Senin, 09 Februari 2015

[SERIES] Love and Revenge Part 20

[SERIES] Love and Revenge Part 20
Title                 : Love and Revenge Part 20
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Drama
Main Cast        : Kim Myungsoo and Na Hae Ryeong aka Haeryung
Other Cast       : Kim Soo Hyun, Lee Taemin, Lee Sungyeol, Kim Ji Won, Krystal Jung, Bae Suzy, Choi Sulli, Jung Eunji, Kim Sae Ron, Cho Kyuhyun, Kim Hyun Joong, Kim Haneul, Park Jiyeon, Kim Jae Joong, Kim Dasom, Bang Minah, Lee Sungjong, Lee Sunggyu, Nam Woohyun



Preview

Dugaan Myungsoo sebelumnya ternyata benar. Para dewan direksi mulai mempertanyakan gossip mengenai Haeryung hilang ingatan yang telah menyebar di publik. Haeryung memandang Myungsoo lalu Myungsoo menganggukkan kepalanya sebagai isyarat untuk mengatakan yang telah dilatih sebelumnya. Haeryung pun berdiri.
“ Saya memang menderita amnesia. Saya tidaak berniat untuk bersembunyi dibalik orang yang mewakili saya. Jika semua sepakat menganggap saya tidak pantas untuk mewarisi Hae San, maka saya akan turun dari posisi saya sekarang. Saya akan mulai dari bawah lagi dan bekerja dari awal lagi sebagai anggota Hae san. Berilah kesempatan pada saya!” Jelas Haeryung sedangkan semua dewan direksi terkejut.

Next

Ji Won dan Soo Hyun saling berpandangan. Taemin menundukkan kepalanya. Sedangkan Myungsoo terus memandangi Haeryung. Setelah rapat selesai, Myungsoo memuji tindakan Haeryung.
“ Inilah Na Hae Ryeong yang ku kenal.” Puji Myungsoo.
“ Gomawo karena semua orang memarahiku dan menghinanku kecuali dirimu.” Kata Haeryung sambil memaksakan tersenyum.
“ Aku ingin memberikan hadiah padamu untuk keberanianmu. Apa yang kau inginkan? Kau boleh meminta apa saja padaku.” Tanya Myungsoo sambil menggenggam tangan Haeryung.
“ Tidak perlu.” Tolak Haeryung.
“ Ayolah! Aku akan mengabulkan setiap permintaanmu.” Bujuk Myungsoo.
“ Geure, jika kau memaksanya. Aku ingin bunga, tas, topi dan kissue.” Pinta Haeryung.

Myungsoo pergi ke mall untuk membeli tas dan topi. Tanpa sengaja dia melewati toko perhiasan. Dia melihat-lihat cincin di toko perhiasan dengan wajah yang dihiasi oleh senyumannya. Dia juga pergi ke toko bunga untuk membeli bunga.  Dia membawa semuanya sambil tersenyum bahagia. Sementara itu, Haeryung meminta Suzy untuk menemuinya di café.
“ Mengapa anda mengatakan keadaan anda pada dewan direksi? Apakah anda hendak mengakhiri semuanya?” Tanya Suzy tak mengerti.
“ Aku hanya ingin meninggalkan semuanya untuk ditangani oleh Myungsoo. Sejujurnya, berapa banyak yang bisa ku lakukan dengan kondisiku ini?” Jawab Haeryung.
“ DIREKTUR.” Marah Suzy.
“ Apakah appa meninggalkan sesuatu yang lain? Dana darurat atau rekening bank di Swiss? Jika ada, aku ingin memberikan semuanya pada Myungsoo.” Tanya Haeryung.
“ Apa yang akan direktur lakukan? Jika direktur dicampakkan setelah memberikan segalanya.” Tanya Suzy.
“ Myungsoo bukan orang seperti itu.” Jawab Haeryung sambil tersenyum.
“ Bagaimana anda mengetahui bahwa Myungsoo itu baik atau tidak?” Tanya Suzy tidak tahan lagi.
“ Arra. Myungsoo tidak akan pernah bisa berbohong padaku karena itu aku mengetahuinya.” Jawab Haeryung.
“ Saya benar-benar bisa gila. Presdir Na, apa yang harus saya lakukan dengan direktur yang seperti anak kecil hingga percaya pada siapapun dengan begitu mudahnya? Apa yang harus saya lakukan? Gumam Suzy.
“ Suzy, kau juga berbohong padaku. Orang yang terlibat dalam kecelakaan itu adalah Myungsoo. Apakah kau bersama mereka? Kim Myungsoo, Lee Taemin dan kau. Apakah kalian telah bersekongkol?” Tanya Haeryung sambil menatap tajam pada Suzy.
“ Apakah semua ingatan anda sudah kembali?” Tanya Suzy sedikit terkejut.
“ Rahasiakan hal ini dari semua orang termasuk Myungsoo dan Taemin!” Pinta Haeryung.
“ Kamsahamnida karena ingatan anda telah kembali. Saya bisa menghadap ke presdir Na jika saya mati nanti. Saya sudah berjanji untuk mengembalikan posisi anda demi presdir Na yang meninggal tidak tenang. Saya berjanji demikian agar presdir Na bisa beristirahat dengan tenang disana. Presdir Na yang meminta saya untuk berjanji. Tadinya saya sempat berpikir bahwa saya tidak bisa menepati janji itu.” Jelas Suzy sambil menggenggam tangan Haeryung.
“ Apa yang terjadi dengan appa? Apa yang terjadi? Apa maksudmu bahwa appa tidak bisa beristirahat dengan tenang?” Tanya Haeryung dengan terkejut.

Haeryung bergegas pergi ke rumah abu. Dimana tempat ayahnya disemayamkan. Didepan ayahnya, dia tidak berpura-pura lagi. Dia meminta maaf pada ayahnya karena datang terlambat. Dia teringatkan pada ayahnya yang memberikan pelajaran waktu dia masih kecil. Ayahnya menyuruh dia untuk kuat karena dia mempertaruhkan segalanya demi dirinya. Ayahnya tidak menginginkan anak namja karena dia bisa melakukan segalanya.

FLASHBACK !!!

“ Kau tidak boleh menangis karena akan tampak lemah. Jika kondisi menjadi sulit, maka kau harus tertawa. Jika kau ingin menangis, maka menangislah saat sendirian. Jangan tunjukan kelemahanmu pada orang lain! Jangan percaya pada siapapun di dunia ini! Jalan hidupmu adalah bukan jalan untuk menjadi seorang yeoja. Walau neo omma mengkhianatiku, geunde kaulah satu-satunya yang ku percayai dan yang akan menolongku. Itu adalah satu-satunya cara untuk bertahan di Hae san. Araseo?” Kata Presdir Na.

FLASHBACK END !!!

“ Aku telah bersalah padamu, appa. Seandainya aku tidak pergi menemui Myungsoo waktu itu. Seandainya aku tidak pergi menemui bajingan itu. Mungkin appa tidak akan meninggal. Jeongmal mianhae, appa.” Kata Haeryung disela tangisnya sambil memegang foto ayahnya.

Sementara itu, Myungsoo sedang menunggu kedatangan Haeryung di taman dengan hadiah yang telah dia persiapkan. Akhirnya Haeryung datang ke taman. Dia melihat hadiah Myungsoo tertinggal di bangku. Ternyata Myungsoo masih menunggunya sambil memakai topeng. Haeryung pun tersenyum.
“ Apakah kau telah selesai menemui seseorang?” Tanya Myungsoo.
“ Nde.” Kata Haeryung.
“ Hadiah pertama adalah bunga. Hadiah kedua adalah tas. Hadiah ketiga adalah topi. Dan hadiah terakhir adalah…” Kata Myungsoo sambil memberikan semua hadiah itu lalu mendekati Haeryung.

Myungsoo menatap wajah Haeryung sambil tersenyum. Dia mendekatkan wajahnya kearah wajah Haeryung dengan perlahan-lahan. Haeryung pun memejamkan matanya. Myungsoo mencium bibir Haeryung sambil memejamkan matanya. Dia melumat bibir Haeryung dengan perlahan-lahan. Tanpa Myungsoo sadari, Haeryung membuka matanya kembali. Dia menatap Myungsoo dengan tatapan dingin tanpa sedikitpun kemesraan. Walaupun dia membalas setiap lumatan yang diberikan oleh Myungsoo.

Setelah itu, mereka pulang ke rumah. Haeryung membuka buku harian yang dia tulis selama dia hilang ingatan. Sedangkan Sulli sedang asik memainkan kameranya.

“ Hari ini, aku bertemu dengan Kim Myungsoo. Aku dapat mengenalinya saat pertama kali melihatnya. Geunde, orang itu terus berbohong padaku.”

“ Hari ini, aku pergi ke rumah sakit. Dokter terus membantuku untuk memulihkan ingatanku. Geunde, aku tidak ingat apapun. Aku ingin segera mengingat kembali karena aku tidak ingin menjadi beban bagi Suzy dan Myungsoo.”

“ Kim Myungsoo adalah namja baik yang tidak bisa ditemukan dimanapun di dunia ini.”

Haeryung hendak merobek halaman itu. Namun, Sulli menghentikan tindakannya. Sulli menyuruhnya untuk tersenyum karena Sulli ingin memotret dirinya.

At 7.00 a.m.

Haeryung berjalan menuju dapur. Dia melihat Myungsoo sedang sibuk memasak sarapan. Awalnya dia menatap Myungsoo dengan tatapan tajamnya. Namun, dia tersenyum manis saat Myungsoo melihat kearahnya.
“ Good morning. Masakanmu harum sekali. Selama ini masakan Sulli dan Sungyeol agak sulit untuk dimakan.” Sapa Haeryung.
“ Aku juga merasa begitu. Sebaiknya kau mencuci tanganmu dan memanggil yang lain untuk sarapan.” Titah Myungsoo sedangkan Haeryung berjalan menghampiri Myungsoo lalu memeluknya dari belakang.
“ Kemarin aku bermimpi kembali. Dalam mimpiku, aku bertemu dengan banyak orang. Mereka semua mengatakan bahwa mereka adalah nae appa, mereka adalah nae chingu, mereka adalah nae namjachingu, mereka berada dipihakku. Mereka semua mengatakan hal-hal yang manis. Geunde, hanya kau yang tidak mengatakan apapun. Kau tidak mengatakan bahwa kau benar-benar peduli padaku, menghargaiku, dan tidak mengatakan bahwa aku adalah satu-satunya orang yang kau cintai. Aku bahkan berteriak agar kau mengatakannya, walaupun itu hanya sebuah kebohongan. Kau tidak mengatakan apapun sampai akhir. Haeryung, aku berada dipihakmu. Kau bisa saja hanya mengatakan hal itu dan aku akan mempercayai semuanya. Seandainya saja kau mengatakan sesuatu.” Kata Haeryung sambil menyandarkan kepalanya pada punggung Myungsoo sedangkan Myungsoo terdiam sejenak lalu mematikan kompor.
“ Haeryung-a, apakah kita berdua sebaiknya pergi dan tinggal di tempat lain? Pergi ke tempat dimana tidak ada seorangpun yang mengenali kita. Hanya kita berdua yang berada disana. Aku tidak peduli itu Kutub Utara atau Selatan atau Afrika. Apakah kita berdua sebaiknya pergi dan tinggal disana?” Tanya Myungsoo.
“ Rencana yang bagus.” Kata Haeryung berbohong sedangkan Myungsoo tidak merasa senang ataupun lega dengan jawaban Haeryung.

Setelah sarapan, Myungsoo pergi ke kamar Haeryung. Dia meletakkan kotak cincin dimeja Haeryung sambil tersenyum. Dia melihat gumpalan kertas berserakan di lantai lalu dia membereskannya dengan membuangnya ke tempat sampah. Dia tertarik ketika melihat gumpalan kertas. Dia melihat ada gambar dirinya dengan sebuah tulisan: “ Kim Myungsoo adalah namja baik yang tidak bisa ditemukan dimanapun di dunia ini.”

Myungsoo tertegun. Dia teringatkan bahwa dia telah menaruh laporan kecelakaan dirinya dan Haeryung dimeja kerja Haeryung. Dia melihat kembali kertas ditangannya itu. Kertas itu terlihat robek dan kusut. Dia baru menyadari bahwa ingatan Haeryung telah kembali. Dia pun mengambil kembali kotak cincinnya dan memasukkannya ke jas yang dipakainya. Sementara itu, Haeryung berada di kantornya. Dia memasukkan barang-barangnya kedalam kotak. Taemin pun menemuinya.
“ Aku akan beristirahat di rumah sambil menunggu keputusan dewan direksi untuk sementara.” Kata Haeryung.
“ Ini adalah kartu undangan pernikahan yang telah dibuatnya untuk pernikahanmu dengan Myungsoo. Pernikahan akan diadakan 3 minggu lagi. Kalian harus meneruskan pernikahan itu karena pihak lain meragukan pernikahan ini benar-benar akan dilangsungkan. Aku harap bahwa kau menyampaikannya pada Myungsoo.” Kata Taemin lalu keluar dari ruangan kerja Haeryung sedangkan Suzy memperhatikan reaksi Haeryung lalu Haeryung membuka kartu undangan itu sambil menganggukan kepalanya.
“ Pernikahan ini tidak perlu lagi dilangsungkan karena ingatan anda telah kembali.” Kata Suzy.
“ Aku tidak akan melakukannya.” Kata Haeryung.
“ Waeyo?” Tanya Suzy.

Haeryung tidak menjawab pertanyaan Suzy. Dia mengeluarkan ponselnya lalu menelepon Myungsoo dengan nada bicara riang.
“ Apakah kau sudah melihat kartu undangan pernikahan kita? Ini seperti mimpi. Aku tidak sedang bermimpi, bukan?” Tanya Haeryung.

“ Dia sedang berbohong. Itu artinya dia tidak percaya padaku. Dia marah padaku. Dia tidak bisa memaafkanku.” Pikir Myungsoo.

Haeryung mematikan panggilan teleponnya. Wajahnya kembali diliputi kemarahan dan dendam. Namun, kemarahan itu tidak tampak saat dia menemui Ji Won.
“ Aku akan beristirahat untuk sementara waktu. Aku sungguh lelah karena harus berpura-pura selama ini. Padahal aku tidak ingat apapun.” Kata Haeryung.
“ Kau memang harus mendahulukan kesehatanmu daripada pekerjaan.” Kata Ji Won sambil menggenggam tangan Haeryung.
“ Bisakah kau bersikap sebagai nae onnie. Apakah aku boleh meminta sesuatu darimu, onnie?” Tanya Haeryung sambil tersenyum.
“ Tentu saja. Apakah itu?” Tanya Ji Won sedikit bingung.
“ Aku ingin kau membantuku dalam mempersiapkan pernikahan.” Pinta Haeryung sedangkan Ji Won melepaskan genggaman tangannya.
“ Persiapan pernikahan?” Tanya Ji Won kembali.
“ Myungsoo mengatakan padaku bahwa dia sangat sibuk karena harus mengerjakan pekerjaannya dan pekerjaanku.” Kata Haeryung.
“ Geure.” Kata Ji Won dengan terpaksa.

Haeryung mengajak Ji Won melihat-lihat berbagai barang seperti ranjang, alat-alat rumah tangga, piyama berpasangan dan gaun pengantin. Selama itu pula, Ji Won mengikuti Haeryung dengan wajah lesu dan menderita. Ji Won memaksakan dirinya untuk mengangguk setiap kali Haeryung menanyakan pendapat padanya.

Haeryung menanyakan pendapat Ji Won mengenai gaun pengantinnya. Ji Won tidak bisa menjawabnya karena hatinya begitu sakit membayangkan Haeryung akan menjadi pengantin bersama Myungsoo. Myungsoo datang pada waktu yang tepat. Dia melihat Ji Won lalu menatap Haeryung sambil tersenyum. Mereka pergi ke sebuah restoran. Ji Won dan Myungsoo duduk dimeja makan sambil menunggu Haeryung.

“ Aku tidak mengetahui arah yang akan kau jalani. Bagaimana caramu menjalani jalan itu? aku tidak mengetahui yang sedang kau coba lakukan dengan melalui jalan itu? Atas dasar apa kau mengambil jalan itu? Bahkan jika aku menanyakannya, maka kau tidak akan menjawabnya. Satu-satunya hal yang ku tahu adalah mungkin aku tidak bisa menjalani jalan itu bersamamu.” Pikir Myungsoo.

“ Kau benar-benar kejam. Kau menyuruhnya untuk mengajakku mempersiapkan pernikahan kalian. Jika kau bertujuan untuk membuatku cemburu, maka aku bisa salah paham dengan menganggapmu masih memiliki perasaan padaku.” Kata Ji Won sambil menggenggam tangan Myungsoo.
“ Tidak seperti itu.” Kata Myungsoo.
“ Apa tujuanmu sebenarnya? Apa karena tidak ada yang bisa kau mintai bantuan untuk persiapan pernikahan? Aku akan mengatakan semuanya saat Haeryung datang.” Kata Ji Won.
“ Apakah kau akan memberitahu Haeryung bahwa kita adalah sepasang kekasih di masa lalu. Jika orang lain mengetahui hal ini, maka siapa yang paling terluka diantara mereka? Apakah aku, dia, ataukah dirimu?” Tanya Myungsoo.
“ Apa?” Tanya Ji Won tak mengerti.
“ Jika semua orang mengetahui bahwa kau dan aku memiliki hubungan di masa lalu, maka Haeryung akan dianggap sebagai korban. Sedangkan kita akan dianggap sebagai orang brengsek. Tidak masalah bagiku karena reputasiku memang seperti itu. Geunde, bagimu sebagai presdir? Kau yang akan paling dirugikan.” Jelas Myungsoo.

Haeryung masuk dengan tiba-tiba. Dia melihat Ji Won menarik tangannya dari tangan Myungsoo. Dalam sekejap dia memperlihatkan senyum manisnya.
“ Apakah Sulli dan Sungyeol belum datang? Kita sudah lama tidak makan bersama. Aku sengaja mengundang mereka karena bagaimanapun kita akan menjadi sebuah keluarga.” Kata Haeryung sedangkan Myungsoo sedikit terkejut lalu tiba-tiba Sulli dan Sungyeol datang.
“ Mengapa onnie bisa ada disini? Mengapa oppa tidak memberitahu bahwa Ji Won onnie juga akan makan bersama kita.” Protes Sulli namun Sungyeol bergegas menutupi mulut Sulli dengan tangannya.
“ Sulli, kau kenal dengan presdir kami?” Tanya Haeryung berpura-pura terkejut sedangkan Myungsoo melirik Haeryung yang sedang berpura-pura.
“ Tentu sa…” Kata Sulli terpotong namun lagi-lagi Sungyeol menutup mulutnya.
“ Apakah kau mengenal Sulli?” Tanya Haeryung pada Ji Won.
“ Molla. Mungkin dia pernah melihatku disuatu tempat.” Elak Ji Won.
“ Aku baru pertama kali melihatnya.” Elak Sulli.
“ Dia pernah datang beberapa kali ke rumah untuk mencarimu.” Elak Sungyeol.
“ Nde. Seperti itu.” Elak Sulli sedangkan Haeryung tersenyum.
“ Geunde, bagaimana bisa presdir mengetahui bahwa Sulli sering menangis dalam tidurnya dan Sungyeol mempunyai sebuah penyakit?” Tanya Haeryung.
“ Apakah aku pernah mengatakan hal itu? Bagaimana bisa aku mengetahui hal itu?” Tanya Ji Won berpura-pura lupa sedangkan Sulli dan Sungyeol nampak gugup.

Setelah makan malam bersama, mereka pulang ke rumah. Myungsoo, Haeryung, Sulli dan Sungyeol terdiam didalam mobil selama di perjalanan. Mereka merasakan suasana sangat canggung. Tidak ada yang berbicara.

“ Haeryung telah kembali. Haeryung yang ku lihat sekarang bukanlah Haeryung yang ku kenal sebelumnya. Apa yang telah dia ingat? Apa yang telah dia lupakan? Apa yang telah dia lepaskan? Apa yang dia cari? Walau dia telah kembali, aku masih menunggunya. Aku tidak akan lelah, gelisah, dan akan terus bersabar.” Pikir Myungsoo disela menyetirnya.

At 7.00 a.m.

Sungyeol pergi ke makam ayahnya. Dia menuangkan soju. Dia mengaku bersalah selama ini karena telah membenci dan mengutuk ayahnya sendiri. Dia meminta maaf seperti ini agar ayahnya menyelamatkan Myungsoo.
“ Tidak masuk akal jika Myungsoo meninggal disini, bukan? Aku hanya percaya padamu, appa. Lindungi Myungsoo, jebal! Aku berjanji akan datang tiap hari membawakan bunga dan membersihkan makammu, appa. Biarkan Myungsoo tetap hidup, jebal!” Pinta Sungyeol.
Sementara itu, Myungsoo menatap kotak cincin ditangannya. Dia memasukkan kotak cincin itu ke laci didekat tempat tidurnya. Sulli sedang asik berlatih untuk menyanyi. Sedangkan Haeryung sedang melamun.
“ Apa judul lagu yang onnie sukai? Aku akan menyanyikan lagu itu saat pernikahan onnie dan oppa.” Tanya Sulli.
“ Aku menyukai semuanya.” Jawab Haeryung.
“ Aku tidak memiliki uang untuk memberikan hadiah mahal. Aku akan menyanyikan lagu ucapan pernikahan terbaik di dunia ini untuk kalian sebagai pengganti hadiah pernikahan dariku.” Kata Sulli.
“ Gomawo.” Kata Haeryung sambil tersenyum.
“ Onnie harus mencintai nae oppa dan berbahagia dengannya untuk waktu yang sangat lama.” Kata Sulli sambil tersenyum sedangkan Haeryung menganggukkan kepalanya.

Haeryung berjalan menuju ruang tamu. Dia berpapasan dengan Myungsoo yang hendak berangkat kerja.
“ Sulli bersemangat sekali dalam latihan menyanyinya. Dia ingin menyanyi sebagai pengganti hadiah pernikahan kita. Apakah kau bahagia?” Tanya Haeryung sambil membenarkan dasi yang dipakai oleh Myungsoo.
“ Nde. Aku bahagia.” Kata Myungsoo sambil tersenyum lalu Haeryung memeluk Myungsoo dan Myungsoo membalas pelukan Haeryung dengan erat.
“ Aku juga. Sama seperti yang Sulli katakan. Mari kita saling mencintai untuk waktu yang sangat lama setelah menikah!” Kata Haeryung sambil menatap lurus pada dinding tanpa tersenyum.

“ Bohong.” Pikir Myungsoo.

“ Geure. Setelah menikah, mari kita hidup sehat untuk waktu yang sangat lama dan saling menghargai untuk selamanya. Kita akan hidup bahagia selamanya.” Kata Myungsoo.

“ Bohong.” Pikir Haeryung.

“ Haeryung telah kembali. Geunde, aku masih menunggunya. Aku tidak akan lelah, gelisah, dan tidak akan terintimidasi.” Pikir Myungsoo sambil mempererat pelukannya.





TBC


Tidak ada komentar: