[SERIES]
Love and Revenge Part 15
Title : Love and Revenge Part 15
Author : Cavela
Length : Series
Genre : Drama
Main
Cast : Kim Myungsoo and Na Hae
Ryeong aka Haeryung
Other Cast : Kim Soo Hyun, Lee Taemin, Lee Sungyeol, Kim Ji Won, Krystal
Jung, Bae Suzy, Choi Sulli, Jung Eunji, Kim Sae Ron, Cho Kyuhyun, Kim Hyun
Joong, Kim Haneul, Park Jiyeon, Kim Jae Joong, Kim Dasom, Bang Minah, Lee
Sungjong, Lee Sunggyu, Nam Woohyun
Part 1 Part 2 Part 3 Part 4 Part 5 Part 6 Part 7 Part 8 Part 9 Part 10 Part 11 Part 12 Part 13 Part 14
Preview
Haeryung
menghempaskan jaket Myungsoo lalu melangkah pergi. Myungsoo masih syok dengan
sikap Haeryung yang berubah secara mendadak. Tak selang beberapa lama, Myungsoo
segera mengejar dan menahan Haeryung.
“
Mengapa kau seperti ini?” Tanya Myungsoo sambil memegang tangan Haeryung.
“
Menyingkirlah!” Kata Haeryung sambil menghempaskan tangan Myungsoo.
“
Jangan main-main denganku!” Kata Myungsoo sambil memegang tangan Haeryung lagi.
Haeryung
hanya diam sambil menatap tajam pada Myungsoo. Detik itu juga, Myungsoo
melepaskan tangannya. Haeryung pergi meninggalkan Myungsoo. Dia berjalan
seperti orang linglung yang tidak mengetahui arah tujuannya. Sedangkan Myungsoo
mengikuti Haeryung yang terus melangkah dari belakang. Di rumah sakit, Suzy
menemui Woohyun. Woohyun adalah dokter yang menangani Haeryung.
Next
“
Apa yang harus kami lakukan terhadap direktur?” Tanya Suzy.
“
Pasien bisa saja kehilangan semua ingatannya karena guncangan secara mendadak.
Itu adalah cara pasien untuk melindungi dirinya sendiri dari ketakutannya dan
rasa sakit.” Jelas Woohyun.
“
Apa maksud anda, dokter? Apakah ada kemungkinan direktur tidak mengenali kami
lagi?” Tanya Suzy.
“
Itu adalah sebuah tes kecil untuk menemukan ingatan Haeryung lagi. Jika Haeryung
mampu melewati hal itu, maka semua ingatannya akan kembali.” Jelas Woohyun.
Haeryung
nampak bingung saat akan menyeberang di lampu merah. Dia berniat untuk
menyeberang saat lampu pejalan kaki masih merah. Myungsoo yang melihatnya
bergegas menarik Haeryung mundur.
“
Apakah kau mengenalku?” Tanya Haeryung yang masih belum mengingat Myungsoo.
Myungsoo
membawa Haeryung pulang ke rumah. Dia menuntun Haeryung ke kamarnya. Dia
melihat foto diatas meja. Foto antara dirinya dengan Myungsoo saat liburan di
Jepang. Tapi, Haeryung masih tidak percaya.
“
Itu bohong. Bohong.” Teriak Haeryung sambil melemparkan bingkai foto itu hingga
pecah dan melemparkan barang-barang disekitarnya.
Sulli
yang telah tidur pun terbangun. Myungsoo berusaha untuk menghentikan dan
meminta Haeryung tenang. Namun, Haeryung memberontak. Dia berusaha memeluk Haeryung
yang terus memberontak agar tenang. Sulli yang terbangun terkejut dengan sikap Haeryung
yang seperti itu. Dia menyuruh Sulli untuk keluar. Dia memeluk Haeryung hingga Haeryung
terjatuh dipangkuannya karena kelelahan sendiri. Sementara di luar kamar,
Sungyeol menenangkan Sulli yang masih syok.
“
Apa yang harus kita lakukan, oppa? Kenapa Haeryung onnie seperti itu?” Tanya
Sulli yang ketakutan setengah mati.
“
Aku mengetahui memang aneh karena semuanya berjalan dengan baik.” Jawab
Sungyeol dengan bingung.
Di
rumahnya, Ji Won minum-minum sambil mengingat perkataan Soo Hyun yang
mengatakan bahwa dia bisa membatalkan klaim Haeryung atas warisan presdir Na
karena kecacatannya. Dia juga teringat saat Myungsoo bergegas menolong Haeryung
yang pingsan dan mengusir dirinya.
At 7.00 a.m.
Di
kediaman Myungsoo, ternyata Sulli tidur di sofa dan Sungyeol di lantai.
Sementara di kamar atas, Myungsoo hingga pagi duduk memangku Haeryung yang
terlelap. Dia terbangun dari tidurnya. Dia memindahkan dan membaringkan Haeryung
di ranjang. Sungyeol menemui Myungsoo di kamar mandi yang sedang cuci muka.
Sungyeol mengatakan bahwa Ji Won datang. Myungsoo agak terkejut. Sungyeol pun
menenangkannya dengan mengatakan bahwa Sulli telah menghalangi Ji Won diluar.
“
Apakah kau akan membiarkanku berdiri di luar?” Tanya Ji Won pada Sulli.
“
Oppa menyuruhku untuk melarangmu masuk ke rumah.” Elak Sulli.
“
Aku bukan orang jahat, Sulli-a.” Kata Ji Won sambil tersenyum.
“
Jika kau bukan orang jahat, maka apakah semua orang jahat sudah mati?
Pengkhianat.” Celetuk Sulli.
“
Apakah menurutmu bahwa aku masih seorang pengkhianat?” Tanya Ji Won.
“
Kau pasti sangat senang karena semua keingananmu sudah terpenuhi dengan
meninggalkan nae oppa dan menjadi anak angkat dari seorang konglomerat.” Sindir
Sulli.
“
Ku rasa, ya? Ku pikir bahwa jika semua keinginanku menjadi kenyataan, maka aku
akan sangat bahagia. Geunde, aku tidak benar-benar bahagia seperti yang ku
pikir.” Kata Ji Wo dengan lesu saat melihat Myungsoo keluar.
“
Waeyo? Seharusnya kau bahagia karena sekarang kau adalah seorang presdir.”
Tanya Sulli.
“
Ku pikir bahwa aku seperti ini karena neo oppa tidak disampingku.” Kata Ji Won
namun Sulli tidak percaya lalu Myungsoo menyuruh Sulli untuk masuk ke rumah.
“
Oppa, Ji Won onnie bukanlah Ji Won onnie yang kita kenal. Dia seorang ahjumma
yang benar-benar aneh. Jangan lama-lama bicara dan cepat masuk ke rumah!” Pesan
Sulli lalu masuk ke rumah.
“
Aku datang kemari karena mengkhawatirkan keadaan Haeryung. Jadi, aku ingin
bertemu dengannya. Bolehkah aku masuk?” Tanya Ji Won namun Myungsoo menarik
kerah kemeja Ji Won lalu menghimpit Ji Won ke dinding rumahnya.
“
Sebaiknya kau pergi dari sini.” Tegas Myungsoo sambil menatap tajam pada Ji
Won.
“
Aku adalah kakaknya. Jadi, aku punya hak untuk menemuinya.” Elak Ji Won.
“
Apa yang kau bicarakan dengannya hingga membuat dia gugup dan pingsan?” Selidik
Myungsoo.
“
Aku berbicara tentangmu dan yang ku sampaikan bukanlah sesuatu yang baru. Aku
tidak mengetahui yang begitu menakutkan dan membuatnya pingsan. Dia yang
bertanya padaku.” Elak Ji Won.
“
Jika kau berani mengganggunya sekali lagi, maka kau akan melihat yang mampu
dilakukan oleh seorang Kim myungsoo dan seberapa jauh aku melakukannya.” Ancam
Myungsoo sambil mempererat cangkeramannya pada kerah kemeja Ji Won dan
menyudutkannya di pintu.
“
Cinta bukan tentang kesetiaan. Cinta bukan tentang simpati juga. Hanya karena
kau ingin semuanya kembali normal, tidak berarti kau sedang jatuh cinta. Hal
itu hanyalah rasa ibamu karena cinta adalah yang kau pernah berikan padaku.
Itulah cinta. Setelah aku kehilangan cinta, aku baru sadar betapa pentingnya
cinta itu. Aku benar-benar menyesalinya sekarang. Bagaimanapun caranya? Aku
ingin mendapatkannya kembali. Itulah cinta. Walaupun kau kembali dengan gelar
sebagai tunangan Haeryung dan bermain-main dengannya seperti itu, sejujurnya
aku tidak keberatan sama sekali. Aku senang karena aku bisa melihatmu kembali.
Dunia tanpamu terasa membosankan dan tidak menyenangkan. Benar-benar tidak ada
yang istimewa. Aku harus pergi sekarang karena kita akan bertemu kembali.”
Jelas Ji Won sedangkan Myungsoo melepaskan cengkeramannya sambil tersenyum
sinis mendengarnya lalu Ji Won pergi meninggalkannya.
Dalam
perjalanan, Ji Won menerima telepon dari Soo Hyun yang memberitahukan bahwa dia
telah mengumpulkan catatan MRI dan CT Scan otak Haeryung. Hasil yang dia
temukan setelah mengikuti Haeryung ke rumah sakit. Haeryung masih menerima
terapi dari seorang ahli saraf terkenal. Dia akan mempersiapkan segala
sesuatunya untuk menangguhkan klaim Haeryung sebagai ahli waris karena
kecacatannya. Setelah mendengar itu, Ji Won melepaskan headseatnya.
“
Jangan khawatir, Haeryung! Aku akan menjagamu sampai kau mati. Aku tidak akan
pernah mengusirmu tanpa uang seperti yang dilakukan oleh neo appa. Selama kau
mengetahui posisimu, selama kau tetap bodoh, cantik, dan baik seperti sekarang
ini. Aku tidak akan membencimu. Aku tidak harus membencimu karena hubunganku
dengan Myungsoo. Hidupmu menjadi berantakan karena kami. Jadi, yang paling
menderita pastilah dirimu. Jeongmal mianhae, Haeryung-a.” Gumam Ji Won sambil
menyetir.
Haeryung
terbangun dari tidurnya. Dia hanya duduk disamping ranjang. Myungsoo datang
membawakan jus tomat dan mengajak Haeryung untuk makan. Haeryung malah
melemparkan gelas jus tomat itu hingga gelasnya pecah. Myungsoo tidak marah
sama sekali. Dia keluar lalu membuatkan jus tomat lagi. Sungyeol duduk bersama
Sulli didepan Myungsoo.
“
Apakah oppa tidak apa-apa?” Tanya Sulli.
“
Nde.” Kata Myungsoo.
Myungsoo
membawa jus tomat yang dibuatnya ke kemar Haeryung. Namun, lagi-lagi Haeryung
melemparkannya hingga gelas itu pecah.
“
Jika kau membenci jus tomat, maka apa sebaiknya ku bawakan susu?” Tanya
Myungsoo pada Haeryung namun Haeryung tidak menjawabnya lalu Myungsoo keluar
dari kamar.
“
Jangan paksa dia dan berikan padanya nanti ketika dia ingin makan!” Kata
Sungyeol sambil melihat Myungsoo yang sedang menuangkan susu untuk Haeryung.
“
Haeryung onnie akan makan disaat Haeryung onnie lapar.” Kata Sulli sedangkan
Myungsoo tersenyum lalu membawa susu ke kamar Haeryung.
“
Tolong berhenti marah pada Myungsoo dan minumlah susunya, Haeryung-ssi!” Teriak
Sungyeol dari luar kamar.
“
Minumlah susunya, Haeryung onnie!” Teriak Sulli dari luar kamar.
Namun,
lagi-lagi tetap sama. Haeryung yang masih dipenuhi amarah kembali melemparkan
gelas susu yang diberikan oleh Myungsoo hingga gelas itu pecah lagi. Myungsoo
hanya tersenyum dan beranjak kembali. Namun, Haeryung menyuruhnya untuk
berhenti karena dia tidak akan meminumnya.
“
Apa yang dilakukan Haeryung onnie sudah keterlaluan. Bukan hanya dia
satu-satunya orang yang kesusahan. Apakah dia pikir bahwa nae oppa tidak sedang
kesusahan? Ini tidak bisa terus terjadi. Aku perlu mengatakan padanya yang
harus ku katakan.” Gumam Sulli saat melihat Myungsoo menuangkan susu untuk Haeryung
lagi.
“
Sebaiknya kau diam saja! Karena ini bukan masalah yang bisa kau campuri.” Cegah
Sungyeol pada Sulli sedangkan Myungsoo masuk ke kamar Haeryung sambil membawa
susu lagi.
“
Apa kau tidak dengar yang ku katakan? Ku bilang bahwa aku tidak akan
meminumnya.” Kesal Haeryung.
“
Kau harus makan agar bisa hidup.” Kata Myungsoo sambil tersenyum.
Haeryung
mengambil gelas susu ditangan Myungsoo lalu melemparkan gelas itu hingga gelas
itu pecah lagi. Sulli yang mendengarnya dari luar kamar sudah tidak tahan lagi
untuk menahan kemarahannya. Dia hendak masuk ke kamar Haeryung. Namun, Sungyeol
menahannya lalu mengajaknya untuk menonton film.
Myungsoo
tidak marah sama sekali. Dia tetap melanjutkannya karena stok susu di kulkas masih
ada dan ditambah tomat masih ada 1 dus. Ditambah lagi, ada 3 pasar dekat dengan
rumahnya. Semua yang diperlukan masih tersedia baik itu gelas, energi dan waktu
karena dia sedang cuti kerja. Dia mengambil segelas susu lagi untuk Haeryung.
Namun, Haeryung tetap menolak. Dia melemparkan gelas hingga pecah lagi.
Myungsoo melihat itu hanya diam dan tersenyum. Saat dia akan beranjak pergi,
tiba-tiba Haeryung memegang kakinya. Dia melihat tangan Haeryung berdarah. Dia
pun mengobatinya. Walaupun Haeryung agak menolak.
“
Kau sangat marah. Jadi, kau memecahkan segala sesuatu dan seperti ini setelah
sakit. Sebenarnya hal ini membuatku senang. Dalam situasi ini, memang wajar
jika kau gusar dan marah karena selama ini kau tampak terlalu gembira dan
bahagia. Aku jadi khawatir.” Kata Myungsoo sambil mengoleskan salep pada luka Haeryung.
“ Apakah kau mengubur semua rasa sakit
dihatimu? Jika perlu, maka aku ingin melihatmu berteriak dan menangis.” Pikir
Myungsoo sambil menatap Haeryung.
Myungsoo
meniup-niup tangan Haeryung yang diolesinya dengan salep. Namun, Haeryung
terlihat enggan dan masih bersikap sinis pada Myungsoo.
“
Apakah yang kau bicarakan dengan Ji Won? Apakah dia menyebabkanmu seperti ini?
Apa dia juga yang membuatmu kesusahan seperti ini? Jika ingatan tentangku
membuatmu terganggu, karena ingatan itu, karena kau ingin menyembunyikan
ingatan itu hingga membuatmu terluka seperti ini, maka jangan disembunyikan dan
biarkan ingatan itu keluar! Berhentilah menyakiti dirimu sendiri! Geunde, pukul
saja aku seperti ini. Aku baru bisa meninggalkanmu jika kau sudah membaik.
Sebaiknya kau cepat bangkit dan berdiri sendiri agar aku bisa menghilang dari
sisimu tanpa rasa khawatir.” Jelas Myungsoo sambil memukul dirinya sendiri.
Myungsoo
beranjak untuk mengambil segelas susu. Sedangkan Haeryung mencoba mencerna
perkataan Myungsoo tadi. Setelah melihat Myungsoo pergi, Haeryung menangis
disamping ranjang. Tanpa Haeryung ketahui, Myungsoo melihatnya menangis lalu
menyimpan segelas susu diatas meja lalu keluar dari kamar. Saat di dapur,
Myungsoo merasakan sakit di kepalanya. Haeryung menangis dengan kerasnya di
kamarnya, sementara Myungsoo muntah-muntah di kamar mandi karena efek sakit
kepalanya. Haeryung menangis sampai lelah dan tidak bisa keluar air mata lagi.
Akhirnya Haeryung berdamai dengan perasaannya sendiri. Dia tertidur setelah
meminum segelas susu yang diletakkan oleh Myungsoo diatas meja tadi.
At 7.00 a.m.
Haeryung
terbangun dari tidurnya. Dia keluar dari kamar lalu menyapa Myungsoo yang
sedang menyiapkan sarapan.
“
Apakah tidurmu nyenyak?” Tanya Haeryung.
“
Nde. Apakah tidurmu nyenyak?” Tanya Myungsoo sambil tersenyum.
“
Nde. Aku bisa tidur lama karenamu. Aku bermimpi sangat panjang. Aku bermimpi
tentangmu. Geunde dalam mimpiku, kau adalah orang yang berbeda. Kau berbeda
dengan Myungsoo yang ku kenal.” Kata Haeryung sambil duduk di ruang makan
sedangkan Myungsoo mengoles roti dengan selai.
“
Apa yang berbeda?” Tanya Myungsoo.
“
Kau menipuku, menyakitiku, dan orang jahat yang penuh kebohongan.” Kata Haeryung
sedangkan Myungsoo terhenyak dan menghentikan kegiatannya.
“
Jika ingatanmu sudah pulih dan semua itu benar, maka apa yang akan kau lakukan?
Apa yang akan kau lakukan? Jika aku adalah orang jahat yang muncul dalam
mimpimu.” Tanya Myungsoo sambil memberikan roti itu pada Haeryung.
“
Aku tidak akan bisa memaafkanmu. Aku bahkan meninggalkan nae apap demi
memilihmu. Mengapa kau malah tertawa?” Tanya Haeryung tak terima ketika melihat
Myungsoo tertawa.
“
Aku merasa lega. Kau harus seperti itu. Jangan lupa! Jangan berpikiran lemah
dan jangan pernah memaafkanku! Kau harus melakukannya seperti itu, Na Hae
Ryeong.” Pesan Myungsoo.
Myungsoo
pergi ke kantor sedangkan Haeryung tinggal di rumah. Haeryung mempergunakan
kesempatan itu untuk menemui Taemin di sebuah café.
“
Apa yang kau dengar dari Ji Won hingga membuatmu pingsan?” Tanya Taemin.
“
Aku hanya ingat dia menemuiku dan berbicara padanku saat aku sedang tidak enak
badan. Geunde, aku tidak begitu ingat tentang pembicaraan kami.” Jawab Haeryung.
“
Aku dengar bahwa ingatanmu telah kembali.” Kata Taemin.
“
Aku hanya ingat kejadian kecil saja.” Kata Haeryung.
“
Apakah itu?” Tanya Taemin dengan penasaran.
“
Aku ingat saat kau mengatakan padaku bahwa Myungsoo mendekatiku dengan maksud
balas dendam pada seseorang. Apa maksud semua itu? Orang yang punya hubungan
dekat dengan Myungsoo dan untuk orang itu, dia datang untuk mendekatiku. Kau
mengatakan hal itu padaku.” Tanya Haeryung sedangkan Taemin sedikit terkejut.
“
Apakah aku mengatakan hal itu?” Tanya Taemin.
“
Nde. Siapakah orang itu? Seperti apa Myungsoo? Aku tidak mengetahui sisi lain
dari Myungsoo. Mungkin kau mengetahuinya.” Tanya Haeryung sedangkan Taemin agak
tergagap untuk menjawab pertanyaan Haeryung.
“
Apakah kau yakin bahwa aku mengatakan hal seperti itu?” Tanya Taemin lagi.
“
Nde, bahwa Myungsoo sedang mencoba menipuku.” Kata Haeryung.
“
Apakah itu bukan orang lain?” Tanya Taemin untuk memanipulasi ingatan Haeryung.
“
Nde. Aku yakin dari ingatanku.” Kata Haeryung.
“
Apakah kau yakin tidak mengarang ingatan itu karena aku tidak pernah mengatakan
hal seperti itu padamu. Aku mendengar semua ini pertama kalinya.” Tanya Taemin.
“
Apakah kau tidak membohongiku?” Tanya Haeryung.
“
Nde. Aku tidak membohongimu. Ku dengar ada banyak orang di dunia yang menipu
diri mereka sendiri dengan mengarang ingatan mereka sendiri. Bahwa 30% dari
ingatan yang mereka simpan, sebenarnya adalah kenangan palsu yang mereka ciptakan
sendiri.” Kata Taemin untuk menenangkan Haeryung.
“
Mungkin aku yang salah.” Kata Haeryung sedangkan Taemin menganggukan kepalanya.
“
Apa ada hal lain yang ingin kau katakan padaku?” Tanya Taemin.
“
Aku ingin memulihkan ingatanku secepatnya. Aku tidak akan takut dan bersembunyi
lagi. Aku ingin melakukan segala yang ku bisa. Jika itu memang akan membantu
ingatanku pulih, maka aku akan melakukan apa saja.” Kata Haeryung.
“
Kau memang harus seperti itu.” Kata Taemin.
Di
kantor Hae San, Myungsoo menemui Ji Won di ruangan kerjanya. Dia datang karena
Ji Won ingin menemuinya. Ji Won menyuruhnya duduk. Namun, dia menolaknya dan
tetap berdiri. Dia menyuruh Ji Won untuk mengatakan hal yang ingin dikatakannya
secara langsung karena dia tidak mempunyai banyak waktu.
“
Aku mengakui bahwa aku sungguh kekanak-kanakan karena telah menuduhmu sebagai
mata-mata perusahaan. Jeongmal mianhae. Sebaiknya kita melupakan semuanya dan
berhubungan baik di masa depan.” Kata Ji Won sambil mengulurkan tangannya
sebagai permohonan maafnya.
“
Bagaimana bila aku tidak menerima permintaan maaf itu?” Tanya Myungsoo.
“
Haruskah aku berlutut? Aku bisa berlutut. Aku bisa berlutut seribu bahkan
sepuluh ribu kali didepanmu. Haruskah aku benar-benar berlutut?” Tanya Ji Won
sambil hendak berlutut namun Myungsoo menahannya.
“
Ini menjijikan. Rasanya aku akan muntah melihat sikapmu seperti ini.” Kata
Myungsoo sambil mengeluarkan smirknya lalu menghempaskan tubuh Ji Won dan
beranjak pergi sedangkan Ji Won hanya bisa menangisi kepergian Myungsoo.
Sepeninggalan
Myungsoo, Soo Hyun masuk ke ruangan kerja Ji Won. Dia melihat Ji Won sedang
berdiri sambil menghadap keluar jendela.
“
Aku sudah mengumpulkan semua dokumen yang dibutuhkan. Saat ini kita hanya perlu
membuktikan ketidakmampuan Na Hae Ryeong untuk mengelola manajemen perusahaan
dan mengekspos kondisinya secepat mungkin. Tentu saja itu tidak akan mudah
sampai Haeryung bisa mengingat kembali. Dia pasti akan terus bersembunyi
dibalik Myungsoo.” Jelas Soo Hyun.
“
Aku akan memisahkan mereka. Aku akan memisahkan Myungsoo dan Haeryung. Aku akan
membawa Myungsoo ke pihak kita. Bakat Myungsoo terlalu berharga untuk diberikan
ke orang lain. Aku menginginkannya. Aku ingin semua yang ada padanya.” Tegas Ji
Won lalu tiba-tiba Haeryung masuk ke ruangan kerjanya.
“
Bagaimana kabarmu, onnie?” Tanya Haeryung sambil tersenyum.
“
Ku pikir bahwa kau sedang sakit? Apa yang membuatmu datang kesini tanpa memberi
kabar terlebih dahulu?” Tanya Ji Won.
“
Aku datang untuk memberi salam karena hari ini aku resmi mulai bekerja kembali
di perusahaan. Aku merasa terbebani dengan masalah kesehatanku akhir-akhir ini.
Mungkin aku akan pulih jika berinteraksi langsung dengan orang-orang di
perusahaan. Kita akan sering bertemu. Mohon bantuannya!” Kata Haeryung lalu
memberi hormat dan pamit pergi sedangkan Ji Won menahan kesalnya karena melihat
Haeryung bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Ji
Won menelepon Haeryung melalui telepon kantor. Dia menyuruh Haeryung untuk
membantunya menyelesaikan kesepakatan kerjasama Hae San dengan Tae Yang
Cosmetics yang Haeryung mulai tahun lalu, tetapi Haeryung tidak bisa
menyelesaikannya karena Hae San sedang meninjau kembali kesepakatan itu dan
keduanya sepakat mengadakan pertemuan. Perwakilan Hae San mendadak berhalangan
hadir. Karena dia mengetahui kedekatan Haeryung dengan Ceo Min, jadi dia
meminta Haeryung menggantikannya. Dia memberitahu lokasi pertemuannya. Setelah
itu, dia menutup teleponnya sambil tersenyum puas. Sedangkan Haeryung agak
bingung. Begitu pula dengan Suzy. Myungsoo datang ke ruangan Haeryung.
“
Apakah kau serius akan kembali bekerja?” Tanya Myungsoo.
“
Nde. Dari sinilah aku ingin memulainya. Ini adalah tempatku. Aku akan lebih
cepat mendapatkan ingatanku kembali.” Kata Haeryung.
“
Ada masalah apa? Mengapa wajah kalian terlihat bingung?” Tanya Myungsoo sambil
melihat Haeryung dan Suzy.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar