Senin, 09 Februari 2015

[SERIES] Love and Revenge Part 15

[SERIES] Love and Revenge Part 15
Title                 : Love and Revenge Part 15
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Drama
Main Cast        : Kim Myungsoo and Na Hae Ryeong aka Haeryung
Other Cast       : Kim Soo Hyun, Lee Taemin, Lee Sungyeol, Kim Ji Won, Krystal Jung, Bae Suzy, Choi Sulli, Jung Eunji, Kim Sae Ron, Cho Kyuhyun, Kim Hyun Joong, Kim Haneul, Park Jiyeon, Kim Jae Joong, Kim Dasom, Bang Minah, Lee Sungjong, Lee Sunggyu, Nam Woohyun



Preview

Haeryung menghempaskan jaket Myungsoo lalu melangkah pergi. Myungsoo masih syok dengan sikap Haeryung yang berubah secara mendadak. Tak selang beberapa lama, Myungsoo segera mengejar dan menahan Haeryung.
“ Mengapa kau seperti ini?” Tanya Myungsoo sambil memegang tangan Haeryung.
“ Menyingkirlah!” Kata Haeryung sambil menghempaskan tangan Myungsoo.
“ Jangan main-main denganku!” Kata Myungsoo sambil memegang tangan Haeryung lagi.

Haeryung hanya diam sambil menatap tajam pada Myungsoo. Detik itu juga, Myungsoo melepaskan tangannya. Haeryung pergi meninggalkan Myungsoo. Dia berjalan seperti orang linglung yang tidak mengetahui arah tujuannya. Sedangkan Myungsoo mengikuti Haeryung yang terus melangkah dari belakang. Di rumah sakit, Suzy menemui Woohyun. Woohyun adalah dokter yang menangani Haeryung.

Next

“ Apa yang harus kami lakukan terhadap direktur?” Tanya Suzy.
“ Pasien bisa saja kehilangan semua ingatannya karena guncangan secara mendadak. Itu adalah cara pasien untuk melindungi dirinya sendiri dari ketakutannya dan rasa sakit.” Jelas Woohyun.
“ Apa maksud anda, dokter? Apakah ada kemungkinan direktur tidak mengenali kami lagi?” Tanya Suzy.
“ Itu adalah sebuah tes kecil untuk menemukan ingatan Haeryung lagi. Jika Haeryung mampu melewati hal itu, maka semua ingatannya akan kembali.” Jelas Woohyun.

Haeryung nampak bingung saat akan menyeberang di lampu merah. Dia berniat untuk menyeberang saat lampu pejalan kaki masih merah. Myungsoo yang melihatnya bergegas menarik Haeryung mundur.
“ Apakah kau mengenalku?” Tanya Haeryung yang masih belum mengingat Myungsoo.

Myungsoo membawa Haeryung pulang ke rumah. Dia menuntun Haeryung ke kamarnya. Dia melihat foto diatas meja. Foto antara dirinya dengan Myungsoo saat liburan di Jepang. Tapi, Haeryung masih tidak percaya.
“ Itu bohong. Bohong.” Teriak Haeryung sambil melemparkan bingkai foto itu hingga pecah dan melemparkan barang-barang disekitarnya.

Sulli yang telah tidur pun terbangun. Myungsoo berusaha untuk menghentikan dan meminta Haeryung tenang. Namun, Haeryung memberontak. Dia berusaha memeluk Haeryung yang terus memberontak agar tenang. Sulli yang terbangun terkejut dengan sikap Haeryung yang seperti itu. Dia menyuruh Sulli untuk keluar. Dia memeluk Haeryung hingga Haeryung terjatuh dipangkuannya karena kelelahan sendiri. Sementara di luar kamar, Sungyeol menenangkan Sulli yang masih syok.
“ Apa yang harus kita lakukan, oppa? Kenapa Haeryung onnie seperti itu?” Tanya Sulli yang ketakutan setengah mati.
“ Aku mengetahui memang aneh karena semuanya berjalan dengan baik.” Jawab Sungyeol dengan bingung.

Di rumahnya, Ji Won minum-minum sambil mengingat perkataan Soo Hyun yang mengatakan bahwa dia bisa membatalkan klaim Haeryung atas warisan presdir Na karena kecacatannya. Dia juga teringat saat Myungsoo bergegas menolong Haeryung yang pingsan dan mengusir dirinya.

At 7.00 a.m.

Di kediaman Myungsoo, ternyata Sulli tidur di sofa dan Sungyeol di lantai. Sementara di kamar atas, Myungsoo hingga pagi duduk memangku Haeryung yang terlelap. Dia terbangun dari tidurnya. Dia memindahkan dan membaringkan Haeryung di ranjang. Sungyeol menemui Myungsoo di kamar mandi yang sedang cuci muka. Sungyeol mengatakan bahwa Ji Won datang. Myungsoo agak terkejut. Sungyeol pun menenangkannya dengan mengatakan bahwa Sulli telah menghalangi Ji Won diluar.
“ Apakah kau akan membiarkanku berdiri di luar?” Tanya Ji Won pada Sulli.
“ Oppa menyuruhku untuk melarangmu masuk ke rumah.” Elak Sulli.
“ Aku bukan orang jahat, Sulli-a.” Kata Ji Won sambil tersenyum.
“ Jika kau bukan orang jahat, maka apakah semua orang jahat sudah mati? Pengkhianat.” Celetuk Sulli.
“ Apakah menurutmu bahwa aku masih seorang pengkhianat?” Tanya Ji Won.
“ Kau pasti sangat senang karena semua keingananmu sudah terpenuhi dengan meninggalkan nae oppa dan menjadi anak angkat dari seorang konglomerat.” Sindir Sulli.
“ Ku rasa, ya? Ku pikir bahwa jika semua keinginanku menjadi kenyataan, maka aku akan sangat bahagia. Geunde, aku tidak benar-benar bahagia seperti yang ku pikir.” Kata Ji Wo dengan lesu saat melihat Myungsoo keluar.
“ Waeyo? Seharusnya kau bahagia karena sekarang kau adalah seorang presdir.” Tanya Sulli.
“ Ku pikir bahwa aku seperti ini karena neo oppa tidak disampingku.” Kata Ji Won namun Sulli tidak percaya lalu Myungsoo menyuruh Sulli untuk masuk ke rumah.
“ Oppa, Ji Won onnie bukanlah Ji Won onnie yang kita kenal. Dia seorang ahjumma yang benar-benar aneh. Jangan lama-lama bicara dan cepat masuk ke rumah!” Pesan Sulli lalu masuk ke rumah.
“ Aku datang kemari karena mengkhawatirkan keadaan Haeryung. Jadi, aku ingin bertemu dengannya. Bolehkah aku masuk?” Tanya Ji Won namun Myungsoo menarik kerah kemeja Ji Won lalu menghimpit Ji Won ke dinding rumahnya.
“ Sebaiknya kau pergi dari sini.” Tegas Myungsoo sambil menatap tajam pada Ji Won.
“ Aku adalah kakaknya. Jadi, aku punya hak untuk menemuinya.” Elak Ji Won.
“ Apa yang kau bicarakan dengannya hingga membuat dia gugup dan pingsan?” Selidik Myungsoo.
“ Aku berbicara tentangmu dan yang ku sampaikan bukanlah sesuatu yang baru. Aku tidak mengetahui yang begitu menakutkan dan membuatnya pingsan. Dia yang bertanya padaku.” Elak Ji Won.
“ Jika kau berani mengganggunya sekali lagi, maka kau akan melihat yang mampu dilakukan oleh seorang Kim myungsoo dan seberapa jauh aku melakukannya.” Ancam Myungsoo sambil mempererat cangkeramannya pada kerah kemeja Ji Won dan menyudutkannya di pintu.
“ Cinta bukan tentang kesetiaan. Cinta bukan tentang simpati juga. Hanya karena kau ingin semuanya kembali normal, tidak berarti kau sedang jatuh cinta. Hal itu hanyalah rasa ibamu karena cinta adalah yang kau pernah berikan padaku. Itulah cinta. Setelah aku kehilangan cinta, aku baru sadar betapa pentingnya cinta itu. Aku benar-benar menyesalinya sekarang. Bagaimanapun caranya? Aku ingin mendapatkannya kembali. Itulah cinta. Walaupun kau kembali dengan gelar sebagai tunangan Haeryung dan bermain-main dengannya seperti itu, sejujurnya aku tidak keberatan sama sekali. Aku senang karena aku bisa melihatmu kembali. Dunia tanpamu terasa membosankan dan tidak menyenangkan. Benar-benar tidak ada yang istimewa. Aku harus pergi sekarang karena kita akan bertemu kembali.” Jelas Ji Won sedangkan Myungsoo melepaskan cengkeramannya sambil tersenyum sinis mendengarnya lalu Ji Won pergi meninggalkannya.

Dalam perjalanan, Ji Won menerima telepon dari Soo Hyun yang memberitahukan bahwa dia telah mengumpulkan catatan MRI dan CT Scan otak Haeryung. Hasil yang dia temukan setelah mengikuti Haeryung ke rumah sakit. Haeryung masih menerima terapi dari seorang ahli saraf terkenal. Dia akan mempersiapkan segala sesuatunya untuk menangguhkan klaim Haeryung sebagai ahli waris karena kecacatannya. Setelah mendengar itu, Ji Won melepaskan headseatnya.
“ Jangan khawatir, Haeryung! Aku akan menjagamu sampai kau mati. Aku tidak akan pernah mengusirmu tanpa uang seperti yang dilakukan oleh neo appa. Selama kau mengetahui posisimu, selama kau tetap bodoh, cantik, dan baik seperti sekarang ini. Aku tidak akan membencimu. Aku tidak harus membencimu karena hubunganku dengan Myungsoo. Hidupmu menjadi berantakan karena kami. Jadi, yang paling menderita pastilah dirimu. Jeongmal mianhae, Haeryung-a.” Gumam Ji Won sambil menyetir.

Haeryung terbangun dari tidurnya. Dia hanya duduk disamping ranjang. Myungsoo datang membawakan jus tomat dan mengajak Haeryung untuk makan. Haeryung malah melemparkan gelas jus tomat itu hingga gelasnya pecah. Myungsoo tidak marah sama sekali. Dia keluar lalu membuatkan jus tomat lagi. Sungyeol duduk bersama Sulli didepan Myungsoo.
“ Apakah oppa tidak apa-apa?” Tanya Sulli.
“ Nde.” Kata Myungsoo.

Myungsoo membawa jus tomat yang dibuatnya ke kemar Haeryung. Namun, lagi-lagi Haeryung melemparkannya hingga gelas itu pecah.
“ Jika kau membenci jus tomat, maka apa sebaiknya ku bawakan susu?” Tanya Myungsoo pada Haeryung namun Haeryung tidak menjawabnya lalu Myungsoo keluar dari kamar.
“ Jangan paksa dia dan berikan padanya nanti ketika dia ingin makan!” Kata Sungyeol sambil melihat Myungsoo yang sedang menuangkan susu untuk Haeryung.
“ Haeryung onnie akan makan disaat Haeryung onnie lapar.” Kata Sulli sedangkan Myungsoo tersenyum lalu membawa susu ke kamar Haeryung.
“ Tolong berhenti marah pada Myungsoo dan minumlah susunya, Haeryung-ssi!” Teriak Sungyeol dari luar kamar.
“ Minumlah susunya, Haeryung onnie!” Teriak Sulli dari luar kamar.

Namun, lagi-lagi tetap sama. Haeryung yang masih dipenuhi amarah kembali melemparkan gelas susu yang diberikan oleh Myungsoo hingga gelas itu pecah lagi. Myungsoo hanya tersenyum dan beranjak kembali. Namun, Haeryung menyuruhnya untuk berhenti karena dia tidak akan meminumnya.
“ Apa yang dilakukan Haeryung onnie sudah keterlaluan. Bukan hanya dia satu-satunya orang yang kesusahan. Apakah dia pikir bahwa nae oppa tidak sedang kesusahan? Ini tidak bisa terus terjadi. Aku perlu mengatakan padanya yang harus ku katakan.” Gumam Sulli saat melihat Myungsoo menuangkan susu untuk Haeryung lagi.
“ Sebaiknya kau diam saja! Karena ini bukan masalah yang bisa kau campuri.” Cegah Sungyeol pada Sulli sedangkan Myungsoo masuk ke kamar Haeryung sambil membawa susu lagi.
“ Apa kau tidak dengar yang ku katakan? Ku bilang bahwa aku tidak akan meminumnya.” Kesal Haeryung.
“ Kau harus makan agar bisa hidup.” Kata Myungsoo sambil tersenyum.

Haeryung mengambil gelas susu ditangan Myungsoo lalu melemparkan gelas itu hingga gelas itu pecah lagi. Sulli yang mendengarnya dari luar kamar sudah tidak tahan lagi untuk menahan kemarahannya. Dia hendak masuk ke kamar Haeryung. Namun, Sungyeol menahannya lalu mengajaknya untuk menonton film.

Myungsoo tidak marah sama sekali. Dia tetap melanjutkannya karena stok susu di kulkas masih ada dan ditambah tomat masih ada 1 dus. Ditambah lagi, ada 3 pasar dekat dengan rumahnya. Semua yang diperlukan masih tersedia baik itu gelas, energi dan waktu karena dia sedang cuti kerja. Dia mengambil segelas susu lagi untuk Haeryung. Namun, Haeryung tetap menolak. Dia melemparkan gelas hingga pecah lagi. Myungsoo melihat itu hanya diam dan tersenyum. Saat dia akan beranjak pergi, tiba-tiba Haeryung memegang kakinya. Dia melihat tangan Haeryung berdarah. Dia pun mengobatinya. Walaupun Haeryung agak menolak.
“ Kau sangat marah. Jadi, kau memecahkan segala sesuatu dan seperti ini setelah sakit. Sebenarnya hal ini membuatku senang. Dalam situasi ini, memang wajar jika kau gusar dan marah karena selama ini kau tampak terlalu gembira dan bahagia. Aku jadi khawatir.” Kata Myungsoo sambil mengoleskan salep pada luka Haeryung.

“ Apakah kau mengubur semua rasa sakit dihatimu? Jika perlu, maka aku ingin melihatmu berteriak dan menangis.” Pikir Myungsoo sambil menatap Haeryung.

Myungsoo meniup-niup tangan Haeryung yang diolesinya dengan salep. Namun, Haeryung terlihat enggan dan masih bersikap sinis pada Myungsoo.
“ Apakah yang kau bicarakan dengan Ji Won? Apakah dia menyebabkanmu seperti ini? Apa dia juga yang membuatmu kesusahan seperti ini? Jika ingatan tentangku membuatmu terganggu, karena ingatan itu, karena kau ingin menyembunyikan ingatan itu hingga membuatmu terluka seperti ini, maka jangan disembunyikan dan biarkan ingatan itu keluar! Berhentilah menyakiti dirimu sendiri! Geunde, pukul saja aku seperti ini. Aku baru bisa meninggalkanmu jika kau sudah membaik. Sebaiknya kau cepat bangkit dan berdiri sendiri agar aku bisa menghilang dari sisimu tanpa rasa khawatir.” Jelas Myungsoo sambil memukul dirinya sendiri.

Myungsoo beranjak untuk mengambil segelas susu. Sedangkan Haeryung mencoba mencerna perkataan Myungsoo tadi. Setelah melihat Myungsoo pergi, Haeryung menangis disamping ranjang. Tanpa Haeryung ketahui, Myungsoo melihatnya menangis lalu menyimpan segelas susu diatas meja lalu keluar dari kamar. Saat di dapur, Myungsoo merasakan sakit di kepalanya. Haeryung menangis dengan kerasnya di kamarnya, sementara Myungsoo muntah-muntah di kamar mandi karena efek sakit kepalanya. Haeryung menangis sampai lelah dan tidak bisa keluar air mata lagi. Akhirnya Haeryung berdamai dengan perasaannya sendiri. Dia tertidur setelah meminum segelas susu yang diletakkan oleh Myungsoo diatas meja tadi.

At 7.00 a.m.

Haeryung terbangun dari tidurnya. Dia keluar dari kamar lalu menyapa Myungsoo yang sedang menyiapkan sarapan.
“ Apakah tidurmu nyenyak?” Tanya Haeryung.
“ Nde. Apakah tidurmu nyenyak?” Tanya Myungsoo sambil tersenyum.
“ Nde. Aku bisa tidur lama karenamu. Aku bermimpi sangat panjang. Aku bermimpi tentangmu. Geunde dalam mimpiku, kau adalah orang yang berbeda. Kau berbeda dengan Myungsoo yang ku kenal.” Kata Haeryung sambil duduk di ruang makan sedangkan Myungsoo mengoles roti dengan selai.
“ Apa yang berbeda?” Tanya Myungsoo.
“ Kau menipuku, menyakitiku, dan orang jahat yang penuh kebohongan.” Kata Haeryung sedangkan Myungsoo terhenyak dan menghentikan kegiatannya.
“ Jika ingatanmu sudah pulih dan semua itu benar, maka apa yang akan kau lakukan? Apa yang akan kau lakukan? Jika aku adalah orang jahat yang muncul dalam mimpimu.” Tanya Myungsoo sambil memberikan roti itu pada Haeryung.
“ Aku tidak akan bisa memaafkanmu. Aku bahkan meninggalkan nae apap demi memilihmu. Mengapa kau malah tertawa?” Tanya Haeryung tak terima ketika melihat Myungsoo tertawa.
“ Aku merasa lega. Kau harus seperti itu. Jangan lupa! Jangan berpikiran lemah dan jangan pernah memaafkanku! Kau harus melakukannya seperti itu, Na Hae Ryeong.” Pesan Myungsoo.

Myungsoo pergi ke kantor sedangkan Haeryung tinggal di rumah. Haeryung mempergunakan kesempatan itu untuk menemui Taemin di sebuah café.
“ Apa yang kau dengar dari Ji Won hingga membuatmu pingsan?” Tanya Taemin.
“ Aku hanya ingat dia menemuiku dan berbicara padanku saat aku sedang tidak enak badan. Geunde, aku tidak begitu ingat tentang pembicaraan kami.” Jawab Haeryung.
“ Aku dengar bahwa ingatanmu telah kembali.” Kata Taemin.
“ Aku hanya ingat kejadian kecil saja.” Kata Haeryung.
“ Apakah itu?” Tanya Taemin dengan penasaran.
“ Aku ingat saat kau mengatakan padaku bahwa Myungsoo mendekatiku dengan maksud balas dendam pada seseorang. Apa maksud semua itu? Orang yang punya hubungan dekat dengan Myungsoo dan untuk orang itu, dia datang untuk mendekatiku. Kau mengatakan hal itu padaku.” Tanya Haeryung sedangkan Taemin sedikit terkejut.
“ Apakah aku mengatakan hal itu?” Tanya Taemin.
“ Nde. Siapakah orang itu? Seperti apa Myungsoo? Aku tidak mengetahui sisi lain dari Myungsoo. Mungkin kau mengetahuinya.” Tanya Haeryung sedangkan Taemin agak tergagap untuk menjawab pertanyaan Haeryung.
“ Apakah kau yakin bahwa aku mengatakan hal seperti itu?” Tanya Taemin lagi.
“ Nde, bahwa Myungsoo sedang mencoba menipuku.” Kata Haeryung.
“ Apakah itu bukan orang lain?” Tanya Taemin untuk memanipulasi ingatan Haeryung.
“ Nde. Aku yakin dari ingatanku.” Kata Haeryung.
“ Apakah kau yakin tidak mengarang ingatan itu karena aku tidak pernah mengatakan hal seperti itu padamu. Aku mendengar semua ini pertama kalinya.” Tanya Taemin.
“ Apakah kau tidak membohongiku?” Tanya Haeryung.
“ Nde. Aku tidak membohongimu. Ku dengar ada banyak orang di dunia yang menipu diri mereka sendiri dengan mengarang ingatan mereka sendiri. Bahwa 30% dari ingatan yang mereka simpan, sebenarnya adalah kenangan palsu yang mereka ciptakan sendiri.” Kata Taemin untuk menenangkan Haeryung.
“ Mungkin aku yang salah.” Kata Haeryung sedangkan Taemin menganggukan kepalanya.
“ Apa ada hal lain yang ingin kau katakan padaku?” Tanya Taemin.
“ Aku ingin memulihkan ingatanku secepatnya. Aku tidak akan takut dan bersembunyi lagi. Aku ingin melakukan segala yang ku bisa. Jika itu memang akan membantu ingatanku pulih, maka aku akan melakukan apa saja.” Kata Haeryung.
“ Kau memang harus seperti itu.” Kata Taemin.

Di kantor Hae San, Myungsoo menemui Ji Won di ruangan kerjanya. Dia datang karena Ji Won ingin menemuinya. Ji Won menyuruhnya duduk. Namun, dia menolaknya dan tetap berdiri. Dia menyuruh Ji Won untuk mengatakan hal yang ingin dikatakannya secara langsung karena dia tidak mempunyai banyak waktu.
“ Aku mengakui bahwa aku sungguh kekanak-kanakan karena telah menuduhmu sebagai mata-mata perusahaan. Jeongmal mianhae. Sebaiknya kita melupakan semuanya dan berhubungan baik di masa depan.” Kata Ji Won sambil mengulurkan tangannya sebagai permohonan maafnya.
“ Bagaimana bila aku tidak menerima permintaan maaf itu?” Tanya Myungsoo.
“ Haruskah aku berlutut? Aku bisa berlutut. Aku bisa berlutut seribu bahkan sepuluh ribu kali didepanmu. Haruskah aku benar-benar berlutut?” Tanya Ji Won sambil hendak berlutut namun Myungsoo menahannya.
“ Ini menjijikan. Rasanya aku akan muntah melihat sikapmu seperti ini.” Kata Myungsoo sambil mengeluarkan smirknya lalu menghempaskan tubuh Ji Won dan beranjak pergi sedangkan Ji Won hanya bisa menangisi kepergian Myungsoo.

Sepeninggalan Myungsoo, Soo Hyun masuk ke ruangan kerja Ji Won. Dia melihat Ji Won sedang berdiri sambil menghadap keluar jendela.
“ Aku sudah mengumpulkan semua dokumen yang dibutuhkan. Saat ini kita hanya perlu membuktikan ketidakmampuan Na Hae Ryeong untuk mengelola manajemen perusahaan dan mengekspos kondisinya secepat mungkin. Tentu saja itu tidak akan mudah sampai Haeryung bisa mengingat kembali. Dia pasti akan terus bersembunyi dibalik Myungsoo.” Jelas Soo Hyun.
“ Aku akan memisahkan mereka. Aku akan memisahkan Myungsoo dan Haeryung. Aku akan membawa Myungsoo ke pihak kita. Bakat Myungsoo terlalu berharga untuk diberikan ke orang lain. Aku menginginkannya. Aku ingin semua yang ada padanya.” Tegas Ji Won lalu tiba-tiba Haeryung masuk ke ruangan kerjanya.
“ Bagaimana kabarmu, onnie?” Tanya Haeryung sambil tersenyum.
“ Ku pikir bahwa kau sedang sakit? Apa yang membuatmu datang kesini tanpa memberi kabar terlebih dahulu?” Tanya Ji Won.
“ Aku datang untuk memberi salam karena hari ini aku resmi mulai bekerja kembali di perusahaan. Aku merasa terbebani dengan masalah kesehatanku akhir-akhir ini. Mungkin aku akan pulih jika berinteraksi langsung dengan orang-orang di perusahaan. Kita akan sering bertemu. Mohon bantuannya!” Kata Haeryung lalu memberi hormat dan pamit pergi sedangkan Ji Won menahan kesalnya karena melihat Haeryung bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Ji Won menelepon Haeryung melalui telepon kantor. Dia menyuruh Haeryung untuk membantunya menyelesaikan kesepakatan kerjasama Hae San dengan Tae Yang Cosmetics yang Haeryung mulai tahun lalu, tetapi Haeryung tidak bisa menyelesaikannya karena Hae San sedang meninjau kembali kesepakatan itu dan keduanya sepakat mengadakan pertemuan. Perwakilan Hae San mendadak berhalangan hadir. Karena dia mengetahui kedekatan Haeryung dengan Ceo Min, jadi dia meminta Haeryung menggantikannya. Dia memberitahu lokasi pertemuannya. Setelah itu, dia menutup teleponnya sambil tersenyum puas. Sedangkan Haeryung agak bingung. Begitu pula dengan Suzy. Myungsoo datang ke ruangan Haeryung.
“ Apakah kau serius akan kembali bekerja?” Tanya Myungsoo.
“ Nde. Dari sinilah aku ingin memulainya. Ini adalah tempatku. Aku akan lebih cepat mendapatkan ingatanku kembali.” Kata Haeryung.
“ Ada masalah apa? Mengapa wajah kalian terlihat bingung?” Tanya Myungsoo sambil melihat Haeryung dan Suzy.




TBC


Tidak ada komentar: