Minggu, 28 Desember 2014

[Special Edition Love is Feeling] Ji Won’s Diary Part 10

[Special Edition Love is Feeling] Ji Won’s Diary Part 10
Title                 : [Special Edition Love is Feeling] Ji Won’s Diary Part 10
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Romance and Sad
Main Cast        : Kim Myung Soo aka L Infinite and Kim Ji Won
Other Cast       : Cho Kyuhyun, Kim Yerim, Kim Ryeowook, Beige, Kim Heechul, Im Yoona,  Leeteuk aka Seongseonim Park, Hyuna, Gayoon, Yoo Seung Ho, Jung Yong Hwa, Lee Hyukjae aka Eunhyuk, Song Eunji, Han Ji Min, Kang In aka Seongseonim, Park Shi Ho, Hwang Jung Eum, Lee Da Hee, Lee Jun Ki, Song Hye Kyo, Han Ga In, Park Shin Hye, Yoon Eun Hye, Jessica Jung, Moon Chae Won, Kang So Ra, Goo Hye Sun, Lee Sunkyu aka Sunny, Lee Hong Ki, Shindong, Kim Bum, Kim Gyeong, Song Ye Jin, Park Si Yeon, Jung So Min, Kim Jae Joong, Seo In Guk, Kwon Yuri, Kim Sae Ron, Tuan Kim, Nyonya Kim, Micky Yoochun, Choi Sulli, Kim So Eun, Lee Joon, Tae Yang, Kim Haneul, Kang Min Hyuk, Kim Hyun Joong, Kim Tae Woo, Kim Jae Joong, Shin Min Ah, Han Hyo Joo, Lee Taemin, Victoria Song, Choi Minho, Wooyoung, Park Min Young, Jang Geun Suk, Song Jong Ki, Lee Jae Jin, Seulgi, member Infinite, member Super Junior, member Girls Generation



Preview

Pada tanggal 23 November 2014 tepat pukul 6.30 p.m, aku datang ke apartemen Myung Soo setelah kami saling mengirim message. Jujur, setelah memarkirkan motorku lalu berjalan dibelakangnya terasa sangat canggung bagiku. Bagiku, ini adalah pertama kalinya aku datang ke apartemen barunya. Apartemen itu terlihat sangat luas dan banyak kamar. Akhirnya, aku tiba didepan kamarnya lalu masuk. Awalnya aku masih bingung memulai pembicaraan kami. Namun, tanpa terasa kecanggungan diantara kami hilang begitu saja. Kami bicara dengan santai bahkan tertawa. Hari ini adalah pertama kalinya kami bicara saling menatap setelah kami berpisah dulu dan hal itu membuatku sangat senang.
Setelah itu, aku mengajaknya makan. Namun, dia mengatakan bahwa tubuhnya dingin sekali dan malas keluar bahkan dia menyuruhku untuk memegang tangannya. Namun, aku dengan spontan menolak untuk memegang tangannya. Bila aku memegang tangannya maka detik itu juga aku akan merasakan kembali hasrat saat dia menyentuh tubuhku dulu. Jujur, untuk menghilangkan hasrat itu sangat susah bahkan aku bisa melupakannya setelah setahun. Meskipun bayang-bayang ketika dia menyentuh tubuhku masih teringat dengan sangat jelas. Akhirnya, aku pun keluar untuk membeli makan. Setelah itu, aku berjalan untuk kembali ke apartemennya dan berpapasan dengannya. Dia bertanya padaku. Mengapa lama sekali? Aku menjawab bahwa disana sangat banyak pembeli. Dia pun memberikan kunci apartemennya padaku. Dia mengatakan bahwa dia ingin membeli Juice. Aku hanya menganggukkan kepalanya sambil menahan tawaku. Padahal aku sudah mengetahui bahwa toko Juice sedang tutup. Namun, aku membiarkannya pergi begitu saja. Apakah dia ingin membeli Juice adalah sebuah alasan saja karena dia mengkhawatirkanku keluar pada malam hari hanya untuk sekedar membeli makan? Entahlah hanya dia yang bisa menjawab pertanyaan ini. Namun, aku sangat senang sekali bila hal itu adalah benar bahwa dia masih mengkhawatirkanku. Aku tak mungkin bisa melupakan kejadian hari ini begitu saja, Myung Soo.

Next

Pada tanggal 29 November 2014 tepat pukul 4.15 a.m, aku sudah berada di aula. Aula adalah tempat jurusan kami berkumpul karena kami akan mengadakan praktikum pada hari ini sampai besok. Awalnya kami akan berangkat menuju lokasi praktikum tepat pukul 4.30 a.m. Namun, banyak mahasiswa yang belum datang sehingga kami harus menunggu mereka dulu. Aku duduk disamping Min Ah dan bicara dengannya karena aku berencana untuk menginap di apartemennya. Ketika kami sedang berbicara, tiba-tiba Hyun Joong menghampiri kami. Hyun Joong menyuruhku untuk menelepon Myung Soo karena dia belum datang. Hyun Joong mencurigai Myung Soo belum bangun dari tidurnya karena dia terkenal dengan orang yang paling sulit untuk bangun tidur pada pagi hari dan aku sudah mengetahui hal itu sudah lama semenjak aku berpacaran dengannya dulu. Aku melihat ke sekeliling semua mahasiswa sudah datang kecuali Myung Soo. Akhirnya dengan terpaksa aku mengeluarkan ponselku untuk meneleponnya. Saat aku meneleponnya, dia mengatakan bahwa dia sedang mempersiapkan perlengkapan miliknya. Setelah itu, aku mengakhiri dengan mematikan panggilan telepon itu dan memberitahu Hyun Joong. Aku sempat bertanya-tanya pada diriku sendiri. Mengapa Hyun Joong menyuruhku untuk menelepon Myung Soo? Mengapa tidak Hyung Joong saja yang meneleponnya? Bila seperti ini, aku takut akan berharap lebih pada Myung Soo. Hyun Joong dan Min Ah mulai menggodaku kembali. Jujur, saat itu aku sangat senang sekali. Tepat pukul 5.45 a.m, semua mata mahasiswa tertuju pada Myung Soo. Dengan santainya, Myung Soo berjalan tanpa merasa bersalah pada semua mahasiswa yang telah lama menunggu kedatangannya. Aku hanya melihatnya sekilas sambil tersenyum lalu masuk kedalam mobil. Saat Myung Soo masuk ke mobil, aku sama sekali tidak kaget karena aku telah mengetahui bahwa dia sekelompok denganku. Namun, anggota kelompok kami mulai menggodaku. Aku hanya bisa mengabaikan mereka. Jujur, saat itu jantungku berdetak dengan sangat cepat. Apakah Myung Soo merasakan hal yang sama denganku? Entahlah, hanya dia yang mengetahuinya. Tepat pukul 8.00 a.m, kami tiba di lokasi praktikum. Setibanya disana, kami disuruh untuk sarapan. Setelah sarapan, kelompok kami melakukan briefing. Aku mendengarkan setiap penjelasan dari anggota kelompok lainnya. Kini tiba saatnya untuk membagi tugas antar anggota kelompok. Kelompok kami beranggotakan 9 orang. Kami pun membagi menjadi 2 kelompok kecil yaitu kelompok wawancara dan observasi. Anggota pria kelompok kami hanya terdapat 3 orang yaitu 2 orang untuk observasi sedangkan 1 orang untuk wawancara. Aku memilih kelompok wawancara karena aku sangat malas sekali melakukan observasi. Ketua kelompok kami memilih Jae Joong sebagai anggota pria di kelompok wawancara. Namun, Jae Joong dengan tegas menolaknya sambil melihatku dengan tatapan yang penuh arti. Aku pun membalas tatapan matanya dengan kesal. Aku pun berinisiatif untuk memilih Tae Yang sebagai gantinya. Namun, lagi-lagi Tae Yang menolaknya dan aku sempat melihat dia dengan Jae Joong bertatapan dengan penuh arti. Aku pun mengerti maksud mereka menolaknya. Akhirnya, ketua kelompok memilih Myung Soo dan dia menerimanya. Mengapa dia tidak menolaknya saja? Lama-lama aku bisa salah tingkah bila seperti ini. Beruntung sang ketua kelompok dan So Ra menemani kami. Setelah selesai briefing, aku masih terdiam ditempat kami briefing tadi. Sang ketua kelompok, entah pergi kemana. Sedangkan anggota kelompok lainnya sibuk sendiri. Tiba-tiba, Myung Soo bertanya padaku mengenai tugas kami. Aku sontak terkejut saat itu karena baru kali ini dia bicara denganku didepan umum setelah kami berpisah dulu. Aku pun melihat ke sekeliling dan semua anggota yang tadinya sibuk sendiri menjadi memperhatikan kami. Aku pun menjawab pertanyaannya dengan singkat. Jujur, aku sangat senang sekali sekaligus malu pada saat itu karena kami biasanya terlihat seperti bermusuhan didepan umum tapi kali ini kami terlihat seperti telah berbaikan. Setelah itu, aku bergegas untuk pergi dari sana dan mempersiapkan perlengkapan yang akan ku bawa ke lokasi praktikum. Saat aku mengambil makan siang untukku dan So Ra, aku melihat Myung Soo berada didepanku. Mata kami saling menatap satu sama lain. Setelah itu, aku memalingkan wajahku dan pergi dari sana. Ini adalah ketiga kalinya kami saling menatap dengan tatapan yang sulit untukku artikan. Aku pun berusaha sebisa mungkin untuk mengatur nafasku. Aish, lama-lama aku bisa gila bila terus melihatnya. Semoga aku bisa menahan perasaanku ini. Aku pun memasukkan makanan kami ke tas milik So Ra. Tanpa diduga, dia menyusulku keluar dan bicara padaku. Dia ingin menitipkan makanannya pada tas milik So Ra yang kebetulan sedang ku pakai. Saat itu, aku menyadari keberadaan Gyeong didepanku dan menyaksikan pembicaraan kami tadi. Gyeong membelalakan matanya tak percaya ketika melihat kami yang terlihat telah berbaikan dan wajahnya yang terlihat bertanya-tanya sedangkan aku hanya tersenyum melihat kebingungannya. Akhirnya kami melakukan praktikum. Aku sengaja memilih tempat duduk yang berjauhan dengan Myung Soo selama di perjalanan menuju lokasi. Sebisa mungkin aku menahan hasratku untuk melihat wajahnya. Jujur, aku sangat ingin melihat wajahnya namun ego yang ku miliki terlalu tinggi. Setibanya di lokasi, kami mulai berpencar sesuai dengan pembagian tugas. Sang ketua kelompok memberikan ponsel Myung Soo padaku. Saat itu, aku sangat heran. Namun, aku pun menerima dan memasukkannya dalam saku celanaku. Akhirnya, kami selesai. Namun, saat itu terjadi hujan. Selama di perjalanan menuju basecamp, aku sangat mengantuk sekali hingga tanpa sadar aku terjatuh dan memeluk kaki Jae Joong. Aku pun bergegas bangun dan merapikan diriku. Mereka pun mulai menggodaku dengan Myung Soo. Namun, aku dan Myung Soo mengabaikan mereka. Setibanya di basecamp, aku bersama So Ra pergi ke tempat untuk beristirahat karena kami sangat lelah. Tanpa terasa kami tidur selama dua jam. So Ra pun membereskan semua barangnya yang ada di tas. Dia menemukan ponsel dan dompet milik Myung Soo dan memberikannya padaku. Aku tercengang ketika melihat semua barang milik Myung Soo berada ditanganku. Ketika memegang barang itu, ingin rasanya aku melihat isi barang itu. Namun, aku mengurungkan niatku ketika aku sadar bahwa aku hanyalah temannya saat ini. Aku kembali ke basecamp dan mencari Myung Soo berniat untuk mengembalikan semua barangnya. Aku pun menanyakan keberadaan Myung Soo pada Jae Joong dan Jae Jin. Namun, yang ku dapatkan bukanlah sebuah jawaban tetapi mereka malah menggodaku. Aku pun meninggalkan mereka. Namun sebelum aku melangkah lebih jauh, Jae Joong mengatakan padaku bahwa Myung Soo sedang tidur. Aku hanya tersenyum menanggapinya. Tak lama kemudian, mereka memanggilku kembali. Saat aku melihat kearah mereka, aku melihat Myung Soo sudah bangun. Aku pun menghampiri dan memberikan semua barang pada Myung Soo. Semua temannya melihat kearah kami namun sebisa mungkin aku terlihat biasa didepan mereka agar mereka tidak menggoda kami. Saat aku mengambil semua barangku, aku melihat kemeja dan topi milik Myung Soo. Aku pun membawa kemeja dan topi itu lalu memberikan padanya tanpa melihat kearahku karena saat itu dia sedang menundukkan kepalanya. Setelah itu, aku menghampiri So Ra. Akhirnya kami pergi ke basecamp lainnya. Aku baru mengetahui bahwa basecamp kami dipisah antara pria dan wanita. Tepat pukul 7.30 p.m, kami disuruh berkumpul di basecamp pria untuk makan malam dan briefing. Setibanya disana, aku melihat kearah kanan dan kiri berharap mataku menangkap sesosok Myung Soo. Namun nihil, aku tidak menemukannya. Setelah makan, kami melakukan briefing dan merekap data praktikum tadi. Saat merekap data, aku mengalami kesulitan dalam membaca isi instrument karena tulisan Myung Soo sangat jelek. Aku dan So Ra tertawa ketika berusaha untuk membaca kertas instrument itu. Jae Joong mengatakan pada anggota kelompok lainnya bahwa Myung Soo sedang tidur. Aku sudah tidak heran mendengarnya. Padahal aku sangat berharap bisa merekap data bersama Myung Soo.

Pada tanggal 30 November 2014 tepat pukul 1.00 a.m, kami selesai merekap data. Setelah itu, aku tidur. Aku terbangun tepat pukul 6.30 a.m karena kami harus berkumpul di basecamp pria untuk menyampaikan laporan praktikum sementara. Saat sarapan, aku berharap bisa melihat Myung Soo. Namun nihil, lagi-lagi aku tidak melihatnya. Akhirnya kami melaporkan kegiatan praktikum hingga pukul 11.00 a.m. Setelah itu, aku membereskan semua barangku karena kami akan pulang. Kami menunggu mobil datang untuk menjemput. Saat itu, aku bicara dengan Shin Hye. Shin Hye menanyakan padaku. Apakah aku menjalin hubungan lagi dengan Myung Soo? Aku tidak menyangka darimana arah datangnya gossip itu. Aku pun menceritakan yang sebenarnya pada Shin Hye. Shin Hye memberiku saran agar aku tidak menaruh harapan pada Myung Soo. Justru hal itu yang ku takutkan. Namun, sebisa mungkin aku akan menahannya agar aku tidak merendahkan harga diriku untuk ketiga kalinya. Akhirnya mobil datang, aku sengaja masuk mobil dimana teman-temanku telah memanggilku. Padahal aku ingin sekali satu mobil dengan Myung Soo. Namun, jika aku mengikuti keinginanku ini maka biasanya aku akan salah tingkah didepannya atau temannya akan menggoda kami. Tepat pukul 3.00 p.m, kami telah tiba di kampus. Aku pun menunggu Min Ah karena ayahku tidak bisa menjemputku. Aku berniat untuk menginap di apartemennya. Aku tidak menyangka bahwa Myung Soo turun pada mobil yang sama dengan Min Ah. Aku seolah-olah terlihat seperti menunggunya. Padahal aku menunggu Min Ah. Saat itu, aku bingung bukan main karena melihat Geun Suk tersenyum penuh arti padaku. Aku takut mereka menggodaku lagi. Aku pun menghampiri Min Ah agar aku terhindar dari Geun Suk dan Myung Soo. Seharusnya aku terhindar dari godaan mereka. Namun nihil, temanku yang lain mulai menggodaku. Mereka melihat Myung Soo bicara padaku ketika di basecamp setelah sarapan. Aku sempat mengira hanya Gyeong saja yang melihat kami. Namun ternyata teman yang lain pun melihatnya. Aku hanya bisa diam saja ketika mereka menggodaku. Akhirnya aku tiba di depan apartemen Min Ah. Aku dan Min Ah berpamitan pada mereka sebagai tanda perpisahan. Ketika berada didalam apartemen Min Ah, aku merasa sangat lega karena tidak mendengar godaan dari teman-temanku itu. Aku dan Min Ah pun berisitirahat. Kami terbangunkan karena mendengar ponsel Min Ah berdering. Ternyata Hyun Joong mengajaknya untuk makan malam. Min Ah mengajakku untuk makan malam bersama mereka. Namun, aku menolaknya karena aku masih mengantuk. Akhirnya Min Ah pergi bersama Hyun Joong dan meninggalkanku di apartemennya sendirian. Aku sempat berpikir. Seandainya Myung Soo mengajakku untuk makan malam. Aku pun tidur kembali. Aku terbangun lagi ketika Min Ah datang. Min Ah menyuruhku untuk makan karena sekarang sudah pukul 8.30 p.m. Aku pun membelalakan mataku tak percaya dan benar saja perutku sudah menyanyi dengan merdunya. Aku pun keluar apartemen untuk membeli makanan. Setelah makan, aku tidur kembali karena ayahku menjemputku tepat pukul 4.00 a.m. Padahal aku berharap Myung Soo menawarkan jasanya untuk mengantarkanku pulang. Namun, sepertinya itu tidak mungkin. Ji Won, kau harus sadar bahwa kau hanyalah mantan kekasihnya. Tepat pukul 4.00 a.m, aku terbangun karena ponselku bergetar. Ayahku mengirim message bahwa beliau sudah ada didepan apartemen. Aku pun membereskan semua barangku dan pergi dari apartemen Min Ah. Tak lupa aku mengucapkan terima kasih padanya yang telah mengijinkanku untuk menginap di apartemennya.

Pada tanggal 4 Desember 2014 tepat pukul 10.20 a.m, aku mengikuti mata kuliah kelas lainnya. Saat itu, aku sedang malas untuk menunggu mata kuliah selanjutnya di apartemen Ji Min. Aku sengaja masuk ke kelas lainnya karena kami menggunakan ruangan yang sama. Aku bertanya pada Yoona mengenai dosen yang akan masuk dalam mata kuliah itu. Aku takut dosen itu banyak mengajukan pertanyaan. Daripada aku menghadapi dosen seperti itu lebih baik aku menunggu saja diluar kelas. Namun, Yoona mengatakan bahwa dosen yang masuk adalah dosen yang baik. Lagipula kegiatan kelas kali ini adalah mendengar mahasiswa persentasi. Aku pun duduk disamping Seulgi sambil mengeluarkan laptop karena aku belum mengerjakan tugas untuk mata kuliah selanjutnya. Seulgi bertanya padaku. Mengapa Myung Soo belum datang? Aku menjawab bahwa sebentar lagi dia pasti datang. Entah, keberanian darimana aku mengatakan hal itu. Padahal aku tidak mengetahui Myung Soo akan berkuliah atau sebaliknya. Namun, keberuntungan berpihak padaku. Myung Soo datang meskipun terlambat. Aku rasa dia tidak menyadari bahwa aku berada di kelasnya. Aku membelalakan mataku tak percaya bahwa dia duduk didepan. Aku rasa dia adalah salah satu anggota kelompok yang akan persentasi. Aku mulai mengabaikannya dan mengerjakan tugasku kembali. Tanpa disangka Min Ah memanggil namaku dengan keras. Aku membelalakan mataku tak percaya karena Myung Soo menyadari kehadiranku. Aku takut Myung Soo berpikiran bahwa aku sengaja mengawasinya. Padahal itu hanyalah sebuah kebetulan saja. Saat Myung Soo sedang persentasi, aku hanya bisa menundukkan kepalaku dan mendengarkan suaranya. Bagiku suaranya sangat lucu hingga aku selalu menahan tawaku ketika mendengar suaranya. Entah, materi apa yang dia persentasikan. Namun dalam materi itu, dia mengatakan namaku. Aku mengetahui bahwa namaku sangat familiar. Namun, teman satu kelasnya menyalahartikannya hingga mereka mulai menggoda kami. Jujur, saat itu aku sangat malu sekaligus senang hingga aku tidak berani untuk melihat kearahnya. Akhirnya kelas mata kuliah itu telah selesai. Aku pun mengatur nafasku setelah semua mahasiswa di kelas keluar dari ruangan. Namun ternyata semua itu belum berakhir. Setelah mahasiswa di kelasku sudah datang, mereka menggodaku lagi. Mereka mengatakan bahwa aku dan Myung Soo menjalin hubungan lagi. Mereka menyebutnya dengan cinta lama bersemi kembali. Bila mereka mengetahui hal yang terjadi antara diriku dan Myung Soo yang sebenarnya, maka aku rasa mereka akan berhenti menggoda kami. Entahlah sampai saat ini aku masih bingung dengan hubungan kami ini. Kami tidak bisa disebut berpacaran karena kami tidak mengatakan perasaan kami satu sama lain bahkan aku masih tidak mengetahui perasaannya padaku. Aku selalu berharap bahwa Myung Soo memiliki perasaan yang sama denganku.

Pada tanggal 9 Desember 2014 tepat pukul 10.20 a.m, aku akan mengikuti mata kuliah kedua. Namun, ternyata ruangan kelas masih dipakai oleh kelas lainnya. Aku menunggu sambil duduk di kursi luar kelas bersama Eun Hye dan Jessica. Saat akan duduk, aku melihat Myung Soo dan Hyun Joong keluar dari kelas. Aku rasa mereka membeli makan. Ketika mereka kembali, ternyata tebakanku sebelumnya itu benar. Saat aku bicara dengan Eun Hye, tanpa sengaja aku melihat kearah kelasnya. Ku lihat Myung Soo sedang membersihkan lantai sebelum dia duduki karena saat itu pintu kelas sedikit terbuka. Namun yang ku bingungkan, mengapa dia harus duduk di dekat pintu? Apakah dia sengaja duduk disana agar aku melihatnya? Aku pun mengabaikannya. Yang membuatku lebih heran lagi, saat kelasnya berakhir lalu dia keluar. Biasanya dia selalu menghindariku lalu pergi, meskipun temannya masih berada didepan kelas. Namun, berbeda dengan saat itu. Dia menunggu temannya bahkan dia berdiri tepat didepanku. Aku ingin sekali melihat wajahnya saat itu. Tapi, aku tidak berani walaupun hanya sekedar melihat wajahnya. Aku pun melihat kearah kelas. Ku lihat semua mahasiswa telah keluar. Aku mengambil tas milikku lalu masuk kesana. Tepat pukul 12.00 a.m, kelas kami disuruh masuk ke kelas lainnya untuk membicarakan sesuatu mengenai angkatan. Saat itu, aku hanya bisa menghela nafasku karena lagi-lagi aku harus melihatnya. Entahlah, saat itu perasaanku terasa aneh sekali. Aku ingin sekali melihatnya. Namun, disisi lain aku malas melihatnya. Aku pun memilih duduk didepan agar aku tidak melihatnya. Ternyata usahaku itu nihil, dia berjalan kearah pintu lalu keluar dan aku pun melihatnya. Aku sempat merasa lega karena dia keluar dari kelas. Tapi ternyata, dia kembali lagi sambil memainkan pintu didepan kelas. Aku membelalakan mataku tak percaya. Apakah dia sengaja berdiri didepanku agar aku melihatnya? Lama-lama aku tidak dapat menahan rasaku ini padanya. Dengan terpaksa aku melihat kearahnya. Yang membuatku lebih terkejut yaitu saat aku melihatnya, dia pun melihatku. Kami saling menatap satu sama lain. Jujur, saat itu jantungku berdetak dengan cepat. Aku sangat malu karena ketahuan olehnya. Tepat detik itu juga, aku memalingkan wajahku. Setelah itu, dia benar-benar keluar dari kelas dan tidak kembali lagi seperti tadi. Setelah selesai, kami kembali ke kelas. Jessica memintaku untuk mengantarkannya keluar. Aku pun menyanggupinya karena aku merasa bosan sekali. Saat kami berjalan keluar gedung, ku lihat Myung Soo bersama temannya masih berada disana. Saat itu, aku benar-benar frustasi karena aku harus melihatnya sebanyak tiga kali pada hari yang sama. Apakah ini yang dinamakan takdir? Semoga seperti itu.

Pada tanggal 18 Desember 2014 tepat pukul 1.20 p.m, aku mengikuti briefing untuk dua mata kuliah. Praktikum ini sama seperti biasanya digabung dengan kelas lainnya. Awalnya perasaanku biasa saja hingga dosen telah selesai memberikan penjelasannya. Saat pembagian kelompok, mataku tak lepas dari papan tulis untuk mencari namaku sendiri. Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya ketika aku tidak menemukan namaku hingga kelompok ke tujuh. Selain itu, aku mencari nama Myung Soo juga. Ternyata namanya belum tertulis sama sepertiku. Aku merasa lega setelah mengetahui bahwa aku masuk kelompok 8. Entah mengapa, aku memiliki pikiran bahwa Myung Soo akan sekelompok denganku. Apa yang ku pikirkan menjadi kenyataan. Aku tidak menyangka bahwa aku akan sekelompok dengannya lagi. Ini adalah ketiga kalinya kami sekelompok secara berturut-turut. Eun Hye dan Jessica mulai menggodaku. Begitupula dengan mahasiswa lainnya. Jujur, saat itu aku merasa malu sekaligus senang. Apakah ini yang dinamakan dengan takdir? Apakah Myung Soo adalah takdirku? Aku selalu berharap bahwa dia masih memiliki perasaan yang sama denganku.
Pada tanggal 19 Desember 2014 tepat pukul 1.00 p.m, aku pergi ke kampus dari apartemen Eun Hye untuk kumpul bersama kelompokku. Aku berharap bahwa Myung Soo tidak datang karena aku mengetahui bahwa tadi pagi dia tidak masuk kuliah. Setibanya di kampus, aku menyimpan tas milikku lalu pergi ke kamar mandi. Setelah selesai, aku kembali ke lobby. Saat aku berjalan menuju ke lobby, aku melihat Myung Soo sedang berjalan menuju lobby juga. Saat berjalan, kami saling melihat satu sama lain. Namun, lagi-lagi aku memalingkan wajahku lalu duduk bersama mahasiswa lainnya. Saat itu, aku berusaha untuk duduk dengan tenang. Namun, usahaku ternyata sia-sia. Dia menyapaku dengan cara bertanya padaku. Aku membelalakan mataku tak percaya bahwa dia akan bicara padaku didepan Gayoon. Aku takut bahwa Gayoon akan menjadi penasaran karena kami terlihat telah baikan. Aku pun hanya menjawab seperlunya saja. Setelah itu, aku berpura-pura tidak merasakan kehadirannya dan mendengarkan tiap perkataan dari sang ketua kelompok. Lama-lama aku tidak bisa mengendalikan perasaanku ini hingga aku pergi ke kelompok Jessica. Mahasiswa lainnya mulai menggodaku lagi termasuk Min Ah. Saat aku meminta makanan milik Min Ah, aku tidak menyangka bahwa Min Ah menggodaku dan Myung Soo. Min Ah berteriak pada Myung Soo agar membelikan makanan untukku. Saat itu sontak membuatku terkejut bukan main bahkan aku tidak bisa mendengar dengan jelas balasan dari Myung Soo.  Yang ku lakukan saat itu adalah memakan semua makanan Min Ah. Semua mahasiswa yang berada di kelompok  Jessica menertawakan salah tingkahku. Jujur, saat itu aku malu sekali. Setelah itu, aku kembali pada kelompokku. Saat itu, kami dibagi berdasarkan tempat yang telah di plot sebelumnya. Detik itu juga, aku mendengar pembicaraan antara Gayoon dan Myung Soo.

“ Myung Soo, apakah kau tidak pergi berdua dengan Ji Won?” Tanya Gayoon.

Kalimat seperti itulah yang ku dengar. Aku ingin sekali mendengar jawaban dari Myung Soo. Saat Myung Soo akan menjawabnya, sang ketua memintaku untuk pergi bersamanya. Alhasil, aku tidak mendengar jawaban dari Myung Soo karena aku terlalu fokus mendengarkan permintaan dari sang ketua. Setelah briefing selesai, aku memutuskan untuk pulang duluan karena aku tidak ingin kehujanan lagi. Saat aku membereskan semua barangku, tanpa sengaja aku mendengar pembicaraan dari Eunhyuk, Beige, dan Myung Soo.

“ Aigoo, lihatlah! Dia sekelompok lagi dengan Ji Won.” Kata Eunhyuk.

Jujur, saat itu aku ingin mendengarkan pembicaraan mereka lebih lanjut. Namun, aku takut mendengarnya hingga aku memutuskan untuk melewati mereka lalu pergi ke parkiran. Setibanya di parkiran, aku melihat message di ponselku. Setelah membacanya, yang pertama ku lihat adalah Myung Soo. Dia melewatiku tanpa menyapaku. Apakah dia tidak melihatku? Ataukah dia sengaja berpura-pura tidak melihatku? Entahlah, hanya dia yang mengetahuinya. Aku selalu berharap bahwa kita akan dipertemukan dan dipersatukan melalui kejadian yang tak pernah kita duga sebelumnya. Aku yakin bahwa kau adalah takdirku.




TBC


Tidak ada komentar: