[SERIES]
My Boyfriend is Psychopath Part 14
Title : My Boyfriend is Psychopath
Part 14
Author : Cavela
Length : Series
Genre : Mistery
Main
Cast : Kim Myung Soo aka L and Kim
Dasom
Other Cast : Woohyun, Hoya, Sungyeol, Sungjong,
Sungkyu, Dongwoo, Jung Yonghwa, Kang Min Hyuk, Lee Jonghyun, Hyorin, Soyou,
Bora, Jung So Min, Yoon
Seung Ah, Kim Hee Seon, Han Hyo Joo, Kim Ha Neul, Im Yoon Ah, Kwon Yuri, Seo Joo Hyun aka
Seohyun, Kim Taeyeon, Choi Sooyoung, Lee Sunkyu aka Sunny, Tiffany Hwang,
Jessica Jung, Luna, Victoria Song, Choi Sulli, Krystal Jung, Shin Min Ah, Park
Jiyeon, Bae Suzy, Han Ji Min, Cho Kyuhyun, Lee Donghae, Lee Hyukjae aka Eunhyuk
Part 1 Part 2 Part 3 Part 4 Part 5 Part 6 Part 7 Part 8 Part 9 Part 10 Part 11 Part 12 Part 13
Preview
Preview
“ Neo? Mengapa kau bisa bersama namja ini lagi?” Tanya L tak terima sambil menunjuk kearah Yonghwa.
“
Aku sedang mengobati memar di wajahnya akibat pukulanmu kemarin.” Kataku.
“
Apakah kau sedang berselingkuh dengannya?” Tanya L sambil menatap tajam padaku.
“
Apakah kau mempunyai buktinya?” Tanyaku sambil menatap tajam padanya.
“
Buktinya adalah aku melihat kalian berciuman di clubbing dengan mata kepalaku
sendiri.” Kata L sambil melihat kearah Yonghwa.
“ Apakah kau sedang cemburu?” Godaku pada L .
“ Aish, lebih baik aku pergi dari sini. Aku malas melihat
pertengkaran. Dasom, sampai bertemu besok.” Pamit Yonghwa lalu pergi
meninggalkan kami.
“ MWO? BESOK? Apakah kalian akan pergi berkencan?” Tanya L
sambil tersenyum sinis.
“ Duduklah! Mengapa kau kemari?” Tanyaku lalu dia duduk
disampingku.
“ Geunyang, aku sedang bosan saja.” Katanya.
“ Mengapa kau tak pergi kuliah?” Tanyaku.
“ Yeoja babo. Aku mulai kuliah lusa.” Katanya.
“ Ah, arra.” Kataku.
“ Apakah kau sudah selesai?” Tanyanya.
“ Ah, nde. Wae?” Tanyaku.
“ Kajja, kita pergi berkencan!” Ajaknya sambil menarik
tanganku.
“ Araseo. Apakah yang ada dalam otakmu adalah kencan? Aku
baru menyadari kau masih memiliki sisi manusiamu. Sekarang aku yakin bahwa kau
pasti bisa berhenti karena kau telah menunjukan tanda-tanda sebagai manusia
normal.” Kataku sambil merangkul lengannya namun dia hanya tersenyum saja.
Kami berjalan menelusuri lorong kampus. Disepanjang jalan, tiada hentinya para yeoja melihat L dengan tatapan kagum mereka. Aku merasa sangat kesal sekali ketika melihatnya. Namun ku lihat, L berjalan dengan cool tanpa merasakan hal yang aneh. Tiba-tiba, ada seorang namja yang menghampiri kami.
“ Annyeong, Dasom-ssi. Apakah kau masih mengingatku?” Tanya
salah satu namja itu.
“ Ah, nde. Annyeong. Nuguseyo?” Tanyaku sambil melepas
lenganku dari L .
“ Joneun Lee Donghae imnida. Ketika SMA, aku adalah neo
sunbaenim.” Kata Donghae sunbae.
“ Ah, nde. Aku ingat sekarang. Ada apa Donghae sunbae?”
Tanyaku.
“ Apakah kau telah memilih club di kampus ini?” Tanyanya.
“ Aniyo. Waeyo? Apakah Donghae sunbae akan menawariku sebuah
club?” Tanyaku sambil tersenyum.
“ Ah, nde. Apakah kau berminat masuk ke club kami? Club kami
adalah club music.” Tanyanya.
“ Wow, sepertinya sangat menarik. Geure, aku akan
mempertimbangkannya. Geunde, bagaimana caranya aku bisa menghubungimu bila aku
tertarik pada club ini?” Tanyaku.
“ Kau bisa mencari ruangan club kami di ujung sana. Aku akan stand by disana.” Katanya sambil
menunjukan arahnya.
“ Ah, nde.” Kataku sambil tersenyum.
“ Kalau begitu, aku pamit pergi sekarang. Annyeong.” Kata
Donghae sunbae lalu meninggalkan kami.
“ Ah, sepertinya sangat menarik. Aku akan mempunyai kegiatan
baru selain mengikuti semua permainanmu.” Kataku sambil tersenyum pada L
sedangkan dia mengabaikanku sambil berjalan mendahuluiku.
“ MWO? Ada apa dengannya? Mengapa dia mengabaikanku seperti ini?” Pikirku tak mengerti.
Author POV
“ Mengapa dia selalu dikelilingi oleh namja tampan? Ommo, apakah aku sedang cemburu? Ani, aku adalah seorang psikopat. Aku tak mungkin memiliki perasaan seperti ini.” Pikir L .
Mereka pergi ke bioskop. Dasom membeli popcorn dan cola sedangkan L membeli tiket film yang akan ditonton. Setelah itu, mereka masuk ke ruangan bioskop. Lalu mereka duduk dikursi yang telah dipesan. Dasom membelalakan matanya ketika melihat film itu. Sedangkan L fokus menontonnya hingga mengabaikan Dasom.
“ MWO? Mengapa dia memilih film pembunuhan seperti ini? Aigo, bagaimana cara menghilangkan sisi psikopatnya ini? Apakah dia menonton ini untuk mempelajarinya? Aku kira dia akan mengajakku untuk menonton film romantic.” Pikir Dasom tak mengerti sambil memakan popcorn miliknya dan cemberut.
“ Wow daebak. Film ini sungguh menakjubkan. Pembunuhan yang dilakukannya sangat cantik sekali. Geunde, mengapa pada akhirnya sang pelaku tertangkap? Ah, FBI memang lebih pintar dibandingkan polisi Seoul. Bahkan hingga detik ini polisi Seoul belum bisa menangkapku, sang pelaku pembunuhan berantai sebenarnya.” Pikir L .
Akhirnya film itu telah selesai. Lampu utama bioskop dinyalakan kembali. L membelalakan matanya ketika melihat Dasom sedang tidur sambil memegang popcorn miliknya.
“ Yak, yeoja babo. Ireona! Apakah kau tak malu tidur disini?”
Tanya L sambil membangunkan Dasom.
“ Apakah filmnya sudah selesai? Akhirnya aku bisa keluar dari
kegelapan ini.” Kata Dasom lalu berdiri dan meninggalkan L yang masih mencerna
kata-katanya.
“ MWO? KEGELAPAN? Bussunsuriya?” Tanya L sambil menghampiri
Dasom.
“ Lupakanlah!” Kata Dasom.
“ Mengapa kau jadi tidak bersemangat seperti ini? Bukankah
saat ini, kita sedang berkencan?” Tanya L tak mengerti.
“ MWO? Kau menyebut ini adalah kencan. Hello, seharusnya
kencan itu menonton film romantic bukan film seperti tadi.” Kata Dasom tak
terima.
“ MWO? FILM ROMANTIC? Itu adalah film yang sangat
menjijikan.” Kata L .
“ Araseo. Aku ingin pulang sekarang.” Kata Dasom lalu
meninggalkan L .
Pada detik itu juga, L menahan tangan Dasom lalu menariknya dalam pelukannya. Dasom membelalakan matanya. L melepaskan pelukan itu. Lalu dia mendekatkan wajahnya pada wajah Dasom dengan perlahan-lahan. Detik itu juga, L mencium bibir Dasom. Dasom merasakan bahwa ciuman yang mereka lakukan kali ini bukanlah ciuman karena nafsu yang selalu L lakukan padanya. Ciuman kali ini merupakan ciuman kehangatan yang pertama kalinya L berikan untuknya.
“ Aigo, aku sungguh tak mengerti dengan anak muda jaman
sekarang. Mereka berciuman di tempat umum seperti ini.” Kata salah satu polisi.
“ Ommo, bukankah mereka adalah pasangan muda yang sedang
berciuman di gang sempit kemarin malam?” Kata polisi lainnya.
“ Ah, nde. Kau benar sekali. Itu adalah mereka. Geunde,
apakah mereka selalu berciuman di tempat umum? Ah, aku sangat iri sekali.
Seandainya aku memiliki mesin waktu dan kembali ke masa mudaku dulu.” Tanya
polisi itu tak mengerti.
“ Ah, molla. Kajja, kita beroperasi lagi!” Ajak polisi
lainnya lalu mereka pergi untuk beroperasi lagi.
L melepaskan ciuman mereka sambil memegang wajah Dasom. L
tersenyum padanya sambil merapikan rambut Dasom.
“ Kajja, kita pergi kencan yang sesungguhnya!” Ajak L sambil
menarik tangan Dasom sedangkan Dasom tersenyum sambil mengikutinya.
L mengajak Dasom ke festival di Namsan Seoul Tower. Dasom tidak tahu bahwa di Namsan Seoul Tower ada festival. L memegang tangan Dasom sambil mengelilingi festival itu. Dasom menghentikan langkahnya ketika melihat boneka panda yang sangat besar. L menyadari tatapan mata Dasom itu.
“ Apakah kau menginginkan boneka itu?” Tanya L .
“ Ah, nde. Boneka panda itu sangat mirip sekali denganmu.”
Kata Dasom sambil tersenyum.
“ MWO? Mirip dari sisi mana?” Tanya L tak terima.
“ Panda memiliki warna hitam dan putih. Panda itu seperti
dirimu. Dalam hatimu sebenarnya adalah warna putih yang penuh dengan
kehangatan. Geunde, warna hitam telah mengelilingi pikiranmu dengan kegelapan.
Aku harap warna putih lebih mendominasi pada dirimu sekarang.” Kata Dasom
sambil memegang dada L .
“ Apakah benar yang dikatakannya? Sebenarnya hatiku penuh dengan kehangatan. Geunde, pikiran gelapku yang selalu menghalanginya. Ah, aku masih tidak mengerti dengan perkatannya itu.” Pikir L .
“ Aku akan mendapatkan boneka itu untukmu. Cha! Lihatlah neo namjachingu beraksi! Ahjussi, aku akan memainkan permainan ini. Geunde, aku ingin boneka panda itu sebagai hadiahnya bila aku menang.” Kata L sambil memberikan beberapa koin uangnya pada ahjussi itu.
“ Ah, nde. Anak panah ini harus mengenai tanda merah dalam
lingkaran yang terpasang di dinding bila anda menginginkan boneka panda itu.”
Kata ahjussi sambil tersenyum.
L mengambil anak panah itu. L mulai focus untuk melemparkan anak panah itu. Sedangkan Dasom menyemangatinya. Lalu L melemparkan anak panah itu. Namun, tidak mengenai sasarannya. L terlihat frustasi sekali karena telah gagal. Namun, dia memberikan beberapa koin uangnya pada ahjussi itu untuk memainkannya lagi. Sebanyak lima kali L telah gagal. Ketika L akan memberikan beberapa koin uangnya pada ahjussi itu, tiba-tiba Dasom menahan tangannya.
“ Nan gwencana. Kau tak perlu memaksakannya seperti itu.”
Kata Dasom sambil tersenyum.
“ Satu kali lagi, nde. Aku yakin kali ini akan berhasil. Jika
aku gagal lagi maka aku akan berhenti.” Kata L sambil memegang bahu Dasom
dengan kedua tangannya.
L mengambil anak panah itu lagi. Kali ini L lebih fokus lagi sambil menyipitkan matanya. Sedangkan Dasom hanya bisa memejamkan matanya. Lalu L melemparkan anak panah itu. L tersenyum ketika melihat anak panah itu menancap tepat pada tanda merah itu. L merasa bahwa Dasom berhenti menyemangatinya. Lalu L melihat kearah Dasom. L tersenyum ketika melihat Dasom memejamkan matanya sambil berdoa.
“ Chagia, bukalah matamu sekarang! Aku telah berhasil.” Bisik
L pada telinga Dasom.
“ Jeongmalyo?” Tanya Dasom dengan terkejut sambil membuka
matanya.
“ Chukhae, akhirnya anda berhasil mendapatkan boneka ini.”
Kata ahjussi itu sambil memberikan boneka itu pada L .
“ Ah, nde. Kamsahamnida, ahjussi.” Kata L lalu menyerahkan
boneka itu pada Dasom.
“ Wow daebak. Aku sangat senang sekali. Gomawo.” Kata Dasom
sambil mencium singkat wajah L .
“ Mengapa singkat seperti itu? Kau harus menciumku lebih lama
lagi.” Goda L sambil menunjukan bibirnya dengan jari tangannya.
“ Shirreo.” Tolak Dasom.
“ Araseo.” Kata L sambil merangkul Dasom.
Mereka bercanda gurau layaknya sepasang kekasih normal. L selalu menjahili dan membuat kesal Dasom. Namun detik itu juga, Dasom tersenyum pada L . Saat L sedang mengejar Dasom, tiba-tiba Dasom menabrak seorang namja dan kopi yang dibawa oleh namja itu menumpahi jaket namja itu.
“ NEO? Apakah kau tidak mempunyai mata?” Tanya namja itu tak
terima.
“ Ah, jeongmal mianhae. Aku akan membersihkannya.” Kata Dasom
sambil mengambil tissue dari tasnya.
“ Lupakanlah! Aku tak ingin melihatmu.” Kata namja itu sambil
membuka jaketnya lalu melemparkan jaket itu kearah Dasom lalu pergi begitu
saja.
Dasom mengambil jaket namja itu. L tak terima melihat namja itu memperlakukan Dasom seperti itu. L akan mengejar namja itu, namun Dasom menahan tangannya.
“ Nan gwenchana. Kajja, kita pergi makan! Aku sangat lapar
sekali.” Kata Dasom sambil tersenyum.
“ Geunde, namja itu sangat keterlaluan padamu.” Kata L tak
terima.
“ Apakah saat ini kau sedang marah? Lupakanlah! Lagipula kau
dan namja itu lebih keterlaluan dirimu. Namja itu hanya bersikap kasar pada
yeoja. Sedangkan kau membunuh yeoja tanpa dosa.” Kata Dasom.
“ Apakah aku sedang marah sekarang karena namja itu memperlakukan Dasom dengan kasar? Mengapa hatiku terasa sakit ketika Dasom mengatakan semua itu?” Pikir L .
Mereka pergi ke restoran terdekat. Lalu mereka memesan makanan. Setelah makanan datang, mereka makan dan suasana sangat hening sekali karena tak ada dari mereka yang memulai pembicaraan. Tiba-tiba, kepala L pusing sekali dan dadanya terasa sakit. L menahan rasa sakit itu. Lalu pergi ke kamar mandi. Dasom merasakan gelagat aneh pada diri L . Dasom membayar makanan itu lalu pergi menyusul L . Dasom mencari L ke kamar mandi. Namun, L tidak ada disana. Dasom mencari-cari L dengan khawatir.
“ Aku harap, dia tidak membunuh lagi malam ini.” Pikir Dasom dengan panik.
L sengaja keluar dari restoran melalui pintu belakang. L tak ingin mengecewakan Dasom karena saat ini hasrat membunuh dalam dirinya muncul. L berjalan menelusuri jalan dan memantau semua jalan yang dia lewati. Akhirnya L menemukan daerah tanpa CCTV di sekitar sana. L tersenyum ketika melihat yeoja sedang berjalan sambil mendengarkan music. Lalu L menghampirinya.
“ Annyeong, Ji Min-ssi.” Teriak L sambil melambaikan
tangannya.
“ Ah, nde. Annyeong, L oppa. Apa yang oppa lakukan disini?”
Tanya Ji Min.
“ Ah, aku sedang jalan-jalan.” Kata L .
“ Oppa, aku membeli ponsel baru. Otte? Bagus bukan?” Tanya Ji
Min sambil menunjukan ponselnya.
“ Ah, nde. Bahkan ponselmu lebih bagus daripada ponsel
milikku.” Kata L .
Selama setengah jam Dasom mencari L , akhirnya Dasom menemukannya. Dasom membelalakan matanya ketika melihat L sedang bersama seorang yeoja dan berusaha mengeluarkan pisau dari jaketnya. Dasom berlari menghampiri mereka. Dasom mengambil pisau itu dari tangan L dan memasukkannya ke tas miliknya. Sedangkan L sangat terkejut dengan kemunculan Dasom yang tiba-tiba seperti ini.
“ Yak, apakah kau sedang merayu yeoja ini? Aku menunggumu di
restoran itu. Geunde, mengapa kau meninggalkanku begitu saja?” Tanya Dasom tak
terima.
“ Nuguseyo?” Tanya Ji Min.
“ Ah, dia adalah nae yeojachingu.” Kata L sambil tersenyum.
“ Joneun Kim Dasom imnida.” Kata Dasom sambil tersenyum.
“ Ah, nde. Joneun Han Ji Min imnida. Ah, jadi onnie yang
bernama Kim Dasom. Onnie sangat terkenal sekali di sekolahku.” Kata Ji Min.
“ Apakah kau siswi SMA Shinwa?” Tanya Dasom.
“ Ah, nde. Aku senang sekali bisa bertemu dengan onnie. Aku
adalah neo fans. Aku sangat menyukai suaramu onnie ketika onnie sedang menyanyi
di acara festival tahun lalu. Aku tak menyangka bahwa onnie adalah yeojachingu
L oppa.” Puji Ji Min.
“ Ah, nde. Gomawo.” Kata Dasom.
“ Apakah kau tidak takut pulang larut malam sendirian? Kami
akan mengantarkanmu, nde. Kebetulan aku membawa mobil.” Tanya L .
“ Ah, nde. Gomawo, oppa.” Kata Ji Min.
Akhirnya mereka mengantarkan Ji Min pulang hingga ke rumahnya. L merasa kesal pada Dasom karena telah menggagalkan rencananya untuk membunuh Ji Min. Sedangkan Dasom berusaha menahan rasa sakitnya akibat irisan pisau yang dia ambil tadi. Setelah tiba di apartemen, L menarik Dasom hingga mendorongnya ke tembok.
“ Neo? Mengapa kau mencegahku untuk membunuhnya?” Teriak L
tak terima sedangkan Dasom diam saja menahan rasa sakitnya.
L merasa kesal sekali karena Dasom mengabaikan pertanyaannya. Akhirnya L mengambil tas Dasom lalu mengambil pisau miliknya. Ketika L akan mengembalikan tas Dasom, L membelalakan matanya ketika melihat darah yang bercucuran dari tangan Dasom.
“ Mengapa tanganmu bisa berdarah seperti ini? Apakah ini
terjadi ketika kau mengambil pisau itu dari tanganku? Chankaman! Aku akan
mengobatimu.” Panik L lalu pergi mengambil peralatan P3K.
Setelah mengambil peralatan P3K, L mengobati tangan Dasom. Dasom tersenyum ketika melihat L sedang mengobati tangannya. Dasom menelusuri wajah L dengan jari tangan kanannya. Lalu L melihat kearahnya.
“ Aku tak menyangka bahwa kau memiliki hati nurani.
Seharusnya bila kau memang seorang psikopat, maka kau akan membiarkanku terluka
seperti ini. Geunde, kau malah mengobatinya.” Kata Dasom sambil tersenyum.
“ Apakah benar yang dikatakannya? Aku memiliki hati nurani. Mengapa aku sangat khawatir padanya ketika dia terluka seperti ini? Padahal aku sering melihat luka pada korbanku. Geunde, aku selalu membiarkannya bahkan meninggalkan mereka.” Pikir L .
“ Itu karena kau adalah nae yeojachingu.” Elak L .
“ Araseo. Gomawo.” Kata Dasom sambil tersenyum.
Dasom POV
Malam telah berganti menjadi pagi. Setelah mencuci jaket namja itu, aku bersiap-siap untuk pergi ke kampus. Setibanya di kampus, aku bertemu dengan Bora, Hyorin dan Soyou.
“ Dasom, apakah kau telah memilih sebuah club?” Tanya Bora.
“ Nde. Aku akan masuk ke club music. Apa club yang kalian
pilih?” Tanyaku.
“ Aku dan Bora memilih club badminton.” Kata Hyorin.
“ Bagaimana denganmu, Soyou?” Tanyaku.
“ Aniyo. Aku tidak akan mengikuti club. Aku harus kerja part time.” Kata Soyou.
“ Arra, kau adalah yeoja yang mandiri. Aku sangat bangga memiliki
chingu sepertimu. Aku harus pergi sekarang. Aku harus bertemu Donghae sunbae.”
Kataku sambil tersenyum lalu meninggalkan mereka.
Aku berjalan menelusuri lorong kampus hingga aku menemukan sebuah ruangan bertuliskan “Music Room’s”. Aku mengetuk pelan pintu ruangan itu. Lalu pintu itu terbuka, ku lihat Donghae sunbae tersenyum padaku.
“ Dasom, aku tahu pasti kau tertarik dengan club ini.
Masuklah!” Kata Donghae.
“ Ah, nde. Donghae sunbae.” Kataku lalu masuk ke ruangan itu.
“ Jangan memanggilku Donghae sunbae. Aku merasa sudah tua
bila kau memanggil seperti itu. Panggil aku, Donghae.” Kata Donghae.
“ Bukankah kau memang sudah tua? Joneun Lee Hyukjae imnida.
Kau boleh memanggilku Eunhyuk.” Kata Eunhyuk sedangkan aku tertawa kecil
mendengarnya.
“ Ah, nde. Joneun Kim Dasom imnida.” Kataku sambil tersenyum.
“ Sebenarnya anggota kami masih banyak. Geunde, mereka belum
datang. Yak, perkenalkan dirimu! Mengapa kau diam saja? Kajja!” Titah Donghae
lalu namja itu mengangkat wajahnya. Aku terkejut bukan main ketika melihatnya.
“ NEO?” Teriakku dan namja itu bersamaan.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar