[SERIES]
Love and Revenge Part 24
Title : Love and Revenge Part 24
Author : Cavela
Length : Series
Genre : Drama
Main
Cast : Kim Myungsoo and Na Hae
Ryeong aka Haeryung
Other Cast : Kim Soo Hyun, Lee Taemin, Lee Sungyeol, Kim Ji Won, Krystal
Jung, Bae Suzy, Choi Sulli, Jung Eunji, Kim Sae Ron, Cho Kyuhyun, Kim Hyun
Joong, Kim Haneul, Park Jiyeon, Kim Jae Joong, Kim Dasom, Bang Minah, Lee
Sungjong, Lee Sunggyu, Nam Woohyun
Part 1 Part 2 Part 3 Part 4 Part 5 Part 6 part 7 Part 8 Part 9 Part 10 Part 11 Part 12 Part 13 Part 14 Part 15 Part 16 Part 17 Part 18 Part 19 Part 20 Part 21 Part 22 Part 23
Preview
Saat
Haeryung dan Soo Hyun keluar dari kamar inap Taemin. Mereka bertemu dengan Ji
Won di lorong.
“
Aku ingin menjenguk Taemin. Seberapa parah lukanya?” Kata Ji Won sambil
berjalan namun Haeryung menghalanginya.
“
Apakah kau bisa membuka tas milikmu?” Tanya Haeryung.
“
Haeryung-a.” Kata Ji Won.
“
Aku harus memeriksa tas milikmu. Aku merasa bahwa ada senjata didalamnya. Kalau
harus buka mantelmu juga.” Kata Haeryung.
“
Apakah kau benar-benar mencurigaiku?” Tanya Ji Won.
“
Nde.” Tegas Haeryung sedangkan Ji Won yang marah bergegas membuka tas dan mantelnya
lalu membuangnya ke lantai.
Next
“
Apa yang anda lakukan, direktur?” Tanya Soo Hyun untuk menghentikannya.
“
Apakah kau ingin aku membuka pakaianku juga? Siapa tahu aku menyembunyikan
sesuatu dalam pakaian dalamku.” Tantang Ji Won.
“
Aku akan sangat menghargainya, kalau kau ingin melakukannya.” Kata Haeryung
sambil mengeluarkan smirknya.
Soo
Hyun mencoba mencegahnya. Namun, Haeryung mengabaikannya. Soo Hyun juga
mencegah Ji Won. Namun, Ji Won terlanjur sudah kesal dan mengatakan bahwa Haeryung
tidak mempercayainya. Ji Won mulai membuka pakaiannya. Soo Hyun menyerah karena
tidak bisa mencegahnya. Sedangkan Haeryung menunggu dengan tatapan dinginnya.
Tiba-tiba Myungsoo datang dan menahan tangan Ji Won. Myungsoo mengambil mantel
Ji Won dari tangan Haeryung lalu memakaikannya ke bahu Ji Won. Ji Won pergi
dengan marah. Myungsoo berlutut dan membereskan semua barang-barang Ji Won. Haeryung
tidak tahan lagi lalu dia pergi. Myungsoo memberikan tas Ji Won pada Soo Hyun
untuk memberikannya pada Ji Won. Sedangkan dia pergi mencari Haeryung. Dia
melihat Haeryung duduk di ruang tunggu.
“
Mengapa kau kesini?” Tanya Haeryung sambil menatap tajam pada Myungsoo.
“
Untuk menjagamu. Sepertinya kau sakit. Kau mengabaikan bahaya dan
konsekuensinya. Melakukan apapun sesukamu. Kalau kau mulai mengacaukan
semuanya…” Kata Myungsoo namun terpotong oleh Haeryung.
“
Pergilah!” Titah Haeryung.
“
Shirreo. Kau juga dalam bahaya. Kalau aku jadi orang yang mencelakai Taemin dan
menyebabkan neo appa meninggal, maka aku akan menyingkirkanmu terlebih dahulu.”
Tolak Myungsoo.
“
Lakukan saja! Kalau kau membunuhku, maka Kim Ji Won tidak akan terbukti
bersalah dan dia akan hidup dengan tenang untuk masa yang akan datang. Lakukan
saja, pembela Kim Ji Won!” Kata Haeryung sedangkan Myungsoo tertawa.
“
Sepertinya itu adalah ide yang bagus. Membunuhmu dengan tanganku sendiri. Kim
Ji Won selalu mencurigai hubungan kita. Tidak peduli berapa kali aku mengatakan
bahwa hubungan kita sudah selesai. Dia tidak pernah mempercayainya. Semuanya
akan berakhir dengan itu. sepertinya kau sama sekali tidak bodoh, Na Hae
Ryeong. Kemana kau akan pergi?” Tanya Myungsoo sambil menahan tangan Haeryung
yang terlihat marah.
“
Bukan urusanmu!” Kata Haeryung sambil melepaskan tangannya.
“
Itu adalah urusanku sekarang. Kau adalah tawananku. Kemanapun kau pergi, maka
kau harus tetap bersamaku.” Kata Myungsoo.
“
Apakah kau sudah gila? Aku tidak ingin bermain-main denganmu sekarang.” Kata Haeryung.
“
Apakah aku kelihatan seperti main-main? Kau memintaku untuk membunuhmu. Kau harus
berada dalam jangkauanku. Agar kapanpun aku suka, maka aku bisa membunuhmu.”
Kata Myungsoo.
“
Dasar gila!” Kata Haeryung sambil beranjak pergi lagi namun Myungsoo menahannya
lagi.
“
Aku sedang tidak main-main. Idenya datang darimu. Tidak peduli kemanapun kau
pergi, maka kau harus tetap didekatku. Kecuali kalau kau ingin ke kamar mandi.
Aniyo, sebaiknya kita pergi ke kamar mandi bersama saja.” Kata Myungsoo.
Ji
Won duduk di ranjangnya dan mengingat perkataan Myungsoo. Myungsoo bersedia
bersamanya tapi tidak bisa menjanjikan cinta untuknya. Hal itu sangat
mengganggunya. Soo Hyun masuk ke kamar dan memberikan tas milik Ji Won.
“
Apakah kecelakaan Taemin adalah perbuatanmu? Tidak ada yang bisa kau lakukan
saat ini, benar bukan? Benar, yang pertama selalu berat. Geunde setelah itu,
kau kehilangan semua rasa peduli, penilaianmu dan emosimu.” Kata Ji Won.
“
Aku akan pergi ke kantor polisi sendiri. Alasan utamaku adalah penyebab
kematian presdir Na karena kita tidak segera membawanya ke rumah sakit. Kau
sudah berusaha untuk mencari pertolongan. Geunde, aku telah mencegahmu. Kau
bahkan bersikeras mencari bantuan sampai akhir. Geunde, aku mengancam dan
menghentikanmu. Isi rekaman itu juga tidak jauh dari itu. Kau tetap disini.”
Kata Soo Hyun.
“
Apakah kau pikir bahwa aku akan tersentuh karena kau melakukan hal ini?
Memangnya siapa kau ingin bertanggung jawab atas kesalahanku? Itu bukan karena
ancamanmu. Geunde, memang keinginanku sendiri. Aku membiarkannya meninggal.
Sejujurnya saat itu dalam pikiranku bahwa aku berharap dia akan menghilang.
Jika bukan dia yang mati, maka aku yang akan mati. Kau kebetulan saja datang
dan mengotori tanganmu.” Kata Ji Won.
“
Apakah kau bertemu dengan Myungsoo?” Tanya Soo Hyun.
“
Kalian brengsek. Kalian kejam. Kalian sama. Kau dan Myungsoo itu sama saja.”
Jawab Ji Won.
Myungsoo
benar-benar mengikuti Haeryung kemanapun. Dia menunggu Haeryung didepan kamar
mandi wanita dan mengikuti Haeryung jalan ke kamar inap Taemin. Dia mengamati Haeryung
merawat Taemin. Dia sedikit cemburu lalu dia pergi keluar dan memutuskan untuk
menunggu di luar. Beberapa menit kemudian, dia masuk ke kamar Taemin lagi. Dia
melihat Haeryung tidur didekar ranjang taemin. Dia mendekati dan menyelimuti Haeryung
dengan jaketnya. Dia melakukan semua itu demi menjamin keselamatan Haeryung.
Dia takut Soo Hyun menyuruh orang untuk membunuh Haeryung.
At 7.00 a.m.
Myungsoo
pergi ke rumah lamanya. Dia menekan bel. Dia terkejut bukan main melihat
pemilik rumah itu adalah Ji Won. Ji Won menyuruh Myungsoo untuk masuk.
“
Aku sengaja membeli rumah ini karena aku selalu ingin kembali kesini. Aku sudah
kembali. Geunde, kau tidak ada.” Kata Ji Won.
“
Bukankah aku ada disini sekarang?” Tanya Myungsoo.
“
Kau memang kemari. Geunde, kau tadi bersama Haeryung?” Tanya Ji Won.
“
Nde.” Kata Myungsoo lalu Ji Won memberikannya sebuah amplop berwarna cokelat.
“
Isinya adalah semua yang ditinggalkan mendiang presdir Na untuk Haeryung. Dia
mengambil uang perusahaan. Itu adalah dana rahasia dengan jumlah yang sangat
besar. Dia ingin memberikan Hae San pada Haeryung. Itu adalah bukti jumlah
pajak yang dia gelapkan dan juga menunjukan keterlibatannya dengan banyak
yeoja. Bukti manipulasi harga saham dan kejahatan akuntansi/pembukuan ganda.
Ada bukti tentang semua kejahatannya saat dia masih hidup. Ini mungkin akan
menyakiti Haeryung. Bukti yang bisa menyeret Haeryung langsung kedalam
penjara.” Jelas Ji Won sedangkan Myungsoo terkejut ketika membacanya.
“
Mengapa kau menunjukan ini padaku?” Tanya Myungsoo.
“
Aku ingin melakukan transaksi denganmu. Aku ingin mendapatkan rekaman di ponsel
Taemin saat kematian presdir Na. Aku ingin rekaman yang asli juga. Aku tidak
ingin menyerahkan diri. Jika kau tidak menyukainya dan tetap ingin aku membayar
atas kejahatanku, maka aku tidak ingin hanya mendapatkan tubuhmu saja. Geunde,
aku ingin mendapatkanmu seutuhnya. Aku menginginkan semuanya, cintamu, dan
perasaanmu. Setelah itu, aku akan menyerahkan diri pada polisi. Aku mengetahui
bahwa kau akan menungguku. Kau yang putuskan. Pilihan mana yang akan kau
ambil!” Jelas Ji Won.
Myungsoo
kembali ke rumah sakit dengan lesu. Ji Won ternyata memiliki senjata untuk
menghancurkan Haeryung. Dia masuk ke kamar inap Taemin. Namun, dia tidak
menemukan Haeryung. Dia hanya melihat Suzy yang sedang menjaga Taemin. Dia
kelihatan panik dan menanyakan keberadaan Haeryung pada Suzy. Suzy mengatakan
bahwa Haeryung keluar sebentar. Dia langsung keluar untuk mencari Haeryung. Akhirnya
dia melihat Haeryung disebuah bangku. Haeryung tertidur karena kelelahan. Dia
merasa lega lalu duduk di dekat Haeryung. Dia membiarkan Haeryung bersandar
dibahunya. Beberapa menit kemudian, Haeryung terbangun. Haeryung terkejut
ketika melihat Myungsoo tersenyum padanya.
“
Annyeong, Haeryung-a. Kajja, kita melarikan diri! Aku akan pergi kemanapun
bersamamu. Di tempat terpencil. Dimana tidak ada orang yang menemukan kita.
Larilah bersamaku, Na Hae Ryeong!” Ajak Myungsoo sambil menggenggam tangan Haeryung.
“
Ku kira bahwa kau sudah salah paham. Hubungan kita sudah lama berakhir. Hae
San, menemukan kebenaran tentang kematian nae appa dan Taemin yang masih belum
sadar jauh lebih penting sekarang daripada seorang Kim Myungsoo. Aku harus
pergi.” Tolak Haeryung sambil beranjak pergi namun Myungsoo menahan tangan Haeryung
lalu memeluknya dengan sangat erat.
“
Pergilah!” Titah Myungsoo sambil tersenyum.
Haeryung
berjalan dengan wajah sedikit bingung. Myungsoo terduduk diam di bangku rumah
sakit. Haeryung menemui Suzy diluar kamar inap Taemin. Haeryung melihat
sekretaris Kim sudah datang dan menyapanya.
“
Apakah kau sudah menerima informasi itu?” Tanya Haeryung.
“
Nde.” Jawab Suzy.
“
Aku mempunyai informasi tentang rekeningmu serta gambar plat mobilnya yang
tertangkap kamera CCTV saat mengikuti mobil Taemin didekat lokasi kecelakaan.
Apakah kau mengetahui artinya itu?” Tanya Haeryung pada sekretaris Kim.
“
Ini adalah salah paham. Saya tidak terlibat dalam kecelakaan Taemin. Kalau
mobil saya ada disana, maka itu hanya kebetulan saja.” Elak sekretaris Kim.
“
Araseo. Duduklah! Mengapa orang sepertimu harus membunuh Taemin? Aku tidak
perlu mengerahkan banyak orang untuk menangkap orang seperti dirimu. Siapa yang
menyuruhmu? Katakan saja! Siapa yang memberimu perintah?” Titah Haeryung pada
sekretaris Kim namun saat sekretaris Kim akan duduk, tiba-tiba Haeryung
menendang kursinya hingga sekretaris Kim terjatuh lalu langsung mencengkeram
kerah kemeja sekretaris Kim.
“
Bukan seperti itu.” Elak sekretaris Kim dengan ketakutan.
“
GEURE, TERUS SAJA MENYANGKALNYA! TERUS SAJA MEMBUATKU MARAH! AKU BISA
MENGGUNAKAN CARA YANG TIDAK PANTAS DIGUNAKAN OLEH MANUSIA. TERUS SAJA
MENYANGKALNYA!” Marah Haeryung.
Tanpa
mereka ketahui, ada mata-mata Soo Hyun yang mengintip. Mata-mata itu melapor
pada Soo Hyun. Sedangkan Myungsoo ada di rumah Ji Won.
“
Kajja, kita pergi ke kantor polisi! Aku sudah mengirim rekaman ponsel milik
Taemin ke polisi sebelum aku pergi kesini. Aku yakin rekaman itu pasti sudah
diterima oleh polisi besok pagi.” Ajak Myungsoo.
“
Aku tidak ingin mati konyol sendirian. Aku akan mengungkapkan semua daftar dana
illegal yang diwariskan pada Haeryung dan semua informasi illegal tentang Hae
San.” Tolak Ji Won.
“
Aku mengetahui masalah yang akan dihadapi oleh Haeryung itu berat. Itulah
alasanku mengajaknya untuk melarikan diri saja. Ku pikir bahwa dia akan
menyetujuinya tanpa keberatan. Geunde, dia menolakku. Dia mengatakan ada hal
yang harus dia urus dan masalah yang dia bereskan. Aku tiba-tiba merasa lega
dengan melihat sikapnya seperti itu. Apapun yang terjadi atau meskipun kau
melukainya saat ini, maka dia bisa mengatasinya. Aku mungkin hanya akan menjadi
bebannya saja. Jadi, kalau kau ingin mengungkapkannya, maka lakukan saja. Tentu
saja kalau itu salah, maka pasti akan ada konsekuensinya. Sebaiknya kau
menyerahkan diri. Kau tidak bisa lari lagi. Aku akan menunggumu.” Jelas
Myungsoo.
“
Aku tidak ingin hanya mendapatkan tubuhmu saja. Aku menginginkan cintamu. Aku
tidak membutuhkan rasa kasihan atau simpati darimu. Aku tidak akan pernah
menyerahkan diriku. Aku lebih baik mati, Myungsoo-a. Kajja, kita mati bersama
saja!” Ajak Ji Won.
“
KALAU KAU INGIN MATI, MAKA MATI SAJA SENDIRI! AKU TIDAK AKAN MATI. MENGAPA AKU
HARUS MATI? AKU TIDAK MELAKUKAN KESALAHAN. MESKIPUN TANPA CINTA, MAKA AKU BISA
HIDUP DENGAN BAIK SENDIRIAN. BUKANNYA AKU SELALU MENDAPATKAN YANG KU INGINKAN?
AKU TIDAK PERNAH EGOIS ATAU PENUH KESERAKAHAN DALAM HIDUPKU. TIDAK SEKALIPUN.
APAPUN YANG INGIN KU LAKUKAN? APA YANG KU INGINKAN? APA YANG KU IMPIKAN? APA
PERNAH AKU MENDAPATKAN SEMUANYA PALING TIDAK SEKALI DALAM HIDUPKU? AKU BISA
HIDUP DENGAN BAIK TANPA CINTA. AKU AKAN MENEMUKAN CARA UNTUK BERTAHAN. MATI ITU
BAGAIKAN NERAKA. MENGAPA HIDUP HARUS SEPERTI NERAKA JUGA? AKU JELAS TIDAK AKAN
MA…” Marah Myungsoo namun belum selesai dia bicara, tiba-tiba kepalanya sakit
dan muntah.
“
Myungsoo-a.” Kata Ji Won dengan terkejut.
“
Apakah kau ingin ku temani ke kantor polisi? Kau bisa meneleponku kapan saja.
Pasti sulit bagimu untuk pergi ke kantor polisi sendirian. Aku akan menemanimu.
Aku harus pergi sekarang.” Kata Myungsoo sambil menahan sakitnya lalu pergi.
Haeryung
menunggu Taemin di kamar inap. Dia memikirkan ajakan Myungsoo untuk melarikan
diri. Dia bisa merasakan kesungguhan dalam perkataan Myungsoo. Tapi beban
dipundaknya masih banyak. Dia menghela nafas sambil memijat lengan Taemin.
Tiba-tiba tangan Taemin bergerak. Dia terkejut dan memanggil Taemin. Taemin
sadar dan membuka matanya. Meskipun Taemin lemah. Tapi, dia masih bisa
mengenali Haeryung. Haeryung menangis karena merasa lega.
“
Oppa! Oppa!” Panggil Haeryung dengan penuh harap.
Sungyeol
pulang ke rumah. Dia merasa heran dengan ruang tamu yang masih gelap gulita.
Dia menyalakan lampu. Dia terkejut bukan main ketika melihat Myungsoo pingsan
di ruang tamu. Dia sangat panik dan mencoba membangunkan Myungsoo. Namun, nihil
Myungsoo sama sekali tidak bangun. Dia membawa Myungsoo ke rumah sakit. Dia
memberitahu Sulli agar datang ke rumah sakit. Setelah mendapat kabar dari
Sungyeol, Sulli berlari ke rumah sakit sambil menangis dan terjatuh. Setibanya
di rumah sakit, Sulli bertemu dengan Sungyeol.
“
Bagaimana nae oppa?” Tanya Sulli.
“
Ada dokter yang sedang memeriksanya.” Jawab Sungyeol.
“
Apakah kau sudah mengetahui penyakitnya selama ini? Apakah kau mengetahui oppa
sedang sakit? Mengapa kau tidak mengatakan apapun? Bukankah aku adalah adiknya?
Aku adalah satu-satunya yang dia miliki di dunia ini.” Tanya Sulli.
“
Dia tidak ingin kau mengetahui penyakitnya. Aku tidak ingin kau cemas seperti
ini.” Jawab Sungyeol.
“
Bagaimana aku bisa tidak mengetahuinya? Kalau aku demam sedikit saja, maka oppa
segera menyadarinya. Oppa mengetahuinya, meskipun aku hanya merasa sakit
sedikit saja. Oppa sakit seperti ini. Bagaimana aku bisa tidak mengetahuinya?”
Tanya Sulli disela tangisnya.
“
Karena dia adalah neo oppa dan kau adalah adiknya. Sebaiknya kau menemaninya
didalam. Aku belum bisa menahan tangisku ini. Aku tidak bisa masuk ke dalam.”
Kata Sungyeol disela tangisnya lalu Sulli berjalan menuju pintu kamar dan
hampir membukanya, namun tiba-tiba dia berubah pikiran dan pergi.
Sulli
pergi ke tempat karaoke dan menyanyi dengan keras sambil menangis. Sungyeol
mengikuti Sulli. Sungyeol mematikan musik dan menyuruh Sulli untuk menemui
Myungsoo bersamanya.
“
Shirreo. Aku takut kalau aku bertemu dengan oppa, maka oppa akan merasa lega
dan tidak takut meninggal. Waktu aku sakit dan oppa masuk penjara, aku terus
berjuang untuk hidup agar bisa bertemu dengannya. Jadi, aku tidak ingin bertemu
dengan oppa sebelum dioperasi.” Tolak Sulli.
“
Araseo.” Kata Sungyeol.
Myungsoo
masih pingsan dan dokternya masih menunggu Myungsoo sambil duduk. Dokter itu
adalah teman Myungsoo yang bernama Nam Woohyun. Akhirnya Myungsoo sadar dan
langsung duduk karena menyadari ada dokternya. Woohyun menyuruh Myungsoo tetap
berbaring. Namun, Myungsoo memilih untuk duduk.
“
Yak, nappeun namja yang tidak pernah mendengarkanku. Sunggyu mengatakan bahwa
kalau aku bertemu denganmu, maka aku harus memukulmu. Geunde, bagian mana yang
bisa ku pukul agar kau bisa menggunakan otakmu? Nappeun namja. Aku sudah
mengatur jadwal operasi untukmu besok pagi. Tidak boleh terlambat bahkan satu
jam saja karena kau keras kepala. Peluangmu sekarang tinggal 50/50. Kau
mengetahuinya hal itu. Apa kau tidak takut?” Tanya Woohyun.
“
Aku pikir bahwa aku akan merasa takut. Geunde, aku merasa lebih baik dari yang
ku bayangkan.” Jawab Myungsoo sambil tersenyum.
“
Apa ada yang ingin kau lakukan sebelum meninggal? Seperti bertemu seseorang atau
menagih hutang? Jika ada pengakuan cinta yang belum kau katakan, maka lakukan
saja! Aku akan memberimu ijin untuk keluar. Mengapa kau tersenyum?” Tanya
Woohyun tak terima ketika melihat senyuman Myungsoo.
“
Apa kau sedang menakuti pasien yang menyedihkan sepertiku? Aku masih mempunyai
kesempatan hidup 50%. Mengapa kau mengatakan bahwa aku akan meninggal?” Tanya
Myungsoo.
“
Aku hanya ingin saja. Wae? Istirahatlah! Selama ini ada satu hal yang paling ku
sesali yaitu saat merawat Na Hae Ryeong yang kau percayakan padaku. Setelah dia
bisa mengingat kembali, hal pertama yang dia lakukan adalah mengejarmu. Aku
sangat menyesal karena sudah membantunya mengingat bukannya berusaha untuk
menghentikannya. Kau harus bertahan hidup. Bertahanlah dan kita akan berduel
satu lawan satu, ok?” Kata Woohyun sedangkan Myungsoo hanya tersenyum sambil
bersandar disudut ranjangnya.
Myungsoo
berusaha untuk berdiri dan memikirkan perkataan Woohyun. Dia akan melakukan
yang dia inginkan sebelum meninggal.
Di
kediaman rumah keluarga Na, Ji Won masih duduk di ruang makan. Dia sengaja
mematikan lampu. Tiba-tiba Jae Joong datang. Jae Joong menyuruh pembantu untuk
menyalakan lampu lalu dia duduk disamping Ji Won.
“
Apakah kau ingin makan hot dog ini?
Apakah kau mengingat hot dog ini? Saat
aku masih muda, aku memukuli anak yang mengejek omma karena menjadi seorang
pelacur. Aku pun masuk penjara. Aku sangat merindukanmu saat aku pulang. Aku
pergi kedepan sekolahmu. Kau sedang makan hot
dog bersama teman-temanmu. Aku lapar sekali hingga aku meminta hot dog milikmu segigit saja. Geunde,
kau melemparkan hot dog itu ke tanah. Apakah kau mengingatnya? Kau selalu
memperlakukanku seperti itu sejak dulu. Seperti anjing kampung yang hanya lewat
begitu saja. Tidak sekalipun kau memanggilku oppa. Aku benar-benar akan
membunuh Kim Myungsoo.” Kata Jae Joong sedangkan Ji Won terkejut bukan main.
“
Kim Jae Joong! Aku sudah mengatakan padamu bahwa aku tidak akan diam saja bila
kau membunuh Myungsoo!” Kata Ji Won.
“
Kau pikir bahwa aku akan peduli. Apakah kau ingin diam atau tidak? Jika mereka
menawarkan apartemen untukku.” Kata Jae Joong.
“
Jadi?” Tanya Ji Won.
“
Sebenarnya aku ingin tutup mata saja dan membunuh Myungsoo demi apartemen itu.
Geunde, dongsaeng Myungsoo sering memberiku makanan dulu. Aku sudah membulatkan
tekadiku untuk membunuhnya kemarin. Geunde, Sulli memasak sup rumput laut
dengan sapi berkualitas terbaik untuk ulang tahunku. Jadi, bagaimana aku bisa
membunuh kakaknya? Bagaimana aku bisa membunuhnya setelah aku makan sup rumput
laut itu? Karena anak itu, maka apartemenku musnah sekarang. Ini semua karena
salahmu. Kalau saja kau memperlakukanku lebih baik seperti layaknya manusia dan
memasak sup untukku. Naega Kim Jae Joong. Apakah kau pikir bahwa aku akan
menukarkan apartemenku dengan semangkuk sup rumput laut itu, hah? Itu karena
salahmu. Aku tidak perlu membunuh Myungsoo karena Myungsoo sedang sakit parah.
Dia akan mati sendiri. Tidak akan lama lagi.” Jelas Jae Joong sedangkan Ji Won
terkejut lagi.
“
Bussunsuriya? Myungsoo sakit parah? Katakan apa yang terjadi?” Tanya Ji Won.
Ji
Won bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit. Tangannya sangat gemetaran. Dia
teringatkan perkataan Myungsoo yang tidak ingin diajak mati bersamanya. Dia
bertemu dengan Haeryung yang sedang mengambil baju di rumahnya. Haeryung
menatapnya dengan tatapan dingin dan tidak menyapanya sama sekali. Dia masuk ke
kamar dan menghampiri Haeryung.
“
Wae? Apakah kau ingin menyerangku sekarang?” Tanya Haeryung sambil mengeluarkan
smirknya.
“
Myungsoo sedang sakit parah.” Kata Ji Won lalu keluar dari kamar Haeryung
sedangkan Haeryung tertegun mendengarnya.
Ji
Won masuk ke kamarnya dan menangis sendirian. Dia mengurungkan niatnya untuk
bertemu Myungsoo. Tiba-tiba Soo Hyun meneleponnya. Dia menjawab panggilan
telepon itu.
“
Dengarkan aku baik-baik! Dari awal aku memang sudah berambisi untuk menguasai
Hae San. Yang ingin ku miliki bukan kau melainkan Hae San. Kau sama sekali
tidak menaruh curiga dan hanya dimanipulasi olehku. Itulah sebabnya aku bertanggung
jawab atas kematian presdir Na dan Haeryung.” Kata Soo Hyun.
“
Apa katamu? Kim Soo Hyun!” Tanya Ji Won dengan terkejut.
“
Aku ingin menguasai Hae San, maka aku harus menyingkirkan semua rintangan.
Itulah sebabnya aku harus menyingkirkan Haeryung.” Jawab Soo Hyun.
“
Dimana kau sekarang? Katakan padaku! Dimana kau?” Tanya Ji Won.
“
Aku akan menyerahkan diri ke polisi. Jangan panik!” Jawab Soo Hyun lalu
mematikan panggilan teleponnya.
Haeryung
menelepon Sungyeol dan menanyakan kondisi Myungsoo sebenarnya.
“
Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa dia bisa sakit parah?” Tanya Haeryung .
“
Myungsoo mengalami pendarahan di otaknya akibat kecelakaan di terowongan itu.
Dia sudah diminta untuk melakukan operasi di rumah sakit. Namun, dia selalu
menolaknya karena dia harus mengembalikan posisimu ke semula. Dia sangat
bahagia bersamamu dan ingin menikmati kebahagiaan sedikit lagi karena dia tidak
mengetahui yang akan terjadi setelah operasi.” Jelas Sungyeol lalu Haeryung
mematikan panggilan teleponnya.
Haeryung
keluar dari rumahnya. Dia bergegas masuk ke mobil dan melajukannya ke rumah
sakit. Dia berjalan menelusuri lorong rumah sakit menuju kamar inap Myungsoo
sambil memikirkan perkataan Sungyeol. Kini dia sedang berdiri didepan kamar
inap Myungsoo. Dia sudah akan membuka pintu. Namun, dia terlihat ragu. Myungsoo
yang merasakan ada sesuatu menoleh kearah pintu. Dia membuka pintu dan keluar.
Namun, dia tidak menemukan siapapun disana.
Haeryung
berjalan keluar dari rumah sakit dengan wajah pucat. Dia mengingat semua
perkataannya yang kejam yang dia katakan pada Myungsoo di hari pernikahan
mereka. Dia menangis penuh penyesalan disepanjang jalan.
Soo
Hyun melihat Haeryung yang sedang berjalan kearahnya dengan wajah tanpa arah
tujuan. Ji Won sangat gemetaran dan panik. Dia takut bahwa Soo Hyun benar-benar
akan membunuh Haeryung. Dia mencoba menelepon Haeryung beberapa kali. Haeryung
mengambil ponselnya. Tapi, saat dia melihat nama Ji Won tertera dilayarnya. Dia
mematikan ponselnya. Ji Won sangat frustasi karena Haeryung tidak menjawab
teleponnya hingga dia membanting ponselnya. Sementara itu, Myungsoo sedang
berbaring di kamarnya lalu Sungyeol menemuinya.
“
Aku tidak bisa menghubungi Sulli karena dia sedang liburan bersama temannya.
Mungkin tidak ada sinyal disana.” Elak Sungyeol.
“
Itu sangat bagus. Aku takut kalau dia mengetahuinya, maka dia akan cemas.” Kata
Myungsoo.
“
Apakah kau tidak bertemu Haeryung? Apakah dia tidak menjengukmu? Aku melihat
dia naik dari lift pertama.” Tanya Sungyeol.
“
Apakah dia datang kesini?” Tanya Myungsoo dengan terkejut.
“
Nde. Apakah kau tidak bertemu dengannya?” Tanya Sungyeol.
“
Kapan? Kapan dia datang?” Tanya Myungsoo.
“
Barusan.” Jawab Sungyeol.
Myungsoo
berlari untuk keluar dari rumah sakit. Haeryung sedang jalan di trotoar dan
teringatkan akan ajakan Myungsoo untuk melarikan diri bersamanya. Namun, dia
menolaknya karena baginya ada yang lebih penting dibandingkan dengan Myungsoo.
Dia tiba-tiba menghentikan langkahnya lalu berbalik dan berlari menuju rumah
sakit lagi. Baginya yang lebih penting adalah Myungsoo saat ini.
Myungsoo
berdiri didepan zebra cross. Dia
melihat kearah seberang dan melihat Haeryung ada disana. Dia merasa lega dan
tersenyum kearah Haeryung. Tanpa diduga, Haeryung melihat Myungsoo juga di
seberang jalan. Kini lampu telah berubah warna dan semua orang mulai
menyeberang. Mereka saling berjalan sambil menatap satu sama lain dan
tersenyum. Tiba-tiba Myungsoo melihat Soo Hyun yang sedang berjalan dengan
cepat kearah Haeryung. Dia pun menjadi panik dan langsung berlari kearah Haeryung.
Dia memeluk dan memutar tubuh Haeryung hingga Soo Hyun menikam tubuhnya. Dia
terdiam dan menduga bahwa instingnya selama ini benar. Soo Hyun memang berniat
mencelakai Haeryung. Soo Hyun terlihat kesal karena rencananya gagal lalu pergi
dan menghilang ditengah kerumunan orang.
Haeryung
tidak menyadari yang terjadi dan mengira Myungsoo memeluknya karena luapan
emosi. Dia menangis hingga lampu berubah menjadi merah lagi. Mereka masih ada
ditengah jalan. Myungsoo memeluk Haeryung semakin erat. Mereka berjalan kearah
taman lalu duduk dibangku taman. Myungsoo menahan luka dipinggangnya karena dia
tidak ingin Haeryung mengetahuinya.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar