Rabu, 18 Februari 2015

[SERIES] Love and Revenge Part 23

[SERIES] Love and Revenge Part 23
Title                 : Love and Revenge Part 23
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Drama
Main Cast        : Kim Myungsoo and Na Hae Ryeong aka Haeryung
Other Cast       : Kim Soo Hyun, Lee Taemin, Lee Sungyeol, Kim Ji Won, Krystal Jung, Bae Suzy, Choi Sulli, Jung Eunji, Kim Sae Ron, Cho Kyuhyun, Kim Hyun Joong, Kim Haneul, Park Jiyeon, Kim Jae Joong, Kim Dasom, Bang Minah, Lee Sungjong, Lee Sunggyu, Nam Woohyun



Preview

Myungsoo keluar dari kamar Ji Won. Saat dia berjalan di ruang tamu, dia melihat ke lantai atas. Dia memutuskan untuk menemui Haeryung. Dia mengetuk pintu kamar Haeryung beberapa kali. Namun, Haeryung tidak menjawabnya hingga dia memutuskan untuk masuk. Dia melihat Haeryung duduk terdiam didalam kamarnya lalu dia menghampiri Haeryung.
“ Jadi, kau tinggal disini?” Tanya Myungsoo.
“ Nde.” Jawab Haeryung.
“ Apakah kau baik-baik saja?” Tanya Myungsoo.
“ Nde.” Jawab Haeryung.
“ Apakah kau makan dengan baik? Apakah tidurmu nyenyak?” Tanya Myungsoo.
“ Nde.” Jawab Haeryung.
“ Apakah kau sedang sakit?” Tanya Myungsoo.
“ Nde.” Jawab Haeryung.
“ Apakah hanya itu yang bisa kau katakan? Jadi, seperti inilah kamarmu yang sebenarnya. Kamarmu benar-benar sangat luas. Pasti terasa sangat berat bagimu harus berbagi kamar dengan Sulli. Apakah tidak ada yang ingin kau katakan padaku? Geure, kalau begitu aku pergi.” Kata Myungsoo sedangkan Haeryung terdiam.

Next

Myungsoo keluar dari kamar Haeryung. Setelah pintu tertutup, Haeryung mengejar Myungsoo. Tapi, keduanya berhenti didepan pintu. Tangan mereka ingin meraih gagang pintu. Namun, mereka mengurungkan niatnya. Myungsoo menelepon Haeryung dari depan pintu kamarnya. Haeryung pun menekan tombol jawab. Namun, dia tidak bicara satu kata pun.
“ Apakah ini satu-satunya tempat yang bisa kau tinggali? Mengapa wajahmu terlihat kurus sekali? Aku tidak tahan melihatmu seperti ini. Apakah Ji Won tidak memberimu makan? Apakah dia mempersulitmu? Apakah dia jahat padamu? Aku akan pergi. Kita akan bertemu lagi. Selamat malam.” Kata Myungsoo dengan sedihnya.

“ Bisa melihat wajahmu hari ini saja, aku merasa sangat bahagia. Jaga dirimu, Myungsoo-a!” Batin Haeryung.

Akhirnya Myungsoo mematikan panggilan teleponnya. Dia pun memutuskan untuk pulang. Sedangkan Haeryung masih berdiri didepan pintu kamarnya sambil menitikan air matanya.

At 8.00 a.m.

Sungyeol melakukan aksi protesnya. Dia berbaring di lantai depan pintu. Dia melarang Myungsoo untuk berangkat kerja.
“ Aku tidak akan pindah. Meskipun aku mati, aku tidak akan bergerak! Sampai kau bersedia pergi ke rumah sakit, maka aku tidak akan beranjak dari sini.” Kata Sungyeol.
“ Aku harus kerja.” Kata Myungsoo.
“ Apakah kerja itu penting sekarang? Sebenarnya aku berencana untuk membawamu ke rumah sakit setelah pernikahan. Geunde, sekarang pernikahanmu dibatalkan. Jadi, tidak ada alasan tidak pergi. Kajja, kita pergi ke rumah sakit!” Ajak Sungyeol.
“ Yak, Lee Sungyeol!” Kesal Myungsoo.
“ Kalau kau takut operasinya gagal, maka kau tidak perlu cemas. Jika kau meninggal di meja operasi, maka aku akan mengurus Sulli seumur hidupku sebagai pengganti dirimu. Jika kau lumpuh, maka aku akan merawatmu seumur hidupku. Jadi, jangan khawatir dan pergilah ke rumah sakit untuk operasi. Kalau kau masih bersikeras untuk berangkat ke kantor, maka kau harus menginjakku terlebih dahulu.” Kata Sungyeol.
“ Apa yang kau lakukan di lantai oppa?” Tanya Sulli pada Sungyeol dengan tiba-tiba.
“ Molla. Dia memintaku untuk menginjaknya. Aku harus pergi bekerja sekarang.” Kata Myungsoo lalu menginjak Sungyeol dan keluar dari rumah.
“ NEO! DASAR BRENGSEK!” Marah Sungyeol.
“ Mengapa oppa minta diinjak? Oppa tidak mempunyai daging untuk diinjak.” Tanya sulli tak mengerti pada Sungyeol.
“ Hatiku sakit sekali.” Jawab Sungyeol.

Ji Won menanyakan sesuatu pada pembantu di rumahnya.
“ Apakah Myungsoo menemui Haeryung?” Tanya Ji Won.
“ Nde.” Jawab pembantu itu.
“ Berapa lama?” Tanya Ji Won lagi.
“ Hanya sebentar saja. Geunde, tuan Kim berdiri didepan pintu kamar nona Haeryung lumayan lama.” Jawab pembantu itu.

Myungsoo pergi bekerja sambil melewati sekitar taman. Dia berjalan sambil membawa kopi dan amplop berwarna cokelat. Haeryung mengikuti Myungsoo dari belakang.

“ Aku sempat berpikir seperti ini semalam. Benar, Kim Myungsoo dan aku tidak akan pernah bisa bersama. Kalau aku menjadi gila lagi dan menyerah pada cinta serta memberontak. Semua orang di dunia ini pasti akan memisahkan kami. Jadi, aku tinggal mempercayai mereka. Percaya pada mereka yang akan menghentikan kami. Geunde, aku ingin berlari padanya untuk terakhir kalinya. Aku ingin menggenggam tangannya untuk terakhir kalinya. Aku ingin mendengar suaranya untuk terakhir kalinya.” Pikir Haeryung sambil mengikuti Myungsoo dari belakang.

Myungsoo duduk disalah satu bangku taman. Dia membaca dokumen dalam amplop itu. Dia membungkukan kepalanya karena tiba-tiba kepalanya terasa sakit. Sedangkan Haeryung duduk disalah satu bangku yang jaraknya lumayan jauh dengan Myungsoo bahkan dia tidak menyadari kondisi Myungsoo.

“ Aku ingin mengatakan perasaanku yang sebenarnya untuk terakhir kalinya. Kami bisa saling mengobati luka kami. Aku ingin berjalan di jalan yang pernah kami lewati bersama untuk terakhir kalinya.” Pikir Haeryung sambil duduk dan melihat Myungsoo dari kejauhan.

Tiba-tiba ponsel Myungsoo berdering. Dia menjawab panggilan telepon itu. Setelah menerima panggilan telepon itu, dia beranjak dari bangku lalu berjalan lagi. Haeryung pun beranjak dari bangkunya lalu mengikuti Myungsoo lagi dari belakang.

“ Apa kita melakukan hal yang benar? Apakah ini satu-satunya jalan? Apakah kita berpura-pura tidak melihat jalan yang lain? Kita bisa berbicara sepanjang malam untuk mencoba mencari solusi.” Pikir Haeryung sambil mengikuti Myungsoo.

Tiba-tiba Myungsoo menghentikan langkahnya. Dia merasa ada seseorang yang mengikutinya. Dia pun membalikkan tubuhnya. Haeryung  pun bergegas bersembunyi.  Setelah memastikan bahwa tidak ada orang yang mengikutinya, dia melanjutkan langkahnya kembali.

“ Kalau kita tidak menemukan solusi dan kalau kita tidak bisa putus, maka jangan tinggalkan aku! Aku ingin bersamamu. Aku tidak bisa kehilangan dirimu seperti ini. Apakah aku bisa menarik pakaianmu dan bersikeras untuk tetap bersamamu? Geunde, aku akan mempercayai mereka yang akan memisahkan kita.” Pikir Haeryung sambil menatap kepergian Myungsoo yang semakin jauh dari pandangannya.

Setelah Haeryung memutuskan tidak mengikuti Myungsoo lagi, dia bertemu dengan Taemin di cafe. Dia sedang menyelidiki kematian ayahnya.
“ Menurutku ada beberapa hal yang mencurigakan. Aku mendengar ada kemungkinan bahwa kematian nae appa adalah pembunuhan. Pembantu di rumahku mengatakan bahwa Soo Hyun dan Ji Won tiba di rumah dalam waktu yang hampir bersamaan. Apakah kau pikir bahwa ini adalah sebuah kebetulan? Apakah nae appa mengetahui hubungan Soo Hyun dengan Ji Won dan foto mereka yang kau tunjukan padaku?” Tanya Haeryung.
“ Beliau mengetahuinya.” Jawab Taemin sedangkan Haeryung terkejut bukan main.
“ Apa katamu? Kau bilang appa mengetahui masalah itu?” Tanya Haeryung.
“ Presdir Na sudah mengetahuinya, sebelum aku memiliki kesempatan untuk mengatakannya padamu mengenai hubungan mereka.” Jawab Taemin.
“ Ini adalah satu kebenaran besar dan kau menyembunyikan semua ini dariku. Apa tujuanmu menyembunyikan ini dariku? Apakah ini yang akan kau katakan padaku saat ingatanku sudah kembali? Apakah ada hal lain yang masih kau sembunyikan dariku? Katakan padaku semuanya!” Pinta Haeryung.
“ Eobseo.” Kata Taemin.

Setelah pertemuannya dengan Haeryung, Taemin merenung sendiri di taman. Dia mengingat peristiwa kematian presdir Na dan ancaman Soo Hyun. Soo Hyun menantangnya untuk melaporkan mereka pada polisi karena Soo Hyun memiliki dokumen tentang ayahnya. Bukti yang terorganisir tentang kecelakaan lalu lintas yang membunuh ibu Haeryung. Akhirnya Taemin memutuskan untuk menemui Myungsoo.
“ Ada apa?” Tanya Myungsoo.
“ Aku ingin bicara denganmu.” Jawab Taemin.
“ Araseo. Kita bisa bicara sambil makan siang.” Ajak Myungsoo.
“ Aniyo. Aku ingin bicara disini. Ini sangat penting. Sebaiknya aku mengatakannya disini. Jika aku tidak mengatakannya sekarang, maka aku takut kalau aku akan berubah pikiran.” Tolak Taemin.
“ Ini adalah rekaman percakapan antara Ji Won dan Soo Hyun saat kematian presdir Na. Ji Won ingin memanggil bantuan saat itu. Geunde, Soo Hyun mencegahnya karena presdir Na cepat atau lambat akan meninggal. Soo Hyun mengatakan untuk menyuruh Ji Won menganggapnya bahwa presdir Na meninggal lebih cepat beberapa bulan. Predir Na telah menikmati banyak hal di dunia ini. Soo Hyun merasa bahwa presdir Na tidak mempunyai penyesalan lagi. Dalam rekaman itu juga, terdengat Ji Won berusaha memanggil pembantu. Geunde, Soo Hyun melarangnya. Soo Hyun mengingatkan Ji Won yang pernah datang kepadanya untuk minta bantuan.” Myungsoo mendengarkan isi rekaman itu dengan gelisah lalu dia mematikan rekaman itu.
“ Mengapa kau memberikan rekaman ini padaku?” Tanya Myungsoo dengan bingung.
“ Mengapa kau baru mengatakan padaku soal ini sekarang? Bukankah kau seharusnya seperti itu pertanyaanmu? Isi rekaman ini adalah senjata ampuh untuk melenyapkan Ji Won dan Soo Hyun. Mengapa kau hanya diam saja dengan bukti seperti ini? Apa sebenarnya tujuanmu? Bukankah kau seharusnya memukulku dulu dan bertanya hal-hal seperti itu padaku? Itulah alasanku membawa bukti ini padamu lebih dulu karena bukannya melayangkan pukulan, geunde aku mengetahui bahwa kau akan bertanya alasanku membawa bukti ini padamu.” Kata Taemin dengan sedihnya.

Taemin menyalakan rekaman lagi dan sekarang terdengar suaranya dengan Soo Hyun. Taemin mengancam Soo Hyun bahwa dia akan membawa rekaman ini ke polisi. Namun, Soo Hyun tidak gentar dan berganti mengancam Taemin. Soo Hyun mengatakan bahwa dia akan membawa laporan tentang ayah Taemin yang terlibat dalam kecelakaan mobil ibu Haeryung. Myungsoo merasa kasihan pada Taemin. Dia mematikan isi rekaman itu.
“ Awalnya aku ingin mengatakan soal ini pada Haeryung setelah ingatannya kembali. Geunde, Haeryung sudah mulai menyelidiki soal kematian ayahnya. Aku menjadi takut. Aku tidak takut bila Haeryung membenciku. Aku tidak takut bila dia membuat nae appa yang sakit-sakitan untuk bertanggung jawab. Geunde, tekad dia untuk membalas dendam atas kematian ayahnya dan sinar matanya yang penuh dendam membuatku takut. Dendam bukan saja melukai orang lain. Geunde, akan melukainya juga. Aku tidak ingin melihatnya menderita lagi. Aku akan membujuk Soo Hyun untuk menyerahkan diri. Soo Hyun adalah nae chingu. Kami pernah bermain bola dan membicarakan tentang para yeoja bersama. Kami mempunyai impian yang sama. Kalau aku gagal dan terjadi sesuatu padaku, maka aku ingin kau membuka file itu.” Kata Taemin lalu beranjak pergi dari ruangan kerja Myungsoo.

Setelah bicara dengan Myungsoo, Taemin menemui Soo Hyun. Dia menyerahkan surat pengunduran diri dan rekaman percakapan di hari kematian presdir Na.
“ Saat aku berkata aku sudah menghapus semuanya. Aku mengetahui bahwa kau tidak benar-benar mempercayai itu, bukan?” Tanya Taemin.
“ Geure. Apakah kita berdua akan pergi ke kantor polisi dan mengatakan semuanya?” Tantang Soo Hyun.
“ Aku sungguh munafik. Sebenarnya aku ingin memiliki Haeryung. Geunde, aku tidak ingin merampasnya dari Myungsoo. Aku ingin menunggu dia sembuh dan mendapatkan ingatannya kembali. Cepat atau lambat dia akan kembali ke sisiku. Aku ingin mengubur rekaman ini selamanya.” Kata Taemin.
“ Lalu?” Tanya Soo Hyun.
“ Karena aku mengerti bahwa melepaskan orang itu juga adalah cinta. Itu adalah cinta yang lebih besar daripada menjadikan orang itu sebagai milikku. Aku baru sadar kalau itu juga akan membuatku benar-benar bahagia. Kim Myungsoo sudah mengajarkan itu padaku. Kita menyerah saja, hyung. Kau dan aku harus berhenti melakukan kejahatan. Kita menyerahkan diri pada polisi saja.” Kata Taemin sedangkan Soo Hyun tersenyum sinis.

Myungsoo mendengarkan isi rekaman itu lagi. Dia teringatkan saat dia menemukan Ji Won di kamar hotel bersama dengan pria yang telah meninggal itu. Dia menyarankan Ji Won untuk menyerahkan diri ke polisi karena itu adalah pembelaan dan kecelakaan. Tapi, Ji Won menolaknya. Ji Won tidak ingin kehilangan kesempatan menjadi reporter dan harus kembali ke kehidupannya yang lalu. Ji Won memilih lebih baik dia mati.

Ji Won terlihat pusing di ruangannya. Sekretarisnya datang untuk memberikan keputusan dari dewan direksi. Ji Won meminta sekretarisnya untuk membaca keputusan itu untuknya. Dewan direksi menginginkan Ji Won untuk sementara mundur dari jabatan presdir Hae San. Masalah operasional perusahaan akan diambil alih oleh manajemen professional. Dan pemimpin tim Kim Myungsoo akan dipecat. Tiba-tiba Myungsoo masuk ke ruangan kerja Ji Won. Dia tersenyum pada Ji Won.
“ Ji Won-a, apakah kau ingin berkencan denganku? Kita akan bertemu di taman depan gedung sekitar jam 7.00 p.m. Ok?” Kata Myungsoo sedangkan Ji Won hanya menganggukan kepalanya saja.

At 7.00 p.m.

Haeryung masih ada di café. Dia berjalan keluar dan melihat Myungsoo. Dia sedikit terkejut lalu mengikuti Myungsoo dari belakang. Myungsoo berjalan kearah taman dan menemukan Ji Won disana. Dia melihat Ji Won gemetaran dan duduk disalah satu bangku disana.
“ Ada apa ini, Ji Won-a? Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu. Seharusnya aku membawa kopi atau bir. Chankaman! Aku akan pergi dulu untuk membelinya.” Kata Myungsoo.
“ Sudahlah.” Kata Ji Won sambil menahan tangan Myungsoo.
“ Tanganmu selalu terasa dingin. Meskipun kau sudah menjadi presdir di perusahaan besar. Tidak ada yang bisa kau lakukan soal ini. Kondisi ini sangat menggangguku.” Kata Myungsoo sambil menggenggam lalu meniup-niup tangan Ji Won sedangkan Ji Won merasa ada yang aneh dengan Myungsoo karena Myungsoo terus menundukan kepalanya.
“ Myungsoo-a.” Kata Ji Won sambil mengangkat wajah Myungsoo yang sedang menangis.
“ Aku memikirkan saat kau membunuh pria itu. Aku berlari menuju kamar hotel saat itu. Jika aku membiarkanmu menyerahkan diri saat itu, maka aku membiarkanmu untuk bertanggung jawab atas kejahatanmu. Apa yang akan terjadi? Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Tidak peduli seberapa tahun lamanya. Aku pasti akan menunggumu. Aku mungkin akan memintamu untuk menikah denganku. Jika seperti itu, apakah kau akan bahagia? Aku mungkin akan terlalu sibuk. Geunde, setidaknya kita akan bepergian ke luar negeri bersama Sulli dan Sungyeol sekali dalam setahun. Aku mungkin akan menarik uang tabunganku dan membelikanmu tas bermerek yang kau sukai. Kita mungkin akan menikmati steak dan wine pada hari ulang tahunmu. Apakah kau akan bahagia? Apakah kau paling tidak akan merasa lebih bahagia daripada saat ini? Itulah yang sedang ku pikirkan. Semuanya menjadi salah seperti ini sejak saat itu. Aku menutupi perbuatanmu. Itu adalah kesalahan terbesarku. Kau kehilangan kemampuanmu dalam menilai yang benar dan salah sejak saat itu. Apa yang tidak seharusnya kau lakukan? Apa yang tidak boleh kau lakukan? Kau berjalan seperti mobil tanpa rem. Jeongmal mianhae, Ji Won-a. Aku telah membuatmu seperti ini. Aku pikir itu adalah cinta saat itu. Geunde, sebenarnya itu adalah ketidakpedulianku dan egoku. Akulah yang membuatmu menjadi monster seperti ini. Jeongmal mianhae, Ji Won-a. Aku yang membuatmu seperti ini.” Kata Myungsoo disela tangisannya dan Ji Won pun ikut menangis.
“ Myungsoo-a.” Kata Ji Won disela tangisannya.
“ Aku akan kembali padamu, Ji Won-a. Meskipun aku tidak bisa berjanji mencintaimu. Geunde, aku akan selalu ada disisimu selamanya. Selama kau tidak mengharapkan cintaku, maka aku tidak apa-apa. Kemanapun kau pergi, maka aku akan selalu menunggumu. Aku akan mencoba mengerti dirimu. Aku akan mencoba untuk bertahan. Aku akan menggenggam tanganmu. Aku akan memelukmu. Kau bisa melepaskan beban yang tidak berguna itu sekarang. Jika kau pantas mendapatkan hukuman, maka kau harus merelakan dirimu untuk dihukum. Aku akan menunggumu sampai kapanpun. Jadi, apakah kau akan datang padaku?” Kata Myungsoo sedangkan Ji Won menangis tersedu-sedu.

Myungsoo menarik Ji Won dalam pelukannya perlahan-lahan. Mereka saling menangis. Tanpa mereka sadari, Haeryung melihat mereka dari kejauhan.

“ Ingatan memainkan suatu permainan yang tidak bisa dihindari oleh siapapun. Ingatan akan ditulis ulang dan lenyap. Apakah ingatanku adalah ingatan yang utuh? Apa ingatanku ini bisa dipercaya? Apa sebenarnya yang ku lihat hari itu?” Pikir Haeryung sambil melihat Myungsoo yang sedang memeluk Ji Won.

At 7.00 a.m.

Jae Joong datang ke rumah Myungsoo lagi. Sungyeol mengamati Jae Joong dengan pandangan penuh dengan curiga. Sulli sudah memasak sup rumput laut dengan daging sapi pilihan karena hari ini adalah ulang tahun Jae Joong.
“ Dimana Myungsoo?” Tanya Jae Joong.
“ Myungsoo ada di kamar mandi. Dia sedang bersiap-siap untuk pergi ke kantor. Mengapa kau selalu menanyakannya? Apakah keperluanmu?” Tanya Sungyeol.
“ Aku hanya tanya saja. Apa aku tidak boleh bertanya?” Elak Jae Joong.
“ Sebaiknya ahjussi menghabiskan supnya.” Kata Sulli.
“ Aku ingin dibelikan kue dengan lilinnya. Sebaiknya kalian pergi untuk membelinya. Rayakan ulang tahunku sekali-kali.” Pinta Jae Joong.

Sulli keluar bersama Sungyeol dari rumahnya sambil bergumam sendiri. Jae Joong menemui Myungsoo di kamar mandi. Dia melihat Myungsoo sedang bercukur.
“ Mengapa kau kelihatan sedih? Apa yang kau lakukan hingga banyak orang yang membencimu terutama orang kaya yang memiliki kekuasaan? Mengapa kau membawaku ke rumahmu? Padahal kau mengetahui bahwa aku adalah orang brengsek. Aku sebenarnya membawa pisau dan hendak membunuhmu. Setelah aku membunuhmu, akan ada orang yang menjanjikan sebuah apartemen untukku.” Kata Jae Joong.
“ Geure.” Kata Myungsoo sambil melanjutkan kegiatan mencukurnya.
“ Yak!” Kata Jae Joong tak mengerti.
“ Hyung! Kalau kau ingin menikamku, maka jangan ragu-ragu dan tikam saja!” Kata Myungsoo.

Jae Joong tidak percaya dengan respon Myungsoo lalu dia keluar dari kamar mandi. Sungyeol menghadang Jae Joong di ruang depan. Dia langsung menyeret Jae Joong dan memukulnya di luar rumah. Jae Joong sangat marah dan ingin membalasnya.
“ DIA SEDANG SEKARAT! KAU TIDAK PERLU MEMBUNUHNYA. AKU MOHON LEPASKAN DIA, HYUNG! MESKIPUN KAU TIDAK MEMBUNUHNYA, DIA MUNGKIN AKAN MATI. JANGAN SEPERTI INI, HYUNG! AKU MENGETAHUI BAHWA KAU KEHILANGAN AKAL SEHATMU BILA ADA ORANG YANG MENAWARKAN UANG PADAMU. GEUNDE, KAU TIDAK BISA MEMPERLAKUKANNYA SEPERTI INI! BAGAIMANAPUN, DIA ADALAH SATU-SATUNYA ORANG DI DUNIA INI YANG MENGANGGAPMU SEBAGAI MANUSIA. JIKA KAU PUNYA HATI NURANI, MAKA KAU TIDAK BISA SEPERTI INI PADANYA.” Teriak Sungyeol sedangkan Jae Joong menghentikan tangannya yang hendak memukul Sungyeol.
“ Apakah Myungsoo sakit parah dan hampir mati?” Tanya Jae Joong.
“ Nde.” Kata Sungyeol sambil menangis.
“ Mengapa kau menangis? Bukan kau yang sekarat. Meskipun kau menangis, tidak ada yang memberimu uang. Mengapa kau menangis?” Kesal Jae Joong.
“ Kau benar-benar berdarah dingin, hyung.” Kata Sungyeol disela tangisannya.

Jae Joong hanya mengeluh sambil mengacak-acak rambutnya sendiri lalu dia masuk ke rumah lagi. Sedangkan Myungsoo selesai bercukur dan mengamati bayangan dirinya sendiri di cermin. Di kediaman rumah keluarga Na, Haeryung mengingat pemandangan yang dia lihat di taman semalam. Begitupun Ji Won yang mengingat perkataan Myungsoo kepadanya. Haeryung mendapat telepon mengejutkan dari Suzy. Begitupun dengan Myungsoo. Suzy mengatakan bahwa Taemin mengalami kecelakaan lalu lintas kemarin malam. Myungsoo bergegas pergi ke rumah sakit. Dia masuk ke kamar Taemin. Dia melihat Haeryung ada disana seperti orang syok. Haeryung memaksa Taemin untuk sadar.
“ Oppa, bangunlah! Buka matamu! Kau tidak bisa seperti ini. Masih ada yang harus kita bicarakan. Buka matamu!” Kata Haeryung.
Myungsoo menghentikan Haeryung dan menariknya untuk keluar dari kamar inap Taemin.
“ ADA YANG MENCOBA MEMBUNUHNYA.” Marah Haeryung.
“ Na Hae Ryeong.” Kata Myungsoo.
“ AKU BISA MENEBAK DALANG YANG MELAKUKAN INI. AKU MENELEPON TAEMIN KEMARIN MALAM. AKU SEDANG MENYELIDIKI KEMATIAN NAE APPA SAAT INI. AKU MENEMUKAN HAL ANEH. AKU MEMERIKSA HISTORY PEMBICARAAN TELEPON SAAT ITU. NAE APPA SEDANG BICARA DENGAN TAEMIN PADA SAAT KEMATIANNYA. CATATAN ITU MENUNJUKAN BAHWA LAMA PERCAKAPAN ITU SEKITAR SATU JAM. BAGAIMANA ITU BISA TERJADI? AKU MENANYAKAN PADANYA. APA YANG DIA SEMBUNYIKAN DARIKU? AKU BAHKAN MENANYAKAN PADANYA. APAKAH DIA BERADA DI PIHAK JI WON DAN SOO HYUN? APAKAH DIA BEKERJASAMA DENGAN MEREKA DALAM PEMBUNUHAN NAE APPA? GEUNDE, TAEMIN HANYA MENANGIS. KIM JI WON DAN KIM SOO HYUN YANG MEMBUNUH NAE APPA. NAE APPA TELAH DIBUNUH OLEH MEREKA.” Marah Haeryung.
“ Pelankan suaramu! Kita sedang berada di rumah sakit. Apakah kau memiliki bukti? Bagaimana kau bisa begitu mudahnya menuduh seseorang sebagai pembunuh? Bagaimana kalau mereka tidak melakukannya? Apakah kau bisa bertanggung jawab? Jika mereka mengetahui yang kau lakukan saat ini, maka apakah kau pikir bahwa mereka akan melepaskanmu? Geure, anggap saja ada orang yang sengaja mencelakai Taemin. Kalau begitu kau juga bisa menjadi target mereka. Apakah kau pernah memikirkan itu? Jika kau tidak yakin dan tidak memiliki bukti ditanganmu, maka diam saja dan jangan melakukan apapun.” Kata Myungsoo untuk menangkan Haeryung.
“ KALAU ITU ADALAH KAU. APAKAH KAU AKAN DIAM SAJA? SAAT NEO APPA MENINGGAL KARENA KAU SEDANG GILA KARENA SESUATU DAN SEMUA BUKTI MENGERAH PADA KIM JI WON DAN KIM SOO HYUN SEBAGAI PELAKU PEMBUNUH NEO APPA. APAKAH KAU BISA TETAP DIAM DAN TIDAK MELAKUKAN APAPUN? TAEMIN ADALAH BUKTINYA. KALAU DIA SUDAH SADAR, MAKA SEMUANYA AKAN JELAS. SEBAIKNYA MULAI SEKARANG JALANLAH DI JALANMU SENDIRI, MYUNGSOO. LINDUNGI SAJA, KIM JI WON! PERGI DAN LINDUNGI KIM JI WON YANG TIDAK BISA KAU LEPASKAN ITU! AKU AKAN MULAI MELAKUKAN APAPUN UNTUK MENJATUHKANNYA. AKU PASTI AKAN MELAKUKAN APAPUN UNTUK MENANGKAPNYA DENGAN TANGANKU SENDIRI. LINDUNGI DIA DENGAN BAIK AGAR DIA TIDAK TERTANGKAP OLEHKU!” Marah Haeryung.

Ji Won mengamati kediamannya yang megah lalu dia melepaskan cincin permatanya yang besar. Dia memilih cincin emas yang kecil dan mengaguminya. Dia menelepon Soo Hyun dan ingin bertemu dengannya. Sementara itu, Soo Hyun telah menyiapkan perhiasan berlian untuk Ji Won. Dia berencana untuk melamar Ji Won secara resmi. Ada tamu yang datang. Tapi bukan Kim Ji Won seperti yang diharapkannya, melainkan Kim Myungsoo. Myungsoo langsung duduk.
“ Aku sebenarnya ingin membuat perjanjian sebelumnya. Geunde, aku tidak mengharapkan Taemin akan disingkirkan secepat itu.” Kata Myungsoo.
“ Bussunsuriya?” Tanya Soo Hyun lalu Myungsoo berdiri sambil berhadapan dengannya sedangkan Ji Won berdiri didepan pintu ruangan kerja Soo hyun dan mendengar pembicaraan mereka.
“ Jika ada orang yang menghalangimu, maka apakah kau akan langsung menyingkirkan mereka? Taemin mengatakan bahwa dia akan mencoba meyakinkanmu untuk menyerahkan diri pada polisi. Kau berteman baik dengannya dulu. Bukankah kau dulu adalah orang yang sederhana dan jujur? Dia ingin mencoba membuatmu mengakui kesalahanmu dan mencari jalan untuk menebus dosamu. Dia ingin memberimu sebuah kesempatan.” Kata Myungsoo.
“ HENTIKAN OMONG KOSONG INI! BERANINYA KAU MENGANCAMKU! APA KAU MEMILIKI BUKTI? APA KAU MEMILIKI BUKTI BAHWA AKU YANG MEMBUNUHNYA?” Marah Soo Hyun.
“ Aku tidak memiliki bukti. Awalnya aku hanya menduga saja. Geunde setelah melihat reksimu ini, ternyata dugaanku adalah benar. Kau memang mencoba membunuh Taemin.” Kata Myungsoo lalu Soo Hyun mencengkeram kemeja Myungsoo.
“ NEO! Marah Soo Hyun lalu Myungsoo mengeluarkan rekaman itu dan menyalakannya sedangkan Ji Won syok mendengarnya.
“ Ini adalah rekaman percakapan telepon yang ada di ponsel Taemin. Aku mengetahui bahwa kau pasti akan membunuhku juga. Tidak masalah bagiku. Geunde, tidak ada yang namanya kejahatan yang sempurna. Pada akhirnya hidupmu akan dipenuhi rasa gelisah dan kau akan membunuh lebih banyak orang lagi. Apakah kau tidak menyesalinya kelak? Aku yakin bahwa kau tidak dilahirkan hanya untuk melakukan itu. Aku akan menemui Ji Won setelah dari sini dan akan mencoba untuk meyakinkannya. Aku akan bersama Ji Won seumur hidupku. Kau memiliki waktu 24 jam sebelum aku mengirim rekaman ini pada polisi.” Kata Myungsoo sambil memasukan kembali rekaman itu pada jas miliknya.

Myungsoo keluar dari ruangan kerja Soo Hyun. Namun, Ji Won sudah tidak ada lagi didepan pintu. Ji Won duduk di tangga darurat dan mengingat perkataan Myungsoo. Myungsoo ingin dia menyerahkan diri dan bersedia hidup bersamanya. Hanya saja jangan menuntut cinta Myungsoo. Myungsoo menelepon Ji Won. Namun, Ji Won tidak menjawabnya.

Suzy menemui Haeryung di rumah sakit. Dia menceritakan soal kecelakaan mobil Taemin. Ada mobil yang mengikuti mobil Taemin dan mendorongnya jatuh ke tebing lalu melarikan diri. Polisi yakin bahwa itu disengaja.
“ Siapa pelakunya?” Tanya Haeryung.
“ Tidak ada kamera CCTV disekitar lokasi dan tidak ada saksi mata. Jadi, penyelidikannya dihentikan. Geunde, saya telah menyelidiki kemera CCTV sepanjang jalan menuju rumah Taemin dan menemukan sesuatu.” Jawab Suzy sambil memperlihatkan rekaman sebuah mobil yang membuntuti mobil Taemin dihari terjadinya kecelakaan.
“ Bukankah sekretaris Kim adalah orang bekerja untuk Soo Hyun? Kirimkan gambar plat nomor mobil sekretaris Kim!” Titah Haeryung lalu tiba-tiba dia mendapatkan telepon dia bergegas pergi ke kamar inap Taemin.

Haeryung masuk ke kamar Taemin dengan marah karena Soo Hyun ternyata mengunjungi Taemin. Soo Hyun memegang tangan Taemin. Namun, Haeryung menepis tangan Soo Hyun dengan kasar.
“ MENGAPA KALIAN MEMBIARKAN DIA MASUK KE KAMAR INI? SEBAIKNYA KAU PERGI DARI SINI!” Marah Haeryung pada para penjaga dan menyuruh Soo Hyun untuk pergi.
“ Aku ingin mengirim orang yang bisa dipercaya untuk menjaga Taemin. Mana mungkin anda menjaganya sendiri, direktur?” Kata Soo Hyun.
“ Aku bisa mengurusnya sendiri.” Kata Haeryung.
“ Aku tetap akan mengirim orang yang bisa dipercaya untuk membantu menjaga Taemin.” Kata Soo Hyun.
“ Apa kau pikir bahwa orang seperti itu ada di dunia ini? Tidak ada orang seperti itu bagiku. Aku akan melindunginya sendiri. Jadi, pergilah!” Kata Haeryung.

Saat Haeryung dan Soo Hyun keluar dari kamar inap Taemin. Mereka bertemu dengan Ji Won di lorong.
“ Aku ingin menjenguk Taemin. Seberapa parah lukanya?” Kata Ji Won sambil berjalan namun Haeryung menghalanginya.
“ Apakah kau bisa membuka tas milikmu?” Tanya Haeryung.
“ Haeryung-a.” Kata Ji Won.
“ Aku harus memeriksa tas milikmu. Aku merasa bahwa ada senjata didalamnya. Kalau harus buka mantelmu juga.” Kata Haeryung.
“ Apakah kau benar-benar mencurigaiku?” Tanya Ji Won.
“ Nde.” Tegas Haeryung sedangkan Ji Won yang marah bergegas membuka tas dan mantelnya lalu membuangnya ke lantai.




TBC


Tidak ada komentar: