[SERIES]
Love and Revenge Part 25 END
Title : Love and Revenge Part 25 END
Author : Cavela
Length : Series
Genre : Drama
Main
Cast : Kim Myungsoo and Na Hae
Ryeong aka Haeryung
Other Cast : Kim Soo Hyun, Lee Taemin, Lee Sungyeol, Kim Ji Won, Krystal Jung,
Bae Suzy, Choi Sulli, Jung Eunji, Kim Sae Ron, Cho Kyuhyun, Kim Hyun Joong, Kim
Haneul, Park Jiyeon, Kim Jae Joong, Kim Dasom, Bang Minah, Lee Sungjong, Lee
Sunggyu, Nam Woohyun
Part 1 Part 2 Part 3 Part 4 Part 5 Part 6 Part 7 Part 8 Part 9 Part 10 Part 11 Part 12 Part 13 Part 14 Part 15 Part 16 Part 17 Part 18 Part 19 Part 20 Part 21 Part 22 Part 23 Part 24
Preview
Myungsoo
berlari untuk keluar dari rumah sakit. Haeryung sedang jalan di trotoar dan
teringatkan akan ajakan Myungsoo untuk melarikan diri bersamanya. Namun, dia
menolaknya karena baginya ada yang lebih penting dibandingkan dengan Myungsoo.
Dia tiba-tiba menghentikan langkahnya lalu berbalik dan berlari menuju rumah sakit
lagi. Baginya yang lebih penting adalah Myungsoo saat ini.
Myungsoo
berdiri didepan zebra cross. Dia
melihat kearah seberang dan melihat Haeryung ada disana. Dia merasa lega dan
tersenyum kearah Haeryung. Tanpa diduga, Haeryung melihat Myungsoo juga di
seberang jalan. Kini lampu telah berubah warna dan semua orang mulai
menyeberang. Mereka saling berjalan sambil menatap satu sama lain dan
tersenyum. Tiba-tiba Myungsoo melihat Soo Hyun yang sedang berjalan dengan
cepat kearah Haeryung. Dia pun menjadi panik dan langsung berlari kearah
Haeryung. Dia memeluk dan memutar tubuh Haeryung hingga Soo Hyun menikam
tubuhnya. Dia terdiam dan menduga bahwa instingnya selama ini benar. Soo Hyun
memang berniat mencelakai Haeryung. Soo Hyun terlihat kesal karena rencananya
gagal lalu pergi dan menghilang ditengah kerumunan orang.
Haeryung
tidak menyadari yang terjadi dan mengira Myungsoo memeluknya karena luapan
emosi. Dia menangis hingga lampu berubah menjadi merah lagi. Mereka masih ada
ditengah jalan. Myungsoo memeluk Haeryung semakin erat. Mereka berjalan kearah
taman lalu duduk dibangku taman. Myungsoo menahan luka dipinggangnya karena dia
tidak ingin Haeryung mengetahuinya.
Next
“
Dokter pasti mencemaskanku karena aku keluar dari rumah sakit tanpa ijin. Aku
merasa lelah sekali. Jika ada yang ingin kau katakan, maka katakan besok pagi
saja.” Kata Myungsoo sambil tersenyum.
“
Besok pagi?” Tanya Haeryung untuk memastikan.
“
Nde, besok pagi. Katakan padaku besok pagi. Ada banyak hal yang ingin ku
katakan padamu. Aku akan mengatakan semuanya padamu besok pagi.” Kata Myungsoo.
“
Geure. Kita akan bicara besok pagi.” Kata Haeryung sambil menganggukkan
kepalanya.
“
Aku akan mengantarmu hingga taksi datang.” Kata Myungsoo lalu mereka berdiri
dan berjalan menuju arah jalan raya.
“
Ada satu hal yang ingin ku tanyakan padamu? Mengapa kau tidak menghindari
mobilku saat di terowongan itu? Kau pasti bisa menghindarinya, bukan? Lalu
mengapa kau tidak menghindarinya?” Tanya Haeryung disela jalan mereka.
“
Aku tidak mengetahui alasannya. Aku tidak ingat. Taksi sudah datang. Sebaiknya
kau masuk sekarang. Aku akan menjawab pertanyaanmu ini besok pagi saja. Aku
akan mencari tahu alasanku saat itu dengan sungguh-sungguh.” Kata Myungsoo.
Haeryung
menganggukan kepalanya lalu berjalan kearah taksi. Namun saat dia akan memegang
gagang pintu taksi, dia berbalik dan mencium bibir Myungsoo dengan singkat. Beberapa
detik kemudian, dia melepaskan ciumannya. Dia tersenyum pada Myungsoo.
Begitupun dengan Myungsoo membalas senyuman darinya.
“
Aku akan menemuimu besok. Aku berjanji akan datang kesini besok pagi-pagi
sekali. Aku juga mempunyai satu hal untuk berterima kasih pada Ji Won. Aku bisa
bertemu denganmu berkat dirinya.” Kata Haeryung sedangkan Myungsoo menganggukan
kepalanya.
Haeryung
berjalan menuju taksi dan masuk ke taksi. Myungsoo tersenyum sambil melambaikan
tangannya. Dia masih menunggu hingga taksi itu pergi dan semakin jauh dari
pandangannya. Setelah itu, dia melihat kearah tangannya. Dia melihat banyak
darah yang keluar dari tubuhnya. Dia berjalan ke rumah sakit dengan susah payah
sambil menahan luka di pinggangnya. Dia terjatuh ke tanah. Dia berusaha untuk
berdiri, namun selalu gagal.
“ Haeryung bertanya padaku. Mengapa
aku tidak menghindari mobilnya di terowongan saat itu? Meskipun aku mengatakan
padanya bahwa aku tidak bisa mengingatnya. Sebenarnya aku mengingat alasan itu
dengan jelas. Dalam pikiranku saat itu adalah aku benar-benar lelah dengan
dunia ini, hidupku saat ini, meskipun akan berakhir seperti itu, tidak akan
jauh berbeda. Aku ingin bertemu dengannya lagi di kehidupan mendatang. Geunde,
seperti orang biasa yang sedang jatuh cinta. Aku ingin seperti orang biasa dan
ingin mengalami cinta biasa saat waktunya tiba. Aku ingin memulai semuanya dari
awal lagi. Itu yang ku minta padamu, Tuhan.” Pikir Myungsoo.
Myungsoo
berusaha bertahan. Namun, nafasnya mulai melambat dan hanya terbaring diam di
tanah hingga memejamkan matanya. Sementara itu, Ji Won duduk didepan cermin. Dia membulatkan
tekadnya. Dia menelepon kantor. Setelah itu, dia pergi ke kantor polisi seorang
diri.
“ Joneun Kim Ji Won imnida. Saya mengaku bahwa saya sudah
merayu Kim Soo Hyun untuk membantu saya dan mengancamnya. Soo Hyun hanya
bertindak atas peritah saya. Saya yang mengakibatkan kematian presdir Na dan
kecelakaan Lee Taemin. Saya mempunyai pengakuan tambahan. Tujuh tahun lalu, ada
kasus pembunuhan yang berhubungan dengan grup Hae San. Sebenarnya saya adalah
pembunuh sebenarnya. Saya ingin selamat waktu itu hingga membuat Kim Myungsoo
menjadi kambing hitam.” Jelas Ji Won sedangkan polisi itu menghentikan
pengetikan laporannya.
“ Apakah tidak apa-apa anda bicara seperti ini tanpa
didampingi oleh pengacara?” Tanya polisi itu tak percaya.
“ Nde. Cepat catat semuanya! Sebelum saya mengubah pikiran
saya, jebal!” Pinta Ji Won.
LIMA TAHUN KEMUDIAN !!!
Seorang anak laki-laki kecil sedang memperkenalkan dirinya
didepan kamera video. Dia memakai dua bahasa yaitu bahasa Korea dan Inggris.
“ Hallo, everybody! Joneun Kim Sungjong imnida. Nama ayah
saya adalah Kim Sungyeol. Nama ibu saya adalah Choi Sulli.” Kata Sungjong.
“ Cut! Nama ibu adalah Jeon Ji Yeon.” Kata Sulli sambil
menghentikan rekamannya.
“ Shirreo. Aku tidak ingin berbohong. Bukankah omma harus
membangunkan appa untuk mengantarku berangkat sekolah?” Kata Sungjong.
Sulli pun bergegas lari ke kamarnya untuk membangunkan
Sungyeol. Mereka masih tinggal di rumah lama Myungsoo. Sungyeol sedang tidur di
ruang tamu. Sulli berusaha untuk membangunkan Sungyeol. Namun, Sungyeol meminta
sebuah ciuman dari Sulli sambil tersenyum. Akhirnya Sulli mencium bibir
Sungyeol dengan terpaksa. Setelah itu, Sungyeol terbangun lalu mengantarkan
Sungjong ke sekolahnya.
Setelah mengantarkan Sungjong, dia pergi ke restoran ayam
goreng yang dikelola oleh Jae Joong. Dia memesan 30 kotak ayam untuk rekan
sekantornya. Tiba-tiba Suzy datang. Dia pun memberikan salam pada Suzy. Suzy
mengembalikan surat cinta dari Jae Joong dengan kesal.
“ Aku sudah mengatakan padamu berkali-kali. Jangan mengirim
surat seperti ini lagi padaku!” Kesal Suzy.
“ Itu… Aku sedang mabuk saat mengirimnya.” Elak Jae Joong.
“ Surat apa itu, hyung?” Tanya Sungyeol dengan penasaran.
“ Love Letta.”
Jawab Jae Joong.
“ Mwo? Love Letta? Love Letter! Apakah kau tidak mengetahui
namaku? Bahkan kau tidak bisa mengeja namaku dengan benar.” Protes Suzy.
“ Arra, Suzy-a. Nde, aku memang tidak pintar. Aku akan
membuangnya saja.” Kata Jae Joong sambil mengambil surat itu.
“ Mengapa kau ingin membuangnya? Shirreo. Berikan padaku!”
Tolak Suzy.
Mereka saling berebutan surat itu sedangkan Sungyeol tertawa
dengan kerasnya. Disisi lain, Soo Hyun meninggalkan penjara. Dia melihat mobil
Ji Won sedang menunggunya didepan penjara. Dia menghampirinya dan melihat Ji
Won sedang tidur didalam mobil. Dia memutuskan untuk pergi dan tidak membangunkan
Ji Won. Ji Won terbangun dari tidurnya dan melihat Soo Hyun berjalan semakin
menjauh. Dia bergegas keluar dari mobil dan hendak mengejar Soo Hyun. Namun,
Taemin menahan tangannya.
“ Biarkan saja! Ini bukanlah keputusan yang mudah baginya.
Kapan kau bebas?” Tanya Taemin.
“ Beberapa bulan yang lalu.” Jawab Ji Won.
“ Apakah kau belum bertemu dengan Haeryung?” Tanya Taemin.
“
Aku merasa bahwa Haeryung belum bisa memaafkanku.” Jawab Ji Won.
“
Bagaimana bila perkataanmu ini salah?” Tanya Taemin.
“
Jika kau bertemu dengannya, maka katakan padanya bahwa aku sangat berterima
kasih padanya.” Kata Ji Won tanpa melihat Taemin.
“
Apa yang kau pikirkan sekarang?” Tanya Taemin sambil mengikuti arah tatapan
mata Ji Won.
“
Apakah aku bisa mendaki gunung itu sendirian?” Tanya Ji Won sambil menunjukan
arah gunung itu sedangkan Taemin menanggapinya dengan tersenyum.
Haeryung
keluar dari ruang rapat. Tiba-tiba Suzy menghampirinya dan melaporkan bahwa
presdir Kim dari grup Royal ingin bertemu dengannya hari ini. Dia hanya menggerutu
kesal karena pertemuannya yang mendadak itu.
“
Taemin, eodi?” Tanya Haeryung.
“
Dia keluar dari kantor sejak makan siang. Dia belum kembali ke kantor hingga
sekarang.” Jawab Suzy.
“
Aish jinja. Mengapa dia selalu menghilang disaat aku membutuhkannya? Kajja,
kita pergi sekarang!” Ajak Haeryung dengan kesal.
Mereka
pergi ke restoran. Setibanya disana, mereka menanyakan keberadaan presdir Kim
dari grup Royal pada pelayan restoran. Pelayan itu mengantarkan mereka hingga
depan kamar khusus untuk pertemuan antara presdir Na dari grup Hae San dan
presdir Kim dari grup Royal. Pelayan itu membukakan pintu kamar. Haeryung
membelalakan matanya tak percaya ketika melihat Myungsoo duduk diantara dua
wanita cantik. Begitupun dengan Suzy. Myungsoo yang melihat kedatangan mereka
tersenyum tanpa merasa bersalah dan mempersilahkan mereka masuk. Namun, Haeryung
menyuruh Suzy untuk menunggunya diluar saja.
“
Mengapa oppa menyuruhnya masuk?” Tanya Dasom dengan aegyonya pada Myungsoo.
“
Dia adalah tamuku.” Jawab Myungsoo.
“
Apakah kita bisa mulai pertemuan ini?” Tanya Haeryung.
“
Ku dengar bahwa kau lulusan dari Universitas di AS. Apakah itu adalah benar?”
Tanya Minah.
“
Nde. Aku sempat drop out dari
Universitas disini dan harus dioperasi karena sakit parah. Geunde, aku bisa
kuliah di AS berkat bantuan dari nae chingu.” Jawab Myungsoo sedangkan Haeryung
merasa kesal karena merasa diabaikan.
“
Tidak heran bahwa kau bisa mendirikan perusahaan grup Royal bahkan berkembang
pesat seperti sekarang ini.” Kata Minah.
“
Aku merasa bahwa perusahaan yang ku dirikan ini sangat tepat dan banyak yeoja
cantik.” Kata Myungsoo sambil tersenyum.
“
Bukankah aku adalah yeoja cantik itu?” Tanya Haeryung dengan percaya diri
sambil menunjuk dirinya sendiri.
“
Apakah dia termasuk salah satu dari para yeoja cantik itu?” Tanya Dasom
sedangkan Myungsoo mengamati Haeryung.
“
Aku tidak yakin soal itu.” Jawab Myungsoo sedangkan Haeryung merasa lebih kesal
lagi.
“
Bukankah kau kehilangan ingatanmu? Mengapa kau bisa menjadi penguasa sukses
seperti ini?” Tanya Minah dengan penasaran.
“
Aku memang kehilangan ingatanku setelah operasi. Geunde, kehilangan ingatan dan
kemampuan untuk belajar itu berbeda. Aku hanya tidak bisa mengingat wajah orang
baik orang yang ku kenal dulu maupun orang yang dulu ku cintai.” Jawab
Myungsoo.
“
Saya merasa bahwa pertemuan kita cukup sampai disini saja untuk hari ini. Saya
berharap bahwa anda dapat mengatur pertemuan kita kembali dengan baik. Kalau
begitu, saya permisi dulu. Annyeonghi-gyeseyo.” Pamit Haeryung sambil menahan
emosinya.
“
Ah, nde. Jeongmal mianhae. Annyeonghi-gyeseyo.” Balas Myungsoo sambil tersenyum
lalu Haeryung keluar dari kamar itu.
“
Aish jinja. Seharusnya aku tidak datang kemari? Apakah dia menganggap bahwa
bisnis adalah sebuah permainan? Dia menyuruhku kesini untuk membicarakan
kerjasama perusahaan kami. Geunde, dia mengajak kedua yeoja jalang itu
bersamanya. Apakah ini masuk akal, Suzy-a? Aku ingin sekali berteriak padanya
bahwa akulah yang membiayai kuliahnya di AS. Aish… Seharusnya aku menyuruh
Sungyeol untuk mengatakan padanya saat itu. Mengapa dia masih memiliki sifat
brengseknya? Padahal dia sudah kehilangan ingatannya.” Gerutu Haeryung pada
Suzy.
“
Sudahlah, presdir. Dia sedang hilang ingatan. Anda harus lebih mengerti dirinya.”
Kata Suzy untuk menenangkan.
“
Nde. Kau benar. Kajja, kita pergi dari sini.” Ajak Haeryung.
Mereka
kembali ke Hae San. Haeryung masuk ke ruangan kerjanya untuk menandatangani
beberapa berkas. Akhirnya waktu pulang pun telah tiba. Dia membereskan semua
pekerjaannya lalu keluar dari kantor. Dia pergi ke café untuk membeli teh. Saat
dia masuk ke café, dia melihat Myungsoo sedang duduk disudut café sambil
membaca Koran. Dia berbegas duduk di kursi agak berjauhan dengan Myungsoo. Dia
mengeluarkan kamera digital dari tas miliknya. Dia memotret Myungsoo secara
diam-diam. Saat dia sedang menikmati memotret Myungsoo, dia melihat Myungsoo
sedang melihat kearahnya melalui layar kamera miliknya. Dia langsung
menghentikan kegiatannya. Myungsoo menghela nafasnya lalu melambaikan tangannya
agar menyuruhnya untuk menghampiri Myungsoo. Namun, dia menggelengkan kepalanya
sebagai tanda menolaknya. Akhirnya Myungsoo menghampiri Haeryung dengan
terpaksa.
“
Ige mwoya? Apakah kau seorang paparazzi?” Tanya Myungsoo sambil mengambil
kamera Haeryung.
“
Kurang lebih.” Jawab Haeryung.
“
Apakah kau tertarik padaku?” Tanya Myungsoo setelah memeriksa kamera Haeryung
yang ternyata penuh dengan fotonya.
“
Nde. Namja tampan memang tipe idealku. Aku bisa dengan mudah terpengaruh secara
emosional.” Jawab Haeryung.
“
Sejak kapan kau menyukaiku?” Tanya Myungsoo.
“
Sejak beberapa waktu yang lalu.” Jawab Haeryung.
“
Beberapa waktu? Kapan?” Tanya Myungsoo untuk memastikan.
“
Jangan ditanyakan lagi! Meskipun kau menyukainya atau tidak, aku sudah merasa
malu sekarang.” Jawab Haeryung lalu Myungsoo mengembalikan kamera itu pada Haeryung.
Myungsoo
meninggalkan Haeryung yang masih menahan rasa malunya lalu keluar dari café
sambil tersenyum. Myungsoo pergi ke rumah Haeryung sambil menatapnya.
“ Aku ingin bertemu dengannya lagi di
kehidupan mendatang. Geunde, seperti orang biasa yang sedang jatuh cinta. Aku
ingin seperti orang biasa dan ingin mengalami cinta biasa saat waktunya tiba. Orang
seperti apa dia itu. Aku akan bertanya pada orang yang mengenalnya. Aku ingin
membuatnya terkesan. Aku akan pergi ke tempat yang sering dilaluinya dan
menunggunya sepanjang hari. Aku ingin memulai semuanya dari awal lagi. Itu yang
ku minta padamu, Tuhan.” Pikir Myungsoo.
Setelah
itu, dia berjalan kearah taman lalu duduk disalah satu bangku itu sambil
menunggu Haeryung melewatinya. Beberapa menit kemudian, dia melihat Haeryung
berjalan kearahnya. Namun, dia berpura-pura tidak melihat Haeryung. Begitupun dengan
Haeryung yang berpura-pura tidak melihatnya hingga melewatinya. Namun, Haeryung
menghentikan langkahnya lalu berbalik. Haeryung berjalan kearahnya lalu duduk
disampingnya. Mereka merasa cangung untuk beberapa lama.
“ Aku ingin mengatakan padanya bahwa
aku merindukannya dan memikirkannya. Aku merasa gembira dan bersyukur. Aku
ingin berkencan seperti orang lain. Aku merasa bahwa aku memang mendoakan itu.”
Pikir Myungsoo sambil menatap Haeryung.
Myungsoo
mengeluarkan kotak kecil dari saku jas miliknya lalu memberikannya pada Haeryung.
Haeryung mengambil kotak itu dan membukanya. Ternyata isinya adalah sebuah
cincin. Cincin yang pernah dibeli oleh Myungsoo sebelum operasi. Haeryung
terkejut bukan main dan menolah kearah Myungsoo.
“ Itu adalah sinar mata Myungsoo yang
dulu.” Pikir Haeryung sambil menatap Myungsoo.
“ Dan aku berdoa sekali lagi pada
Tuhan, terima kasih. Aku sangat bahagia sekarang.” Pikir Myungsoo sambil
menatap Haeryung.
“
Apakah kau ingin melamarku?” Tanya Haeryung.
“
Nde. Apakah kau bersedia menjadi pendamping hidupku?” Tanya Myungsoo.
“
Geunde, kau masih belum mengingatku.” Jawab Haeryung.
Myungsoo menghampiri Haeryung
lebih dekat lagi. Dia tersenyum sambil membelai wajah Haeryung. Dia memegang
bahu lalu memeluk Haeryung dengan erat.
“
Aku pernah bermimpi. Dalam mimpiku selalu muncul dirimu. Kau pernah mengajakku
untuk menikah bahkan kau telah memilih gaun pengantin dan merencanakan
kehidupan keluarga kecil bersamaku. Aku melihat wajahmu penuh dengan kebahagian
saat itu. Aku pun melihat raut wajahku sendiri penuh dengan kebahagian seperti
dirimu. Geunde, pernikahan kita batal karena suatu hal. Apakah kau mengetahui
hal itu?” Tanya Myungsoo dibalik pelukannya.
“
Itu bukanlah sebuah mimpi. Geunde, itu adalah serpihan kehidupan kita di masa
lalu sebelum kau kehilangan ingatanmu. Pernikahan kita batal karena aku ingin
membalas dendam padamu.” Jawab Haeryung lalu Myungsoo melepaskan pelukannya.
“
Wae?” Tanya Myungsoo tak mengerti.
“
Suatu saat nanti kau akan mengetahuinya. Apakah kau tetap akan melamarku
setelah mengetahui bahwa aku pernah memiliki dendam padamu?” Tanya Haeryung.
“
Aku pernah mengatakan padamu bahwa aku tidak akan pernah melepaskanmu ketika
kau datang dalam pelukanku lagi. Tidak peduli apapun yang terjadi. Aku pernah
mengatakan hal itu dalam mimpiku itu. Jadi, aku merasa yakin dengan keputusanku
kali ini. Aku akan menikah denganmu, meskipun ingatanku belum kembali. Aku
masih menyimpan foto kita yang pernah kau tinggalkan di rumah lamaku bahkan aku
menemukan kotak cincin itu di laci meja kamarku. Dalam cincin itu terukir
namamu. Aku tidak akan melepaskanmu, meskipun ingatanku telah kembali dan mengetahui
alasanmu balas dendam padaku. Sejak pertama kali aku bertemu denganmu, hatiku
mengatakan bahwa kau adalah yeoja yang ku cintai di masa lalu. Jeongmal mianhae
karena telah membuatmu menungguku terlalu lama. Apakah kau tetap bersedia
menerima lamaranku ini?” Tanya Myungsoo sambil memegang kedua tangan Haeryung.
“
Apakah kau yakin? Apakah kau tidak ingin menunggu hingga ingatanmu kembali?”
Tanya Haeryung.
“
Nde.” Jawab Myungsoo.
“
Sebenarnya hati orang itu susah untuk ditebak. Kau tidak akan pernah
mengetahuinya. Mungkin saja ada yeoja yang lebih menarik dariku yang
menunggumu, ketika ingatanmu kembali.” Kata Haeryung.
“
Aku tetap tidak akan pergi padanya. Aku tidak akan berpaling darimu karena aku
percaya pada hatiku sendiri.” Kata Myungsoo.
“
Itu adalah perkataanku di masa lalu, namja babo. Mengapa kau meniru
perkataanku?” Tanya Haeryung tak terima.
“
Aku melakukannya untuk membuktikan mimpiku ternyata mimpiku itu adalah benar.
Kau adalah yeoja yang ku cintai selama ini. Apakah kau bersedia menikah
denganku, Haeryung-a?” Tanya Myungsoo.
Haeryung
menganggukan kepalanya sebagai tanda menerima lamaran Myungsoo sambil menitikan
air matanya karena tak kuasa menahan rasa harunya. Detik itu juga, Myungsoo memasangkan
cincin itu pada jari manis Haeryung. Haeryung menangis hingga tersedu-sedu.
Myungsoo menghapus air mata di wajah Haeryung dengan jari tangannya lalu memeluk
Haeryung dengan erat. Akhirnya Haeryung berhenti menangis. Mereka saling
tersenyum bahagia dibalik pelukan mereka. Tanpa mereka sadari, daun pohon
berguguran hingga menambah kesan yang menarik untuk moment kebahagian mereka. Mereka terus berpelukan hingga
mengabaikan setiap orang yang menatap kearah mereka seakan-akan dunia hanya
milik mereka berdua saja.
END !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar