Rabu, 18 Februari 2015

[SERIES] Love and Revenge Part 24

[SERIES] Love and Revenge Part 24
Title                 : Love and Revenge Part 24
Author             : Cavela
Length             : Series
Genre              : Drama
Main Cast        : Kim Myungsoo and Na Hae Ryeong aka Haeryung
Other Cast       : Kim Soo Hyun, Lee Taemin, Lee Sungyeol, Kim Ji Won, Krystal Jung, Bae Suzy, Choi Sulli, Jung Eunji, Kim Sae Ron, Cho Kyuhyun, Kim Hyun Joong, Kim Haneul, Park Jiyeon, Kim Jae Joong, Kim Dasom, Bang Minah, Lee Sungjong, Lee Sunggyu, Nam Woohyun



Preview

Saat Haeryung dan Soo Hyun keluar dari kamar inap Taemin. Mereka bertemu dengan Ji Won di lorong.
“ Aku ingin menjenguk Taemin. Seberapa parah lukanya?” Kata Ji Won sambil berjalan namun Haeryung menghalanginya.
“ Apakah kau bisa membuka tas milikmu?” Tanya Haeryung.
“ Haeryung-a.” Kata Ji Won.
“ Aku harus memeriksa tas milikmu. Aku merasa bahwa ada senjata didalamnya. Kalau harus buka mantelmu juga.” Kata Haeryung.
“ Apakah kau benar-benar mencurigaiku?” Tanya Ji Won.
“ Nde.” Tegas Haeryung sedangkan Ji Won yang marah bergegas membuka tas dan mantelnya lalu membuangnya ke lantai.

Next

“ Apa yang anda lakukan, direktur?” Tanya Soo Hyun untuk menghentikannya.
“ Apakah kau ingin aku membuka pakaianku juga? Siapa tahu aku menyembunyikan sesuatu dalam pakaian dalamku.” Tantang Ji Won.
“ Aku akan sangat menghargainya, kalau kau ingin melakukannya.” Kata Haeryung sambil mengeluarkan smirknya.

Soo Hyun mencoba mencegahnya. Namun, Haeryung mengabaikannya. Soo Hyun juga mencegah Ji Won. Namun, Ji Won terlanjur sudah kesal dan mengatakan bahwa Haeryung tidak mempercayainya. Ji Won mulai membuka pakaiannya. Soo Hyun menyerah karena tidak bisa mencegahnya. Sedangkan Haeryung menunggu dengan tatapan dinginnya. Tiba-tiba Myungsoo datang dan menahan tangan Ji Won. Myungsoo mengambil mantel Ji Won dari tangan Haeryung lalu memakaikannya ke bahu Ji Won. Ji Won pergi dengan marah. Myungsoo berlutut dan membereskan semua barang-barang Ji Won. Haeryung tidak tahan lagi lalu dia pergi. Myungsoo memberikan tas Ji Won pada Soo Hyun untuk memberikannya pada Ji Won. Sedangkan dia pergi mencari Haeryung. Dia melihat Haeryung duduk di ruang tunggu.
“ Mengapa kau kesini?” Tanya Haeryung sambil menatap tajam pada Myungsoo.
“ Untuk menjagamu. Sepertinya kau sakit. Kau mengabaikan bahaya dan konsekuensinya. Melakukan apapun sesukamu. Kalau kau mulai mengacaukan semuanya…” Kata Myungsoo namun terpotong oleh Haeryung.
“ Pergilah!” Titah Haeryung.
“ Shirreo. Kau juga dalam bahaya. Kalau aku jadi orang yang mencelakai Taemin dan menyebabkan neo appa meninggal, maka aku akan menyingkirkanmu terlebih dahulu.” Tolak Myungsoo.
“ Lakukan saja! Kalau kau membunuhku, maka Kim Ji Won tidak akan terbukti bersalah dan dia akan hidup dengan tenang untuk masa yang akan datang. Lakukan saja, pembela Kim Ji Won!” Kata Haeryung sedangkan Myungsoo tertawa.
“ Sepertinya itu adalah ide yang bagus. Membunuhmu dengan tanganku sendiri. Kim Ji Won selalu mencurigai hubungan kita. Tidak peduli berapa kali aku mengatakan bahwa hubungan kita sudah selesai. Dia tidak pernah mempercayainya. Semuanya akan berakhir dengan itu. sepertinya kau sama sekali tidak bodoh, Na Hae Ryeong. Kemana kau akan pergi?” Tanya Myungsoo sambil menahan tangan Haeryung yang terlihat marah.
“ Bukan urusanmu!” Kata Haeryung sambil melepaskan tangannya.
“ Itu adalah urusanku sekarang. Kau adalah tawananku. Kemanapun kau pergi, maka kau harus tetap bersamaku.” Kata Myungsoo.
“ Apakah kau sudah gila? Aku tidak ingin bermain-main denganmu sekarang.” Kata Haeryung.
“ Apakah aku kelihatan seperti main-main? Kau memintaku untuk membunuhmu. Kau harus berada dalam jangkauanku. Agar kapanpun aku suka, maka aku bisa membunuhmu.” Kata Myungsoo.
“ Dasar gila!” Kata Haeryung sambil beranjak pergi lagi namun Myungsoo menahannya lagi.
“ Aku sedang tidak main-main. Idenya datang darimu. Tidak peduli kemanapun kau pergi, maka kau harus tetap didekatku. Kecuali kalau kau ingin ke kamar mandi. Aniyo, sebaiknya kita pergi ke kamar mandi bersama saja.” Kata Myungsoo.

Ji Won duduk di ranjangnya dan mengingat perkataan Myungsoo. Myungsoo bersedia bersamanya tapi tidak bisa menjanjikan cinta untuknya. Hal itu sangat mengganggunya. Soo Hyun masuk ke kamar dan memberikan tas milik Ji Won.
“ Apakah kecelakaan Taemin adalah perbuatanmu? Tidak ada yang bisa kau lakukan saat ini, benar bukan? Benar, yang pertama selalu berat. Geunde setelah itu, kau kehilangan semua rasa peduli, penilaianmu dan emosimu.” Kata Ji Won.
“ Aku akan pergi ke kantor polisi sendiri. Alasan utamaku adalah penyebab kematian presdir Na karena kita tidak segera membawanya ke rumah sakit. Kau sudah berusaha untuk mencari pertolongan. Geunde, aku telah mencegahmu. Kau bahkan bersikeras mencari bantuan sampai akhir. Geunde, aku mengancam dan menghentikanmu. Isi rekaman itu juga tidak jauh dari itu. Kau tetap disini.” Kata Soo Hyun.
“ Apakah kau pikir bahwa aku akan tersentuh karena kau melakukan hal ini? Memangnya siapa kau ingin bertanggung jawab atas kesalahanku? Itu bukan karena ancamanmu. Geunde, memang keinginanku sendiri. Aku membiarkannya meninggal. Sejujurnya saat itu dalam pikiranku bahwa aku berharap dia akan menghilang. Jika bukan dia yang mati, maka aku yang akan mati. Kau kebetulan saja datang dan mengotori tanganmu.” Kata Ji Won.
“ Apakah kau bertemu dengan Myungsoo?” Tanya Soo Hyun.
“ Kalian brengsek. Kalian kejam. Kalian sama. Kau dan Myungsoo itu sama saja.” Jawab Ji Won.

Myungsoo benar-benar mengikuti Haeryung kemanapun. Dia menunggu Haeryung didepan kamar mandi wanita dan mengikuti Haeryung jalan ke kamar inap Taemin. Dia mengamati Haeryung merawat Taemin. Dia sedikit cemburu lalu dia pergi keluar dan memutuskan untuk menunggu di luar. Beberapa menit kemudian, dia masuk ke kamar Taemin lagi. Dia melihat Haeryung tidur didekar ranjang taemin. Dia mendekati dan menyelimuti Haeryung dengan jaketnya. Dia melakukan semua itu demi menjamin keselamatan Haeryung. Dia takut Soo Hyun menyuruh orang untuk membunuh Haeryung.

At 7.00 a.m.

Myungsoo pergi ke rumah lamanya. Dia menekan bel. Dia terkejut bukan main melihat pemilik rumah itu adalah Ji Won. Ji Won menyuruh Myungsoo untuk masuk.
“ Aku sengaja membeli rumah ini karena aku selalu ingin kembali kesini. Aku sudah kembali. Geunde, kau tidak ada.” Kata Ji Won.
“ Bukankah aku ada disini sekarang?” Tanya Myungsoo.
“ Kau memang kemari. Geunde, kau tadi bersama Haeryung?” Tanya Ji Won.
“ Nde.” Kata Myungsoo lalu Ji Won memberikannya sebuah amplop berwarna cokelat.
“ Isinya adalah semua yang ditinggalkan mendiang presdir Na untuk Haeryung. Dia mengambil uang perusahaan. Itu adalah dana rahasia dengan jumlah yang sangat besar. Dia ingin memberikan Hae San pada Haeryung. Itu adalah bukti jumlah pajak yang dia gelapkan dan juga menunjukan keterlibatannya dengan banyak yeoja. Bukti manipulasi harga saham dan kejahatan akuntansi/pembukuan ganda. Ada bukti tentang semua kejahatannya saat dia masih hidup. Ini mungkin akan menyakiti Haeryung. Bukti yang bisa menyeret Haeryung langsung kedalam penjara.” Jelas Ji Won sedangkan Myungsoo terkejut ketika membacanya.
“ Mengapa kau menunjukan ini padaku?” Tanya Myungsoo.
“ Aku ingin melakukan transaksi denganmu. Aku ingin mendapatkan rekaman di ponsel Taemin saat kematian presdir Na. Aku ingin rekaman yang asli juga. Aku tidak ingin menyerahkan diri. Jika kau tidak menyukainya dan tetap ingin aku membayar atas kejahatanku, maka aku tidak ingin hanya mendapatkan tubuhmu saja. Geunde, aku ingin mendapatkanmu seutuhnya. Aku menginginkan semuanya, cintamu, dan perasaanmu. Setelah itu, aku akan menyerahkan diri pada polisi. Aku mengetahui bahwa kau akan menungguku. Kau yang putuskan. Pilihan mana yang akan kau ambil!” Jelas Ji Won.

Myungsoo kembali ke rumah sakit dengan lesu. Ji Won ternyata memiliki senjata untuk menghancurkan Haeryung. Dia masuk ke kamar inap Taemin. Namun, dia tidak menemukan Haeryung. Dia hanya melihat Suzy yang sedang menjaga Taemin. Dia kelihatan panik dan menanyakan keberadaan Haeryung pada Suzy. Suzy mengatakan bahwa Haeryung keluar sebentar. Dia langsung keluar untuk mencari Haeryung. Akhirnya dia melihat Haeryung disebuah bangku. Haeryung tertidur karena kelelahan. Dia merasa lega lalu duduk di dekat Haeryung. Dia membiarkan Haeryung bersandar dibahunya. Beberapa menit kemudian, Haeryung terbangun. Haeryung terkejut ketika melihat Myungsoo tersenyum padanya.
“ Annyeong, Haeryung-a. Kajja, kita melarikan diri! Aku akan pergi kemanapun bersamamu. Di tempat terpencil. Dimana tidak ada orang yang menemukan kita. Larilah bersamaku, Na Hae Ryeong!” Ajak Myungsoo sambil menggenggam tangan Haeryung.
“ Ku kira bahwa kau sudah salah paham. Hubungan kita sudah lama berakhir. Hae San, menemukan kebenaran tentang kematian nae appa dan Taemin yang masih belum sadar jauh lebih penting sekarang daripada seorang Kim Myungsoo. Aku harus pergi.” Tolak Haeryung sambil beranjak pergi namun Myungsoo menahan tangan Haeryung lalu memeluknya dengan sangat erat.
“ Pergilah!” Titah Myungsoo sambil tersenyum.

Haeryung berjalan dengan wajah sedikit bingung. Myungsoo terduduk diam di bangku rumah sakit. Haeryung menemui Suzy diluar kamar inap Taemin. Haeryung melihat sekretaris Kim sudah datang dan menyapanya.
“ Apakah kau sudah menerima informasi itu?” Tanya Haeryung.
“ Nde.” Jawab Suzy.
“ Aku mempunyai informasi tentang rekeningmu serta gambar plat mobilnya yang tertangkap kamera CCTV saat mengikuti mobil Taemin didekat lokasi kecelakaan. Apakah kau mengetahui artinya itu?” Tanya Haeryung pada sekretaris Kim.
“ Ini adalah salah paham. Saya tidak terlibat dalam kecelakaan Taemin. Kalau mobil saya ada disana, maka itu hanya kebetulan saja.” Elak sekretaris Kim.
“ Araseo. Duduklah! Mengapa orang sepertimu harus membunuh Taemin? Aku tidak perlu mengerahkan banyak orang untuk menangkap orang seperti dirimu. Siapa yang menyuruhmu? Katakan saja! Siapa yang memberimu perintah?” Titah Haeryung pada sekretaris Kim namun saat sekretaris Kim akan duduk, tiba-tiba Haeryung menendang kursinya hingga sekretaris Kim terjatuh lalu langsung mencengkeram kerah kemeja sekretaris Kim.
“ Bukan seperti itu.” Elak sekretaris Kim dengan ketakutan.
“ GEURE, TERUS SAJA MENYANGKALNYA! TERUS SAJA MEMBUATKU MARAH! AKU BISA MENGGUNAKAN CARA YANG TIDAK PANTAS DIGUNAKAN OLEH MANUSIA. TERUS SAJA MENYANGKALNYA!” Marah Haeryung.

Tanpa mereka ketahui, ada mata-mata Soo Hyun yang mengintip. Mata-mata itu melapor pada Soo Hyun. Sedangkan Myungsoo ada di rumah Ji Won.
“ Kajja, kita pergi ke kantor polisi! Aku sudah mengirim rekaman ponsel milik Taemin ke polisi sebelum aku pergi kesini. Aku yakin rekaman itu pasti sudah diterima oleh polisi besok pagi.” Ajak Myungsoo.
“ Aku tidak ingin mati konyol sendirian. Aku akan mengungkapkan semua daftar dana illegal yang diwariskan pada Haeryung dan semua informasi illegal tentang Hae San.” Tolak Ji Won.
“ Aku mengetahui masalah yang akan dihadapi oleh Haeryung itu berat. Itulah alasanku mengajaknya untuk melarikan diri saja. Ku pikir bahwa dia akan menyetujuinya tanpa keberatan. Geunde, dia menolakku. Dia mengatakan ada hal yang harus dia urus dan masalah yang dia bereskan. Aku tiba-tiba merasa lega dengan melihat sikapnya seperti itu. Apapun yang terjadi atau meskipun kau melukainya saat ini, maka dia bisa mengatasinya. Aku mungkin hanya akan menjadi bebannya saja. Jadi, kalau kau ingin mengungkapkannya, maka lakukan saja. Tentu saja kalau itu salah, maka pasti akan ada konsekuensinya. Sebaiknya kau menyerahkan diri. Kau tidak bisa lari lagi. Aku akan menunggumu.” Jelas Myungsoo.
“ Aku tidak ingin hanya mendapatkan tubuhmu saja. Aku menginginkan cintamu. Aku tidak membutuhkan rasa kasihan atau simpati darimu. Aku tidak akan pernah menyerahkan diriku. Aku lebih baik mati, Myungsoo-a. Kajja, kita mati bersama saja!” Ajak Ji Won.
“ KALAU KAU INGIN MATI, MAKA MATI SAJA SENDIRI! AKU TIDAK AKAN MATI. MENGAPA AKU HARUS MATI? AKU TIDAK MELAKUKAN KESALAHAN. MESKIPUN TANPA CINTA, MAKA AKU BISA HIDUP DENGAN BAIK SENDIRIAN. BUKANNYA AKU SELALU MENDAPATKAN YANG KU INGINKAN? AKU TIDAK PERNAH EGOIS ATAU PENUH KESERAKAHAN DALAM HIDUPKU. TIDAK SEKALIPUN. APAPUN YANG INGIN KU LAKUKAN? APA YANG KU INGINKAN? APA YANG KU IMPIKAN? APA PERNAH AKU MENDAPATKAN SEMUANYA PALING TIDAK SEKALI DALAM HIDUPKU? AKU BISA HIDUP DENGAN BAIK TANPA CINTA. AKU AKAN MENEMUKAN CARA UNTUK BERTAHAN. MATI ITU BAGAIKAN NERAKA. MENGAPA HIDUP HARUS SEPERTI NERAKA JUGA? AKU JELAS TIDAK AKAN MA…” Marah Myungsoo namun belum selesai dia bicara, tiba-tiba kepalanya sakit dan muntah.
“ Myungsoo-a.” Kata Ji Won dengan terkejut.
“ Apakah kau ingin ku temani ke kantor polisi? Kau bisa meneleponku kapan saja. Pasti sulit bagimu untuk pergi ke kantor polisi sendirian. Aku akan menemanimu. Aku harus pergi sekarang.” Kata Myungsoo sambil menahan sakitnya lalu pergi.

Haeryung menunggu Taemin di kamar inap. Dia memikirkan ajakan Myungsoo untuk melarikan diri. Dia bisa merasakan kesungguhan dalam perkataan Myungsoo. Tapi beban dipundaknya masih banyak. Dia menghela nafas sambil memijat lengan Taemin. Tiba-tiba tangan Taemin bergerak. Dia terkejut dan memanggil Taemin. Taemin sadar dan membuka matanya. Meskipun Taemin lemah. Tapi, dia masih bisa mengenali Haeryung. Haeryung menangis karena merasa lega.
“ Oppa! Oppa!” Panggil Haeryung dengan penuh harap.

Sungyeol pulang ke rumah. Dia merasa heran dengan ruang tamu yang masih gelap gulita. Dia menyalakan lampu. Dia terkejut bukan main ketika melihat Myungsoo pingsan di ruang tamu. Dia sangat panik dan mencoba membangunkan Myungsoo. Namun, nihil Myungsoo sama sekali tidak bangun. Dia membawa Myungsoo ke rumah sakit. Dia memberitahu Sulli agar datang ke rumah sakit. Setelah mendapat kabar dari Sungyeol, Sulli berlari ke rumah sakit sambil menangis dan terjatuh. Setibanya di rumah sakit, Sulli bertemu dengan Sungyeol.
“ Bagaimana nae oppa?” Tanya Sulli.
“ Ada dokter yang sedang memeriksanya.” Jawab Sungyeol.
“ Apakah kau sudah mengetahui penyakitnya selama ini? Apakah kau mengetahui oppa sedang sakit? Mengapa kau tidak mengatakan apapun? Bukankah aku adalah adiknya? Aku adalah satu-satunya yang dia miliki di dunia ini.” Tanya Sulli.
“ Dia tidak ingin kau mengetahui penyakitnya. Aku tidak ingin kau cemas seperti ini.” Jawab Sungyeol.
“ Bagaimana aku bisa tidak mengetahuinya? Kalau aku demam sedikit saja, maka oppa segera menyadarinya. Oppa mengetahuinya, meskipun aku hanya merasa sakit sedikit saja. Oppa sakit seperti ini. Bagaimana aku bisa tidak mengetahuinya?” Tanya Sulli disela tangisnya.
“ Karena dia adalah neo oppa dan kau adalah adiknya. Sebaiknya kau menemaninya didalam. Aku belum bisa menahan tangisku ini. Aku tidak bisa masuk ke dalam.” Kata Sungyeol disela tangisnya lalu Sulli berjalan menuju pintu kamar dan hampir membukanya, namun tiba-tiba dia berubah pikiran dan pergi.

Sulli pergi ke tempat karaoke dan menyanyi dengan keras sambil menangis. Sungyeol mengikuti Sulli. Sungyeol mematikan musik dan menyuruh Sulli untuk menemui Myungsoo bersamanya.
“ Shirreo. Aku takut kalau aku bertemu dengan oppa, maka oppa akan merasa lega dan tidak takut meninggal. Waktu aku sakit dan oppa masuk penjara, aku terus berjuang untuk hidup agar bisa bertemu dengannya. Jadi, aku tidak ingin bertemu dengan oppa sebelum dioperasi.” Tolak Sulli.
“ Araseo.” Kata Sungyeol.

Myungsoo masih pingsan dan dokternya masih menunggu Myungsoo sambil duduk. Dokter itu adalah teman Myungsoo yang bernama Nam Woohyun. Akhirnya Myungsoo sadar dan langsung duduk karena menyadari ada dokternya. Woohyun menyuruh Myungsoo tetap berbaring. Namun, Myungsoo memilih untuk duduk.
“ Yak, nappeun namja yang tidak pernah mendengarkanku. Sunggyu mengatakan bahwa kalau aku bertemu denganmu, maka aku harus memukulmu. Geunde, bagian mana yang bisa ku pukul agar kau bisa menggunakan otakmu? Nappeun namja. Aku sudah mengatur jadwal operasi untukmu besok pagi. Tidak boleh terlambat bahkan satu jam saja karena kau keras kepala. Peluangmu sekarang tinggal 50/50. Kau mengetahuinya hal itu. Apa kau tidak takut?” Tanya Woohyun.
“ Aku pikir bahwa aku akan merasa takut. Geunde, aku merasa lebih baik dari yang ku bayangkan.” Jawab Myungsoo sambil tersenyum.
“ Apa ada yang ingin kau lakukan sebelum meninggal? Seperti bertemu seseorang atau menagih hutang? Jika ada pengakuan cinta yang belum kau katakan, maka lakukan saja! Aku akan memberimu ijin untuk keluar. Mengapa kau tersenyum?” Tanya Woohyun tak terima ketika melihat senyuman Myungsoo.
“ Apa kau sedang menakuti pasien yang menyedihkan sepertiku? Aku masih mempunyai kesempatan hidup 50%. Mengapa kau mengatakan bahwa aku akan meninggal?” Tanya Myungsoo.
“ Aku hanya ingin saja. Wae? Istirahatlah! Selama ini ada satu hal yang paling ku sesali yaitu saat merawat Na Hae Ryeong yang kau percayakan padaku. Setelah dia bisa mengingat kembali, hal pertama yang dia lakukan adalah mengejarmu. Aku sangat menyesal karena sudah membantunya mengingat bukannya berusaha untuk menghentikannya. Kau harus bertahan hidup. Bertahanlah dan kita akan berduel satu lawan satu, ok?” Kata Woohyun sedangkan Myungsoo hanya tersenyum sambil bersandar disudut ranjangnya.

Myungsoo berusaha untuk berdiri dan memikirkan perkataan Woohyun. Dia akan melakukan yang dia inginkan sebelum meninggal.

Di kediaman rumah keluarga Na, Ji Won masih duduk di ruang makan. Dia sengaja mematikan lampu. Tiba-tiba Jae Joong datang. Jae Joong menyuruh pembantu untuk menyalakan lampu lalu dia duduk disamping Ji Won.
“ Apakah kau ingin makan hot dog ini? Apakah kau mengingat hot dog ini? Saat aku masih muda, aku memukuli anak yang mengejek omma karena menjadi seorang pelacur. Aku pun masuk penjara. Aku sangat merindukanmu saat aku pulang. Aku pergi kedepan sekolahmu. Kau sedang makan hot dog bersama teman-temanmu. Aku lapar sekali hingga aku meminta hot dog milikmu segigit saja. Geunde, kau melemparkan hot dog itu ke tanah. Apakah kau mengingatnya? Kau selalu memperlakukanku seperti itu sejak dulu. Seperti anjing kampung yang hanya lewat begitu saja. Tidak sekalipun kau memanggilku oppa. Aku benar-benar akan membunuh Kim Myungsoo.” Kata Jae Joong sedangkan Ji Won terkejut bukan main.
“ Kim Jae Joong! Aku sudah mengatakan padamu bahwa aku tidak akan diam saja bila kau membunuh Myungsoo!” Kata Ji Won.
“ Kau pikir bahwa aku akan peduli. Apakah kau ingin diam atau tidak? Jika mereka menawarkan apartemen untukku.” Kata Jae Joong.
“ Jadi?” Tanya Ji Won.
“ Sebenarnya aku ingin tutup mata saja dan membunuh Myungsoo demi apartemen itu. Geunde, dongsaeng Myungsoo sering memberiku makanan dulu. Aku sudah membulatkan tekadiku untuk membunuhnya kemarin. Geunde, Sulli memasak sup rumput laut dengan sapi berkualitas terbaik untuk ulang tahunku. Jadi, bagaimana aku bisa membunuh kakaknya? Bagaimana aku bisa membunuhnya setelah aku makan sup rumput laut itu? Karena anak itu, maka apartemenku musnah sekarang. Ini semua karena salahmu. Kalau saja kau memperlakukanku lebih baik seperti layaknya manusia dan memasak sup untukku. Naega Kim Jae Joong. Apakah kau pikir bahwa aku akan menukarkan apartemenku dengan semangkuk sup rumput laut itu, hah? Itu karena salahmu. Aku tidak perlu membunuh Myungsoo karena Myungsoo sedang sakit parah. Dia akan mati sendiri. Tidak akan lama lagi.” Jelas Jae Joong sedangkan Ji Won terkejut lagi.
“ Bussunsuriya? Myungsoo sakit parah? Katakan apa yang terjadi?” Tanya Ji Won.

Ji Won bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit. Tangannya sangat gemetaran. Dia teringatkan perkataan Myungsoo yang tidak ingin diajak mati bersamanya. Dia bertemu dengan Haeryung yang sedang mengambil baju di rumahnya. Haeryung menatapnya dengan tatapan dingin dan tidak menyapanya sama sekali. Dia masuk ke kamar dan menghampiri Haeryung.
“ Wae? Apakah kau ingin menyerangku sekarang?” Tanya Haeryung sambil mengeluarkan smirknya.
“ Myungsoo sedang sakit parah.” Kata Ji Won lalu keluar dari kamar Haeryung sedangkan Haeryung tertegun mendengarnya.

Ji Won masuk ke kamarnya dan menangis sendirian. Dia mengurungkan niatnya untuk bertemu Myungsoo. Tiba-tiba Soo Hyun meneleponnya. Dia menjawab panggilan telepon itu.
“ Dengarkan aku baik-baik! Dari awal aku memang sudah berambisi untuk menguasai Hae San. Yang ingin ku miliki bukan kau melainkan Hae San. Kau sama sekali tidak menaruh curiga dan hanya dimanipulasi olehku. Itulah sebabnya aku bertanggung jawab atas kematian presdir Na dan Haeryung.” Kata Soo Hyun.
“ Apa katamu? Kim Soo Hyun!” Tanya Ji Won dengan terkejut.
“ Aku ingin menguasai Hae San, maka aku harus menyingkirkan semua rintangan. Itulah sebabnya aku harus menyingkirkan Haeryung.” Jawab Soo Hyun.
“ Dimana kau sekarang? Katakan padaku! Dimana kau?” Tanya Ji Won.
“ Aku akan menyerahkan diri ke polisi. Jangan panik!” Jawab Soo Hyun lalu mematikan panggilan teleponnya.

Haeryung menelepon Sungyeol dan menanyakan kondisi Myungsoo sebenarnya.
“ Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa dia bisa sakit parah?” Tanya Haeryung .
“ Myungsoo mengalami pendarahan di otaknya akibat kecelakaan di terowongan itu. Dia sudah diminta untuk melakukan operasi di rumah sakit. Namun, dia selalu menolaknya karena dia harus mengembalikan posisimu ke semula. Dia sangat bahagia bersamamu dan ingin menikmati kebahagiaan sedikit lagi karena dia tidak mengetahui yang akan terjadi setelah operasi.” Jelas Sungyeol lalu Haeryung mematikan panggilan teleponnya.

Haeryung keluar dari rumahnya. Dia bergegas masuk ke mobil dan melajukannya ke rumah sakit. Dia berjalan menelusuri lorong rumah sakit menuju kamar inap Myungsoo sambil memikirkan perkataan Sungyeol. Kini dia sedang berdiri didepan kamar inap Myungsoo. Dia sudah akan membuka pintu. Namun, dia terlihat ragu. Myungsoo yang merasakan ada sesuatu menoleh kearah pintu. Dia membuka pintu dan keluar. Namun, dia tidak menemukan siapapun disana.

Haeryung berjalan keluar dari rumah sakit dengan wajah pucat. Dia mengingat semua perkataannya yang kejam yang dia katakan pada Myungsoo di hari pernikahan mereka. Dia menangis penuh penyesalan disepanjang jalan.

Soo Hyun melihat Haeryung yang sedang berjalan kearahnya dengan wajah tanpa arah tujuan. Ji Won sangat gemetaran dan panik. Dia takut bahwa Soo Hyun benar-benar akan membunuh Haeryung. Dia mencoba menelepon Haeryung beberapa kali. Haeryung mengambil ponselnya. Tapi, saat dia melihat nama Ji Won tertera dilayarnya. Dia mematikan ponselnya. Ji Won sangat frustasi karena Haeryung tidak menjawab teleponnya hingga dia membanting ponselnya. Sementara itu, Myungsoo sedang berbaring di kamarnya lalu Sungyeol menemuinya.
“ Aku tidak bisa menghubungi Sulli karena dia sedang liburan bersama temannya. Mungkin tidak ada sinyal disana.” Elak Sungyeol.
“ Itu sangat bagus. Aku takut kalau dia mengetahuinya, maka dia akan cemas.” Kata Myungsoo.
“ Apakah kau tidak bertemu Haeryung? Apakah dia tidak menjengukmu? Aku melihat dia naik dari lift pertama.” Tanya Sungyeol.
“ Apakah dia datang kesini?” Tanya Myungsoo dengan terkejut.
“ Nde. Apakah kau tidak bertemu dengannya?” Tanya Sungyeol.
“ Kapan? Kapan dia datang?” Tanya Myungsoo.
“ Barusan.” Jawab Sungyeol.

Myungsoo berlari untuk keluar dari rumah sakit. Haeryung sedang jalan di trotoar dan teringatkan akan ajakan Myungsoo untuk melarikan diri bersamanya. Namun, dia menolaknya karena baginya ada yang lebih penting dibandingkan dengan Myungsoo. Dia tiba-tiba menghentikan langkahnya lalu berbalik dan berlari menuju rumah sakit lagi. Baginya yang lebih penting adalah Myungsoo saat ini.

Myungsoo berdiri didepan zebra cross. Dia melihat kearah seberang dan melihat Haeryung ada disana. Dia merasa lega dan tersenyum kearah Haeryung. Tanpa diduga, Haeryung melihat Myungsoo juga di seberang jalan. Kini lampu telah berubah warna dan semua orang mulai menyeberang. Mereka saling berjalan sambil menatap satu sama lain dan tersenyum. Tiba-tiba Myungsoo melihat Soo Hyun yang sedang berjalan dengan cepat kearah Haeryung. Dia pun menjadi panik dan langsung berlari kearah Haeryung. Dia memeluk dan memutar tubuh Haeryung hingga Soo Hyun menikam tubuhnya. Dia terdiam dan menduga bahwa instingnya selama ini benar. Soo Hyun memang berniat mencelakai Haeryung. Soo Hyun terlihat kesal karena rencananya gagal lalu pergi dan menghilang ditengah kerumunan orang.

Haeryung tidak menyadari yang terjadi dan mengira Myungsoo memeluknya karena luapan emosi. Dia menangis hingga lampu berubah menjadi merah lagi. Mereka masih ada ditengah jalan. Myungsoo memeluk Haeryung semakin erat. Mereka berjalan kearah taman lalu duduk dibangku taman. Myungsoo menahan luka dipinggangnya karena dia tidak ingin Haeryung mengetahuinya.




TBC


Tidak ada komentar: