanggungan diantara kami hilang begitu saja. Kami bicara dengan santai bahkan tertawa. Hari ini adalah pertama kalinya kami bicara saling menatap setelah kami berpisah dulu dan hal itu membuatku sangat senang. Setelah itu, aku mengajaknya makan. Namun, dia mengatakan bahwa tubuhnya dingin sekali dan malas keluar bahkan dia menyuruhku untuk memegang tangannya. Namun, aku dengan spontan menolak untuk memegang tangannya. Bila aku memegang tangannya maka detik itu juga aku akan merasakan kembali hasrat saat dia menyentuh tubuhku dulu. Jujur, untuk menghilangkan hasrat itu sangat sulit bahkan aku bisa melupakannya setelah setahun. Meskipun bayang-bayang ketika dia menyentuh tubuhku masih teringat sangat jelas. Akhirnya, aku pun keluar untuk membeli makan. Setelah itu, aku berjalan untuk kembali ke apartemennya dan berpapasan dengannya. Dia bertanya padaku. Mengapa lama sekali? Aku menjawab bahwa disana sangat banyak pembeli. Dia pun memberikan kunci apartemennya padaku. Dia mengatakan bahwa dia ingin membeli Juice. Aku hanya menganggukkan kepalanya sambil menahan tawaku. Padahal aku sudah mengetahui bahwa toko Juice sedang tutup. Namun, aku membiarkannya pergi begitu saja. Apakah dia ingin membeli Juice adalah sebuah alasan saja karena dia mengkhawatirkanku keluar pada malam hari hanya untuk sekedar membeli makan? Entahlah hanya dia yang bisa menjawab pertanyaan ini. Namun, aku sangat senang sekali bila hal itu adalah benar bahwa dia masih mengkhawatirkanku. Aku tak mungkin bisa melupakan kejadian hari ini begitu saja, Myung Soo.






TBC

Tidak ada komentar: