[Special
Edition Love is Feeling] Ji Won’s Diary Part 10
Title : [Special Edition Love is
Feeling] Ji Won’s Diary Part 10
Author : Cavela
Length : Series
Genre : Romance and Sad
Main
Cast : Kim Myung Soo aka L Infinite
and Kim Ji Won
Other Cast : Cho Kyuhyun, Kim Yerim, Kim Ryeowook, Beige, Kim Heechul, Im
Yoona, Leeteuk aka Seongseonim Park,
Hyuna, Gayoon, Yoo Seung Ho, Jung Yong Hwa, Lee Hyukjae aka Eunhyuk, Song
Eunji, Han Ji Min, Kang In aka Seongseonim, Park Shi Ho, Hwang Jung Eum, Lee Da
Hee, Lee Jun Ki, Song Hye Kyo, Han Ga In, Park Shin Hye, Yoon Eun Hye, Jessica
Jung, Moon Chae Won, Kang So Ra, Goo Hye Sun, Lee Sunkyu aka Sunny, Lee Hong
Ki, Shindong, Kim Bum, Kim Gyeong, Song Ye Jin, Park Si Yeon, Jung So Min, Kim Jae Joong, Seo In Guk,
Kwon Yuri, Kim Sae Ron, Tuan Kim, Nyonya Kim, Micky Yoochun, Choi Sulli, Kim So
Eun, Lee Joon, Tae Yang, Kim Haneul, Kang Min Hyuk, Kim Hyun Joong, Kim Tae
Woo, Kim Jae Joong, Shin Min Ah, Han Hyo Joo, Lee Taemin, Victoria Song, Choi
Minho, Wooyoung, Park Min Young, Jang Geun Suk, Song Jong Ki, Lee Jae Jin,
Seulgi, member Infinite, member Super Junior, member Girls Generation
Preview
Pada
tanggal 23 November 2014 tepat pukul 6.30 p.m, aku datang ke apartemen Myung
Soo setelah kami saling mengirim message. Jujur, setelah memarkirkan motorku
lalu berjalan dibelakangnya terasa sangat canggung bagiku. Bagiku, ini adalah
pertama kalinya aku datang ke apartemen barunya. Apartemen itu terlihat sangat
luas dan banyak kamar. Akhirnya, aku tiba didepan kamarnya lalu masuk. Awalnya
aku masih bingung memulai pembicaraan kami. Namun, tanpa terasa kecanggungan
diantara kami hilang begitu saja. Kami bicara dengan santai bahkan tertawa.
Hari ini adalah pertama kalinya kami bicara saling menatap setelah kami
berpisah dulu dan hal itu membuatku sangat senang.
Setelah itu, aku mengajaknya
makan. Namun, dia mengatakan bahwa tubuhnya dingin sekali dan malas keluar
bahkan dia menyuruhku untuk memegang tangannya. Namun, aku dengan spontan
menolak untuk memegang tangannya. Bila aku memegang tangannya maka detik itu
juga aku akan merasakan kembali hasrat saat dia menyentuh tubuhku dulu. Jujur,
untuk menghilangkan hasrat itu sangat susah bahkan aku bisa melupakannya
setelah setahun. Meskipun bayang-bayang ketika dia menyentuh tubuhku masih
teringat dengan sangat jelas. Akhirnya, aku pun keluar untuk membeli makan.
Setelah itu, aku berjalan untuk kembali ke apartemennya dan berpapasan
dengannya. Dia bertanya padaku. Mengapa lama sekali? Aku menjawab bahwa disana
sangat banyak pembeli. Dia pun memberikan kunci apartemennya padaku. Dia
mengatakan bahwa dia ingin membeli Juice. Aku hanya menganggukkan kepalanya
sambil menahan tawaku. Padahal aku sudah mengetahui bahwa toko Juice sedang
tutup. Namun, aku membiarkannya pergi begitu saja. Apakah dia ingin membeli
Juice adalah sebuah alasan saja karena dia mengkhawatirkanku keluar pada malam
hari hanya untuk sekedar membeli makan? Entahlah hanya dia yang bisa menjawab
pertanyaan ini. Namun, aku sangat senang sekali bila hal itu adalah benar bahwa
dia masih mengkhawatirkanku. Aku tak mungkin bisa melupakan kejadian hari ini
begitu saja, Myung Soo.
Next
Pada tanggal 29 November 2014 tepat pukul 4.15 a.m, aku sudah
berada di aula. Aula adalah tempat jurusan kami berkumpul karena kami akan
mengadakan praktikum pada hari ini sampai besok. Awalnya kami akan berangkat
menuju lokasi praktikum tepat pukul 4.30 a.m. Namun, banyak mahasiswa yang
belum datang sehingga kami harus menunggu mereka dulu. Aku duduk disamping Min
Ah dan bicara dengannya karena aku berencana untuk menginap di apartemennya.
Ketika kami sedang berbicara, tiba-tiba Hyun Joong menghampiri kami. Hyun Joong
menyuruhku untuk menelepon Myung Soo karena dia belum datang. Hyun Joong
mencurigai Myung Soo belum bangun dari tidurnya karena dia terkenal dengan
orang yang paling sulit untuk bangun tidur pada pagi hari dan aku sudah
mengetahui hal itu sudah lama semenjak aku berpacaran dengannya dulu. Aku
melihat ke sekeliling semua mahasiswa sudah datang kecuali Myung Soo. Akhirnya
dengan terpaksa aku mengeluarkan ponselku untuk meneleponnya. Saat aku
meneleponnya, dia mengatakan bahwa dia sedang mempersiapkan perlengkapan
miliknya. Setelah itu, aku mengakhiri dengan mematikan panggilan telepon itu
dan memberitahu Hyun Joong. Aku sempat bertanya-tanya pada diriku sendiri.
Mengapa Hyun Joong menyuruhku untuk menelepon Myung Soo? Mengapa tidak Hyung
Joong saja yang meneleponnya? Bila seperti ini, aku takut akan berharap lebih
pada Myung Soo. Hyun Joong dan Min Ah mulai menggodaku kembali. Jujur, saat itu
aku sangat senang sekali. Tepat pukul 5.45 a.m, semua mata mahasiswa tertuju
pada Myung Soo. Dengan santainya, Myung Soo berjalan tanpa merasa bersalah pada
semua mahasiswa yang telah lama menunggu kedatangannya. Aku hanya melihatnya
sekilas sambil tersenyum lalu masuk kedalam mobil. Saat Myung Soo masuk ke
mobil, aku sama sekali tidak kaget karena aku telah mengetahui bahwa dia
sekelompok denganku. Namun, anggota kelompok kami mulai menggodaku. Aku hanya
bisa mengabaikan mereka. Jujur, saat itu jantungku berdetak dengan sangat
cepat. Apakah Myung Soo merasakan hal yang sama denganku? Entahlah, hanya dia
yang mengetahuinya. Tepat pukul 8.00 a.m, kami tiba di lokasi praktikum.
Setibanya disana, kami disuruh untuk sarapan. Setelah sarapan, kelompok kami melakukan
briefing. Aku mendengarkan setiap
penjelasan dari anggota kelompok lainnya. Kini tiba saatnya untuk membagi tugas
antar anggota kelompok. Kelompok kami beranggotakan 9 orang. Kami pun membagi
menjadi 2 kelompok kecil yaitu kelompok wawancara dan observasi. Anggota pria
kelompok kami hanya terdapat 3 orang yaitu 2 orang untuk observasi sedangkan 1
orang untuk wawancara. Aku memilih kelompok wawancara karena aku sangat malas
sekali melakukan observasi. Ketua kelompok kami memilih Jae Joong sebagai anggota
pria di kelompok wawancara. Namun, Jae Joong dengan tegas menolaknya sambil
melihatku dengan tatapan yang penuh arti. Aku pun membalas tatapan matanya
dengan kesal. Aku pun berinisiatif untuk memilih Tae Yang sebagai gantinya.
Namun, lagi-lagi Tae Yang menolaknya dan aku sempat melihat dia dengan Jae
Joong bertatapan dengan penuh arti. Aku pun mengerti maksud mereka menolaknya.
Akhirnya, ketua kelompok memilih Myung Soo dan dia menerimanya. Mengapa dia
tidak menolaknya saja? Lama-lama aku bisa salah tingkah bila seperti ini.
Beruntung sang ketua kelompok dan So Ra menemani kami. Setelah selesai briefing, aku masih terdiam ditempat
kami briefing tadi. Sang ketua
kelompok, entah pergi kemana. Sedangkan anggota kelompok lainnya sibuk sendiri.
Tiba-tiba, Myung Soo bertanya padaku mengenai tugas kami. Aku sontak terkejut
saat itu karena baru kali ini dia bicara denganku didepan umum setelah kami
berpisah dulu. Aku pun melihat ke sekeliling dan semua anggota yang tadinya
sibuk sendiri menjadi memperhatikan kami. Aku pun menjawab pertanyaannya dengan
singkat. Jujur, aku sangat senang sekali sekaligus malu pada saat itu karena
kami biasanya terlihat seperti bermusuhan didepan umum tapi kali ini kami
terlihat seperti telah berbaikan. Setelah itu, aku bergegas untuk pergi dari
sana dan mempersiapkan perlengkapan yang akan ku bawa ke lokasi praktikum. Saat
aku mengambil makan siang untukku dan So Ra, aku melihat Myung Soo berada
didepanku. Mata kami saling menatap satu sama lain. Setelah itu, aku
memalingkan wajahku dan pergi dari sana. Ini adalah ketiga kalinya kami saling
menatap dengan tatapan yang sulit untukku artikan. Aku pun berusaha sebisa
mungkin untuk mengatur nafasku. Aish, lama-lama aku bisa gila bila terus
melihatnya. Semoga aku bisa menahan perasaanku ini. Aku pun memasukkan makanan
kami ke tas milik So Ra. Tanpa diduga, dia menyusulku keluar dan bicara padaku.
Dia ingin menitipkan makanannya pada tas milik So Ra yang kebetulan sedang ku
pakai. Saat itu, aku menyadari keberadaan Gyeong
didepanku dan menyaksikan pembicaraan kami tadi. Gyeong membelalakan matanya
tak percaya ketika melihat kami yang terlihat telah berbaikan dan wajahnya yang
terlihat bertanya-tanya sedangkan aku hanya tersenyum melihat kebingungannya.
Akhirnya kami melakukan praktikum. Aku sengaja memilih tempat duduk yang
berjauhan dengan Myung Soo selama di perjalanan menuju lokasi. Sebisa mungkin
aku menahan hasratku untuk melihat wajahnya. Jujur, aku sangat ingin melihat
wajahnya namun ego yang ku miliki terlalu tinggi. Setibanya di lokasi, kami
mulai berpencar sesuai dengan pembagian tugas. Sang ketua kelompok memberikan
ponsel Myung Soo padaku. Saat itu, aku sangat heran. Namun, aku pun menerima
dan memasukkannya dalam saku celanaku. Akhirnya, kami selesai. Namun, saat itu
terjadi hujan. Selama di perjalanan menuju basecamp,
aku sangat mengantuk sekali hingga tanpa sadar aku terjatuh dan memeluk kaki
Jae Joong. Aku pun bergegas bangun dan merapikan diriku. Mereka pun mulai
menggodaku dengan Myung Soo. Namun, aku dan Myung Soo mengabaikan mereka.
Setibanya di basecamp, aku bersama So
Ra pergi ke tempat untuk beristirahat karena kami sangat lelah. Tanpa terasa
kami tidur selama dua jam. So Ra pun membereskan semua barangnya yang ada di
tas. Dia menemukan ponsel dan dompet milik Myung Soo dan memberikannya padaku.
Aku tercengang ketika melihat semua barang milik Myung Soo berada ditanganku.
Ketika memegang barang itu, ingin rasanya aku melihat isi barang itu. Namun,
aku mengurungkan niatku ketika aku sadar bahwa aku hanyalah temannya saat ini. Aku
kembali ke basecamp dan mencari Myung
Soo berniat untuk mengembalikan semua barangnya. Aku pun menanyakan keberadaan
Myung Soo pada Jae Joong dan Jae Jin. Namun, yang ku dapatkan bukanlah sebuah
jawaban tetapi mereka malah menggodaku. Aku pun meninggalkan mereka. Namun sebelum
aku melangkah lebih jauh, Jae Joong mengatakan padaku bahwa Myung Soo sedang
tidur. Aku hanya tersenyum menanggapinya. Tak lama kemudian, mereka memanggilku
kembali. Saat aku melihat kearah mereka, aku melihat Myung Soo sudah bangun.
Aku pun menghampiri dan memberikan semua barang pada Myung Soo. Semua temannya
melihat kearah kami namun sebisa mungkin aku terlihat biasa didepan mereka agar
mereka tidak menggoda kami. Saat aku mengambil semua barangku, aku melihat
kemeja dan topi milik Myung Soo. Aku pun membawa kemeja dan topi itu lalu
memberikan padanya tanpa melihat kearahku karena saat itu dia sedang
menundukkan kepalanya. Setelah itu, aku menghampiri So Ra. Akhirnya kami pergi
ke basecamp lainnya. Aku baru
mengetahui bahwa basecamp kami
dipisah antara pria dan wanita. Tepat pukul 7.30 p.m, kami disuruh berkumpul di
basecamp pria untuk makan malam dan briefing. Setibanya disana, aku melihat
kearah kanan dan kiri berharap mataku menangkap sesosok Myung Soo. Namun nihil,
aku tidak menemukannya. Setelah makan, kami melakukan briefing dan merekap data praktikum tadi. Saat merekap data, aku
mengalami kesulitan dalam membaca isi instrument karena tulisan Myung Soo
sangat jelek. Aku dan So Ra tertawa ketika berusaha untuk membaca kertas
instrument itu. Jae Joong mengatakan pada anggota kelompok lainnya bahwa Myung
Soo sedang tidur. Aku sudah tidak heran mendengarnya. Padahal aku sangat
berharap bisa merekap data bersama Myung Soo.
Pada tanggal 30 November 2014 tepat pukul 1.00 a.m, kami selesai merekap data. Setelah itu, aku
tidur. Aku terbangun tepat pukul 6.30 a.m karena kami harus berkumpul di basecamp pria untuk menyampaikan laporan
praktikum sementara. Saat sarapan, aku berharap bisa melihat Myung Soo. Namun
nihil, lagi-lagi aku tidak melihatnya. Akhirnya kami melaporkan kegiatan
praktikum hingga pukul 11.00 a.m. Setelah itu, aku membereskan semua barangku
karena kami akan pulang. Kami menunggu mobil datang untuk menjemput. Saat itu,
aku bicara dengan Shin Hye. Shin Hye menanyakan padaku. Apakah aku menjalin hubungan
lagi dengan Myung Soo? Aku tidak menyangka darimana arah datangnya gossip itu.
Aku pun menceritakan yang sebenarnya pada Shin Hye. Shin Hye memberiku saran
agar aku tidak menaruh harapan pada Myung Soo. Justru hal itu yang ku takutkan.
Namun, sebisa mungkin aku akan menahannya agar aku tidak merendahkan harga
diriku untuk ketiga kalinya. Akhirnya mobil datang, aku sengaja masuk mobil
dimana teman-temanku telah memanggilku. Padahal aku ingin sekali satu mobil
dengan Myung Soo. Namun, jika aku mengikuti keinginanku ini maka biasanya aku
akan salah tingkah didepannya atau temannya akan menggoda kami. Tepat pukul
3.00 p.m, kami telah tiba di kampus. Aku pun menunggu Min Ah karena ayahku
tidak bisa menjemputku. Aku berniat untuk menginap di apartemennya. Aku tidak
menyangka bahwa Myung Soo turun pada mobil yang sama dengan Min Ah. Aku
seolah-olah terlihat seperti menunggunya. Padahal aku menunggu Min Ah. Saat
itu, aku bingung bukan main karena melihat Geun Suk tersenyum penuh arti
padaku. Aku takut mereka menggodaku lagi. Aku pun menghampiri Min Ah agar aku
terhindar dari Geun Suk dan Myung Soo. Seharusnya aku terhindar dari godaan
mereka. Namun nihil, temanku yang lain mulai menggodaku. Mereka melihat Myung
Soo bicara padaku ketika di basecamp
setelah sarapan. Aku sempat mengira hanya Gyeong saja yang melihat kami. Namun
ternyata teman yang lain pun melihatnya. Aku hanya bisa diam saja ketika mereka
menggodaku. Akhirnya aku tiba di depan apartemen Min Ah. Aku dan Min Ah
berpamitan pada mereka sebagai tanda perpisahan. Ketika berada didalam
apartemen Min Ah, aku merasa sangat lega karena tidak mendengar godaan dari
teman-temanku itu. Aku dan Min Ah pun berisitirahat. Kami terbangunkan karena
mendengar ponsel Min Ah berdering. Ternyata Hyun Joong mengajaknya untuk makan
malam. Min Ah mengajakku untuk makan malam bersama mereka. Namun, aku
menolaknya karena aku masih mengantuk. Akhirnya Min Ah pergi bersama Hyun Joong
dan meninggalkanku di apartemennya sendirian. Aku sempat berpikir. Seandainya
Myung Soo mengajakku untuk makan malam. Aku pun tidur kembali. Aku terbangun
lagi ketika Min Ah datang. Min Ah menyuruhku untuk makan karena sekarang sudah
pukul 8.30 p.m. Aku pun membelalakan mataku tak percaya dan benar saja perutku
sudah menyanyi dengan merdunya. Aku pun keluar apartemen untuk membeli makanan.
Setelah makan, aku tidur kembali karena ayahku menjemputku tepat pukul 4.00
a.m. Padahal aku berharap Myung Soo menawarkan jasanya untuk mengantarkanku
pulang. Namun, sepertinya itu tidak mungkin. Ji Won, kau harus sadar bahwa kau
hanyalah mantan kekasihnya. Tepat pukul 4.00 a.m, aku terbangun karena ponselku
bergetar. Ayahku mengirim message bahwa beliau sudah ada didepan apartemen. Aku
pun membereskan semua barangku dan pergi dari apartemen Min Ah. Tak lupa aku mengucapkan
terima kasih padanya yang telah mengijinkanku untuk menginap di apartemennya.
Pada
tanggal 4 Desember 2014 tepat pukul 10.20 a.m, aku mengikuti mata kuliah kelas
lainnya. Saat itu, aku sedang malas untuk menunggu mata kuliah selanjutnya di
apartemen Ji Min. Aku sengaja masuk ke kelas lainnya karena kami menggunakan
ruangan yang sama. Aku bertanya pada Yoona mengenai dosen yang akan masuk dalam
mata kuliah itu. Aku takut dosen itu banyak mengajukan pertanyaan. Daripada aku
menghadapi dosen seperti itu lebih baik aku menunggu saja diluar kelas. Namun,
Yoona mengatakan bahwa dosen yang masuk adalah dosen yang baik. Lagipula
kegiatan kelas kali ini adalah mendengar mahasiswa persentasi. Aku pun duduk
disamping Seulgi sambil mengeluarkan laptop karena aku belum mengerjakan tugas
untuk mata kuliah selanjutnya. Seulgi bertanya padaku. Mengapa Myung Soo belum
datang? Aku menjawab bahwa sebentar lagi dia pasti datang. Entah, keberanian
darimana aku mengatakan hal itu. Padahal aku tidak mengetahui Myung Soo akan
berkuliah atau sebaliknya. Namun, keberuntungan berpihak padaku. Myung Soo
datang meskipun terlambat. Aku rasa dia tidak menyadari bahwa aku berada di
kelasnya. Aku membelalakan mataku tak percaya bahwa dia duduk didepan. Aku rasa
dia adalah salah satu anggota kelompok yang akan persentasi. Aku mulai
mengabaikannya dan mengerjakan tugasku kembali. Tanpa disangka Min Ah memanggil
namaku dengan keras. Aku membelalakan mataku tak percaya karena Myung Soo
menyadari kehadiranku. Aku takut Myung Soo berpikiran bahwa aku sengaja
mengawasinya. Padahal itu hanyalah sebuah kebetulan saja. Saat Myung Soo sedang
persentasi, aku hanya bisa menundukkan kepalaku dan mendengarkan suaranya.
Bagiku suaranya sangat lucu hingga aku selalu menahan tawaku ketika mendengar suaranya.
Entah, materi apa yang dia persentasikan. Namun dalam materi itu, dia
mengatakan namaku. Aku mengetahui bahwa namaku sangat familiar. Namun, teman
satu kelasnya menyalahartikannya hingga mereka mulai menggoda kami. Jujur, saat
itu aku sangat malu sekaligus senang hingga aku tidak berani untuk melihat
kearahnya. Akhirnya kelas mata kuliah itu telah selesai. Aku pun mengatur
nafasku setelah semua mahasiswa di kelas keluar dari ruangan. Namun ternyata
semua itu belum berakhir. Setelah mahasiswa di kelasku sudah datang, mereka
menggodaku lagi. Mereka mengatakan bahwa aku dan Myung Soo menjalin hubungan
lagi. Mereka menyebutnya dengan cinta lama bersemi kembali. Bila mereka
mengetahui hal yang terjadi antara diriku dan Myung Soo yang sebenarnya, maka aku
rasa mereka akan berhenti menggoda kami. Entahlah sampai saat ini aku masih
bingung dengan hubungan kami ini. Kami tidak bisa disebut berpacaran karena
kami tidak mengatakan perasaan kami satu sama lain bahkan aku masih tidak
mengetahui perasaannya padaku. Aku selalu berharap bahwa Myung Soo memiliki
perasaan yang sama denganku.
Pada tanggal 9 Desember 2014 tepat pukul 10.20 a.m, aku akan
mengikuti mata kuliah kedua. Namun, ternyata ruangan kelas masih dipakai oleh
kelas lainnya. Aku menunggu sambil duduk di kursi luar kelas bersama Eun Hye
dan Jessica. Saat akan duduk, aku melihat Myung Soo dan Hyun Joong keluar dari
kelas. Aku rasa mereka membeli makan. Ketika mereka kembali, ternyata tebakanku
sebelumnya itu benar. Saat aku bicara dengan Eun Hye, tanpa sengaja aku melihat
kearah kelasnya. Ku lihat Myung Soo sedang membersihkan lantai sebelum dia
duduki karena saat itu pintu kelas sedikit terbuka. Namun yang ku bingungkan,
mengapa dia harus duduk di dekat pintu? Apakah dia sengaja duduk disana agar
aku melihatnya? Aku pun mengabaikannya. Yang membuatku lebih heran lagi, saat
kelasnya berakhir lalu dia keluar. Biasanya dia selalu menghindariku lalu
pergi, meskipun temannya masih berada didepan kelas. Namun, berbeda dengan saat
itu. Dia menunggu temannya bahkan dia berdiri tepat didepanku. Aku ingin sekali
melihat wajahnya saat itu. Tapi, aku tidak berani walaupun hanya sekedar
melihat wajahnya. Aku pun melihat kearah kelas. Ku lihat semua mahasiswa telah
keluar. Aku mengambil tas milikku lalu masuk kesana. Tepat pukul 12.00 a.m,
kelas kami disuruh masuk ke kelas lainnya untuk membicarakan sesuatu mengenai
angkatan. Saat itu, aku hanya bisa menghela nafasku karena lagi-lagi aku harus
melihatnya. Entahlah, saat itu perasaanku terasa aneh sekali. Aku ingin sekali
melihatnya. Namun, disisi lain aku malas melihatnya. Aku pun memilih duduk
didepan agar aku tidak melihatnya. Ternyata usahaku itu nihil, dia berjalan
kearah pintu lalu keluar dan aku pun melihatnya. Aku sempat merasa lega karena
dia keluar dari kelas. Tapi ternyata, dia kembali lagi sambil memainkan pintu
didepan kelas. Aku membelalakan mataku tak percaya. Apakah dia sengaja berdiri
didepanku agar aku melihatnya? Lama-lama aku tidak dapat menahan rasaku ini
padanya. Dengan terpaksa aku melihat kearahnya. Yang membuatku lebih terkejut
yaitu saat aku melihatnya, dia pun melihatku. Kami saling menatap satu sama
lain. Jujur, saat itu jantungku berdetak dengan cepat. Aku sangat malu karena
ketahuan olehnya. Tepat detik itu juga, aku memalingkan wajahku. Setelah itu,
dia benar-benar keluar dari kelas dan tidak kembali lagi seperti tadi. Setelah
selesai, kami kembali ke kelas. Jessica memintaku untuk mengantarkannya keluar.
Aku pun menyanggupinya karena aku merasa bosan sekali. Saat kami berjalan
keluar gedung, ku lihat Myung Soo bersama temannya masih berada disana. Saat
itu, aku benar-benar frustasi karena aku harus melihatnya sebanyak tiga kali
pada hari yang sama. Apakah ini yang dinamakan takdir? Semoga seperti itu.
Pada tanggal 18 Desember 2014 tepat pukul 1.20 p.m, aku
mengikuti briefing untuk dua mata
kuliah. Praktikum ini sama seperti biasanya digabung dengan kelas lainnya.
Awalnya perasaanku biasa saja hingga dosen telah selesai memberikan
penjelasannya. Saat pembagian kelompok, mataku tak lepas dari papan tulis untuk
mencari namaku sendiri. Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya ketika aku
tidak menemukan namaku hingga kelompok ke tujuh. Selain itu, aku mencari nama
Myung Soo juga. Ternyata namanya belum tertulis sama sepertiku. Aku merasa lega
setelah mengetahui bahwa aku masuk kelompok 8. Entah mengapa, aku memiliki
pikiran bahwa Myung Soo akan sekelompok denganku. Apa yang ku pikirkan menjadi
kenyataan. Aku tidak menyangka bahwa aku akan sekelompok dengannya lagi. Ini
adalah ketiga kalinya kami sekelompok secara berturut-turut. Eun Hye dan
Jessica mulai menggodaku. Begitupula dengan mahasiswa lainnya. Jujur, saat itu
aku merasa malu sekaligus senang. Apakah ini yang dinamakan dengan takdir?
Apakah Myung Soo adalah takdirku? Aku selalu berharap bahwa dia masih memiliki
perasaan yang sama denganku.
Pada tanggal 19 Desember 2014 tepat pukul 1.00 p.m, aku pergi
ke kampus dari apartemen Eun Hye untuk kumpul bersama kelompokku. Aku berharap
bahwa Myung Soo tidak datang karena aku mengetahui bahwa tadi pagi dia tidak
masuk kuliah. Setibanya di kampus, aku menyimpan tas milikku lalu pergi ke
kamar mandi. Setelah selesai, aku kembali ke lobby. Saat aku berjalan menuju ke
lobby, aku melihat Myung Soo sedang berjalan menuju lobby juga. Saat berjalan,
kami saling melihat satu sama lain. Namun, lagi-lagi aku memalingkan wajahku
lalu duduk bersama mahasiswa lainnya. Saat itu, aku berusaha untuk duduk dengan
tenang. Namun, usahaku ternyata sia-sia. Dia menyapaku dengan cara bertanya
padaku. Aku membelalakan mataku tak percaya bahwa dia akan bicara padaku
didepan Gayoon. Aku takut bahwa Gayoon akan menjadi penasaran karena kami
terlihat telah baikan. Aku pun hanya menjawab seperlunya saja. Setelah itu, aku
berpura-pura tidak merasakan kehadirannya dan mendengarkan tiap perkataan dari
sang ketua kelompok. Lama-lama aku tidak bisa mengendalikan perasaanku ini
hingga aku pergi ke kelompok Jessica. Mahasiswa lainnya mulai menggodaku lagi
termasuk Min Ah. Saat aku meminta makanan milik Min Ah, aku tidak menyangka
bahwa Min Ah menggodaku dan Myung Soo. Min Ah berteriak pada Myung Soo agar
membelikan makanan untukku. Saat itu sontak membuatku terkejut bukan main
bahkan aku tidak bisa mendengar dengan jelas balasan dari Myung Soo. Yang ku lakukan saat itu adalah memakan semua
makanan Min Ah. Semua mahasiswa yang berada di kelompok Jessica menertawakan salah tingkahku. Jujur,
saat itu aku malu sekali. Setelah itu, aku kembali pada kelompokku. Saat itu,
kami dibagi berdasarkan tempat yang telah di plot sebelumnya. Detik itu juga,
aku mendengar pembicaraan antara Gayoon dan Myung Soo.
“ Myung Soo, apakah kau tidak pergi berdua dengan Ji Won?”
Tanya Gayoon.
Kalimat seperti itulah yang ku dengar. Aku ingin sekali
mendengar jawaban dari Myung Soo. Saat Myung Soo akan menjawabnya, sang ketua
memintaku untuk pergi bersamanya. Alhasil, aku tidak mendengar jawaban dari
Myung Soo karena aku terlalu fokus mendengarkan permintaan dari sang ketua.
Setelah briefing selesai, aku
memutuskan untuk pulang duluan karena aku tidak ingin kehujanan lagi. Saat aku
membereskan semua barangku, tanpa sengaja aku mendengar pembicaraan dari
Eunhyuk, Beige, dan Myung Soo.
“ Aigoo, lihatlah! Dia sekelompok lagi dengan Ji Won.” Kata
Eunhyuk.
Jujur, saat itu aku ingin mendengarkan pembicaraan mereka
lebih lanjut. Namun, aku takut mendengarnya hingga aku memutuskan untuk
melewati mereka lalu pergi ke parkiran. Setibanya di parkiran, aku melihat
message di ponselku. Setelah membacanya, yang pertama ku lihat adalah Myung
Soo. Dia melewatiku tanpa menyapaku. Apakah dia tidak melihatku? Ataukah dia
sengaja berpura-pura tidak melihatku? Entahlah, hanya dia yang mengetahuinya.
Aku selalu berharap bahwa kita akan dipertemukan dan dipersatukan melalui
kejadian yang tak pernah kita duga sebelumnya. Aku yakin bahwa kau adalah
takdirku.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar