[SERIES]
Love and Revenge Part 23
Title : Love and Revenge Part 23
Author : Cavela
Length : Series
Genre : Drama
Main
Cast : Kim Myungsoo and Na Hae
Ryeong aka Haeryung
Other Cast : Kim Soo Hyun, Lee Taemin, Lee Sungyeol, Kim Ji Won, Krystal
Jung, Bae Suzy, Choi Sulli, Jung Eunji, Kim Sae Ron, Cho Kyuhyun, Kim Hyun
Joong, Kim Haneul, Park Jiyeon, Kim Jae Joong, Kim Dasom, Bang Minah, Lee
Sungjong, Lee Sunggyu, Nam Woohyun
Part 1 Part 2 Part 3 Part 4 Part 5 Part 6 Part 7 Part 8 Part 9 Part 10 Part 11 Part 12 Part 13 Part 14 Part 15 Part 16 Part 17 Part 18 Part 19 Part 20 Part 21 Part 22
Preview
Myungsoo
keluar dari kamar Ji Won. Saat dia berjalan di ruang tamu, dia melihat ke
lantai atas. Dia memutuskan untuk menemui Haeryung. Dia mengetuk pintu kamar Haeryung
beberapa kali. Namun, Haeryung tidak menjawabnya hingga dia memutuskan untuk
masuk. Dia melihat Haeryung duduk terdiam didalam kamarnya lalu dia menghampiri
Haeryung.
“
Jadi, kau tinggal disini?” Tanya Myungsoo.
“
Nde.” Jawab Haeryung.
“
Apakah kau baik-baik saja?” Tanya Myungsoo.
“
Nde.” Jawab Haeryung.
“
Apakah kau makan dengan baik? Apakah tidurmu nyenyak?” Tanya Myungsoo.
“
Nde.” Jawab Haeryung.
“
Apakah kau sedang sakit?” Tanya Myungsoo.
“
Nde.” Jawab Haeryung.
“
Apakah hanya itu yang bisa kau katakan? Jadi, seperti inilah kamarmu yang
sebenarnya. Kamarmu benar-benar sangat luas. Pasti terasa sangat berat bagimu
harus berbagi kamar dengan Sulli. Apakah tidak ada yang ingin kau katakan
padaku? Geure, kalau begitu aku pergi.” Kata Myungsoo sedangkan Haeryung
terdiam.
Next
Myungsoo
keluar dari kamar Haeryung. Setelah pintu tertutup, Haeryung mengejar Myungsoo.
Tapi, keduanya berhenti didepan pintu. Tangan mereka ingin meraih gagang pintu.
Namun, mereka mengurungkan niatnya. Myungsoo menelepon Haeryung dari depan
pintu kamarnya. Haeryung pun menekan tombol jawab. Namun, dia tidak bicara satu
kata pun.
“
Apakah ini satu-satunya tempat yang bisa kau tinggali? Mengapa wajahmu terlihat
kurus sekali? Aku tidak tahan melihatmu seperti ini. Apakah Ji Won tidak
memberimu makan? Apakah dia mempersulitmu? Apakah dia jahat padamu? Aku akan
pergi. Kita akan bertemu lagi. Selamat malam.” Kata Myungsoo dengan sedihnya.
“ Bisa melihat wajahmu hari ini saja,
aku merasa sangat bahagia. Jaga dirimu, Myungsoo-a!” Batin Haeryung.
Akhirnya
Myungsoo mematikan panggilan teleponnya. Dia pun memutuskan untuk pulang.
Sedangkan Haeryung masih berdiri didepan pintu kamarnya sambil menitikan air
matanya.
At 8.00 a.m.
Sungyeol
melakukan aksi protesnya. Dia berbaring di lantai depan pintu. Dia melarang
Myungsoo untuk berangkat kerja.
“
Aku tidak akan pindah. Meskipun aku mati, aku tidak akan bergerak! Sampai kau
bersedia pergi ke rumah sakit, maka aku tidak akan beranjak dari sini.” Kata
Sungyeol.
“
Aku harus kerja.” Kata Myungsoo.
“
Apakah kerja itu penting sekarang? Sebenarnya aku berencana untuk membawamu ke
rumah sakit setelah pernikahan. Geunde, sekarang pernikahanmu dibatalkan. Jadi,
tidak ada alasan tidak pergi. Kajja, kita pergi ke rumah sakit!” Ajak Sungyeol.
“
Yak, Lee Sungyeol!” Kesal Myungsoo.
“
Kalau kau takut operasinya gagal, maka kau tidak perlu cemas. Jika kau
meninggal di meja operasi, maka aku akan mengurus Sulli seumur hidupku sebagai
pengganti dirimu. Jika kau lumpuh, maka aku akan merawatmu seumur hidupku.
Jadi, jangan khawatir dan pergilah ke rumah sakit untuk operasi. Kalau kau
masih bersikeras untuk berangkat ke kantor, maka kau harus menginjakku terlebih
dahulu.” Kata Sungyeol.
“
Apa yang kau lakukan di lantai oppa?” Tanya Sulli pada Sungyeol dengan
tiba-tiba.
“
Molla. Dia memintaku untuk menginjaknya. Aku harus pergi bekerja sekarang.”
Kata Myungsoo lalu menginjak Sungyeol dan keluar dari rumah.
“
NEO! DASAR BRENGSEK!” Marah Sungyeol.
“
Mengapa oppa minta diinjak? Oppa tidak mempunyai daging untuk diinjak.” Tanya
sulli tak mengerti pada Sungyeol.
“
Hatiku sakit sekali.” Jawab Sungyeol.
Ji
Won menanyakan sesuatu pada pembantu di rumahnya.
“
Apakah Myungsoo menemui Haeryung?” Tanya Ji Won.
“
Nde.” Jawab pembantu itu.
“
Berapa lama?” Tanya Ji Won lagi.
“
Hanya sebentar saja. Geunde, tuan Kim berdiri didepan pintu kamar nona Haeryung
lumayan lama.” Jawab pembantu itu.
Myungsoo
pergi bekerja sambil melewati sekitar taman. Dia berjalan sambil membawa kopi
dan amplop berwarna cokelat. Haeryung mengikuti Myungsoo dari belakang.
“ Aku sempat berpikir seperti ini
semalam. Benar, Kim Myungsoo dan aku tidak akan pernah bisa bersama. Kalau aku
menjadi gila lagi dan menyerah pada cinta serta memberontak. Semua orang di
dunia ini pasti akan memisahkan kami. Jadi, aku tinggal mempercayai mereka.
Percaya pada mereka yang akan menghentikan kami. Geunde, aku ingin berlari
padanya untuk terakhir kalinya. Aku ingin menggenggam tangannya untuk terakhir
kalinya. Aku ingin mendengar suaranya untuk terakhir kalinya.” Pikir Haeryung
sambil mengikuti Myungsoo dari belakang.
Myungsoo
duduk disalah satu bangku taman. Dia membaca dokumen dalam amplop itu. Dia
membungkukan kepalanya karena tiba-tiba kepalanya terasa sakit. Sedangkan Haeryung
duduk disalah satu bangku yang jaraknya lumayan jauh dengan Myungsoo bahkan dia
tidak menyadari kondisi Myungsoo.
“ Aku ingin mengatakan perasaanku yang
sebenarnya untuk terakhir kalinya. Kami bisa saling mengobati luka kami. Aku
ingin berjalan di jalan yang pernah kami lewati bersama untuk terakhir
kalinya.” Pikir Haeryung sambil duduk dan melihat Myungsoo dari kejauhan.
Tiba-tiba
ponsel Myungsoo berdering. Dia menjawab panggilan telepon itu. Setelah menerima
panggilan telepon itu, dia beranjak dari bangku lalu berjalan lagi. Haeryung
pun beranjak dari bangkunya lalu mengikuti Myungsoo lagi dari belakang.
“ Apa kita melakukan hal yang benar?
Apakah ini satu-satunya jalan? Apakah kita berpura-pura tidak melihat jalan
yang lain? Kita bisa berbicara sepanjang malam untuk mencoba mencari solusi.”
Pikir Haeryung sambil mengikuti Myungsoo.
Tiba-tiba
Myungsoo menghentikan langkahnya. Dia merasa ada seseorang yang mengikutinya.
Dia pun membalikkan tubuhnya. Haeryung
pun bergegas bersembunyi. Setelah
memastikan bahwa tidak ada orang yang mengikutinya, dia melanjutkan langkahnya
kembali.
“ Kalau kita tidak menemukan solusi
dan kalau kita tidak bisa putus, maka jangan tinggalkan aku! Aku ingin
bersamamu. Aku tidak bisa kehilangan dirimu seperti ini. Apakah aku bisa
menarik pakaianmu dan bersikeras untuk tetap bersamamu? Geunde, aku akan
mempercayai mereka yang akan memisahkan kita.” Pikir Haeryung sambil menatap
kepergian Myungsoo yang semakin jauh dari pandangannya.
Setelah
Haeryung memutuskan tidak mengikuti Myungsoo lagi, dia bertemu dengan Taemin di
cafe. Dia sedang menyelidiki kematian ayahnya.
“
Menurutku ada beberapa hal yang mencurigakan. Aku mendengar ada kemungkinan
bahwa kematian nae appa adalah pembunuhan. Pembantu di rumahku mengatakan bahwa
Soo Hyun dan Ji Won tiba di rumah dalam waktu yang hampir bersamaan. Apakah kau
pikir bahwa ini adalah sebuah kebetulan? Apakah nae appa mengetahui hubungan
Soo Hyun dengan Ji Won dan foto mereka yang kau tunjukan padaku?” Tanya Haeryung.
“
Beliau mengetahuinya.” Jawab Taemin sedangkan Haeryung terkejut bukan main.
“
Apa katamu? Kau bilang appa mengetahui masalah itu?” Tanya Haeryung.
“
Presdir Na sudah mengetahuinya, sebelum aku memiliki kesempatan untuk
mengatakannya padamu mengenai hubungan mereka.” Jawab Taemin.
“
Ini adalah satu kebenaran besar dan kau menyembunyikan semua ini dariku. Apa
tujuanmu menyembunyikan ini dariku? Apakah ini yang akan kau katakan padaku
saat ingatanku sudah kembali? Apakah ada hal lain yang masih kau sembunyikan
dariku? Katakan padaku semuanya!” Pinta Haeryung.
“
Eobseo.” Kata Taemin.
Setelah
pertemuannya dengan Haeryung, Taemin merenung sendiri di taman. Dia mengingat
peristiwa kematian presdir Na dan ancaman Soo Hyun. Soo Hyun menantangnya untuk
melaporkan mereka pada polisi karena Soo Hyun memiliki dokumen tentang ayahnya.
Bukti yang terorganisir tentang kecelakaan lalu lintas yang membunuh ibu Haeryung.
Akhirnya Taemin memutuskan untuk menemui Myungsoo.
“
Ada apa?” Tanya Myungsoo.
“
Aku ingin bicara denganmu.” Jawab Taemin.
“
Araseo. Kita bisa bicara sambil makan siang.” Ajak Myungsoo.
“
Aniyo. Aku ingin bicara disini. Ini sangat penting. Sebaiknya aku mengatakannya
disini. Jika aku tidak mengatakannya sekarang, maka aku takut kalau aku akan
berubah pikiran.” Tolak Taemin.
“
Ini adalah rekaman percakapan antara Ji Won dan Soo Hyun saat kematian presdir
Na. Ji Won ingin memanggil bantuan saat itu. Geunde, Soo Hyun mencegahnya
karena presdir Na cepat atau lambat akan meninggal. Soo Hyun mengatakan untuk
menyuruh Ji Won menganggapnya bahwa presdir Na meninggal lebih cepat beberapa
bulan. Predir Na telah menikmati banyak hal di dunia ini. Soo Hyun merasa bahwa
presdir Na tidak mempunyai penyesalan lagi. Dalam rekaman itu juga, terdengat
Ji Won berusaha memanggil pembantu. Geunde, Soo Hyun melarangnya. Soo Hyun
mengingatkan Ji Won yang pernah datang kepadanya untuk minta bantuan.” Myungsoo
mendengarkan isi rekaman itu dengan gelisah lalu dia mematikan rekaman itu.
“
Mengapa kau memberikan rekaman ini padaku?” Tanya Myungsoo dengan bingung.
“
Mengapa kau baru mengatakan padaku soal ini sekarang? Bukankah kau seharusnya
seperti itu pertanyaanmu? Isi rekaman ini adalah senjata ampuh untuk
melenyapkan Ji Won dan Soo Hyun. Mengapa kau hanya diam saja dengan bukti
seperti ini? Apa sebenarnya tujuanmu? Bukankah kau seharusnya memukulku dulu
dan bertanya hal-hal seperti itu padaku? Itulah alasanku membawa bukti ini
padamu lebih dulu karena bukannya melayangkan pukulan, geunde aku mengetahui
bahwa kau akan bertanya alasanku membawa bukti ini padamu.” Kata Taemin dengan
sedihnya.
Taemin
menyalakan rekaman lagi dan sekarang terdengar suaranya dengan Soo Hyun. Taemin
mengancam Soo Hyun bahwa dia akan membawa rekaman ini ke polisi. Namun, Soo
Hyun tidak gentar dan berganti mengancam Taemin. Soo Hyun mengatakan bahwa dia
akan membawa laporan tentang ayah Taemin yang terlibat dalam kecelakaan mobil
ibu Haeryung. Myungsoo merasa kasihan pada Taemin. Dia mematikan isi rekaman
itu.
“
Awalnya aku ingin mengatakan soal ini pada Haeryung setelah ingatannya kembali.
Geunde, Haeryung sudah mulai menyelidiki soal kematian ayahnya. Aku menjadi
takut. Aku tidak takut bila Haeryung membenciku. Aku tidak takut bila dia
membuat nae appa yang sakit-sakitan untuk bertanggung jawab. Geunde, tekad dia
untuk membalas dendam atas kematian ayahnya dan sinar matanya yang penuh dendam
membuatku takut. Dendam bukan saja melukai orang lain. Geunde, akan melukainya
juga. Aku tidak ingin melihatnya menderita lagi. Aku akan membujuk Soo Hyun
untuk menyerahkan diri. Soo Hyun adalah nae chingu. Kami pernah bermain bola
dan membicarakan tentang para yeoja bersama. Kami mempunyai impian yang sama.
Kalau aku gagal dan terjadi sesuatu padaku, maka aku ingin kau membuka file
itu.” Kata Taemin lalu beranjak pergi dari ruangan kerja Myungsoo.
Setelah
bicara dengan Myungsoo, Taemin menemui Soo Hyun. Dia menyerahkan surat
pengunduran diri dan rekaman percakapan di hari kematian presdir Na.
“
Saat aku berkata aku sudah menghapus semuanya. Aku mengetahui bahwa kau tidak
benar-benar mempercayai itu, bukan?” Tanya Taemin.
“
Geure. Apakah kita berdua akan pergi ke kantor polisi dan mengatakan semuanya?”
Tantang Soo Hyun.
“
Aku sungguh munafik. Sebenarnya aku ingin memiliki Haeryung. Geunde, aku tidak
ingin merampasnya dari Myungsoo. Aku ingin menunggu dia sembuh dan mendapatkan
ingatannya kembali. Cepat atau lambat dia akan kembali ke sisiku. Aku ingin
mengubur rekaman ini selamanya.” Kata Taemin.
“
Lalu?” Tanya Soo Hyun.
“
Karena aku mengerti bahwa melepaskan orang itu juga adalah cinta. Itu adalah
cinta yang lebih besar daripada menjadikan orang itu sebagai milikku. Aku baru
sadar kalau itu juga akan membuatku benar-benar bahagia. Kim Myungsoo sudah
mengajarkan itu padaku. Kita menyerah saja, hyung. Kau dan aku harus berhenti
melakukan kejahatan. Kita menyerahkan diri pada polisi saja.” Kata Taemin
sedangkan Soo Hyun tersenyum sinis.
Myungsoo
mendengarkan isi rekaman itu lagi. Dia teringatkan saat dia menemukan Ji Won di
kamar hotel bersama dengan pria yang telah meninggal itu. Dia menyarankan Ji
Won untuk menyerahkan diri ke polisi karena itu adalah pembelaan dan
kecelakaan. Tapi, Ji Won menolaknya. Ji Won tidak ingin kehilangan kesempatan
menjadi reporter dan harus kembali ke kehidupannya yang lalu. Ji Won memilih
lebih baik dia mati.
Ji
Won terlihat pusing di ruangannya. Sekretarisnya datang untuk memberikan
keputusan dari dewan direksi. Ji Won meminta sekretarisnya untuk membaca
keputusan itu untuknya. Dewan direksi menginginkan Ji Won untuk sementara
mundur dari jabatan presdir Hae San. Masalah operasional perusahaan akan
diambil alih oleh manajemen professional. Dan pemimpin tim Kim Myungsoo akan
dipecat. Tiba-tiba Myungsoo masuk ke ruangan kerja Ji Won. Dia tersenyum pada
Ji Won.
“
Ji Won-a, apakah kau ingin berkencan denganku? Kita akan bertemu di taman depan
gedung sekitar jam 7.00 p.m. Ok?” Kata Myungsoo sedangkan Ji Won hanya
menganggukan kepalanya saja.
At 7.00 p.m.
Haeryung
masih ada di café. Dia berjalan keluar dan melihat Myungsoo. Dia sedikit
terkejut lalu mengikuti Myungsoo dari belakang. Myungsoo berjalan kearah taman
dan menemukan Ji Won disana. Dia melihat Ji Won gemetaran dan duduk disalah
satu bangku disana.
“
Ada apa ini, Ji Won-a? Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu. Seharusnya aku
membawa kopi atau bir. Chankaman! Aku akan pergi dulu untuk membelinya.” Kata
Myungsoo.
“
Sudahlah.” Kata Ji Won sambil menahan tangan Myungsoo.
“
Tanganmu selalu terasa dingin. Meskipun kau sudah menjadi presdir di perusahaan
besar. Tidak ada yang bisa kau lakukan soal ini. Kondisi ini sangat
menggangguku.” Kata Myungsoo sambil menggenggam lalu meniup-niup tangan Ji Won
sedangkan Ji Won merasa ada yang aneh dengan Myungsoo karena Myungsoo terus
menundukan kepalanya.
“
Myungsoo-a.” Kata Ji Won sambil mengangkat wajah Myungsoo yang sedang menangis.
“
Aku memikirkan saat kau membunuh pria itu. Aku berlari menuju kamar hotel saat
itu. Jika aku membiarkanmu menyerahkan diri saat itu, maka aku membiarkanmu
untuk bertanggung jawab atas kejahatanmu. Apa yang akan terjadi? Aku tidak akan
pernah meninggalkanmu. Tidak peduli seberapa tahun lamanya. Aku pasti akan
menunggumu. Aku mungkin akan memintamu untuk menikah denganku. Jika seperti
itu, apakah kau akan bahagia? Aku mungkin akan terlalu sibuk. Geunde,
setidaknya kita akan bepergian ke luar negeri bersama Sulli dan Sungyeol sekali
dalam setahun. Aku mungkin akan menarik uang tabunganku dan membelikanmu tas
bermerek yang kau sukai. Kita mungkin akan menikmati steak dan wine pada hari
ulang tahunmu. Apakah kau akan bahagia? Apakah kau paling tidak akan merasa
lebih bahagia daripada saat ini? Itulah yang sedang ku pikirkan. Semuanya
menjadi salah seperti ini sejak saat itu. Aku menutupi perbuatanmu. Itu adalah
kesalahan terbesarku. Kau kehilangan kemampuanmu dalam menilai yang benar dan
salah sejak saat itu. Apa yang tidak seharusnya kau lakukan? Apa yang tidak
boleh kau lakukan? Kau berjalan seperti mobil tanpa rem. Jeongmal mianhae, Ji
Won-a. Aku telah membuatmu seperti ini. Aku pikir itu adalah cinta saat itu.
Geunde, sebenarnya itu adalah ketidakpedulianku dan egoku. Akulah yang
membuatmu menjadi monster seperti ini. Jeongmal mianhae, Ji Won-a. Aku yang membuatmu
seperti ini.” Kata Myungsoo disela tangisannya dan Ji Won pun ikut menangis.
“
Myungsoo-a.” Kata Ji Won disela tangisannya.
“
Aku akan kembali padamu, Ji Won-a. Meskipun aku tidak bisa berjanji
mencintaimu. Geunde, aku akan selalu ada disisimu selamanya. Selama kau tidak
mengharapkan cintaku, maka aku tidak apa-apa. Kemanapun kau pergi, maka aku
akan selalu menunggumu. Aku akan mencoba mengerti dirimu. Aku akan mencoba
untuk bertahan. Aku akan menggenggam tanganmu. Aku akan memelukmu. Kau bisa melepaskan
beban yang tidak berguna itu sekarang. Jika kau pantas mendapatkan hukuman,
maka kau harus merelakan dirimu untuk dihukum. Aku akan menunggumu sampai
kapanpun. Jadi, apakah kau akan datang padaku?” Kata Myungsoo sedangkan Ji Won
menangis tersedu-sedu.
Myungsoo
menarik Ji Won dalam pelukannya perlahan-lahan. Mereka saling menangis. Tanpa
mereka sadari, Haeryung melihat mereka dari kejauhan.
“ Ingatan memainkan suatu permainan
yang tidak bisa dihindari oleh siapapun. Ingatan akan ditulis ulang dan lenyap.
Apakah ingatanku adalah ingatan yang utuh? Apa ingatanku ini bisa dipercaya?
Apa sebenarnya yang ku lihat hari itu?” Pikir Haeryung sambil melihat Myungsoo
yang sedang memeluk Ji Won.
At 7.00 a.m.
Jae
Joong datang ke rumah Myungsoo lagi. Sungyeol mengamati Jae Joong dengan
pandangan penuh dengan curiga. Sulli sudah memasak sup rumput laut dengan
daging sapi pilihan karena hari ini adalah ulang tahun Jae Joong.
“
Dimana Myungsoo?” Tanya Jae Joong.
“
Myungsoo ada di kamar mandi. Dia sedang bersiap-siap untuk pergi ke kantor.
Mengapa kau selalu menanyakannya? Apakah keperluanmu?” Tanya Sungyeol.
“
Aku hanya tanya saja. Apa aku tidak boleh bertanya?” Elak Jae Joong.
“
Sebaiknya ahjussi menghabiskan supnya.” Kata Sulli.
“
Aku ingin dibelikan kue dengan lilinnya. Sebaiknya kalian pergi untuk
membelinya. Rayakan ulang tahunku sekali-kali.” Pinta Jae Joong.
Sulli
keluar bersama Sungyeol dari rumahnya sambil bergumam sendiri. Jae Joong
menemui Myungsoo di kamar mandi. Dia melihat Myungsoo sedang bercukur.
“
Mengapa kau kelihatan sedih? Apa yang kau lakukan hingga banyak orang yang
membencimu terutama orang kaya yang memiliki kekuasaan? Mengapa kau membawaku
ke rumahmu? Padahal kau mengetahui bahwa aku adalah orang brengsek. Aku
sebenarnya membawa pisau dan hendak membunuhmu. Setelah aku membunuhmu, akan
ada orang yang menjanjikan sebuah apartemen untukku.” Kata Jae Joong.
“
Geure.” Kata Myungsoo sambil melanjutkan kegiatan mencukurnya.
“
Yak!” Kata Jae Joong tak mengerti.
“
Hyung! Kalau kau ingin menikamku, maka jangan ragu-ragu dan tikam saja!” Kata
Myungsoo.
Jae
Joong tidak percaya dengan respon Myungsoo lalu dia keluar dari kamar mandi.
Sungyeol menghadang Jae Joong di ruang depan. Dia langsung menyeret Jae Joong
dan memukulnya di luar rumah. Jae Joong sangat marah dan ingin membalasnya.
“
DIA SEDANG SEKARAT! KAU TIDAK PERLU MEMBUNUHNYA. AKU MOHON LEPASKAN DIA, HYUNG!
MESKIPUN KAU TIDAK MEMBUNUHNYA, DIA MUNGKIN AKAN MATI. JANGAN SEPERTI INI,
HYUNG! AKU MENGETAHUI BAHWA KAU KEHILANGAN AKAL SEHATMU BILA ADA ORANG YANG
MENAWARKAN UANG PADAMU. GEUNDE, KAU TIDAK BISA MEMPERLAKUKANNYA SEPERTI INI!
BAGAIMANAPUN, DIA ADALAH SATU-SATUNYA ORANG DI DUNIA INI YANG MENGANGGAPMU
SEBAGAI MANUSIA. JIKA KAU PUNYA HATI NURANI, MAKA KAU TIDAK BISA SEPERTI INI
PADANYA.” Teriak Sungyeol sedangkan Jae Joong menghentikan tangannya yang
hendak memukul Sungyeol.
“
Apakah Myungsoo sakit parah dan hampir mati?” Tanya Jae Joong.
“
Nde.” Kata Sungyeol sambil menangis.
“
Mengapa kau menangis? Bukan kau yang sekarat. Meskipun kau menangis, tidak ada
yang memberimu uang. Mengapa kau menangis?” Kesal Jae Joong.
“
Kau benar-benar berdarah dingin, hyung.” Kata Sungyeol disela tangisannya.
Jae
Joong hanya mengeluh sambil mengacak-acak rambutnya sendiri lalu dia masuk ke
rumah lagi. Sedangkan Myungsoo selesai bercukur dan mengamati bayangan dirinya
sendiri di cermin. Di kediaman rumah keluarga Na, Haeryung mengingat
pemandangan yang dia lihat di taman semalam. Begitupun Ji Won yang mengingat
perkataan Myungsoo kepadanya. Haeryung mendapat telepon mengejutkan dari Suzy.
Begitupun dengan Myungsoo. Suzy mengatakan bahwa Taemin mengalami kecelakaan
lalu lintas kemarin malam. Myungsoo bergegas pergi ke rumah sakit. Dia masuk ke
kamar Taemin. Dia melihat Haeryung ada disana seperti orang syok. Haeryung
memaksa Taemin untuk sadar.
“
Oppa, bangunlah! Buka matamu! Kau tidak bisa seperti ini. Masih ada yang harus
kita bicarakan. Buka matamu!” Kata Haeryung.
Myungsoo
menghentikan Haeryung dan menariknya untuk keluar dari kamar inap Taemin.
“
ADA YANG MENCOBA MEMBUNUHNYA.” Marah Haeryung.
“
Na Hae Ryeong.” Kata Myungsoo.
“
AKU BISA MENEBAK DALANG YANG MELAKUKAN INI. AKU MENELEPON TAEMIN KEMARIN MALAM.
AKU SEDANG MENYELIDIKI KEMATIAN NAE APPA SAAT INI. AKU MENEMUKAN HAL ANEH. AKU
MEMERIKSA HISTORY PEMBICARAAN TELEPON
SAAT ITU. NAE APPA SEDANG BICARA DENGAN TAEMIN PADA SAAT KEMATIANNYA. CATATAN
ITU MENUNJUKAN BAHWA LAMA PERCAKAPAN ITU SEKITAR SATU JAM. BAGAIMANA ITU BISA
TERJADI? AKU MENANYAKAN PADANYA. APA YANG DIA SEMBUNYIKAN DARIKU? AKU BAHKAN
MENANYAKAN PADANYA. APAKAH DIA BERADA DI PIHAK JI WON DAN SOO HYUN? APAKAH DIA
BEKERJASAMA DENGAN MEREKA DALAM PEMBUNUHAN NAE APPA? GEUNDE, TAEMIN HANYA
MENANGIS. KIM JI WON DAN KIM SOO HYUN YANG MEMBUNUH NAE APPA. NAE APPA TELAH
DIBUNUH OLEH MEREKA.” Marah Haeryung.
“
Pelankan suaramu! Kita sedang berada di rumah sakit. Apakah kau memiliki bukti?
Bagaimana kau bisa begitu mudahnya menuduh seseorang sebagai pembunuh?
Bagaimana kalau mereka tidak melakukannya? Apakah kau bisa bertanggung jawab?
Jika mereka mengetahui yang kau lakukan saat ini, maka apakah kau pikir bahwa
mereka akan melepaskanmu? Geure, anggap saja ada orang yang sengaja mencelakai
Taemin. Kalau begitu kau juga bisa menjadi target mereka. Apakah kau pernah
memikirkan itu? Jika kau tidak yakin dan tidak memiliki bukti ditanganmu, maka
diam saja dan jangan melakukan apapun.” Kata Myungsoo untuk menangkan Haeryung.
“
KALAU ITU ADALAH KAU. APAKAH KAU AKAN DIAM SAJA? SAAT NEO APPA MENINGGAL KARENA
KAU SEDANG GILA KARENA SESUATU DAN SEMUA BUKTI MENGERAH PADA KIM JI WON DAN KIM
SOO HYUN SEBAGAI PELAKU PEMBUNUH NEO APPA. APAKAH KAU BISA TETAP DIAM DAN TIDAK
MELAKUKAN APAPUN? TAEMIN ADALAH BUKTINYA. KALAU DIA SUDAH SADAR, MAKA SEMUANYA
AKAN JELAS. SEBAIKNYA MULAI SEKARANG JALANLAH DI JALANMU SENDIRI, MYUNGSOO.
LINDUNGI SAJA, KIM JI WON! PERGI DAN LINDUNGI KIM JI WON YANG TIDAK BISA KAU
LEPASKAN ITU! AKU AKAN MULAI MELAKUKAN APAPUN UNTUK MENJATUHKANNYA. AKU PASTI
AKAN MELAKUKAN APAPUN UNTUK MENANGKAPNYA DENGAN TANGANKU SENDIRI. LINDUNGI DIA
DENGAN BAIK AGAR DIA TIDAK TERTANGKAP OLEHKU!” Marah Haeryung.
Ji
Won mengamati kediamannya yang megah lalu dia melepaskan cincin permatanya yang
besar. Dia memilih cincin emas yang kecil dan mengaguminya. Dia menelepon Soo
Hyun dan ingin bertemu dengannya. Sementara itu, Soo Hyun telah menyiapkan
perhiasan berlian untuk Ji Won. Dia berencana untuk melamar Ji Won secara
resmi. Ada tamu yang datang. Tapi bukan Kim Ji Won seperti yang diharapkannya,
melainkan Kim Myungsoo. Myungsoo langsung duduk.
“
Aku sebenarnya ingin membuat perjanjian sebelumnya. Geunde, aku tidak
mengharapkan Taemin akan disingkirkan secepat itu.” Kata Myungsoo.
“
Bussunsuriya?” Tanya Soo Hyun lalu Myungsoo berdiri sambil berhadapan dengannya
sedangkan Ji Won berdiri didepan pintu ruangan kerja Soo hyun dan mendengar
pembicaraan mereka.
“
Jika ada orang yang menghalangimu, maka apakah kau akan langsung menyingkirkan
mereka? Taemin mengatakan bahwa dia akan mencoba meyakinkanmu untuk menyerahkan
diri pada polisi. Kau berteman baik dengannya dulu. Bukankah kau dulu adalah
orang yang sederhana dan jujur? Dia ingin mencoba membuatmu mengakui
kesalahanmu dan mencari jalan untuk menebus dosamu. Dia ingin memberimu sebuah
kesempatan.” Kata Myungsoo.
“
HENTIKAN OMONG KOSONG INI! BERANINYA KAU MENGANCAMKU! APA KAU MEMILIKI BUKTI?
APA KAU MEMILIKI BUKTI BAHWA AKU YANG MEMBUNUHNYA?” Marah Soo Hyun.
“
Aku tidak memiliki bukti. Awalnya aku hanya menduga saja. Geunde setelah
melihat reksimu ini, ternyata dugaanku adalah benar. Kau memang mencoba
membunuh Taemin.” Kata Myungsoo lalu Soo Hyun mencengkeram kemeja Myungsoo.
“
NEO! Marah Soo Hyun lalu Myungsoo mengeluarkan rekaman itu dan menyalakannya
sedangkan Ji Won syok mendengarnya.
“
Ini adalah rekaman percakapan telepon yang ada di ponsel Taemin. Aku mengetahui
bahwa kau pasti akan membunuhku juga. Tidak masalah bagiku. Geunde, tidak ada
yang namanya kejahatan yang sempurna. Pada akhirnya hidupmu akan dipenuhi rasa
gelisah dan kau akan membunuh lebih banyak orang lagi. Apakah kau tidak
menyesalinya kelak? Aku yakin bahwa kau tidak dilahirkan hanya untuk melakukan
itu. Aku akan menemui Ji Won setelah dari sini dan akan mencoba untuk meyakinkannya.
Aku akan bersama Ji Won seumur hidupku. Kau memiliki waktu 24 jam sebelum aku
mengirim rekaman ini pada polisi.” Kata Myungsoo sambil memasukan kembali
rekaman itu pada jas miliknya.
Myungsoo
keluar dari ruangan kerja Soo Hyun. Namun, Ji Won sudah tidak ada lagi didepan
pintu. Ji Won duduk di tangga darurat dan mengingat perkataan Myungsoo.
Myungsoo ingin dia menyerahkan diri dan bersedia hidup bersamanya. Hanya saja
jangan menuntut cinta Myungsoo. Myungsoo menelepon Ji Won. Namun, Ji Won tidak
menjawabnya.
Suzy
menemui Haeryung di rumah sakit. Dia menceritakan soal kecelakaan mobil Taemin.
Ada mobil yang mengikuti mobil Taemin dan mendorongnya jatuh ke tebing lalu
melarikan diri. Polisi yakin bahwa itu disengaja.
“
Siapa pelakunya?” Tanya Haeryung.
“
Tidak ada kamera CCTV disekitar lokasi dan tidak ada saksi mata. Jadi,
penyelidikannya dihentikan. Geunde, saya telah menyelidiki kemera CCTV
sepanjang jalan menuju rumah Taemin dan menemukan sesuatu.” Jawab Suzy sambil
memperlihatkan rekaman sebuah mobil yang membuntuti mobil Taemin dihari
terjadinya kecelakaan.
“
Bukankah sekretaris Kim adalah orang bekerja untuk Soo Hyun? Kirimkan gambar
plat nomor mobil sekretaris Kim!” Titah Haeryung lalu tiba-tiba dia mendapatkan
telepon dia bergegas pergi ke kamar inap Taemin.
Haeryung
masuk ke kamar Taemin dengan marah karena Soo Hyun ternyata mengunjungi Taemin.
Soo Hyun memegang tangan Taemin. Namun, Haeryung menepis tangan Soo Hyun dengan
kasar.
“
MENGAPA KALIAN MEMBIARKAN DIA MASUK KE KAMAR INI? SEBAIKNYA KAU PERGI DARI
SINI!” Marah Haeryung pada para penjaga dan menyuruh Soo Hyun untuk pergi.
“
Aku ingin mengirim orang yang bisa dipercaya untuk menjaga Taemin. Mana mungkin
anda menjaganya sendiri, direktur?” Kata Soo Hyun.
“
Aku bisa mengurusnya sendiri.” Kata Haeryung.
“
Aku tetap akan mengirim orang yang bisa dipercaya untuk membantu menjaga
Taemin.” Kata Soo Hyun.
“
Apa kau pikir bahwa orang seperti itu ada di dunia ini? Tidak ada orang seperti
itu bagiku. Aku akan melindunginya sendiri. Jadi, pergilah!” Kata Haeryung.
Saat
Haeryung dan Soo Hyun keluar dari kamar inap Taemin. Mereka bertemu dengan Ji
Won di lorong.
“
Aku ingin menjenguk Taemin. Seberapa parah lukanya?” Kata Ji Won sambil
berjalan namun Haeryung menghalanginya.
“
Apakah kau bisa membuka tas milikmu?” Tanya Haeryung.
“
Haeryung-a.” Kata Ji Won.
“
Aku harus memeriksa tas milikmu. Aku merasa bahwa ada senjata didalamnya. Kalau
harus buka mantelmu juga.” Kata Haeryung.
“
Apakah kau benar-benar mencurigaiku?” Tanya Ji Won.
“
Nde.” Tegas Haeryung sedangkan Ji Won yang marah bergegas membuka tas dan
mantelnya lalu membuangnya ke lantai.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar